bab i pendahuluan a. latar belakang...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan dan spesifik, proses dimana lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola (managed) agar ia dapat belajar atau melibatkan diri dalam perilaku yang spesifik dengan kondisi tertentu ataupun agar ia dapat memberikan respon terhadap situasi yang spesifik (Dwiyogo, 2010:3). Sedangkan menurut Setyosari (2001:14), menyatakan bahwa pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas- aktivitas yang memudahkan si belajar untuk mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan. Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Salah satunya pada pembelajaran tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan dari kelas rendah hingga kelas tinggi, Kemampuan-kemampuan tersebut diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman belajar sesuatu (Dimyati dan Mudjiono, 2010:159). Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah No.19, 2005: Bab IV pasal 19 ayat 1). Proses belajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan dan spesifik, proses

dimana lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola (managed) agar ia

dapat belajar atau melibatkan diri dalam perilaku yang spesifik dengan

kondisi tertentu ataupun agar ia dapat memberikan respon terhadap situasi

yang spesifik (Dwiyogo, 2010:3). Sedangkan menurut Setyosari (2001:14),

menyatakan bahwa pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas-

aktivitas yang memudahkan si belajar untuk mencapai tujuan khusus belajar

yang diharapkan.

Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan

kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Salah satunya pada pembelajaran

tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

dari kelas rendah hingga kelas tinggi, Kemampuan-kemampuan tersebut

diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman

belajar sesuatu (Dimyati dan Mudjiono, 2010:159). Proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis siswa (Peraturan Pemerintah No.19, 2005: Bab IV pasal 19 ayat

1). Proses belajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

kondisi tertentu ataupun agar ia dapat memberikan respon terhadap situasi

yang spesifik (Dwiyogo, 2010:3). Sedangkan menurut Setyosari (2001:14),

menyatakan bahwa pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas

aktivitas yang memudahkan si belajar untuk mencapai tujuan khusus belajar

yang diharapkan.

Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Salah satunya pada pembelajaran

tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

dari kelas rendah hingga kelas tinggi, Kemampuan-kemampuan tersebut

diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman

belajar sesuatu (Dimyati dan Mudjiono, 2010:159). Proses pembelajaran

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

2

melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat

mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para peserta

didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual,

moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan

makhluk sosial.

Peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar agar dapat

mencapai tujuan tersebut. Lingkungan belajar diatur oleh guru mencakup

tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian

pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen

pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang

diharapkan dimiki para peserta didik setelah menempuh pengalaman belajar.

Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas

fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu pengetahuan yang bersumber dari

kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi

pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam

melakukan interaksinya dengan peserta didik agar bahan pengajaran sampai

pada peserta didik, sehingga siswa mengetahui tujuan pengajaran (Sudjana

dan Rivai, 2010:1).

Mengajar mengandung dua unsur yang penting yaitu metode

mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan karena

pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis

media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain

yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan

mencapai tujuan tersebut. Lingkungan belajar diatur oleh guru mencakup

tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian

pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen

pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang

diharapkan dimiki para peserta didik setelah menempuh pengalaman belajar.

Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas

fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu pengetahuan yang bersumber dari

kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi

pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam

melakukan interaksinya dengan peserta didik agar bahan pengajaran sampai

pada peserta didik, sehingga siswa mengetahui tujuan pengajaran

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

3

pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dapat dikuasai peserta

didik setelah pengajaran berlangsung. Meskipun demikian, dapat dikatakan

bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu

mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang

diciptakan oleh guru.

Menurut Sanjaya dalam Haryono (2014:47) media pembelajaran

adalah berbagai alat dan bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam

penyampaian materi pembelajaran. Sedangkan Pendidikan dan media

pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat. Proses pembelajaran tidak

akan berjalan lancar tanpa adanya media pembelajaran yang tepat.

