bab 3_ketahanan nasional(2)
TRANSCRIPT
![Page 1: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/1.jpg)
LATAR BELAKANG
Sejak merdeka negara Indonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi bangsa Indonesia
mampu mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dari agresi Belanda
dan mampu menegakkan wibawa pemerintahan dari gerakan separatis.
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategi dengan posisi geografis, sumber
daya alam dan jumlah serta kemampuan penduduk telah menempatkan Indonesia
menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh antar negara besar.
Hal ini secara langsung maupun tidak langsung memberikan dampak negatif
terhadap segenap aspek kehidupan sehingga dapat mempengaruhi dan
membahayakan kelangsungan hidup dan eksitensi NKRI. Untuk itu bangsa
Indonesia harus memiliki keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi
setiap bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun
datangnya.
Sesungguhnya perjalanan Reformasi di berbagai aspek kehidupan bangsa
ini sudah berjalan satu dasa warsa lebih. Namun, tujuan reformasi belum
memberikan buah optimal untuk mewujudkan kesejahteraan suatu bangsanya.
Kalau dicermati, akibat reformasi justru berbagai efek negative muncul di sana
sini hampir terjadi di seluruh penjuru tanah air kita. Salah satu efek negatif akibat
reformasi yang tidak memahami nilai-nilai dasar tujuan reformasi, antara lain
adalah menurunnya nilai-nilai semangat persatuan, kebersamaan, dan kesatuan
bangsa dalam satu wilayah negara kesatuan republik Indonesia. Bahkan kita
saksikan, justru di berbagai pelosok tanah air masih saja terjadi konflik di antara
suku bangsanya sendiri, ironisnya perselisihan antar mahasiswa dalam satu
kampus sendiripun masih terjadi, demikian pula di lingkungan pelajar, pemuda
antar kampong, dan masyarakat dengan warga masyarakat lain. Tidak mau
ketinggalan pula, konflik internal sering terjadi di kalangan para elit politik yang
menjadi konsumsi diberbagai media cetak maupun elektronik.
Memang, sungguh memprihatinkan, memilukan, dan mengecewakan kalau
suatu bangsa yang pernah di kenal sebagai bangsa yang ramah, santun, dan
1
![Page 2: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/2.jpg)
menjunjung tinggi nilai kegotongroyongan yang dikagumi bangsa lainnya.
Keretakan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia semestinya tidak
akan terjadi berlarut-larut, manakala bangsa yang pernah dikenal sebagai bangsa
yang santun ini menyadarkan diri akan pentingnya persatuan suatu bangsa. Kalau
kita mau belajar dari pengalaman sejarah dan mau menengok jauh ke belakang
kita sesungguhnya telah menjadi bangsa yang mampu menjalin ikatan persatuan
yang sangat kokoh ketika semangat kebangsaan merebut kemerdekaan dari
cengkeraman penjajah yang terjadi tiga setengah abad lebih lamanya.
Upaya untuk mewujudkan persatuan bangsa ini, pemerintah bersama-sama
masyarakat sesungguhnya telah melakukan antara lain dengan cara memperkokoh
ketahanan nasional diberbagai bidang, melalui strategi pemahaman kepada
masyarakat akan pentingnya ketahanan nasional di atas persatuan dan kesatuan
bangsa. Sebagaimana diketahui bahwa ketahanan nasional (tannas) Indonesia
adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan (TAHG) baik yang
datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan guna mencapai tujuan
nasionalnya.
Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional dapat dipahami
merupakan suatu kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Suatu
kondisi kehidupan yang dibina secara dini terus menerus dan sinergik, mulai dari
pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional, bermodalkan keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional.
Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan
pemikiran geostrategi berupa suatu konsepsi yang dirancang dan dirumuskan
dengan memperhatikan kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia.
Menurunnya nilai persatuan dan kesatuan bangsa diduga masih kuatnya pengaruh
internal bangsa Indonesia berupa kesadaran masyarakat Indonesia akan persatuan
dan kesatuan bangsa.
2
![Page 3: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/3.jpg)
DEFINISI KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah Konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila,
UUD 1045 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan
Nasional Indonesia merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode)
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, yang mampu mengatasi TAHG yang timbul.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam
menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi sebesar-besar
kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sedangkan
keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar maupun dari dalam. Pada hakikatnya ketahanan nasional
mengandung: (a) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. (b)
merupakan pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara
seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Asas Ketahanan Nasional Indonesia dapat dipahami sebagai tata laku yang
didasari nilai-nilai yang tersusun berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara, yang terdiri dari:
a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan; pada asas ini dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar
serta esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan
dan keamanan merupakan asas dalam Sistem Kehidupan Nasional. Tanpa
kesejahteraan dan keamanan, Sistem Kehidupan Nasional tidak akan dapat
berlangsung, sehingga kesejahteraan dan keamanan yang merupakan nilai
3
![Page 4: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/4.jpg)
instrinsik pada Sistem Kehidupan nasional itu sendiri sulit diwujudkan.
Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai
dengan menitikberatkan pada kesejahteraan, tetapi tidak berarti
mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan
tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun
keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun.
b. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu; Sistem
kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh
menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan
yang seimbang, serasi, dan selaras dari seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Ketahanan
Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).
c. Asas Mawas Ke Dalam dan Mawas Ke Luar; Sistem kehidupan nasional
merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling
berinteraksi. Disamping itu, system kehidupan nasional juga berinteraksi
dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat
timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk
itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun ke luar, mencakup perialku:.
(1) Mawas Ke Dalam; Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat,
sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai
kemandirian yang proporsional untik meningkatkan kualitas derajat
kemampuan bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa
Ketahanan nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. (2)
Mawas Ke Luar; Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi, dan
ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis
luar negeri, serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan
ketergantungan, dengan dunia internasional. Untuk menjamin kepentingan
nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan
nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan
4
![Page 5: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/5.jpg)
daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diuatamakan
dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
d. Asas Kekeluargaan; Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan,
kebersamaan, kesetaraan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini
diakui adanya perbedaan dan perbedaan tersebut harus dikembangkan secara
serasi dalam hubungan kemitraan, serta dijaga agar tidak berkembang
menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.
SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang
terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu: (a) Mandiri; Ketahanan
Nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan
dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta
bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian
(independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent). (b) Dinamis;
Ketahanan Nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkatkan ataupun
menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan Negara, serta kondisi
lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa
segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa
berubah pula. Oleh karena itu upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus
senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk
pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik. (c) Wibawa;keberhasilan
Pembina Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan
akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi factor
yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat Ketahanan nasional Indonesia,
makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional yang berarti makin tinggi tingkat
daya tangkal yang dimiliki bangsa dan Negara Indonesia. (d) Konsultasi dan
Kerjasama; Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap
konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
5
![Page 6: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/6.jpg)
semata, tetapi lebih pada sikap konsultatif dab kerjasama, serta saling menghargai
dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI KONSEPSI KETAHANAN NASIONAL
Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diharapkan
dapat diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan
pedoman yang perlu diimplementasikan secara berlanjut dalam rangka membina
kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan. Tannas berkedudukan
sebagai Landasan Konsepsional Strategis, yang didasari oleh Pancasila sebagai
Landasan Idiil dan UUD 1945 sebagai landasan Konstitusional serta Wasantara
sebagai Landasan Visional di dalam paradigma kehidupan nasional.
Konsepsi Ketahanan Nasional berdasarkan tuntutan penggunaanya
berfungsi sebagai Landasan Konsepsional Strategis, Metoda Pembinaan
Kehidupan Nasional Indonesia, dan Sebagai Pola dasar Pembangunan Nasional.
(1) Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai Landasan
Konsepsional Strategis perlu dipahami guna menjamin terjalinnya suatu pola
pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja untuk menyatupadukan upaya
bersama bangsa yang bersifat interregional (wilayah), inter sektoral dan multi
disiplin, dengan pendekatan top down dan bottom up secara sinergik. Tanpa
adanya landasan tersebut dapat terjadi cara berpikir yang terkotak-kotak
(sektoral), kesimpangsiuran dalam arah dan tindakan, serta tidak konsisten dengan
falsafah yang telah disepakati, sehingga mengakibatkan pemborosan waktu,
tenaga dan sarana, yang tidak memicu terjadinya hambatan bahkan penyimpangan
dari tujuan nasional dan cita-cita nasional. (2) Konsepsi Ketahanan Nasional
dalam fungsinya sebagai Pola dasar pembangunan Nasional pada hakikatnya
merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang
meliputi segenap bidang dan sektor pembangunan secara terpadu.
(3) Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsinya sebagai Metoda Pembinaan
Kehidupan nasional pada hakikatnya merupakan suatu metoda komprehensif
integral dalam merumuskan kebijaksanaan dan strategi nasional merupakan
metoda umum berdasarkan Astagatra yang meliputi unsur-unsur geografi,
6
![Page 7: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/7.jpg)
kekayaan alam, kependudukan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan.
DASAR PEMIKIRAN ASTAGATRA
Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia, yang
digali dari nilai-nilai luhur bangsa, memberikan keyakinan kepada rakyat
Indonesia bahwa dalam kehidupannya, manusia adalah sebagai mahluk pribadi
sekaligus sebgai mahluk sosial serta memiliki dua segi hubungan utama yang tak
dapat dipiasahkan yaitu; hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara
manusia dengan manusia dan lingkungannya. Dalam dinamika kehidupan
hubungan ini akan menumbuhkan berbagai hubungan yang dibina secara
harmonis. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia memerlukan
ruang hidup. Suatu ruang hidup dengan berbagai potensi yang menyertainya.
Baik untuk kepentingan lahiriah (materiil) maupun batiniah (spirituil) yang
mencakup kepentingan kesejahteraan dan keamanan bangsa. (1) Bangsa Indonesia
mensyukuri akan segala anugerah Tuhan, baik dalam wujud konstelasi dan posisi
geografi, maupun segala isi dan potensi yang dimiliki wilayah Nusantara untuk
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat, harkat, martabat bangsa
dan negara Indonesia dalam pergaulan antar bangsa. Dalam memanfaatkan isi
dan potensi sumber kekayaan alam (SKA), sangat diperlukan adanya kualitas
manusia Indonesia. Terlebih menghadapi penduduk yang terus bertambah,
sedang bumi/alam yang menyediakan segala kebutuhan manusia dapat dikatakan
relatif tetap atau tidak bertambah. Dengan kata lain bahwa manusia sebagai
obyek yang terus menginginkan terpenuhinya kebutuhan yang digali dari SKA,
dan sangat tergantung pada kondisi geografi, merupakan ketiga unsur/aspek
alamiah yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan saling mengkait.
(2) Dalam dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, manusia Indonesia menyelenggarakan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan-hubungan antara manusia dengan
Tuhannya, antara manusia dengan manusia dan lingkungannya. (i) Hubungan
Manusia dengan Tuhan, menumbuhkan kehidupan beragama yang mengandung
7
![Page 8: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/8.jpg)
nilai-nilai moral dan etika; (ii) Hubungan Manusia dengan Cita-cita, melahirkan
kehidupan ideologi; (iii) Hubungan Manusia dengan Kepentingan dan kekuasaan,
menimbulkan kehidupan Politik; (iv) Hubungan Manusia dengan Pemenuhan
Kebutuhan, menimbulkan kehidupan Ekonomi; (v) Hubungan Manusia dengan
Manusia lainnya, mewujudkan kehidupan Sosial (masyarakat) dengan segenap
perangkatnya, termasuk norma/hukum yang haris dipatuhi; (v) Hubungan
Manusia dalam kehidupan bermasyarakat dengan tumbuhnya Rasa, Cipta, Karsa
dan Karya, mewujudkan kehidupan Budaya; (vi) Hubungan Manusia dengan
Pemanfaatan dan Penguasaan Alam, menciptakan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) yang merupakan hasil dari Rasa, Cipta, Karsa dan Karya,
mewujudkan kehidupan Budaya; (vii) Hubungan Manusia dengan Rasa Aman,
mewujudkan kehidupan Pertahanan dan Keamanan.
Berdasarkan rumusan pengertian Tannas, sesungguhnya Tannas
merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) kehidupan nasional pada saat
tertentu. Sebagai kondisi yang tergantung pada waktu, ruang dan lingkungan,
maka Tannas bersifat dinamis. Tiap-tiap aspek di dalam tata kehidupan nasional
relatif berubah menurut waktu, ruang, dan lingkungan terutama pada aspek-aspek
dinamis, sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang amat sulit
dipantau, karena sangat kompleks. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata
kehidupan nasional tersebut, diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai
aspek kehidupan nasional dalam bentuk model yang merupakan hasil pemetaan
dari keadaan nyata, melalui suatu kesepakatan dari analisa mendalam yang
dilandasi teori hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia
dan lingkungan. Di dalam proses penyederhanaan itu jumlah aspek kehidupan
nasional diredusir sampai jumlahnya sesedikit mungkin, namun tetap dapat
merefleksikan ciri-ciri utama dari fenomena atau permasalahan, yang disebut
”gatra”. Sesungguhnya jumlah gatra yang digunakan satu model dapat berapa
saja, akan tetapi perlu diwaspadai bahwa jumlah gatra yang terlalu banyak akan
mengakibatkan gambaran kehidupan yang kompleks, sehingga tujuan
penyederhanaan tidak berhasil.
8
![Page 9: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/9.jpg)
Terkait dengan unsur-unsur alamiah yang melekat pada negara diperoleh
pemetaan pada 3 Gatra (Trigatra) yang relatif statis yaitu gatra Geografi, Sumber
Kekayaan Alam dan Kependudukan, sedangkan berdasarkan pemahaman tata
hubungan manusia dalam kehidupan sosialnya diperoleh kesepakatan bahwa
dalam Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia seluruh aspek kehidupan sosial
dipetakan dalam 5 gatra Sosial (Pancagatra) yang bersifat dinamis dan dianggap
dominan yaitu gatra Ideologi, gatra Politik, gatra Ekonomi, gatra Sosial-Budaya,
gatra Pertahanan dan Keamanan.
Walaupun Agama tidak dimunculkan sebagai gatra, namun nilai-nilai
agama harus memberikan landasan moral dan etika dalam semua gatra
dari pancagatra.
Demikian pula Hukum, yang timbul dari interaksi/hubungan antara
manusia dengan Manusia masuk dalam gatra Sosial-Budaya, namun
selanjutnya hukum juga diperlukan sebagai dasar hukum dalam
penyelenggaraan kehidupan ideologi, politik, ekonomi, pertahanan dan
keamanan.
Demikian pula pengembangan IPTEK dimasukkan dalam gatra Sosial-
Budaya sebagai hasil dari rasa, cipta, karsa dan karya manusia,
sedangkan pemanfaatan IPTEK merupakan unsur dari gatra Ekonomi
dan sebagai komoditi. Dalam Gatra Politik serta garta Pertahanan dan
Keamanan, IPTEK sebagai unsur pendukun dalam sistem, dan lat
peralatan yang digunakan.
Ke tiga gatra alamiah (Trigatra) bila digabungkan dengan lima gatra
Sosial (Pancagatra) akan menjadi delapan gatra (Astagatra) yang merupakan
model pemetaan menyeluruh dari system kehidupan nasional bangsa Indonesia.
Astagatra tersebut satu sama lainnya terintegrasi secara utuh menyeluruh dan
terpadu, membentuk tata laku masyarakat bangsa dan negara. Pemahaman lebih
lanjut dijelaskan pada uraian singkat di abwah ini.
a. Trigatra (Gatra Alamiah); Trigatra atau gatra alamiah meliputi aspek-
aspek suatu Negara yang memang sudah melekat pada Negara itu. Unsur
dari setiap aspek tidak pernah sama spesifikasinya untuk setiap Negara.
9
![Page 10: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/10.jpg)
Trigatra atau gatra alamiah meliputi gatra : Geografi, Sumber Kekayaan
Alam dan Kependudukan. Ketiga gatra alamiah tersebut mengandung
unsure-unsur alamiah yang bersifat relative tetap atau statis.
b. Pancagatra (Gatra Sosial); ncagatra atau gatra social adalah aspek-aspek
kehidupan nasional yang menyangkut kehidupan dan pergaulan hidup
manusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan ikatan-
ikatan, aturan-aturan dan norma-norma tertentu.
Pancagatra atau gatra Sosial meliputi : gatra Ideologi, Politik, Ekonomi,
Sosial dan Budaya, Pertahanan dan Keamanan. Kelima gatra Sosial tersebut
mengandung unsur-unsur yang bersifat dinamis. Tantangan, ancaman, hambatan
dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia selalu ditujukan pada kelima
gatra Sosial tersebut. Dan oleh karena itu penanggulangannya adalah dengan
upaya meningkatkan ketahanan dalam gatra ideology, politik, ekonomi, social
budaya, pertahanan dan keamanan secara utuh menyeluruh dan terpadu.
Kualitas Pancagatra dalam kehidupan nasional Indonesia tersebut secara
terintegrasi serta dalam interaksinya dengan Trigatra mencerminkan tingkat
Ketahanan Nasional Indonesia.
HUBUNGAN ANTAR GATRA DALAM ASTAGATRA
Antara Trigatra dan Pancagatra serta antar gatra itu sendiri terdapat
hubungan timbal balik yang erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi,
dalam arti bahwa: (1) Ketahanan Nasional pada hakikatnya bergantung kepada
kemampuan bangsa dan Negara di dalam mendayagunakan secara optimal gatra
Alamiah (Trigatra) sebagai modal dasar untuk penciptaan kondisi dinamis yang
merupakan kekuatan dalam penyelenggaraan kehidupan nasional (Pancagatra). (2)
Ketahanan nasional adalah suatu pengertian holistic, yaitu suatu tatanan yang
utuh, menyeluruh dan terpadu, dimana terdapat saling hubungan antar gatra
didalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagatra). (3) Kelemahan di salah satu
gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain dan mempengaruhi kondisi
secara keseluruhan sebaliknya kekuatan dari salah satu atau beberapa gatra dapat
didayagunakan untuk memperkuat gatra lainnya yang lemah, dan mempengaruhi
10
![Page 11: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/11.jpg)
kondisi secara keseluruhan. (4) Ketahanan Nasional Indonesia bukan merupakan
suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan suatu resultante
keterkaitan yang integrative dari kondisi-kondisi dinamik kehidupan bangsa di
bidang-bidang ideology, politik, ekonomi, social budaya, pertahanan dan
keamanan.
Selanjutnya hubungan antar gatra, dikemukakan seperti uraian berikut:
(1) Gatra geografi, Karakter geografi sangat mempengaruhi jenis, kualitas dan
persebaran kekayaan alam dan sebaliknya kekayaan alam dapat mempengaruhi
karakter geografi. (2) Antara Gatra Geografi dan Gatra Kependudukan; Bentuk-
bentuk kehidupan dan penghidupan serta persebaran penduduk sangat erat
kaitannya dengan karakter geografi dan sebaliknya karakter geografi
mempengaruhi kehidupan dari pendudukanya. (3) Antara Gatra Kependudukan
dan Gatra Kekayaan Alam; Kehidupan dan penghidupan pendudukan dipengaruhi
oleh jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam, demikian pula
sebaliknya jenis, kualitas, kuantitas dan persebaran kekayaan alam dipengaruhi
oleh faktor-faktor kependudukan khususnya kekayaan alam yang dapat
diperbaharui. Kekayaan alam mempunyai manfaat nyata jika telah diolah oleh
penduduk yang memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. (4)
Hubungan Antar gatra Dalam Pancagatra; Setiap gatra dalam Pancagatra
memberikan kontribusi tertentu pada gatra-gatra lain dan sebaliknya setiap gatra
menerima kontribusi dari gatra-gatra lain secara terintegrasi.
(i) Antara Gatra Ideologi dengan Gatra Politik, Ekonomi, Sosial-
Budaya, Pertahanan dan Keamanan, dalam arti ideologi sebagai
falsafah bangsa dan landasan idiil negara merupakan nilai penentu bagi
kehidupan nasional yang meliputi seluruh gatra dalam Pancagatra
dalam memelihara kelangsungan hidup bangsa dan pencapaian tujuan
nasional.
(ii) Antara Gatra Politik dengan Gatra Ideologi, Ekonomi, Sosial
Budaya, Pertahanan dan Keamanan; Berarti kehidupan politik yang
mantap dan dinamis menjalankan kebenaran ideologi, memberikan
iklim yang kondusif untuk pengembnagan ekonomi, sosial budaya,
11
![Page 12: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/12.jpg)
pertahanan dan keamanan. Kehidupan politik bangsa dipengaruhi oleh
bermacam hal yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Ia
dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan dan kesadaran politik, tingkat
kemakmuran ekonomi, ketaatan beragama, keakraban sosial dan rasa
keamanannya.
(iii) Antara Gatra Ekonomi dengan Gatra Ideologi, Politik, Sosial
Budaya, Pertahanan dan Keamanan; Berarti kehidupan ekonomi
yang tumbuh mantap dan merata, akan menyakinkan kebenaran
ideologi yang dianut, mendinamisir kehidupan politik dan
perkembangan sosial budaya serta mendukung pengembangan
Pertahanan dan Keamanan. Keadaan ekonomi yang stabil, maju dan
merata menunjang stabilitas dan peningkatan ketahanan aspek lain.
(iv) Antara Gatra Sosial Budaya dengan Gatra Ideologi, Politik,
Ekonomi, Pertahanan dan Keamanan; Dalam arti kehidupan
sosial budaya yang serasi, stabil, dinamis, berbudaya dan
berkepribadian, akan menyakinkan kebenaran ideologi, memberikan
iklim yang kondusif untuk kehidupan politik yang berbudaya,
kehidupan ekonomi yang tetap mementingkan kebersamaan serta
kehidupan pertahanan dan keamanan yang menghormati hak-hak
individu. Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil,
dinamis, berbudaya dan berkepribadian hanya dapat berkembang di
dalam suasana aman dan damai. Kebesaran dan keseluruhan nilai
sosila budaya bangsa mencerminkan tingkat kesejahteraan dan
keamanan nasional baik fisik materiik maupun mental spritual.
Keadaan sosial yang timpang dengan kontradiksi di berbagai bidang
kehidupan memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat
berkembang menjadi gejolak sosial.
(v) Antara Gatra Pertahanan dan Keamanan dengan Gatra
Ideologi, Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya; Dalam arti kondisi
kehidupan pertahanan dan keamanan yang stabil dan dinamis akan
meyakinkan kebenaran ideologi, memberikan iklim yang kondusif
12
![Page 13: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/13.jpg)
untuk pengembangan kehidupan politik, ekonomi dan sosial budaya.
Keadaan pertahanan dan keamanan yang stabil, dinamis, maju dan
berkembnag di seluruh aspek kehidupan akan memperkokoh dan
menunjang kehidupan ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.
Astagatra Dalam Pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan, Peranan tiap-
tiap gatra untuk kesejahteraan dan keamanan tergantung dari sifat masing-masing
gatra, yakni: (1) Gatra Alamiah mempunyai peranan sama besar baik untuk
kesejahteraan maupun untuk keamanan. (2) Gatra Ideologi, Politik dan Sosial
Budaya mempunyai peranan sama besar untuk kesejahteraan dan keamanan. (3)
Gatra Ekonomi relatif mempunyai peranan lebih besar untuk kesejahteraan dari
pada peranan untuk keamanan. (4) Gatra Pertahanan dan Keamanan relatif
mempunyai peranan lebih besar untuk keamanan dari pada peranan untuk
kesejahteraan.
POKOK-POKOK PIKIRAN KETAHANAN NASIONAL
1. Manusia Berbudaya
Manusia dikatakan mahluk sempurna karena memiliki naluri, kemampuan
berpikir, akal, dan ketrampilan, senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi,
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya, berupaya memenuhi baik materil
maupun spiritual. Oleh karena itu manusia berbudaya akan selalu mengadakan
hubungan-hubungan dengan: Agama, Idiologi, Politik, Ekonomi, Sosial,
Seni/Budaya, IPTEK, dan Hankam.
2. Tujuan Nasional Falsafah Bangsa dan Idiologi Negara
Tujuan nasional menjadi pokok pikiran ketahanan nasional karena sesuatu
organisasi dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan akan selalu berhadapan
dengan masalah-masalah internal dan eksternal sehingga perlu kondisi yang siap
menghadapi
PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan
nasional yang berintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
13
![Page 14: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/14.jpg)
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan ancaman hambatan dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam. Untuk menjamin identitas, integritas kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wasantara.
Kesejahteraan = Kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran yang
adil dan merata rohani dan jasmani.
Keamanan = Kemampuan bangsa Indonesia melindungi nilai-nilai
nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam.
HAKEKAT KETAHANAN NASIONAL DAN KONSEPSI KETAHANAN
NASIONAL INDONESIA
1. Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia = Keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan tujuan negara.
2. Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia = Pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi
dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
ASAS-ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
1. Kesejahteraan dan keamanan
2. Komprehensif Integral (Menyeluruh Terpadu)
3. Mawas kedalam dan keluar
4. Kekeluargaan
14
![Page 15: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/15.jpg)
SIFAT KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
1. Mandiri = Percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri bertumpu
pada identitas, integritas dan kepribadian. Kemandirian merupakan
prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
2. Dinamis = Berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara serta kondisi lingkungan strategis.
3. Wibawa = Pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan
meningkatkan kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang
diperhatikan pihak lain.
4. Konsultasi dan Kerjasama = Sikap konsultatif dan kerjasama serta
saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.
PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL PADA KEHIDUPAN
BERNEGARA
Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata)
kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek
relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek
dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau
karena sangan komplek.
Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan antar aspek
yang mendukung kehidupan, yaitu:
1. Aspek alamiah (Statis)
a. Geografi
b. Kependudukan
c. Sumber kekayaan alam
2. Aspek sosial (Dinamis)
a. Ideologi
b. Politik
c. Ekonomi
d. Sosial budaya
15
![Page 16: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/16.jpg)
e. Ketahanan keamanan
PENGARUH ASPEK IDEOLOGI
Ideologi => Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-
citakan oleh bangsa. Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang
dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan
kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/falsafah
dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
1. IDEOLOGI DUNIA
a. Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
semua orang (individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik
tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan
dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar
(intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan
individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau,
Herbert Spencer, Harold J. Laski
b. Komunisme(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum
buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan
negara dari kaum kapitalis & borjuis, dalam upaya merebut kekuasaan /
mempertahankannya, komunisme,akan:
1. Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu
serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
16
![Page 17: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/17.jpg)
3. Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
4. Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa
pertentangan, perombakan masyarakat dengan revolusi.
c. PahamAgama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius.
Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara
melaksanakan hukum agama dalam kehidupan dunia.
2. IDEOLOGI PANCASILA
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar
budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang
terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam,
langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan
ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai
berikut:
1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan
diaktualisasikan agar mampu membimbing dan mengarahkan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
17
![Page 18: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/18.jpg)
3. Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan
ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk
menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
4. Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh
masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
5. Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual
untuk menghindari tumbuhnya materialisme dan sekularisme
6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara
mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain
PENGARUH ASPEK POLITIK
Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan
(pemerintahan) atau kebijaksanaan.
Politik di Indonesia:
1. DalamNegeri
Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD
’45 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat
dalam satu system yang unsur-unsurnya:
a.StrukturPolitik
Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat
dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional
b.ProsesPolitik
Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik
maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam
pemilihan kepemimpinan yang akhirnya terselenggara pemilu.
c.BudayaPolitik
Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan
rasional melalui pendidikan politik dan kegiatan politik sesuai dengan
disiplinnasional.
18
![Page 19: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/19.jpg)
d.KomunikasiPolitik
Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara, baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber
pimpinan-pimpinan nasional
2. LuarNegeri
Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar
bangsa.
Landasan Politik Luar Negeri = Pembukaan UUD ’45, melaksanakan
ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan
keadilan.
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
Bebas = Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang
pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Aktif = Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat
reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-
citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik
bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD ‘45
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri = Sistem pemerintahan yang
berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan
pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup
dalam masyarakat
Ketahanan pada aspek politik luar negeri = meningkatkan kerjasama
internasional yang saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif
Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan
nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji
dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan dengan
negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia
19
![Page 20: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/20.jpg)
dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu
ditingkatkan
PENGARUH ASPEK EKONOMI
Perekonomian:
1. Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan bagi masyarakat meliputi: produksi, distribusi, dan
konsumsi barang-barang jasa
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara
individu maupun kelompok, serta cara-cara yang dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi
corak terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem
perekonomian liberal dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka
terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya sistem perekonomian sosialis
dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah kurang peka terhadap
pengaruh-pengaruh dari luar.
Perekonomian Indonesia = Pasal 33 UUD ‘45
Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara
mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda
perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dalam
perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni baik oleh
pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut
sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan
perekonomian bangsa yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian
ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan mewujudkan kemampuan rakyat.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap
berbagai hal yang menunjang, antara lain:
20
![Page 21: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/21.jpg)
1. Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata.
2. EkonomiKerakyatanMenghindari:
a. Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.
b. Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor
negara.
c. Monopoli: Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian,
perindustrian dan jasa.
4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah
pengawasan anggota masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta
masyarakat secara aktif.
5. Pemerataan pembangunan.
6. Kemampuan bersaing.
PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA
Sosial = Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-
nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang
merupakan unsur pemersatu
Budaya = Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa
dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta
merupakan kekuatan pendukung penggerak kehidupan.
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan
alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat
dipengaruhi oleh budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebuadayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-
budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima
21
![Page 22: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/22.jpg)
sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar
dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan
Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang
memiliki sifat-sifat dasar:
- Religius
- Kekeluargaan
- Hidup seba selaras
- Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa,
bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang
serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
PENGARUH ASPEK HANKAM
Pertahanan Keamanan Indonesia=> Kesemestaan daya upaya seluruh
rakyat Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan
kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun,
mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan
masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan
salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri
sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka
mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
22
![Page 23: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/23.jpg)
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa
yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg)
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
- Struktur kekuatan
- Tingkat kemampuan
- Gelar kekuatan
Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat
pendekatan:
1. Ancaman
2. Misi
3. Kewilayahan
4. Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan
menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman
dari dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila
diminta atau Polri sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang
meningkat ke keadaan darurat.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan
udara untuk memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu
pembangunan postur kekuatan pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan
kepada pembangunan kekuatan pertahanan keamanan secara proporsional dan
seimbang antara unsur-unsur utama.
Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup
kemungkinan mengundang campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:
- Menegakkan HAM
23
![Page 24: Bab 3_ketahanan Nasional(2)](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022062513/5571f92049795991698edb1a/html5/thumbnails/24.jpg)
- Demokrasi
- Penegakan hukum
- Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan
pertahanan keamanan kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun
kekuatan pertahanan keamanan melalui pendekatan misi yaitu = untuk melindungi
diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi (standing armed forces):
1. Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai
fungsi perlawanan rakyat.
2. Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM,
KAMRA, LINMAS
3. Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana
serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang.
Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan
1. Mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui
penyelenggaraan SISKAMNAS.
2. Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan
dan kedaulatan.
3. Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin
perdamaian dan stabilitas keamanan.
4. Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.
5. Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.
6. Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan
diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana,
menghormati HAM, menghayati nilai perang dan damai.
7. TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta
Marga.
8. Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan
Catur Prasetya.
24