bab 3
DESCRIPTION
hasilTRANSCRIPT
20
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris yaitu
penelitian yang dilakukan di laboratorium dengan perlakuan berupa aktivitas
berenang terhadap tikus wistar jantan (Pratiknya, 2003).
3.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest
control group design, yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi setelah
perlakuan diberikan (Pratiknya, 2003).
3.3 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember dan Laboratorium Ilmu Bahan dan Material Fakultas Teknik
Industri ITS Surabaya pada bulan Desember 2012-Januari 2013.
3.4 Identifikasi Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik berenang.
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalahkekuatan impak tulangfemur tikus
wistar jantan
3.4.3 Variabel Terkendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tempat dan cara pemeliharaan tikus.
b. Prosedur pengukuran kekuatan impak
c. Lama berenang
21
3.5 Definisi Operasional Variabel
3.5.1 Berenang
Berenang adalah salah satu aktivitas fisik tanpa gaya gravitasi bumi yang
gerakannya dilakukan di dalam air. Tikus berenang sekuat tenaga dengan kepala
dan kedua tungkai depan berada di atas permukaan air. Pada penelitian ini
aktivitas yang dilakukan adalah dengan melakukan latihan berenang selama 30
menit yang terdiri dari 6 periode, masing-masing 5 menit dengan masa istirahat 15
menit.
3.5.2 Tulang Femur
Tulang Femur adalahsalah satu bagian tulang panjang yang terletak
diantara panggul dan lutut. Tulang femur yang digunakan dalam penelitian adalah
pada bagian batang (corpus femoralis) tulang femur tikus wistar jantan.
3.5.3 Kekuatan Impak Tulang
Kekuatan impak tulang adalah besarnya kekuatan tulang untuk menahan
fraktur ketika diberi benturan tiba-tiba menggunakan modified Charpy impact
tester.
3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Populasi penelitian adalah tikus putih jantan galur wistar (Rattus
norvegicus).
3.6.2 Sampel
a. Pengelompokan sampel.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode
simple random sampling, yang berarti tiap anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk masuk kedalam kelompok penelitian (Tjokronegoro dan
Sudarso, 1999).
b. Kriteria sampel.
Kriteria sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1) Tikus putih (Rattus norvegicus L) galur Wistar kelamin jantan
2) Usia ± 4 minggu, karena dapat dikatakan tidak tergantung pada induknya
22
3) Berat badan berkisar ± 75-100 gram
4) Dalam keadaan sehat, yaitu pathogen free dan tidak ada gangguan organ
tubuh.
c. Besar sampel.
Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan
rumus sebagai berikut (Steel danTorrie, 1995) :
N=(Z α+Z ß)2 σρ2
σρ 2
Keterangan :
N = Besar sampel minimal.Zα = batas atas nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas
atas kemaknaan (1,96).Zß = batas bawah nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk
batas bawah kemaknaan (0,85).σρ2 = diasumsikan σρ2 = δ 2
ß = 0,20
Perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
N=(Z α+Z ß)2 σρ2
σρ 2
N=(1,96+0,852)2 σρ 2
δ 2
N = (1,96 + 0,85)2N = 7,8961 ≈ 8
Berdasarkan perhitungan rumus didapatkan jumlah sampel sebesar8.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
3.7.1 Alat Penelitian
a. Alat untuk perlakuan hewan uji
23
1. Kandang yang terbuat dari plastik berukuran 100 x 50 x 40 cm;
2. Tempat makan dan minum tikus;
3. Timbangan untuk menimbang tikus (neraca Ohaus, Germany);.
4. Sarung tangan (Everglove) dan masker (Diapro);
5. Wadah untuk tempat berenang (100x40x40 cm);
6. Scalpel
7. Stopwatch
8. Tisu (Nice)
b. Alat untuk perlakuan tulang panjang hewan coba :
1. Modified Charpy impact tester
2. kaliper (jangka sorong)
3.7.2 Bahan Penelitian
a. Bahan untuk perlakuan hewan uji.
