bab i pendahuluan 1.1 latar belakang -...

17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai agama, etnis, dan budaya yang berbeda. Perbedaan itu juga termasuk perbedaan pikiran dan pandangan politik di dalam demokrasi yang sedang berkembang di Indonesia. Karena perbedaan itu, usaha untuk melawan diskriminasi sangat penting supaya semua warga negara Indonesia boleh berekspresi dan berpartisipasi dalam urusan negara tanpa perkecualian. Akan tetapi, karena masyarakat Indonesia beranekaragam, definisi diskriminasi dan jalan mengatasinya dapat diinterpretasikan secara luas. Pada dasarnya diskriminasi merupakan masalah sosial yang mengakibatkan pola relasi, interaksi dan komunikasi manusia menjadi terganggu. Perilaku diskriminatif ini sering kali tidak disadari oleh subjek atau orang yang menerima perlakuan diskriminasi tersebut dan oleh yang memperlakukan tindakan diskriminasi tersebut. Praktek diskriminasi merupakan tindakan diskriminasi merupakan tindakan yang mengkucilkan warga Negara untuk mendapatkan hak dan pelayanan kepada masyarakat dengan didasarkan warna kulit, golongan, suku, etnis, agama, bangsa, jenis kelamin dan sebagainya ( Liliweri, 2005;218 ). 1 Diskriminasi pada dasarnya adalah penolakan atas HAM dan kebebasan dasar. Dalam Pasal 1 butir 3 UU No. 39/1998 tentang HAM disebutkan pengertian diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar 1 Setiadi, dkk.2009.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar..Jakarta:Kencana.hal 27

Upload: vohanh

Post on 06-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai

agama, etnis, dan budaya yang berbeda. Perbedaan itu juga termasuk perbedaan

pikiran dan pandangan politik di dalam demokrasi yang sedang berkembang di

Indonesia. Karena perbedaan itu, usaha untuk melawan diskriminasi sangat

penting supaya semua warga negara Indonesia boleh berekspresi dan

berpartisipasi dalam urusan negara tanpa perkecualian. Akan tetapi, karena

masyarakat Indonesia beranekaragam, definisi diskriminasi dan jalan

mengatasinya dapat diinterpretasikan secara luas.

Pada dasarnya diskriminasi merupakan masalah sosial yang

mengakibatkan pola relasi, interaksi dan komunikasi manusia menjadi terganggu.

Perilaku diskriminatif ini sering kali tidak disadari oleh subjek atau orang yang

menerima perlakuan diskriminasi tersebut dan oleh yang memperlakukan tindakan

diskriminasi tersebut. Praktek diskriminasi merupakan tindakan diskriminasi

merupakan tindakan yang mengkucilkan warga Negara untuk mendapatkan hak

dan pelayanan kepada masyarakat dengan didasarkan warna kulit, golongan, suku,

etnis, agama, bangsa, jenis kelamin dan sebagainya ( Liliweri, 2005;218 ).1

Diskriminasi pada dasarnya adalah penolakan atas HAM dan kebebasan

dasar. Dalam Pasal 1 butir 3 UU No. 39/1998 tentang HAM disebutkan pengertian

diskriminasi adalah “setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang

langsung ataupun tak langsung didasarkan pada perbedaan manusia atas dasar

1 Setiadi, dkk.2009.Ilmu Sosial dan Budaya Dasar..Jakarta:Kencana.hal 27

2

agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis

kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan

atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM dan kebebasan

dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik,

ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan sosial lainnya”.2 Adapun

pendapat lain dari Theodorson dalam Danandjaja( 2003 :2 ) mengatakan bahwa

yang di maksud dengan diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang

terhadap perseorang, kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat

kategorikal, atau keanggotaan kelas – kelas social.3

Dari devinisi - devinisi tersebut menggambar bahwa suatu tindakan

masyarakat mayoritas terhadap masyarakat minoritas yang mengarahkan pada

penindasan atau membatasi hak asasi sebagai manusia dan hal ini bisa terjadi

dalam berbagai bentuk dalam setiap aspek kehidupan.

Diskriminasi ini tidak hanya terjadi pada peseorangan, namun diskriminasi

ini juga terjadi pada kelompok – kelompok masyarakat,baik itu dari kelompok

masyarakat mekanik ataupun masyarakat organik. Seperti halnya terjadi pada

masyarakat Indonesia pada saat ini.

Indonesia sering kali di identitaskan dengan keberadaan masyarakat yang

majemuk, baik dalam bentuk suku, budaya dan agama. Bhinneka Tunggal Ika,

demikian slogan yang dicengkeram oleh Garuda, burung lambang negara kesatuan

Republik Indonesia. Dengan kondisi seperti inilah maka prilaku diskriminasi

masih sering terjadi di Indonesia.

2 https:// www.bambang rustanto DISKRIMINASI.htm di akses 5 desember 2014

3 https:// www.Diskriminasi terhadap minoritas - james danandjaja.htm di akses 22 Februari 2015

3

Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia sendiri diskriminasi sudah tidak

lazim karena hal ini sudah terkontaminasi secara turun temurun tampa disadari

oleh masyarakat Indonesia yang sejatinya melanggar hak setiap manusia yang

dicatungkan dalam UUD 1945 Pasal 28I ayat (2) “Setiap orang berhak bebas dari

perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak

mendapatkan perlindungan terhadap perlakukan diskrimiatif itu”.

Adapun beberapa faktor terjadinya praktek diskriminasi adalah:

a. Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan.

b. Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang

dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.

c. Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan

membuat mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Dari beberapa faktor yang telah di ungkapakan mengakibatkan diskriminasi

terjadi dalam semua aspek kehidupan manusia.

Macam – macam diskriminasi dalam keragaman masyarakat antara lain

diskriminasi terhadap:

Suku,bangsa, ras dan gender

Agama dan keyakinan

Ideologi dan politik

Adat dan Kesopanan

Kesenjangan ekonomi

Kesenjangan sosial

4

A. Langkah - Langkah Kebijakan dan Hasil - Hasil yang Dicapai

Beberapa ketentuan yang merupakan suatu upaya untuk menghapuskan

tindakan diskriminasi, antara lain sebagai berikut :4

1. Diskriminasi terhadap perempuan perlu mendapatkan perhatian yang lebih

mengingat khusus diskriminasi terhadap perempuan itu, Indonesia telah

meratifikasi CEDAW dengan UU No. 7 tahun 1984,

2. Masih adanya pembedaan penggolongan dalam pencatatan sipil,

khususnya bagi orang keturunan Cina, walaupun dalam akta kelahiran

telah dicantumkan warga negara Indonesia, masih diperlukan penegasan

kembali dengan surat bukti kewarganegaraan RI (SBKRI). Walaupun telah

ada Keputusan Presiden tentang tidak diperlukannya SBKRI, dalam

praktiknya hal tersebut masih saja terjadi.

3. Dengan diundangkannya UU No. 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, diharapkan agar aparat

atau lembaga yang terkait dengan pelayanan, penempatan, dan pelindungan

bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) dapat memberikan pelindungan dan

pemenuhan HAM bagi buruh pekerja migran di luar negeri.

4. Langkah positif dalam upaya pelindungan buruh migran adalah telah

ditandatanganinya Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU)

antara Indonesia dan Malaysia. Penandatanganan itu mempunyai arti penting

bagi upaya pelindungan migran Indonesia di Malaysia mengingat 90 persen

buruh migran di Malaysia berasal dari Indonesia.

4 http://www.idlislamlib.com/CATATAN/ashghar3.html.2003 Islam and Human Rights. Di akses

19 Desember 2014

5

Masalah minoritas adalah masalah masyarakat yang umum dan menjadi

fenomena universal dengan sumber perbedaannya pada, ras, bahasa, agama

budaya, Negara asal, pekerjaan, pendapatan, kebiasaan dan sebagainya.Hubungan

antara kaum mayoritas-minoritas sering menimbulkan konflik social yang di tandai

oleh sikap subyektif berupa prasangka dan tingkahlaku yang tidak bersahabat.Ada

sikap dari pengaruh rasial yaitu kaum mayoritas mengklaim adanya superior secara

bilogi karena anggapan tentang nilai – nilai dari kaum minoritas. Dan adanya sikap

hegemoni budaya, etnis dan kebiasaan dari kaum mayoritas kepada kaum

minoritas.

