bab-f pendekatan dan metodologi
TRANSCRIPT
Usulan Teknis
F.1 PENDEKATAN
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa untuk
kelangsungan pembangunan infrstruktur dalam bidang kelistrikan khususnya
Pulau Tiga tidak terlepas dari dukungan dana maupun kelengkapan data dan
informasi tentang sumber –sumber penghasil energy yang dimiliki, disamping itu
juga keseimbangan diberbagai sektor juga merupakan salah satu penentu
tercapainya tujuan akhir yang diharapkan. Salah satu masalah yang kini sangat
membutuhkan perhatian maupun pemikiran yang serius adalah program
pembangunan telah banyak disusun namun dalam implementasi kegiatannya
masih banyak terkendala baik dari aspek pembiayaan maupun pendekatan
pembangunan yang banyak tidak mencapai sasaran. Metode pendekatan yang
kami lakukan dalam pelaksanaan dan penyusunan hasil akhir yang akan dicapai
antara lain dengan melakukan pendekatan secara faktual dan konseptual yang
berhubungan dengan permasalahan perencanaan pembangunan Infrastruktur di
Wilayah Studi khususnya untuk jangka waktu lima tahun kedepan .
Selain itu dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi
Baru Terbarukan Tahun anggaran 2013 disusun berdasarkan beberapa
pendekatan sebagai berikut :
1. Teknikratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga yang secatra fungsional bertugas untuk
menanganinya.
2. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan (multi stakeholders) terhadap pembangunan.
F- 1
Usulan Teknis
Pelibatan ini adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa turut
memiliki terhadap hasil proses perencanaan.
3. Pendekatan top-down dan bottom – up dilaksanakan menurut jenjang
Pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah atas tersebut
diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik ditingkat
Kecamatan sampai tingkat desa/kelurahan.
F.2 Perumusan Masalah
Secara umum permasalahan pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur dalam
bidang pembangunan kelistrikan adalah sebagai berikut :
1. Masalah ketersediaan anggaran yang masih terpaku kepada
APBD daerah Provinsi Kalimantan Timur yang tidak dapat memenuhi bila
dibandingkan dengan kebutuhan pembangunan yang dibutuhkan, sehingga
hanya yang menjadi prioritas saja yang didahulukan sementara penunjang
masih banyak yang belum dilaksanakan pembangunannya.
2. Kebijakan yang telah ada, belum mampu dijalankan dengan
baik sehingga dari program-program yang disusun tidak tepat sasaran bahkan
terkendala.
3. Masalah lainnya dalam penyusunan program pembangunan
infrastruktur tidak ditunjang oleh data atau informasi yang tepat sehingga
tujuan dari pembangunan yaiitu untuk meningkatkan kehidupan social
ekonomi masyarakat tidak terpenuhi karena minimnya informasi data yang
dikumpulkan.
F.3 USULAN PEMECAHAN MASALAH
Untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat tentunya perlu
adanya survey atau observasi yang meibatkan seluruh unsur dari pemerintahan
dengan turut serta melibatkan lembaga-lembaga lainnya baik yang dibentuk oleh
pemerintah derah malalui badan-badannya maupun sumber data yang langsung
F- 2
Usulan Teknis
didapatkan dari masyarakat yang memiliki sumber data, sehingga tujuan dan
sasaran dari pembangunan dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Sementara dengan disusunnya Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi
Baru Terbarukan diharapkan dapat memeberikan masukan kepada pemerintah
daerah dalam mengambil keputusan terkait dengan pembangunan infrastruktur
dalam bidang kelistrikan di daerah.
F.4 Metodologi Pelaksanaan Kegiatan
Untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang telah dikemukan terdahulu,
Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan Tahun
anggaran 2013 ini dilaksanakan dengan metode analisis data primer dan
sekunder, melakukan pengukuran. Pengamatan dan kuesioner secara langsung
dilapangan dengan melibatkan seluruh komponers masyarakat terhadap
berbagai aspek sosial, ekonomi dan budaya serta kelembagaan masyarakat
setempat yang kemudian dievaluasi data-data lapangan tersebut sehingga dapat
diproyeksikan strategi Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan.
Seperti telah dijelaskan dalam KAK sebelumnya yang menjadi metodologi
Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan Tahun
anggaran 2013adalah menggunakan metode yang relevan baik dari pengumpulan
data maupun metode analisanya sehingga perencanaan pembangunan kelistrikan
dapat dicapai karena menggunakan metoda yang tepat.
1. Metode Pengumpulan Data dan InformasiMetode pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan 3 ( tiga ) cara, yaitu :
metode interview / wawancara, metode dokumenter dan metode observasi.
Pada tahap pendataan/pengukuran, metoda pelaksanaan yang digunakan antar
lain :
1) Wawancara
Wawancara dilakukan dengan penduduk untuk mengetahui data-data yang
dibutuhkan seperti data geografis, social ekonomi dan lingkungan serta data
F- 3
Usulan Teknis
hidrologi menurut pengalaman masyarakat yang selanjutnya sebagai bahan
tambahan informasi.
Dalam hal ini konsultan menyiapkan check list data dan lembar penelitian
(kuesioner) yang diperlukan untuk pengambilan dan pengumpulan data yang
dibutuhkan sebagai bahan kajian dan literatur.
2) Pengumpulan data statistik
Pengumpulan data statistic dilakukan pada desa, kecamatan atau instansi
terkait dengan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru
Terbarukan seperti Badan Meteorologi dan PLN.
3) Pengukuran dan pengamatan Lapangan
a. Pengukuran Debit Air
Pengukuran debit air di sungai yang akan dibangkitkan dengan
menggunakan manual dilakukan pada beberapa titik untuk mendapatkan
debit sesaat dan debit rata-rata. Maksud dari pengukuran sungai adalah
memperkirakan besarnya debit pada alur sungai. Faktor-faktor yang
mempengaruhi debit air sungai adalah :
Sifat-sifat presifitasi
Sifat-sifat presifitasi mencakup jenis atau perilaku angin intensitasnya,
liputan dan jujuhnya. Variasi intensitas angin menurut tempat serta
waktunya juga penting. Hujan dengan intensitas yang lebih besar
menghasilkan limpasan yang lebih besar untuk volume presifitasi total
yang sama. Hal demikian ini disebabkan waktu angin yang lebih singkat
menurunkan abstraksi-abstraksi seperti misalnya penguapan dan
peresapan. Angin yang menghasilkan hujan gerimis tetapi berlangsung
lebih lama, sebagai lawannya menghasilkan limpasan yang relatif lebih
sedikit. Jika satu angin datang hampir bersamaan dengan angin lainnya,
angin yang kedua menghasilkan limpasan yang relatif lebih besar. Hal
ini disebabkan oleh kenyataan bahwa telah ada kejenuhan yang cukup
pada tanah, kehilangan karena peresapan sangat berkurang pada angin
yang kedua. Status tanah ini disebut sebagai kondisi presipitasi
anteseden.
F- 4
Usulan Teknis
Sifat-sifat meteorologi
Faktor-faktor meteorologi seperti suhu, lembap, angin, variasi tekanan
dan sebaginya menghasilkan pengaruh yang cukup berarti pada
limpasan. Suhu yang lebih tinggi dan kecepatan angin membantu
penguapan. Kelembapan di lain pihak mengurangi penguapan.
Pemeluhan juga meningkatkan fakor-faktor ini. Angin yang membawa
serta lengas udara dan menggantikannya dengan udara segar yang
kering membantu berlangsungnya penguapan. Sebaran tekanan di
atmosfer membantu pergerakan angin. Jika angin mengikuti arah aliran
sungai, laju limpasan lebih besar. Di lain pihak, jika angin begerak pada
arah yang berlawanan hasilnya adalah banjir yang relatif sedang.
Sifat-sifat daerah aliran sungainya
Sifat-sifat daerah aliran sungai meliputi ukuran bentuk, permukaan,
orientasi ketinggian, topografi dan geologi dari daerah aliran sungai.
Makin besar daerah aliran sungainya makin besar pula limpasan
totalnya.
Sifat-sifat penampungannya
b. Pengukuran Volume sumber energi
Dilakukan pengukuran terhadap sebaran sumber EBT yang akan di jadikan
lokasi penelitian, baik itu sumber energi Biomasa, energi tenaga surya,
energi liquid coal.
