bab i kempa langsung fitri

32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Formulasi bentuk sediaan tablet banyak digunakan dalam kehidupan kefarmasian mulai dari tablet biasa, tablet salut gula, maupun tablet salut selaput atau salut film. Sifat fisikokimia zat aktiflah yang akan sangat mempengaruhi bentuk sediaan tablet seperti apa yang akan dibuat. Dalam laporan praktikum ini kami khusus membahas masalah pembuatan tablet biasa tanpa penyalut pada umumnya, dengan berbagai uji evaluasinya, baik uji evaluasi granul maupun uji evaluasi tablet. Terutama bagaimana proses pembuatannya baik secara teori maupun praktiknya yang dapat dilakukan di laboratorium dan di pabrik-pabrik obat tentunya. Tablet dapat dengan mudah dibuat bila kita telah melakukan pengkajian praformulasi tablet terlebih dulu. Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa aditif yang sesuai. Berbagai tablet bervariasi dalam hal bentuk, ukuran dan bobotnya tergantung pada jumlah bahan obat dan cara pemberian yang diinginkan. Tablet dapat dibuat dengan berbagai metode, antara lain: metode cetak langsung, granulasi basah, granulasi kering atau kombinasinya. Bentuk sediaan tablet merupakan bentuk sediaan farmasi

Upload: din-samsudin

Post on 12-Apr-2016

38 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bab 1 kempa langsung

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Kempa Langsung Fitri

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Formulasi bentuk sediaan tablet banyak digunakan dalam kehidupan

kefarmasian mulai dari tablet biasa, tablet salut gula, maupun tablet salut selaput

atau salut film. Sifat fisikokimia zat aktiflah yang akan sangat mempengaruhi

bentuk sediaan tablet seperti apa yang akan dibuat. Dalam laporan praktikum ini

kami khusus membahas masalah pembuatan tablet biasa tanpa penyalut pada

umumnya, dengan berbagai uji evaluasinya, baik uji evaluasi granul maupun uji

evaluasi tablet. Terutama bagaimana proses pembuatannya baik secara teori

maupun praktiknya yang dapat dilakukan di laboratorium dan di pabrik-pabrik

obat tentunya. Tablet dapat dengan mudah dibuat bila kita telah melakukan

pengkajian praformulasi tablet terlebih dulu.

Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan

atau tanpa aditif yang sesuai. Berbagai tablet bervariasi dalam hal bentuk, ukuran

dan bobotnya tergantung pada jumlah bahan obat dan cara pemberian yang

diinginkan. Tablet dapat dibuat dengan berbagai metode, antara lain: metode cetak

langsung, granulasi basah, granulasi kering atau kombinasinya. Bentuk sediaan

tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling umum dan paling banyak

beredar di masyarakat.

Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sedian padat yang biasanya

dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. Tablet-

teblet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, daya

hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara pemakaian tablet dan

metode pembuatannya. Kebanyakan tablet diggunakan pada pemberian obat-obat

secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna,

zat pemberi rasa dan lapisan- lapisan dalam berbagai jenis. Tablet lain yang

penggunaannya dengan cara sublingual, bukal atau melalui vagina, tidak boleh

mengandung bahan tambahan seperti pada tablet yang digunakan secara oral.

1

Page 2: BAB I Kempa Langsung Fitri

2

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa

bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet

cetak dan tablet kempa (FI IV, 1995).

Metode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa

langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal

terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan

cepat pengerjaannya, namun, hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang

kecil dosisnya dan zat aktif yang tidak tahan terhadap panas dan lembab

(Chaerunissa dkk, 2009).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang di maksud dengan kempa langsung?

1.2.2 Apa saja kriteria tablet?

1.2.3 Apa saja keuntungan dan kerugian sediaan tablet?

1.2.4 Bagaimana metode pembuatan tablet?

1.2.5 Bagaimana cara evaluasi granul dan tablet?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kempa langsung

1.3.2 Untuk mengetahui kriteria tablet cara pembuatan tablet Vitamin C

1.3.3 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian tablet

1.3.4 Untuk mengetahui evaluasi yang di lakukan pada tablet vitamin C

1.3.5 Untuk mengetahui cara evaluasi granul dan tablet

1.4 Manfaat

Memberikan pengetahuan tentang formula sediaan tablet, cara pembuatan

tablet dan kontrol kuantitatif dengan cara kempa langsung.

Page 3: BAB I Kempa Langsung Fitri

3

2.1 Monografi

A. Zat Aktif

1. Vit C

Pemerian : hablur dan serbuk putih atau agak manis, rasa asam dan

tidak berbau oleh pengaruh cahaya lambat laun akan menjadi gelap, dalam

keadaan kering mantap di udara, dalam larutan cepat teroksidasi.

Kelarutan : mudah larut dalam 3 bagian air, larut dalam 40 bagian

alcohol, tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan benzene P,

Titik lebur : 1900C

Ph Larutan : 2,1-2,6

Khasiat & penggunaan : antiskarbut

B. Zat Tambahan

1. Talcum

Talcum atau Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang

mengandung sedikit alumunium silikat

Pemerian : serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada

kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu

Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut

Khasiat : zat tambahan (FI III, 1979)

2. Avicel 102

Pemerian : sebagian depdimer selulosa berwarna putih, tidak berbau,

tidak berasa dan tidak berbau.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larutan asam, pelarut organic

dan NaOH 5%

Ph : 6-8

Titik leleh : 2600-2700

3. Magnesium Stearat

Pemerian :hablur sangat halus, putih, berbau khas dan berasa

Kegunaan :lubrikan untuk tablet dan kapsul

Page 4: BAB I Kempa Langsung Fitri

4

Aplikasi dalam teknologi / formulasi farmaseutikal : digunakan untuk

kosmetik, makanan dan formulasi obat, biasanya digunakan sebagai

lubrikan pada pembuatan kapsul dan tablet dengan jumlah antara 0,25-5

%.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%) eter dan air.

Sedikit larut dalam benzene hangat dan etanol (95%) hangat.

Densitas : 1,03-1,08 g/cm3

Sifat aliran : sulit mengalir, bubuk irohesi

Polimorfisme : trihidrat, bentuk askular dan dihidrat, bentuk lomeral

Titik leleh : 88,5oC

Stabilitas : Stabil

Inkompabilitas : dengan asam kuat, alkali dan garam besi.

Penyimpanan : disimpan pada wadah sejuk, kering, tertutup

4. LHPC

Pemerian : serbuk putih hingga kekuningan, tidak berbau dan tidak

berasa

Kelarutan :larut dalam 1:10 diklorometan, 1:2,5 etanol 95%, 1:5

propanol, 1:5 propilenglikol, 1:2 air , praktis larut dalam hidrokarbon

alifatik, hidrokarbon aromatic, CCl4, gliserin dan minyak.

Ph : 5-7,5 pada 1%

Titik leleh : 130oC

Fungsi : pengikat (2-6%)

Stabilitas : stabil tetapi bersifat higroskopik setelah dikeringkan

larutan LHPC stabil pada Ph 6-8 pada ph rendah hidrolisis.

3.1 Analisi Formula

1. Vitamin C

Merupakan zat aktif yang tidak tahan pemanasan , stabil di udara kering.

Kurang cocok dalam bentuk larutan karena cepat teroksidasi sehingga tidak

digunakan dengan metode granulasi basah karena dosisnya kecil ditambah dengan

Page 5: BAB I Kempa Langsung Fitri

5

eksipien yang mempersibel dan mudah mengalir, maka dapat dibuat dengan

metode kempa langsung.

2. Mg-stearat

Digunakan sebgai glidan (pelican antara partikel dengan partikel)

merupakan brourdry-type lubricant. Memiliki daya adheren lebih baik dan lebih

kuat terhadap permukaan metal oksida. Mg-stearat digunakan sebagai glidan

karena Mg-stearat berkonsentrasi lebih kecil dibanding zat lainnya.

3. Talk

Talk digunakan sebagai lubrikan untuk melicinkan massa siap cetak dengan

alat sehingga pada proses pencetakan tablet tidak ada partikel yang melekat pada

alat.

4. Avicel

Digunakan sebagai pengisi karena memiliki konsentrasi terbanyak. Zat ini

menghasilkan hasil yang cepat dan merata karena adanya wicking acting sehingga

cairan penggranulasi terdistribusi secara merata. Selain ini avicel dapat

menyempurnakan ikatan pada pengempaan dan mengurangi capping dan

friabilitas tablet.

5. LHPC

Untuk meningkatkan kompatibiltas dan kohesifitas zat aktif sehingga

terbentuk granul yang dapat ditabletasi maka ditambahkan zat pengikat dimana

digunakan LHPC. LHPC ini secara lebar digunakan dalam penggunaan dosis oral.

Page 6: BAB I Kempa Langsung Fitri

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tablet

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam

bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat

tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang,

zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok ( menurut FI III).

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan

pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak

dan tablet kempa (menurut FI IV).

Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet

dibuat dengan mencetak. Tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin

yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan

berbagai bentuk punch dan die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat dari

berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat

serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan

tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet ke

dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari

cetakan dan dibiarkan sampai kering.

2.2 Kriteria Tablet

Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;

2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;

3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;

4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;

5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;

6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;

7. Bebas dari kerusakan fisik;

8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;

6

Page 7: BAB I Kempa Langsung Fitri

7

9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;

10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

2.3 Keuntungan dan Kerugian Tablet

Sediaan tablet banyak digunakan karena memiliki beberapa keuntungan,

yaitu:

1. Tablet dapat bekerja pada rute oral yang paling banyak dipilih;

2. Tablet memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis;

3. Tablet dapat mengandung dosis zat aktif dengan volume yang kecil

sehingga memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan,

dan penyimpanan;

4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat

dicegah/diperkecil.

Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai

keuntungan, antara lain :

1. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk

sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan

pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan;

2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif

yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk

sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang

paling rendah;

3. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang

kecil;

4. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;

5. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;

6. Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;

7. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;

tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan

permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;

Page 8: BAB I Kempa Langsung Fitri

8

8. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di

tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan

pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;

9. Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas

terkendali);

10. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau

yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);

11. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya

produksinya lebih rendah;

12. Pemakaian oleh penderita lebih mudah;

13. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran

kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik. (The

Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan

Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

Di samping keuntungan di atas, sediaan tablet juga mempunya beberapa

kerugian, antara lain :

1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak

sadar/pingsan);

2. Formulasi tablet cukup rumit, antara lain :

Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat

amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis;

Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya

cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran

cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi

(harus diformulasi sedemikian rupa);

Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak

disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan

kelembaban udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa.

Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet.

(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)

Page 9: BAB I Kempa Langsung Fitri

9

Tetapi jika dibandingkan dengan keuntungannya, kerugian sediaan tablet jauh

lebih sedikit sehingga sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak

dijumpai di perdagangan.

2.4 Metode Pembuatan Tablet

Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi

basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan

sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan

dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab,

kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya. Berikut merupakan

penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :

1. Granulasi Basah

Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien

menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam

jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode

ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.

Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan

kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah

membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat

tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu

perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan,

suspensi atau bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke

campuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan kering ke dalam

campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan yang ditambahkan

memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di

antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang

ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling

penting pada awal pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan

pencampuran dilanjutkan sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan

pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah atau lembab maka

Page 10: BAB I Kempa Langsung Fitri

10

massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau

oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan

meningkat dan proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan

granul diayak kembali ukuran ayakan tergantung pada alat penghancur yang

dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.

Keuntungan metode granulasi basah :

a. Memperoleh aliran yang baik

b. Meningkatkan kompresibilitas

c. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai

d. Mengontrol pelepasan

e. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses

f. Distribusi keseragaman kandungan

g. Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah:

a. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi

b. Biaya cukup tinggi

c. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan

dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air

2. Granulasi Kering

Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif

dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat

yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih

besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul

secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat

melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang

memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif

yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.

Pada proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak

tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh

massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug

kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya

Page 11: BAB I Kempa Langsung Fitri

11

lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka

proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga

dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki

kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua

penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan

dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu

menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara

penggiling.

Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :

Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi

Zat aktif susah mengalir

Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab

Keuntungan cara granulasi kering adalah:

Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin

pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu

Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab

Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat

Kekurangan cara granulasi kering adalah:

Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug

Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam

Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya

kontaminasi silang

3. Metode Kempa Langsung

Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa

langsung campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal

terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan

cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang

kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada

beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin

langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung

dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet

Page 12: BAB I Kempa Langsung Fitri

12

kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat

zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik,

kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas

dan kohesifitas dalam massa tablet.

Sedangkan keuntungan metode kempa langsung yaitu :

Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit

Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka

waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga

dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit.

Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan

lembab

Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul,

tetapi langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus,

sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.

Kerugian metode kempa langsung :

Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi

dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat

menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.

Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung

karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses

pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti

senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada

kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama

pencampuran dan pemeriksaan rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam

granul terganggu.

Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus

bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan

adhesifitas yang baik

Page 13: BAB I Kempa Langsung Fitri

13

2.5 Masalah Pembuatan Tablet

1. Capping

Tablet terpisah sebagian atau seluruhnya atas dan bawah, yang disebabkan

terlalu banyak tekanan saat pencetakan, adanya udara yang terperangkap saat

granulasi, granulasi terlalu kering, terlalu banyak fines, pemasangan punch dan

dies yang tidak pas.

2. Lamination

Tablet pecah menjadi beberapa lapisan. Pecahnya tablet terjadi segera setelah

kompressi atau beberapa hari kemudian. Penyebabnya adalah udara yang terjerat

dalam granul yang tidak dapat keluar selama kompressi atau overlubrikasi dengan

stearat.

3. Sticking

Keadaan dimana granul menempel pada dinding die sehingga punch bawah

tidak bebas bergerak. Penyebabnya adalah punch kurang bersih, tablet

dikompressi pada kelembapan tinggi.

4. Picking

Perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan

punch. Penyebabnya adalah pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan

kurang bahan yang dikompresi berminyak/lengket.

5. Filming

Adanya kelembapan yang tinggi dan suhu tinggi akan melelehkan bahan

dengan titik lebur rendah seperti lemak/wax. Bisa juga karena punch kehilangan

pelicin. Hal ini dapat diatasi dengan mengencerkan bahan yang bertitik leleh

rendah dengan bahan yang titik lelehnya tinggi sehingga mengurangi penempelan.

6. Chipping dan Cracking

Pecahnya tablet disebabkan karena alat dan tablet retak di bagian atas karena

tekanan yang berlebih.

7. Binding

Kesulitan mengeluarkan tablet karena lubrikan yang tidak cukup.

Page 14: BAB I Kempa Langsung Fitri

14

8. Molting

Distribusi zat warna yang tidak homogen. Penyebabnya adalah migrasi zat

warna yang tidak seragam (atas kering duluan yang bawah masih basah).

Page 15: BAB I Kempa Langsung Fitri

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat :

1. Mortir

2. Stamper

3. Spatel

4. Saringan mesh

5. Punch

6. Timbangan analitik

Bahan

1. Vitamin C

2. LHPC 10%

3. Avicel 102

4. Talk 2 %

5. Mg stearat 1%

3.2 Formula

Tablet Vitamin C 50 mg

Kandungan Vitamin C/tablet : 50 mg

Bobot tablet : 150 mg

Jumlah tablet yang di buat : 300 tablet

FORMULA B

(Pengisi Lactose Avicel pH 102)

Vitamin C 50 mg

LHPC 10%

Avicel pH 102 qs

Mg Stearat 1%

Page 16: BAB I Kempa Langsung Fitri

16

Talk 2%

3.3 Perditungan

Perhitungan Penimbangan (metode kempa langsung) :

Diketahui : kandungan vitamin C = 50 mg

Bobot tablet : 150 mg

Jumlah tablet yang dibuat : 300 tablet

Formula :

Vitamin C = 50 mg x 300 mg

= 15000 mg = 15 g

LHPC 10% = 10

100 x 150 mg

= 1,5 mg x 300 = 4500 mg = 4,5 g

Mg Stearat 1% = 1

100 x 150 mg

= 1,5 mg x 300 = 450 mg

Talk 2% = 2

100 x 150 mg

= 3 mg x 300 = 900 mg

Avicel pH 102 = 150 mg – (15 + 1,5 + 3 + 50) mg

= 150 – 69,5

= 80,5 mg ( untuk 1 tablet)

Avicel pH 102 = 45.000 mg – (15000+4500+450+900) mg

= 45.000 mg – 20.850 mg

= 24.150 mg ( untuk 300 tablet ).

Keteranga :

Usulan : Konsentrasi Mg Stearat diturunkan menjadi 0,5%

Mg Stearat 0,5% = 0,5100 x 150 mg

= 0,75 mg x 300 = 225 mg

Page 17: BAB I Kempa Langsung Fitri

17

3.4 Prosedur Kerja Pembuatan Tablet

1. Timbang bahan sesuai kebutuhan, tidak dilakukan penghalusan bahan

karena bahan pembantu memang diharapkan berbentuk granular (bahan

aktif diayak jika menggumpal)

2. Campur bahan-bahan sesuai dengan aturan pencampuran (kecuali

Mg.stearat dan talk). Campur selama 15 menit hingga homogen, kemudian

homogen, kemudian tambahkan Mg.stearat dan talk campur selama 2

menit

3. Lakukan evaluasi terhadap massa kempa, sebagaimana evaluasi yang

dilakukan pada granul

4. Massa kempa ditabletasi dengan menggunakan punch diameter 6-8 mm

sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan

5. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.

3.5 Prosedur Evaluasi Granul1. Kecepatan aliran

a. Metode corong

1) Sejumlah 100 g granul dimasukkan kedalam corong dengan

ukuran tertentu.

2) Corong digetarkan sampai seluruh granul mengalir keluar dari

lubang corong.

3) Baca waktu yang diperlukan untuk mengalirkan seluruh granul

keluar dari corong.

4) Kecepatan aliran dihitung dengan membagi bobot granul (100 g)

dengan waktu yang diperlukan granul untuk melewati corong

(g/detik).

Penafsiran hasil:

Aliran granul baik jika waktu7 yang diperlukan untuk

mengalirkan 100 g granul ≤ 10 detik.

15

Page 18: BAB I Kempa Langsung Fitri

18

2. Kelembaban

1. Timbang granul sebanyak 5 atau 10 gram.

2. Masukkan dalam alat moisture analyzer, kemudian alat ditara.

3. Panaskan granul pada suhu 60-70o sampai skala pada alat tidak

berubah (stabil).

4. Baca kadar air yang tertera pada skala (%).

5. Atau bisa dilakukan dengan cara gravimetri.

Penafsiran hasil :

Kadar air yang baik 1-2%.

3.6. Prosedur Kerja Evaluasi Tablet (Produk Akhir)

1. Visual/ organoleptik

a. Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet

lebih jelas terlihat

b. Bau

c. Rasa

2. Sifat fisika kimia

a. Keseragaman ukuran

Keseragaman tebal

Keseragaman diameter

Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter dan tebalnya

menggunakan jangka sorong. Menurut FIII diameter tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang 1 1/3 tebal tablet.

b. Kekerasan

Alat : Hardness tester

Prosedur : dilakukan terhadap 20 tablet yang diambil secara acak.

Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan

menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg/cm2. Ditentukan

kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.

Syarat : tablet besar 7-10 kg/cm2, tablet kecil 4 kg/cm2

c. Friabilitas

Page 19: BAB I Kempa Langsung Fitri

19

Alat : Friabilator

Prosedur : dilakukan terhadap 20 tablet (jika bobot tablet > 250 mg)

atau 40 tablet (jika bobot < 250 mg) yang diambil secara acak.

Dibersihkan satu persatu dengan sikat halus lalu ditimbang (a).

Masukkan semua tablet kedalam alat, lalu putar sebanyak 100

putaran. Lalu tablet dibersihkan lagi dan ditimbang (b).

f = a−b

a x 100%

f = friabilitas

a = bobot tablet sebelum uji

b = bobot tablet setelah uji

Syarat : tablet yang baik memiliki friabilitas < 1%

d. Keseragaman bobot

Diambil 20 tablet secara acak, lalu ditimbang masing-masing tablet.

Hitung bobot rata-rata dan penyimpangan terhadap bobot rata-rata.

Tidak boleh ada 2 tablet yang masing-masing menyimpang dari

bobot rata-rata lebih besar dari harga yang diterapkan pada kolom A,

dan tidak boleh ada satupun tablet yang menyimpang dari bobot rata-

rata lebih dari harga pada kolom B.

Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata (%)

A B

< 25 mg 15 30

26 mg – 150 mg 10 20

151 mg – 300 mg 7,5 15

> 300 mg 5 10

e. Uji waktu hancur

Alat : Disintegration tester

Prosedur : bejana diisi dengan HCl 0,1 N. Volume diatur pada

kedudukan tertinggi, lempeng kasa tepat pada permukaan larutan dan

pada kedudukan terendah mulut tabung tetap diatas permukaan.

Page 20: BAB I Kempa Langsung Fitri

20

Suhu pelarut 36-38oC. 6 tablet dimasukkan satu persatu kedalam

masing-masing tabung, kemudian alat dinyalakan dan atur naik turun

keranjang 30 kali tiap menit. Tablet hancur jika tidak ada bagian

tablet yang tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen-fragmen bahan

pembantu. Waktu hancur dicatat sejak pertama kali alat dinyalakan

hingga tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa.

Syarat : waktu yang diperlukan untuk menghancurkan ke 6 tablet

tidak lebih dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut.

f. Uji Disolusi

Prosedur :

Media disolusi : 900 ml Larutan dapar posfat pH = 5,8

Kecepatan : 50 rpm

Waktu : 30 menit

Siapkan alat dan bahan

Isi chamber dengan dapar fosfat sebanyak 900 ml

Pasang termostat pada temperatur 37oC

Atur dengan rpm 50

Apabila temperatur dan rpm nya sudah tercapai, masukkan

tablet Paracetamol generik dan paten kedalam chamber yang

berbeda.

Turunkan dayung secara bersamaan

Ambil 10 ml larutan yang ada dalam chamber dalam selang

waktu 5 menit sampai 30 menit, setelah pengambilan sampel

segera diganti dengan 10 ml dapar fosfat.

Tentukan abs dengan cara menggunakan spektrofotometer

g. Kadar zat aktif dalam tablet

Isolasi : Pelarut etanol

λ max : 243 nm

Tablet → gerus → +etanol (sentrifugasi)

Filtrat (Uji dengan spektro) Residu

Page 21: BAB I Kempa Langsung Fitri

21

Kurva kalibrasi vitamin C p.a → Misal dibuat 50 rpm = 500

mg/1000 ml = 50 mg/100 ml

Daftar Pustaka

Chaerunissa, A.Y., dkk. 2009. Farmasetika Dasar. Bandung: Widya Padjadjaran

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi

III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi

IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Page 22: BAB I Kempa Langsung Fitri

22