bab 3 analisis perusahaan 3.1 gambaran umum …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2010-1-00833-ka bab...
TRANSCRIPT
52
BAB 3
ANALISIS PERUSAHAAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
Airlines adalah perusahaan penerbangan yang kegiatannya
menghubungkan dua tempat tertentu atau lebih tinggi dengan menggunakan pesawat
udara. Pada perkembangan sekarang ini, banyak menjamur perusahaan-perusahaan
penerbangan dalam negeri mau pun perusahaan penerbangan asing, yang dikelola
oleh pemerintah maupun swasta. Di mana setiap perusahaan penerbangan tersebut
masing-masing ingin berusaha mendapatkan pangsa pasar di Indonesia baik
domestik mau pun internasional. Dengan melayani rute-rute domestik maupun
internasional sehingga persaingan yang besar dalam bisnis airlines domestik
maupun internasional tidak dapat dihindari.
Perusahaan penerbangan merupakan salah satu industri perusahaan yang
padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya. Dengan ilmu dan teknologi
yang semakin tinggi, sumber daya manusia pun harus disesuaikan dan ditingkatkan
kualitasnya. Tanpa sumber daya yang berkualitas, tentu saja teknologi yang ada
akan sia-sia, begitu pula sebaliknya.
PT. Merpati Nusantara Airlines sebagai Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) merupakan salah satu perusahaan penerbangan yang diberikan
kepercayaan oleh pemerintah sebagai perusahaan penerbangan yang melayani jalur-
53
jalur perintis di Tanah Air. Oleh karena itu, PT. Merpati Nusantara Airlines sering
kita kenal sekarang ini dengan sebutan Airbridge of Indonesia atau sebagai
Perusahaan Penerbangan Perintis Indonesia.
Berbagai upaya dan strategi telah dan sedang digalakkan untuk mendukung
komitmen tersebut, di antaranya adalah program restrukturisasi. Program ini
meliputi berbagai peningkatan di bidang kemampuan perolehan laba, efisiensi, dan
efektifitas sumber daya manusia, serta daya saing yang berkesinambungan.
3.1.1 Sejarah PT. Merpati Nusantara Airlines
P.N. Merpati didirikan berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 19
Tahun 1962 yang merupakan tonggak sejarah perkembangan angkutan udara
di Tanah Air. Pada bulan November 1958, Perdana Menteri Indonesia Ir. H.
Djuanda secara resmi membuka "Jembatan Udara Kalimantan". Pada
perkembangannya, "Jembatan Udara Kalimantan" ini terbukti telah maju
dengan pesat. Kenyataan tersebut telah mendasari keputusan perlunya untuk
dibentuk suatu perusahaan negara di bidang jasa transportasi udara antar
daerah di Indonesia. Maka, sejak 6 September 1962, secara resmi berdirilah
P.N. Merpati.
Tugas utama P.N. Merpati Nusantara adalah menyelenggarakan
perhubungan udara di daerah-daerah dan penerbangan serba guna, serta
54
memajukan segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan udara dalam arti
seluas-luasnya. Aset pertama perusahaan terdiri dari : empat pesawat De
Havilland Otter DHC-3 dan dua Dakota DC-3 milik AURI. Dengan modal
awal ini, P.N. Merpati Nusantara berusaha keras untuk ikut serta membangun
perekonomian nasional dalam bidang perhubungan udara dengan
mengutamakan kepentingan rakyat.
Pada awal tahun 1963, ketika Irian Jaya diserahkan oleh pemerintah
Belanda kepada Pemerintah Indonesia, NV. De Kroonduif yang merupakan
perusahaan penerbangan Belanda di Irian Jaya ikut pula diserahkan kepada
Garuda Indonesia Airways, termasuk enam pesawat, yang terdiri dari tiga
buah Dakota DC-3, dua Twin Pioneer dan sebuah Beaver. Karena Garuda
lebih memusatkan perhatian pada pengembangan usahanya sebagai flag
carrier, maka semua konsesi penerbangan dan fasilitas teknisnya di Irian Jaya
dilimpahkan kepada Merpati. Pada tahun yang sama, Merpati memperluas
jaringan operasinya dengan menghubungkan Jakarta-Semarang, Jakarta-
Tanjung Karang dan Palangkaraya-Balikpapan di samping membuka rute baru
di Irian Jaya.
Pada tahun 1969, Merpati dibagi dalam dua daerah operasi, yakni
Operasi MIB (Merpati Irian Barat) dan MOB (Merpati Operasi Barat), yang
mencakup Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sejalan dengan
itu, Merpati pun memasuki babak baru dengan berganti nama menjadi Merpati
Nusantara Airlines (MNA). Bagaikan tuah keberuntungan, sejak saat itu MNA
55
menjadi nama yang begitu mengena di hati masyarakat luas. Mulai tahun
1970, Merpati tidak hanya mampu mengembangkan operasinya dengan
menerbangi rute-rute jarak pendek, melainkan juga rute-rute jarak menengah
dan jauh. Perluasan operasi ini berhasil dengan baik. Merpati mulai melayani
Penerbangan Regional (lintas batas) yakni rute Pontianak-Kuching dan
Palembang-Singapura, juga Kupang-Darwin. Pada tahun 1974, Penerbangan
Perintis yang disubsidi pemerintah secara resmi diserahkan pula kepada
Merpati.
Sederet keberhasilan dan prestasi Merpati ternyata berbuah
kepercayaan. Peran positif Merpati sebagai moda transportasi udara, yang
didukung kemantapan manajemen dan keuangan, mendorong pemerintah
untuk menjadikan merpati sebagai perusahaan perseroan (PT). Berdasarkan
peraturan pemerintah nomor 70 tahun 1971, status perusahaan merpati diubah
menjadi PT Merpati Nusantara Airlines, terhitung sejak 6 September 1975.
Tahun 1975-1978, Merpati merintis operasi berskala lebih besar
dengan mengambil bagian dalam penerbangan haji dan penerbangan
transmigrasi. Di samping itu merpati juga membantu pengembangan
pariwisata dengan melakukan penerbangan borongan internasional (charter
flight), misalnya Manila - Denpasar pp, mengunakan pesawat BAC-111, dan
Los Angeles-Depasar PP, memakai Boeing 707.
56
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 30 tahun 1978, pemerintah
memutuskan untuk mengalihkan penguasaan modal negara di PT. Merpati
Nusantara Airlines ke PT. Garuda Indonesia Airways (GIA). Dengan
pengalihan ini, Merpati sebagai anak perusahaan PT. GIA, diserahi tugas
melayani penerbangan perintis, penerbangan lintas batas, penerbangan
transmigrasi, penerbangan borongan domestik dan internasional, serta
kegiatan lainnya.
Tugas yang diemban Merpati tentunya perlu mendapat dukungan
fasilitas yang memadai. Salah satunya adalah bengkel perawatan pesawat
terbang (workshop) di bandara Hasanuddin Ujungpandang , yang diresmikan
pada tanggal 8 Oktober 1979. Sejalan dengan perkembangan perusahaan,
perawatan fasilitas pesawat yang ada di Ujung Pandang dipindahkan ke
Surabaya. Pada tahun 1991, diresmikanlah pusat perawatan pesawat (Merpati
Maintenance Facility) di Bandara Juanda, Surabaya, sebagai salah satu
fasilitas perawatan pesawat terbesar di Asia Tenggara, untuk kelas propeller
(pesawat baling-baling).
