bab i pendahuluan - · pdf fileadalah musik. ... berdasarkan latar belakang yang telah...
TRANSCRIPT
1
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Sistem saraf otonom (SSO) disusun oleh kumpulan neuron yang melintasi baik
sistem saraf sentral maupun perifer, mengatur aktivitas refleks dan motorik viseral
serta perilaku emosional. Istilah tersebut sebenarnya kurang tepat sebab pada
dasarnya sistem saraf otonom tetap bekerja dalam kontrol masukan dari korteks
serebral sehingga terwujud kesetimbangan kondisi internal tubuh atau disebut pula
homeostasis. SSO terdiri dari serabut aferen dan eferen serta neuron sentral di
korda spinalis, batang otak, diensefalon dan otak besar. Secara fungsional, SSO
dibagi atas dua bagian besar yakni simpatik dan parasimpatik. Sebagian besar
organ tubuh dipersarafi oleh serat-serat kedua subsistem tersebut dan umumnya
bekerja secara antagonistik (Arslan, 2001). Salah satu organ terpenting yang
dikendalikan oleh SSO adalah jantung.
Saraf eferen jantung yang berfungsi untuk mempengaruhi ritme jantung adalah
serabut parasimpatik dari n. vagus dan serabut simpatik. Denyut jantung
diturunkan oleh serabut vagal yang berakhir pada nodus sinoatrial (SA) dan
ditingkatkan oleh serabut simpatik melalui adrenoseptor-β1. Setiap potensial aksi
pada nodus SA mengakibatkan terjadinya suatu denyut jantung dan frekuensi
impuls potensial pemacu menentukan frekuensi potensial aksi tersebut
(Despopoulos dan Sibernagl, 2000).
Mekanisme respons otonomik terhadap stimulasi eksternal tubuh dapat
direprentasikan oleh perubahan variabilitas laju jantung. Istilah laju digunakan
dalam hal ini untuk lebih menitikberatkan aspek frekuensi yang akan dikaji.
Variabilitas laju jantung (Heart Rate Variability) – untuk selanjutnya akan disebut
sebagai VLJ – mendeskripsikan variasi antara denyut jantung yang berurutan.
Variabilitas Laju Jantung (VLJ) adalah suatu istilah yang disepakati sejak tahun
1996 untuk mendeskripsikan variabilitas laju jantung melalui fluktuasi interval
RR. Metode tersebut pertama kali digagas oleh Hon dan Lee (1965) yang
menyatakan bahwa distres janin didahului oleh perubahan interval antar denyut
2
sebelum perubahan laju jantung itu sendiri. Selanjutnya metode tersebut
diterapkan sebagai prediktor yang kuat untuk mortalitas pasca serangan infark
miokard akut sejak akhir tahun 1980. Secara umum, metode analisis VLJ terbagi
dua, yakni berdasarkan domain waktu dan domain frekuensi.
Gambar I.1. Sketsa integrasi fungsi otonomik tubuh
Lokasi integrasi utama SSO adalah pada hipotalamus. Hipotalamus adalah pusat
yang mengatur semua proses otonom dan berbagai proses endokrin dalam tubuh,
serta merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem limbik, sedangkan sistem
3
limbik merupakan gabungan antara struktur kortikal dan subkortikal yang saling
terkait dan memiliki peran utama dalam pengaturan kondisi emosional yang
menyertai respons fisiologis, perilaku dan psikologis. Dalam hal ini termasuk
regulasi atas stimulus eksternal yang akan mempengaruhi SSO (Hendelman,
2006). Stimulus mencapai tubuh dalam berbagai bentuk energi dan mencapai
sistem saraf pusat melalui reseptor organ sensoris utama dan kulit.
