bab 5 hasil dan pembahasan - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/bab 5 hasil dan...

16
80 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan dari proses pengumpulan data tentang pengaruh gabungan sugesti dan musik instrumentalia terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia Santo Yosef Surabaya. Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, data umum (karakteristik responden), dan data khusus yang kemudian akan dilakukan pembahasan sesuai tujuan penelitian. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 November sampai 2 Desember 2014. Pengukuran kualitas tidur menggunakan kuisioner kualitas tidur PSQI (Pittsburg Sleep Quality Index) yang diisi peneliti berdasarkan jawaban responden. 5.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian data umum/demografi responden, dan data khusus kualitas tidur pada responden sebelum dan sesudah intervensi. 5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Griya Lansia Santo Yosef Surabaya yang berada di Jalan Jelidro II/33, Lontar, Surabaya, Jawa Timur. Griya ini memiliki luas tanah seluas 1900m 2 termasuk gedung kantor, gedung serba guna, kamar para suster dari Kongregasi Suster Santo Yosef, pos keamanan, lapangan parkir, wisma klien yang terdiri dari 2 lantai, lantai dasar (pertama) untuk klien wanita dengan 24 kamar, sedangkan lantai 2 untuk klien laki-laki dengan 18 kamar ditambah 2 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Upload: dinhtruc

Post on 12-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

80

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan dari proses

pengumpulan data tentang pengaruh gabungan sugesti dan musik instrumentalia

terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia Santo Yosef

Surabaya. Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, data

umum (karakteristik responden), dan data khusus yang kemudian akan dilakukan

pembahasan sesuai tujuan penelitian. Penelitian dilakukan pada tanggal 17

November sampai 2 Desember 2014. Pengukuran kualitas tidur menggunakan

kuisioner kualitas tidur PSQI (Pittsburg Sleep Quality Index) yang diisi peneliti

berdasarkan jawaban responden.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, hasil

penelitian data umum/demografi responden, dan data khusus kualitas tidur pada

responden sebelum dan sesudah intervensi.

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Griya Lansia Santo Yosef Surabaya yang

berada di Jalan Jelidro II/33, Lontar, Surabaya, Jawa Timur. Griya ini memiliki

luas tanah seluas 1900m2 termasuk gedung kantor, gedung serba guna, kamar para

suster dari Kongregasi Suster Santo Yosef, pos keamanan, lapangan parkir, wisma

klien yang terdiri dari 2 lantai, lantai dasar (pertama) untuk klien wanita dengan

24 kamar, sedangkan lantai 2 untuk klien laki-laki dengan 18 kamar ditambah 2

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 2: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

81

kamar untuk biarawati, tiap kamar memiliki jumlah tempat tidur yang berbeda

yaitu ada 1 kamar isi 2 tempat tidur, ada yang 4 tempat tidur, dan ada yang 6

tempat tidur, kapel, taman dan kebun sayuran mini di tengah griya, ruang makan

para lansia, ruang makan para biarawati, kantor, ruang tamu, ruang berkumpul,

ruang pemeriksaan kesehatan, ruang terapi, dapur umum, kamar mandi tamu,

gudang penyimpanan, tandon air. Griya Lansia Santo Yosef memiliki daya

tampung sebanyak 140 orang, namun jumlah lansia saat ini adalah 120 orang.

Persyaratan untuk masuk ke griya adalah laki-laki atau perempuan berusia

minimal 60 tahun, tidak ada penyakit menular dengan bukti foto Rontgen paru

dan hasil laboratorium untuk pemeriksaan hati normal, tanpa ada unsur paksaan,

memiliki penanggung jawab 2 orang dan keduanya atau salah satu berdomisili di

Surabaya, administrasi telah dilunasi, mengisi formulir masuk calon oma dan opa

di Griya Lansia Santo Yosef Surabaya. Biaya untuk tinggal di griya ini per

bulannya sebesar Rp 2.000.000,-. Jumlah karyawan yang merawat lansia ada 45

orang dan jumlah biarawati ada 2 orang. Semua karyawan di griya memiliki

jadwal kerja pagi, sore, malam.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 3: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

82

Tabel 5.1 Jadwal Kegiatan Harian Lansia Griya Usila Santo Yosef Surabaya Hari Jam Aktivitas

Senin – Sabtu 04.30 Bangun pagi 04.30-05.00 Senam pagi 05.00-06.00 MCK 06.00-06.30 Doa pagi 06.30-07.30 Sarapan pagi 08.00 – 10.00 Kegiatan / Hiburan 10.00-10.30 Snack 10.30-11.30 Istirahat dan mendengarkan musik

klasik rohani 12.00-12.30 Doa siang 12.30-13.30 Makan siang 14.00 – 15.30 Tidur siang 15.30 – 16.30 MCK 17.00-18.00 Makan Malam 18.00-18.30 Doa Sore 19.00 Tidur Minggu 08.00-09.30 Misa Pagi Catatan : Selasa Rabu

10.00-11.00 11.00-13.00

Jadwal periksa mingguan pada dokter umum Jadwal periksa pada psikiater

Kegiatan rutinitas di Griya Lansia Santo Yosef Surabaya hampir sama

seperti kegiatan di panti wredha pada umumnya. Setiap hari Senin hingga Sabtu

pagi selalu dilakukan olahraga pagi yaitu berupa senam yang terdiri dari senam

otak, senam nadi, dan senam lansia. Perbedaannya yaitu pada hari Selasa dan

Rabu diadakan pemeriksaan kesehatan bagi semua lansia. Pemeriksaan kesehatan

dilakukan oleh dokter dan perawat berupa pemeriksaan kesehatan secara umum

dan juga pemeriksaan psikologi. Kemudian pada hari Minggu pagi selalu

diadakan ibadah mingguan. Setiap jam 06.00, 12.00, 18.00, selalu dilakukan doa

bersama yang dipandu oleh biarawati atau pegawai griya melalui speaker sentral

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 4: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

83

yang berada di kantor griya, sedangkan para lansia berada di kamar masing-

masing.

Berdasarkan observasi peneliti, kegiatan yang dilakukan lansia sebelum

tidur malam sangat beragam. Beberapa lansia ada yang menonton TV hingga jam

22.00 WIB, membaca buku bertema keagamaan atau pengetahuan, berdiam diri di

kamar atau berdoa hingga tertidur, ngobrol dengan teman sekamar atau wisma

hingga mengantuk lalu meminta ijin untuk pergi tidur.

5.1.2 Data umum

Data umum menguraikan karakteristik responden yang meliputi usia, lama

tinggal, kebiasaan sebelum tidur, dan pola tidur siang.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 5: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

84

Tabel 5.2 Data Umum di Griya Lansia Santo Yosef Surabaya Kode

Umur Lama Kebiasaan Pola

Responden Tinggal sebelum tidur tidur siang

P

1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 4 1 4 2 2 4 1 5 2 2 1 2 6 2 2 1 2 7 2 2 4 1 8 2 2 2 1 9 2 2 2 1

10 2 1 4 1 11 2 1 4 1

K

1 1 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 1 4 2 1 4 1 5 2 1 4 1 6 2 1 2 1 7 2 1 2 1 8 2 2 4 1 9 2 1 4 1

10 2 2 4 1 11 2 1 4 1

Keterangan :

1. P = Perlakuan 4. Kebiasaan sebelum tidur

K = Kontrol 1 = Duduk-duduk /diam di kamar

2. Umur 2 = Melihat TV

1 = 60-65 tahun 3 = Berbincang dengan teman

2 = 66-74 tahun sekamar atau wisma

3. Lama Tinggal 4 = Lain-lain (membaca buku,berdoa)

1 = < 1 tahun 5. Pola Tidur Siang

2 = 1-5 tahun 1 = Tidur

3 = 6-10 tahun 2 = Tidak tidur

Berdasarkan tabel 5.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berusia 65-74 tahun dengan persentase 86,4% atau 19 orang dan usia

55-64 tahun sebesar 13,6% atau 3 orang. Jumlah responden yang tinggal di Griya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 6: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

85

Lansia Santo Yosef Surabaya selama kurang dari 1 tahun sebanyak 6 orang atau

27,27%, 1-5 tahun sebanyak 15 orang atau 68,18%, dan yang tinggal selama 6-10

tahun sebanyak 1 orang atau 4,54%. Kemudian, kebiasaan responden sebelum

tidur yaitu duduk atau diam diatas tempat tidur sampai tertidur sebanyak 3 orang

atau 13,6%, melihat TV sebanyak 4 orang atau 18,18 %, berbincang dengan

teman sekamar atau wisma sebanyak 4 orang atau 18,18%, serta 11 orang atau 50

% memilih untuk melakukan kegiatan lain yaitu membaca buku bertema

keagamaan atau pengetahuan dan berdoa. Lalu sebanyak 4 orang atau 18,20%

responden yang tidak mempunyai pola tidur siang hari, sedangkan sebanyak 18

orang atau 81,80% responden memiliki kebiasaan tidur pada siang hari.

5.1.3 Data Variabel yang Diteliti

Pada bab ini akan diuraikan data tentang kualitas tidur pada lansia sebelum

dan sesudah diberikan intervensi gabungan sugesti dan musik instrumentalia pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

1. Kualitas tidur lansia sebelum dilakukan pemberian gabungan sugesti dan

musik instrumentalia pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Tabel 5.3 Kualitas tidur lansia sebelum dilakukan pemberian gabungan sugesti dan musik instrumentalia

Perlakuan Persentase Kontrol Persentase

Baik - - - -

Buruk 11 100% 11 100%

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, menunjukkan bahwa kualitas tidur responden

pada kelompok perlakuan dan kontrol berada pada tingkat buruk..

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 7: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

86

2. Kualitas tidur lansia setelah dilakukan pemberian gabungan sugesti dan

musik instrumentalia pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Tabel 5.4 Kualitas tidur lansia setelah dilakukan pemberian gabungan sugesti dan musik instrumentalia Perlakuan Persentase Kontrol Persentase

Baik 9 81,18% 2 18,82%

Buruk 2 18,82% 9 81,18%

Berdasarkan tabel 5.3 di atas, menunjukkan bahwa kualitas tidur responden

setelah diberikan gabungan sugesti dan musik instrumentalia yaitu sebanyak 9

orang pada kelompok perlakuan meningkat menjadi baik, sedangkan 2 orang

lainnya masih dalam tingkat buruk. Pada kelompok kontrol sebanyak 9 orang

kualitas tidurnya buruk dan 2 orang baik.

3. Perbedaan kualitas tidur pada lansia kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol

Tabel 5.5 Perbedaan kualitas tidur pada lansia kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

No Perlakuan Kontrol Perlakuan Kontrol

Pre Post Perbedaan Pre Post Perbedaan Post Post 1 11 4 -7 13 4 -9 4 4 2 11 4 -7 12 4 -8 4 4 3 12 4 -8 12 11 -1 4 11 4 12 4 -8 12 11 -1 4 11 5 12 3 -9 12 11 -1 3 11 6 12 3 -9 12 11 -1 3 11 7 12 4 -8 12 11 -1 4 11 8 12 4 -8 12 11 -1 4 11 9 13 4 -9 12 11 -1 4 11 10 15 7 -8 12 10 -2 7 10 11 14 7 -7 13 10 -2 7 10

p=0,004 Mc Nemar

Test p=≤0,05

Rata-rata peningkatan :

p=0,5 Mc Nemar

Test p=≤0,05

Rata-rata peningkatan :

p=0,003 Chi-Square Test

p=≤0,05

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 8: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

87

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan dari hasil uji statistik dengan

menggunakan Mc Nemar Test ditemukan adanya peningkatan kualitas tidur pada

kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi gabungan sugesti dan

musik instrumentalia dengan nilai p=0,004, berarti p<0,05, maka H1 diterima artinya ada

pengaruh yang signifikan pada pemberian gabungan sugesti dan musik instrumentalia

terhadap peningkatan kualitas tidur. Namun pada kelompok kontrol didapatkan hasil

p=0,5 yang berarti p>0,05, maka H1 ditolak. Hasil uji statistik Chi-Square Test,

didapatkan p=0,009 yang berarti p<0,05, berarti ada pengaruh pemberian gabungan

sugesti dan musik instrumentalia terhadap kualitas tidur pada hasil post test kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

5.2 Pembahasan

Seluruh responden dalam penelitian ini mengalami gangguan tidur dengan

kualitas tidur dalam rentang buruk. Tingkat kualitas tidur dilakukan dengan

wawancara yang berpedoman pada kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index

(PSQI) yang terdiri dari 7 komponen yaitu kualitas tidur secara objektif, latensi

tidur (kesulitan memulai tidur), lama tidur malam (kuantitas), efisiensi tidur,

gangguan ketika tidur malam, penggunaan obat-obatan tidur, dan terganggunya

aktivitas di siang hari. Sebagian besar responden menyatakan bahwa kualitas

tidurnya kurang, kesulitan memulai tidur lebih dari 30 menit, lama tidur kurang

dari 6 jam, efisiensi tidur yang kurang, gangguan tidur pada malam hari yang

meningkat, tidak ada penggunaan obat tidur, dan aktifitas siang hari yang

terganggu lebih dari 3 hari dalam seminggu.

Intervensi yang diberikan untuk meningkatkan kualitas tidur lansia dalam

penelitian ini adalah gabungan sugesti dan musik instrumentalia. Gabungan kedua

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 9: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

88

hal ini diberikan dalam bentuk rekaman dalam sebuah CD yang dimainkan setiap

pukul 19.30-20.30 selama satu minggu. Rekaman ini berdurasi selama 30 menit

dan diulang hingga dua kali setiap kali memainkannya. Tempo musik dalam

rekaman ini adalah 50-60 beat per menit seperti yang dijelaskan oleh Campbell

(2002) bahwa musik dengan tempo lambat sekitar 60 beat / menit, dapat

mengubah tingkat kesadaran dari susunan gelombang beta ke gelombang alfa,

sehingga meningkatkan tingkat rileks dan ketenangan.

Persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai memainkan rekaman ini

ada 2 (dua) hal yaitu persiapan lingkungan dan persiapan pasien. Ketika

melakukan persiapan lingkungan, semua perawat griya yang sudah

menandatangani persetujuan untuk menjadi perawat pengawas dalam penelitian

ini, dikumpulkan dan diberi pengarahan secara singkat. Lalu semua peralatan

yang diperlukan yaitu player, CD rekaman gabungan sugesti dan musik

instrumentalia, speaker sentral, dan jam tangan, dipersiapkan. Sebelum

memainkan rekaman tersebut, responden terlebih dahulu ditegur sapa, dilakukan

cek kembali kesesuaian antara identitas yang telah didapatkan peneliti dengan

identitas yang disebutkan secara langsung oleh responden, dan dijelaskan kembali

mengenai tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan. Kemudian, pasien

diminta untuk berbaring ditempat tidurnya masing-masing dengan memposisikan

tubuhnya senyaman mungkin. Rekaman musik instrumentalia dan sugesti

dimainkan hingga semua lansia benar-benar terlelap dalam rentang waktu satu

jam dengan volume pada speaker sentral berada pada level 2 pada rentang 0-9.

Semua prosedur pelaksanaan intervensi ini dilakukan pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol selama masing-masing satu minggu. Pelaksanaan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 10: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

89

pada kelompok kontrol dilakukan setelah intervensi pada kelompok perlakuan.

Semua lansia yang menjadi responden bekerjasama dengan baik dalam

pelaksanaan intervensi ini. Prosedur ini dilakukan selama 2x30 menit karena

proses fisiologi gelombang tidur. Pada menit ke 10-20 sejak awal lansia memulai

tidur, terjadi proses tidur NREM (Non Rapid Eye Movement) tahap dua. Tidur

tahap kedua ditandai dengan gelombang otak theta dengan disertai munculnya

gelombang tunggal dengan amplitudo tinggi dan munculnya sleep spidle (jarum

tidur, karena terlihat di monitor atau kertas perekam yang menunjukkan aktivitas

otak). Pada tahap ini gerakan dan ketegangan otot menurun dan menandai

permulaan tidur yang sebenarnya. Tahap selanjutnya setelah 20–30 menit adalah

memasuki tahap ketiga yaitu kombinasi theta dan delta (tegangan tinggidengan

frekuensi sangat rendah). Segera setelah tahap ke tiga ini dilanjutkan dengan tahap

ke empat yaitu hilangnya sama sekali gelombang theta dan hanya tinggal

gelombang delta dengan 0,5 – 2 putaran perdetik, amplitudo 100 – 200 mikrovolt.

Dalam tidur delta ini relaksasi otot terjadi sepenuhnya, tekanan darah menurun,

denyut nadi dan pernafasan melambat. Pasokan darah ke otak berada pada batas

minimal (Setiyo, 2008).

Sebelum dilakukan intervensi pemberian gabungan sugesti dan musik

instrumentalia, semua responden pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

yaitu sebanyak 22 orang, berada dalam skor kualitas tidur yang buruk. Hal ini

dikarenakan sebagian responden memiliki lama tinggal di griya kurang dari 1

tahun, memiliki pola tidur siang. Usia lansia merupakan usia yang beresiko tinggi

megalami gangguan kualitas tidur. Menurut Darmojo (2009), seiring

bertambahnya usia, terdapat penurunan periode tidur. Seorang usia lanjut

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 11: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

90

membutuhkan waktu lebih lama untuk masuk tidur (berbaring lama di tempat

tidur sebelum tidur) dan mempunyai lebih sedikit waktu tidur nyenyaknya.

Responden yang mengalami gangguan tidur pada penelitian ini sebagian besar

berusia 66-74 tahun. Kecenderungan tidur siang meningkat secara progresif

dengan bertambahnya usia. Peningkatan waktu siang hari yang dipakai untuk tidur

dapat terjadi karena seringnya terbangun pada malam hari. Dibandingkan dengan

jumlah waktu yang dihabiskan ditempat tidur menurun sejam atau lebih (Perry&

Potter, 2005).

Pada penelitian ini, semakin lama lansia tinggal dipanti, lansia menjadi

semakin mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan waktu tidurnya.

Responden yang tinggal di panti lebih dari 1-5 tahun, memiliki kualitas tidur yang

lebih baik. Lansia yang lebih lama tinggal di panti, memiliki kemampuan adaptasi

yang lebih baik daripada penghuni panti yang baru. Gangguan tidur sering terjadi

pada malam pertama di tempat perawatan jangka panjang atau hospitalisasi yang

lama, tetapi sulit tidaknya lansia tidur berhubungan dengan kemampuan lansia

dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru (Gitawati, 2007).

Responden dalam penelitian ini adalah wanita. Wanita lansia beresiko

tinggi terjadi gangguan tidur karena tingkat stress dan peran hormonal wanita

yang cukup tinggi dalam proses penuaan. Lansia wanita lebih mudah stress karena

wanita memiliki hormon estrogen yang mempengaruhi tingkat stress dan lebih

menonjolkan perasaannya. Wanita lansia, terutama wanita yang memiliki anak,

dapat mengalami inkontinensia stress, yaitu terjadi pelepasan urine involunter saat

batuk, bersin, atau pun saat tidur tanpa disadari mereka akan mengompol sehingga

menyebabkan terbangun. Hal ini disebabkan karena melemahnya otot kandung

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 12: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

91

kemih pada lansia (Perry & Potter, 2005). Di Griya Lansia Santo Yosep, dari 22

responden, 18 orang menderita inkontinensia urin.

Setelah dilaksanakan pemberian gabungan sugesti dan musik

instrumentalia selama 7 hari pada kelompok perlakuan, diperoleh skor responden

dalam kriteria baik 9 orang dan kriteria buruk 2 orang. Meskipun masih ada

responden yang mempunyai kriteria kualitas tidur buruk, tetapi responden

mendapatkan penurunan skor dan merasa puas dengan tidurnya. Pada kelompok

kontrol, didapatkan skor kualitas tidur dalam kriteria buruk sebanyak 9 orang dan

sangat buruk sebanyak 2 orang.

Pada kelompok perlakuan, setelah dilakukan intervensi, skor PSQI

mengalami penurunan, yang berarti telah terjadi perbaikan kualitas tidur

responden. Responden 5P dan 6P mengalami peningkatan skor kualitas tidur yang

cukup signifikan yaitu 9 poin karena kedua responden tersebut berpendapat bahwa

intervensi yang diberikan cocok dengan mereka karena mereka menyukai musik

klasik. Responden kelompok perlakuan lainnya mengalami penurunan skor 6-8

poin dengan kriteria tidur baik dan buruk. Sebagian besar responden mengalami

perbaikan tidur dari segi kualitas tidur subjektif yang menjadi lebih baik, kesulitan

untuk memulai tidur (latensi tidur) berkurang selama kurang dari 30 menit, lama

tidur meningkat menjadi lebih dari 6 jam, efisiensi tidur juga meningkat,

gangguan tidur malam berkurang, dan terganggunya aktifitas di siang hari

menurun. Responden 10P dan 11P mengalami penurunan skor dan perbaikan

kualitas tidur, tetapi masih dalam kriteria tidur buruk karena perubahan yang

kurang signifikan pada latensi dan efisiensi tidur. Hal ini dapat terjadi karena

masih banyak faktor yang mempengaruhi tidur responden , antara lain faktor lama

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 13: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

92

tinggal. Kedua responden ini adalah lansia yang kurang dari 1 tahun tinggal di

griya. Penelitian yang dilakukan selama 7 hari pada kelompok perlakuan ini, tidak

ada responden yang terserang sakit, sehingga penelitian berjalan dengan baik.

Pada kelompok kontrol, responden 1K dan 2K mengalami penurunan skor

yang sangat tinggi yaitu 8-9 poin dan masuk dalam kriteria baik. Hal ini

dikarenakan pada saat dilakukan intervensi untuk kelompok perlakuan pada 2

(dua) hari terakhir, responden 1K mendapat kunjungan dari keluarganya selama 1

(satu) hari dan responden berpendapat bahwa kondisi fisik atau psikisnya menjadi

sangat baik dan tenang. Kondisi fisik atau psikis yang baik dapat menunjang tidur

malam yang lebih efektif. Pada responden 2K juga mengalami penurunan skor

yang tinggi karena 1 (satu) hari sebelum dilakukan intervensi pada kelompok

kontrol, responden mendapat kiriman hadiah berupa baju dan beberapa foto anak

serta cucu kesayangannya yang berada di luar negeri. Responden berpendapat

bahwa hal tersebut mempengaruhi kondisi badan dan pikirannya menjadi sangat

baik dan damai sehingga mendukung kenyamanan saat tidur malam.

Hasil dalam kuisioner PSQI yang tidak banyak mengalami perubahan baik

sebelum atau setelah dilakukan intervensi gabungan sugesti dan musik

instrumentalia yaitu gangguan tidur malam. Keluhan responden paling banyak

dalam gangguan tidur malam hari yaitu terbangun karena keinginan ingin buang

air kecil. Hal ini disebabkan melemahnya otot kandung kemih pada lansia (Perry

& Potter, 2005). Faktor ini menyebabkan responden sering terbangun pada malam

hari, sehingga komponen efisiensi tidur dan lama tidur berkurang. Jika kedua

komponen ini berkurang, maka aktivitas responden pada siang hari dapat

terganggu karena kantuk.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 14: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

93

Berdasarkan uji statistik menggunakan Chi Square Test untuk menilai post

test pada kedua kelompok, ditemukan hasil p=0,003 yang berarti bahwa ada

pengaruh setelah diberikan intervensi gabungan sugesti dan musik instrumentalia

terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia Santo Yosef

Surabaya. Kemudian peneliti melakukan uji statistik dengan menggunakan

McNemar, ditemukan adanya peningkatan kualitas tidur pada kelompok perlakuan

sebelum dan setelah diberikan intervensi gabungan sugesti dan musik

instrumentalia dengan nilai p=0,004. Pada kelompok kontrol didapatkan hasil

p=0,5 yang berarti tidak ada pengaruh signifikan pada pre dan post test.

Penelitian ini menggunakan salah satu jenis musik instrumentalia berupa

musik klasik. Menurut Nurseha dan Djaafar (2002), musik klasik mempunyai

fungsi menenangkan pikiran dan katarsis emosi, serta dapat mengoptimalkan

tempo, ritme, melodi, dan harmoni yang teratur dan dapat menghasilkan

gelombang alfa serta gelombang beta dalam gendang telinga sehingga

memberikan ketenangan yang membuat otak siap menerima masukan baru, efek

rileks, dan menidurkan. Oleh karena itu, intervensi ini dilakukan saat lansia

memasuki waktu tidur malam yaitu sekitar pukul 19.30-20.30 WIB.

Dasar utama penggunaan musik klasik dalam penelitian ini adalah

gelombang otak dapat dimodifikasi oleh musik dan suara-suara yang

ditimbulkannya. Semakin lamban gelombang otak, individu semakin merasa

rileks, puas, dan tenang. Seperti halnya meditasi, yoga, sugesti dan latihan lain

untuk menyatukan fisik dan pikiran. Musik klasik berfungsi mengatur hormon-

hormon yang berhubungan dengan stres antara lain ACTH, prolaktin, dan hormon

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 15: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

94

pertumbuhan serta dapat meningkatkan kadar endorfin sehingga dapat

mengurangi nyeri juga kecemasan (Champbell, 2001).

Musik yang memiliki karakteristik lembut dan santai, salah satu jenis

musik ini yaitu musik klasik yang dipadukan dengan kalimat sugesti positif, dapat

menstimulir otak sehingga membantu menjaga keseimbangan homeostasis tubuh

melalui jalur HPA axis, yang dapat merangsang produksi β endorphin dan

enkephalin yang merupakan neurotransmitter tidur. β endorphin dan enkephalin

mampu membuat tubuh menjadi rileks, rasa nyeri berkurang, dan menimbulkan

rasa senang sehingga lansia dapat lebih mudah tertidur (Nursalam, 2007).

Menurut Profesor John Gruzelier, seorang pakar psikologi di Caring Cross

Medical School, London, guna menginduksi otak dilakukan dengan

memprovokasi otak kiri (pikiran sadar) untuk non aktif dan memberikan

kesempatan kepada otak kanan (pikiran bawah sadar) untuk mengambil kontrol

atas otak secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan ketika aktivitas seseorang

sedang berada dalam gelombang theta. Karakteristik aktivitas otak ketika berada

dalam gelombang theta adalah peningkatan produksi katekolamin (sangat vital

untuk pembelajaran dan ingatan), peningkatan kreatifitas, pengalaman emosional,

berpotensi terjadinya perubahan sikap, peningkatan pengingatan materi yang

dipelajari, meditasi mendalam, lebih dalam mengakses pikiran bawah sadar

(unconscious). Pada saat itulah sugesti berhasil ditanamkan dalam pikiran

seseorang (Yovan,2006).

Responden yang mendapatkan intervensi gabungan sugesti dan musik

instrumentalia merasa lebih rileks dan nyaman. Responden merasakan dampak

dari intervensi secara bertahap. Responden mengalami perbaikan tidur seperti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.

Page 16: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/29669/6/BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf · terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Lansia

95

kualitas tidur lebih baik, kesulitan memulai tidur lebih dari 30 menit berkurang,

lama tidur bertambah menjadi lebih dari 6 jam, efisiensi tidur lebih baik,

gangguan tidur malam berkurang, tidak ada penggunaan obat tidur, dan aktifitas

siang hari yang terganggu berkurang. Gabungan sugesti dan musik instrumentalia

memberikan ketenangan dan kenyamanan yang dapat menginduksi rasa kantuk,

sehingga responden dapat memulai tidur lebih awal dan tubuh menjadi bugar dan

bersemangat setelah bangun tidur.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH GABUNGAN SUGESTI DAN MUSIK INSTRUMENTALIA CECILIA INDRI K.