Era penerbangan internasional dirasakan oleh Merpati sebagai
tuntutan kebutuhan yang kian mendesak. Maka, pada bulan Agustus 1996,
Merpati membuka rute international Jakarta-Melbourne. Dengan
perkembangan seperti ini, adalah wajar jika kemudian pemerintah menetapkan
PT. Merpati Nusantara Airlines terpisah dari induknya, Garuda Indonesia, dan
menjadi perseroan terbatas yang mandiri di bawah naungan Departemen
57
Perhubungan. Pemisahan ini ditetapkan dengan peraturan pemerintah nomor
10 Tahun 1997, tertanggal 29 April 1997.
Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), kini Merpati berusaha
mengoptimalkan peran intinya sebagai "commercial air transportation".
Didasari kebijakan pemerintah untuk mendayagunakan BUMN, Merpati
sudah menjadwalkan untuk melaksanakan program restrukturisasi, profitisasi,
dan privatisasi. Maka, yang sekarang diupayakan adalah implementasi
program restrukturisasi agar tercapai target Merpati Nusantara Airlines, sesuai
dengan visi dan misi yang dideklarasikan manajemen menjadi Airlines Pilihan
Utama di Indonesia.
3.1.2 Struktur Organisasi PT. Merpati Nusantara Airlines
Struktur organisasi PT. Merpati Nusantara Airlines
divisualisasikan dalam bentuk bagan organisasi. Unit-unit PT. Merpati
Nusantara Airlines terdiri dari pimpinan perusahaan (President Director),
pembantu perusahaan, pembantu pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan
langsung membawahi: Corporate Plan & Business Development Division,
Aviation Safety Division, Management Information System Division,
Technical Material Supply Division, Procurement Division, Internal Audit
Division, EVP Commercial, EVP Operation, EVP Maintenance &
Engineering, dan EVP Finance & Administration. EVP Commercial
58
membawahi Marketing Division, Sales Division, dan Customer Service
Division. EVP Finance & Administration membawahi Corporate Finance
Division, Accounting Division, Human Resources Management Division,
Corporate Affairs Division, dan General Administration Division.
59
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Perusahaan
60
3.1.3 Tugas dan Wewenang
President Director
1. Bertindak sebagai pimpinan perusahaan serta mengoordinasikan dan
membina pelaksanaan tugas-tugas di Direktorat Niaga, Direktorat
Operasi, Direktorat Teknik, Direktorat Keuangan & Administrasi, serta
seluruh kegiatan perusahaan agar dapat mencapai misi dan tujuan
perusahaan secara efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja
perusahaan.
2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan
dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan
pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
Executive Vice-President Commercial
1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang
pemasaran dan penjualan terhadap produk-produk perusahaan serta
peningkatan pelayanan kepada pelanggan guna meningkatkan pendapatan
perusahaan, kepuasan pelanggan serta meningkatkan reputasi dan kinerja
perusahaan.
2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan
dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan
pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
61
Executive Vice-President Operation
1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang penyiapan
dan pelaksanaan operasional penerbangan dengan mengacu kepada
ketentuan keselamatan penerbangan secara lancar dan aman guna
mendukung kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan serta
meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.
2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan
dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan
pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
Executive Vice-President Maintenance & Engineering
1. Memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang penyiapan
pesawat agar dalam kondisi handal dan siap terbang dengan mengacu
kepada ketentuan keselamatan penerbangan secara lancar dan aman guna
menunjang kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan dan kegiatan
operasional penerbangan serta meningkatkan reputasi dan kinerja
perusahaan.
2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia
usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan pengembangan
usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
62
Executive Vice-President Finance & Administration
1. Membangun dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas di bidang
pengelolaan dan pengendalian keuangan, akuntansi dan anggaran serta
pengelolaan sumber daya manusia dan kegiatan pendukung perusahaan
lainnya guna menjaga dan mengembangkan aset perusahaan serta
meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.
2. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia
usaha lainnya dalam rangka mempererat kerja sama dan pengembangan
usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
Corporate Planning & Business Development Division
1. Menyelenggarakan penyusunan desain organisasi, penelitian dan
pengkajian yang meliputi niaga, armada, produksi, ekonomi, teknologi,
keuangan, sumber daya lainnya serta mengoordinasikan penyusunan
perencanaan dan pengembangan jangka panjang, jangka menengah, dan
jangka pendek serta pengendalian kegiatan operasionalnya dengan
mengacu kepada pencapaian target dan peningkatan kinerja perusahaan.
2. Mengoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan kerja sama operasi dengan pihak luar serta kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan dalam
rangka meningkatkan pendapatan perusahaan.
63
Aviation Safety Division
1. Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan pencegahan, audit, dan
investigasi terhadap aspek keselamatan penerbangan agar sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dari DSKU dan ICAO dan terhadap aspek
pengamanan perusahaan yang meliputi ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan terhadap seluruh kegiatan operasional dan aset perusahaan
serta evaluasi terhadap kesehatan dan keselamatan kerja guna menjamin
peningkatan reputasi perusahaan.
2. Mengkoordinasikan penyusunan konsep peningkatan kualitas bagi
seluruh kegiatan manajemen dan operasional perusahaan serta
mengendalikan pelaksanaan program oleh seluruh unit kerja guna
menjamin terlaksananya perbaikan dan peningkatan mutu perusahaan.
Information and Communication Technology Division
Menyelenggarakan pengembangan dan pengendalian pengolahan sistem
informasi dan sistem komunikasi yang mencakup teknologi perangkat keras
dan perangkat lunak serta kegiatan aplikasi sistem informasi manajemen
seluruh kegiatan perusahaan dengan mengacu kepada aspek ‘cost and benefit’
dari penerapan sistem tersebut di setiap unit kerja.
64
Technical Material Supply Division
Menyelenggarakan pengadaan material tehnik yang meliputi pengadaan
aircraft engine dan jasa aircraft engine overhaul, major component,
consumable material, dan break down part, serta mengelola penggudangan
dan pendistribusian material tehnik dan komponen ke seluruh unit perawatan
peasawat di seluruh wilayah operasi perusahaan dengan berorientasi kepada
kecepatan dan ketepatan waktu guna mendukung penyediaan pesawat yang
siap terbang secara efisien serta peningkatan ‘on time performance’ dan
reputasi perusahaan.
Procurement Division
1. Menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa niaga, operasi dan umum
dengan mengacu kepada spesifikasi dan permintaan para user baik dari
segi kualitas maupun kuantitas serta mengacu kepada aspek ‘cost and
benefit’, efisiensi dan ketepatan waktu guna mendukung kegiatan
operasional dan kegiatan perusahaan lainnya.
2. Mengolah asset management unit serta secara berkala melaporkan
perkembangannya kepada pemimpin perusahaan guna kelancaran
pelaksanaannya.
65
Internal Audit Division
Menyelanggarakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas oleh sebuah unit kerja
serta memberikan saran-saran perbaikan dan pencegahan serta
menyampaikannya kepada pimpinan perusahaan dan unit terkait jika terjadi
penyimpangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan keuangan perusahaan
guna tindak lanjut dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan.
