bab 3_ pek. tanah-rev

8
PT. REKADAYA SENTOSA Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17, Pamulang Barat 15417 Telp. 021-7415144 Fax. 021- 7415148 Perencanaan Detail Engineering (DE) PengembanganLaporan Akhir ( Final Report) Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang 3.1 STANDAR DAN PERATURAN YANG DIGUNAKAN Pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan mengacu dan mengikuti peraturan-peraturan yang standar yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan kaidah-kaidah yang umum diterapkan, antara lain : 1 Pengalian dan Penimbunan, catatan ke-3 yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga. 2 Konstruksi Pondasi Jalan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga. 3 Standar dan Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan RI. 4 Kajian Teknis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 3.2 HASIL SURVEI LAPANGAN 3.2.1. KONDISI TOPOGRAFI Ketinggian lapangan terbang terhadap permukaan air laut rata-rata (MSL) adalah 1.5 meter. Dan secara umum kondisi topografi di daerah lokasi lapangan terbang Pulau Panjang adalah rata. Data ini digunakan untuk menghitung besarnya pekerjaan galian maupun timbunan serta acuan untuk menentukan besarnya kemiringan landasan pacu. Selain itu, data topografi juga digunakan dalam Bab 3 - 1 BAB III PEKERJAAN TANAH

Upload: irbasukirahardjoces

Post on 30-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

panjang

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

Perencanaan Detail Engineering (DE) PengembanganLaporan Akhir ( Final Report)

Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

3.1 STANDAR DAN PERATURAN YANG DIGUNAKAN

Pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan mengacu dan mengikuti peraturan-peraturan yang standar yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan kaidah-kaidah yang umum diterapkan, antara lain :

1 Pengalian dan Penimbunan, catatan ke-3 yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga.

2 Konstruksi Pondasi Jalan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Bina Marga.

3 Standar dan Spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan RI.

4 Kajian Teknis yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

3.2 HASIL SURVEI LAPANGAN

3.2.1. Kondisi Topografi

Ketinggian lapangan terbang terhadap permukaan air laut rata-rata (MSL) adalah 1.5 meter. Dan secara umum kondisi topografi di daerah lokasi lapangan terbang Pulau Panjang adalah rata.Data ini digunakan untuk menghitung besarnya pekerjaan galian maupun timbunan serta acuan untuk menentukan besarnya kemiringan landasan pacu. Selain itu, data topografi juga digunakan dalam perencanaan system drainase lapangan terbang untuk menghindari genangan air yang dapat menganggu kegiatan di lapangan terbang.

3.2.2. Kondisi Lapisan Tanah Dasar

Kondisi tanah di bagian atas umumnya berupa pasir dengan kedalaman 0 0.8 meter berupa pasir campur humus, sedangkan dengan kedalaman 0.8 1.8 meter berupa pasir padat kecoklatan bercampur batuan karang berwarna putih, pada kedalaman 1.8 2.8 meter berupa pasir cair dan batuan karang berwarna putih dan kedalaman 2.8 4.8 meter terdapat batuan karang berwarna putih. Muka air tanah terdapat pada kedalaman 1 meter, sedangkan pada deskripsi tanah dengan kedalaman rata-rata 12 meter sampai dengan 13 meter kondisi tanah keras.

Tabel 3.1. Rangkuman Uji Sempel Tanah di LabotariumDiskripsiPantaiDarat

1Atterberg limit*)*)

2Specific Gravity2.15 gr/cc2.73 gr/cc

3Water Content33.79 %12.55 %

4Permeability*)0.045

5CBR Test*)*)

6Consolidation Test*)*)

7Compaction Test :

d

w1.5 gr/cc

12.55 %1.90 gr/cc

16 %

8Grain Size Analysis*)Lihat lampiran

9 Soil discriptionLihat lampiranLihat lampiran

Note : *) tidak dapat dilakukan pengujian3.3 PENYIAPAN DAN PEMBERSIHAN LAHAN

Perencanaan teknis pada daerah untuk keperluan manuver gerakan pesawat terbang di dalam area pada prasarana sisi udara harus memenuhi berbagai ketentuan persyaratan seperti yang disyaratkan dalam standar Internasional seperti ICAO Annex 14 Aerodrome Design and Operations, karena dalam perencanaan pembangunan suatu bandar udara atau lapangan terbang , penyiapan lahan merupakan pekerjaan yang cukup penting.

Pekerjaan penyiapan lahan meliputi pembebasan tanah, pembersihan dan pembongkaran lahan pada lokasi. Pembersihan tersebut termasuk membersihkan permukaan tanah di sekitar lokasi dari pohon, puing-puing bangunan, akar dan batang/gelondongan kayu, semak belukar, serta halangan yang timbul dari alam di lokasi lapangan terbang, dan juga pembersihan dan pengupasan pada tanah tersebut 20 cm yang nantinya lebih mudah dalam pembuatan atau pekerjaan pondasi pada konstruksi perkerasan dan bangunan-bangunan yang akan dikerjakan. Pembongkaran yang dilakukan diusahakan jangan sampai menimbulkan dampak negatif pada kondisi existing lokasi lapangan terbang dan sekitarnya.

Untuk keperluan Rencana Induk pengembangan lapangan terbang Pulau Panjang Kepulauan Seribu ini dibutuhkan lahan seluas ( 42.125 Ha, yaitu lahan yang ada pada kondisi eksisting adalah sebuah pulau yang mempunyai luas lahan sebesar ( 12.920 Ha, sedangkan luas lahan untuk keperluan pengembangan adalah ( 29.205 Ha dengan kondisi situasi lahan lapangan terbang adalah pulau yang dikeliling laut dangkal dan laut.

3.4 GRADING AREA DAN RENCANA KETINGGIAN PERMUKAAN

Grading area pada daerah pergerakan pesawat di luar area perkerasan, yaitu berupa shoulder, strip landasan, strip taxiway RESA dan lain-lain. Untuk shoulder atau strip landasan dapat berupa tanah yang dipadatkan dan diratakan dengan kemiringan bervariasi yang kemudian ditanami rumput.

Permukaan grading area harus mempunyai kemiringan tertentu sehingga mampu mengalirkan air hujan dipermukaan menuju ke saluran-saluran pembuangan (drainage), sehingga setelah hujan pada grading area tidak terjadi genangan air (ponding).

Pada perencanaan ketinggian permukaan (levelling) lapangan terbang ini dibuat berdasarkan volume pekerjaan tanah sekecil mungkin menggunakan tanah hasil galian untuk timbunan dan material lain disekitar lapangan terbang untuk penimbunan di daerah reklamasi, dengan demikian bisa memperkecil biaya konstruksi namun tetap memenuhi persyaratan sistem drainase bandar udara dengan memperhatikan muka air banjir maximum yang ada.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan levelling pada lapangan terbang Pulau Panjang Kepulauan Seribu ini adalah sebagai berikut :

Pada saat musim hujan prasarana sisi udara maupun prasarana lainnya tidak terjadi banjr dan tidak ada genagan air

Permukaan tanah asli (eksisting) pada lokasi lapangan terbang dan sebagian besar lahan rencana mempunyai elevasi cukup bervariasi dari elevasi terendah 0.5 m dan tertinggi adalah 1.8 m terhadap muka air laut rata-rata (mean sea level).

Penentuan ketinggian bergantung kepada berbagai faktor, diantaranya : elevasi rencana runway, taxiway, apron, keperluan drainase, yang terkaitan antar fasilitas, ketersedianya bahan, untuk timbunan serta tempat pembuangan galian dan sebagainya. Tabel 3.2 Elevasi dan Kemiringan Rancangan untuk Prasarana Sisi Udara

NO.FASILITASRENCANAKETERANGAN

I

IIELEVASI

a. Landasan

KEMIRINGAN :

a. LANDASAN :

- Kemiringan Memanjang

- Kemiringan Melintang

b. STRIP LANDASAN

- Kemiringan Memanjang

- Kemiringan Melintang

c. TAXIWAY

- Kemiringan Memanjang

- Kemiringan Melintang

d. STRIP TAXIWAY

- Kemiringan Memanjang

- Kemiringan Melintang

e. APRON

- Kemiringan Memanjang

- Kemiringan Melintang+ 1.5 1.9 m, MSL

0 % - 1 %

1.5 %

0 % - 1 %

1 %

0 .774 %

1.5 %

1 %

1 %

0.5%

0 %

Bervariasi

Bervariasi

-

Bervariasi

-

---

---

3.5 VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN

Yang dimaksud dengan perencanaan galian dan timbunan adalah pekerjaan tanah yang dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan sipil fasilitas sisi udara.

