bab i pendahuluan a. latar belakang...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan dan spesifik, proses
dimana lingkungan seseorang dengan sengaja dikelola (managed) agar ia
dapat belajar atau melibatkan diri dalam perilaku yang spesifik dengan
kondisi tertentu ataupun agar ia dapat memberikan respon terhadap situasi
yang spesifik (Dwiyogo, 2010:3). Sedangkan menurut Setyosari (2001:14),
menyatakan bahwa pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas-
aktivitas yang memudahkan si belajar untuk mencapai tujuan khusus belajar
yang diharapkan.
Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan
kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Salah satunya pada pembelajaran
tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan
dari kelas rendah hingga kelas tinggi, Kemampuan-kemampuan tersebut
diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman-pengalaman
belajar sesuatu (Dimyati dan Mudjiono, 2010:159). Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis siswa (Peraturan Pemerintah No.19, 2005: Bab IV pasal 19 ayat
1). Proses belajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
kondisi tertentu ataupun agar ia dapat memberikan respon terhadap situasi
yang spesifik (Dwiyogo, 2010:3). Sedangkan menurut Setyosari (2001:14),
menyatakan bahwa pembelajaran adalah penyajian informasi dan aktivitas
aktivitas yang memudahkan si belajar untuk mencapai tujuan khusus belajar
yang diharapkan.
Pembelajaran juga berarti meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif, dan keterampilan siswa. Salah satunya pada pembelajaran
tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan
dari kelas rendah hingga kelas tinggi, Kemampuan-kemampuan tersebut
diperkembangkan bersama dengan pemerolehan pengalaman
belajar sesuatu (Dimyati dan Mudjiono, 2010:159). Proses pembelajaran
2
melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat
mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para peserta
didik menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual,
moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan
makhluk sosial.
Peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar agar dapat
mencapai tujuan tersebut. Lingkungan belajar diatur oleh guru mencakup
tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian
pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen
pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dimiki para peserta didik setelah menempuh pengalaman belajar.
Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas
fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu pengetahuan yang bersumber dari
kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi
pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksinya dengan peserta didik agar bahan pengajaran sampai
pada peserta didik, sehingga siswa mengetahui tujuan pengajaran (Sudjana
dan Rivai, 2010:1).
Mengajar mengandung dua unsur yang penting yaitu metode
mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan karena
pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis
media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan
mencapai tujuan tersebut. Lingkungan belajar diatur oleh guru mencakup
tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodologi pengajaran dan penilaian
pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen
pengajaran. Tujuan pengajaran adalah rumusan kemampuan yang
diharapkan dimiki para peserta didik setelah menempuh pengalaman belajar.
Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas
fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu pengetahuan yang bersumber dari
kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Metodologi
pengajaran adalah metode dan teknik yang digunakan guru dalam
melakukan interaksinya dengan peserta didik agar bahan pengajaran sampai
pada peserta didik, sehingga siswa mengetahui tujuan pengajaran
3
pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dapat dikuasai peserta
didik setelah pengajaran berlangsung. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang
diciptakan oleh guru.
Menurut Sanjaya dalam Haryono (2014:47) media pembelajaran
adalah berbagai alat dan bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam
penyampaian materi pembelajaran. Sedangkan Pendidikan dan media
pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat. Proses pembelajaran tidak
akan berjalan lancar tanpa adanya media pembelajaran yang tepat.
Penggunaan media yang tepat mampu menyampaikan informasi maupun
pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan jelas
oleh penerima pesan. Verbalisme mungkin saja akan muncul ketika
pembelajaran tanpa menggunakan media. Namun, dengan menggunakan
media unsur verbalisme dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Mengurangi
atau menghilangkan unsur verbalisme, peserta didik akan diberikan
pengertian dan konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti, serta
memberi pengalaman menyeluruh yang pada akhirnya memberi pengertian
yang konkret.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 27
Februari 2017 di kelas II SDN Made III Lamongan, menunjukkan bahwa
media yang digunakan adalah media yang belum bisa menarik perhatian
peserta didik, seperti media buku tematik siswa yang sudah disediakan oleh
pemerintah. Padahal buku tematik yang digunakan oleh guru masih terdapat
penyampaian materi pembelajaran. Sedangkan Pendidikan dan media
pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat. Proses pembelajaran tidak
akan berjalan lancar tanpa adanya media pembelajaran
Penggunaan media yang tepat mampu menyampaikan informas
pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dengan jelas
oleh penerima pesan. Verbalisme mungkin saja akan muncul
pembelajaran tanpa menggunakan media. Namun, dengan menggunakan
media unsur verbalisme dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Mengurangi
atau menghilangkan unsur verbalisme, peserta didik akan diberikan
pengertian dan konsep yang sebenarnya secara realistis dan t
memberi pengalaman menyeluruh yang pada akhirnya memberi pengertian
4
banyak kekurangan, sehingga guru kesulitan untuk memberikan materi
pembelajaran secara konkret. Media yang digunakan masih ditujukan untuk
mata pelajaran tertentu dan belum berbasis tematik. Terlihat peranan guru
yang lebih dominan dalam penyampaian materi dan peserta didik terlihat
bosan, hal ini ditandai bahwa peserta didik kelas II dalam proses
pembelajaran suka bermain sendiri ketika guru menjelaskan materi yang
akan diberikan. Selain itu, guru juga kurang memiliki waktu untuk
melakukan pembuatan media pembelajaran yang efektif. Wawancara yang
telah dilakukan, ditemukan hasil pada peserta didik kelas II bahwa peserta
didik kurang begitu memahami tentang materi tata tertib yang dilakukan
sebelum melaksanakan kegiatan, memahami sebuah teks narasi sederhana
dan kurangnya pengetahuan bentuk-bentuk bangun datar di kehidupan
sehari-hari. Dari proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru kelas
II menunjukkan bahwa proses pembelajaran tema 5 sub tema 3
pembelajaran 1 cukup baik, diketahui dari umpan balik yang dilakukan oleh
guru kelas II menunjukkan bahwa peserta didik masih mengalami kesulitan
pada saat dilakukan apersepsi untuk mengulas pembelajaran yang sudah di
pelajari sebelumnya, sehingga guru kelas menilai bahwa peserta didik kelas
II kurang memahami materi yang telah diajarkan kepada peserta didik.
Keaadan di atas tidak sesuai dengan proses pembelajaran yang
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam suatu
pembelajaran di kelas, sehingga tidak melatih peserta didik untuk berpikir
secara konkret dan melakukan secara mandiri. Kurang adanya kreativitas
melakukan pembuatan media pembelajaran yang efektif. Wawancara yang
telah dilakukan, ditemukan hasil pada peserta didik kelas II bahwa peserta
didik kurang begitu memahami tentang materi tata tertib yang dilakukan
sebelum melaksanakan kegiatan, memahami sebuah teks narasi sederhana
dan kurangnya pengetahuan bentuk-bentuk bangun datar di kehidupan
sehari-hari. Dari proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru kelas
II menunjukkan bahwa proses pembelajaran tema 5 sub tema 3
pembelajaran 1 cukup baik, diketahui dari umpan balik yang dilakukan oleh
guru kelas II menunjukkan bahwa peserta didik masih mengalami kesulitan
pada saat dilakukan apersepsi untuk mengulas pembelajaran yang sudah di
pelajari sebelumnya, sehingga guru kelas menilai bahwa peserta didik kelas
5
guru dalam mengembangkan media yang menarik bagi peserta didik
menjadikan materi yang dipelajari sulit untuk dipahami, karena melalui
media pembelajaran materi yang masih bersifat abstrak dapat menjadi lebih
konkret. Hasil peninjauan dari guru kelas II menunjukkan bahwa peserta
didik terlihat kurang tertarik mengikuti proses pembelajaran dikelas karena
dalam setiap proses pembelajaran, peserta didik sibuk menjahili teman
sebangkunya maupun teman yang lain dan tidak memperhatikan guru saat
pembelajaran berlangsung.
Peserta didik menyatakan bahwa mereka merasa malas belajar
karena pada setiap pembelajaran mereka dihadapkan dengan proses
pembelajaran yang terkesan monoton. Banyaknya tulisan pada buku ketika
mereka melakukan proses pembelajaran dikeluhkan oleh peserta didik,
karena mereka tidak terlalu suka dengan banyaknya tulisan seperti pada
media buku tematik siswa. Guru lebih sering menjelaskan daripada peserta
didik melakukan pembelajaran dan kurang adanya pembelajaran
menggunakan media yang digunakan, karena mereka lebih menginginkan
setiap pembelajaran yang dilakukan dengan belajar sambil bermain daripada
hanya terpusat pada guru (teacher centered).
Permasalahan tersebut perlu diadakan suatu pengembangan media
pembelajaran dengan cara belajar sambil bermain, merupakan hal yang
sangat menarik bagi peserta didik, sehingga diharapkan mampu menarik
minat peserta didik dalam proses pembelajaran dan tentunya akan
menambah keterampilan memahami teks narasi sederhana tentang bermain
di lingkungan sekitar, bentuk-bentuk bangun datar dan memahami tata tertib
pembelajaran berlangsung.
Peserta didik menyatakan bahwa mereka merasa malas belajar
karena pada setiap pembelajaran mereka dihadapkan dengan proses
pembelajaran yang terkesan monoton. Banyaknya tulisan pada buku ketika
mereka melakukan proses pembelajaran dikeluhkan oleh peserta didik,
karena mereka tidak terlalu suka dengan banyaknya tulisan seperti pada
media buku tematik siswa. Guru lebih sering menjelaskan daripada peserta
didik melakukan pembelajaran dan kurang adanya pembelajaran
menggunakan media yang digunakan, karena mereka lebih menginginkan
setiap pembelajaran yang dilakukan dengan belajar sambil bermain da
hanya terpusat pada guru (teacher centered).centered).centered
6
yang berlaku di dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya kegiatan yang
bisa dilakukan adalah menggunakan media pembelajaran Pisang Badar
(Pilih Pasangan Bangun Datar), karena memiliki tampilan media yang
menarik, dengan menggabungkan bermacam-macam warna, memudahkan
untuk mempelajari materi pada tema 5 sub tema 3 pembelajaran 1, dapat
digunakan secara individu maupun kelompok, media yang telah
dikembangkan oleh peneliti mengacu pada kajian relevan tentang
pengembangan media pembelajaran gambar berseri membahas tentang teks
narasi memperoleh presentase 82,5% dikategorikan baik dan mengacu pada
pengembangan prototipe tentang materi bangun datar memperoleh
presentase tertinggi 63% mendapat nilai 100, dan presentase terendah 11%
mendapat nilai 88. Peneliti menjadikan acuan tersebut untuk
mengembangkan produk dengan penggabungan dari materi teks narasi dan
materi bangun datar serta dengan inovasi peletakan menggunakan magnet
pada pengembangan media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar)
yang akan memudahkan peserta didik untuk mempelajari teks narasi dan
bentuk bangun datar secara konkret dan optimal.
Uraian di atas telah menggambarkan pentingnya pengembangan
media pembelajaran yang baik dan inovatif, berdasarkan latar belakang
masalah tersebut, penulis perlu melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar)
Pada Sub Tema Hidup Bersih dan Sehat di Kelas II Sekolah Dasar”.
pengembangan media pembelajaran gambar berseri membahas tentang teks
narasi memperoleh presentase 82,5% dikategorikan baik dan mengacu pada
pengembangan prototipe tentang materi bangun datar memperoleh
presentase tertinggi 63% mendapat nilai 100, dan presentase terendah 11%
mendapat nilai 88. Peneliti menjadikan acuan tersebut unt
mengembangkan produk dengan penggabungan dari materi teks narasi dan
materi bangun datar serta dengan inovasi peletakan menggunakan magnet
pada pengembangan media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar)
yang akan memudahkan peserta didik untuk mempelajari teks narasi dan
bentuk bangun datar secara konkret dan optimal.
Uraian di atas telah menggambarkan pentingnya pengembangan
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun
datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar?
2. Bagaimana respon peserta didik terhadap media pisang badar (pilih
pasangan bangun datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II
sekolah dasar?
C. Tujuan Penelitian & Pengembangan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan ini tidak
terlepas dari permasalahan yang ada, yaitu:
1. Menghasilkan produk berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun
datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar.
2. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap media pisang badar (pilih
pasangan bangun datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II
sekolah dasar.
D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan
Produk yang diharapkan berupa media pisang badar (pilih pasangan
bangun datar), kriteria dari media yang dikembangkan sebagai berikut:
1. Isi Media
Media ini berisi beberapa komponen yaitu:
a. Materi Pembelajaran
ekolah dasar?