Marketing Division
Menyelenggarakan perumusan kebijakan dan regulasi pemasaran melalui
kegiatan marketing analisis, perencanaan, pengembangan, dan desain produk,
revenue management serta promosi produk-produk perusahaan dan
penyusunan regulasi special flight/charter guna peningkatan pendapatan
perusahaan.
Sales Division
1. Menyelenggarakan penyusunan strategi pengembangan dan pengendalian
penjualan dan mengupayakan pencapaian target penjualan,
pelaksanaan/taktik penjualan, pengembangan angkutan cargo, dan
charter serta pembinaan region dan agen guna memaksimalkan penjualan
dan pendapatan perusahaan.
2. Mengelola pelaksanaan administrasi SDM dan urusan umum untuk
kepentingan direktorat niaga secara terpadu dengan kegiatan serupa di
66
region/district guna mendukung kelancaran pelaksanaan operasional
direktorat niaga.
Customer Service Division
Menyelenggarakan perumusan kebijakan dan regulasi pelayanan kepada
pelanggan yang meliputi customer relation, airport service, inflight service
serta memantau dan mengendalikan kualitas pelayanan diseluruh wilayah
operasi perusahaan secara berkesinambungan guna menjamin dan
meningkatkan kepuasan pelanggan
Region
1. Bertindak sebagai wakil perusahaan di region yang bersangkutan dalam
rangka menjalin hubungan kerjasama dengan instansi pemerintahan dan
swasta guna menumbuhkan citra baik dan pengembangan pemasaran
produk-produk perusahaan.
2. Mengelola kegiatan penjualan dan pelayanan pelanggan di region yang
bersangkutan serta mengkoordinasikan kegiatan operasional distrik-
distrik di bawah tanggung jawabnya selaras dengan kebijaksanaan yang
ditentukan oleh unit-unit pusat terkait guna pencapaian target penjualan,
peningkatan pendapatan, dan kelancaran operasi penerbangan.
3. Mengelola tugas-tugas lain yang dilimpahkan dari unit-unit pusat ke
region yang bersangkutan serta mengkoordinasikan pelaksanaannya oleh
67
para distrik di bawah tanggung jawabnya agar pelaksanaannya selaras
dengan kebijaksanaan yang ditentukan oleh unit-unit pusat terkait.
4. Khusus untuk region Biak, selain tugas-tugas region di atas, juga
mengoordinasikan pelaksanaan penerbangan dengan menggunakan
pesawat-pesawat jenis propeller II secara terpadu dengan penerbangan
komersial lainnya agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan
menambah pendapatan perusahaan.
Flight Standart & Support Division
1. Mengelola penyusunan standar dan prosedur pengoperasian pesawat
terbang, standar dan persyaratan penerbangan, awak kabin dan FOO,
menyusun kebutuhan dan standar training, menyusun sistem dan jenjang
karir penerbang, awak kabin dan FOO dan SDM pendukung lainnya di
Direktorat Operasi serta memantau pelaksanaannya oleh unit-unit terkait
guna menjamin kelancaran operasi penerbangan dan peningkatan reputasi
perusahaan.
2. Mengelola pengurusan medex bagi awak pesawat, licencing, administrasi
jam terbang, kesekretariatan dan administrasi umum, pengurusan
kepegawaian, urusan umum dan fasilitas umum Direktorat Operasi.
68
Flight Crew Division
Menyelenggarakan pembinaan penerbang agar siap dan layak terbang sesuai
kebutuhan operasional dengan mengacu kepada standar yang telah ditentukan
dan CASR 121.
Flight Attendant Division
Menyelenggarakan pembinaan awak kabin agar siap dan layak terbang sesuai
kebutuhan operasional dengan mengacu kepada standar yang telah ditentukan
CASR 121.
Flight Operation Services Division
1. Menyelengarakan penyusunan rencana penerbangan, penjadwalan
pesawat dan awak pesawat, pengadaan dan pendisitribusian perlengkapan
penerbangan dan bahan bakar pesawat serta pemantauan pergerakan
pesawat dan awak pesawat beserta pengambilan keputusan jika terjadi
penyimpangan penerbangan melalui koordinasi dengan unit-unit terkait
guna kelancaran operasi penerbangan dan pencapaian peningkatan “On
Time Performance”.
2. Menyelenggarakan penyiapan tenaga FOO yang berkualitas sesuai
kebutuhan operisonal dengan mengacu kepada standar yang telah
ditentukan dan CASR 121.
69
Strategic Bussiness Unit Merpati Training Center
Menyelenggarakan penawaran produk pendidikan dan pelatihan,
pengembangan pasar pendidikan dan pelatihan melalui kegiatan penyusunan
kurikulum pendidikan dan pelatihan, desain produk pelatihan dan pendidikan,
promosi beserta pengolahan penyelenggaran pendidikan dan pelatiahan bagi
pegawai perusahaan dan guna meningkatkan pendapatan perusahaan laiinya.
Engineering & Quality Assurance Divison
Menyelenggarakan pengembangan rekayasa perawatan pesawat serta
penyusunan standar dan prosedur perawatan pesawat dan komponennya,
mengendalikan kualitas perawatan pesawat, dan pengurusan sertifikasi
pesawat dan SDM guna menjamin pelaksanaan pesawat sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dan menjamin tercapainya target penediaan
pesawat yang siap terbang dan meningkatkan reputasi perushaan.
Aircraft Maintenance Division
Menyelenggarakan perencanaan dan pelaksanaan perawatan pesawat di Out
Station beserta penyediaan sarana pendukungnya serta mengoordinasikan
penjadwalan dan Routing pesawat guna mendukung kelancaran operasi
penerbangan dan peningkatan “On Time Performance”.
70
Technical Administration Divison
Membantu Direktur Teknik dalam bidang perawatan terhadap semua fasilitas
pendukung (Utility) MMF, kesekretariatan dan administrasi umum,
pengurusan kepegawaian beserta urusan umum lainnya guna mendukung
kelancaran operasinal Direktorat Teknik.
Corporate Finance Division
Menyelenggarakan Cash Flow management, pengurusan asuransi, pajak,
piutang, Letter of Credit, pengolahan dokumen angkutan berharga, serta
mengoordinasikan penyusunan, pengendalian dan analisis terhadap
penggunaan dan pencapaian anggaran biaya dan analisis terhadap penggunaan
dan pencapain anggaran pendapatan guna mendukung kelancaran seluruh
operasi perusahaan dan maksimalisasi kekayaan perusahaan.
Accounting Division
Menyelenggarakan akuntansi bagi seluruh pendapatan, biaya, persediaan,
harta dan kewajiban di pusat dan daerah serta penyusunan sistem akuntansi
dan laporan keuangan perusahaan secara tepat waktu dan tepat saji.
Human Resources Management Division
Menyelenggarakan perencanaan dan pengembangan SDM, analisis pekerjaan,
penyusunan peraturan kepegawaian, pengadaan pegawai, serta pengelolaan
71
administrasi kepegawaian, pembinaan pegawai, pemberian imbalan jasa,
fasilitas dan kesejahteraan pegawai sesuai dengan perkembangan perusahaan
dan perkembangan lingkungan.
Corporate Affairs Division
Menyelenggarakan kegiatan publikasi, protokoler, kemitraan dan kehumasan
lainnya serta kegiatan perlindungan hak dan kewajiban perusahaan terhadap
pihak lain guna meningkatkan citra perusahaan dan mendukung kelancaran
operasional.
General Administration Division
1. Menyelenggarakan kegiatan pengelolaan urusan yang meliputi
administrasi dan pemasaran gedung kantor pusat, peralatan dan
perlengkapan kantor, urusan perteleponan, resepsionis, elektrikal,
mekanikal, material umum, kesekretariatan umum, reproduksi,
transportasi darat dan kerumahtanggaan perusahaan.
2. Menyelenggarakan pembinaan para tenaga security serta mengelola
penjagaan terhadap material dan instalasi perusahaan sesuai dengan
ketentuan dan standar yang berlaku.
72
3.1.4 Visi, Misi, dan Strategi PT. Merpati Nusantara Airlines
Visi Perusahaan:
“Menjadi Airlines Pilihan Utama di Indonesia”
Misi Perusahaan:
• Menyelenggarakan jasa angkutan udara yang mengutamakan
keselamatan, ketepatan waktu, dan pelayanan yang prima dengan
sentuhan keramah-tamahan.
• Memaksimalkan pertumbuhan nilai perusahaan, efisiensi, dan
mensejahterakan pegawai sesuai standar airlines.
• Menjadikan perusahaan sebagai centre of execellence dan mitra yang
dipercaya.
• Memaksimalkan nilai perusahaan dengan menerapkan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance, yaitu: TARIF (Tranparancy,
Accountabillity, Responsibility, Independent, dan Fairness).
Strategi Perusahaan:
1. Meningkatkan penjualan secara agresif
Melihat adanya ancaman dari maskapai penerbangan lain, PT. MNA terus
meningkatkan penjualan secara agresif guna kelangsungan operasional
73
perusahaan. Penjualan diutamakan di daerah pelosok karena sebagian
besar pasar pengguna jasa penerbangan PT. MNA ada di daerah tersebut.
2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja SDM
PT. MNA akan terus meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja SDM
dengan cara melakukan pembenahan terhadap budaya organisasi yang
ada. Karena selama ini dinilai SDM yang ada masih kurang efektif dan
efisien dalam mendukung kinerja perusahaan.
3. Menerapkan teknologi yang optimal untuk mendukung proses bisnis
perusahaan
PT. MNA selalu berusaha untuk terus meningkatkan teknologi yang
optimal untuk mendukung proses bisnis perusahaan karena selama ini
teknologi yang ada dinilai kurang optimal. Dengan adanya teknologi yang
optimal, maka PT. MNA dapat mendukung proses bisnis perusahaan yang
lebih efektif dan efisien guna mencapai visi yang telah ditetapkan yakni
“Menjadi Airlines Pilihan Utama di Indonesia”.
4. Meningkatkan kualitas SDM untuk bersaing dengan kompetitor lain
PT. MNA berusaha untuk meningkatkan kualitas SDM supaya dapat
bersaing dengan kompetitor lain dengan memberikan pelatihan-pelatihan
yang berhubungan dengan area tanggung jawab pekerjaan mereka.
74
3.1.5 Tujuan Utama PT. Merpati Nusantara Airlines:
Adapun tujuan utama PT. Merpati Nusantara Airlines, di antaranya:
1. Ikut serta menunjang berhasilnya pembangunan sektor perhubungan dan
pariwisata dengan menyelenggarakan jasa angkutan penumpang, barang,
dan pos dalam jumlah yang cukup lancar, teratur, nyaman, berdaya guna,
dan berhasil guna sampai daerah terpencil untuk mempercepat sasaran
pembangunan, meperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka
meningkatkan ketahanan nasional dan perwujudan wawasan nusantara.
2. Mengadakan pemupukan keuntungan dengan memerhatikan keselamatan
penerbangan, kecepatan, ketepatan, kenyamanan, serta harga yang
terjangkau oleh pengguna jasa angkutan udara.
3. Mempertahankam kelangsungan hidup dan pengembangan perusahaan
dengan memerhatikan kepentingan nasional, lingkungan, penanaman
modal, pemasok, dan mitra pembangunan.
4. Menjadi perintis dan teladan dalam bidang penerbangan sebagai salah
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mampu ikut berperan di
dalam pengembangan perekonomian yang sehat dengan cara
memperlancar arus barang dan jasa serta meningkatkan mobilitas manusia
ke seluruh wilayah Indonesia.
75
3.1.6 Logo dan Slogan PT. Merpati Nusantara Airlines
Logo Perusahaan:
Logo PT. Merpati Nusantara Airlines berarti “Gelombang
Angin” yang mengandung makna bahwa Merpati Nusantara
Airlines sebagai jembatan yang menjembatani daerah terisolir
melalui kegiatan penerbangannya.
Slogan Perusahaan:
Slogan PT. Merpati Nusantara Airlines yaitu “Get The Feeling” yang mengandung
makna rasakan bedanya terbang bersama Merpati.
3.2 Analisis Perusahaan
3.2.1 Analisis SWOT
Berikut akan dijelaskan analisis SWOT di mana pada analisis ini
mengidentifikasi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang merupakan
faktor lingkungan internal serta faktor lingkungan eksternal yaitu kesempatan
(opportunities) dan ancaman (threat) yang dimiliki PT. Merpati Nusantara Airlines.
76
3.2.1.1 Analisis Internal
STRENGTH
Kekuatan (strength) yang dimiliki PT. Merpati Nusantara
Airlines adalah sebagai berikut:
• PT. MNA merupakan BUMN
PT. MNA merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal
ini tentu saja merupakan kekuatan dari PT. MNA karena
mendapatkan kepercayaan penuh dari Pemerintah Daerah
(PEMDA) setempat dalam hal melayani penerbangan, khususnya
di daerah-daerah.
• Mempunyai armada yang lengkap
PT. MNA memiliki jenis pesawat yang lengkap, mulai dari
pesawat kecil, pesawat sedang, dan pesawat jet. Sehingga bisa
menjangkau semua kota, baik kota besar maupun kota kecil yang
berada di kawasan pelosok yang sulit dijangkau jika menggunakan
pesawat besar, terutama kawasan pelosok yang berada di wilayah
timur Indonesia.
77
• Adanya sistem aplikasi ERP
Pada tahun 2004, PT. MNA mengimplementasikan salah satu
aplikasi ERP, yaitu software SAP. Software SAP tentu saja dapat
memberikan kemudahan kepada PT. MNA dalam mendukung visi
dan misi perusahaan. Hal ini juga dilakukan dengan tujuan agar
proses bisnis perusahaan menjadi lebih mudah, pelaporan menjadi
lebih cepat, dan meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh manusia (human errors).
• Jaringan penjualan mencapai pelosok
PT. MNA mempunyai jaringan penjualan sampai ke pelosok
daerah, hal ini bisa dilakukan karena pengeluaran operasional
yang aman dan optimal.