Gambar I.2. Sinyal EKG normal dan interval RR
Pada perekaman EKG secara kontinu, interval RR didapatkan sebagai parameter
dasar analisis dalam domain waktu. Dalam VLJ, istilah RR dapat digantikan
dengan NN (normal to normal) yang bermakna interval antar kompleks EKG
yang terdeteksi. Analisis tersebut kemudian dapat dibagi secara statistik atau
geometrik. Durasi pengukuran secara konvensi terbagi dua yakni jangka pendek,
yaitu 5 menit, dan jangka panjang, yakni 24 jam. Pengukuran secara statistik lebih
sering digunakan untuk perekaman jangka pendek atau menengah.
Pengukuran dalam domain frekuensi menggunakan analisis kerapatan spektral
daya atau power spectral density (PSD), yakni bagaimana daya (varians)
didistribusikan sebagai fungsi frekuensi. Metode untuk kalkulasi PSD dapat
dibagi atas parametrik dan non parametrik. Komponen spektral yang digunakan
dalam domain frekuensi diambil dari perekaman selama 2 – 5 menit dan terbagi
atas very low frequency (VLF), low frequency (LF) dan high frequency (HF).
4
Distribusi daya dan frekuensi sentral LF dan HF tidak tetap melainkan dapat
berubah-ubah tergantung modulasi otonomik terhadap periode jantung. Hal yang
patut diingat adalah keempat komponen HRV tersebut mencerminkan derajat
modulasi otonomik dan bukan tingkatan tonus otonom.
Mekanisme regulasi VLJ berasal dari sistem saraf simpatik dan parasimpatik
sehingga VLJ dapat dijadikan sebagai penanda (marker) kuantitatif sistem saraf
otonom. Berdasarkan analisis spektral, terdapat beberapa komponen yang
memiliki interpretasi fisiologis sesuai konsensus yang dihasilkan oleh Task Force
of the European Society of Cardiology and the North American Society of Pacing
and Electrophysiology (1996), yakni very-low frequency (VLF; ≤ 0,04 Hz atau
0,003 – 0,04 Hz), low-frequency (LF; 0,04 – 0,15 Hz) mewakili simpatik
barorefleks, high-frequency (HF; 0,15 – 0,4 Hz) mewakili parasimpatik, dan ultra-
low frequency (ULF; 0,0001 – 0,003 Hz). Selain itu, terdapat metode yang
digunakan untuk mendeteksi korelasi rentang panjang (24 jam) pada data seri
waktu yang nonstasioner dan berderau, yakni metode Detrended Fluctuation
Analysis (DFA) (Perfetto dkk., 2006) .
Makna komponen spektral tersebut secara klinis dikaitkan dengan modulasi
otonomik dan kondisi patologis spesifik (Huikuri, 1999). Aktivitas vagal adalah
kontributor utama untuk komponen HF, sedangkan aktivitas simpatik dicerminkan
oleh komponen LF. Rasio LF/HF diyakini sebagai refleksi keseimbangan
simpatovagal (Tikkanen, 1999; Grasso dkk., 1997; Schelven dkk., 2000).
Aktivitas otonomik tersebut dipengaruhi oleh stimulus eksternal sebagaimana
diterakan pada gambar I.1. Salah satu stimulus yang terpopuler dan tersering
adalah musik. Musik telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi setiap makhluk
hidup, baik diinginkan maupun tidak diinginkan. Bahkan semasa janin pun, musik
paling primitif yang didengar adalah bunyi detak jantung sang ibu. Musik adalah
susunan bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah,
lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-
macam, misalnya musik diartikan sebagai bunyi yang dianggap enak oleh
5
pendengarnya atau bahkan musik dianggap tidak berwujud sama sekali.
Keterkaitan musik terhadap kehidupan manusia telah banyak diungkapkan oleh
berbagai peneliti, contohnya musik dapat meningkatkan citarasa seseorang
terhadap makanan atau minuman tertentu, mempercepat restorasi dan rehabilitasi
pasien stroke, memicu gairah seksual, membantu penguatan struktur gigi dan
mempermudah proses kelahiran janin (Kompas, 2008).
