bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Perkembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Ekonomi kreatif adalah gelombang keempat tahapan pembangunan
ekonomi setelah ekonomi pertanian, industri, dan informasi, yang akan
menjadi sektor ekonomi yang penting pada masa depan karena berbasis
kreativitas dari orang-orang kreatif yang merupakan sumber daya
terbarukan.
Pada akhir tahun 1990-an, hasil penelitian di negara maju
menunjukkan bahwa industri kreatif menciptakan tingkat pertumbuhan
PDB yang tinggi, peningkatan nilai tambah, serta peningkatan lapangan
pekerjaan. Industri kreatif berpotensi untuk menjadi sektor-sektor kunci
yang akan mendorong pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan.
Subsektor dalam industri kreatif dapat menciptakan efek pengganda pada
perekonomian, tenaga kerja berkualitas, investasi, serta aliran kreativitas
dan inovasi lintas sektoral dalam perekonomian.
Pada tahun 2008, krisis keuangan global mengurangi permintaan
dunia dan pengurangan nilai neraca perdagangan sebesar 12%. Namun hal
yang mengherankan adalah, nilai ekspor produk dan jasa kreatif dunia terus
bertambah dan mencapai US$592 miliar. Jumlah tersebut di atas dua kali
lipat dari nilai ekspor produk dan jasa kreatif tahun 2002. Hal tersebut
menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekspor produk kreatif selama enam
tahun terakhir sekitar 14% per tahun (UNCTAD, 2010). Hal ini membuktikan
bahwa ekonomi kreatif memiliki potensi yang besar bagi negara
berkembang yang sedang berusaha untuk memberikan keragaman pada
efektivitas perekonomiannya. Total ekspor produk kreatif negara
berkembang mencapai 43% dari total perdagangan produk kreatif dunia
pada tahun 2008. Ini menunjukkan perkembangan pesat negara
berkembang berkontribusi dalam industri kreatif dunia.
a. Kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Ekonomi kreatif berkontribusi secara positif terhadap ekonomi
nasional, baik terhadap nilai tambah, lapangan kerja, lapangan usaha
maupun terhadap saling keterkaitan antarsektor.
b. Kontribusi Terhadap Nilai Tambah
Dari perhitungan Badan Pusat Statistik diketahui bahwa ekonomi
kreatif, selama periode 2010-2013, secara rata-rata menyumbang 7,8%
terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia. Kontribusi sektor
ekonomi kreatif masih relatif lebih rendah dibandingkan kontribusi
sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan restoran,
ataupun sektor jasa, namun lebih tinggi dibandingkan sektor
pertambangan dan penggalian, keuangan, serta pengangkutan dan
informasi. Nilai tambah yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif juga
mengalami peningkatan setiap tahun. Berdasarkan perhitungan Badan
Pusat Statistik, nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 641,8 triliun
pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sekitar 5,76%, di atas
pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih; pertambangan dan
penggalian; pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; jasa-jasa;
dan industri pengolahan. Pertumbuhan PDB industri kreatif juga di atas
pertumbuhan PDB nasional.
c. Kontribusi Terhadap Penciptaan Lapangan Kerja
Berdasarkan hasil estimasi Badan Pusat Statistik, industri kreatif
berkontribusi sebesar 10,72% terhadap total penyerapan tenaga kerja
Gambar 1 : Grafik Nilai Tambah, Kontribusi, dan Pertumbuhan PDB Ekonomi Kreatif
Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025, (Kemenkraf : 2014)
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
dalam perekonomian pada tahun 2013. Angka tersebut tidak jauh
berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja yang
cukup besar ini didorong oleh peran industri kreatif yang relatif penting
dalam perekonomian. Pada tahun yang sama, jumlah industri kreatif
tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang menyerap angkatan kerja
sebanyak 11,8 juta orang. Berdasarkan estimasi Badan Pusat Statistik,
meskipun kontribusi penyerapan tenaga kerja ekonomi kreatif relatif
sama dalam beberapa tahun terakhir, mengikuti tren penyerapan tenaga
kerja nasional, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sedikit melambat.
Bila pada tahun 2011 pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sebesar
1,46%, pada tahun 2013 melambat hingga 0,62%. Namun demikian,
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
nasional, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi kreatif
masih lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan penyerapan tenaga kerja
nasional yang justru mengalami perlambatan sebesar 0,01% pada tahun
2013.
Gambar 2 : Grafik Jumlah Tenaga Kerja & Pertumbuhan Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia 2013
Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025
(Kemenkraf : 2014)
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Ekonomi kreatif akan menjadi salah satu tumpuan penyerapan tenaga
kerja di masa yang akan datang. Beberapa subsektor dalam ekonomi
kreatif seperti kuliner, kerajinan dan mode adalah subsektor kreatif yang
padat tenaga kerja, yaitu memiliki rata-rata penyerapan tenaga kerja
yang lebih tinggi dibandingkan subsektor lainnya.
d. Kontribusi Terhadap Penciptaan Lapangan Usaha
Investasi sangat dipengaruhi oleh iklim usaha yang ada dalam
sebuah negara, kemudahan untuk memulai dan menjalankan usaha (ease
of doing business) sangat mempengaruhi pertumbuhan penciptaan
lapangan usaha. Semakin kondusif iklim usaha suatu negara, maka para
pelaku bisnis baik dari dalam maupun dari luar akan tertarik untuk
menanamkan modalnya di sana. Jumlah usaha kreatif mengalami
peningkatan setiap tahun, dengan tingkat pertumbuhan yang relatif kecil
karena barrier to entry ke dalam industri ini sangatlah rendah, yang
mengakibatkan wirausaha kreatif dengan mudahnya masuk dan keluar
dari industri kreatif. Hal ini tentunya menjadi tantangan untuk
meningkatkan bagaimana keberlanjutan usaha kreatif, selain untuk
meningkatkan pertumbuhan dan keragamannya.
Gambar 3 : Grafik Jumlah, Pertumbuhan, dan Kontribusi Usaha Kreatif
Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025
(Kemenkraf : 2014)
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Total jumlah usaha di Indonesia yang bergerak dalam industri kreatif
sangatlah besar, dan sebagian besar adalah UKM, yaitu pada tahun 2013
mencapai 5,4 juta dan merupakan lapangan usaha terbesar ke-3 di
bawah sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan (31
juta); serta perdagangan hotel dan restoran (10 juta).
Pada tahun 2010 nilai PDB ekonomi kreatif di Indonesia mencapai
185 triliun, jumlah ini terus meningkat sebesar 5% pada tahun 2011.
Pertumbuhan melambat menjadi sekitar 4% pada tahun 2012, tetapi
kembali meningkat menjadi sekitar 6% pada tahun 2013. Dari sektor
penciptaan tenaga kerja rata-rata penyerapan tenaga kerja pada industri
kreatif pada tahun 2010 hingga tahun 2013 adalah sebesar 10,6% dari total
angkatan kerja nasional. Hal ini didorong oleh industri kreatif yang semakin
bertumbuh. Pada tahun 2013, tercatat sebanyak 5,4 juta usaha industri
kreatif yang menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta orang.
Perkembangan Ekonomi kreatif di Indonesia tidak bisa dipisahkan
dari Industri kreatif dan akan terus berkembang sehingga dapat menjadi
tonggak pembangunan ekonomi Nasional. Oleh karena itu, dorongan untuk
perkembangan ekonomi kreatif sangat besar sehingga perlu adanya fasilitas
yang dapat mendukung hal tersebut.
1.1.2 Keberadaan Industri Kreatif di Indonesia
Industri kreatif merupakan kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait
dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri
kreatif dikenal dengan nama lain Industri Budaya atau Ekonomi
Gambar 4 :Pentingnya Ekonomi Kreatif dalam Pembanguan Nasional
Sumber : Ekonomi kreatif kekuatan baru Indonesia menuju 2025 hal. 2, 2014
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
Kreatif. Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia,yang dimaksud
industry kreatif ialah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi
dan daya cipta individu tersebut.
Adapun 15 Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas
di Indonesia berdasarkan pemetaan industri kreatif yang telah dilakukan
oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia adalah: Periklanan;
Arsitektur; Seni Rupa; Kerajinan; Desain; Mode, Film, Video,dan Fotografi;
Permainan Interaktif; Musik; Seni Pertunjukan; Penerbitan dan Percetakan;
Teknologi Informasi; Radio dan Televisi; Riset dan Pengembangan; serta
Kuliner.
Saat ini Industri kreatif dipandang semakin penting dalam
mendukung kesejahteraan perekonomian, berbagai pihak berpendapat
bahwa kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama dan industri
abad kedua puluh satu akan tergantung pada produksi pengetahuan melalui
kreativitas dan inovasi.
1.1.3 Wirausaha Muda di Indonesia
Perkembangan wirausaha muda di Indonesia saat ini mengalami
peningkatan jumlah yang cukup baik. Hal ini merupakan respon positif bagi
perekonomian Nasional dimana pemerintah sedang gencar – gencarnya
menggerakkan usia produktif untuk membuka lapangan usaha. Pemerintah
melalui Kementerian Perekonomian mendorong agar pelajar dan mahasiswa
menjadi bibit wirausaha. Sebab, para generasi muda ini memiliki nilai dan
posisi yang strategis untuk membangun pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pengembangan kewirausahaan di generasi muda merupakan
keharusan untuk membuat Indonesia lebih maju dan mandiri, karena syarat
dari negara maju salah satunya adalah memiliki jumlah wirausaha minimal 2
persen dari total populasi. Dan saat ini jumlah wirausaha Indonesia masih
kurang dari 2 persen atau sebanyak 700 ribu orang, sehingga masih
dibutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan
kewirausahaan di Indonesia masih sangat kurang. Sebagai pembanding,
kewirausahaan di Amerika Serikat tercatat mencapai 11 persen dari total
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
penduduknya, Singapura sebanyak 7 persen, dan Malaysia sebanyak 5
persen.
Sebagai negara yang mengalami bonus demografi yakni populasi
anak muda yang melimpah dengan prosentase 27 % di tahun 2014
Indonesia harus memberdayakan generasi mudanya untuk kegiatan
produktif terutama bagi perekonomian. Dengan adanya sarana prasarana
yang mumpuni maka bukan tidak mungkin perkembangan wirausaha muda
di bidang kreatif akan tumbuh pesat.
1.1.4 Fenomena Thematic Market
Saat ini di kalangan anak muda semakin bermunculan pasar – pasar
local independen yang dikelola oleh sekumpulan anak muda. Pasar local
independen yang dimaksud ialah acara – acara yang diadakan oleh sebuah
event organizer (EO) atau sekumpulan komunitas yang didalamnya dikemas
sebagai suatu kegiatan jual - beli dan pameran produk – produk industry
kreatif yang berbasis lokal. Adapun kegiatan yang berlangsung di dalam
acara tersebut meliputi bazaar produk fesyen, makanan, kerajinan, desain,
dll. Selain itu didalam acara seperti ini biasanya dilengkapi dengan
pertunjukkan musik, booth – booth hobi anak muda, dsb.
Acara – acara semacam ini sudah berlangsung diberbagai kota besar
dan menyasar pangsa pasar anak muda. Selain itu, orang – orang yang
terlibat ( pengisi bazaar, music, booth hobi ) didalamnya juga direntang usia
anak muda. Adapun contoh event semacam ini yang telah berlangsung,
sebagai berikut :
a. Market Museum
Event yang diadakan di Jakarta setiap beberapa bulan sekali dengan
lokasi yang berpindah – pindah dan tema dari event yang selalu berbeda.
Diacara ini terdapat bazaar fesyen dan makanan yang dikelola oleh
pengusaha – pengusaha muda Indonesia.
b. Euphoria Project
Event yang digawangi oleh sekumpulan anak muda dimana
didalamnya terdapat bazaar berbagai produk kreatif dengan nilai seni
tinggi. Event ini mengabungkan lifestyle dan seni bagi anak muda.
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
c. Brightspot Market
Sebuah acara yang bertujuan mempertemukan desainer lokal dan
desainer Internasional, seniman, serta pelaku retail untuk memamerkan
produknya. Acara ini berlangsung beberapa kali dalam setahun
diberbagai lokasi berbeda.
\
1.1.5 Jogja sebagai selah satu kota kreatif di Indonesia
Pada tahun 2013, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
mendaftarkan empat kota di Indonesia untuk menjadi Creative City kepada
lembaga PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa) di bidang pendidikan, ilmu
pengetahuan dan budaya atau UNESCO. Empat kota tersebut meliputi
Yogyakarta, Solo, Bandung, dan Pekalongan.
Dengan Yogyakarta masuk sebagai kandidat kota kreatif dunia, hal
ini tentunya sudah melalui proses penilaian yang panjang oleh Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Proses ini menunjukkan bahwa Yogyakarta
dianggap telah memenuhi syarat secara nasional sebagai pelaku utama
untuk mengembangkan Ekonomi Kreatif. Oleh karena itu, Kota ini harus
mengembangkan urban planning concept yang mendukung kreativitas
masyarakatnya, serta penyediaan sarana dan prasarana tidak hanya fisik
tetapi juga nonfisik.
Pembuktian dari konsep perencanaannya menurut Mari Elka
Pangestu sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif misalnya
membuka area publik yang bisa dipakai anak muda berkumpul dan
melahirkan kreatifitas.
Gambar 6 : Suasana Euphoria Project
Sumber : http://manual.co.id Gambar 5 : Suasana Brightspot Market
Sumber: http://nadyafitriadewi.wordpress.com
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
1.1.6 Youth Business Park sebagai pusat bisnis industri kreatif
Dari penjabaran mengenai berbagai tinjauan diatas dapat
disimpulkan bahwa saat ini dan kedepannya Ekonomi kreatif merupakan
ujung tombak perekonomian nasional bahkan global, oleh Karena itu
kegiatan Industri kreatif harus didorong secara positif agar dapat bersaing
dan gaungnya didengar oleh masyarakat luas sehingga sektor ini dapat
berkembang pesat terutama di Indonesia. Ditambah lagi bonus demografi
Indonesia dengan 27 % merupakan anak muda, maka dapat dikembangkan
wirausaha di bidang kreatif dengan anak muda sebagai pelaku utama
penggerak industri di bidang ini.
Cara yang dapat dilakukan untuk mendukung industri ini ialah
menyediakan fasilitas yang dapat mengakomodir seluruh kegiatan yang
mendukung pertumbuhan industri kreatif. Sehingga anak muda dapat
memulai usahanya serta belajar dari fasilitas yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Umum
a. Bagaimana merancang sebuah tempat yang mampu memenuhi
kebutuhan ruang public dan komersil bagi industri kreatif di Yogyakarta
serta tempat pembelajaran bagi pengusaha pemula dan anak muda.
b. Pemrograman ruang yang dapat mengakomodir seluruh kegiatan yang
berhubungan dengan industri kreatif dan bisnis bagi anak muda.
Sehingga dapat memberikan ruang yang tepat bagi seluruh kegiatan
yang berlangsung dalam area ini dengan tetap memperhatikan aspek
ekonominya sebagai area komersil.
Gambar 7 : Salah satu event kreatif di Yogyakarta
Sumber : https://gudeg.net
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
1.2.2 Rumusan Masalah Khusus
a. Bagaimana merancang suatu area yang terintegrasi dan dapat
mengakomodir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan industry
kreatif.
b. Bagaimana merancang suatu area yang terintegrasi dan dapat
mengakomodir seluruh kegiatan yang berhubungan dengan bisnis anak
muda.
c. Bagaimana membuat penataan yang efektif dan efisien sehingga masih
tersedia area yang cukup untuk konservasi lingkungan (outdoor space).
1.3 Tujuan dan sasaran
1.3.1 Tujuan Pembahasan
a. Menyediakan public space sebagai pusat kegiatan berbagai sub - sektor
industri kreatif di Yogyakarta.
b. Menyediakan fasilitas untuk anak muda merintis usahanya sendiri dibidang
industri kreatif.
c. Sebagai sarana edukasi bagi anak muda yang sedang ataupun tertarik
menggeluti bisnis di bidang industri kreatif maupun hanya sekedar ingin
belajar.
1.3.2 Sasaran Pembahasan
a. Mendapatkan konsep perancangan kawasan yang mampu mengakomodasi
kebutuhan dan aktivitas yang berhubungan dengan industri kreatif dan
bisnis bagi anak muda.
b. Mendapatkan konsep tampilan arsitektur area komersil dengan wajah baru
di tengah kawasan urban dalam konteks membangun tipologi area komersil
yang fungsional di Yogyakarta.
1.4 Lingkup Pembahasan
Dalam Laporan landasan konseptual dan perancangan kawasan ini,
pembahasan dititik beratkan pada teori, analisa dan best practices dalam disiplin
ilmu arsitektur. Adapun isu – isu ekologi, ekonomi dan budaya merupakan aspek
– aspek yang menjadi fokus utama dalam proses perancangan. Perancangan
yang dilakukan merupakan perancangan tematik konseptual yang menitik
beratkan pada eksplorasi ide – ide dan solusi baru sehingga penulis bebas
memberikan asumsi.
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
Pembahasan diorientasikan untuk menjawab permasalahan perencanaan
dan perancangan fasilitas pusat aktivitas industri kreatif dan bisnis bagi anak
muda di Yogyakarta yang mampu menjadi tipologi baru bagi area komersil di
Yogyakarta khususnya sebagai kota kreatif.
1.5 Metode Pengumpulan Data
1.5.1 Teknik Mendapatkan Data
a. Pengamatan tidak langsung
Pengamatan tidak langsung dilakukan dengan studi literature, yaitu
Pengumpulan data dan pembelajaran dari sumber – sumber tertulis
berupa buku, jurnal, majalah, laporan maupun internet sebagai landasan
teori, standar dan acauan dalam perancangan bangunan komersil serta
studi kasus pada bangunan dengan fungsi dan karakterisitik serupa yang
digunakan sebagai studi pembanding.
b. Pengamatan langsung / observasi lapangan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan langsung
bertujuan untuk melihat dari dekat mengenai kondisi site, studi lokasi
perancangan, mencari data yang berhubungan dengan lokasi terpilih
untuk mendapatkan gamabaran dan perbandingan fasilitas sejenis, serta
pencarian data – data kondisi eksisting lokasi terpilih sebagai upaya
menangkap isu yang berkembang seputar desain dan perancangan
bangunan dengan fungsi komersil.
1.5.2 Teknik Analisis
Langkah analisis dilakukan sebagai upaya mengelompokkan dan
mengolah data yang didapat dari studi literature maupun observasi
lapangan untuk menarik prinsip perancangan, persyaratan, standar dan
kesimpulan sebagai rumusan untuk perancangan dan perencanaan area
Mixed Use yang baik dan diaplikasikan dengan pendekatan konsep
urbanscape.
1.5.3 Teknik Sintesis
Langkah sintesis dilakukan sebagai upaya mencari fakta – fakta lalu
menarik kesimpulan dari proses analisis yang telah dilakukan setelahnya
untuk mendapatkan prinsip – prinsip pendekatan yang akan digunakan
untuk menetapkan konsep perancangan bangunan mixed use.
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
1.6 Sistematika Pembahasan
BAB I : Pendahuluan
Berisi latar belakang penulisan yaitu mengenai latar belakang permasalahan
yang menyebabkan perlu adanya bangunan Youth Business Park, permasalahn
yang diangkat, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Umum
Pembahasan kajian pustaka tentang ekonomi kreatif dan perkembangan
industry kreatif di Indonesia serta pembahasan mengenai bangunan yang
memiliki fungsi dan karakterisitik yang sama dengan area Youth Business Park,
kegiatan – kegiatan yang telah berlangsung dengan karakteristik mirip dengan
fungsi dari bangunan, fenomena yang mendukung bangunan, dan pembahasan
mengenai bangunan Youth Business Park yaitu,menjelaskan definisi dan fungsi
umum berdasarkan hasil observasi dan studi literatur. Serta pengembangan
program kebutuhan ruang dan faislitas yang nantinya akan ada didalam Youth
Business Park.
BAB III : Tinjauan dan Analisis Tapak
Pembahasan mengenai tinjauan lokasi site, yang berisi keadaan eksisting
kawasan rencana pembangunan Youth Business Park di Yogyakarta serta analisis
– analisisnya sebagai acuan dalam perumusan konsep perancangan.
BAB IV : Pendekatan Konsep
Bab ini berisi kumpulan analisis – analisis sebagai dasar perumusan konsep
perancangan dengan mengacu pada tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Teori
– teori pendekatan konsep digunakan sebagai acuan dalam analisis dan
perumusan konsep perancangan.
BAB V : Konsep Perencanaan dan Perancangan
Pemaparan mengenai rumusan konsep perancangan kawasan Youth
Business Park dan implementasinya baik dari segi keruangan, fiosofi, maupun
konsep makro, mezzo, dan mikro sebagai proses awal dalam tahap perencanaan
dan perancangan.
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
1.7 Keaslian Penulisan
Untuk menunjukkan keaslian penulisan laporan ini maka perlu adanya
perbandingan dari beberapa penulisan yang diangkat dalam penulisan area
komersil (pusat bisnis). Sumber pembanding diambil dari digital library
perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan (JUTAP) UGM dengan
kata kunci ‘pusat bisnis’.
No. Laporan Penelitian Pengarang Tipologi Pedekatan/
Penekanan
1 Pengembangan Stasiun Tugu
sebagai Pusat Bisnis dan
Pariwisata dengan tema
Arsitektur Kontekstual
10.41.103.1/s/2937 S
Utomo, Tri Mixed Use
(kantor sewa,
hotel, pusat
perbelanjaan)
Arsitektur
Kontekstual
2 Pusat Bisnis Pariwisata di
Yogyakarta
72.043/Edy/p/95 - 43/977 -
S
Eddy,
Firman
Mixed Use
(Perkantoran,
Pameran,
Pendidikan)
-
3 Pusat Bisnis Ekspor – Impor
Garmen di Jakarta
72.043/Les/p/06 -
132/2633 -S
Lestari - -
Dari data diatas , ditemukan beberapa karya penulisan memiliki kesamaan
dalam studi kasus bangunan komersil (pusat bisnis). Tetapi yang membedakan
karya penulisan ini dengan karya yang lain yaitu tempat ini berupa area
komersil yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan pendukung fungsi
bangunan dengan benang merah sektor industri kreatif dan dengan pelaku yang
spesifik serta pendekatan yang berbeda.
Tabel 1 : Daftar Judul Pra TA Pusat Bisnis dengan tipologi Mixed Use
Sumber : Digital Library JUTAP FT. UGM
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
1.8 Kerangka Pemikiran
Belum adanya fasilitas pusat industry kreatif di
Yogyakarta yang dapat mengembangkan potensi
ekonomi kreatif dengan pelaku utama anak muda.
Bagaimana merancang tempat yang mampu
memenuhi kebutuhan ruang public dan komersil bagi
industry kreatif di Yogyakarta serta tempat
pembelajaran dengan memperhatikan aspek
ekonomi.
Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan
Youth Business Park yang dapat menjawab rumusan
masalah yang ada.
- Studi Literature
- Studi Kasus
Mendapatkan Konsep perancangan
arsitektur area komersil yang
mengakomodasi kebutuhan dan
aktivitas industri kreatif dan bisnis bagi
anak muda sebagai wajah baru dalam
konteks membangun tipologi area
komersil yang fungsional di Yogyakarta.
Analisis Lokasi dan
pendekatan
Arsitektur Metafora
YOUTH BUSINESS PARK DI YOGYAKARTA SEBAGAI PUSAT BISNIS INDUSTRI KREATIF DENGANPENDEKATAN URBANSCAPERIASTIKA ADI SUDARMANUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/