• Memiliki 2 ( dua ) Strategic Business Unit (SBU) sebagai salah
satu sumber pendapatan (profit center)
PT. MNA memiliki 2 SBU, yakni Merpati Training Center dan
Merpati Maintenance Facility, yang keduanya merupakan
strategic business unit PT. MNA dalam memperoleh pendapatan
mau pun keuntungan. Merpati Training Center berada di Surabaya
dan Jakarta dan telah melatih maskapai penerbangan domestik
seperti Mandala Airlines, Bouraq, Indonesian Airlines, dan
78
penerbangan-penerbangan mancanegara. Sedangkan Merpati
Maintenance Facility merupakan suatu unit bisnis strategi yang
telah memberikan pelayanan teknis ke lebih dari 80 penerbangan.
WEAKNESS
Kelemahan (weakness) yang ada pada PT. Merpati Nusantara
Airlines adalah sebagai berikut:
• Masalah birokrasi internal yang menghambat pengambilan
keputusan
Masalah birokrasi internal dinilai cukup menghambat
pengambilan keputusan, dimana diperlukan persetujuan dari
pihak-pihak yang berkepentingan terlebih dahulu. Maka
pengambilan keputusan akan membutuhkan waktu yang cukup
lama.
• SDM yang lemah
SDM di PT. MNA masih bisa dikatakan lemah, karena pada tahun
2007, PT. MNA memperbolehkan karyawannya untuk melakukan
pensiun dini. Kebijakan tersebut dapat dikatakan kurang efektif,
karena karyawan berkualitas menjadi berkurang, padahal SDM
tersebut masih diperlukan. Sebagai akibat pensiun dini tersebut,
struktur SDM pasca pensiun dini terjadi penurunan kualitas.
79
Kemudian, kompensasi yang diberikan PT. MNA kepada
karyawannya masih berdasarkan posisi bukan berdasarkan
kemampuan yang dimiliki. Selain itu, karyawan di PT. MNA
banyak yang penempatan dan penggunaannya tidak maksimal,
sehingga mengurangi efektifitas dan efisiensi perusahaan.
• IT yang belum terintegrasi
Sistem yang dimiliki PT. MNA sebenarnya sudah baik, karena
menggunakan software ternama seperti SAP, Oracle, TickAERO.
Akan tetapi sistem-sistem tersebut belum terintegrasi seluruhnya.
Jadi, masih dibutuhkan interface-interface lain untuk
menghubungkannya.
• Tidak mendapatkan pasokan dana atau modal yang cukup
Salah satu kendala dari PT. MNA adalah kurangnya modal yang
masuk, sehingga PT. MNA kesulitan dalam mengembangkan
perusahaan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
3.2.1.2 Analisis Eksternal
OPPORTUNITY
Peluang (opportunity) yang dimiliki PT. Merpati Nusantara
Airlines adalah sebagai berikut:
80
• Kepercayaan pemerintah
PT. MNA merupakan BUMN, sehingga memudahkan untuk
melakukan kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah.
• Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi dimanfaatkan oleh PT. MNA dengan
membuat dan mengembangkan Merpati Online yang diharapkan
akan memudahkan pemasaran di Indonesia.
• Komersialisasi
Pemerintah mulai mengurangu subsidi untuk menanggung biaya
operasional penerbangan perintis. Hal tersebut merupakan
kesempatan bagi PT. MNA untuk lebih leluasa mendapatkan pasar
dari penerbangan perintis. Mengingat PT. MNA merupakan
BUMN dan menjadi kepercayaan penuh bagi pemerintah daerah
(PEMDA).
• Pasar Indonesia yang cukup luas
Penggunaan jasa penerbangan selama tiga tahun belakangan
mencapai 2%, yang diukur dari perbandingan antara jumlah
konsumen dengan populasi. Ukuran tersebut dinilai cukup besar,
81
sehingga memberi kesempatan PT. MNA untuk lebih
mengembangkan jasa penerbangannya.
THREATH
Ancaman (threath) yang ada pada PT. Merpati Nusantara
Airlines adalah sebagai berikut:
• Adanya armada lain yang memasuki wilayah tengah dan timur
Armada yang memasuki rute wilayah tengah dan timur merupakan
ancaman langsung bagi PT. MNA dibandingkan armada lain yang
memasuki wilayah barat. Karena pada dasarnya PT. MNA
merupakan penerbangan yang sebagian besar melalui rute wilayah
tengah dan timur.
• Perang tarif oleh kompetitor
Masih adanya perang tarif di jasa penerbangan karena pemerintah
hanya menentukan batas maksimum untuk harga tiket
penerbangan, tapi tidak menentukan batas minimumnya, sehingga
setiap armada bisa menetapkan harga semurah mungkin untuk
menarik konsumen.
82
• Kurangnya awareness masyarakat
Masyarakat masih melihat jasa penerbangan dari segi harga yang
murah, namun tidak melihat dari segi keamanan, keselamatan, dan
pelayanannya. Padahal jika membicarakan jasa penerbangan, yang
diutamakan adalah keamanan, keselamatan, dan pelayanan.
• Kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil
Kondisi ini mengakibatkan beberapa hal, yakni perubahan harga
bahan bakar yang sering terjadi menyebabkan kerugian yang tidak
terduga bagi PT. MNA. Kondisi lainnya yang cukup berpengaruh
adalah nilai tukar mata uang yang tidak menentu, mengikuti tren
politik, keamanan suatu negara. Hal ini merupakan sebuah
ancaman, karena ada beberapa transaksi yang dilakukan PT.
MNA, khususnya dalam hal suku cadang pesawat terbang yang
selalu bergantung kepada nilai tukar mata uang asing.
Setelah masing-masing komponen dari SWOT diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah membangun matriks SWOT untuk menentukan alternatif strategi
yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam
SWOT. Dalam matriks SWOT ini akan digambarkan bagaimana peluang dan
ancaman eksternal dapat diatasi dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang
dimiliki perusahaan. Matriks SWOT tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah
ini.
83
IFAS
EFAS
STRENGTH (S)
1. PT. MNA masih merupakan BUMN
2. Mempunyai armada yang lengkap
3. Adanya sistem aplikasi ERP
4. Jaringan penjualan sampai pelosok
5. Memiliki 2 SBU sebagai salah satu sumber pendapatan
WEAKNESS (W)
1. Masalah birokrasi internal yang menghambat pengambilan keputusan
2. SDM yang lemah 3. IT yang belum
terintegrasi 4. Tidak mendapatkan
pasokan dana atau modal yang cukup
OPPORTUNITY (O)
1. Kepercayaan Pemerintah
2. Kemajuan Teknologi 3. Komersialisasi 4. Pasar Indonesia yang
cukup luas
STRATEGI SO
1. Memperkuat kerjasama dengan PEMDA
2. Mengerahkan segala armada yang ada guna merebut pasar Indonesia
3. Meningkatkan penjualan secara agresif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
STRATEGI WO
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja SDM PT. MNA dengan cara membenahi culture yang telah ada.