Penggunaan media yang tepat mampu menyampaikan informasi maupun

pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan jelas

oleh penerima pesan. Verbalisme mungkin saja akan muncul ketika

pembelajaran tanpa menggunakan media. Namun, dengan menggunakan

media unsur verbalisme dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Mengurangi

atau menghilangkan unsur verbalisme, peserta didik akan diberikan

pengertian dan konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti, serta

memberi pengalaman menyeluruh yang pada akhirnya memberi pengertian

yang konkret.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 27

Februari 2017 di kelas II SDN Made III Lamongan, menunjukkan bahwa

media yang digunakan adalah media yang belum bisa menarik perhatian

peserta didik, seperti media buku tematik siswa yang sudah disediakan oleh

pemerintah. Padahal buku tematik yang digunakan oleh guru masih terdapat

penyampaian materi pembelajaran. Sedangkan Pendidikan dan media

pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat. Proses pembelajaran tidak

akan berjalan lancar tanpa adanya media pembelajaran

Penggunaan media yang tepat mampu menyampaikan informas

pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan jelas

oleh penerima pesan. Verbalisme mungkin saja akan muncul

pembelajaran tanpa menggunakan media. Namun, dengan menggunakan

media unsur verbalisme dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Mengurangi

atau menghilangkan unsur verbalisme, peserta didik akan diberikan

pengertian dan konsep yang sebenarnya secara realistis dan t

memberi pengalaman menyeluruh yang pada akhirnya memberi pengertian

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

4

banyak kekurangan, sehingga guru kesulitan untuk memberikan materi

pembelajaran secara konkret. Media yang digunakan masih ditujukan untuk

mata pelajaran tertentu dan belum berbasis tematik. Terlihat peranan guru

yang lebih dominan dalam penyampaian materi dan peserta didik terlihat

bosan, hal ini ditandai bahwa peserta didik kelas II dalam proses

pembelajaran suka bermain sendiri ketika guru menjelaskan materi yang

akan diberikan. Selain itu, guru juga kurang memiliki waktu untuk

melakukan pembuatan media pembelajaran yang efektif. Wawancara yang

telah dilakukan, ditemukan hasil pada peserta didik kelas II bahwa peserta

didik kurang begitu memahami tentang materi tata tertib yang dilakukan

sebelum melaksanakan kegiatan, memahami sebuah teks narasi sederhana

dan kurangnya pengetahuan bentuk-bentuk bangun datar di kehidupan

sehari-hari. Dari proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru kelas

II menunjukkan bahwa proses pembelajaran tema 5 sub tema 3

pembelajaran 1 cukup baik, diketahui dari umpan balik yang dilakukan oleh

guru kelas II menunjukkan bahwa peserta didik masih mengalami kesulitan

pada saat dilakukan apersepsi untuk mengulas pembelajaran yang sudah di

pelajari sebelumnya, sehingga guru kelas menilai bahwa peserta didik kelas

II kurang memahami materi yang telah diajarkan kepada peserta didik.

Keaadan di atas tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam suatu

pembelajaran di kelas, sehingga tidak melatih peserta didik untuk berpikir

secara konkret dan melakukan secara mandiri. Kurang adanya kreativitas

melakukan pembuatan media pembelajaran yang efektif. Wawancara yang

telah dilakukan, ditemukan hasil pada peserta didik kelas II bahwa peserta

didik kurang begitu memahami tentang materi tata tertib yang dilakukan

sebelum melaksanakan kegiatan, memahami sebuah teks narasi sederhana

dan kurangnya pengetahuan bentuk-bentuk bangun datar di kehidupan

sehari-hari. Dari proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru kelas

II menunjukkan bahwa proses pembelajaran tema 5 sub tema 3

pembelajaran 1 cukup baik, diketahui dari umpan balik yang dilakukan oleh

guru kelas II menunjukkan bahwa peserta didik masih mengalami kesulitan

pada saat dilakukan apersepsi untuk mengulas pembelajaran yang sudah di

pelajari sebelumnya, sehingga guru kelas menilai bahwa peserta didik kelas

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

5

guru dalam mengembangkan media yang menarik bagi peserta didik

menjadikan materi yang dipelajari sulit untuk dipahami, karena melalui

media pembelajaran materi yang masih bersifat abstrak dapat menjadi lebih

konkret. Hasil peninjauan dari guru kelas II menunjukkan bahwa peserta

didik terlihat kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran dikelas karena

dalam setiap proses pembelajaran, peserta didik sibuk menjahili teman

sebangkunya maupun teman yang lain dan tidak memperhatikan guru saat

pembelajaran berlangsung.

