bab i - blog.binadarma.ac.idblog.binadarma.ac.id/widyanto/wp-content/uploads/2012/10/bab1234... ·...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Speaker adalah sebuah alat ouput yang fungsinya sangat penting, dan
banyak digunakan pada alat-alat rumah tangga maupun komputer. Pada sebuah
industri yang memproduksi speaker, speaker harus dalam kondisi dan kualitas
yang baik sesuai dengan standar mutu sebuah speaker sebelum di pasarkan pada
konsumen. Pengecekan speaker dalam jumlah banyak akan mengalami kesulitan
apabila dilakukan secara manual. Alat yang selama ini sering digunakan dalam
pengecekan sebuah speaker adalah multimeter dan audio sweeper.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam pengecekan secara manual
sulitnya menguhubungkan alat-alat pengecekan (multimeter, audio sweeper)
karena alat tersebut memiliki terminal sendiri-sendiri yang harus dihubungkan
dengan speaker yang akan dites. Parameter yang digunakan dalam pengecekan
kondisi kualitas speaker yang sesuai dengan standar mutu yang baik, yaitu
pengecekan kualitas suara. Pengecekan kualitas suara dilakukan dengan
memberikan input suara dengan frekuensi 0 Hz sam 20 kHz. Alat yang
digunakan pada kegiatan ini adalah audio sweeper. Dengan menyatukan
(sweeper) suara tersebut dari frekuensi rendah sampai frekuensi tinggi, maka
akan diketahui kualitas dari speaker yang sedang dicek tersebut apakah speaker
tersebut dalam kondisi yang bagus ataukah tidak. Kondisi speaker yang tidak
bagus dapat dikatakan sebagai vibrasi ( bergetar ). Dan kondisi speaker yang
vibrasi tersebut dikatakan tidak lolos quality control.
Sementara itu ada parameter lain yang harus diuji yaitu impedansi dari
speaker. Pada badan speaker tertulis impedansi misalnya 8 Ohm. Maka kita harus
melakukan pengecekan menggunakan ohm meter, dan hasilnya juga harus
mendekati 8 ohm tersebut. Apabila hasil bacaan dari ohm meter ( multimeter )
tidak sama dengan yang tertulis dibadam speaker unit, maka dapat dikatakan
bahwa voice coil ( kumparan ) yang digunakan adalah salah
Pengecekan yang terakhir adalah pengecekan “tampilan” ( appearance )
dari speaker unit yang bersangkutan . Bila ada bagian-bagian dari speaker unit
tersebut yang cacat, tentu tidak dapat diteruskan sampai ke customer
(pelanggan ).
Untuk melakukan pengecekan kualitas suara dan pengecekan impedansi
speaker unit tersebut diatas, diperlukan 2 buah alat yaitu Audio Sweeper ( Audio
Generator ) dan Ohm Meter ( Multimeter ). Namun demikian pengecekan akan
menjadi sulit karena masing-masing alat tersebut memiliki terminal sendiri-sendiri
yang harus dihubungkan dengan speaker unit yang akan ditest.
Gambar 1.1 . Pengecekan Kualitas suara menggunakan Audio Sweeper
Audio Sweeper
Multimeter
Gambar 1.2 Pengecekan impedansi dengan multimeter
Adapun keunggulan-keunggulan alat yang akan dibangun dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk mempermudah pemakai dalam mengecek speaker
2. Untuk mengetahui kualitas speaker sesuai dengan standar.
3. Hasil yang didapat dengan pengecekan cepat, tepat dan akurat.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis sangat tertarik untuk
menyusun tugas akhir yang berjudul : “Alat Bantu kerja (JIG) Untuk
Mengecek Kualitas Speaker Berbasis Mikrokontroler”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perumusan masalah tugas
akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membuat sebuah alat bantu untuk mengecek kualitas unit
speaker dan pengecek impedansi dengan menggunakan mikrokontroler
PIC 16F84.
2. Bagaimana membuat dan merancang aplikasi pengendali alat yang
akan dibuat sehingga dapat diopoerasi sesuai dengan keinginan dengan
menggunakan program assembler.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam tugas akhir akhir ini penulis melakukan batasan masalah sebagai
berikut :
1. Akan dirancang Alat Bantu ( JIG ) dengan masukan untuk 2 kanal
yaitu untuk pengecekan kualitas suara ( audio sweeper ) dan impedansi
( ohmmeter / multimeter ).
2. Alat ini menggunakan teknologi mikrokontroler PIC16F84 dan
tampilan alat akan diberikan LCD ( Liquid Crystal Display ) sehingga
pemakai dapat melihat indikator alat apa yang sedang terhubung
dengan unit speaker yang sedang di-test.
3. Pengoperasian alat akan menggunakan “Foot Pedal” untuk melakukan
pengubahan kanal antara pengecekan audio sweeper maupun
pengecekan impedansi.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk merealisasikan suatu rancangan alat menjadi alat yang benar-
benar aplikatif yang dapat diterapkan pada suatu industri terutama
industri unit speaker atau industri speaker assembly.
2. Untuk menerapkan teknologi mikrokontroler sehingga diharapkan
akan didapat alat bantu ( JIG ) yang professional.
1.4.2. Manfaat penelitian
Dengan adanya penelitian ini maka banyak manfaat yang bisa diambil
antara lain :
1. Penulis dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat selama di
bangku kuliah di Universitas Bina Darma Palembang dengan harapan
dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa pada khususnya dunia
industri speaker dan masyarakat banyak pada umumnya
2. Dengan alat ini diharapkan dapat membantu para pengguna umumnya
serta para tenaga kerja di parik perakitan unit speaker atau speaker
assembly untuk memudahkan pekerjaannya.
1.5. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi Pustaka
Metode ini penulis pilih guna mencari referensi atau rujukan-rujukan
yang penulis butuhkan hingga penulis mendapatkan gambaran
tentang objek yang akan penulis buat dan penulis dapat menentukan
langkah-langkah yang harus penulis ambil dengan rujukan yang
penulis dapatkan
2. Labs Experiment
Agar alat yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan apa yang
diharapkan, penulis merasa perlu menguji setiap bagian yang telah
dan akan dibuat. Pengujian ini dilakukan sesuai dengan fungsi dari
masing-masing komponen yang dipakai hal ini sesuai dengan apa yang
penulis dapatkan pada studi pustaka. Proses pengujian dari alat yang
penulis buat akan dilakukan pengujian awal sehingga bila terjadi
kesalahan maka, dengan mudah dapat diperbaiki.
1.6. Sistematika Penulisan
Pembahasan buku tugas akhir ini terdiri dari lima bab dan tersusun
sebagai berikut.
BAB I : Pendahuluan
Berisi penjelasan yang menerangkan mengenai latar belakang masalah,
tujuan tugas akhir, pembatasan masalah dan sistematika pembahasan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas tentang teori-teori pendukung yang berhubungan
dengan komponen yang akan digunakan dalam perancangan.
BAB III : Analisis Perancangan
Bab ini merupakan pembahasan tentang proses perancangan dan
realisasi sistem alat pengecek kualitas speaker berbasis mikrokontroler
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Berisi tentang penjelasan hasil pengujian dari alat yang dibuat.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab Penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan
saran-saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori pendukung yang
berhubungan dengan komponen yang akan dipergunakan dalam tugas akhir ini.
Komponen yang akan dipergunakan adalah mikrokontroler PIC16F84 dan LCD
( Liquid Crystal Display ).
2.1. Mikrokontroler PIC16F84
Mikrokontroler merupakan suatu IC yang didalamnya terdapat komponen
penyusun suatu sistem komputer yaitu CPU ( Central Processing Unit ), ROM
( Read Only Memory ), RAM ( Random Access Memory ) dan I/O ( Input/
Output ).
Mikrokontroler ini banyak dipakai sebagai alat kontrol pada peralatan
elektronika saat ini seperti mesin fax, mesin cuci otomatis, mesin fotocopy dan
lain-lain. Mikrokontroler dipakai sebagai alat kontrol alat-alat tersebut karena
ukuran yang relatif kecil sehingga mudah dipasangkan pada peralatan tersebut.
Gambar 2.1 Komponen Penyusun Mikrokontroler(Sumber : Belajar Mikrokontroler PIC16F84. Moh.Ibnu Malik hal. 2 )
a. CPU ( Central Processing Unit )
CPU
ROM/Flash
RAM
I/O
CPU merupakan pengontrol utama pada mikrokontroler. CPU ini mampu
menangani data dengan lebar 8-bit. CPU ini akan membaca program yang
tersimpan dalam ROM/Flash dan akan melaksanakannya.
b. ROM/Flash
ROM merupakan singkatan dari Read Only Memory yaitu berarti bahwa
memori tersebut hanya dibaca isinya. ROM/Flash dipergunakan untuk
menyimpan program/instruksi untuk mikrokontroler. Setelah diisikan ke
dalam ROM/Flash, maka isinya tidak akan terhapus walaupun catu daya
dihilangkan.
c. RAM
RAM merupakan Random Access Memory yaitu suatu memori yang dapat
dibaca secara acak. Selain itu sifat RAM adalah bahwa isinya akan terhapus
bila catu daya kepadanya dihilangkan. RAM dipakai untuk menyimpan data
yang sifatnya sementara.
d. I/O
I/O merupakan singkatan dari Input/Ouput. Dengan adanya I/O tersebut, maka
mikrokontroler dapat berhubungan dengan alat luar. Port I/O tersebut dapat
dihubungkan dengan LED, Saklar, LCD dan lain-lain (Sumber Belajar
Mikrokontroler PIC16F84. Moh.Ibnu Malik hal 3 )
2.2. Mikrokontroler PIC16F84
Mikrokontroler PIC16F84 merupakan mikrokontroler keluarga PICmicro
yang diproduksi oleh Microchip Inc. Ia berukuran cukup kecil dengan pena hanya
18 buah saja. Ukuran yang kecil sangat berguna jika kita membuat alat yang
relatif kecil.
Adapun fitur-fitur pada mikrokontroler PIC16F84 adalah sebagai berikut.
a. Hanya memerlukan 35 instruksi
b. Semua instruksi berukuran 14-bit
c. Data berukuran 8-bit
d. Memori program berukuran 1024 x 14 pada Flash memori
e. 68 x 8 Register kegunaan umum ( SRAM= Statik RAM )
f. 15 Register Kegunaan khusus
g. Data memori berukutan 64 x 8 pada EEPROM
h. Delapan tingkat stack perangkat keras
i. Empat sumber sela ( interupsi ).
j. Memiliki 13 buah I/O yang terbagi menjadi Port A dan Port B
k. Dapat langsung men-drive LED
l. Terdapat timer 8-bit dengan pembagi 8-bit
m. Dapat memakai beberapa jenis osilator
n. Berukuran fisik hanya 18 pena
(Sumber : Belajar Mikrokontroler PIC16F84. Moh. Ibnu Malik hal. 10 )
2.3 Data Pin Mikrokontroler PIC16F84
Mikrokontroler jenis PIC16F84 berukuran fisik hanya mempunyai 18
pena. Cukup kecil untuk suatu mikrokontroler. Dengan ukuran yang kecil ini,
maka mikrokontroler ini memiliki beberapa kelebihan seperti mudah untuk
“ditanam”/ dipasang pada ruang yang kecil dan dapat didayai/diberi sumber
tegangan dengan mudah menggunakan baterai.
Adapun ke 18 pena ( kaki pin) pada mikrokontroler PIC16 F84 ini dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu pena power, pena osilator, dan pena port.
Susunan pena mikrokontroler PIC16F84 diberikan pada gambar berikut ini.
Gambar 2.2 Susunan pena mikrokontroler PIC16F84
Berikut ini adalah penjelasan dari pena-pena pada mikrokontroler
PIC16F84.
