bab i-v baru
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati urutan tertinggi
di Asia Tenggara (Mulyata, dalam “Senam hamil”, 2005; “Setiap jam”,
2004). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003
menunjuk angka 307/100.000 kehamilan (Indonesia Human Development
Report, 2001). Adapun AKI di Indonesia cukup beragam. Ada kabupaten
yang sudah bagus tetapi ada yang jauh dari harapan, tergantung kondisi
geografis, tingkat kemiskinan, daerah konflik cukup tinggi.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu
diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika
persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan
janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) penting
untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri. Pada berbagai
kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa
tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter
(Maas, 2008).
Komplikasi kebanyakan terjadi saat atau setelah persalinan,
walaupun tidak ditemukan kelainan selama Antenatal Care (ANC), 90%
kematian ibu disebabkan oleh komplikasi obstetri yang sering tidak dapat
diramalkan pada saat kehamilan. Seperti adanya lilitan tali pusat, tali pusat
pendek, perdarahan, ketuban pecah dini atau tenaga ibu tidak cukup untuk
meneran. Keadaan ini dapat menjadi lebih buruk apabila ibu mengalami
rasa cemas yang berlebihan. Ibu hamil yang didiagnosa normal sewaktu
ANC tetap mempunyai risiko terjadinya komplikasi yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayinya bila tidak ditangani dengan baik (Saiffudin,
2001).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003
(Kompas, 2008), angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) merupakan masalah yang kompleks meliputi hal non teknis seperti
status wanita dan pendidikannya, sampai saat ini AKI mencapai 421 per
100.000 kelahiran hidup dan AKB 35 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Salah
satu sasaran yang ditetapkan pemerintah Indonesia tahun 2010 AKI menjadi
150 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 40 per 1000 kelahiran
hidup (Depkes RI,2003), untuk mencapai target tersebut digunakan
pendekatan baru yaitu Making Pregnancy Safer (MPS) dan Gerakan Sayang
Ibu (GSI). MPS diluncurkan oleh WHO sejak tahun 1990 dengan harapan
agar pemerintah memperhatikan, meningkatkan dan mengembangkan upaya
kesehatan promotif, monitoring, pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
serta penempatan safe motherhood dalam rencana pembangunan nasional
(Saiffudin, 2001).
Salah satu tindakan ANC sebagai langkah untuk memperlancar
proses persalinan menjadi persalinan fisiologis adalah dengan melakukan
senam hamil (Mochtar, 1998). Menurut Unpad (1998), senam hamil ialah
suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas
otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot dasar panggul yang
berhubungan dengan proses persalinan. Secara teori optimalisasi organ-
organ yang berperan dalam proses persalinan dapat menyebabkan
terjadinya optimalisasi dalam hal lama persalinan dan juga pemulihan
kesehatan baik dari pemulihan kesehatan secara fisik maupun psikologis.
Salah satu tempat persalinan yang memiliki program senam hamil adalah
BKIA Abian Base di Kuta Bali.
BKIA Abianbase Kuta memiliki program unggulan yaitu senam
hamil. Peserta senam hamil yang sekali latihan dapat mencapai 26-30
orang. Studi pendahuluan yang telah dilakukan melalui register
persalinan BKIA Abianbase per Januari s.d. Februari 2008 menunjukkan
bahwa 62% dari ibu primipara yang bersalin di BKIA Abianbase telah
melakukan senam hamil minimal tiga kali sejak umur kehamilan 28
minggu. Namun selama ini belum pernah diteliti tentang pengaruh
senam hamil bagi ibu dalam menghadapi kelahiran terutama lama
proses kelahiran dan pemulihan kesehatannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
senam hamil terhadap lama proses persalinan dan pemulihan kesehatan pada
primipara di BKIA Abian Base Kuta.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah penelitian dapat
dirumuskan : “Apakah terdapat pengaruh senam hamil terhadap lamanya
proses persalinan dan pemulihan kesehatan ibu primipara di BKIA Abian
Base Kuta”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh senam hamil terhadap lamanya proses
persalinan dan pemulihan kesehatan pada ibu primipara di BKIA Abian
Base Kuta.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini untuk mendeskripsikan :
1.3.2.1 Mengidentifikasi lama persalinan kala II pada ibu tanpa senam
hamil
1.3.2.2 Mengidentifikasi lama persalinan Kala II pada ibu dengan senam
hamil
1.3.2.3 Menganalisa pengaruh antara senam hamil dengan lamanya
persalinan kala II
1.3.2.4 Mengidentifikasi lama pemulihan kesehatan pada ibu tanpa senam
hamil
1.3.2.5 Menganalisa pengaruh senam hamil terhadap lama persalinan pada
ibu primipara
1.3.2.6 Menganalisa pengaruh senam hamil terhadap lama pemulihan
kesehatan pada ibu primipara
1.4 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Praktis
1.5.1.1Provider
Penelitian ini dapat dipakai ssebagai bahan masukkan bagi Bidan
(provider) dalam memberi Asuhan Kebidanan berkaitan dengan konseling
prenatal, intranatal dalam meningkatkan status kesehatan ibu hamil dan ibu
nifas
1.5.2 Manfaat Teoritis
Informasi dan hasil penelitian dapat menjadi bahan acuan bagi
peneliti-peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan pelayanan intranatal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Senam Hamil
2.1.1 Pengertian
Dalam www.permatacibubur.com (2006), Kehamilan merupakan
suatu proses alamiah yang menyenangkan dan didambakan. Untuk itu
pengawasan kehamilan dan kesiapan fisik mental ibu diperlukan untuk
meningkatkan keselamatan ibu dan bayi selama menjalani proses
kehamilan, persalinan, nifas dan menyusui. Dalam www.hanyawanita.com
(2008) Senam hamil amat dianjurkan pada wanita hamil agar saat
melahirkan tiba dapat dijalani lebih mulus.
Bila dilihat dari gerakan-gerakannya, senam hamil hanya sekedar
senam seperti olahraga biasa yang membuat tubuh segar & bugar. Namun
ternyata senam hamil sangat membantu dalam proses persalinan,
dikarenakan selama senam hamil ini calon ibu dipersiapkan baik fisik
maupun mental untuk persalinan yang cepat dan spontan.
2.1.2 Tujuan Senam Hamil
Adapun tujuan dilakukannya senam hamil menurut
www.permatacibubur.com (2008) adalah sebagai berikut:
2.1.2.1Menguasai teknik pernapasan. Latihan pernapasan sangat bermanfaat
untuk mendapatkan oksigen, sedangkan teknik pernapasan dilatih
agar ibu siap menghadapi persalinan.
2.1.2.2Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
sehingga dapat mencegah / mengatasi keluhan nyeri di daerah
bokong, nyeri didaerah perut bagian bawah, dan keluhan wasir.
2.1.2.3Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan
yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh.
2.1.2.4Melatih relaksasi sempurna dengan latihan latihan kontraksi dan
relaksasi (relaksasi diperlukan untuk mengatasi ketegangan / rasa
sakit karena his pada proses kehamilan).
2.1.2.5Ibu dapat melahirkan tanpa penyulit sehingga ibu dan bayi sehat
setelah persalinan.
2.1.3 Program Senam Hamil
2.1.3.1 Peserta
Terbuka untuk semua ibu hamil yang usia kehamilannya antara 28 ~
30 minggu, atau dengan rekomendasi dokter / bidan yang memeriksa.
Keterbatasan waktu dan ruang yang tersedia mengharuskan peserta untuk
mendaftar terlebih dahulu.
2.1.3.2 Syarat Mengikuti Senam Hamil
Adapun syarat mengikuti senam hamil adalah sebagai berikut:
2.1.3.2.1 Dimulai pada kehamilan antara 28-30 minggu.
Kehamilan normal dengan rekomendasi dari dokter/bidan.
2.1.3.2.2 Latihan secara teratur
2.1.3.2.3 Pakaian senam cukup longgar
2.1.3.2.4 Menggunakan matras / kasur (tidak di lantai).
2.1.4 Jenis Latihan Senam
Latihan senam terdiri dari 7 langkah latihan yang berupa:
Latihan I : duduk bersila
Latihan II : melemaskan otot paha bagian dalam
Latihan III : latihan yg berhubungan dengan kaki
Latihan IV : latihan dasar pernafasan :
A : Pernafasan perut
B : Pernafasan Iga-iga
C : Pernafasan Dada
Latihan V : memperbaiki panggul jatuh ke depan
Latihan VI : menguatkan otot betis
Latihan VII : menguatkan otot pantat
Menurut www. medicastore.com (2008), teknik senam hamil
dijelaskan pada gambar dibawah ini:
Gambar 1. Panduan Senam Hamil
2.2 Hubungan senam hamil dengan persalinan
Pada umumnya ibu yang hamil , karena pengaruh hormon relaksin,
otot-otot dan jaringan lunak tubuh mengalami relaxasi, perlunakan dan
peregangan sehingga terjadi peningkatan motilitas persendian pelvis yang
menyebabkan timbulnya nyeri. Nyeri juga bisa ditimbulkan oleh
peregangan abnormal pada sympisis dan beban tubuh yang bertambah
sehingga timbullah nyeri di daerah punggung bawah. Hal ini bisa
menyebabkan rasa tidak nyaman di perut bahkan sampai ke pinggang
belakang.
Senam hamil pada dasarnya adalah pelatihan bagi wanita hamil sehat
menyiapkan kondisi fisiknya, menjaga kondisi otot-ototnya dan
persediaan yang berperan dalam proses dan mekanisme persalinan. Dalam
hal ini otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen, otot-otot dasar panggul
dan sebagainya yang berhubungan dengan proses persalinan. Dalam proses
persalinan, untuk mendorong bayi keluar, diperlukan tenaga mendorong,
yaitu his dan tenaga mengejan. Tenaga ini selain disebabkan his, juga
discbabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan
peningkatan intra abdominal. Jika otot-otot ini lemah atau lumpuh
persaUnan tidak akan berjalan fisiologis dan akan berlangsung lama. Otot-
otot dinding perut yang kuat bersama dengan elastisitas otot-otot dasar
panggul dan ligamen-ligamen yang kuat dapat mempertahankan kedudukan
rahim pada tempatnya, sehingga tidak mudah prolaps.
Kursus persiapan persalinan melalui senam hamil sebenarnya
mengandung dua tujuan yaitu menyiapkan kondisi fisik dan psikis wanita bamil
terutama dalam menumbuhkan sikap percaya diri dalam menghadapi
posalinan. Menurut Dick Read yang kemudian dikembangkan oleh
Vohoski (1980) bahwa wanita hamil harus mendapat pengertian mengenai
proses kehamilan dan persalinan sehingga dapat menghadapi secara realistis
dalam artinya hilangnya rasa takut dan cemas. Wanita hamil baru diberi
pelatihan teknik relaksasi dan pernafasan untuk mengurangi rasa nyeri dan
memperlancar persalinan. Rasa nyeri akan menyebabkan ibu bersalin ijadi
stress sehingga akan meningkatkan pengeluaran hormone adrenalin yang
menganggu sekresi hormone oxytocin pada lobus posterior hipofise sehingga
akan menurunkan aktivitas uterus yang akan memperpanjang waktu
persalinan.
2.2.1 Bentuk gerakan senam hamil
Pada dasarnya latihan gerakan senam hamil terdiri dari tiga jenis
latihan yaitu latihan pendahuluan, latihan inti, dan latihan penenangan.
2.2.1.1 Latihan pendahuluan
Latihan pendahuluan meliputi latihan kaki, lengan, bahu dan panggul
yang bertujuan untuk menjajagi daya kontraksi otot-otot tubuh, menjajagi luas
gerakan persendian, menghilangkan atau mengurangi kekakuan-kekakuan
baik yang terjadi pada permulaan latihan, maupun yang merupakan
hasil/akibat dari latihan-latihan yang lalu. Melalui latihan pendahuluan ini
wanita hamil tersebut siap menghadapi latihan-latihan yang menjadi inti dari
latihan-latihan yang akan dihadapinya.
2.2.1.2 Latihan inti
Latihan yang kedua yaitu latihan inti yang meliputi latihan pcmbentukan
sikap tubuh, latihan kontraksi dan relaksasi untuk memperoleh dan
mengatur sikap tubuh yang relax pada saat yang riukan, serta latihan
pernafasan untuk menguasai berbagai teknik ponafasan, sehingga pada saatnya
dapat digunakan sesuai kepentingannya. Dalam latihan inti bentuk-bentuk
latihan diberikan menurut umur kehamilannya, yaitu:
2.2.1.2.1 Latihan untuk kehamilan minggu ke 22-25
Meliputi : latihan pembentukan sikap tubuh yang bertujuan untuk
melatih kelenturan dan pengencangan otot-otot abdomen dan otot-otot sekitar
dubur (aphincter ani externus), latihan kontraksi dan relaksasi untuk mengatur
dan memperoleh sikap tubuh yang relax pada saat yang diperlukan. dan
latihan pernafasan yang dapat digunakan untuk relaksasi, mengatasi his
permulaan Kala I, dan his pendahuluan dan mengatasi stress baik yang terjadi
dari dalam maupun luar.
2.2.1.2.2 Latihan untuk kehamilan minggu ke 26-30
Meliputi : latihan pembentukan sikap tubuh yang bertujuan untuk
mefatih kelenturan dan pengencangan otot-otot abdomen dan otot dasar
panggul. latihan kontraksi dan relasasi, dan latihan pernafasan untuk
mengatasi nyeri his akhir Kala I dimana his pada saat ini bertambah kuat dan
dinding perut tegang, serta kondisi ini tidak dapat diatasi dengan pernafasan
dalam.
2.2.1.2.3 Latihan untuk kehamilan minggu ke 31-34
Meliputi : latihan pembentukan sikap tubuh yang dapat dilakukan
dengan berjongkok perlahan-lahan untuk melatih kelenturan otot panggul,
latihan kontraksi dan relaksasi yang dilakukan dengan teknik pernafasan
diafragma untuk melatih otot-otot dinding perut dan diafragma, dan latihan
pemafasan untuk mengatasi kegiatan mengejan yang tidak boleh dilakukan.
2.2.1.2.4 Latihan untuk kehamilan minggu ke 35- saat akan melahirkan
Meliputi : Latihan pembentukan sikap tubuh, latihan kontraksi dan
relaksasi untuk melatih kekuatan otot-otot leher, bahu perut dan otot dasar
panggul, serta latihan pernafasan untuk mengejan.
2.2.1.3 Latihan penenangan
Latihan yang ketiga yaitu latihan penenangan yang bertujuan untuk
memperoleh relaksasi sempurna. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan
selama berada dalam posisi relaksasi yaitu :
1) Tekuk semua persendian dan tutupkan mata
2) Lemaskan seluruh otot-otot tubuh ternasuk otot muka
3) Lakukan pernafasan secara teratur dan berirama
4) Pusatkan pikiran pada iram nafas
5) Apabila suasana gaduh, tutup mata dengan saputangan, dan tutup
telinga dengan bantal
6) Pilih posisi relaksasi yang menurut anda nyaman seperti : posisi
terlentang, berbaring miring, terlentang dengan kedua lutut ditekuk,
atau sambil duduk.
Melakukan gerakan-gerakan senam hamil tersebut diatas hendaknya
didampingi suami karena besar peran suami untuk membantu
memposisikan ibu untuk berubah dari satu gerakan ke gerakan yang lain
dan suami dapat membantu mengingat dan mengarahkan ibu untuk
melakukan gerakan yang benar jika ingin melakukan senam hamil mandiri di
rumah, sehingga kualitas senam mandiri dapat dioptimalkan.
Pendampingan suami saat senam hamil juga memberikan dampak psikis,
dimana ibu akan merasa lebih nyaman dan aman sehingga sikap tubuh yang
relax dapat dilatih lebih maksimal pada saat senam hamil serta dapat
digunakan secara optimal pada saat persalinan nanti.
2.3 Proses Persalinan
2.3.1 Persalinan Normal
2.3.1.1 Pengertian
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan
persentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada bayi (Saifudin, 2002).
Menurut Manuaba (1998), proses persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
2.3.1.2 Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi tersebut adalah sebagai
berikut:
2.3.1.2.1 Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2.3.1.2.2 Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
2.3.1.2.3 Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan rangsangan.
2.3.2 Proses Persalinan Normal
Untuk memudahkan pengertian tentang jalannya persalinan maka
persalinan dapat dibagi menjadi 4 tahap yaitu :
2.3.2.1Kala I atau kala pembukaan
Dimulai dari HIS persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks
mencapai 10 cm proses ini terbagi menjadi dua fase yaitu fase aktif dan fase
laten :
Fase laten : berlangsung selama delapan jam. Pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai ukuran tiga cm., sedangkan fase aktif
terbagi menjadi tiga fase yaitu :
Fase akselerasi : yaitu dalam dua jam pembukaan tiga centimeter tadi.
2.3.2.1.1 Fase dilatasi maksimal : yaitu dalam waktu dua jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari empat centimeter menjadi
sembilan centimeter.
2.3.2.1.2 Fase deselerasi : yaitu dalam pembukaan menjadi lambat
kembali, yaitu dalam waktu dua jam pembukaan sembilan
centimeter menjadi sepuluh centimeter.
2.3.2.2Kala II atau kala pengeluaran
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, pada kala II,
his menjadi lebih kuat dan cepat kira-kira dua sampai lima menit sekali,
proses ini biasanya berlangsung dua jam pada primigravida dan satu jam
pada multigravida.
2.3.2.3Kala III atau kala uri
Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta, biasanya plasenta
lepas dalam empat sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan
atau dengan tekanan pada fundus uteri.
2.3.2.4Kala IV
Dimulai pada saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post
partum pada kala ini diamati apakah tidak terjadi perdarahan post partum.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan Normal
Menurut Manuaba (1999), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
persalinan normal yaitu :
2.3.3.1Power, terdiri dari kekuatan his dan kekuatan mengejan.
2.3.3.2Passage, terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak.
2.3.3.3Passanger, yakni janin, plasenta dan selaput ketuan.
2.3.3.4Faktor psikologis termasuk didalamnya :
Penerimaan ibu atas kehamilannya (kehamilan yang dikehendaki
atau yang tidak dikehendaki).
Penerimaan ibu terhadap jalannya perawatan antenatal, petunjuk dan
persiapannya menjalani persalinan, kemampuannya untuk
bekerjasama dengan pemimpin atau penolong persalinan, adaptasi
ibu terhadap rasa nyeri persalinan.
Penolong persalinan diharapkan mempunyai kesabaran dan pengertian
dalam menghadapi persalinan. Seperti memberikan ibu hamil untuk
memilih posisi persalinan berbaring miring ke kiri, memberi rasa santai
pada ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik pada bayi dan
membantu terjadinya leserasi.
2.3.4 Mekanisme Persalinan Normal pada Letak Belakang Kepala
Menurut Cunningham (1995) letak belakang kepala (verteks)
merupakan kurang lebih 95% dari proses persalinan. Verteks memasuki
panggul dengan sutura sagitalis pada diameter transversal pintu atas
panggul.
Gerakan-gerakan utama pada persalinan letak belakang kepala adalah :
2.3.4.1Engangemen
Engangemen ialah lewatnya diameter transversal terbesar kepala pada
letak belakang kepala melalui pintu atas panggul. Peristiwa ini dapat terjadi
dalam beberapa minggu pada akhir kehamilan atau baru, terjadi pada
permulaan persalinan. Pada sebagian besar multipara dan beberapa
multipara, pada saat permulaan persalinan, kepala sering kali masih dapat
digerakkan dengan mudah diatas PAP dengan setura sagitalis dalam
diameter transversal atau diameter Oblique.
Meskipun kepala janin cendrung menyesuaikan diri pada sumbu
melintang PAP. Namun suture sagitalis yang sejajar dengan sumbu
melintang tersebut tidak selalu terletak tepat pada pertengahan antara
simfisis dan promotorium. Sering kali sutura sagitalis bergeser agak ke
belakang mendekati promotorium atau agak kedepan kearah simfisis.
Pergeseran kepala kearah posterior dan anterior disebut asinklitismus.
Apabila sutura sagitalis mendekati promontorium, maka tulang parietal
de[an yang lebih banyak teraba pada pemeriksaan dalam, keadaan ini
disebut asinklitismus anterior. Apabila sutures sagitalis lebih dekat ke
simfisis maka tulang parietal bagian belakang yang berada paling bawah
disebut asinklitismus posterior. Perubahan yang bertahap dari asinklitismus
posterior keasin klitismus anterior memudahkan terjadinya penurunan
kepala karena tersedianya rongga panggul yang lebih longgar.
2.3.4.2Penurunan (Descent)
Pada multipara, engagemen dapat terjadi sebelum proses persalinan,
sedangkan penurunan lebih lanjut biasanya tidak harus terjadi sebelum
permulaan kala II. Pada multipara, penurunan biasanya dimulai bersamaan
dengan angagemen. Penurunan terjadi akibat dari satu atau beberapa terasa
dorong berikut ini.
2.3.4.2.1 Tekanan air ketuban
2.3.4.2.2 Tekanan langsung fundus uteri terhadap bokong janin.
2.3.4.2.3 Konstrasi otot-otot perut ibu.
2.3.4.2.4 Ekstensi dan melurusnya tubuh janin.
2.3.4.3Fleksi
Setelah kepala yang sedang turun menyentuh rintangan apakah itu
serviks, dinding panggul atau dasar panggul, maka biasanya akan terjadi
fleksi kepala. Dalam gerakan ini, dagu menempel pada dada dengan
demikian diameter suboksipito bregmatika yang lebih pendek,
menggantikan kedudukan diameter oksipito frontalis yang lebih panjang.
2.3.4.4Putar Paksi Dalam
Adalah berputarnya kepala, sehingga opsiput menuju kedepan, kearah
sintisis fubis atau kadang-kadang opsiput bergerak kebelakang, kearah
lengkung sakrung. Putar paksi dalam sangat penting untuk penyempurnaan
proses persalinan, kecuali pada janin sangat kecil. Putar paksi dalam yang
selalu bersamaan dengan penurunan bagian terendah janin, biasanya baru
sempurna bila kepala mencapai ketinggian sepina iskhiadika, dengan
demikian telah engaged.
2.3.4.5Ekstensi
Ekstensi kepala, mengakibatkan bagian bawah tulang oksiput
menyentuh langsung tepi bawah sinfisis pubis, berhubung arah lubang
Vulpa adalah ke depan atas, maka ekstensi harus terjadi lebih dulu, baru
kepala dapat melewatinya. Bila kepala yang dalam keadaan fleksi, maka
saat mencapai dasar panggul tidak melakukan gerakan ekstensi melainkan
melanjutkan gerakan lurus kebawah, maka akan terhalang bagian posterior
dari perineum, dan apabila tenaga dorong cukup kuat akan jaringan
perineum pada saat kepala menekan panggul, maka dua kekuatan akan
terbentur yaitu:
2.3.4.5.1 Tenaga dorong dari uterus yang bekerja lebih ke arah posterior.
2.3.4.5.2 Tekanan dasar panggul dan simfisis yang bereaksi lebih ke
anterior.
Resultance kedua kekuatan tersebut adalah menjurus kelubang vulpa,
hingga kepala akan mengadakan gerakan ekstensi.
Bertambahnya regangan dengan perineum dan lubang vagina, maka
bagian oksiput pelan-pelan tampak makin besar. Kepala lahir dengan
terjadinya ekstensi lebih lanjut dan secara berturut-turut akan melalui
perineum : Oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu. Segera
setelah itu, kepala akan terjatuh ke bawah, dengan dagu menghadap
kedaerah dubur ibu.
2.3.4.6Putar Paksi Luar
Kepala yang telah lahir akan mengalami restitusi. Apabila ubun-ubun
kecil terletak di sebelaj kiri, maka setelah kepala lahir akan berputar ke
tuberoksitasichii kiri, apabila ubun-ubun kecil semula berada di sebelah
kanan, setelah kepala lahir oksiput akan berputar ke kanan. Berputarnya
kepala keposisi miring ini (Restitusi), diikuti oleh penyempurnaan gerakan
putar paksi luar menjadi posisi melintang, suatu gerakan yang mengikuti
perputaran badan janin sedemikian rupa, hingga menempati diameter satu
bahu berada dianterior, dibawah simpisis, bahu lainnya diposterior. Gerakan
ini tampaknya terjadi karena factor yang sama pada pelvis yang
menyebabkan terjadinya terjadinya putar paksi dalam kepala.
2.3.4.7Ekspulsi
Sesaat setelah putar paksi luar, bahu depan kelihatan dibawah simfisis,
sedangkan perineum diregangkan oleh bahu belakang. Setelah kelahiran
bahu maka bagian tubuh janin yang lain dengan cepat lahir.
2.3.4.8Persalinan Kala II
Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya seluruh tubuh bayi. Juga dikenal sebagai
kala pengeluaran (Waspodo, 2002).
2.3.4.8.1 Tanda dan gejala persalinan kala II
Menurut Wapodo (2002) ada beberapa tanda dan gejala pada
persalinan kala II.
2.3.4.8.1.1 Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan gejala
kontraksi.
2.3.4.8.1.2 Ibu merasakan tekanan yang makin meningkat pada rectum
dan atau vagina.
2.3.4.8.1.3 Perinium ibu terlihat menonjol.
2.3.4.8.1.4 Terlihat pembukaan pada vulva pagina dan sfingter anal ibu.
2.3.4.8.1.5 Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
2.3.4.8.2 Diagnose pasti persalinan kala II
Menurut Waspodo (2002) diagnosa pasti persalinan kala II ditegakan
dengan melakukan pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
2.3.4.8.2.1 Pembukaan serviks telah lengkap.
2.3.4.8.2.2 Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.
2.3.4.8.3 Pemantauan Kala II
Menurut Saifuddin (2002), yang perlu dipantau petugas selama kala II
yaitu :
2.3.4.8.3.1 Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus.
2.3.4.8.3.2 Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung janin setelah kontraksi.
2.3.4.8.3.3 Kondisi ibu meliputi pemeriksaan nadi dan tekanan darah
setiap 30 menit, keadaan dehidrasi, perubahan sikap/prilaku,
tingkat tenaga yang dimiliki.
2.3.4.8.4 Penanganan Kala II
2.3.4.8.4.1 Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan
mendampingi ibu agar merasa nyaman menawarkan minum,
mengipasi dan memijat ibu.
2.3.4.8.4.2 Menjaga kebersihan diri.
2.3.4.8.4.3 Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi
ibu.
2.3.4.8.4.4 Memberi dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu dengan cara menjaga pripasi ibu, penjelasan
tentang proses dan kemajuan persalinan serta penjelasan
tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu.
2.3.4.8.4.5 Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengedan dapat
dipilih posisi jongkok, menungging, tidur miring dan setengah
duduk. Posisi tegak ada kaitannya dengan mengurangnya rasa
nyeri, mudah mengedan kurangnya trauma vagina dan
perineum serta infeksi.
2.4 Lama Persalinan dan Lama Pemulihan Kesehatan
Persalinan kala II atau juga merupakan lama persalinan dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi, pada kala II, his menjadi lebih
kuat dan cepat kira-kira dua sampai lima menit sekali, proses ini biasanya
berlangsung dua jam pada primigravida dan satu jam pada multigravida.
Lama pemulihan kesehatan seseorang tergantung dari nutrisi dan
kondisi tubuh ibu sebelum melahirkan. Dalam hal ini pemulihan kesehatan
yang dimaksud adalah kemampuan ibu untuk beraktivitas secara normal
atau seperti biasanya.
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yaitu
suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif
(Notoatmojo 2002). Dalam penelitian ini peneliti berusaha menguraikan
tentang jalannya proses persalinan meliputi lamanya proses persalinan dan
kondisi perineum pada ibu primipara yang melaksanakan senam hamil.
Pendekatan subyektif yang digunakan adalah pendekatan cross
sectional yaitu pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data
pada suatu saat terhadap beberapa kelompok, sehingga data yang
dikumpulkan lebih lengkap dan cepat (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini
diamati dan dicatat jalannya proses persalinan yang meliputi lamanya proses
persalinan dan lama pemulihan kesehatan, pengamatan hanya dilakukan satu
kali saja dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat penelitian.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik dari suatu sampel atau ukuran dari ciri-
ciri yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmojo, 2002).
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah : lamanya proses
persalinan pada ibu dengan senam hamil, lamanya proses persalinan pada
ibu tanpa senam hamil, lamanya pemulihan kesehatan pada ibu dengan
senam hamil dan lamanya pemulihan kesehatan pada ibu tanpa senam hamil.
3.2.2 Definisi operasional
Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini yaitu:
3.2.1 Lamanya proses persalinan bagi ibu yang melakukan senam hamil
Waktu yang diperlukan oleh ibu hamil yang melakukan senam hamil
sejak trimester II lewat perantara seorang ahli senam untuk melahirkan
bayinya dari kala I sampai kala II atau bayi lahir lengkap (pembukaan
lengkap sampai bayi lahir), skala variabel ini adalah rasio yaitu dalam
waktu menit dengan teknik pengumpulan data yaitu metode observasi.
3.2.2 Lamanya proses persalinan bagi ibu tanpa senam hamil
Waktu yang diperlukan oleh ibu hamil yang tidak melakukan senam
hamil untuk melahirkan bayinya dari kala I sampai kala II atau bayi lahir
lengkap(pembukaan lengkap sampai bayi lahir), skala variabel ini adalah
rasio yaitu dalam waktu menit dengan teknik pengumpulan data yaitu
metode observasi.
3.2.3 Lamanya Pemulihan Kesehatan bagi ibu yang melakukan senam
hamil
Waktu yang diperlukan oleh ibu hamil yang melakukan senam hamil
sejak trimester II lewat perantara seorang ahli senam untuk memulihkan
kondisinya dari fase persalinan atau melahirkan. Pemulihan kondisi yang
dimaksud mencakup kemampuan ibu dalam berganti posisi,berjalan sampai
melakukan aktivitas dari saat bayi lahir sampai mampu berjalan. Waktu
dihitung dari saat bayi lahir sampai dengan melakukan aktivitas atau
berjalan. Diukur dengan panduan observasi dengan skala rasio dalam satuan
jam.
3.2.4 Lamanya pemulihan Kesehatan bagi ibu yang tidak melakukan
senam hamil
Waktu yang diperlukan oleh ibu hamil yang tidak melakukan senam
hamil untuk memulihkan kondisinya dari fase persalinan atau melahirkan.
Pemulihan kondisi yang dimaksud mencakup kemampuan ibu dalam
berganti posisi, berjalan sampai melakukan aktivitas dari saat bayi lahir
sampai mampu berjalan. Waktu dihitung dari saat bayi lahir sampai dengan
melakukan aktivitas atau berjalan. Diukur dengan panduan observasi
dengan skala rasio dalam satuan jam.
3.3 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BKIA Abianbase yang berlokasi di
Kuta Badung, karena BKIA Abianbase merupakan salah satu tempat
bersalin yang memberikan pelayanan ANC dan persalinan dengan rata-
rata kunjungan ANC 85 tiap bulan. Penelitian ini dilaksanakan mulai
minggu kedua bulan Mei hingga bulan Juni 2008.
3.4 Populasi dan Sample Penelitian
3.4.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin di BKIA
Abianbase Kuta pada kurun wakt yang ditetapkan, dengan kriteria inklusi sebagai
berikut:
a. Ibu bersalin primigravida (pertama kali melahirkan)
b. Usia reproduksi sehat (20-35 th)
d. Tingkat pendidikan minimal SLTP
e. Usia kehamilan aterm (37 sampai 40 minggu)
f. Kesan panggul normal
g. Presentasi belakang kepala
h. TBBJ 2500-4000 gram
Kriteria eksklusi:
a. Persalinan yang dilakukan tindakan episiotomi.
3.4.2 Unit Analisis
Unit analisis responden dalam penelitian ini adalah subyek yang
memenuhi kriteria inklusi yang berjumlah 16 orang yang terdiri dari 6 orang ibu
yang yang tidak melakukan senam hamil sebagai kontrol dan 10 orang ibu yang
melakukan senam hamil sebagai subyek perlakuan.
3.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling jenis
purposive sampling yaitu pengambilan sample atau responden berdasarkan
tujuan tertentu (Sugiyono, 2001). Setiap ibu bersalin yang memenuhi kriteria
inklusi yang ditemukan dalam kurun waktu penelitian dijadikan sample dalam
penelitian ini.
3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.5.1 Jenis data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer yaitu
data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan
(Sugiarto, 2001). Data primer yang dikumpulkan meliputi data frekuensi
senam hamil, lamanya proses persalinan dan lama pemulihan kesehan. Data
frekuensi senam hamil juga diperoleh dari data sekunder yaitu data yang
diperoleh melalui penelusuran register latihan senam hamil dan kartu kunjungan
ANC.
3.5.2 Cara Pengumpulam Data
Cara pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan
wawancara. Jalannya proses persalinan yang meliputi lamanya proses
persalinan dan pemulihan kesehatan. Dalam pengumpulan data ini peneliti
dibantu oleh tenaga kesehatan yaitu bidan yang bertugas di BKIA Abianbase
apabila peneliti tidak dapat hadir saat proses persalinan berlangsung, dimana
sebelumnya telah dijelaskan tentang cara dan jenis data yang akan
dikumpulkan. Data frekuensi senam hamil dikumpulkan dengan cara
wawancara dan melalui catatan medis perkembangan kehamilan responden
berupa kartu kunjungan ANC yang dibawa pasien dan register senam hamil.
3.5.3 Instrumen Pengumpul Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa:
3.5.3.1 Check list untuk mengumpulkan data lamanya proses
persalinan dan lamanya pemulihan kesehatan
3.5.3.2 Pedoman wawancara untuk mengumpulkan data frekuensi senam
hamil.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh adalah data frekuensi latihan senam hamil pada
ibu primigravida, lamanya proses persalinan, dimana data yang diperoleh
adalah data kuantitatif. Setelah data dari seluruh responden terkumpul
dilakukan editing yaitu memeriksa kelengkapan dari tiap butir-butir
pertanyaan dalam instrumen penelitian apakah ada yang terlewatkan. Jika
seluruh data telah lengkap dilakukan entry yaitu memasukkan data ke
dalam tabel yang kemudian disertai penjabaran secara naratif.
3.6.2 Teknik / Analisa Data
Analisis secara kuantitatif yang dilakukan adalah analisis perbedaan
terhadap tingkat kecemasan ibu hamil yang akan menghadapi persalinan
pertama, yaitu dengan menggunakan Uji U Mann-Whitney.
Uji Mann-Withney digunakan untuk menguji perbedaan dua
distribusi sampel pada data yang tidak berdistribusi normal. Skala data yang
dapat diuji dengan uji ini adalah ordinal, interval dan rasio. Adapun
prosedur uji yang akan dilakukan adalah dengan jalan:
1. Gabungkan data dari kedua kelompok
2. Data diurutkan dari yang kecil ke data yang besar
3. Tentukan jumlah data masing-masing kelompok: n1 untuk sampel
kontrol yang jumlahnya lebih sedikit dan n2 untuk sampel eksperimen
yang berjumlah lebih banyak
4. Berikan tanda pada data dari sampel yang lebih kecil
5. Hitung jumlah data dari kelompok besar yang mendahului tiap data dari
kelompok kecil, kemudian jumlahkan sehingga memperoleh nilai U
6. Tetapkan nilai U pada tabel berdasarkan n1 dan n2 (pada penelitian ini
n1 berjumlah 6 dan n2 berjumlah 10 dengan tingkat kemaknaan 0,05
didapatkan nilai U tabel adalah berkisar antara 32-70.
7. Bandingkan nilai U hitung dengan U tabel (bila nilai U berada pada
kisaran nilai tabel, maka Ho diterima ini berarti tidak ada perbedaan
antara pemberian senam terhadap penurunan kecemasan primigravida
dalam menghadapi persalinan pertama, demikian sebaliknya jika nilai U
hitung berada diluar batas penerimaan U tabel).
Secara otomatis uji statistic dengan uji Mann-Whitney dapat dilakukan
melalui bantuan computer yaitu dengan program SPSS 16 for windows.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil Responden Penelitian
Responden yang dipakai dalam penelitian ini adalah ibu yang
melakukan persalinan di BKIA Abian Base yang terdiri dari enam orang
yang tidak melakukan senam hamil dan sepuluh orang yang melakukan
senam hamil. BKIA Abianbase Kuta memiliki program unggulan yaitu
senam hamil. Peserta senam hamil yang sekali latihan dapat mencapai 26-
30 orang. Kantong persalinan jumlah ibu yang akan bersalin berdasarkan
tafsiran persalinan keempat bulan April sampai bulan Juni minggu
keempat 40 kasus. Studi pendahuluan yang telah dilakukan melalui
register persalinan BKIA Abianbase per Januari s.d. Februari 2008
menunjukkan bahwa 62% dari ibu primipara yang bersalin di BKIA
Abianbase telah melakukan senam hamil minimal tiga kali sejak umur
kehamilan 28 minggu.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Lama Persalinan Kala II
Tabel 4.1 Distribusi Lama Persalinan berdasarkan Lama
Persalinan
Senam Hamil N Mean RankSum of Ranks
Lama Persalinan
Tanpa senam 6 12.75 76.5
Dengan Senam 10 5.949999 59.4999981Total 16
Tabel 4.1, menunjukkan bahwa rata-rata lama persalinan kala II pada
ibu yang tanpa senam hamil adalah sebanyak 12,75 menit sedangkan
dengan senam hamil adalah 5,49 menit. Ini menunjukkan bahwa kala II
tanpa senam hamil lebih lama daripada senam hamil.
Tabel 4.2 Hasil uji mann withney pengaruh senam hamil
terhadap lama persalinan
Test Statistics
Lama Persalinan
Mann-Whitney U 4.5Wilcoxon W 59.5Z -2.776088375Asymp. Sig. (2-tailed) 0.005501725Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 0.002997003a Not corrected for tiesb Grouping Variable: Senam Hamil
Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai probabilitas adalah sebesar
0,0055 pada α=0,05, sehingga p < α dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan antara lama persalinan pada ibu yang melahirkan
dengan senam hamil dengan tanpa senam hamil.
4.2.2. Lama Pemulihan Kesehatan pada Ibu setelah Bersalin dengan senam
hamil dan tanpa senam hamil
Tabel 4.3 Distribusi lamanya pemulihan kesehatan pada ibu
bersalin dengan senam hamil dan tanpa senam hamil
Lama Pemulihan
Senam Hamil NMea
n Rank
Sum of Ranks
Tanpa senam 6 12 72
Dengan Senam 10 6.4 64Total 16
Tabel 4.3, menunjukkan bahwa rata-rata lama pemulihan kesehatan
pada ibu bersalin yang tanpa senam hamil adalah sebesar 12 jam dan
dengan senam hamil sebesar 6,4 jam. Sehingga rata-rata pemulihan
kesehatan pada ibu melahirkan dengan senam hamil lebih cepat daripada
tanpa senam hamil.
Tabel 4.4 Hasil uji statistic pengaruh senam hamil terhadap
pemulihan kesehatan
Test Statistics
Lama Pemulihan
Kesehatan
Mann-Whitney U 9
Wilcoxon W 64Z -2.336942513Asymp. Sig. (2-tailed)
0.019442173
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
0.022477522
a Not corrected for ties.
b Grouping Variable: Senam Hamil
Tabel 4.4, menunjukkan bahwa probabilitas dalam penelitian dengan
α = 0,05 adalah sebesar 0,019 (p<α). Dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara lama pemulihan kesehatan pada ibu melahirkan dengan
senam hamil dan tanpa senam hamil yang berarti ada pengaruh antara
senam hamil dengan pemulihan kesehatan pada ibu melahirkan.
4.3. Pembahasan
Senam hamil pada dasarnya adalah pelatihan bagi wanita hamil sehat
menyiapkan kondisi fisiknya, menjaga kondisi otot-ototnya dan
persediaan yang berperan dalam proses dan mekanisme persalinan. Dalam
hal ini otot-otot dinding perut, ligamen-ligamen, otot-otot dasar panggul
dan sebagainya yang berhubungan dengan proses persalinan. Dalam proses
persalinan, untuk mendorong bayi keluar, diperlukan tenaga mendorong,
yaitu his dan tenaga mengejan. Tenaga ini selain disebabkan his, juga
disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan
peningkatan intra abdominal. Jika otot-otot ini lemah atau lumpuh
persalinan tidak akan berjalan fisiologis dan akan berlangsung lama. Otot-
otot dinding perut yang kuat bersama dengan elastisitas otot-otot dasar
panggul dan ligamen-ligamen yang kuat dapat mempertahankan kedudukan
rahim pada tempatnya, sehingga tidak mudah prolaps.
Teori di atas sesuai dengan hasil dari penelitian ini yaitu ada pengaruh
antara senam hamil dengan lama proses persalinan. Ditemukan bahwa rata-rata
lama persalinan dengan senam hamil lebih kecil daripada tanpa senam hamil.
Artinya senam hamil dapat mempersingkat waktu persalinan.
Wanita hamil baru diberi pelatihan teknik relaksasi dan pernafasan
untuk mengurangi rasa nyeri dan memperlancar persalinan. Rasa nyeri akan
menyebabkan ibu bersalin menjadi stress sehingga akan meningkatkan
pengeluaran hormone adrenalin yang menganggu sekresi hormone oxytocin
pada lobus posterior hipofise sehingga akan menurunkan aktivitas uterus
yang akan memperpanjang waktu persalinan serta juga pemulihan fisik ibu
setelah melahirkan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh antara senam hamil dengan pemulihan fisik, dengan senam hamil
pemulihan kesehatan lebih cepat daripada tanpa senam hamil. Secara teori
senam hamil dapat melatih organ-organ reproduksi dan otot-otot bantu
persalinan sehingga otot-otot tersebut lebih siap dalam menghadapi persalinan
dan lebih cepat mengalami pemulihan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
5.1.1 Terdapat perbedaan rata-rata lama persalinan antara ibu hamil
dengan dan tanpa senam hamil
5.1.2 Terdapat perbedaan rata-rata lama pemulihan kesehatan antara ibu
melahirkan dengan dan tanpa senam hamil
5.1.3 Saran
Diharapkan kepada tenaga kebidanan agar menekankan pentingnya
senam hamil bagi kelancaran persalinan. Mengefektifkan senam hamil agar
setiap ibu yang melahirkan selalu melaksanakan senam hamil. Manajemen
BKIA Abian Base diharapkan agar mentargetkan 100% ibu bersalin
menjalankan metode senam hamil dalam memperlancar proses persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI, 2001, Buku 3 Catatan tentang Perkembangan dalam Praktek Kebidanan, Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Bali, 2004. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan, Denpasar.
Farrer, Helen, 2002, Perawatan Maternitas, EGC, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gede, 2002. Operasi Kebidanan, Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Dokter Umum, EGC, Jakarta.
Mac Donald Gant, Cunningham, 2002, Obstetri William Edisi18, EGC, Jakarta.
Mochtar, Rustam, 2002. Sinopsis Obstetri, EGC, Jakarta.
Notoatmojo Sarkidjo, 2002, Metodelogi Penelitian Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Pusdiknakes. WHO-JHPIEGO, 2003. Buku 3 Asuhan Intrapartum, Pusdiknakes WHO-JHPIEGO, Jakarta.
Saifuddin, Abdul Basri, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP bekerjasama dengan JN PKKR POGI, Jakarta.
Simkin, Penny dan Ruth, 2005. Buku Saku Persalinan, EGC, Jakarta.
Wiknjosastro, Hanifa, 2006, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
, 2000, Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Waspodo, Djoko, 2002, Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Tridasa Printa, Jakarta.