bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu fungsi pembangunan daerah, perencanaan memiliki
peran vital dalam memastikan keberhasilan kinerja pembangunan daerah.
Secara terminologi, perencanaan pembangunan daerah dimaknai sebagai
suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan
berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka
waktu tertentu. Dalam hal ini, perencanaan pembangunan yang berkualitas
menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan baik dalam skala
nasional maupun daerah.
Dalam kerangka legislasi, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) telah mengatur
mengamanatkan secara lugas penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP);
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM); dan Rencana
Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat
undang-undang tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Selanjutnya
Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur
tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD,
RKPD, dan Renja SKPD.
Memenuhi amanat undang-undang, peraturan pemerintah, serta
Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten
Barru telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Tahun 2005-2025, dalam dokumen rencana pembangunan jangka
panjang tersebut dibagi kedalam 4 tahap pembangunan, dimana masing-
masing tahap telah dirumuskan tema pembangunan yang melandasi
penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah sesuai waktu
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 2
pentahapannya. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2018
merupakan penjabaran rencana kerja tahunan Pemerintah Daerah Kabupaten
Barru tahun 2016-2021. Adapun visi yang diamanatkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Barru tahun
2016-2021 yakni “Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera,
Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan” .
Proses penyusunan dokumen RKPD memerlukan perhatian yang sangat
besar mulai dari awal tahapan penyusunan sampai pada penetapan dokumen
RKPD, agar dihasilkan dokumen RKPD yang berkualitas. Beberapa kriteria
dokumen RKPD sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah antara lain: 1) Disusun
berdasarkan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun sebelumnya; 2) Program
prioritas dalam RKPD harus sesuai dengan program prioritas sebagaimana
tercantum dalam dokumen RPJMD pada tahun berkenaan; 3) Program dan
kegiatan prioritas dalam RKPD harus konsisten dengan program dan kegiatan
yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum
Musrenbang; 4) Program dan kegiatan prioritas dalam RKPD harus dilengkapi
dengan indikator kinerja hasil (outcome) untuk program dan indikator kinerja
output untuk kegiatan, yang bersifat realistis dan terukur; 5) Program dan
kegiatan dalam RKPD harus dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan
prakiraan maju.
Penyusunan RKPD tahun 2016 dilakukan melalui 6 (enam) tahapan,
yaitu : (1) persiapan penyusunan RKPD, (2) penyusunan rancangan awal
RKPD, (3) penyusunan rancangan RKPD, (4) pelaksanaan musrenbang RKPD,
(5) perumusan rancangan akhir RKPD, dan (6) penetapan RKPD. Adapun
pendekatan yang ditempuh dalam tahapan-tahapan penyusunan tersebut
adalah pendekatan partisipatif, bottom up dan top down, teknokratis dan
politik dengan tetap memperhatikan upaya pemecahan masalah secara
faktual, yang utama berkembang di masyarakat. Dokumen RKPD tahun 2018
merupakan pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD tahun
2018, Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA
dan PPAS) tahun 2018, dan Rancangan APBD tahun 2018.
RKPD Tahun 2018 Kabupaten Barru juga berpedoman pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018. Pada Bab III pasal 8 ayat 2 yang
berbunyi : “Dalam hal Peraturan Daerah mengenai RPJMD telah ditetapkan,
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 3
tetapi belum menyesuaikan dengan Peraturan Daerah mengenai Organisasi
Perangkat Daerah, penyusunan RKPD Tahun 2018 berpedoman pada RPJMD
berkenaan, RKP, program strategis nasional, dan Peraturan Daerah mengenai
Organisasi Perangkat Daerah.”
1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Penyusunan RKPD Tahun 2018 mengacu pada beberapa peraturan
perundang-undangan antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18
ayat (6);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
1822);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 5243);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 4
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan kedua atas undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575) ;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2028;
16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2009 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009);
17. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2008, Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 243);
18. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 114 Tahun 2017
tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2018;
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 5
19. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Barru (Lembaran Daerah
Kabupaten Barru Tahun 2008 Nomor 29, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Barru Nomor 6);
20. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Barru Tahun 2005-
2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2010 Nomor 51,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Barru Nomor 8);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016-
2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2011 Nomor 6);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Barru Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Barru Nomor 37);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Barru Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barru Tahun
Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016 Nomor
18);
25. Peraturan Bupati Barru Nomor 42 Tahun 2016 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Barru Tahun
Anggaran 2017 (Berita Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016 Nomor 43);
26. Peraturan Bupati Barru Nomor 66 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan, Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kabupaten Barru
(Berita Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016 Nomor 67).
1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN
Dalam rangka mewujudkan sinergi perencanaan pembangunan daerah
dan nasional sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dokumen Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2018 disusun dengan memperhatikan
hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan lainnya, baik tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang mendukung perencanaan
pembangunan tahun 2018. Dokumen perencanaan pembangunan jangka
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 6
panjang, jangka menengah dan jangka tahunan nasional dijadikan dokumen
acuan terutama yang berhubungan dengan isu-isu strategis nasional jangka
panjang dan menengah, serta prioritas pembangunan nasional tahun 2018.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
maupun dokumen RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan diacu dalam kapasitas
Kabupaten Barru sebagai bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal-
hal yang diacu terutama berhubungan dengan sinergi perencanaan
pembangunan Sulawesi Selatan dan wilayah-wilayah kabupaten/kota yang
berbatasan dengan Kabupaten Barru, baik terkait dengan isu-isu strategis di
tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, prioritas pembangunan tahun 2018,
maupun arah dan fokus kebijakan pembangunan Sulawesi Selatan.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun
2005-2025 dipedomani sebagai arah pembangunan tahap ketiga periode
RPJMD tahun 2016-2021 yang menekankan pada pengembangan dan
percepatan pembangunan daerah secara menyeluruh di berbagai urusan
pemerintahan sesuai kewenangan daerah dalam rangka pencapaian daya
saing perekonomian daerah berlandaskan keunggulan sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, dan nilai-nilai agama, moral dan kearifan lokal, dengan
memantapkan tata kelola pemerintahan daerah. Dokumen Rencana Tata
Ruang dan Wilayah Kabupaten Barru tahun 2011-2031 diacu terkait dengan
kebijakan penataan ruang dan wilayah. Secara skematis, hubungan antar
dokumen ditunjukkan oleh Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Hubungan RKPD dengan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
RENSTRA
KL
RPJM
NASIONAL
RPJP
NASIONAL
RPJM
DAERAH
RENJA
KL
RENSTRA SKPD
RKP
RKPD RPJP
DAERAH
RENJA
SKPD
RKA - KL RINCIAN
APBN
RAPBN APBN
KUA
PPAS
RAPBD
D
APBN
PENJABARAN
APBD
RKA - SKPD DPA - SKPD
PERENCANAAN PENGANGGARAN
Pedoman
Dijabarkan
diacu
diperhatikan
Dijabarkan
diacu
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 7
1.4 MAKSUD DAN TUJUAN
A. Maksud
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun
2018 disusun dengan maksud untuk:
1. Menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam rangka menyusun Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang didahului dengan
penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan Prioritas dan
Pagu Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2018.
2. Sebagai pedoman Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renja SKPD) Tahun 2018.
B. Tujuan
Tujuan Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten
Barru Tahun 2018 adalah untuk menciptakan sinergisitas dalam pelaksanaan
pembangunan daerah antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar
tingkat pemerintahan serta menciptakan efisiensi alokasi sumber daya dalam
pembangunan daerah.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, sistematika penyusunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru tahun 2018
adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penyusunan RKPD,
landasan hukum, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen
RKPD serta maksud dan tujuan penyusunan RKPD.
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran kondisi umum daerah,
evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
berjalan dan Realisasi Pencapaian RPJMD serta permasalahan
Pembangunan daerah.
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB I - 8
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
Menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan
tahun berjalan, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun
lalu dan tahun berjalan, arah kebijakan ekonomi daerah dan analisis
dan perkiraan sumber-sumber pendanaan daerah serta arah
kebijakan keuangan daerah.
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2018
Menjelaskan isu strategis, arah kebijakan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah, Prioritas dan sasaran pembangunan daerah
serta prioritas program pembangunan daerah.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH
Menjelaskan rincian program dan kegiatan prioritas RKPD tahun
rencana, instansi pelaksana/SKPD, indikator capaian masing-
masing program dan kegiatan serta pagu indikatifnya.
BAB VI PENUTUP
Menguraikan tentang hal-hal pokok yang termuat dalam
keseluruhan dokumen RKPD, sebagai pedoman bagi semua pihak
dalam memfungsikan RKPD sesuai dengan ketentuan perundangan
yang berlaku.
-
II - 1 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah
Kabupaten Barru adalah salah satu Kabupaten yang terletak di
pesisir pantai Barat Provinsi Sulawesi Selatan dengan panjang garis
pantainya 78 km. Pada masa awal kemerdekaan Bangsa Indonesia,
Kabupaten Barru dibentuk menjadi empat daerah Swapraja.
Keempat wilayah Swapraja ini merupakan 4 daerah bekas Self
Bestuur (Pemerintahan Kerajaan Sendiri) di dalam Onder Afdelling
Parepare di bawah pengawasan Belanda sekitar tahun 1908 hingga
tahun 1942. Tanggal 24 Pebruari 1960 merupakan tonggak sejarah
yang menandai awal kelahiran Kabupaten Daerah Tingkat II Barru
dengan ibukota Barru, berdasarkan Undang-Undang Nomor 229
tahun 1959 tentang pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di
Sulawesi Selatan, Dengan Kepala Daerah Pertama yaitu Kapten
(Infantri) La Nakka (20 Pebruari 1960 - 1 Pebruari 1965).
I. Aspek Geografi dan Demografi
I.1 Aspek Geografis
A. Luas Dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Barru secara administratif terbagi atas 7 Kecamatan
yaitu Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan
Barru (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Soppeng Riaja, Kecamatan
Mallusetasi, Kecamatan Pujananting dan Kecamatan Balusu dan
terdiri dari 15 Kelurahan dan 40 Desa dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan Kota Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap
Sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Bone
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Sebelah Barat dengan Selat Makassar.
Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan
merupakan daerah lintas provinsi yang terletak antara Kota
Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara administratif kecamatan yang
ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut.
-
II - 2 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2.1. Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administratif
Kabupaten Barru
No KECAMATAN DESA/KELURAHAN LUAS
Km2 %
1 TANETE RIAJA 7 174,29 14,84
2 TANETE RILAU 10 79,17 6,74
3 B A R R U 10 199,32 16,97
4 SOPPENG RIAJA 7 78,90 6,72
5 MALLUSETASI 8 216,58 18,44
6 PUJANANTING 7 314,26 26,75
7 BALUSU 6 112,20 9,55
TOTAL 55 1174,72 100%
Sumber Data : Kabupaten Barru dalam Angka 2016
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Barru
Sumber Data: RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012
-
II - 3 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
B. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis terletak diantara koordinat 4º0.5’35” - 4º47’35”
Lintang Selatan dan 119º35’00” - 119º49’16” Bujur Timur dengan
luas wilayah 1.174,72 km² (117.472 Ha) dan berada ± 102 km
disebelah utara Kota Makassar Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan
yang dapat ditempuh melalui perjalanan darat ± 2,5 jam. Kabupaten
Barru berada di antara Kota Makassar dan Kota Pare-pare dan
merupakan jalur perlintasan trans sulawesi.
C. Topografi
Kabupaten Barru secara topografis mempunyai wilayah yang
bervariasi terdiri atas daerah laut, dataran rendah, dan daerah
pegunungan dengan ketinggian antara 300 – 1.700 meter diatas
permukaan laut (mdpl). Sedangkan bagian barat daerah Barru
topografi wilayah dengan ketinggian 0 – 300 mdpl berhadapan
dengan Selat Makassar. Adapun keadaan wilayah berdasarkan
kelerengan dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 2.2.
Keadaan Wilayah berdasarkan Kelerengan Kabupaten Barru
Lereng Kriteria Luas (Ha) Persentase (%)
0 – 2 Datar 26596 22,64
2,0 - 25 Landai 7043 5,49
25 – 40 Kemiringan 33346 28,31
>40 Terjal 50587 43,06 Sumber Data: Barru Dalam Angka 2016
Berdasarkan Kemiringan lereng tersebut di atas menjadi dasar
dalam pengalokasian berbagai fasilitas, pengembangan wilayah dan
pengendalian pertumbuhan wilayah.Adapun Keadaan Wilayah
Kabupaten Barru berdasarkan kemiringan dapat dilihat pada tabel
berikut;
Tabel 2.3. Keadaan wilayah berdasarkan kemiringan Kabupaten Barru
Sumber Data: Barru Dalam Angka 2016
No Kecamatan Kemiringan Tanah/ Lereng (Ha)
Total 0-2% 2-15% 15-40% ≥40%
1 TANETE RIAJA 593 5552 7985 3299 17429
2 PUJANANTING 239 5730 15718 9640 31426
3 TANETE RILAU 1159 3369 2857 532 7917
4 BARRU 1458 7583 7827 3064 19932
5 SOPPENG RIAJA 788 3419 2687 996 7890
6 BALUSU 1084 4000 4764 1372 11220
7 MALUSETASI 611 4360 9371 7316 21658
TOTAL 5.932 34.013 51.209 26.219 117.472
-
II - 4 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Keadaan Wilayah Kabupaten Barru berdasarkan ketinggian dari
permukaan laut didominasi oleh lahan yang berada pada ketinggian
100-500 meter yakni seluas 58.016 Ha (49,39 %), ketinggian 0 – 25
meter seluas 17.547 Ha ( 14,94%) dan ketinggian diatas 1500 meter
seluas 1842 Ha (1,57%) sebagaimana tabel berikut.
Tabel 2.4
Keadaan wilayah berdasarkan ketinggian di atas permukaan laut Kabupaten Barru
No Kecamatan Luas Berdasarkan Ketinggian Tempat (Ha)
Total 0-25 m 25-100 m 100-500 m 500-1000 m ≥1500 m
1 TANETE RIAJA 1132 4547 6082 5153 515 17429
2 PUJANANTING - 275 21723 8368 1060 31426
3 TANETE RILAU 3830 2113 1974 - - 7917
4 BARRU 3454 5113 9363 1806 196 19932
5 SOPPENG RIAJA 3137 1171 2771 811 - 7890
6 BALUSU 3411 1428 5003 1307 71 11220
7 MALUSETASI 2583 2400 11100 5575 - 21658
TOTAL 17547 17047 58016 23020 1842 117472
Sumber Data : Barru Dalam Angka 2016
Gambar 2.2
Peta Topografi Kabupaten Barru
Sumber Data: RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012
-
II - 5 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Gambar 2.3
Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Barru
Sumber Data: RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012
D. Geologi
Stratigrafi Kabupaten Barru dari batuaan yang termuda sampai
batuan tertua sebagai berikut : Endapan Aluvium, Formasi Camba,
Intrusi Batuan Beku, Formasi Tonasa, Formasi Mallawa, Formasi
Balangbaru, Melange, Batuan Malihan, dan Batuan Ultrabasa (Rab
Sukamto, 1982). Kondisi geologi daerah Barru yang kompleks akibat
pengaruh tektonik dan struktur, hal inilah yang menyebabkan
potensi pertambangan daerah Barru sangat besar dari segi bahan
galian batuan, mineral dan logam. Bahan galian yang bernilai
ekonomis tersebar dari Utara hingga selatan daerah Barru. Khusus
di sebelah Selatan daerah Barru di Kecamatan Pujananting dan
Tanete Riaja potensi bahan galian yang bernilai ekonomis banyak
dijumpai antara lain: emas, galena, mangan dan batubara.
Sedangkan potensi batuan menyebar dari Utara sampai Selatan
daerah Barru, seperti yang terlihat pada tabel 2.5.
-
II - 6 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2.5. Potensi Jenis Tambang Menurut Kecamatan
Kabupaten Barru
No. Kecamatan Jenis Tambang
1 Balusu Batu Gamping dan Tanah Liat
2 Barru Batu Gamping, Serpentinit, Tanah Liat, Pasir dan
Batu Sungai
3 Mallusetasi Tras, Pasir Besi dan Batu Sungai
4
Pujananting batubara, kromit, batu gamping, marmer, serpentinit, mangan, galena, emas, pasir kuarsa,
pasir dan batu sungai dan tanah liat
5 Tanete Riaja batubara, kromit, batu gamping, pasir kuarsa,
marmer, serpentinit, tanah liat, batu pasir, pasir,
dan batu sungai
6 Tanete Rilau pasir besi, pasir sungai, tanah liat dan serpentinit
Sumber Data : RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012.
Gambar 2.4 Peta Geologi Kabupaten Barru
Sumber data : RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012
Jenis Tanah di Kabupaten Barru dapat diklasifikasikan
menjadi 4 (Empat) bagian yang tersebar di beberapa Kecamatan
yaitu :
1. Jenis Tanah Aluvial Muda, dari bahan induk Aluvium, tekstur
beraneka ragam dengan kesuburan sedang hingga tinggi.
Penyebaran jenis tanah ini di daerah daratan Aluvial Sungai,
-
II - 7 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
daratan Aluvial Pantai dan di daerah cekungan (depresi). Jenis
tanah ini meliputi 12,48 persen dari luas wilayah Kabupaten
Barru dan terdapat di Kecamatan Tanete Riaja.
2. Jenis tanah Litosol merupakan tanah mineral dari bahan induk
batuan beku atau batuan sedimen keras, solum dangkal, tekstur
beraneka dan umumnya berpasir. Jenis tanah Litosol didapati
umumnya di wilayah dengan tofografi berbukit, pegunungan. Di
Kabupaten Barru jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Tanete
Rilau dan Tanete Riaja yang meliputi 24,72 persen dari luas
wilayah Kabupaten Barru.
3. Jenis tanah Regosol meliputi 35,12 persen dari luas wilayah
Kabupaten Barru dan tersebar di seluruh kecamatan. Jenis
tanah ini masih muda dengan tekstur pantai, kesuburan sedang
berasal dari bahan induk vulkanis atau pasir pantai.
Penyebarannya di daerah lereng volkan muda dan di daerah
beting pantai atau gumuk– gumuk pasir.
4. Jenis tanah Mediteran berasal dari bahan induk batuan kapur
keras (Limestone) dan Tufa Vulkanis bersifat basa. Tekstur
umumnya lempung permeabilitas sedang dan peka erosi. Di
Kabupaten Barru jenis tanah mediteran ini meliputi 27,68 persen
terdapat di semua kecamatan kecuali di Kecamatan Tanete Rilau.
Dari ke 4 (empat) jenis tanah tersebut, dapat digambarkan
dalam berikut :
Tabel 2.6.
Jenis Tanah Kabupaten Barru
NO JENIS TANAH LUAS DAN PROSENTASE
Ha PROSENTASE (%)
1. A L U V I A L 14.659 12,48
2. L I T O S O L 29.043 24,72
3. R E G O S O L 41.254 35,12
4. M E D I T E R A N 32.516 27,68
T O T A L 117.472 100,00
Sumber Data : Barru Dalam Angka 2016
Dari tabel diatas, diantara ke 4 (empat) jenis tanah, yang
memiliki prosentase terbesar adalah Regosol sebanyak 35,12%.
-
II - 8 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
E. Potensi Unggulan Daerah
Pengembangan wilayah daerah Kabupaten Barru diarahkan
dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Barru.
a. Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan
Sektor pertanian sangat berpengaruh dalam hal penyediaan bahan
pangan, penganekaragaman menu makanan, dan penyerapan tenaga
kerja. Sektor pertanian juga merupakan penyangga sistem
kehidupan masyarakat juga merupakan potensi untuk dimanfaatkan
secara berkelanjutan.
b. Pertanian Tanaman Pangan, Palawija dan Hortikultura
Produksi tanaman pangan, palawija dan hortikultura di
Kabupaten Barru sangat tinggi, disamping sebagai kebutuhan pokok
juga sebagai mata pencaharian masyarakat. untuk lebih jelasnya
luas areal dan produksinya dapat disajikan pada berikut ini :
Tabel 2.7.
Luas Areal dan Produksi Tanaman Pangan, Palawija dan Hortikultura Tahun 2016 Kabupaten Barru
NO. JENIS TANAMAN LUAS AREAL
( Ha )
PRODUKSI
( Ton )
PRODUKTIVITAS
( Ton / Ha )
1. P a d i 22.323 114.169,30 52,85
2. J a g u n g 1.041 5.720,70 55,28
3. K e d e l a i 81 85 10,90
4. Kacang Tanah 2.150 3.354,80 15,96
5. Kacang Hijau 25 20,10 10,05
6. Ubi Kayu 304 9.512,01 312,90
7. Ubi Jalar 143 3.576,08 250,13
8. Kacang Panjang 35 110 34,38
9. Kangkung 15 10 6,25
10. B a y a m 6 2 3,00
11. T o m a t 9 22 56,00
12. K e t i m u n 3 2 4,75
13. T e r o n g 13 42 24,82
14. Cabe Rawit 22 43 20,29
15. Cabe Besar 4 5 23,50
16. Alpokat 12 51,50 115,00
17. Rambutan 334 380 73,14
18. Jeruk Besar 67 65,40 128,33
19. P e p a y a 4 458,10 1.757,42
20. P i s a n g 67 8.113,60 1.984,70
Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Barru, Tahun 2017
Irigasi sangat penting artinya didalam meningkatkan produksi
tanaman pangan, palawija dan hortikultura. Jenis irigasi di
Kabupaten Barru dapat disajikan pada Tabel berikut ini :
-
II - 9 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2.8. Luas Sawah dan Jenis Pengairan Tahun 2015
Kabupaten Barru
NO KECAMATAN
JENIS PENGAIRAN ( Ha )
IRIGASI
TEKNIS
IRIGASI
SETENGAH
TEHNIS
IRIGASI
SEDERHANA
/ DESA
TADAH
HUJAN JUMLAH
1. TANETE RIAJA - 184 720 1500 2404
2. TANETE RILAU - - - 1998 1998
3. B A R R U - 550 1081 1365 2996
4. SOPPENG RIAJA - 408 813 433 1654
5. MALLUSETASI - 668 143 944 1755
6. PUJANANTING - - 1200 1027 2227
7. B A L U S U - - - 1784 1784
TOTAL - 1810 3957 9051 14818
Sumber Data : Barru Dalam Angka Tahun 2016
c. Perkebunan
Beberapa komoditas perkebunan yang mempunyai prospek
akan memberi kontribusi terhadap produksi di Kabupaten Barru,
adapun gambaran produksi perkebunan di Kabupaten Barru dapat
dilihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2016
NO. JENIS
TANAMAN
LUAS AREAL
( Ha )
PRODUKSI
( Ton )
PRODUKTIVITAS
( Ton / Ha )
1. Kelapa 2.022 1.007,49 0,70
2. Jambu Mete 4.601 1.785,75 0,51
3. Kopi 653 135,83 0,31
4. C e n g k e h 920 33,25 0,13
5. K a k a o 913 717,68 0,94
6. K e m i r i 2.125 886,35 0,73
Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Barru, Tahun 2017
d. Kehutanan
Peranan hutan erat hubungannya dengan perkembangan
industri sebagai dimensi baru dalam kehidupan ekonomi
masyarakat. Saat ini, hutan tidak lagi semata-mata dipandang
sebagai sumber diperolehnya tanah pertanian baru, melainkan
sebagai sumber bahan mentah untuk industri, misalnya kayu,
damar dan rotan. Hutan di Kabupaten Barru terdiri dari Hutan
Lindung 51.266,02 Ha dan Hutan Produksi Terbatas 16.913,96 Ha
total luas hutan 68.179,99 Ha. Hutan Produksi Terbatas dapat
dikembangkan sebagai salah satu areal budidaya tanaman
kehutanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan luas areal
yang tersedia, peluang yang dapat dikembangkan adalah Hutan
Tanaman Industri dengan tanaman pohon Pinus, Kemiri, Jati dan
-
II - 10 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Rotan. Penyebaran jenis tanaman jati dapat ditemui disetiap
kecamatan di Kabupaten Barru dengan tingkat persentasi diatas 30
persen. Jati rakyat dengan sentra produksi meliputi Kecamatan
Barru, Mallusetasi, Pujananting, Tanete Riaja, Tanete Rilau, Soppeng
Riaja dan Balusu dengan potensi produksi 2.900 m3 dengan luas
areal 4.954 Ha. Tanaman rotan sentra produksi berada di
Kecamatan Pujananting dan Soppeng Riaja dengan potensi 130
ton/tahun pada areal seluas 900 Ha; Tanaman kemiri di Kecamatan
Soppeng Riaja dan Balusu dengan luas 1.690 Ha; dan tanaman
pinus di Kecamatan Pujananting. Sutera alam dapat dikembangkan
di Kecamatan Barru, Balusu dan Soppeng Riaja dengan areal yang
tersedia 200 - 500 Ha. Areal yang telah ditanami seluas 127 Ha
dengan total produksi 900 Kg.
e. Peternakan
Pengembangan Sektor Peternakan di Kabupaten Barru mengacu
kepada tujuan pembangunan peternakan yakni meningkatkan
pendapatan peternak, membuka kesempatan kerja melalui
peningkatan populasi dan produksi ternak guna memenuhi
kebutuhan dalam daerah maupun antar pulau dan juga untuk
peningkatan gizi masyarakat melalui penyediaan sumber protein
hewani. Kapasitas tampung satuan ternak, memiliki potensi ternak
plasma nutfah seperti Sapi Bali, Kambing, Ayam, Itik, yang dapat
dikembangkan kualitasnya menjadi produk unggulan.
Potensi yang dapat dikembangkan oleh investor adalah
pembibitan Sapi Bali (Breeding) dan penggemukan Sapi Bali
(Fattening). Hal ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten
Barru untuk menjadikan Barru sebagai pusat pemurnian dan
pengembangan Sapi Bali. Populasi hewan ternak 5 tahun terakhir
dapat dilihat pada tabel berikut ini;
-
II - 11 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2.10 Populasi Peternakan Tahun 2012 s.d Tahun 2016
Kabupaten Barru
NO KOMODITAS POPULASI (Ekor)
2012 2013 2014 2015 2016
1. S a p i 61.212 62.035 65.645 68.806 71.052
2. Kerbau 681 706 834 839 719
3. Kuda 2.785 2.834 3.260 3.311 3.271
4. Kambing 2.939 3.775 4.600 5.140 5.775
5. Ayam buras 397.355 400.200 491.351 529.521 563.043
6. Ayam petelur 53.095 84.593 131.109 220.852 311.239
7. Ayam pedaging 1.392.514 1.101.633 1.194.577 1.095.004 2.564.186
8. Itik 104.700 104.453 117.083 120.202 123.929
Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Barru, Tahun 2017
Dari tabel di atas, terlihat bahwa di Kabupaten Barru potensi
peternakan cukup baik khususnya jenis komoditi Sapi Bali yang
memiliki prospek cerah untuk dikembangkan mengingat di
Kabupaten Barru dikenal sebagai Sentra Sapi Bali dan kondisi lahan
yang memungkinkan khususnya padang rumput cukup tersedia bagi
ternak.Sementara produksi daging, kulit dan telur dari beberapa
jenis ternak untuk daging masih didominasi oleh produk daging sapi
kemudian ayam buras dan itik, sedangkan untuk produksi telur
yang terbanyak adalah telur itik kemudian ayam ras dan ayam
buras, sebagaimana tabel 2.11 berikut ini:
Tabel 2.11
Produksi Ternak dan Unggas Tahun 2012 s.d Tahun 2016 Kabupaten Barru
NO. KOMODITAS
TERNAK
TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016
1. Daging sapi 183.286 215.186 247.512 221.686 249.491
2. Daging Kerbau 2.520 2.380 5.460 5.740 3.869
3. Daging Kuda 3.000 4.600 4.500 18.200 13.608
4. Daging Kambing 4.432 5.239 6.167 4.712 0
5. Daging Ayam
buras 13.732 14.584 14.706 15.309 16.934
6. Daging Ayam
petelur 1.140 1.261 1.469 2.062 2.148
7. Daging Ayam
pedaging 218.817 240.029 239.625 236.585 254.149
8. Daging Itik 6.654 6.489 6.640 6.734 7.837
9. Telur ayam buras 188.848 190.042 228.326 244.358 276.771
10. Telur ayam petelur 562.336 766.443 1.070.914 1.652.448 2.105.036
11. Telur itik 405.505 404.349 463.457 477.970 689.952
Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Barru, Tahun 2017
Barru sebagai salah satu sentra sapi di Sulawesi Selatan,
memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Berkaitan dengan
pengembangan sapi, maka Kabupaten Barru memiliki beberapa
-
II - 12 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
kawasan pengembangan sapi yang tersebar di beberapa kecamatan.
Pengembangan sapi di kawasan tersebut menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun ke tahun.
Tabel 2.12 Data Pengembangan Kawasan Budidaya Peternakan (SAPI)
Tahun 2012 s.d Tahun 2016 Kabupaten Barru
NO. KOMODITAS TERNAK TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016
1. Tanete Riaja 11664 11874 11816 12385 12753
2. Pujananting 10038 10985 9847 10321 10628
3. Tanete Rilau 7538 7516 9190 9633 9919
4. Barru 12170 12198 12473 13073 13462
5. Soppeng Riaja 6162 6189 7877 8257 8502
6. Balusu 5815 5830 5908 6192 6577
7. Mallusetasi 7395 7443 8534 8945 9211
Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Barru, Tahun 2017
f. Perikanan.
Di Sektor Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Barru sangat
potensial dalam bidang Perikanan / Perairan. Luas areal tambak
berdasarkan tingkat teknologi di Kabupaten Barru dapat dilihat pada
Tabel berikut ini :
Tabel 2.13
Luas Areal Tambak berdasarkan Tingkat Teknologi Tahun 2016
NO. KECAMATAN
TINGKAT TEKNOLOGI ( Ha )
TRADISIONAL SEDERHANA SEMI
INTENSIF INTENSIF
1. TANETE RIAJA - - - -
2. TANETE RILAU 106,63 293,50 1,00 9,00
3. B A R R U 135,64 519,05 6,02 8,4
4. SOPPENG RIAJA 228,24 379,16 34,21 26,55
5. MALLUSETASI 655,73 1749,59 62,87 70,92
6. PUJANANTING - - - -
7. B A L U S U 156,25 510,23 6,43 6,60
T O T A L 1282,49 3451,53 110,53 120,87
Sumber Data : Dinas Perikanan Kabupaten Barru, Tahun 2017
Dari Tabel tersebut, Kabupaten Barru memiliki potensi
kelautan dan perikanan yang sangat besar. Garis pantainya
sepanjang 78 Km membentang di Wilayah Barat Kabupaten,
menghadap ke Selat Makassar. Berbagai budidaya laut berpotensi
untuk dikembangkan di Kabupaten ini. Budidaya keramba jaring
apung yang menghasilkan Bandeng dan Nila Merah di Kecamatan
Mallusetasi, Kerang Mutiara di Pulau Pannikiang, sementara di
Kecamatan Tanete Rilau, Barru, Balusu, Soppeng Riaja dan
Mallusetasi dapat dikembangkan budidaya Rumput Laut, Kepiting
-
II - 13 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
dan Teripang. Sedangkan budidaya Kerang-kerangan juga
dikembangkan di Kecamatan Balusu, Barru dan Mallusetasi.Potensi
lahan dan produksi perikanan di Kabupaten Barru dapat dilihat
pada Tabel berikut:
Tabel 2.14 Jenis Komoditi, Potensi Lahan dan Produksi Perikanan Tahun 2016
NO KOMODITAS
LUAS
POTENSI
LAHAN (Ha)
LAHAN YANG SUDAH
DIKEMBANGKAN (Ha)
PRODUKSI
(Ton)
PRODUKTIVITAS
(Ton/Ha)
1. Udang 4053 2048 170,630 213
2. Bandeng 947 491,4 532,170 1,083
3. Ikan Kerapu - 0,13 1,01 0,77
4. Ikan Merah - - - -
5. Rumput Laut 1400 148,9 891,6 5,98
Sumber Data : Dinas Perikanan Kabupaten Barru, Tahun 2017
Dari sisi komoditas andalan pada Sub Sektor Kelautan dan
Perikanan di Kabupaten Barru dari beberapa jenis komoditas yang
memiliki nilai ekonomis tinggi tetap dikembangkan diantaranya
Bandeng, Kerapu, dan Udang Windu. Sementara itu Kabupaten
Barru memiliki gugusan pulau-pulau kecil untuk budidaya berbagai
jenis komoditi perikanan. Pulau-pulau dimaksud adalah Pulau
Panikiang, Pulau Dutungeng, Pulau Bakki, Pulau Puteangin. Adapun
sarana dan prasarana Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Barru
yang tersedia saat ini dapat disajikan pada berikut ini :
Tabel 2.15 Sarana dan Prasarana Perikanan Tahun 2016
Kabupaten Barru
NO Sarana Prasarana Perikanan J u m l a h ( Buah )
1. Hatchery ( Udang / Bandeng ) 11
2. Backyard ( Udang / Bandeng ) 59
3. UPR Air tawar 13
4. Cold Storage 2
5. PPI / TPI 6
6. Pabrik Es 2
7. Bagang Rambo 27
8. Armada Penangkapan 2170
9. Pabrik Pakan Ternak dan Udang -
10. Perahu Tanpa Motor 225
11. Motor Tempel 1431
12. Kapal Motor 514
Sumber Data : Dinas Perikanan Kabupaten Barru, Tahun 2017
Tingkat pemanfaatan/eksploitasi sumber daya kelautan dan
perikanan Kabupaten Barru belum maksimal karena petani dan
-
II - 14 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
nelayan tradisional menghadapi kendala pada keterbatasan
pengetahuan, teknologi dan dana untuk biaya pengadaan prasarana
dan sarana penangkapan serta budidaya. Komoditas unggulan
perikanan laut di Kabupaten Barru adalah Ikan Kerapu, Ikan
Cakalang, Ikan Tuna dan Ikan Kakap. Sedangkan budidaya tambak
unggulan yaitu Udang, Bandeng dan Rumput Laut.
Tabel 2.16
Produksi Perikanan Tahun 2012 s.d Tahun 2016 Kabupaten Barru
NO KECAMATAN PRODUKSI/TAHUN (ton) Luas Areal (Ha)
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1 Tanete Rilau
- Tambak 545,2 306,7 489,0 839,77 830,3 468,24 468,24 468,24 468,24 468,24
- Kolam 40,2 29,23 41,00 240,85 291,15 5,5 5,5 5,5 73,36 73,36
2 Barru
- Tambak 579,4 503,4 603,5 549,9 531,73 732,39 732,39 732,39 732,39 732,39
- Kolam 0,6 0,6 0,90 1,5 1,78 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
3 Balusu
- Tambak 561,8 514,7 579,1 1106,27 1102,91 723,73 690,11 690,11 690,11 690,11
- Kolam 0,35 0,1 0,80 1,0 1,18 * * 2,5 2,5 2,5
4 Soppeng Riaja
- Tambak 681,0 622,1 1248,3 1161,7 1129,58 608,43 608,43 608,43 608,43 608,43
- Kolam 0,32 0,32 0,25 0,5 0,57 4,0 4,0 4,0 4,0 4,0
5 Mallusetasi
- Tambak 533,6 416,7 1,005,4 358,7 392,94 99,14 99,14 99,14 99,14 99,14
- Kolam 0,3 3,0 0,25 0,25 0,72 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
6 Tanete Riaja
- Tambak - - - - - - - -
- Kolam 0,85 0,45 4,80 4,80 5,78 18 18 18 18 18
7 Pujananting
- Kolam 0,55 0,55 0,90 1,5 1,54 14 14 14 14 14
Sumber Data : Dinas Perikanan Kabupaten Barru, Tahun 2017
Kapasitas dan produksi hatchery udang di Kabupaten Barru,
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.17
Kapasitas Produksi Hatchery Udang Tahun 2016 Kabupaten Barru
Sumber Data : Dinas Perikanan Kabupaten Barru, Tahun 2017
Dari tabel diatas bisa dilihat kapasitas produksi hatchery
Udang tahun 2016 dari tiap perusahaan. Yang terbanyak
produktivitasnya adalah PT. ESA PUTLII PRAKASA UTAMA.
NO. NAMA HATCHERY KAPASITAS
PRODUKSI BENUR (1.000 Ekor)
LOKASI
1. CV. DEWI WINDU 40.000 Labuaka Mallusetasi
2. PT. ESA PUTLII PRAKASA UTAMA 4.000.000 Jalangnge Mallusetasi
3. PT. SANIRI JAYA 150.000 Cilellang Mallusetasi
4. BBU BOJO 60.000 Kupa Mallusetasi
5. PT. MITRA SEJAHTERA 50.000 Labuangnge Mallusetasi
6. IPUW LAWALLU 5.000 Lawallu Soppeng Riaja
7. MUSTIKA BENUR KUPA 12.000 Kupa Mallusetasi
8. SINAR BARRU PRIMA 200.000 Jalangnge Mallusetasi
9. PUNCAK SINUNGGAL 30.000 Mallawa Mallusetasi
-
II - 15 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
g. Industri, Perdagangan dan Koperasi
Sektor industri sebagai sektor usaha ekonomi potensial untuk
dikembangkan, dimana sektor ini berpengaruh terhadap ekonomi
serta dapat menggerakkan sektor pembangunan lainnya.
Perkembangan sektor industri sebagai sektor usaha menyerap
tenaga kerja tentunya berdampak pada percepatan proses
pembangunan wilayah, dimana sektor industri unggulan akan lebih
cepat berkembang. Industri di Kabupaten Barru berkembang pesat,
dimana perkembangannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.18
Gambaran Industri Kecil Menengah Tahun 2016 Kabupaten Barru
NO. JENIS INDUSTRI UNIT
USAHA TENAGA KERJA
INVESTASI (Rp. 000)
1. Ikan Kering
2. Gula Merah
3. Tahu / Tempe
4. Sutera Alam Tenun
5. Meubel Kayu
6. Perbengkelan
7. Pengolahan Mete
8. Pengolahan Kacang
9. Alat Mesin Pertanian
10. Furnitur Kayu
11. Kerajinan Anyaman
12. Keramik Gerabah
13. Makanan Ringan
14. Motorisasi Kapal Nelayan
15. Pakaian Jadi
16. Perhiasan Logam Mulia
17. Pupuk (Alam dan Organik)
18. Pengupasan Kemiri
19. Es Lilin / Es Balok
20. Industri Batu Bara
21. Pakan Ternak
22. Pengeringan Kulit
23. Pengawetan Rotan
24. Pertukangan Kayu
25. Peti Kemasan Ikan
26. Cuci Cetak Foto
27. Rekaman Ulang Suara
28. Batu Merah, Pot, Ubin, Loster dan Pion
29. Service Generator dan Dinamo
30. Kerajinan Batu Aji
31. Pertukangan Emas
32. Service Radio dan Televisi
33. Service Sepeda/sepeda motor
Sumber Data : Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Barru, Tahun 2016
Khusus industri kecil dan menengah oleh Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Barru dilakukan pembinaan dengan
harapan pihak pengusaha dapat meningkatkan produksi dengan
-
II - 16 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
kualitas yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya industri kecil
menengah yang dibina di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.19 Daftar Sentra Industri Kecil Menengah Tahun 2016 Kabupaten Barru
NO NAMA SENTRA JENIS JUMLAH USAHA
TENAGA
KERJA
NILAI
LOKASI INVESTASI
(Rp. 000)
1 KO BARRU Penggaraman/Pengeringan Ikan
17 10 154,700 Sumpang Binangae
Barru
2 ABD. RASID Gula Merah 9 18 13,500 Desa Paccekke Soppeng Riaja
3 ABD. HAKKE Batu Merah 26 37 121,950 Ds. Jangan-Jangan
Pujananting
4 KLP ABD. JALIL Pengasapan Ikan
1 15 12,750 Ds. Nepo Mallusetasi
5 COBEK-COBEK MUTIARA GUNUNG I
Industri Barang dari Batu
24 52 119,000 Ds. Lempang Tanete
Riaja
6 COBEK-COBEK MUTIARA GUNUNG II
Industri Barang dari Batu
21 61 224,000 Ds. Lempang Tanete
Riaja
7 MAKANAN KHAS PALEKKO
8
Ds. Lipukasi Tanete Rilau
8 RAJA SUNU 20
Ds. Lipukasi Tanete Rilau
9 KERIPIK SINGKONG "AMEL"
Keripik Singkong
10 10 7,500 Ds. Galung Barru
10 KLP UPPKS "BAHAGIA"
Penjahitan dan Pembuatan Pakaian sesuai Pesanan
1 20 20,000 Ds. Galung Barru
11 BROS "ANGGREK" Perlengkapan Pakaian dari Tekstil
1 6 5,000 Ds. Galung Barru
12 SIAMASEI Industri Kerajinan YDTL
3 10 150,000 Siawung Barru
13 SENTRA BATU BATA Batu Bata dari tanah Liat/Keramik
8 29 104,000 Ds. Madello Barru
14 SENTRA RUMPUT LAUT PANCANA
Olahan Rumput Laut
3 25 250,000 Pancana Tanete Rilau
15 SENTRA RUMPUT LAUT LASITAE
Olahan Rumput Laut
2 15 150,000 Ds. Lasitae Tanete
Rilau
16 SENTRA BATU AJI Industri Permata
1 13 19,500,000 Barru
17 SENTRA KERANG-KERANGAN
Kerajinan YDTL 7 67 47,500 Ds. Bojo Mallusetasi
18
SENTRA PEMBUATAN KAPAL RAKYAT S. BINANGAE
Industri Kapal dan Perahu
1 20 150,000 Sumpang Binangae
Barru
19 SENTRA PEMBUATAN KAPAl AWERANGE
Industri Kapal dan Perahu
1 10 100,000 Awerange Soppeng
Riaja
20 SENTRA BEPPA JANDA
Produk Roti dan Kue
5 35 400,000 Tanete Riaja
Sumber Data : Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Barru, Tahun 2017
Di Kabupaten Barru juga terdapat Industri yang berskala besar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
-
II - 17 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2.20 Daftar Perusahaan Industri Besar Tahun 2016
Kabupaten Barru
NO NAMA
PERUSAHAAN
TENAGA
KERJA NAMA PRODUK
NILAI
INVESTASI
(Rp. 000)
KAPASITAS
PRODUKSI
1.
2.
Sumber Data : Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kabupaten Barru, Tahun 2017
F. Hidrologi
Air merupakan sumberdaya alam untuk memenuhi hayat hidup
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Potensi sumber air di
Kabupaten Barru yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan adalah
air hujan, air permukaan dan aliran sungai atau limpasan.
Gambar 2.5 Peta Hidrologi Kabupaten Barru
Sumber Data: RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012
Sungai merupakan sumber air terbesar di Kabupaten Barru
yaitu Sungai Bojo, Sungai Kupa, Sungai Nepo, Sungai Mamba,
Sungai Ceppaga, Sungai Takkalasi, Sungai Ajakkang, Sungai
-
II - 18 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Palakka, Sungai Bungi, Sungai Sikapa, Sungai Parempang, Sungai
Jalanru, dan diantara sungai-sungai tersebut terdapat Sungai yang
terbesar adalah Sungai Sikapa yang berhulu di daerah Kecamatan
Tanete Riaja yang mengalir melalui daerah persawahan serta
bermuara ke Selat Makassar. Sungai-sungai yang ada selain airnya
dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, industri, rumah tangga juga
sungai-sungai yang ada berpotensi untuk pembangkit listrik tenaga
air (PLTA) dan untuk budidaya perikanan.
Tabel 2.21
Sungai yang mengalir menurut Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Barru
NO NAMA SUNGAI PANJANG
SUNGAI
DAERAH ALIRAN SUNGAI
LOKASI KETINGGIAN KERENDAHAN
1 Lisu 38 Km Tanete Rilau 6 m 3 m
2 Barru/Jampue 20 Km Barru 4 m 3 m
3 Nepo 18 Km Mallusetasi 4 m 2,5 m
4 Lampoko 18 Km Balusu 5 m 3 m
5 Manuba 23 Km Mallusetasi 4 m 2,5 m
6 Waesai 24 Km Tanete Riaja 4 m 2,5 m
Sumber Data : Barru Dalam Angka, Tahun 2016
G. WILAYAH RAWAN BENCANA
Letak geografis dan kondisi geologis yang bervariasi dapat
menyebabkan Kabupaten Barru menjadi salah satu daerah di
Sulawesi Selatan rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami,
badai, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan angin kencang.
Kondisi tektonik Kabupaten Barru tidak dapat dipisahkan oleh
struktur-struktur tektonik Sulawesi Selatan dan Sulawesi, secara
keseluruhan yang mengakibatkan aktifitas gempa bumi dan tsunami
di Sulawesi Selatan dan sekitarnya antara lain :
a. Aktivitas tektonik, palung Sulawesi Utara terletak di pinggir
Selatan cekungan Sulawesi, ujung Barat dimulai dari Selat
Makassar memanjang ke arah Timur sepanjang Laut Sulawesi,
gempa yang terjadi dalam palung ini adalah umumnya berasal dari
kedalaman dangkal dan menengah yang didominasi oleh sesar
naik (Thrust Fault).
b. Struktur tektonik inilah yang menyebabkan wilayah Sulawesi
Selatan dan sekitarnya sering mengalami gempa bumi. Jika gempa
bumi ini berpusat di tengah lautan dengan magnitude lebih besar
dari 0,6 skala richter dan pusat gempanya dangkal (kurang dari
-
II - 19 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
33 km), serta gempa bumi yang terjadi memiliki pola mekanisme
dominan yaitu sesar naik atau turun akan menyebabkan tsunami.
Wilayah rawan bencana merupakan kawasan yang sering dan
berpotensi tinggi terhadap terjadinya bencana alam. Pada wilayah
Kabupaten Barru terdapat wilayah rawan bencana alam yang terdiri
dari kawasan rawan bencana alam longsor, banjir, kebakaran hutan
dan kawasan rawan ombak besar.
Tabel 2.22
Wilayah Rawan Bencana Alam di Kabupaten Barru
No. Wilayah Rawan
Bencana Alam Lokasi
1. Gempa bumi
(55
Desa/Kelurahan)
Dapat terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Barru.
2. Banjir (18 desa/kelurahan)
Desa Cilellang Kecamatan Mallusetasi; Desa Batupute, Desa Lawallu, Kelurahan Mangkoso, Desa Ajakkang di
Kecamatan Soppeng Riaja; Desa Lampoko, Desa Balusu,
Kelurahan Takkalasi, Desa Binuang Kecamatan Balusu;
Kelurahan Mangempang, Kelurahan Sumpang
Binangae, Kelurahan Tuwung, Kelurahan Coppo di
Kecamatan Barru; Desa Lompo Tengah, Kelurahan Lompo Riaja di Kecamatan Tanete Riaja, Desa Lipukasi,
Desa Lalabata, Kelurahan Tanete Kecamatan Tanete
Rilau;
3. Kebakaran Hutan
(17
Desa/Kelurahan)
Desa Kupa, Nepo dan Manuba di Kecamatan
Mallusetasi; Desa Siddo dan Paccekke di Kecamatan
Soppeng Riaja; Desa Kamiri dan Binuang di Kecamatan Balusu; Desa Palakka, Anabanua, Galung dan Tompo di
Kecamatan Barru; Desa Lalabata Kecamatan Tanete
Rilau, Desa Lempang, Mattirowalie dan Harapan di
Kecamatan Tanete Riaja; Desa Jangan-jangan, Bacu-
bacu dan Pujananting di Kecamatan Pujananting.
4. Tanah longsor (20
Desa/Kelurahan)
Desa Nepo dan Desa Cilellang Kecamatan Mallusetasi;
Desa Siddo, Desa Pacekke di Kecamatan Soppeng Riaja; Desa Kamiri Kecamatan Balusu; Desa Palakka, Desa
galung, Desa Tompo, Desa Anabanua Kecamatan Barru,
Desa Lasitae, Desa Lalabata di Kecamatan Tanete Rilau;
Desa Lempang, Desa Mattirowalie, Desa Harapan
Kecamatan Tanete Riaja; Desa Patappa, Desa Jangan-jangan, Desa Bacu-bacu, Desa Pujananting, Desa
Gantareng, Desa Bulo-Bulo di Kecamatan Pujananting;
5 Ombak besar (29
Desa/Kelurahan)
Kelurahan Bojo Baru, Desa Bojo, Desa Kupa, Kelurahan
Mallawa, Kelurahan Palanro, Desa Cilellang di
Kecamatan Mallusetasi; Desa Batupute, Desa Siddo,
Desa Lawallu, Kelurahan Mangkoso, Kelurahan Kiru-
Kiru, Desa Ajakkang di Kecamatan Soppeng Riaja; Desa Balusu, Desa Lampoko, Kelurahan Takkalasi, Desa
Madello, Desa Binuang di Kecamatan Balusu; Desa
Siawung, Kelurahan Mengempang, Kelurahan Sumpang
Binangae, Kelurahan Coppo di Kecamatan Barru; Desa
Garessi, Desa Lipukasi, Kelurahan Tanete, Desa Tellumpanua, Desa Corawalie, Desa Pao-pao, Desa
Pancana, dan Desa Lasitae, di Kecamatan Tanete Rilau.
Sumber Data : RTRW Kabupaten Barru Tahun 2012
-
II - 20 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
I.2 Aspek Demografi
A. Struktur Penduduk Berdasarkan Pemeluk agama
Jumlah Penduduk berdasarkan pemeluk agama di Kabupaten
Barru dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.23 Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama
Kabupaten Barru (Jiwa), 2015-2016
NO KECAMATAN
ISLAM KRISTEN
PROTESTAN
KRISTEN
KATOLIK
HINDU/
BUDHA
2015 2016 2015 2016 2015 2016 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 TANETE RIAJA 22.552 22.634 - - - - - -
2 TANETE RILAU 33.506 33.594 58 58 - - - -
3 B A R R U 40.064 40.395 240 240 57 57 13 13
4 SOPPENG RIAJA 17.849 17.867 8 2 - - - -
5 MALLUSETASI 25.453 25.485 6 6 3 3 - -
6 PUJANANTING 13.042 13.064 - - - - - -
7 B A L U S U 18.349 18.471 17 17 - - - -
TOTAL 170.815 171.510 329 323 60 60 13 13
PROSENTASE (%) 99,77 99,77 0,19 0,19 0,03 0.03 0,01 0,01
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa Agama Islam
merupakan agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat
Kabupaten Barru dengan prosentase sebesar 99,77 persen pada
Tahun 2015 dan sebesar 99,77 persen pada Tahun 2016
B. Struktur Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 171.906 jiwa,
meningkat sebesar 0,40 persen dibanding tahun 2015 yang
berjumlah 171.217 jiwa. Jumlah penduduk terbesar berada pada
Kecamatan Barru yang mencapai 40.705 jiwa dan terendah pada
Kecamatan Pujananting dengan jumlah 13.064 jiwa. Sementara dari
segi kepadatan, Kecamatan Tanete Rilau berada pada tingkat
kepadatan paling tinggi yaitu sebesar 425,06 jiwa/km2 dan paling
rendah pada Kecamatan Pujananting yaitu 41,57 jiwa/km2.
-
II - 21 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2.24 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Barru (Jiwa),Tahun 2016
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK
LUAS WILAYAH (KM 2)
KEPADATAN ( JIWA/KM 2)
L P TOTAL (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 TANETE RIAJA 10.739 11.895 22.634 174,29 129,86
2 TANETE RILAU 16.240 17.412 33.652 79,17 425,06
3 BARRU 19.670 21.035 40.705 199,32 204,22
4 MALLUSETASI 12.172 13.322 25.494 216,58 117,71
5 SOPPENG RIAJA 8.620 9.249 17.869 78,90 226,47
6 PUJANANTING 6.422 6.642 13.064 314,26 41,57
7 BALUSU 8.756 9.732 18.488 112,20 164,77
JUMLAH 82.619 89.287 171.906 1174,72 146,38
Sumber: BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
C. Struktur Penduduk Menurut Usia
Penduduk Kabupaten Barru menurut struktur usia penduduk
menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah pada usia
10-14 tahun yaitu 16491 jiwa dan paling sedikit adalah yang
berusia 70-75 tahun yaitu 3938 jiwa, seperti ditunjukkan pada tabel
berikut :
Tabel 2.25 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Kabupaten Barru (Jiwa), Tahun 2016
No Usia Jenis Kelamin
Total Laki-Laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5)
1 0-4 8.047 7.663 15.710
2 5-9 8.224 7.555 15.779
3 10-14 8.417 8.074 16.491
4 15-19 7.825 7.348 15.173
5 20-24 5.774 6.090 11.864
6 25-29 5.587 6.206 11.793
7 30-34 5.324 5.950 11.274
8 35-39 5.507 6.540 12.047
9 40-44 5.621 6.465 12.086
10 45-49 5.624 6.416 12.034
11 50-54 4.514 5.394 9.908
12 55-59 3.678 4.360 8.038
13 60-64 2.887 3.549 6.436
14 65-69 2.225 2.952 5.177
15 70-74 1.715 2.223 3.938
16 75+ 1.650 2.508 4.158
Total 82.619 89.287 171.906
Sumber: BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
-
II - 22 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
D. Struktur Penduduk Menurut Jumlah Rumah Tangga
Berdasarkan jumlah rumah tangga, maka jumlah rumah tangga
terbesar berada di Kecamatan Barru yaitu sejumlah 9.532 rumah
tangga. Sementara itu yang paling rendah di Kecamatan Pujananting
sejumlah 2.883 rumah tangga. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 2.26
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan Kabupaten Barru(Kepala RT) Tahun 2016
NO Kecamatan Jumlah Rumah Tangga %
1 Tanete Riaja 5.425 13,28
2 Pujananting 2.883 7,05
3 Tanete Rilau 7.917 19,37
4 Barru 9.532 23,33
5 Soppeng Riaja 4.398 10,76
6 Balusu 4.475 10,95
7 Mallusetasi 6.236 15,26
Total 40.866 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
E. Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Untuk Distribusi Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
bisa diketahui melalui tabel 2.27
Tabel 2.27 Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan yang ditamatkan
Kabupaten Barru (Persen), 2015-2016 Uraian Tahun 2015 Tahun 2016
Tdk punya ijazah/ belum tamat SD 30,45 24,93
Tamat SD 29,14 44,50
Tamat SLTP 16,07 7,63
Tamat SLTA & SM Kejuruan 15,32 15,83
D-I/II & Akademi/D-III 2,46 1,04
D-IV/ Strata-I/ Strata-II/III 6,58 6,07
JUMLAH 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
Dari tabel 2.28 dapat dilihat bahwa distribusi penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan data menunjukkan bahwa jumlah
penduduk yang tidak punya ijazah/belum tamat SD sebanyak
30,45% Tahun 2015 kemudian menurun pada tahun 2016 sebanyak
24,93%. Sekolah Dasar nomor dua dominan yakni sebanyak 29,14%
di tahun 2015 dan 44,50 % di tahun 2016 .
II. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
II.1 Fokus Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi
Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan
ekonomi dilakukan terhadap indikator pertumbuhan PDRB, laju
-
II - 23 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
inflasi kabupaten, PDRB perkapita, persentase penduduk diatas
garis kemiskinan, angka kriminalitas yang tertangani.
A. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun tertentu dibandingkan
dengan nilai PDRB pada tahun sebelumnya, dimana nilai PDRB yang
digunakan adalah nilai PDRB atas dasar harga konstan. Laju
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Barru dalam kurun waktu 5
(lima) tahun sejak 2012-2016 dapat dilihat pada Grafik 2.1 dibawah
ini.
Grafik 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2012-2016 Kab.Barru
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2017
Grafik 2.1. menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Barru mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.
Pada tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,39 dan
empat tahun berikutnya secara signifikan mengalami penurunan
hingga angka 6,09 pada tahun 2016.
B. Struktur PDRB
Kemampuan Ekonomi Daerah juga dapat direpresentasikan
melalui produktivitas total daerah yang tercermin pada Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) di semua sektor atau lapangan
usaha. Adapun tahun dasar perhitungan menggunakan tahun dasar
2010 di mana pada tahun tersebut kondisi perekonomian Indonesia
relatif stabil. Sektor pembentuk PDRB juga mengalami perubahan
dari 9 menjadi 17 sektor. Perubahan ini disusun melalui perubahan
perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi dan
Kabpaten/Kota sehingga kondisi perekonomian wilayah dapat
dipersandingkan secara internasional. Adapun perkembangan hasil-
8,39 7,87 7,36 6,32 6,09
0
5
10
2012 2013 2014 2015 2016
PE
PE
-
II - 24 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
hasil pembangunan dengan indikator kinerja perkembangan nilai
dan kontribusi sektor dalam Produk DRB atas dasar harga berlaku
(Hb) menunjukkan bahwa secara nominal 17 sektor pembangun
PDRB mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya
dinamika dalam pertumbuhan sektoral. Adapun Produk Domestik
Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
(ADHK) 2010 dan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) 2010 Kabupaten
Barru tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
-
II - 25 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2. 28 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010
Kabupaten Barru (Juta Rupiah), 2012-2016
No Lapangan Usaha Tahun
2012 2013 2014 2015* 2016**
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.134.963,8 1.194.896,3 1.305.887,2 1.368.664,4 1.437.234,0
2 Pertambangan dan Penggalian 83.667,6 96.198,8 105.941,7 115.476,5 119.725,4
3 Industri Pengolahan 168.233,6 182.321,0 190.831,3 200.423,4 212.667,1
4 Pengadaan Listrik dan Gas 3.879,3 4.205,9 4.714,4 4.677,7 5.396,7
5
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 3.530,7 3.740,5 3.752,7 3.765,0 4.052,8
6 Konstruksi 441.045,2 487.485,1 507.395,4 537.839,1 578.733,3
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
265.047,5 291.622,0 325.130,0 357.565,1 394.222,9
8 Transportasi dan Pergudangan 67.183,3 72.205,6 79.476,0 85.202,8 91.687,5
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 28.788,7 30.193,4 32.499,0 34.987,1 36.608,1
10 Informasi dan Komunikasi 140.474,4 169.066,6 178.392,7 193.050,2 211.938,2
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 78.835,2 85.488,6 91.814,5 99.646,4 115.125,8
12 Real Estate 103.285,5 110.099,6 115.241,8 125.613,6 135.713,6
13 Jasa Perusahaan 846,7 875,7 913,8 933,7 963,6
14
Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 257.743,6 272.164,6 279.463,9 296.497,0 293.013,0
15 Jasa Pendidikan 124.510,8 131.076,4 141.526,0 152.308,5 158.635,9
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 79.821,8 86.034,9 89.526,4 93.059,6 98.153,9
17 Jasa Lainnya 18.861,8 19.326,4 22.278,1 24.380,5 25.169,8
Jumlah PDRB 3.000.719,5 3.237.001,5 3.474.784,8 3.694.090,6 3.919.041,6
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Barru Tahun 2016
-
II - 26 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2. 29 Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
di Kabupaten Barru (Juta Rupiah), 2012-2016
No Lapangan Usaha Tahun (Dalam Juta)
2012 2013 2014 2015* 2016**
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.272.378,4 1.402.120,0 1.641.731,7 1.842.553,3 2.029.270,0
2 Pertambangan dan Penggalian 96.895,0 115.369,1 139.203,3 160.876,7 179.961,1
3 Industri Pengolahan 182.802,2 205.044,2 232.287,3 250.380,9 275.202,7
4 Pengadaan Listrik dan Gas 3.716,8 3.773,1 4.149,7 4.135,4 4.834,0
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
3.820,0 4.290,9 4.494,6 4.658,0 5.138,9
6 Konstruksi 526.251,3 639.088,8 758.884,7 818.250,5 925.190,0
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
279.198,5 316.720,4 364.605,8 416.073,8 475.917,7
8 Transportasi dan Pergudangan 71.150,4 81.825,1 101.061,0 123.820,6 138.667,9
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 32.559,8 35.921,8 41.902,4 48.890,7 51.366,6
10 Informasi dan Komunikasi 143.834,4 177.503,7 189.074,7 196.322,0 227.093,3
11 Jasa Keruangan dan Asuransi 94.314,1 110.858,7 125.651,6 144.378,2 169.376,0
12 Real Estate 120.495,2 141.603,8 160.015,4 175.617,9 193.790,7
13 Jasa Perusahaan 906,4 987,1 1.111,0 1.222,1 1.277,8
14 Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
294.433,2 324.847,0 363.724,5 421.124,7 430.699,1
15 Jasa Pendidikan 135.494,9 154.068,5 171.168,0 189.311,9 203.120,2
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 84.138,9 95.092,1 105.332,2 109.734,7 120.003,1
17 Jasa Lainnya 21.227,6 24.185,2 29.131,0 35.248,5 36.970,4
Jumlah PDRB 3.363.617,1 3.833.299,6 4.433.529,0 4.942.599,8 5.467.879,6
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Barru Tahun 2016
-
II - 27 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi pergeseran
struktur ekonomi Kabupaten Barru yang mengarah pada
keseimbangan dan perbaikan struktur ekonomi. Kondisi struktur
ekonomi Kabupaten Barru pada tahun 2012-2016 memperlihatkan
keadaan sebagai berikut : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Barru berdasarkan Harga Konstan (HK) meningkat dari 3
trilliun menjadi 3,9 trilliun, sementara PDRB berdasarkan harga
berlaku (HB) meningkat hampir dua kali lipat dari Rp 3,3 triliun
pada tahun 2012 menjadi Rp 5,4 trilliun pada tahun 2016.
Pada tabel diatas terlihat bahwa perekonomian Kabupaten
Barru selama periode 2012-2016 digerakkan oleh sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan. Hal ini tercermin dari nilai rupiahnya
pada PDRB Harga Konstan senilai 1,13 trilliun rupiah meningkat
menjadi 1,43 trilliun rupiah merupakan penyumbang tertinggi dalam
kontribusi PDRB Kabupaten Barru, sementara untuk Harga Berlaku
tahun 2012 senilai 1,27 trilliun rupiah meningkat menjadi 2,02
trilliun rupiah. Adapun sektor yang menyumbang kontribusi
terendah adalah Sektor Jasa Perusahaan pada PDRB Kabupaten
Barru, pada tahun 2012 untuk Harga Berlaku hanya sebesar 906
juta dan meskipun meningkat pada tahun 2016 menjadi 1,27 milyar
tetap menjadi penyumbang terendah pada kontribusi PDRB
Kabupaten Barru.
Peningkatan nilai PDRB dikontribusi oleh peningkatan setiap
tahun semua sektor-sektor PDRB. Dari 17 sektor ekonomi yang ada
didalam PDRB Kabupaten Barru, terdapat Empat sektor yang
mempunyai konstribusi PDRB terbesar adalah sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan; sektor Konstruksi; sektor Perdagangan
Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; dan sektor
Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib.
Untuk lebih jelasnya konstribusi PDRB tiap sektor ekonomi
berdasarkan harga berlaku dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
-
II - 28 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2018
Tabel 2. 30 Distribusi Presentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
dan Harga Konstan (ADHK) di Kabupaten Barru (Persen), 2012-2016
No Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015* 2016**
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 37,83 37,82 36,58 36,91 37,03 37,58 37,28 37,05 37,11 36,67
2 Pertambangan dan Penggalian 2,88 2,79 3,01 2,97 3,14 3,05 3,25 3,13 3,29 3,05
3 Industri Pengolahan 5,43 5,61 5,35 5,63 5,24 5,49 5,07 5,43 5,03 5,43
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,11 0,13 0,10 0,13 0,09 0,14 0,08 0,13 0,09 0,14
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
0,11 0,12 0,11 0,12 0,10 0,11 0,09 0,10 0,09 0,10
6 Konstruksi 15,65 14,70 16,67 15,06 17,12 14,60 16,56 14,56 16,92 14,77
7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 8,30 8,83 8,26 9,01 8,22 9,36 8,42 9,68 8,70 10,06
8 Transportasi dan Pergudangan 2,12 2,24 2,13 2,23 2,28 2,29 2,51 2,31 2,54 2,34
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,97 0,96 0,94 0,93 0,95 0,94 0,99 0,95 0,94 0,93
10 Informasi dan Komunikasi 4,28 4,68 4,63 5,22 4,26 5,13 3,97 5,23 4,15 5,41
11 Jasa Keruangan dan Asuransi 2,80 2,63 2,89 2,64 2,83 2,64 2,92 2,70 3,10 2,63
12 Real Estate 3,58 3,44 3,69 3,40 3,61 3,32 3,55 3,40 3,54 3,46
13 Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,03 0,02 0,02
14 Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 8,75 8,59 8,47 8,41 8,20 8,04 8,52 8,03 7,88 7,48
15 Jasa Pendidikan 4,03 4,15 4,02 4,05 3,86 4,07 3,83 4,12 3,71 4,05
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,50 2,66 2,48 2,66 2,38 2,58 2,22 2,52 2,19 2,50
17 Jasa Lainnya 0,63 0,63 0,63 0,60 0,66 0,64 0,71 0,66 0,68 0,64
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Barru Tahun 2016
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB II - 29
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB) pada tahun 2012, Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
memberikan distribusi sebesar 37,82% terhadap perekonomian Kabupaten
Barru, namun tiap tahunnya mengalami penurunan dan pada akhir periode
menurun menjadi 36,67% pada tahun 2016. Distribusi sektor terbesar kedua
pada tahun 2012 adalah sektor konstruksi yang memberikan distribusi
sebesar 14,70% terhadap perekonomian Kabupaten Barru, dan trendnya pun
meningkat tiap tahunnya sampai pada tahun 2016 sebesar 14,77%. Sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang sebelumnya memberikan distribusi
besar pada perekonomian Kabupaten Barru, secara perlahan distribusinya
mengecil digantikan oleh peran sektor konstruksi. Sektor ketiga yang menjadi
penyumbang terbesar ketiga dalam PDRB Kabupaten Barru adalah Sektor
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor meskipun
trend tiap tahunnya distribusinya menurun yakni pada tahun 2012 hingga
tahun 2016 sebesar 8,83% namun pada pada tahun 2016 meningkat menjadi
10,06%.
Dari perkembangan distribusi masing-masing sektor terhadap PDRB di
Kabupaten Barru, maka dapat digambarkan pertumbuhan distribusi sektor
dominan (Pertanian) selama kurun waktu tahun 2016 Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 2. 31
Distribusi PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)
dan Harga Konstan (ADHK) 2010 di Kabupaten Barru (Persen), 2016
No Sektor %
ADHB ADHK
1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 37,11 36,67
2 Pertambangan dan Penggalian 3,29 3,05
3 Industri Pengolahan 5,03 5,43
4 Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,14
5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,09 0,10
6 Konstruksi 16,92 14,77
7 Perdagangan Besar & Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor 8,70 10,06
8 Transportasi dan Pergudangan 2,54 2,34
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,94 0,93
10 Informasi dan Komunikasi 4,15 5,41
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,10 2,63
12 Real Estate 3,54 3,46
13 Jasa Perusahaan 0,02 0,02
14 Administrasi Pemerintahan,Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 7,88 7,48
15 Jasa Pendidikan 3,71 4,05
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,19 2,50
17 Jasa Lainnya 0,68 0,64
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB II - 30
C. Laju Inflasi
Inflasi adalah peningkatan indeks harga konsumen (IHK) yang terjadi
karena adanya kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat
baik harga barang dan jasa melalui kebijakan pemerintah maupun kenaikan
harga barang dan jasa yang tidak terkendali. Nilai Laju inflasi di Kabupaten
Barru untuk kurun waktu Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Gambar 2.6
Grafik Nilai Rata-Rata Inflasi Tahun 2011 s.d. 2015
Sumber : BPS Tahun 2015
Pada tahun 2011, laju inflasi Kabupaten Barru tinggi yakni sebesar 5,29
persen kemudian nilainya berfluktuatif, naik pada tahun 2012 senilai 6,46
persen, untuk kemudian turun pada tahun 2013 sebesar15 dan kembali naik
lagi pada tahun 2014 sebesar 8,02 untuk kemudian turun drastis pada tahun
2015 sebesar 2,85.
D. PDRB Perkapita
Meningkatnya pendapatan masyarakat merupakan salah satu sasaran
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, baik yang bersifat
mendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat dalam
peningkatan kesejahteraan. Secara lebih rinci capaian-capaian kinerja PDRB
perkapita atas dasar harga berlaku (HB) dan harga konstan (HK) dari tahun ke
tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini;
Tabel 2.32 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Harga Konstan (ADHK)
2010 di Kabupaten Barru (rupiah), 2012-2016
No Uraian
T a h u n
2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1
PDRB Per Kapita Atas
Dasar Harga Berlaku
(HB)
20.062.970 22.812.643 26.187.103 29.020.173 31.935.378
2
PDRB Perkapita Atas
Dasar Harga Konstan
(HK)
17.898.391 19.263.964 20.524.182 21.689.630 22.889.328
Sumber : BPS Kabupaten Barru Tahun 2016
5,29
6,46
5,15
8,02
2,85
2011
2012
2013
2014
2015
Inflasi
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB II - 31
Perkembangan hasil-hasil pembangunan dapat dilihat dari indikator
kinerja PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku (HB) dan atas dasar harga
konstan. Perkembangan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku (HB)
mengalami peningkatan dari Rp. 20.062.970 pada tahun 2012 menjadi Rp.
31.935.378 pada tahun 2016 (angka sementara), perkembangan PDRB
perkapita atas dasar harga konstan (HK) mengalami peningkatan dari Rp.
17.898.391 pada tahun 2012 menjadi Rp. 22.889.328 pada tahun 2016
(Proyeksi).
E. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Barru pada tahun 2016 mencapai 9,45
%. Adapun gambaran prosentase tingkat kemiskinan Kabupaten Barru dari
tahun 2012 hingga tahun 2016 dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.33 Prosentase Tingkat Kemiskinan Kabupaten Barru
No Tahun Jumlah Penduduk
Miskin Tingkat Kemiskinan (%)
1 Tahun 2012 15.700 9,28
2 Tahun 2013 17.500 10,32
3 Tahun 2014 16.600 9,74
4 Tahun 2015 16.100 9,42
5 Tahun 2016 16.240 9,45
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
Berdasarkan tabel 2.33 diatas dapat dilihat bahwa Tingkat kemiskinan
Kabupaten Barru mengalami naik dan turun tiap tahunnya. Pada tahun 2012
tingkat kemiskinan mencapai 9,28 % kemudian naik pada tahun 2013 sebesar
10,32%. Selanjutnya dua tahun terakhir menurun yakni pada tahun 2014
sebesar 9,74% dan pada tahun 2015 sebesar 9,37% dan untuk kemudian naik
lagi pada tahun 2016 sebesar 9,45 %.
II.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
Kualitas kehidupan manusia secara individu atau masyarakat secara
kelompok tidak hanya didasarkan pada tingkat ekonomi melainkan juga
kesehatan dan pendidikan. Dalam subbab ini akan diuraikan analisis kinerja
atas fokus kesejahteraan sosial yang dilakukan terhadap indikator yang
relevan.
Capaian kesejahteraan sosial di Kabupaten Barru selama 5 (Lima) tahun
terakhir dapat dideskripsikan sebagai berikut :
A. Pendidikan
1. Angka Melek Huruf
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB II - 32
Tingkat pendidikan yang tinggi secara tidak langsung mencerminkan
keberhasilan pendidikan yang telah diusahakan, salah satu indikator yang
digunakan untuk melihat tingkat pendidikan di Kabupaten Barru adalah
Angka Melek Huruf (AMH). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 2.34
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2012 s.d 2016 No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah penduduk usia
diatas 15 tahun yang bisa
membaca dan menulis
107.275 107.843 114.385 114.385 118.808
2 Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas
118.457 118.457 118.457 118.457 119.635
3 Angka Melek Huruf 90,56 91,04 96,56 96,56 99,31
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Barru, Tahun 2017
Berdasarkan tabel 2.34 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan angka
melek huruf tahun 2012 s.d 2016 mengalami peningkatan yang
signifikan.Pada tahun 2012 angka melek huruf sebesar 90,56 % dan
meningkat pada tahun 2016 sebesar 99,31 %.
2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Selain indikator AMH, indikator penting lainnya yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan di bidang pendidikan adalah Rata-rata
Lama Sekolah (RLS). Indikator ini dapat memberikan informasi tentang sejauh
mana tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk.
Tabel 2.35
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2012 s.d 2016 Kabupaten Barru
No Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
1 Rata-rata Lama Sekolah 7,11 7,13 7,28 7,31 7,61
Sumber : BPS Kabupaten Barru, Tahun 2016
Tabel 2.35 memperlihatkan perkembangan capaian indikator pendidikan
yang diukur dari rata-rata lama sekolah. Selama lima tahun terakhir (2012-
2016), rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah di Kabupaten Barru
semakin membaik dari tahun ke tahun meskipun peningkatannya tidak
terlalu tinggi. Pada tahun 2012, rata-rata lama sekolah sebesar 7,11
meningkat menjadi 7,61 di tahun 2016.
3. Angka Partisipasi Murni
Perkembangan hasil-hasil pembangunan pada bidang kesejahteraan
sosial untuk angka partisipasi murni meliputi angka partisipasi murni SD/MI,
angka partisipasi murni SMP/MTs dan angka partisipasi murni
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB II - 33
SMA/SMK/MA. Secara lebih rinci capaian-capaian kinerja angka partisipasi
murni dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.36 Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun 2012 s.d. 2016
No Jenjang
Pendidikan
T A H U N
2012 2013 2014 2015 2016
1 APM SD / MI 95.40 95.75 95.56 95.70 89.46
2 APM SMP / MTs 79.19 79.77 80.74 87.19 83.11
3 APM SMA / SMK / MA 48.48 53.36 58.36 60.73 68.15 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Barru, Tahun 2017
Angka partisipasi murni SD/MI mengalami penurunan di tahun akhir
dari, pada tahun 2012 sebesar 95,40 menurun menjadi 89.46 pada tahun
2016. Untuk angka partisipasi murni SMP/MTs juga mengalami penurunan
pada tahun akhir dari 79,19 pada tahun 2012 menjadi 83.11 pada tahun
2016. Angka partisipasi murni SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan
dari 48,48 pada tahun 2012 menjadi 68,15 pada tahun 2016.
4. Angka Partisipasi Kasar
Perkembangan hasil-hasil pembangunan pada bidang kesejahteraan
sosial untuk angka partisipasi kasar meliputi APK SD/MI, APK SMP/MTs dan
APK SMA/SMK/MA. Secara lebih rinci capaiancapaian kinerja angka
partisipasi kasar dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.37
Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2012 s.d. 2016
No Jenjang Pendidikan T A H U N
2012 2013 2014 2015 2016
1 APK SD / MI 105,34 105,86 106,73 107,04 107,95
2 APK SMP / MTs 102,13 103,33 105,09 105,98 104,86
3 APK SMA / SMK / MA 71,25 76,89 83,78 85,30 86,53
Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Barru, Tahun 2017
Angka partisipasi kasar untuk SD/MI mengalami peningkatan dari
105,34 pada tahun 2012 untuk kemudian menjadi 105,86 pada tahun 2013,
untuk kemudian meningkat pada tiga tahun berikutnya menjadi 106,73 pada
tahun 2014, 107,04 pada tahun 2015 dan 107,95 pada tahun 2016. Berbeda
dengan APM SD/MI, untuk angka partisipasi kasar untuk SMP/MTs
mengalami penurunan di tahun akhir dari 102,13 pada tahun 2012 menjadi
104,86 pada tahun 2016. Begitupun untuk angka partisipasi kasar
SMA/SMK/MA mengalami peningkatan tiap tahunnya dari 71,25 pada tahun
2012 menjadi 86,53 pada tahun 2016.
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB II - 34
5. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan
Perkembangan hasil-hasil pembangunan pada bidang kesejahteraan
sosial untuk angka pendidikan yang ditamatkan meliputi tingkat SD/MI,
tingkat SMP/MTs dan tingkat SMA/SMK/MA. Secara lebih rinci capaian-
capaian kinerja angka pendidikan yang ditamatkan dari tahun ke tahun dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.38 Angka Pendidikan Yang di Tamatkan (APT) Tahun 2012 s.d. 2016
Kabupaten Barru
No Jenjang Pendidikan
T A H U N
2012 2013 2014 2015 2016
L/P L/P L/P L/P L/P
1 Tingkat SD / MI 3595 3569 3567 3785 3761
2 Tingkat SMP / MTs 2975 3198 3282 3227 3691
3 Tingkat SMA/ SMK/ MA
1895 1672 2175 2401
2642
Jumlah 8465 8439 9024 9413 10094
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Barru, Tahun 2016
Angka pendidikan yang ditamatkan tingkat SD/MI mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Untuk Angka Pendidikan yang pada tahun 2012
sebesar 3.595 jiwa, dan pada periode tahun 2016 meningkat menjadi 3.761
jiwa.
Untuk angka pendidikan yang ditamatkan tingkat SMP/MTs untuk jenis
kelamin laki-laki dan perempuan juga meningkat tiap tahunnya. Pada tahun
2012 sebesar 2.975 dan pada periode tahun 2016 meningkat menjadi 3.691
jiwa. Angka pendidikan yang ditamatkan tingkat SMA/SMK/MA juga
mengalami peningkatan tiap tahunnya. Untuk tahun awal 2012 dari 1.895
jiwa, pada tahun 2016 meningkat menjadi 2.642 jiwa.
B. Kesehatan
1. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Angka Kelangsungan Hidup bayi adalah probabilitas bayi hidup sampai
dengan usia 1 tahun dimana AKHB=1-Angka Kematian Bayi. Sedangkan
untuk AKB dihitung dengan jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun
dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. Lebih jelasnya data AKHB Kabupaten Barru disajikan dalam Tabel di
bawah.
Tabel 2.39 Angka Kelangsungan Hidup Bayi Tahun 2012 s.d. 2016
Kabupaten Barru
Uraian Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Angka Kelangsungan Hidup Bayi 99,61 99.46 99,72 99,80 99,17
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Barru, Tahun 2017
-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Barru Tahun 2018 BAB II - 35
Dari Tabel 2.40, nampak bahwa Angka kelangsungan hidup bayi
mengalami perubahan yang fluktuatif, pada tahun 2012 sebesar 99,61
kemudian turun naik dan menjadi 99,17 pada tahun 2016.
2. Angka Usia Harapan Hidup
Salah satu indikator kesejahteraan rakyat dibidang kesehatan adalah
Angka Usia Harapan Hidup, jika dibandingkan dengan Angka Usia Harapan
Hidup Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.40 Angka Usia Harapan Hidup Tahun 2012 s.d. 2016
Kabupaten Barru
Uraian Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Angka Usia Harapan Hidup (Tahun) 67,61 67,69 67,73 67,74 68,16
Sumber : BPS Kab. Barru, Tahun 2016
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa angka usia harapan hidup
Kabupaten Barru mengalami peningkatan tiap tahunnya dalam lima tahun.
Pada tahun 2012 angka Usia harapan hidup sebesar 67,61 tahun untuk
meningkat hingga pada tahun 2016 mencapai 68,16 tahun. Tingginya angka
usia harapan hidup tersebut menandakan bahwa kesadaran masyarakat
Kabupaten Barru tentang kesehatan sudah semakin baik.
3. Balita Gizi Buruk
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalamkondisi gizi
buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak ataubayi dilihat dari berat
badan menurut umur. Klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar
WHO.
Tabel 2.41 Angka Presentase Balita Gizi Buruk Tahun 2012 s.d. 2016
Kabupaten Barru
Uraian Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Persentase Balita Gizi Buruk 0,13 0,10 0,08 0,06 0,06
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Barru, Tahun 2017
Jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Barru dalam kurun waktu Tahun
2012-2016 menurun, pada tahun 2012 mencapai 0,13% untuk kemudian
menurun hingga pada tahun 2016 mencapai 0,06%. Ini berarti upaya yang
dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Barru d