bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/4189/2/mawatdah yusoh bab i.pdf · tahun...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut yang dapat
menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus
Flavivirus , virus RNA dari keluarga Flaviviridae. Infeksi oleh satu serotipe
virus dengue menyebabkan terjadinya kekebalan yang lama terhadap serotipe
virus tersebut, dan kekebalan sementara dalam waktu pendek terhadap serotipe
virus dengue lainnya. Pada waktu terjadi epidemic di dalam darah seorang
penderita dapat beredar lebih dari satu serotipe virus dengue (Soedarto, 2012).
Dengue ditularkan oleh genus Aedes, nyamuk yang tersebar luas di
daerah tropis dan subtropics di seluruh dunia. Demam dengue juga disebut
breakbone fever dan merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk
yang terpenting pada manusia (Soedarto, 2012).WHO memperkirakan saat ini
mungkin ada 50-100.000.000 infeksi DBD di seluruh dunia setiap tahun dan
diperkirakan 500.000 kasus DBD yang memerlukan rawat inap setiap tahunnya
dan sebagian besar diantaranya adalah anak-anak dengan kematian 2,5%
(WHO, 2013).
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak
tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat
Negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia
Tenggara. Indonesia, DBD pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun
1968, ditemukan sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya
meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %) (Kemenkes R.I., 2010).
Kasus DBD secara nasional cenderung menurun pada tahun 2010. Dilaporkan
jumlah kasus sebesar 156.086 dan kematian 1.358 dengan Incidence Rate (IR)
sebesar 65.70/100.000 penduduk (CFR = 0.87%) dan tahun 2011 jumlah kasus
menjadi 49.486 dan kematian 403 dengan Incidence Rate (IR) sebesar
20.83/100.000 penduduk (CFR = 0.81%) (Kemenkes R.I., 2011).
Menurut penelitian Waris L. (2013) dalam penelitiannya, ditemukan
bahwa secara umum pengetahuan masyarakat tentang Demam Berdarah
Dengue bisa dikatakan kurang. Dari 100 responden hanya 1 % yang menjawab
bahwa virus dengue adalah penyeba penyakit DBD. Sedangkan perilaku
masyarakat cenderung negatif, dikarenakan dari 100 responden hanya 20 orang
yang melakukan 3 M.
Pada tahun 2014, sampai pertengahan Bulan Desember di Indonesia
tercatat penderita DBD di 34 provinsi sebesar 71.688 orang, 641 diantaranya
meninggal dunia. Angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan tahun
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
sebelumnya (2013) dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan
jumlah kasus meninggal senyak 871. Meskipun secara umum terjadi penurunan
kasus kasus tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya namun pada beberapa
provinsi mengalami peningkatan jumlah kasus DBD, diantaranya Sumatra
Utara,Riau,Kepri,DKI Jakarta,Kalimantan Barat,Sulawesi Utara, bali dan
Kalimantan Utara.Tercatat ada lebih kurang 7 kabupaten/kota yang melaporkan
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD pada tahun 2014 ini yaitu
Kabupaten Morowali (Sulteng), Kabupaen Sintang (Kalbar), Kabupaten
Belitung Timur (Babel), Kabupaten Bangka Barat (Babel),Kabupaten Ketapang
(Kalbar), Kabupaten Karimun (Riau), dan Kota Dumai (Riau).Diharapkan
hingga akhir tahun 2014,baik jumlah penderita maupun jumlah kematian DBD
dapat ditekan di bawah jumlah kasus dan kematian DBD yang dilaporkan pada
tahun 2013 (Kemenkes,2014).
Penyakit DBD masih merupakan permasalahan serius di Provinsi Jawa
Tengah, terbukti 35 kabupaten/kota sudah pernah terjangkit penyakit DBD.
Angka kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD di Provinsi Jawa Tengah pada tahun
2013 sebesar 45,53/100.000 penduduk, meningkat bila dibandingkan tahun
2012 (19,29/100.000 penduduk) dan sudah melampaui target nasional yaitu
<20/100.000 penduduk. Angka kesakitan tertinggi di Kabupaten Jepara sebesar
170,39/100.penduduk, terendah di Kabupaten Purworejo sebesar 4,96/100.000
penduduk. Setiap penderita DBD yang dilaporkan dilakukan tindakan
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
perawatan penderita, penyelidikan epidemiologi di lapangan serta upaya
pengendalian (Dinkes Provinsi Jawa Tengah ,2013).
Tingginya angka kesakitan DBD disebabkan karena adanya iklim tidak
stabil dan curah hujan cukup banyak pada musim penghujan yang merupakan
sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegipty yang cukup potensial. Selain
itu juga didukung dengan tidak maksimalnya kegitan PSN di masyarakat
sehingga menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD di beberapa
kabupaten/kota. Angka kesakitan DBD di kabupaten/kota hampir semuanya
lebih dari 20/100.000 penduduk. Tidak ada yang dibawah 2/100.000
penduduk(Dinkes Provinsi Jawa Tengah ,2013).
Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kabupaten Purbalingga Nonot
Mulyono mengatakan , bahwa kasus penyabaran DBD di kabupaten
Purbalingga untuk tahun 2015relative menurun. Untuk tahun 2015, kasus DBD
di Purbalingga sebanyak 245 orang dengan korban meninggal sebanyak empat
orang. Berbagai upaya yang sudah dilakukan oleh pihaknya adalah dengan
menggiatkan gerakan PSN kepada masyarakat berupa sosialisasi agar perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk ditingkatkan (Sukiman, 2015).
Pada tahun 2016, kasus DBD di Kabupaten Purbalingga sejumlah 224
kasus yang tersebar di seluruh wilayah puskesmas yang ada di Kabupaten
Purbalingga. Jumlah kasus paling banyak terjadi di puskesmas Padamara dan
Kalimanah masing-masing 23 kasus dan jumlah paling sedikit terjadi di
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Puskesmas Kutawis dan Karangtengah dengan 1(satu) kasus (DKK Purbalingg,
2017).
Incidence Rate(IR) DBD di Kabupaten Purbalingga tahun 2016 sebesar
2.48 per 10.000 penduduk dan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya IR
DBD mengalami penurunan . Secara nasional target IR DBD <20/100.000
penduduk, maka dengan IR sebesar itu berarti Kabupaten purbalingga masih
dibawah target (DKK Purbalingga, 2017).
Kasus DBD yang ditanggani di Kabupaten Purbalingga tahun 2016
adalah 224 kasus baik melalui rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas
maupun Rumah sakit (DKK Purbalingga, 2017). Penanganan demam berdarah
telah digalakan dengan berbagai cara, baik upaya promotif, preventif, maupun
kuratif seperti melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demam
berdarah, pemantauan jentik (Jumantik) dan 3 M (menguras, menutup, dan
mengubur), serta penyemprotan (fogging) dengan insektisida (Depkes R.I.,
2005).
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang
melakuakan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra yang terjadi dari pengindraan penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan perabaan. Sebagai dapatdiperoleh dari indra penglihatan
dan pendengaran. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting dalam
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman
sendiri atau pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2010) secara garis besar pengetahuan dibagi
menjadi 6 tingkat yaitu Tahu (know, Memahami (comprehension), Aplikasi
(application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), Evaluasi (evaluation).
Menurut Lowrence Green dalam Notoatmojdo (2005), mengemukakan bahwa
untuk mencoba mengalisis praktik manusia dari tingkat kesehatan orang dapat
dipengaruhi 3 faktor yaitu Faktor predisposisi, Faktor pendukung atau
pemungkin dan Faktor pendorong.
Praktik merupakan tingkat-tingkatan praktik antara lain persepsi, respon
terpimpin, mekanisme serta adaptasi. Dalam persepsi (perception), mengenal
dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
merupakan praktik tingkat pertama sedangkan respon terpimpin (Guide
Respons), dapat melakukan sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan
contoh merupakan indicator praktik tingkat dua. Untuk mekanisme
(mechanism) artinya apabila seseorang telah melakukan dengan benar dan tanpa
paksaan (dengan penuh kesadaran) maka sudah mencapai praktik tingkat ketiga
sedangkan adaptasi (adaptation) adalah suatu praktik (tindakan) yang sedang
berkembang dengan baru artinya suatu itu sudah telah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmojo, 2007)
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
Daerah endemis adalahistilah yang banyak di gunakan dalam kesehatan
jika suatu penyakit menyerang beberapa orang dalm suatu wilayah yang luas
maka hal ini dinamakan endemis. Endemis juga diartikan sebagai suatu wabah
atau penyakit yang terjadi di suatu daerah. Daerah endemis DBD di Kecamatan
Padamara terletak di Desa Bojanegara dengan jumlah kasus 13. Sedangkan
daerah non endemis terletak di Desa Karangpule, Desa Sokawera, Desa
Kalitinggar lor, Desa Dawuhan, Desa Purbayasa, Desa Mipiran, Desa
Kalitinggar kidul. Pengetahuan dan praktek pencegahan DBD pada ibu di
daerah endemis dan non endemis diduga berbeda.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbedaan Pengetahuan Dan Praktek Pencegahan
pada ibu Di Wilayah Endemis Dan Non Endemis Demam berdarah Dengue
Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan pada latar belakang di atas maka penulis tertarik
untuk mejawab pertanyaan “Adakah Perbedaan Pengetahuan Dan Praktek
Pencegahan pada ibuDi Wilayah Endemis Dan Non Endemis Demam Berdarah
Dengue Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga?”
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Membuktikan Perbedaan Pengetahuan Dan Praktek Pencegahan ibu
Di Wilayah Endemis Dan Non Endemis Demam Berdarah Dengue
Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu di Wilayah endemis dan non
endemis DBD Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga.
b. Untuk mengetahui pengetahuan dan praktek pencegahan DBD pada
ibu di Wilayah endemis dan non endemis DBD Kecamatan Padamara
Kabupaten Purbalingga.
c. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan praktek pencegahan
DBD pada ibu di Wilayah endemis dan non endemis DBD Kecamatan
Padamara Kabupaten Purbalingga.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi terhadap
gambaran pengetahuan dan praktek pencegahan DBD di Wilayah endemis
dan non endemis.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang pendidikan keperawatan khususnya bidang
pendidikan keperawatan komunitas.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bagi
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Demam Berdarah Dengue.
E. Penelitian terkait
1. Dwi Widiyarto (2013)
Melakukan penelitian dengan judul “Hubungan persepsi masyarakat
dan pencegahan tentang mengurus, mengubur dan menutup (3M) dengan
kejadian demam berdarah dengue(DBD) di wilayah kerja puskesmas II
Kecamatan Purwokerto Timur ”.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian exsplanatory
research menggunakan pendekatan case control. Populasi yang menderita
DBD pada bulan Januari-April 2013 yaitu sebanyak 23 orang. Analisis yang
digunakan adalah uji Chi square. Hasil penelitian ini sebagai besar
responden kasus memiliki persepsi (3M) tidak baik 15 (65.2%) responden
dan responden kontrol memiliki persepsi (3M) baik 16 (69.6%) responden.
Sebagian besar responden kasus memiliki pencegahan (3M) tidak baik 13
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
(56.5%) responden dan responden kontrol memiliki pencegahan (3M) baik
18 (78.3%) responden. Kesimpulan ada hubungan antara persepsi
masyarakat dan pencegah tentang menguras,mengubur, dan menutup(3M)
dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD). Persamaan dalam
penelitian ini adalah pada jenis penelitian dan variabel independen yaitu
sama-sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan variabel
pencegahan DBD. Perbedaannya adalah pada metode penelitian yang
peneliti gunakan, peneliti menggunakan metode comparative study
sedangkan jurnal ini menggunakan metode penelitian exsplanatory research.
2. Didik Pranata (2016)
Melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan dan sikap tentang pencegahan DBD di Wilayah
Puskesmas Purbalingga Kabupaten Purbalingga”.Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah quasi eksperimendengan menggunakan rancangan one-
group pre-test-post-test desaign. Jumlah sampel sebesar 35 orang. Hasil
penelitian terdapatkan pengaruh pendidikan kesehatan metode diskusi
kelompok terhadap sikap masyarakat tentang pencegahan DBD. Persamaan
dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang demam berdarah
yang menggunakan jenis penelitian kuntitatif. Sedangkan perbedaannya
adalah pada metode penelitian yang peneliti gunakan, peneliti menggunakan
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
metode comparative study sedangkan jurnal ini menggunakan metode
penelitian quasi eksperimen.
3. Lukman Waris (2013)
Melakukan penelitian dengan judul “Pengetahuan dan perilaku
masyarakat terhadap Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Batulicin
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan”. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan metode
observasional dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang. Hasil penelitian ini adalah secara umum pengetahuan
masyarakat tentang penyakit DBD kurang, ini dapat dilihat dari hanya 1
orang yang menjawab bahwa demam berdarah disebabkan oleh virus
dengue, gejala penyakit demam berdarah sebanyak 45% responden mengaku
tidak tahu, nama vektor nyamuk demam berdarah sebanyak 23% yang tahu
dan 76% yang tidak mengetahuinya, begitupun dengan sarang nyamuk
demam berdarah sebanyak 36% responden menjawab tidak tahu. Perilaku
masyarakat dalam upaya pencegahan DBD kurang ini dapat dilihat dari 31
orang (31%) yang mau menutup tempat penyimpanan air bersih dan hanya
sebanyak 20 orang (20%) melakukan 3 M Plus. Dari hasil analisis uji
statistik Chi-Square responden pengetahuan baik dengan perilaku baik pula
sejumlah 25 responden (61%), sedangkanpengetahuan baik dengan perilaku
kurang sejumlah 16 responden (39%). Begitu pula sebaliknya responden
pengetahuan kurang dengan perilaku kurang sebanyak 36 responden (61%),
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
sedangkan responden pengetahuan kurang dengan perilaku baik sebanyak 23
(39%). Persamaan penelitian ini adalah pada variabel dan jenis penelitiannya
yaitu sama-sama meneliti tentang pengetahuan tentang DBD dengan
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan perbedaannya adalah
pada metode penelitian yang digunakan, dalam penelitian ini menggunakan
metode comparative studi sedangkan pada jurnal ini enggunakan metode
observasional yang hanya mencari tahu tingkat pengetahuan dan perilaku
wilayah tanpa membedakan antara wilayah endemis dan non endemis.
4. Yanyan Bahtiyar (2012)
Melakukan penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan dan sikap
tokoh masyarakat dengan perannya dalam pengendalian Demam Berdarah di
Wilayah Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya ”. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan metode deskriptif
korelasional dengan pendekatan cross-secsional. Sampel dalam penelitian
ini sebanyak 68 orang. Hasil penelitian ini adalah sebagian besar dari tokoh
masyarakat berpengetahuan rendah (55,9%). Selain itu dari 68 responden
terdapat 44 responden (64,7%) tokoh masyarakat masih kurang berperan
dalam pengendalian penyakit demam berdarah. Pengetahuan rendah dan
peran tokoh masyarakat yang kurang dalam pengendalian demam berdarah
sebesar 60,5%. Sedangkan pengetahuan tinggi dan peran tokoh yang tinggi
dalam pengendalian demam berdarah sebesar 30%. Kesimpulannya tidak ada
hubungan yang signifikan anatara pengetahuan dan sikap tokoh masyarakat
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
dengan perannya dalam pengendalian demam berdarah. Persamaan dalam
penelitian ini adalah pada jenis penelitian yaitu sama-sama menggunakan
jenis penelitian kuantitatif. Perbedaannya adalah pada metode penelitian
yang peneliti gunakan, peneliti menggunakan metode comparative study
sedangkan jurnal ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional.
5. Chamaiporn Chinkhanaphan, et al. (2015)
Melakukan penelitian dengan judul “Knowledge and Disease
Prevention of Dengue Hemorrhagic Fever among Families Who Ever Had
One Affected Member”. Penelitian ini dilakukan di Kota Phunphin Provinsi
Suratthani Thailand.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Menggunakan metode deskriptif. Sampel yang diambil sebanyak 175 orang.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan tentang
DBD sebesar 86.3 % sedangkan praktek pencegahan hanya sebesar 21.1
%.Persamaan dalam penelitian ini adalah pada jenis penelitian dan variabel
independen yaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan
variabel pencegahan DBD. Perbedaannya adalah pada metode penelitian
yang peneliti gunakan, peneliti menggunakan metode comparative study
sedangkan jurnal ini menggunakan metode penelitian deskriptif.
6. Nahla Khamis Ragab Ibrahim, et al. (2009)
Melakukan penelitian dengan judul “Knowledge, Attitudes and
Practices Relating to Dengue Fever Among Females in Jeddah High
Schools”. Penelitian ini dilakukan di SMA Jeddah, Saudi Arabia.Penelitian
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Menggunakan metode
deskriptif. Sampel yang diambil sebanyak 316 orang. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan bahwasiswa memperoleh skor pengetahuan terendah
dibandingkan dengan dua kelompok lain (F = 51.1, p <0,001). Riwayat
keluarga yang terkena dengue fever (a OR = 2,05; 95% Cl = 1,15-3,64), ibu
yang bisa membaca ( pendidikan SMA atau yang lebih tinggi) dan siswa
diatas usia 17 tahun adalah responden yang memperoleh skor
tertinggi.Persamaan dalam penelitian ini adalah pada jenis penelitian dan
variabelnyayaitu sama-sama menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan
variabel pengetahuan dan praktik. Perbedaannya adalah pada metode
penelitian yang peneliti gunakan, peneliti menggunakan metode comparative
study sedangkan jurnal ini menggunakan metode penelitian deskriptif.
7. Ahmed Itrat, et al. (2008)
Melakukan penelitian dengan judul “Knowledge, Awareness and
Practices Regarding Dengue Fever among the Adult Population of Dengue
Hit Cosmopolitan”. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Karachi dan
Rumah Sakit Aga Khan, Pakistan. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif. Menggunakan metode cross sectional . Sampel yang
diambil sebanyak 462 orang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
bahwa Sekitar 89,9% individu yang diwawancarai pernah mendengar
tentang demam berdarah. Pengetahuan yang memadai tentang demam
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
berdarah ditemukan pada 38,5% sampel, dan 66% di antaranya di Rumah
Sakit Aga Khan dan 33% di Rumah Sakit Sipil Karachi. Individu yang bisa
membaca relatif lebih tahu tentang demam berdarah dibandingkan dengan
orang yang buta huruf (p, 0,001). Pengetahuan berdasarkan tindakan
pencegahan ditemukan secara dominan difokuskan pada pencegahan gigitan
nyamuk (78,3%) daripada pemberantasan populasi nyamuk (17,3%).
Penggunaan semprotan anti nyamuk adalah tindakan pencegahan yang
paling umum (48,1%). Televisi dianggap sebagai sumber informasi yang
paling penting dan berguna mengenai penyakit ini.Persamaan dalam
penelitian ini adalah pada jenis penelitian dan variabelnyayaitu sama-sama
menggunakan jenis penelitian kuantitatif dan variabel pengetahuan dan
praktik. Perbedaannya adalah pada metode penelitian yang peneliti gunakan,
peneliti menggunakan metode comparative study sedangkan jurnal ini
menggunakan metode penelitian cross sectional.
Perbedaan Pengetahuan Dan..., Mawatdah Yusoh, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017