Peserta didik menyatakan bahwa mereka merasa malas belajar

karena pada setiap pembelajaran mereka dihadapkan dengan proses

pembelajaran yang terkesan monoton. Banyaknya tulisan pada buku ketika

mereka melakukan proses pembelajaran dikeluhkan oleh peserta didik,

karena mereka tidak terlalu suka dengan banyaknya tulisan seperti pada

media buku tematik siswa. Guru lebih sering menjelaskan daripada peserta

didik melakukan pembelajaran dan kurang adanya pembelajaran

menggunakan media yang digunakan, karena mereka lebih menginginkan

setiap pembelajaran yang dilakukan dengan belajar sambil bermain daripada

hanya terpusat pada guru (teacher centered).

Permasalahan tersebut perlu diadakan suatu pengembangan media

pembelajaran dengan cara belajar sambil bermain, merupakan hal yang

sangat menarik bagi peserta didik, sehingga diharapkan mampu menarik

minat peserta didik dalam proses pembelajaran dan tentunya akan

menambah keterampilan memahami teks narasi sederhana tentang bermain

di lingkungan sekitar, bentuk-bentuk bangun datar dan memahami tata tertib

pembelajaran berlangsung.

Peserta didik menyatakan bahwa mereka merasa malas belajar

karena pada setiap pembelajaran mereka dihadapkan dengan proses

pembelajaran yang terkesan monoton. Banyaknya tulisan pada buku ketika

mereka melakukan proses pembelajaran dikeluhkan oleh peserta didik,

karena mereka tidak terlalu suka dengan banyaknya tulisan seperti pada

media buku tematik siswa. Guru lebih sering menjelaskan daripada peserta

didik melakukan pembelajaran dan kurang adanya pembelajaran

menggunakan media yang digunakan, karena mereka lebih menginginkan

setiap pembelajaran yang dilakukan dengan belajar sambil bermain da

hanya terpusat pada guru (teacher centered).centered).centered

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

6

yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya kegiatan yang

bisa dilakukan adalah menggunakan media pembelajaran Pisang Badar

(Pilih Pasangan Bangun Datar), karena memiliki tampilan media yang

menarik, dengan menggabungkan bermacam-macam warna, memudahkan

untuk mempelajari materi pada tema 5 sub tema 3 pembelajaran 1, dapat

digunakan secara individu maupun kelompok, media yang telah

dikembangkan oleh peneliti mengacu pada kajian relevan tentang

pengembangan media pembelajaran gambar berseri membahas tentang teks

narasi memperoleh presentase 82,5% dikategorikan baik dan mengacu pada

pengembangan prototipe tentang materi bangun datar memperoleh

presentase tertinggi 63% mendapat nilai 100, dan presentase terendah 11%

mendapat nilai 88. Peneliti menjadikan acuan tersebut untuk

mengembangkan produk dengan penggabungan dari materi teks narasi dan

materi bangun datar serta dengan inovasi peletakan menggunakan magnet

pada pengembangan media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar)

yang akan memudahkan peserta didik untuk mempelajari teks narasi dan

bentuk bangun datar secara konkret dan optimal.

Uraian di atas telah menggambarkan pentingnya pengembangan

media pembelajaran yang baik dan inovatif, berdasarkan latar belakang

masalah tersebut, penulis perlu melakukan penelitian dengan judul

“Pengembangan Media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar)

Pada Sub Tema Hidup Bersih dan Sehat di Kelas II Sekolah Dasar”.

pengembangan media pembelajaran gambar berseri membahas tentang teks

narasi memperoleh presentase 82,5% dikategorikan baik dan mengacu pada

pengembangan prototipe tentang materi bangun datar memperoleh

presentase tertinggi 63% mendapat nilai 100, dan presentase terendah 11%

mendapat nilai 88. Peneliti menjadikan acuan tersebut unt

mengembangkan produk dengan penggabungan dari materi teks narasi dan

materi bangun datar serta dengan inovasi peletakan menggunakan magnet

pada pengembangan media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar)

yang akan memudahkan peserta didik untuk mempelajari teks narasi dan

bentuk bangun datar secara konkret dan optimal.

Uraian di atas telah menggambarkan pentingnya pengembangan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun

datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar?

2. Bagaimana respon peserta didik terhadap media pisang badar (pilih

pasangan bangun datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II

sekolah dasar?

C. Tujuan Penelitian & Pengembangan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan ini tidak

terlepas dari permasalahan yang ada, yaitu:

1. Menghasilkan produk berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun

datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar.

2. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap media pisang badar (pilih

pasangan bangun datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II

sekolah dasar.

