bab i - bab v

Upload: riosukeyagami

Post on 12-Oct-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    1/24

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangSumber daya manusia yang berkualitas seharusnya menguasai bidangnya

    baik secara teori maupun dalam praktek kerja lapangan bagi mahasiswa teknik

    yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi pendidikan

    Strata Satu (S-1) di Universitas Pamulang dalam dunia kerja. Pusat Teknologi

    Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) merupakan salah satu lembaga penelitian

    pengembangan keselamatan reaktor dan nuklir dibawah Badan Tenaga Nuklir

    Nasiaonal (BATAN) yang mempunyai tugas untuk meneliti dan mengoperasikan

    reaktor dengan aman dan selamat seiring dengan perkembangan teknologi

    BATAN.

    FESPECo singkatan dari (Fasilitas Eksperimen Pendinginan pada

    Containment) adalah sarana untuk melakukan penelitian dan pengembangan

    teknologi keselamatan rektor, yaitu sebuah sungkup Pada reaktor daya PLTN,

    sungkup mempunyai peran penting dari aspek fungsi keselamatan, Sungkup

    reaktor daya PLTN memiliki tiga fungsi yaitu pertama untuk menahan bahan

    radioaktif yang bocor dari sistem primer agar tidak keluar ke lingkungan, kedua

    sebagai perisai terhadap paparan radiasi dari zat radioaktif yang terjebak di

    dalamnya, dan ketiga melindungi reaktor dari gangguan eksternal (tornado,

    hantaman pesawat, banjir, dsb).

    Penelitian terkait fenomena pendinginan uap di dalam sungkup

    (Containment)pasca kebocoran uap dari bejana tekan reaktor (Reactor Pressure

    Vessel) merupakan salah satu skenario manajemen keselamatan yang perlu

    dilakukan. Untuk mendukung kegiatan penelitian tersebut telah dilakukan

    konstruksi Fasilitas Eksperimen Simulasi Pendinginan Uap pada sungkup atau

    yang disebut denganFESPECo, oleh Subbid Termohidolika.FESPECodirancang

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    2/24

    2

    untuk penelitian dengan kemampuan temperatur maksimal 150 C dan tekanan 5

    bar.

    1.2. Tujuan dan maksud penulisanTujuan pembuatan laporan praktek kerja lapangan ini adalah:

    1. Melengkapi persyaratan mata kuliah pada semester 82. Penulis mampu merancang bangun alat pengukuran kadar aerosol

    menggunakan sensor LDR

    3. Meningkatkan pengetahuan penulis1.3. Pembahasan

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa

    pembahasan dalam metode ini yaitu:

    1. Konstruksi fasilitas eksperimen simulasi pendingin uap dalam sungkup2.

    Perancanagan alat pengukuran kadar aerosol

    3. Simulasi pengukuran pada alat yang di rancang

    1.4. Batasan pembahasanUntuk menyederhanakan pembahasan agar penyusunan laporan lebih

    terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Adapun pembahasan laporan ini

    hanya dibatasi pada:

    1. Perancanagan alat pengukuran kadar aerosol2. Uji fungsi pada alat yang di rancang

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    3/24

    3

    1.5. Metode penulisanDalam pengerjaan Kerja Praktek Lapangan ini digunakan metode, sebagai

    berikut:

    1. Membuat Rangkaian Alat Pengukuran dan skema gambar denganbimbingan pimpinan instansi

    2. Eksperimen menggunakan Tabung khusus dan serbuk sebagai aerosolyang akan diukur

    1.6. Sistematika penulisanUntuk memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai materi pokok

    laporan kerja praktek ini, dibagi bab-bab yang terdiri dari:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Berisi Latar belakang, Perumusan masalah, Tujuan, Batasan masalah,

    Metodologi, dan Sistematika penulisan.

    BAB II : TINJAUAN UMUM INSTANSI

    Berisikan tentang Latar Belakang BATAN, Struktur Organisasi BATAN,

    Visi dan Misi BATAN.

    BAB III : LANDASAN TEORI

    Berisi tentang konstruksi fasilitas eksperimen simulasi pendingin uap

    dalam sungkup (FESPECo), dan peracangan alat simulasi pengukuran kadar

    aerosoldi udara.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    4/24

    4

    BAB IV : ANALISA DATA

    Berisikan tentang prinsip kerja alat dan data analisa data hasil eksperimen

    dari alat yang di rancang.

    BAB V : PENUTUP

    Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    5/24

    5

    BAB II

    TINJAUAN UMUM INSTANSI

    2.1. Sejarah Singkat Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)BATAN dibentuk pada tahun 1964, namun kegiatan pengembangan dan

    pengaplikasian teknologi nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia

    Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut

    mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan adanya jatuhan

    radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan Pasifik. Dengan memperhatikan

    perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan

    masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal

    5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom

    (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Atom Nasional

    (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan

    Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan

    tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan

    ditetapkan sebagai hari jadi BATAN. Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih

    meningkatkan penguasaan di bidang iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan

    pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian

    berturut-turut, dibangun pula beberapa fasilitas litbangyasa yang tersebar di

    berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat,

    Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom GAMA, Yogyakarta (1967), dan

    Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti:fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah

    radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya. Sementara itu dengan perubahan paradigma

    pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang

    diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga

    nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN).

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    6/24

    6

    2.2. Sejarah Singkat Pusat Teknologi Keselamatn Reaktor Nuklir(PTKRN)

    Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) sebagai suatu

    instansi yang ruang lingkup kegiatannya dalam bidang pengembangan teknologi

    keselamatan reaktor nuklir di Indonesia telah menerapkan program K3, baik yang

    berkaitan dengan keselamatan kerja non radiasi maupun yang berkaitan dengan

    radiasi. Hal ini dimaksudkan agar karyawan yang bekerja dapat terhindar dari

    segala macam resiko, terutama efek buruk dari radiasi yang diterima oleh

    karyawan selama bekerja di daerah radiasi.

    Dalam menunjang kegiatannya, Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor

    Nuklir (PTKRN) memiliki lebih dari 100 tenaga kerja dan beberapa bengkel serta

    laboratorium penelitian, antara lain adalah bengkel mekanik dan laboratorium uji

    DTNDT. Selain itu terdapat bengkel termohidrolik, dimana di dalam bengkel ini

    terdapat alat penukar panas yang memiliki potensi bahaya meledak dan

    kebakaran, serta belum pernah dilakukan perawatan berkala sejak alat ini

    digunakan pertama kali pada tahun 1989. Oleh karena banyaknya peralatan dan

    pekerjaan yang memiliki potensi bahaya yang besar, perusahaan harus memiliki

    perhatian yang besar untuk keselamatan dan kesehatan para pekerja serta alat yang

    berada disana.

    Meskipun perusahaan ini merupakan badan usaha milik negara (BUMN)

    yang langsung dibawah pengawasan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek),

    namun perusahaan ini belum memiliki sistem manajemen keselamatan dan

    kesehatan kerja (SMK3) yang mengatur kebijakan K3. Dalam Peraturan Menteri

    Tenaga Kerja PER.05/ MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja bab 3 pasal 3 dijelaskan bahwa setiap perusahaan yang

    memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau

    mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan karakteristik proses atau bahan

    produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,

    kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan sistem

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    7/24

    7

    manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena betapa pentingnya

    sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dan kewajiban

    adanya penerapan SMK3 berdasarkan peraturan menteri, maka perlu adanya

    perencanaan SMK3 yang berdasarkan PERMENAKER 05/MEN/1996.

    Berdasarkan uraian diatas PERMENAKER 05/MEN/1996 merupakan

    standar nasional yang sesuai dengan perusahaan Pusat Teknologi Keselamatan

    Reaktor Nuklir (PTKRN-BATAN).

    2.3. Struktur Organisasi PTKRNUntuk dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya,

    PTKRN BATAN memiliki struktur organisasi sebagamana dapat dilihat pada

    Gambar 1.1: Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, PTKRN

    menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 179 Perka BATAN

    No. 392/KA/XI/2005 :

    Gambar 1.1 : Struktur Organisasi PTKRN

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    8/24

    8

    Sesuai dengan bagan struktur organisasi yang terdapat pada Gambar 1.1.

    PTKRN terdiri atas:

    a. Bagian Tata Usahab. Bidang Fisika danTeknologi Reaktorc. Bidang Pengkajian dan Analisis Keselamatan Reaktord. Bidang Pengembangan Reaktore. Bidang Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklirf. Bidang Operasi Fasilitas

    A. Bagian Tata UsahaMempunyai tugas memberikan pelayanan teknis administratif kepada

    seluruh satuan organisasi di lingkungan Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor

    Nuklir. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi:

    a. Pelaksanaan urusan persuratan dan kepegawaianb.

    Pelaksanaan urusan keuangan

    c. Pelaksanaan urusan perlengkapan dan rumah tanggad. Pelaksanaan administrasi kegiatan ilmiah, dokumentasi dan publikasi

    Bagian Tata Usaha terdiri dari :

    a. Subbagian Persuratan dan Kepegawaianb. Subbagian Keuanganc. Subbagian Perlengkapand. Subbagian Dokumentasi IlmiahB. Bidang Fisika dan Teknologi Reaktor

    Mempunyai tugas melaksanakan pengembangan di bidang fisika dan

    teknologi reaktor.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    9/24

    9

    C. Bidang Pengkajian dan Analisis Keselamatan ReaktorMempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan analisis keselamatan

    reaktor.

    D. Bidang Pengembangan ReaktorMempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan sistem

    reaktor serta penggunaannya.

    E. Bidang Pengembangan Teknologi Keselamatan NuklirMempunyai tugas melaksanakan pengkajian dan pengembangan sistem

    reaktor serta penggunaannya.

    F. Bidang Operasi Fasilitasmempunyai tugas melaksanakan operasi dan perawatan fasilitas. Dalam

    melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191, Bidang Operasi

    Fasilitas menyelenggarakan fungsi:

    a. Pelaksanaan operasi dan perawatan sistem untai termohidrolika dan kimiaair

    b. Pelaksanaan perawatan dan perbaikan instrumentasic. Pelaksanaan operasi, perawatan dan perbaikan peralatan elektromekanik

    Bidang Operasi Fasilitas terdiri dari:

    a. Subbidang Termohidrolikab. Subbidang Instrumentasic. Subbidang Elektromekanik

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    10/24

    10

    2.4. Visi dan Misi PTKRN

    a. VisiMenjadi inovator dan pendukung teknis bidang teknologi dan keselamatan

    reaktor nuklir

    b. Misi1. Melaksanakan litbang desain reaktor riset inovatif2. Melaksanakan litbang desain reaktor daya maju kogenerasi3. Melaksanakan kajian desain teknis dan keselamatan PLTN tipe PWR4. Mengoptimalkan fasilitas dan infrastruktur litbang

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    11/24

    11

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1. Fasilitas Eksperimen Pendinginan pada Containment (FESPECo)Pada reaktor daya PLTN sungkup mempunyai peran yang penting dari

    aspek fungsi keselamatan, dari segi radiologi dan dari segi proteksi fisik. Sungkup

    PLTN tipe air bertekanan (PWR) memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi

    keselamatan dari aspek radiologi. Sungkup adalah sebagai penahan terakhir

    terhadap pelepasan zat radioaktif dari elemen bahan bakar agar tidak terlepas ke

    lingkungan, sungkup adalah sebagai penahan terhadap benturan peluru kendali,

    tabrakan dengan objek, penahan dari goncangan dan pengaruh bencana alam

    misalnya banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi dan sebagainya. Karena

    pentingnya fungsi sungkup reaktor untuk keselamatan, maka integritasnya harus

    tetap terjaga dari pembebanan internal maupun eksternal.

    Dengan melihat fenomena diatas, maka Pusat Teknologi Keselamatan

    Reaktor Nuklir mempunyai tugas untuk melaksanakan pengembangan di bidang

    teknologi dan keselamatan reaktor nuklir. Bidang Pengkajian Analisis

    Keselamatan Reaktor adalah salah satu bidang yang ada di PTKRN. Salah satu

    proyek yang saat ini dikerjakan oleh bidang ini adalah penelitian tentang sungkup

    reaktor PLTN, dalam hal ini diwujudkan dalam sebuah simulasi eksperimental

    berupa FESPECo (Fasilitas Eksperimen Pendinginan pada Containment).