Tabel 2.1. Susunan Pena Mikrokontroler PIC16F84
No Nama Pena Nomor Pena Keterangan
1 Vdd 14 Sumber daya positif (+2 ~ 6 Volt)
2 Vss 5 Ground
3 OSC1/CLKIN 16 Masukan untuk detak
4 OSC2/CLKOUT 15 Output detak
5 MCLR 4 Master Clear (aktif renda)
6 RA4/TOCKI 3 Port A bit 4/masukan untuk timer
7 RA0 17 Port A bit 0
8 RA1 18 Port A bit 1
9 RA2 1 Port A bit 2
10 RA3 2 Port A bit 3
11 RB0/INT 6 Port B bit 0/masukan sela
12 RB1 7 Port B bit 1
13 RB2 8 Port B bit 2
14 RB3 9 Port B bit 3
15 RB4 10 Port B bit 4
16 RB5 11 Port B bit 5
17 RB6 12 Port B bit 6
18 RB7 13 Port B bit 7
Mikrokontroler PIC16F84 merupakan mikrokontroler yang menggunakan
arsitektur Harvard. Hal ini mengakibatkan dibuatnya pemisahan antara bus data
dengan bus alamat. Keuntungan arsitektur ini adalah dapat digunakan suatu kata
panjang ( long word ) tunggal untuk perintah yang membutuhkan hanya satu
lokasi pada program memori. Arsitektur Harvard secara umum dapat
digambarkan seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.3 Arsitektur Harvard padaPIC16F84](Sumber : Belajar Mikrokontroler PIC16F84. Moh. Ibnu Malik hal 13 )
2.4 Beberapa Fitur Mikrokontroler PIC16F84
Seperti telah disebutkan diatas, bahwa mikrokontroler PIC16F84 memiliki
beberapa fitur yang menarik yang memberikan nilai tambah terhadap
mikrokontroler ini. Beberapa fitur tersebut akan dibahas disini.
2.4.1 Osilator
Osilator merupakan komponen yang sangat penting bagi sebuah
mikrokontroler. Jika suatu mikrokontroler tidak diberikan osilator ( detak / clock )
maka dapat dipastikan bahwa mikrokontroler tersebut tidak akan bekerja. Hal ini
dikarenakan osilator memberikan detak untuk proses internal pada mikrokontroler
itu sendiri.
Secara umum agar rangkaian osilator dapat bekerja dengan baik, maka kita
harus memberikan tambahan komponen yang berupa kristal ( XTAL ) dan 2 buah
CPU DataMemory
ProgramMemory
kapasitor. Nah untungnya pada mikrokontroler ini dapat dipakai 4 jenis osilator.
Hal ini akan memudahkan dalam pemberian osilator tersebut.
Adapun jenis Osilator yang dapat dipakai pada mikrokontroler PIC16F84
adalah :
a. Osilator RC
Osilator ini dibuat dengan menggunakan gabungan suatu Resistor-
Capasitor. Osilator ini merupakan osilator paling murah yang dapat
dipakai. Jika rangkaian mikrokontroler tidak memerlukan pewaktuan
yang presisi, maka dapat menggunakan jenis osilator ini.
Gambar 2.4 Osilator RC
b. Osilator Kristal
Apabila mikrokontroler dipakai dengan asumsi ada perhitungan waktu
yang presisi, misalnya ada penggunaan fungsi timer sehingga
diharapkan dapat menghasilkan perhitungan waktu yang presisi, maka
untuk itu dapat dipergunakan jenis osilator yang menggunakan kristal /
resonator.
Gambar 2.5 Osilator Kristal ( XTAL )
c. Detak Luar
Selain menggunakan kedua jenis osilator diatas ( RC maupun
Kristal/Resonator ), maka masih ada lagi cara untuk
memberikan detak ( clock ) kepada mikrokontroler PIC16F84, yaitu
dengan memberikan detak luar melalui pena OSC1.
Gambar 2.6 Detak Luar
2.4.2 Arithmetic and Logic Unit ( ALU )
Pada CPU mikrokontroler PIC16F84 terkandung suatu ALU ( Arithmetic
and Logic Unit ) yang mampu menangani data dengan lebar 8-bit. ALU ini
mampu melaksanakan operasi penjumlahan, pengurangan, pergeseran dan operasi
logika. Kecuali disebutkan lain, semua operasi memakai sistem komplemen dua.
Pada pelaksanaan kerja suatu instruksi yang menggunakan 2 operand,
maka biasanya salah satu operand adalah Register W ( Working Register ).
Sedangkan operand yang lain adalah register File atau suatu konstanta.
2.4.3 Reset
Reset adalah suatu kondisi dimana mikrokontroler berada pada kondisi
awal kerja ( default ). Pada kondisi ini, semua register akan berisi dengan nilai
defaultnya. Sebagai contoh Pencacah Program ( PC = Program Counter ) akan
berisi 000H yang menunjukkan lokasi awal program yang harus dijalankan. Yang
perlu diketahui adalah bahwa pada mikrokontroler PIC16F84 dikenal beberapa
jenis reset yaitu
a. Power On Reset ( POR )
Adalah merupakan reset yang terjadi jika mikrokontroler pertama kali
kita hidupkan ( Power On ). Pada saat ini maka PC = 000H. Untuk
melakukannya cukup dengan menghubungkan pena MCLR ( Master
Clear ) ke Vdd melalui resistor 10K.
b. MCLR Reset selama operasi normal
Yaitu suatu kejadian reset dimana CPU sedang bekerja secara normal,
tiba-tiba pena MCLR dibuat rendah, maka akan terjadi reset ini.
c. MCLR Reset selama sleep
Pada saat masuk kedalam mode sleep, maka daya yang digunakan
akan berkurang, hal ini sangat berarti pada alat yang didayai baterai.
Pada saat sleep ini, ia dapat diaktifkan lagi dengan memberikan sinyal
rendah pada pena MCLR.
d. Reset Time Out
Adalah perhitungan yang telah selesai dari watchdog timer selama
operasi normal.
e. Reset Time Out dari Watchdog Timer selama prosesor dalam mode
sleep
(Sumber : Belajar Mikrokontroler PIC16F84. Moh. Ibnu Malik. Hal 15 )
2.4.4 Memori Pada Mikrokontroler PIC16F84
Program untuk mikrokontroler ini disimpan dalam suatu Flash memory
yang berukuran 1024 x 14. Flash memori ini dapat dihapus tulis beberapa ribu kali
tanpa mengalami kerusakan, sehingga cocok untuk dipakai dalam proses
pengembangan alat.
Pencacah program ( PC = Program Counter ) pada mikrokontroler ini
memiliki lebar 13-bit dan mampu mengalamati hingga 8K x 14 ruang program
memori. Namun hanya permulaan 1K ( 1024 ) x 14 saya yang diwujudkan yaitu
dari alamat 0000H sampai 03FFH.
