bab i pendahuluan final

6
Lampiran SE No. 12/1 /DASP tanggal 21 Januari 2010 I.1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tanggal 17 November 2000, Bank Indonesia telah mengimplementasikan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS), yang merupakan sistem transfer dana elektronik antar Peserta, dalam mata uang Rupiah yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual. Manfaat diterapkannya Sistem BI-RTGS, selain menurunkan risiko sistem pembayaran nasional dengan meningkatkan kepastian Penyelesaian Akhir, juga menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang praktis, cepat, efisien, aman dan andal. Selain itu juga untuk menyediakan informasi saldo Rekening Giro Peserta secara real time dan menyeluruh sehingga dapat membantu Peserta, khususnya Bank, dalam meningkatkan disiplin dan profesionalismenya dalam mengelola likuiditas. Pada saat pertama kali diimplementasikan, landasan hukum dari penyelenggaraan Sistem BI-RTGS adalah: 1. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 2/24/PBI/2000 tanggal 17 November 2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI Nomor 11/32/PBI/2009 tanggal 30 September 2009; dan 2. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 2/24/DASP tanggal 17 November 2000 perihal Bank Indonesia Real Time Gross Settlement sebagaimana telah diubah terakhir dengan SE BI Nomor 5/17/DASP tanggal 15 Agustus 2003.

Upload: ahmad-fauzi-mehat

Post on 05-Dec-2014

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Pendahuluan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 I.1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak tanggal 17 November 2000, Bank Indonesia telah mengimplementasikan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS), yang merupakan sistem transfer dana elektronik antar Peserta, dalam mata uang Rupiah yang penyelesaian transaksinya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual. Manfaat diterapkannya Sistem BI-RTGS, selain menurunkan risiko sistem pembayaran nasional dengan meningkatkan kepastian Penyelesaian Akhir, juga menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang praktis, cepat, efisien, aman dan andal. Selain itu juga untuk menyediakan informasi saldo Rekening Giro Peserta secara real time dan menyeluruh sehingga dapat membantu Peserta, khususnya Bank, dalam meningkatkan disiplin dan profesionalismenya dalam mengelola likuiditas.

Pada saat pertama kali diimplementasikan, landasan hukum dari penyelenggaraan Sistem BI-RTGS adalah:

1. Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 2/24/PBI/2000 tanggal 17 November 2000 tentang Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern sebagaimana telah diubah terakhir dengan PBI Nomor 11/32/PBI/2009 tanggal 30 September 2009; dan

2. Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) Nomor 2/24/DASP tanggal 17 November 2000 perihal Bank Indonesia Real Time Gross Settlement sebagaimana telah diubah terakhir dengan SE BI Nomor 5/17/DASP tanggal 15 Agustus 2003.

Untuk menyempurnakan ketentuan Bank Indonesia mengenai Sistem BI-RTGS tersebut di atas, pada tanggal 11 Maret 2004 Bank Indonesia telah memberlakukan PBI Nomor 6/8/PBI/2004 tentang Sistem BI-RTGS yang kemudian diubah dengan PBI Nomor 6/13/PBI/2004 pada tanggal 9 Juni 2004. Sebagai petunjuk pelaksanaan atas PBI Sistem BI-RTGS tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan SE BI Nomor 7/62/DASP tanggal 30 Desember 2005 perihal Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement yang menggantikan SEBI Nomor 2/24/DASP tanggal 17 November 2000 perihal Bank Indonesia Real Time Gross Settlement sebagaimana telah diubah terakhir dengan SEBI Nomor 5/17/DASP tanggal 15 Agustus 2003.

Dalam rangka menindaklanjuti hasil self-assessment atas pemenuhan prinsip-prinsip yang diatur dalam The Core Principles for Systemically Important Payment System (CP-SIPS) yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement (BIS) dan hasil konsultasi dengan bank sentral negara lain, Bank Indonesia memandang perlu untuk melakukan penyempurnaan kembali ketentuan mengenai Sistem BI-RTGS yang mengacu pada CP-SIPS. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pada tanggal 18 Februari 2008 Bank Indonesia memberlakukan PBI No. 10/6/PBI/2008 tentang Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement yang menggantikan PBI No. 6/8/PBI/2004 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 6/13/PBI/2004.

Selanjutnya …

Page 2: Bab i Pendahuluan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 I.2

Selanjutnya sebagai petunjuk pelaksanaan dari PBI tersebut, Bank Indonesia memberlakukan Surat Edaran No. 10/11/DASP tanggal 5 Maret 2008 perihal Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement yang mengatur mengenai penyelenggaraan Sistem BI-RTGS dan antara lain memuat ketentuan mengenai prosedur penyelenggaraan Sistem BI-RTGS baik dalam kondisi normal, kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat, persyaratan kepesertaan, pengelolaan risiko likuiditas, mekanisme dan kepastian Penyelesaian Akhir, keamanan dan kehandalan Sistem BI-RTGS serta efisiensi penyelenggaraan Sistem BI-RTGS.

Upaya pengembangan Sistem BI-RTGS dilakukan secara berkelanjutan oleh Bank Indonesia selaku Penyelenggara. Pada bulan Januari tahun 2010, pengembangan Sistem BI-RTGS dilakukan dengan cara menghubungkan Sistem BI-RTGS dengan sistem real-time gross settlement (RTGS) dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang diselenggarakan di Hong Kong. Sistem RTGS dalam mata uang Dolar Amerika Serikat di Hong Kong tersebut adalah United States Dollar Clearing House Automated Transfer System (USD CHATS). Keterhubungan Sistem BI-RTGS dengan USD CHATS dimaksudkan untuk menyediakan sarana Penyelesaian Akhir (settlement) sisi Rupiah (pada Sistem BI-RTGS) dan settlement sisi Dolar Amerika Serikat (pada USD CHATS) dari transaksi jual-beli mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah di Indonesia secara bersamaan (simultaneous settlements). Mekanisme settlement 2 (dua) mata uang pada 2 (dua) sistem RTGS secara bersamaan tersebut dikenal dengan istilah mekanisme payment-versus-payment (PvP). Dengan mekanisme PvP melalui Sistem BI-RTGS dan USD CHATS, potensi timbulnya foreign exchange settlement risk dalam settlement transaksi jual-beli mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah yang dilakukan antar Peserta dapat dimitigasi.

Guna mengakomodasi pelaksanaan mekanisme PvP antara Sistem BI-RTGS dengan USD CHATS tersebut, maka Bank Indonesia mencabut SEBI No. 10/11/DASP tanggal 5 Maret 2008 perihal Penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement dan menggantikannya dengan SEBI ini.

B. Ketentuan Umum

Dalam Surat Edaran ini, yang dimaksud dengan:

1. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang selanjutnya disebut Sistem BI-RTGS, adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.

2. Penyelenggara Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP).

3. Peserta Sistem BI-RTGS, yang selanjutnya disebut Peserta, adalah bank dan pihak selain bank yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Penyelenggara, serta Bank Indonesia.

4. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan atau perbankan syariah.

5. Pihak …

Page 3: Bab i Pendahuluan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 I.3

5. Pihak Selain Bank adalah pihak-pihak selain Bank yang dapat membuka Rekening Giro di Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai hubungan rekening giro antara Bank Indonesia dengan pihak ekstern.

6. Peserta Langsung adalah Peserta yang dapat melakukan transaksi Sistem BI-RTGS secara langsung dengan menggunakan RTGS Terminal (RT) milik Peserta yang bersangkutan.

7. Peserta Tidak Langsung adalah Peserta yang melakukan transaksi Sistem BI-RTGS melalui RT milik Peserta Langsung berdasarkan perjanjian antara Peserta Langsung dan Peserta Tidak Langsung.

8. Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang Rupiah yang ditatausahakan di Bank Indonesia yang digunakan untuk penyelesaian akhir transaksi.

9. Penyelesaian Akhir (settlement), yang selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir, adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan Rekening Giro Peserta di Bank Indonesia.

10. RTGS Central Computer, yang selanjutnya disebut RCC, adalah sistem komputer yang berada di lokasi Penyelenggara, yang digunakan untuk memproses Penyelesaian Akhir (settlement) semua transaksi yang dikirim oleh Peserta dan terdiri dari RTGS Central Computer Utama dan RTGS Central Computer Back-up.

11. RTGS Central Computer Utama, yang selanjutnya disebut RCC Utama, adalah RCC yang dipergunakan dalam kondisi normal.

12. RTGS Central Computer Back-up, yang selanjutnya disebut RCC Back-up, adalah RCC yang digunakan sebagai pengganti apabila terjadi kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan Penyelenggara tidak dapat menggunakan RCC Utama.

13. RTGS Terminal, yang selanjutnya disebut RT, adalah sistem komputer yang berada di lokasi Peserta yang terhubung dengan RCC secara online, yang digunakan Peserta untuk melakukan berbagai transaksi Sistem BI-RTGS dan terdiri dari RTGS Terminal Server, yaitu RTGS Terminal Server Utama, RTGS Terminal Server Back-up dan RTGS Terminal Workstation.

14. RTGS Terminal Server Utama, yang selanjutnya disebut RT Server Utama, adalah perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang digunakan Peserta untuk memproses transaksi dalam kondisi normal.

15. RTGS Terminal Server Back-up, yang selanjutnya disebut RT Server Back-up, adalah perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan database Sistem BI-RTGS yang digunakan Peserta untuk memproses transaksi dalam kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan Peserta tidak dapat menggunakan RT Server Utama.

16. RTGS Terminal Workstation, yang selanjutnya disebut RT Workstation, adalah perangkat komputer yang telah dipasang aplikasi RT dan terhubung dengan RT

Server …

Page 4: Bab i Pendahuluan Final

Lampiran SE No. 12/1/DASP tanggal 21 Januari 2010 I.4

Server Utama atau RT Server Back-up yang digunakan Peserta untuk melakukan pembukuan transaksi dan berbagai fungsi Sistem BI-RTGS lainnya.

17. United States Dollar Clearing House Automated Transfer System, yang selanjutnya disebut USD CHATS, adalah suatu sistem transfer dana real time gross settlement dalam mata uang Dolar Amerika Serikat di Hong Kong.

18. Mekanisme United States Dollar/Indonesian Rupiah Payment-versus-Payment, yang selanjutnya disebut Mekanisme USD/IDR PvP, adalah mekanisme Penyelesaian Akhir (settlement) untuk transaksi jual-beli mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah antar Peserta, dimana proses penyelesaian akhir kedua mata uang dilakukan secara bersamaan (simultaneous settlements) pada RCC (untuk mata uang Rupiah) dan sistem komputer dari penyelenggara USD CHATS di Hong Kong (untuk mata uang Dolar Amerika Serikat), dan antara RCC serta sistem komputer dari penyelenggara USD CHATS terkoneksi melalui seperangkat infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang terdiri dari:

a. Indonesian Rupiah Cross Currency Payment Matching Processor, yang selanjutnya disebut IDR CCPMP;

b. United States Dollar Cross Currency Payment Matching Processor, yang selanjutnya disebut USD CCPMP; dan

c. Jaringan komunikasi yang menghubungkan RCC dengan infrastruktur teknologi informasi Mekanisme USD/IDR PvP di Hong Kong.

19. Transaksi PvP adalah transaksi untuk Penyelesaian Akhir (settlement) sisi mata uang Rupiah pada Sistem BI-RTGS dari transaksi jual-beli mata uang Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang Rupiah antar Peserta yang diselesaikan melalui Mekanisme USD/IDR PvP.

20. Sistem Antrian adalah mekanisme yang mengatur urutan transaksi pembayaran dari Peserta tertentu yang belum dapat dilakukan Penyelesaian Akhirnya oleh RCC Utama atau RCC Back-up karena saldo Rekening Giro Peserta tidak mencukupi.

21. Jam Operasional adalah waktu RCC melakukan kegiatan operasional, yaitu sejak RCC open sampai dengan RCC cut off sesuai dengan yang ditetapkan Penyelenggara.

22. Fasilitas Guest Bank adalah fasilitas RT di lokasi Penyelenggara yang disediakan oleh Penyelenggara sebagai RT back-up dalam hal terjadi kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat yang menyebabkan RT Peserta Langsung tidak dapat digunakan oleh Peserta Langsung maupun Peserta Tidak Langsung yang menggunakan RT yang disediakan Peserta Langsung.

23. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan Penyelenggara dan/atau Peserta, termasuk tetapi tidak terbatas pada kebakaran, kerusuhan massa, sabotase serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pihak penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia.

BAB …BAB …