Perhitungan volume suatu timbunan, langkah pertama adalah :

Perhitungan luas penampang melintang dan perhitungan daerah melintaang

Perhitungan volume timbunan

Gambar 3.1 Sketsa Area Daerah Melintang

Langkah pertama untuk menghitung volume timbunan adalah menghitung potongan melintang dari A1, A2, A3 seperti gambar 3.1. Perhitungan dibuat dengan menggunakan garis elevasi tanah asli dan garis elevasi ketinggian yang ditentukan pada potongan- memanjang dan potongan melintang.

Jika 2 jenis bahan berbeda dipergunakan untuk satu timbunan dan satu lagi untuk lapis tanah dasar (mempergunakan bahan-bahan pilihan), maka perhitungan potongan melintang untuk dapat lapis tanah dasar itu sendiri.

Jadi misalnya pada A, B1, A2, B2, A3, B3.

Luasnya mempunyai satuan m(, yang dapat dihitung menurut ilmu ukur datar atau menurut matematik.

Untuk menghitung volume ruang antara 2 penampang (misalnya A1 dan A2), dipergunakan sebagai berikut :

V=(A1 + A2)

x D

2

dimana :

D=Jarak penampang (m)

V=Volume galian (m()

A = Luas bidang (m( )

Pekerjaan ini tergantung dari seberapa kedalaman dan seberapa lebar yang diperlukan. Gambaran dari tiap potongan melintang eksisting dan rencana ini pada setiap kelipatan 10 meter . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dalam lampiran.

Hasil dari perhitungan total volume galian dan timbunan dengan luas area pada fasilitas sisi udara Lapangan Terbang Pulau Panjang Kepulauan Sribu adalah :

Tabel 3.3 Volume Galian dan Timbunan Lapangan Terbang Pulau PanjangAreaGalianTimbunanNet

Area Perpanjangan 1Area Landas Pacu Eksisting

Area Taxiway

Arae Apron

Area Perpanjangan 20 m

9,105.466 m

23.176 m

0 m

0 m137,643.093 m

14,679.422 m

1,428.581 m

10,793.047 m

13,558.222 m137,643.093 m

5,576.976 m1,405.405 m10,793.047 m13,558.222 m

Sumber : Hasil perhitungan

Contoh perhitungan Galian dan Timbunan setiap station 10 meter :

Staion 20+300 dan station 20+310 dengan jarak 10 meter.

Pada station 20 +300 area galian = 10.751 m dan timbunan = 8.314 m

sedangkan pada station 20+310 arah galian 10.665 m dan timbunan = 8.085 m.

Untuk volume galiannya adalah :

V=A1 + A2

x D

2

= 10.751 + 10.665

x 10

2

= 107.08 m3

Untuk volume Timbunan adalah :

V= (A1 + A2) x D

2

= (8.314 + 8.085) x 10

2

=81.995 m3

3.6 SUMBER MATERIAL (QUARRY)

Perlu diketahui untuk memenuhi kebutuhan akan mutu bahan material, perlu adanya survei lapangan untuk mencari sumber material yang memenuhi spesifikasi yang disyaratkan dan telah diuji di laboraturium. Selain itu kemudahan aksesibilitas dan deposit (ketersedian) material menjadi pertimbangan tersendiri untuk menjamin agar proyek tetap efisien. Untuk itu perlu adanya alternatif daerah sebagai Quary Area (lokasi sumber material) untuk menyuplai kebutuhan material dalam pegembangan pembangunan lapangan terbang tersebut. Kebutuhan akan material nantinya digunakan sebagai bahan timbunan yang diperlukan pada bagunan yang lainnya sebagai pengganti material lokal yang kurang memenuhi syarat. Selain itu material yang berupa batu pecah dapat digunakan sebagai bahan perkerasan, lapis pondasi serta bahan bangunan. Namun untuk pelaksanaan material tersebut perlu di test sesuai persyaratan teknis.

PEKERJAAN TANAH

EMBED AutoCAD.Drawing.15

BAB III

Bab 3 - 6

_1129563033.dwg