Diantaranya prilaku diskriminasi yang terjadi seluruh dunia sepeti halnya

dasar apartheid yang pernah diamalkan di Afrika Selatan, enam juta Yahudi

Eropa dibunuh oleh Nazi pada tahun 1940-an, dengan kedok “memurnikan” ras

Eropa, lebih dari satu juta orang Amerika yang tinggal di Turki di bantai oleh

orang Turki pada awal abad 20, demikian juga ribuan orang Arab di Zanzibar

yang menginginkan kebebasan ( Sears, 1994, 146 ). Dalam keadaan yang lebih

melampau pula, diskriminasi boleh membawa kepada tindakan langsung dan

keganasan terhadap kumpulan sasaran, di Indonesia sendiripun terjadi banyak

kasus diskriminatif salah satunya pada masyarakat etnis thionghoa di Jakarta pada

masa orde baru termasuk Koran – Koran yang behasa cina, perilaku diskriminasi

lainnya terjadi pada bentuk keyakinan / agama terjadi pada masyarakat Kristen di

solo sejak tahun 1770-an, banyak di antaranya menimbulkan korban jiwa ( Sarlito,

2006 ), antara etnis Cina dengan etnis Bugis - Makassar yang berujung pada

knflik kekerasan, kerusuhan antara Etnis Dayak dan etnis Madur, Kerusuhan

6

antar etnis Jawa dan etnis Cina dan Kerusuhan antar umat beragama di Maluku

misalnya, dan masih banyak lagi pilaku diskriminasi yang di lakukan oleh

kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas di Indonesia.

Satu lagi proses diskriminasi yang terjadi yang mungkin tidak disadari oleh

berbagai kalangan, tepatnya pada lokai transmigrasi Desa Oi Saro Kabupaten

Bima, Nusa Tenggara Barat. Transmigrasi adalah bagian dari strategi

pembangunan dengan untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk

maka pemerintah pada masa orde baru mengeluarkan kebijakan transmigrasi yang

sampai saat ini di berlakukan salah satunya di provinsi NTB kabupaten Bima. Di

Lokasi Desa Oi Saro Kecematan Sanggar Kabupaten Bima inilah merupakan

lokasi transmigrasi yang di tetapkan oleh pemerintah pusat yang berlatar

belakang konflik.

Pada tahun 1996 pemerintah merintis Lokasi transmigrasi di Desa Piong

Kecematan Sanggar Kabupaten Bima pada waktu itu, kemudian berkembang pada

tahun 2007 sebagai desa pemekaran menjadi Desa Oi Saro dengan berbagai

bentuk diskriminasi seperti adanya penekanan konflik pada tahap pemilihan

kepala Desa yang mengatakan, adanya perebutan jatah lokasi hunian di area depan

jalan raya, dan pembagian jatah lahar garapan masyarakat transmigrasi mengingat

pada waktu itu lahan yang berperan sebagai pelaksana adalah Camat Sanggar,

Kepala Desa Piong, dan Tokoh masyarakat Desa Piong, dengan total jumlah

kepala keluarga sebanyak 337 jiwa dan 145 KK dengan Pembagian 3 Blok hunian

yaitu Blok A ( dusun Saro ), Blok B (dusun Manda ), dan Blok C ( dusun Pandan

Wangi ). Setiap kepala keluarga diberikan jatah 1 rumah semi permanen, 2 hektar

7

tanah dan tambahan 1 ekor sapi dan sampai pada bulan 10 September 2014 hanya

tersisa 856 jiwa dengan jumlah 301 KK,5 adapun bentuk lain dari diskriminasi di

lokasi transmigrasi desa Oi Saro kecematan Sanggar yakni : adanya penekanan

konflik terhadap masyarakat etnis local terhadap masyarakat pendatang yang

menjadi hunian lokasi transmigrasi terhadap pemelihan kepala desa dengan

penyebaran isu yang mengatakan rumah hunian dari setiap pendatang yakni etnis

lombok akan dibakar, danpada jajaran struktural desa pun di dominasi oleh

masyarakat lokal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Bentuk dari diskrimisi di Desa oi Saro Kecamatan Sanggar

Kabupaten Bima ?

2. Apa penyebab dari prilaku diskriminasi yang di lakukan oleh etnis

lokal ?

1.3 Solusi

1. Adanya bentuk kontrol baik dari pemerintahan daerah maupun wilayah

( Pemerintah Kecamatan Sanggar) sebagai bentuk dari pengawasan

program Transmigrasi.

2. Kebijakan merekonstruksi kembali terkait dengan masyarakat

penghuni lokasi Transmigrasi di Desa Oi Saro Kecematan Sanggar )

5 Data kependudukan desa oi saro 10 september 2014. Di akses 7 desember 2014

8

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian secara umum adalah untuk menemukan,

untuk mengembangkan, maupun koreksi terhadap atau menguji kebenaran ilmu

pengetahuan yang telah ada.6 Akan tetapi secara spesifik penelitan ini bertujuan

untuk.

a. Mengidentifikasi masalah diskriminasi masyarakat pendatang yang

menghuni lokasi transmigrasi di Desa Oi saro Kecamatan Sanggar

Kabupaten Bima.

b. Mengetahui penyebab dari prilaku diskriminatif yang di lakukan

masyarakat local terhadap masyarakat pendatang yang menghuni lokasi

transmigrasi.

1.4.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

1. Memperkaya kajian Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

ilmu kesejateraan social.

2. Sebagai refrensi kajian ilmu Sosial Politik yang berkaitan dengan

realita diskriminasi etnis di Indonesia.

b. Manfaat praktis

1. Menjawab permasalahan jumlah penghuni lokasi transmigrasi di

Desa Oi saro yang semakin menurun.

6 Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian. Malang. UIN-MALIKI PRESS.. 2010. Hal: 9

9

2. Sebagai bahan pertimbangan pemerintahan pusat dan daerah

terkait dengan penempatan lokasi transmigrasi di Indonesia.

3. Sebagai persyaratan untuk memperoleh status sarjana Ilmu

kesejahteraan Sosial.

1.5 Definisi Konseptual

Devinisi Konseptual dalam penelitian ini nadalah menekankan pada

permasalahan yang diangkat peneliti, dengan mengemukakan pandangan umum

atau pemahaman suatu konsep Diskriminasi Etnis. Untuk mempertegas kajian ini,

maka perlu kiranya memberikan satu persatu pengertian tentang judul :

1.5.1 Diskriminasi

Diskriminasi adalah aksi negative terhadap kelompok yang

menjadi sasaran prasangka. Diskriminasi berhubungan dengan prangka

karna seperti yang telah saya katakana pada bagian sebelumnya bahwa

prasangka dapat menimbulkan tingkah laku negative kepada orang

mendapat prasangka negative itu,wujud tingkah laku negative.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu

tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang

diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian

yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena

kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.

Diskriminasi juga berarti merujuk kepada pelayanan yang tidak

adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan

karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi

10

merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat

manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk

membeda-bedakan yang lain.

Diskriminasi berasal dari bahasa inggris yakni discrimination

yang artinya „perbedaan perlakuan‟. Dalam bahasa Arab disebut dengan

„tafriq‟ dan merupakan sifat tercela yang harus dihapuskan, apa lagi di

Negara yang menganut sistem demokrasi. Menurut Kamus Bahasa

Indonesia karangan Purwodarminto, diskriminasi artinya adalah

perbedaan perlakuan terhadap sesama warga Negara berdasarkan warna

kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya. Istilah

diskriminasi kemudian meluas maknanya kepada segala bentuk

pembedaan atas warga negara atas dasar suku bangsa dan ras antar negara

(SARA).

1.5.2 ETNIS

Menurut bahasa Kata etnik (ethnic) berasal dari bahasa Yunani

“ethnos” , yang merujuk pada pengertian bangsa atau orang. Acap kali

ethnos diartikan sebagai setiap kelompok sosial yang ditentukan oleh ras,

adat istiadat, bahasa, nilai, dan norma budaya dan lain-lain, yang pada

gilirannya mengindikasikan adanya kenyataan kelompok yang minoritas

dan mayoritas dalam suatu masyarakat. Misalnya kita menyebutkan

Eurocentric untuk menerangkan kebudayaan yang terpusat pada

mayoritas etnik dan ras dari orang-orang Eropa; Chinacentric utnuk

menyebutkan kebudayaan yang beroriantasi pada Cina; Jawacentric

11

utnuk menjelaskan kebudayaan yang berorientasi pada Jawa, dan lain-

lain. Jadi, istilah etnik mengacu pada suatu kelompok yang sangat fanatik

dengan ideologi kelompoknya, tidak mau tahu ideologi kelompok lain.

Dalam perkembangannya makna ethnos berubah menjadi etnichos, yang

secara harafiah digunakan untuk menerangkan keberadaan sekelompok

“penyembah berhala” atau orang kafir yang hanya berurusan dengan

kelompoknya sendiri tanpa peduli kelompok lain.7

Fredrick Barth Etnis adalah himpunan manusia karena kesamaan

ras, agama, asal-usul bangsa ataupun kombinasi dari kategori tersebut

yang terikat pada sistem nilai budaya.sedangkan menurut Hassan Shadily

MA etnis atau suku bangsa adalah segolongan rakyat yang masih

dianggap mempunyai hubungan biologis.

Disisi lain Ensiklopedi Indonesia berpandangan Etnis berarti

kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti

atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan

sebagainya. Anggota - anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan

dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak),

sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi. Etnik sebagai satu kelompok

manusia yang mempunyai ikatan kebudayaan yang banyak persamaan

seperti persamaan agama, ras, mahupun asal usulnya. Kumpulan etnik yang

sama berkongsi adat, bahasa, pakaian tradisional, makanan dan mempunyai

hubungan sosial sesama mereka. Perkongsian nilai telah menghasilkan

7 https:/ / www _ GabrieLLa Erika Nishikawa.htm di akses 5 Desember 2014

12

identiti etnik tertentu yang secara tidak langsung membahagikan masyarakat

dengan kumpulan etnik yang berbeza. Etnik juga didefinisikan sebagai:

“An ethnic group is defined as a collectivity within a larger society

having real or putative common ancestry, memories of a shared

historical past, and cultural focus on one or more symbolic elements

defined as the epitome of their peoplehood. Examples of such

symbolic elements are: kinship patterns, physical contiguity,

religious affiliation, language or dialect “8

"Sebuah kelompok etnis didefinisikan sebagai kolektivitas dalam

masyarakat yang lebih besar memiliki keturunan nyata atau diduga

umum, kenangan masa lalu sejarah bersama, dan fokus budaya pada

satu atau lebih elemen simbolis didefinisikan sebagai lambang

peoplehood mereka. Contoh unsur simbolik tersebut: pola

kekerabatan, kedekatan fisik, agama, bahasa atau dialek "

1.6 Motode Penelitian

Metode penelitian adalah serangkaian prosedur berupa cara yang

digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Sehingga, dalam

keberlanjutanya menjadi satu kesatuan yang utuh dan konsisten antara metode

yang digunakan dengan tekhnik-tehknik operasional dalam pengumpulan data,

instrument penelitian, dan dalam hal analisis data.

Untuk itu, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Utamanya adalah metode diskriptif, yang bisa dipahami sebagai

serangkaian prosedur yang digunakan dalam upaya pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan obyek penelitian/ atau subyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, nilai-nilai, dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.9

8 http://www.slideshare.net/firdauskhalid96/konsep-konsep-asas-hubungan-etnik di akses 5

desember 2014 9 Syafri‟e YH, Yana. 2002. Proses Politik Terbentuknya Propinsi Banten. Skripsi tidak Diterbitkan.

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Halaman: 32

13

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam karya ilmiah ini sesuai dengan permasalahan

yang peneliti ketengahkan adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif,

dikutip dari pendapat Abercrombie, Hill, Turner menjelaskan penelitian

kualitatif merupakan suatu penelitian yang dicirikan oleh tujuan penelitian

yang ingin memahami gejala-gejala yang tidak memerlukan kuantifikasi

atau gejala-gejala yang tidak memungkinkan untuk diukur secara tepat

atau kuantitatif.10

Sedangkan menurut Meleog penelitian kualitatif adalah

penelitian yang tidak mengadakan perhitungan, dalam penelitian sosiologi

ataupun antropologi sifat dan tujuan dari penelitian dapat menentukan

pendekatan kualitatif.

1.6.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti akan

mengungkapkan keadaan yang sebenarnya untuk mendapatkan data-data

dan informasi dari objek yang diteliti. Adapun lokasi penelitian yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkup Transmigrasi Desa Oi Saro

Kecematan Sanggar Kabupaten Bima.

1.6.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan hal penting dalam suatu penelitian

.subyek dapat memberikan informasi, gambaran, dan data-data secara

tepat dan benar sekaligus menjadi obyek penelitian. Yang menjadi subyek

dalam penelitian ini adalah:

10

Abercrombie, Hill, dan Turner dalam Wisadirana (2005, h.11),

14

- Kepala Kesbanglinmas Kabupaten Bima

- Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima

- Camat Sanggar

- Kepala Desa Oi saro

- Tokoh Masyarakat, yakni masyarakat lombok dan Tokoh

Masyarakat Lokal sebagai penghuni Lokasi Transmigrasi

1.7 Tehnik Pengumpulan Data

Sebagai instrumen pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a) Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis yang langsung

terhadap gejala-gejala dan peristiwa yang diteliti11

.Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan metode observasi partisipatoris yaitu

peneliti ikut berpartisipasi atau terlibat langsung dalam diskriminasi

yang di teliti.

b) Interview atau Wawancara

Interview atau wawancara dapat diartikan sebagai tanya jawab

lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Menurut Muslimin

(2002: 52) wawancara berfungsi sebagai:

- Deskripsi: informasi yang diperoleh dari wawancara bermanfaat

dalam menetapkan pemahaman ke dalam lingkungan terbatas

dan realitas sosial.

11

Singarimbun, Masri, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES, 1998, Hal: 34

15

- Eksplorasi: adalah memberikan pemahaman dalam dimensi-

dimensi yang belum tergali dari suatu topik.

c) Dokumentasi

Sedangkan, metode dokumentasi adalah upaya yang dilakukan

oleh peneliti untuk mencari data dan informasi melalui data-data

dokumentasi tertulis yang berkaitan dengan diksriminasi pada

penyelenggaraan transmigrasi di Desa Oi Saro Kecematan Sanggar

Kabupaten Bima. Data dokumentasi yang dimaksud di tempatkan

pada dua fungsi yaitu: pertama, data dokumentasi yang merupakan

data hasil kutipan dari berbagai data yang didapat berkaitan dengan

latar belakang lahirnya. Kedua, adalah data dokumentasi yang

merupakan penjabaran dari penulis setelah melihat data dokumentasi

dan komunikasi langsung dengan menentukan standar lembaran,

sumber data dokementasi dan data komunikasi langsung, kutipan

yang di ulas, dan ulasan peneliti.12

1.7.1 Tehnik analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan peneliti menggunakan analisa

kualitatif, teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat

untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang didapat dari

wawancara dengan responden.13

Analisa data menurut Patton adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola,

kategori dan status uraian dasar Dengan analisa data peneliti berarti

12

Pitoyo, Joko. Op Cit. Hal : 29-30 13

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian. Malang. UIN-MALIKI PRESS.. 2010. Hal: 119

16

melakukan suatu proses pengolahan data, penyederhanaan, pembahasan

serta menerjemahkan data atau hasil penemuan ke dalam kata-kata yang

lebih rapi dan teratur sehingga mudah dipahami.

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kualitatif, yang merupakan teknik analisis data yang digunakan

untuk menafsirkan data dan menginterpretasikan data yang didapat dari

wawancara yang dilakukan dan juga data dokumentasi yang didapat.14

Dengan tujuan mendeskripsikan pelaksanaan proses diskriminasi dalam

program pelaksanaan transmigrasi yang di lakukan di desa Oi Saro.

Adapun tahapan dalam menganalisis data ini adalah:

a) Reduksi data

Adalah suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek,

membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data

sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.Dengan

demikian penulis menggunakan data reduksi bertujuan untuk

mempertegas, memperpendek, membuat fokus dan mengatur data

yang diperoleh dari hasil wawancara.

b) Display Data

Adalah rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan dapat dilakukan yang meliputi gambar atau skema,

jaringan kerja keberkaitan dengan kegiatan kedalam table. Dengan

demikian maksud peneliti melakukan display data bertujuan untuk

14

Pitoyo, Joko. Op.Cit hal 27

17

menyajikan data yang berkaitan dengan kegiatan kedalaman table

sesuai dengan data yang diperoleh melalui dokumentasi.

c) Pengambilan Keputusan

Akhir dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada

pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti

berkenaan dengar suatu masalah yang bobotnya tergolong

komprehensif dan mendalam.