2. Mengintegrasikan IT seiring dengan perkembangan teknologi.
THREAT (T)
1. Adanya armada lain yang memasuki wilayah tengah dan timur
2. Perang tarif oleh para kompetitor
3. Kurangnya awareness masyarakat
4. Ekonomi dunia yang tidak stabil
STRATEGI ST
1. Membenahi rute dan jadwal penerbangan agar penerbangan pelosok tidak diambil alih armada lain
2. Mengoptimalkan SBU yang ada untuk menjawab awareness dari masyarakt dan juga untuk menghadapi perekonomian yang tidak stabil.
STRATEGI WT
1. Memberikan pelatihan kepada SDM agar dapat bersaing dengan kompetitor lain.
2. Meminimalisasi proses birokrasi yang kompleks sehingga dapat bersaing dengan kompetitor swasta.
Tabel 3.1
Matriks SWOT PT. MNA
84
3.2.1.3 Pembobotan dan Rating
Setelah terbentuk matriks SWOT seperti tabel 3.1 diatas,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan rating.
Pembobotan dan rating dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
kelompok internal yang terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), serta kelompok eksternal yang terdiri dari kesempatan
(opportunity) dan ancaman (threath).
Perhitungan pembobotan dan rating yang dilakukan
berdasarkan persentase (0 sampai 100). Paling besar diberi persentase
100%, sedangkan yang paling kecil diberi persentase 0. Kelompok
internal memiliki jumlah persentase 100% dan kelompok eksternal
memiliki jumlah persentase 100%. Pengukuran rating dilakukan
dengan skala, yaitu :
4 = Sangat kuat
3 = Kuat
2 = Cukup kuat
1 = Lemah
85
Analisis SWOT PT. MNA
Analisis Point Analisis Bobot Rating Skor
Internal
Strength
+ PT. MNA masih merupakan BUMN 15% 4 0.6
+ Mempunyai armada yang lengkap 15% 3 0.45 + Adanya sistem aplikasi SAP 5% 2 0.1 + Jaringan penjualan sampai pelosok 10% 4 0.4 + Memiliki 2 SBU sebagai salah 10% 3 0.3 satu sumber pendapatan Total 55% 1.85
Weakness
- Masalah birokrasi menghambat pengambilan keputusan 10% 1 0.1 - SDM yang lemah 15% 2 0.3 - IT yang belum terintegrasi 10% 2 0.2 - Tidak mendapatkan modal yang cukup 10% 1 0.1
Total 45% 0.7 Total IFAS 100% 1.15
Eksternal
Opportunity
+ Kepercayaan pemerintah 15% 4 0.6 + Kemajuan teknologi 10% 3 0.3 + Komersialisasi 15% 3 0.45 + Pasar Indonesia yang cukup luas 10% 4 0.4 Total 50% 1.75
Threat
- Adanya armada lain yang memasuki wilayah tengah dan timur 10% 1 0.1 - Perang tarif oleh para kompetitor 15% 3 0.45 - Kurangnya awareness masyarakat 15% 2 0.3 - Perekonomian dunia yang tidak stabil 10% 1 0.1 Total 50% 0.95
Total EFAS 100% 0.8 Tabel 3.2
IFAS & EFAS
86
Dari hasil penghitungan pada tabel 3.2, dapat disimpulkan
bahwa posisi PT. MNA terletak pada kuadran I (1.15 : 0.8). Ini
merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented
Strategy).
Gambar 3.2
Diagram Analisa SWOT PT. Merpati Nusantara Airines
87
3.2.2 Analisis Critical Success Factors (CSFs)
Dari hasil analisis, maka ada beberapa faktor yang menjadi kunci
keberhasilan dari PT. Merpati Nusantara Airlines yang apabila tidak dipenuhi
maka perusahaan tidak dapat mencapai tujuan dan target yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan. Critical Success Factors (CSFs) PT. Merpati
Nusantara Airlines adalah sebagai berikut:
1. Penerapan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis
perusahaan
Merpati telah menerapkan berbagai macam produk TI seperti
Oracle, SAP, TickAERO pada proses bisnisnya, sehingga
dipercaya dapat mendukung PT. MNA dalam menjalankan
proses bisnisnya dengan efektif dan efisien.
2. Pengelolaan arus kas yang baik
Merpati menggerakkan usahanya dengan sistem padat modal
dan padat teknologi. Karena suatu maskapai penerbangan jika
ingin berkembang dengan baik harus menerapkan sistem
padat modal dan padat teknologi. Merpati selalu berusaha
untuk meraih arus kas bernilai positif meskipun margin
(keuntungan) yang diraih hanya sedikit.
88
3. Kemampuan SDM berbasis kompetensi sehingga dapat
meningkatkan produktifitas
Karena Merpati menilai kemampuan SDM berbasis
kompetensi, maka Merpati memberikan suatu penghargaan
lebih kepada setiap karyawan yang memiliki prestasi dalam
meningkatkan produktifitas perusahaan. Diharapkan SDM
yang ada dapat dijadikan suatu modal bagi Merpati untuk
mengembangkan usahanya.
3.3 Analisis Divisi Information and Communication Techology (ICT)
3.3.1 Struktur Organisasi Divisi ICT
Divisi ICT pada PT. Merpati Nusantara Airlines memiliki 11 staf termasuk
di dalamnya seorang General Manager ICT yang memimpin dua sub divisi yaitu
Applications Management dan Infrastructure & Operations. Struktur organisasi
divisi ICT dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
89
Gambar 3.3
Struktur Organisasi Divisi ICT
3.3.2 Tanggung Jawab tiap Jabatan pada Divisi ICT
General Manager ICT Division
• Bertanggung jawab memastikan kehandalan sistem informasi dan
teknologi di PT. MNA melalui perencanaan, pengadaan, pengawasan, dan
implementasi infrastruktur teknologi, operasi sistem berbasis teknologi
dan solusi teknologi informasi secara efektif dan efisien serta
pengembangan dan penegakan kebijakan teknologi informasi perusahaan
90
dalam mendukung pengembangan dan peningkatan bisnis sesuai dengan
strategi perusahaan.
• Bertanggung jawab mengelola sistem informasi di PT. MNA (hardware,
software, operation system & database), infrastruktur sistem dan
jaringan, pengembangan dan pembangunan sistem aplikasi melalui
kegiatan analisa, desain, dan evaluasi, modifikasi dan konversi,
perencanaan dan perancangan serta penetapan standarisasi guna
mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Manager Application Management
• Bertanggung jawab dalam ERP (Enterprise Resource Planning) agar
semua aplikasi yang ada dapat berintegrasi antara satu sama lain terutama
dengan aplikasi utama dengan cara evaluasi, uji coba aplikasi baru atau
membangun interface dalam periode tertentu serta guna kelancaran
operasional perusahaan.
• Bertanggung jawab dalam keamanan sistem informasi di PT. MNA
dengan melakukan pengamanan (firewall) guna mencegah kerusakan
sistem informasi.
• Bertanggung jawab dalam pembuatan SOP (Standard Operational
Procedure) meliputi data archiving, on off procedure untuk seluruh
sistem informasi yang ada di PT. MNA guna kelancaran operasional.
91
• Bertanggung jawab dalam penentuan environment system (operating
system, PC, server, device, network) dengan melakukan evaluasi harga
guna mendapatkan harga yang murah, terjangkau, dan dapat dihandalkan.
Manager Infrastructure & Operations
• Bertanggung jawab dalam menentukan sistem informasi yang handal
untuk digunakan di PT. MNA dengan melakukan research (penelitian
sistem informasi) guna kelancaran operasional perusahaan.
• Bertanggung jawab dalam melakukan uji coba untuk produk baru misal
Windows Vista, device (PDA, HP, SMS Broadcast) dengan alat baik
perangkat lunak (software) mau pun perangkat keras (hardware) untuk
mengetahui yang paling cocok untuk digunakan di PT. MNA.
• Bertanggung jawab dalam melakukan audit dan diagnostik secara berkala
untuk sistem aplikasi ataupun sistem informasi yang sudah berjalan
dengan melakukan remote dari ruangan atau langsung ke komputer pusat
atau melihat log guna meningkatkan kinerja sistem informasi.
• Bertanggung jawab dalam penanganan network supaya dapat berjalan
dengan normal dengan cara membagi kapasitas guna kelancaran
operasional perusahaan.
92
3.3.3 Visi, Misi, dan Strategi Divisi ICT
Visi Divisi ICT PT. Merpati Nusantara Airlines adalah:
“Menjadikan divisi yang ikut serta di dalam penentuan perencanaan strategi
bisnis perusahaan”
Misi Divisi ICT PT. Merpati Nusantara Airlines adalah:
Mengelola teknologi informasi yang tepat guna bagi perusahaan dengan
tingkat layanan yang prima
Strategi yang dijalankan Divisi ICT PT. Merpati Nusantara Airlines untuk
dapat mencapai visi dan misi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatan kualitas pelayanan dan SDM divisi ICT
Divisi ICT selalu berusaha untuk meningkatkan performa karyawan yang
tidak hanya dari segi kemampuan tetapi juga dari segi wawasan, dengan
memberikan pelatihan dan seminar secara berkala.
2. Menyempurnakan infrastruktur TI
Divisi ICT akan terus menyempurnakan infrastruktur TI, baik hardware
maupun software untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses
operasional perusahaan.
93
3. Mengintegrasikan seluruh unit bisnis di perusahaan
Divisi ICT akan selalu berusaha untuk membuat seluruh unit bisnis yang
ada di PT. Merpati Nusantara Airlines menjadi terintegrasi dengan
aplikasi-aplikasi yang telah dikembangkan dan disesuaikan dengan proses
bisnis perusahaan.
4. Melakukan pengembangan terhadap seluruh aplikasi yang disediakan
oleh divisi ICT
Divisi ICT akan terus melakukan pengembangan terhadap seluruh
aplikasi, terutama SAP dengan versi yang lebih bagus guna meningkatkan
kinerja perusahaan.
3.3.4 Proses Bisnis Divisi ICT
Pada divisi ICT PT. MNA terdapat tiga proses bisnis yang
berhubungan dengan aplikasi SAP, yaitu: proses penanganan masalah aplikasi
SAP, proses penyediaan hardware maupun software untuk penggunaan SAP,
dan proses penyesuaian aplikasi SAP dengan proses bisnis perusahaan.
94
1. Penanganan Masalah Aplikasi SAP
Gambar 3.4
Proses Penanganan Aplikasi SAP
Ketika menjalankan aplikasi SAP, terkadang user menjumpai suatu
permasalahan baik yang berhubungan dengan sistem atau pun jaringan. Proses
95
untuk penanganan permasalahan yang dihadapi user dalam penggunaan
aplikasi SAP adalah sebagai berikut:
1) User akan melapor kepada help desk apabila mereka menemukan
permasalahan dengan sistem/jaringan.
2) Help desk menerima laporan, kemudian help desk akan mencatat
laporan tersebut. Jika permasalahan yang dihadapi berhubungan
dengan sistem, maka help desk akan menyampaikan permasalahan
tersebut kepada system engineer. Namun jika permasalahan yang
dihadapi berhubungan dengan jaringan, maka help desk akan
menyampaikan permasalahan tersebut kepada network engineer..
3) Jika system engineer maupun network engineer tidak dapat
menyelesaikan sendiri permasalahan tersebut, maka mereka akan
melaporkan permasalahan tersebut kepada manager infrastructure
& operations. Lau manager infrastructure & operations langsung
melaporkan masalah tersebut ke vendor penyedia sistem/jaringan
yang mengalami kerusakan agar segera diperbaiki dan melaporkan
kembali ke manager infrastructure & operations.
4) Setelah permasalahan tersebut selesai ditangani, maka manager
infrastructure akan membuat laporan kepada general manager
ICT dan help desk akan memberi tahu user bahwa permasalahan
yang dihadapi telah terselesaikan.
96
2. Penyediaan Hardware/Software untuk Aplikasi SAP
Help DeskUser
Staf End User Support
Manager Infrastructure & Operations
General Manager ICT
MemintaHardware/software
Suppliers
Meminta Persetujuan
PenawaranHarga
HargaDisetujui
LaporanPembelian
InstruksiPemasangan
Instalasihardware/software
TidakSetuju
PermintaanDitolak
$ $$
Purchasing MelakukanPembelian
LaporanPembelian
Gambar 3.5
Proses Penyediaan Hardware/Software untuk Aplikasi SAP
Urutan untuk penyediaan hardware/software untuk aplikasi SAP
adalah sebagai berikut :
1) User yang memerlukan hardware/software akan melapor ke help
desk.
97
2) Lalu help desk akan meneruskan laporan tersebut kepada manager
infrastrusture & operations untuk pembelian hardware/software
tersebut. Jika disetujui, maka manager infrastrusture & operations
akan langsung memberikan laporan kepada bagian pengadaan
barang (procurement). Jika tidak setuju, maka manajer langsung
memberitahu kepada help desk, lalu help desk akan
mengkonfirmasi kepada user.
3) Selanjutnya bagian procurement akan membuat daftar dari
pemasok, membandingkan harga, dan melakukan negosiasi harga
dengan pemasok. Jika terjadi kesepakatan, bagian procurement
langsung melakukan pembelian.
4) Setelah melakukan pembelian hardware/software, manager
infrastrusture & operations akan membuat laporan kepada
general manager ICT dan meminta end user support untuk
melakukan instalasi hardware/software tersebut.
98
3. Penyesuaian Aplikasi SAP dengan Proses Bisnis Perusahaan
Gambar 3.6
Proses Penyesuaian Aplikasi SAP dengan Proses Bisnis Perusahaan
99
Untuk memperlancar kinerja, maka modul SAP perlu dikembangkan
dan disesuaikan dengan keperluan pengguna. Proses untuk meminta
penyesuaian modul SAP adalah sebagai berikut:
1) Setiap user pasti membutuhkan sebuah software yang dapat
membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya. Jika
diwaktu tertentu user merasakan bahwa software yang digunakan
kurang bekerja secara maksimal, maka harus diadakan
penyesuaian atau pengembangan terhadap software tersebut.
setiap user yang membutuhkan pengembangan software, akan
melapor kepada manager applications management untuk
membatu user dalam pemenuhan permintaannya.
2) Manager applications management kemudian mempelajari
laporan tersebut, kemudian manager applications management
menindaklanjuti laporan tersebut kepada staf application
development.
