bab i pendahuluan -...

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia Ekonomi kreatif adalah gelombang keempat tahapan pembangunan ekonomi setelah ekonomi pertanian, industri, dan informasi, yang akan menjadi sektor ekonomi yang penting pada masa depan karena berbasis kreativitas dari orang-orang kreatif yang merupakan sumber daya terbarukan. Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan bahwa industri kreatif menciptakan tingkat pertumbuhan PDB yang tinggi, peningkatan nilai tambah, serta peningkatan lapangan pekerjaan. Industri kreatif berpotensi untuk menjadi sektor-sektor kunci yang akan mendorong pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Subsektor dalam industri kreatif dapat menciptakan efek pengganda pada perekonomian, tenaga kerja berkualitas, investasi, serta aliran kreativitas dan inovasi lintas sektoral dalam perekonomian. Pada tahun 2008, krisis keuangan global mengurangi permintaan dunia dan pengurangan nilai neraca perdagangan sebesar 12%. Namun hal yang mengherankan adalah, nilai ekspor produk dan jasa kreatif dunia terus bertambah dan mencapai US$592 miliar. Jumlah tersebut di atas dua kali lipat dari nilai ekspor produk dan jasa kreatif tahun 2002. Hal tersebut menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekspor produk kreatif selama enam tahun terakhir sekitar 14% per tahun (UNCTAD, 2010). Hal ini membuktikan bahwa ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar bagi negara berkembang yang sedang berusaha untuk memberikan keragaman pada efektivitas perekonomiannya. Total ekspor produk kreatif negara berkembang mencapai 43% dari total perdagangan produk kreatif dunia pada tahun 2008. Ini menunjukkan perkembangan pesat negara berkembang berkontribusi dalam industri kreatif dunia. a. Kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGAN PENDEKATAN URBANSCAPE RIASTIKA ADI SUDARMAN Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Upload: nguyenkhuong

Post on 13-Aug-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

Ekonomi kreatif adalah gelombang keempat tahapan pembangunan

ekonomi setelah ekonomi pertanian, industri, dan informasi, yang akan

menjadi sektor ekonomi yang penting pada masa depan karena berbasis

kreativitas dari orang-orang kreatif yang merupakan sumber daya

terbarukan.

Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju

menunjukkan bahwa industri kreatif menciptakan tingkat pertumbuhan

PDB yang tinggi, peningkatan nilai tambah, serta peningkatan lapangan

pekerjaan. Industri kreatif berpotensi untuk menjadi sektor-sektor kunci

yang akan mendorong pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan.

Subsektor dalam industri kreatif dapat menciptakan efek pengganda pada

perekonomian, tenaga kerja berkualitas, investasi, serta aliran kreativitas

dan inovasi lintas sektoral dalam perekonomian.

Pada tahun 2008, krisis keuangan global mengurangi permintaan

dunia dan pengurangan nilai neraca perdagangan sebesar 12%. Namun hal

yang mengherankan adalah, nilai ekspor produk dan jasa kreatif dunia terus

bertambah dan mencapai US$592 miliar. Jumlah tersebut di atas dua kali

lipat dari nilai ekspor produk dan jasa kreatif tahun 2002. Hal tersebut

menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekspor produk kreatif selama enam

tahun terakhir sekitar 14% per tahun (UNCTAD, 2010). Hal ini membuktikan

bahwa ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar bagi negara

berkembang yang sedang berusaha untuk memberikan keragaman pada

efektivitas perekonomiannya. Total ekspor produk kreatif negara

berkembang mencapai 43% dari total perdagangan produk kreatif dunia

pada tahun 2008. Ini menunjukkan perkembangan pesat negara

berkembang berkontribusi dalam industri kreatif dunia.

a. Kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

2

Ekonomi kreatif berkontribusi secara positif terhadap ekonomi

nasional, baik terhadap nilai tambah, lapangan kerja, lapangan usaha

maupun terhadap saling keterkaitan antarsektor.

b. Kontribusi Terhadap Nilai Tambah

Dari perhitungan Badan Pusat Statistik diketahui bahwa ekonomi

kreatif, selama periode 2010-2013, secara rata-rata menyumbang 7,8%

terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia. Kontribusi sektor

ekonomi kreatif masih relatif lebih rendah dibandingkan kontribusi

sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan restoran,

ataupun sektor jasa, namun lebih tinggi dibandingkan sektor

pertambangan dan penggalian, keuangan, serta pengangkutan dan

informasi. Nilai tambah yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif juga

mengalami peningkatan setiap tahun. Berdasarkan perhitungan Badan

Pusat Statistik, nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 641,8 triliun

pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sekitar 5,76%, di atas

pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih; pertambangan dan

penggalian; pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; jasa-jasa;

dan industri pengolahan. Pertumbuhan PDB industri kreatif juga di atas

pertumbuhan PDB nasional.

c. Kontribusi Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja

Berdasarkan hasil estimasi Badan Pusat Statistik, industri kreatif

berkontribusi sebesar 10,72% terhadap total penyerapan tenaga kerja

Gambar 1 : Grafik Nilai Tambah, Kontribusi, dan Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif

Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025, (Kemenkraf : 2014)

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

3

dalam perekonomian pada tahun 2013. Angka tersebut tidak jauh

berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja yang

cukup besar ini didorong oleh peran industri kreatif yang relatif penting

dalam perekonomian. Pada tahun yang sama, jumlah industri kreatif

tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang menyerap angkatan kerja

sebanyak 11,8 juta orang. Berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik,

meskipun kontribusi penyerapan tenaga kerja ekonomi kreatif relatif

sama dalam beberapa tahun terakhir, mengikuti tren penyerapan tenaga

kerja nasional, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sedikit melambat.

Bila pada tahun 2011 pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sebesar

1,46%, pada tahun 2013 melambat hingga 0,62%. Namun demikian,

dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja

nasional, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

masih lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja

nasional yang justru mengalami perlambatan sebesar 0,01% pada tahun

2013.

Gambar 2 : Grafik Jumlah Tenaga Kerja & Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia 2013

Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025

(Kemenkraf : 2014)

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

4

Ekonomi kreatif akan menjadi salah satu tumpuan penyerapan tenaga

kerja di masa yang akan datang. Beberapa subsektor dalam ekonomi

kreatif seperti kuliner, kerajinan dan mode adalah subsektor kreatif yang

padat tenaga kerja, yaitu memiliki rata-rata penyerapan tenaga kerja

yang lebih tinggi dibandingkan subsektor lainnya.

d. Kontribusi Terhadap Penciptaan Lapangan Usaha

Investasi sangat dipengaruhi oleh iklim usaha yang ada dalam

sebuah negara, kemudahan untuk memulai dan menjalankan usaha (ease

of doing business) sangat mempengaruhi pertumbuhan penciptaan

lapangan usaha. Semakin kondusif iklim usaha suatu negara, maka para

pelaku bisnis baik dari dalam maupun dari luar akan tertarik untuk

menanamkan modalnya di sana. Jumlah usaha kreatif mengalami

peningkatan setiap tahun, dengan tingkat pertumbuhan yang relatif kecil

karena barrier to entry ke dalam industri ini sangatlah rendah, yang

mengakibatkan wirausaha kreatif dengan mudahnya masuk dan keluar

dari industri kreatif. Hal ini tentunya menjadi tantangan untuk

meningkatkan bagaimana keberlanjutan usaha kreatif, selain untuk

meningkatkan pertumbuhan dan keragamannya.

Gambar 3 : Grafik Jumlah, Pertumbuhan, dan Kontribusi Usaha Kreatif

Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025

(Kemenkraf : 2014)

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

5

Total jumlah usaha di Indonesia yang bergerak dalam industri kreatif

sangatlah besar, dan sebagian besar adalah UKM, yaitu pada tahun 2013

mencapai 5,4 juta dan merupakan lapangan usaha terbesar ke-3 di

bawah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (31

juta); serta perdagangan hotel dan restoran (10 juta).

Pada tahun 2010 nilai PDB ekonomi kreatif di Indonesia mencapai

185 triliun, jumlah ini terus meningkat sebesar 5% pada tahun 2011.

Pertumbuhan melambat menjadi sekitar 4% pada tahun 2012, tetapi

kembali meningkat menjadi sekitar 6% pada tahun 2013. Dari sektor

penciptaan tenaga kerja rata-rata penyerapan tenaga kerja pada industri

kreatif pada tahun 2010 hingga tahun 2013 adalah sebesar 10,6% dari total

angkatan kerja nasional. Hal ini didorong oleh industri kreatif yang semakin

bertumbuh. Pada tahun 2013, tercatat sebanyak 5,4 juta usaha industri

kreatif yang menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta orang.

Perkembangan Ekonomi kreatif di Indonesia tidak bisa dipisahkan

dari Industri kreatif dan akan terus berkembang sehingga dapat menjadi

tonggak pembangunan ekonomi Nasional. Oleh karena itu, dorongan untuk

perkembangan ekonomi kreatif sangat besar sehingga perlu adanya fasilitas

yang dapat mendukung hal tersebut.

1.1.2 Keberadaan Industri Kreatif di Indonesia

Industri kreatif merupakan kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait

dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri

kreatif dikenal dengan nama lain Industri Budaya atau Ekonomi

Gambar 4 :Pentingnya Ekonomi Kreatif dalam Pembanguan Nasional

Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025 hal. 2, 2014

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

6

Kreatif. Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia,yang dimaksud

industry kreatif ialah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,

keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta

lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi

dan daya cipta individu tersebut.

Adapun 15 Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas

di Indonesia berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan

oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia adalah: Periklanan;

Arsitektur; Seni Rupa; Kerajinan; Desain; Mode, Film, Video,dan Fotografi;

Permainan Interaktif; Musik; Seni Pertunjukan; Penerbitan dan Percetakan;

Teknologi Informasi; Radio dan Televisi; Riset dan Pengembangan; serta

Kuliner.

Saat ini Industri kreatif dipandang semakin penting dalam

mendukung kesejahteraan perekonomian, berbagai pihak berpendapat

bahwa kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama dan industri

abad kedua puluh satu akan tergantung pada produksi pengetahuan melalui

kreativitas dan inovasi.

1.1.3 Wirausaha Muda di Indonesia

Perkembangan wirausaha muda di Indonesia saat ini mengalami

peningkatan jumlah yang cukup baik. Hal ini merupakan respon positif bagi

perekonomian Nasional dimana pemerintah sedang gencar – gencarnya

menggerakkan usia produktif untuk membuka lapangan usaha. Pemerintah

melalui Kementerian Perekonomian mendorong agar pelajar dan mahasiswa

menjadi bibit wirausaha. Sebab, para generasi muda ini memiliki nilai dan

posisi yang strategis untuk membangun pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pengembangan kewirausahaan di generasi muda merupakan

keharusan untuk membuat Indonesia lebih maju dan mandiri, karena syarat

dari negara maju salah satunya adalah memiliki jumlah wirausaha minimal 2

persen dari total populasi. Dan saat ini jumlah wirausaha Indonesia masih

kurang dari 2 persen atau sebanyak 700 ribu orang, sehingga masih

dibutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru.

Dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan

kewirausahaan di Indonesia masih sangat kurang. Sebagai pembanding,

kewirausahaan di Amerika Serikat tercatat mencapai 11 persen dari total

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

7

penduduknya, Singapura sebanyak 7 persen, dan Malaysia sebanyak 5

persen.

Sebagai negara yang mengalami bonus demografi yakni populasi

anak muda yang melimpah dengan prosentase 27 % di tahun 2014

Indonesia harus memberdayakan generasi mudanya untuk kegiatan

produktif terutama bagi perekonomian. Dengan adanya sarana prasarana

yang mumpuni maka bukan tidak mungkin perkembangan wirausaha muda

di bidang kreatif akan tumbuh pesat.

1.1.4 Fenomena Thematic Market

Saat ini di kalangan anak muda semakin bermunculan pasar – pasar

local independen yang dikelola oleh sekumpulan anak muda. Pasar local

independen yang dimaksud ialah acara – acara yang diadakan oleh sebuah

event organizer (EO) atau sekumpulan komunitas yang didalamnya dikemas

sebagai suatu kegiatan jual - beli dan pameran produk – produk industry

kreatif yang berbasis lokal. Adapun kegiatan yang berlangsung di dalam

acara tersebut meliputi bazaar produk fesyen, makanan, kerajinan, desain,

dll. Selain itu didalam acara seperti ini biasanya dilengkapi dengan

pertunjukkan musik, booth – booth hobi anak muda, dsb.

Acara – acara semacam ini sudah berlangsung diberbagai kota besar

dan menyasar pangsa pasar anak muda. Selain itu, orang – orang yang

terlibat ( pengisi bazaar, music, booth hobi ) didalamnya juga direntang usia

anak muda. Adapun contoh event semacam ini yang telah berlangsung,

sebagai berikut :

a. Market Museum

Event yang diadakan di Jakarta setiap beberapa bulan sekali dengan

lokasi yang berpindah – pindah dan tema dari event yang selalu berbeda.

Diacara ini terdapat bazaar fesyen dan makanan yang dikelola oleh

pengusaha – pengusaha muda Indonesia.

b. Euphoria Project

Event yang digawangi oleh sekumpulan anak muda dimana

didalamnya terdapat bazaar berbagai produk kreatif dengan nilai seni

tinggi. Event ini mengabungkan lifestyle dan seni bagi anak muda.

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

8

c. Brightspot Market

Sebuah acara yang bertujuan mempertemukan desainer lokal dan

desainer Internasional, seniman, serta pelaku retail untuk memamerkan

produknya. Acara ini berlangsung beberapa kali dalam setahun

diberbagai lokasi berbeda.

\

1.1.5 Jogja sebagai selah satu kota kreatif di Indonesia

Pada tahun 2013, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

mendaftarkan empat kota di Indonesia untuk menjadi Creative City kepada

lembaga PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa) di bidang pendidikan, ilmu

pengetahuan dan budaya atau UNESCO. Empat kota tersebut meliputi

Yogyakarta, Solo, Bandung, dan Pekalongan.

Dengan Yogyakarta masuk sebagai kandidat kota kreatif dunia, hal

ini tentunya sudah melalui proses penilaian yang panjang oleh Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Proses ini menunjukkan bahwa Yogyakarta

dianggap telah memenuhi syarat secara nasional sebagai pelaku utama

untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif. Oleh karena itu, Kota ini harus

mengembangkan urban planning concept yang mendukung kreativitas

masyarakatnya, serta penyediaan sarana dan prasarana tidak hanya fisik

tetapi juga nonfisik.

Pembuktian dari konsep perencanaannya menurut Mari Elka

Pangestu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif misalnya

membuka area publik yang bisa dipakai anak muda berkumpul dan

melahirkan kreatifitas.

Gambar 6 : Suasana Euphoria Project

Sumber : http://manual.co.id Gambar 5 : Suasana Brightspot Market

Sumber: http://nadyafitriadewi.wordpress.com

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

9

1.1.6 Youth Business Park sebagai pusat bisnis industri kreatif

Dari penjabaran mengenai berbagai tinjauan diatas dapat

disimpulkan bahwa saat ini dan kedepannya Ekonomi kreatif merupakan

ujung tombak perekonomian nasional bahkan global, oleh Karena itu

kegiatan Industri kreatif harus didorong secara positif agar dapat bersaing

dan gaungnya didengar oleh masyarakat luas sehingga sektor ini dapat

berkembang pesat terutama di Indonesia. Ditambah lagi bonus demografi

Indonesia dengan 27 % merupakan anak muda, maka dapat dikembangkan

wirausaha di bidang kreatif dengan anak muda sebagai pelaku utama

penggerak industri di bidang ini.

Cara yang dapat dilakukan untuk mendukung industri ini ialah

menyediakan fasilitas yang dapat mengakomodir seluruh kegiatan yang

mendukung pertumbuhan industri kreatif. Sehingga anak muda dapat

memulai usahanya serta belajar dari fasilitas yang ada.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

a. Bagaimana merancang sebuah tempat yang mampu memenuhi

kebutuhan ruang public dan komersil bagi industri kreatif di Yogyakarta

serta tempat pembelajaran bagi pengusaha pemula dan anak muda.

b. Pemrograman ruang yang dapat mengakomodir seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan industri kreatif dan bisnis bagi anak muda.

Sehingga dapat memberikan ruang yang tepat bagi seluruh kegiatan

yang berlangsung dalam area ini dengan tetap memperhatikan aspek

ekonominya sebagai area komersil.

Gambar 7 : Salah satu event kreatif di Yogyakarta

Sumber : https://gudeg.net

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

10

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

a. Bagaimana merancang suatu area yang terintegrasi dan dapat

mengakomodir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan industry

kreatif.

b. Bagaimana merancang suatu area yang terintegrasi dan dapat

mengakomodir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan bisnis anak

muda.

c. Bagaimana membuat penataan yang efektif dan efisien sehingga masih

tersedia area yang cukup untuk konservasi lingkungan (outdoor space).

1.3 Tujuan dan sasaran

1.3.1 Tujuan Pembahasan

a. Menyediakan public space sebagai pusat kegiatan berbagai sub - sektor

industri kreatif di Yogyakarta.

b. Menyediakan fasilitas untuk anak muda merintis usahanya sendiri dibidang

industri kreatif.

c. Sebagai sarana edukasi bagi anak muda yang sedang ataupun tertarik

menggeluti bisnis di bidang industri kreatif maupun hanya sekedar ingin

belajar.

1.3.2 Sasaran Pembahasan

a. Mendapatkan konsep perancangan kawasan yang mampu mengakomodasi

kebutuhan dan aktivitas yang berhubungan dengan industri kreatif dan

bisnis bagi anak muda.

b. Mendapatkan konsep tampilan arsitektur area komersil dengan wajah baru

di tengah kawasan urban dalam konteks membangun tipologi area komersil

yang fungsional di Yogyakarta.

1.4 Lingkup Pembahasan

Dalam Laporan landasan konseptual dan perancangan kawasan ini,

pembahasan dititik beratkan pada teori, analisa dan best practices dalam disiplin

ilmu arsitektur. Adapun isu – isu ekologi, ekonomi dan budaya merupakan aspek

– aspek yang menjadi fokus utama dalam proses perancangan. Perancangan

yang dilakukan merupakan perancangan tematik konseptual yang menitik

beratkan pada eksplorasi ide – ide dan solusi baru sehingga penulis bebas

memberikan asumsi.

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

11

Pembahasan diorientasikan untuk menjawab permasalahan perencanaan

dan perancangan fasilitas pusat aktivitas industri kreatif dan bisnis bagi anak

muda di Yogyakarta yang mampu menjadi tipologi baru bagi area komersil di

Yogyakarta khususnya sebagai kota kreatif.

1.5 Metode Pengumpulan Data

1.5.1 Teknik Mendapatkan Data

a. Pengamatan tidak langsung

Pengamatan tidak langsung dilakukan dengan studi literature, yaitu

Pengumpulan data dan pembelajaran dari sumber – sumber tertulis

berupa buku, jurnal, majalah, laporan maupun internet sebagai landasan

teori, standar dan acauan dalam perancangan bangunan komersil serta

studi kasus pada bangunan dengan fungsi dan karakterisitik serupa yang

digunakan sebagai studi pembanding.

b. Pengamatan langsung / observasi lapangan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung

bertujuan untuk melihat dari dekat mengenai kondisi site, studi lokasi

perancangan, mencari data yang berhubungan dengan lokasi terpilih

untuk mendapatkan gamabaran dan perbandingan fasilitas sejenis, serta

pencarian data – data kondisi eksisting lokasi terpilih sebagai upaya

menangkap isu yang berkembang seputar desain dan perancangan

bangunan dengan fungsi komersil.

1.5.2 Teknik Analisis

Langkah analisis dilakukan sebagai upaya mengelompokkan dan

mengolah data yang didapat dari studi literature maupun observasi

lapangan untuk menarik prinsip perancangan, persyaratan, standar dan

kesimpulan sebagai rumusan untuk perancangan dan perencanaan area

Mixed Use yang baik dan diaplikasikan dengan pendekatan konsep

urbanscape.

1.5.3 Teknik Sintesis

Langkah sintesis dilakukan sebagai upaya mencari fakta – fakta lalu

menarik kesimpulan dari proses analisis yang telah dilakukan setelahnya

untuk mendapatkan prinsip – prinsip pendekatan yang akan digunakan

untuk menetapkan konsep perancangan bangunan mixed use.

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

12

1.6 Sistematika Pembahasan

BAB I : Pendahuluan

Berisi latar belakang penulisan yaitu mengenai latar belakang permasalahan

yang menyebabkan perlu adanya bangunan Youth Business Park, permasalahn

yang diangkat, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Umum

Pembahasan kajian pustaka tentang ekonomi kreatif dan perkembangan

industry kreatif di Indonesia serta pembahasan mengenai bangunan yang

memiliki fungsi dan karakterisitik yang sama dengan area Youth Business Park,

kegiatan – kegiatan yang telah berlangsung dengan karakteristik mirip dengan

fungsi dari bangunan, fenomena yang mendukung bangunan, dan pembahasan

mengenai bangunan Youth Business Park yaitu,menjelaskan definisi dan fungsi

umum berdasarkan hasil observasi dan studi literatur. Serta pengembangan

program kebutuhan ruang dan faislitas yang nantinya akan ada didalam Youth

Business Park.

BAB III : Tinjauan dan Analisis Tapak

Pembahasan mengenai tinjauan lokasi site, yang berisi keadaan eksisting

kawasan rencana pembangunan Youth Business Park di Yogyakarta serta analisis

– analisisnya sebagai acuan dalam perumusan konsep perancangan.

BAB IV : Pendekatan Konsep

Bab ini berisi kumpulan analisis – analisis sebagai dasar perumusan konsep

perancangan dengan mengacu pada tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Teori

– teori pendekatan konsep digunakan sebagai acuan dalam analisis dan

perumusan konsep perancangan.

BAB V : Konsep Perencanaan dan Perancangan

Pemaparan mengenai rumusan konsep perancangan kawasan Youth

Business Park dan implementasinya baik dari segi keruangan, fiosofi, maupun

konsep makro, mezzo, dan mikro sebagai proses awal dalam tahap perencanaan

dan perancangan.

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

13

1.7 Keaslian Penulisan

Untuk menunjukkan keaslian penulisan laporan ini maka perlu adanya

perbandingan dari beberapa penulisan yang diangkat dalam penulisan area

komersil (pusat bisnis). Sumber pembanding diambil dari digital library

perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP) UGM dengan

kata kunci ‘pusat bisnis’.

No. Laporan Penelitian Pengarang Tipologi Pedekatan/

Penekanan

1 Pengembangan Stasiun Tugu

sebagai Pusat Bisnis dan

Pariwisata dengan tema

Arsitektur Kontekstual

10.41.103.1/s/2937 S

Utomo, Tri Mixed Use

(kantor sewa,

hotel, pusat

perbelanjaan)

Arsitektur

Kontekstual

2 Pusat Bisnis Pariwisata di

Yogyakarta

72.043/Edy/p/95 - 43/977 -

S

Eddy,

Firman

Mixed Use

(Perkantoran,

Pameran,

Pendidikan)

-

3 Pusat Bisnis Ekspor – Impor

Garmen di Jakarta

72.043/Les/p/06 -

132/2633 -S

Lestari - -

Dari data diatas , ditemukan beberapa karya penulisan memiliki kesamaan

dalam studi kasus bangunan komersil (pusat bisnis). Tetapi yang membedakan

karya penulisan ini dengan karya yang lain yaitu tempat ini berupa area

komersil yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan pendukung fungsi

bangunan dengan benang merah sektor industri kreatif dan dengan pelaku yang

spesifik serta pendekatan yang berbeda.

Tabel 1 : Daftar Judul Pra TA Pusat Bisnis dengan tipologi Mixed Use

Sumber : Digital Library JUTAP FT. UGM

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/85223/potongan/S1-2015-312668...Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju menunjukkan

14

1.8 Kerangka Pemikiran

Belum adanya fasilitas pusat industry kreatif di

Yogyakarta yang dapat mengembangkan potensi

ekonomi kreatif dengan pelaku utama anak muda.

Bagaimana merancang tempat yang mampu

memenuhi kebutuhan ruang public dan komersil bagi

industry kreatif di Yogyakarta serta tempat

pembelajaran dengan memperhatikan aspek

ekonomi.

Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan

Youth Business Park yang dapat menjawab rumusan

masalah yang ada.

- Studi Literature

- Studi Kasus

Mendapatkan Konsep perancangan

arsitektur area komersil yang

mengakomodasi kebutuhan dan

aktivitas industri kreatif dan bisnis bagi

anak muda sebagai wajah baru dalam

konteks membangun tipologi area

komersil yang fungsional di Yogyakarta.

Analisis Lokasi dan

pendekatan

Arsitektur Metafora

YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/