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Produk yang diharapkan berupa media pisang badar (pilih pasangan

bangun datar), kriteria dari media yang dikembangkan sebagai berikut:

1. Isi Media

Media ini berisi beberapa komponen yaitu:

a. Materi Pembelajaran

ekolah dasar?

Tujuan Penelitian & Pengembangan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan ini tidak

terlepas dari permasalahan yang ada, yaitu:

Menghasilkan produk berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun

datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah d

Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap media pisang badar (pilih

pasangan bangun datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di

ekolah dasar.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

8

Materi dalam media adalah tema 5 sub tema 3 pembelajaran 1

tentang Hidup Bersih dan Sehat. Materi pembelajaran meliputi

PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika.

b. Kompetensi Dasar

PPKn

3.2 Memahami tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan

sehari-hari di rumah dan di sekolah.

4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.

Bahasa Indonesia

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di

lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan

dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

bahasa daerah untuk membantu penyajian.

Matematika

3.9 Mengenal bangun datar serta mengelompokkan berdasarkan

sifat geometrisnya.

4.6 Mengurai unsur-unsur bangun datar sederhana dari benda

benda di sekitar.

4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.

Bahasa Indonesia

3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di

lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan

dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata

bahasa daerah untuk membantu penyajian.

Matematika

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

9

2. Desain

a. Media Pisang Badar (pilih pasangan bangun datar) berbentuk

persegi panjang dengan ukuran 60x45 cm2. Menggunakan alas

papan kayu yang diberi magnet dalam perekatan di media yang

telah disediakan agar lebih kuat dan tahan lama.

b. Desain bentuk media secara manual, sedangkan untuk stiker

pewarnaan dan teks menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS4.

c. Ukuran font “PISANG BADAR” size 32 menggunakan Arial Black

dan diberi warna kuning untuk bagian judul media serta di samping

judul, font “Pilih Pasangan Bangun Datar” size 23 menggunakan

Calibri dan diberi warna hitam bagian bawah judul, font “teks

narasi sederhana” size 20 menggunakan Calibri dan diberi warna

hitam.

d. Pewarnaan dasar pada media menggunakan warna coklat dengan

bantuan pernis untuk memberi keindahan dan kesan elegan,

pembuatan stiker untuk bentuk bangun datar menggunakan warna

dasar seperti merah, merah muda, kuning, hijau, biru dan coklat.

e. Setiap kolom diberi sekat kayu berukuran 2 cm, sebagai pembatas

antara kolom pertama dan kolom peletakan yang lainnya.

f. Bentuk persegi panjang dengan penambahan stiker berisi materi

tentang teks narasi sederhana berupa cerita tentang kehidupan

sehari-hari, diletakkan di sebelah kiri dan bentuk bangun datar

diletakkan di sebelah kanan untuk menjawab persoalan yang

terdapat pada teks narasi sederhana.

c. Ukuran font “PISANG BADAR” size 32 menggunakan

dan diberi warna kuning untuk bagian judul media serta di samping

judul, font “Pilih Pasangan Bangun Datar” size 23 menggunakan

Calibri dan diberi warna hitam bagian bawah judul,

narasi sederhana” size 20 menggunakan Calibri dan diberi warna

hitam.

d. Pewarnaan dasar pada media menggunakan warna coklat dengan

bantuan pernis untuk memberi keindahan dan kesan elegan,

pembuatan stiker untuk bentuk bangun datar menggunakan warna

dasar seperti merah, merah muda, kuning, hijau, biru dan coklat.

e. Setiap kolom diberi sekat kayu berukuran 2 cm, sebagai pembatas

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

10

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun datar) ini

dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran

bagi peserta didik kelas II sekolah dasar pada tema 5 sub tema 3

pembelajaran 1. Pentingnya pengembangan media pisang badar (pilih

pasangan bangun datar) ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti

untuk menambah keterampilan dan pengetahuan dalam mengembangkan

media serta pengalaman menjadi calon guru di masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini seperti pemaparan berikut ini.

Pertama, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)

dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik memahami teks narasi

sederhana tentang bermain di lingkungan sekitar, bentuk-bentuk bangun

datar dan memahami tata tertib yang berlaku di dalam kehidupan sehari-

hari. Kedua, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun

datar), dimaksudkan sebagai referensi guru dan sekolah dalam

melaksanakan suatu pembelajaran dengan menggunakan media tersebut.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan

Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar) media pembelajaran,

yang diharapkan mempermudah peserta didik dalam memahami materi pada

tema 5 subtema 3 pembelajaran 1 kelas II sekolah dasar. Pisang Badar

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti

untuk menambah keterampilan dan pengetahuan dalam mengembangkan

media serta pengalaman menjadi calon guru di masa mendatang.

Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini seperti pemaparan berikut ini.

Pertama, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)

dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik memahami

sederhana tentang bermain di lingkungan sekitar, bentuk-bentuk bangun

datar dan memahami tata tertib yang berlaku di dalam kehidupan sehari

hari. Kedua, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun

datar), dimaksudkan sebagai referensi guru dan sekolah dalam

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

11

didesain agar peserta didik dapat belajar dan bermain secara bersamaan.

Asumsi pada penelitian dan pengembangan, yaitu:

1. Peserta didik mampu menggunakan media pembelajaran.

2. Dengan dikembangkannya media pembelajaran berupa Pisang Badar (Pilih

Pasangan Bangun Datar), diharapkan peserta didik mampu belajar secara

aktif, mandiri, serta memberikan pengalaman langsung di kehidupan sehari-

hari bagi peserta didik dan untuk menambah antusias dalam mengikuti

pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

3. Media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar) dapat diketahui

kekurangannya selama proses pembelajaran berlangsung agar dapat

meningkatkan keefektivitas produk yang dikembangkan.

Namun disamping itu, penelitian dan pengembangan ini memiliki

beberapa keterbatasan, diantaranya:

1. Media ini hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam pembelajaran tema 5

subtema 3 pembelajaran 1 kelas II sekolah dasar.

2. Media yang dibuat hanya berupa pelaksanaan tata tertib ketika

menggunakan media, teks narasi sederhana dan bentuk bangun datar.

3. Penelitian di uji cobakan pada 22 peserta didik kelas II SDN Made III

Lamongan.

4. Produk pengembangan hanya peneliti sediakan 1 media.

5. Pembuatan media pisang badar menggunakan penelitian dan pengembangan

dari Borg & Gall yang menggunakan 10 langkah. Akan tetapi

pengembangan media hanya sampai pada langkah ke 7, karena pada langkah

ke 7 sudah cukup untuk menguji kevalidan dan kelayakan suatu media.

pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar) dapat diketahui

kekurangannya selama proses pembelajaran berlangsung agar dapat

meningkatkan keefektivitas produk yang dikembangkan.

Namun disamping itu, penelitian dan pengembangan ini memiliki

beberapa keterbatasan, diantaranya:

Media ini hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam pembelajaran tema 5

subtema 3 pembelajaran 1 kelas II sekolah dasar.

Media yang dibuat hanya berupa pelaksanaan tata tertib ketika

menggunakan media, teks narasi sederhana dan bentuk bangun datar.

Penelitian di uji cobakan pada 22 peserta didik kelas II SDN Made III

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/35640/2/jiptummpp-gdl-achmadshol-49086... · 2017. 11. 13. · tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan

12

Sesuai dengan Adelina Hasyim (2016:88) dalam Metode Penelitian Dan

Pengembangan Di Sekolah:

“If you plan to do an R & D project for a thesis or dissertation, you should keep these cautions in mind. It is best to undertake a small-scale project that involves a limited amount of original instructional design. Also, unless you have substantial financial resources, you will need to avoid expensive instructional media such as 16-mm film and synchronized slidetape. Another way to scale down the project is to limit development to just a few steps of the R & D cycle.”

Menjelaskan bahwa langkah-langkah R&D dapat disederhanakan dan

disesuaikan dengan kebetuhan peneliti. Oleh karena itu peneliti memangkas

langkah-langkah Borg & Gall dari 10 langkah menjadi 7 langkah.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, perlu adanya

definisi operasional. Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu

produk baru yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang

dikembangkan berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)

pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar.

2. Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi materi pembelajaraan agar memudahkan peserta didik dalam

memahami materi yang sudah dijelaskan.

3. Media pisang badar (pilih pasangan bangun datar) adalah media yang

digunakan untuk mempelajari tema 5 sub tema 3 pembelajaran 1.

disesuaikan dengan kebetuhan peneliti. Oleh karena itu peneliti memangkas

langkah-langkah Borg & Gall dari 10 langkah menjadi 7 langkah.

Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, perlu adanya

definisi operasional. Definisi operasional pada penelitian ini adalah:

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development

adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu

produk baru yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang

dikembangkan berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)

pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar.

Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau