bab i · web viewbab iii penutup kesimpulan matematika dapat ditinjau dari segala sudut, dan...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini tidak lepas dari hasil
perkembangan matematika. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa
depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Pembelajaran
matematika diharapkan dapat berperan dalam menyiapkan, meningkatkan dan
membekali individu dan masyarakat di era yang penuh perubahan.
Matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Dengan demikian, pendidikan matematika mampu menyiapkan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas yang ditandai memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi sesuai dengan tuntutan
kebutuhan. Kompetensi tersebut diperlukan pada era persaingan global yang
kompetitif. Pada era global ini akan terlihat jelas bahwa hanya bangsa-bangsa
yang memiliki SDM berkualitas tinggi yang akan dapat survive, mencapai
stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, serta berkembang dan mencapai
kemakmuran.
Hal di atas mengacu pada pernyataan bahwa ‘Matematika sebagai
ratu atau ibunya ilmu’ yang dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai
sumber dari cabang ilmu yang lainnya. Dengan perkataan lain, banyak ilmu-
ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika.
Sebagai contoh, banyak teori-teori dan cabang-cahang dari Fisika dan Kimia
(modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep Kalkulus,
khususnya tentang Persamaan Diferensial.
Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan, seperti
telah diuraikan di atas, tersirat bahwa matematika itu sebagai suatu ilmu yang
1
berfungsi pula untuk melayani ilmu pengetahuan. Dengan perkataan lain,
matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu,
juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam pengembangan dan
operasionalnya. Cabang matematika yang memenuhi fungsinya seperti yang
disebutkan terakhir itu dinamakan dengan matematika terapan (Applied
Mathematics).
Oleh karena itu, dalam pembahasan makalah selanjutnya akan
dipaparkan mengenai aplikasi matematika dalam cabang ilmu pengetahuan
lainnya terkhusus pada Fisika, Biologi, Geografi dan Kimia.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana konsep-konsep dasar matematika?
2. Bagaimana aplikasi matematika dalam biologi?
3. Bagaimana aplikasi matematika dalam fisika?
4. Bagaimana aplikasi matematika dalam kimia?
5. Bagaimana aplikasi matematika dalam geografi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar matematika;
2. Untuk mengetahui aplikasi matematika dalam biologi;
3. Untuk mengetahui aplikasi matematika dalam fisika;
4. Untuk mengetahui aplikasi matematika dalam kimia;
5. Untuk mengetahui aplikasi matematika dalam geografi.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah agar
bagi masyarakat umumnya dan kalangan akademisi (mahasiswa) khususnya
2
memahami dengan baik peran penting dari konsep-konsep matematika yang
tak hanya berlaku pada pemecahan masalah-masalah kopleks dalam suatu
bidang ilmu tertentu melainkan juga dapat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
3
BAB II
PEMBAHSAN
A. Konsep Dasar Matematika
Ada berbagai macam pendapat dan pandangan tentang pengertian
matematika, antara lain:
1. matematika adalah bahasa simbol dan numerik yang dapat
menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional;
2. matematika adalah metode berpikir logis;
3. matematika adalah ilmu pengetahuan mengenai kuantitas dan besaran,
4. matematika adalah ilmu pengetahuan yang bekerja menarik
kesimpulan-kesimpulan yang perlu;
5. matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, dan
struktur,
6. matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif,
7. matematika adalah aktivitas manusia.
Istilah matematika awalnya diambil dari perkataan Yunani,
mathematica, yang berarti “relating to learning”. Perkataan ini mempunyai
akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science)
dan kata mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir). Hakikat
matematika adalah ilmu tentang berfikir logis. Istilah matematika berasal dari
mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Perancis),
matematico (Itali), matematiceski (Rusia), atau mathematick (Belanda) dan
perkataan (Latin) mathematica.
Menurut Elea Tinggih dalam Suherman (2003), perkataan matematika
berarti “ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan penalaran”. Hal ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan
tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio
(penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau
eksperimen di samping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil
4
pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran
(Ruseffendi, 2006). Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman
manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas
manusia kemudian pengalaman diproses dalam dunia rasio. Selanjutnya
dilakukan analisis dan sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif,
sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep
matematika. Agar konsep-konsep matematika yang telah terbentuk dapat
dipahami orang lain dan dapat dengan mudah dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan notasi dan istilah yang cermat, kemudian disepakati bersama secara
universal yang dikenal dengan bahasa matematika.