    Penelitian terkait fenomena pendinginan uap di dalam sungkup (Containment)

    pasca kebocoran uap dari bejana tekan (Reactor Pressure Vessel, RPV) yang

    merupakan salah satu skenario.

    Skenario kecelakaan reaktor yang terjadi di sungkup reaktor di tampilkan

    pada Gambar 3.1. Sungkup tipe PWR didesain tahan terhadap tekanan dan

    temperatur pada kondisi Design Basis Accident (DBA) tanpa melebihi laju bocor

    desain yang ditentukan.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    12/24

    12

    Gambar 3.1. : Skenario kondisi kecelakaan parah ada sungkup

    Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) memiliki

    eksperimen uji simulasi sungkup reaktor PWR (Preassure Water Reactor) yang

    dirancang untuk mensimulasikan fenomen-fenomena yang terjadi terhadap sebuah

    reaktor khususnya kontaimen reaktor untuk mencegah, meminimalkan kegagalan

    dan kecelakan akibat sebuah reaktor nuklir. Kecelakaan pada reaktor nuklir ini

    seringkali terjadi akibat kegagalan yakni pada sistem pendinginan, yang

    mengakibatkan temperatur pada sungkup reaktor naik melebihi kapasitas

    temperatur maksimal yang dapat mengakibatkan kegagalan sungkup reaktor.

    Berikut adalah gambar yang menjelaskan secara singkat terkait sistem

    keselamatan pada Containment tipe PWR (pressurized water reactor). Ditampilkan pada gambar 3.2.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    13/24

    13

    Gambar 3.2. : Skema sistem utama dari PWR

    Model sungkup PWR ini diberi nama sesuai fungsinya yaitu FESPECo

    (Fasilitas Eksperimen untuk Simulasi Pendinginan pada Containment). Secara

    garis besar FESPECo terdiri dari beberapa bagian, yaitu bagian utama adalah

    sebuah silinder yang dibentuk dari sebuah plat baja yang di kedua sisinya dilas

    sehingga berbentuk silinder dengan dilengkapi dengan penutupnya yang

    berbentuk setengah bola dan bagian pendukung yaitu berupa sumber pembuatan

    uap dibagian bawah dinding berupa suatu wadah tempat pendidihan air sampai

    menghasilkan uap. Bagian utama berupa silinder selanjutnya disebut dinding

    sungkup adalah tempat berinteraksinya uap dengan air pendingin, sebagai

    simulasi pembebanan internal dengan asumsi bahwa sumber naiknya tekanan di

    dalam sungkup adalah uap yang dapat berasal dari bocornya sistem primer

    maupun sistem sekunder yang diperparah dengan adanya tambahan gas tak

    terkondensasi. Sumber energi pendidihan dapat berasal dari energi dalam dari air

    sebelum bocor atau juga berasal dari energi dalam dari hasil interaksi lelehan

    logam dengan air primer.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    14/24

    14

    Gambar 3.3 : Posisi di dalam bangunan Reaktor untuk alat-alat besar

    Gambar 3.4. : Konsep sistem pendinginan teras darurat PWR

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    15/24

    15

    Dan berikut sekilas gambar FESPECo di PTKRN BATAN yang

    digunakan sebagai simulasi kecelakaan nuklir. Di tampilkan pada gambar 3.5.

    Gambar 3.5. :FESPECo

    3.2. AerosolAerosolmerupakan partikel-partikel berbagai ukuran yang bisa terdiri dari

    berbagai jenis senyawa yang berada di atmosfer sungkup dan tergabung dalam

    campuran uap dan udara. Bentuk aerosolberupa partikel tiunggal bias berbentuk

    karbon, garam natrium, garam, nitrat, kalsium, silikat, kalium, partikel gunung api

    dan lain sebagainya. Jika ingin melihat aerosol yang ada di udara sekitar kita bias

    dilakukan dengan melihat cahaya matahari yang menembus celah bangunan maka

    akan terlihat jelas ada benda-benda kecil yang melayang-layang di sekitar cahaya.

    Pentingnya pengukuran kadar aerosol pada penelitian dan eksperimen

    FESPECo dikarenakan Pengungkung reaktor PWR mempunyai dua fungsi,

    pertama adalah melindungi reaktor dari gangguan eksternal (tornado, hantaman

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    16/24

    16

    pesawat, banjir, dsb.) dan fungsi kedua adalah untuk mencegah/mengurangi

    keluarnya zat-zat radioaktif ke lingkungan. Kinerja pengungkung ditentukan

    sejauh mana mampu menjalankan kedua fungsi tersebut. Karena aerosol

    bersumber dari teras reaktor atau material lain yang bereaksi dengan lelehan teras

    reaktor, maka kandungan zat radioaktif relatif tinggi sehingga harus bisa dicegah

    keluarnya ke lingkungan. Dengan ukuran partikel yang sangat kecil, yaitu bisa

    lebih kecil dari 1 mikron sampai beberapa mikron, pengendalian di atmosfer

    pengungkung relatif sulit sehingga harus ditangkap terlebih dahulu dalam air,

    yaitu melalui air pendingin yang disemprotkan atau terikat dalam kondensat uap.

    Dalam hal ini, karakteristik tangkapan aerosol oleh air yang disemprotkan tersebut

    sangat penting untuk diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    mengetahui sejauh mana sistem penyemprot sungkup mampu mereduksi jumlah

    aerosol tersebut.

    3.3. LDR (Light Dependent Resistor)Dalam rancang bangun alat simulasi pengukuran kadar aerosol yang akan

    di buat ini salah satu komponen terpentingnya adalah LDR, dimana komponen ini

    akan di gunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang di tangkap sensor LDR

    saat sebelum dan sesudah di semprotkan aerosol kedalam tabung dengan besaran

    yang berupa Arus listrik.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    17/24

    17

    3.2.1. Prinsip kerja sensor cahaya LDRResistansi sensor cahaya LDR akan berubah seiring dengan perubahan

    intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam

    keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10M ohm dan dalam keadaan terang

    sebesar 1K ohm atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti

    kadmium sul-fida. Dengan bahan ini energi dari cahaya yang jatuh

    menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat,

    artinya resistansi telah mengalami penurunan.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    18/24

    18

    BAB IV

    RANCANG BANGUN ALAT SIMULASI PENGUKURAN

    KADAR AEROSOL

    4.1. Alat dan BahanAlat dan bahan yang perlu di persiapkan untuk rancang bangun alat

    pengukuran kadar aerosoladalah sebagai brikut:

    1. Pipa PVC2. Sensor cahaya3. Sumber cahaya4. Power supply5. Alat pengukur6. Selang pengisian7. Serbuk aerosol

    1. Pipa PVCDigunakan sebagai wadah aerosolyang yang akan diukur dengan cara di

    semprotkan kedalam tabung menggunakan udara. Ditampilkan pada gambar 3.6.

    Gambar3.6. : Pipa PVC sebagai tabung wadah aerosol

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    19/24

    19

    2. Sensor cahayaDigunakan sebagai pengukur intensitas cahaya di dalam tabung sebelum

    dan sesudah disemprotkan aerosol. Ditampilkan pada gambar 3.7.

    Gambar 3.7. : Sensor cahaya

    3. Sumber cahayaSumber cahaya yang digunakan penulis adalah sumber cahaya dari lampu

    dioda yang dilepas dari senternya dan hanya lampu diodanya saja yang di pakai.

    Ditampilkan pada gambar 3.8.

    Gambar 3.8. : LED sebagai sumber cahaya

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    20/24

    20

    4. Power SupplyCatudaya yang di gunakan untuk sumber cahaya dan sensor adalah

    catudaya Variabel tegangan antara 3,3V, 5V, dan 7V. Ditampilkan pada gambar

    3.9.

    Gambar 3.9. : Power Supply

    5. Alat Pengukur

    Digunakan sebagai pengukur output arus listrik dan penampilan hasilpengukuran dari sensor cahaya, ditampilkan pada gambar 3.10.