c. Melakukan perhitungan potensi energi
Baik itu dari data sekunder maupun data primer melakukan perhitungan
terhadap besarnya potensi dari sumber energi yang akan dijadikan objek
penelitian
d. Melakukan Analisa
Melakukan analisa terhadap potensi pemanfaatan dari sumber EBT, baik
secara wilayah setempat maupun untuk menentukan ketersedian dan
kemampuan penyediaan energi dari sumber EBT di Kalimantan Timur,
F- 5
Usulan Teknis
serta strategi agar pemanfaatan dan kegiatan pembangunan yang
berkelanjutan didalam penyediaan energi dari sumber EBT
e. Melakukan Pembuatan Peta Sebaran sumber EBT
F.5 Lingkup Kegiatan Studi yang Dilakukan
kegiatan study ini didasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) penyusunan
Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan diperoleh
bahwa ruang lingkup pekerjaan dimana meliputi :
A. Lingkup Perencanaan
Lingkup Wilayah Perencanaan meliputi seluruh wilayah provinsi Kalimantan
Timur yang terdiri dari 14 Kabupaten/Kota dan untuk memenuhi kebutuhan data
agar akurat dan valid diperlukan peninjauan maupun kunjungan ke lapangan
yakni ke kabupaten/kota untuk pengambilan sampel.
B. Lingkup Substansi Kegiatan ini adalah melakukan
1) Penyusunan dokumen kajian potensi energi baru terbarukan (EBT)
(Biomassa, PLTMH, PLTS, PLTA, dan Pencairan Batubara),
pengembangannya dengan metode dan pendekatan yang dapat
dipertanggung-jawabkan;
2) b. Rekomendasi dan strategi pengembangan EBT di Kaltim dalam rangka
perencanaan program pembangunan pengembangan energi di provinsi
Kalimantan Timur. Lingkup kajiannya meliputi:
a) Energi air, diantaranya pengembangan dan pemanfaatan PLTA dan
PLTMH
b) Energi matahari, diantaranya pengembangan dan pemanfaatan
PLTS, PLTS terpusat
c) Energi Biomassa, diantaranya pengembangan dan pemanfaatan
limbah sawit, termasuk biogas yakni pengembangan dan
pemanfaatan limbah ternak
F- 6
Usulan Teknis
d) Pencairan Batubara
F.6 PEMBAGIAN EBT UNTUK PASOKAN ENERGI LISTRIK
Potensi EBT akan dihitung untuk memenuhi 2 (dua) kebutuhan energi, yaitu
energi listrik dan termal rumah tangga. Perhitungan potensi EBT untuk dua
kebutuhan tersebut disajikan pada diagram alir pada Gambar 3. (Diagram alir ini
selanjutnya merupakan bagian dari rancangan perangkat lunak database dan
Sistem Informasi Geografis untuk masalah ini.) EBT yang dapat berfungsi sebagai
pemasok energi listrik dan termal dengan sumber terbatas adalah biomassa,
gambut dan panas bumi. Oleh karena itu terhadap sumber-sumber tersebut
diterapkan pembagian untuk energi listrik dan termal. Besarnya alokasi EBT
untuk setiap jenis kebutuhan energi adalah sesuai dengan demand terhadap
energi tersebut. Demand energi listrik rumah tangga adalah sebesar 1912.5
Wh/hari (54% dari total demand energi) dan termal rumah tangga sebesar
1651.5 Wh/hari (46%). Di sini, prioritas EBT adalah untuk energi listrik terlebih
dahulu. Jika setelah diambil 54% dari total potensi dan dilakukan pencocokan
demand di WP ternyata masih ada sisa, maka sisa ini dilimpahkan untuk
digunakan sebagai energi termal.
F- 7
Usulan Teknis
F.7 Penyusunan Rencana Strategis
1) Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
2) Tujuan dari perencanaan strategis ialah: manajemen berbasis kinerja Sektor publik lamban dalam mengadopsi manajemen strategis dibandingkan sektor bisnis karena birokrasi publik lebih mengutamakan pelaksanaan fungsi dan tanggungjawab ketimbang tujuan atau hasil (result).
3) Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis (strategic planning).
F- 8
parameter kebutuhan listrik dan termal rumah
PT’ = potensi EBTuntuk energi termal
PT’ = (potensi sisalistrik) x efisiensi
EBT
potensi EBT dibagi untukenergi listrik – termal RT
potensi EBTdihitung
(kWh/tahun)
y
input data
potensilistrik
bersisa?
selesai
mulai
parameter potensi energi aplikasi untuk EBT surya, angin, pa- sang surut dan gelombang
perhitungan potensi EBTdiseragamkan dalam
(kWh/ta h un)
pembagian potensi EBTkhusus untuk EBT dengan
jumlah terbatas( in situ):
biomassa, gambut dan
tidak
PT’ = potensi termalx efisiensi termal
EBT
Usulan Teknis
Selain pendekatan di atas dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi
Baru Terbarukan ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk memberikan hasil yang
terbaik yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan
Dalam kegiatan ini tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai stakeholder dan
sebagai pihak yang terkena dampak positif maupun negatif dari pelaksanaan ruang itu sendiri.
Oleh karena itu dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru
Terbarukan menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat (stakeholder approach) untuk
mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana melalui forum diskusi
pelaku pembangunan. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku
pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan.
Gambar 3.1 Keterlibatan Pelaku Pembangunan Dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan
2. Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu
Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu serta didasarkan pada
potensi EBT dan permasalahan yang ada, baik dalam wilayah/kawasan perencanaan maupun
dalam konstelasi regional. Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan
permasalahan bukan hanya didasarkan pada kepentingan wilayah/kawasan dalam arti sempit,
tetapi ditinjau dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah/kawasan
dengan daerah hinterlandnya yang terdekat maupun dengan yang lebih jauh lagi. Secara
terpadu mengartikan bahwa dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan
F- 9
Pelaku
M asyarakat
Keterlibatan dalam perencanaan
Pelaksanaan oleh Pem erintah,
Swasta, M asyarakat
ForumStakeholder
SurveyAnalis is &
In terpretasiPenyusunan
rencanaRencana yang
d isepakati
ForumStakeholder
Konsultan
ProgramPem erin tah
ArahanPem erin tah
Pemerintah
Perangkat Pengendalian Pelaksanaan
Indikasi Program
Usulan Teknis
sektor per sektor saja tetapi didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-tiap
sektor, di mana dalam perwujudannya dapat berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antar
sektor.
3. Pendekatan Analisis Ambang Batas
Adalah pendekatan untuk menentukan kebijaksanaan pengembangan EBT yang didasarkan
ambang batas daya dukung lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan
kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penekanan terhadap
pertimbangkan aspek lingkungan dilakukan karena lingkungan merupakan aspek yang sangat
berkepentingan dalam upaya pembangunan berkelanjutan.
4. Pendekatan Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya Alam
Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Binatang/Habitat; mengidentifikasikan adanya habitat liar yang membahayakan
pengembangan area industri.
b. Daerah Banjir; Perencanaan dan pengolahan daerah-daerah yang rendah pemanfaatan
saluran-saluran alam secara optimal diharapkan mampu mencegah kemungkinan bahaya
banjir. Saluran drainase direncanakan mengikuti arah kemiringan kontur pada titik
terendah dalam wilayah/kawasan menuju saluran drainase induk.
c. Unit Visual dan Kapasitas Visual; Daerah yang berpotensi memiliki arah view yang bagus
antara lain adalah daerah hijau hutan, daerah sepanjang aliran sungai, dan tepi pantai.
Pemanfaatan daerah-daerah yang berpotensi ini diperuntukkan untuk pariwisata,
permukiman menengah ke atas.
d. Topografi; Dalam suatu perencanaan perlu diperhatikan bagaimana kondisi topografi
eksisting wilayah tersebut, juga guna lahan dan karakter wilayah/kawasan-nya.
5. Pendekatan Participatory
Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh urutan prioritas pengembangan EBT
dan masukan-masukan dari berbagai stakeholders untuk melengkapi peta potensi yang sudah
dihasilkan. Selain melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, pendekatan participatory ini
juga dilakukan dengan melaui pembahasan-pembahasan/seminar-seminar untuk mengkaji
lebih lanjut hasil analisis yang dibuat. Pertimbangan menggunakan participatory approach
adalah, bahwa saat ini pemaksaan kehendak dan perencanaan dari atas sudah tidak relevan
F- 10
Usulan Teknis
lagi. Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak dalam setiap kegiatan
pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut adalah untuk meminimalkan
konflik berbagai kepentingan yang berarti juga mendapatkan hasil akhir yang menguntungkan
untuk semua pihak. Keuntungan lainnya yang akan diperoleh adalah jaminan kelancaran
implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.
F.7.1 Metode Pelaksanaan
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan
Potensi Energi Baru Terbarukan adalah:
A. Identifikasi Potensi
Untuk menentukan industri terpilih perlu dilakukan identifikasi kondisi dan potensi EBT dari suatu
wilayah termasuk pemanfaatan yang sudah ada, guna keperluan perencanaan pengembangan
industri. Identifikasi tersebut mencakup aspek-aspek teknis, ekonomi sosial/kelembagaan,
ekologis/lingkungan, dukungan sarana, prasarana dan lahan sebagai berikut :
1. Aspek Teknis
a. Teknis budidaya terdiri dari :
Kondisi potensi lokasi pengembangan EBT yang mencakup
wilayah lahan usaha yang sudah ada (existing area), wilayah bukaan baru (potential
area) atas campuran keduanya.