Vektor reset memiliki alamat 0000H yang berarti bahwa pada saat terjadi
reset, maka PC tersebut akan berisi alamat 0000H. Sementara vektor sela adalah
0004H yang berarti bahwa bila terjadi sela ( sela diaktifkan ), maka PC akan
menuju alamat 0004H. Peta program memori dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.7 Peta program memori dan stack(Sumber : Datasheet PIC16F94. Microchip Inc )
2.4.5. Organisasi Register File
Register adalah suatu lokasi memori yang bertanggung-jawab terhadap
suatu alat dalam mikrokontroler. Untuk mengatur alat pada mikrokontroler
tersebut dilakukan dengan mengatur register yang berpadanan dengan alat
tersebut.
Sebagai contoh untuk mengatur bit-bit mana yang sebagai masukan atau
keluaran pada Port A dilakukan dnegan mengatur register TRISA. Untuk
mengatur bit-bit mana segabagi masukan atau keluaran pada port B dilakukan
dengan mengatur isi register TRISB.
Register file diorganisasikan sebagai 128 x 8. Register ini dapat diakses
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui register SFR ( File Select
Register ). Pada mikrokontroler ini register dimuatkan pada 2 halaman ( 2 bank )
yaitu bank 0 dan bank 1. Pemilihan bank tersebut dilakukan dengan mengatur bit
RP0 ( bit ke-5 pada register STATUS ). Bila RP0 = 0 maka terpilih bank 0, bila
RP0 = 1 maka terpilih bank 1.
Dua belas lokasi pertama adalah digunakan untuk memetakan register
fungsi khusus. Sedangkan lokasi selanjutnya ( 0CH sampai 4FH ) merupakan
register kegunaan umum yang diwujudkan sebagai statik RAM.
2.4.6 Port Mikrokontroler
Mikrokontroler PIC16F84 memiliki 2 buah port yang diberi nama Port A
dan Port B. Port A berukuran 5 bit ( RA0 ~ RA4 ) sementara Port B berukuran 8
bit ( RB0 ~ RB7 ). Ada beberapa port yang memiliki fungsi khusus yang
dimultiplek dengan fungsi umumnya. Yaitu RA4 juga merupakan masukan detak
luar untuk menuju ke Timer/Counter. Kemudian RB0 juga memiliki fungsi
khusus sebagai masukan Interupt ( sela ). Selain itu pena RB6 dan RB7 juga
merupakan masukan untuk proses download program pada saat mikrokontroler
diprogram.
2.5 Liquid Crystal Display ( LCD )
LCD merupakan penampil yang saat ini banyak dipakai dalam peralatan
kontrol. Hal ini tidak lain karena tampilan alat menjadi lebih professional. Harga
LCD juga semakin murah hingga terjangkau oleh kalangan mahasiswa.
Salah satu kendala adalah bahwa untuk menggunakan LCD harus
dihubungkan dengan sebuah sistim mikrokontroler. Hal ini tidak lain karena pada
LCD juga terdapat sebuah sistim kontroler built-in.
LCD banyak dibuat oleh pabrikan-pabrikan elektronik baik skala kecil
maupun besar seperti Hitachi, Optrex, Amperex dan Epson. Walaupun banyak
pembuat LCD tersebut, namun untungnya kontroler yang digunakan adalah sama
yaitu HD44780 buatan Hitachi. Hal ini mengakibatkan walaupun pembuatnya
berbeda, namun mereka saling kompatible.
Secara umum sebuah LCD memiliki jumlah pin 14 sampai 16 buah. Pin-
pin tersebut dapat dikelompokkan sebagai pin power supply, pin data , pin kontrol
dan pin backlight.
Gambar 2.8 Liquid Crystal Display
Adapun Pin-pin dan kegunaan adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2. Pin Pin dan Kegunaan
No Nomor Pin Kegunaan
1 1 Ground
2 2 +5Volt
3 3 Vref (untuk konstrast)
4 4 RS (register Select)
5 5 Read/Write#
6 6 Enable (E)
7 7 Data 0
8 8 Data 1
9 9 Data 2
10 10 Data 3
11 11 Data 4
12 12 Data 5
13 13 Data 6
14 14 Data 7
15 15 Backlight +
16 16 Backlight _
BAB III
PERANCANGAN SISTEM DAN REALISASI
Untuk dapat bekerja dengan baik, sebuah alat yang dikontrol oleh
mikrokontroler memerlukan program yang harus dimasukkan kedalam
mikrokontroler tersebut. Hal ini berbeda dengan rangkaian yang menggunakan ic
digital diskrit biasa atau rangkaian analog. Pada rangkaian ini alat akan langsung
dapat bekerja tanpa perlu harus menyiapkan program.
Namun berbeda dengan alat yang dikontrol mikrokontroler, jika ada
perubahan maka alat dengan rangkaian ic digital diskrit atau rangkaian analog
harus dirubah perangkat kerasnya yaitu dengan cara menyolder ulang. Namun
bagi alat yang berbasis mikrokontroler, cukup dengan merubah program yang ada
dalam mikrokontroler tersebut.
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Sebelum membuat sebuah alat berbasis mikrokontroler, maka kita harus
menyediakan terlebih dahulu rangkaian dasar mikrokontroler tersebut. Rangkaian
ini akan berisi mikrokontroler dan komponen pendukung dasar yang diperlukan
mikrokontroler tersebut agar dapat bekerja.
Untuk membuat perangkat keras ( hardware ) mikrokontroler PIC16F84
diperlukan beberapa komponen dasar pendukung seperti :
a. Mikrokontroler PIC16F84
b. Sumber tenaga
c. Sumber detak ( kristal / resonator dll )
d. Rangkaian yang akan dikontrol
Oleh karena itu maka perangkat keras minimum bagi mikrokontroler
sebaiknya dibuat terlebih dahulu. Perangkat keras minumum bagi mikrokontroler
PIC16F84 dapat dicek terlebih dahulu apakah sudah berjalan dengan baik. Jika
sudah berjalan dengan baik, maka dapat segera dihubungkan dengan rangkaian
yang akan dikontrol.