Tujuan Penelitian & Pengembangan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan ini tidak
terlepas dari permasalahan yang ada, yaitu:
Menghasilkan produk berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun
datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah d
Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap media pisang badar (pilih
pasangan bangun datar) pada sub tema hidup bersih dan sehat di
ekolah dasar.
8
Materi dalam media adalah tema 5 sub tema 3 pembelajaran 1
tentang Hidup Bersih dan Sehat. Materi pembelajaran meliputi
PPKn, Bahasa Indonesia dan Matematika.
b. Kompetensi Dasar
PPKn
3.2 Memahami tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari di rumah dan di sekolah.
4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.
Bahasa Indonesia
3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di
lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan
dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian.
Matematika
3.9 Mengenal bangun datar serta mengelompokkan berdasarkan
sifat geometrisnya.
4.6 Mengurai unsur-unsur bangun datar sederhana dari benda
benda di sekitar.
4.2 Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah.
Bahasa Indonesia
3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di
lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu pemahaman.
4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan
dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata
bahasa daerah untuk membantu penyajian.
Matematika
9
2. Desain
a. Media Pisang Badar (pilih pasangan bangun datar) berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 60x45 cm2. Menggunakan alas
papan kayu yang diberi magnet dalam perekatan di media yang
telah disediakan agar lebih kuat dan tahan lama.
b. Desain bentuk media secara manual, sedangkan untuk stiker
pewarnaan dan teks menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS4.
c. Ukuran font “PISANG BADAR” size 32 menggunakan Arial Black
dan diberi warna kuning untuk bagian judul media serta di samping
judul, font “Pilih Pasangan Bangun Datar” size 23 menggunakan
Calibri dan diberi warna hitam bagian bawah judul, font “teks
narasi sederhana” size 20 menggunakan Calibri dan diberi warna
hitam.
d. Pewarnaan dasar pada media menggunakan warna coklat dengan
bantuan pernis untuk memberi keindahan dan kesan elegan,
pembuatan stiker untuk bentuk bangun datar menggunakan warna
dasar seperti merah, merah muda, kuning, hijau, biru dan coklat.
e. Setiap kolom diberi sekat kayu berukuran 2 cm, sebagai pembatas
antara kolom pertama dan kolom peletakan yang lainnya.
f. Bentuk persegi panjang dengan penambahan stiker berisi materi
tentang teks narasi sederhana berupa cerita tentang kehidupan
sehari-hari, diletakkan di sebelah kiri dan bentuk bangun datar
diletakkan di sebelah kanan untuk menjawab persoalan yang
terdapat pada teks narasi sederhana.
c. Ukuran font “PISANG BADAR” size 32 menggunakan
dan diberi warna kuning untuk bagian judul media serta di samping
judul, font “Pilih Pasangan Bangun Datar” size 23 menggunakan
Calibri dan diberi warna hitam bagian bawah judul,
narasi sederhana” size 20 menggunakan Calibri dan diberi warna
hitam.
d. Pewarnaan dasar pada media menggunakan warna coklat dengan
bantuan pernis untuk memberi keindahan dan kesan elegan,
pembuatan stiker untuk bentuk bangun datar menggunakan warna
dasar seperti merah, merah muda, kuning, hijau, biru dan coklat.
e. Setiap kolom diberi sekat kayu berukuran 2 cm, sebagai pembatas
10
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun datar) ini
dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran
bagi peserta didik kelas II sekolah dasar pada tema 5 sub tema 3
pembelajaran 1. Pentingnya pengembangan media pisang badar (pilih
pasangan bangun datar) ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti
untuk menambah keterampilan dan pengetahuan dalam mengembangkan
media serta pengalaman menjadi calon guru di masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini seperti pemaparan berikut ini.
Pertama, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)
dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik memahami teks narasi
sederhana tentang bermain di lingkungan sekitar, bentuk-bentuk bangun
datar dan memahami tata tertib yang berlaku di dalam kehidupan sehari-
hari. Kedua, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun
datar), dimaksudkan sebagai referensi guru dan sekolah dalam
melaksanakan suatu pembelajaran dengan menggunakan media tersebut.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian & Pengembangan
Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar) media pembelajaran,
yang diharapkan mempermudah peserta didik dalam memahami materi pada
tema 5 subtema 3 pembelajaran 1 kelas II sekolah dasar. Pisang Badar
Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti
untuk menambah keterampilan dan pengetahuan dalam mengembangkan
media serta pengalaman menjadi calon guru di masa mendatang.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini seperti pemaparan berikut ini.
Pertama, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)
dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik memahami
sederhana tentang bermain di lingkungan sekitar, bentuk-bentuk bangun
datar dan memahami tata tertib yang berlaku di dalam kehidupan sehari
hari. Kedua, pengembangan media pisang badar (pilih pasangan bangun
datar), dimaksudkan sebagai referensi guru dan sekolah dalam
11
didesain agar peserta didik dapat belajar dan bermain secara bersamaan.
Asumsi pada penelitian dan pengembangan, yaitu:
1. Peserta didik mampu menggunakan media pembelajaran.
2. Dengan dikembangkannya media pembelajaran berupa Pisang Badar (Pilih
Pasangan Bangun Datar), diharapkan peserta didik mampu belajar secara
aktif, mandiri, serta memberikan pengalaman langsung di kehidupan sehari-
hari bagi peserta didik dan untuk menambah antusias dalam mengikuti
pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
3. Media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar) dapat diketahui
kekurangannya selama proses pembelajaran berlangsung agar dapat
meningkatkan keefektivitas produk yang dikembangkan.
Namun disamping itu, penelitian dan pengembangan ini memiliki
beberapa keterbatasan, diantaranya:
1. Media ini hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam pembelajaran tema 5
subtema 3 pembelajaran 1 kelas II sekolah dasar.
2. Media yang dibuat hanya berupa pelaksanaan tata tertib ketika
menggunakan media, teks narasi sederhana dan bentuk bangun datar.
3. Penelitian di uji cobakan pada 22 peserta didik kelas II SDN Made III
Lamongan.
4. Produk pengembangan hanya peneliti sediakan 1 media.
5. Pembuatan media pisang badar menggunakan penelitian dan pengembangan
dari Borg & Gall yang menggunakan 10 langkah. Akan tetapi
pengembangan media hanya sampai pada langkah ke 7, karena pada langkah
ke 7 sudah cukup untuk menguji kevalidan dan kelayakan suatu media.
pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Media Pisang Badar (Pilih Pasangan Bangun Datar) dapat diketahui
kekurangannya selama proses pembelajaran berlangsung agar dapat
meningkatkan keefektivitas produk yang dikembangkan.
Namun disamping itu, penelitian dan pengembangan ini memiliki
beberapa keterbatasan, diantaranya:
Media ini hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam pembelajaran tema 5
subtema 3 pembelajaran 1 kelas II sekolah dasar.
Media yang dibuat hanya berupa pelaksanaan tata tertib ketika
menggunakan media, teks narasi sederhana dan bentuk bangun datar.
Penelitian di uji cobakan pada 22 peserta didik kelas II SDN Made III
12
Sesuai dengan Adelina Hasyim (2016:88) dalam Metode Penelitian Dan
Pengembangan Di Sekolah:
“If you plan to do an R & D project for a thesis or dissertation, you should keep these cautions in mind. It is best to undertake a small-scale project that involves a limited amount of original instructional design. Also, unless you have substantial financial resources, you will need to avoid expensive instructional media such as 16-mm film and synchronized slidetape. Another way to scale down the project is to limit development to just a few steps of the R & D cycle.”
Menjelaskan bahwa langkah-langkah R&D dapat disederhanakan dan
disesuaikan dengan kebetuhan peneliti. Oleh karena itu peneliti memangkas
langkah-langkah Borg & Gall dari 10 langkah menjadi 7 langkah.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, perlu adanya
definisi operasional. Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang
dikembangkan berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)
pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar.
2. Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi materi pembelajaraan agar memudahkan peserta didik dalam
memahami materi yang sudah dijelaskan.
3. Media pisang badar (pilih pasangan bangun datar) adalah media yang
digunakan untuk mempelajari tema 5 sub tema 3 pembelajaran 1.
disesuaikan dengan kebetuhan peneliti. Oleh karena itu peneliti memangkas
langkah-langkah Borg & Gall dari 10 langkah menjadi 7 langkah.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian, perlu adanya
definisi operasional. Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu
produk baru yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang
dikembangkan berupa media pisang badar (pilih pasangan bangun datar)
pada sub tema hidup bersih dan sehat di kelas II sekolah dasar.
Media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau