bab 4. evaluasi kemampuan lahan 2014
DESCRIPTION
Chapter 4. Land Capability Evaluation. LAND EVALUATION. LECTURER: PURWANDARU WIDYASUNU & TAMAD. AGROTECHNOLOGY, FAC. OF AGRICULTURE, UNSOED, PURWOKERTO.TRANSCRIPT
HAND OUT
SURVEI DAN EVALUASI LAHAN
BAB. 4. KEMAMPUAN LAHAN
P U R W A N D A R U W I D YA S U N U
L A B O R A T O R I U M T A N A H /
M A N A J E M E N S U M B E R D A YA L A H A N
FA P E R T A U N S O E D
2 0 1 4
3.1. Pengertian dan Klasifikasi
Kemampuan (capability):
“Kemampuan sesuatu benda untuk
digunakan atau
memproduksi/menghasilkan”.
Kemampuan Lahan:
Kemampuan lahan untuk memproduksi
biomassa vegetasi dan tanaman tanpa
menimbulkan kerusakan biofisik lahan
Menurut USDA ada 3 kategori yaitu
KELAS, SUB-KELAS, dan UNIT.
Sifat-sifat tanah yang dilakuan sebagai PEMBEDA meliputi sifat
FISIK/MORFOLOGI tanah dan lahan yang langsung diamati di lapangan
PRAKTIS DAN DITENTUKAN LANGSUNG DI LAPANGAN
A. Kemampuan Lahan Tingkat Kelas:
Tanah dikelompokkan ke dalam Kelas I s/d VIII yaitu
semakin tinggi kelasnya maka KUALITAS LAHAN
semakin jelek alasan: RESIKO KERUSAKAN DAN
BESARNYA FAKTOR PENGHAMBAT BERTAMBAH.
Kelas I – IV sesuai untuk usaha pertanian
Kelas V – VIII tidak sesuai atau diperlukan biaya
tinggi untuk pengelolaannya.
Sejarah Indonesia atas pengelolaan lahan
banyak kasus pelanggaran atas Kelas
Kemampuan Lahan mempercepat
degradasi tanah dan lahan.
Lahan Kelas I
Sesuai untuk segala jenis penggunaan
pertanian tanpa memerlukan tindakan KTA
termasuk teknik ameliorasi , reklamasi dan
rehabilitasi yang khusus.
Ciri lahan: datar, solum tanah dalam, tekstur
agak halus s/d sedang, drainase baik, mudah
diolah, responsif terhadap pemupukan.
Pemupukan apa???
Tidak mempunyai faktor penghambat.
Untuk mengetahui standar batas ciri tanah/lahan
yang baik LIHAT HARKAT SIFAT FISIKA, KIMIA,
BIOLOGI TANAH (Puslitannak, USDA, FAO) atau
10 Paramater Kerusakan Tanah KNLH (PP 150 tahun
2001). ATAU PARAMETER KUALITAS TANAH/LAHAN.
Lahan Kelas II
Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan sedikit
HAMBATAN dan ANCAMAN KERUSAKAN.
Faktor penghambat adalah salah satu atau lebih dari
sifat/faktor berikut: (i) lereng melandai,(ii) kepekaan erosi
sedang, (iii) kedalaman tanah kurang ideal, (iv) struktur
tanah kurang baik, (v) sedikit gangguan salinitas (Na), (vi)
kadang-kadang tergenang banjir, (vii) drainase buruk, (viii)
iklim sedikit menghambat.
Jika dikelola sebagai usaha pertanian tanaman semusim
perlu tindaan pengawetan tanah yang sedang. Misal: (i)
pengolahan tanah menurut kontur, (ii) pembuatan guludan,
(iii) pergiliran tanaman dengan tanaman penutup tanah dan
pupuk hijau dan (iv) tindakan pemupukan.
Lahan Kelas III
Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan hambatan yang
AGAK BERAT shg. tidak semua jenis tanaman dapat
diusahakan.
Faktor penghambat salah satu atau kombinasi beberapa
sifat tanah atau lahan sbb: (i) lereng agak curam, (ii)
kepekaan erosi tinggi terjadi erosi berat, (iii) sering
tergenang banjir, (iv) permeabilitas lambat, (v) SOLUM
DANGKAL, (vi) daya menahan air rendah, (vii) kesuburan
rendah, (viii) salinitas/Na sedang, (ix) penghambat iklim
sedang.
Memerlukan tindakan pengawetan khusus. Misal:
penanaman dalam strip, pembuatan teras, pergiliran
tanaman dengan vegetasi penutup tanah, pemupukan
sintetik untuk meningatkan kesuburan kimiawi
tanah; organik sbg “soil ameliorant &
amendment”.
Lahan Kelas IV
Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan
FAKTOR PENGHAMBAT BERAT membatasi
PILIHAN TANAMAN yang diusahakan.
Faktor penghambat salah satu atau beberapa
kombinasi sifat sbb: (i) lereng curam, (ii) kepekaan
erosi tinggi EROSI BERAT, (iii) TANAH
DANGKAL, (iv) daya menahan air rendah, (v) sering
tergenang banjir, (vi) drainase terhambat, (vii)
salinitas/Na agak tinggi, (viii) penghambat iklim
sedang.
Jika diusahakan untuk TANAMAN SEMUSIM perlu
TERAS atau perbaikan drainase atau pergiliran
tanaman dengan vegetasi penutup tanah selama
3-5 tahun.
Lahan Kelas V
TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN (tanaman
reguler/lazim) berarti cari alternatif vegetasi atau
tanaman yang sifatnya MEMELIHARA sistem KTA lahan.
Lahan bisa datar namun mempunyai stau atau beberapa
kombinasi sifat sbb: (i) drainase sangat buruk atau
terhambat, (ii) sering kebanjiran, (iii) BERBATU, (iv)
penghambat iklim cukup besar; lahan bisa curam bisa
cekung/lembah dengan kriteria sulit mengelola lahan
untuk tanaman pertanian reguler terutama tanaman
pangan.
LOKASI PENAMBANGAN BATU GUNUNG TUGEL
Lahan Kelas ?? (sumber: P. Widyasunu, 2009)
Lokasi CUNIL Desa PEGALONGAN lahan kelas berapa ??
(Sumber: P. Widyasunu, 2009).
Petani perlu diajari
membuat kompos untuk
REKLAMASI LAHAN
Lahan bekas penambangan batu di Sunyalangu, Kec. Karanglewas. Mau
diapakan lagi?? Reklamasi?? (Sumber: P. Widyasunu, 2009).
Lahan Kelas
VI
Apa yang berbeda dengan kelas
sebelumnya ??
TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN
PERTANIAN.
Lahan mempunyai faktor penghambat yang sulit diperbaiki: (i) lereng sangat curam, (ii) erosi yang terjadi sangat berat, (iii) berbatu-batu, (iv) SOLUM DANGKAL, (v) drainase sangat buruk, (vi) daya menahan air randah, (vii) penghambat iklim besar.
Sesuai hanya untuk vegetasi rumput (harus dijaga agar rumput selalu menutup permukaan tanah.
Bila dihutankan penebangan kayu harus
selektif atau untuk Agroforestry.
Lahan
Kelas VII
SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK
TANAMAN SEMUSIM.
Lahan mempunyai faktor pembatas yang lebih
berat dari kelas VI: (i) lereng terjal, (ii) erosi
sangat berat (gully erosion/erosi parit), (iii) tanah
dangkal, (iv) lahan berbatu-batu, (v) drainase
sangat terhambat sebabnya apa??, (vi) iklim
sangat menghambat contohnya
apa/bagaimana??.
Apa yang berbeda dengan kelas
sebelumnya ??
Lahan Kelas
VIII
SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK PRODUKSI
PERTANIAN.
Lahan mempunyai faktor penghambat lebih berat dari Kelas VII:
(i) lereng sangat terjal, (ii) erosi sangat berat, (iii) permukaan tanah ditutupi oleh batuan lepas atau singkapan, (iv)
iklim sangat tidak mendukung (kejadian cuaca ekstrim pendek/panjang sangat sering), (v) selalu tergenang,
(vi) kapasitas menahan air rendah.
Lahan harus dibiarkan dalam keadaan alami atau TETAP
MENJADI FUNGSI HUTAN SEBAGAI ZONA RESAPAN AIR
CAGAR ALAM, HUTAN REKREASI, HUTAN LINDUNG.
B. Kemampuan Lahan Tingkat Sub
Kelas JENIS FAKTOR PENGHAMBAT:
Sub Kelas bahaya erosi (e) pada lahan dimana erosi
merupakan masalah utama.
Sub Kelas genangan air (w) kelebihan air merupakan
problem utama, drainase buruk, air tanah dangkal, daerah
banjir.
Sub Kelas perakaran tanaman (s) tanah dangkal, banyak
batuan permukaan/singkapan, kemampuan memegang air
rendah.
Sub Kelas iklim (c) iklim yaitu suhu dan curah hujan
merupakan masalah utama saat ini kaitannya dengan
perubahan iklim dengan fenomena CUACA EKSTRIM sebagai
dampak pemanasan global contoh (i) CH esktrim tinggi
dalam watu singkat, (ii) MK yang ada beberapa kali CH
tinggi, (iii) MK panjang lebih awal; MH panjang, (iv) air laut
pasang naik ke daratan 0,5 m sepanjang pantai
utara Jawa..
JENIS-JENIS FAKTOR PENGHAMBAT DITULISKAN
DI BELAKANG ANGKA KELAS
Misal:
III w Lahan Kelas III dengan faktor
penghambat genangan air sehingga
terjadinya kelebihan air merupakan
problem utama, selain itu uumumnya
drainase buruk, air tanah dangkal, daerah
banjir.
IV e bahaya erosi (e) pada lahan dimana
erosi merupakan masalah utama.
C. Kemampuan Lahan Tingkat Unit (Satuan
Pengelolaan)
TINGKAT UNIT memberikan keterangan yang lebih
spesifik dan detil daripada SUB KELAS.
Dalam tingkat unit kemampuan lahan diberikan SIMBOL
dengan penambahan angka-angka Arab di belakang simbol
sub kelas angka menunjukkan besarnya
tingkat dari faktor penghambat.
Contoh:
II w-1 penghambat genangan air (kadang-
kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak
teratur dalam periode <1 bln); d1 = drainase baik,
tanah mempunyai peredaran udara baik, profil
tanah berwarna terang, seragam, tidak terdapat
bercak.
III e-3 e3 = erosi agak berat, >75% lap.atas sampai
<25% lap. bawah hilang.
IV k-3 solum tanah k3 = <25 cm (sangat dangkal).
3.2. Klasifikasi Kemampuan Lahan
Modifikasi Menurut Sitanala Arsyad
Latar Belakang:
Kelas kemampuan Lahan USDA istilah-istilah sifat
tanah tidak KUANTITATIF (tidak dinyatakan dengan
angka-angka) SULIT DIINTERPRETASIKAN.
Contoh: lereng landai, kedalaman tanah kurang,
erosi berat.
ARSYAD (1979) mengadakan modifikasi terhadap sistem USDA tsb. dan mengemukakan KRITERIA yang lebih definitif yang diharapkan dapat diterapkan di Indonesia.
MENJADI KUANTITATIF.
No. Faktor KELAS KEMAMPUAN LAHAN
I II III IV V VI VII VIII
1. Tekstur
tanah (t)
a) Lap atas
(40 cm)
b) Lap bwh
t2/t3
t2/t4
t1/t4
t1/t4
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
t5
t5
2. Lereng (%) i0 i1
i2 i3 * i4 i5 i6
3. Drainase d0/d1 d2 d3 d4 ** * * *
4. Kedalaman
efektif
k0 0 k1 k2 * k3 * *
5. Keadaan
erosi
e0 e1 e1 e2 * e3 e4 *
6. Kerikil/batu b0 b0 b0 b1 b2 * * b3
7. Banjir o0 o1 o2 o3 o4 * * *
* dapat mempunyai sembarang faktor penghambat
dari kelas yang lebih berat.
** permukaan tanah selalu tergenang air.
Faktor Iklim
Dua komponen yang paling berpengaruh: temperatur dan hujan.
Udara bebas bergerak turun temperaturnya dengan 1oC setiap 100 m naik di atas permukaan laut. Namun di Jawa sebesar 0,61 oC. Sehingga besarnya temperatur di suatu tempat dapat diduga dengan persamaan berikut:
T = 26,3oC – 0,61 h
Dimana T : tempertur (oC), 26,3 oC : temperatur rata-rata pada permukaan laut, h:ketinggian (m).
Penyediaan air alami (curah hujan) mempengaruhi kemampuan tanah. Sehingga pengaruh interaksi antara iklim-tanah harus diperhitungkan.
Faktor Lereng, ancaman erosi, dan erosi yang telah terjadi
Kerusakan oleh erosi berpengaruh thd penggunaan tanah. Cara pengelolaan tanah disebabkan karena alasan:
a. Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar produktivitas tanaman sedang-tinggi.
b. Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman.
c. Kehilangan unsur hara oleh tanaman.
d. Kehilangan lapisan permukaan tanah.
e. Kehilangan tanah oleh erosi
f. Bangunan-bangunan pengendali tanah dapat rusak oleh sedimen yang berasal dari erosi.
g. Jika terbentuk parit/erosi gully, maka akan lebih sulit pemulihan tanah untuk menjadi produktif kembali.
Faktor Tekstur tanah (t)
Penting dalam mempengaruhi kapasitas
tanah untuk menahan air dan
permeabilitas tanah serta berbagai sifat
fisik dan kimia tanah lainnya.
Klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan atas dan lapisan bawah:
t1 = tekstur halus : berdebu; liat.
t2 = tekstur agak halus : liat berdebu; lempung liat berpasir; lempung berliat; lempung berpasir.
t3 = tekstur sedang: debu; lempung berdebu; lempung.
t4 = tekstur aga kasar: lempung berpasir.
t5 = testur kasar: pasir; pasir berlempung.
KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH
Faktor lereng lahan dikelompokkan sbb:
i0 (A) = 0 – 3% (datar)
i1 (B) = 3 - 8% (landai atau berombak)
i3 (C) = 8 - 15% (agak miring atau bergelombang)
i4 (D) = 15 - 30% (miring atau berbukit)
i5 (E) = 30 - 45% (agak curam atau bergunung)
i6 (F) = 45 - 65% (curam)
i7 (G) = >65% (sangat curam)
Drainase
Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
d0 = baik
Tanah mempunyai peredaran udara baik seluruh profil tanah berwarna terang seragam dan tidak ada bercak-
bercak.
d1 = agak baik
Peredaran udara baik, tidak terdapat, berca-berca warna kuning/coklat/kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah.
d2 = agak buruk
Lapisan atas tanah peredaran udara baik-tidak terdapat berca-bercak; bercak-bercak terdpt pada seluruh lapisan bawah.
d3 = buruk
Lapisan tanah atas dekat permukaan
terdapat bercak-bercak kelabu/coklat/
kekuningan.
d4 = sangat buruk
Seluruh lapisan permukaan kelabu; tanah
bagian bawah terdapat bercak-bercak
kelabu/coklat/kekuningan.
Faktor Kedalaman tanah (kedalaman
efektif)
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman
tanah yang baik bagi pertumbuhan akar
tanaman. Klasifikasi kedalaman tanah yang
efektif:
ko = >90 cm (dalam)
k1 = 90 – 50 cm (sedang)
k2 = 50 – 25 cm (dangkal)
k3 = <25 cm (sangat dangkal)
Keadaan erosi (kerusakan erosi yang telah terjadi)
dikelompokkan sebagai berikut:
e0 = tidak ada erosi
e1 = ringan, <25% lapisan atas tnh hilang.
e2 = sedang, 25-75% lapisan atas tnh hilang.
e3 = berat, >75% lap.atas hilang
< 25% lap. bawah hilang.
e4 = sangat berat, >75% lap.atas hilang
>25% lap.bawah hilang.
Bisa juga digunakan niai “Kepekaan erosi
tanah” (K); dikelompokkan sebagai berikut:
KE1 = 0,00 – 0,10 (sangat rendah)
KE2 = 0,11 – 0,20 (rendah)
KE3 = 0,21 – 0,32 (sedang)
KE4 = 0,33 – 0,43 (agak tinggi)
KE5 = 0,44 – 0,55 (tinggi)
KE6 = 0,56 – 0,64 (sangat tinggi)
Faktor-faktor khusus
Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah batu-batuan dan kerikil, bahaya banjir dan salinitas.
6. Kerikil/batu (sampai kedalaman 20 cm???)
a) Kerikil (2 mm – 7,5 cm)
b0 = tidak ada/sedikit : 0 – 15% volume tanah.
b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah.
b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah.
b3 = sangat banyak >90% volume tanah.
b) Batu kecil (7,5 cm – 25 cm; bulat); sumbu panjang 15 – 40cm
b0 = tidak ada/sedikit : 0 – 15% volume tanah. b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah pengolahan
tanah mulai agak sulit, pertumbuhan tanaman agak terganggu.
b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah, pengolahan tanah sangat sulit, pertumbuhan tanaman terganggu.
b3 = sangat banyak >90% volume tanah, pengolahan tanah tidak mungkin dilakukan, pertumbuhan tanaman terganggu.
Stone: batuan bebas/lepas yang terletak/berserakan di atas
permukaan tanah diameter > 25 cm (bulat) atau
sumbu > 40 cm (gepeng).
b0 = tidak ada : < 0,01 % luas areal.
b1 = sedikit : 0,01-3% permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dengan mesin agak terganggu, tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman.
b2 = sedang : 3-15 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah mulai agak sulit.
b3 = banyak : 15-90 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dan penanaman menjadi sulit.
b4 = sangat banyak: > 90% permukaan tanah tertutup,
sama sekali tidak dapat digunakan untuk tanaman.
ROCK: batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah dan
merupakan bagian dari batu besar yang terpendam.
bo = tidak ada: < 2 % permukaan tanah tertutup.
b1 = sedikit: 2-10 % permukaan tanah tertutup, pengolahan
tanah dan penanaman agak terganggu.
b2 = sedang: 10-50 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dan penanaman terganggu.
b3 = banyak: 50-90 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dan penanaman sangat terganggu.
b4 = sangat banyak: > 90 % permukaan tanah tertutup,
tidak dapat diusahaakan untuk pertanian.
Klasifikasi ancaman banjir/genangan (O)
O0 = tidak pernah : dalam 1 th tanah tidak pernah tertutup banjir untuk waktu >24 jam.
O1 = jarang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak teratur dalam periode <1 bln.
O2 = kadang-kadang: selama 1 bln dalam 1 th tanah secara teratur tertutupi banjir yang >24 jam.
O3 = sering: selama 2-5 bulan dalam 1 th, secara teratur selalu banjir yang lamanya > 24 jam.
O4 = sangat sering: selama waktu > 6 bln tanah selalu dilanda banjir yang teratur yang lamanya >24 jam future PIG pantai utara Jawa terendam air laut air laut pasang.
Permeabilitas
Dikelompokkan sebagai berikut:
P1 = lambat : 0,5 cm/jam
P2 = agak lambat : 0,5 – 2 cm/jam
P3 = sedang : 2 – 6,25 cm/jam
P4 = agak cepat : 6,25 – 12,5 cm/jam
P5 = cepat : >12,5 cm/jam
Klasifikasi Salinitas
Salinitas tanah dinyatakan dalam kandungan garam terlarut atau hambatan listrik ekstrak tanah sbb:
g0 = bebas = 0 – 0,15% garam larut; 0 – 4 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.
g1 = terpengaruh sedikit = 0,15 – 0,35% garam larut; 4 – 8 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.
g2 = terpengaruh sedang = 0,35 – 0,65% garam larut; 8 – 15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.
g3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut; lebih dari 15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.
Pagerejo, Kertek, Wonosobo: peruntukan lahan untuk apa?? (P. Widyasunu, 2008)
Pagerejo, Kertek, Wonosobo: kerusakan tubuh tanah, struktur batuan kerusakan
hidrologis dan biodiversitas akibat penambangan batu dan pasir fisiografi vulkan.
Lereng selatan Gunung Sindoro. Penggunaan lahan pertanian VERSUS pertambangan.
Mau dimenangkan mana? (P.Widyasunu, 2008).