Kondisi lahan (sumber daya alam) yang mencakup kecocokan
agroklimat dengan jenis EBT yang dikembangkan, luas areal, iklim, ketinggian
dari permukaan laut, kemiringan tanah,
Kondisi sarana produksi energi yang mencakup ketersediaan
teknologi
b. Teknis Penyediaan dan Pemanfaatan EBT terdiri dari :
Kondisi pemanfaatan EBT guna dipergunakan pada industri hulu,
tengah,hilir serta pemanfaatan nya bagi madsyarakat sekitar.
ketersediaan teknologi, SDM dan infrastuktur pendukung
pengembangan EBT.
2. Aspek Ekonomis
F- 11
Usulan Teknis
Kelayakan aspek ekonomis terdiri dari :
a. Analisis kelayakan usaha melalui pengkajian tingkat pengembalian investasi
(rate of return on invesmet) baik untuk kegiatan budidaya maupun kegiatan
pengembangan EBT yang mencakup analisis secara ekonomi dan keuangan.
b. Analisis kelayakan skala ekonomi melalui pengkajian titik impas (break
event point).
c. Analisis dampak keberadaan EBT terhadap pertumbuhan ekonomi regional
mencakup analisis sumbangan energi terhadap pendapatan asli daerah dan pendapatan
perkapita setempat.
d. Analisis pasar
e. Informasi sumber pembiayaan investasi.
3. Aspek Sosial/ Kelembagaan
Kegiatan perindustrian harus dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh para pelaku
usaha khususnya dan masyarakat luas pada umumnya yang harus didasari pada hasil
identifikasi.
Identifikasi aspek sosial dalam pengembangan EBT ditempuh melalui analisis/identifikasisi
perubahan Identifikasi aspek sosial/kelembagaan terdiri dari analisis perubahan perilaku
sosial anggota masyarakat dalam pengembangan industri yang mencakup :
a. Kondisi ketenagakerjaan;
b. Kondisi tingkat pendidikan;
c. Kondisi hak-hak individual rakyat atas tanah;
d. Kondisi tingkat pola konsumsi;
e. Kondisi tingkat partisipasi dalam aktivitas kelompok/organisasi;
f. kondisi tingkat hubungan antar kelompok/organisasi.
Pengkajian aspek kelembagaan dilakukan terutama dalam fungsi ekonomi yang
memungkinkan masuknya investor sebagai pelaku usaha dan fungsi manejemen dalam
kerjasama penyelenggaraan industri.
4. Aspek Ekologis/ Lingkungan
Kelayakan aspek ekologis/lingkungan dalam pengembangan EBT harus memperhatikan aspek
kelestarian lingkungan/ekologi secara berkelanjutan
F- 12
Usulan Teknis
5. Aspek Dukungan Sarana, Prasarana dan Lahan
B. Rencana Pengembangan
1) Tahapan Kegiatan
Tahap Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berorientasi pada cara data dikumpulkan, yaitu data primer dan data
sekunder. Kerangka teknik pengumpulan data pada studi ini adalah sebagai berikut:
Survey sekunder :
1. Survey perpustakaan, yaitu pengumpulan data dan
informasi yang relevan dari perpustakaan untuk memperoleh informasi tentang
kebijaksanaan, rencana, permasalahan, serta tujuan dan sasaran pembangunan, konsep
pengembangan, metode pendekatan, teknik analisis, standar serta kasus yang telah diteliti.
2. Survey data instansional, yaitu pengumpulan atau
perekaman data dari instansi-instansi terkait.
Survey primer :
Penelitian ini bertujuan untuk adalah mengkaji tingkat kemampuan Pemerintah Daerah Provinsi
Kalimantan Timur dalam Kajian Strategis ini maka analisa ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
Stake holder dan share holder (masyarakat) mengenai aspirasi, keinginan, kesanggupan pemda
yang efektif serta efisien
Tahap Pemasukan Data/Informasi (Input)
Untuk kepentingan analisis data/informasi yang dibutuhkan meliputi sebagai berikut :
1. Kebijaksanaan dan program-program yang terkait
dengan pengembangan kawasan.
