bab 3 rencana pembangunan wilayah

Upload: karyantoherlambang

Post on 11-Jul-2015

733 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Hal

3-

1

3.1. KONDISI STRUKTUR DAN POLA RUANGVisi Kabupaten Hulu Sungai Tengah Tahun 2006-2010 adalah: Terwujudnya pembaharuan melalui kesinambungan dan peningkatan mutu pembangunan secara terpadu menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat yang bernafaskan religius. Untuk mencapai visi tersebut diatas, maka dirumuskanlah beberapa Misi sebagai berikut: a. Mengembangkan Kehidupan Beragama khususnya Agama Islam; b. Mengembangkan Ekonomi Daerah yang Berbasis Pertanian (pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan) Menuju Agribisnis dan Agroindustri; c. Mengembangkan Ekonomi Daerah melalui Pengembangan Industri Kecil dan Menengah, Perdagangan, Koperasi serta Sektor Jasa Lainnya; d. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia; e. Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur dan Mutu Pelayanan Publik; f. Memberdayakan Masyarakat dan Keluarga; g. Mengembangkan Birokrasi yang Profesional dan Berdedikasi; h. Mengembangkan Seni dan Budaya Daerah.

Arah Kebijakan Umum yang akan ditempuh dalam rangka mendukungkeberhasilan misi Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur dan Mutu Pelayanan Publik, adalah sebagai berikut: a. Membangun dan memelihara kondisi Prasarana Transportasi sebagai penunjang percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah; b. Mempertahankan dan meningkatkan kondisi prasarana permukiman dan fisik pemerintahan;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halirigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya;

3-

2

c. Membangun dan mengembangkan serta mempertahankan kondisi prasarana

d. Mengamankan kawasan pertanian dan pemukiman rawan banjir dari luapan air sungai; e. Meningkatkan pelayanan fisik dan kesadaran masyarakat dalam upaya penanggulangan sampah; f. Meningkatkan pengelolaan pertamanan dan penyehatan lingkungan hidup; g. Menciptakan kemitraan yang kondusif melalui pengembangan jasa konstruksi; h. Meningkatkan manajemen alat berat dan meningkatkan PAD dari UPAB. i. Mengembangkan dan Revitalisasi manajemen transportasi; j. Merevitalisasi PDAM. Kota Barabai merupakan orde pertama dalam Kab. HST, disusul kota-kota kecamatan lainnya (Birayang, Pantai Hambawang, dll.). Selain itu kota-kota yang terdapat pada jalur jalan arteri merupakan kota dengan orde lebih tinggi. Oleh karena itu jalur transportasi memberikan peranan yang sangat penting dalam pembentukan orde suatu kota. Untuk mengetahui kondisi (eksisting) struktur ruang Kabupaten Hulu Sungai Tengah dapat dilihat pada gambar berikut.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

3

Peta 3.1 Rencana Struktur Sistem Pusat-Pusat Kegiatan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

UTARARENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

HalHaur Gadin gas i S .K

3-

4

S. L im pa

sa u

Tapu k Kab a g n

ng a ra .K S n n ga tu

Telang Limpasu G.Manaun an S .A

S.Pin

a ng bang ha

Awan g

S.B atunng

g

Muar a Rintis Marin ggit

Lubung Anak

Kar antun gan auh P KarauS.Ab ung

S uman ggi S eberangS.Ba tang a lai

Awang Baru

ang a lai

gsi m pa

G.P asu lungan I lung Tengah Hap ingin Ilun g Pasar Lama Mahela A bung S ur a ati p Abung N ateh Batu Tangga G.Balo G.P unukS .K ad

Sum a ggi n

S.P

n a ka ita n

Datar Batung

Pamb akulanun d un g

G.Tem bara

S etiap

Kambat Utara Hilir Banua Ay uang Bakapas

Dan gu Lim bar Bir ayang S urap a i t Tembo k Bahalang Banu a Ra tau n Lok Besar Kapar Wawai Lunj uk Bir ayang Tim ur RangasS .B at

S.B at

Labuhan And uhum

S .P iki angh

S.Ma ndai

G.Batu bagapitan g al ai

S .Ba

tan

g alai

Kambat Selatan Kayu RabahS. Pan da wa n

Jatu h b Banua Batun g Ba ai

Wawai G ardu G .Sawangb antaiS .L ad un g

G .M unggu l anS .T a ni ng

Wal atungS.Ma raga ran

Su ngai Bulu hS. Sa

Bu laun B ua Budi an Banua Jing a Mandi ngin h.K u i l

ai

M ara Hun gi u

S.Lina u

T .a n

Binj ai Pir ua

M a g Matang Landun g ah na a nd s a ng L S.A w

Mahang S ei Hany a r Mahang P utat Pelajau Banu a Asa m

H ulu RasauBanua Bin jai

Cukan Lipai Pa a y Paya Besar

S.T a mb ulih

S.Hung i

Ran tau Bujur

l in

S

gs in g

Banua S upangg a l

Kias

G.Bacang Klewang

G.Tunj unglam pang

di la ng

.B S at

S

an

G.Matangai G. Hilari n

i la ga an

S.Kia r

M ang Gin alon at Manta'as Tung kup Binjai P amangk ihS. W al an gk u

S.Udung

S.Pa ya

G .B ter u G .Sin galing G. M ding an G.Har ukang G.Batum ahat Tan a Habang h G.Ku dahaya Kahakan

S.Ka haka n

G uha Gam bah

Atir an Aluan S umu r G.Limbu ng G.Gan dan Hi nas G.Kir awang Kiri

Ku pang S amhur angngan

S.B ara

bai

S.D

ngk u Ba ana

au

a a d gk n a wa n S.S

Tabat raba BaS.

i

P a angki h Seber ang m Kasarang an

ga nan g S.D uria nS . angun M

S .A

P amangk ih

Masiraan

Alu a Mati n

Layu h

mp h i

Kali baru

a ngh

ik i

an

nta n

Murun g Ta al Taal Pant ai Hamb a ang Timur wS.T ab

Jamiluda rat

Tabudarat Hulu Bar u

Batang Bahalang i B ua Kapayang an arat TS.S. an M

G.Batut awar G.Liang berangi n Hap ulang

S.P ula

Baru

M rung B u Bu layak G .Taki

S.T im n a

Aing B tai an G. Kepalabituaibu S .La n ha

G.Batuhayam Batu Tu nggal G .Bulayak G. Tim an

S.J ari

ng an

G.P eniti rangg a g Hulu nS.D a ta ra lai

S.Ba

g nang a

Mang unang M gunang Seberan g ang S.H apula n

S .P

S.Paki

atika la inga l a i Ba t an

G.Kilai G.Hamayu ng

G.Kum bangsilan

S.Wa ringin

Tabudar at Hili r M ndar u

G.Batuh arang G.Becaga G.Til a an h G.Rajangwake Pastin gS.

G .Batubelawang Teluk Me d sji S ungai Jar a ih n Haruyan Seber ang Pang gung Lo k BuntarS. Ka

S .Pa

ngg

G.Telagasariw in Tilah a nS .H

ang hij

au

S. B

Pan ggang Marakaru hp an ta n g

And ang Bari kin Pandanu

S.Pa sa la n n ga

G.Rinj ahanS

.B

an

n a ya gk

S.Ta wo

G.Datar alai

G .M ajandang ak

G .TawoS.Kunda n

G.Batu habug ra n

in as k

G .Per iukan an

G.Bangkuy a n G.Am bili kS. Ha

G.Mun jaltub aS.Te wa

G .Besaraa n g

S.B a ng

P angamb au Hulu Tabat Pad a g n

G.Mukar awin G.Jambu Su ngai Har ang Batu Pangg ungir S.PanaS .N

G.Batutag aling

ki

n an

g

ru h

Har uyan Dayak

G .Papagar an

Juh u

P enganbau Hili r Dalam

G.Ta bayang m

H ar S.uka S.La kb n

uyann di i S .K

iw

G.Tinti batu G.Har uyandayak G.Tindih a n G. Paku G.Tiai G.P anginan gan

um

p un

ga n

G.P a irin hS .T

G.Halip

G.A mbulu ng

K inding an

G. Lok bulat

G.Kalan gisan

G .Tam tangm a a l

Peta 3.2 Penggunaan Lahan EksistingLEG ENDA :

Jalan LokalB atas Kec amatan Batas Perencanaan Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lain

Belukar Rawa / Rumput rawa Sawah Perkebunan Alang-alang Tegalan / Ladang

Sungai Pemukiman Hutan Primer Hutan Sekunder Semak Belukar Rawa

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

S .M en

d ain i

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

S n ba g an at .B ar ny ha yu

Banua H anyar Banua Ku pang Ran tau Kemi nting Ja anih r

B P ajukun gan S.

arab

ai

Buk at

r Be awa Ten gah Al uan Besa n Bakt i Aluan Hulu Kay u Bawang

Dur ian Gan tang Bang kal

S.P

G.Buhu l

S.Ma nihas ing

Awang Besar Padang P antai Batun g Murun g A ng g an aP S.

g

G.Bintu run gS.Ba ra bai

Datar AjabS

i ba ra Ba S.

Pah a atan l Su ngai Rangas Per umah a nS.Jinga h

Hali au

Alat

Kadu ndung

G.Pan a ggung a n n

Hin a Kanan s G.P angku ran

Bat u Per ahuS. am w Hu

e ha .M n

G .Munjun gtampang

S. Ba rab

S .L ab u an as am

un g g an

S .T ul an ah

ng

UTARA

HalDilihat dari terkonsentrasi beberapa jenis penggunaan lahan eksisting, pada kota-kota, dimana semakin besar orde

3-

5

permukiman

kota semakin

terkonsentrasi permukiman. Permukiman lainnya tersebar secara linear mengikuti dimana terdapat jalur jalan, dimana semakin besar kelas jalannya, maka semakin tebal (banyak) permukiman di sepanjang jalan tersebut. Lahan pertanian tersebar cukup merata, dimana sebagian besar didominasi oleh lahan persawahan. Hutan terkonsentrasi pada jalur Pegunungan Meratus, sedangkan diluarnya mengalami pengurangan yang cukup siginifikan. Besar atau luasan jenis penggunaan lahan eksisting dapat dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 3.1 Penggunaan Lahan Kab. Hulu Sungai Tengah Tahun 2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JENIS PENGGUNAAN Pemukiman Hutan Primer Hutan Sekunder Rumput Rawa Semak Belukar Rawa Belukar Alang - Alang Danau Perkebunan Sawah JUMLAH LUAS Ha 5.977,00 16.028,00 20.396,00 2.055,00 2.909,00 28.730,00 9.003,00 96,00 23.693,00 38.313,00 147.200,00 % 4,06 10,89 13,86 1,40 1,98 19,52 6,12 0,07 16,10 26,03 100,00

Sumber : RTRW Kab. HST Tahun 2007-2016

Gambar 3.1 Perbandingan Penggunaan Lahan Kab. HST Tahun 2007

Pemukiman Hutan Primer Hutan Sekunder Rumput Rawa Semak Belukar Rawa Belukar Alang - Alang Danau Perkebunan Sawah

Sumber : Hasil Analisis

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

6

3.2. SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN HST3.2.1. RENCANA TATA RUANG NASIONAL (RTRWN) Dalam PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kawasan rencana adalah: 1. Bab II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH NASIONAL a). Bab II, pasal 7, Ayat (2): Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi: Point c. Mengembalikan dan meningkatkan fungsikawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah. Ayat (3): Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi: Point a. Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup. Point b. Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan

perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Point g. Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. b). Bab II, pasal 8, Ayat (3): Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi: Point a. Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana. c). Bab II, pasal 9, Ayat (6): Strategi untuk pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa meliputi:RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halmencerminkan jati diri bangsa yang berbudi luhur. Point b. Mengembangkan penerapan nilai budaya bangsa

3-

7

Point a. Meningkatkan kecintaan masyarakat akan nilai budaya yang

dalam

kehidupan msyarakat. Point c. Melestarikan situs warisan budaya bangsa. d). Bab II, pasal 9, Ayat (7): Strategi untuk pelestarian dan peningkatan nilai kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia meliputi: Point a. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan ekosistemnya. 2. Bab III RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH NASIONAL a). Bab III, pasal 14, Ayat (2): PKW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) ditetapkan dengan kriteria: Point b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. b). Bab III, pasal 14, Ayat (3): PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) ditetapkan dengan kriteria: Point a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan Mjasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan. c). Bab III, pasal 48, Ayat (2): Wilayah sungai meliputi wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan wilayah sungai strategis nasional. 3. Bab IV RENCANA POLA RUANG WILAYAH NASIONAL a). Bab IV, pasal 51, Kawasan lindung nasional terdiri atas: Point b. Kawasan perlindungan setempat. Point d. Kawasan rawan bencana alam b). Bab IV, pasal 52, Ayat (2): Kawasan perlindungan setempat terdiri atas: Point b. Sempadan sungai Ayat (4): kawasan rawan bencana alam terdiri atas: Point c. Kawasan rawan banjir c). Bab IV, pasal 56,RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal(2) huruf b ditetapkan dengan kriteria:

3-

8

Ayat (2): Sempadan sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat Point a. Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari kaki tanggul sebelah luar. Point b. Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai. Point c. Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai. d). Bab IV, pasal 58, Ayat (3): Kawasan rawan banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (4) huruf c ditetapkan dengan kriteria kawasan yang diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. e). Bab IV, pasal 71, Ayat (1): Kawasan peruntukan permukiman ditetapkan dengan kriteria: Point a. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana. 4. Bab VII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH NASIONAL a). Bab VII, pasal 88, Ayat (2): Peraturan zonasi untuk PKW disusun dengan memperhatikan: Point a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala provinsi yang didukung dengan fasilitas dan infratsruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang

dilayaninya; dan Point b. Pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat

permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang kecenderungan pengembangan ruangnya ke arah horisontal dikendalikan. Ayat (3): Peraturan zonasi untuk PKL disusun dengan memperhatikan pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berskala kabupaten/kota yang didukung dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya. b). Bab VII, pasal 98, Peraturan zonasi untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya disusun dengan memperhatikan:RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Haltanpa mengubah bentang alam.

3-

9

Point a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pendidikan dan penelitian

Point b. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang membahayakan keselamatan umum. Point c. Pembatasan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana alam. Point d. Pembatasan pemanfaatan ruang yang menurunkan kualitas fungsi lingkungan. c). Bab VII, pasal 100, Ayat (2): Peraturan zonasi untuk sempadan sungai dan kawasan sekitar sungai/waduk disusun dengan memperhatikan: Point a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau. Point b. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air. Point c. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi. Point d. Penetapan lebar sempadan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ayat (3): Peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau kota disusun dengan memperhatikan: Point a. Pemanfaatan ruang untuk kegiatan rekreasi. Point b. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk bangunan penunjang kegiatan rekreasi dan fasilitas umum lainnya. Point c. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan permanen selain yang dimaksud pada huruf b. d). Bab VII, pasal 102, Ayat (2): Untuk kawasan rawan banjir, selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), peraturan zonasi disusun dengan memperhatikan: Point a. Penetapan batas dataran banjir. Point b. Pemanfaatan dataran banjir bagi ruang terbuka hijau dan pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan rendah. Point c. Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang bagi kegiatan

permukiman dan fasilitas umum penting lainnya. Dalam PP No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), arahan yang terkait dengan kawasan rencana adalah:RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal1. (Banjarmasin), dan 4 PKW (Amuntai, Martapura, Marabahan, Kotabaru). 2. 3.

3-

10

Dalam Sistem Perkotaan Nasional di Provinsi Kal-Sel terdiri dari: 1 PKN

Dalam (Sistem) Jalan Bebas Hambatan di Provinsi Kal-Sel, tidak ada ruas jalan di Kab. HST yang terdapat jalan bebas hambatan. Dalam aspek Pelabuhan sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional, Banjarmasin merupakan Pelabuhan Internasional, sedangkan Batulicin merupakan Pelabuhan Nasional.

4.

Dalam aspek Bandar Udara sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional, Bandara Syamsuddin Noor merupakan Pusat Penyebaran Sekunder, Bandara Stagen merupakan Pusat Penyebaran Tersier.

5.

Dalam aspek Wilayah Sungai (WS) di Provinsi Kal-Sel, Wilayah Sungai BaritoKapuas termasuk dalam Lintas Provinsi.

6.

Dalam aspek Kawasan Lindung Nasional di Provinsi Kal-Sel terdapat beberapa kawasan lindung, yaitu: Suaka margasatwa Pleihari Martapura Suaka margasatwa Kuala Lupak Cagar alam Teluk Kelumpang, Selat Laut, Selat Sebuku Cagar alam Teluk Pamukan Cagar alam Sungai Lulan dan Sungai Bulan Taman hutan raya Sultan Adam Taman wisata alam Pleihari Tanah Laut Taman wisata alam laut Pulau Laut Barat Selatan dan Pulau Sembilan

7.

Kawasan Andalan terdiri dari: Kawasan Kandangan dan sekitarnya (pertanian, perkebunan, pariwisata); Kawasan Banjarmasin Raya dan sekitarnya (pertanian, industri, perkebunan, pariwisata, perikanan); Kawasan Batulicin (perkebunan, kehutanan, pertanian, industri, pariwisata, perikanan); Kawasan Andalan Laut Pulau Laut (perikanan, pertambangan).

8.

Penetapan Kawasan Strategis Nasional di Provinsi Kal-Sel adalah: Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batulicin.

9.

Beberapa hal terkait dengan Pulau Kalimantan ataupun kawasan rencana yang terdapat dalam Indikasi Program Utama Lima Tahunan adalah: Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasional;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halutara Pulau Kalimantan;

3-

11

Pemantapan jaringan jalan arteri primer, lintas selatan, lintas tengah, dan lintas Pengembangan jalan kolektor primer, jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan; Pengembangan jalur kereta api antar kota: jaringan jalur kereta api lintas selatan Pulau Kalimantan bagian barat dan timur; Pengendalian daya rusak air; Jaringan transmisi tenaga listrik pantai timut, pantai barat, dan pedalaman Kalimantan; Pengembangan jaringan telekomunikasi terestrial, jaringan pelayanan pusat pertumbuhan di pantai selatan Kalimantan. 3.2.2. RENCANA TATA RUANG (RTRW) PROVINSI KAL-SEL TAHUN 2007-2026 Dalam Draft RTRW Provinsi Kal-Sel 2007 arahan pengembangan yang terkait dengan kawasan rencana adalah: 1. Kota Barabai merupakan salah satu pusat pengembangan wilayah. Hal ini dapat dilihat dalam kebijaksanaan perwilayahan yang ditetapkan menjadi 3 (tiga) Satuan Wilayah Pembangunan (SWP), yaitu: Wilayah Pengembangan (WP) Kayu Tangi meliputi wilayah Kota

Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Laut dengan pusat pengembangan adalah Kota Banjarmasin; Wilayah Pengembangan (WP) Pahuluan/Banua Anam meliputi wilayah Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan dengan pusat pengembangan adalah Kota Barabai; Wilayah Pengembangan (WP) Timur-Tenggara/Tanah Bumbu meliputi Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru dengan pusat pengembangan adalah Kota Batulicin. 2. Pada Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sebagai pusat pelayanan primer meliputi penetapan Kota Barabai sebagai pusat layanan adminstrasi pemerintahan tingkat lokal, pusat layanan regional untuk industri, perdagangan dan jasa bagi Kota Rantau, Kandangan, Amuntai, Paringin dan Tanjung. Barabai sebagai pusat pelayanan primer, sedangkan Amuntai dan Tanjung sebagai pusat pelayanan sekunder. Arahan pengembangan sistem kota-kota tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

HalTabel 3.2. Arahan Sistem Pusat-Pusat Permukiman NO 1 2 3 PUSAT PELAYANAN Primer Sekunder Tersier SISTEM PUSAT PERMUKIMAN (SISTEM KOTA-KOTA) PKN Banjarmasin Batulicin Banjarbaru, Martapura PKW Barabai Amuntai, Tanjung Kotabaru Marabahan, Rantau, Kandangan, Paringin, Pelaihari Seluruh ibukota kecamatan se Kalimantan Selatan selain ibukota kecamatan dalam PKN dan PKW PKL

3-

12

Sumber : RTRW Prov. Kalsel 2007-2026

3.

Pengembangan sistem jaringan jalan arteri primer dengan status jalan nasional, diantaranya: ruas Pantai Hambawang Barabai Kapar Kias Mantimin Paringin.

4.

Pengembangan sistem jaringan jalan arteri primer dengan status jalan nasional, diantaranya: Batas Kal-Teng (Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah ) Anjir Serapat Banjarmasin Liang Anggang Banjarbaru Martapura Simpang Empat Rantau Kandangan Pantai Hambawang Barabai Kapar Kias Mantimin Paringin Dahai Tanjung Mabuun Muara Uya Batu Babi Batas Kal-Tim (Kabupaten Paser Panajam). Pembangunan, peningkatan dan pengembangan sistem jaringan jalan kolektor sekunder dan tersier dengan status jalan Provinsi diantaranya: Barabai Pagat; Kapar Kias Birayang Pembangunan dan peningkatan jalan lingkar dalam kabupaten/kota se Kalimantan Selatan, diantaranya: Jalan Lingkar Utara Barabai

5.

Strategi pengelolaan pola ruang pada kawasan budidaya pertanian tanaman pangan, meliputi: kawasan pertanian lahan basah yang tersebar pada wilayah Kabupaten Barito Kuala, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Tabalong, Tanah Laut, Tanah Bumbu yang membentuk sentra komoditas padi dan hortikultura; meningkatkan Sentra produksi pangan di Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar,Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu dan Barito Kuala;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal meningkatkan Sentra agribisnis

3-

13

hortikultura di Kabupaten Banjarbaru,

Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar, Tanah Laut, Kotabaru, Tanah Bumbu dan Barito Kuala. 6. Strategi pengelolaan pola ruang pada kawasan budidaya peternakan, meliputi: Daerah pusat pembibitan ternak sapi, yaitu Kabupaten Tanah Laut, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, dan Barito Kuala; Daerah pusat pembibitan ternak kerbau kalang/rawa, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Tengah dan daerah pusat pembibitan ternak kerbau, yaitu Kabupaten Kotabaru; 7. Daerah pengembangan unggas, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut, Banjarbaru dan Banjar. Sempadan sungai; Eksisting: Banyak kegiatan budidaya permukiman dan bangunan fisik di sempadan sungai terutama di kawasan perkotaan; Analisis: Potensial terjadinya pencemaran, sedimentasi dan penyempitan badan sungai; Arahan: Pengembangan fungsi bantaran sungai sebagai kawasan perlindungan setempat, pengendalian pemanfaatan bantaran sungai untuk kegiatan budidaya permukiman. Garis sempadan sungai pembangunan

permukiman di tepi sungai terutama dalam wilayah perkotaan diperkenankan dengan pengaturan tersendiri sesuai dengan spesifik lokal. Masih ada industri yang membuang limbah ke sungai; pengembangan industri ramah lingkungan. 8. Strategi pengelolaan pola ruang pada kawasan budidaya pariwisata, meliputi: Obyek wisata alam Air Panas Hantakan, Pagatan, Batang Alai Selatan, Haruyan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah; Obyek wisata religius Mesjid Jami Barabai.

3.2.3. RENCANA TATA RUANG (RTRW) KABUPATEN HST TAHUN 2007-2016 Dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Kawasan Perkotaan Barabai tahun 2007-2016, arahan yang terkait dengan kawasan rencana adalah: 1. Kawasan rencana termasuk dalam BWK Barabai, dimana Kota Barabai merupakan pusat pelayanan utama bagi BWK lainnya;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal2.

3-

14

Penetapan Kota Barabai sebagai pusat WP Banua Anam akan menarik banyak kegiatan skala regional di kota ini. BARAPAKAT (Barabai, Rantau, Amuntai, Paringin, Kandangan, dan Tanjung);

3. 4. 5. 6.

Rencana jalan lingkar bagian utara kota, kemungkinan akan memberi pengaruh terhadap kawasan rencana; Pola perkembangan kota diarahkan berbentuk radial konsentrik; Kawasan konservasi ditetapkan salah satunya adalah garis sempadan sungai; Dalam hal pembuangan limbah rumah tangga diarahkan dengan menggunakan MCK bersama;

7. 8.

Unit Lingkungan (UL) di Kota Barabai ada 6; Rencana pengembangan jalan (sistem jaringan dan lebarnya) sebagian terkait dengan jalan-jalan yang berada dalam kawasan rencana;

9.

Kepadatan tinggi di Barabai diatur dengan KLB yang tinggi dan arahan pengembangan rumah susun;

10. Fasilitas perdagangan dan jasa skala regional yang terdapat di kawasan rencana berupa: pusat perbelanjaan, dan bengkel pusat (service centre) produk khusus; 11. Fasilitas perdagangan dan jasa skala kawasan yang terdapat di kawasan rencana berupa: pasar, dan jasa pelayanan kawasan (service mobil, bank unit, BPR, fitness centre, dll.); 12. Proporsi ruang terbuka untuk setiap blok plan sebesar 35%; 13. Sumber air baku di Kota Barabai dan sekitarnya berasal dari sungai Barabai yang merupakan sumber air baku BNA Barabai untuk melayani wilayah kota Barabai; 14. Persyaratan penentuan dan perancangan TPS; 15. Penanganan limbah rumah tangga berupa individual dan komunal (MCK); 16. Terdapat arahan tentang fungsi jalan beserta lebarnya, dan kelengkapan jalan; 17. Terdapat arahan KDB untuk berbagai fungsi, ketinggian bangunan (jumlah lantai), peil lantai bangunan; 18. Terdapat arahan ketentuan sempadan bangunan (depan, samping dan belakang); 19. Terdapat pula arahan ketentuan sempadan sungai. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten HST tahun 20072016, arahan yang terkait dengan kawasan rencana adalah: 1. Kab. HST terdiri dari 3 Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP), salah satunya SSWP Barabai. 2. SSWP Barabai pusatnya Kota Barabai yang memiliki fungsi dan peran sebagai: Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran skala regional.RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal Pusat produksi pengolahan dan kegiatan industri.

3-

15

Sedangkan kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di wilayah ini adalah: Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa. Pengembangan kegiatan industri yang berorientasi pasar baik itu industri kecil, industri sedang, atau industri besar (pengolahan hasil pertanian, kerajinan rakyat). 3. Strategi dasar yang harus ditetapkan dalam penetapan kawasan lindung mutlak diperlukan, berfungsi sebagai: Pada kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali tidak mengganggu fungsi lindung. Dalam kawasan suaka alam dan kawasan cagar budaya dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali kegiatan yang berkaitan dengan kondisi penggunaan lahan serta ekosistem alami yang ada. Apabila sesuai dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), kegiatan budidaya mengganggu fungsi lindung maka kegiatan tersebut harus dicegah atau dibatasi perkembangannya, dan fungsi sebagai kawasan lindung dikembalikan secara bertahap. 4. Pengamanan kawasan suaka alam yang terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan dan daerah pengungsian satwa dilakukan dengan upaya melindungi keanekaragaman dan keunikan alam, sehingga ekosistem dari habitat alami flora dan fauna dapat tetap terkonservasi. 5. Bangunan yang bernilai sejarah tinggi seperti gua, makam, bangunan arkeologis, dan monumen nasional serta keanekaragaman bentuk geologi yang berguna perlu dilindungi dan dilestarikan dari kepunahan yang dapat disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. 6. Pengamanan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah dengan melindungi tempat tersebut dengan membuat ketentuan-ketentuan yang perlu perhatian diantaranya adalah peraturan pembangunan tidak boleh melebihi tinggi bangunan yang bernilai tinggi/situs purbakala sehingga hal ini akan memberikan nilai budaya dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pengembangan pembangunan guna peningkatan pendapatan daerah. 7. Kawasan perlindungan setempat terdiri dari kawasan sekitar mata air, sempadan sungai, sempadan sungai, dan kawasan sekitar rawa. Pengamanan pada kawasan sekitar air dilakukan dengan menentukan bahwa radius 200 m dari sekitar mata air harus bebas dari kegiatan.RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

HalArahan untuk kawasan sempadan sungai:

3-

16

Pada sungai-sungai besar di luar kawasan pemukiman ditetapkan sekurangkurangnya 100 m. Yang termasuk sungai besar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini antara lain adalah: Sungai Barabai. Sedangkan daerah yang termasuk aliran Sungai Barabai adalah: Kecamatan Labuan Amas Utara, Kecamatan Barabai, Kecamatan Batu Benawa dan Kecamatan Hantakan. Pada anak-anak sungai di luar kawasan pemukiman ditetapkan sekurangkurangnya 50 m. Pada sungai besar dan anak-anak sungainya di kawasan pemukiman ditetapkan 15 m. Pada kawasan sekitar waduk harus dilindungi dan dijaga, yaitu bahwa pada daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 m diukur dari titik pasang tertinggi ke arah darat. 8. Rencana pengembangan kawasan budidaya yang terkait dengan kawasan rencana meliputi: kawasan industri (besar dan kecil), kawasan permukiman perkotaan, kawasan lainnya. 9. Strategi pengembangan kawasan budidaya permukiman dan perumahan: Harus ditunjang dengan kemudahan aksesibilitas Tidak dibangun pada daerah konservasi (waduk, rawa, sungai, mata air, jaringan SUTT) Memperhatikan kelerengan/ketinggian sebagai syarat layak bagi kawasan terbagun 10. Strategi pengembangan kawasan budidaya perindustrian: Pengembangan dan pemberdayaan industri kecil dan home industri untuk pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan Pengembangan industri yang mengolah bahan dasar hasil tambang Pengembangan zona industri polutif berjauhan dengan kawasan permukiman 11. Terdapat beberapa arahan penanganan untuk: daerah rawan longsor, dan daerah rawan banjir. 12. Terdapat beberapa arahan untuk kawasan permukiman perkotaan dan kawasan industri. Rencana pengembangan industri di Kabupaten Hulu Sungai Tengah terutama berada di Kecamatan Barabai. 13. Berdasarkan kondisi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, kriteria wilayah dan bidang yang diperkirakan memerlukan prioritas pengembangan dan prioritas perencanaan tata ruang detail teknisnya (kawasan andalan/prioritas) adalah:RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halsatunya adalah Perkotaan Barabai.

3-

17

Wilayah yang memiliki prospek pengembangan yang tinggi, dimana salah Wilayah yang memiliki kawasan yang rawan baik rawan bencana ataupun rawan daya dukung tanah/alamnya. Pada kawasan dengan fungsi lindung yang mempunyai potensi terjadinya konflik penggunaan tanah akibat peralihan fungsi lahan. Kawasan yang strategis dan memberikan prospek pengembangan yang baik bagi bidang-bidang dan komoditi-komoditi unggulan. Salah satunya adalah industri (pengolahan komoditi-komoditi unggulan). 14. Konsep dan strategi pengembangan kawasan budidaya pertanian: Pengembangan bidang dan komoditi unggulan secara intensif maupun ekstensif serta melalui pengolahannya 15. Konsep dan strategi pengembangan kawasan budidaya peternakan: Pengembangan ternak unggulan (ternak besar-ternak kecil) sesuai dengan unggulan dan potensi yang ada Pengembangan kawasan peternakan dengan bermitra antara swasta dan masyarakat 16. Konsep dan strategi pengembangan kawasan budidaya perikanan: Pemanfaatan badan air yang ada untuk budidaya ikan (waduk, rawa, sungai, kolam, tambak) Peningkatan produktivitas penangkapan ikan dengan membentuk pusat kegiatan nelayan dan sarana/prasarana penunjangnya peningkatan perikanan 17. Konsep dan strategi pengembangan kawasan budidaya pertambangan: Peningkatan penelitian tentang kandungan geologi, jenis tambang dan berapa besar volumenya Peningkatan produktifitas pertambangan yang ada hingga tahap pengolahan 18. Konsep dan strategi pengembangan kawasan budidaya pariwisata: Pembukaan akses baru yang dapat membuka dan memajukan obyek wisata Peningkatan aksesibilitas yang mencakup sarana dan prasarana transportasi Pengadaan paket wisata Peningkatan promosi wisata Pengadaan paket wisata Rencana bidang strategis yang telah ada yang terkait dengan kawasan rencana adalah: Rencana Penanggulangan Darurat Bencana Banjir Sungai Barabai. 1. Adapun arahan untuk kawasan dengan pengendalian ketat adalah:

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

18

Pada Wilayah Perkotaan: pada wilayah perkotaan perlu adanya pemisahan antara kawasan perumahan sehingga keseimbangan dari masing-masing ekologi terjaga dimana dengan pengalokasian pemanfaatan lahan yang

didasarkan atas fungsi masing-masing, sedangkan untuk kondisi yang sudah ada melalui buffer zone dari masing-masing kawasan. Pada Kawasan Industri, penentuan jenis industri dan persebarannya harus mengacu pada beberapa hal, dimana yang terkait dengan kawasan rencana adalah: 1). Jenis industri yang dianggap potensial menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air harus di lokasikan berjauhan dengan kawasan permukiman dan sebaliknya. 2). Harus memiliki sistem pengolahan limbah dan air buangan lainnya. 2. Dalam aspek sosial-budaya, jenis-jenis kegiatan masyarakat yang dapat

mempengaruhi peran serta masyarakat dalam pembangunan adalah sebagai berikut: 1). Setiap pembangunan baru, faktor sosial budaya masyarakat memegang peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan, baik dalam penentuan jenis bidang yang akan dibangun/dikembangkan maupun dalam penentuan lokasi pembangunan. 2). Jenis kegiatan yang dilakukan tidak bersifat pamrih. 3). Hubungan kekerabatan masih tinggi, yang ditandai oleh saling kenalnya satu sama lain. 4). Jenis kegiatan meliputi: kerja bakti, pembangunan rumah, pembangunan Masjid, tahlilan, khataman, pembangunan fasilitas umum, arisan, hajatan, pengajian dan peringatan hari besar agama. 3. Arahan pengembangan perumahan diwilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk jangka waktu 10 tahun kedepan yang terkait dengan kawasan rencana adalah: Pengembangan rumah masih menggunakan pola horisontal (ekstensif) karena masih tersedianya lahan kosong yang masih cukup luas. 4. Arahan tentang ruang terbuka hijau masih menggunakan standar yang umum digunakan (luasan RTH didasarkan pada jumlah penduduk). 5. Kebutuhan air minum bagi tiap SSWP di Kabupaten Hulu Sungai Tengah diperkirakan berdasarkan angka rata-rata konsumsi air minum penduduk perkotaan, khususnya untuk kota-kota yang berstatus kota kecamatan atau kotakota dengan populasi dibawah 100.000 jiwa, yaitu sebesar 60 liter/orang/hari, kebutuhan penduduk terlayani berkisar 70 90%. Kebutuhan air minum nonRENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

19

domestik diperkirakan mencapai volume 15 20% dari total kebutuhan air minum domestik. Faktor kehilangan (losses) diperkirakan sebesar 20% dari total kebutuhan domestik dan kebutuhan non domestik. 6. Arahan pengaturan zoning untuk kawasan perlindungan bawahannya: Kawasan lindung yang sudah terlanjur terdapat kegiatan lahan untuk permukiman sebaiknya dibatasi perkembangannya, untuk selanjutnya

diarahkan perkembangannya pada kawasan di luar kawasan lindung. Kawasan perlindungan setempat yang terdiri atas perlindungan sekitar sungai dan waduk/danau, sebaiknya tetap dipertahankan dan perubahan kawasannya dikendalikan dengan ketat. 7. Salah satu jenis konflik dan pemecahannya yang terkait dengan kawasan rencana adalah: Jenis konflik: Permukiman dengan Kawasan Lindung (Sempadan Sungai). Pemecahannya: 1). Memindahkan perumahan dari memungkinkan). 2). Membatasi secara ketat perluasan permukiman di kawasan ini. 3). Mengevaluasi bentuk-bentuk bangunan yang menyebabkan terancamnya kerusakan pada tebing sungai, diikuti dengan pembuatan peraturan bentuk bangunan yang dapat diperkenankan. 4). Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara bersama fisik sungai, sehingga sungai dapat berfungsi maksimal, termasuk kesadaran untuk tidak membuang sampah ke sungai. Jenis konflik: Industri Jasa Perbengkelan dengan Permukiman. Pemecahannya: 1). Pengembangan suatu kawasan industri. 2). Pengetatan perizinan lokasi perbengkelan baru dan evaluasi bagi perbengkelan yang sudah ada berkaitan dengan intensitas gangguan bagi masyarakat sekitarnya dan ancaman kebakaran. 8. Konflik penggunaan lahan di SSWP Barabai: Sempadan Sungai dengan Permukiman Permukiman dengan Industri Perbengkelan Persawahan dengan Perluasan Permukiman daerah Sempadan Sungai (sejauh

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

HalA. RENCANA STRUKTUR DAN POLA RUANG

3-

20

Rencana struktur ruang Kab. HST dapat dilihat dari 4 kebijakan yang ada (RTRWN, Draft RTRW Prov. Kal-Sel, Draft RTRW Kab. HST, dan Draft RUTR Kawasan Perkotaan Kab. HST). Tabel perbandingan dari 4 sumber kebijakan tata ruang tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

21RUTR KAWASAN PERKOTAAN BARABAI

Tabel 3.3. Kebijakan Pengembangan Struktur dan Pola Ruang Kab. HST Berdasarkan 4 Sumber Kebijakan Tata RuangRTRWN 2008 (PP NO. 26 2008) Kebijakan ArahanIII. 14. Ayat (2) : PKW sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) ditetapkan dengan kriteria: Point b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten Dalam Sistem Perkotaan Nasional di Provinsi Kalsel terdiri dari: 1 PKN (Banjarmasin), dan 4 PKW (Amuntai, Martapura, Marabahan, Kotabaru)

RTRW PROVINSI KALSEL 20072026Kota Barabai sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) sebagai pusat pelayanan primer untuk kota Rantau, Kandangan, Amuntai, Paringin dan Tanjung Barabai sebagai pusat pelayanan primer, sedangkan Amuntai, dan Tanjung sebagai pusat pelayanan sekunder Penetapan Kota Barabai sebagai layanan administrasi pemerintahan tingkat lokal, pusat layanan regional untuk industri, perdagangan dan jasa bagi kota Rantau, Kandangan, Amuntai, Paringin, dan Tanjung Wilayah Pengembangan (WP) terdiri dari 3 diantaranya adalah WP Pahuluan/Banua Anam, meliputi wilayah Kab. Tapin, Kab. HSS, Kab. HST, Kab. HSU, Kab. Tabalong, dan Kab. Balangan, dengan pusat pengembangan adalah Kota Barabai

RTRW KAB. HST

Ayat (3) : PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) ditetapkan dengan kriteria: Point a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan

Kab. HST terdiri dari 3 Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP), salah satunya SSWP Barabai Kedepannya Perkotaan Barabai diarahkan sebagai orde III

Kawasan rencana termasuk dalam BWK Barabai, dimana Kota Barabai merupakan pusat pelayanan utama bagi BWK lainnya Penetapan Kota Barabai sebagai pusat WP Banua Anam akan menarik banyak kegiatan skala regional di kota ini Unit Lingkungan (UL) di Kota Barabai ada 6

SSWP Barabai pusatnya Kota Barabai yang memiliki fungsi dan peran sebagai: Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran skala regional Pusat produksi pengolahan dan kegiatan industri Sedangkan kegiatan utama yang diarahkan untuk dikembangkan di wilayah ini adalah : Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa. Pengembangan kegiatan industri yang berorientasi pasar baik itu industri kecil, industri sedang, atau industri besar (pengolahan hasil pertanian, kerajinan rakyat).

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

22

BARABAI

BANJARMASIN

Peta 3.3 Rencana Struktur Ruang Nasional di Prov. Kalsel dan Sekitarnya

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

UTARARENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

23

H a r Gadi ng u Tapuk Kabang

Telang Lim pasu

A wang

Muar a Rintis Marin ggit

Lubu ng Anak

Kar antung a Pauh n K arau

Sum a ggi S eberang n I lung Tengah Aw a g Baru n S umangg i I lung Pasar Lama Setiap Kambat Utara Hi lir B a anu Ayuang Bakapas Dangu Lim bar Bir ayang S urapati Tembok Ba a ang h l Lo Banua Rantau k Besar Bir a ang Timur y Kapar Wawai Lu njuk Sun gai Buluh Rantau Bujur Bin jai Pi rua Bul a n u B ua Budi an Banua Jingah Mand ingin K ias C kan Lipai u P aya P a a Be y sar Matang Gi nalon Mant a 'as Tungku p Binjai Pamangk ih Banua Kupang R tau Kemi nting an P a angkih m Masir aan Banua Hanyar Jar anih Pajuk ungan Duri a Gantang n Bangkal Gu ha Gam ba h Kupang Samh urang Tabat P ahalatan S ungai Rangas Per umahan Kadund ung Mu rung Taal Taal P a tai Ham bawang Timur n Jamil Tabu darat Hul u Baru Tabudar at Hili r Mu ndar Teluk Mesjid Pangg a g Marak n Andang Bar ikin Pandanu P anggun g Lok Bun tar H aruyan Dayak P enganbau Hil ir Dalam P a gambau Hu lu n Tab a Padang t Sun gai Harang Batu P anggung S ungai Jar anih Har uyan S eberang P a ng sti Tilahan Bat a g Bahalang n Banua K apayang Hapulang Mangunan g Mang unang S eberang Baru Mur ung B Bulayak Pam angkih Seberang Kasarang a n Pad a g n Pantai B ung at H a iau l Alat Aw a g Besar n Murun g A Aluan Sum ur Kayu B awang Kali baru Al uan Mati Banu a Asam Buk at Benawa Tengah Al uan Besar Bakti Al uan Hulu Kahakan Tanah H a a g b n Hapingi n Mah e a l

Ab ung Nat e h Batu Tangg a A bung S urapati P a bakulan m D atar Batung

Labuh a n Anduh um Rangas

Kambat Selatan K a u Rabah y Walatung

Ja uh t Ban ua Ba ung Babai t

Wawai Gar du Muar a Hungi

Ba ua Sup a ggal n n Mahang Sei Hany a r Mahang Pu tat P elajau Ma ang Matang Landung h

Banua Bin jai Hulu Ra sau

Layuh Atir an Hinas Kir i

Datar Ajab Hin as Kanan Batu Perahu

Aing Bantai

B u Tunggal at

Ju hu

K inding a n

Peta 3.4 Rencana Struktur Ruang Kabupaten HST

LEGENDA :

Batas Kecamatan Batas Perencanaan Jalan Arteri Jalan Kolektor Jalan Lain Jalan Lokal

Pusat Pelayanan SWP Pusat Pelayanan SSWP Batas Sub Satuan Wilayah Pengem bangan (SSWP)

Sub Satuan Wilayah Pengembangan B arabai Sub Satuan Wilayah Pengembangan B irayang Sub Satuan Wilayah Pengembangan Pantai Hambawang

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

24

BARABAI

BANJARMASIN

Peta 3.5 Rencana Pola Ruang Nasional di Prov. Kalsel dan Sekitarnya

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

UTARARENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

HalB. RENCANA WILAYAH YANG DIDORONG PENGEMBANGANNYA

3-

25

Berdasarkan RTRW Kabupatenn HST tahun 2007-2016 rencana wilayah yang didorong pengembangannya terdiri dari: 1). Wilayah tertinggal/ kurang berkembang (wilayah Pegunungan Meratus). 2). Wilayah strategis dengan sektor unggulan perekonomian. 3). Sebagian wilayah perkotaan. 4). Sebagian wilayah pariwisata. 5). Sebagian wilayah industri.

C. RENCANA WILAYAH YANG DIKENDALIKAN PENGEMBANGANNYA Berdasarkan RTRW Kab. HST tahun 2007-2016 rencana wilayah yang dikendalikan pengembangannya terdiri dari: 1). Wilayah dengan prospek pengembangan tinggi (Kec. Barabai). 2). Wilayah rawan bencana/ longsor (tersebar di wilayah Kab. HST, terutama: rawan banjir (sekitar bantaran sungai), dan rawan longsor (sekitar perbukitan)). 3). Wilayah dengan fungsi lindung (hutan lindung Meratus). 4). Sebagian wilayah perkotaan. 5). Wilayah konflik guna lahan. 6). Sebagian wilayah pariwisata. 7). Sebagian wilayah industri. Salah satu wilayah yang dikendalikan pengembangannya adalah pada Kota Barabai, yaitu di koridor Sungai Barabai atau biasa disebut kawasan Pasar Lama. Beberapa permasalahan krusial yang menyebabkan kawasan ini termasuk dalam kategori yang dikendalikan pengembangannya adalah: berkembangnya kegiatan budidaya memberikan dampak negatif terhadap lingkungan alamiah; semakin beratnya beban sungai Barabai menampung berbagai buangan kegiatan budidaya (limbah rumah tangga dan industri ringan); kecenderungan pertumbuhan memadat yang berpotensi menciptakan kawasan kumuh baru; kesehatan lingkungan yang

dikhawatirkan menurun dikarenakan permasalahan sampah; kekurangan supplai air bersih pada segmen-segmen tertentu.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

26

KAB. HULU SUNGAI

KAWASAN

Peta 3.6 Kawasan Pasar Lama Barabai

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

UTARARENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

27

Haur Gadin gS s ia .KS. Li m pa sa u

S.Pinan ghab ang

Tapuk Kab ang

S K . tu ng ara an ng

Te ang l

Lim pasu

Awang

Su mang gi S eberangS.BS.Bat an ata ng ga ai l ala i

A wang Bar u

Hili r Banu a A yuang Bak apas

Lim bar Bir ayan g Su rapati Tem bok Bahal ang Lok Besar Banua Rantau Kapar Lunj uk Bi rayan g Timu r

RangasS .B ata n ga la i

S. S. B ata B a

La uhan b Andu hum

t a ng al

S etiap

nga i a

Kam bat Ut ara

lai

S. g an An ng pa sim

S.B

atun

g

Muar a Rintis Mar ing git

Lu bung Anak

K arant unganPau h KarauS.Ab u ng

I lung Ten gah Hapi ngin I lun g P asar Lam a Dangu Mahela

Abu ng Nat eh Abun g S urapat i Batu Tang gaS.K

Sum anggi

S.P

a ka ita n

n

Datar Batung

P ambak ulanadu n du ng

S. Pang hik

S.Mandai

at S.B

al an g

ai

Kam bat S elatan K ayu Rabahan da w an

Jatuh Banua Bat ung Babai

i

Wa latungaran S .Marag

Waw ai

Wawai G arduS .T an ing

S.P

Mahang M ang Landu ng atda La n s

Mahang Sei Hanyar Mahan g Pu tat P elajau Banua A sam

.K ul

Binja i Pir ua

Hulu Rasau Banua Bin jai

Paya P a a Besa y rS.Udu ngS.P aya

Cuk a Lipai n

S.T am bulih

S.Hu ngi

Rant au Bujur

S.

in g si ng

T an di

Banua S upan ggal

S. L

al

Banu a Budi

Banu a Ji ngah Mandi ngini

Kias

l an g

S .S

ad u ng

Sun gai Bul uh

Bulau n

ai

Muara H ungi

S.Linau

S. B n ata

S

an

lai ga

S.Kiar

Matang Ginal on Bukat Benawa Teng a h

S.A

w ang

Manta'asS. B y an gb an at r ya an uhan g ka uS.Saw ang da ka n ga n nai b a Tabataar raba B S.

Tu ngkup Bi njai Paman gkih

S

.W

ala n

Al uan Besar Bakti A luan H ulu

Tanah H abang Kahak anS.Kahak an

gk

u

Banua Han yar Banua Ku pang Rantau K emin ting Jar anih Masir aanS.B ar B S. abai r a abai

.B P ajuk ungan S

ar

ai ab

Paman gkih Kupan g Sam hur angi

Gu ha G ambah

A luan M i at A luan Sum ur

Layuh At iran H inas Kir i

Pam angki h Seber ang K asar angan

an ang ang S.DuriS.M angun

Awan g Besar P adang P antai Batung Muru ng A n gg an aS .P

S .B

g

S.ara S .B

D atar A jab Hi nas Kanan Batu P erah uH S. uwaM S. an eh

S. D

an a

uB

P ahalat a n P eru mahanS.Jingah

S ungai Rangas Kadun dung

Haliaui

Alat

S .A mp

Du rian Gantang Bangkal

K alibar u

S.M anihasing

iha n

K ayu Bawang

S. Pa ngh iki

ulanta n

Taal P antai H ambaw ang Timu r Jami lS.

Baruati ar T

Mur ung B Bulayak

S.TimanS .Ja rin g an

Ain g Bantain hag n

S.P

Batang Bah alangS.S

S.T abu d

ara t

Tabu darat Hulu Bar u

Ban ua Kapay ang

Hapul ang Ma gunan g n Man gunan g Seb e ang rS.Hapulang

Bat u Tungg a lS.P a ti ka la in

S .LaS.Paki

bu

gana S.Ba

S.Da t ar ala i

S.W aringin

Tabud arat H ilir Mund a r

S .P

an

g ga

Teluk Me d sji And ang Bar ikin S ung ai Jarani h H aruy an Seb e ang r P angg ung Lo k Bunt arS.K a ruhS .B g an n ya ka

n gh

ija u

P angg ang Mar a kS.Ba ruh pa nS.Pasalang an

PastingS.Taw o

Ti lahanS .H in

tan g

Pan danu

S.Kundan

as

k an

an

S.

Ba

ta ng al a

i

P angam bau Hu lu

Su ngai H arangaa ng

Tab at Pad angS. Ha ru yanir

Batu P anggu ngdin in S .KS.PanaS.

L S . akb ukan

.T um pu ng

an

Peta 3.7 Pengembangan Kawasan PrioritasLEGENDA :

Jal an LokalBatas Kecamat an Bat as Perencanaan Jalan Arteri

S ungai

Kawasan Rawan Bencana dan Konflik Penggunaan Lahan Agropolitan

S

K indin gan

N iw

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

Kawasan Perkotaan

Prospek Per kembangan TinggiCagar Alam Danau

Jalan Kolektor Jalan Lain

Kerbau Rawa

Wilayah Terisolasi

S .B a ng kina ng

Peng anbau Hi lir Dalam

S.H

ara n

g

Haruy an Dayak

S.Tewa

Juhu

S

.M

Dan au Ban gkau

Mu run g Taa li aa i a b ba ar . BBar S S.

en

da in i

ba

m

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

a na bu La as m

ng na gu an .M

S lah Tu . an

g

UTARA

Hal3.3. KAWASAN TERPILIH PENYUSUNAN RPIJM

3-

28

Mengingat keterpaduan lokasi/kawasan merupakan persyaratan utama dan kemungkinan tidak semua kawasan strategis yang diusulkan masuk dalam kawasan untuk penyusunan Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) maka diperlukan penyusunan urutan prioritas kawasan. Menurut Bantek Penyusunan RTRW Kab. HST, ada 5 kawasan di Hulu Sungai Tengah yang diusulkan untuk disusun RPIJMnya. Kelima kawasan tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Kawasan Strategis Barabai; Kawasan Strategis Batang Alai Timur; Kawasan Strategis Hantakan; Kawasan Strategis Haruyan; Kawasan Strategis Labuan Amas Utara. Kawasan terpilih sebagai pusat pengembangan desa: 1. 2. 3. 4. Kawasan Kali Baru (Kec. Batu Benawa); Kawasan Hantakan (Kec. Hantakan); Kawasan Sungai Buluh (Kec. Labuhan Amas Utara); Kawasan Limpasu, Karau, Batu Tangga, Tembok Bahalang (Kec. Batang Alai Utara). Kawasan terpilih sebagai kawasan transportasi: 1. 2. Pemeliharaan terminal Pantai Hambawang; Pembangunan jalur kereta api untuk angkutan barang di Kasarangan Walaku (Kec. Labuhan Amas Selatan).

3.4. SKENARIO PENGEMBANGAN SEKTOR BIDANG PU/CKSkenario pengembangan sektor bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya

digambarkan dalam RPJM Kab. HST 2006-2010. Skenario Pembangunan Bidang PU/Cipta Karya adalah alternatif dan gambaran dari perwujudan rencana pengembangan kota dan masterplan prasarana. Skenario Pengembangan Permukiman, Bidang PU/Cipta Karya mencakup sektor Pengembangan Lingkungan

Penataan Bangunan

dan Lingkungan,

Penyehatan

Permukiman (sub sektor air limbah, persampahan, dan drainase) dan Pengembangan Air Minum. Disamping itu, melalui skenario pengembangan prasarana ini dapat

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halinfrastruktur perlu mengacu pada masterplan sektor, RPJMD dan kebijakan sektoral.

3-

29

diwujudkan keterkaitan dan keterpaduan antar sektor. Skenario pembangunan

3.4.1. SKENARIO LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN

PENATAAN

BANGUNAN

DAN

A. Tujuan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras dengan lingkungannya; 2. Terwujudnya penataan kawasan/lingkungan permukiman yang sehat, aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan. 3. 4. Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh; Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional dan pelestarian bangunan bersejarah termasuk lingkungannya; 5. 6. Terlaksananya pengelolaan RTH; Terwujudnya masyarakat mandiri dalam pengembangan lingkungan

permukiman yang berkelanjutan. B. Permasalahan Penataan Bangunan Lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Analisis Permasalahan a. b. c. d. e. Tidak tertatanya bangunan dan lingkungan pasar yang ada; Tidak tertatanya bangunan-bangunan pada kawasan wisata; Utilitas jalan yang masih kurang; Kurangnya fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH); Prasarana jalan lingkungan di komplek perumahan ada yang rusak dan belum beraspal; f. 2. Kondisi permukiman lingkungan yang belum merata dan kurang tertata.

Alternatif Pemecahan a. b. Mengatur tata bangunan dan lingkungan pasar Barabai; Menambah fasilitas lingkungan seperti lampu jalan, pedestrian, bak sampah, saluran drainase, dll; c. d. e. Menambah utilitas lingkungan seperti tiang listrik, dll; Penambahan RTH dan taman kota; Pembangunan dan revitalisasi kawasan wisata;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Half. g. h. Perbaikan prasarana jalan yang mengalami kerusakan; Pembuatan jalan permukiman; Rehap/pemeliharaan sarana dan prasarana bangunan yang sudah ada.

3-

30

C. Program Yang Diusulkan Dalam Penataan Bangunan Lingkungan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Revitalisasi kawasan Revitalisasi kawasan wisata Revitalisasi kawasan Pasar Lama Barabai Revitalisasi kawasan Mesjid Keramat 2. 3. 4. 5. Penyusunan PERDA bangunan dan gedung Pembuatan Museum dan Sanggar Seni di kota Barabai; Penyediaan RTH dan Taman Kota Program pengadaan dan peningkatan fasilitas, sarana, dan prasarana pemerintah dengan kegiatan: Pembangunan dan rehab prasarana fisik pemerintahan; Pembangunan dan rehab penunjang aparatur pemerintah untuk pelayanan publik. 6. 7. Penyusunan PERDA Sungai, PERDA IMB, PERDA bangunan dan gedung; Pembangunan trotoar/pedestrian di sepanjang jalan utama.

3.4.2. SKENARIO PENGEMBANGAN PERMUKIMAN A. Tujuan Pengembangan Permukiman Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kawasan permukiman adalah kawasan yang diperlukan sebagai lingkungan hunian tempat tinggal yang berada di kawasan perkotaan maupun di kawasan perdesaan. Adapun kriteria dari kawasan permukiman adalah kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman yang aman dari bahaya bencana alam, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha dan kawasan yang apabila digunakan untuk permukiman dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Meningkatkan ketersediaan permukiman dan mendayagunakan fasilitas yang ada disekitarnya dan meningkatkan perkembangan kegiatan sektor dan ekonomi yang ada disekitarnya. 2. 3. Tidak menganggu fungsi lindung dan tidak menganggu upaya pelestarian sumber daya alam. Meningkatkan pendapatan masyarakat, pemerintah daerah dan pendapatan nasional.RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal4. Menyediakan kesempatan kerja dan mendorong perkembangan masyarakat. B. Permasalahan Pengembangan Permukiman Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Analisis Permasalahan a. b. Adanya permukiman padat kumuh di kawasan perkotaan;

3-

31

Adanya permukiman berladang yang merusak hutan lindung dan hutan Kabupaten Hulu Sungai Tengah;

c.

Permukiman pada daerah bantaran sungai sudah tidak dapat lagi dikembangkan sebagai kawasan permukiman karena kritis dari erosi arus sungai;

d.

Pada permukiman tepian sungai tidak tertata dan mengakibatkan polusi air sungai;

e.

Adanya

kerusakan

jalan

pada

beberapa

kawasan

dan

belum

terpenuhinya jalan lingkungan, jalan setapak (cor beton), dan peningkatan jembatan; f. g. Belum terpenuhinya sarana dan prasarana dasar permukiman; Berkembangnya perumahan menuntut peningkatan sarana dan prasarana dasar permukiman. 2. Alternatif Pemecahan untuk pengembangan permukiman eksisting a. Penataan kawasan permukiman padat dan kumuh di pusat Kabupaten Hulu Sungai Tengah menjadi kawasan permukiman sehat, nyaman dan layak huni; b. c. Membatasi permukiman berladang yang merusak hutan lindung dan hutan Kabupaten Hulu Sungai Tengah; Peremajaan, up grading, resetlement kawasan permukiman kumuh dan permukiman tepian sungai; d. Penghentian dan pemberian sanksi untuk perambahan hutan untuk permukiman berladang; e. Penyusunan guidelines mengenai tata bangunan dan lingkungan dalam kawasan permukiman di Kabupaten Hulu Sungai Tengah; f. g. Peningkatan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan; Terpenuhinya kebutuhan pengembangan permukiman (sarana dan prasarana dasar permukiman). 3. Alternatif Pemecahan untuk pengembangan permukiman baru a. Penambahan lokasi dan lahan permukiman/perumahan untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman dimasa mendatang terutamaRENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halpermukiman; b.

3-

32

pada kawasan bagian selatan dan utara yang sesuai untuk kawasan Pengembangan perumahan baru/new town sebagai penyediaan fasilitas perrumahan, perdagangan, perkantoran, hotel/restoran dan jasa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah; c. Pembangunan permukiman dan perumahan industri, instansi, swasta, tradisional baru sesuai dengan rencana tata ruang wilayahyang telah ditetapkan; d. Penambahan kawasan permukiman Kabupaten Hulu Sungai Tengah berdasarkan tipologi permukiman yang ada dan sesuai dengan karakter penduduknya; e. Konsep pengembangan kawasan permukiman baru diarahkan untuk memanfaatkan dan menghargai bentukan alam, antara lain meliputi : kontur, topografi, geologi, vegetasi dll; f. Penyediaan permukiman selain dikembangkan untuk kebutuhan

perumahan kelas menengah atas, juga harus disediakan perumahan menengah bawah / murah yang terjangkau oleh masyarakat banyak; g. Penyediaan permukiman baru selalu dibarengi dengan penyediaan sarana (fasilitas umum dan fasilitas sosial) dan prasarana penunjang perumahan tersebut. C. Program Yang Diusulkan Dalam Pengembangan Permukiman Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Program pengadaan dan peningkatan sarana prasarana pelayanan publik dengan kegiatan: a. b. Pembangunan dan rehab pasar; Pembangunan dan rehab prasarana lingkungan permukiman, seperti pengerasan dan pengaspalan pada jalan desa, serta pembuatan jalan lingkungan; c. d. 2. Pembangunan dan rehab perumahan; Penanganan darurat prasarana permukiman.

Rencana pengembangan kawasan perumahan di Kab. Hulu Sungai Tengah sebagai berikut: a. Pengembangan kawasan perumahan skala besar diarahkan di

Kecamatan Barabai dan kawasan-kawasan yang berada di sekitar pusat pelayanan berdasarkan masing-masing Sub Wilayah Pengembangan seperti PKL-1 Pantai Hambawang, Kecamatan Labuan Amas Selatan;RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halb. perumahan penduduk yang sudah ada (efesiensi lahan); c.

3-

33

Pengembangan perumahan secara individu diupayakan menyatu dengan

Untuk pengembangan kawasan perumahan skala besar maupun secara individu harus sesuai dengan rencana tata ruang yang sifatnya lebih rinci.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

34

Peta 3.8 Rencana Struktur Sistem Pusat Permukiman Perkotaan dan Pedesaan

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal3.4.3. SKENARIO PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR MINUM (PDAM) A. Skenario Pengembangan Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Tengah

3-

35

Kebutuhan air bersih di wilayah Kabupaten sebagian besar telah dilayani oleh PDAM, khususnya pada wilayah perkotaan. Sedangkan untuk wilayah perdesaan dalam pemenuhan air bersih memanfaatkan sumur gali dan memanfaatkan sumber mata air dengan cara menggunakan pipa-pipa, selang air dan menggunakan tandon air. Pemenuhan air bersih dari PDAM dengan memanfaatkan mata air dan dari Sungai Batang Alai Utara dan Batang Alai Selatan. Untuk wilayah yang belum terlayani oleh jaringan PDAM, masyarakat menggunakan sumur gali, pengeboran dan memanfaatan sumber mata air di sekitar kawasan permukiman. Dalam pemenuhan air bersih sebagian besar masyarakat tidak mengalami kesulitan. Cakupan pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah baru mencapai 71,58%, yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 69,58% dan sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 2%. Diperkirakan masih terdapat masyarakat miskin di perkotaan yang belum terlayani air minum baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 6.552 jiwa (28,24%). Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah baru mencapai 26% dari seluruh penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 23% dan sistem non perpipaan yang terlindungi 3%. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih terdapat IKK rawan air minum sebanyak 3 IKK, dan desa rawan air minum sebanyak 48 desa. Guna mendukung pemenuhan air bersih di wilayah Hulu Sungai Tengah umumnya dan khususnya pada wilayah-wilayah yang kesulitan air maka arahan pengembangan pengelolaan dan pelayanan air bersih untuk masa mendatang bagi wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah sebagai berikut: a. Pengembangan, pelayanan air bersih yang di kelola oleh PDAM, baik

pengembangan terhadap jaringan, peningkatan kapasitas produksi melalui peningkatan sistem perpipaan air bersih maupun dengan cara peningkatan terhadap sarana produksi, misalnya dengan cara memanfaatkan sumber air yang belum dikelola. b. Guna mendukung ketersediaan air untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan irigasi, maka perlu adanya perlindungan terhadap sumber mata air, perlindungan terhadap jaringan sungai, jaringan irigasi maupun melindungi kawasan hutan dan kawasan resapan air lainnya.RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Haladalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. Rumah tangga Fasilitas sosial/perkantoran Komersial Industri Cadangan kebocoran Pemadam kebakaran : 100 liter/orang/hari : 5% dari kebutuhan rumah tangga : 20% dari kebutuhan rumah tangga : 10% dari kebutuhan rumah tangga : 10% kebutuhan total : 10% kebutuhan total

3-

36

Sebagai pedoman standar dalam mengetahui kebutuhan air bersih/air minum

Tabel 3.4 Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Pada Tahun Rencana 2028STANDAR PEMAKAIAN (LT/ORG /HR) 150 160 170 KEBUTUHAN AIR BERSIH (LT/ORG /HR) Domestik 26.650.012 52.235.437 497.476 Non Domestik 9.327.504 18.282.403 JUMLAH KEBUTUHAN (LT/HARI) 35.977.517 70.517.840

TAHUN PERKIRAAN 2005 2018 2028

JUMLAH PENDUDUK 236.889 464.315 663.302

TERLAYANI (75%) 604.528 1.100.343 2.189.876

26.117.516 26.614.993 Sumber: MDGs

B. Sasaran Pengembangan Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Prioritas pembangunan pengembangan SPAM di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ditekankan pada ibukota Kabupaten dan Ibukota Kecamatan, khususnya masyarakat miskin (perkotaan rawan air minum/IKK rawan air minum/desa rawan air minum). 2. Peningkatan Kesehatan PDAM, dalam hal ini status PDAM akan ditingkatkan dari sehat menjadi sangat sehat. C. Permasalahan Pengembangan Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Analisis Permasalahan a. b. c. Perlunya tambahan pelayanan air bersih; Perlu peningkatan IPA pada masing-masing kawasan; Perlu adanya pemasangan Pipa Primer Distribusi kawasan Batang Alai Selatan dan Batu Benawa. 2. Alternatif Pemecahan a. Meningkatkan sistem pengolahan air bersih (IPA) di masing-masing kawasan yang mempunyai potensi air baku untuk sumber air bersih; b. Penataan/penanganan zona/kawasan pelayanan air bersih di daerah eksisting dan wilayah pengembangan kawasan perumahan dan

permukiman;RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halc.

3-

37

Penataan/pengaturan distribusi sumber-sumber air baku permukaan dan sumber air baku tanah-dalam melalui penataan wilayah tata air kawasan khusus untuk industri;

d. e.

Penataan/pengaturan/penggunaan/peningkatan

sistem

jaringan

pelayanan air bersih ke wilayah kawasan perumahan dan permukiman; Pengontrolan sistem produksi air bersih (IPA) di tiap kawasan yang mempunyai potensi kebocoran sumber air bersih dengan pemasangan water meter; f. Penataan/penanganan sistem distribusi zona pelayanan air bersih di daerah eksisting dan wilayah pengembangan kawasan perumahan dan permukiman dengan sistem loof (melingkar); g. Penggantian pipa-pipa distribusi lama yang tidak layak dan mengadakan pengecekan secara berkala; h. Meningkatkan sistem pengelolan/pencatatan pembacaan water meter ke pelanggan; i. Penataan sistem administrasi pengolahan air bersih.

D. Program Yang Diusulkan Dalam Pengembangan Air Minum Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Adanya peningkatan akses air minum perpipaan berdasarkan daerah pelayanan berikut: a. Wilayah pelayanan Kota, dari 55,38% menjadi 73,85%, atau tambahan pelayanan 13.167 jiwa; b. Wilayah pelayanan IKK, dari 17,72% menjadi 24,65%, atau tambahan pelayanan 17.350 jiwa. Untuk meningkatkan akses air minum perpipaan dilakukan kegiatan

penambahan unit pelayanan yaitu: a. Pengembangan pelayanan kota: penambahan kapasitas dari 65 menjadi 85; b. Pengembangan pelayanan kota: 1 unit/kota; c. Penyediaan PS air minum IKK Rawan air yang belum memiliki sistem (baru): 1 unit; d. Perluasan/Pengembangan SPAM IKK yang sudah memiliki sistem (lama): 2 unit; e. Penyediaan PS air minum Desa Rawan air yang belum memiliki sistem (baru); f. Perluasan SPAM desa yang sudah memiliki sistem (lama): 4 unit.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal2.

3-

38

Peningkatan akses air minum non perpipaan terlindungi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dari 20% menjadi 35%. Upaya yang dilakukan berupa pengembangan PS air minum di 12 Desa/ Kelurahan atau sekitar 3.315 KK (13.295 jiwa) dengan cara percontohan.

3.

Peningkatan Kesehatan PDAM, dalam hal ini status PDAM akan ditingkatkan dari kurang sehat menjadi sehat.

4.

Kegiatan yang mendukung sasaran ini adalah: a. Membuat program pengembangan sistem PDAM (memberikan dukungan lebih besar dari dana APBD Kabupaten dan APBD Propinsi; b. Penyesuaian tarif, dari tarif air rata-rata Rp. 1.650,00/m3 menjadi Rp. 3.500,00/m3.

5.

Menurunkan tingkat kehilangan air khususnya di wilayah perkotaan dan IKK dari 25,00% menjadi 24,00%. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi: a. Mengganti water meter pelanggan yang rusak/aus sebanyak 2.500 buah; b. Mengganti jaringan pipa distribusi yang bocor; c. Mengganti jaringan pipa asbes 200 mm dan 150mm sepanjang 3.706 meter dengan pipa PVC; d. Memasang water meter induk baru sebanyak 7 buah.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

HalTANJUNG

3-

39BAN JARBARU PELAIH ARI

Haur Gading

KABUPATEN TABALONGLIMPASUKabang

UTAR A

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARAAM U AI NT

Awang

KECAMATAN BATANG ALAI UTARAMuara Rintis A wang Baru Telang Maringgit Sumanggi Seberang Sum anggi Ilung Tengah Labung Anak Karau

KECA MATAN LIMPASUAbung

Tapuk

KECAMATAN PANDAWANSeti ap Kambat Utara

Pauh Hawang Abung Surapati Mahela Karatungan N ateh

ILUNG

Hapi ngin Dangu

Ilung Pasar Lama

BATU TANGGA

Pem bakulan

Hil ir Banua W al atung Kambat Selatan Kay u Rabah Jatuh Banua Batung Buluan Babai Bakapas

Ay uang Bukat

Tembok Behalang L ok Bes ar Kapar Kias Mandingin Banua Rantau

L imbar Birayang Surapati Rangas

Anduhum L abuhan Biray ang Timur Data Batung Wawai Gardu

BIRAYANGLunjuk

W awai

Sungai Buluh

Mahang Sungai Hanyar

PANDAWANBinjai Pirua

Rantau Bujur

Mantaas

KECAMATAN LA BUAN AMAS UTARASamhurang Tabat

Tangkup

Bi nj ai Pemangkih

Cuk an Lipai Banua Supanggal BARABAI UTARA Mahang Putat H ul u Rasau Paya Mahang Matang Pelajau Barabai Timur L andung Matang G inalun Banua As am Barabai Barat Banua Hanyar Barabai D arat Aluan Besar Tanah Habang Gambah Barabai Selatan Aluan Mati Pajuk ung Jaranih Kayu Bawang Banua Kupang Kahak an Layuh Al uan Sumur Kalibaru Rantau Kaminting Bangk al Masiraan D uri an Gantang Guha Paya Besar Aluan Kadundung

Benawa Tengah Banua J ingah Binj ai Banua Budi

KECAMATAN BA TANG ALAI SELATANTandilang

KECAMATAN BATANG A LAI TIMUR

KECAMATAN BARABAIAwang Besar Murung A

Datar Ajab Atiran Hinas Kiri Hinas Kanan Ai ng Bantai

Pemangkih

Pantai Batung Bak ti

KA SAR ANGANPemangkih Seberang Pahalatan

Taras Padang Sungai Rangas Banua Kapayang

PAGAT

KECAMATAN BA TU BENAW AAlat

Batu Perahu

Haliau

Perumahan

PANTAI HAM BAWANG BAR ATJamil Mahang Baru

Murung Ta'al Baru H apulang Lok Buntar

Pantai Hambawang Tim ur Ta'al Batang Bahal ang Mengunang

Bul ay ak Murung Batu Tunggal Pas ting Muara Hungi

KECAMATAN LABUAN AMAS SELATANPanggang Marak

Tabu D arat Hilir

KABUPATEN KOTABARU

Tabu D arat Hulu Mundar

Mengunang Seberang Sungai Jaranih Teluk Mesj id Andang Pengambau Hilir Luar

Barik in Pandanu Panggung

HANTAKANTabat Padang

KECAMATAN HANTAKAN

Patikalan

HARUYAN

Haruy an Seberang

Juhu TilahanP ROP IN SI K ALIMA NTAN TENG AH PR OPI NSI KA L MAN TAN TI MUR I

Pengambau Hi lir Dalam Pengam bau H ul u

Sungai Harang Batu Panggung Haruy an DayakTA N N G JU

KANDAN GAN

KECAMATAN HARUYAN

BA LA G A N N

AM UNTAI

Ki ndingan

BA R BA I A

KA N A N A D G N

MA A A A N R B H

RAN A T U

KOTA BA R U

BAN JAR M ASI N

KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

MA TA PU R R A BA N JA BA R R U BA TU LIC IN

P EL A A I IH R

UTA RA

Peta 3.9 Rencana Pelayanan Air Minum

KETERANGAN :BA TAS PROPINS I BA TAS KA BUPATEN BA TAS KE CAMA TAN J ALAN NA SIONA L J ALAN PROPINSI SUNGA ITIDAK ADA PELAYA NA N IKK PELAYANAN IKK RENCA NA PE LA YANAN IKKRENCA NA PE RPIPA AN DES A YANG B ELUM T ERLAYA NI AIR MINUM PERPIPA AN DES A YANG T ERLAY ANI AIR MINUM PERPIPA AN

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

AIR BAKU TERLINDUNGI

UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal3.4.4. SKENARIO PENGEMBANGAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH A.

3-

40

Skenario Pengembangan Sub Sektor Air Limbah Kabupaten Hulu Sungai Tengah Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan

pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan dan perdagangan), sumber industri karet dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air

permukaan atau air hujan. Air tanah, air permukaan dan air hujan pada kondisi tertentu masuk sebagai komponen limbah cair, karena pada keadaan sistem saluran pengumpulan limbah cair sudah rusak atau retak, air alam itu dapat menyatu dengan komponen limbah cair lainnya dan harus diperhitungkan upaya penanganannya. Penanganan limbah cair meliputi berbagai proses, yakni penyaluran, pengumpulan, pengolahan limbah cair, serta pembuangan lumpur yang dihasilkan. Sementara ini, sistem pembuangan limbah cair di Kabupaten Hulu Sungai Tengah masih dilakukan secara konvensional, yaitu masing-masing individu bangunan rumah (untuk limbah cair domestik) mempunyai instalasi pengolahan limbah sendirisendiri (dengan sistem septik tank individual), begitu pula dengan limbah industri dan limbah dari perbeng-kelan, karena skalanya produksi limbahnya relatif masih kecil. Namun demikian, ke depan sistem pengelolaan limbah cair untuk masing-masing kawasan ini perlu disusun masterplan dan DED (detail engineering design)-nya. B. Sasaran Pengembangan Sub Sektor Air Limbah Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. 2. Berkurangnya pencemaran ke badan air yang diakibatkan oleh pembuangan limbah domestik yang tidak sanitair; Peningkatan kesadaran melalui program sosialisasi pada para pengrajin industri skala rumah tangga untuk bergabung bersama-sama dan dikelola serta dikoordinasikan melalui Bappeda setempat; 3. Masyarakat yang belum mempunyai fasilitas sanitasi atau fasilitas sanitasinya tidak memadai di kawasan kumuh dan padat penduduk menggunakan tangki septik tank komunal untuk fasilitas sanitasi individual. C. Permasalahan Sub Sektor Air Limbah Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Analisis Permasalahan a. Kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halb. limbah rumah tangga; c. d.

3-

41

Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan pengelolaan tinja dan

Banyaknya pembuangan tinja ke sungai oleh masyarakat yang tinggal di pinggir sungai; Pada beberapa daerah dibutuhkan pelayanan pengelolaan air limbah dan drainase seiring bertambahnya jumlah bangunan gedung.

2.

Alternatif Pemecahan a. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan cara yang baik untuk mengelola tinja dan limbah rumah tangga serta memberikan kesadaran kepada masyarakat agar tidak membuang tinja ke sungai; b. Peningkatan pelayanan pengelolaan air limbah dan drainase seiring bertambahnya jumlah bangunan gedung.

D. Program Yang Diusulkan Dalam Sub Sektor Air Limbah Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Pengembangan teknis pengelolaan air limbah domestik dengan sistem setempat (on site sanitation system) dan sistem terpusat yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan target pelayanan sesuai standar nasional; 2. Pembentukan institusi khusus dan peraturan yang mengatur serta mengelola air limbah; 3. Penerapan sistem pengelolaan air limbah non domestik yang tidak mencemari lingkungan disesuaikan dengan karakteristik industri yang ada, terutama industri olahan karet; 4. 5. 6. Pengendalian dan monitoring dalam pengelolaan air limbah non domestik; Pengadaan sarana dan prasarana MCK; Penyusunan Masterplan pembuangan air limbah Kota Barabai.

3.4.5. SKENARIO PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN A. Skenario Pengembangan Sub Sektor Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pada wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sistem pengelolaan sampah yang ada saat ini khususnya pada kawasan perdesaan dikelola secara individu di tiap rumah dengan cara membakar atau menimbun sampah di pekarangan rumah. Sedangkan untuk kawasan perkotaan sistem pengelolaan sampah dengan sistem pengangkutan sampah dari tiap rumah hingga menuju ke TPA. Kebutuhan pengelolaanRENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

42

sampah ini sangat diperlukan di kawasan perkotaan karena dengan semakin meningkatnya aktivitas di kawasan perkotaan tersebut, maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya jumlah sampah ini, maka perlu adanya upaya untuk menangani sampah yang meliputi sistem pengangkutannya dan pengolahan sampah itu sendiri. Untuk pengangkutan sampah ini dimulai dari rumah tangga hingga menuju tempat pembuangan sementara,

kemudian dari tempat pembuangan sementara hingga menuju tempat pembuangan akhir. B. Sasaran Pengembangan Sub Sektor Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Sasaran kondisi persampahan yang diharapkan oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah: 1. 2. 3. 4. Berkurangnya jumlah sampah kota yang harus dikelola; Terpeliharanya kebersihan dan keindahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah; Tercegahnya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup; Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

C. Permasalahan Sub Sektor Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Analisis Permasalahan a. Kondisi sampah yang terus meningkat dan kurangnya alat angkut persampahan; b. Kesadaran masyarakat yang masih kurang untuk membuang sampah ke TPS pada waktu yang ditentukan; c. d. Permasalahan TPS yang kurang sesuai dari segi estetika karena umumnya berada di pinggir jalan protokol yang jauh dari pemukiman; Adanya target nasional bahwa pada tahun 2013 semua TPA di Indonesia tidak boleh menggunakan sistem open dumping. 2. Alternatif Pemecahan a. Penanganan persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah melalui pengelolaan sampah secara terpadu. Pengaturan pengelolaan sampah dengan fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas; Teknik operasional sampah dilakukan secara sampah; terpadu melalui

pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halpersampahan kawasan;

3-

43

Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan Perlakuan hukum untuk menunjang keberhasilan dalam pengelolaan sampah. b. Penanganan sistem pembuangan akhir sampah yang tidak mencemari lingkungan sekitarnya dengan upaya efisiensi lahan dan pemanfaatan sisa sampah agar lebih berguna dengan metode yang tepat guna. 1. Pengolahan sampah yang dapat mereduksi timbulan sampah sebesar 30% serta pemanfaatan sisa sampah untuk memperbaiki struktur serta kinerja tanah pada lahan-lahan pertanian dan perkebunan yang kurang subur serta kegiatan penghijauan; 2. Menjaga, mengelola, dan memelihara fungsi TPA Desa Telang sebagai tempat pembuangan/pengolahan akhir sampah sesuai dengan kriteria dan melakukan proteksi terhadap bahaya leachate (limbah air sampah) dan gas dengan metode yang tepat; 3. 4. Pembuatan Buffer Zone kawasan TPA selebar minimal 500 m; Penetapan kawasan 10 km dari TPA sebagai kawasan rawan pencemaran TPA; 5. Pembatasan budidaya dan atau permukiman (yang sudah ada) di kawasan Garis Sempadan TPA untuk menghindari dampak

pencemaran sampah; 6. Pembatasan untuk pengembangan kawasan budidaya dan atau permukiman baru pada kawasan rawan pencemaran TPA. D. Program Yang Diusulkan Dalam Sub Sektor Persampahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penyusunan masterplan persampahan; Rekruitmen TKS Pasukan Kuning; Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan; Penarikan Retribusi Sampah; Penyuluhan/sosialisasi Kebersihan Lingkungan; Peningkatan TPA menjadi sistem Sanitary Landfill.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

44

Peta 3.10 Lokasi dan Rencana Pengembangan TPA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

di Desa Telang

UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal3.4.6. SKENARIO PENGEMBANGAN DRAINASE A.

3-

45

Skenario Pengembangan Sub Sektor Drainase Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pemasukan air limpasan di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah dialirkan

melalui jaringan drainase alam, yaitu Sungai Barabai dan Sungai Batang Alai berserta anak-anak sungainya. Secara morfologi daratan, wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah terbagi atas tiga dataran, yaitu dataran tinggi kaki gunung Pegunungan Meratus bagian hulu wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah; dataran sedang bagian tengah wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah; dan dataran rendah bagian hilir wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah merupakan kawasan berair (rawa). Dengan kondisi morfologi kawasan seperti ini, maka kedua wilayah dataran sedang dan rendah, rawan terhadap bencana banjir. Namun demikian dengan dibuatnya kanal banjir Barabai dan normalisasi Sungai Barabai di bagian tengah dan hilir sungai, masalah banjir sampai saat ini telah tertangani. B. Sasaran Pengembangan Sub Sektor Drainase Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Adanya penanganan intensif pada daerah-daerah genangan, terutama daerah padat dan kumuh, baik dengan cara membangun baru saluran yang belum ada, memperbaiki dan memelihara saluran-saluran drainase yang tidak mampu lagi mengalirkan debit air, maupun dengan melakukan normalisasi sungai dan anak sungai; 2. Pembangunan rumah dan toko yang terarah dan tertata disertai dengan pembangunan prasarana drainase yang layak; 3. Saluran drainase mempunyai kapasitas yang cukup untuk mengalirkan air hujan dengan intensitas yang tinggi; 4. Sungai dan bantarannya terhindar dari pemukiman liar yang mengakibatkan penyempitan dan pendangkalan; 5. Tersedianya daerah resapan yang cukup untuk menyerap debit puncak sungai atau saluran pada saat hujan-hujan puncak; 6. Tumbuhnya kesadaran masyarakat yang tinggi sehingga tidak lagi membuang sampah ke saluran drainase. C. Permasalahan Sub Sektor Drainase Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. Analisis Permasalahan a. Sungai yang dipengaruhi arus pasang surut;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Halb. saluran drainase rusak dan tersumbat oleh lumpur dan sampah; c. d. e.

3-

46

Saluran drainase yang belum memadai dan beberapa bagian pada

Dimensi saluran yang ada sebagian besar tidak memenuhi syarat teknis drainase; Inlet dari jalan ke saluran tidak dapat berfungsi dengan baik; Banyak tumbuhan air yang tumbuh di saluran sehingga menghambat pengaliran;

f.

Pengaruh pasang surut air laut yang mempersulit pengaliran air dan saluran ke outlet sungai;

g.

Adanya pembuangan sampah ke saluran drainase sehingga menutup saluran drainase dan menghambat aliran;

h.

Kebiasaan bermukim di bantaran sungai merupakan perilaku yang sulit diubah, karena merupakan kebiasaan secara turun temurun;

i. 2.

Adanya daerah genangan.

Alternatif Pemecahan a. Penggunaan sistem ecohidrolic; b. c. Memperkuat sistem resistensi air pasang pada kawasan hijau dan kawasan resapan air; Memasang sistem penampungan air (waterpond) yang dapat jaringan drainase dengan konsep sistem

difungsikan sebagai obyek pariwisata; d. e. Normalisasi sungai-sungai dan kanal-kanal sebagai bagian dari peningkatan keindahan dan penanganan terhadap banjir; Pembangunan bangunan baru harus memperhatikan kelestarian sungai; f. Pembangunan bangunan baru langsung atau tidak langsung tidak diperbolehkan membangun di atas sungai dan atau memakan badan sungai. D. Program Yang Diusulkan Dalam Sub Sektor Drainase Kabupaten Hulu Sungai Tengah 1. 2. Pemeliharaan Saluran Drainase dan Bahu jalan; Pembuatan drainase baru di kawasan Barabai (Komplek Pelajar), Batang Alai Utara, Batang Alai Selatan (Jalan Merdeka). 3. 4. Pembuatan drainase linkungan perumahan P 500 M; Pembuatan SPAL (drainase) gang di kawasan Batang Alai Selatan;

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal5.

3-

47

Program Pengendalian Banjir dan Pengamanan Pantai seperti penanganan darurat prasarana pengairan dengan kegiatan normalisasi sungai, perkuatan tebing sungai (Psg Bronjong) dan perbaikan tanggul;

6. 7. 8.

Penyusunan Masterplan drainase kota Barabai; Perbaikan sistem drainase primer perkotaan; Inventarisasi sungai-sungai kecil bahkan yang sudah hilang.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

48

Peta 3.11 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAHTAHUN 2010-2014

UTARA

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal3.5. LOGICAL FRAMEWORK RENCANA

3-

49

INVESTASI

BERDASAR SKENARIO PENGEMBANGAN WILAYAH DAN SEKTORPerencanaan yang baik adalah perencanaan yang memiliki keterkaitan jelas antara tujuan secara umum yang umumnya bersifat garis besar dengan programprogram yang bersifat operasional yang merupakan penjabaran riil dari tujuan umum. Tujuan secara umum berupa skenario pengembangan wilayah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kab. HST 2006-2010, danRTRW Kabupatenn HST tahun 2007-2016. Skenario pengembangan sektor secara umum dalam RPJM Kab. HST 20062010 telah dipaparkan dalam bentuk visi dan misi. Dari rangkaian misi yang dapat dilihat di atas, dapat diringkas tujuannya sebagai berikut: a. Pengembangan perekonomian, terutama melalui: pertanian dan industri. b. Meningkatkan kualitas SDM dalam segala aspek (pendidikan/ keahlian, akhlak, dan kepedulian sosial). c. Menuju kepada pemerintahan yang baik, efisien dan efektif. d. Meningkatkan berbagai sarana dan prasarana yang menduk ung berbagai aspek kehidupan berbagai pihak terkait, terutama masyarakat. e. Melestarikan nilai-nilai budaya daerah Kab. HST.

Skenario pengembangan wilayah dipaparkan dalam RTRW KabupatennHST tahun 2007-2016, yang secara umum membagi wilayah Kab. HST menjadi 3

SSWP dengan fungsinya masing-masing. Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) Kab. HST dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:a. SSWP Barabai, dengan pusatnya Kota Barabai. b. SSWP Birayang, dengan pusatnya Kota Birayang. c. SSWP Pantai Hambawang, dengan pusatnya Kota Pantai Hambawang. Tabel yang menghubungkan antara skenario pengembangan wilayah dalam RTRW dengan skenario pengembangan sektoral dalam RPJM dapat dilihat pada tabel berikut ini.

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

50

Tabel 3.5 Matriks RPJMD Kab. Hulu Sungai Tengah Tahun 2006 - 2010 MISI 5 MENINGKATKAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DAN MUTU PELAYANAN PUBLIK Indikator Kinerja Arah Kebijakan 1 Membangun dan memelihara kondisi Prasarana Transportasi sebagai penunjang percepatan pembangunan dan pengembangan wilayah Program 2 1. Program Pembangunan Prasarana Transportasi Kegiatan 3 1. Pembangunan Jalan dan Jembatan Uraian 4 Panjang jaringan jalan Kondisi jalan - Hot Mix - Aspal - Perkerasan - Tanah - Setapak - Beton Jembatan Rangka baja Kondisi jalan - Hot Mix Baik Sedang Rusak - Aspal Baik Sedang Rusak Rusak Berat Target 2005 5 750,03 km 189,75 km 321,00 km 54,05 km 121,43 km 45,50 km 18,30 km 2010 6 770,03 km 215,05 km 325,70 km 24,05 km 141,43 km 45,50 km 18,30 km 110 M SKPD 7 Dinas PU Bangwil

1

2. Program Pemeliharaan Prasarana Transportasi

1. Peningkatan Jalan dan Jembatan 2. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 3. Pemeliharaan Rutin Jalan 4. Pemeliharaan Jembatan 5. Penanganan Darurat Prasarana Transportasi

110,45 km 75,30 km 4,00 km 170,32 km 136,85 km 7,40 km 6,43 km

139,75 km 75,30 km -

300,02 km 25,68 km -

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH TAHUN 2010-2014

Hal

3-

514,45 km 35,23 km 4,37 km 24,43 km 80,22 km 12,80 km 3,48 km 24,05 km 141,43 km 20 buah

- Perkerasan Baik Sedang Rusak - Jalan Tanah Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jembatan 2 Mempertahankan dan meningkatkan kondisi prasarana permukiman dan fisik pemerintahan. 1. Program Pengadaan dan Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan Publik 1. Pembangunan dan rehab Pasar Terbangunnya serta terehabnya pasar: - Baik - Sedang - Rusak Terbangunnya serta terehabnya Prasarana Prasarana Lingkungan Permukiman: - Jalan Lingkungan Baik Sedang Rusak - Jalan setapak Baik Sedang Rusak - Drainase Lingkungan Baik Sedang Rusak

17 lokasi 4 lokasi 2 lokasi

24 lokasi -

2. Pembangunan dan Rehab Prasarana Prasarana Lingkungan Permukiman

4.637,00 m 2.175,00 m 628,00 m 11.088,00 m -

10.000 m 18.500,00 m 20.000,00 m -

R