James dan James dalam kamus matematikanya menyatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran,
dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya. James
membagi matematika ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan
geometri. Namun pembagian yang jelas sangatlah sukar untuk dibuat, sebab
cabang-cabang itu semakin bercampur. Sebagai contoh, adanya pendapat yang
menyatakan bahwa matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia
yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi menjadi
empat wawasan yang luas, yaitu aritmatika, aljabar, geometri dan analisis
dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistik.
Kemudian Kline menyatakan pula, bahwa matematika itu walaupun
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami
dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Matematika tumbuh
dan berkembang karena proses berpikir, oleh karena itu logika adalah dasar
untuk terbentuknya matematika. Logika adalah masa bayinya matematika,
sebaliknya matematika adalah masa dewasanya logika. Pada permulaannya
cabang-cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau berhitung,
Aljabar dan Geometri. Setelah itu ditemukan Kalkulus yang berfungsi sebagai
tonggak penopang terbentuknya cabang matematika baru yang lebih
kompleks, antara lain Statistik, Topologi, Aljabar (Linear, Abstrak,
5
Himpunan), Geometri (Sistem Geometri, Geometri Linear), Analisis Vektor,
dan lain-lain. Selanjutnya cabang matematika yang melayani kebutuhan ilmu
pengetahuan dalam pengembangan dan operasionalnya yang kita kenal
sebagai Matematika Terapan.
Matematika terapan berkenaan dengan penggunaan alat matematika
abstrak guna memecahkan masalah-masalah konkret di dalam ilmu
pengetahuan, bisnis, dan wilayah lainnya. Sebuah lapangan penting di dalam
matematika terapan adalah statistika, yang menggunakan teori peluang
sebagai alat dan membolehkan penjelasan, analisis, dan peramalan gejala di
mana peluang berperan penting. Sebagian besar percobaan, survei, dan
pengkajian pengamatan memerlukan statistika. Tetapi banyak statistikawan
tidak menganggap mereka sendiri sebagai matematikawan, melainkan sebagai
kelompok sekutu. Analisis numerik menyelidiki metode komputasional untuk
memecahkan masalah-masalah matematika secara efisien yang biasanya
terlalu lebar bagi kapasitas numerik manusia; analisis numerik melibatkan
pengkajian galat pemotongan atau sumber-sumber galat lain di dalam
komputasi.
Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa matematika dapat
ditinjau dari segala sudut, dan matematika itu sendiri bisa memasuki seluruh
segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai kepada yang
paling kompleks. Meskipun diberikan pengertian matematika dengan panjang
lebar secara tertulis atau lisan penjelasannya, belum memberikan jawaban
secara utuh yang dapat dipahami secara menyeluruh tentang apa matematika
Fisika
matematikaStatistika
Kimia
matematika
Biologi matematika
6
itu. Menurut Courant dan Robbin bahwa untuk dapat mengetahui apa
matematika itu sebenarnya, seseorang harus mempelajari sendiri ilmu
matematika tersebut. Matematika dapat kita pelajari dengan baik bila disertai
dengan mengerjakannya. Dalam proses bekerja tersebut diperlukan
keterlibatan berpikir yang kita sebut dengan berpikir kritis.
B. Aplikasi Matematika dalam Biologi
Salah satu konsep dalam biologi menjelaskan mengenai evolusi dan
mekanismenya. Evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang
lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu spesies yang
menghasilkan perkembangan spesies baru, sedangkan mekanisme evolusi
menjelaskan peristiwa evolusi tersebut yang dapat disebabkan oleh adanya
mutasi gen dan seleksi alam pada suatu populasi. Dalam konsep ini dikenal
“Hukum Hardy-Weinberg” yang dikemukakan oleh Hardy dari Amerika
dan Weinberg dari Jerman. Hukum ini menjelaskan mengenai fenomena
dalam suatu populasi dengan gen-gen yang ada pada tiap individu organisme
dapat secara bebas berpasangan dan jika kita melihat ciri khas tertentu dalam
populasi, terlihat bahwa bentuk dominan menampilkan sifatnya sendiri secara
lebih sering dibanding sifat resesif. Meskipun demikian, proporsi dari alel
dominan dan resesif dari gen tertentu masih sama, karena hal tersebut tidak
berubah akibat saling kawin. Hukum ini berupa rumus matematika yang
tergantung pada empat keadaan yaitu berikut ini.
Tidak terjadi mutasi;
Populasi terisolasi, sehingga tidak ada aliran gen yang keluar masuk
populasi;
Tidak terjadi seleksi alam;
Populasi cukup besar dan terjadi perkawinan acak.
Diketahui bahwa alel dominan dilambangkan dengan A sedangkan
alel resesif a.
p diumpamakan adalah frekuensi alel A
q diumpamakan adalah frekuensi alel a
sehingga,
7
AA + 2Aa + aa = 1,0 (100%)
p2 + 2pq + q2 = 1,0 (100%)
atau
p2 + 2pq + q2 = 1 (Rumus Hukum Hardy
Weinberg)
Melihat penjelasan konsep di atas dapat diketahui bahwa hubungan
matematika dan biologi sangatlah erat. Terutama dalam penyelesaian beberapa
persoalan-persoalan matematis yang membutuhkan aplikasi konsep-konsep
matematika di dalamnya. Hal ini terlihat pada perumusan Hukum Hardy
Weinberg yang menggunakan konsep Aljabar dan Persentase (%) pada
matematika. Oleh karena itu, perlu penguasaan yang cukup baik mengenai
konsep-konsep dasar matematika
C. Aplikasi Matematika dalam Fisika
Matematika adalah ilmu eksakta yang jika seseorang menguasai ilmu
tersebut, maka akan memudahkan baginya untuk mempelajari ilmu lainnya,
misalnya fisika khususnya dalam bahasan yang berhubungan erat dengan
matematika. Hal ini dapat kita lihat dalam buku fisika sering terdapat aturan-
aturan yang akhirnya berbentuk matematika. Perhitungan-perhitungan
berdasarkan pengetahuan matematika akan sering muncul dan digunakan
dalam mempelajari fisika, diantaranya adalah materi yang berhubungan
dengan pengukuran yang membahas tentang alat ukur seperti alat ukur
panjang, alat ukur massa, dan alat ukur waktu serta membahas tentang besaran
yang dibedakan menjadi arah (besaran skalar dan besaran vektor) dan dimensi
(besaran pokok dan besaran turunan). Pemuaian yang membahas tentang zat
padat, cair, dan gas yang menjelaskan mengenai membandingkan zat padat
dan zat cair serta manfaat dan masalah yang ditimbulkan. Kalor yang
membahas tentang mengubah wujud misalnya menguap, serta membahas
tentang mengubah suhu benda yang mengakibatkan titik didih dan titik lebur
8
yang menyebabkan kalor jenis, kalor uap, dan kalor lebur. Untuk lebih
jelasnya, akan dijelaskan salah satu contoh materi dalam fisika yakni Hukum
Newton.
Munculnya Hukum Newton berawal dari suatu kejadian sederhana
yang dialami oleh Sir Issac Newton (1643-1727). Yaitu kejadian jatuhnya
buah apel dari pohon. Dari kejadian itu kemudian muncul pemikiran dan
pertanyaan dari Newton, “Mengapa apel tersebut dapat jatuh? Apa
penyebabnya?” pasti ada sutu hal yang mnyebabkan hal itu terjadi. Force,
inilah yang dianggap Newton sebagai penyebab apel tersebut jatuh. Force ini
timbul akibat massa apel dandan percepatan kea rah bawah. Jelas jika apel
tersebut mempunyai massa, sedangkan percepatan tampak pada gejala
semakin cepat apel jatuh ketika semakin dekat jarak apel tersebut dengan
tanah. Sehingga, secara matematis dapat dituliskan
(4.1)
Dimana F adalah force atau gaya, m adalah mass atau massa benda, dan a
adalah accelerate atau percepatan benda.
Pada kasus jatuhnya apel dari pohon, karena arah percepatan menuju
ke pusat bumi, maka percepatannya merupakan percepatan gravitasi bumi
yang dinotasikan dengan g. sehingga persamaan (4.1) menjadi
(4.2)
Karena suatu percepatan merupakan turunan dari suatu kecepatan
maka persamaan (4.1) dapat ditulis menjadi
(4.3)
Dari penjelasan materi di atas terlihat jelas peranan (aplikasi)
matematika dalam pembahasan materi fisika. Pada persamaan (4.1) dan (4.2)
yang digunakan adalah konsep perkalian bilangan, sedangkan pada persamaan
(4.3) menggunakan konsep turunan (diferensial); percepatan suatu benda
dapat diketahui dengan menurunkan kecapatannya yakni :
……………………………….(1)
9
Lalu disubtitusi ke dalam persamaan (4.1), sehingga menghasilkan persamaan
(4.3).
Meski berada pada bidang ilmu yang berbeda, pada dasarnya
matematika dan fisika adalah dua mata pelajaran yang tidak dapat dipisahkan.
Banyak orang berpendapat bahwa untuk mempelajari fisika tingkat lanjut
diperlukan bekal pengetahuan matematika yang cukup baik.
D. Aplikasi Matematika dalam Kimia
Kimia adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat
atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.
Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik.
Hubungan antara kimia dan matematika dapat dilihat dalam
penyelesaian beberapa persoalan di bidang kimia yang sering mengalami
beberapa kendala- kendala dan kemudian dapat diatasi dengan penerapan
konsep-konsep matematika di dalamnya. Salah satu contohnya adalah
penggunaan konsep yang ada pada matematika diskrit dalam ilmu kimia yakni
aplikasi kombinatorial untuk menghitung jumlah isomer senyawa klorin.
Metode Cayley terus dikembangkan hingga pada tahun 1936 George
Pólya memperkenalkan teoremanya (Pólya’s Enumeration Theorem), teori
yang cukup penting dalam kimia teoritis. Dalam tulisannya, Pólya
menggunakan metode kombinatorial, cara yang lebih singkat dan ilustratif
untuk menghitung jumlah isomer senyawa kimia. Metode ini bisa
diilustrasikan seperti contoh berikut.
Misalkan kita mempunyai sebuah kotak dan sejumlah manik-manik
untuk membuat sebuah kalung. Manik-manik tersebut terdiri atas dua warna,
yakni hitam (b) dan putih (w). Jika kita ingin meletakkan sebuah manik-manik
10
ke dalam kotak tersebut, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu
memasukkan manik-manik berwarna hitam atau manik-manik berwarna putih.
Dua cara ini diperoleh dari b+w.
Jika ada dua buah kotak yang berbeda, ada empat cara yang bisa
dilakukan untuk memasukkan sebuah manik-manik di setiap kotak seperti
pada gambar berikut.
Empat cara ini diperoleh dari persamaan
(b+w)2 = b2 + 2bw + w2
Secara umum, jika terdapat n buah kotak, banyaknya cara yang bisa
dilakukan untuk memasukkan sebuah manik-manik ke tiap kotak bisa dihitung
dengan
di mana terdapat n-k buah kotak yang berisi manik-manik hitam dan k buah
kotak yang berisi manik-manik putih dan
Sekarang misalkan kita akan membuat sebuah kalung menggunakan
lima buah manik-manik. Gambar berikut menunjukkan semua kemungkinan
yang ada.
11
Persoalan ini tidak bisa disamakan dengan persoalan memasukkan
manik-manik ke dalam lima buah kotak. Untuk persoalan memasukkan
manik-manik ke kotak, kemungkinan yang ada dihitung dengan
(b+w)5 = b5 + 5b4w + 10b3w2 + 10b2w3 + 5bw4 + w5
Sementara untuk kalung, manik-manik itu tersusun melingkar, bentuk
yang simetris dianggap sama. Persamaan di atas tidak bisa digunakan. Hal ini
akan sama dengan persoalan permutasi siklik
1
5 2
4 3
yang menghasilkan permutasi sebagai berikut.
Cycle index Z(G) untuk suatu himpunan G didefinisikan sebagai berikut.
12
di mana |G| adalah urutan himpunan G, p adalah jumlah titik yang
dipermutasikan, h adalah jumlah permutasi G yang mengandung a1, a2, …
siklus. f adalah variabel.
Kembali ke persoalan sebelumnya, Z(D5) (D5 adalah pentagon)
dirumuskan
Teorema Pólya diperoleh dengan mensubstitusikan f dengan figure
counting series, di sini
Fnm = (bn + wn)m
Dengan mensubstitusikan rumusan fnm ke Z(D5) diperoleh
= b5 + b4w + 2b3w2 + 2b2w3 + bw2 + w5
Penggunaan metode kombinatorial Pólya untuk menghitung jumlah
isomer senyawa kimia mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Mengidentifikasi titik-titik yang simetris pada molekul.
2. Menghitung cycle index yang menggambarkan senyawa induk.
3. Menghitung figure counting series yang menggambarkan jumlah
atom yang berbeda yang bisa menempati posisi substitusi.
4. Mensubstitusikan hasil figure counting series yang diperoleh ke
dalam cycle index.
5. Menghitung hasil akhir.
Aplikasi metode kombinatorial Pólya untuk menghitung jumlah isomer
senyawa kimia bisa dilihat pada dua contoh berikut.
a. Menentukan Jumlah Isomer Senyawa (Polychlorinated
naphthalenes)
13
Molekul senyawa Polychlorinated naphthalene termasuk
dalam kelompok D2h. Tapi berdasarkan letak atom klorin pada
molekulnya, kelompok D2 telah cukup menggambarkan permutasi
pada cincin naphthalene.
Graf untuk senyawa
Polychlorinated naphthalene
Titik-titik pada D2 mengandung empat elemen simetris yaitu
E, C2(x), C2(y), dan C2(z). Kita akan memperoleh permutasi seperti
berikut.
Nilai cycle index untuk persoalan ini adalah
dan nilai figure counting series
fnm = (1+ xn)m
di mana pangkat n pada x adalah jumlah cincin naphthalene yang
mengandung n ligan klorin. Angka 1 menunjukkan tidak adanya
ligan klorin.
Selanjutnya melalui substitusi nilai figure counting diperoleh
14
= 1 + 2x + 10x2 + 14x3 + 22x4 + 14x5 +10x6 + 2x7 + x8
Hasil akhir ini menunjukkan jumlah isomer senyawa
Polychlorinated naphthalenes.
b. Menentukan Jumlah Isomer Senyawa (Polychlorinated
biphenyls)
Di sini struktur molekul senyawa Polychlorinated biphenyls
bisa digambarkan sebagai berikut.
Graf untuk senyawa
polychlorinated biphenyls
Seperti prosedur yang digunakan pada persoalan sebelumnya,
kita akan memperoleh permutasi seperti berikut.
Akan tetapi, nilai cycle index
tidak bisa digunakan untuk menghitung jumlah isomer yang
tepat. Hal ini dikarenakan rotasi terhadap ikatan c–c yang
menghubungkan dua cincin phenyl harus diperhitungkan. Rotasi ini
15
akan menghasilkan elemen simetris lainnya. Rotasi terhadap cincin
phenyl (12345) menghasilkan permutasi berikut.
Karena itu, permutasi yang lebih tepat untuk persoalan senyawa
Polychlorinated biphenyls ini adalah sebagai berikut.
16
Permutasi yang baru ini akan menghasilkan nilai cycle index
dan nilai figure counting series
fnm = (1+ xn)m
Akhirnya akan diperoleh jumlah isomer untuk senyawa
polychlorinated biphenyls memenuhi
F(PCB) = 1 + 3x + 12x2 + 24x3 + 42x4 + 46x5 +42x6 + 24x7 + 12x8 + 3x9 + x10
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa peranan
konsep-konsep matematika sangatlah diperlukan terutama dalam
memecahkan beberapa persoalan dalam ilmu kimia yang cukup
kompleks.
E. Aplikasi Matematika dalam Geografi
Sama dengan jenis-jenis bidang ilmu lainnya yang menggunakan
konsep-konsep matematika dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang
dihadapinya, geografipun demikian halnya dan untuk menjelaskan hal tersebut
lebih lanjut dapat kita ambil contoh materi mengenai ‘Sumber Daya Manusia
Indonesia’.
Dalam pembahasan mengenai sumber daya manusia Indonesia dibagi
atas beberapa bagian, antara lain :
1. Pengertian Penduduk Indonesia
Penduduk Indonesia adalah semua orang yang pada waktu sensus
penduduk dilaksanakan, telah enam bulan lamanya bertempat tinggal di
Indonesia. Oleh karena itu, penduduk Indonesia juga mencakup warga
negara asing yang pada saat sensus dilakukan paling sedikit telah enam
bulan berdiam di Indonesia, kecuali anggota perwakilan negara asing
dan keluarganya. Penduduk Indonesia terdiri atas warga negara
Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA). Ilmu tentang
kependudukan disebut demografi.
17
2. Jumlah Penduduk Indonesia
Jumlah pendududk pada suatu daerah atau negara selalu berubah-
ubah dan perubahan jumlah penduduk dari waktu ke waktu itu disebut
dinamika penduduk.
3. Kepadatan Penduduk Indonesia
Kepadatan penduduk pada masing-masing daerah atau wilayah
tidaklah sama. Untuk mengetahui kepadatan penduduk suatu daerah kita
harus membandingkan jumlah penduduk dengan luas daerah tersebut.
Ada dua jenis kepadatan penduduk, yaitu kepadatan penduduk aritmatik
dan kepadatan penduduk agraris.
a. Kepadatan Penduduk Aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik biasanya disebut kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk pada setiap
wilayah dalam 1 km2. Untuk menghitung kepadatan penduduk dapat
digunakan rumus berikut :
Kepadatan Penduduk =
b. Kepadatan Penduduk Agraris
Indonesia merupakan negara agraris karena sebagian besar
penduduknya memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Oleh
karena itu, perlu diketahui besarnya luas lahan pertanian yang ada
serta jumlah orang yang harus mendapatkan makanan dari lahan
pertanian tersebut. Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah
penduduk dibagi luas lahan pertanian. Untuk menghitung kepadatan
penduduk agraris dapat digunakan rumus :
Kepadatan Penduduk Agraris =
4. Pertumbuhan Penduduk Indonesia
18
Pertumbuhan penduduk adalah bertambahnya jumlah penduduk
pada suatu temapat atau daerah yang disebabkan oleh kelahiran,
kematian, dan imigrasi.
a. Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar (crude birth rate atau CBR) ialah
jumlah bayi yang lahir hidup dari setiap 1.000 orang penduduk
dalam waktu satu tahun.
Rumus:
Angka Kelahiran Kasar =
jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun
x k
jumlah penduduk pertengahan tahun
atau
Keterangan :
B = jumlah kelahiran hidup (birth)
P = jumlah penduduk (population) pada pertengahan tahun
k = angka tetap atau konstanta, yaitu 1.000
b. Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar (rude death rate atau CDR) ialah
jumlah kematian setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun.
Rumus:
Angka Kelahiran Kasar =
jumlah orang yang meninggal selama 1 tahun
x k
jumlah penduduk pertengahan tahun
19
atau
Dengan menggunakan konsep-konsep di atas maka pertumbuhan
yang terdiri atas dua macam yakni, pertumbuhan penduduk alami
(natural population increase) dan Pertumbuhan penduduk total (total
population growth ) penduduk Indonesia dapat diketahui.
Rumus Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Population
Increase) :
T = L - M
Rumus Pertumbuhan Penduduk Total (Total Population Growth ) :
T = (L – M) + (i – e)
Dari penjelasan di atas terlihat jelas aplikasi konsep-konsep
matematika dalam ilmu geografi. Pada bagian ke-3 (Kepadatan Penduduk
Indonesia) dan bagian ke-4 (Pertumbuhan Penduduk Indonesia) menggunakan
konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam
matematika serta pengguanaan salah satu sifat dan definisi matematika
sebagai bahasa simbol yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan
emosional.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika dapat ditinjau dari segala sudut, dan matematika itu
sendiri bisa memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling
sederhana sampai kepada yang paling kompleks sehingga seringkali disebut
sebagai ilmu universal dan ratu atau ibunya ilmu. Sedangkan aplikasinya pada
beberapa bidang ilmu lainnya adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi matematika dalam ilmu biologi dapat terlihat pada Rumus
Hukum Weinberg : p2 + 2pq + q2 = 1
yang menggunakan konsep Aljabar dan Persentase (%) pada
matematika.
2. Aplikasi matematika dalam ilmu fisika dapat dijelaskan melalui
pembahasan Hukum newton yang menggunakan konsep perkalian
bilangan dan turunan (diferensial) pada matematika.
3. Aplikasi matematika dalam ilmu kimia dapat diterangkan melalui
penggunaan konsep yang ada pada matematika diskrit dalam ilmu
kimia yakni aplikasi kombinatorial untuk menghitung jumlah isomer
senyawa klorin.
4. Aplikasi matematika dalam geografi lebih mengarah pada penggunaan
konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam
matematika (konsep-konsep dasar matematika).
B. Saran
Dengan diketahui bahwa peran matematika terhadap bidang ilmu
lainnya maka maka disarankan agar hal ini mendapat perhatian penting sebagai langkah awal upaya peningkatan prestasi
21
belajar dalam dalam berbagai bidang keilmuan khususnya dan peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia umumnya.
22