bab i pendahuluan 1.1 latar...

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata yang semakin digencarkan pada dewasa ini hakikatnya adalah salah satu strategi pembangunan nasional. Pariwisata juga merupakan sebuah pengembangan dan aktivitas ekonomi di suatu daerah. Oleh karena itu, perencanaan dan pengembangan pariwisata harus selaras dengan perencanaan dan pengembangan pembangunan secara keseluruhan sehingga pada akhirnya dapat memberikan hasil secara maksimal dan berkelanjutan. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Kepariwisataan adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Di Indonesia, pertumbuhan di bidang pariwisata sangatlah pesat. Pariwisata tumbuh menjadi sebuah industri yang menjanjikan. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur (tidak hanya bentuk fisik), meningkatkan pelayanan, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak wisata, pengaturan dan promosi umum keluar negeri. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir di seluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISI PARIWISATA DI KAWASAN MALIOBORO YOGYAKARTA SAKTI ANUGERAH PRATAMA Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: lyliem

Post on 25-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pariwisata yang semakin digencarkan pada dewasa ini

hakikatnya adalah salah satu strategi pembangunan nasional. Pariwisata juga

merupakan sebuah pengembangan dan aktivitas ekonomi di suatu daerah. Oleh

karena itu, perencanaan dan pengembangan pariwisata harus selaras dengan

perencanaan dan pengembangan pembangunan secara keseluruhan sehingga pada

akhirnya dapat memberikan hasil secara maksimal dan berkelanjutan. Berdasarkan

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,

Kepariwisataan adalah berbagai m acam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah,

dan Pemerintah Daerah.

Di Indonesia, pertumbuhan di bidang pariwisata

sangatlah pesat. Pariwisata tumbuh menjadi sebuah industri yang menjanjikan.

Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya

adalah menyediakan infrastruktur (tidak hanya bentuk fisik), meningkatkan

pelayanan, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur

pemerintah dengan p ihak wisata, pengaturan dan promosi um um keluar negeri.

Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir di seluruh daerah Indonesia terdapat potensi

pariwisata, maka yang diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

2

infrastruktur, meningkatkan kualitas pelayanan, dan sarana penunjang pariwisata

lainnya1.

Kegiatan pariwisata yang telah berjalan ini memberikan dampak yang

cukup signifikan di berbagai bidang, salah satunya bidang sosial. Saat ini banyak

orang yang sudah diuntungkan dengan adanya kegiatan pariwisata yang membuat

ritme kehidupan sosial masyarakat berubah. Dampak negatif yang muncul seiring

dengan berkembangnya kegiatan pariwisata salah satunya tindak kejahatan.

Tindak kejahatan merupakan penyimpangan sosial yang sering terjadi di kawasan

Malioboro khususnya pada kawasan pedagang kaki lima yang ramai dengan

transaski jual belinya. Wisatawan tentunya akan dirugikan terhadap adanya

kejahatan-kejahatan yang memungkinkan terjadi pada mereka. Hal ini akan

berpengaruh pada keamanan terhadap wisatawan. Jika wisatawan merasa tidak

aman, jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Malioboro pun tentunya

menurun.

Malioboro sebagai salah satu primadona kawasan wisata yang terdapat di

Kota Yogyakarta selalu ramai oleh kunjungan wisatawan. Malioboro sudah

terkenal sejak dahulu sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan Kota

Yogyakarta serta wisata budaya yang didukung oleh adanya pertokoan, rumah

makan, pusat perbelanjaan, dan para pedagang kaki limanya yang menjajakan

berbagai barang khas Kota Yogyakarta. Keramaian dan semaraknya Malioboro

juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang

1 Wawancara peneliti dengan Ahmad Syamsudi, Staf Divisi Keamanan, Ketertiban Lalu Lintas UPT

Malioboro (50 tahun), PNS, Kota Yogyakarta pada 16 November 2015

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

3

jalan Malioboro menjajakan dagangannya. Hampir semua yang ditawarkan adalah

barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya di atas meja, gerobak

ada pula yang hanya menggelar plastik di lantai. Pemerintah Kota Yogyakarta

membenahi Kawasan Malioboro dalam hal pengembangan infrastruktur di

beberapa ruas jalan yang telah selesai pada akhir Desember 2015 dengan tujuan

wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Malioboro dapat merasa lebih nyaman .

Kawasan Malioboro dapat diakses secara mudah. Pada saat pengunjung

Malioboro cukup ramai, antarpengunjung akan saling berdesakan karena

sempitnya jalan bagi para pejalan kaki yang cukup padat dan banyaknya pedagang

di sisi kanan dan kiri yang menyebabkan kawasan Malioboro selalu hidup

sepanjang hari. Dibanding kawasan lain di Yogyakarta, Kawasan Malioboro lebih

ramai hingga malam hari.

Kawasan Malioboro sebagai salah satu pusat kegiatan perekonomian yang

ada di Yogyakarta yang sudah memiliki citra sebagai kawasan wisata belanja,

sudah merupakan sebuah kewajiban jika Kawasan Malioboro selalu ditinjau dari

segi keamanan. Ada sebuah persepsi bahwa wisatawan yang datang ke Malioboro

sudah pasti akan membawa uang lebih yang biasanya digunakan untuk membeli

barang-barang untuk oleh-oleh atau souvenir yang tidak hanya digunakan oleh diri

sendiri namun juga terkadang dibagikan ke sanak saudara. Banyaknya orang yang

berlalu lalang menyebabkan sulitnya membedakan antara wisatawan dan pelaku

kejahatan. Tindak kejahatan yang paling sering terjadi di Malioboro yaitu

pencopetan.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

4

Tabel 1. Data Jumlah Tindak Kejahatan Di Kawasan Malioboro

Pada Tahun 2014-2015

Nama Kepolisian

Sektor (Polsek)

Jumlah Kasus

Tahun 2014 Tahun 2015

Pencopetan/

Pencurian Penipuan

Pencopetan/

Pencurian Penipuan

Polsek Gedong

Tengen 0 1 2 0

Polsek Gondomanan 3 1 4 3

Polsek Danurejan 8 2 8 3

Jumlah Kasus 11 4 14 6

(Sumber: Polsek Gedong Tengen; Polsek Danurejan; Polsek Gondomanan, 2016)

Selain itu, kondisi lalu lintas di kawasan Malioboro yang sering macet

dikarenakan banyaknya wisatawan yang mengunjungi kawasan ini, menambah

ketidaknyamanan yang ada. Instansi yang dapat menangani kedua hal tersebut

adalah Direktorat Pengamanan Objek Vital (DITPAMOBVIT) atau yang lebih

sering dikenal oleh masyarakat dengan Polisi Pariwisata.

Tugas utama dari seorang polisi adalah melindungi, mengayomi, dan

melayani masyarakat. Yang membedakan Polisi Pariwisata dengan polisi pada

umumnya adalah polisi pariwisata memiliki tugas untuk melindungi, mengayom i,

dan melayani masyarakat di sekitar kawasan objek wisata karena wisatawan

berhak mendapatkan hak rasa aman dan nyaman ketika sedang melakukan

kegiatan wisata.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Standar pelayanan apakah yang digunakan oleh polisi pariwisata untuk

memberikan rasa aman kepada wisatawan domestik di kawasan

Malioboro?

2. Bagaimana tingkat rasa aman wisatawan domestik terhadap pelayanan

polisi pariwisata?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari

penelitian ini yaitu:

1) Mengetahui standar pelayanan yang digunakan oleh polisi pariwisata

untuk memberikan rasa aman kepada wisatawan domestik di kawasan

Malioboro.

2) Mengetahui pengaruh standar pelayanan yang digunakan polisi pariwisata

dan hubungannya dengan tingkat rasa aman pengunjung.

1.4 Manfaat

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan yang

mendalam mengenai kualitas dari pelayanan polisi pariwisata yang diberikan

kepada wisatawan di kawasan Malioboro Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

6

juga memberikan tambahan wawasan kepada mahasisw a di Program Studi

Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada mengenai tingkat rasa

aman wisatawan yang merupakan salah satu elemen dari Sapta Pesona yang

termuat dalam mata kuliah Hukum Pariwisata.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh

Direktorat Pengamanan Objek Vital (DITPAMOBVIT) di kalangan Kepolisian

Daerah DI Yogyakarta guna meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan

kepada wisatawan agar stabilitas di bidang keamanan dan kenyamanan dapat

selalu diwujudkan.

1.5 Tinjauan Pustaka

Suprayogin (2008) meneliti mengenai hubungan antara persepsi

profesionalisme polisi pariwisata dengan rasa aman pada wisatawan di

Yogyakarta. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui persepsi wisatawan

mengenai profesionalisme yang diberikan oleh seorang polisi pariwisata.

Didapatkan hasil bahwa sebagian besar wisatawan merasa aman dengan adanya

polisi pariwisata yang profesional dalam menjalankan tugas dan perannya. Faktor

profesionalisme adalah kunci utama kesuksesan dalam menjalankan tugas yang

ada sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Rizki (2009) melakukan penelitian yang membahas mengenai peranan

polisi pariwisata dalam m emberikan perlindungan kepada wisatawan di

Yogyakarta. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai perlindungan-

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

7

perlindungan yang dibahas berdasarkan aspek hukum bagi wisatawan di wilayah

Kepolisian Daerah Yogyakarta. Tugas utama dari seorang aparat kepolisian

adalah memberikan pengayoman, pengamanan, dan pelayanan kepada

masyarakat. Peran Polisi Pariwisata ditunjukkan dengan penjagaan dan patroli di

kawasan wisata sehingga dapat meminimalisir tindak kejahatan yang dapat terjadi.

Penelitian berikutnya mengulas mengenai peran polisi pariwisata dalam

menanggulangi tindak kejahatan terhadap wisatawan di Yogyakarta yang ditulis

oleh Sagita (2006). Penelitian ini meninjau mengenai peran yang dilaksanakan

oleh polisi pariwisata dalam memberikan penyelesaian tindak kejatahan kepada

wisatawan yang ada di Kota Yogyakarta. Kesimpulan dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa polisi pariwisata dapat berperan penting dalam proses

pencegahan serta penanganan kasus kejahatan kepada wisatawan. Tindak

kejahatan yang ada di kawasan wisata juga dapat berkurang dikarenakan adanya

fokus penjagaan di kawasan wisata.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Khalik (2014) yang mengkaji mengenai

keamanan dan kenyamanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok .

Penelitian tersebut dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor yang

memengaruhi kenyamanan dan keamanan, tingkat pemahaman masyarakat

tentang sadar wisata, serta partisipasi masyaraka t terhadap kenyamanan dan

keamanan wisatawan di kawasan pariwisata Kuta Lombok. Hasil penelitian ini

mengemukakan bahwa faktor kenyamanan dan keamanan dipengaruhi oleh

tingkat pemahaman masyarakat yang rendah tentang sadar wisata melalui unsur

sapta pesona. Rendahnya pemahaman masyarakat menimbulkan faktor yang

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

8

memengaruhi kenyaman dan keamanan seperti faktor lingkungan dari aspek

pengelolaan parkir dan kebersihan lingkungan, faktor kegiatan ekonomi dari

aspek pedagang asongan dan penyedia jasa trasnportasi serta faktor akses

pariwisata pada aspek kondisi jalan yang rusak. Sebagai contoh jika di kawasan

tersebut terdapat tindak kejahatan dan masyarakat sekitar hanya memahaminya

sebagai tindak kejahatan yang sudah biasa terjadi di tempat ramai maka citra dari

kawasan wisata tersebut akan rusak dan tentunya akan berpengaruh ke keamanan

wisatawan dan berujung pada menurunnya jum lah kunjungan wisatawan ke

kawasan tersebut. Partisipasi masyarakat terhadap kenyamanan dan keamanan

wisatawan tidak berfungsi secara optimal. Ini disebabkan oleh tidak sinkronnya

antarormas. Penelitian ini telah berhasil memberikan kontribusi tambahan

pemahaman yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan yang harus

dimiliki di suatu kawasan wisata.

Pada tahun 2010 saat Yogyakarta mengalami musibah meletusnya Gunung

Merapi tentunya membuat wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta mengalami

penurunan. Rasa takut untuk mengunjungi Yogyakarta tentunya selalu

menyelimuti perasaan wisatawan. Kinerja dari polisi pariwisata tentunya menjadi

sorotan utama pada saat itu. Crestamia (2013) melakukan penelitian yang

meninjau mengenai kinerja polisi pariwisata pascaerupsi Gunung Merapi.

Penelitian ini membahas mengenai strategi yang dilaksanakan oleh Ditpamobvit

Polda DI Yogyakarta untuk tetap memberikan pengaruh kepada wisatawan bahwa

Yogyakarta tetap aman untuk dikunjungi. Penelitian tersebut memberikan hasil

positif yaitu wisatawan terus meningkat pascaerupsi Gunung Merapi dikarenakan

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

9

faktor kinerja polisi pariwisata yang mengedapankan faktor pengamanan terhadap

wisatawan di objek wisata Gunung Merapi.

Novitaningtyas (2015) melakukan penelitian dengan topik kepuasan

wisatawan terhadap elemen dasar destinasi wisata di Museum Ullen Sentalu .

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan atau

ketidakpuasan oleh wisatawan terhadap Museum Ullen Sentalu berbasis pada

elemen dasar destinasi wisata. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah

wisatawan merasa sangat puas terhadap elemen atraksi, citra, dan sumber daya

manusia. Pada elemen aksesibilitas, fasilitas, dan harga berada pada kategori puas.

Tolok ukur yang menjadi kepuasan wisatawan adalah kualitas yang terdapat pada

masing-masing elemen. Penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu

mengetahui tingkat suatu kondisi psikologis yang dirasakan oleh wisatawan

terhadap salah satu bidang pariwisata. Dalam penelitian tersebut mengetahui

tingkat kepuasan wisatawan sedangkan pada penelitian yang penulis laksanakan

yaitu untuk mengetahui tingkat rasa aman wisatawan.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keberhasilan polisi pariwisata

dalam menjalankan tugas dan perannya melalui alat ukur Prosedur Standar

Operasional. Keberhasilan yang dicapai dapat dilihat dari terwujudnya wisatawan

yang merasa aman, terlindungi, terayomi, dan terlayani terhadap kinerja dari polisi

pariwisata berdasarkan Prosedur Standar Operasional yang telah ditetapkan.

Keberhasilan polisi pariwisata dalam menjalankan tugasnya dapat dilihat ketika

wisatawan yang mengunjungi suatu kawasan wisata dapat mendapatkan rasa aman

dan terbebas dari segala mara bahaya yang memungkinkan untuk terjadi. Objek

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

10

dalam penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada memiliki kesamaan yaitu

polisi pariwisata di kawasan wisata Yogyakarta, khususnya kawasan Malioboro.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada ditinjau dari

alat ukur yang digunakan dalam menentukan tingkat rasa aman yang dirasakan

oleh polisi pariwisata. Prosedur Standar Operasional merupakan alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini.

1.6 Landasan Teori

Wisata menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi banyak orang

di era modern seperti saat ini. Wisata tidak lagi menjadi hal sulit karena

tersedianya berbagai macam kegiatan yang tergolong sebagai wisata yang dapat

dilakukan. Wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang

atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang-undang Republik Indonesia

No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 1 ayat 1) . Orang yang

melaksanakan kegiatan wisata selanjutnya disebut wisatawan. M enurut Cohen

(Ross, 1998: 5) wisatawan adalah seorang pelancong yang melakukan perjalanan

atas kemauan sendiri dan untuk waktu sementara saja, dengan harapan mendapat

kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang dialami selama dalam

perjalanan yang relatif lama dan tidak berulang.

Kawasan Malioboro Yogyakarta tak pernah sepi dari kunjungan

wisatawan yang datang dari berbagai kalangan. Tak pandang usia, jenis kelamin,

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

11

pekerjaan, semua memadati ramainya suasana Malioboro. Terdapat wisatawan

domestik dan juga wisatawan mancanegara yang berasal dari berbagai penjuru

dunia. Menurut UN-WTO (Theobald, 2005: 18-19) via Pitana (2009: 51)

wisatawan domestik adalah residen atau penduduk yang mengunjungi atau

mengadakan perjalanan wisata dalam wilayah negaranya. Wisatawan domestik

yang datang ke Kawasan Malioboro datang dari seluruh penjuru Indonesia.

Keramaian yang ada di Kawasan Malioboro tentunya memicu berbagai

kesempatan negatif, di antaranya tindak kejahatan pencurian, pencopetan, dan

perbuatan tidak menyenangkan kepada wisatawan. Sudah seharusnya sebuah

kawasan wisata mengacu pada komponen utama pendukung destinasi wisata yang

layak untuk dikunjungi yaitu Sapta Pesona. Disebutkan secara berurutan ke tujuh

elemen Sapta Pesona yaitu Aman, Tertib, Bersih, Indah, Sejuk, Ramah Tamah,

dan Kenangan. Menelisik lebih jauh Sapta Pesona yang pertama yaitu A man,

wisatawan sudah tentu berhak mendapatkan rasa aman ketika mereka melakukan

kegiatan wisata. Sosok yang dapat menciptakan keadaan aman tersebut sejatinya

adalah seorang Polisi Pariwisata.

Polisi pariwisata berperan penting dalam terciptanya rasa aman dan

nyaman yang akan didapatkan oleh wisatawan. Rasa aman merupakan elemen

penting dari sebuah kebutuhan yang wajib didapatkan oleh wisatawan di kawasan

wisata. Rasa aman dan nyaman tersebut dapat menjadi sebuah tolok ukur dari

keberhasilan layanan yang diberikan oleh polisi pariwisata karena tugas utama

dari seorang polisi pariwisata adalah menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan

bagi seluruh masyarakat di kawasan wisata. Hal tersebut dapat diukur dari tingkat

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

12

rasa aman yang dirasakan oleh wisatawan. Hal ini berkorelasi dengan teori yang

dikemukakan oleh Maslow dengan Teori Hierarki (Ross, 1988: xiv) yang

digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Maslow

Sumber: Ross, 1988

Konsep Hierarki Kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow merupakan

sebuah pernyataan-pernyataan mengenai kebutuhan yang harus didapat oleh

manusia. Maslow telah menguji konsep hierarki kebutuhan ini melal ui

pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan pengamatannya, didapat kesimpulan

bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dari beberapa kebutuhan -kebutuhan

lainnya. Sebagai contoh, individu dapat bertahan hidup dengan menahan lapar

beberapa hari, namun individu tidak dapat bertahan hidup jika m enahan haus

karena akan menyebabkan dehidrasi sehingga individu tersebut akan berusaha

untuk mencari air untuk menghilangkan dahaganya terlebih dahulu dan

mengesampingkan kebutuhan makan. Kebutuhan-kebutuhan fundamental yang

dikemukakan oleh Maslow telah dikerucutkan berdasarkan kepentingannya.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

13

Setelah mengerucutkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, didapat hasil lima

komponen utama dari konsep hierarki kebutuhan oleh Maslow. Kelima hierarki

tersebut adalah kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, penghargaan, dan

aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan dasar yang

dibutuhkan oleh setiap manusia yang meliputi kebutuhan untuk makan, minum,

tidur, oksigen, dan kebutuhan dasar lainnya. Keamanan merupakan hal penting

yang harus didapatkan oleh manusia setelah mereka dapat mencukupi

kebutuhannya. Maslow mengungkapkan jika seseorang manusia dewasa tidak

mendapatkan rasa aman ia akan bertingkah laku selayaknya anak kecil yang

sedang ketakutan. Yang ketiga yaitu kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih

sayang. Manusia harus memahami akan cinta, mampu mengajarkannya,

menciptakannya, dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan penuh dengan rasa

kebencian dan perumusuhan. Selanjutnya ada kebutuhan akan penghargaan.

Penghargaan tersebut meliputi penghargaan akan reputasi, apresiasi, martabat,

harga diri, prestasi, kom petensi, dan sebagainya. Jika manusia telah mampu

memenuhi kebutuhan untuk dihargai, maka mereka siap untuk memasuki gerban g

aktualisasi diri, kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan akan aktualisasi diri

akan melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.

Keterkatian penelitian yang penulis lakukan dengan konsep hierarki

kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow yaitu mengacu pada kebutuhan rasa

aman. Kebutuhan rasa aman ini di antaranya aman secara fisik, kebebasan, dan

perlindungan dari daya-daya yang dapat mengancam seperti tindak kejahatan, rasa

cemas, bahaya, takut, dan sebagainya. Kebutuhan rasa aman diperlukan dalam

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

14

segala hal, termasuk ketika seseorang sedang melakukan kegiatan berwisata.

Pandora (2003) menjelaskan bahwa teori hierarki kebutuhan Maslow walaupun

berkembang dalam bidang psikologi klinis telah memiliki pengaruh sebagai teori

yang telah dikenal luas sebagai teori umum dalam mempelajari motivasi dan telah

diaplikasikan untuk menjelaskan motivasi dalam berbagai ilmu sosial serta

berbagai area lainnya seperti bisnis, pemasaran dan pariwisata. Selain itu, rasa

aman wisatawan juga dibahas dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 pada

bagian Konsep Sapta Pesona sebagai komponen utama pendukung terbentuknya

destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi, wisatawan berhak untuk

mendapatkan rasa aman dan terbebas dari tindak kejahatan selama berwisata. Hal

ini merupakan bagian dari Sapta Pesona yang pertama yaitu Aman. UNWTO

(2004) juga mengemukakan

“bahwa destinasi wisata di negara berkembang sudah saatnya untuk

memberikan alternatif berwisata dengan jaminan keselamatan dan rasa

aman bagi wisatawan selama berwisata”.

Kebutuhan akan rasa aman tidak selamanya bisa terpenuhi secara total,

seperti adanya bahaya akan bencana alam, kebakaran, hujan meteor, dan hal-hal

yang tidak dapat diprediksikan datangnya namun manusia tersebut dapat tetap

mengusahakan mendapat rasa aman bagi dirinya. Pada penelitian yang dilakukan,

penulis ingin mengidentifikasi tingkat rasa aman yang dirasakan oleh wisatawan

terhadap layanan yang diberikan oleh polisi pariwisata di kawasan wisata

Malioboro.

Untuk mewujudkan tingkat rasa aman yang dirasakan oleh wisatawan,

Polisi Pariwisata tentunya membutuhkan sebuah instrumen atau alat yang

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

15

digunakan sebagai acuan dalam menjalankan tugasnya. Tanpa adanya alat yang

digunakan sebagai tolok ukur tersebut, kinerja seorang polisi pariwisata menjadi

tidak terarah. Dalam menuju proses keberhasilan dari kinerja polisi pariwisata

tersebut, alat yang digunakan adalah Standard Operating Procedure (Prosedur

Standar Operasional).

“Written rules and standard operating procedures (SOPs) and unwritten

values and norms help to control behavior in organization. They specify

how an employee is to perform his or her organization role, and they set

forth the tasks and responsibilities associated with that role” (Jones, 2001:

49).

Pengertian yang diberikan oleh Jones dapat diartikan sebagai peraturan

tertulis dan prosedur standar operasional dan nilai dan norma yang tidak tertulis

membantu mengontrol perilaku dalam organisasi. Peraturan tersebut menentukan

bagaimana seorang anggota atau karyawan untuk berperan dalam organisasinya,

serta menetapkan tugas dan tanggungjawab yang berhubungan dengan perannya

tersebut. Istilah SOP telah muncul dalam pembahasan mengenai “Balancing

Standarization and Mutual Adjustment” dalam bukunya Organizational Theory.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka SOP merupakan bagian dari peraturan

tertulis yang membantu untuk mengontrol perilaku anggota organisasi. SOP

mengatur cara anggota untuk melakukan peran keorganisasiannya secara terus

menerus dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab organisasi. Dalam

pelaksanaan tugas keseharian, Direktorat Pengamanan Objek Vital juga memiliki

SOP sebagai acuan serta standar yang digunakan untuk mengamankan wisatawan

di kawasan wisata.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

16

1.7 Metode Penelitian

1) Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian mengenai tingkat rasa aman wisatawan terhadap

layanan polisi pariwisata adalah kawasan Malioboro sebagai objek

penelitian dan wisatawan domestik yang berkunjung ke ka wasan

Malioboro. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015

hingga pertengahan Maret 2016.

2) Metode pengumpulan data

Dari rumusan masalah deskriptif metode penelitian yang akan

digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian analisis statistik

deskriptif (Sugiyono, 2011: 404). Setelah mendapatkan data berdasarkan

jumlah sampel dalam sebuah populasi yang diambil untuk mengisi

kuesioner, kemudian digunakan data kualitatif untuk menjabarkan temuan

data. Kuesioner disebarkan di kawasan Malioboro mulai dari 5 Februari

2016 hingga 11 Februari 2016. Responden dipilih berdasarkan beberapa

kriteria, seperti pernah datang ke Malioboro lebih dari satu kali,

mengetahui perbedaan antara polisi pariwisata dengan po lisi tugas umum,

pernah melihat polisi pariwisata berjaga di pagi hari dan malam hari.

Tujuan dipilihnya responden berdasarkan kriteria tersebut agar mendapat

hasil yang objektif. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer2 yang berupa informasi yang diperoleh

langsung dari polisi pariwisata dan wisatawan domestik sebagai

2 Data Primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer yakni data asli,

informasi dari tangan pertama, atau responden.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

17

narasumber. Sedangkan data sekunder3 diperoleh dari perpustakaan terkait

informasi mengenai Malioboro, arsip-arsip mengenai polisi pariwisata

yang berasal dari Kepolisian Daerah DI Yogyakarta, situs internet, dan

juga data-data penunjang dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dengan cara studi pustaka

dilakukan sebagai acuan dalam proses penelitian. Studi pustaka

diperlukan untuk menunjang kelengkapan penulisan Bab 2 yang

membahas mengenai gambaran umum. Data didapatkan dari internet,

perpustakaan, serta jurnal yang terkait dengan objek yang diteliti. Studi

pustaka digunakan untuk mencari berbagai sumber mengenai polisi

pariwisata dan informasi mengenai Kawasan Malioboro. Informasi

mengenai Malioboro didapat dari buku-buku yang berada di

perpustakaan sedangkan informasi mengenai polisi pariwisata sebagian

besar didapat melalui laman web. Proses pengumpulan data dengan

mengumpulkan pustaka-pustaka tersebut dilaksanakan mulai bulan

November 2015 hingga Februari 2016.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengecekan terhadap kondisi

aktual dari polisi pariwisata dan wisatawan yang berada di kawasan

3 Data Sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara lamgsung melainkan dari pihak

ketiga.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

18

Malioboro. Observasi ini akan menggunakan cross check dari hasil

wawancara maupun kuesioner, berdasarkan kondisi nyata di lapangan.

Pengecekan dilakukan dalam kurun waktu lebih dari 4 bulan agar

mendapatkan hasil yang mendekati aktual dan sebenar-benarnya.

Observasi dilakukan di kawasan Malioboro dengan cara mengamati

kinerja dari polisi pariwisata yang tersebar dari ujung utara hi ngga

selatan. Observasi dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2014 hingga

Maret 2016.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan langsung dengan narasumber yaitu polisi

pariwisata dengan maksud untuk mendapatkan dan menggali informasi

secara mendalam. Wawancara dilakukan dengan polisi pariwisata yang

berada di kantor Ditpamobvit Poda DI Yogyakarta, kantor Polresta

Yogyakarta, serta di pos polisi pariwisata yang berada di Kawasan

Malioboro. Selain itu, wawancara juga dilakukan kepada wisatawan

domestik yang berada di Kawasan Malioboro sebagai narasumber.

Tujuan wawancara kepada wisatawan pada dasarnya adalah sama yaitu

untuk menggali informasi secara mendalam. Selain itu, wawancara

juga dilakukan kepada wisatawan yang bertujuan yang sama.

Wawancara dengan polisi pariwisata dilaksanakan mulai bulan

November 2015 hingga Maret 2016 sedangkan wawancara dengan

wisatawan dilaksanakan pada bulan Februari 2016.

d. Angket atau kuesioner

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

19

Pengambilan sampel dengan pembagian angket atau kuesioner

dilakukan dengan cara perhitungan menggunakan formula yang

dikembangkan Isac Michel (Siregar, 2014: 149) dikarenakan populasi

yang mengunjungi Kawasan Malioboro tidak diketahui jumlahnya .

Perhitungan jumlah sample dengan menggunakan metode Isac Michel

sebagai berikut:

n = jumlah sample

p = proporsi populasi

q = 1-p

Z = tingkat kepercayaan/signifikan

e = margin of error

Penghitungan jumlah sampel yang diambil:

Berdasarkan penelitian awal yang sudah dilakukan peneliti dengan

mewawancarai 10 orang wisatawan domestik untuk m enemukan

proporsi (p) wisatawan yang mengetahui keberadaan Polisi Pariwisata .

Hasil yang didapat adalah 4 dari 10 orang mengetahui adanya polisi

pariwisata sehingga didapat p adalah 0,4 dengan tingkat signifikansi

90% dan margin of error 10%.

α = 1 – 0,9 = 0,1

α/2 = 0,1/2 = 0,05

Z = 1-α/2 = 1 – 0,05 = 0,95 (dari distribusi normal 1,64)

p = 0,4

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

20

q = 1 – p = 1 – 0,4 = 0,6

e = 0,1

n = 65

Jadi, jumlah minimum sampel yang harus diambil adalah 65 orang.

Pada penelitian ini akan menggunakan jenis angket dengan pertanyaan

tertutup dan didukung dengan metode wawancara4. Jenis teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini yaitu non-random sampling. Menurut Herdiansyah

(2010: 105) teknik non-random sampling adalah metode pemilihan yang di setiap

individu atau unit dari populasi tidak memiliki kemungkinan yang sama untuk

terpilih. Selain itu penelitian ini juga mengambil sampel dengan spesifikasi

purposive sampling. Pengambilan data dengan menggunakan teknik purposive

sampling dengan pertimbangan sampel responden yang mengunjungi Kawasan

Malioboro sudah mengetahui adanya Polisi Pariwisata yang melakukan penjagaan

dan pengamanan di Kawasan Malioboro (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 75).

Pernyataan pada kuesioner berasal dari 8 butir SOP yang dijabarkan menjadi 20

pernyataan.

4 Jenis angket atau kuesioner terbagi menjadi 2, yaitu angket terbuka (bentuk pertanyaan

dijawab dengan uraian atau jaw aban singkat) dan angket tertutup (bentuk pertanyaan dijawab

dengan jawaban ya, tidak,pilihan ganda, skala penilaian , dan daftar cek).

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

21

3) Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

metode analisis statistik deskriptif. Setelah data diperoleh dengan

menggunakan kuesioner dan didukung dengan wawancara kepada

beberapa responden, data tersebut diolah menjadi bentuk tabulasi

kemudian dideskripsikan menjadi inf ormasi mengenai tingkat rasa aman

wisatawan (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 178-179). Tahapan analisis

data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Data (editing)

Pada tahap ini data hasil kuesioner diperiksa kelengkapan

pengisiannya dari seluruh pertanyaan. Selanjutnya pemeriksaan untuk

memastikan bahwa tidak ada pertanyaan yang terlewat untuk dijawab.

Melalui pemeriksaan data (editing) diharapkan dapat meningkatkan

reliabilitas data yang akan dianalisis (Koentjaraningrat, 1981: 330-331).

Pada tahap pemeriksaan, peneliti memeriksa kelengkapan dari

kuesioner yang telah diisi oleh responden (wisatawan domestik).

Pengecekan dilaksanakan dari pertanyaan kues ioner tertutup yang

berjumlah 20 butir pertanyaan dan harus diisi seluruhnya. Jika terdapat

pertanyaan yang terlewatkan, kuesioner dari responden tersebut

dinyatakan tidak valid dan tidak dapat diproses ke tahap selanjutnya.

Sedangkan pertanyaan pada kuesioner terbuka, responden tidak

diwajibkan untuk menjawabnya karena pertanyaan hanya berbentuk

saran.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

22

b. Pengelompokan Data (koding)

Data yang sudah selesai diperiksa kemudian dikelompokkan

berdasarkan kategori jawaban dan ditandai dengan kode (koding). Lalu

setiap kategori jawaban diberi kode, dengan r incian untuk jawaban

sangat setuju diberi kode 5, setuju diberi kode 4, ragu-ragu diberi kode

3, tidak setuju diberi kode 2, dan sangat tidak setuju diberi kode 1.

Tujuan dilakukannya koding untuk memudahkan dalam menghitung

frekuensi dari setiap kategori (Koentjaraningrat, 1981: 332).

c. Tabulasi

Data yang sudah diperiksa dan dikoding kemudian dihitung

frekuensinya menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.

Setelah diketahui frekuensi dari masing-masing kategori jawaban pada

setiap pertanyaan, kemudian dicari nilai rata -ratanya (mean). Hasil

frekuensi akan disajikan dalam bentuk grafik, sementara hasil rata -rata

akan disajikan dalam bentuk tabel (Koentjaraningrat, 1981: 342).

Hasil rata-rata yang diperoleh tidak selalu memiliki nilai bulat.

Oleh karena itu diperlukan adanya kelas interval sesuai jum lah kelas

yang diperlukan. Adapun jumlah kelas nyang diperluka n adalah 5 kelas,

yang disesuaikan dengan kategori jawaban berdasarkan skala Likert 5

tingkatan (Siregar, 2014: 138-140). Penentuan nilai kelas interval dapat

dihitung dengan cara berikut:

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

23

Ci adalah kelas interval yang dicari, kisaran (range) adalah selisih

antara skor tertinggi dengan terendah, dan K adalah jum lah kelas yang

diinginkan.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, nilai kelas interval adalah

0,8. Sehingga dapat ditentukan bahwa tingkat kepuasan pada setiap

kategori adalah berikut:

Tabel 2. Kategori Tingkat Rasa Aman Wisatawan Domestik Terhadap

Layanan Polisi Pariwisata di Kawasan Malioboro

SKOR KATEGORI KISARAN SKOR

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1,1 – 1,8

2 Tidak Setuju (TS) 1,9 – 2,6

3 Ragu-ragu (R) 2,7 – 3,4

4 Setuju (S) 3,5 – 4,2

5 Sangat Setuju (SS) 4,3 – 5,0

d. Analisis ke arah pembuatan deskripsi

Data yang sudah disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

kemudian diberi analisis deskriptif. Pada bagian ini, analisis

deskriptif didapatkan melalui hasil kuesioner yang diisi oleh

responden yaitu wisatawan domestik yang bertujuan untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas di setiap bagian . Hasil dari

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

24

ke-20 pertanyaan tersebut, diolah dalam bentuk grafik dan tabel

serta disajikan secara deskripsi untuk analisisnya. Analisis

deskriptif akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

tingkat rasa aman wisatawan domestik terhadap layanan yang

diberikan oleh polisi pariwisata (Koentjaraningrat, 1981: 346).

1.8 Sistematika Penulisan

Penyajian hasil penelitian disusun dan diuraikan ke dalam empat BAB

yang dirinci sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang penelitian, alasan penentuan tema

dan rumusan masalah mengenai kualitas layanan yang diberi kan polisi pariwisata

kepada wisatawan domestik di kawasan Malioboro Yogyakarta. Tujuan Penelitian

memberikan batasan pada tingkat rasa aman wisatawan dan layanan polisi

pariwisata. Tinjauan Pustaka memuat uraian sistematis penelitian sebelumnya

untuk melihat keaslian penelitian ini. Landasan teori merupakan pisau analisis

untuk mengkaji dan menjawab rumusan masalah. Metode penelitian menjabarkan

kerangka kerja sistematis dalam pelaksanaan penelitian.

BAB II GAMBARAN UMUM

Berisi tentang gambaran umum Kawasan Malioboro yang meliputi

sejarah, orientasi wilayah, dan pengelola. Serta membahas mengenai profil Polisi

Pariwisata, sejarah berdirinya Polisi Pariwisata, struktur organisasi Polisi

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/96156/potongan/S1-2016-328965...barang khas Yogyakarta sebagai souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Para

25

Pariwisata, pembagian tugas Polisi Pariwisata, serta kegiatan -kegiatan yang

dilaksanakan oleh Polisi Pariwisata.

BAB III PEMBAHASAN

Berisi mengenai pembahasan standar yang digunakan polisi pariwisata

dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan domestik dan mengukur tingkat

rasa aman wisatawan berdasarkan layanan yang diberikan yang dianalisis melalui

data kuesioner yang mengacu pada Prosedur Operasional Standar.

BAB IV PENUTUP

Menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang diberikan penulis

terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas

layanan polisi pariwisata di kawasan Malioboro Yogyakarta, serta kesesuaian

dengan hipotesis awal dengan hasil dari penelitian tersebut.

ANALISIS TINGKAT RASA AMAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP LAYANAN POLISIPARIWISATA DI KAWASANMALIOBORO YOGYAKARTASAKTI ANUGERAH PRATAMAUniversitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/