bab i pendahuluan - scholar.unand.ac.idscholar.unand.ac.id/48164/2/2. bab i.pdf · tanpa adanya...
TRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani. Dengan pertanian, Indonesia dapat memenuhi kebutuhan
pangannya bahkan dapat mengekspor hasil panen pertanian ke negara lain. Contohnya
pada masa orde baru Indonesia mampu kebutuhan pangan dalam negeri dan juga
mengekspor hasil pangan ke negara lain. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia
memiliki kekuatan dalam bidang pertanian yang didukung dengan lahan pertanian yang
luas dan subur. Maka dari itu potensi ini seharusnya dapat kita manfaatkan dan
eksplorasi dengan baik agar dapat meningkatkan perekonomian.
Proses produksi hasil pertanian melibatkan banyak sumber daya salah satunya
yaitu sumber daya modal. Tanpa adanya modal petani tentu tidak akan bisa membeli
segala keperluan untuk produksi pertanian. Oleh karena itu banyak proses produksi
pertanian menjadi terhambat karena kurangnya modal, baik itu modal yang dimiliki
petani maupun akses untuk mendapatkan modal bagi petani.
Dalam melakukan kegiatan pertanian petani masih menghadapi berbagai
masalah seperti masalah permodalan, masalah fluktuasi harga, sarana produksi (benih,
pupuk, dan pestisida), harga jual hasil produksi, persaingan antar petani besar dan kecil,
2
minimnya teknologi dan kesulitan akan akses pasar yang lebih luas dalam menyalurkan
hasil panen usaha taninya. Tetapi yang menjadi masalah paling dasar bagi sebagian
besar petani Indonesia adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para
petani. Masalah modal tersebut diantaranya adalah sebagian besar petani mengalami
kekurangan modal untuk berusaha dan memenuhi kebutuhan hidupnya, belum adanya
asuransi pertanian, masih adanya praktek system ijon dan sistem perbankan yang
kurang peduli kepada petani.1
Berkaitan dengan masalah permodalan petani tersebut, salah satu permasalahan
yang mendasar dihadapi petani di perdesaan adalah lemahnya akses kepada sumber
pembiayaan perbankan karena tidak feasible dan bankable. Hal ini memperkuat
hipotesa selama ini bahwa pembiayaan petani skala usaha mikro di perdesaan
seyogyanya dilakukan oleh lembaga keuangan khusus yang bukan berbentuk bank.
Apabila hanya mengandalkan perbankan, maka sulit bagi petani untuk mendapatkan
akses pembiayaan2.
Masalah utama dalam penyediaan kredit ke petani adalah adanya jurang
pemisah antara penyaluran dan penerimaan kredit. Banyak lembaga permodalan
dengan berbagai skim kreditnya ditawarkan kepada petani, tetapi pada kenyataannya
hanya dapat diakses oleh kelompok masyarakat tertentu sedangkan petani kecil masih
tetap kesulitan. Profesi petani kurang mendapat kepercayaan dari bank untuk
1 Apriyanto A. 2004 pada Hermaiti, Wellya.2013. Analisa Perbandingan Pengelolaan BLM-PUAP
yang Telah Berhasil dan Belum Berhasil Di Kabupaten Dharmasraya hlm 1 2 Pedoman Pengembangan LKM-A Pada Gapoktan PUAP Tahun 2014 hlm i
3
mendapatkan suntikan dana. Hal ini dikarenakan penghasilan petani dinilai terlalu kecil
dan tak punya agunan memadai untuk dijadikan jaminan pinjaman.
Berbagai kredit program yang dikembangkan untuk usaha pertanian kredit
seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Pengembangan Energi
Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPN-RP), Kredit Usaha Pembibitan Sapi
(KUPS), dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) namun perkembangannya masih jauh dari
harapan. Meskipun pemerintah telah berkali-kali menyatakan pinjaman KUR bisa
dipakai agunan, tetapi dalam pelaksanaannya, bank tidak akan memberikan kredit
kepada petani kalau tidak ada agunan. Pihak perbankan meyakini bahwa sektor
pertanian Indonesia yang belum dikelola dengan skala industri menjadi salah satu
kekhawatiran perbankan dalam memberikan pinjaman3.
Untuk mengatasi permasalahan permodalan yang dialami petani maka
pemerintah melalui program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan (PUAP)
mendorong Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang ada di masyarakat untuk bisa
mengatasi permasalahan permodalannya sendiri tanpa harus bergantung kepada pihak
ketiga. Yaitu Gapoktan didorong untuk menumbuhkembangkan Lembaga Keuangan
Mikro Agribisnis (LKM-A). Program PUAP merupakan pengejawantahan dari
Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang
pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.
3 https://www.scribd.com/doc/283734480/Permasalahan-Modal-Bagi-Petani-Di-Indonesia diakses pada
tanggal 1 November 2017 pukul 11:17 WIB
4
Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan (PUAP) adalah bagian
dari pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM
Mandiri). PUAP merupakan bentuk pengejawantahan kebijakan tentang pembinaan
kelembagaan petani sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri Pertanian RI
Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani. Kebijakan pengembangan kelembagaan tani berbasis satu Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan) dalam satu desa, merupakan usaha Kementrian Pertanian untuk
menciptakan organisasi tani yang kuat, mandiri sebagai basis pertumbuhan ekonomi
yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekonomi pedesaan.4
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dilaksanakan melalui
penyediaan dana penguatan modal usaha petani sebagai stimulasi melalui koordinasi
Gapoktan. Sesuai dengan mekanisme pelaksanaan program PUAP, maka pada Tahun
ke-I, dana PUAP dimanfaatkan oleh Gapoktan untuk membiayai usaha produktif sesuai
dengan usulan anggota secara berjenjang melalui Rencana Usaha Anggota (RUA),
Rencana Usaha Kelompok (RUK) dan Rencana Usaha Bersama (RUB). Dana
penguatan modal usaha PUAP digulirkan Gapoktan kepada para anggota kelompok
tani sebagai pinjaman sehingga pada Tahun ke-2 Gapoktan sudah dapat
mengembangkan Usaha Simpan Pinjam (U-S/P). Gapoktan penerima dana BLM-
PUAP diharapkan dapat menjaga perguliran/ perputaran dana sampai pada fase
pembentukan Lembaga Keuangan Mikro Agribinis (LKM-A) pada Tahun ke-3. LKM–
A yang berhasil ditumbuh kembangkan oleh Gapoktan diharapkan dapat meningkatkan
4 Pedoman Pengembangan LKM-A Op cit. hlm i
5
akumulasi modal melalui dana keswadayaan yang dikumpulkan oleh anggota melalui
tabungan maupun melalui saham anggota5.
Dalam sebuah studi Bank Dunia tentang pemberian pinjaman untuk proyek-
proyek usaha mikro dan kecil, secara khusus disebutkan bahwa ada tiga tujuan LKM
yang paling sering dikutip: menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan melalui
penciptaan dan pengembangan usaha mikro, meningkatakan produktivitas dan
pendapatan kelompok-kelompok yang rentan, terutama perempuan dan orang miskin,
dan mengurangi ketergantungan kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan.
Singkatnya, LKM diharapkan dapat mengurangi kemiskinkan yang dianggap sebagai
tujuan pembangunan yang paling penting.6
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor
82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani,
dalam program PUAP tersebut setiap Gapoktan yang ada di Indonesia bisa menerima
dana BLM-PUAP dengan harapan dapat menumbuhkembangkan usaha dan pertanian
para anggota gapoktan, juga bisa mendirikan LKM-A sebagai lembaga keuangan yang
bisa mengatasi permasalahan pemodalan petani. Namun di Sumatera Barat setiap
Gapoktan yang ingin mendapatkan dana BLM-PUAP harus terlebih dahulu sudah
mempunyai atau mendirikan LKM-A. Hal tersebut berdasarkan pada Surat Edaran
Gubernur No 521.1/4586/Diperta/XI/2008 yang isinya tentang dana BLM-PUAP bisa
dicairkan jika Gapoktan di Sumatera Barat sudah memiliki LKM-A. Sehingga
5 Ibid hlm 1 6 Lincolin Arsyad.Lembaga Keuangan Mikro Institusi, Kinerja, dan Sustanabilitas.CV Andi Offset.
Yogyakarta. 2008 hlm 1
6
berdasarkan surat edaran tersebut setiap Gapoktan yang ada di Sumatera Barat
berlomba-lomba mendirikan LKM-A agar bisa mencairkan dana BLM-PUAP.
Maksudnya ialah jika dalam Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor
82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani dana
BLM-PUAP dicairkan langsung oleh Gapoktan dan baru digulirkan ke LKM-A namun
di Sumatera Barat dana BLM-PUAP bisa dicairkan melalui LKM-A baru bisa
digulirkan ke gapoktan. Maka dari itu keberadaan gapoktan di suatu daerah sangat
penting karena tanpa adanya gapoktan maka LKM-A tidak bisa dibentuk dan tanpa
adanya LKM-A suatu gapoktan tidak bisa menerima bantuan dana PUAP.
Gapoktan yang memiliki LKMA merupakan salah satu lembaga keuangan
mikro yang berbadan hukum. Lembaga keuangan mikro sendiri juga telah diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa lembaga
keuangan mikro adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan
jasa pengembangan usaha dana pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau
pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota masyarakat, pengelolaan
simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tujuannya
tidak hanya mencari keuntungan.
Maka berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor
82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani,
Gapoktan di setiap desa diharapkan dapat mendirikan dan menumbuhkembangkan
LKM-A untuk memudahkan akses modal bagi petani. Selain itu LKM-A juga dapat
7
menjadi koperasi baik itu koperasi simpan pinjam, koperasi serba usaha atau jenis
koperasi lainnya sesuai kebutuhan petani yang tergabung dalam Gapoktan.
LKM-A merupakan salah satu lembaga keuangan mikro yang berbadan
hukum. Lembaga keuangan mikro sendiri juga telah diatur dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Dalam
undang-undang tersebut disebutkan bahwa lembaga keuangan mikro adalah lembaga
keuangan khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala
mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa
konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.
Seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, LKM-A merupakan salah
satu lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan
usaha dan pemberdayaan kepada petani. Di Indonesia sendiri sudah berdiri banyak
LKM-A di setiap daerahnya, salah satunya di kota Payakumbuh.
Namun pada tahun 2016 program PUAP di seluruh Indonesia dihapuskan oleh
pemerintah pusat dan kelanjutan dari hasil program PUAP diserahkan ke daerah
masing-masing apakah akan tetap melanjutkan program tersebut atau tidak. Namun
kota Payakumbuh mengambil kebijakan untuk tidak melanjutkan program PUAP yang
sekaligus membuat tim teknis PUAP dan Penyelia Mitra Tani (PMT) yang bertugas
dihapuskan dari jabatannya di Dinas Pertanian Kota Payakumbuh. Walaupun PMT
sudah tidak memiliki jabatan di Dinas Pertanian te tapi petugas yang menjabat sebagai
PMT dulunya masih tetap menjalankan tugasnya sebagaimana tugas PMT dulunya
8
dengan status sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) namun insentif yang diterima PMT
tidak lagi berasal dari pemerintah pusat tapi dibiayai oleh pemerintah daerah sendiri.
Jadi walaupun program PUAP di Kota Payakumbuh sudah dihapuskan tetapi Gapoktan
di Kota Payakumbuh masih tetap berjalan.
Berikut ini tabel status perkembangan Gapoktan/LKM-A Kota Payakumbuh
Tabel 1.1
Status Perkembangan GAPOKTAN/LKM-A Penerima PUAP
Tahun 2009-2012 Kota Payakumbuh
No Nama Gapoktan Alamat Jumlah
Poktan
Jumlah
Anggota
PUAP Tahun
1. Aur Kuning
Ekonomi Mandiri
Aur Kuning, Payakumbuh
Selatan
7 65 2009
2. Hidayah
Hidayah
Limo Kampuang, Payakumbuh 4 68 2009
3. Sakato
Sakato Mandiri
Sicincin Hilir, Payakumbuh
Timur
7 169 2009
4. Tigo Sapilin
Pincuran Bonjo
Padang Alai, Payakumbuh
Timur
5 190 2009
5. Tarok Godang Mandiri
Muara Emas
Kelurahan Koto Panjang Dalam,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagori
3 56 2009
6. Sapayuang Basamo
Sapayuang Basamo
Kecamatan Limbukan,
Payakumbuh Selatan
10 104 2009
7. Payobasung Sepakat Babagi Basamo
Payobasung, Kecamatan Payakumbuh Timur
7 112 2009
8. Mandiri
Maju Bersama
Koto Panjang, Kecamatan
Payakumbuh Timur
9 114 2009
9. Mekar
Aiandoreh
Kelurahan Parambahan,
Kecamatan Lamposi Tigo
Nagori
7 114 2010
10. Tunas Jaya Tunas Jaya
Balai Panjang, Kecamatan Payakumbuh Selatan
4 98 2010
11. Tiakar Tanjung Mandiri
Tiakar Mandiri
Balai Batimah, Payakumbuh
Timur
6 31 2010
12. Payonibung Batang Pulau
Kelurahan Payonibung, Kecamatan Payakumbuh Utara
4 94 2010
13. Padang Mandiri
Padang Saiyo
Kelurahahan Koto Panjang,
Kecamatan Lamposi Tigo Nagori
3 67 2011
14. Bersatu Tani
Lumbuang Tani
Kelurahan Sungai Durian,
Kecamatan Lamposi Tigo
Nagori
6 67 2011
15. Bungo Tanjuang
Amanah
Kubu Gadang, Payakumbuh
Barat
4 74 2011
16. Kawan Lamo
Bunga Padi
Kelurahan Piliang, Kecamatan
Payakumbuh Barat
3 54 2011
17. Saiyo Sakato
Kurnia
Kelurahan Tanjung Pauh,
Payakumbuh Barat
4 76 2011
18. Pincuran Gadang
Pincuran Gadang
Kelurahan Kapalo Koto,
Kecamatan Payakumbuh Selatan
6 52 2011
9
19. Ikhlas
Ikhlas
Kelurahan Koto Tuo,
Payakumbuh Selatan
5 41 2011
20. Kesuma Jaya
Basamo
Kelurahan Sawah Padang,
Payakumbuh Selatan
5 81 2011
21. Tanjung Harapan
Umbuk Mudo
Kelurahan Bulakan Balai Kandi,
Kecamatan Payakumbuh Barat
3 78 2011
22. Pati Lestari
Bersama Maju
Padang Tinggi, Payakumbuh
Barat
4 62 2011
23. Setia Kawan
Sahati
Kelurahan Sabarang Batuang,
Kecamatan Payakumbuh Barat
3 80 2011
24. Talang Saiyo
Talang Sarumpun
Kelurahan Talang, Payakumbuh
Barat
6 64 2011
25. Karya Tani Bersama Mutiara Tani
Kelurahan Ampangan, Payakumbuh
Selatan
5 73 2011
26. Koba Jaya
Embun Pagi
Kelurahan Koto Baru,
Kecamatan Payakumbuh Timur
6 105 2011
27. Payolinyam
Sepakat
Kelurahan Payolinyam,
Payakumbuh Utara
3 46 2011
28. Petani Sejahtera
Petani Sejahtera
Kelurahana
Talawi, Payakumbuh Utara
5 41 2011
29. Serasi
Gemilang
Parik Muko Aia, Kecamatan
Lamposi Tigo Nagori
3 46 2012
30. Bajaso
Gema
Kelurahan Balai Jariang,
Payakumbuh Timur
8 120 2012
31. Amanah
Amanah
Kelurahan Padang Karambia,
Kecamatan Payakumbuh
Selatan
5 55 2012
32. Tambago Alam Lestari
Kelurahan Tambago, Kecamatan Payakumbuh Utara
3 97 2012
Sumber: Data olahan peneliti, 2018
Berdasarkan tabel di atas, Pemerintah Kota Payakumbuh sudah memberikan
dana PUAP kepada setiap Gapoktan di Kota Payakumbuh semenjak tahun 2009 hingga
tahun 2012. Dalam kurun waktu tersebut di Kota Payakumbuh sudah ada 32 Gapoktan
penerima dana PUAP. Pada tabel tersebut juga dibuat LKMA karena dana PUAP yang
diterima oleh Gapoktan bisa diambil melalui LKMA yang didirikan oleh gapoktan
sehingga dana PUAP yang diterima digunakan untuk mendirikan ataupun
perkembangan LKMA pada gapoktan.
32 Gapoktan di Kota Payakumbuh yang telah disebutkan pada tabel
sebelumnya menerima jumlah dana PUAP yang sama namun perkembangan aset setiap
Gapoktan akan berbeda-beda tergantung bagaimana setiap gapoktan mengelola dan
10
mengembangkan dana yang mereka terima. Berikut ini merupakan tabel nilai aset
gapoktan di Kota Payakumbuh pada tahun 2018:
Tabel 1.2
Nilai Aset Gapoktan di Kota Payakumbuh No. Nama Gapoktan/LKMA PUAP Tahun Nilai Aset
1. Aur Kuning Ekonomi Mandiri
2009 Rp. 136.192.600
2. Hidayah
Hidayah
2009 Rp. 101.655.587
3. Sakato
Sakato Mandiri
2009 Rp. 378.286.852
4. Tigo Sapilin
Pincuran Bonjo
2009 Rp. 1.504.956.577
5. Tarok Godang Mandiri
Muara Emas
2009 Rp. 105.148.100
6. Sapayuang Basamo Sapayuang Basamo
2009 Rp. 165.723.655
7. Payobasung Sepakat Babagi Basamo
2009 Rp. 186.466.602
8. Mandiri
Maju Bersama
2009 Rp. 106.845.000
9. Mekar
Aiandoreh
2010 Rp. 168.782.322
10. Tunas Jaya
Tunas Jaya
2010 Rp. 238.363.950
11. Tiakar Tanjung Mandiri
Tiakar Mandiri
2010 Rp. 107.881.000
12. Payonibung Batang Pulau
2010 Rp. 106.822.300
13. Padang Mandiri
Padang Saiyo
2011 Rp. 112.892.450
14. Bersatu Tani
Lumbuang Tani
2011 Rp. 125.360.300
15. Bungo Tanjuang
Amanah
2011 Rp. 102.499.500
16. Kawan Lamo
Bunga Padi
2011 Rp. 104.880.925
17. Saiyo Sakato Kurnia
2011 Rp. 189.598.584
18. Pincuran Gadang Pincuran Gadang
2011 Rp. 145.116.209
19. Ikhlas
Ikhlas
2011 Rp. 106.969.200
20. Kesuma Jaya
Basamo
2011 Rp. 169.364.896
21. Tanjung Harapan
Umbuk Mudo
2011 Rp. 164.361.750
11
22. Pati Lestari
Bersama Maju
2011 Rp. 109.914.100
23. Setia Kawan Sahati
2011 Rp. 144.598.900
24. Talang Saiyo Talang Sarumpun
2011 Rp. 120.828.580
25. Karya Tani Bersama
Mutiara Tani
2011 Rp. 108.470.600
26. Koba Jaya
Embun Pagi
2011 Rp. 105.045.000
27. Payolinyam
Sepakat
2011 Rp. 118.537.450
28. Petani Sejahtera Petani Sejahtera
2011 Rp. 135.195.500
29. Serasi Gemilang
2012 Rp. 116.178.000
30. Bajaso
Gema
2012 Rp. 105.695.875
31. Amanah
Amanah
2012 Rp. 110.886.000
32. Tambago
Alam Lestari
2012 Rp. 152.001.500
Sumber: Olahan peneliti tahun 2018
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai aset setiap gapoktan yang menerima
bantuan dan BLM-PUAP berbeda-beda. Hal itu tergantung pada bagaimana setiap
gapoktan mengelola dan mengembangkan dana yang mereka terima. Walaupun satu
gapoktan menerima dana bantuan BLM-PUAP pada tahun 2009 tidak menjamin bahwa
aset mereka sekarang akan lebih banyak daripada gapoktan yang menerima dana
bantuan BLM-PUAP pada tahun 2012.
Dari 32 Gapoktan di Kota Payakumbuh ada satu gapoktan dengan aset yang
sangat berkembang dibandingkan dengan gapoktan lainnya yaitu Gapoktan Tigo
Sapilin di Padang Alai, Payakumbuh Timur, Payakumbuh. Berdasarkan data Laporan
Bulanan Pertanggungjawaban Penyelia Mitra Tani Kota Payakumbuh per bulan
12
September 2018 ada empat gapoktan dengan nilai aset tertinggi berdasarkan tahun
penerimaan dana BLM-PUAP di kota Payakumbuh yaitu:7
Tabel 1.3
Gapoktan dengan nilai Aset Tertinggi Berdasarkan Tahun Penerimaan dana
BLM PUAP di Kota Payakumbuh No Nama Gapoktan/LKMA Nilai Aset Tahun Penerimaan
PUAP
1. Tigo Sapilin/Pincuran Bonjo Rp 1.504.956.577 2009
2. Tunas Jaya/Tunas Jaya Rp 238.363.950 2010
3. Saiyo Sakato/Kurnia Rp 189.598.584 2011
4. Tambago/Alam Lestari Rp 152.001.500 2012
Sumber: Data olahan peneliti 2018
Tabel diatas menunjukkan Gapoktan penerima dana BLM PUAP dengan nilai
aset tertinggi berdasarkan tahun penerimaan dana BLM PUAP. Namun secara
keseluruhan gapoktan dengan nilai asset tertinggi senilai Rp 1.504.956.577 yaitu
Gapoktan Tigo Sapilin. Bahkan nilai asetnya jauh melebihi gapoktan lain seperti
Gapoktan Tunas Jaya yang hanya memiliki asset Rp 238.363.950. Maka berdasarkan
fenomena tersebut peneliti tertarik unutk meneliti Gapoktan Tigo Sapilin.
Gapoktan Tigo Sapilin terletak di Kelurahan Padang Alai Bodi yang memiliki
luas 399,43 Ha, pekarangan 25,77 Ha, Tegalan/ Kebun 23,12 Ha, kolam 3,24 Ha, sawah
177 Ha, hutan 117 dan tanah lainnya 53,3 Ha. Komposisi pengunaan lahan tersebut
diatas kedepan akan sangat cocok sekali untuk pusat tanaman padi, Hortikultura dan
Tanaman Tahunan, yang didukung oleh luasnya lahan pertanian dan hutan yang
didukung dengan adanya STA dan TA. lahan hutan yang terlantar.8
Gapoktan Tigo Sapilin sebenarnya berawal dari sub terminal agribisnis yang
dibentuk oleh kelompok tani. Sub Terminal Agribisnis Gapoktan Tigo Sapilin dibentuk
7 Status Perkembangan Gapoktan/LKM-A Tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 Kota Payakumbuh 8 Programa Penyuluhan Padang Alai Bodi, BPP Kecamatan Payakumbuh Timur
13
oleh Kelompok Tani Baliak Mayang. Para petani di jorong Baliak Mayang yang
berjumlah empat orang mengolah lahan gambut yang tidak terpakai menjadi lahan untuk
menanam cabe dan mentimun. Setelah panen beberapa kali ternyata banyak pembeli
khususnya toke sayur yang membeli cabe dan mentimun. Melihat kesuksesan tersebut
akhirnya petani lain di Baliak Mayang juga ikut bergabung menanam varietas tanaman
yang sama. Melihat perkembangan petani di Baliak Mayang maka Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Kota Payakumbuh membina para petani petani
tersebut untuk membentuk sebuah kelompok tani. Maka pada tanggal 27 September
tahun 2007 terbentuklah Kelompok Tani Baliak Mayang yang beranggotakan sebanyak
24 orang.
Setelah terbentuk Kelompok Tani Baliak Mayang, hasil panen sayur menjadi
lebih meningkat karena semua anggota kelompok tani menanam varietas tanaman yang
sama. Karena tingginya hasil produksi maka harga sayur menjadi rendah dan juga toke
sayur yang membeli sayur kepada petani juga tidak menetapkan harga yang sama pada
setiap petani karena toke sayur langsung membeli sayur ke setiap lahan petani. Sehingga
toke sayur berdalih biaya transportasi ke setiap petani berbeda makanya harga sayur
yang ditetapkan ke setiap petani juga berbeda. Bahkan untuk menimbang sayur, toke
sayur tidak menggunakan timbangan, mereka memperkirakan berat sayuran hanya
dengan mengangkat sayur dalam karung, maka dari itu petani sering merasa dirugikan.
Belum lagi toke sayur yang menentukan harga sayur sesukanya.
Untuk mengatasi hal tersebut maka Kelompok Tani Baliak Mayang membentuk
Sub Terminal Agribisnis (STA) agar toke sayur dapat lebih mudah membeli sayur ke
petani dan juga harga yang ditetapkan pada petani menjadi sama sehingga petani tidak
14
dirugikan lagi. Sub Terminal Agribisnis tersebut menyewa salah satu rumah warga yang
tidak terpakai sebagai gudang penyimpanan sayuran.
Seiring dengan perkembangan STA Baliak Mayang, permintaan sayuran juga
meningkat. Tetapi para Gapoktan Tigo Sapilin tidak memiliki modal yang cukup untuk
meningkatkan hasil panen pertanian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka
Gapoktan Tigo Sapilin mencoba berinovasi untuk mendirikan Lembaga Pemupukan
Modal Petani. Lembaga Pemupukan Modal Petani didirikan dengan tujuan untuk
memberikan bantuan modal kepada petani agar dapat meningkatkan hasil produksi
pertanian.
Ide tersebut muncul dari anggota Gapoktan Tigo Sapilin itu sendiri serta
menyampaikan ide itutu ke semua anggota termasuk ketua. Ketua pun menanggapi ide
tersebut dengan antusias. Hal tersebut peneliti temukan pada survey awal tanggal 5 Juni
2018 dengan manajer umum LKMA Gapoktan Tigo Sapilin yang mengatakan bahwa :
“..Untuk mengatasi permasalahan permodalan yang kami alami
waktu itu saya ingin membentuk lembaga pemupukan modal petani.
Ide tersebut saya sampaikan ke semua anggota termasuk ketua,
Alhamdulillah ketua dan anggota lainnya menyetujui ide itu
(pembentukan lembaga keuangan). Ketua langsung merespon untuk
mengadakan pertemuan dengan semua anggota gapoktan dan
menyuruh saya untuk menyusun konsep lembaga yang akan
dibentuk..” (wawancara dengan Manajer LKMA Fairizal Ilyas tanggal 5 juni
2018)
Dari kutipan wawancara diatas terlihat iklim dan budaya yang melekat pada
gapoktan Tigo Sapilin terbuka terhadap ide-ide baru disamping itu ketua secara
kepemimpinan bersifat demokratis dengan ide-ide dan terobosan baru dari siapa saja.
15
Inti dari kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang
menambah nilai (added value) dan keunggulan dari keadaan atau kondisi saat ini. Maka
dari itu Gapoktan Tigo Sapilin membentuk Lembaga Pemupukan Modal Petani.9
Hal yang menarik lainnya yang peneliti temukan sewaktu survei awal adalah
keinginan dari semua anggota untuk mengembangkan ide pokok dari salah seorang
anggota gapoktan dalam pendirian sebuah lembaga keuangan bagi petani dalam bentuk
yang lebih jelas arah dan aturannya, yaitu penjabaran ide itu yang lebih jelas. Proses
perumusan itu dilakukan bersama-sama, seperti yang disampaikan pada kutipan
wawancara berikut :
“..Dalam proses pembentukan Lembaga Pemupukan Modal Petani,
Gapoktan Tigo Sapilin mendapatkan informasi mengenai konsep
LKM-A pada gapoktan. Pada tanggal 19 Februari 2008 perwakilan
Gapoktan Tigo Sapilin melakukan studi banding ke Gapoktan Baso.
Setelah melakukan studi banding dan membacara aturan dan
referensi dari berbagai sumber, ada dari pemerintah dan sumber
lainnya, konsep LKM-A dirasa sama dengan konsep Lembaga
Pemupukan Modal Petani maka diputuskan untuk mendirikan
LKM-A..” (wawancara dengan Manajer LKMA Fairizal Ilyas tanggal 5 juni
2018)
Berdasarkan wawancara diatas dalam proses pembentukan Lembaga
Pemupukan Modal Petani, Gapoktan Tigo Sapilin mendaptakan informasi mengenai
konsep Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) pada gapoktan. Maka dari itu
perwakilan Gapoktan Tigo Sapilin melakukan studi banding ke Gapoktan Baso
mengenai LKM-A. Karena konsep LKM-A dianggap sesuai dengan konsep Lembaga
Pemupukan Modal Petani dan juga bisa mendapatkan dana hibah dari pemerintah maka
9 Datta, et.al, 2011 pada Wawan Dhewanto dkk. Manajemen Inovasi Untuk Usaha Kecil dan
Mikro.Alfabeta. Bandung. 2015 hlm 1
16
anggota Gapoktan Tigo Sapilin memutuskan untuk mendirikan LKM-A, LKM-A
tersebut dinamakan LKM-A Pincuran Bonjo.
Lembaga Keuangan Mikro Agribinisnis (LKM-A) Pincuran Bonjo akhirnya
resmi berdiri sejak bulan Juni 2008 dengan anggota awal sebanyak 32 orang anggota
yang berasal dari Gapoktan Tigo Sapilin setelah berbagai proses yang dilakukannya.
Sejak resmi berdiri LKM-A Pincuran Bonjo sudah berbadan hukum. Gapoktan Tigo
Sapilin merupakan gabungan dari lima kelompok tani yang berada di kelurahan Padang
Alai, lima kelompok tani tersebut adalah:
1. Kelompok Tani Bunga Setangkai
2. Kelompok Tani Sei Baih
3. Kelompok Tani Subur Jaya
4. Kelompok Tani Ujung Padang
5. Kelompok Tani Baliak Mayang
17
Berikut merupakan struktur dari Gapoktan Tigo Sapilin:
Gambar 1.1
Struktur Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tigo Sapilin
Ketua
Edwar, SE
Sekretaris
Ahmad Nuzur
Seksi Pemasaran
1. Aprizal
2. Eliza
Seksi Pengolahan Hasil
1. Verawati, SE
2. Yulfina
Seksi Dana/LKMA
1. Aprizal, A.Md
2. Afwadi, DT
Seksi Saprodi
1. Masrual
2. Masperdi
Bendahara
Nurmalini
Seksi Pola Tanam
1. I. Dt. Majo Nan Aguang
2. R. Dt. Tan Omeh N
Mudo
Pembina
1. Dinas Pertanian
2. Lurah Padang Alai
3. LPM Padang Alai
KELOMPOK
TANI
18
Selain untuk memberi bantuan modal kepada petani, Gapoktan Tigo Sapilin
mendirikan LKM-A untuk bisa menerima bantuan dana hibah dari program PUAP
yang berjumlah Rp 100 juta. Karena untuk menerima bantuan dana hibah tersebut suatu
gapoktan harus memiliki LKM-A. Sehingga Gapoktan Tigo Sapilin mendirikan LKM-
A Pincuran Bonjo yang pada sebelum berdiri sebenarnya sudah memiliki dana sendiri.
Berbeda dengan 31 LKM-A lainnya yang ada di Kota Payakumbuh, dimana LKM-A
lainnya bisa bediri dan berkembang karena ada dana hibah dari program PUAP.
Seiring dengan perkembangannya, jumlah anggota LKM-A Pincuran Bonjo
terus meningkat yang awalnya anggota hanya berasal dari anggota Gapoktan Tigo
Sapilin namun masyarakat yang bukan anggota gapoktan juga mulai bergabung dengan
LKM-A Pincuran Bonjo. Sehingga pada anggota yang awalnya hanya berjumlah 32
orang meningkat menjadi 190 orang.10
Gapoktan Tigo Sapilin mendirikan LKM-A Pincuran Bonjo bertujuan untuk
membangun modal bagi petani dan meningkatkan kesejahteraan salah satunya melalui
tabungan. Pada awal berdiri LKM-A Pincuran Bonjo memiliki simpanan pokok dan
simpanan wajib, tabungan pendidikan, tabungan hari raya, tabungan ibu hamil,
tabungan qurban, tabungan pernikahan, dan tabungan tagih gadai. Selain itu LKM-A
Pincuran Bonjo juga bertujuan untuk memberdayakan petani khususnya anggota
gapoktan agar mereka dapat memanfaatkan lahan pertanian dengan maksimal. Tak
hanya itu LKM-A Pincuran Bonjo juga berupaya menyejahterakan masyarakat sekitar
dengan adanya koperasi sehingga masyarakat bisa menabung disana. Selain
10 Ibid
19
mendirikan LKM-A, Gapoktan Tigo Sapilin juga memiliki usaha lain untuk
mengembangkan gapoktannya. Berikut adalah tiga usaha yang ada di Gapoktan Tigo
Sapilin:
1. Sub Terminal Agribisnis (STA)
2. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S)
3. Penjualan Sarana Produksi (Saprodi)
Sebelum berdirinya LKMA Pincuran Bonjo dan capaian mereka yang peneliti
lihat ada ide baru untuk menuju kearah yang lebih baik, ide tersebut tidak akan
terwujud tanpa adanya lingkungan yang terbuka terhadap hal-hal baru. Keinginan dari
individu yang memiliki ide membuat sebuah lembaga keuangan untuk petani yang
kekurangan modal itu direspon positif oleh semua anggota, dan mereka bersama-sama
merumuskan dan mempersiapkan pembentukan lembaga tersebut. Peneliti melihat
adanya individu kunci memiliki peran inti yang menjadi pencetus ide, anggota dan
termasuk pengurus inti serta ketua pun mendukung maksimal, sehingga terbentuklah
Gapoktan Tigo Sapilin dan selama perkembangannya meningkat jauh melebihi
gapoktan lainnya di Kota Payakumbuh baik itu dari segi aset maupun keanggotaannya.
dengan alasan inilah peneliti memilih untuk meneliti “Manajemen Inovasi
Pengembangan Usaha Agribisnis yang dilakukan oleh Gapoktan di Kelurahan
Padang Alai, Kecamatan Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti dapat merumuskan masalah
“Bagaimana manajemen inovasi pengembangan usaha agribisnis pada Gapoktan Tigo
Sapilin Kota Payakumbuh?
20
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini
betujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis inovasi pengembangan usaha
agribisnis pada Gapoktan Tigo Sapilin Kota Payakumbuh.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
acuan bagi Pemerintah Kota Payakumbuh dan stakeholder terkait yang terlibat dalam
pembahasan Manajemen Inovasi Pengembangan Usaha Agribisnis Pada Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) Tigo Sapilin Kota Payakumbuh ini dalam manajemen
inovasi sebuah program dan kegiatan yang telah dilakukan, dan untuk bahan
pertimbangan dan masukan untuk pelaksanaan program dan kegiatan periode
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan Administrasi Publik, karena di dalam penelitian ini terdapat kajian-kajian
Administrasi Publik dan bentuk aplikatif ilmu administrasi publik, yaitu bagaimana
Pemerintah Daerah melakukan manajemen inovasi dalam suatu kegiatan dan program.
Selain itu penelitian ini semoga dapat menambah referensi dan pengetahuan bagi
penelitian selanjutnya.
21