bab i pendahuluan a. latar belakang masalah · perkembangan fenomena musik metal di arab saudi pada...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kata budaya berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak dari
buddhi (Sansekerta) yang berarti „akal‟ (Koentjaraningrat, 1974:80). Definisi yang
paling tua dapat diketahui dari E.B. Tylor yang dikemukakan di dalam bukunya
Primitive Culture (1871). Menurut Tylor, kebudayaan adalah keseluruhan
aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-
istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan lain (Ratna, 2005:5). Definisi yang mutakhir
dikemukakan oleh Marvin Harris (1999:19) yaitu seluruh aspek kehidupan
manusia dalam masyarakat, yang diperoleh dengan cara belajar, termasuk pikiran
dan tingkah laku. Definisi yang dikemukakan oleh Parsudi Suparlan bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial,
yang digunakan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang
dihadapi, dan untuk menciptakan serta mendorong terwujudnya kelakuan
(Suparlan, 1982:3).
Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang diciptakan oleh manusia.
Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan
kehidupan masyarakat yang dinamis. Aristoteles mengemukakan bahwa seni
adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya
mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Demikian juga
dikemukakan oleh sastrawan Rusia terkemuka Leo Tolstoy yang mengatakan
2
bahwa seni merupakan kegiatan sadar manusia dengan perantaraan (medium)
tertentu untuk menyampaikan perasaan kepada orang lain (Hermawati, 2008:10).
Menurut Ki Hajar Dewantara, seni adalah indah, menurutnya seni adalah
segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah
hingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya. Menurut Akhdiat K.
Mihardja, seni adalah kegiatan manusia yang merefleksikan kenyataan dalam
suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk
membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani si penerimanya. Sedangkan
menurut Erich Kahler, seni adalah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi,
menciptakan realitas dengan simbol atau kiasan tentang keutuhan “dunia kecil”
yang mencerminkan “dunia besar”. Berdasarkan bentuk dan mediumnya seni
dapat diklasifikasikan tiga kelompok : seni rupa, seni pertunjukan, dan seni sastra.
Klasifikasi Seni
Seni
Seni Rupa Seni Pertunjukan Seni Sastra
1. Seni Murni
2. Seni Terapan
3. Design
4. Kriya
1. Seni Musik
2. Seni Teater
3. Seni Tari
4. Film
Sinematographi
5. Pantomim
1. Prosa
2. Puisi
(Hermawati, 2008:10).
3
Dalam penelitian ini, objek utama yang digunakan adalah musik. Musik
adalah hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya, melalui unsur-unsur musik
yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan ekspresi. (
Hermawati, 2008:24). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik : 1. Ilmu
atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan
temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan. 2. Nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat-alat
yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu) (Sugono, 2008:987).
Pada awalnya, secara alami musik sudah mulai dimainkan ketika pertama
kali manusia hadir di muka bumi ini. Tampaknya bagi masyarakat primitif musik
merupakan cara alami untuk mengekspresikan emosi-emosi yang mendasar
seperti bahagia, marah, cinta, dan juga rasa kagum terhadap hal-hal gaib atau
kekuatan alami. Sebagian dari musik dicipta untuk mengiringi tari-tarian ritual
atau orang bekerja. Ketukan kaki dan tepukan tangan diduga merupakan
instrumen pertama mereka. Secara bertahap kemudian orang mulai menemukan
cara memproduksi suara yaitu dari cekungan semacam buah labu yang dipukul
dengan tongkat atau dengan ditiup. Setelah memperhalus bunyi-bunyi tersebut
mereka mulai mengkombinasikan nada-nada dan ritme dengan berbagai cara
sehingga lahirlah seni musik (Muttaqin, 2008 : 13-16).
Seiring perkembangan zaman yang silih berganti, begitu juga perihal
perkembangan musik dari zaman ke zaman dipengaruhi perpindahan penduduk
yang dikarenakan faktor alam yang berubah-ubah dan berbagai faktor yang
4
lainnya. Kemudian dalam sejarah musik khususnya di tanah negara Arab Saudi,
tepatnya Kerajaan Arab Saudi sudah ada sejak zaman jahilliyah atau masa pra-
islam. Orang Arab memiliki beragam jenis lagu: kemenangan, perang,
keagamaan, dan cinta. Jejak-jejak himne keagamaan primitif masih terlihat dalam
talbiyyah ritual haji. Insya>d, atau mendendangkan puisi, terlihat dalam melagukan
(tajwid) Alquran. Namun lagu kafilah, huda’, merupakan lagu yang paling disukai
dan, menurut mereka, merupakan jenis lagu yang pertama yang muncul.
Huda’- demikian menurut legenda dalam karya al-Mas‟udi - tercipta
ketika salah seorang pendiri suku, Mudhar ibn Ma‟ad, terjatuh dari untanya
dan tangannya patah, lalu dengan suaranya yang merdu ia menjerit, Ya> yadah! Ya> yadah (Oh tanganku! Oh tanganku), yang diucapkan mengikuti
irama kaki untanya yang terus berjalan. Jeritan inilah yang kemudian
menciptakan pola rajaz yang digunakan dalam lagu-lagu kafilah, dan
dikenal sebagai pola puitis yang paling sederhana
Orang Arab Selatan juga memiliki jenis lagu dan instrument musik
tersendiri, yang belum banyak kita ketahui, tapi kita masih ragu apakah
fenomena itu turut membentuk sebagian khazanah musik Arab Utara, dan
orang Arab Islam atau tidak. Masyarakat pra-islam di Hijaz, menggunakan
tambur segi empat (duff), seruling (Qashabah) dan suling rumput atau ubu
(zamr, mizmar) sebagai alat musik utama. Mereka juga telah mengenal
gambus dari kulit (mizhar) (Hitti, 2005: 342).
Pada masa nabi, pengaruh musik asing mulai terlihat. Para putra mahkota
Gassan menyanyikan lagu chorus dengan para biduan Yunani. Sebelumnya, orang
Lakhmi di Hirah juga telah menggunakan gambus dari kayu (Ud menjadi lute
dalam bahasa Inggris), yang kemudian ditiru oleh orang Hijaz. Sebuah riwayat
menyebutkan bahwa al-Nadhir ibn al-Harits ibn Kaladah, seorang ahli
pengobatan, penyanyi, sekaligus penyair yang syair-syair pagannya bersaing
dengan wahyu Muhammad dalam menarik dukungan publik, dipandang sebagai
orang yang memperkenalkan alat musik itu ke Mekah (Hitti, 2005: 342-343).
5
Pada perkembangan selanjutnya, setelah nabi wafat, muncul apresiasi
masyarakat terhadap musik dalam Islam. Fenomena tersebut mengubah
kecendrungan masyarakat Hijaz tentang musik ke arah norma-norma estetika,
terutama di bawah kekuasaan Utsman, khalifah pertama yang memiliki selera
kemewahan dan penampilan. Paduan indah antara suara dan alat musik mulai
dipelajari. Apa yang disebut oleh para komposer sebagai al-ghina al-mutqan atau
al-raqiq, nyanyian artistik atau elegan, suatu jenis musik yang lebih maju karena
telah menerapkan ritme (iqa) kedalam melodi lagu semakin diterima di Hijaz.
Pemusik laki-laki profesional muncul untuk pertama kalinya dengan julukan
mukhannatsun - orang yang bersikap feminis, karena mereka mewarnai kuku dan
mengikuti perilaku perempuan. Salah satu diantaranya adalah Thuways (Merak
Kecil, 632-710) dari Madinah, yang dipandang sebagai bapak lagu dalam islam.
Thuways dipandang telah memperkenalkan ritme ke dalam musik Arab dan
menjadi orang pertama yang menyanyi dalam bahasa Arab sambil diiringi tambur
(Hitti, 2005: 343).
Tinjauan pustaka dilakukan dengan cara mengklasifikasikan pustaka yang
sudah ada, baik dari skripsi, jurnal ilmiah, buku referensi, website resmi dan
sumber lain yang terpercaya. Klasifikasi pustaka dilakukan untuk mempermudah
dalam mengidentifikasi literatur, menganalisis dokumen, serta menerapkan hasil
analisis sebagai landasan teori bagi penyelesaian masalah dalam penelitian yang
dilakukan.
Penelitian tentang musik khususnya yang bergenre metal sudah banyak
dilakukan terutama di Indonesia. Penelitian tentang musik metal di kawasan
6
Timur Tengah sudah banyak dilakukan dari berbagai sudut pandang, namun
hanya saja dalam bentuk jurnal. Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis
tentang musik metal sebagai sebuah identitas anak muda Arab Saudi menjelaskan
perkembangan musik metal di Arab Saudi rentang tahun 1995-2010, Faktor
penyebab musik metal masuk ke Arab Saudi, Identitas pelaku musik metal di
Arab Saudi.
Adapun penelitian yang terkait dengan musik metal yang berbentuk
skripsi, di antara lain :
1. Endy Irwanto, mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni
Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2007 dalam skripsinya
yang berjudul Pengaruh Musik Underground terhadap Kehidupan Remaja
Surakarta (studi kasus tentang kehidupan sehari-hari para pemusik
underground di Surakarta tahun 1993-2003). Penelitian tersebut menjelaskan
(1) Latar belakang munculnya musik underground di Surakarta. (2)
Mengetahui kondisi sosial dan orientasi budaya yang mendukung masyarakat
di Surakarta. (3) Mengetahui pengaruh musik underground terhadap
kehidupan remaja di Surakarta. Adapun peneliti akan menjelaskan
perkembangan fenomena musik metal di Arab Saudi pada tahun 1995-2010
beserta faktor yang menyebabkan musik metal masuk ke negara tersebut dan
menjelaskan identitas para pelaku musik tersebut.
2. Syaif Putra, mahasiswa Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara Medan pada tahun 2007 dalam skripsinya Perkembangan
Musik Progressive Metal di Kota Medan. Penelitian tersebut menjelaskan 1.
Musik progressive metal di Medan dari segi musikal dan pertunjukan 2.
7
Perkembangan grup musik beraliran progressive metal di kota Medan.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah dalam ranah
tempat yaitu di negara Arab Saudi dan jenis aliran musik yaitu musik metal.
Penelitian yang berupa jurnal yang terkait dengan penelitian musik metal
di antara lain :
1. Andre Indrawan, Lektor Kepala pada Jurusan Musik, Fakultas Seni
Pertunjukan, ISI Yogyakarta dalam jurnalnya yang berjudul Musik di Dunia
Islam, Sebuah Penelusuran Historikal Musikologis. Dalam jurnal ini
menjelaskan sejarah seni musik Islam yang akar keberadaannya dapat
ditelusuri sejak masa sebelum Islam di Arab. Beberapa bentuk musikal baru
dalam kenyataannya memiliki kaitan asal-muasal dengan bentuk-bentuk lama
yang kemudian diselaraskan dengan muatan Islamis. Kajian ini menjumpai
bahwa musik hidup dalam masyarakat Arab sejak masa permulaan Islam dan
telah mengalami kemajuan pada masa Khalifah Ummayah di antara tahun
661 dan 750 Masehi. Puncak pengembangan musik Islam yang terpusat di
Spanyol hingga penghujung paruh pertama abad ke-15 dan kemudian
menurun seiring dengan melemahnya pengaruh Islam di Eropa, akhirnya
terputus oleh kolonisasi Barat yang diikuti oleh modernisasi.
2. Jean Lambert dalam jurnalnya The Arabian Peninsula, an Overview. Jurnal
ini merupakan salah satu kumpulan tulisan dalam jurnal The Garland
Enclopedia of World Music. Dalam jurnal ini menjelaskan tentang
perkembangan musik di semenanjung Arab yaitu Saudi Arabia, Oman,
Yaman dan negara Teluk Arab. Perkembangan musik terutama di negara
Arab Saudi berkembang di 2 kota yaitu Najd dan Hijaz. Ada 4 macam
8
kategori musik atau genre musik yang berkembang di kota Nejd yaitu
Dewinih, Samiri, Arda dan Ridiyya, Sedangkan di Kota Hijaz banyak
berkembang genre musik pengiring pernikahan.
3. Mark Andrew Le vine, Profesor Sejarah Timur Tengah Modern Universitas
California. Beliau menulis sebuah jurnal yang berjudul Headbanging against
repressive regimes. Heavy metal in the Middle East, North Africa, Southeast
Asia and China. Tulisan ini menjelaskan tentang perkembangan musik metal
di dalam negara yang menganut rezim yang ketat di kawasan Timur Tengah,
Afrika Utara, Asia Tenggara dan Cina. Perkembangan musik metal di
kawasan Timur Tengah terutama di 3 negara di kawasan ini seperti Mesir,
Maroko dan Iran mengalami gesekan yang kuat dan perlawanan dari rezim
yang memerintah di negara masing-masing. Musik metal masuk ke Mesir
melalui orang Mesir sendiri dan orang asing yang masuk ke negara Mesir
pada tahun 1990-an ketika keadaan politik Mesir sedang terjadi konflik antara
pemerintah dan Islam militant. Pada tahun 2000-an dengan seiring
penggunaan internet yang gencar di akses oleh para penggemar musik metal.
4. Roberth F, Worth dalam jurnalnya yang bernama Jidda Journal yang
dipublikasi tanggal 23 November 2008 telah menulis tentang sebuah band
metal yang berada di Arab Saudi, namun band metal ini berbeda dari band-
band metal lainnya karena semua personelnya beranggotakan 4 perempuan
lajang. Band ini bernama “ Accolade”, namun keberadaan band ini tidak bisa
di nikmati performa panggungnya secara luas di hadapan publik karena
hukum yang berlaku di Arab Saudi yang tidak memperbolehkan wanita untuk
keluar rumah tanpa mahrom yaitu suami atau saudara kandung dari laki-laki.
9
Band Accolade telah mengeluarkan single lagu yang berjudul Pinocchio yang
dapat di unduh di halaman website Myspace.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa
rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana perkembangan fenomena musik metal di Arab Saudi rentang tahun
1995-2010 ?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan musik metal masuk ke Arab Saudi ?
3. Bagaimana identitas dan sikap pelaku musik metal di Arab Saudi ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut :
1. Memaparkan perkembangan fenomena musik metal di Arab Saudi pada
rentang tahun 1995-2010.
2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab musik metal masuk ke Arab Saudi.
3. Menjelaskan identitas dan sikap pelaku musik metal di Arab Saudi.
D. Pembatasan masalah
Pembatasan masalah diperlukan supaya permasalahan dalam obyek
penelitian tidak meluas dan perlu dijelaskan mengenai batasan obyek penelitian.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dan memperdalam pembatasan
masalah dalam penelitian tersebut.
10
Penelitian ini dibatasi pada kajian tentang perkembangan musik metal di
Arab Saudi pada tahun 1995-2010 karena :
1. Pada rentang tahun ini di Arab Saudi, keadaan sosial politik di Arab Saudi
sedang mengalami perubahan dan peralihan kekuasaan. Keadaan tersebut
berawal dari peristiwa Raja Fahd sakit dan digantikan oleh Abdullah untuk
memerintah sebagai penguasa de facto dan mewakili peran Raja Arab Saudi
sejak tahun 1995, yaitu sejak Raja Fahd mengalami penurunan kesehatan
akibat stroke. Peralihan pemerintahan dari Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Saud
ke Raja Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud terjadi pada tanggal 1 Agustus 2005.
Dan pada tanggal 3 Agustus 2005, Raja Abdullah diresmikan menjadi raja
Arab Saudi.
2. Internet masuk atau mulai banyak digunakan masyarakat Arab Saudi pada akhir
tahun 1990-an. Akses menuju dunia maya semakin tak terbatas sehingga
masyarakat dari kalangan generasi muda mulai mudah mengakses segala
macam informasi yang selalu berganti setiap detik dari seluruh dunia dan tidak
menutup kemungkinana mereka mendapatkan referensi musik metal dari
internet ini. Dan pada tahun 2003-an, para pelaku musik membuat suatu
website bernama sametal.org yang dapat diakses oleh metalhead yang berada
di negara Arab Saudi atau negara lain. Akan tetapi keanggotaan dalam website
ini hanya untuk band Arab Saudi dengan cara mendaftar terlebih dahulu atau
dengan cara log in.
E. Landasan Teori
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka peneliti
menggunakan landasan teori :
11
1. Globalisasi Kebudayaan
Banyak ahli yang mempunyai definisi masing-masing tentang globalisasi.
Menurut Jan Nederveen Pieterse (2009:8) Globalisasi mempunyai Consesus/
Kesepakatan umum dan Controversy/ Kontroversi berdasarkan analisis pembuat
kebijakan yang berada di bagian belahan bumi Utara dan Selatan. Kesepakatan
dalam globalisasi adalah globalisasi yang terjadi secara menyeluruh di dunia yaitu
a. Globalisasi terbentuk dari Pergantian atau Perkembangan Teknologi
(Globalization is being shaped by technological change)
Ledakan dalam informasi dan teknologi informasi terbentuk dari
infrastruktur globalisasi yang meliputi bidang keuangan, mobilitas ibukota dan
kegiatan ekspor berorientasi bisnis, komunikasi lintas negara, migrasi, perjalanan,
interaksi masyarakat sosial. Informasi dan mikro elektronik berbasis komputer
serta teknologi komunikasi mulai muncul pada awal tahun 1980an digunakan
dalam bidang keuangan untuk mengembangkan pelayanan selama 24 jam
(Pieterse, 2009:9).
b. Keterlibatan berbagai Lembaga Negara (Involves the reconfiguration of
states)
Para pengamat terdahulu menyatakan bahwasannya globalisasi membuat
suatu negara menjadi terpuruk, mengacu terhadap pandangan radikal globalisasi
adalah sebuah serbuan berupa pembatasan akan dunia. Pendapat tersebut pada
masa kini mulai di tinggalkan seiring perkembangan teknologi informasi. Menurut
perspektif sosiologi, format globalisasi abad 19 ke depan merujuk kepada
dominasi sebuah negara bangsa. Pada periode tahun antara 1840-1960, negara
12
bangsa merupakan format politik yang mendominasi organisasi seluruh dunia
(Pieterse, 2009:10).
c. Berkembang seiring dengan organisasi antar negara (Goes together with
regionalization)
Jika pada periode tahun antara 1840-1960, negara bangsa merupakan
format politik yang mendominasi organisasi seluruh dunia, namun pada zaman
sekarang format politik yang mendominasi adalah dalam bentuk regional atau
lokal seperti dalam bidang perekonomian, salah satunya APEC (Asia-Pacific
Economic Cooperation) Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik. APEC bertujuan
mengukuhkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas negara-negara di
Asia Pasifik. Kerjasama regional bidang keamanan salah satunya adalah ASEAN
(Association of Southeast Asean Nations). Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, pengembangan
kebudayaan negara anggota, memajukan perdamaian dan stabilitas ditingkat
regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di
antara anggotanya dengan damai ( Pieterse, 2009:12).
d. Tidak Rata (Is uneven)
Indikasi globalisasi tidak merata dari segi pertumbuhan ekonomi.
Globalisasi kontemporer berpusat pada wilayah Amerika Utara, Eropa, dan Asia
Timur. Pendapatan dan kekayaan pada wilayah tersebut mengalami pasang surut
yang tidak menentu, contoh pada periode tahun 1980-1990 populasi dunia
sebanyak 14 persen, dari 14 % itu hanya 80 % pertumbuhan bidang investasi .
Dan pada tahun 1992 merosot dari 80 % menjadi 70 % investor (Pieterse,
2009:13).
13
Sedangkan kontroversi atau perdebatan para ahli dalam hal globalisasi
adalah kondisi globalisasi yang mempunyai sisi perdebatan diantara para ahli
sehingga memunculkan definisi dan pembahasan yang beraneka ragam. (Pieterse,
2009:14). Perdebatan itu sebagai berikut :
a. Apakah globalisasi akan selalu berkaitan dengan ekonomi atau malah sangat
multidimensi (Is globalization essentially economic or multidimensional ? )
Perdebatan ini muncul di kalangan ahli yang bermacam latar belakang dari bidang
ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi dan sains. Masing-masing ahli
mendefinisikan globalisasi sesuai dengan bidang masing-masing, maka muncul
pendapat globalisasi itu sangat multidimensi (Pieterse, 2009:14).
b. Apakah globalisasi itu sesuatu yang baru saja diterima atau proses sejarah yang
sangat lama (Is globalization a recent or long-term historical process)
Perdebatan ini muncul karena masing masing ahli dalam bidangnya tidak
menarik benang merah antara proses globalisasi zaman dahulu sampai zaman
sekarang hanya beranggapan globalisasi itu sesuatu yang baru dan proses sejarah
dari masa lampau (Pieterse,2009 :16).
c. Apakah yang dimaksud globalisasi (What is “globalization”?)
Definisi globalisasi juga mengalami perdebatan antara ahli satu sama lain.
Perbedebatan terjadi dari para pendapat ahli, periode proses globalisasi dan sudut
pandang yaitu globalisasi sebagai proses, proyek, proses suatu proyek, sistem dan
wacana (Pieterse, 2009:18).
d. Apakah globalisasi itu terorganisir (Is globalization manageable ?)
Perdebatan tentang apakah globalisasi itu terorganisir terindikasi lewat
perkembangan berbagai bidang kehidupan manusia dari zaman dahulu hingga
14
sekarang contoh perkembangan teknologi internet. Perkembangan internet
pertama kali digunakan oleh kalangan Kementrian Pertahanan Amerika Serikat
digunakan dalam berkomunikasi antar pangkalan militer kemudian fungsi internet
ini menyebar untuk kalangan akademisi lalu masyarakat melalui komputer pribadi
yang tersambung kabel internet (Pieterse, 2009:21).
Selepas dari consesus dan controversy tentang globalisasi dari Jan
Nederveen Pieterse, ada beberapa ahli dari ilmu sosial yang mengemukakan
pendapat tentang globalisasi dari berbagai sumber :
Sociology “Globalization . . . refers both to the compression of the world and the
intensification of consciousness of the world as a whole.” Robertson (1992: 8)
( Globalisasi... berkenaan dengan tekanan dunia dan kesadaran akan itensifikasi
dunia secara keseluruhan).
“A social process in which the constraints of geography on social and cultural
arrangements recede and in which people are increasingly aware that they are
receding” (Waters: 1995:3) ( Proses sosial itu ada dalam sebuah pemaksaan
geografi dalam sebuah lingkup sosial dan kemerosotan susunan kultur budaya
serta peningkatan suatu masyarakat yang sadar bahwasannya mereka akan terus
merosot).
History, antrophology “Globalization is a long-term historical process of growing
worldwide interconnectedness.”(Nederveen Peiterse, 1995:45) (Globalisasi
adalah proses sejarah yang panjang dan orang di seluruh dunia terhubung
antarsatu sama lain).
15
Dalam definisi globalisasi menurut Jan Aart Scholte yang merupakan
profesor dalam ilmu politik dan international studies dan juga direktur institusi
The Centre for the study of globalization and Regionalization mengatakan
globalisasi adalah “serangkaian proses relasi sosial menjadi relatif terlepas dari
wilayah geografis”. Sementara bila melihat definisi kebudayaan yang di jelaskan
Edward B. Taylor merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
mengandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sementara itu Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, menurut
mereka kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat, maka
bisa diartikan bahwa globalisasi budaya adalah, “serangkaian proses dimana
relasi akal dan budi manusia relatif terlepas dari wilayah geografis” ( Hutagalung,
2007: 3).
Faktor-faktor yang menyebabkan globalisasi budaya antara lain :
a. Pesatnya Perkembangan Teknologi Informasi
b. Globalisasi Politik
c. Globalisasi Ekonomi (Hutagalung, 2007: 3)
Masih berkaitan tentang globalisasi budaya, dari definisi yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli maka, lahirlah apa yang dikatakan sebagai global
pop culture. Global pop culture adalah budaya tren dalam suatu wilayah atau
region yang kemudian dipopulerkan hingga ke taraf dunia atau lingkup global.
(Hutagalung, 2007: 4).
Budaya Populer didefinisikan oleh kepercayaan dan nilai, oleh perilaku
dan nilai, pemahaman terhadap sejarah dan keberbedaan, semua hal tersebut
16
dimiliki oleh kelompok sosial tertentu. Konsep-konsep kunci tentang budaya
populer mencakup hal-hal berikut :
a. Pemahaman tentang perbedaan dan identitas
b. Bagaimana identitas direpresentasikan
c. Bagaimana budaya diproduksi
d. Cara hubungan sosial dan budaya disamakan dengan barang-barang
e. Bagaimana makna tentang perbudakan diproduksi dalam teks
f. Bagaimana ideologi beroperasi dalam praktik dan barang kebudayaan
(Burton, 1999: 52-53).
Penulis menggunakan teori ini karena penyebaran musik metal dari dunia
Barat terutama dari Amerika Serikat dan Inggris ke Arab Saudi banyak terjadi di
kota Jeddah, Dammam dan Riyadh melalui salah satu sarana globalisasi budaya
yaitu penyebaran teknologi informasi berupa media massa yang lebih khusus
media massa elektronik yaitu internet, MTV dan TV kabel maupun satelit.
F. Sumber Data dan Data
1. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi
mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu (1)
data primer dan (2) data sekunder. Data primer adalah data yang dibuat oleh
peneliti dengan maksud khusus untuk menyelesaikan permasalahan yang akan
menjadi bahan penelitian. Sedangkan data sekunder yaitu data yang sudah
dikumpulkan sebagai tambahan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
sebagai acuan penelitian. Dalam sebuah penelitian, yang bisa menjadi data
17
sekunder yaitu artikel, jurnal serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian
yang dilakukan (Sugiyono, 2010:137).
Sumber data primer dari penelitian ini adalah buku yang berjudul :
1. Metal Rules The Globe, Heavy Metal Music Around The World. 2011.
Jeremy Wallach, Harrism, Paul D. Greene. Duke University Press. USA.
2. Music in the World of Islam, a Social-History karya Amnon Shiloah pada
tahun 1995. Great Britain.
3. Heavy Metal, the Music and its Culture. Deena Weinstein pada tahun 2000.
Chicago DA capo Press.
4. Heavy Metal Islam: Rock, Resistance, and the Struggle for the Soul of Islam
karya Mark Levine 2008 Three Rivers press. New York.
5. Headbanging Against Repressive Regimes. Heavy Metal in the Middle East,
North Africa, Southeast Asia and China karya Mark Levine Freemuse
2009 . Copenhagen K • Denmark.
Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah :
1. Jurnal Esquire edisi November 2010.
2. Jurnal Heavy metal as controversy and counterculture karya Titus Hjelm,
Keith Kahn-Harris, Mark LeVine 2013.
3. “Heavy Metal Muslims: The Rise of a Post-Islamist Public Sphere,”
Contemporary Islam, Vol. 2, #3, 2009, pp. 229 – 249 Mark Levine.
4. Metal Bulletin Zine #45 Washington state, U.S. September 13, 2014.
5. Metal Bulletin Zine #46 Washington state, U.S. October 12, 2014.
18
6. www.arabnews.com
7. www.sametal.org
2. Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak
dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan. Data
adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dalam arti luas),
yang harus dicari, dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data dapat berupa
catatan-catatan dalam kertas , buku, atau tersimpan dalam file database. Data akan
menjadi suatu bahan dalam pengolahan data. Oleh karena itu, suatu data belum
dapat menghasilkan jika belum diolah lebih lanjut (Subroto, 1992:34).
Data yang dikumpulkan berasal dari penelitian pustaka, yaitu : proses
mencari, menelusuri, memilih data yang relevan dengan topik bahasan. Dalam
penelitian ini, data yang dikaji dalam pembahasan umum yaitu musik di dunia
islam pada wilayah Timur Tengah. Adapun pembahasan secara khususnya yaitu
data yang berupa pembahasan musik metal di Arab Saudi.
G. Metode Penelitian
Penelitian kualitatif cenderung berkembang dan banyak berkembang
dalam ilmu-ilmu sosial yang berhubungan dengan perilaku sosial atau manusia
(Subana, 2001:11). Penelitian kualitatif menurut Lexy J.Moleong (2010:4) adalah
sebagai berikut, “Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati”, dengan kemajuan media seperti sekarang,
pengamatan dalam penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau sumber
tertulis baik cetak maupun elektronik.
19
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini
adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat
serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh
dari suatu fenomena (Nazir, 2005:72-73). Penelitian ini mendeskripsikan atau
menjelaskan tentang faktor-faktor yang membuat musik metal masuk ke negara
Arab Saudi dan juga menjelaskan identitas pelaku baik secara individu maupun
komunal atau kelompok.
Hasil dari penelitian secara kualitatif akan menghasilkan penelitian yang
sifatnya deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan
dengan berupa kata-kata, gambar dan penjelasan. Penelitian ini juga menggunakan
metode penelitian deskriptif analitik yang merupakan metode dengan cara
menguraikan sekaligus menganalisis (Ratna, 2010: 335).
Dalam penelitian ini juga digunakan metode induktif yaitu memfokuskan
pembahasan dari umum ke khusus. Dalam penelitian ini, tahap pertama yang
dilakukan adalah pemilihan topik, yaitu Fenomena Musik Metal Sebagai Sebuah
Identitas Anak Muda di Arab Saudi Pada Era Globalisasi.
20
Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data dan sumber data sebagai
referensi penelitian yang berkaitan dengan objek. Pada teknik pengumpulan data
penelitian ini menggunakan teknik penelitian pustaka (Library Research).
Penelitian pustaka yaitu dengan menelaah buku-buku, majalah-majalah, artikel-
artikel dari surat kabar yang relevan dengan objek yaitu musik metal. Data yang
menjadi acuan berupa data primer dan data sekunder. Perolehan data berupa
tulisan harus dibaca dan dipahami untuk kemudian dicatat bagian yang dianggap
penting oleh peneliti.
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Data yang telah diperoleh
kemudian dianalisa berdasarkan rumusan masalah yang telah ada.
Tahap selanjutnya adalah tahap pendeskripsian hasil analisa ke dalam
bentuk laporan tertulis dengan menambahkan kesimpulan dan saran mengenai
penelitian tersebut.
H. Sistematika Penulisan
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah sistematis dengan pemaparan yang
jelas, oleh karena itu penulisan skripsi ini dikelompokkan menjadi beberapa bab
sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga
bab yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Bab I adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, sumber data, metode dan
teknik penelitian dan sistematika penulisan. Bab I ini merupakan landasan
21
pemikiran penelitian dan menjadi prosedur dalam penelitian karena digunakan
untuk menguraikan bab-bab selanjutnya.
Bab II adalah pembahasan yang terdiri dari 3 sub bab. Sub bab pertama
Memaparkan tentang perkembangan fenomena musik metal di Arab Saudi pada
rentang tahun 1995-2010. Sub bab kedua menjelaskan tentang faktor-faktor
penyebab musik metal masuk ke Arab Saudi. Sub bab ketiga menguraikan tentang
identitas pelaku musik metal di Arab Saudi.
Bab III adalah Penutup yang terdiri dari 2 sub bab yaitu sub bab
kesimpulan yang berisikan tentang ringkasan skripsi secara keseluruhan dan sub
bab saran yang ditujukan kepada pihak yang ingin mengadakan penelitian serupa
atau lebih mendalam. Kemudian setelah bab III ada bagian daftar pustakan dan
lampiran.