bab i pendahuluan amanat undang-undang nomor 52 tahun
TRANSCRIPT
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Amanat undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), menyatakan bahwa Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas dalam
melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga Berencana.
Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam rangka
mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta diharapkan juga
dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kuantitas penduduk yang ditandai
dengan perubahan jumlah, struktur, komposisi dan persebaran penduduk yang
seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari tingginya angka
fertilitas dapat menjadi sumber kemiskinan dan menghambat pertumbuhan
ekonomi. Kondisi tersebut berdampak kepada meningkatnya beban pemerintah, baik
pusat maupun daerah, dalam penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk
seperti pangan, kesehatan, pendidikan, lapangan kerja, transportasi, energi, dan lain
sebagainya. Untuk mendukung pelaksanaan Program KKBPK, maka BKKBN
memperkuat pelaksanaan pembangunan melalui pengendalian kuantitas dan
peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan persebaran penduduk. Program
KKBPK juga merupakan upaya untuk mewujudkan keserasian kondisi yang
berhubungan dengan perubahan keadaan penduduk yang dapat berpengaruh dan
dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2010, pada tahun 2015
diperkirakan jumlah penduduk Indonesia sebesar 253,7 juta jiwa dengan dengan
Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,37. Berkaitanjuga dengan tingkat
ketergantungan (Dependency Ratio) atau rasio yang menyatakan jumlah penduduk
usia nonproduktif yang ditanggung oleh usia produktif. Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk diatas, diperkirakan pada tahun 2015 tingkat ketergantungan di Indonesia
sebesar 0.49 dan tingkat ketergantungan ini akan semakin menurun memasuki
periode 2020-2025. Indonesia akan mencapai bonus demografi yang kerap
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
diinterpretasikan sebagai jendela peluang (window of opportunity) pada periode
2020-2025, bila pertumbuhan ekonomi signifikan, SDM berkualitas dan pelaksanaan
Program KKBPK dimplementasikan semaksimal mungkin.
Dalam rangka memperkuat implementasi Program KKBPK, diperlukan
penguatan program dan kegiatan melalui penyediaan data dan informasi BKKBN
yang akurat, valid, relevan dan dapat dipertanggung jawabkan (Peraturan
Pemerintah No.87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Penduduk dan Pembangunan
Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga). Data dan informasi
memegang peranan penting dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan bidang Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga. Untuk
tersedianya data dan informasi akurat, valid, relevan dan dapat dipertanggung
jawabkan perlu dukungan dan peran serta pihak terkait mulai dari tingkat lini
lapangan sampai penentu kebijakan baik di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan
Kota.
Perkembangan Program KKBPK dapat diketahui melalui Laporan Data Statistik
Rutin dan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan secara berkala. Evaluasi dilakukan
melalui pemantauan sasaran kinerja berdasarkan Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)
yang telah disepakati, untuk membandingkan dengan sasaran, kebijakan, strategi
dan program kegiatan yang direncanakan. Evaluasi perkembangan program KKBPK
dilakukan dengan metode Desk Descriptive Analysis untuk memperoleh
gambaran tentang data dan informasi yang dianalisis. Analisis terhadap wilayah
pencapaian program KKBPK dengan hasil yang sangat ekstrim/tidak
rasional perlu ditindaklanjuti melalui survei/studi kasus/pengawasan
terpadu (antar komponen terkait) pada wilayah yang dimaksud.
Dengan telah dilaksanakannya Rapat Kerja Nasional maka ditetapkan
target Indikator Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) tahun 2015 dan kinerja Direktorat.
Target KKP Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 seperti pada Tabel 1 berikut.
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Tabel 1. Kontrak Kinerja Provinsi Tahun 2015
NO INDIKATOR KONTRAK KINERJA PROVINSISASARAN
2015
CAPAIAN
NOV 2015SUMBER
1 Angka Pravalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) 67,9 67,80%SUSENAS
2013
2Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(Unmet Need)7,5 14,21% SR
3 Jumlah Peserta KB Baru PB (Juta) 231.022 210.547 SR
4 Jumlah Peserta KB Aktif PA (Juta) 1.045.951 1.293.502 SR
5Persentase Peserta KB dengan menggunakan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) 18,3 30,69% SR
6 Pesersentase Kesertaan KB Pria (PA) (MOP + KONDOM) 2,7 6,25% SR
7Persentase PUS yang memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang semua jenis kontrasepsi modern 18 98,30% SDKI 2012
8Persentase PUS anggota Poktan BKB, BKR, BKL, UPPKS
yang ber -
a. Persentase PUS anggota BKB yang ber-KB 76,6 73,86% SR
b. Persentase PUS anggota BKR yang ber-KB 75,3 78,80% SR
c. Persentase PUS anggota BKL yang ber-KB 73,6 80,90% SR
d. Persentase PUS anggota UPPKS yang ber-KB 22,6 72,52% SR
9Indeks Pengetahuan remaja tentang Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR)50,9 61,30% RPJMN 2012
10Persentase Sasaran yang mendapatkan Promosi dan
Konseling 5 0 LATBANG
11Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-
19 tahun) 63,3 40,0SUSENAS
2013
12Persentase masyarakat yang mengetahui isu
kependudukan 42 45,40% RPJMN 2012
13Persentase Provinsi, Kab/Kota yang memasukan isu
kependudukan ke dalam Renstrada 40 88% 15 KAB/KOTA
14Laporan Realisasi Triwulan Kabupaten dan Kota
penerima DAK tahun 2015100 73% KEU & BMN
15Persentase Kabupaten/Kota yang membangun database
PK 2015 dengan cakupan minimal 90% KK 100 19,26% ADPIN
16 Laporan Keuangan dan Pengelolaan BMN 100 100% KEU & BMN
17Persentase temuan eksternal dan internal yang selesai
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan 100 86,40%38 DARI 44
KASUS
18 Jumlah mitra kerja dan tenaga lini lapangan yang dilatih:
a. Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh adat 25 0 LATBANG
b. Refreshing PLKB/PKB (PNS dan Non PNS) 130 130 LATBANG
c. Pelatihan teknis bagi PLKB/PKB 384 354 LATBANG
d. Pelatihan teknis IUD dan Implant bagi Dokter 60 0 LATBANG
e. Pelatihan teknis IUD dan Implant bagi Bidan 260 194 LATBANG
f. Pelatihan teknis MOP bagi Dokter 12 12 LATBANG
g. Pelatihan teknis MOW bagi Dokter 12 12 LATBANG
19Pemetaan Urusan Bidang Pengendalian Penduduk dan KB
dalam penguatan program KKBPK50 23% DALDUK
SUMBER DATA: Susenas 2013, RPJMN 2012, SDKI 2012, Statistik Rutin & Komponen Terkait
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
BAB II
HASIL PENCAPAIAN PROGRAM
KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN
KELUARGA
A. Cakupan Laporan Program Kependudukan, KB dan Pembangunan
Keluarga
1. Laporan Pelayanan Kontrasepsi
Berdasarkan Aplikasi Statistik Rutin Online, laporan pelayanan keluarga
berencana yang berbasis Kecamatan pada bulan November 2015, dari seluruh
Kabupaten/kota yang mengirimkan laporan ke Provinsi, tercatat jumlah
kecamatan melapor sebanyak 221 atau 95,67% dari 231 kecamatan yang
terdaftar. Tinggi rendahnya frekuensi kabupaten/kota yang tidak melapor,
sedikit banyak akan mempengaruhi tinggi rendahnya laporan hasil pencapaian
program. Pada umumnya, kecamatan yang tidak mengirimkan laporan hasil
pelayanan KB bisa disebabkan karena masih adanya kendala dalam
pengoperasian sistem secara on line di kabupaten/kota bersangkutan atau
ada kegiatan yang dilakukan tapi terlambat mengirimkan laporan dari jadwal
yang telah ditentukan. Untuk melihat sebaran Kabupaten/kota dan Kecamatan
yang melapor atau tidak melapor dapat dilihat pada Tabel 1.
Gambar 1. Cakupan Laporan Tempat Pelayanan KB
Dari tempat Faskes KB yang ada,
yang terdiri dari Faskes KB
Pemerintah; Faskes KB Swasta;
Jejaring Faskes terdiri atas Praktek
Dokter, Praktek Bidan Mandiri; dan
lainnya, yang melapor sebanyak
2.548 atau 65,29% dari total Faskes
yang ada yaitu 3.902.
Persentase cakupan laporan klinik KB
menurut tempat pelayanan pada
bulan November 2015 dapat dilihat
pada Gambar 1. Secara lebih rinci
dapat disampaikan jumlah Faskes KB
yang melaporkan kegiatannya
sebagai berikut :
FKBP FKBS PD PDM LAINNYA
1.065
260 403
1.972
203
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
a. Faskes KB Pemerintah, Laporan yang masuk pada bulan November 2015 sebanyak 895 Faskes KB pemerintah atau 84,03 % dari 1.065 Faskes
KB Pemerintah yang ada. Terdapat 3 (tiga) Kab/Kota dengan cakupan 100% yaitu Kab. Muaraenim, Lahat, dan Palembang. Sedangkan 14
(empat belas) Kab/Kota lainnya berada pada rentang cakupan 23,53% (Pagar Alam) sampai dengan 96,72% (Musi Banyuasin).
b. Faskes KB Swasta. Pada bulan ini Faskes KB Swasta cakupan
laporannya secara persentase lebih tinggi dibandingkan dengan Faskes KB
Pemerintah yaitu 93,46% atau 243 dari 260 yang ada. Terdapat 4 (empat) Kab/Kota dengan cakupan 100%, yaitu OKI, Lahat, Musi Banyuasin, dan
OKU Timur. Sedangkan 13 (tiga belas) Kab/Kota lainnya berada pada rentang cakupan 16,67% (Empat Lawang) sampai dengan 99,24% (Palembang).
c. Praktek Dokter. Cakupan laporan Jejaring Faskes KB Praktek Dokter
sebanyak 250 atau 62,97% dari 397 Praktek Dokter yang ada. Terdapat 2 (dua) Kab/Kota dengann capaian 100%, yaitu Lahat dan Palembang. Sedangkan 15 (lima belas) Kab/Kota lainnya berada pada rentang cakupan
4,17% (Lubuk Linggau) sampai dengan 95,65% (Muaraenim).
d. Praktek Bidan Mandiri. Cakupan Laporan Praktek Bidan Mandiri sebanyak 1.417 atau 71,67% dari 1.977 Praktik Bidan Mandiri yang ada. Terdapat 2 (dua) Kab/Kota dengan cakupan 100% yaitu Lahat dan
Palembang. Sedangkan 15 (lima belas) Kab/Kota berada pada rentang cakupan antara 9,38% (Ogan Ilir) sampai dengan 92,70% (Oku Timur).
e. Jejaring Faskes KB Lainnya. Sedangkan cakupan Jejaring Faskes KB Lainnya sebanyak 188 atau 92,61% dari 203 yang ada. Jejaring Faskes KB
Lainnya hanya terdapat di 1 (satu) Kab/Kota dengan cakupan 100% yaitu kabupaten Lahat. Sedangkan Kabupaten/kota lainnya rentang cakupan
antara 25,0% (Musirawas Utara) sampai dengan 74,07% (Pagar Alam). 11 Kab/Kota lainnya tidak terdapat laporan dari Jejaring Faskes KB Lainnya.
Selengkapnya dapat dilihat Grafik Cakupan Faskes KB dan Jejaring Faskes berikut ini.
1.065
260397
1.977
203
895
243 250
1417
188
FASKES KBP FASKES KBS PD PBM LAINNYA
ADA LAPOR
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
2. Laporan Pengendalian Lapangan
a. Cakupan Laporan Kecamatan
Perkembangan situasi cakupan laporan pengendalian lapangan juga dilakukan
melalui Aplikasi Statistik Rutin Online. Untuk cakupan laporan Kecamatan
pada bulan November 2015, dari 231 kecamatan yang ada 194 diantaranya
mengirimkan laporan atau 83,98%. Walaupun cakupan laporan provinsi
kurang dari 100,0%, namun terdapat 12 (dua belas) Kab/kota dengan
cakupan laporannya sudah 100%. Sedangkan 5 (lima) Kab/kota lainnya
dengan rentang cakupan 88,89% (Lubuk Linggau) sampai dengan 94,44%
(OKU dan Muaraenim).
b. Cakupan laporan Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan yang melapor sebanyak 3.461 atau 97,44% dari 3.552
desa/kelurahan yang ada. Terdapat 11 (sebelas) Kab/Kota yang cakupan
laporan desa/kelurahanmencapai 100,0%, yaitu OKU, Muaraenim, Lahat,
OKU Timur, Ogan Ilir, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang,
Pagar Alam dan Prabumulih. Sedangkan 6 (enam) Kab/kota lainnya berada
pada rentang cakupan antara 85,0% (Musi Banyuasin) sampai dengan
99,38% (OKI dan Musirawas).
c. Cakupan Laporan PPKBD
PPKBD yang melapor sebanyak 3.342 atau 99,32% dari 3.365 PPKBD yang
ada. Terdapat 12 (dua belas) Kab/Kotadengan cakupan laporan PPKBD
mencapai 100%, yaitu OKU, Muaraenim, Lahat, Musi Banyuasin, Banyuasin,
OKU Timur, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang, Pagar Alam,
dan Prabumulih. Sedangkan 5 (lima) Kab/kota lainnya berada pada rentang
cakupan antara 94,82% (Ogan ilir) sampai dengan 99,69% (OKI).
d. Cakupan laporan Sub PPKBD
Sub PPKBD melapor sebanyak 15.105 atau 92,63% dari 16.307 sub PPKBD
yang ada. Terdapat 7 (tujuh) Kab/Kota yang cakupan laporan sub PPKBD
mencapai 100,0%, yaitu Muaraenim, Lahat, Musi Banyuasin, OKU Timur,
Empat Lawang, Palembang, dan Pagar Alam. Sedangkan 3 (lima) Kab/kota
lainnya berada pada rentang cakupan antara 85,19% (Lubuk Linggau) sampai
dengan 97,95% (Ogan ilir).
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Gambar 2. Cakupan Laporan Kecamatan, Desa/Kelurahan, PPKBD
dan sub PPKBD
S
e
p
e
r
t
i
h
a
l
n
y
a
laporan pelayanan kontrasepsi, tidak maksimalnya cakupan laporan
pengendalian lapangan dari semua tingkatan wilayah administrasi akan
mempengaruhi cakupan laporan perkembangan atau pencapaian program
secara keseluruhan. Adanya kabupaten/kota, kecamatan, ataupun
desa/kelurahan yang tidak melapor bisa mengindikasikan belum adanya
kegiatan yang dilakukan oleh kabupaten/kota, kecamatan, dan
desa/kelurahan bersangkutan atau ada kegiatan yang dilakukan tapi
frekuensinya terlalu kecil sehingga tidak dilaporkan atau terlambat
mengirimkan laporan dari jadwal yang telah ditentukan.Untuk lebih jelasnya
lihat Tabel.2.
e. Cakupan Laporan Kegiatan BKB
Cakupan laporan untuk kelompok kegiatan BKB pada bulan November 2015
tercatat kelompok kegiatan BKB yang ada sejumlah 2.093 kelompok. Dari
jumlah tersebut, yang melapor sebanyak 1.753 kelompok atau 83,76%.
Terdapat 10 (sepuluh) Kab/kota yang cakupan laporannya sudah 100%, yaitu
OKU, Muaraenim, Lahat, Banyuasin, OKU Timur, Empat Lawang, PALI,
Musirawas Utara, Palembang, dan Pagar Alam. Sedangkan 7 (tujuh) Kab/kota
lainnya dengan rentang cakupan antara 51,56% (OKU Selatan) sampai
dengan 95,87% (Musi Banyuasin).
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
f. Cakupan Laporan Kegiatan BKR
Untuk kelompok BKR yang melapor pada bulan ini sebanyak 1.249 kelompok
atau 79,10% dari 1.579 kelompok yang ada. Terdapat 11 (sebelas) kab/kota
dengan cakupan 100%, yaitu OKU, Muaraenim, Lahat, Musi Banyuasin, OKU
Timur, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang, Pagar Alam, dan
Prabumulih. Sedangkan 6 (enam) Kab/Kota dengan rentang cakupan antara
46,04% (OKI) sampai dengan 93,55% (Lubuk Linggau).
g. Cakupan Laporan Kegiatan BKL
Jumlah kelompok BKL yang melapor pada bulan November 2015 sebanyak
1.280 atau 73,99% dari 1.730 kelompok yang ada.Terdapat 8 (delapan)
Kab/kota dengan cakupan laporan 100%, yaitu OKU, Muaraenim, Musi
Banyuasin, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang, dan Pagar
Alam. Sedangkan 9 (Sembilan) Kab/kota lainnya dengan rentang cakupan dari
48,51% (OKI) sampai dengan 98,59% (OKU Timur).
h. Cakupan Laporan Kegiatan UPPKS
Berdasarkan laporan Pengendalian Lapangan pada bulan November 2015,
cakupan laporan kelompok UPPKS sebesar 1.435 atau 73,89% kelompok dari
1.942 kelompok yang ada. Terdapat 8 (tdelapan) kab/kota yaitu Lahat, Musi
Banyuasin, OKU Timur, Empat Lawang, PALI, Musirawas Utara, Palembang,
dan Pagar Alam. Sedangkan 9 (sembilan) kab/kota dengan rentang cakupan
antara 31,10% (OKI dan Musirawas) sampai dengan 96,83% (OKU dan
Muaraenim).
Tidak seluruhnya kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKS yang ada di
masing-masing kab/kota mengirimkan laporan, bisa disebabkan memang
tidak adanya kegiatan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok dimaksud atau
jumlah kelompok kegiatan BKB, BKR, BKL dan UPPKS yang ada tidak
sebanyak yang terdaftar dalam data basis. Perkembangan kelompok-
kelompok kegiatan (BKB, BKR, BKL, UPPKS) yang melapor dari tiap kab/kota
dapat dilihat pada Tabel 3.
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Gambar 3. Cakupan Kelompok Kegiatan BKB, BKR, BKL, dan UPPKS
B. Pencapaian Program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
1. Peserta KB Baru
a. Pencapaian Peserta KB Baru (PB) Terhadap PPM
Untuk tahun 2015 ini, perkiraan permintaan masyarakat untuk menjadi
peserta KB baru (PPM-PB) di Sumatera Selatan ditetapkan sebanyak
231.022 pasangan. Dibandingkan dengan target PPM PB tahun 2014
sebesar 395.934 pasangan, terjadi penurunan target sebesar 164.912
pasangan atau 41,6%.
Pada bulan kesebelas di tahun 2015 ini, perolehan PB tercatat
sebanyak 210.547 akseptor atau 91,14 dari PPM PB yang telah ditetapkan
sebesar 231.022. Jika diasumsikan target setiap bulan yang harus dicapai
adalah 91,66%, maka pencapaian PB pada sampai dengan bulan
November 2015 belum melampaui target bulanan. Apabila pencapaian
rata-rata bulanan tersebut pada bulan-bulan berikutnya sama dengan
bulan ini, maka diperkirakan pada akhir tahun 2015 pencapaian PB secara
provinsi mencapai angka sekitar 99,43%. Dibandingkan dengan
pencapaian tahun yang lalu untuk periode yang sama, maka pencapaian
November 2015, baik secara absolut maupun persentase lebih rendah.
BKB BKR BKL UPPKS
2.088
1.5741.728
1.941
1.748
1.244 1.2781.434
ADA
LAPOR
83,7% 79,0% 74,0% 73,9%
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Kab/Kota dengan persentase capaian PB terhadap PPM lebih atau
sama dengan target bulan November (91,66%) terdapat 10 (sepuluh)
Kab/Kota yaitu Muara Enim (134,46%), Lahat (107,34%), Musi Banyuasin
(110,41%), Ogan Ilir (97,54%), Empat Lawang (94,76%), Pali (92,62%),
Palembang (94,13%), Pagar Alam (115,70%), Lubuk Linggau (110,47%),
dan Prabumulih (126,90%). Sedangkan 7 (tujuh) kab/kota lainnya
pencapaiannya masih di bawah target bulanan yaitu dengan rentang data
capaian dari 62,36% (OKU) sampai dengan 91,33% (Musirawas Utara).
Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.
Walaupun secara total pencapaian PB telah melampaui target, namun
apabila dilihat per metoda kontrasepsi ada yang telah melampaui target
dan ada yang dibawah target PPM. PB Kondom dan Suntikan angka
pencapaiannya telah melebihi target PPM. Sedangkan metoda kontrasepsi
lainnya pencapaian masih di bawah target PPM yang telah ditetapkan.
Secara berurutan pencapaian PB terhadap PPM PB masing-masing alat
kontrasepsi yaitu PB Kondom (324,3%), PB IUD (270,0%), PB Implant
(235,5%), PB MOW (209,5%), PB MOP (112,3%), PB PIL (123,0%) dan
terendah PB Suntik (53,6%).
Secara persentase capaian Kondom sampai dengan bulan November
2015 telah tercapai 324,3% atau 19.348 akseptor dari PPM yang telah
ditetapkan tahun ini sebesar 5.967. Besarnya angka pencapaian absolut PB
Kondom karena Kondom merupakan metoda kontrasepsi yang relatif
diminati pada tahun ini. Hal ini mengindikasikan bahwa partisipasi KB Pria
utamanya Kondom tinggi. Hal ini merupakan hal yang positif dalam upaya
partisipasi KB Pria. Pada tingkat kab/kota, hampir seluruh kab/kota
berhasil melampaui target bulanan.
Setelah Kondom, metoda kontrasepsi tertinggi kedua adalah IUD. Sampai
dengan bulan November 2015 telah tercapai 65.91 akseptor atau 270,0%
terhadap PPM yang telah ditetapkan tahun ini sebesar 2.441. Terdapat 13
270,0
209,5
112,2
324,3
235,5
53,6
123,0
IUD MOW MOP KONDOM IMPLANT SUNTIK PIL
% PB THD PPM
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
(tiga belas) Kab/Kota dengan capaian diatas target sampai dengan bulan
November 2015 (91,67%), yaitu OKU (139,4%), Muara Enim (581,3%),
Lahat (164,8%), Musirawas (253,5%), Banyuasin (121,3%), OKU Timur
(180,8%), OKU Selatan (363,3%), Ogan Ilir (195,5%), Empat Lawang
(167,1%), Palembang (555,8%), Pagar Alam (186,9%), Lubuk Linggau
(231%), dan Prabumulih (423,5%). Sedangkan 4 (empat) Kab/Kota
capaiannya berada pada rentang data 12,9% (Muratara) sampai dengan
56,3% (PALI). Hal ini mengindikasikan bahwa Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) khususnya IUD telah mengalami progres yang positif.
PB Implant tercapai 32.303 akseptor atau 235,5% terhadap PPM
(13.714). hampir seluruh Kab/Kota telah melampaui target PPM sampai
dengan bulan November 2015, kecuali Kab. Muratara yaitu baru tercapai
92,5 atau 92,5% terhadap PPM yang ditetapkan yaitu sebesar 279
akseptor.
PB MOW tercapai 1.772 akseptor atau 209,5% terhadap PPM sebesar
846. Terdapat 8 (delapan) Kab/Kota telah melampaui target capaian PPM
sampai dengan bulan November 2015 yaitu OKU (175%), Muara Enim
(240%), Lahat (122,9%), Musi Banyuasin (764,7%), Palembang
(286,5%), Pagar Alam (155%), Lubuk Linggau (421,1%), dan Prabumulih
(180%). Sedangkan 9 (sembilan) Kab/Kota belum mencapai target yai
dengan rentang data 37,3% (OKU Timur) sampai dengan 41,7% (OKI).
Sedangkan dua kab/kota yaitu PALI dan Muratara belum terdapat capaian
MOW.
PB MOP tercapai 257 akseptor atau 112,2% terhadap PPM sebesar 229.
Terdapat 5 (Lima) Kab/kota dengan capaian melebihi target bulanan yaitu
kab/kota Muara Enim (224%), Musirawas (150%), Palembang (241,7%),
Lubuk Linggau (176,7%), dan Prabumulih (135%). 5 (lima) Kab/Kota
berada pada rentang data antara 10,0% (Banyuasin) sampai dengan 90%
(Pali), sedangkan Kab/kota OKU, OKI, Lahat, OKU Selatan, Empat Lawang,
Muratara, dan Pagar Alam belum terdapat capaian KB Baru MOP.
PB PIL tercapai 68.836 akseptor atau 123,0% terhadap PPM sebesar
55.984. Terdapat 12 (dua belas) Kab/Kota dengan capaian diatas target
bulanan sampai dengan November 2015 yaitu Muara Enim (186%), Lahat
(187,2%), Musi Banyuasin (136,1%), OKU Timur (154,4%), OKU Selatan
(114,3%), Empat Lawang (127,2%), PALI (113,6%), Musirawas Utara
(109,6%), Palembang (127,8%), Pagar Alam (134%), Lubuk Linggau
(174,2%), dan Prabumulih (151,6%). Sedangkan Kab/Kota lainnya berada
pada rentang data antara 69,3% (OKI) sampai dengan 87,8% (Ogan Ilir).
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
PB Suntik tercapai 81.440 akseptor atau 53,6% terhadap PPM sebesar
151,841. Sampai dengan Bulan November 2015 PB suntik belum
memenuhi target PPM yang telah ditetapkan, namun demikian terdapat 1
(satu) kab/kota telah melampaui capaian target bulanan yaitu kota Pagar
Alam (110,4%). Sedangkan 16 (enam belas) Kab/kota lainnya berada
pada rentang data antara 27,3% (Banyuasin) sampai dengan 85,8%
(Muratara).
b. PB Total Menurut Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
Dilihat dari kontribusinya terhadap pencapaian PB secara keseluruhan, alat
kontrasepsi Suntikan 38,68% dan Pil 32,69% terhadap Total PB sebesar
210.547 akseptor. PIL dan Suntikan masih merupakan alat kontrasepsi
yang paling banyak digunakan di Sumatera Selatan.
Sementara itu, metoda kontrasepsi jangka panjang (MKJP) kontribusinya
terhadap total PB baru sebesar 19,44%, masing-masing dengan
persentase capaian terhadap total sebagai berikut; IUD 3,13%, MOW
0,84%, Implant 15,34%, dan MOP 0,12% (lihat Tabel. 4).
Gambar 5. Persentase Pencapaian PB terhadap PB Total menurut
Jenis Kontrasepsi s.d November 2015
c. Pencapaian PB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Target yang ditetapkan pada PPM tahun 2015 adalah 17.230 peserta, yang
merupakan penjumlahan dari target peserta baru IUD (2.441), MOW
(846), MOP (229) dan Implant (13.714).
Pencapaian PB MKJP sampai dengan November 2015 sebesar 40.923 atau
237,5% terhadap total PPM tahun ini. Pencapaian PB MKJP terhadap PPM
telah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 17.230
akseptor. Meskipun demikian masih terus diupayakan berbagai trobosan
program yang strategis dan tepat sasaran dalam akselerasi Pencapaian
IUD 3,13 MOW 0,84 IMPLANT
15,34
SUNTIK 38,68
PIL 32,69
MOP 0,12
KONDOM 9,19
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Program Keluarga Berencana khususnya Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang dengan merujuk pada pemetaan wilayah prioritas berdasarkan
analisis kuadran.
Disamping itu pola-pola atau model-model advokasi dan KIE yang inovatif
melalui berbagai pendekatan media bellow the line maupun to the line
dengan sasaran masyarakat Pasangan Usia Subur (PUS) khususnya
PUSMUPAR. Dengan demikian masyarakat dapat memperoleh informasi
Program KKBPK dengan benar, sehingga tumbuh kesadaran dalam diri
masyarakat untuk memilih dan atau beralih menggunakan metode
kontrasepsi jangka panjang.
Bila dilihat pencapaian di masing-masing kab/kota, pencapaiannya telah
melampaui target bulanan. Secara keseluruhan rentang pencapaian antar
kab/kota relatif bervareasi dan sebagian besar telah melampau target
bulanan dengan rentang data antara 110,9% (Pagar Alam) sampai dengan
654,1% (Muaraenim). Sedangkan Kab. Musirawas Utara capaian KB MKJP-
nya baru tercapai 74,9%. Pencapaian PB MKJP terhadap PPM dapat dilihat
pada Tabel 1.
Secara provinsi kontribusi pencapaian PB MKJP terhadap PB Total relatif
masih rendah yaitu 19,56%. Kontribusi ini merupakan penjumlahan dari kontribusi masing-masing PB MKJP terhadap total Peserta KB Baru yaitu
PB IUD 3,13%, PB MOW 0,84%, PB MOP 0,12% dan PB Implant 15,34%. Jika dilihat dari masing-masing kab/kota, maka kab/kota dengan kontribusi PB MKJP terhadap Total PB antara 8,59% (Musirawas Utara) sampai
dengan 28,55% (Prabumulih).
Gambar 6. Persentase Pencapaian PB MKJP terhadap PB Total
s.d November 2015
NON MKJP 80,56
MKJP 19,44
CAPAIAN PB
NON MKJP
MKJP
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
d. Pencapaian PB Pria
Pencapaian PB Pria terhadap PPM PB Pria merupakan penggabungan
variabel pencapaian PB Kondom dan PB MOP. Target yang ditetapkan
pada PPM 2015 sejumlah 6.196 peserta, yang merupakan penjumlahan
dari masing-masing jenis kontrasepsi, yaitu PB MOP (229) dan Kondom
(5.967). PB Kondom dengan PB MOP digunakan sebagai indikator tingkat
partisipasi pria dalam ber-KB. Pencapaian PB Pria secara provinsi sampai
dengan November 2015 sebesar 19.605 akseptor atau 316,41% terhadap
PPM. Seluruh Kab/Kota capaian KB Pria telah melampaui target bulanan
sampai dengan November (91,67%) dengan rentang data capaian antara
134,5% (Muratara) sampai dengan 821,2% (Prabumulih). (lihat
TABEL.7).
Kontribusi pencapaian PB Pria terhadap Total PB relatif masih rendah,
yaitu 9,31%. Jika dilihat dari masing-masing provinsi maka kontribusi PB
Pria terhadap Total PB seluruh Kab/Kota masih di bawah 20,0% dengan
rentang data antara 2,39% (Musirawas Utara) sampai dengan 17,0 (OKU).
Gambar 7: Persentase Pencapaian PB Pria terhadap PB Total
sd. November 2015
e. Pencapaian PB Wanita
PB Wanita adalah peserta KB baru yang menggunakan metoda kontrasepsi
yang khusus diperuntukkan bagi wanita, yaitu IUD, MOW, Implant,
Suntikan, dan Pil. Analisis dan evaluasi terhadap perkembangan
pencapaian PB Wanita tersebut diperlukan untuk melihat kontribusinya
terhadap pencapaian PB Total.
PB WANITA 90,69
PB PRIA 9,31
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Kontribusi PB Wanita terhadap PB Total sampai dengan bulan November
2015 mencapai 190.942 akseptor atau 90,69%. Hal ini mengindikasikan
partisipasi kaum pria dalam ber-KB masih relatif rendah. Pada tingkat
kab/kota, kontribusi PB Wanita terhadap berada pada rentang data antara
83,0% (OKU) sampai dengan 97,61% (Muratara).
f. Pencapaian PB KPS/KS I
Sampai dengan bulan November 2015, jumlah PB KPS/KS I tercatat
sebanyak 71.058 peserta atau 33,75% dari total yang berjumlah 231.
peserta. Terdapat 7 (tujuh) Kab/Kota dengan capaian melebihi persentase
total provinsi yaitu OKI (28,17%), Muaraenim (36,87%), Banyuasin
(34,05%), OKU Timur (34,95%), Ogan Ilir (39,15%), PALI (85,31%),
Musirawas Utara (42,21%). Sedangkan 10 (sepuluh) kab/kota lainnya
berada pada rentang data antara 4,98% (Empat Lawang) sampai dengan
27,16% (OKU). Untuk lebih jelas lihat Tabel 4F.
Sementara itu, apabila dilihat pencapaian PB KPS/KS I berdasarkan
metode kontrasepsi yang digunakan terhadap PB Total KPS/KS I, total
provinsi yang tertinggi yang digunakan PB KPS/KS I adalah PIL yaitu
sebesar tercapai 17.716, kemudian kedua terbesar PB Suntikan yaitu
sebesar 15.803. Sedangkan kontribusi PB MKJP KPS/KS I terhadap PB
Total KPS/KS I sebesar 11.499 atau 23,21%. Sementara PB Pria KPS/KS I
sebesar 4.134 atau 9,1% dari PB Total KPS/KS I. Untuk mengetahui
perkembangan pencapaian PB KPS/KS I sampai dengan November 2015
dimasing-masing Kab/kota dapat dilihat pada Tabel 4G.
g. Pencapaian PB Menurut Jalur Pelayanan
Walaupun program KB saat ini telah diarahkan kepada kemandirian
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kontrasepsi serta peningkatan
fungsi sektor swasta dalam penyediaan pelayanan kontrasepsi, namun
mayoritas peserta KB masih mendapatkan pelayanan KB dari jalur
pemerintah.
Secara provinsi dari 114.344 atau 64,80% dari Total PB 205.952 peserta
KB baru yang telah dilayani sampai dengan bulan ini. diantaranya
mendapatkan pelayanan dari jalur pemerintah. Sedangkan 62.109 atau
35,20% mendapatkan pelayanan dari Faskes KB Swasta, dan Jejaring
Faskes KB baik Praktik Dokter, Praktik Bidan Mandiri dan lainnya. Pada
tingkat kab/kota, persentase pencapaian PB jalur pemerintah rentang
sebar dari yang tertinggi 96,69% (Musirawas Utara) sampai terendah
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
32,68% (OKU Selatan). Sebaliknya, persentase pencapaian PB Swasta
tertinggi 67,32% di OKU Selatan dan terendah 3,31% di Musirawas Utara.
Gambar 8. Persentase Pencapaian PB Menurut Jalur Pelayanan
November 2015
Secara umum dapat dikatakan peserta KB baru yang mendapatkan
pelayanan KB melalui jalur swasta, sebagian besar pergi ke Praktek Bidan
Mandiri yaitu sebesar 32.001 akseptor atau 18,1% terhadap jumlah
akseptor yang dilayani non pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari 13.37%
atau 20.816 akseptor dilayani non pemerintah. Adapun rinciannya adalah
sebagai berikut, 1,44% dilayani oleh Faskes Praktiek Dokter, 18,14%
Faskes Bidan Mandiri, dan 2,40% dilayani oleh jejaring Faskes KB Lainnya.
Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.B.
h. Pemberian Informed Consent
Kasus kegagalan dan komplikasi pada penggunaan alat kontrasepsi
diharapkan dapat berkurang melalui peningkatan kualitas pelayanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB & KR). Salah satu
upaya yang bisa dilakukan adalah melalui interaksi antara klien dan
provider melalui pemberian informed choice dan penerapan informed
consent. Yang dimaksud dengan informed consent adalah persetujuan
klien KB dan pasangannya atas informasi dan penjelasan petugas
pelayanan KB mengenai tindakan medik yang akan di lakukan.
Informed consent diberikan kepada peserta KB baru yang menggunakan
metode MKJP (IUD, Implant, MOW, dan MOP). Pemberian informed
consent pada PB MKJP di s.d bulan Juni 2015, secara provinsi tercatat
sebesar91,1%. Kab/kota yang telah memberikan Informed consent 100%
baru 2 (dua) Kb/kota yaitu Kab. PALI, dan Kab. Banyuasin. Sedangkan
Kab/kota yang lainnya memiliki rentang antara 12,9% (Empat Lawang)
FKBP 64,8
FKBS 13,2
FPD 1,4 PBM 18,1
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
sampai dengan 99,9% (Palembang). Berdasarkan jenis kontrasepsinya,
pemberian informed consent tertinggi ada di PB MOW (97,5%), PB PB
IUD (91,1%), Implant (85,5%), dan PB MOP (86,2%).
2. Peserta KB Aktif
Pada PPM 2015, jumlah peserta KB aktif (PA) yang menjadi target
ditetapkan sejumlah 1.045.909 peserta. Pencapaian Provinsi pada bulan
November 2015 adalah 123,67 % dari PPM atau tercatat jumlah PA sebesar
1.293.502 akseptor. Bila dilihat pencapaian di masing-masing kab/kota,
seluruh Kab/Kota telah tercapai lebih dari 100,0% yaitu dengan rentang data
antara 104,9% (OKU Selatan) sampai dengan 178,8 (PALI). Perkembangan
PA di masing-masing provinsi dapat dilihat pada Tabel 8.
Peserta KB Aktif terhadap PUS secara provinsi pada bulan November
2015 tercapai 75,99%. Kab/kota yang capaian PA terhadap Total PUS diatas
capaian provinsi terdapat 10 (sepuluh) kab/kota yaitu OKI (77,63%),
Muaraenim (77,05%), Banyuasin (77,22%), Musirawas (76,22%), Musi
Banyuasin (76,51%), Banyuasin (77,99%), Empat Lawang (78,67%), PALI
(79,26%), Palembang (76,61%), Pagar Alam (77,73%), dan Lubuk Linggau
(86,20%). Sedangkan 7 (tujuh) kab/kota yang lain berada pada rentang data
capaian antara 61,53% (OKU Selatan) sampai dengan 75,32% (Musiratara).
Pencapaian Peserta KB Aktif MKJP pada tahun 2015 menjadi salah
satu fokus utama dalam peningkatan pelaksanaan program KKBPK, secara
provinsi yang tentunya harus didukung oleh kab/kota. Target PPM perserta
KB Aktif MKJP pada tahun 2015 ditetapkan sebesar 191.857 yang merupakan
penjumlahan dari PPM peserta KB aktif IUD (27.736), MOW (44.691), Implant
(117.040), dan MOP (2.390).
Pencapaian provinsi PA MKJP pada bulan ini sebesar 397.104 atau 207%
terhadap PPM yang ditetapkan. Pada tingkat kab/kota hampir seluruh
Kab/Kota telah tercapai diatas 100% dengan rentang data capaian antara
125,8% (Pagar Alam) sampai dengan 306,1% (Prabumulih).
Peserta KB Aktif Pria, target yang ditetapkan pada PPM 2015 sebesar
28.052 peserta, yang merupakan penjumlahan dari masing-masing jenis
kontrasepsi, yaitu PA MOP (2.390) dan Kondom (25.662). PA Kondom dengan
PA MOP digunakan sebagai indikator tingkat partisipasi pria dalam ber-KB.
Pencapaian PA Pria pada bulan November 2015 sebesar 80.842 akseptor atau
288,2% terhadap PPM. Pada tingkat kab/kota hampir seluruh Kab/Kota telah
tercapai diatas 100% dengan rentang data capaian antara 161,2% (Empat
Lawang) sampai dengan 621,2% (PALI). Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 9.
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
5,25,46,1
8,78,9
10,911,711,9
13,014,414,414,6
15,715,916,817,5
25,2
14,2
L LINGGAUOKUT
LAHATM ENIM
PALIP ALAM
B ASIN4 LAWANG
MUBAPALEMBANG
MURAOKI
PRABUMULIH MURATARA
OKUOGAN ILIR
OKUS
SUMSEL
3. Unmet Need
Upaya memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB
menjangkau pula kelompok yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi,
yaitu PUS yang sudah Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) dan atau masih ingin
mempunyai anak tetapi ditunda (IAT) dan tidak menggunakan salah satu cara
kontrasepsi (unmetneed). Selengkapnya lihat Grafik 1: Persentase
unmetneed terhadap total PUS per kab/kota dibawah ini.
Pencapaian Unmetneed pada
November 2015 secara provinsi
sebesar 14,21%. Sedangkan PPM
Unmetneed yang telah ditetapkan
tahun 2015 sebesar 7,5%. Hal ini
menunjukkan bahwa sangat
diperlukan upaya yang lebih optimal
pada satu bulan berikutnya. Rentang
Unmetneed Kab/Kota antara 5,2%
(Lubuk Linggau) sampai dengan
25,2% (OKU Selatan).
Jika dilihat berdasarkan tingkat
kab/kota, terdapat 8 (delapan)
kab/kota dengan pencapaian unmet
need lebih tinggi dari provinsi
(14,2%) yaitu Palembang (14,4%), Musirawas (14,4%), OKI (14,6%),
Prabumulih (15,7%), Muratara (15,9%), OKU (16,8%), Ogan Ilir (17,5%),
dan OKU Selatan (25,2%). Sedangkan kab/kota dengan Unmetneed di bawah
10,0% terdapat 5 (lima) kab/kota yaitu Linggau (5,2%), OKU Timur (5,4%),
Lahat (6,1%), Muara Enim (8,7%), dan Pali (8,9%). Diperlukan upaya-upaya
yang mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam meningkatkan pelayanan KB
bagi calon akseptor didaerah khusus (DAS, terpencil, bantaran rel kereta api,
kumuh miskin maupun daerah talang-talang) dengan peningkatan akses
informasi dan akses pelayanan KB Mobile (bergerak), sehingga unmet need
dapat diturunkan hingga 7,5% pada akhir tahun 2015, terutama di kab/kota
yang unmetneed nya tinggi. (selengkapnya lihat Tabel 10).
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
4. Pembangunan Keluarga
a. Kelompok Ketahanan Keluarga
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan
keluarga adalah melalui pembentukan dan penggerakan kelompok-
kelompok kegiatan seperti Bina Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga
Sejahtera I dalam kelompok Upaya Peningkatan Keluarga Balita dan Anak
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia dan Rentan
(BKL), dan pengikutsertaan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS).
Kegiatan kelompok BKB, BKR, dan BKL melalui pertemuan, dimaksudkan
untuk meningkatkan ketahanan dan pemberdayaan keluarga dalam
mewujudkan keluarga berkualitas. Asumsi yang digunakan untuk jumlah
pertemuan adalah pertemuan dilakukan minimal sekali dalam sebulan dan
tidak lebih dari 2 kali dalam sebulan. Pertemuan dianggap ekstrim apabila
rasio pertemuan <1 atau >2. Untuk mengetahui perkembangan
kelompok-kelompok kegiatan yang melapor di masing-masing kab/kota
dapat dilihat pada Lampiran 9.A.
1) Kelompok Bina Keluarga Balita dan Anak (BKB)
Kelompok BKB merupakan suatu kelompok kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua dan
anggota keluarga lainnya tentang cara pengasuhan tumbuh kembang
anak balita. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam
kelompok BKB adalah jumlah keluarga yang aktif mengikuti pertemuan
Kelompok BKB.Dalam hal ini keluarga yang aktif mengikuti pertemuan
Kelompok BKB didefinisikan sebagai keluarga dimana orang tua dan
atau anggota keluarga lainnya hadir dalam pertemuan yang dilakukan
oleh kader kelompok BKB dalam rangka peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam pembinaan tumbuh kembang balita.
Secara provinsi, pada bulan November 2015, jumlah kelompok BKB
yang melapor sebanyak 1.396 atau 73,71% dari 1.894 kelompok yang
ada. Sedangkan jumlah pertemuan sebanyak 1.106 kali. Dengan
demikian rasio atau rata-rata pertemuan dalam sebulan sebanyak 1,7
atau 1 sampai dengan 2 kali. Untuk lebih jelas lihat Tabel 6.
Jumlah keluarga yang mempunyai anak dan balita menjadi anggota
kelompok kegiatan BKB adalah 90.666 keluarga, sedangkan jumlah
keluarga yang aktif atau hadir dalam pertemuan sebanyak 70.059
keluarga. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan jumlah
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
keluarga yang mempunyai anak balita menjadi anggota kelompok
kegiatan BKB maka persentase keluarga punya anak dan balita yang
aktif dalam BKB secara provinsi 77,27%. lihat Tabel 6.
Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi
bagian penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKB menjadi
target yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena
kemungkinan anggota kelompok BKB masih berstatus PUS sangat
besar.
Pada tahun ini jumlah anggota kelompok BKB yang ber-KB yang
ditetapkan dalam PPM 2015 adalah 76,6%. Pada bulan November
anggota kelompok BKB yang ber KB telah mencapai 55.638 PUS atau
73,86% dari jumlah PUS anggota BKB yang berjumlah 55.638. Dengan
kata lain target yang telah ditetapkan PPM belum terpenuhi pada bulan
November ini.
Sedangkan jumlah PUS anggota kelompok BKB KPS dan KS I pada
bulan ini mencapai 40.677 atau 44,86% dari total jumlah keluarga
anggota BKB yang berjumlah 90.666. Sedangkan anggota BKB
tahapan KPS dan KS I berstatus PUS dan ber KB mencapai 29.523 atau
72,58%.
2) Kelompok Bina Keluarga Ramaja (BKR)
Kelompok BKR merupakan suatu kelompok kegiatan untuk
meningkatkan kepedulian, kesadaran dan tanggung jawab orang tua
terhadap kewajibannya membimbing, meningkatkan pengetahuan,
kesadaran anak dan remaja dalam rangka meningkatkan ketahanan
fisik, non fisik melalui inter ekstra komunikasi yang sehat dan harmonis
dalam suasana kehidupan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.
Sedangkan keluarga punya remaja aktif dalam BKR didefinisikan
sebagai keluarga dimana orangtua dan atau anggota keluarga lainnya
hadir dalam pertemuan yang dilakukan oleh kader kelompok BKR untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
bimbingan dan pembinaan tumbuh kembang remaja secara terarah.
Pada bulan ini jumlah kelompok kegiatan BKR yang melapor sejumlah
1.032 kelompok atau 70,01% dari jumlah kelompok yang ada sejumlah
1.474 dengan jumlah pertemuan tercatat sebanyak 753 kali. Rasio atau
rata-rata pertemuan dalam sebulannya berlangsung sebanyak 1,9 atau
1-2 kali. Jumlah keluarga yang mempunyai remaja dan menjadi
anggota kelompok kegiatan BKR adalah 58.955 keluarga, sedangkan
jumlah keluarga yang aktif atau hadir dalam pertemuan pada bulan ini
sebanyak 45.926 atau 77,90%.
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi
bagian penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKR menjadi
target yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena
kemungkinan anggota kelompok BKR masih berstatus PUS sangat
besar. Pada bulan November anggota kelompok BKR PUS yang ber KB
mencapai 36.269 atau 78,80% dari jumlah PUS anggota BKB yang
berjumlah 46.026.
Sedangkan jumlah PUS anggota kelompok BKR KPS dan KS I pada
bulan ini mencapai 23.557 atau 39,96% dari total jumlah keluarga
anggota BKR yang berjumlah 58.955. Sedangkan anggota BKR
tahapan KPS dan KS I berstatus PUS dan ber KB mencapai 18.898 atau
80,22%. Untuk lebih jelasnya lihat Lampiran Tabel 9.
3) Kelompok Bina Keluarga Lansia dan Rentan (BKL dan Rentan)
Kelompok BKL adalah suatu kelompok kegiatan untuk membina
keluarga lansia. Keluarga lansia adalah keluarga dimana anggota
keluarganya ada yang sudah memasuki usia lanjut, mereka harus
menyesuaikan di masa depan adanya kemunduran fisik, mental dan
juga kemungkinan ekonomi. Sedangkan keluarga punya lansia aktif
dalam BKL didefinisikan sebagai keluarga dimana orangtua dan atau
anggota keluarga lainnya hadir dalam pertemuan yang dilakukan oleh
kader kelompok BKL dalam rangka peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan dalam meningkatkan kualitas hidup anggota keluarga
lanjut usia.
Pada bulan ini jumlah kelompok kegiatan BKL yang melapor sejumlah
1.061 atau 69,03% dari 1.537 kelompok yang ada, dengan jumlah
pertemuan tercatat sebanyak 771 kali. Rasio atau rata-rata pertemuan
dalam sebulannya berlangsung sebanyak 1,9 atau 1-2 kali.
Jumlah keluarga yang memiliki lansia dan menjadi anggota kelompok
kegiatan BKL adalah 47.309 keluarga atau 46,31%, sedangkan jumlah
keluarga yang aktif atau hadir dalam pertemuan pada bulan ini
sebanyak 36.653 keluarga.
Kesertaan ber-KB dari anggota kelompok ketahanan keluarga menjadi
bagian penting dalam program KKBPK. Anggota kelompok BKL menjadi
target yang sangat tepat untuk mendapatkan peserta KB karena
kemungkinan anggota kelompok BKL masih berstatus PUS sangat
besar. Pada bulan November anggota kelompok BKL yang berstatus
PUS sebanyak 33.198 atau 70,17% terhadap jumlah keluarga anggota
BKL.
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
BKB BKR BKL
90.666
58.955
47.309
70.059
45.92636.653
Anggota Klp Anggota Klp Aktif
Anggota BKL PUS yang ber KB mencapai 26.856 atau 80,90% dari
total anggota BKL berstatus PUS yang berjumlah 47.309.
Sedangkan jumlah PUS anggota kelompok BKL KPS dan KS I pada
bulan ini mencapai 20.610 atau 43,56% dari total jumlah keluarga
anggota BKL yang berjumlah 47.309. Sedangkan anggota BKR
tahapan KPS dan KS I berstatus PUS dan ber KB mencapai 16.167 atau
78,01% terhadap jumlah PUS anggota kelompok BKL KPS dan KS I.
Secara keseluruhan keluarga yang aktif dalam masing-masing
kelompok digambarkan sebagai berikut.
Grafik 4: Persentase Pencapaian Keluarga Aktif Kelompok
Kegiatan Ketahanan Keluarga Bulan November 2015
b. Kelompok Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa
(PIK R/M)
Kelompok PIK Remaja/Mahasiswa merupakan perwujudan dari program
GenRe yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan,
serta sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi, guna meningkatkan derajat kesehatan reproduksi, guna
meingkatkan derajat kesehatan reproduksinya dan mempersiapkan
kehidupan berkeluarga dalam upaya peningkatan kualitas generasi
mendatang. Tujuan di atas semakin penting artinya terutama bagi daerah-
daerah dengan usia kawin pertama yang rendah, angka fertilitas ibu-ibu
remaja yang tinggi, serta daerah dengan angka prevalensi HIV/AIDS yang
tinggi.
77,3% 77,9% 77,5%
Narasi Capaian Program KKBPK Data Sd. Bulan November 2015
Menurut klasifikasinya, PIK Remaja/Mahasiswa dibentuk menjadi 3
tahapan kelompok, yaitu PIK Remaja/Mahasiswa Tahap Tumbuh,
PIKRemaja/Mahasiswa Tahap Tegak, dan PIK Remaja/Mahasiswa Tahap
Tegar. Sampai saat ini, jumlah kelompok PIK Remaja/Mahasiswa yang
terbesar adalah pada Tahapan Tumbuh. Dalam pembentukan kelompok
tahapan PIK Remaja/Mahasiswa terdapat beberapa persyaratan, salah
satunya adalah jumlah tenaga Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor Sebaya
(KS) di masing-masing tahapan kelompok. Persyaratan untuk jumlah
tenaga PS dan KS adalah sebagai berikut: 2 tenaga PS di Tahapan
Tumbuh; 4 tenaga PS dan 2 KS di Tahapan Tegak; serta 4 tenaga PS dan
4 KS di Tahapan Tegar.
Berdasarkan data statistik rutin Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan pada
bulan ini, jumlah PIK Remaja/Mahasiswa yang telah melapor sebanyak 399
kelompok atau sebesar 79,17% dari 504 kelompok yang ada. Pencapaian
provinsi masing-masing kelompok berdasarkan tahapan, yaitu Tumbuh
79,17% (504 kelompok), Tegak 76,70% (103 kelompok), dan Tegar
85,71% (56 kelompok).
c. Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS)
Berdasarkan data dari laporan Pengendalian Lapangan pada statistik rutin
pada bulan November 2015, kelompok UPPKS secara provinsi yang
melapor sebanyak 973 Kelompok atau 62,45% dari jumlah kelompok
UPPKS yang ada sebanyak 1.558 kelompok. Jumlah keluarga yang menjadi
anggota kelompok UPPKS sebanyak 21.364 sedangkan jumlah anggota
kelompok UPPKS KPS dan KS I sebanyak 12.842 atau 60,11%. Jumlah
anggota kelompok UPPKS yang berstatus PUS sebanyak 16.380 atau
76,67% dari jumlah anggota UPPKS yang ada. Jumlah anggota kelompok
UPPKS yang berstatus PUS dan ber-KB sebanyak 11.879 atau 72,52% dari
anggota kelompok UPPKS yang berstatus PUS.
Jumlah anggota kelompok UPPKS KPS dan KS I yang status PUS sebanyak
9.152 atau 42,84% dari jumlah anggota kelompok UPPKS KPS dan KS I.
Jumlah anggota kelompok UPPKS KPS dan KS I yang status PUS ber-KB
sebanyak 7.352 atau 82,33% dari jumlah anggota kelompok UPPKS KPS
dan KS I yang status PUS.