    Gambar 3.10. : Alat pengukur arus

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    21/24

    21

    6. Selang PegisianDigunakan untuk memasukan serbuk aerosolkedalam tabung dengan cara

    di semprotkan menggunakan udara. Ditampilkan pada gambar 3.11.

    Gambar 3.11. : Selan pengisian aerosol

    7. Serbuk aerosolBahan untuk simulasi yang digunakan adalah serbuk dari tepung sebagai

    aerosolyang akan disemprotkan ke dalam tabung. Ditampilkan pada gambar 3.12.

    Gambar 3.12. : serbuk aerosol

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    22/24

    22

    4.2. Hasil PercobaanUntuk mendapatkan data analisis dari alatyang telah dibuat, maka penulis

    melakukan percobaan terhadap alat dengan mengukur outputampere pada sensor

    cahaya saat aerosol didalam tabung 0% dengan catudaya yang di supply untuk

    sumber cahaya secara variabel antara 3,3V , 5V, dan 7V DC. Berikut adalah tabel

    data dari percobaan yang telah dilakukan.

    Tabel percobaan

    Tegangan SupplyOut-put sensor (mA)

    1 2 3

    3,3 V 0,76 0,75 0,76

    5 V 1,65 1,66 1,67

    7 V 2,37 2,37 2,30

    4.3. Prinsip kerja alatAlat pengukur kadar aerosolini bekerja ketika sensor disinari oleh cahaya,

    saat itu sensor berubah resistansinya sesuai intensitas cahaya yang ditangkap oleh

    sensor. Perubahan resistansi pada sensor akan mempengaruhi arus listrik yang

    mengalir sehingga terjadi perubahan arus listrik pada output sensor.

    4.4. Tujuan PercobaanBerdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan seperti pada tabel

    di atas bahwa, percobaan dilakukan bertujuan untuk:

    1. Untuk mengetahui bahwa rancang bangun alat yang dibuat dapat bekerjadan layak pakai untuk uji simulasi pengukuranAerosol.

    2. Data hasil dari percobaan digunakan sebagai perbandingan untuk formulaperhitungan yang akan diterapkan.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    23/24

    23

    BAB V

    PENUTUP

    5.1. KesimpulanDari hasil perancangan alat dan analisa data yang telah di lakukan maka

    dapat disimpulkan bahwa:

    1.

    Alat yang telah di rancang bangun dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.

    2. Input supply tegangan yang berbeda pada sumber cahaya menghasilkanoutput yang berbeda pada sensor dan itu menandakan bahwa alat bekerja

    dengan normal.

    3. Perubahan arus listrik pada output sensor bergantung pada intensitascahaya yang di tangkap oleh sensor.

    5.2. SaranRancang bangun alat pengukuran kadar aerosolmenggunakan sensor LDR

    ini masih jauh dari mendekati sempurna dan masih harus lebih dikembangkan lagi

    untuk pembelajaran selanjutnya.

  • 5/22/2018 BAB I - BAB V

    24/24

    24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. http://www.batan.go.id/2. http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view

    &id=69&Itemid=59

    3. http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92

    4. http://www.elektronika-dasar.web.id5. Hendro Tjahjono,. Surip Widodo, Susyadi, Analisis tanggapan

    pengungkung reaktor PWR secara eksperimental, Usulan Penelitian 2012.

    Hendro Tjahjono,. Surip Widodo, Susyadi, Analisis tanggapan

    pengungkung reaktor PWR secara eksperimental, Usulan Penelitian 2012.

    6. Hendro Tjahjono, Pemodelan Sungkup PWR untuk EksperimenDinamika Pembebanan dan Kondensasi Uap, laporan kegiatan Program

    penelitian Serpong 2010.

    7. Puradwi, dkk. Rancang Bangun Pengembangan dan Eksperimen PeralatanKondensasi pada Proses Reflooding. Presentasi ilmiah hasil litbang

    P2TKN BATAN tahun 2004 dan 2005

    http://www.batan.go.id/http://www.batan.go.id/http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=59http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=59http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=59http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=59http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=59http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92http://www.elektronika-dasar.web.id/http://www.elektronika-dasar.web.id/http://www.elektronika-dasar.web.id/http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=92http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=59http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=59http://www.batan.go.id/