bab i vertigo

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Vertigo adalah halusinasi gerak, yaitu perasaan seakan-akan lingkungan sekitar bergerak, atau perasaan pasien akan jatuhatau berputar. Terminasi ini dianggap sebagai gejala lesi sistem vestibuler, baik perifer maupun sentral dan tidak dibatasi pada sensasi gerakan berputar saja, namun juga meliputi gerakan linier seperti kecenderungan untuk jalan sempoyongan ke satu sisi. Pasien sering kesulitan untuk menjelaskan perasaannya, dan dalam anamnesis pasien vertigo, harus dibedakan dengan bentuk-bentuk lain dizziness, mau pingsan, kepala terasa ringan, drop-attack, hipotensi postural maupun klaustrofobia. Riwayat penyakit secara lengkap dan akurat adalah penting, karena tanda-tanda klinis seringkali minimal. Pemeriksaan klinis meliputi otology, neurologi dan kardiovaskuler. Pemeriksaan neurologis meliputi adanya nistagmus spontan, evaluasi saraf kranial, terutama N.III sampai N. X, tes fungsi cerebelar, koordinasi dan keseimbangan. Bila didapatkan riwayat vertigo posisional, harus dikerjakan test posisional. Pemeriksaan kardiovaskularmeliputi palpasi A. Karotis dan auskultasi untuk mencari adanya bruit, pengukuran tekanan darah dan nadi. Gerakan leher juga diperiksa. Pemeriksaan lanjut tergantung riwayat penyakit pasien dan pemeriksaan lain, misalnya test vestibuler, foto kepala, foto mastoid dan foto meatus auditorius interna. Pemeriksaan darah lengkap, gula darah dan test sifilis bila ada indikasi juga diperlukan. 1.2 TUJUAN

Upload: ariezta-kautsar-rahman

Post on 14-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BF

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGVertigo adalah halusinasi gerak, yaitu perasaan seakan-akan lingkungan sekitar bergerak, atau perasaan pasien akan jatuhatau berputar. Terminasi ini dianggap sebagai gejala lesi sistem vestibuler, baik perifer maupun sentral dan tidak dibatasi pada sensasi gerakan berputar saja, namun juga meliputi gerakan linier seperti kecenderungan untuk jalan sempoyongan ke satu sisi. Pasien sering kesulitan untuk menjelaskan perasaannya, dan dalam anamnesis pasien vertigo, harus dibedakan dengan bentuk-bentuk lain dizziness, mau pingsan, kepala terasa ringan, drop-attack, hipotensi postural maupun klaustrofobia.Riwayat penyakit secara lengkap dan akurat adalah penting, karena tanda-tanda klinis seringkali minimal. Pemeriksaan klinis meliputi otology, neurologi dan kardiovaskuler. Pemeriksaan neurologis meliputi adanya nistagmus spontan, evaluasi saraf kranial, terutama N.III sampai N. X, tes fungsi cerebelar, koordinasi dan keseimbangan. Bila didapatkan riwayat vertigo posisional, harus dikerjakan test posisional. Pemeriksaan kardiovaskularmeliputi palpasi A. Karotis dan auskultasi untuk mencari adanya bruit, pengukuran tekanan darah dan nadi. Gerakan leher juga diperiksa. Pemeriksaan lanjut tergantung riwayat penyakit pasien dan pemeriksaan lain, misalnya test vestibuler, foto kepala, foto mastoid dan foto meatus auditorius interna. Pemeriksaan darah lengkap, gula darah dan test sifilis bila ada indikasi juga diperlukan.1.2 TUJUAN