1. Makanan standart tikus (Turbo, Indonesia).
2. Minuman tikus putih yaitu, air PDAM tanpa pengolahan.
b. Bahan perlakuan tulang hewan coba:
Larutan formalin untuk mengawetkan tulang.
3.8 Prosedur Penelitian
3.8.1 Persiapan Hewan Coba
a. Memilih hewan uji (tikus wistar jantan) sejumlah 8 ekor, sesuai kriteria
sampel;
b. Melakukan penimbangan berat badan pada semua tikus, dengan berat
badan antara 75-150 gram;
c. Menyiapkan kandang tikus lengkap dengan tutupnya;
d. Tikus diadaptasikan dengan lingkungan kandang di Laboratorium
Biomedik bagian Fisiologi FKG Universitas Jember selama 7 hari.
3.8.2 Tahap Perlakuan
1. sebanyak 16 ekor tikus putih dibagi menjadi dua kelompok.
i. Kelompok I (K. I) tidak melakukan aktivitas sebagai kontrol.
24
ii. Kelompok II (K. II) melakukan aktivitas berenang sebagai kelompok
perlakuan.
2. Dilakukan penimbangan berat badan awal tikus setiap kelompok.
3. Masing-masing kelompok diberi perlakuan selama 7 minggu, karena
penelitian sebelumnya menunjukkan terjadinya peningkatan terhadap
kandungan mineral tulang (Fathoni et al., 2007; Iwamoto et al., 2004
dalam Nasution, 2011).
4. Kelompok II melakukan aktivitas fisik (berenang) dua hari sekali
masing- masing dengan durasi 30 menit yang dibagi menjadi 6 periode,
masing-masing 5 menit dengan masa istirahat 15 menit ( Ikrar, 2006 ).
5. Setelah seluruh perlakuan selesai pada hari ke-49, tikus didislokasi.
Apabila tikus telah benar-benar mati, maka dilakukan pembedahan dan
pengambilan sampel tulang femur kanan.
6. Sebelum pengukuran, terlebih dahulu sampel dimasukkan dalam larutan
formalin.
3.8.3 Uji Kekuatan Impak Tulang Femur Kaki Tikus
1. Spesimen diukur dimensinya dengan kaliper atau jangka sorong, kemudian
catat pada tabel.
2. Test piece diletakkan pada landasan (anvil) pada posisi mendatar, takik
atau notch harus diletakkan tepat pada bagian tengah spesimen. Arah
notch menghadap ke arah yang searah dengan datangnya bandul.
3. Bandul atau beban dinaikkan setinggi h atau sebesar sudut
4. Posisi awal jarum diatur dan penunjuk skala awal pada posisi nol,
kemudian bandul dilepas
5. Setelah memukul test piece, bandul masih akan terayun setinggi h1 atau
sebesar sudut ß. Amati dan catat dalam tabel.
6. Energi yang digunakan untuk mematahkan test piece dapat dilihat pada
jarum skala penunjuk dan dicatat dalam hasil pengamatan. Menurut teori,
energi ini juga dapat dihitung berdasarkan rumus. Ada energi yang hilang
karena faktor-faktor di sekeliling mesin. Dalam percobaan diperkirakan
0,2 kgm (▲E).
25
7. hitung kekuatan impak dari test piece berdasarkan hasil bagi total energi
untuk mematahkan test piece dengan luas penampang dari bagian yang
tertakik.
Rumus Kekuatan Impak :
IS=W £ (cos ß−cosα )
A
IS=mg £ (cos ß−cosα )
A
Keterangan:ß = sudut awalα = sudut akhirA= Luas penampang spesimen uji (mm2)£= panjang lengan alat (m)m = massa bandul (kg)g = gaya grafitasi bumi = 9,8 m/s2
W = berat bandul (N)IS = kekuatan impak (J)(Yuwono, 2009)