bab i pendahuluan a. latar belakang masalaheprints.stainkudus.ac.id/836/4/04. bab i.pdf · namun...

7
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada anak pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi antara guru dengan anak didik usia dini, baik komunikasi secara langsung maupun tidak langsung enggan menggunakan media. Proses pembelajaran bisa juga dilaksanakan dimana saja, kapan saja, dan dalam keadaan apapun. Terutama dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan aspek perkembangan kecerdasan spiritual anak usia dini. Sebagaimana dikemukakan oleh Toto Tasmara bahwa kecerdasan spiritual adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. 1 Maka dapat disimpulkan bahwa upaya pengembangan manusia seutuhnya tidak dapat dipisahkan dengan pengembangan potensi kecerdasan spiritual. Sebagaimana dengan potensi kecerdasan yang lain, kecerdasan spiritual sudah seharusnya mulai dikembangkan sejak usia dini. Di masa-masa emas perkembangan manusia ini, stimulus-stimulus dan pengkondisian tertentu yang dilakukan pada anak akan membekas dan memberi dampak jangka panjang dalam rentang masa kehidupannya. Pengembangan kecerdasan spiritual pada anak usia dini seharusnya merupakan hal yang tidak terlampau susah, mengingat anak-anak adalah makhluk yang masih murni dan peka. Hubungan mereka dengan sang Pencipta terkoreksi dengan kekurangnya ke pedulian orang dewasa di sekitarnya akan eksistensi hubungan ini. Anak-anak perlahan-lahan tumbuh dengan kehilangan identitas sebagai makhluk spiritual yang terhubung dengan alam semesta dan penciptanya. Tujuan dari proses pendidikan adalah tidak lain agar siswa dapat secara aktif mengembangkan kekuatan-kekuatan atau potensi-potensi dalam dirinya dalam hal spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, 1 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence) Membentuk Kepribadian yang Bertanggung Jawab Profesional dan Berakhlak, Gema Insani Press, Jakarta, 2001, hlm. 71

Upload: duonganh

Post on 26-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran pada anak pada dasarnya merupakan suatu proses

komunikasi antara guru dengan anak didik usia dini, baik komunikasi secara

langsung maupun tidak langsung enggan menggunakan media. Proses

pembelajaran bisa juga dilaksanakan dimana saja, kapan saja, dan dalam

keadaan apapun. Terutama dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan

aspek perkembangan kecerdasan spiritual anak usia dini. Sebagaimana

dikemukakan oleh Toto Tasmara bahwa kecerdasan spiritual adalah pusat

paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi sumber

bimbingan bagi kecerdasan lainnya.1 Maka dapat disimpulkan bahwa upaya

pengembangan manusia seutuhnya tidak dapat dipisahkan dengan

pengembangan potensi kecerdasan spiritual.

Sebagaimana dengan potensi kecerdasan yang lain, kecerdasan spiritual

sudah seharusnya mulai dikembangkan sejak usia dini. Di masa-masa emas

perkembangan manusia ini, stimulus-stimulus dan pengkondisian tertentu

yang dilakukan pada anak akan membekas dan memberi dampak jangka

panjang dalam rentang masa kehidupannya. Pengembangan kecerdasan

spiritual pada anak usia dini seharusnya merupakan hal yang tidak terlampau

susah, mengingat anak-anak adalah makhluk yang masih murni dan peka.

Hubungan mereka dengan sang Pencipta terkoreksi dengan kekurangnya ke

pedulian orang dewasa di sekitarnya akan eksistensi hubungan ini. Anak-anak

perlahan-lahan tumbuh dengan kehilangan identitas sebagai makhluk spiritual

yang terhubung dengan alam semesta dan penciptanya.

Tujuan dari proses pendidikan adalah tidak lain agar siswa dapat secara

aktif mengembangkan kekuatan-kekuatan atau potensi-potensi dalam dirinya

dalam hal spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

1 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah (Transcendental Intelligence) Membentuk

Kepribadian yang Bertanggung Jawab Profesional dan Berakhlak, Gema Insani Press,

Jakarta, 2001, hlm. 71

2

akhlak mulia dan keterampilan yang dibutuhkan dirinya sendiri, masyarakat,

bangsa dan negara. Tujuan pendidikan tersebut sedikit banyak terangkum

dalam istilah kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual didefenisikan secara

berbeda oleh para pakar. Meskipun demikian, terdapat kesamaan pandangan

bahwa kecerdasan spiritual sangatlah penting dalam kelangsungan hidup

umat manusia.

Proses pengembangan kecerdasan spiritual pada anak usia MI

memerlukan metode yang tepat dan efektif. Keberhasilan pembelajaran di MI

sangat dipengaruhi oleh strategi seorang guru dalam menyajikan proses

kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak.

Keberhasilan dari penerapan strategi tersebut dapat diukur melalui kegiatan

penilaian kegiatan pembelajaran yang diperoleh anak didik di setiap satuan

pendidikan sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Sedangkan

keberhasilan anak dalam menguasai materi pembelajaran dapat dilihat dari

nilai yang diperoleh pada setiap kegiatan pembelajaran yang dievaluasi oleh

guru dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran yang merupakan suatu

proses meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan.

Permasalahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya wawasan guru

dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam

mengembangkan kecerdasan spiritual pada anak. Kondisi seperti ini tidak

dapat didiamkan begitu saja karena jika penerapan awal proses pembelajaran-

nya sudah salah, dapat dipastikan proses pembelajaran selanjutnya juga akan

mengalami kegagalan. MI al-Huda Pancur Mayong Jepara merupakan

lembaga pendidikan yang berbasiskan agama Islam, kegiatan pembelajaran

yang dilaksanakan mempunyai tujuan untuk menciptakan generasi muslim

yang merupakan perwujudan insan yang berilmu dan berakhlak al-karimah

(berakhlak mulia). Namun berdasarkan hasil pengamatan lapangan diketahui

dengan masih banyaknya siswa yang belum (1) mengagumi ciptaan Allah

Swt, seperti kegiatan pembelajaran mengucapkan “Subhanallah” jika melihat

sesuatu yang indah serta dapat menyebutkan benda-benda ciptaan Allah Swt,

(2) mempelajari al-Qur’an dengan kegiatan pembelajaran mengenal Huruf

3

Hijaiyyah, (3) melakukan ibadah keagamaan dengan kegiatan pembelajaran

melakukan gerakan sholat serta berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan, (4)

memiliki kontrol interpersonal dan intrapersonal yang baik dengan kegiatan

pembelajaran mengucapkan dan menjawab salam, mendengarkan dan

memperhatikan ketika teman atau guru berbicara, berbahasa sopan dan

mengucapkan terimakasih, sabar menunggu giliran atau antri, serta mau

meminta dan memberi maaf, (5) berperilaku baik dengan kegiatan

pembelajaran membuang sampah pada tempatnya serta merapikan peralatan

setelah digunakan.

Pengembangan kecerdasan spiritual yang dilakukan oleh guru biasanya

adalah dengan menggunakan aspek pembiasaan dengan belajar di kelas inti

secara klasikal, guru hanya berpusat pada penilaian menyeluruh terhadap

anak-anak dengan menggunakan kurikulum yang sudah ada sehingga dalam

proses pembelajarannya pun masih terasa monoton serta belum mampu

menciptakan teknik baru pada pembelajaran. Kurangnya keprofesionalan dan

kekreatifan sangat mempengaruhi hasil belajar anak didik serta kurangnya

lembaga ataupun guru mempersiapkan ide-ide untuk melakukan

pembelajaran yang berlangsung dikarenakan waktu belajar yang sudah

ditentukan, sehingga menyebabkan keterbatasan melakukan kegiatan yang

lebih kreatif daripada sekedar media pembelajaran klasikal ataupun meng-

gunakanlembar kegiatan siswa, sehingga sangat perlu diselenggarakan

perbaikan untuk meningkatkan hasil pembelajaran.

Melalui data survey yang peneliti peroleh, di MI Al Huda Pancur

Mayong Jepara telah menerapkan ini di dalam mata pelajaran aqidah akhlak

salah satu contohnya setiap pagi guru mengajak siswa membaca asma’ul

husna, istighosah, berjanzinan, membaca surat yasin, dan menghafal surat

pendek. Berkaitan dengan hal tersebut mata pelajaran aqidah akhlak itu

sendiri adalah salah satu mata pelajaran pendidikan agama di Madrasah

4

Ibtidaiyah, yang dikembangkan melalui usaha sadar untuk bisa memahami

tentang kebesaran Allah.2

Rajiih menulis tentang bagaimana mengembangkan kecerdasan spiritual

menyarankan untuk memanfaatkan berbagai kesempatan ketika berkumpul

bersama anak, baik di darat, di pinggir pantai, tempat-tempatwisata, ataupun

di tempat-tempat terbuka, siang atau malam. Pada saat itu, anak mulai

diarahkan untuk memperhatikan dan melihat ke atas, ke arah kemegahan

langit serta bintang-bintang bertebaran, termasuk juga yang ada di bumi, baik

manusia, gunung-gunung, bukit serta ciptaan Allah lainnya. Hal ini penting

dilakukan agar didalam diri anak muncul perasaan kagum terhadap

kemegahan tata kosmos serta hal-hal lain yang kasat mata. Dan lebih penting

lagi, bahwa itu semua merupakan ciptaan Allah serta berada dalam

genggaman dan kekuasaan-Nya. Atau kita bisa mencoba bertanya kepada

mereka: “Anakku. Siapa yang telah menciptakan ini semua?”3

Pendidik untuk mengembangkan kecerdasan spiritual biasanya

mengajak anak untuk berinteraksi langsung dengan alam, menikmati

keindahan alam, berpetualang, mengidentifikasi jenis-jenis tanaman dan

hewan yang ada di lingkungan sekitar dan sebagainya, serta menerangkan

ciptaan-ciptaan Tuhan yang indah, sehingga sebagai manusia kita wajib

menjaga dan melestarikannya. Oleh karenanya, peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Strategi Guru dalam Pembelajaran Tadabur Alam

pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak untuk Mengembangkan Kecerdasan

Spiritual Siswa di MI al-HUDA Pancur Mayong Jepara Tahun Ajaran

2016/2017.”

2Hasil observasi di MI Al Huda Pancur Mayong Jepara pada tanggal 20-22 Agustus

2016 3 Hamdan Rajjiih, Cerdas Akal Cerdas Hati, Mengasah dan Mengembangkan

Kecerdasan Intelektual (IQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Buah Hati Anda, DIVA Press,

Jogjakarta, 2008, hlm. 59.

5

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah strategi guru

dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran aqidah akhlak untuk

mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Adapunn subjek siswa dalam

penelitian ini, peneliti fokuskan pada siswa kelas V, dan untuk mata pelajaran

aqidah akhlak peneliti fokuskan pada bab membasahi lisan dengan banyak

menyebut kalimah thayyibah (mengumandangkan kebesaran Allah dengan

mengucap Allahuakbar), mengenal Allah dengan Asma’ul Husna yang terdiri

dari mengenal sifat ar-rozaq, mengenal sifat al fattah, mengenal sifat asy

syukur, mengenal sifat al mughniy.

Alasan peneliti memfokuskan mata pelajaran aqidah akhlak pada bab

mengumandangkan kebesaran Allah dengan mengucap Allahuakbar dan

mengenal asma’ul husna karena bab ini merupakanbab yang dipelajari di MI

AL HUDA, dengan memfokuskan pada bab ini diharapkan pada bab

selanjutnya yang akan di berikan guru aqidah akhlak siswa akan lebih

menyukai dan berminat lagi dalam mempelajari mata pelajaran aqidah

akhlak. Selain itu juga menambah pengetahuan siswa bahwa kenikmatan atau

kebesaran dari Allah harus disyukuri.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual

siswa di MI al-Huda Pancur Mayong Jepara Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual

siswa dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak di MI al-Huda Pancur Mayong Jepara Tahun Ajaran 2016/2017?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat strategi yang diterapkan guru

dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa melalui pembelajaran

tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MI al-Huda Pancur

Mayong Jepara Tahun Ajaran 2016/2017

6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan dari

peneliti ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa MI al-Huda Pancur Mayong Jepara Tahun Ajaran

2016/2017.

2. Untuk mengetahui strategi guru dalam mengembangkan kecerdasan

spiritual siswa dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran

Aqidah Akhlak di MI al-Huda Pancur Mayong Jepara Tahun Ajaran

2016/2017.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat strategi yang

diterapkan guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa

melalui pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah Akhlak

di MI al-Huda Pancur Mayong Jepara Tahun Ajaran 2016/2017.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian tentang

strategi guru dalam pembelajaran tadabur alam pada mata pelajaran Aqidah

Akhlak untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa MI al-Huda Pancur

Mayong Jepara adalah:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

dalam rangka mengembangkan wacana keilmuan,khususnya berkaitan

dengan strategi guru dalam pengembangan kecerdasan spiritual anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meningkatkan

kompetensi guru baik untuk saat ini maupun untuk yang akan

datang.

7

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam memilih strategi menjelaskan yang tepat dalam

pengembangan kecerdasan spiritual anak.

c. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dan bahan

perbandingan untuk mengadakan penelitian yang sejenis dalam

ruang lingkup yang lebih luas.

d. Bagi Praktisi Pendidikan

Sebagai rujukan bagi praktisi pendidikan dalam mengambil

sikap untuk memutuskan kebijakan dalam mengembangkan

pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah.