bab i pendahuluan 1.1 analisis situasi - uhamka
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Ilmu fisika merupakan cabang kajian ilmu yang berlandaskan pada eksperimen.
Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran fisika di sekolah hendaknya dibarengi
dengan kegiatan praktikum. Salah satu tujuan dari kegiatan praktikum adalah agar siswa
mampu menerapkan pola pikir ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah
akan lebih bermakna apabila siswa mampu mengaplikasikan ilmu yang sifatnya logik
abstrak ke dalam pengalaman yang bersifat nyata.
Melalui kegiatan praktikum siswa akan memperoleh pengalaman nyata melalui
pengamatan, penafsiran, serta pengolahan data hasil eksperimen. Untuk dapat melakukan
suatu kegiatan praktikum, tentunya harus diiringi dengan ketersediaan alat peraga yang
mendukung. Salah satu praktikum yang dapat dilakukan oleh siswa dalam mempelajari
Fisika khususnya terkait bahasan elektronika adalah dengan membuat media pembelajaran
“alarm/sensor air penuh”.
Alarm air penuh merupakan salah satu alat peraga yang menggunakan konsep
fisika dengan komponen utamanya berupa transistor dan rangkaian sederhana. Transistor
sebagai salah satu komponen semikonduktor merupakan salah satu bahasan terkait dengan
listrik dan elektromagnetik. Dengan siswa diajarkan pembuatan alat peraga tersebut dapat
memperkuat konsep siswa mengenai ilmu fisika khususnya bahasan mengenai listrik.
Berdasarkan uraian tersebut, maka Kami ingin melakukan pengabdian kemitraan
masyarakat dengan tema “Workshop Pembuatan “Alarm Air Penuh” Berbasis Transistor
NPN Sebagai Media Pembelajaran Fisika Di SMA”. Adapun peserta dalam workshop ini
adalah siswa-siswa peminatan IPA dari SMA Muhammadiyah 23 Jakarta.
1.2 Permasalahan Mitra
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru fisika di SMA Muhammadiyah 23
Jakarta, masalah yang dihadapi dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa belum mampu memahami secara mendalam mengenai prinsip kerja masing-
masing komponen elektonika karena peyampaian materi hanya sebatas ceramah.
2. Tidak tersedianya media yang dapat menunjang pembelajaran fisika khususnya
pada pokok bahasan listrik elektronika.
2
1.3 Solusi Yang Ditawarkan
Mencermati permasalahan tersebut, maka solusi yang ditawarkan adalah melalui
kegiatan:
1. Pelatihan dan Workshop membuat alarm air penuh berbasis transistor NPN.
2. Pendampingan dalam menganalisis hasil uji produk yang telah dibuat.
Demikian tawaran Tim Pengabdian Masyarakat bagi guru fisika dan siswa - siswi
di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta. Adapun peran Tim Pengabdian Masyarakat
UHAMKA adalah memberikan bantuan pembinaan dan pendampingan secara teknis, serta
memfasilitasi guru dan siswa, sehingga guru dan siswa mampu memiliki keterampilan
dalam membuat media pembelajaran.
3
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
Adapun tujuan kegiatan ini adalah :
a. Mensosialisasikan pembelajaran berbasis praktikum
b. Membimbing guru-guru fisika dan siswa – siswa dalam menerapkan pembelajaran
fisika khusus nya rangkaian listrik yang berhubungan dengan praktikum fisika
2.2 Manfaat
Alat Peraga ini dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa dari segi teknis, materi
dalam pembelajaran fisika khusus nya praktikum, Di samping itu juga, melalui kegiatan
ini diharapkan menambah wawasan bagi guru untuk mengajarkan praktikum kepada siswa
memperoleh gambaran tentang bentuk, jenis, percobaan yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
2.3 Target Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dari workshop pembuatan detektor sederhana ini
adalah untuk menghasilkan alarm air penuh berbasis dioda sebagai penunjang dalam
pembelajaran fisika khususnya pada materi elektronika, meningkatkan pemahaman siswa
mengenai prinsip kerja komponen-komponen elektronika dan melatih psikomotor siswa
dalam membuat rangkaian alarm air penuh berbasis dioda.
4
BAB III
METODE DAN MATERI PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksanaan
Metode yang dilaksanakan pada kegiatan pengabdian ini adalah: metode ceramah,
diskusi dan demontrasi atau praktek langsung. Materi ceramah antara lain tentang
komponen-komponen elektronika , prinsip kerja komponen semikonduktor, manfaat
semikonduktor dalam perangkat elektronik dan cara pembuatan alarm air penuh berbasis
dioda. Selanjutnya siswa dibentuk kelompok untuk langsung praktek pembuatan alarm air
penuh dengan didampingi oleh instruktur (mahasiswa). Terakhir dilakukan uji coba
detektor yang telah dibuat dan dievaluasi.
3.2 Langkah-langkah Kegiatan
Metode pelaksaan pelatihan ini diawali dengan pemaparan materi tentang komponen
elektronika; kemudian diikuti dengan demonstrasi dan praktek langsung pembuatan “alarm
air penuh” oleh para peserta. Pelaksanaan praktek ini dilakukan secara berkelompok, di
mana kelompok dibagi menjadi 11, masing-masing kelompok dibagi 4 orang. Pelatihan ini
berlangsung selama 4 jam dengan peserta 44 orang
a. Pemaparan Materi
Materi yang disampaikan adalah Materi ceramah antara lain tentang komponen-
komponen elektronika, prinsip kerja komponen semikonduktor, manfaat
semikonduktor dalam perangkat elektronik dan cara pembuatan alarm air penuh
berbasis transistor. Pemaparan materi ini dilakukan secara ceramah dan dilakukan
tanya jawab kepada peserta workshop. Adanya pemaparan ini diharapkan peserta
dapat mengetahui secara teori komponen elektronika.
b. Pelatihan
Peserta yang sudah mendapatkan pemaparan materi dan tanya jawab, maka
dilanjutkan dengan workshop oleh peserta. Siswa dibentuk kelompok untuk
langsung praktek pembuatan alarm air penuh dengan didampingi oleh instruktur
(mahasiswa). Terakhir dilakukan uji coba detektor yang telah dibuat dan dievaluasi.
5
c. Prosedur kegiatan
Kegiatan pengabdian ini meliputi beberapa tahapan di antaranya : 1. Koordinasi
dengan kepala sekolah yang telah menjadi mitra untuk menentukan hari pelaksanaan
pelatihan serta mendata peserta yang akan ikut, 2. Persiapan workshop, membeli
bahan-bahan yang digunakan selama workshop pembuatan “alarm air penuh”, 3.
Pelaksanaan workshop di sekolah mitra.
3.3 Langkah-langkah pembuatan “alarm air penuh” berbasis transistor NPN
A. Alat dan Bahan
• Supply/baterai 9 volt
• Relay 12 volt
• Buzzer/alarm
• Resistor 1 Kohm
• Resistor 470 ohm / ¼ watt
• Transistor NPN
• Kawat tembaga secukupnya
• 2 buah Segmen seven common positif dua dugit
• Logic circuit trainer
• Kabel seperlunya
• Konektor baterai
• Japit buaya
• Akrilik secukupnya
• Lem power glue
• Solder
• Timah
• Mur dan baut secukupnya
• Bor dengan jarum kecil
• gergaji
B. Prosedur Praktikum
1. Cara membuat tempat komponen dengan akrilik
a. Siapkan akrilik Lembaran secukupnya.
b. Ukurlah akrilik sesuai dengan luasnya pcb atau komponen tersebut.
6
c. Pada praktikum ini kami mengukur dengan panjang 10x10 cm untuk bagian
atas dan bawah, lalu untuk bagian tingginya dan sisi lainnya10x5 cm.
d. Jika sudah duikur,potonglah akrilik dengan gergaji sesuai dengan ukuran
yang ditentukan.
e. Gunakan lem power glue untuk menempelkan akrilik yg sudah di potong
potong, bagian per bagian
f. Jika sudah lubangi akrilik di bagian samping untuk kabel ke permukaan air
dan bagian bawah untuk pcb
g. Gunakan baut dan mur pada pcb agar pcb tidak goyang
h. Alat pun siap digunakan
2. Cara membuat rangkaian segmen seven dua dugit common positif
a. Siapkan alat-alat yg di perlukan seperti : pcb polos, segmen seven, dan
resistor 470 ohm atau ¼ watt sebagai hambatan agar segmen seven tidak
kelebihan daya karna segmen seven tersebut hanya 3 volt sedangkan baterai
yang kita gunakan 9 volt.
b. Berikut ini lay out atau rangkaian segmen seven:
• Segmen seven pertama:
• Segmen seven kedua:
c. Rangkailah pcb polos dengan lay out segmen seven tersebut agar membentuk
kata FULL jika dikenai arus
7
d. Lubangilah pcb yg digunakan untuk kaki kaki segmen seven dan resistor
e. Maka jadilah rangkaian tersebut seperti gambar dibawah ini:
f. Pasang lah segmen seven dan resistor sesuai dengan lubang yang telah
ditentukan
g. Jika sudah buatlah kabel positif dan negatif untuk dihubungkan ke buzzer
alarm
h. Lubangilah pcb untuk mur dan baut dan titempelkan di rangkaian tersebut
i. jika alarm berbunyi saat diberi tegangan lampu LED tersebut akan menyala
dan membentuk kata FULL
8
3. Membuat rangkaian “alarm air penuh” berbasis transistor NPN
a. Susunlah rangkaian seperti pada gambar bawah ini:
b. Buatlah rangkaian untuk segmen seven pada pcb agar ketika segmen seven
terserbut dikenai arus maka akan membentuk kata FULL
9
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1 Kelayakan Perguruan Tinggi
Program Studi Pendidikan Fisika yang berada dalam naungan FKIP UHAMKA
telah mendapat akreditasi B dari BAN PT pada tahun 2014 dengan No 396/SK/BAN-
PT/Akred/s/x/2014. Hal ini menunjukkan bahwa Program Studi Pendidikan Fisika
UHAMKA adalah program studi yang berkualitas yang diakui oleh badan akreditasi
perguruan tinggi di Indonesia. Tim pelaksana menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini mendapat dukungan penuh dari lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan
Masyarakat (LPPM) UHAMKA. Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan salah
satu usaha dalam mewujudkan salah satu Catur Darma Perguruan Tinggi yang bernilai
sebagai gerakan penyumbang ilmu dan nilai-nilai akademik kepada masyarakat.
4.2 Kualifikasi Tim Pelaksana
Kegiatan workshop pembuatan alarm air penuh berbasis dioda sebagai media
pembelajaran fisika di SMA, tim pelaksananya terdiri dari 2 orang dosen Program Studi
Pendidikan Fisika UHAMKA yang bertindak sebagai ketua pelaksana dan satu anggota
pelaksana. Tim pelaksana merupakan lulusan Fisika Pendidikan yang mengampu mata
kuliah Fisika Matematika dan Elektronika Program Studi Pendidikan Fisika yaitu Dra.
Imas Ratna Ermawati, M.Pd dan Hendrik Seputra, M.Si. Dengan latar belakang pendidikan
dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh tim pelaksana bisa digunakan sebagai jaminan
bahwa tim pelaksana layak untuk melakukan pengabdian masyarakat ini karena sudah
sesuai dengan bidang keahliannya.
10
BAB V
HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI
4.1 Hasil Yang Dicapai
Kegiatan pelatihan ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 23 Jakarta pada hari
Kamis 21 Februari 2019. Peserta dalam pelatihan ini adalah guru dan siswa SMA yang
berjumlah 45 siswa. Teknik yang digunakan dalam menyampaikan materi pelatihan
adalah pelatihan pembuatan alat peraga. Teknik yang digunakan dalam menyampaikan
materi pelatihan adalah pelatihan pembuatan alat peraga dan langsung diperaga kan
berikut modul
Kegiatan P2M dari Unit Lembaga Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat
(LPPM) UHAMKA mengambil tema " PEMBUATAN “ALARM AIR PENUH”
BERBASIS TRANSISTOR NPN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DI
SMA MUHAMMADIYAH 23 JAKARTA” mendapat tanggapan yang positif dari guru
bidang Fisika dan sisiwa - siswi di SMA Muhammadiyah khususnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam
mengaplikasikan materi pelajaran fisika dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan bagi
siswa bidang studi dapat dijadikan media pembelajaran fisika khususnya rangkaian listrik.
Pada awal kegiatan pelatihan ini, peserta terlebih dahulu di berikan pembekalan tentang
tata cara menggunakan pembuatan alat yang disampaikan oleh pemateri dan didampingi
oleh TIM, kemudian setelah pembekalan peserta melakukan latihan pembuatan alat peraga.
Workshop ini di dampingi oleh para panitia (mahasiswa) yang terlebih dahulu diberikan
pemahaman tentang alat peraga.
4.2 Luaran Yang Di Capai
Adapun luaran yang diharapkan dari workshop pembuatan detektor sederhana ini
adalah untuk menghasilkan alarm air penuh berbasis dioda sebagai penunjang dalam
pembelajaran fisika khususnya pada materi elektronika, meningkatkan pemahaman siswa
mengenai prinsip kerja komponen-komponen elektronika dan melatih psikomotor siswa
dalam membuat rangkaian alarm air penuh berbasis dioda.
11
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena alam disekitar kita
dalam skala makro maupun mikro. Pelajaran fisika sering dianggap suatu mata pelajaran
yang sulit dan membosankan oleh siswa - siswi disekolah menenggah atas. Seorang guru
fisika dituntun untuk dapat mencipkatan media pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan. Dengan media pembelajaran yang menarik secara tidak langsung akan
dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar.
6.2 Saran
Kegiatan latihan ini diharapkan dapat dilakukan secara rutin. Ini bertujuan agar
semua siswa - siswi dapat menikmati kegiatan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Albert Paul Malvino. 1992. Prinsip-Prinsip Elektronika. Edisi Ketiga Jilid 1 terjemahan
Prof.M.Barmawi, Ph.D. Jakarta: Erlangga
Brophy. JJ. 1972. Basic Electronics For Scientist. 2nd Ed.,McGraw-Hill Kogakusha Ltd.,
Tokyo.
Paul B. Zbar, Albert P. Malvino, Michael A. Miller. 1994. A text-lab Manual. 7th Ed,
Glencoe, Macmillan/McGraw-Hill. New York.
Millman J.. 1979. Microelectronics : Digital and Analog Circuit and Systems. pg, xvii-
xxvii, Internstional Student Edition. McGraw-Hill Book Colpany. New York.
Sutanto. 2006. Rangkaian Elektronika. Jakarta: UI-Press.
Tim Dosen Pendidikan Fisika FKIP-UHAMKA. 2016. Buku Penuntun Praktikum
Elektronika Dasar. Jakarta.
13
LAMPIRAN
14
LAMPIRAN 1.
Justifikasi Anggaran
No. Aktifitas Jumlah
(Rp)
1.
Honorarium :
a. Ketua Tim Pelaksana
b. Anggota 1 (Dosen)
c. Mahasiswa 4 orang
Rp. 1.000.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 800.000,-
TOTAL 1 Rp. 2.550.000,-
2.
Bahan Habis Pakai
a. ATK
b. Pembuatan sertifikat
c. Spanduk dan Plankat
Rp. 500.000.-
Rp. 200.000,-
Rp. 1. 000.000,-
TOTAL 2 Rp. 1. 700.000,-
3.
Alat dan Bahan
Supply/baterai 9 volt,Relay 12
volt,Buzzer/alarm,Resistor 1 Kohm,
Resistor 470 ohm / ¼ watt,Transistor
NPN ,Kawat tembaga secukupnya,2
buah Segmen seven common positif dua
dugit,Logic circuit trainer,Kabel
seperlunya,Konektor baterai ,Japit
buaya,Akrilik secukupnya,Lem power
glue,Solder,Timah,Mur dan baut
secukupnya,Bor dengan jarum kecil
Rp 576.500,-
TOTAL 3 Rp. 576.500,-
4.
Biaya Perjalanan:
a. Transportasi lokal TIM
b. Transportasi lokal anggota tim dan
Tenaga Administrasi
Rp. 500.000,-
Rp. 500.000,-
TOTAL 4 Rp. 1.000.000,-
5.
Administrasi, publikasi dan laporan:
a. Penyusunan laporan
Rp. 1.000.000,-
TOTAL 5 Rp. 1.000.000,-
6 Cindera Mata Kepala Sekolah Rp. 700.000,-
TOTAL: 1+2+3+4+5 Rp. 7.526.500,-
15
Lampiran 2
Biodata Ketua Dan Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
16
17
18
19
Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Hendrik Seputra, M.Si
2. Tempat tgl Lahir : Madiun, 6 September 1991
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Bidang Keahlian : Pendidikan Fisika
5. Kantor/unit kerja : FKIP / Pendidikan Fisika UHAMKA
6. Alamat kantor : Jl Tanah Merdeka Jak-Tim
7. Telepon : -
8. Alamat Rumah :
9. No Hp : 087779204100
10. Email :
11.Riwayat Pendidikan :
No Jenjang Tahun
Lulus Asal PT Prodi/Jurusan
Bidang
Keahlian
(peminatan)
1 S.1/D4/Profesi 2013 UHAMKA Pend. Fisika Pend. Fisika
2 S.2/Sp-1 2018 Universitas
Indonesia
Fisika Fisika
3 S.3/Sp-2 --- --- --- ---
4 Lainnya --- --- --- ---
Demikian biodata ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 11 Oktober 2018
Hendrik Seputra, M.Si
20
Lampiran 3.
Gambaran IPTEK yang akan dilaksanakan kepada mitra
“Alarm Air penuh” adalah suatu alat peraga pembelajaran pada ilmu fisika khususnya
listrik dan elektronika. Unit ini akan mengeluarkan suara buzzer peringatan yg keras.
Rangkaian bisa menggunakan sembarang baterai AAA x 3 Baterai 9 Volt Kotak atau yg
lebih kecil lagi baterai yg biasa dipakai pada remote mobil 12 Volt. Rangkaian hanya
mengkonsumsi arus sebesar 15mA saat beroperasi dan 1uA atau diabaikan dalam keadaan
standby.
Transistor yang akan dibahas adalah transistor jenis BJT (Bias Junction Transistor).
Transistor BJT pertama kali dibuat oleh William Bradford Schockley, John Bardeen dan
Walter Houser Brattain pada tahun 1951 atas penemuannya ini ketiga Ilmuan ini
dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 1956 dalam bidang fisika. Penemuan transistor
membawa perubahan yang ekstrim dalam dunia khususnya bidang elektronika. Jika dulu
sebelum ada transistor peralatan elektronika dibuat masih menggunakan tabung hampa
yang memiliki ukuran yang besar dan membutuhkan daya listrik yang tinggi untuk
pengoperasiannya, namun setelah ditemukannya transistor, peralatan elektronika dapat
dibuat menjadi lebih kecil, handal dan tidak membutuhkan daya yang besar untuk
pengoperasiaanya. Penemuan transistor membawa perubahan besar dalam industri
elektronika dan membuka gerbang menuju dunia moderen hingga saat ini. Dari awal mula
transistor dibuat hingga saat ini ada 2 golongan besar transistor yaitu :
1. Transistor tegangan bias (Bias Junction Transistor (BJT))
2. Transistor efek medan (FET = Field Effect Transistor)
Namun dipasaran transistor jenis BJT paling banyak digunakan. Transistor efek medan
lebih banyak digunakan pada peralatan yang membutuhkan kecepatan kerja yang tinggi.
Bias Junction Transistor (BJT)
Transistor BJT sering disebut transistor saja, transistor berdasarkan susunan semikonduktor
pembentuknya dapat dibagi menjadi 2 tipe transistor yaitu : tipe PNP (Positif – Negatif –
Positif) dan Tipe NPN (Negatif – Positif – Negatif ). Gambar 1 berikut ini menunjukan
perbedaan simbol transistor NPN dan Transistor PNP.
21
Gambar 2.1
perbedaan simbol dan semikonduktor penyusun transistor NPN dan PNP
Kaki emitor (e) adalah kaki yang memiliki tanda anak panah. Kaki basis (b) adalah kaki
tengah pada simbol dan sisanya kaki kolektor (c). Transistor terbuat dari gabungan 3 jenis
semikonduktor. Untuk transistor NPN tersusun oleh semikonduktor tipe P yang diapit oleh
2 buah semikonduktor tipe N, sedangkan transistor PNP terbuat dari semikonduktor tipe N
yang diapit oleh 2 buah semikonduktor tipe P seperti pada gambar 2.1. Kedua tipe
transistor ini dapat disamakan dengan gabungan 2 buah dioda seperti pada gambar 2.2
berikut ini.
Gambar 2.2
gabungan 2 buah diode dapat digunakan untuk menjelaskan transistor
22
Transistor mempunyai 3 kaki yaitu kaki emitor, kaki kolektor dan kaki basis, artinya di
dalam transistor juga terdapat 3 buah area yaitu area emitor, area kolektor dan area basis.
Gambar 2.3 menunjukan 3 area yang terdapat di dalam transistor.
Gambar 2.3
sketsa konstruksi transistor NPN
Gambar 2.3 menunjukan sketsa konstruksi transistor NPN. Terlihat lapisan tipis
semikonduktor tipe P yang diapit oleh 2 semikonduktor tipe N. Semikonduktor tipe N yang
lebih kecil akan menjadi daerah emitor. Pada semikonduktor tipe N yang menjadi daerah
emitor ini disisipkan lebih banyak logam pengotor dibandingkan dengan semokonduktor
tipe N yang menjadi daerah kolektor, sehingga pada daerah emitor lebih banyak terdapat
elektron bebas dibandingkan dengan daerah kolektor, walaupun kedua daerah ini dibuat
dari bahan yang sama yaitu semikonduktor tipe N. Semokonduktor tipe P yang menjadi
daerah basis dibuat tipis dan banyak mengandung muatan positif (lubang). Untuk
menjelaskan cara kerja transistor ketiga daerah ini dapat digambar seperti pada gambar 4
berikut ini.
23
Gambar 2.4 sketsa 3 daerah pada transistor
Bila 2 semikonduktor yang berbeda misalnya tipe N dan tipe P disambung, maka pada
bagian sambungan akan timbul lapisan penyangga atau lebih tepat disebut depletion layer.
Pada transistor karena dibuat dari sambungan 3 jenis semikondutor, maka terdapat 2
lapisan penyangga (depletion layer) yaitu antara sambungan daerah emitor dengan basis
dan sambungan antara basis dengan kolektor. Kondisi ini dapat digambar seperti pada
gambar 4. Karena daerah emitor memiliki elektron bebas lebih banyak, maka tebal lapisan
deplesi antara sambungan emitor-basis akan lebih tebal dibandingkan dengan sambungan
basis kolektor. Besar tegangan untuk melewati lapisan penyangga ini adalah 0,7 V untuk
semikonduktor dari bahan silikon dan 0,3 V untuk semikonduktor dari bahan germanium.
Tegangan ini identik dengan tegangan Knee (Vknee) pada dioda.
Transistor tipe BJT baru akan bisa bekerja jika kaki-kakinya diberi tegangan bias. Ada
banyak metode yang dapat digunakan untuk memberi tegangan bias dan masing-masing
metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Pada pokok bahasan ini
akan dibahas proses pemberian tegangan bias pada kaki basis atau disebut bias basis.
Gambar berikut ini menunjukan rangkaian pemberi tegangan bias pada transistor NPN.
Gambar 2.5 transistor NPN yang diberi tegangan bias basis
24
Pada gambar 2.5, saat tidak ada tegangan bias pada kaki basis, maka arus basis (ib) tidak
mengalir ke transistor akibatnya transistor dalam posisi OFF atau tidak ada arus listrik
yang mengalir pada transistor. Ini terjadi karena kaki kolektor diberi tegangan balik
(backward voltage) dari tegangan sumber (VCC). Akibat tegangan balik ini zone deplesi
pada sambung kolektor-basis menjadi semakin tebal.
Gambar 2.6 ketika arus basis mengalir melalui basis
Ketika kaki basis diberi tegangan bias maju (tegangan +), maka kaki basis – emitor yang
merupakan sebuah dioda mendapat tegangan maju (forward voltage), akibatnya elektron
bebas yang banyak terdapat di daerah emitor akan bergerak ke basis, zona deplesi antara
sambungan basis-emitor hilang. Karena jumlah elektron bebas pada daerah emitor lebih
banyak dari pada jumlah elektron bebas pada daerah kolektor, maka daerah kolektor akan
bersifat lebih positif dibandingkan dengan daerah emitor. Selain itu pada daerah kolektor
terhubung langsung ke tegangan + sumber (VCC), yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan tegangan bias basis, maka elektron – elektron bebas dari daerah emitor sebagian
besar akan mengalir ke tegangan + sumber melewati daerah kolektor dan sebagian kecil
akan mengalir ke tegangan + bias basis.
Pada saat elektron ini mengalir, maka akan mengalir arus listrik yang besarnya sama
dengan arus elektron tetapi arahnya berlawanan dengan arus elektron. Jika arus elektron
mengalir melalui emitor ke kolektor, maka arus listrik akan mengalir dari kolektor ke
emitor. Arus listrik yang mengalir dari tegangan sumber ke kaki kolektor disebut arus
listrik kolektor (iC) dan arus listrik yang mengalir dari kaki emitor menuju ke ground
disebut arus listrik emitor (i¬E). Arus listrik yang mengalir masuk ke kaki basis akan
menuju ke kaki emitor, karena potensial listrik di kaki kolektor lebih tinggi dibandingkan
25
dengan potensial listrik di kaki basis, maka arus listrik akan mengalir ke kaki emitor yang
memiliki potensial listrik paling rendah seperti pada gambar 7 berikut ini.
Gambar 2.7 transistor NPN aktif dan mengalirkan arus dari kolektor ke
emitorKesetimbangan arus listrik yang mengalir melewati transistor ini dapat ditulis secara
matematis sebagai berikut :
ie = ib + ic
26
Lampiran 4.
Peta Lokasi Wilayah Mitra
Peta Lokasi SMA Muhammadiyah 23 Jakarta
27
Lampiran 5
Foto kegiatan
28
29