bab i pendahuluan a. latar...

27
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Radio merupakan salah satu jenis media massa di masyarakat. Pada awalnya radio bukanlah sebagai media yang digunakan oleh publik. Radio digunakan dalam bidang maritim, yaitu untuk mengirim pesan telegraf menggunakan kode morse antara kapal daratan yaitu pada tahun 1901. Pada tahun 1920-an, siaran radio mulai dapat dilakukan seiring dengan populernya pesawat radio di wilayah di Eropa dan Amerika Serikat. Di Indonesia, penggunaan radio dilakukan saat dalam masa peperangan 1 . Kini, radio digunakan sebagai salah satu media informasi, edukasi dan hiburan dalam masyarakat. Radio menjadi sarana informasi dan edukasi bagi masyarakat melalui berbagai berita yang disampaikan. Sebagai sarana hiburan, radio menyajikan program musik, drama, infotainment dan program hiburan lain. Radio memanjakan pendengarnya dengan memberikan variasi program. Siaran radio dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Pesatnya perkembangan teknologi, penggunaan radio dimudahkan dengan hadirnya aplikasi radio digital di dalam telepon seluler. Pendengar dapat mengakses siaran radio di mana pun dan kapan pun. Perkembangan radio tidak hanya didukung segi fisiknya tapi juga konten program di dalamnya. Variasi dalam program hiburan memberikan pilihan pada pendengar dan meningkatkan persaingan antara satu radio dengan radio lain. Setiap radio berupaya meraih pendengar sebanyak mungkin dengan menyajikan berbagai jenis program, salah satunya Radio Sasando FM. Sasando FM merupakan salah satu radio swasta di Yogyakarta. Menurut Undang – Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002, radio swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran. Kemunculan Sasando FM menambah ketatnya persaingan dengan radio lain dengan program-program yang ada. 1 Hasan Asy’ari Oramahi. 2012. Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122.

Upload: buixuyen

Post on 06-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radio merupakan salah satu jenis media massa di masyarakat. Pada awalnya

radio bukanlah sebagai media yang digunakan oleh publik. Radio digunakan dalam

bidang maritim, yaitu untuk mengirim pesan telegraf menggunakan kode morse

antara kapal daratan yaitu pada tahun 1901. Pada tahun 1920-an, siaran radio mulai

dapat dilakukan seiring dengan populernya pesawat radio di wilayah di Eropa dan

Amerika Serikat. Di Indonesia, penggunaan radio dilakukan saat dalam masa

peperangan1. Kini, radio digunakan sebagai salah satu media informasi, edukasi dan

hiburan dalam masyarakat.

Radio menjadi sarana informasi dan edukasi bagi masyarakat melalui

berbagai berita yang disampaikan. Sebagai sarana hiburan, radio menyajikan

program musik, drama, infotainment dan program hiburan lain. Radio memanjakan

pendengarnya dengan memberikan variasi program. Siaran radio dapat menjangkau

berbagai lapisan masyarakat. Pesatnya perkembangan teknologi, penggunaan radio

dimudahkan dengan hadirnya aplikasi radio digital di dalam telepon seluler.

Pendengar dapat mengakses siaran radio di mana pun dan kapan pun.

Perkembangan radio tidak hanya didukung segi fisiknya tapi juga konten program di

dalamnya. Variasi dalam program hiburan memberikan pilihan pada pendengar dan

meningkatkan persaingan antara satu radio dengan radio lain.

Setiap radio berupaya meraih pendengar sebanyak mungkin dengan

menyajikan berbagai jenis program, salah satunya Radio Sasando FM. Sasando FM

merupakan salah satu radio swasta di Yogyakarta. Menurut Undang – Undang

Penyiaran No. 32 tahun 2002, radio swasta adalah lembaga penyiaran yang bersifat

komersial berbentuk badan hukum Indonesia yang bidang usahanya hanya

menyelenggarakan jasa penyiaran. Kemunculan Sasando FM menambah ketatnya

persaingan dengan radio lain dengan program-program yang ada.

1 Hasan Asy’ari Oramahi. 2012. Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

2

Sasando FM menjangkau pendengarnya dengan berbagai program yang

ditawarkan. Salah satu program yang ditawarkan adalah program musik yang

menjadi sarana hiburan menarik bagi pendengar. Di dalam program musik, peran

musik mendominasi rangkaian acara. Individu mendengarkan program musik di

radio sebagai sarana hiburan. Berbeda dengan radio swasta lain, Radio Sasando FM

menyajikan berbagai program musik yang masing-masing memiliki target audiens.

Radio Sasando menyajikan program yang sasaran pendengarnya dari anak-anak

hingga orang tua.

Dalam program musik, radio berusaha memenangkan audiens yang memiliki

selera tertentu. Pihak stasiun radio menyajikan program musik yang ditujukan pada

kelompok demografis yang berbeda dari kebanyakan program lain. Langkah ini

dilakukan sebagai strategi agar dapat memposisikan diri di pasar dan memenuhi

keinginan audiens yang berbeda. Pemenuhan keinginan audiens dengan

menciptakan program musik yang ditujukan kepada mereka yang menyukai

program musik tertentu. Salah satunya adalah program musik Orient Time dengan

konten Korean music (K-pop), Mandarin music (Mandarin pop) dan Japan music (J-

pop) yang disiarkan oleh Radio Sasando FM.

Program Orient Time berdurasi 120 menit yang disiarkan setiap hari Senin

hingga Sabtu pukul 13.00. Dengan masuknya musik Jepang sebagai konten program,

pada tahun 2010 nama program musik berganti dari Hua Yu Yu Le Cei Mo menjadi

Orient Time. Ditambah lagi dengan meningkatnya popularitas musik Korea, nama

Orient Time lebih cocok dibandingkan nama Hua Yu Yu Le Cei Mo yang memberi

kesan program musik Mandarin. Beberapa stasiun radio lain di Yogyakarta juga

mengangkat program musik yang kontennya adalah musik Korea. Musik Korea juga

ditambahkan dalam program musik yang sebelumnya berisi musik persada dan

mancanegara. Program musik dengan konten K-pop (Korean pop), Mandarin pop dan

J-pop (Japan pop) yang dikemas menjadi satu program masih terbatas.

Pengelolaan yang baik menjadi kunci penting dalam keberhasilan sebuah

program. Program yang dikelola dengan baik mampu menarik banyak pendengar

dan juga mendatangkan pengiklan. Mulai dari proses perencanaan program,

pelaksanaan program dan tahap evaluasi program. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu

dikelola dengan baik terutama dalam manajemen program musik. Pada umumnya

proses produksi sebuah program di radio melibatkan beberapa pihak yaitu program

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

3

director, scripwriter, produser, music director dan penyiar. Hal yang berbeda

dilakukan dalam produksi program Orient Time di mana penyiar program berperan

sebagai program director, scripwriter, produser, dan music director. Program Orient

Time memiliki keunikkan dibandingkan program musik lain di Sasando FM. Hanya

program musik Orient Time yang memiliki pengarah musik khusus yaitu penyiar

Orient Time sendiri. Penyiar Orient Time memiliki akses untuk mencari lagu-lagu

Mandarin, Jepang dan juga Korea. Program musik lain mendapat kiriman lagu dari

label dan dapat meringankan kinerja pengarah musik sedangkan program Orient

Time harus mencari lagu sendiri. Penyiar Orient Time berperan menjadi produser

dalam programnya. Mulai dari mempersiapkan apa saja yang berkaitan dengan

program musik hingga membangun ciri dari programnya Sebagai program musik,

Orient Time memiliki pendengar yang loyal dan membentuk komunitas. Komunitas

yang bernama SOL (Sasando Orient Time Lovers) turut berperan dalam memberikan

informasi dan menambah koleksi lagu yang dimiliki program Orient Time.

Program Orient Time semakin berwarna dengan adanya acara “artist of the

day” setiap hari Kamis yang membahas informasi seputar salah satu artis atau

drama dari Korea, Jepang maupun Mandarin. Selain itu, di akhir bulan Orient Time

menyajikan “Top Request” pada hari Jumat di akhir bulan. Kedua bentuk inovasi ini

juga melibatkan peran penyiar yang mampu mendapatkan informasi (news) dan

juga ketelitian dalam menyusun statistik. Keberadaan program ini tidak lepas dari

usaha kreatif dari penyiar Orient Time untuk meraih lebih banyak pendengar

melalui variasi pada program. Berbeda dengan program musik lain di Radio Sasando

FM, Orient Time merupakan program musik yang memiliki waktu siar paling banyak.

Adanya Artist of The Day dan Top Request, membuat Orient Time menjadi program

musik yang variatif dibandingkan dengan program musik di Radio Sasando FM.

Keberadaan sebuah program tidak lepas dari kegiatan pengelolaan yang

berkaitan dengan manajemen. Manajemen sebuah program musik menjalankan

proses manajemen pada umumnya yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, serta pengawasan2. Begitu pula manajemen yang dilakukan oleh Orient

Time berkaitan dengan manajemen program khususnya proses produksi. Jumlah

penyiar yang dimiliki pada program Orient Time terdiri dari dua penyiar. Kedua

2 Morissan, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal 130.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

4

penyiar ini menjalankan tugas sebagai program director, penulis naskah, produser,

dan music director. Proses produksi Orient Time menjadi pertanyaan mengenai

bagaimana tahap-tahap manajemen yang dilakukan.

Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap manajemen produksi

program yang dilakukan oleh Radio Sasando FM dalam menghadapi kompetisi di

bidang program musik radio. Manajemen produksi program dari acara Orient Time

memiliki keunikan yaitu penyiar berperan sebagai program director, produser,

penulis naskah, dan music director sekaligus. Selain itu pergeseran segmen

pendengar yang dialami turut mendukung bagaimana proses produksi yang

dilakukan oleh Orient Time. Keunikan dari program Orient Time dibandingkan

dengan program musik lain ialah :

1. Orient Time menjadi pelopor program musik di radio Yogyakarta yang

memiliki konten musik Oriental yaitu Korean pop, Japan pop, dan Mandarin

Pop di mana program musik yang mengemas ketiganya menjadi satu

program masih terbatas,

2. Orient Time menyajikan informasi mengenai perkembangan musik K-pop, J-

pop dan Mandarin pop yang dikemas dalam satu program yang disebut

Artist of The Day. Orient Time juga menyajikan chart berdasarkan request

dari pendengar yang disiarkan setiap sebulan sekali dengan nama Top

Request. Ini berbeda dengan program musik lain sejenis di mana hanya

memberikan informasi sebagai tambahan konten program,

3. sebagai salah satu radio rohani, Radio Sasando memanfaatkan peluang

perkembangan musik K-pop, menyajikannya bersama J-pop dan Mandarin

pop. Tujuan utama ialah memberi warna yang berbeda dalam setiap

program musik yang dimiliki oleh Radio Sasando,

4. proses produksi program Orient Time memiliki sistem di mana penyiar

berperan sebagai program director, penulis naskah, dan music director.

Oleh karena manajemen produksi yang diterapkan oleh Orient Time, penulis

tertarik untuk meneliti bagaimana manajemen produksi program musik yang

dilakukan dalam acara Orient Time.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran dari latar belakang di atas, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah Bagaimana manajemen produksi yang dijalankan dalam

produksi program musik “Orient Time” di Radio Sasando FM?

C. Tujuan penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami manajemen

produksi yang dijalankan dalam produksi program musik Orient Time di Radio

Sasando FM. Tujuan utama dapat dijabarkan secara mendalam sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi fungsi manajemen produksi program di radio, khususnya

program musik melalui studi kasus program “Orient Time”.

2. Menganalisis peran seorang penyiar yang bertugas sebagai program

director, penulis naskah, music director sekaligus dalam sebuah program

musik di radio.

D. Obyek Penelitian

Objek penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah segala bentuk

kegiatan dan proses yang dijalankan dalam manajemen produksi program musik

“Orient Time” di radio Sasando FM.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat dari segi akademis dan

praktis. Kedua manfaat dijabarkan sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memahami manajemen

produksi program musik, khususnya di radio ditinjau dari kajian ilmu

komunikasi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti

program radio khususnya program musik karena penelitian ini merupakan

bentuk perpaduan antara teori dan kejadian nyata melalui metode studi kasus

pada program musik Orient Time. Selain itu, penelitian ini dapat menambah

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

6

referensi berkaitan mengenai dunia radio yang sangat penting untuk diteliti

terutama ditinjau dari ilmu komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Peneliti mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai

pertimbangan dalam langkah praktis yang berkaitan dengan manajemen

produksi program radio. Penelitian ini bermanfaat bagi segi sosial untuk

menambah wawasan tentang manajemen produksi yang dilakukan oleh radio

dalam menghadapi persaingan program-program lain. Bagi masyarakat sebagai

pendengar radio dapat memanfaatkan peranan program sebagai media hiburan

dan menumbuhkan rasa menyukai program musik.

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berfokus pada media radio sebagai

kajian yang utama. Kerangka pemikiran terbagi menjadi tiga bagian penting yaitu

media radio, manajemen media dan komunikasi organisasi. Ketiganya dijabarkan

sebagai berikut.

1. Media Radio

Media radio menjadi fokus dalam penelitian ini dengan memandang

bagaimana radio mengelola sumber-sumber untuk disampaikan kepada pendengar.

Dalam media radio, penulis memberikan pemaparan mengenai karakteristik radio,

komunikasi dalam media radio, teknologi dalam radio, dan program musik sebagai

produk radio. Keempat hal tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Karakateristik Radio

Radio merupakan salah satu media massa yang hadir di tengah

masyarakat. Keberadaannya masih diminati oleh masyarakat dalam

penyampaian informasi. Radio merupakan media auditif (hanya bisa

didengar) dan bisa dibawa atau didengarkan di mana-mana. Fungsi radio

digunakan sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan

hiburan. Radio memiliki kekuatan sebagai media imajinasi, sebab sebagai

media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya

ASUS
Cross-Out
Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

7

memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga

pendengarnya3.

Segi fisik radio merupakan teknologi yang digunakan untuk

mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik

(gelombang elektromagnetik)4. Radio memiliki sifat-sifat khas yang dapat

dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan

atau informasi kepada masyarakat. Dengan bahasa lisan, informasi melalui

radio dapat dipahami dengan mudah. Radio yang bersifat auditori

memudahkan penggunanya dalam melakukan aktivitas atau kegiatan lain.

Keberadaan radio di Indonesia telah berlangsung sejak jaman

penjajahan Belanda. Peran radio diharapkan agar seluruh aktivitasnya

bermakna untuk lingkungan sosialnya. Adanya modernisasi5 merupakan

pemicu untuk munculnya radio-radio lain yang berusaha untuk memberikan

variasi bagi pendengar, salah satunya dengan hadirnya radio swasta di

Indonesia. Radio swasta menggunakan ranah publik dalam penyiarannya

dan terikat pada tata perundang-undangan yang belaku dalam dunia

penyiaran. Radio swasta bersifat komersial yang tentunya dalam setiap

programnya berusaha untuk mendatangkan keuntungan atau profit. Sifat

dari radio swasta yang bersifat komersial membuat setiap program yang

diciptakan memiliki tujuan untuk meraih keuntungan. Persaingan program

antara radio yang satu dengan yang lainnya pun semakin ketat untuk

mendapatkan pendengar dan pengiklan. Tidak hanya itu, keberadaan pihak

yang berkepentingan dalam sebuah radio juga dapat memberikan pengaruh

dalam pembuatan sebuah program.

Radio sebagai media penyiaran bertujuan untuk memberikan

informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan pendidikan (to

educate), memberikan hiburan (to entertain), memberi dorongan perubahan

diri (provide self change), dan memberikan sensasi (giving sensation)6.

3 Hasan Asy’ari Oramahi. Op. Cit., hal 120. 4 Masduki. 2001. Jurnalistik Radio : Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar. Yogyakarta: LkiS. Hal 9. 5 Modernisasi merupakan fase yang dialami di Indonesia setelah era 1998 di mana modernisasi membuka ruang kebebasan bagi media massa. Di era sebelum itu kebebasan media massa di Indonesia dikekang oleh pemerintah, termasuk radio. Media massa digunakan sebagai alat pemerintah. 6 Ward Quall dalam Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LkiS. Hal 26.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

8

Pembuatan program disesuaikan dengan tujuan yang telah direncanakan.

Idealnya, sebuah radio akan menempatkan posisi pendengar sebagai pihak

yang paling penting dan diperjuangkan. Berkaitan dengan tujuan, radio

mengarahkan haluannya pada pendengar yang memiliki posisi penting.

b. Komunikasi dalam Media Radio

Pada dasarnya, radio memiliki persamaan dengan media massa yang

lain yaitu media cetak dan televisi. Persamaan ini pada proses komunikasi

yang terjadi yaitu bersifat satu arah7. Komunikator aktif menyampaikan

pesan, komunikan pun aktif dalam menerima pesan namun umpan balik

tertunda atau komunikan tidak secara langsung memberikan umpan balik

kepada komunikator. Berbeda dengan komunikasi interpersonal, komunikan

dapat menyampaikan umpan balik secara langsung kepada komunikator

(komunikasi dua arah).

Di dalam teori ilmu komunikasi, radio termasuk media massa

elektronik periodik yang berarti dalam operasionalisasi siarannya penyiaran

radio menggunakan unsur-unsur yang mengandung mekanis eletrik dan

sejumlah mata acaranya disajikan melalui siaran yang terprogram dengan

waktu dan durasi yang teratur serta tetap8. Radio sebagai media juga

mengarah kepada jawaban dari teori Lasswell (1948) yaitu Who? Says What?

In Which Channel? To Whom? With What Effect? Radio menjalankan proses

komunikasi sebagai komunikator yang menyampaikan pesan melalui media

kepada komunikan dengan efek apa. Setiap komponen dapat dijelaskan

dalam tabel Formula Lasswell :

Who Says What In Which

Channel To Whom

With What

Effect

Siapa Berkata apa Melalui

saluran apa Kepada siapa

Dengan efek

apa

7 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Masssa : Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal 10. 8 A. Ius Y. Triartanto. 2010. Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Hal. 46-47.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

9

Komunikator Pesan Media Penerima Efek

Control

Studies

Analisis

Pesan

Analisis

Media

Analisis

Khalayak Analisis Efek

Tabel 1. Formula Lasswell9

Komunikator menyampaikan pesan melalui siarannya. Dalam hal ini

komunikator radio meliputi pemilik modal, marketing, penyiar, reporter,

penulis naskah, produser, program director, music director serta operator10.

Penelitian ini memiliki fokus pada penyiar sebagai ujung tombak siaran dan

memiliki fungsi dalam profesinya. Formula Lasswell dapat digunakan

peneliti terkait dengan media sebagai komunikator pemberi pesan.

Sepuluh hal pokok menurut Temmy Lesanpura11 mengenai arti dan

fungsi penyiar yaitu sebagai juru bicara stasiun radio, sebagai alat bersaing

dengan stasiun radio lain, penyampai pesan komersial, menjadi stasiun

identity, pelaku awareness dengan pendengar/penghimpun pendengar,

menjadi unsur kekuatan mencapai leader station, anggota perusahaan yang

mempunyai hak dan kewajiban, memiliki needs dan harapan dalam karir

serta jabatan, sebagai teman bicara dan sebuah profesi khusus dalam dunia

komunikasi.

Berkaitan dengan itu, radio melalui program-programnya

mencerminkan “need and wants” yang bernilai bagi masyarakat12. Keduanya

memiliki hubungan yang saling membutuhkan dan tanpa mengorbankan

satu dengan yang lainnya. Audiens mendapatkan apa yang diinginkan

melalui adanya program radio, sementara radio mendapatkan pendengar

yang dibutuhkan demi keberlangsungan program.

9 Modul 1-9 Teori Komunikasi, S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D. dkk dalam Evinaro Ardianto, dkk. Op.Cit. Hal 29. 10 A. Ius Y. Triartanto. Op. Cit. Hal 46-47. 11 Temmy Lesanpura dalam Ibid. Hal. 50. 12 Harley Prayudha. 2004. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. Malang: Banyumedia Publishing. Hal 9.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

10

c. Teknologi dalam Radio

Teknologi dalam radio berkaitan dengan perkembangan radio yaitu

dengan munculnya radio digital membuat penggunaan AM dan FM secara

analog menjadi ketinggalan jaman13. Radio digital menjadi mode baru di kala

itu dengan kualitas suara yang disebut High Definition (HD). Radio digital

yang muncul tahun 1990an menjadi dapat diakses di mana saja

menggunakan telepon seluler. Pendengar tidak perlu menggunakan pesawat

radio yang tidak mudah dibawa ke mana-mana. Dengan adanya aplikasi yang

terdapat dalam telepon seluler, pendengar dapat mengakses siaran radio di

manapun berada. Kemudian tahun 2000an radio Internet hadir dan

memberikan kemudahan pada pendengar14. Radio internet dapat diakses

oleh pendengar dengan menggunakan komputer yang terhubung jaringan

internet. Fasilitas yang ditawarkan adalah pendengar dapat memilih radio

mana yang ingin didengarkannya tanpa terbatas oleh jarak jangkauan

pemancar radio.

Perkembangan teknologi memberikan pengaruh pada perubahan

struktur dan regulasi dalam industri radio. Teknologi baru meningkatkan

kemampuan dalam penyampaian platforms audio15. Hadirnya teknologi

audio seperti iPod mengancam keberadaan radio. Hal tersebut juga terjadi

sebelumnya saat televisi hadir yang turut menurunkan pamor dari media

radio. Radio dipadukan melalui adanya teknologi baru dengan harapan

memudahkan penggunannya mengakses di mana pun dan kapan pun.

d. Program Musik sebagai Produk Radio

Radio sebagai media memiliki produk yang merupakan hasil dari

proses produksi yang dijalankan. Produk radio bermacam-macam salah

satunya adalah program musik. Program musik di radio merupakan media

hiburan bagi audiens. Musik sendiri memiliki peran penting dalam

13 Michael C. Keith. 2010. The Radio Station: Broadcast, Satellite & Internet 8th edition. Burlington: Focal Press. Hal 23. 14 Ibid. Hal 26. 15 Caroline Mitchell, Brian Lister and Tony O'Shea. 2009. Managing Radio. Sedgefield: Sound Concepts. Hal. 12.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

11

penyiaran radio, terlepas dari program musik. Penggunaan musik dalam

sebuah radio menjadi komponen penting pembentuk identitas sebuah radio

(jingle radio). Audien dapat mengerti radio apa yang sedang didengarkan

hanya dengan mengetahui jingle-nya.

Program hiburan di radio tidak hanya program musik. Di antaranya

terdapat drama radio, infotainment, humor, dan kuis. Drama radio

merupakan komposisi yang diciptakan untuk menceritakan kisah melalui

aksi dan dialog16. Salah satu bentuk infotainment yang dikemas lebih

lengkap disebut majalah udara. Program ini memadukan antara musik, lagu,

tuturan informasi, berita, iklan, dan bahkan drama17. Perbedaannya dengan

program musik adalah sifat program yang berwarna dengan memadukan

beberapa topik, beberapa sumber, beberapa format penyajian, dan beberapa

jenis subprogram, namun penyiarannya ditujukan pada satu karakter

khalayak18. Program humor menyajikan materi yang ringan dengan maksud

dapat dipahami oleh para audiensnya. Program kuis disiarkan untuk

menarik jumlah pendengar dengan melakukan permainan yang bertujuan

mendapatkan hadiah. Program kuis bisa diselenggarakan interaktif langsung

dengan pendengar pada saat pelaksanaan program siaran, atau pendengar

dapat mengirimkan jawaban kuis melalui telepon, sms atau situs jejaring

sosial19.

McLeish20 menjabarkan tahap-tahap dalam program musik yaitu

pertama adalah penentuan jenis program musik. Berdasarkan kontennya,

program musik terbagi menjadi music formats, requests and dedications,

guest programmes, and the DJ show. Tahap kedua memilih musik yang akan

diputaR. Dalam hal ini, kriteria pemilihan musik meliputi keinginan penyiar

untuk menawarkan program yang menarik. Pendengar harus mengetahui

jenis musik apa yang dapat dipesan dalam program ini. Ketiga adalah

menentukan rangkaian dalam program musik di mana penentuan

rangkaian program musik berfungsi sebagai pentunjuk dalam membentuk

16 Drs. Harley Prayudha, M. Si. 2006. Radio: Penyiar It’s not Just A Talk. Malang: Banyumedia Publishing. Hal 34. 17 Masduki. 2004. Op. Cit., Hal 84. 18 Masduki. 2001. Op. Cit., Hal 50-60. 19 Drs. Harley Prayudha, M. Si. Op. Cit., Hal 46. 20 Robert McLeish. 2005. Radio Production (5th Edition). Burlington: Focal Press. Hal 159-168.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

12

program yang menarik. Bagaimana program diawali dengan musik yang

cemerlang dan diakhiri dengan kesan yang kuat. Keempat adalah prefading

to time yang menjadi upaya penyiar dalam memanfaatkan waktu yang ada

sebelum programnya selesai. Penyiar mengakhiri program dengan memutar

signature tune yang menjadi musik penanda program. Tahap kelima dalam

proses program musik adalah adalah menyiapkan surat dan kartu. Dalam

program request and dedications, program menyediakan ruang bagi

pendengar untuk memesan lagu dan mempersembahkannya melalui surat

dan kartu. Tahap kelima adalah teknik program yang harus dijalankan

penyiar dalam membawakan program. Teknik-teknik dalam program ialah

jangan pernah mengambil alih vokal untuk lagu yang sifatnya non-vocal;

penyiar tidak boleh mengkritik lagu yang menjadi pilihan pendengar; jangan

pernah memutar lagu yang dipesan pendengar selama kurang dari satu

menit; jika pemesan lagu yang sama terdiri dari banyak orang, bacalah

dengan perlahan dan berikan jeda antara pendengar yang satu dengan yang

lain; mengembangkan kebiasaan berbicara secara berurutan kepada

pendengar umum dan kepada pendengar yang secara individu memesan

musik.

2. Manajemen Media

Manajemen media menjadi salah satu penyusun dari kerangka pemikiran

dalam penelitian ini. Manajemen media berkaitan dengan proses manajemen

produksi dalam menghasilkan produk media. Dalam menjelaskan manajemen media

akan dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu :

a. Karakteristik Manajemen Media

Manajemen media adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana

pengelolaan media dengan prinsip-prinsip dan seluruh proses

manajemennya dilakukan, baik terhadap media sebagai industri yang

bersifat komersial maupun sosial, media sebagai institusi komersial maupun

sebagai institusi sosial. Manajemen media membahas ilmu komunikasi

karena media sendiri menjadi bagian dari studi komunikasi. Manajemen

media harus memberikan pengetahuan tentang pengelolaan media, prinsip-

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

13

prinsip manajemen dengan seluruh proses manajemennya secara utuh yang

meliputi berbagai fungsi manajemen, yaitu planning, organizing, influencing,

budgeting, controlling21.

Manajemen media merupakan sub-bagian dalam ranah media yang

membahas aspek meso atau menengah dari media. Ranah kajian media

dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek makro, meso dan mikro. Aspek makro

berkaitan dengan struktur politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam

konteks kesejarahan yang spesifik; aspek meso menjelaskan proses-proses

memproduksi dan mengkonsumsi teks media, termasuk manajemen media;

aspek mikro berkaitan dengan pembahasan mengenai teks atau produk

akhir media22. Manajemen media tidak hanya mempelajari ketrampilan

dalam memproduksi media namun aspek menyeluruh dari media yang

berkaitan dengan aspek produksi sekaligus konteks dari sebuah media

beroperasi. Secara langsung, manajemen media berhubungan dengan

sumber daya dan output dari organisasi media. Sumber daya meliputi dana,

pekerja media, informasi, dan teknologi, sementara output merupakan pesan

yang dihasilkan oleh media23.

Beberapa faktor dapat mempengaruhi ketidakpastian dalam

manajemen media. Faktor-faktor tersebut diantaranya seperti perubahan

regulasi, depresi ekonomi dan sistem permodalan, perkembangan teknologi,

meningkatnya tuntutan dan kesadaran publik, keterbatasan sumber daya

manusia yang berkualitas, serta pengeseran minat konsumen media.

Perubahan regulasi ditunjukkan dengan samar-samarnya prinsip-prinsip

dasar penyiaran dalam UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Media di

Indonesia yang cenderung dimiliki secara silang menjadi bentuk adanya

depresi ekonomi dan permodalan. Perkembangan teknologi menjadi

penyebab meningkatnya tuntutan dan kesadaran publik24.

21 Amir Effendi Siregar. 2010. “Kajian dan Posisi Manajemen Media Serta Peta Media di Indonesia”. dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 5-6. 22 Iwan Awaludin Yusuf. 2010. “Menggagas Kajian Manajemen Media Menyoal Kontribusi Ilmu Komunikasi”. dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 269. 23 Wisnu Martha Adiputra dalam Ibid. Hal 269 - 270. 24 Rahayu dalam Diyah Hayu Rahmitasari. Ibid. Hal vii

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

14

Teknologi komunikasi dalam manajemen media berkaitan dengan

adanya internet yang menyebabkan terjadinya revolusi cara orang

berkomunikasi. Proses penyampaian pesan difasilitasi dengan

perkembangan teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi mengakibatkan terjadinya persaingan tidak hanya

institusi namun hingga ke level individu25. Secara umum, teknologi baru

yaitu internet telah merubah cara orang berkomunikasi, cara mendapatkan

berita dan informasi, serta cara membaca berita di media cetak, melihat

gambar di majalah, mendengar radio, dan menonton program televisi26.

b. Karakteristik Manajemen Media Radio

Dalam penelitian ini, manajemen media difokuskan kepada

manajemen media radio. Radio sebagai media penyiaran menerapkan

manajemen dalam upaya memproduksi produk yaitu program27. Berbeda

dengan televisi, radio memiliki manajemen yang memiliki struktur dan

sistemnya sendiri. Perbedaan manajemen yang diterapkan dalam kedua

media penyiaran dijelaskan dalam bagan berikut :

25 Ishadi S.K. 2010. “Manajemen Media Televisi di Tengah Perkembangan Teknologi dan Peran Ekonomi Politik Media di Indonesia. dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 137. 26 Ibid. Hal 129. 27 Sistem Pendekatan Manajemen oleh Koonts, O’Donnell, Weihrich dalam J. B. Wahyudi, 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 44.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

15

Bagan 1. Model Hub-and-Spoke dalam Organisasi Penyiaran28

Dalam media penyiaran dan televisi memiliki persamaan dan

perbedaan. Seperti dalam bagan di atas, bahwa adanya aspek finansial,

administrasi, sumber daya manusia (SDM), iklan dan pemasaran, pers dan

juga humas yang merupakan pusat dari organisasi media. Namun radio

memiliki sistem produksi yang melibatkan SDM yang berbeda dengan

televisi. Peran penyiar yang berbeda dengan pembawa acara, penulis naskah

radio berbeda dengan penulis naskah acara di televisi. Perbedaan

manajemen bergantung dari segi tugas dan peran masing-masing pelaku di

radio dan televisi.

Manajemen media yang secara khusus adalah radio melibatkan

strategi perusahaan dalam mengelola bisnis media yang mengkaji fungsi

manajemen yaitu leadership, produksi content, marketing, manajemen

28 John Prescott Thomas. 2009. Media Management Manual: A Handbook for Television and Radio Parishioners in Countries-in-Transition. New Delhi: UNESCO House. Hal. 34.

Strong Corporate Centre

Finance Administration

Human resources Commercial & marketing

Press & PR

Commissioning Scheduling Promotion Television

Television Production

Television Resouces

News and Current Affairs

Television & Radio

Engineering

Radio

Resources

Radio

Production

Commissioning Scheduling Promotion

Radio

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

16

sumber daya manusia, manajemen teknologi, budaya organisasi, dan

sebagainya29.

Dalam mendirikan radio membutuhkan persiapan matang yang

mencakup investasi hardware (multimedia-digital), software (acara-

marketing), brainware (keunggulan SDM) dan manajemen operasional30.

Pendiri sebuah stasiun radio perlu memahami keempat hal tersebut dan

dapat mengembangkan organisasi penyiaran. Masing-masing elemen saling

berkaitan dalam mewujudkan tugas utama radio. Selain empat elemen dalam

lingkup internal radio, lingkungan ekternal radio turut berperan dalam

perkembangan radio, salah satunya adalah keberadaan masyarakat.

Filosofi manajemen radio menurut Ward Quall31 adalah:

a. Stasiun radio harus mendedikasikan diri untuk lokalisme dan

keterlibatannya dalam segenap kegiatan masyarakat lokal

b. Stasiun radio harus mendukung dan mengembangkan partisipasi

pendengarnya, menjadikan pendengar bagian dari operasi radio dalam

beragam bentuk

c. Kontrol kebijakan atas materi iklan sebagai pemasok dominan keuangan

radio dari segi panjang durasi dan relevansinya terhadap pendengar.

Setiap sumber daya dituntut untuk memiliki tingkat efisiensi dan

efektivitas yang tinggi dalam manajemen radio. Efisiensi adalah kemampuan

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, merupakan konsep

matematik, meliputi perhitungan ratio antara keluaran (output) dan

masukan (input). Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan

yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan32. Lebih luas lagi, peran ekonomi media turut berperan dalam

mengembangkan media. Ekonomi media berkaitan dengan analisis kondisi

pasar, struktur industri media, level individu, perusahaan, industri dan

society33. Organisasi media membutuhkan peran ekonomi media untuk

29 Rahayu. 2010. “Ekonomi dan Manajemen Media: Perkembangan Kajian, Otokritik, dan Eksplorasi terhadap Isu Lokalitas” dalam Amir Effendi Siregar, dkk. Op. Cit., Hal 35. 30 Ibid, hal 29. 31 Ward Quall dalam Masduki. 2004. Op. Cit., Hal 28-29. 32 Handoko. Op.Cit., hal 7. 33 P.M. Napoli dalam Rahayu. Op.Cit., hal 34-35.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

17

menjalankan aktivitasnya sebagai media swasta. Peran ekonomi media dan

manajemen media sama-sama membangun organisasi media.

c. Manajemen Produksi dan Teori yang digunakan

Manajemen produksi secara umum berkaitan dengan pengelolaan

faktor-faktor produksi. Pada hakikatnya manajemen merupakan proses di

mana setiap individu dalam organisasi bekerja dan bersama individu lain

untuk mencapai tujuan atau sasaran dari organisasi34. Dalam kasus ini

berkaitan manajemen dikaitkan dengan proses produksi di radio dalam

meningkatkan kualitas program. Manajemen produksi melakukan

perancangan dan pengoperasian sistem produksi. Teori yang digunakan

mengacu pada fungsinya yaitu sebagai pisau analisis dalam penelitian ini.

Teori manajemen yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan

pendekatan sistem dalam The Modern School of Management (1985) yaitu

organisasi menjalankan aktivitas meliputi input, proses produksi, output,

mempelajari lingkungan eksternal dan mengevaluasi umpan balik dari

lingkungan tersebut dalam rangka mengidentifikasi perubahan dan menilai

tujuan35. Dalam proses input berkaitan dengan modal, pekerja, peralatan

yang menjadi sumber daya dalam organisasi. Output organisasi dalam

penelitian ini berkaitan dengan produk radio yaitu program musik.

Manajemen menurut Albarran memiliki level yang terdiri dari

management skill, management function, dan management roles36.

Management skill berkaitan dengan teknis, kemampuan individu,

konseptual, keuangan dan pemasaran. Fungsi manajemen merupakan

proses-proses manajemen yang dilakukan. Dalam hal proses manajemen,

penulis menggunakan fungsi manajemen dari Morrisan37 yang meliputi :

1. Perencanaan (Planning)

2. Pengorganisasian (Organizing)

3. Pengarahan dan memberikan pengaruh (Directing/Influencing)

34 Alan B. Albarran. 2002. Management of Electronic Media (Second Edition). Belmont: Wadsworth/Thomson Learning. Hal 77. 35 Ibid. Hal 87. 36 Ibid. Hal 17-18. 37 Morissan. Op. Cit. Hal 130.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

18

4. Pengawasan (Controlling)

Proses perencanaan (planning) berhubungan dengan penentuan tujuan dari

media penyiaran serta menyiapkan rencana dan strategi yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pembuatan aturan untuk

mengelola program termasuk untuk individu yang nantinya bekerja dalam

program. Dalam menetapkan tujuan disesuaikan dengan pernyataan misi

dari organisasi atau perusahaan38. Proses manajemen setelah perencanaan

adalah pengorganisasian (organizing) yang berkaitan dengan proses

penyusunan struktur organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan

yang melingkupinya39. Selanjutnya, pengarahan dan memberikan pengaruh

(directing and influencing) merupakan upaya untuk merangsang antusiasme

karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif40.

Tahap terakhir yaitu pengawasan (controlling) merupakan proses evaluasi,

penilaian, dan perbaikan program41. Management roles berkaitan dengan

peran seorang manager dalam organisasi yaitu sebagai pemimpin, wakil, dan

penghubung42.

Dalam proses produksi sebuah program terdapat tiga tahap, yaitu

pre production, production, dan post production43. Tahap pre-production

merupakan tahap pengorganisasian yang berkaitan dengan hal-hal teknis,

seperti menyiapkan naskah, menentukan jadwal produksi dan musik yang

digunakan dalam program. Tahap production merupakan tahap pengarahan

yaitu berjalannya proses pengarahan dan juga koordinasi masing-masing

individu yang berkaitan dengan program. Pelaksanaan program sesuai

jadwal dan penggabungan antara materi vokal penyiar dengan musik yang

telah ditentukan (realisasi naskah). Selanjutnya tahap post-production yang

merupakan tahap evaluasi program, apakah program berjalan dengan baik,

setiap pekerja mengerti akan tugasnya atau terjadi penyimpangan.

Proses produksi sebuah program melibatkan banyak pihak seperti

program director, penulis naskah, produser, penyiar, dan music director.

38 Ibid. 39 Ibid. Hal 142. 40 Ibid, hal 154. 41 Ibid. Hal 159 42 Alan. B. Albarran. Op. Cit. Hal 23-24 43 Ciptono Setyobudi. 2006. Teknologi Broadcasting TV. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 56.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

19

Setiap tugas dan perannya dalam proses produksi berdampak pada

keberhasilan program tersebut. Seorang pengarah acara memiliki 13

kerangka dasar untuk optimalisasi kerjanya yaitu memantau, melakukan

tindakan, menciptakan, melibatkan diri dengan bawahan, mendapatkan

masukan, menyadari kompetisi, melibatkan diri dalam komunitas, menjadi

positif, berbagi, meninjau tujuan, memberikan contoh, penuh kesadaran, dan

melakukan sesuatu44.

3. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi menjadi salah satu kajian dalam penelitian ini. Hal ini

disebabkan institusi menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini, komunikasi

organisasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu karakteristik organisasi, teknologi

komunikasi organisasi dan teori yang digunakan dalam komunikasi organisasi.

Ketiganya akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Karakteristik Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat

mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat45. Komunikasi organisasi

menjadi landasan kuat dalam bidang manajemen, pengembangan sumber

daya manusia, komunikasi perusahaan, dan tugas-tugas lain yang

berorientasikan manusia dalam organisasi. Pace dan Faules46 memisahkan

definisi komunikasi menjadi dua bagian yaitu definisi fungsional dan definisi

interpretif. Dalam definisi fungsional, komunikasi organisasi sebagai

pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang

merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri

dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang

satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Definisi

interpretif memandang komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan

makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi

sebagai perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang 44 Prayudha. Op.Cit., Hal 80-81. 45 R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 1998. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan Edisi Terjemahan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung. Hal. 25 46 Ibid. Hal 31.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

20

terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang

sedang terjadi. Komunikasi organisasi menjadi proses penciptaan makna

atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi47.

Aliran komunikasi dalam komunikasi organisasi terdiri dari

komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horisontal,

komunikasi lintas saluran, dan komunikasi informal, pribadi dan

selentingan48. Selentingan dalam komunikasi organisasi berkaitan dengan

informasi rahasia yang tersebar melalui jalur komunikasi non-formal.

b. Teknologi Komunikasi Organisasi

Peran teknologi dalam komunikasi organisasi ini mempengaruhi

sistem yang dijalankan dalam organisasi. Seperti menurut Pace dan Faules

mengenai teknologi komunikasi yaitu sistem yang diterapkan, dikelola dan

digunakan mampu mengubah, di semua tingkat organisasi, manusia dan

proses komunikasi suatu organisasi49. Penggunaan teknologi yang

diterapkan dalam organisasi secara umum dapat menghemat waktu atau

menghilangkan kendala waktu.

Pengguna teknologi dalam organisasi ialah sumber daya manusia

(SDM) yang berada dalam lingkup internal. Sumber daya manusia

merupakan anggota organisasi yang memiliki akses dalam menggunakan

dan memaksimalkan teknologi dengan tujuan mempermudah kinerja dalam

organisasi. Menurut Sproull dan Kiesler (1991) menyatakan bahwa

pengaruh tingkat kedua muncul karena teknologi komunikasi baru

“menuntun manusia untuk memperhatikan hal-hal yang berbeda,

berhubungan dengan manusia lainnya, dan bergantung satu kepada yang

lainnya secara berbeda50.

Teknologi komunikasi dalam organisasi menurut Prof. Dr. M. Alwi51

Dahlan memiliki beberapa macam yaitu konvergensi teknologi, digitalisasi,

47 Ibid. Hal 33 48 Ibid. Hal 184. 49 Ibid. Hal 229. 50 Ibid. Hal 231. 51 Redi Panuju. 2001. Komunikasi Organisasi: Dari Konseptual-Teoritis ke Empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). Hal 33-34.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

21

teknologi serat optik dan laser dan teknologi jaringan. Berkaitan dengan

media, teknologi membentuk perubahan dalam pengertian media, divergensi

media, kebutuhan akan keanekaragaman informasi, keterkaitan dan

persaingan global serta timbulnya konglomerasi industri global yang

meliputi industri manufaktur, industri content dan service providers.

Teknologi dalam organisasi khususnya organisasi radio bergabung

dengan sumber daya lain untuk menyampaikan pesan kepada pendengar.

Teknologi dimanfaatkan oleh penyiar dengan tujuan memberikan

kemudahan dari segi informasi maupun penambahan materi-materi siaran.

SDM menjadi penentu dalam pengolahan teknologi yang ada dalam

organisasi.

c. Sumber Daya Organisasi Media

Sebelum membahas sumber daya organisasi media, akan diperjelas

mengenai organisasi media. Organisasi media memiliki struktur yang

dinamis dengan susunan yang sementara52. Ini dipengaruhi oleh sifat

mengejar keuntungan yang disebabkan oleh tekanan pasar, perkembangan

teknologi, perubahan sosial dan ekonomi, variasi kekuasaan dan kebijakan

yang sering menentukan lingkup kinerja dalam media. Tekanan pasar

merupakan faktor yang sering berubah dan mempengaruhi organisasi

media. Sruktur yang dinamis dalam organisasi media secara umum

dipengaruhi oleh lingkungan eksternal.

Sumber daya dalam organisasi media tidak hanya berada dalam

lingkungan internal organisasi. Sumber daya media berupa relasi organisasi

yang membentuk rangkaian produksi, distribusi, konsumsi dalam sebuah

industri media53. Sumber daya melibatkan pelaku media, pemodal media

(kapitalis media), dan negara sebagai penguasa dalam arti politis. Sumber

52 Denis McQuail. 2000. Mass Communication Theory. London: Sage Publication Ltd. Hal: 204. 53 A.G. Eka Wenats Wuryanta. 2010. “Regulasi, Globalisasi, dan Manajemen Media: Tarik Ulur Globalisasi Media, Kepentingan Publik, dan Manajemen Media di Indonesia” dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 70.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

22

daya memberikan pengaruh pada organisasi media dan mempengaruhi isi

media54.

Seperti telah dijelaskan dalam manajemen media bahwa sumber

daya meliputi dana, pekerja media, informasi yang telah dimiliki, juga

teknologi55. Sumber daya tersebut berada dalam lingkup internal organisasi.

Dalam penelitian ini, radio merupakan organisasi media yang diposisikan

sebagai fokus dalam penelitian.

G. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang telah

dijabarkan. Keterkaitan antara tiga bagian kerangka pemikiran membentuk konsep-

konsep yang akan dibahas dalam kerangka ini. Kedua konsep terdiri dari contoh

program radio yaitu program musik dan dikaitkan dengan manajemen produksi.

1. Sumber Daya dalam Program Musik

Dalam hal ini, program musik tidak diposisikan sebagai organisasi

yang memiliki sumber daya. Program musik merupakan produk radio yang

dalam proses produksinya memanfaatkan segala sumber daya di dalamnya.

Setiap elemen diolah dan dikelola untuk menjadi sebuah produk yaitu

program musik. Produk yang disajikan kepada pendengar ialah musik.

Komponen utama dalam program musik adalah musik yang ditentukan

berdasarkan format yang akan disajikan oleh radio. Musik menjadi pesan

atau informasi yang disampaikan kepada pendengar.

Musik yang dimiliki oleh program musik dikelola oleh sumber daya

manusia yaitu music director. Music director memastikan kesiapan lagu

untuk digunakan oleh penyiar56. Tidak setiap radio memiliki music director,

perannya digantikan oleh program director yang membantu penyiar dalam

persiapan musik. Penyiar merupakan aktor dalam setiap program radio. Ia

bertugas menyampaikan pesan melalui radio kepada audiens. Dalam

54 Morissan. 2010. “Pertarungan Kekuatan Pada Media Massa dan Pengaruhnya terhadap Manajemen dan Isi Pesan Media dalam Amir Effendi Siregar, dkk. 2010. Potret Manajemen Media di Indonesia. Yogyakarta (Anggota IKAPI). Hal 93. 55 Wisnu Martha Adiputra dalam Iwan Awaluddin Yusuf. Op. Cit. Hal 269-270. 56 Michael C. Keith. Op.Cit. Hal 106.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

23

program musik, penyiar bertugas memutar musik yang disesuaikan dengan

format program itu sendiri.

Program musik membutuhkan sumber daya finansial yang

digunakan untuk pengadaan musik dan peralatan pendukung program.

Teknologi dalam musik seperti file MP3 memberikan kemudahan dalam hal

penyimpanan. Musik dapat diklasifikasikan ke dalam komputer player untuk

memberikan kemudahan pemilihan lagu. Penyiar tidak perlu mencari kaset

dan CD (compact disk) yang harus diputar ke tape atau CD player. Teknologi

memberikan kemudahan dalam efisiensi waktu dan tenaga bagi penyiar

dalam membawakan program musik.

Dalam penelitian ini, pembahasan sumber daya dalam program

musik memberikan arahan tentang elemen-elemen apa saja yang terdapat

dalam program musik. Khususnya program Orient Time, peneliti tidak hanya

membahas musik. Penyiar dan sumber daya lain juga dibahas sebagai bagian

yang turut berperan dalam program musik.

2. Manajemen Produksi dalam Program Musik

Radio melakukan manajemen pada setiap programnya dalam

usahanya meningkatkan jumlah pendengar dan iklan. Program musik salah

satunya, membutuhkan manajemen yang terstruktur seperti yang dijelaskan

dalam kerangka pemikiran. Dalam perencanaan program musik, penentuan

segmen pendengar menjadi elemen penting yang mempengaruhi pemilihan

musik atau kepada siapa program tersebut ditujukan57. Penentuan

pendengar ini memberikan gambaran mengenai musik apa yang menjadi

konten program. Khususnya dalam program permintaan dan persembahan

(request and dedications), penyiar seringkali berpikir mengenai permintaan

pendengar. Pemutaran lagu berkaitan pula pada pendengar keseluruhan

yang tidak meminta lagu. Ini akan menjadi kesulitan pada penyiar mengenai

57 Theo Stokkink. 1997. The Professional Radio Presenter: Penyiar Radio Profesional. Yogyakarta: Kanisius. Hal 123.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

24

berapa kali lagu yang sama diputar demi memenuhi permintaan

pendengar58.

Pengaturan antara konten program musik menjadi langkah penting

dalam mengkombinasikan musik dengan kata-kata penyiar. Ini disesuaikan

dengan format program musik yang mengajak pendengar turut serta

berperan dalam program. Penerapannya dengan menyusun lagu yang

diawali dengan suasana riang dan diakhiri dengan kesan yang kuat59.

Sebagai program musik, Orient Time menyajikan lagu K-pop, J-pop, dan

Mandarin pop yang disusun secara teratur dalam run down program.

Beberapa lagu juga menjadi backsound bagi penyiar saat membacakan pesan

dan persembahan dari pendengar.

Manajemen produksi program Orient Time dijalankan dengan

harapan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Segala sumber daya

yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk memenuhi tujuan. Sebagai salah

satu program hiburan di radio, program musik membutuhkan perencanaan

yang matang. Hal ini dengan mempertimbangkan bagaimana program musik

dikemas agar dapat menarik bagi audiens.

H. Metode

1. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi

kasus. Dalam pendekatan kualitatif, gejala bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat

dipisah-pisahkan), sehingga merupakan penelitian yang melibatkan keseluruhan

situasi sosial yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis60. Ketiga aspek tersebut yang

membedakan dengan penelitian kuatitatif yang terdapat batasan masalah dan

variabel.

Fenomena yang berkaitan dengan studi kasus merupakan fenomena

kontemporer yang terjadi dalam kehidupan nyata (real-life). Fenomena yang terjadi

di berbagai lapangan seperti manajemen dan organisasi dapat dianalisis 58 Ibid. Hal 126. 59 Ibid. Hal 127-128. 60 Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, hal 205.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

25

menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus memberikan gambaran

secara mendetail mengenai latar belakang, sifat-sifat, serta karakter-karakter yang

khas dari kasus, dan dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang

bersifat umum61. Studi kasus memiliki fokus yaitu adalah spesifikasi kasus dalam

suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu

potret kehidupan62. Oleh karena itu, studi kasus merupakan metode yang tepat

untuk menganalisis manajemen produksi program musik Orient Time.

Cakupan studi kasus yang luas namun mendalam terhadap suatu kasus

menjadi prioritas utama peneliti. Kedalaman dari studi kasus dalam membatasi

antara fenomena dan konteks dapat menjadi metode atau alat untuk menjawab

pertanyaan dari rumusan masalah. Dengan adanya proses pengumpulan data,

peneliti menjabarkan kasus secara mendetail. Dalam studi kasus, aspek-aspek yang

berkaitan dengan fenomena yang diteliti turut dijadikan sebagai referensi.

Sifat studi kasus dalam penelitian ini adalah deskriptif yakni penelitian ini

tidak sebatas pengumpulan dan penyusunan data, tetapi merupakan penelitian yang

secara detail menggambarkan tentang fenomena lengkap dengan latar belakang dan

prosesnya. Penelitian ini mengarah pada pertanyaan “bagaimana” (bagaimana

fenomena itu terjadi). Studi kasus deskriptif sesuai dengan penelitian ini yang

menganalisis program musik “Orient Time” melalui prinsip manajemen produksi.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Radio Swara Sasando FM, yang beralamat di

Jalan Adisucipto, Ambarukmo IV / R. 15 – Yogyakarta.

3. Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan tahap pengumpulan data pada bulan Desember 2012

hingga bulan Agustus 2013. Rentang yang panjang ini memudahkan peneliti dalam

menggali informasi lebih banyak mengenai perubahan dan perkembangan program

Orient Time. Peneliti mengklasifikasikan metode pengumpulan data sesuai jenis data

yang diperoleh. Data primer diperoleh dari hasil wawanacara dan observasi. Data

61 Muhammad Nazir. 1998. Metode Penelitian. Jakarta. PT. Ghalia Indonesia. hal 66. 62 John W. Creswell. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. London: SAGE Publications. Hal 37-38

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

26

sekunder merupakan penunjang data primer yang sifatnya memperkuat data yang

telah diperoleh. Data sekunder didapatkan dari dokumentasi dan studi pustaka.

a. Wawancara mendalam

Metode wawancara dilakukan pada pihak produksi program musik di Radio

Sasando FM dan penyiar Orient Time. Dalam wawancara, peneliti berpedoman pada

interview guide untuk mempermudah alur pertanyaan selama wawancara

berlangsung. Wawancara ditujukan kepada penyiar program yaitu Tata Chynthia

dan juga pengelola Radio Sasando FM yaitu Ibu Th. M. Haryaningtyas, SH (Ibu Tyas).

Wawancara dengan Tata Chynthia berkaitan mengenai segala kegiatan dan proses

yang dilakukan dalam program Orient Time. Wawancara dengan Ibu Tyas berkaitan

dengan anggaran dan pengawasan program Orient Time.

b. Observasi

Observasi dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung di

radio Sasando FM. Pengamatan yang dilakukan ialah berkaitan dengan bagaimana

manajemen produksi program yang dilaksanakan oleh Radio Sasando FM,

khususnya dalam program Orient Time. Pengamatan yang dilakukan ialah melalui

tahap pra produksi, produksi hingga pasca produksi program Orient Time.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dalam

metode studi kasus. Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan dan

mempelajari dokumen-dokumen penting yang menyangkut perusahaan secara

umum, misalnya profil perusahaan, website perusahaan, media internal dan lain-

lain. Sasando FM memiliki situs yaitu www.sasandofm.com. Peneliti mengumpulkan

data melalui situs tersebut.

d. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data-data yang berkaitan

dengan obyek penelitian. Sumber pustaka yang digunakan dalam penelitian ini

adalah buku, jurnal, surat kabar, dan artikel di situs internet.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/64341/potongan/S1-2013... · Jurnalistik Radio: Kiat Menulis Berita Radio. Jakarta: Erlangga. hal 122

27

4. Analisis Data

Dalam analisis data , Robert K. Yin63 mengklasifikasikan analisis data studi

kasus ke dalam 5 bentuk yakni pattern matching, explanation building, time series

analysis, logic models dan cross-case synthesis. Pattern matching sesuai digunakan

untuk membandingkan pola yang didasarkan atas empiris dengan pola yang

diprediksikan. Jika kedua pola ini terdapat persamaan, maka hasilnya akan

memperkuat validitas internalnya dalam studi kasus tersebut. Pattern matching

tergolong relevan jika menggunakan studi kasus deskriptif selama pola yang telah

diprediksi pada variabel tertentu telah ditentukan sebelumnya dalam pengumpulan

data.

Peneliti menganalisis secara deskriptif dengan melakukan perbandingan

antara kerangka pemikiran (teori) dan hasil penelitian (kejadian di lapangan).

Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana manajemen produksi

program musik Orient Time di Radio Sasando FM. Peneliti mencoba untuk

mengungkapkan bagaimana proses yang terjadi dalam kasus manajemen yang

dilakukan dalam produksi program musik Orient Time.

63 Robert K. Yin. 2003. Case Study Research: Design and Methods (Third Edition). California: Sage Publications. Hal. 109.