bab 4 hasil penelitian 4.1 penyajian data penelitianthesis.binus.ac.id/doc/bab4/2011-2-00531-mc bab...
TRANSCRIPT
49
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian Data Penelitian
Setelah menganalisa dokumen yang diperoleh dari Laporan Keberlanjutan 2009
Sustainability Report dan disertai wawancara dengan narasumber dan observasi
mengenai fungsi Corporate Communication (Corcom) yang menjalankan fungsi Public
Relation pada PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. Selanjutnya peneliti akan meneliti
kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan pada tahun 2009.
Dalam melakukan kegiatan CSR Tanggung jawab sosial PTBA itu terfokus pada
2 hal, yaitu bidang lingkungan dan sosial. Seperti yang dikatakan oleh Asisten Manajer
Bina Lingkungan, Hasbi Alhamdy:
“Tanggung jawab sosial PTBA itu fokusnya pada 2 hal, yaitu
bidang lingkungan dan sosial. 2 aspek itu yang kita laksanakan. Tapi
bukan berarti aspek lainnya tidak, aspek lainnya tetap berjalan
sebagaimana mestinya, tetapi dilakukan oleh satuan-satuan kerja diluar
satuan kerja CSR PTBA, seperti misalnya selain yang 2 tadi kan ada
mengenai hak asasi, ketenagakerjaan, tanggung jawab produk begitu. Jadi
sekali lagi bahwa kami di satuan kerja CSR itu fokusnya pada lingkungan
dan sosial.”
Berikut adalah kegiatan-kegiatan CSR yang dilakukan dalam meningkatkan citra
postif perusahaan tambang Batubara PT. Bukit Asam (Persero), Tbk terhadap
masyarakat Tanjung Enim:
50
4.1.1 Kinerja Lingkungan
Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan kepatuhan penuh
terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang berlaku
secara universal. Perseroan menjalankan amanah peraturan sebagaimana
disebutkan dalam Undang-undang no.40 tahun 2007 mengenai tanggung jawab
sosial perusahaan. Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan
senantiasa dilaksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagai mana
tercantum dalam dokumen AMDAL, RKL dan RPL yang merupakan prasyarat
sekaligus parameter yang disepakati bersama sebelum adanya kegiatan
operasional.
Komitmen perseroan terhadap perlindungan lingkungan, dituangkan
dalam Kebijakan Lingkungan yakni:
“Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan senantiasa peduli terhadap lingkungan baik secara fisik maupun sosial sehingga menjadi bagian integral dari lingkungan global dalam melakukan pencegahan, pemulihan, pelestarian dan perlindungan lingkungan, seta dalam penataan peraturan perundangan lingkungan dan persyaratan lainnya, juga menerapkan sistem manajemen lingkungan secara konsisten, terpadu, terdokumentasikan terpelihara dan selalu melaksanakan perbaikan secara berkelanjutan untuk memperoleh hasil yang maksimal”.
Perseroan kemudian menjalankan sistem terakreditasi ISO 14001:2004
untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup
sistem manajemen lingkungan, audit lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan
dan kajian daur hidup pokok. Berdasarkan sistem tersebut Perseroan kemudian
merencanakan dan melaksanakan berbagai program terkait dengan lingkungan
51
yang terbagi atas 2 program utama, yakni Pengelolaan Lingkungan dan
Pemantauan Lingkungan.
Pada 2009, Perseroan telah menyelesaikan Rencana Tahunan Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan tahun 2009, sebagai implementasi atas dokumen
AMDAL. Gambaran umum program perlindungan lingkungan yang dilakukan
oleh Perseroan adalah sebagai berikut :
4.1.1.1 Pengelolaan Lingkungan
Perseroan melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara
berkelanjutan untuk mengurangi dampak kegiatan pertambangan bagi
lingkungan dan masyarakat, sesuai dengan salah satu misi
perusahaan, yakni Tumbuh Harmonis Bersama Lingkungan. Asisten
Manajer Bina Lingkungan, Hasbi Alhamdy mengatakan :
“....PKBL ini bekerja sama dengan satuan kerja perencanaan lingkungan itu menjalankan program Green Mining. Memang istilahnya Green Mining, tetapi wilayah sasarannya diluar area mining, diluar tambang jadi di desa-desa dan kelurahan dan wilayah kecamatan diluar tambang PTBA. Jadi, program lingkungan ini sebetulnya merupakan bagian juga dari program dibidang sosial tadi, yang 6 bidang itu kan salah satunya pelestarian alam tadi ya. Nah itu termasuk kepengelolaan ataupun pelestarian lingkungan.”
Setiap program pelaksanaan pengelolaan lingkungan yang
dijalankan kemudian dipantau dan dievaluasi dengan menggunakan
parameter yang telah mempertimbangkan penilaian terhadap dampak
utama yang muncul akibat kegiatan penambangan. Evaluasi terhadap
indikator sasaran lingkungan tersebut kemudian dibahas secara rutin
52
setiap tahun pada forum manajemen lingkungan, sesuai syarat ISO
140001, sebagai bagian upaya perbaikan terus menerus untuk
mencapai tingkat kepatuhan yang maksimal, sehingga dampak
lingkungan dari operasional kegiatan tambang dapat dikendalikan.
4.1.1.2 Struktur Organisasi Lingkungan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Lingkungan
Secara struktural posisi satuan kerja lingkungan berada di
bawah General Manager Perseroan, dengan tiga satuan kerja
lingkungan berdasarkan fungsinya. Masing-masing adalah
Perencanaan Lingkungan dibawah Unit Perencanaan,
Pengelolaan Lingkungan di bawah Unit Penambangan dan
Pemantauan Lingkungan dibawah Unit Kesehatan Keselamatan Kerja
dan Lingkungan (K3L). Pembagian Fungsi ini membuat upaya
53
pengelolaan lebih efektif dan terkendali, sejak perencanaan sampai
sekarang.
Perseroan menjalankan program-program pengelolaan
lingkungan diantaranya melalui :
• Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang
sesuai peraturan yang berlaku.
• Pengelolaan Keanekaragaman Hayati untuk Areal Bekas
Tambang dan daerah sekitarnya.
• Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT)
• Pengelolaan Emisi, Effluent dan Limbah
4.1.1.3 Pembukaan Lahan dan Reklamasi Lahan Bekas Tambang
Proses pembukaan areal baru tersebut telah sesuai dengan UU
no 4 tahun 2009 dan Permen 18 tahun 2008 mengenai Reklamasi dan
Penutupan Tambang. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati untuk
Areal Bekas Tambang. Perseroan melakukan penahapan reklamasi
dalam rangka pengelolaan keanekaragaman hayati dengan cara :
• Melakukan penanaman tanaman penutup untuk
mengurangi erosi.
• Melakukan penanaman tanaman cepat tumbuh (pioneer)
untuk membentuk naungan (canopy)
• Penanaman tanaman hutan hujan tropis (rain forest
species)
54
Untuk itu, Perseroan melakukan program pengembangbiakan
tanaman lokal dan langka di area reklamasi. Pemilihan dan penentuan
jenis tanaman yang dikembangkanbiakan tersebut didasarkan pada
hasil kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB).
4.1.1.4 Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT)
Dampak yang selalu menyertai kegiatan penambangan sistem
terbuka ini dikendalikan dengan terlebih dahulu melakukan
klasifikasi dan pemisahan batuan penutup melalui analisa geokimia
net acid generation (NAG) yang dilakukan di Laboratorium
Lingkungan Institut Terknologi Bandung. Sampel batuan diambil
dari areal eksplorasi (diamond core atau geology drill chips) dan area
rencana penggalian. Melalui analisa tersebut, Perseroan dapat
mengetahui perkiraan kadar AAT sebelum digali.
Perseroan menerapkan dua sistem pengendalian sebagai
berikut :
• Sistem aktif, yaitu pengendalian AAT dengan pemberian
kapur.
• Sistem pasif, yaitu pengendalian AAT dengan
menggunakan fasilitas kolam wetland, memanfaarkan
jenis-jenis tumbuhan penyerap logam yang terbukti sangat
berhasil menurunkan kandungan logam, khususnya Fe dan
Mn.
• Pengelolaan Emisi, Effluent dan Limbah
55
Perseroan menggunakan standar parameter yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No. 15
tanggal 15 Mei 2005 mengenai Baku Mutu Emisi Sumber Tidak
Bergerak (STB) untuk mengelola emisi, effluent dan limbah.
Pengelolaan kualitas udara dilakukan melalui diantaranya :
• Pemeliharaan dan penyiraman jalan tambang dengan truk
tangki air.
• Penanaman pohon di lokasi buffer zone dan lokasi yang
final tambang
• Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system)
di lokasi stockpile secara reguler dan pemantauan emisi
genset secara incenerator.
Perseroan melakukan evaluasi kualitas udara secara teratur di
lokasi pemukiman masyarakat dan pemantauan emisi udara dari
genset. Hasil analisa yang didapat menunjukkan bahwa kualitas udara
di area pertambangan dan sekitarnya telah memenuhi Batu Mutu
Emisi yang telah ditetapkan. Selain emisi udara, Perseroan mengelola
limbah umum dan limbah bahan berbahaya dan beracun.
Adapun langkah pengelolaan selengkapnya adalah sebagai
berikut :
• Limbah umum yang berasal dari area perumahan dan area
penambangan Perseroan, dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) di area dumping Banko Barat.
56
Untuk limbah yang bersifat organik, pengelolaannya
melibatkan masyarakat sekitar, yakni dijadikan pupuk
Bogashi yang kemudian dibeli oleh Perseroan untuk
digunakan saat revegetasi lahan
• Limbah B3 yang berasal dari unit kerja (bengkel), antara
lain seperti oli bekas, batere bekas dan filter oli bekas,
pengelolaannya dilakukan sesuai PP No. 18 jo No. 85
Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3. Selain
melakukan daur ulang ilmiah B3 bekerjasama dengan
mitra kompeten, Perseroan melakukan pembakaran
limbah B3 dengan incenerator dan melaksanakan proses
bioremediasi untuk material yang tercemar hydrokarbon
sesuai peraturan yang berlaku.
4.1.1.5 Pemantauan Lingkungan
Perseroan melakukan pemantauan secara rutin terhadap
kondisi lingkungan di sekitar area penambangan dengan tujuan
meminimalisisr kerusakan lingkungan yang mungkin terjadi,
sekaligus sebagai bagian dari upaya mitigasi resiko lingkungan.
Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan meliputi antara lain
pemantauan kualitas air, kualitas udara, kualitas tanah, pencemaran
tanah, erosi hingga satwa liar dan biota air yang hidup di sekitar area
pertambangan.
57
4.1.1.6 Pemantauan Keanekaragaman Hayati untuk Perairan
Pada tahun 2009 perseroan melakukan survey
keanekaragaman hayati disekitar daerah perairan Sungai Enim,
Sungai Lawai, Sungai Lematang, Sungai Kiahan dan Sungai Kiawas
yang memiliki resiko terkena dampak kegiatan penambangan.
Program tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan PPLH
Universitas Sriwijaya, merupakan bagian dari implementasi dokumen
RPL Perseroan yang dilaksanakan dua kali setiap tahun.
4.1.1.7 Pemantauan Flora dan Fauna
Untuk mengurangi dampak negatif terhadap keberlangsungan
hidup flora dan fauna, maka Perseroan melakukan sebagai upaya
pemantauan, diantaranya :
• Melakukan survei flora dan fauna di area sekitar kegiatan
penambangan, bekerjasama dengan lembaga perguruan
tinggi PPLH-UNSRI, mencakup area survey seluas 4.557
Ha.
• Pemantauan flora yang tumbuh di area reklamasi oleh
karyawan satuan kerja K3L, yang mencakup tinggi
tanaman, diameter dan pertumbuhan tanaman.
4.1.1.8 Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Untuk menjaga lingkungan di areal kegiatannya, Perseroan
melakukan sejumlah kajian dan penelitian yang sekaligus merupakan
bagian proses evaluasi kondisi lingkungan area pertambangan dan
58
sekitarnya, serta pengembangan potensi lingkungan di masa
mendatang.
Beberapa kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun
2009 adalah :
• Implementasi dan pengembangan Mikoriza untuk
mendukung revegetasi lahan bekas tambang.
• Melakukan revegetasi dengan tanaman sawit di lokasi
penimbunan.
• Uji coba revegetasi secara direct (menanam langsung di
lapangan)
• Kajian pemanfaatan oli bekas, secara mencampur ANFO
untuk peledakan.
Selain melaksanakan langkah-langkah Perlindungan tersebut,
Perseroan mengimplementasikan kegiatan Green Mining dengan
melakukan penanaman pohon-pohon di luar area tambang dan
penebaran ikan di badan sungai bersama masyarakat. Perseroan juga
melakukan sosialisasi lingkungan melalui pelatihan lingkungan,
spanduk, baliho, studi banding (bench marking), buku dan majalah
lingkungan, poster dan presentasi lingkungan. Sebagai wujud
komitmen manajemen terhadap lingkungan dan pascatambang, serta
menyusun dokumen provisi lingkungan sesuai standar akuntasni
keuangan (PSAK 33)
59
Keseluruhan hasil pemantauan dan hasil evaluasi yang
kemudian dilakukan sesuai dengan standar yang ditetapkan
menunjukan bahwa semua parameter lingkungan telah memnuhi
Baku Mutu Lingkungan (BML). Atas berbagai upaya-upaya
perlindungan lingkungan tersebut Perseroan kemudian Meraih
bebrapa penghargaan dalam pengelolaan lingkungan, yaitu :
• Peringkat Hijau untuk PROPER Pusat maupun Provinsi
Sumatera Selatan.
• Peringkat Aditama I untuk kategori pengelolaan
Pembibitan, Reklamasi dan batuan tanah penutup.
• Peringkat Utama II untuk kategori Pengelolaan
Pemantauan, kegiatan Sarana Penunjang dan
penanggulangan Erosi dan Sedimentasi.
4.1.1.9 Laporan Pelaksanaan Reklamasi dan Rehabilitasi
Pembukaan lahan dean proses reklamasi areal tambang
Perseroan telah dilaksanakan sesuai dengan butir-butir ketentuan
pada UU No. 4 Tahun 2009 dan Permen No. 18 tahun 2008 mengenai
Reklamasi dan penutupan Tambang yang menegaskan bahwa : i.
Pembukaan lahan dilakukan bertahap; ii. Ada proses pembentukan
slope and back slope; iii. Membuat saluran, check dam, rip rap; iv.
Melakukan penanaman clover crop; v. Menggunakan incenerator
untuk limbah; vi melaksanakan bioremidasi untuk pengelolaan tanah
yang terkontaminasi hydrocarbon; vii. Pengapuran, wetland untuk
60
limbah cair dan membuat kolam pengendap. Seluruh ketentuan
tersebut telah dipenuhi oleh Perseroan seperti diuraikan pada bagian
“Pengelolaan Lingkungan” diatas.
Perseroan kemudian melangkah lebih jauh dan menjadi
pelopor dalam hal pelestarian lingkungan dan rehabilitasi pasca
tambang dengan menetapkan serta merancang daerah pascatambang
seluas 1.400 ha menjadi Taman Hutan Raya (TAHURA).
Pelaksanaan program reklamasi dan rehabilitasi lahan pascatambang
mengacu pada Rencana Induk Wilayah Pertambangan (RIWP) yang
telah dibuat sejak tahun 1994 serta Master Plan pemanfaatan lahan
bekas tambang batubara sebagai Tahura Enim. Rencana ini kemudian
dikukuhkan untuk dilaksanakan melalui program jangka panjang,
secara bertahap dan berkelanjutan dan telah ditetapkan dalam Perda
Kabupaten Muara Enim
Perseroan kemudian melaksanakan program pembangunan
Tahura Enim sesuai dengan Perda Kabupaten Muara Enim No. 4
tahun 2004 tentang Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Batubara PT
Bukit Asam (Persero) Tbk di Kabupaten Muara Enim, dengan
membagi area pascatambang menjadi beberapa zona, yaitu:
• Zona Penerima/Rekreasi
• Zona sarana Prasarana
• Zona Hutan Tanaman
• Zona Kebun Koleksi
61
• Zona Kebun Buah
• Zona Peternakan
• Zona Penelitian Produktif
• Zona Pertanian/Agroforestry\
• Zona Perikanan
• Zona Bumi Perkemahan
• Zona Satwa
Sampai dengan tahun 2009, program reklamasi lahan pasca
tambang sebagai Tahura Enim yang telah dilaksanakan adalah:
• Pembangunan Kebun Pembibitan, Gedung Olah Raga
(Sport Centre) dan Tennis Indoor di Zona Penerima
• Pembangunan Kantor Tambang Terpadu, Pengolah LB3
(incenerator dan unit bioremediasi) di Zona Sarana dan
Prasarana
• Melakukan pengkayaan tanaman dengan tanaman
produktif seperti merbau, jati tanaman lokal, dll di Zona
Hutan Tanaman.
• Melakukan revegetasi dengan tanaman yang bermanfaat
seperti Kayu Putih dan bekerjasama dengan
YAKASABA telah memproduksi minyak kayu putih.
4.1.2 Kinerja Sosial
Berawal dari sebuah entitas bisnis yang mandiri, PT Bukit Asam
(Persero) Tbk terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi warga korporasi
62
terkemuka di Indonesia. Perseroan aktif bergerak menjalankan usahanya dan
tidak terpisahkan dengan lingkungan setempat, wilayah operasional dan kawasan
terdekat sekitarnya. Hasbi Alhamdy selaku Asisten Bina Lingkungan PTBA
mengatakan:
“....Bidang sosial bentuk-bentuk kegiatannya itu kita bagi dalam 6 bidang, sesuai dengan peraturan Menek BUMN No.5 yang telah disempurnakan tahun 2007. Itu ada bidang pendidikan dan pelatihan, kemudian juga peningkatan kesehatan masyarakat, lalu bidang pengembangan sarana umum, peningkatan sarana ibadah, pelestarian alam kemudian yang terakhir itu bantuan bencana alam, itu untuk bidang sosial.”
Pada tahun 2009 Perseroan telah mengambil langkah strategis, berupa
penyusunan kebijakan dan penyempurnaan mekanisme pelaksanaan Program
Tanggungjawab Sosial Korporasi (CSR), menjalin kerjasama dengan Pemerintah
Daerah dan pihak lain yang berkompeten dalam perencanaan dan pelaksanaan
program, serta melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses
perencanaan, pelaksanaan maupun monitoring program, serta melaksanakan
program yang berdampak langsung terhadap upaya pemberdayaan sosial
ekonomi masyarakat di lingkar tambang.
Langkah tersebut bertujuan memberi kejelasan mengenai arah dan
pedoman pelaksanaan kegiatan CSR, optimalisasi kinerja, kesesuaian dengan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, serta peningkatan keberdayaan dan
kemandirian masyarakat. Dengan demikian diharapkan masyarakat merasa ikut
memiliki dan menjaga keberadaan Perseroan sehingga mampu menjalankan
kegiatan bisnis dengan lancar dalam jalinan hubungan yang harmonis dengan
masyarakat dan alam sekitar.
63
Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang yang
terintegrasi dalam bentuk “Pedoman CSR PTBA”, yang telah disahkan oleh
Direktur Utama PTBA pada akhir 2009 yang mencakup enam fokus kegiatan,
yaitu: (1) ekonomi, (2) lingkungan, (3) hak asasi manusia, (4) praktik
ketenagakerjaan, (5) tanggung jawab produk, dan (6) kemasyarakatan.
4.1.2.1 Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Sebagai badan usaha milik negara, PTBA melaksanakan
Program Kemitraan dan Bina Lingkunga berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara BUMN RI No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April
2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan.
Untuk Program Kemitraan diimplementasikan melalui
pemberian pinjaman lunak kepada usaha kecil melalui 7 (tujuh)
sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan,
perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, jasa dan koperasi.
Sedangkan untuk Program Bina Lingkungan direalisasikan melalui
bantuan program di bidang Bencana Alam, Pendidikan dan Pelatihan,
Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pengembangan Sarana dan
Prasarana Umum, Sarana Ibadah serta Pelestarian Alam. Dalam
pelaksanaannya, Perseroan telah mengadakan kerjasama dengan
Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan terkait, yang
meliputi:
64
• Penandatanganan MoU dan pelaksanaan kerjasama
program peningkatan produktivitas tanaman pangan di
Kabupaten Muara Enim.
• Penandatanganan MoU dan pelaksanaan Base line Study
program Gerakan Guru Berkualitas (Gerutas),
bekerjasama dengan ICMI Pisat di Kabupaten Muara
Enim dan Lahat.
• Mempersiapkan draft MoU kerjasama penyaluran Dana
Kemitraan dengan Bank Perkreditan Rakyat.
Berikut ini adalah hasil realisasi sejumlah program yang
berdampak langsung terhadap peningkatan kondisi sosial ekonomi
masyarakat pada tahun 2009:
• Pembangunan infrastruktur sosial ekonomi seperti Sports
Center Muara Enim, Gedung UGD RSUD Lahat, jalan
dan jembatan menuju lokasi perkebunan masyarakat, kios
pasar tradisional dan pengaspalan jalan.
• Penyaluran bantuan pinjaman lunak kepada usaha kecil
dan koperasi
• Pembentukan dan pembinaan kelompok-kelompok usaha
bersama seperti Usaha pupuk Bokashi, Usaha Pembuatan
Majun, Usaha Pembenihan Ikan, Usaha Jamur Tiram
serta Lembaga BMT Syariah.
65
4.1.2.2 Program Kemitraan
Melanjutkan komitmen pemberdayaan potensi ekonomi
masyarakat, Perseroan terus berupaya meningkatkan kemandirian
mitra binaan sekaligus membantu memperluas penjualan produk
mitra binaan di sembilan propinsi. Aktivitas Progrma Kemitraan
tahun 2009 mencakup :
• Penyaluran dana kemitraan pada usaha kecil dan koperasi
di sembilan wilayah propinsi
• Pembinaan usaha kecil dan koperasi melalui program
pelatihan
• Penyelanggaraan pelatihan kewirausahaan.
• Pengikutsertaan mitra binaan pada berbagai pameran
berskala nasional untuk menunjang program promosi dan
pemasaran produk mitra binaan.
• Peningkatan kemandirian dan kedisiplinan melalui
rekonsiliasi piutan Modal Bergulir.
Pelaksanaan penyaluran Dana Kemitraan dilakukan secara
selektif dengan mempertimbangkan kondisi yang dimiliki oleh calon
mitra binaan yang meliputi karakter, jiwa kewirausahaan yang
dimliki, kondisi sosial dan budaya masyarakat sekitar serta prospek
pasar dari komoditas yang dihasilkan.
Sedangkan jenis komoditas calon mitra binaan yang
diprioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembinaan meliputi
66
komoditas yang dapat menunjang kelancaran operasional Perseroan,
seperti :
• Komoditas yang menjadi andalan daerah.
• Komoditas tradisional yang potensial untuk
dikembangkan.
• Komoditas yang berpeluang ekspor atau berorientasi
ekspor.
• Komoditas yang dapat menyerap tenaga kerja / padat
karya.
Dalam pelaksanaannya, selama tahun 2009 program yang
telah dilakukan terhadap mitra binaan adalah seperti berikut :
1. Penyaluran dana kemitraan dalam bentuk pinjaman lunak,
kepada usaha kecil dan koperasi di wilayah Sumatera Selatan
sebanyak 525 unit usaha, Sumatera Barat 12 unit usaha,
Lampung 72 unit usaha, DKI Jakarta 5 unit usaha, Jawa Barat
10 unit usaha dan Jawa Timur sebanyak 16 unit usaha.
2. Pelatihan Manajemen Kewirausahaan kepada calon mitra
binaan, di :
• Kabupaten Muara Enim, sebanyak 6 angkatan pada bulan
Maret dan Oktober 2009.
• Kabupaten Lahat sebanyak 2 angkatan pada bulan Maret
2009.
67
• Kabupaten OKU sebanyak 2 angkatan pada bulan
November 2009.
• Kabupaten OKU Timur sebanyak 2 angkatan pada bulan
November 2009.
3. Membantu promosi dan pemasaran produk mitra binaan
melalui kegiatan partisipasi pada serangkaian pameran,
termasuk:
• Pameran Gelar Karya Nyata, bulan Februari di Jakarta
• Pameran Gelar Produk Kerajinan Indonesia, bulan Maret
di JCC Jakarta.
• Pameran Adiwastra Nusantara, bulan April di JCC
Jakarta
• Pameran Bengkulu Expo, bulan April di Bengkulu.
• Pameran HUT Kota Lahat, bulan April di Lahat.
• Pameran CSR Expo, bulan Juni di Jakarta.
• Pameran PKBL Expo, bulan Juni di Jakarta.
• Pameran Sriwijaya Expo, bulan Juni di Palembang.
• Pameran Harkopnas, bulan Juli di Samarinda.
• Pameran ICRA, bulan Agustus di Jakarta.
• Pameran Banten Expo, bulan Oktober di Banten.
• Pameran Lampung Expo, bulan Oktober di Lampung.
• Pameran Incraft, bulan Oktober di Jakarta.
• Pameran UMKM Expo, bulan Desember di Jakarta.
68
• Pameran Kerajinan Jawa Barat, bulan Desember di
Bandung.
• Pameran Produk Unggulan di Malaysia, yaitu di Penang
bulan Mei dan Johor, pada bulan Desember.
4.1.2.3 Program Bina Lingkungan
Program Bina Lingkungan PTBA dielaborasi dalam enam
fokus kegiatan, yaitu Program Bantuan Bencana Alam, Pendidikan
dan Pelatihan, Peningkatan Kesehatan Masyarakat, Pembangunan
Sarana Umum, Pengembangan Saran Ibadah dan Pelestarian Alam.
Tujuan yang hendak diraih adalah peningkatan standar hidup dan
kesejahteraan masyarakat.
Prinsip dari Program Bina Lingkungan adalah sejalan dengan
falsafah “Memberi Kail, dan bukan Memberi Ikan”, yang
dimaksudkan untuk memberdayakan kondisi sosial masyarakat.
Program ini dilaksanakan dalam berbagai pola yang mencakup :
• Bantuan kegiatan pendidikan dan penyelenggaraan
pelatihan kewirausahaan dan keterampilan masyarakat.
• Penyediaan modal kerja, sarana dan prasarana untuk
kelompok usaha bersama.
• Penyaluran bantuan dana untuk program peningkatan gizi
balita dan lansia.
• Bantuan sarana produksi pertanian tanaman pangan
berupa pupuk, benih unggul dan insektisida.
69
• Bimbingan/penyuluhan kepada kelompok-kelompok
usaha bersama (KUB).
Perseroan juga menggunakan beberapa parameter sebagai
indikator keberhasilan Program Bina Lingkungan, termasuk di
antaranya :
• Semakin membaiknya kondisi sosial masyarakat yang
ada di sekitar perusahaan.
• Semakin berkurangnya angka komplain atau keluhan dari
masyarakat yang berhubungan dengan pemenuhan
tanggung jawab sosial Perseroan.
• Perusahaan dapat menjalankan kegiatan bisnisnya dengan
lancar serta terjalinnya hubungan yang harmonis dengan
warga masyarakat sebagai salah satu pemangku
kepentingan Perseroan.
4.1.2.4 Program Bantuan Bencana Alam
Bantuan bencana alam dilaksanakan dengan
mempertimbangkan urgensi daerah terjadinya bencana serta
kedekatan geografis dengan wilayah operasional perusahaan. selama
tahun 2009 telah dilakukan berupa :
• Bantuan korban musibah gempa bumi di Sumatera Barat
dan Jambi.
• Bantuan korban musibah kebakaran di Lahat, Muara
Enim dan Pagar Alam.
70
4.1.2.5 Program Pendidikan dan Pelatihan
Perseroan telah melaksanakan program pendidikan dan
pelatihan yang mencakup :
• Pelatihan ketrampilan las listrik, yang diikuti 40 peserta,
bekerjasama dengan Pemkab Muara Enim.
• Pelatihan ESQ Peduli Pendidikan Angkatan IV, yang
diikuti 245 guru sekolah dan TPA di Kecamatan Lawang
Kidul, Merapi, Muara Enim, dan Tanjung Agung.
• Base line study, seminar dan loka karya di Kabupaten
Muara Enim dan Lahat dalam rangka program
peningkatan kualitas guru, bekerjasama dengan Tim
Gerutas ICMI Pusat.
• Pengembangan kegiatan seni budaya daerah dan nasional
serta mendorong pengembangan prestasi olahraga.
• Bantuan sarana praktik Lab Bahasa untuk SMP Negeri II
dan SMP Negeri 30 Bandar Lampung.
• Penyerahan bantuan piranti komputer dan printer
sebanyak 18 set untuk sejumlah sekolah SMP/SMA dan
kantor-kantor desa di Muara Enim dan Lahat.
• Penyerahan bantuan 322 set meja dan kursi belajar untuk
para siswa SD dan SMP di Kecamatan Merapi Timur,
Muara Enim dan Lawang Kidul.
71
• Renovasi gedung dan ruang belajar untuk sejumlah SD,
SMP dan SMA di Muara Enim dan Lahat sebanyak 14
unit sekolah.
• Penyerahan beasiswa kepada 200 siswa dari keluarga
kurang mampu di Bandar Tarahan, Bandar Lampung dan
Ombilin, serta beasiswa untuk 7 mahasiswa berprestasi di
Muara Enim.
• Pembinaan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pupuk
Bokashi Desa Tegal Rajo dan Tanjung Enim, KUB
Pembenihan Ikan Desa Lingga, KUB Majun Kelurahan
Tanjung Enim serta LKM BMT Pasar Tanjung Enim.
4.1.2.6 Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Melanjutkan program kesehatan sebelumnya, Perseroan
melaksanakan kegiatan berikut :
• Membangun 2 unit Posyandu di Kelurahan Pasar Tanjung
Enim dan Desa Keban Agung berikut peralatan pelayanan
posyandu.
• Melaksanakan kegiatan khitanan massal bagi 255 anak-
anak keluarga kurang mampu di wilayah Kecamatan
Merapi, Muara Enim dan Kertapati, Palembang.
• Kegiatan sosial berupa operasi bibir sumbing untuk 14
anak, bekerjasama dengan Pemda Lahat yang dipusatkan
di RSUD Kabupaten Lahat.
72
• Bantuan biaya operasi penderita Atresia Ani bagi pasien
tidak mampu dari Desa Tanjung Lalang, Kec. Tanjung
Agung.
• Bantuan operasi dan pemasangan kaki palsu untuk warga
tidak mampu dari Desa Merapi Barat, Kab . Lahat.
• Bantuan nutrsisi sebanyak 8600 paket kepada warga tidak
mampu lanjut usia dan balita di Muara Enim, Lahat,
Tarahan dan Kertapati.
4.1.2.7 Pembangunan Sarana Umum
• Pengaspalan dan pengerasan jalan lingkungan sepanjang
3 kilometer di Lawang Kidul
• Pembangunan Gedung Unit Gawat Darurat di RSU
Daerah Kabupaten Lahat.
• Bantuan penyediaan sarana air bersih untuk masyarakat
di lingkungan Dermaga Kertapati, Palembang.
• Pembuatan 4 unit sarana pemandian umum untuk warga
desa Kelurahan Muara Enim, Desa Muara Lawai, Lubuk
Ampelas dan Suka Merindu.
• Renovasi balai pertemuan masyarakat sebanyak 4 unit di
Kelurahan Pasar Tanjung Enim, Kel. Tungkal Muara
Enim, Desa Negeri Agung, dan Kel. Pasar I Muara Enim.
• Pembuatan jalan setapak di Kelurahan Muara Enim, Desa
Tanjung Jambu, Padu Raksa dan Tanjung Lalang.