Data/informasi kebijaksanaan dan program-program yang terkait dengan pengembangan
kawasan meliputi :
- Kebijakan pembangunan Provinsi Kalimantan Timur meliputi Visi, Misi, dan Arah
Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur,
- Kebijakan tata ruang,
F- 13
Usulan Teknis
- Program-program pembangunan sektoral,
2. Gambaran kondisi kawasan meliputi :
- Kondisi Fisik Lingkungan dan SDA
Kondisi fisik lingkungan meliputi aspek-aspek topografi, morfologi, hidrologi, mineralogi,
geologi tata lingkungan, klimatologi, vegetasi, struktur tata ruang (pola pemanfaatan
lahan, pusat pelayanan, sebaran lokasi/kawasan strategis, aksesibilitas ke lokasi
pelayanan dan fasilitas), penggunaan lahan dan sebagainya.
Sedangkan sumberdaya alam meliputi sumberdaya lahan/tanah (kesesuaian, daya
dukung, status, produktifitas, kelestarian, ketersediaan air dan sebagainya), sumberdaya
air, udara, hutan, mineral, hayati dan sumberdaya alam lainnya.
- Kondisi Sosial Kemasyarakatan dan Kependudukan
Kondisi sosial kemasyarakatan meliputi struktur dan kualitas sumberdaya manusia,
fungsi, tingkat pelayanan dan jangkauan pelayanan fasilitas sosial mencakup
perumahan/permukiman, sarana dan prasarana sosial yang berkaitan dengan
perkembangan penduduk.
Sedangkan aspek kependudukan (demografi) meliputi aspek-aspek kependudukan
seperti; sebaran, struktur, pertumbuhan, mobilisasi/migrasi penduduk, kualitas
sumberdaya manusia.
- Kondisi Sebaran Industri
Pendataan sebaran industri meliputi pola penyebaran industri, baik industri kecil,
menengah maupun industri besar serta ketersediaan tenaga kerja. Selain itu juga
melakukan pendataan jenis-jenis industri yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur
- Sumberdaya Buatan
Sumberdaya buatan meliputi sarana dan prasarana transportasi, sarana prasarana
irigasi, energi/listrik, telekomunikasi, penunjang lingkungan dan sebagainya.
3. Isu-Isu Strategis Pengembangan Industri meliputi :
- Potensi dan Peluang Bisnis,
- Peluang Pengembangan Industri,
- Iklim Investasi meliputi ;
Iklim investasi eksisting,
F- 14
Usulan Teknis
Rencana penanaman modal,
Kajian kebijakan dan regulasi di bidang industri dan investasi,
Kredit kelembagaan untuk skala kecil.
- Paket-paket insentif dan disinsentif meliputi ;
Insentif di bidang fiscal,
Insentif di bidang non fiscal.
- Program dan proyek dalam kawasan meliputi :
Program prioritas kawasan.
On going dan commited project.
Tahap Analisis (Proses)
Analisis yang dilakukan antara lain:
Analisis Kuantitatif
1. Dalam menganalisis industri potensial mana saja
yang akan dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan suatu jenis industri
yang dibandingkan dengan pertumbuhaan industri yang sama pada daerah yang lebih luas;
2. Untuk mengetahui kemampuan surplus suatu
jumlah produksi setiap jenis industri hasil pertanian dan kehutanan dianalisis.
3. Perkembangan kegiatan basis akan merangsang
penduduk untuk bekerja di sektor tersebut terutama sektor industri
4. Penilaian faktor lokasi yang berpengaruh dalam
penentuan lokasi industri;
5. Untuk mengetahui lokasi EBT sebagai lokasi
pengembangan industri potensial terpilih langkah awal yang dilakukan yaitu menilai Koefisien
Lokalisasinya yaitu untuk mengetahui pemusatan kegiatan industrinya, selanjutnya dinilai
berdasarkan pergeseran proporsionalnya yaitu untuk mengetahui tingkat perkembangan
suatu industri. Langkah selanjutanya melakukan penilaian analisis terhadap beberapa faktor
penentu lokasi industri, dengan menggunakan metode Klee (PN. Smith 1980 : 43). Analisis
F- 15
Usulan Teknis
ditujukan untuk mengetahui kecamatan-kecamatan yang berpotensi untuk dikembangkan
sebagai lokasi industri terpilih.
6. Penilaian potensi setiap lokasi industri akan
dilakukan dengan pembobotan. Bobot diberikan kepada faktor-faktor penentu lokasi sesuai
dengan besarnya peranan faktor tersebut dalam menentukan lokasi kegiatan industri.
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif bertujuan untuk melihat data secara apa adanya. Tujuannya adalah untuk
memperoleh gambaran umum mengenai variabel-variabel yang diukur pada sampel.
F- 16