Untuk membuat rangkaian minimum untuk mikrokontroler PIC16F84,
maka diperlukan beberapa komponen yaitu regulator 5 Volt ( 7805 ),
mikrokontroler PIC16F84, Resonator 4 MHz dan sebuah resistor dan kapasitor
serta sebuah saklar untuk saklar reset.
Berikut diberikan gambar rangkaian sistim minimum untuk
mikrokontroler PIC16F84. Pasanglah kemudian mikrokontroler PIC16F84 yang
telah diisi dengan program tertentu. Program tersebut misalnya adalah program
untuk membuat output PORTA semua rendah ( RA0..RA4 rendah = 0 volt ) dan
PORTB semua tinggi ( RB0..RB7 = + 5 Volt ). Jika kemudian PORTA dan
PORTB di cek dengan voltmeter menunjukkan tingkat logika seperti diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa sistim mikrokontroler tersebut sudah berjalan dengan
baik.
3.2 Mendownload Program / Firmware
Setelah rangkaian minimum untuk mikrokontroler PIC16F84 telah dibuat,
maka selanjutnya adalah memprogram mikrokontrolernya. Memprogram
mikrokontroler berarti memasukkan program ( dalam hal ini dapat juga disebut
firmware ) kedalam ROM/Flash memory pada mikrokontroler yang bersangkutan.
Proses juga juga dikenal dengan istilah men-download program.
Ada beberapa tahap yang diperlukan untuk mendownload firmware
kedalam mikrokontroler. Tahap-tahap ini harus dijalankan secara berurutan.
Adapun urutan tahap tersebut adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Flowchart Proses pengisian program ke mikrokontroler
Proses download program akan dimulai dengan cara mengetikkan instruksi
yang dikenal oleh mikrokontroler PIC16F84 dengan menggunakan editor teks.
Salah satu editor teks bawaan windows yang dapat dipakai adalah Notepad. Editor
teks lain masih banyak tersedia dan dapat pula dipergunakan seperti Q-Edit,
SideKick dll. Sebagai contoh instruksi-instruksi ini harus dituliskan pada notepad.
Mulai
Tulislah program dengan menggunakan
editor teks
Kompilasi menggunakan
MPASM
Masukkan hasil kompilasi ke
mikrokontroler
Selesai
;==============================================; Program untuk ; JIG pemilih kanal untuk cek suara speaker dan cek impedansi ; ;------------------------------------------------------------; Pin-pin lcd; 1= GND 2=+5V 3=Vref 4=RS 5=R/W 6=E ; 7= D0 8=D1 9=D2 10=D3 11=D4 12=D5; 13=D6 14=D7 15=Backlight(+) 16=Backlight(-) ;------------------------------------------------------------; Hubungan LCD dengan Mikro; RS = RA2 R/W = ground E = RA1; D4 = RB4 D5 = RB5 D6 = RB6 D7 = RB7 ; ;------------------------------------------------------------- ; Tombol Pemilih Kanal = RA3; ;; Relay = RA0; ;=================================================; cpu equates (memory map) processor 16f84status equ 0x03porta equ 0x05portb equ 0x06count1 equ 0x0ccount2 equ 0x0dbits equ 0x0etrisa equ 0x85trisb equ 0x86PDel0 equ 0x0cPDel1 equ 0x0dPDel2 equ 0x0ePDel0A equ 0x0f PDel1A equ 0x12;------------------------------------------------------------; bit equatesrp0 equ 5;------------------------------------------------------------ org 0x000;start bsf status,rp0 ; ke bank 1
movlw b'11000' ; konfigurasi porta movwf trisa movlw b'00000001' ; konfigurasi portb
movwf trisb bcf status,rp0 ; kembali ke bank 0
movlw b'11000' ; init kondisi portamovwf porta
movlw b'00000001' ; init kondisi portbmovwf portb
call del_5 ; waktu utk lcd inisialisasi call initlcd ; inisialisasi display
call display_line1 ; display "Alat Pemilih" call display_line2 ; display "Antara 2 Kanal" call delay1s call delay1s call display_line1a ; display "Kanal Terpilih :"cek_suara call display_line2a ; display "Cek Suara" bcf porta,0 ; matikan relay
cek_tombol btfsc porta,3 ; tombol pemilih kanal goto cek_tombol
call delay500ms call display_line2b ; display "Cek Impedansi" bsf porta,0 ; aktifkan relay
cek_tombol2 btfsc porta,3 ; tombol pemilih kanal goto cek_tombol2
call delay500ms goto cek_suara
;----------------------------------------------------------delay500ms;-----------------------------------------------------------PDelayA movlw .239 ; 1 set number of repetitions (B)
movwf PDel0A ; 1 |PLoop1A movlw .232 ; 1 set number of repetitions (A) movwf PDel1A ; 1 |PLoop2A clrwdt ; 1 clear watchdogPDelL1A goto PDelL2A ; 2 cycles delayPDelL2A goto PDelL3A ; 2 cycles delayPDelL3A clrwdt ; 1 cycle delay decfsz PDel1A, 1 ; 1 + (1) is the time over? (A) goto PLoop2A ; 2 no, loop decfsz PDel0A, 1 ; 1 + (1) is the time over? (B) goto PLoop1A ; 2 no, loopPDelL4A goto PDelL5A ; 2 cycles delayPDelL5A goto PDelL6A ; 2 cycles delayPDelL6A goto PDelL7A ; 2 cycles delayPDelL7A clrwdt ; 1 cycle delay return ; 2+2 Done;-------------------------------------------------------------
;------------------------------------------------------------display_line1 bcf porta,1 ;E line low
bcf porta,2 ;RS line low, set up for controlcall del_125 ;delay 125 microseconds
movlw 0x80 ;control word = address first halfcall sendbsf porta,2 ;RS=1, set up for datacall del_125 ;delay 125 microseconds
movlw 'A' ;define charactercall send
movlw 'L' call send movlw 'A' call send movlw 'T' call send movlw ' ' call send movlw 'P' call send movlw 'E' call send movlw 'M' call send movlw 'I'
call send movlw 'L' call send movlw 'I' call send movlw 'H' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send return display_line1a bcf porta,1 ;E line low
bcf porta,2 ;RS line low, set up for controlcall del_125 ;delay 125 microseconds
movlw 0x80 ;control word = address first halfcall sendbsf porta,2 ;RS=1, set up for datacall del_125 ;delay 125 microseconds
movlw 'K' ;define charactercall send
movlw 'A' call send movlw 'N' call send movlw 'A' call send movlw 'L' call send movlw ' ' call send movlw 'T' call send movlw 'E' call send movlw 'R' call send movlw 'P'
call send movlw 'I' call send movlw 'L' call send movlw 'I' call send movlw 'H' call send movlw ' ' call send movlw ':' call send return display_line2 bcf porta,1 bcf porta,2 call del_125 movlw 0xC0 call send bsf porta,2 call del_125 movlw 'A' call send movlw 'N' call send movlw 'T' call send movlw 'A' call send movlw 'R' call send movlw 'A' call send movlw ' ' call send movlw '2' call send movlw ' ' call send movlw 'K' call send movlw 'A'
call send movlw 'N' call send movlw 'A' call send movlw 'L' call send movlw ' ' call send return
display_line2a bcf porta,1 bcf porta,2 call del_125 movlw 0xC0 call send bsf porta,2 call del_125 movlw 'C' call send movlw 'E' call send movlw 'K' call send movlw ' ' call send movlw 'S' call send movlw 'U' call send movlw 'A' call send movlw 'R' call send movlw 'A' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send
movlw ' ' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send return
display_line2b bcf porta,1 bcf porta,2 call del_125 movlw 0xC0 call send bsf porta,2 call del_125
movlw 'C' call send movlw 'E' call send movlw 'K' call send movlw ' ' call send movlw 'I' call send movlw 'M' call send movlw 'P' call send movlw 'E' call send movlw 'D' call send movlw 'A' call send movlw 'N' call send movlw 'S' call send
movlw 'I' call send movlw ' ' call send movlw ' ' call send return
;------------------------------------------------------------initlcd bcf porta,1 ;E line low
bcf porta,2 ;RS line low, set up for controlcall del_125 ;delay 125 microsecondsmovlw 0x38 ;8-bit, 5X7 modemovwf bits ;0011 1000call flipbit ;output 4 MS bits (LS not used)call pulse ;send bitscall del_125 ;delaymovlw 0x28 ;4-bit, 5x7 modemovwf bits ;0010 1000call flipbit ;output 4 MS bits (LS not used)call pulse ;get into 4-bit modecall del_125movlw 0x28 ;4-bit, 5x7 modecall send ;send both nybblesmovlw 0x0c ;display on, no cursor call sendmovlw 0x01 ;clear displaycall sendcall del_5 ;delay 5 millisecondsreturn
;------------------------------------------------------------send movwf bits
call flipbitcall pulseswapf bits,f ;swap MS and LS nybblescall flipbit ;output what was LS nybblecall pulsecall del_125return
;------------------------------------------------------------
flipbit bcf portb,4 ;defaultbtfsc bits,4 ;test bit in "bits"
bsf portb,4 ;bit in "bits" setbcf portb,5btfsc bits,5bsf portb,5bcf portb,6btfsc bits,6bsf portb,6bcf portb,7btfsc bits,7bsf portb,7return
;------------------------------------------------------------del_125 movlw 0x2a ;approx 42x3 cycles (decimal)
movwf count1 ;load counterrepeat decfsz count1,f ;decrement counter
goto repeat ;not 0return ;counter 0, ends delay
;------------------------------------------------------------del_5 movlw 0x29 ;decimal 40
movwf count2 ;to counterdelay call del_125 ;delay 125 microseconds
decfsz count2,f ;do it 40 times = 5 millisecondsgoto delayreturn ;counter 0, ends delay
;------------------------------------------------------------pulse bsf porta,1 ;pulse E line
nop ;delaybcf porta,1return
;-------------------------------------------------------------delay1sPDelay movlw .14 ; 1 set number of repetitions (C) movwf PDel0 ; 1 |PLoop0 movlw .72 ; 1 set number of repetitions (B) movwf PDel1 ; 1 |PLoop1 movlw .247 ; 1 set number of repetitions (A) movwf PDel2 ; 1 |PLoop2 clrwdt ; 1 clear watchdog decfsz PDel2, 1 ; 1 + (1) is the time over? (A) goto PLoop2 ; 2 no, loop decfsz PDel1, 1 ; 1 + (1) is the time over? (B) goto PLoop1 ; 2 no, loop decfsz PDel0, 1 ; 1 + (1) is the time over? (C) goto PLoop0 ; 2 no, loop
PDelL1 goto PDelL2 ; 2 cycles delayPDelL2 clrwdt ; 1 cycle delay return ; 2+2 Done;------------------------------------------------------------- end;------------------------------------------------------------
Tulisan diatas merupakan instruksi dalam bahasa assembler yang diketahui
oleh mikrokontroler PIC16F84. Tulisan ditas harus diketikkan pada notepad dan
kemudian disimpan dengan extensi *.asm.
Setelah didapatkan file teks tersebut dengan ektensi asm, proses
selanjutnya adalah mengkompilasi tulisan ditas. Mengapa diperlukan proses
kompilasi ? Hal ini karena mikrokontroler tidak kenal dengan tulisan-tulisan
diatas! Mikrokontroler hanya mengenal bilangan biner atau hexadesimal saja.
Oleh karena itu diperlukan suatu proses untuk mengubah tulisan
( instruksi ) diatas agar berubah menjadi kode-kode biner atau hexadesimal.
Proses inilah yang disebut mengkompilasi. Untuk proses tersebut diperlukan suatu
software yang bernama MPASMWin seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut ini.
Gambar 3.2. Software MPASMWin
Cara menggunakan software ini cukup mudah. Setelah program ini dibuka,
cukup tekan menu “browse” kemudian cari file *.asm yang telah dibuat dengan
menggunakan notepad sebelumnya. Setelah itu klik “Assemble”, maka proses
kompilasi akan segera berlangsung.
Apabila instruksi yang kita ketikkan menggunakan notepad sudah benar,
maka proses kompilasi tidak akan ada kesalahan. Namun jika terdapat kesalahan
pada instruksi yang kita ketikkan, maka pada proses kompilasi juga akan
ditemukan kesalahan. Kesalahan ini harus dicari terlebih dahulu. Untungnya
MPASM akan menghasilkan file *.err jika terjadi kesalahan.
Segera buka file *.err tersebut dengan notepad, kemudian betulkkan
kesalahan pada file sumber yaitu *.asm. Setelah itu lakukan lagi proses kompilasi.
Jika proses kompilasi berhasil, maka akan dihasilkan sebuah file baru yakni file
dengan ektensi *.hex.
Berikut ini contoh file hex yang dihasilkan dari instruksi diatas.
:100000008316183085000130860083121830850071:10001000013086002021F1202D207D202A212A2157:100020005520A3200510851913281C20CB2005146A:10003000851918281C201128EF308F00E830920015:100040006400222823286400920B20288F0B1E288E:1000500029282A282B2864000800851005111B2157:100060008030062105151B21413006214C30062128:10007000413006215430062120300621503006211F:10008000453006214D300621493006214C300621ED:100090004930062148300621203006212030062133:1000A00020300621203006210800851005111B2173:1000B0008030062105151B214B30062141300621D9:1000C0004E300621413006214C30062120300621D9:1000D0005430062145300621523006215030062189:1000E000493006214C30062149300621483006218E:1000F000203006213A3006210800851005111B2109
Setelah didapatkan file hex tersebut, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan file tersebut kedalam mikrokontroler menggunakan software yang
sesuai. Ada banyak software yang dapat dipakai untuk memasukkan file hex ke
dalam mikrokontroler. Namun biasanya masing-masing software tersebut
dilengkapi dengan peralatan untuk pemrogramannya sendiri-sendiri.
Kali ini kita akan menggunakan peralatan pemrograman yang bernama
DT-HiQ ICSP PIC Programmer ( www.training-mikrokontroler .com ). Dengan
peralatan ini, maka file hex diatas dapat dimasukkan ke dalam mikrokontroler
dengan mudah.
Software yang dapat digunakan untuk berhubungan antara komputer PC
dengan mikrokontroler adalah IC-Prog. Apabila proses downloading file hex
telah selesai, maka mikrokontroler akan segera menjalankan program tersebut
setelah padanya dipasangkan catu daya.
3.2.1 Menghubungkan dengan Rangkaian yang akan dikontrol
Pada tugas akhir ini yaitu sebuah alat yang dapat memindahkan kanal
pengecekan untuk suara dan impedansi bagi speaker yang akan dicek. Oleh karena
itu akan diperlukan sebuah relay dengan 2 saklar.
Relay ini akan digunakan sebagai alat untuk merubah kanal. Kanal
pertama adalah yang dihubungkan dengan sumber suara dari sebuah alat yang
bernama Audio Sweeper ( Audio Generator ). Alat ini merupakan penghasil suara
dengan frekuensi dan level suara ( amplitudo ) yang dapat diatur. Didalamnya
juga telah dilengkapi dengan suatu amplifier.
Gambar 3.3 Audio Sweeper / Audio Generator
Alat dipakai untuk memberikan speaker yang akan dicek, suara yang
diperlukan dalam proses pengecekan speaker. Apabila pada frekuensi tertentu
terdapat bunyi suara yang sember / noise, maka speaker tersebut dikatakan NG
( No Good ) dan harus dipisahkan untuk diperbaiki.
Kanal kedua berasal dari suatu alat Ohm Meter. Alat ini bisa berupa Ohm-
meter saja, maupun dari suatu Multimeter yang diset agar menjadi ohm-meter.
Alat ini dipakai untuk mengecek impedansi speaker. Impedansi yang terlihat pada
Ohm-meter harus sama dengan yang tertera pada badan speaker.
Gambar 3.4 Multimeter dan Stempel Impedansi pada speaker
Apabila kedua kanal tersebut digambarkan maka akan didapat gambar
sebagai berikut ini.
Gambar 3.5 Kanal suara tersambung ke speaker
Ke speaker
Dari Audio Sweeper
Dari Multimeter
Dari gambar diatas terliaht bahwa kanal sedang terhubung ke Audio
Sweeper. Dengan demikian maka speaker akan mengeluarkan suara dan test suara
menggunakan audio sweeper dapat dilaksanakan.
Apabila sebuah tombol pada alat ditekan ( atau tombol injak ditekan ) ,
maka kanal akan berubah sebagai berikut.
Gambar 3.6 Kanal impedansi tersambung ke speaker
Pada gambar terlihat bahwa kanal impedansi ( dari multimeter )
tersambung ke speaker. Sehingga pada layar multimeter akan tertampil impedansi
dari speaker yang sedang dicek. Apabila nilai pada multimeter tidak sesuai dengan
yang tertera pada badan speaker, dikatakan salah impedansi dan speaker harus
direpair.
3.14 Menghubungkan dengan LCD
Alat ini dalam pengoperasiannya akan dilengkapi dengan LCD untuk
menampilkan kondisi alat. LCD yang akan dipakai adalah LCD dengan ukuran 16
x 2 ( 16 karakter 2 baris ).
LCD ini akan dihubungkan dengan sistem mikrokontroler dengan
menggunakan sistem 4 bit agar tidak terlalu banyak port mikrokontroler yang
Ke speaker
Dari Audio Sweeper
Dari Multimeter
dipakai. Total port mikrokontroler yang dipakai untuk berhubungan dengan LCD
adalah 6 jalur I/O.
Gambar 3.7. Liquid Crystal Display
Dengan dipasangnya LCD ini, maka kita akan dengan mudahnya
mengetahui status kanal yang sedang aktif. Jika kanal sedang berada pada audio
sweeper maka pada LCD akan tertulis “Cek Suara” sedangkan jika kanal sedang
terhubung dengan alat multimeter, maka LCD akan menampilkan tulisan “Cek
Impedansi”.
LCD secara umum memiliki 16 pena masukan yang didefinisikan sebagai
berikut.
Tabel 3.1. LCDNo Nomor Pin Kegunaan
1 1 Ground
2 2 +5Volt
3 3 Vref (untuk konstrast)
4 4 RS (register Select)
5 5 R/W (Read/Write)
6 6 Enable (E)
7 7 D0 (Data Bit 0)
8 8 D1 (Data Bit 1)
9 9 D2 (Data Bit 2)
10 10 D3 (Data Bit 3)
11 11 D4 (Data Bit 4)
12 12 D5 (Data Bit 5)
13 13 D6 (Data Bit 6)
14 14 D7 (Data Bit 7)
15 15 Backlight +
16 16 Backlight _
Dengan terpasangnya LCD ini, maka selain mempermudah pengoperasian
alat, juga akan menambah kesan proffesional pada alat tersebut.
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Pada tugas akhir ini, akan menggunakan flowchart untuk programnya
sebagai berikut.
Mulai
Tidak
Ya
l
Tidak
Gambar 3.8. Flowchart Alat Pemilih KanalPada saat pertama kali dihidupkan pada akan tertampil pesan “ALAT
PEMILIH ANTAR DUA KANAL” setelah pesan tersebut tampil kira-kira 1
Tampilkan alat Pemilih Antara 2
Kanal
Tampilkan “Kanal Terpilih : Cek Suara
B
Apakah Tombol Ditekan
B
Tampilkan Kanal Terpilih Cek Impendansi
Apakah Tombol di Tekan??
Selesai
detik, maka tulisan pada LCD akan berubah menjadi “KANAL TERPILIH : CEK
SUARA”. Pada saat ini maka kontak relay akan tersambung dengan sumber dari
Audio Sweeper/Audio Generator.
Apabila kemudian kita menekan tombol ( menginjak tombol ) maka pesan
akan berubah menjadi “KANAL TERPILIH : CEK IMPEDANSI” dan akan
diikuti adanya bunyi relay yang berarti kontak relay akan menghubungkan dengan
alat multimeter.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini akan dibahas tentang pengujian terhadap sistem yang
telah dibuat. Tentu saja sistem tersebut merupakan gabungan dari sistem
perangkat keras dan sistem perangkat lunak. Namun agar lebih optimal, maka
akan ditest terlebih dahulu sistem minimum mikrokontroler yang digunakan. Hal
ini agar kita telah yakin bahwa sistem minimum mikrokontroler telah bekerja
dengan baik.
Apabila sistem minimum telah digaransi bekerja dengan baik, tanpa ada
kesalahan, maka pengujian akan dilanjutkan dengan pengujian alat pendukung
lainnya.
4.1 Pengujian Sistim Minimum Mikrokontroler PIC16F84
Dikarenakan pada tugas akhir ini menggunakan mikrokontroler PIC16F84
sebagai pengontrol utamannya, maka sebelum mulai membangun rangkaian yang
lebih besar, rangkaian sistim mikrokontolernya harus sudah dalam kondisi bekerja
dengan baik.
Oleh karena itu sistem tersebut dapat di test dengan rangkaian yang
sederhana saja. Bahkan juga tanpa komponen pendukung yang lain juga dapat
dilaksanakan. Yang terpenting adalah kita memasukkan program kedalam
mikrokontoler dan melihat kerja mikrokontroler tersebut apakah telah sesuai
dengan program.
Jika kerja mikrokontroler telah sesuai dengan program yang kita berikan,
maka berarti sistem mikrokontroler tersebut dapat dikatakan dalam kondisi benar.
Gambar 4.1 Rangkaian uji
Berikut diberikan contoh rangkaian uji sederhana menggunakan 2 buah
LED, masing-masing LED dihubungkan dengan RB0 dan RB1. Tugas kita adalah
membuat hanya LED yang tersambung ke RB0 saja yang menyala. Maka kita
akan memasukkan program uji ini kedalam mikrokontroler.
;============================;Program Uji ;============================ processor 16f84 STATUS equ 0x03RP0 equ 5PORTB equ 0x06TRISB equ 0x86
Org 0x00inisialisasi
bsf STATUS,RP0 movlw b'00000000' movwf TRISB ; PORTB sebagai keluaran bcf STATUS,RP0mulai bsf PORTB,0 ; nyalakan LED1 bcf PORTB,1 ; matikan LED2 waste_time
RB0
RB1
LED1
LED2PIC16 F84
goto waste_time end
Hasil pengamatan. Setelah kita memberikan catu daya kedalam sistem
mikrokontroler tersebut, maka LED1 akan menyala ( karena perintah bsf
PORTB,0 ) dan LED2 akan padam karena perintah ( bcf PORTB,1 ). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sistem mikrokontroler telah bekerja dengan
benar.
4.2 Pengujian pada Sistem Keseluruhan
Setelah pengujian pada sistem mikrokontroler dilakukan dan berhasil
dengan baik, kini saatnya untuk melakukan pengujian secara keseluruhan. Pada
rangkaian keseluruhan ini ada tambahan alat/komponen berupa saklar dan sebuah
relay. Namun agar keseluruhan tampilan alat menarik, maka tidak lupa untuk
menambahi alat dengan LCD ( Liquid Crystal Display ).
Gambar 4.2 Tampilan alat
Setelah semua sistem dihubungkan yaitu sistem catudaya, sistem
minimum mikrokontroler dan LCD, maka pengujian cukup dilakukan dengan cara
memasukkan program yang telah dibuat kedalam mikrokontroler. Cara
memasukkan ( menn-download program kedalam mikrokontroler ) telah diberikan
pada bab sebelumnya.
Hasil Pengamatan.
Setelah semua program dimasukkan kedalam mikrokontroler PIC16F84,
maka alat segera dapat diamati. Pada saat kita menghidupkan alat, maka pada
LCD akan tertera tulisan sebagai berikut.
“ALAT PEMILIH”
“ANTARA 2 KANAL”
Selanjutnya akan tertampil tulisan sebagai berikut :
“KANAL TERPILIH : ”
“CEK SUARA”
Pada saat ini, maka kanal dari alat Audio Sweeper / Audio Generator akan
terhubung ke kanal untuk Speaker. Selanjutnya jika kita menekan tombol maka
tulisan pada LCD akan berubah menjadi :
“KANAL TERPILIH : “
“CEK IMPEDANSI”
diikuti oleh sebuah bunyi klik dari relay. Hal ini menunjukkan bahwa relay
sedang aktif dan menghubungkan kanal speaker dengan kanal multimeter.
Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa alat telah bekerja dengan
baik.