3) Lalu user berkonsultasi dengan staf application development
untuk dapat memberikan masukan apa saja yang mereka
butuhkan.
4) Setelah itu, staf application development memberi tahu staf
business analyst apakah permintaan user dapat disesuaikan
dengan aplikasi SAP.
100
5) Jika permintaan user dapat diterima, maka staf business analyst
akan bekerja sama dengan staf electronic data interchange (EDI)
dan database administrator untuk penyesuaian aplikasi SAP
dengan permintaan user.
6) Staf electronic data interchange akan mengurus permasalahan
dalam pengintegrasian aplikasi SAP di perusahaan, sedangkan staf
database administrator akan mengurus permasalahan database
yang akan digunakan untuk aplikasi SAP yang telah disesuaikan.
7) Setelah proses penyesuaian selesai, maka staf application
development akan menguji coba aplikasi SAP yang telah
disesuaikan. Jika telah berhasil maka staf application development
akan meminta persetujuan manager applications management
untuk menjalankan aplikasi SAP yang telah disesuaikan.
8) Aplikasi yang telah dikembangkan siap untuk digunakan oleh
user.
3.3.5 Infrastruktur Divisi ICT
Infrastruktur TI di PT. MNA secara umum menggunakan sistem
tersentralisasi, yakni jaringan informasi bersumber pada kantor pusat. Dari
gambar di 3.7, dijelaskan bahwa komputer server PT. MNA bernama farm
server. Server ini menampung segala informasi yang berhubungan dengan
101
operasional divisi ICT. Akses untuk masuk ke dalam farm server ditampung
oleh 3 buah switch server. Server yang bertugas untuk transfer data dari dan
ke komputer-komputer dalam suatu jaringan agar tidak terjadi penumpukan
data. Selain itu data di dalam switch server dikontrol oleh gateway server. Di
dalam kantor pusat, masing-masing komputer user terhubung dengan
menggunakan v-lan, yang berpusat pada sebuah CORE LAN. Dari CORE
LAN, data akan langsung ditujukan ke switch server untuk kemudian
diotorisasi.
Untuk jaringan di daerah, PT. MNA menggunakan 2 cara, yakni
koneksi internet dan intranet. Dari gambar di 3.7, PT. MNA bekerjasama
dengan Telkom dan Indosat sebagai penyedia pelayanan internet. Sehingga
infrastruktur TI PT. MNA di daerah mengikuti standar dari Telkom maupun
Indosat. Data yang menggunakan internet akan dialihkan ke switch server
untuk dikontrol oleh gateway server. Jika data tersebut dianggap tidak aman,
maka firewall yang ada di dalam switch server akan memberikan reaksi
penolakan terhadap data tersebut. Untuk intranet, PT. MNA menggunakan
router cisco dan gateway router, yang masing-masing berfungsi sebagai
penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu
jaringan ke jaringan lainnya dan mengontrol data yang akan masuk ke pusat.
Data yang menggunakan intranet, akan switch server masuk ke dalam switch
HDD dan kemudian akan langsung dialihkan ke untuk kemudian diotorisasi.
102
SiSi
SiSi
Gambar 3.7 Infrastrukur Jaringan PT. Merpati Nusantara Airlines
103
3.4 Pemetaan antara Proses Bisnis Divisi Accounting dan Corporate Finance
dengan SAP FICO
Proses bisnis divisi accounting dan corporate finance yang menggunakan
bagian dari modul Financial Accounting and Controlling antara lain:
1. Penagihan Pendapatan
Melakukan check list terhadap manifest penumpang, EBT,
dan cargo
Melakukan verifikasi terhadap check list penumpang, EBT,
dan cargo
Melakukan penghitungan pendapatan
Melakukan validasi penghitungan pendapatan
Membuat laporanMenyiapkan
dokumen penagihan (interline)
Melakukan edit data NO
YES
Gambar 3.8
Proses penagihan pendapatan
104
Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Accounts Receivable (FI –
A/R). Staf A/R melakukan check list terhadap manifest penumpang, excess
bagage ticket (EBT), dan cargo. Lalu check list tersebut akan diverifikasi untuk
dapat dilakukan penghitungan pendapatan. Selanjutnya akan dilakukan validasi
apakah penghitungan tersebut sudah sesuai dengan check list atau belum. Jika
belum, maka akan dilakukan pengeditan data kembali. Jika sudah, maka staf
A/R akan membuat laporan dan menyiapkan dokumen penagihan baik dari
kantor cabang dan agen, maupun dari maskapai penerbangan lain yang bekerja
sama dengan PT. MNA.
2. Pembayaran Tagihan
Melakukan pengecekan dokumen
pembayaran dan invoice
Mencetak permohonan pembayaran
Melakukan posting tagihan
Melakukan proses pembayaran
Melakukan pembukuan
Gambar 3.9
Proses Pembayaran dan Pencatatan Tagihan
105
Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Accounts Payable (FI – A/P).
staf A/P akan mengecek kelengkapan dokumen pembayaran dan invoice. Jika
dokumen-dokumen tersebut telah dinyatakan lengkap maka staf A/P akan
mencetak permohonan pembayaran. Lalu bagian pengadaan akan melakukan
posting tagihan. Setelah dilakukan proses pembayaran ke vendor, maka
selanjutnya akan dilakukan pembukuan pada A/P oleh staf A/P.
3. Pengklasifikasian Aset
Gambar 3.10
Proses Pengklasifikasian Asset
Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Asset Accounting (FI – AA).
Modul ini digunakan untuk mengelola seluruh aktiva tetap yang dimiliki oleh
perusahaan. SAP memungkinkan untuk mengkategorikan setiap aktiva tetap yang
dimiliki dan melakukan setting nilai depresiasi masing-masing asset yang
memiliki karakteristik sama dalam suatu asset class.
Melakukan pengecekan terhadap akun A/P yang berhubungan dengan pembelian aset
Mengklasifikasikan aset berdasarkan jenisnya
Melakukan setting nilai depresiasi masing-masing aset
106
4. Transaksi yang Berkaitan dengan Bank
Gambar 3.11
Transaksi yang Berkaitan dengan Bank
Proses bisnis ini menggunakan modul Financial Bank (FI - BL). Modul ini
digunakan untuk mengolah transaksi-transaksi yang berkaitan dengan Bank di
dalam sistem termasuk manajemen kas.
5. Pemrosesan di dalam General Ledger
Gambar 3.12
Pemrosesan di dalam General Ledger
Proses bisnis ini menggunakan modul Financial General Ledger (FI – GL).
Modul ini digunakan untuk mengolah transaksi-transaksi yang terjadi per register
pesawat ke dalam balance sheet dan profit and loss statement. Sehingga data
yang telah dimasukkan ke dalam modul ini dapat di-download dan dimasukkan
Memasukkan transaksi ke dalam buku rekening kas
Membuat dan memroses sebuah deposit list
Membuat dan memroses sebuah account statement
Query a G/L account
Run the balance sheet
View the cost elements
107
ke dalam MS. Excel untuk diolah menjadi sebuah laporan keuangan. SAP belum
mendukung sepenuhnya pembuatan laporan keuangan untuk perusahaan
penerbangan sehingga datanya harus diolah kembali dengan menggunakan
aplikasi lain.