73
• Pembuatan/perbaikan jembatan sebanyak 4 unit di Kel.
Pasar Tanjung Enim, Kel. Tungkal Muara Enim, Desa
Negeri Agung dan Kel. Pasar I Muara Enim.
• Sarana kerja dan peralatan kantor untuk Desa Banjarsari,
Muara Lawai, Tanjung Agung, Lebak Budi, Lingga dan
Kec. Merapi Timur.
• Pembangunan siring induk di Desa Karang Raja dan
Keban Agung.
4.1.2.8 Pengembangan Sarana Ibadah
• Kegiatan safari Jumat dilaksanakan di masjid-masjid
wilayah Ring I perusahaan dengan tujuan beribadah
bersama dan menjalin silaturahmi.
• Bantuan dana renovasi masjid/musholla/TPA sebanyak
48 unit termasuk Masjid As Syaadah Pasar Tanjung
Enim, Masjid Al Falah Tanjung Agung, Masjid
Darussalam Muara Enim, Masjid At Taqwa Merapi
Barat, Langgar AlMuttaqin Tanjung Enim, Masjid Al
Falah Kertapati, Masjid Al Huda Beringin Jaya, dan
Masjid Al Qobail Rajabasa Lampung.
• Bantuan dana untuk berbagai kegiatan keagamaan seperti
MTQ, Tablig Akbar, peringatan Maulid Nabi, Isra’
Mi’raj di seluruh Kecamatan Ring I Perusahaan,
termasuk membantu peralatan dan perlengkapan ibadah.
74
• Penyerahan bantuan hewan Qurban sebanyak 21 ekor
kepada masyarakat yang berhak melalui masjid-masjid di
20 desa Ring I perusahaan.
Salah satu bentuk kepedulian Perseroan terhadap sarana
ibadah, PTBA menyerahkan bantuan pembangunan menara Masjid
As Sa’adah yang berlokasi di Jl. Raya Baturaja Tanjung Enim,
Kecamatan Lawang Kidul.
4.1.2.9 Pelestarian Alam
Selama tahun 2009, Perseroan telah menjalankan berbagai
program yang berkaitan dengan pelestarian alam, termasuk di
antaranya:
• Gotong royong bersama masyarakat dan aparat
pemerintah dalam pelaksanaan program Jumat Bersih dan
Program Penghijauan Kota dengan menanam pohon dan
membersihkan lingkungan di seluruh wilayah kecamatan
ring I perusahaan.
• Penyerahan bantuan tanaman pelindung dan tanaman
produktif sebanyak 8.500 batang di Kab. Lahat dan
Muara Enim.
• Bantuan tempat sampah organik dan anorganik sebanyak
240 set untuk sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum
di Lahat, Muara Enim dan Tanjung Enim.
75
• Bantuan material untuk pembuatan turap penahan tanah
longsor di Lawang Kidul, Tanjung Enim.
4.2.1.10 Program Bina Wilayah
Disamping pelaksanaan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan yang mengacu kepada ketentuan Kementrian Negara
BUMN, Perseroan selama ini secara proaktif telah menjalankan
Program Bina Wilayah sebagai salah satu bentuk kepatuhan terhadap
ketentuan pasal 74 Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas. Program tersebut bertujuan untuk
memberdayakan potensi ekonomi masyarakat sekaligus mewujudkan
komitmen Perseroan untuk bersama-sama menciptakan kualitas
hidup yang lebih baik bagi masyarakat.
4.2 Pengolahan Terhadap Data yang Terkumpul
Setelah mengetahui kegiatan CSR yang dilakukan PT Bukit Asam (Persero), Tbk
yang penulis dapatkan melalui metode kualitatif dengan teknik dokumentasi, wawancara
dan observasi, langkah selanjutnya adalah menganalis kegiatan CSR yang telah berjalan
terhadap pendapat masyarakat Tanjung Enim mengenai citra positif perusahaan tambang
batubara PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.
Dalam mengolah data, penulis akan mengaitkan kegiatan CSR yang berjalan
dengan dampak perwujudan tanggung jawab sosial perusahaan menurut I Nyoman
Tjager. Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dapat diwujudkan
76
dengan meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap masalah-masalah sosial yang
berkembang disekitar perusahaan. keterlibatan perusahaan terhadap masalah-masalah
sosial, dapat meningkatkan citra perusahaan, baik bagi masyarakat disekitar perusahaan
maupun masyarakat luas. Kegiatan nyata yang banyak dilakukan oleh perusahaan dalam
mewujudkan tanggung jawab sosialnya, kegiatan-kegiatan amal seperti membantu
pendidikan anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Sebagai perusahaan tambang batubara yang melakukan eksploitasi besar-
besaran, PTBA melakukan tanggung jawabnya terhadap masyarakat yang tinggal
disekitar area tambang, khususnya masyarakat Tanjung Enim. Adanya tanggung jawab
sosial perusahaan baik terhadap karyawannya sendiri (internal) maupun terhadap
lingkungan di luar perusahaan, kepada mitra bisnis maupun masyarakat (eksternal), akan
memberikan manfaat yang positif bagi perusahaan itu sendiri maupun karyawannya.
Selain itu juga dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan mitra bisnis,
meningkatkan reputasi perusahaan di mata masyarakat maupun mitra bisnis adalah
merupakan keuntungan lainnya yang dpat diperoleh perusahaan. melalui kegiatan-
kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan akan dapat merebut simpati masyarakat, dan
dapat pula meningkatkan citra (image) perusahaan.
4.2.1 Fungsi Public Relation melalui kegiatan CSR
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk menyadari bahwa
stakeholders, khususnya masyarakat memiliki peran penting dalam
perkembangan dan kemajuan perusahaan. Tanpa adanya persepsi yang baik dari
masyarakat, perusahaan tidak dapat menjalankan bisnisnya dengan baik.
77
Salah satu pendapat Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A. dalam
bukunya, Hubungan Masyarakat Suatu Komunikologis, fungsi PR yaitu
operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah
terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi
maupun dari pihak publiknya.
Bapak Asmara Karma, selaku Corporate Communication Senior PTBA
mengatakan :
“Fungsi Corcom dalam PTBA adalah sebagai alat perusahaan dalam membentuk citra perusahaan melalui proses komunikasi yang baik dengan segenap stakeholder PTBA.”
Dalam hal ini, Corcom menjalankan fungsinya dalam pembentukan citra
dengan melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat serta
lingkungan melalui kegiatan CSR. Kegiatan CSR ini yang dapat merubah
persepsi masyarakat terhadap perusahaan tambang batubara yang diketahui
masyarakat memperoleh keuntungan dengan merusak SDA serta melakukan
eksploitasi besar-besaran.
Kegiatan CSR yang dijalankan ini tidak akan terlaksana dengan baik
tanpa adanya campur tangan dari media. PT. Tambang BatuBara Bukit Asam
(Persero) Tbk sangat memahami bahwa media massa merupakan perpanjangan
tangan publik untuk mendapatkan informasi yang bebas dan komprehensif,
termasuk informasi yang berkaitan dengan kinerja dan kebijakan suatu korporasi.
Corporate Communication juga berfungsi memberikan informasi yang
78
transparan, lengkap dan jelas kepada publik. Keterbukaan dengan para
stakeholder juga dipelukan untuk membina hubungan baik.
Bagian Corporate Communication memanfaatkan berbagai media untuk
menyajikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu informasi juga
tersedia dan diperbarui secara terus menerus di situs perusahaan www.ptba.co.id .
sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi mengenai kegiatan CSR di
PTBA.
4.2.2 Latar Belakang Kegiatan CSR
PR merupakan bagian paling penting dalam perusahaan karena menjadi
mediator paling baik dalam perusahaan. Ruang lingkup pekerjaan PR tidak dapat
terlepas dengan menlakukan komunikasi dengan publik, baik itu publik ekstrenal
maupun internal. Hal tersebut dilakukan untuk dapat mencapai visi dan misi
perusahaan.
Berdasarkan tuntutan tersebut, PR menjalankan fungsinya dengan
merencanakan program-program CSR yang memang harus dilaksanakan
perusahaan terkait Undang-Undang No. 40 tahun 2007, yaitu menjalankan
tanggung jawabnya sebagai perusahaan yang menggunakan sumber daya alam.
Bapak Hasbi Alhamdy mengatakan :
“Ya latarbelakang dari kegiatan CSR perusahaan itu kuncinya yang pertama adalah visi dan misi perusahaan, kemudian juga tadi seperti di sebut undang-undang No. 40 tahun 2007 kemudian kondisi masyarakat disekitar wilayah operasional perusahaan yang kita kenal istilahnya pembagian kewilayahan itu ring1, ring2, ring3. Kondisi
79
masyarakat disana memang sampai sejauh ini masih memerlukan perhatian dan kepedulian dari perusahaan....”
Peneliti dapat mengetahui bahwa latar belakang kegiatan CSR yang
dilakukan PTBA merupakan wujud kepedulian perusahaan dan merupakan
strategi PR dalam perusahaan dalam mencapai visi dan misi. Dalam hal ini PR
berusaha menjalankan fungsinya dengan baik.
Dari latar belakang yang telah disampaikan, dapat diketahui motivasi dari
kegiatan CSR yang dijalankan PTBA yaitu bahwa perusahaan memiliki
kewajiban untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan yang tinggal di
sekitar perusahaan.
4.2.3 Tujuan Kegiatan CSR PTBA
Kegiatan CSR PTBA bertujuan untuk mensejahterakan stakeholdernya,
terutama masyarakat yang tinggal disekitar lingkungan perusahaan. Bapak Hasbi
Alhamdy mengatakan :
“...Organisasi pengelola CSR PTBA saat ini kita sebut satuan kerja kemitraan dan bina lingkungan. Satuan kerja kemitraan dan bina lingkungan ini dibentuk mengikuti peraturan menteri negara BUMN No. 236 pada tahun 2003 jadi satuan kerja kemitraan dan bina lingkungan inilah yang dapat memberikan fungsi CSR PTBA ke stakeholder.”
Satuan kerja kemitraan dan bina lingkungan ini bertujuan untuk
meningkatkan citra dan persepsi positif bagi masyarakat. Hal tersebut dijalankan
oleh organisasi pengelola CSR, dimana organisasi tersebut menjalankan
fungsinya dengan melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi. Seperti yang
dikatakan oleh Bapak Hasbi Alhamdy, yaitu:
80
“....merencanakan program-program, kemudian melaksanakan program-program tersebut, melakukan monitoring kemudian juga melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil kegiatan CSR yang sudah dilaksanakan itu merupakan...”
Dalam proses perencanaan, yang perlu diketahui PR dan satuan kerja
PKBL PTBA adalah menentukan bentuk perencanaan, tema, konsep, penerima
bantuan, kerja sama dengan organisasi atau perusahaan lain, biaya serta apa saja
yang akan diberikan melalui kegiatan CSR PTBA.
Menurut bapak Hasbi Alhamdy, yang mengatakan:
“Perencanaannya ini kita lakukan bekerjasama dengan pemerintah daerah. Jadi, pemerintah daerah itu sudah melakukan apa yang disebut dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten. Kita selalu terlibat dalam kegiatan ini, itu yang pertama. Yang kedua, kita melakukan perencanaan itu dengan itu tadi, dari kegiatan Mapping social, kemudian kita didalam membuat perencanaan itu membentuk tim, Tim Perencanaan Strategis CSR perusahaan yang saat ini baru selesai itu periode 2011-2015. Nah itu dilakukan berdasarkan hasil pemetaan sosial tadi, disamping juga kita memperoleh masukan-masukan atau informasi dari pemerintah dari hasil Puslembang.”
Kegiatan CSR ini hanya ditargetkan kepada stakeholder PTBA yaitu
masyarakat sekitar tambang. Mereka sangat membutuhkan bantuan, khususnya
masyarakat yang tinggalnya disekitar kawasan penambangan, dimana mereka
yang paling mudah terkena efek penambangan. Bapak Hasbi Alhamdy
mengatakan:
“Target ataupun sasaran kegiatan CSR kita secara umum adalah Stakeholder ya, jadi para pemangku kepentingan baik itu masyarakat kemudian juga komponen-komponen masyarakat lainnya seperti pelanggan, mitra-mitra kerja itu semua merupakan target ataupun sasaran
81
dari program CSR kita, tetapi memang yang menjadi sasaran adalah warga masyarakat yang tinggal di wilayah operasional perusahaan.”
4.2.4 Kendala Dalam Kegiatan CSR
Dalam pelaksanaan kegiatan CSR pasti akan ada kendala yang muncul.
Yang kemudian akan menghambat pelaksanaan kegiatan tersebut. Dimana
kendala tersebut bisa berasal dari pihak eksternal maupun internal. Dalam PTBA
kendala muncul dari pihak internal, dimana kurangnya jumlah SDM yang hendak
menjalankan fungsi CSR tersebut, dan juga SDM yang ada belum memiliki
kemampuan yang maksimal dalam pelaksanan kegiatan CSR. Hasbi Alhamdy
mengatakan:
“Kendala yang kita hadapi selama ini, mungkin ini ya sejauh ini kita memang perlu meningkatkan kompetensi dari SDM kita yang menjalankan fungsi CSR tadi, baik secara kulitas maupun kuantitasnya. Saya merasa masih kurang dalam jumlah kita, saya juga merasa masih kurang dalam hal kompetensinya untuk dapat menjalankan program-program yang memiliki bobot, memiliki nilai yang berdampak positif, berdampak luas bagi masyarakat terutama dalam hal peningkatan kondisi ekonomi, kondisi sosial. Karena CSR kita itu misinya itu adalah masyarakat yang sejahtera, mandiri dan berwawasan lingkungan. Ya untuk mencapai misi itu tentunya kita harus melaksanakan, merencanakan program-program yang berkualitas yang juga tentunya harus dilakukan oleh SDM yang juga berkompeten didalam hal itu.....”
Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, perusahaan harus dapat
menyelesaikannya, dengan cara melakukan pembenahan terhadap struktur dan
sistem kerja dalam perusahaan. Kemudian perusahaan meningkatkan kualitas
kerja pegawainya, misalnya dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang
berhubungan pemberdayaan masyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Bapak
Hasbi Alhamdy :
82
“Sebetulnya perusahaan sudah menyadari hal ini, salah satu solusinya adalah struktur organisasi pengelola program CSR itu perlu disempurnakan, perlu ditingkatkan termasuk juga membekali SDM pengelola program CSR ini melalui pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan....”
Kendala lain yang dihadapi oleh PTBA adalah masalah kebudayaan
masyarakat sekitar tambang yang masih sangat tradisional. Yang nantinya akan
PTBA ubah perlahan menjadi masyarakat yang maju dan berpengetahuan
terhadap teknologi. Seperti yang di katakan oleh Bapak Hasbi Alhamdy :
“...kendala culture/budaya masyarakat setempat. Dari masyarakat yang semula budayanya itu berkebun tanaman keras, secara perlahan-perlahan kita akan membawa kearah penguasaan akan teknologi dan kewirahusahaan. Itu semua kan perlu waktu dan perlu ketekunan. Jadi, kalau masyarakat yang berkebun tanaman keras biasanya mereka itu kerja itu hanya 2-3 jam/hari. Bagaimana mengubah pola kerja mereka dari 2-3 jam/hari itu menjadi lebih lama, sehingga menjadi lebih produktif. Itu juga merupakan kendala yang kita hadapi...”
Persebaran wilayah target CSR juga menjadi kendala. Pelaksana CSR
harus menghabiskan waktu yang panjang untuk dapat menjangkau wilayah
sasaran masyarakat yang akan memperoleh bantuan. Seperti yang dikatakan oleh
Bapak Hasbi Alhamdy :
“Wilayah sasaran kita itu luas, luas sekali sehingga kita memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan kegiatan disuatu lokasi tertentu yang jaraknya jauh dari perusahaan, waktunya banyak habis dijalan. Diantaranya seperti itu, nah ini mengatasinya ya memang kita harus menyediaka n sarana transportasi yang cukup.”
4.2.5 Citra PTBA Terhadap Masyarakat Tanjung Enim.
Seperti yang kita ketahui banyak masyarakat yang tidak menyukai
keberadaan perusahaan tambang yang cenderung merusak alam demi
kepentingan bisnisnya. Hal ini juga pernah di alami oleh PTBA sebelum
melaksanakan kegiatan CSR. Bapak Hasbi Alhamdy mengatakan:
83
“....saya dulu pernah di humas ya sebelum di satuan kerja PKBL. Dulu saya bisa mengamati dan memperhatikan opini dari masyarakat terhadap kontribusi perusahaan. dulu memang opini masyarakat itu kurang baik ya terhadap perusahaan. karena perusahaan belum melaksanakan CSRnya secara terencana, terprogram, continue. Sifatnya baru isidental saja dan relatif juga sedikit, tetapi setelah adanya program CSR perusahaan maka kegiatan-kegiatan CSR itu dilaksnakan secara terencana, menerus....”
PTBA kemudian sadar bahwa citra merupakan kunci utama dalam
perkembangan suatu perusahaan. apalagi perusahaan tersebut lebih banyak
menggunakan SDA. Selain memperoleh keuntungan, perusahaan juga harus
dapat memberdayakan masyarakat disekitarnya, sehingga baik perusahaan
maupun masyarakat mendapatkan keuntungan. Dengan demikian perusahaan
akan mendapan respon positif dari masyarakat. Kemudian PTBA menjalankan
kegiatan CSR, selain karena peraturan pemerintah, kegiatan tersebut berguna
untuk membentuk dan mempertahankan citra perusahaan. Bapak Hasbi Alhamdy
mengatakan:
“...setelah adanya program CSR perusahaan maka kegiatan-kegiatan CSR itu dilaksnakan secara terencana, menerus. Ternyata memang opini masyarakat kemudian berubah, semakin lama semakin baik, dan kita memang setiap 3bulan sekali menyebarkan questioner untuk mendapatkan data-data, mengetahui persepsi masyarakat terhadap perusahaan. ya memang sejauh ini masih perlu ditingkatkan.”
Setelah mulai berjalannya kegiatan CSR, perlahan-lahan respom
masyarakatpun berubah. Yang semula negatif, kemudian menjadi positif karena
perhatian yang diberikan oleh PTBA. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Hasbi
Alhamdy:
“Responnya itu memang, ada positif, positif dalam hal mereka mengapresiasi dengan adanya program CSR perusahaan, mereka menyambut baik dan mendukung setiap kegiatan mereka ikut terlibat.”
84
Kegiatan CSR telah berhasil mendukung rencana strategis PTBA dalam
meningkatkan citra positif perusahaanny dimata masyarakat Tanjung Enim.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Hasbi Alhamdy:
“...dari pengamatan ataupun dari yang saya rasakan selama ini memang cukup berhasil meskipun masih perlu ditingkatkan terus. Cukup berhasil dari sisi tadi, semakin berkurangnya atau sangat jarangnya kita menerima keluhan-keluhan atau complain dari masyarakat itu tidak ada ya, beda dengan dulu, dulu sering. Itu sebagai salah satu indikator program kita itu.”
Perseroan menjalankan kegiatan operasional dengan kepatuhan penuh
terhadap standar-standar manajemen pengelolaan lingkungan yang berlaku secara
universal. Perseroan menjalankan program-program pengelolaan lingkungan
diantaranya melalui pembukaan lahan dan reklamasi lahan bekas tambang sesuai
peraturan yang berlaku, pengelolaan keanekaragaman hayati untuk areal bekas
tambang dan daerah sekitarnya, pengelolaan Air Asam Tambang (AAT),
pengelolaan emisi, effluent dan limbah.
Salah satu warga Tanjung Enim, W.J Manurung yang juga bekerja
dengan PTBA sebagai mandor dalam proyek pembuatan siring di lingkungan
Ring I mengatakan :
“....saya yakin PT. Bukit Asam itu sangat proaktif terhadap lingkungan...”
Hal ini dibuktikan dengan kegiatan CSR yang telah berjalan, seperti
melakukan penanaman tanaman penutup untuk mengurangi erosi, melakukan
penanaman tanaman cepat tumbuh (pioneer) untuk membentuk naungan
(canopy), Penanaman tanaman hutan hujan tropis (rain forest species). Bantuan
yang PTBA berikan melalui kegiatan CSR tersebut sangatlah dibutuhkan dan
85
bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah
Ring I, yaitu masyarakat yang tempat tinggalnya paling dekat dengan kawasan
tambangnya. Seperti yang dikatakan oleh W.J Manurung, yaitu:
“Sangat bermanfaat bagi masyarakat, sudah cukup baik. Masyarakat juga sangat mengharapkan sekali bantuan dari PTBA, lebih besar lagi kalau boleh. Pembangunan siring, sekolah, dan pembangunan-pembangunan yang dibutuhkan, karena kita ini masuknya di Ring I. Ring I itu maksudnya wilayah yang paling dekat dengan tambang bukit asam.”
Dengan adanya kegiatan CSR yang dijalankan oleh PTBA, kehidupan
masyarakat Tanjung Enim sangat terjamin. Semua kebutuhan masyarakat
terpenuhi dengan baik. PTBA berhasil menjalankan kegiatan CSR nya dengan
baik. Bantuan-bantuan yang diberikan telah mampu meningkatkan kehidupan
sosial masyarakatnya di berbagai aspek.
Sebagai perusahaan tambang yang keberadaannya menjadi tumpuan
penggerak ekonomi di derah, perseroan selalu menjaga sikap warga komunitas
yang baik. Dengan menerapkan program CSR, PTBA tidak hanya mengejar
keuntungan tetapi juga berperan serta dalam pembangunan ekonomi
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, maupun masyarakat pada umumnya.
Perseroan telah merumuskan pola kebijakan jangka panjang yang
terintegrasi pada program kinerja sosial yang mencakup enam fokus kegiatan,
yaitu ekonomi, lingkungan, hak asasi manusia, praktik ketenagakerjaan,
tanggung jawab produk dan kemasyarakatan.
86
Kinerja sosial PTBA juga mencakup terhadap pendidikan bagi generasi-
generasi muda. Dimana perusahaan juga membantu masyarakat sekitar dalam
masalah pendidikan. Bantuan yang diberikan juga sangat terasa dalam bidang
pendidikan. Yang mana hal tersebut sangat dirasakan dampaknya oleh Seorang
kepala Sekolah SD Negeri 16 Tanjung Enim, Ibu Nur Aini ketika penulis
menanyakan mengenai manfaat yang dirasakan terhadap bantuan-bantuan yang
diberikan. Beliau mengatakan:
“Sangat bermanfaat, khususnya bagi kemajuan pendidikan yang berada di lingkungan perusahaan.” Bantuan-bantuan yang diberikan PTBA melalui kegiatan CSR tersebut
juga mampu meningkatkan kehidupan sosial dalam masyarakat, khususnya
pendidikan. Ibu Nur Aini mengatakan:
“...PTBA meningkatkan kehidupan masyarakat di lingkungan perusahaan. jadi masyarakat yang tinggal disekitar PT Bukit Asam kehidupannya sudah lebih baik karena bantuan dari PTBA. Mm selain itu, dalam bidang pendidikan juga semakin baik karena PTBA mengutamakan kepentingan pendidikan bagi anak-anak.”
PTBA berhasil meningkatkan kehidupan sosial masyarakat sekitarnya.
Dan sampai saat ini pun PTBA tidak pernah berhenti untuk terus memperbaiki
kinerja perusahaan, khususnya dalam melakukan kegiatan CSR. Masyarakat saat
inipun tidak pernah ada yang mengeluh terhadap kegiatan penambangan yang
dilakukan PTBA karena pihak perusahaan menyeimbanginya dengan selalu
berupaya memberdayakan masyarakat dan lingkungan dengan maksimal.
Citra positif PTBA juga terbukti dengan naiknya harga saham dari tahun
ke tahun. Seperti yang dikatakan oleh Asmara Karma selaku Corporate
Communication Senior PTBA, yaitu:
87
“...fungsi Corcom telah mampu meningkatkan citra perusahaan, hal ini terbukti dengan tidak pernah adanya keluhan atau protes dari masyarakat dan dengan semakin naiknya harga saham PTBA di bursa saham.”
Saham perseroan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
kode perdagangan PTBA sejak Initial Public Offering (IPO) Desember tahun
2002. Selain tercatat di papan utama.
Saham PTBA mengalami perkembangan harga dan volume transaksi
yang dinamis. Setelah ditutup pada posisi Rp 17.150 per saham di akhir
Desember 2009, harga saham PTBA sempat mengalami peningkatan harga
hingga berada di level Rp 18.300 per saham pada triwulan pertama 2010. Namun
demikian harga saham PTBA juga sempat mengalami koreksi dengan harga
terendah pada posisi Rp 15.400 per saham sebelum akhirnya ditutup pada harga
lebih tinggi dari posisi harga penutupan akhir tahun 2009, yakni pada harga Rp
17.400 per saham.
Sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan di Bursa karena
adanya sentimen positif perbaikan harga jual komoditas energi, saham PTBA
lebih aktif diperdagangkan, dan mencatat kenaikan harga hingga menjadi Rp
19.000 per saham. Pada triwulan II ini harga saham PTBA sempat kembali
terkoreksi mencapai harga terendah Rp 15.700. Kemudian harga saham PTBA
pada akhir triwulan II ditutup pada level Rp 17.250 per saham. Volume saham
yang diperdagangkan di triwulan I, yakni menjadi sebesar 288.290.000 lembar
saham. Pola pergerakan saham PTBA dapat dilihat pada grafik ikhtisar saham
dan tabel berikut:
88
Gambar 4.2 Grafik Kinerja Saham Perseroan
Tabel 4.1 Harga dan Volume Transaksi Saham per Triwulan
89
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti peroleh dapat dikatakan fungsi PR
dalam menjalankan kegiatan-kegiatan CSR yang telah dirancang sedemikian rupa dalam
proses pengolahan citra positif perusahaan tambang batubara. Kegiatan CSR yang
dirancang merupakan sebuah fungsi yang dijalankan PR untuk melakukan strategi demi
pencapaian visi, misi dan strategi perusahaan. Perusahaan juga ingin menjaga
eksistensinya sebagai perusahaan yang merupakan bagian dari masyarakat, yang saling
membutuhkan satu sama lain. PR PTBA tidak hanya terfokus pada kegiatan-kegiatan
yang bersifat praktis, rutin dan inuitif namun program-program dibuat secara terstruktur
dan terencana dalam upaya perkembangan citra perusahaan.
Landasan bagi PR yang efektif adalah kebijaksanaan dan pelaksanaan kegiatan
yang dapat dipertanggungjawabkan serta mengutamakan kepentingan masyarakat.
Kegiatan yang telah dijalankan belum cukup untuk memperoleh good will. Hanya
melalui pemahaman mengenai kebutuhan, nilai dan aspirasi dari masyarakat.
PR merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana dengan baik
secara internal maupun eksternal, yakni antara perusahaan dengan stakeholder-nya
dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik.
Peran PR dalam PTBA yang dijalankan oleh divisi Corporate Communication
secara umum adalah untuk melakukan komunikasi program-program perusahaan ke
seluruh stakeholder dan khususnya kepada masyarakat dan lingkungan sekitar
perusahaan agar seluruh program-program perusahaan dapat tersosialisasi dengan baik.
90
Fungsi PR PTBA adalah sebagai alat perusahaan dalam membentuk citra
perusahaan melalui proses komunikasi yang baik dengan segenap stakeholder PTBA.
kemudian PR PTBA menjalankan fungsinya dengan membuat kegiatan CSR yang
sampai saat ini telah mencapai target strategis perusahaan. dan berhasil membentuk citra
positif perusahaan.
Dalam menjalankan fungsinya PR berpedoman pada visi, misi dan tujuan divisi
Corcom. Visi Corcom yaitu, menjadikan Corcom sebagai divisi yang dapat mewujudkan
visi PTBA secara efektif dan efisien. Kemudian Misi Corcom tebagi 3, yang pertama
terhadap perusahaan, yaitu sebagai alat perusahaan untuk mencapai target-target
perusahaan secara efektif dan efisien. Lalu terhadap lingkungan, yaitu menjadi perantara
komunikasi yang efektif antara perusahaan dan lingkungan. Kemudian yang terakhir
terhadap karyawan, yaitu menjadi perantara karyawan dalam memberikan aspirasi dan
persepsi karyawan terhadap perusahaan, dan tujuan Corcom itu sendiri adalah mencapai
PTBA emas.
Peran dan fungsi PR dalam meningkatkan citra positif masyarakat sangat vital
karena saat ini PR di PTBA merupakan satu-satunya divisi yang berfungsi untuk
melakukan komunikasi antara perusahaan dengan stakeholders sehingga bila PR tidak
dapat berperan sesuai dengan fungsinya maka komunikasi antara perusahaan dan
stakeholders akan terputus yang akibatnya akan terjadi misscommunication yang akan
mengakibatkan citra PTBA menjadi buruk.
PR menjalankan fungsinya untuk meningkatkan citra perusahaan melalui upaya-
upaya komunikasi yang intens dengan media (koran, majalah, TV, jaringan-jaringan
internet, dan lain-lain) dan juga dengan pemda, masyarakat seta karyawan melalui
Serikat Pekerja Bukit Asam (SPBA).
91
Kegiatan Corporate Social Responsibility merupakan kegiatan yang dirancang
dan dijalankan bukan hanya sekedar untuk kepentingan perusahaan. PTBA ingin
menunjukan rasa tanggung jawab dan kepeduliannya terhadap masyarakat sekitar
tambang yang memang membutuhkan bantuan, supaya masyarakat sekitar tambang juga
dapat berkembang. Kegiatan CSR ini juga merupakan kegiatan bisnis yang kemudian
akan mendatangkan persepsi dan citra positif bagi perusahaan
Kegiatan CSR dapat juga dilihat sebagai salah satu bentuk investasi bagi sebuah
perusahaan, karena dengan program CSR yang jelas dan berkelanjutan maka reputasi
perusahaan akan terangkat.
Kegiatan yang dijalankan oleh PR khusus diarahkan kepada masyarakat sekitar
perusahaan (community). PR senantiasa menjalin komunikasi yang baik secara eksterna
maupun internal agar memperoleh dukungan materil maupun moril terhadap perusahaan.
Fungsi PR yang telah dijalankan PR dalam penerapan CSR di PTBA adalah
dalam hal komunikasi dengan media dan masyarakat sekitar dalam hal menerapkan CSR
yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Dimulai dari pengumpulan data-data yang
diperlukan sampai monitoring pelaksanaan CSR dilakukan melalui proses monitoring
yang intens dengan masyarakat dan media
Kendala yang dihadapi saat ini adalah jumlah tenaga yang bekerja untuk
menjalankan fungsi PR dalam divisi Corcom ini masih kurang baik secara kuantitas
maupun kualitas. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pada peningkatan kualitas
tenaga kerja yang telah ada.
Peran PR dalam menjalankan kegiatan CSR yang telah berlangsung adalah
dengan mensosialisasikan kepada msyarakat dan media akan guna dan manfaat
program-program tersebut dan melakukan monitoring sejauh mana program CSR
92
tersebut dilaksanakan sesuai dengan tujuan semula. PR mengawasi dan mengevaluasi
program CSR secara intens dari hari ke hari dengan melakukan monitoring pelaksanaan
CSR apakah sudah berjalan dengan baik dan melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap pelaksanaan tersebut.
Sejauh ini pengolahan citra melalui kegiatan CSR mampu memperbaiki dan
mempertahankan citra positif perusahaan, hal ini terbukti dengan banyaknya respon
positif yang diberikan masyarakat Tanjung Enim terhadap PTBA dan dengan semakin
naiknya harga saham PTBA di bursa saham setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan
eksistensi dan perkembangan PTBA dihadapan Stakeholders.