Musik berkaitan erat dengan status psikologi manusia. Kenyataan bahwa musik
dapat terkait emosi atau mood tertentu adalah fakta yang umum diketahui dan
tidak dapat dibantah (Meyers, 2004). Berbagai penelitian eksperimental telah
dilakukan oleh psikolog musik terkemuka, di antaranya adalah Hevner (1936)
yang telah memaparkan bahwa musik dapat digolongkan berdasarkan delapan
kluster kata sifat. Pada umumnya penelitian-penelitian selanjutnya tentang
hubungan musik dan tubuh dilakukan menggunakan pendekatan psikologi, namun
tidak banyak didapatkan pendekatan neurofisiologi untuk mengeksplorasi hal
tersebut. Metode analisis variabilitas laju jantung sebagai representasi modulasi
status otonomik seseorang merupakan metode yang relatif lebih mudah
diaplikasikan daripada pemeriksaan elektroensefalografi. Ketersediaan perangkat
lunak aplikasi metode tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
penelitian pengaruh musik terhadap fungsi otonomik seseorang meskipun hingga
kini jumlahnya masih sangat terbatas dan cenderung bersifat komersial.
Al-Quran sebagai kitab suci pedoman para pemeluk Islam memiliki keistimewaan
tersendiri. Membaca dan mendengarkan Quran dapat memberikan suatu
ketenangan hati dan efek autosugesti. DR. Ahmad Al-Qadhi (1986), seorang
dokter sekaligus peneliti dari Amerika Serikat telah melakukan penelitian tentang
pengaruh Al-Quran pada manusia dalam perspektif fisiologis dan psikologis yang
bertujuan untuk menentukan kemungkinan pengaruh Al Quran pada fungsi organ
tubuh sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika ada. Hasil eksperimen
tersebut membuktikan bahwa 97% responden, baik muslim maupun non-muslim,
baik yang mengerti bahasa Arab maupun tidak, mengalami beberapa perubahan
fisiologis bermakna yang lebih baik daripada tidak mendengarkan Al-Quran.
6
Dilaporkan pula bahwa Al-Quran memiliki pengaruh positif yang signifikan
dalam menurunkan ketegangan (stres) serta hal tersebut dapat dicatat dan diukur
secara kuntitatif maupun kualitatif. Pembacaan Quran secara tepat mengikuti
aturan baku yang berlaku, yakni tajwid, dapat menghasilkan suatu fenomena
musikal yang khas dan menyebabkan suasana emosi yang teduh bagi
pendengarnya.
I.2 Rumusan Masalah dan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, masalah yang
ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Dibutuhkan sebuah perangkat lunak interaktif yang dibutuhkan untuk
eksperimen respons otonomik individu dengan penerapan metode analisis
variabilitas laju jantung.
2. Bagaimanakah respons otonomik tubuh yang direpresentasikan oleh analisis
variabilitas laju jantung terhadap stimulus eksternal auditorik berupa musik
dan lantunan Quran serta perbedaan respons tersebut antara musik dan
lantunan Quran.
3. Bagaimanakah hubungan respons otonomik yang terjadi dengan kekerapan
mendengarkan dan preferensi seseorang terhadap musik dan lantunan Quran.
Penelitian yang dilakukan didasarkan pada sebuah hipotesis yang ditegakkan dan
hendak dibuktikan, yakni:
“Bahwa respons otonomik tubuh terhadap musik dan lantunan Quran dapat
dievaluasi menggunakan perangkat lunak analisis variabilitas laju jantung.”
I.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan pelaksanaan penelitian dalam kerangka tesis diterakan dalam tujuan umum
dan khusus.
Tujuan umum adalah mengetahui peranan perangkat lunak dalam mendeteksi
respons otonomik individu terhadap stimulus eksternal auditorik berupa musik
dan lantunan Quran.
7
Tujuan khusus:
1. Membuat perangkat lunak yang optimal dan mudah digunakan untuk
implementasi analisis VLJ sesuai kebutuhan dan menampilkan respons
otonomik atas stimulus tersebut.
2. Mendapatkan hubungan antara preferensi individu terhadap musik tertentu
dan lantunan Quran dengan respons otonomik yang ditimbulkan.
3. Mendapatkan perubahan respons otonomik terhadap musik bertipe lembut
dan musik bertipe keras.
4. Mendapatkan hasil analisis respons sampel populasi terhadap tipe stimulus
yang diberikan dan respons tersebut secara individual.
5. Membuktikan bahwa lantunan Quran dapat memberikan respons otonomik.
Manfaat penelitian:
1. Memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan mengenai respons otonomik
tubuh terhadap musik dan stimulus auditorik lainnya menggunakan perangkat
lunak dengan mengembangkan sistem neurofeedback berdasarkan analisis
VLJ secara off-line.
2. Menghasilkan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk meneliti respons
otonomik lainnya.
3. Menghasilkan perangkat lunak untuk:
• Inovasi metode psikoterapi melalui stimulus musik yang sesuai kebutuhan
mood pada pasien.
• Memberikan kontribusi ilmiah bahwa Quran memberikan energi positif pada
manusia bila dilantunkan secara baik dan nyaman didengar.
• Memberikan masukan bagi terapi stress dan kelainan psikis lainnya yang
disebabkan pengaruh sistem saraf otonom secara non medikamentosa.
I.4 Batasan Masalah
Penelitan yang dilakukan memiliki batasan masalah sebagai berikut:
1. Respons otonomik yang akan dikaji merupakan perubahan parameter
simpatik dan parasimpatik pada jantung.
8
2. Stimulus musik dipilih menurut kriteria tertentu dan disesuaikan dengan
pelabelan mood oleh situs www.allmusic.com.
3. Subyek penelitian dipilih secara purposif sebab pada dasarnya penelitian ini
ditujukan untuk implementasi awal perangkat lunak analisis VLJ untuk
respons musikal.
4. Metode analisis spektral yang digunakan adalah non parametrik dan
parametrik, namun sesuai kebutuhan penelitian maka yang digunakan adalah
non parametrik.
5. Pembuatan perangkat lunak menggunakan program Matlab v 7.5 sehingga
keterbatasan program juga menjadi keterbatasan perangkat lunak yang dibuat.
6. Data interval R-R didapatkan dengan menggunakan perangkat keras yang
telah tersedia di lab, yakni Biopac®, sehingga pada dasarnya percobaan tidak
dapat dilakukan secara real-time.
7. Penelitian dalam mode tidur sebagai acuan basal tidak dilakukan.
8. Penggunaan perangkat lunak yang telah dirilis secara terbuka di internet dan
diberikan izin oleh Universitas Kuopio, Finlandia untuk digunakan dalam
penelitian ini dijadikan sebagai acuan pembuatan perangkat lunak versi
peneliti.
I.5 Diagram Blok Sistem Penelitian
Gambar I.3. Diagram blok sistem penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan tiga komponen utama, yakni subyek
penelitian, perangkat keras dan perangkat lunak, serta ditambah dengan satu
modul pemutar musik dan suara lainnya. Secara lebih mendetil ketiganya
dipaparkan sebagai berikut:
BIOPAC
EKG lead II
SOFTWARE
ANALISIS Respons Otonomik
Subyek
Interval R-R
9
Subyek:
Subyek adalah seseorang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi berikut:
a. Mahasiswa pascasarjana ITB berusia dewasa muda kisaran 25 – 40 tahun.
b. Tidak didiagnosis sebelumnya memiliki gangguan jantung, pernapasan, saraf,
pendengaran dan organ otonom lainnya secara permanen dan mengalami
eksaserbasi akut saat atau selama menjalani percobaan.
c. Saat menjalani penelitian dalam kondisi mood stabil.
d. Bersedia bekerja sama dengan baik dan ikhlas mengikuti prosedur penelitian.
Perangkat keras:
Perangkat keras yang digunakan adalah BIOPAC. Alat tersebut telah tersedia di
laboratorium Teknik Biomedika ITB dan mendapat legitimasi sebagai instrumen
penelitian biomedika. Satu fitur yang dimanfaatkan adalah modul
elektrokardiografi (EKG). Sadapan yang digunakan adalah sadapan tunggal pada
lead II, dengan alasan bahwa sadapan tersebut adalah yang paling optimal untuk
merefleksikan dinamika elektrik jantung pada orang normal.
Perangkat lunak:
Bagian ini adalah sebuah program yang dibuat sendiri oleh peneliti. Sebagai
masukan (input) adalah data interval R-R dalam format teks (*.txt) yang akan
diolah (process) oleh program sehingga menghasilkan keluaran (output) berupa
kesimpulan respons otonomik atas subyek yang diteliti. Secara garis besar,
program terdiri dari beberapa modul, yakni interpolasi data diskrit, analisis
spektral dengan penyaringan derau, analisis dengan teknik detrended, dan statistik
hasil. Semua modul tersebut sedapat mungkin ditampilkan secara GUI dan hasil
akhir berupa respons otonomik dapat dipahami oleh pengguna awam. Bahasa
program yang digunakan adalah Matlab v 7.5.
Respons otonomik:
Respons yang dimaksud dalam hal ini adalah perubahan parameter simpatik dan
parasimpatik akibat perlakuan stimulus auditorik terhadap subyek. Perubahan
yang dimaksud dalam hal ini adalah deviasi numerik dari kondisi sebelum diberi
10
perlakuan atau kondisi terakhir perubahan sebelumnya. Deviasi tersebut
ditampilkan secara kuantitatif menurut rasio perubahan komponen daya spektral,
serta kualitatif, yakni meningkat, tetap atau menurun.
Modul stimulus auditorik:
Subyek mengenakan earphone jenis insert agar meminimalkan derau yang dapat
terjadi. Stimulus auditorik adalah musik dan suara lantunan Quran. Pilihan musik
ditentukan sebelumnya oleh peneliti yang dibagi atas musik jenis lembut dan
keras. Musik dikelompokkan dalam dua jenis lain, yakni lagu dan musik
instrumental. Format musik adalah MP3 yang dijalankan dengan pemutar musik
Winamp v 5.33 dan diperdengarkan dengan durasi lengkap. Khusus mengenai
suara lantunan Quran, metode yang dipilih adalah murottal oleh Imam Ali Al-
Hudhaify dan surat adalah bagian awal dari Al-Baqoroh. Tahapan stimulus dibagi
dalam empat tahap perlakuan dan masing-masing stimulus tersebut
diperdengarkan selama lima menit. Apabila durasi musik tidak sampai lima menit,
maka pemutaran diulang secara otomatis dengan pemilihan tombol repeat track.
I.6 Metodologi Penelitian
Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian tesis secara umum
dijelaskan sebagai berikut:
1. Studi literatur
Berupa penelusuran studi pustaka baik dari perpustakaan atau internet
mengenai jaras pendengaran, integrasi sentral dan sistem limbik, fungsi
otonom, EKG dan fisiologi jantung, pemrosesan sinyal digital, analisis
spektral, detrending, bahasa pemrograman, musik dan auditorik, serta
pengukuran variabilitas laju jantung.
2. Pembelajaran perangkat lunak acuan
Berupa ikhtiar mempelajari algoritma, performa dan rahasia pemrograman
yang digunakan pada perangkat lunak acuan untuk dapat dikembangkan
selanjutnya.
11
3. Penetapan algoritma
Berupa pemilihan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk memproses data
interval RR sehingga didapatkan hasil akhir yang optimal.
4. Pengembangan perangkat lunak
Berupa implementasi dari algoritma yang telah ditetapkan sebelumnya ke
dalam bahasa program dan tampilan antarmuka yang menarik.
5. Persiapan subyek penelitian
Berupa pemilihan subyek berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan
sebelumnya. Subyek dipilih tidak secara acak. Subyek dihubungi sebelumnya
dan diminta secara ikhlas untuk mengisi kuisioner dan lembar persetujuan
penelitian. Format lembar tersebut dapat dilihat pada lampiran laporan ini.
6. Pengujian
Berupa pengumpulan data interval RR yang dilakukan di laboratorium Teknik
Biomedika ITB pada naracoba. Naracoba diminta untuk mengisi kuesioner
sebelum percobaan dilakukan. Naracoba lalu diminta istirahat terlentang dan
dipasangkan perangkat keras yang diperlukan. Naracoba lalu diperdengarkan
empat tahapan stimulus musik dengan catatan agar tetap menutup mata dan
tidak bergerak selama setiap tahap. Durasi keseluruhan adalah 40 menit
ditambah jeda di antaranya sekitar 2 hingga 3 menit. Jeda tersebut digunakan
untuk mengisi formulir respons yang telah disediakan. Secara lebih detil
langkah-langkah ini dijelaskan dalam Bab III.
7. Analisis hasil pengujian
Berupa pengolahan data interval RR yang terkumpul dari sejumlah subyek
menggunakan program perangkat lunak yang telah dibuat sebelumnya.
Pengolahan tahap awal menggunakan program HRVAnalysis yang telah
diunduh sebelumnya sebagai acuan. Selanjutnya, penyempurnaan alur dan
bahasa program dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sedapat mungkin
identik dengan hasil acuan. Data yang diperoleh juga diolah menggunakan
bantuan program pengolah statistik SPSS v 16.0 for Windows.
12
8. Penyusunan laporan penelitian
Berupa pembuatan buku tesis yang memuat seluruh tahapan yang dijelaskan
sebelumnya dan mengikuti format aturan penulisan yang telah ditetapkan oleh
ITB.
I.7 Sistematika Penulisan Laporan Tesis
Laporan tesis ini terbagi menjadi lima bab. Penjelasan mengenai masing-masing
bab secara singkat dijabarkan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan; membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, diagram blok, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan laporan tesis.
Bab II Teori Dasar; menjelaskan berbagai teori dasar yang digunakan sebagai
acuan dalam melakukan perancangan dan realisasi sistem yang dibagi dalam tiga
bagian besar yakni aspek medis, aspek teknik dan seputar psikologi musik. Aspek
medis meliputi teori tentang anatomi dan fisiologi sistem otonom, anatomi dan
fisiologi jantung, dasar-dasar EKG, stimulus mental auditorik. Sedangkan aspek
teknik meliputi interpolasi, analisis spektral, pengukuran variabilitas laju jantung,
periodogram. Aspek musik yang dibahas tidak ditekankan pada teori musik,
melainkan pengaruh musik terhadap psikis dan klasifikasi mood.
Bab III Perancangan Sistem; membahas tentang perancangan perangkat lunak,
protokol eksperimen dan uji statistik yang akan digunakan.
Bab IV Pengujian dan Analisis Sistem; menjelaskan mengenai pengujian
subyek penelitian sesuai protokol yang ditetapkan dan analisis data yang diperoleh
dengan dukungan program yang telah dibuat dan SPSS v 16.0 for Windows.
Bab V Kesimpulan dan Saran; menjelaskan mengenai kesimpulan menyeluruh
terhadap hasil pelaksanaan tesis berdasarkan hasil-hasil yang telah diperoleh dan
dijelaskan pada bab sebelumnya, serta membahas hal-hal yang perlu dikaji
selanjutnya apabila hendak dilakukan penelitian lebih lanjut.