bab i pendahuluan 1.1 latar belakangeprints.umm.ac.id/48228/2/bab i.pdf · 2019. 8. 8. ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi atau yang biasa disebut dengan tekanan darah merupakan
salah satu penyakit penyebab kematian. Hipertensi merupakan peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 14o mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat atau dalam keadaan tenang.
Hipertensi terjadi tidak secara tiba-tiba, melainkan melalui proses yang
cukup lama. Tekanan darah tinggi yang tidak mampu terkontrol untuk
periode tertentu dan akan menyebabkan tekanan darah tinggi menjadi
permanen yang disebut dengan hipertensi (Perki, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO, 2015), hampir 1 milyar
orang diseluruh dunia mengalami hipertensi dan hipertensi merupakan
salah satu penyakit penyebab utama kematian. Pada tahun 2020
diperkirakan sekitar 1,56 milyar orang dewasa akan hidup dengan
hipertensi (WHO, 2015).
Berdasarkan hasil riset kesehatan (2013), di dapatkan data bahwa
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8%. Provinsi Bangka Belitung
merupakan daerah dengan jumlah penderita hipertensi tertinggi yaitu
sekitar (30,9%), kemudian diikuti dengan Provinsi Kalimantan Selatan
(30,8%), selanjutnya Provinsi Kalimantan Timur (29,6%), dan disusul oleh
Provinsi Jawa Barat (29,4%) dan Provinsi Gorontalo (29,4%) (Riskesdas,
2013).
2
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan tetapi harus dikontrol
atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yaitu stroke, gagal jantung, dan gangguan
pada kardiovaskuler yang akan menyebabkan kematian. Hipertensi dapat diobati secara
farmakologi dan non farmakologi (Saepudin, 2013).
Pengobatan secara farmakologi bisa menggunakan obat–obatan antihipertensi yang
telah terbukti dapat mengontrol tekanan darah, namun kebanyakan dari pasien merasakan
kebosanan ketika harus meminum obat–obatan tersebut secara terus–menerus dan
penggunaan obat antihipertensi saja terbukti tidak cukup untuk mengkontrol tekanan
darah dalam jangka panjang jika tidak didukung dengan kepatuhan dalam menggunakan
obat tersebut (Saepudin, 2013). Data yang didapatkan dari WHO (2011), dari 50%
penderita hipertensi yang diketahui mendapatkan pengobatan hanya 25% dan hanya 12,5%
patuh pada pengobatan sehingga sisanya tidak mampu patuh pada pengobatan hipertensi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Joyo Taman Sari
Puskesmas Dinoyo Kota Malang yang melibatkan 10 responden dan sekitar 85%
responden memiliki hipertensi dari hasil pengukuran didapatkan rata-rata tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kemudian dari 10
responden yang mengkonsumsi obat antihipertensi hanya sekitar 70% hal tersebut
dikarenakan keterbatasan ekonomi dan klien juga mengatakan jarang untuk kontrol ke
puskesmas. Klien mengatakan bahwa obat penurun tekanan darah belum cukup efektif
untuk menurunkan tekanan darah dan responden tetap merasakan sedikit dari gejala
hipertensi yaitu sakit kepala dan terasa berat dibagian tengkuk, kemudian ketika klien
sedang tidak mengkonsumsi obat antihipertensi tersebut maka tekanan darah klien akan
tinggi serta menimbulkan gejala seperti sakit kepala dan sakit pada tengkuk.
3
Kemudian pengobatan secara non farmakologi yaitu dengan cara mencegah dan
menghindari fakto-faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi, diantaranya yaitu
dengan cara menerapkan pola hidup yang sehat, melakukan aktivitas fisik, tidur yang
cukup, berpikiran rileks, tidak mengkonsumsi kafein dan minuman beralkohol, tidak
merokok, stress, dan menerapkan pola makan yang sehat yaitu dengan tidak
mengkonsumsi atau mengurangi makanan yang mengandung tinggi lemak, tinggi kalori,
berminyak, bersantan, tidak menggunakan garam secara berlebihan dan melakukan
beberapa terapi pendukung contohnya, terapi relaksasi benson, terapi aromaterapi
lavender, dan lain sebagainya. Pada penelitian ini peneliti memilih terapi pemberian
aromaterapi bunga mawar (Tilong, 2014). Saat melakukan wawancara kepada responden
yang melibatkan 10 responden di Joyo Taman Sari, peneliti juga menanyakan kepada
responden mengenai terapi aromaterapi bunga mawar yang dapat menurunkan tekanan
darah, responden mengatakan bahwa belum pernah melakukan dan tidak mengetahui
bahwa terapi tersebut dapat menurunkan tekanan darah.
Aromaterapi bunga mawar adalah terapi dengan menggunakan essensial bunga mawar.
Saat ini aromaterapi sangat berkembang untuk digunakan sebagai pengobatan yang dapat
mencegah dan menyembuhkan tanpa efek samping yang berbahaya (Astuti & Nugrahwati,
2018). Peneliti lebih memilih aromaterapi bunga mawar karena terapi tersebut mudah
dilakukan oleh semua kalangan dan bahannya mudah didapatkan, bunga mawar memiliki
kandungan minyak astiri yang mempunyai aroma wangi yang tajam, minyak astiri pada
bunga mawar mengandung senyawa phenyl ethyl, alcohol, geraniol, nerol, dan citronello yang
ketika dihirup kemudian akan diiterpretasikan oleh sel neuron dan dihantarkan ke sistem
limbik dan hipotalamus sehingga akan memberikan rangsangan pada memori dan respon
emosional. Oleh karena itu aromaterapi bunga mawar dapat memberikan ketenangan pada
4
jasmani, rohani dan pikiran, serta dapat menjauhkan dari perasaan cemas dan gelisah.
Sedangkan efek farmakologi dari aromaterapi bunga mawar ialah dapat memperlancar
sirkulasi peredaran darah, anti radang, menghilangkan bengkak, dan dapat menetralisir
racun (Kosnomardiyah, 2009 ; Ridho, 2015 ; Windi, 2014). Seperti penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Ana, tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum diberikan
aromaterapi bunga mawar memiliki rata-rata yaitu 124 mmHg dan setelah diberikan terapi
mengalami penurunan sekitar 113 mmHg. Dari hasil tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa terdapat pengaruh pemberian aromaterapi bunga mawar terhadap penurunan
tekanan darah dan peneliti juga menjelaskan bahwa tidak terdapat efek samping yang
ditimbulkan oleh aromaterapi tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa aromaterapi
bunga mawar aman untuk diberikan kepada klien hipertensi (Mariza, 2016).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tetarik untuk melakukan penelitian tentang
“Perubahan Tekanan Darah Pada Klien Hipertensi Yang Diberikan Aromaterapi Bunga
Mawar”.
5
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi yang diberikan
aromaterapi bunga mawar ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisa apakah terdapat perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi
yang diberikan aromaterapi bunga mawar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik pada klien hipertensi sebelum
diberikan aromaterapi bunga mawar
2. Mengidentifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah diberikan aromaterapi bunga
mawar
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi peneliti.
1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai literatur atau data dasar untuk
penelitian yang lebih lanjut.
1.4.3 Manfaat bagi responden
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi terapi pendukung untuk menurunkan tekanan
darah.
1.5 Batasan Penelitian
Penelitian ini di tujukan kepada responden yang memiliki penyakit hipertensi dengan umur
40-60 tahun.
6
1.6 Keaslian Penelitian
1.6.1 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurul Nidayah et al., tentang Perbandingan
Efektivitas Terapi Musik Klasik dengan Aromaterapi Mawar Terhadap Penderita
Hipertensi. Desain penelitian yang adalah quasi experimental dengan rancangan penelitian
pre test and post test design with two compare yang bertujuan untuk membandingkan hasil yang
didapat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Sample dalam penelitian ini sebanyak
30 peserta dan dibagi kedalam dua kelompok, 15 orang kelompok terapi musik klasik dan
15 orang kelompok aromaterapi mawar. Tekanan darah diukur sebelum dan sesudah
diberikan intervensi, pada kelompok terapi musik klasik diberikan intervensi selama 15
menit dan pada kelompok aromaterapi mawar selama 10 menit. Setelah dilakukan
intervensi, berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji t dependent didapatkan hasil
bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan pada tekanan darah sistolik dan dastolik
sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi bunga mawar dengan P value tekanan darah
sistolik dan diastolik (0,000). Kemudian didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara kedua terapi ini karenanya keduanya sama-sama memiliki efek yang
baik terhadap penurunan tekanan darah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
akan diteliti salah satunya terdapat pada variabel pembanding. Pada penelitian ini yang
akan diteliti tidak terdapat perlakuan atau variabel pembanding (Nidahyah et al., 2015).
1.6.2 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ana Mariza dan Annisa Kulsum tentang
Pemberian Aromaterapi Mawar Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Wanita Lanjut
Usia di UPTD Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werda Natar Lampung Selatan. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian quasi experimental menggunakan
rancangan one group post-test and pre-test design. Populasi pada penelitian ini sebanyak 53
orang, dan didaptkan sample 32 orang. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan
7
menggunakan uji paired sample t-test. Setelah dilakukan penelitian dalam periode Juli-
Aguntus 2016, didapatkan hasil bahwa ada pengaruh pemberian aromaterapi bunga
mawar terhadap penurunan tekanan darah pada wanita lansia di UPTD Panti Sosial
Tresna Werda Natar Lampung Selatan (Mariza, Kulsum 2016). Perbedaan yang signifikan
terapi mana yang lebih berpengaruh terhadap tekanan darah. Perbedaan pada penelitian
ini dengan penelitian yang akan saya lakukan, salah satunya terdapat pada perbandingan
variabel bebas. Pada penelitian membandingkan variabel bebas rendam kaki dengan
aromaterapi lavender, sedangkan pada penelitian ini hanya terdapat satu kelompok dan
tidak memiliki kelompok pembanding (Zarastika, 2017).
1.6.3 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Kenia & Taviyanda, 2015), yang berjudul
“Influence Of Relaxation Therapy (Rose Aromatherapy) Towards Blood Pressure Change Of The
Elderly With Hypertension” penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu dengan
menggunakan design penelitian quasy eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah
lansia yang memiliki hipertensi, sampel yang didapatkan yaitu 44 responden dengan
menggunakan tekhnik sampling purposive sampling yang kemudian dibagi ke dalam 2
kelompok, kelompok intervensi 22 responden dan kelompok kontrol 22 responden. Pada
kelompok intervensi diberikan aromaterapi bunga mawar dan pada kelompok kontrol
hanya dilakukan wawancara dan pengontrolan tekanan darahnya saja. Pengukuran tekanan
darah menggunakan sphygmomanometer air raksa sebelum dan sesudah diberikan
aromaterapi. Setelah diberikan tindakan didapatkan hasil bahwa, tekanan darah pada lansia
kelompok kontrol yaitu ≥140/90 mmHg dan setelah 15 menit diukur kembali tekannan
darah lansia hipertensi masih tetap ≥140/90 mmHg. Kemudian pada kelompok
intervensi, sebelum diberikan aromaterapi bunga mawar tekanan darah lansia sekitar
≥140/90 mmHg dan setelah diberikan aromaterapi tekanan darah turun menjadi 130/80
8
mmHg. Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan bahwa, aromaterapi bunga mawar
memiliki efek yang signifikan untuk menurunkan tekanan darah. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan diteliti adalah terletak pada responde. Responden pada
penelitian ini merupakan lansia, sedangkan responden pada penelitian yang akan diteliti
adalah responden dengan usia 40-60 tahun.