bab i - yudiavadza.files.wordpress.com · web viewpada saat-saat menjelang ujian siswa sebaiknya...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Penelitian
Hubungan Cara Belajar Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama
Islam Siswa SMP N 1 Kalibening Tahun 2007/2008
B. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan adalah harta yang paling berharga, dan pendidikan
yang baik adalah warisan yang paling bermanfaat.
Secara formal ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan dan
pengajaran di sekolah-sekolah. Untuk itu media, metode dan proses belajar-
mengajar yang baik di sekolah sangat berkorelasi dengan keberhasilan anak
didiknya.
Dari segi metode, seorang guru yang profesional harus memiliki
kemampuan mencari dan mempergunakan metode pengajaran yang sesuai dan
seefektif mungkin. Begitu juga, seorang siswa manakala ia mengetahui,
mengamalkan, dan membiasakan dirinya untuk mempergunakan metode atau
cara-cara metode yang efektif, maka ia akan menjadi seorang siswa yang
unggul.
Siswa yang unggul menurut Choirudin Hadhiri Suprapto (2003: 14),
memiliki tiga ciri yang utama, yaitu memiliki hasrat, sikap dan sigap dalam
belajar.
Hasrat yaitu keinginan siswa dengan niat yang membaja, semangat yang
membara, gairah yang menggebu-gebu untuk melakukan konsentrasi
1
sepenuhnya dalam belajar. Sikap yaitu tindakan yang peduli, sehingga ilmunya
bertambah dan pengetahuannya menjadi luas. Kemudian siswa yang unggul ia
akan sigap, tangkas dalam belajar dan dapat menggunakan alat dan sarana yang
ada dengan hasil yang maksimal.
Berbeda dengan siswa yang tidak unggul, yaitu siswa yang keropos akan
memiliki hasrat belajar yang rendah, sikap belajarnya acak-acakan dan tidak
terencana dengan baik, kesigapan belajarnya asal-asalan dan tidak berupaya
menggunakan cara belajar yang efektif.
Sekolah menengah (SMP) sebagai lembaga pendidikan lanjutan dari
sekolah dasar (SD), seharusnya dapat mencetak siswa dan siswi yang unggul,
baik dari segi kualitas belajarnya maupun dari segi prestasi belajarnya yang
berupa pengetahuan, pemahaman, penghayatan, keyakinan dan pengamalan.
Demikian pula dengan adanya mata pelajaran Agama Islam (PAI) sebagai
program materi pelajaran di sekolah yang mengandung nilai-nilai religius,
tujuan akan mudah dicapai, apabila setiap siswa memiliki keinginan untuk
berusaha melakukan cara-cara belajar yang lebih efektif, disamping faktor-
faktor yang berpengaruh lainnya.
Faktor-faktor pendidikan agama itu dapat dikelompokkan menjadi lima
macam, dimana antara faktor yang satu dengan faktor yang lainnya saling
berhubungan dengan erat. Faktor-faktor tersebut adalah : peserta didik,
pendidik, tujuan pendidikan, alat pendidikan dan faktor lingkungan (mileu).
(Zuhairini dkk, 1983:22).
2
Peserta didik atau siswa adalah merupakan faktor yang penting, karena
tanpa adanya faktor ini, maka pendidikan tidak akan berlangsung. Yang
mendidik adalah pendidik atau guru. Faktor guru juga penting karena pendidik
itulah yang akan bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi peserta didik.
Pendidik harus memiliki kepribadian baik, taat beribadah, memiliki jiwa
pendidik, ikhlas dalam mendidik, mempunyai dasar-dasar ilmu pengetahuan
mendidik, menguasai ilmu pengetahuan agama dan jehat jasmani dan rohani.
Selain itu bertemunya siswa dengan guru di sekolah harus mempunyai
tujuan tertentu, karena tujuan tersebut merupakan sasaran yang hendak dicapai
oleh pendidikan. Dalam mencapai tujuan itu pasti memerlukan alat-alat. Alat-
alat pendidikan iu meliputi sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
kelancaran program belajar-mengajar maupun kelancaran administrasi
pendidikan.
Khusus berkaitan dengan peserta didik (siswa), peneliti mengadakan
observasi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal. 1 Mei sampai dengan
1 20 Juli 2008 dan diperoleh informasi bahwa cara belajar siswa beragam, ada
yang sudah efektif, cukup efektif dan kurang efektif, ini tergantung kepada
kondisi siswa. Prestasi belajar terutama mata pelajaran PAI tidak merata, ada
yang prestasinya tinggi, sedang dan rendah. (Wawancara dengan guru bidang
studi PAI kelas VIII, Ibu Giyanti, Amd. Senin, 1 Juli 2008).
Masalah tersebut mendorong pihak sekolah untuk melakukan semacam
pengawasan yang cukup ketat.
3
Cara belajar siswa yang berbeda itu dapat diketahui efektif dan tidak
efektifnya salah satunya dengan mengadakan penelitian, yaitu dengan
menggunakan indikator-indikator tertentu yang sudah dikemukakan oleh para
pemikir pendidikan.
Siswa yang elah teridentifikasi memiliki cara belajar yang sudah efektif,
siswa tersebut perlu mempertahankannya, dan bagi siswa yang memiliki cara
belajar yang tidak efektif, maka siswa tersebut mengikuti bimbingan yang
diadakan di sekolah maupun di rumah.
Siswa yang sudah terlanjur memiliki kebiasaan yang buruk ada dua cara
untuk mengatasinya, yaitu dengan menunjukkan akibat pengaruh kebiasaan
yang salah itu terhadap prestasi belajar dan kehidupan seseorang, juga dengan
memberikan kesempatan untuk berlatih dengan pola-pola kebiasaan baru pada
masa transisi dan meninggalkan kebiasaan yang salah itu (Abin Syamsuddin
Makmun, 2001 : 352).
Penjelasan diatas, dapat dipahami bahwa suatu cara yang diulang-ulang
akan menjadikan suatu kebiasaan, dan dari kebiasaan akan membawa pengaruh
bagi sipelakunya, maka sangat rugi bagi siapa saja termasuk siswa, jika
memiliki kebiasaan yang buruk akibat dari suatu cara yang salah tanpa
disadarinya.
Prestasi belajar siswa sebagai salah satu cermin keberhasilan proses
belajar-mengajar di sekolah penting untuk diselidiki melalui sudut pandang
siswa sebagai objek sekaligus subjek dalam pendidikan. Siswa ketika akan
belajar, namun tidak memiliki keterampilan dalam menangkap ilmu yang
4
disampaikan oleh guru atau dalam rangka belajar mandiri atau kelompok, maka
hasilnya akan kurang efektif. Langkah pertama adalah mengadakan penelitian
tentang cara belajar siswa, kemudian adakah hubungannya dengan prestasi
belajar mata pelajaran PAI.
Berkaitan dengan masalah tersebut di atas, penulis bermaksud
mengadakan penelitian yang berkenaan dengan hubungan cara belajar yang
dilakukan siswa dengan prestasi belajarnya, yaitu prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam. Sehingga secara ringkas penulis mengambil judul :
”HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” SISWA SMPN I KALIBENING TAHUN
2007/2008.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka
penulis membatasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Prestasi belajar mata pelajaran PAI, tahun ajaran 2007-2008, tidak merata
ada yang tinggi, cukup dan rendah.
2. Cara belajar siswa beragam ada yang sudah efektif, kurang efektif dan tidak
efektif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan penegasan istilah, maka peneliti
dapat merumuskan masalah yaitu : ” Adakah hubungan yang positif dan
signifikan antara cara belajar siswa dengan prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI) siswa SMPN 1 Kalibening Banjarnegara?”.
5
E. Penegasan Masalah
Adapun judul skripsi ini adalah ” HUBUNGAN CARA BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
( Analisis komparatif terhadap upaya peningkatan prestasi belajar PAI di
SMPN I Kalibening ).
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan yang mungkin
terjadi dalam interpreasi judul, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah
yang ada pada judul di atas, yaitu :
1. Cara Belajar Siswa
Dalam kamus Belajar Bahasa Indonesia, cara adalah jalan (aturan,
sistem) melakukan (berbuat) sesuatu, gaya, ragam, adat kebiasaan, usaha
atau ikhtiar1
Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.2
Dengan demikian cara belajar siswa yang dimaksud oleh penulis,
adalah perilaku individu siswa yang lebih khusus berkaitan dengan usaha
yang sedang atau sudah biasa dilakukan oleh siswa untuk memperoleh ilmu
pengetahuan, penghayatan dan keterampilan baik ketika di rumah, di
sekolah secara mandiri maupun kelompok. Cara belajar siswa tersebut
meliputi cara belajar mandiri di rumah, yaitu memenuhi fasilitas belajar,
1 DepDikBud, 1993 : 97
2 Slamento,1995 : 2
6
mengatur waktu belajar, membaca bahan pelajaran, membuat ringkasan,
menghafal bahan pelajaran, mengulangi bahan pelajaran, mengerjakan
tugas, mempersiapkan ujian dan menempuh ujian. Cara belajar di sekolah
yaitu mengenai masuk kelas tepat waktu, memperhatikan penjelasan guru,
bertanya dan menjawab pertanyaan guru serta memanfaatkan perpustakaan.
Sedangkan cara belajar bersama (kelompok), yaitu mengenai persiapan
belajar kelopok, proses belajar kelompok dan pengambilan kesimpulan.
2. Prestasi Belajar Agama Islam (PAI)
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka yang diberikan oleh guru3.
Sedangkan yang dimaksud penulis dengan prestasi belajar PAI disini adalah
hasil belajar siswa berupa nilai angka yang sudah tercantum di dalam daftar
nilai siswa khusus pada mata pelajaran PAI, siswa kelas VIII, semester
genap, tahun ajaran 2007-2008.
3. SMPN 1 Kalibening Banjarnegara.
SMPN 1 Kalibening Banjarnegara, merupakan tempat dimana Penulis
melakukan penelitian,yang berlokasi di Kecamatan Kalibening Kabupaten
Banjarnegara.
35( Depdikbud, 1993 : 97 ),
7
Melalui batasan-batasan tersebut, maka yang dimaksud judul
penelitian ini adalah suatu penelitian yang menyelidiki ada atau tidaknya
hubungan yang signifikan antara usaha, jalan atau ikhtiar yang ditempuh
oleh siswa dalam belajar atau dalam memperoleh ilmu pengetahuan dengan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, lebih khusus nilai siswa semester
genap kelas VIII, SMPN 1 Kalibening Banjarnegara.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah ” untuk
mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar siswa dengan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP N 1 Kalibening
Banjarnegara”.
G. Kegunaan Penelitian
a. Untuk memberikan informasi ilmiah, khususnya bagi guru bidang studi
PAI dan guru BP.
b. Berkenaan dengan instrumen, yaitu berupa angket dapat digunakan untuk
menganalisis tentang masalah yang ada pada siswa terutama tentang cara
belajarnya, kemudian dapat diarahkan melalui masa orientasi pada hari-hari
pertama masuk sekolah. Menurut hemat penulis siswa pada mulai masuk
sekolah pada usia SMP perlu dikenalkan tentang bagaimana cara belajar
(How to learn) yang efektif untuk peningkatan mutu belajar dan kualitas
hidupnya.
c. Menambah pengetahuan bagi penulis tantang hal baru yang ditemukan
dalam penelitian untuk dipahami secara objektif.
8
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Cara Belajar
Dalam kamus bahasa Indonesia, cara adalah jalan ( aturan, sistem )
melakukan ( berbuat ) sesuatu, gaya, ragam, adat kebiasaan, usaha atau
ikhtiar. 4 sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.5
Dengan demikian cara belajar siswa yang di maksud oleh penulis,
adalah perilaku individu siswa yang lebih khusus berkaitan dengan usaha
yang sedang atau sudah biasa dilakukan oleh siswa untuk memperoleh ilmu
pengetahuan.
Pada umumnya setiap orang dalam melakukan suatu usaha
terpengaruh oleh efisiensi. Efisiensi adalah sebuah pengertaian atau
konsepsi yanag mengggambarkan perbandingan terbaik antara suatu usaha
dengan hasilnya, yaitu kalau hasil yang diinginkan dapat tercapai dengan
usaha terkecil, atau dengan usaha tertentu memberikan kwalitas dan
kwantitas hasil terbesar
Pengertian tersebut dapat diterapkan dalam berbagai bidang kegiatan
termasuk usaha belajar. Apabila diterapkan dalam belajar, maka terdapatlah
4 ( Depdikbud, 1993 : 97 ),
5 ( Depdikbud, 1993 : 97 ),10
efisiensi belajar, yaitu perbandingan terbaik antara suatu usaha belajar
dengan hasilnya yang dicapai. ( The Liang Gie, 1985:14 ).
Adapun menurut Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama
Islam ( 1980 : 220 ) mengartikan cara belajar yang efisien, yaitu cara belajar
yang tepat, praktis, ekonomis, terarah, sesuai dengan situasi dan tuntutan
yang ada guna mencapai tujuan belajar.
Masing masing siswa mempunyai potensi, kemampuan, situasi,
kondisi dan latar belakang individu yang berbeda beda. Dengan kata lain,
siswa itu merupakan individualitas yang unik. Sehingga cara belajarpun
menjadi berbeda beda pula sesuai dengan apa adanya siswa. Tugas siswa
selanjutnya adalah mengembangkan dirinya, sehingga menemukan cara
belajar yang cocok bagi dirinya. Bimbingan guru dalam hal ini amat di
perlukan. Dengan pemberian bimbingan dari guru, siswa akan mengenal
dirinya serta segala yang memungkinkan dirinya dapat berkembang secara
utuh dan menemukan gaya belajarnya sendiri. Penemuan itu harus
secepatnya ia peroleh karena tuntutan belajar itu makin lama makin
meningkat dan makin kompleks.
Supaya cara belajar yang efisien tersebut dapat di terapkan pada
masing masing siswa, maka siswa perlu untuk terus dimotivasi baik secara
mental maupun psikomotorik oleh guru atau orang tua. Karena Syaiful
Bahri Djamarah (2002 : 9 ) menjelaskan, bahwa rahasia sukses belajar
terletak pada pemikiran sikap mental cendekia dan satu kata kunci, yaitu
11
penguasaan cara belajar yang baik sebagai penuntun ke arah penguasaan
ilmu yang optimal.
Setelah siswa dapat memilih dan memposisikan dirinya dalam kondisi
yang kondusif, maka siswa perlu menggunakan cara belajar yang efektif.
Berdasarkan kondisi belajarnya, cara belajar meliputi cara belajar di
rumah, di sekolah dan cara belajar bersama (kelompok)
a. Cara belajar mandiri di rumah
1. Pemenuhan fasilitas dan perabot belajar
Fasilitas dan perabot belajar merupakan alat perlengkapan
belajar yang penting untuk dipenuhi oleh seorang pelajar, karena jika
tidak terpenuhi dapat menimbulkan efek negatif bagi kelancaran
proses belajar. Proses belajar dapat berhenti dan setidaknya
mengganggu motivasi dan konsentrasi dalam belajar.
Fasilitas belajar ini menurut The Liang Gie (1985 :43), terdiri
dari peralatan tulis dan perabot untuk kamar yaitu meja, kursi dan
lemari buku.
2. Mengatur waktu belajar
Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil, perlulah
siswa mempunyai jadwal yang baik dan dapat melaksanakannya
dengan teratur dan disiplin. Adapun cara untuk membuat jadwal yang
baik, adalah :
3. Membaca buku
12
Kegiatan membaca adalah kegiatan yang paling banyak
dilakukan selama belajar. Dan persoalannya yang utama ketika ia
sudah dapat membaca ialah bagaimana cara membaca yang baik dan
efisien.
Hary dexter Kitson dalam bukunya How to use Your Mind,
Yang dikutip the Liang Gie (1985; 94), mengemukakan ketentuan-
ketentuan tentang reading hygiene :
a. Sewaktu membaca hendaknya pembaca sekali-kali memejamkan
matanya atau melihat ke tempat yang jauh.
b. Cahaya penerang hendaknya datang dari arah belakang
c. Pada pagina buku tidak terdapat bayangan
d. Buku dipegang oleh tangan dan tidak terletak mendatar diatas
permukaan meja.
Terhadap ketentuan-ketentuan diatas ditambahkan hal-hal berikut ini
e. Ada cahaya penerangan yang cukup, tidak terlalu gelap dan tidak
terlalu terang sehingga menyilaukan serta bergetar.
f. Jarak antara mata dan yang dibaca kira-kira 25-30 cm
g. Tidak sambil tiduran
h. Beristirahat sebentar, kira-kira seperempat jam setelah membaca
selama satu sampai satu setengah jam.
Langkah pertama (survei), siswa memeriksa atau meneliti secara
singkat seluruh struktur teks. Tujuannya agar siswa mengetahui
panjangnya teks, judul bagian, judul sub bagian, istilah dan kata
13
kunci, dan sebagainya. Dalam melakukan survei ini siswa dianjurkan
menyiapkan pensil, kertas dan alat pembuat ciri, seperti stabilo untuk
menandai bagian-bagian tertentu yang penting.
Langkah kedua (question), siswa mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan dengan bagian-bagian teks
yang telah ditandai pada langkah pertama.
Langkah yang ketiga (Read), siswa membaca secara aktif dalam
rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah
tersusun. Membaca secara aktif berarti membaca yang difokuskan
pada paragraf-paragraf yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan
tadi.
Langkah selanjutnya recite, siswa menyebutkan lagi jawaban
atas pertanyaan yang telah tersusun.
Dan langkah terakhir review, siswa meninjau ulang seluruh
pertanyaan dan jawaban secara singkat. (Muhibbin Syah, 2004: 141).
Jika materi telah tersusun dalam sebuah modul, maka hal ini lebih
memudahkan bagi siswa, karena materi telah tersusun dalam sebuah
ringkasan, namun untuk menguatkan pemahaman dan memotivasi
keingintahuan tentang materi itu, maka boleh menggunakan metode
tersebut.
4. Membuat Ringkasan
14
Kegiatan ini tidak kalah pentingnya dari semua kegiatan belajar
siswa. Siswa membuat ringkasan adalah bertujuan untuk
memudahkannya dalam menghafal dan mengulangi pelajaran.
Adapun langkah-langkah membuat ringkasan yang baik, adalah :
a. Membaca pelajaran yang akan diringkas dengan penuh perhatian,
pengertian dan konsentrasi sambil memberi tanda-tanda pada hal-
hal yang dianggap pokok dan penting. Dalam hal ini siswa dapat
menggarisbawahi kalimat-kalimat penting atau menggunakan
stabilo atau menuliskan kata-kata kunci di pinggir paragraf.
b. Membuat kerangka ringkasan dengan membaca sekali lagi dan
menuliskan di atas kertas hal-hal yang sudah ditandai.
c. Membaca kalimat-kalimat yang sudah ditulis di kertas tadi sambil
menyelipkan kata-kata atau tanda-tanda penghubung yang perlu,
sehingga ada pertalian yang erat antara kalimat-kalimat itu.
d. Kalu masih tebal halaman luas dan banyak, maka tulisan tadi dapat
dipersempit dengan mengambil pokok-pokoknya saja dan
menghilangkan hal-hal yang dianggap kecil atau kurang penting.
(Judi Al Falansani dan Fauzan Naif,2002: 38).
5. Menghafal Bahan Pelajaran
Dalam belajar, menghafal merupakan salah satu kegiatan dalam
rangka penguasaan bahan pelajaran.
Ada beberapa syarat untuk dapat menghafal dengan baik, yaitu:
a. Menyadari sepenuhnya tujuan belajar
15
b. Mengetahui betul-betul tentang makna bahan yang dihafal
c. Mencurahkan perhatian sepenuhnya sewaktu menghafal
d. Menghafal secara teratur sesuai kondisi badan yang sebaik-baiknya
serta daya serap otak terhadap bahan yang harus dihafal.
(Slamento, 1995: 86).
Sedangkan berkaitan dengan metode menghafal6 supaya sesuai
dengan karakter siswa dibagi menjadi tiga macam :
a. Menghafal melalui pandangan. Bahan pelajaran dibaca di dalam
batin penuh perhatian sambil otak bekerja untuk mengingat-ingat.
Dapat pula dengan cara membuat catatan besar yang menarik,
kemudian disampingkan atau ditempelkan pada tempat-tempat
yang sering dilihat.
b. Menghafal dengan pendengaran melalui penyimakan sendiri. Siswa
dapat menggunakan cara lain yang bertujuan sama, seperti
menyuruh temannya membacakan ringkasan atau mendengarkan
rekaman kaset yang dibuat sendiri.
c. Menghafal malalui gerakan-gerakan tangan, yatu dengan menulis-
nulis ringkasan berulang-ulang sampai hafal atau menggerakkan
jari tangan sambil berfikir.
Ada pula metode yang lain, yaitu metode cantol, metode lokasi,
akronim dan kalimat-kalimat kreatif 7
6 The Liang Gie (1985:135-136),
7 (Bobbi Deporter dan Mike Hernacki, 2003: 222)
16
Metode cantol digunakan untuk menghafal daftar apa saja.
Caranya, yaitu dengan mencocokkan angka-angka dengan kata-kata
berirama sama atau petunjuk-petunjuk visual tertentu. Contohnya
paku mirip dengan bunyi satu dan paku menyerupai angka satu.
Metode lokasi adalah metode yang menggunakan tempat yang
paling dikenal dan paling mengesankan sebagai contoh (1)
pendahuluan tentang hal yang akan dipelajari (dituliskan di pintu
depan), (2) Tombol lampu membicarakan dan meyoroti tentang ciri-
ciri khusus suatu fakta, konsep atau suatu prinsip dalam materi yang
sedang dipelajari, dan seterusnya.
Akronim atau singkatan adalah kata yang dibentuk dari huruf
atau huruf-huruf awal atau masing-masing bagian dari sekelompok
kata atau istilah gabungan Misalnya, Program Pembangunan Lima
Tahun di Indonesia disebut PELITA. PSSI adalah Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia.
Sedangkan kalimat-kalimat kreatif digunakan untuk menghafal
kata-kata yang berurutan, contoh : untuk menghafal susunan planet
maka dapat menggunakan kalimat kreatif yaitu Memainkan Violin
Bisa Memunculkan Jalinan Suara Unik Namun Pasti (Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Uranus, Neptunus, Pluto).
6. Mengulangi Bahan Pelajaran
17
Siswa sepulang sekolah jangan lupa untuk mengulangi bahan
pelajarannya di rumah, karena tidak semua materi pelajaran yang
disampaikan guru terkesan dengan baik.
Cara mengulangi bahan pelajaran adalah dengan cara membaca
kembali catatan yang telah ditulis ketika guru sedang menerangkan
pelajran, atau jika bahan pelajaran berupa tatacara, cara menghafalnya
adalah dengan cara mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari
agar pelajaran tetap dalam ingatan.
7. Mengerjakan Tugas
Selama belajar, siswa tidak akan pernah terlepas dari keharusan
mengerjakan tugas-tugas belajar, baik itu tugas harian, pekerjaan
rumah, tugas semesteran, tugas kelompok maupun tugas individu.
Siswa harus mengerjakan sesuai perintah guru dengan tepat waktu.
Mengabaikan tugas tersebut boleh jadi siswa akan mendapatkan
sangsi dari guru.
8. Persiapan Menghadapi Ujian
Dalam menghadapi ujian, siswa harus mempersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan masalah-masalah perbaikan untuk
mengingat kembali bahan-bahan yang telah dipelajari dengan cara
membaca kembali, memperbaiki catatan, membuat ikhtisar dan
menyusun pengetahuan yang lengkap dan akhirnya tinggal menghafal.
Pada saat-saat menjelang ujian siswa sebaiknya menghindari
belajarterlalu banyak karena dapat mengganggu kondisi kesehatan.
18
Siswa juga tidak boleh lupa mempersiapkan semua alat tulis untuk
kelancaran ujian.
9. Menempuh Ujian
Setelah siswa melaksanakan persiapan menghadapi ujian dengan
matang, selanjutnya sampailah pada waktu ujian. Maka pada saat hari
ujian, siswa seharusnya datang lebih awal dan menunggu dengan
tenang. Masuklah dengan tertib dan duduk di tempat yang telah
ditentukan, kemudian baca dan pahami petunjuk soal dengan baik dan
menjawabnya sesuai petunjuk tersebut. Jangan lupa siswa
memperhitungkan waktu yang disediakan, agar lebih menghemat
waktu soal-soal yang mudah sebaiknya dikerjakan lebih dahulu.
Tulisan harus jelas, baik dan rapi. Jika sudah selesai siswa harus
mempertimbangkan lagi apakah jawaban yang sudah dikerjakan
sesuai dengan permintaannya. Segera kumpulkan jawaban, jika waktu
ujian telah habis.
Siswa dalam menempuh ujian haruslah mempunyai rasa percaya
diri yang tinggi. Dan rasa percaya diri itu timbul ketika mereka
melakukan persiapan yang matang jauh sebelum ujian dan
penyempurnaan ketika mendekati ujian. Sehingga tidak ada
kecurangan-kecurangan seperti menyontek atau melihat pekerjaan
orang.
19
b. Cara Belajar di Sekolah
Adapun beberapa hal yang berkenaan dengan cara belajar yang
dilakukan oleh siswa di sekolah.
1. Masuk kelas tepat waktu
Masuk kelas tepat waktu adalah suatu sikap mental yang banyak
mendatangkan keuntungan. Guru memuji karena disiplin, kawan-
kawan tidak terganggu ketika sedang memperhatikan pelajaran guru,
konsentrasi pun akan terpelihara dengan baik. Kondisi tubuh akan
tenang, jauh dari keringat dan alam pikiran siswa telah siap menerima
pelajaran dari guru Oleh karena itu kedisiplinan masuk kelas
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
2. Memperhatikan penjelasan guru
Setelah pelajaran dimulai, siswa harus sudah siap untuk
memperhatikan semua pelajaran guru, yaitu dengan melihat gerak-
geriknya, mendengarkan penjelasannya dan jangan lupa menulis kata-
kata penting dari penjelasan itu.
3. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dan menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
Bertanya mengenai hal yang belum jelas adalah salah satu cara
untuk dapat mengerti bahan pelajaran yang belum dimengerti. Siswa
jangan malu untuk bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran
atau keterangan guru yang belum jelas, sebab malu akan menghambat
penguasaan bahan yang akan diterima dari guru pada pertemuan yang
20
akan datang. Bertanyalah dengan spesifik jangan berbelit-belit, jika
perlu pertanyaan ditulis terlebih dahulu dengan singkat dan jelas, lalu
dibacakan atau dihafalkan.
Berkaitan dengan semua pertanyaan yang diutarakan oleh guru
pada saat proses belajar mengajar, siswa harus berani menjawab
semua pertanyaan itu dengan baik dan jelas sebagai bukti bahwa
dirinya memperhatikan pelajaran. Cara menjawabnya dengan
sistematis sesuai apa yang telah diterangkan oleh guru dengan bahasa
yang sederhana dan mudah dimengerti.
4. Memanfaatkan waktu istirahat
Di sekolah terdapat bebarapa saat untuk istirahat agar kondisi
siswa segar kembali. Menghilangkan kelelahan mata dan pengalihan
konsentrasi siswa untuk sementara. Untuk itu siswa harus
memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara
bersantai, mengarahkan pandangan mata ke angkasa biru, mengerak-
gerakkan badan agar dapat memperlancar peredaran darah di dalam
tubuh, sehingga rasa lelah dan rasa kantuk dapat diusir dengan segera.
Jika haus atau lapar maka segera pergi ke kantin untuk minum atau
makan secukupnya agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Atau waktu
istirahat itu dimanfaatkan untuk berkunjung ke perpustakaan.
5. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Perpustakaan sekolah mempunyai tiga manfaat, yaitu :
21
a. Sebagai sumber belajar,
b. Sebagai sumber informasi,
c. Sebagai sumber rekreasi (Choiruddin Hadhiri Suprapto, 2003 : 68)
Perpustakaan dapat digunakan untuk memperdalam
pemahaman dan pengahayatan pengetahuan yang diperoleh siswa dari
guru, memeperluas cakrawala pengetahuan dan keterampilan siswa
dan untuk memberikan hiburan, memupuk keterampilan, nilai dan
sikap hidup melaluli koleksi ringan dan segar,
Sedangkan cara memanfaatkan perpustakaan tergantung pula
pada kesempatan atau waktu-waktu tertentu, misalnya ketika jam-jam
istirahat kalu masih ada waktu lebih dari kepentingan yang lain,
seperti makan dan minum, jam-jam kosong dan jika ada tugas dari
guru.
c. Cara Belajar Bersama (kelompok)
Belajar bersama bisa dilakukan di rumah atau di tempat lain
misalnya di perpustakaan, di sekolah atau di tempat tertentu yang
disepakati bersama.
Belajar bersama pada dasarnya memecahkan persoalan secara
bersama, artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pikiran
dalam memecahkan persoalan tersebut, sehingga diperoleh hasil atau
jawaban yang lebih baik. Pikiran dari banyak orang biasanya lebih
sempurna daripada satu orang.
”Ada beberapa petunjuk untuk belajar bersama yang lebih efektif, yaitu :
22
a. Pilih teman yang cocok untuk bergabung dalam satu kelompok yang
terdidri dari 3-5 orang. Anggota yang terlalu banyak biasanya kurang
efektif.
b. Tentukan dan sepakati kapan, di mana dan apa yang akan di bahas
serta apa yang diperlukan dalam diskusi itu. Lakukan secara rutin
minimal satu kali dalam seminggu.
c. Setelah berkumpul secara bergilir, tetapkan siapa pemimpin kelompok
yang akan mengatur diskusi dan siapa penulis yang akan mencatat
diskusi.
d. Rumuskan pertanyaan atau permasalahan yang akan dipecahkan
bersama dan batasi ruang lingkupnya agar pembahasan tidak
menyimpang.
e. Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu sampai tuntas,
dengan cara memberi kesempatan setiap anggota mengajukan
pendapat. Dari setiap pendapat yang muncul dikaji secara bersama
manakah yang paling tepat. Kesimpulan jawaban yang telah
disepakati bersama dicatat oleh penulis.
f. Bila ada persoalan yang tidak dapat dipecahkan, tangguhkan persoalan
itu untuk dimintakan pendapatnya kepada guru. Lanjutkan saja pada
persoalan berikutnya supaya tidak membuang waktu.
g. Kesimpulan hasil diskusi dicatat oleh penulis, lalu dibagikan kepada
anggota kelompok untuk dipelajaridirumah masing-masing.” (Nana
Sudjana, 1989: 168-169).
23
2. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh suatu
pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru. (Depdikbud, 1993 : 700).
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan siswa setelah
mengikuti suatu mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan nilai tes
berupa angka yang diberikan oleh guru, sebagai contoh nilai mid semester,
nilai semester, nilai tugas, nilai ulangan, nilai raport dan sebagainya.
Prestasi dalam arti luas merupakan kemampuan siswa setelah
mengalami belajar. Hal ini dapat diperoleh atau diketahui dari akhir
kegiatan dan diperoleh atau diketahui dari akhir kegiatan dan diperoleh
bukan karena kebetulan, namun prestasi diperoleh dengan penuh dengan
kesadaran dan mengalami proses tertentu.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar meliputi tiga ranah, yaitu
ranah cipta, rasa maupun karsa (kognitif, afektif, psikomotorik). Walaupun
pengungkapan tingkah laku seluruh ranah tersebut, khususnya ranah rasa
siswa, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang
bersifat intangible (tak dapat diraba), namun yang dapat dilakukan oleh guru
adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap
penting dan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil
belajar siswa.
Secara global, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, adalah :
24
a. Faktor intern siswa
1) Fisiologis, seperti kesehatan mata dan telinga.
2) Fsikologis, seperti intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa
b. Faktor ekstern siswa
1). Lingkungan sosial, seperti: guru, teman-tema sekelas, tetangga, orang
tua dan keadaan masyarakat.
2). Lingkungan non sosial, seperti: rumah, gedung sekolah, sarana dan
prasarana, dan sebagainya.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learn), yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
Pendekatan belajar ada tiga yaitu :
1) Pendekatan surface. Manusia belajar karena dorongan dari luar antara
lain takut tidak lulus yang mengakibatkan dia malu. Oleh karena itu,
gaya belajarnya santai, asal hafal dan tidak mementingkan
pemahaman yang mudah.
2) Pendekatan deep. Siswa ini dimotivasi dari dalam dirinya (intrinsik).
Oleh karena itu, gaya belajarnya serius dan berusaha memahami
materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya.
bagi siswa ini yang lebih penting adalah memiliki pengetahuan yang
cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya dibanding lulus
dengan nilai baik.
25
3) Pendekatan achieving. Pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik
yang berciri khusus yang disebut ego-enhanchment, yaitu ambisi
pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi keakuan dirinya
dengan cara meraih indeks prestasi stinggi-tingginya. Gaya belajarnya
lebih serius, memiliki keterampilan belajar (study skill) dalam arti
sangat cerdik dan efisien dalam mengatur waktu, ruang kerja dan
perangkat silabus. Baginya, berkompetisi dengan temannya dalam
meraih nilai tertinggi adalah penting, sehingga ia sangat disiplin, rapi
dan sistematis serta berencanauntuk terus maju ke depan (plans
ahead).
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Ada beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam menurut ahli
pendidikan, yaitu :
a. Chabib Thoha (1999: 4), Pendidikan Agama Islam merupakan sebutan
yang diberikan pada slaah satu pelajaran siswa muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu.
b. Ahmad D. Marimba (1986: 47), Pendidikan Islam adalah bimbingan
jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
26
c. Zuhairini dkk. (1983 : 27), Pendidikan agama berarti usaha-usaha
secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar
supaya mereka hidup sesuai denagn ajaran Islam.
Jadi, Pendidikan Agama Islam, adalah usaha-usaha secara
sistematis dan pragmatis yang sudah terbentuk mata pelajaran berisi
bimbingan jasmani rohani yang berdasarkan hukum-hukum Islam
menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sejati.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Skripsi yang di tulis oleh Sri Rahayu ( 2005. UMP ) dengan judul
”Studi Korelasi Cara Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP N 1 Sokaraja”. Dalam skripsi
tersebut dijelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara cara belajar
dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, tetapi derajat hubungannya
tidak bermakna atau sangat rendah.
Dari penelitian diatas, sebenarnya belum dapat ditentukan secara pasti
apakah ada hubungan yang positif antara cara belajar dengan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam. Maka penulis ingin melakukan penelitian yang sama
yaitu adakah hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam siswa di SMP N I Kalibening.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data-data
sampel. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
hipotesis kerja dan hipotesis nihil. Hipotesis kerja adalah hipotesis yang
27
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan
adanya kedua kelompok. Sedangkan hipotesis nihil adalah yang menyatakan
tidak adanya hubungan dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X
terhadap variabel Y.4 Adapun hipotesis kerja yang penulis ajukan adalah ”ada
hubungan positif dan signifikan antara cara belajar siswa dengan prestasi
belajar PAI siswa SMPN 1 Kalibening Banjarnegara”.
Agar penulisan ini objektif, maka penulis mengajukan hipotesis nihil
sebagai landasan penelitian yang berbunyi ”tidak ada hubungan yang positif
dan signifikan antara cara belajar siswa dengan prestasi belajar PAI siswa
SMPN 1 Kalibening Banjarnegara”.
Apabila hipotesis nihil tidak terbukti, maka hipotesis kerja diterima yang
berarti ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar siswa
dengan prestasi belajar PAI siswa SMPN 1 Kalibening Banjarnegara. Jika
hipotesis kerja tidak terbukti, maka hipotesis nihil diterima yang berarti tidak
ada hubungan yang positif dan signifikan antara cara belajar dengan prestasi
belajar PAI siswa SMPN 1 Kalibening Banjarnegara.
Mengingat bahwa hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin
benar atau mungkin salah, maka akan dilakukan pengkajian pada bab IV
(bagian analisis data) untuk membuktikan apakah hipotesis kerja dapat
diterima.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
28
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis ehingga
lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa
instrumen dalam mengumpulkan data yang penulis sesuaikan dengan fariabel
peneliutian antara lain :
1. Cara belajar
Untuk mengetahui cara belajar siswa penulis menggunakan sumber data
berupa respon siswa. Dimana dalam menangkap respon siswa, penulis
menggunakan instrumen berupa angket.
2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
Untuk mengetahui hasil prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, penulis
menggunakan sumber dokumentasi dimana instrumen yang digunakan adalah
nilai rapot.
3. Hubungan
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara cara belajar dengan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, penulis menggunakan sumber data
berupa dokumentasi dan respon siswa. Sedangkan instrumen yang digunakan
adalah perhitungan statistik.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mengambil lokasi di SMPN 1 Kalibening, selama 3
bulan yaitu mulai bulan Juni sampai Agustus 2008.
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif, yaitu dimana dituntut banyak menggunakan angka mulai dari
pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan dari hasinya. 1
B. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat korelasi. Dalam penelitian ini penulis ingin
memaparkan korelasi atau hubungan antara cara belajar dengan prestasi
belajar Pendidikan Agama Islam siswa SMP N 1 Kalibening.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
yang ada di SMPN 1 Kalibening. Alasannya karena siswa kelas VIII berada
dipertengahan jenjang sekolah ini (SMP), sehingga dapat untuk ajang
evaluasi pada kelas VIII dan sebagai upaya untuk meningkatkan
keberhasilan di masa depan. Jangka pendek siswa lulus dengan nilai
memuaskan setelah kelas IX kelak.
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 115), populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian.
30
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII SMPN 1 Kalibening tahun ajaran 2007-2008 yang berjumlah 365
siswa yang memiliki proporsi dengan kelas VIII dan IX yaitu kurang
lebih 30%. Sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :
Tabel 1Siswa kelas VIII SMPN 1 Kalibening
Tahun ajaran 2007-2008
Kelas VIII Pria Wanita Jumlah1 2 3 4A 19 24 42B 18 22 40C 19 22 40D 18 22 40E 19 23 41F 22 22 40G 22 20 42H 22 20 40I 18 20 40
Jumlah 170 195 365 (Sumber dokumentasi SMPN 1 Kalibening 1 Juli 2008)
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti
(Suharsimi Arikunto, 1998 : ).
Mengenai berapa banyak sampel yang akan diambil dari populasi
yang ada dalam hal ini penulis mengacu pada perhitungan sampel
minimal oleh Robert Kretjie dan Daryle Morgan yang ditulis oleh
Rohmad Qomari (1999 : 26) dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan :
S = Jumlah sampel yang diperoleh
31
X2 = nilai kali kuadrat yang diperoleh dari tabel x dengan derajat
kebebasan (d.b / d.f) = 1 dan taraf kepercayaan 90% nilai X
sebesar 2,706.
P = proporsi populasi jika tidak diketahui proporsinya, penulis
menerapkan P (1-P)
d 2 = derajat akurasi yang dinyatakan sebagai proporsi, dalam penelitian
sosial besarnya diambil 5 % atau d : 0,50 (α : 0,05 menunjukkan
tingkat kekeliruan 5 % atau tingkat kepercayaan 90% (Rohmad
Qomari : 1999: 26)
Dengan formula tersebut, dapat dicari sampel sebagai berikut :
N : 365 X : 0,05 dengan d.b = 1 - 2,706
P : 30% = 0,30 d : 0,05 = 0,025Jadi, sampel yang diambil adalah :
Jika dibulatkan menjadi 171
Tabel 2Perincian Pengambilan Sample perkelas
Tahun ajaran 2007-2008
Kelas VIII Jumlah 171 / 365 x jml Siswa PembulatanA 42 19,67671 20B 40 18,73972 19
32
C 40 18,73972 19D 40 18,73972 19E 41 19,20821 19F 40 18,73972 19G 42 19,67671 20H 40 18,73972 19I 40 18,73972 19
Jumlah 365 17,099995 173* (Sumber dokumentasi SMPN 1 Kalibening 1 Juli 2008)
Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam pengambilan
sampel ini adalah :
1. Membuat gulungan kertas sebanyak jumlah siswa dalam masing-
masing kelas yang jumlah semuanya kelas
2. Membuat angka dari 1 sampai dengan jumlah siswa pada gulungan
kertas tadi, setelah selesai dimasukkan ke dalam gelas.
3. Mengundi sebanyak jumlah sampel perkelas, kemudian menulis
nomor yang keluar tersebut dicocokkan dengan nama siswa, mulai
dari kelas VIII
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian,
penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Observasi
Yaitu metode ilmiah yang biasanya diartikan sebagai suatu aktiva
yang sempit, yakni memperlihatkan sesuatu dengan menggunakan mata
(Suharsimi Arikunto, 1998: 146).
33
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai letak
geografis, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah dan
mengetahui kegiatan siswa di kelas untuk memperkuat instrumen data
primer, yaitu angket.
2. Interview
Interview sering disebut pula dengan wawancara dalam sebuah
dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi
dari wawancara. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 145)
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
sejarah berdirinya SMPN 1 Kalibening, keadaan umum sekolah,
gambaran umum hasil belajar siswa pada bidang studi PAI. Dengan
metode ini penulis mengadakan tanya jawab dengan pihak-pihak tertentu
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, yaitu guru PAI
kelas VIII, guru BP dan koordinator TU.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari hal-hal atau
variabel yang berupa catatan-catatan buku, agenda dan sebagainya.
(Suharsimi Arikunto, 1998: 236).
4. Angket
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui ( Suharsimi
Arikunto, 1998: 140).
34
Metode angket ini digunakan penulis untuk memperoleh data
tertentu tentang cara belajar siswa. Jenis angket yang penulis gunakan
adalah angket tertutup, yaitu angket yang menghendaki jawaban pendek
atau jawaban yang diberikan dengan membutuhkan tanda tertentu.
Sifat dari angket ini adalah langsung artinya angket langsung
diberikan kepada responden (siswa) untuk memperoleh data yang
diperlukan.
Bentuk angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
pilihan. Dengan demikian responden diminta untuk memilih salah
satujawaban yang sudah disediakan. Penulis menyusun angket yang
terdiri dari 30 item yang masing-masing itemnya terdiri dari 4 pilihan
yang semuanya memiliki tingkatan skor atu nilai. Pilihan kesatu (a)
memiliki skor 3, pilihan kedua (b) memiliki skor 2, pilihan ketiga (c)
memiliki skor 1 dan pilihankeempat (d) memiliki skor 0.
Supaya angket yang digunakan untuk mengumpulkan data
memberikan hasil yang objektif, maka peneliti melakukan uji validitas
dan reliabilitas angket.
1. Pengujian Validitas Angket
Ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti dalam pengujian
validitas angket ini :
a. Peneliti mengkonstruk teori tentang cara belajar siswa dan
menyusun kisi-kisi untuk kemudian dibuat sebuah angket.
35
2. Konstruk teori, kisi-kisi angket sebagai indikator, dan angket yang
sudah dibuat itu kemudian dikonsultasikan oleh penulis kepada para
ahli untuk mendapatkan koreksi secukupnya.
3. Pengujian Reliabilitas Angket
Pada pengujian reliabilitas angket, peneliti menggunakan tehnik
test-testan, cara mencoba instrumen beberapa kali pada responden
yang sama dan pada waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari
koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan berikutnya. Bila
koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut
sudah ditanyakan reliabel. (Sugiono, 2004 : 274).
Setelah peneliti membagikan angket yaitu pada tanggal 1 Mei
2008 maka dihasilkan data seperti tabel berikut ini :
Tabel 3.Tabel Penolong Untuk Menghitung
Reliabilitas Angket dengan Menggunakan Uji Tes-Ratest
No X X2 X12 X2
2 X1X2
1 47 44 2209 1936 20682 43 43 1849 1849 18493 44 44 1936 1936 19364 36 37 1296 1369 13325 44 44 1936 1936 19366 33 34 1089 1156 11227 44 43 1936 1849 18928 44 44 1936 1936 19369 32 33 1024 1089 105610 39 39 1521 1521 152111 43 41 1849 1681 176312 49 48 2401 2304 235213 43 44 1849 1936 189214 27 30 729 900 810
36
15 34 35 1156 1225 119016 43 44 1849 1936 189217 34 34 1156 1156 115618 46 47 2116 2209 216219 43 45 1849 2025 193520 41 41 1681 1681 168121 43 41 1849 1681 176322 33 35 1089 1225 115523 42 42 1764 1764 176424 40 41 1600 1681 164025 31 31 961 961 961
Jumlah 996 1004 40630 40942 40764
Keterangan :
X1 : Hasil angket 1 Juli 2008
X2 : Hasil angket 25 Juli 2008
Sehingga hasilnya dapat dihitung dengan rumus korelasi berikut ini :
=
=
=
= = = 0.755
37
Setelah diperoleh harga r hitung, selanjutnya harga tersebut
dikonsultasikan dengan harga r tabel. Dengan n = 25 taraf kesalahan
5% diperoleh 0,396dan taraf kesalahan 1% =0,505. karena r hitung
lebih besar dari r tabel untuk taraf kesalahan 1% maupun 5% (0,775 >
0,505 > 0,396). Maka dapat disimpulkan, bahwa angket cara belajar
siswa tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
E.Tehnik Analisis Data
Adapun penyajian data meliputi :
a. Data tentang cara belajar siswa
Data ini diperoleh dari angket cara belajar yang disebarkan
kepada siswa, kemudian setelah dikumpulkan peneliti mengadakan
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menyajikan dalam bentuk tabel
2) Menentukan kategori berdasarkan jumlah skor untuk
mengetahui tingkat cara belajar siswa.
b. Data tentang prestasi belajar.
Data prestasi belajar PAI diambil dari daftar nilai siswa kelas
VIII semester genap tahun ajaran 2007 – 2008. khususnya nilai
mata pelajaran PAI yang terdapat dalam daftar nilai yang diisi oleh
guru mata pelajaran PAI yaitu Ibu Giyanti, Amd. Peneliti sudah
mendapatkan data tersebut kemudian menjajikan dalam bentuk
Tabel.
Adapun tehnik untuk menganalisis data meliputi :
38
i. Data tentang cara belajasr sisiwa dianalisis skor nilai dan skor
angket . kategori cara belajar di prosentasekan dengan rumus :
Keterangan
P : Angka prosentaseF : Frekuensi yang sedang dicari prosentaseN : Jumlah frekuensi (Anas Sudijono,1987 : 40).
Sedangkan untuk mencari rata-rata cara belajar siswa,
peneliti menggunakan rumus :
Keterangan :
Me = Mean untuk data bergolong
= Jumlah data / sampel
= Produk perkalian antara pada tiap interval data dengan tanda kelas (Xi). (Sugiono, 2004: 47)
ii. Cara menganalisis prestasi belahar siswa, adalah dengan cara
mencocokkannya dengan petunjuk penilaian raport, sebagai berikut
Tabel 4. Kategori Nilai Prestasi Belajar
Kategori NilaiIstimewaBaik sekaliBaikLebih dari cukupCukupKurang
1098765
(Sumber dari buku petunjuk penelitian raport tahun ajaran 2001-2002)
39
c. Cara menganalisis hubungan antara cara belajar dengan prestasi
belajar adalah menggunakan persamaan regresi dan analis korelasi .
persamaan regresi di gunakan untuk menghitung setiap anggka
perubahan pada masing masing variabel rumusnya adalah :
Ý = a + bX . dimana harga a dan b dapat dicari dengan rumus :
Dimana ;
Ý = Subyek dari variabel dependen yang di prediksikan.
a = harga Y bila X = 0
b = angka arah / koefisien Regresi.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu, ( Sugiyono, 2004 : 244 – 245 ).
Kemudian untuk menghitung hubungan atau (korelasi) dari kedua
variabel adalah dengan rumus :
Setelah nilai r diperoleh, untuk menolak atau menerima
hipotesis, peneliti selanjutnya mengkonsultasikan harga r tersebut
dengan harga r tabel. Dengan ketentuan, jika r hitung lebih besar
dari r tabel dalam taraf kesalahan 5% dan 1% maka dapat 40
disimpulkan, bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara cara belajar siswa dengan prestasi belajar PAI, begitu juga
sebaliknya.
Sedangkan untuk mengetahui tingkat hubungan, maka bisa
diketahui oleh tabel berikut ini :
41
Tabel 5Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap
Koefisien Relasi
Interval koefisien Tingkat hubungan0.000 – 0,1990.200 – 0,3990.400 – 0,5990.600 – 0,7990.800 – 1,000
Sangat rendahRendahSedangKuat
Sangat kuat(Sugiono, 2004 : 216)
Setelah nilai r diperoleh, untuk menolak atau menerima
hipotesis, peneliti selanjutnya mengkonsultasikan harga r tersebut
dengan harga r tabel. Dengan ketentuan, jika r hitung lebih besar
dari r tabel dalam taraf kesalahan 5% dan 1%, maka dapat
disimpulkan, bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara belajar siswa denagn prestasi belajar PAI begitu pula
sebaliknya.
F. Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami skripsi, yang penulis
susun maka dalam pembahasannya penulis membagi menjadi beberapa bab,
yaitu:
1. Bagian awal skripsi terdiri dari: Halaman sampul, halaman judul, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, halaman motto, halaman persembahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar gambar.
2. Bagian utama sripsi terdiri dari beberapa bab yaitu:
42
Bab pertama adalah Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, hipotesis, telaah pustaka, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab I yaitu Pendahuluan terdiri dari: Latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, penegasan masalah, tujuan
penelitian dan kegunaan penelitian.
Bab II yaitu Kerangka teoritis terdiri dar landasan teori, hasil
penelitian terdahulu, hipotesis penelitian dan instrumen penelitian
Bab III yaitu Metodologi penelitian terdiri dari: pendekatan
penelitian, desain penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data
dan teknik analisa data.
Bab IV yaitu Hasil penelitian terdiri dari: gambaran umum SMP N 1
Kalibening meliputi: sejarah berdiri SMP N 1 Kalibening, letak geografis,
struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan pegawai, kedaan fasilitas,
usaha meningkatkan cara belajar siswa di SMP N 1 Kalibening. Serta
Analisis tentang hubungan cara belajar dengan prestasi belajar pendidikan
agama islam siswa SMP N 1 Kalibening, meliputi: cara belajar siswa SMP
N 1 Kalibening, prestasi belajar pendidikan agama islam SMP N 1
Kalibening, hubungan cara belajar dengan prestasi belajar pendidikan
agama islam siswa SMP N 1 Kalibening.
Bab V yaitu Penutup terdiri dari: kesimpulan, saran-saran dan kata
penutup.
43
3. Bagian akhir skripsi terdiri dari: daftar pustaka dan lampiran-lampiran
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N I Kalibening
1. Sejarah berdiri SMPN I Kalibening.
SMPN I Kalibening merupakan lembaga pendidikan yang sebelumnya
bernama ST ( Sekolah Tehnik ) yang berdiri pada tahun 1957 atas prakarsa
Pemda Banjarnegara. Bangunan sekolah milik pemerintah. Berangsur angsur
kondisi sekolah semakin membaik, sarana dan prasarana semakin lengkap dan
manajemen yang semakin professional maka pada tahun 1979 terjadi alih
fungsi dari ST menjadi SMPN. Dengan SK menteri DEPDIKBUD. Saat ini
diberi nama SMPN I Kalibening, Sejak periode 2005 hingga saat ini dipimpin
oleh Bapak, Soeparno, Spd.
2. Letak Geografis
SMPN I Kalibening secara Geografis trletak di Kecamatan
Kalibening Kabupaten Banjarnegara.
Menurut Bapak Bambang, Sekolah ini menempati areal seluas 9850 M2 dengan
keadaan yang cukup strategis karena dekat dengan Jalan raya, dan lingkungan
yang cukup nyaman sehingga dapat memberikan suasana yang kondusif untuk
siswa dalam belajar.
Adapun batas batas SMP N I Kalibening, adalah :
a. Sebelah Selatan : Jalan Raya menuju Kecamatan Kalibening.
b. Sebelah Timur : Perumahan Penduduk Desa Rawan
c. Sebelah Barat : Perumahan Penduduk Desa Kalisat
d. Sebelah Utara : Areal pertanian dan Jalan raya menuju desa sirukun
44
3. Struktur Organisasi :
Struktur organisasi dalam suatu perkumpulan atau lembaga sangat
penting, karena keberadaan struktur organisasi tersebut akan memberikan
informasi mengenai sejumlah personil yang menempati jabatan tertentu dalam
lembaga tersebut.
Struktur organisasi SMPN I Kalibening bersifat fungsional dan
pemerataan. Setiap personil berkewajiban melaksanakan tugas menurut
fungsinya, dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Penentuan struktur
ini berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab supaya memperoleh
mekanisme kerja yang lancar serta memperoleh eefisiensi kerja yang optimal.
Adapun Bagan Struktur Organisasi SMP N I Kalibening, adalah :
45
Adapun pembagian tugasnya :
1. Kepala Sekolah :
Tugas Kepala sekolah adalah sebagai supervisor dan administrator yang
harus di jalankan secara bersama dan harus saling melengkapi .
a. Menyusun pemecahan dan program kegiatan.
b. Mengorganisasikan.
c. Mendorong kratifitas.
d. Mengkoordinasikan.
e. Melaksanakan Pengawasan.
f. Mengevalusi.
Kepala Sekolah
Tata Usaha
Wakil Kepala
Urusan Sarana dan Prasarana
Urusan Kurikulum
Urusan Kesiswaan
Urusan Humas
Siswa
Wali Kelas Wali Kelas Wali KelasWali Kelas
46
2. Wakil Kepala sekolah urusan kesiswaaan.
tugas wakil kepala sekolah bagian kesiswaan adalah membantukepala
sekolah dalam mengatur kegiatan:
a. OSIS.
b. Pengarahan dan pengendalian.
c. Pembentukan disiplin.
3. Wakil Kepala Sekolah Bagian urusan Kurikulum.
Tugasnya mengatur kegiatan :
a. Kurikulum dan ekstrakurikuler.
b. Inservice training guru.
c. Penilaian kegiatan sekolah.
4. Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana.
Tugasnya adalah :
a. Menyusun rencana kebutuhan.
b. Pengkoordinasian dan pendayagunaan.
c. Pengelolaan pembiayaan dan alat alat pelajaran.
d. Inventarisasi.
5. Wakil Kepala Sekolah urusan Humas.
Tugasnya adalah :
a. Informasi sekolah pada masyarakat.
b. Kerjasama sekolah dan sebagainya.
6. Tata Usaha.
Tugasnya melaksanakan :
47
a. Pengelolaan administrasi kantor.
b. Pelayanan administrasi kepegawaian dan kesiswaan.
c. Administrasi kuangan sarana dan prasarana serta inventaris
peralatan sekolah.
7. Bimbingan dan Penyuluhan.
Tugas Koordinator BP :
a. Menyusun dan Melaksanakan Program BP.
b. Memberi Pelayanan Kepada sekolah.
c. Mengadakan koordinasi dengan wali kelas, dan orang tua siswa
dalam rangka mengatasi masalah masalah yang di hadapi siswa
mengenai kurikulum belajar.
d. Menyusun laporan pelaksanaan BP secara berkala kepada kepala
sekolah.
8. Wali Kelas.
Tugasnya mengelola kelas baik secara teknis dan edukatif maupun
administratif.
9. Siswa.
Tugas siswa selain belajar juga harus mentaati praturan sekolah demi
kemajuan pribadinya. ( Dokementasi SMPN I Kalinbening. )
4. Keadaan Guru, Siswa dan Pegawai
1. Keadaan guru
48
Tenaga pengajar di SMP Negeri I Kalibening pada tahun 2008
sebanyak 36 orang dengan perincian 23 orang guru pria dan 13 orang guru
wanita.
Untuk memperjelas dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 7.Keadaan Guru SMP Negeri 1 Kalibening
Tahun Ajaran 2007/2008
No L/PJabatan
JumlahGT GTT GB
1 L 17 6 232 P 10 3 - 13
Jumlah 27 9 - 36 (Sumber : Dokumentasi SMPNegeri I Kalibening,1 Juli 2007 )
2. Keadaan Siswa
Jumlah seluruh siswa SMP Negeri I Kalibening pada tahun ajaran
2007/2008 sebanyak 1093 siswa, yang terdiri dari putra 540 siswa dan
putri kelas VII, VIII dan IX terdiri dari 9 kelas. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 8.Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Kalibening.
Tahun Ajaran 2007/2008
No Kelas Jumlah Kelas
Jumlah Siswa jumlahL P
1 VII 9 188 188 3762 VIII 9 170 195 3653 IX 9 182 170 352
Jumlah 27 540 553 1093 (Sumber : Dokumentasi SMPNegeri I Kalibening,1 Juli 2007 )
3. Keadaan Pegawai
49
Pegawai yang dimaksud dalam skripsi ini, adalah petugas yang
menangani dan bertanggungjawab dalam bidang ketatausahaan, sekolah,
yaitu urusan kemahasiswaan, kepegawaian dan keuangan. Untuk melihat
gambaran jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9.Keadaan Pegawai SMP Negeri 1 Kalibening
No L/P Jabatan jumlahPT PTT1 L 5 7 122 P 6 - 6
Jumlah 11 7 18 (Sumber : Dokumentasi SMPNegeri I Kalibening,1 Juli 2007 )
5. Keadaan Fasilitas
Fasilitas dalam skripsi ini ini adalah semua benda yang ikut menunjang
terselenggaranya kegiatan belajar mengajar, seperti gedung dan alat pendidikan.
1. Keadaan Gedung
Kondisi bangunan SMP Negeri I Kalibening dari segi fisik
dikatakan baik, serta daya tampungnya pun mencukupi.
Unutk melihat gambaran secara jelas keadaan gedung SMP Negeri
I Kalibening dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 10.Keadaan Gedung SMP Negeri I Kalibening
No Nama Barang Jumlah1 Lokal ruang kelas 272 Lokal ruang kepala sekolah 13 Ruang BP 14 Ruang guru 15 Ruang kantor 16 Ruang OSIS 17 Ruang UKS 18 Ruang komputer 1
50
9 Ruang perpustakaan 110 Ruang laboratorium 111 Mushola 112 Ruang toilet guru 113 Euang toilet siswa 114 Ruang gudang 1
(Sumber : Dokumentasi SMP Negeri I Kalibening 5 Juli 2005)
2. Keadaan Peralatan Pendidikan
Untuk melihat gambaran secara jelas keadaan peralatan pendidikan yang
tersedia di SMP Negeri I Kalibening dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 11Keadaan Peralatan Pendidikan
SMP N 1 Kalibening
No Nama Barang Jumlah1 Meja guru 602 Kursi guru 603 Meja siswa 5504 Kursi siswa 11005 Papan tulus 306 Alamari 127 Filing kabinet 38 Meja kantor 129 Kursi kantor 1210 Komputer siswa 1011 Kursi tamu 1014 Televisi 215 VCD 116 Perangkat drum band 117 Perangkat kolintang 118 Perangkat karawitan 119 Peralatan musik band 120 Stensil 221 Komputer TU 2
(Sumber : Dokumentasi SMPN 1 Kalibening, 5 Juli 2007)
6. Usaha Meningkatkan Cara Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Kalibening
51
Dalam usaha meningkatkan cara belajar siswa SMPN 1
Kalibening, penulis mendapatkan informasi dari guru BP dab guru PAI
sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan tentang gaya belajar dan penerapannya dalam
aktifitas belajar pada tiap-tiap jam pelajaran BK.
2. Menyuruh siswa untuk belajar secara berpasang-pasangan atau
berkelompok
3. Menyuruh siswa untuk membuat semacam jadwal kegiatan sehari-hari
yang berisi program tentang waktu belajr, waktu istirahat dan waktu
untuk bermain. ( Wawancara Bapak Bambang, pada tanggal 1 juli
2008 )
4. Memberikan motivasi dengan memberikan nilai tambah bagi siswa
yang mau mempraktikan setiap materi pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya bagi siswa yang memakai baju muslim dan
melaksanakan adzan di mushola sekolah.
5. Mengadakan buku LKS untuk maya pelajaran PAI supaya proses
belajar-mengajar menjadi lebih mudah dan sistematis. ( wawancara
dengan Ibu Siti Umiati PAI kelas VIII tanggal 1 Juli 2008 ).
B. Analisis Tentang Hubungan Cara Belajar Dengan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam Siswa Smp Negeri 1 Kalibening, Banjarnegara
1. Cara Belajar Siswa SMP Negeri 1 Kalibening
Cara belajar siswa merupakan variabel bebas (X) dalam penelitian
ini. Untuk mengetahui hubungan cara belajar siswa dengan prestasi belajar,
52
penulis menyebar angket kepada siswa sebanyak 173 siswa, angket itu
terdidri dari 30 item soal yang masing-masing terdiri dari 3 pilihan yang
mempunyai angka kualitas secara berurutan. Pilihan (a) berniali 3, (b)
bernilai 2 dan (c) berniali 1 dan (d) bernilai 0. berikut ini adalah hasil angket
yang telah peneliti sebarkan kepada siswa pada hari selasa, 1 Juli 2008.
Tabel 12.Hasil Angket Cara Belajar Berdasarkan Skor Nilai
No Jawaban Nilai Jumlaha b c d 3 2 1 0
1 14 4 2 0 42 8 2 0 522 14 4 1 1 42 8 1 0 513 14 4 1 1 42 8 1 0 514 10 4 6 0 30 8 6 0 445 14 4 2 0 42 8 2 0 526 7 7 4 2 21 14 4 0 397 14 4 2 0 42 8 2 0 528 14 4 2 0 42 8 2 0 529 10 4 2 4 30 8 2 0 4010 9 9 2 0 27 18 2 0 4711 10 4 3 3 30 8 3 0 4112 16 1 3 0 48 2 3 0 5313 14 4 1 1 42 8 1 0 5114 6 4 9 1 18 8 9 0 3515 10 4 4 2 30 8 4 0 4216 14 4 1 1 42 8 1 0 5117 10 4 4 2 30 8 4 0 4218 17 0 3 0 51 0 3 0 5419 14 4 1 1 42 8 1 0 5120 15 1 2 2 45 2 2 0 4921 15 1 2 2 45 2 2 0 4922 10 4 3 3 30 8 3 0 4123 13 5 1 1 39 10 1 0 5024 14 2 2 2 42 4 2 0 4825 7 7 4 2 21 14 4 0 3926 16 1 3 0 48 2 3 0 5327 10 4 6 0 30 8 6 0 4428 14 4 1 1 42 8 1 0 5129 4 8 6 2 12 16 6 0 3430 8 5 4 3 24 10 4 0 38
53
31 9 9 2 0 27 18 2 0 4732 17 0 3 0 51 0 3 0 5433 17 0 3 0 33 14 4 0 5134 10 4 6 0 30 8 6 0 4435 16 1 3 0 48 2 3 0 5336 10 4 4 2 30 8 4 0 4237 9 9 2 0 27 18 2 0 4738 16 3 1 0 48 6 1 0 5539 18 0 2 0 54 0 2 0 5640 10 4 4 2 30 8 4 0 4241 10 4 4 2 30 8 4 0 4242 17 3 0 0 51 6 0 0 5743 10 5 5 0 30 10 5 0 4544 13 5 1 1 39 10 1 0 5045 10 4 2 4 30 8 2 0 4046 4 8 6 2 12 16 6 0 3447 13 5 1 1 39 10 1 0 5048 10 4 6 0 30 8 6 0 4449 14 4 2 0 42 8 2 0 5250 10 5 5 0 30 10 5 0 4551 15 1 2 2 45 2 2 0 4952 15 1 2 2 45 2 2 0 4953 14 4 2 0 42 8 2 0 5254 9 9 2 0 27 18 2 0 4755 13 5 1 1 39 10 1 0 5056 10 6 4 0 30 12 4 0 4657 5 8 5 2 15 16 5 0 3658 14 2 2 2 42 4 2 0 4859 10 6 4 0 30 12 4 0 4660 14 4 1 1 42 8 1 0 5161 10 4 5 1 30 8 5 0 4362 17 0 3 0 51 0 3 0 5463 16 3 1 0 48 6 1 0 5564 14 2 2 2 42 4 2 0 4865 6 4 9 1 18 8 9 0 3566 14 2 2 2 42 4 2 0 4867 9 9 2 0 27 18 2 0 4768 14 2 2 2 42 4 2 0 4869 14 2 2 2 42 4 2 0 4870 13 5 1 1 39 10 1 0 5071 13 1 0 0 57 2 0 0 5972 10 4 3 3 30 8 3 0 4173 8 5 4 3 24 10 4 0 3874 16 1 3 0 48 2 3 0 53
54
75 14 4 2 0 42 8 2 0 5276 9 9 2 0 27 18 2 0 4777 10 4 6 0 30 8 6 0 4478 10 4 4 2 30 8 4 0 4279 9 9 2 0 27 18 2 0 4780 9 9 2 0 27 18 2 0 4781 9 9 2 0 27 18 2 0 4782 14 4 2 0 42 8 2 0 5283 10 6 4 0 30 12 4 0 4684 14 4 1 1 42 8 1 0 5185 10 5 5 10 30 10 5 0 4586 13 5 1 1 39 10 1 0 5087 16 1 3 0 48 2 3 0 5388 9 9 2 0 27 18 2 0 4789 5 5 6 4 15 10 6 0 3190 10 5 5 0 30 10 5 0 4591 10 4 2 4 30 8 2 0 4062 13 5 1 1 39 10 1 0 5093 4 2 8 6 12 4 8 0 2494 10 5 5 0 30 10 5 0 4595 13 5 1 1 39 10 1 0 5096 10 4 5 1 30 8 5 0 4397 10 4 3 3 30 8 3 0 4198 10 4 5 1 30 8 5 0 4399 10 4 3 3 30 8 3 0 41100 14 4 1 1 42 8 1 0 51101 13 5 1 1 39 10 1 0 50102 14 4 2 0 42 8 2 0 52103 14 4 1 1 42 8 1 0 51104 6 4 7 3 18 8 7 0 33105 14 2 2 2 42 4 2 0 48106 10 4 5 1 30 8 5 0 43107 10 6 4 0 30 12 4 0 46108 10 6 4 0 30 12 4 0 46109 15 1 2 2 45 2 2 0 43110 7 6 4 3 21 12 4 0 37112 10 4 3 3 30 8 3 0 41112 13 5 1 1 39 10 1 0 50113 10 4 5 1 30 8 5 0 43114 10 6 4 0 30 12 4 0 46115 10 4 3 3 30 8 3 0 41116 10 4 6 0 30 8 6 0 44117 14 2 2 2 42 4 2 0 48118 10 4 5 1 30 8 5 0 43
55
119 10 4 6 0 30 8 6 0 44120 8 5 4 3 24 10 4 0 38121 6 4 9 1 18 8 9 0 35122 6 4 6 4 18 8 8 0 32123 10 4 5 1 30 8 5 0 43124 16 1 3 0 48 2 3 0 53125 5 5 5 5 15 10 5 0 30126 15 1 2 2 45 2 2 0 49127 18 0 2 0 54 0 2 0 56128 7 7 4 2 21 14 4 0 39129 14 2 2 2 42 4 2 0 48130 10 4 5 1 30 8 5 0 43131 5 5 6 4 15 10 6 0 31132 13 5 1 1 39 10 1 0 50133 10 4 3 3 30 8 3 0 41134 7 7 4 2 21 14 4 0 39135 14 4 1 1 42 8 1 0 51136 6 4 9 1 18 8 9 0 35137 14 4 1 1 42 8 1 0 51138 14 2 2 2 42 4 3 0 48139 14 4 2 0 42 8 2 0 52140 13 5 1 1 39 10 1 0 50141 10 4 5 1 30 8 5 0 43142 9 9 2 0 27 18 2 0 47143 13 5 1 1 39 10 1 0 50144 10 4 3 3 30 8 3 0 41145 7 7 4 2 21 14 4 0 39146 10 6 4 0 30 12 4 0 46147 15 1 2 2 45 2 2 0 49148 13 5 1 1 39 10 1 0 50149 10 4 6 0 30 8 6 0 44150 14 4 2 0 42 8 2 0 52151 10 4 4 2 30 8 4 0 42152 10 6 4 0 30 12 4 0 46153 5 8 5 2 15 16 5 0 36154 14 2 2 2 42 4 2 0 48155 10 4 2 4 30 8 2 0 40156 10 4 4 2 30 8 4 0 42157 4 2 6 8 12 4 6 0 22158 10 4 6 0 30 8 6 0 44159 10 4 2 4 30 8 2 0 40160 10 5 5 0 30 10 5 0 45161 6 4 7 3 18 8 7 0 33162 10 6 4 0 30 12 4 0 46
56
163 6 4 7 3 18 8 7 0 33164 7 6 4 3 21 12 4 0 37165 7 6 4 3 21 12 4 0 37166 10 4 2 4 30 8 2 0 40167 10 4 3 3 30 8 3 0 41168 10 4 3 3 30 8 3 0 41169 14 2 2 2 42 4 2 0 48170 14 4 1 1 42 8 1 0 51171 10 4 5 1 30 8 5 0 43172 15 1 2 2 45 2 2 0 49173 14 4 1 1 42 8 1 0 51
Untuk mengetahui tingkatan cara belajar siswa, penulis menetapkan
kategori sebagai berikut :
E = Efektif CE = Cukup Efektif
KE = Kurang efektif TE = Tidak efektif
Penentuan kategori tersebut didasarkan pada jumlah skor yang diperoleh
dari masing-masing siswa, skor yang dimiliki kemudian diklasifikasi
sekaligus untuk memberikan criteria cara belajar siswa.
Diketahui skor tertinggi adalah 59 dan skor terendah adalah 22 sedangkan
interval adalah 3 berdasarkan kategori yang ditetapakan, sehingga panjang
kelasnya adalah :
(Sugiono,2004: 78), dan untuk mempermudah dalam memasukkan data
setiap kategori maka peneliti menetapkan 10. untuk lebih jelasnya lihat tabel
berikut ini :
Tabel 13.Kategori Cara Belajar Siswa Berdasarkan Angket
57
Kategori Interval Skor InterpretasiE
CEKETE
51-6041-5031-4021-30
EfektifCukup EfektifKurang EfektifTidak Efektif
Setelah data terkumpul, maka penulis selanjutnya menganalisi data untuk
mencapai tujuan penelitian. Analisi ini untuk mengetahui variasi tingkat
cara belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Kalibening, adapun analisisnya
sebagai berikut:
a. Analisis berdasarkan skor nilai
a. Mencari rata-rata (mean) dari skor angket cara belajar siswa, untuk
menganalisisnya digunakan rumus :
Keterangan :
Me = Mean untuk data bergolong
= Jumlah data/sampel
= Produk perkalian antara f1 pada tiap interval data
dengan tanda klas ( Xi ). (Sugiono, 2004: 47)
Apabila dimasukkan ke dalam rumus akan didapatkan
:
Jadi berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 45,56, maka cara belajar siswa
SMPN 1 Kalibening termasuk kategori cukup efektif.
58
b. Mencari prosentase individu yang tergolong mempunyai tingkat cara
belajar siswa efektif (E), sukup efektif (CE), kurang efektif (KE) dan
tidak efektif (TE)
Dari data di atas dapat diketahui bahwa :
1. siswa yang memiliki cara belajar efektif adalah 40 siswa
2. siswa yang memiliki cara belajar cukup efektif adalah 97 siswa.
3. siswa yang memiliki cara beljar kurang efektif adalah 33 siswa
4. siswa yang memiliki cara belajar tidak efektif adalah 3 siswa
Untuk mencari prosentase dari masing-masing kategori digunakan
rumus:
Sehingga hasilnya dapat terlihat pada tabel 14.
Tabel 14.Nilai Rata-rata dan Prosentase Berdasarkan Kategori
Tingkat cara belajar siswa
Batas skor
F X FX P
Efektif 51-60 40 55,5 2220 23,12Cukup egektif 41-50 97 45,5 4413,5 56,07Kurang efektif 31-40 33 35,5 1171,5 19,08Tidak efektif 21-30 3 25,5 76,5 1,73Jumlah 173 7881,5 100%
b. Analisa berdasarkan nilai angket
Cara belajar siswa berdasarkan kondisinya meliputi cara belajar di
rumah, di sekolah dan belajar kelompok.
59
Cara belajar di rumah diawali dari mempersiapkan peralatan belajar
sebelum belajar. Berdasarkan hasil angket diperoleh dat, yaitu 20 siswa
selalu, 79 siswa sering, 71 siswa kadang-kadang dan 3 siswa tidak
pernah.
Untuk mencari prosentasenya digunakan rumus :
sehingga diperoleh :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 15Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Mempersiapkan Peralatan Belajar Sebelum Belajar
Kategori Alternatif jawaban Frekuensi ProsentaseECEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
2079713
11, 5645,6741,041,73
Jumlah 173 100 ( Sumber Angket Untuk Siswa No 1)
Siswa dalam mengatur jam belajar sendiri bervariasi ada yang lebih
dari 2 jam, yaitu sebanyak 32 siswa, 2 jam sebanyak 85 siswa, 50 siswa 1
jam dan 6 siswa belajar di rumah kurang lebih 1 jam. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
60
Tabel 16Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Mengatur Jam Belajar Sehari
Kategori Alternatif jawaban F PECEKETE
a. Lebih dari 2 jamb. 2 jamc. 1 jamd. Kurang dari 1 jam
3285506
18,5049,1328,903,47
Jumlah 173 100 (Sumber : Angket Untuk Siswa No. 2)
Untuk menghitung berapa besar prosentase pada setiap kategori
adalah sebagai berikut :
Kategori Kategori
Kategori Kategori
Tabel 17Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Membaca Buku Dengan Penuh Konsentrasi
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
977330
56,742,201,73
0Jumlah 173 100
(Sumber Angket Untuk Siswa No 3)
Menurut tabel diatas siswa yang selalu membaca bahan pelajaran
dengan penuh konsentrasi adalah sebanyak 97 siswa, siswa yang sering
adalah 73 siswa, dan kadang kadang 3 siswa.
61
Berikut ini cara menghitung prosentasenya :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Berdasarkan prosentase tersebut, berarti cara membaca siswa SMP N I
Kalibening adalah tergolong effektif.
Tabel 18Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Mengaktifkan Kegiatan Membaca.
Kategori Alternatif jawaban F PE Menulis di buku catatan/menggaris
bawahi83 47,98
CE Membacanya berualang-ulang 57 32,95KE Membaca satu kali,berhenti 30 17,34TE Membaca terus 3 1,73
Jumlah 173 100% (sumber: Angket untuk siswa no 4)
Membaca barmakna adalah kebutuhan setiap siswa dalam belajar.
Siswa SMP N 1 Kalibening berusaha untuk menunjukkannya. Caranya
adalah dengan menulis di buku catatan atau menggarisbawahi kalimat-
kalimat penting ketika ditemui saat membaca, yaitu sebanyak 83 siswa,
membacanya berulang-ulang 57 siswa, membacanya satu kali berhenti
sejenak 30 siswa.
Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
62
Cara untuk mengantarkan siswa kepada kepahaman salah satunya
adalah dengan cara meringkas pelajaran, sehingga mudah bagi siswa
untuk menghafal dan memahami pelajaran. Pada tabel 19, terdapat 41
siswa selalu meringkas, 70 siswa sering, 60 siswa kadang-kadang
melakukannya dan 2 orang siswa tidak pernah melakukannya.
Tabel 19Distribusi frekuensi relatif
Intensitas meringkas pelajaran
Kategori Altrnatif jawaban F PECEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
4170602
23,7040,4634,681,16
Jumlah 173 100 (Sumber: Angket untuk siswa no 5)
Prosentase masing-masing kategori adalah :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Tabel 20Distribusi Frekuensi Relatif
Menghafal PAI
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
1601120
92,4856,361,16
0Jumlah 173 100
(Sumber Angket untuk siswa no. 6)
63
Dari tabel diatas dapat ditemukan sebanyak 160 siswa selalu
menghafal pelajaran PAI, 11 siswa sering menghafal, dan 2 siswa
kadang-kadang menghafal (tabel 20). Perhitungan prosentase setiap
kategori adalah :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Tabel 21Distribusi Frekuensi Relatif
Waktu Mengulangi Bahan Pelajaran
Kategori Alternatif jawaban F PECEKETE
a. Setelah cukup istirahat dirumahb. Jika ada PRc. Jika sudah dekat ujian semesterd. Mengulangi saat ujian
37893314
21,4051,4419,078,09
Jumlah 173 100 (Sumber Angket untuk siswa no. 7)
Bahan pelajaran yang sudah dipelajari diulang-ulang kembali supaya
bahan tersebut tidak terlupakan. Mengulangan dapat dilakukan pada
malam hari, pagi atau sore hari sambil mengerjakan PR jika ada.
Semuanya itu dilakukan setelah cukup beristirahat dirumah, siswa yang
demikian sebanyak 37 siswa. Mengulang ketika ada PR saja
menunjukkan bahwa siswa itu kurang perhatian kepada pelajaran yang
lalu, ini sebanyak 89 siswa, sehingga siswa ketika menghadapi ulangan
dari guru ia menjadi kurang percaya diri karena pelajaran tidak dikuasai.
64
Apalagi siswa mengulang itu dilakukan ketika sudah dekat ujian dan
pada saat ujian seperti yang dilakukan oleh 47 siswa. Perhitungan
prosentase setiap kategori adalah :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Tabel 22.Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Menyelesaikan Tugas Atau PR
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Mengerjakan segera dengan baikb. Mengerjakan jika guru memberi nilaic. Mengerjakan setelah waktu mepetd. Menjiplak dari teman
11146152
64,1726,598,681,16
Jumlah 173 100 (Sumber: Angket untuk siswa no. 8)
Seberapa nilai tugas adalah sebagai bukti keberhasilan atau kegagalan
siswa dalam belajar. Berdasarkan tabel 22, 111 siswa mengerjakan
dengan segera dan dengan baik, 46 siswa jika diberi nilai, 15 siswa
mengerjakan setelah waktu mepet dan 2 siswa menjiplak dari teman.
Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
65
Tabel 23.Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Mempersiapkan Ujian
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Mempersiapkan catatan,ringkasan,dan menghafal secara teratur
97 56,07
b. Menghafal pada malam harinya 44 25,43c. Membaca LKS sebelum ujian dimulai 30 17,34d. Membaca buku catatan sekenanya 2 1,16
Jumlah 173 100 (Sumber: Angket untuk siswa no.9)
Siswa SMP dalam menghadapi ujian adalah mempersiapkan segala
sesuatunya dengan baik dari mulai catatan, ringkasan sampai
menghafalnya secara teratur jauh-jauh hari (97 siswa), adapula siswa
yang menggunakan malam harinya saja untuk menghafal seluruh materi
(44 siswa), ada juga siswa yang menghafal ketika mau mengisi soal ujian
(30 siswa) dan membaca buku sekenanya (2 siswa). Berikut cara
prosentase tersebut.
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Siswa dalam menempuh ujian tidak ada yang menyontek, tetapi ada
siswa yang masih ragu-ragu, sehingga memancingnya untuk bertanya
kepada teman (10 siswa), mwengerjakan yang bisa saja (44 siswa) tetapi
yang paling banyak adalah mengerjakan semuanya dan penuh keyakinan
bahwa jawaban itu adalah yang terbaik (119). Lihat pada tabel 24 berikut
ini :
66
Tabel 24.Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Menempuh Ujian
Kategori Alternatif jawaban F PECEKETE
a. Semua dikerjakan sendiri & tidak menyontekb. Mengerjakan sendiri yang biasa sajac. Mengerjakan sendiri,jika ragu tanya temand. Menyontek dari buku atau dari teman
11944100
68,7925,435,780
Jumlah (Sumber: Angket untuk siswa no.10)
Perhitungan prosentase setiap kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Di sekolah keberhasilan siswa dimulai dari disiplin atau tidaknya
siswa masuk kelas. Siswa yang selalu terlambat dapat mengganggu
ketenangan pikirannya dan kesulitan dalam berkosentrasi karena
mengalami kelelahan dan bisa jadi mengganggu ketenangan siswa lain 67
yang sedang belajar. Dan resikonya guru dapat saja memberikan
hukuman. Ada 91 siswa selalu tepat waktu, 80 sisa sering tepat waktu,
dan 2 siswa kadang-kadang tepat waktu,
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 25Distribusi Frekuensi Relatif
Disiplin Masuk Kelas
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Selalu tepat waktub. Sering tepat waktuc. Kadang-kadang tepat waktud. Tidak pernah tepat waktu
91 52,6080 46,242 1,160 0
Jumlah 173 100 (Sumber: Angket untuk siswa no.11)
Perhitungan prosentase setiap kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Tabel 26Distribusi Frekuensi Relatif
Memperhatikan Penjelasan Guru
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
167600
96,533,47
00
Jumlah 173 10068
(Sumber : Angket untuk siswa no. 12)
Perhitungan prosentase setiap kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Setelah pelajaran dimulai siswa tinggal mempersiapkan diri
berkonsentrasi untuk memperhatikan penjelasan guru. Menurut Bapak
Asyrofi, metode yang dipakai dalam pelajaran PAI salah satunya adalah
ceramah, sehingga cara belajar siswa disesuaikan dengan metode
tersebut, yaitu siswa selalu menyaksikan dan mendengarkan penjelasan
guru, dari tabel diketahui sebanyak 167 siswa, siswa yang sering
sebanyak 6 siswa.
Sedangkan siswa yang berupaya untuk mencatat hal-hal penting dari
penjelasan guru karena bisa jadi hal yang dijelaskan oleh guru itu muncul
dalam ujian. Ada 21 orang siswa yang selalu mencatat, 46 siswa sering,
74 siswa kadang-kadang dan 32 orang tidak pernah mencatat hal penting
69
ketika guru sedang menerangkan pelajaran. Ini dapat diketahui pada tabel
27.
Tabel 27.Distribusi frekuensi relatif
Mencatat hal penting dari penjelasan guru
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
21467432
12,1425,5942,7718,50
Jumlah 173 100 (Sumber : Angket untuk siswa no. 13)
Perhitungan prosentase setiap kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Tabel 28.Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Yang Ditempuh Untuk MemahamiPenjelasan Guru Yang Belum Jelas
Kategori Alternatif jawaban F P
70
ECEKETE
a. Bertanya kepada gurub. Bertanya kepada temanc. Membuka bukud. Diam saja
9773
1,730
56,0742,201,73
0Jumlah 173 100
(Sumber: Angket untuk siswa no. 14)
Berdasarkan tabel 28. siswa SMPN 1 Kalibening ketika ada sesuatu
hal yang belum dipahami dari penjelasan guru ada yang selalu langsung
menanyakan hal itu kepada guru (97 siswa), ada juga siswa yang
bertanya kepada teman setelah habis pelajaran (73 siswa), dan terdapat
pula iswa yang mencari jawaban dari buku (3 siswa). Perhitungan
prosentase setiap kategori adalah :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Siswa sebanyak 32 siswa memanfaatkan pelajaran yang kosong untuk
berdikusi, 85 siswa berinisiataif untuk belajar sendiri, ada juga yang
mempergunakan untuk membaca buku (50 siswa) dan dipergunakan
untuk bermain, ngrumpi atau membolos (6 siswa), tetapi minimal siswa
ada yang pergi ke perpustakaan untuk baca-baca buku kesenangan
(16,76%).
Tabel 29.Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Memanfaatkan Waktu Kosong
Kategori Alternatif jawaban F P
71
ECEKETE
a. Berdiskusi terpimpinb. Belajar sendiric. Mambaca buku yang disenangid. Bermain, ngrumpi atau bolos
3285506
18,5049,1328,903,47
Jumlah 173 100 (Sumber: Angket untuk siswa no 15)
Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori , Kategori
Kategori , Kategori
Perpustakaan adalah gudanganya ilmu, semakin sering siswa datang
ke perpustakaan, maka akan semakin besar kesempatan untuk meraih
ilmu pengetahuan yang diinginkan. Itupun jika di perpustakaan
digunakan untuk keperluan membaca, meringkas, menyelesaikan tugas
guru atau diskusi.
Berdasarkan tabel berikut ini dapat diketahui ada sebanyak 20 siswa
yang ke perpustakaan 6 kali dalam seminggu, 4 sampai 5 kali sebanyak
79 siswa, 2 sampai 3 kali 71 siswa sekali dalam seminggu ke
perpustakaan, sedangkan cara mereka memanfatkan perpustakaan adalah
bervariasi, terdapat siswa yang memanfaatkannya untuk aktifitas
membaca, meringkas, menyelesaikan tugas, yaitu sebnayak 160 siswa,
memanfaatkannya untuk berdiskusi (11 siswa) dan melihat-lihat buku
dan gambarnya, yaitu sebanyak 2 siswa. Prosentase dapat dilihat pada
tabel 30 dan 31.
Tabel 30Distribusi Frekuensi RelatifIntensitas Ke Perpustakaan
72
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. 6 kalib. 4 – 6 kalic. 2 – 3 kalid. 1 kali
2079713
11,5645,6741,041,73
Jumlah 173 100 (Sumber: Angket untuk siswa no 16)
Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
73
Tabel 31Distribusi Frekuensi Relatif
Cara Memanfaatkan Perpustakaan
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Membaca,meringkas,menyelesaikan tugasb. Berdiskusi ringanc. Melihat-lihat buku gambarnyad. Bermain atau ngrumpi
1601120
92,486,361,16
0
Jumlah 173 100Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Secara sosial siswa memerlukan patner dalam belajar terutama jika ia
menemui kesulitan dalam belajarnya. Kebutuhan tersebut perlu dipenuhi
sehingga siswa dapat berbagi pendapatan dan bertukar pikiran (diskusi),
sehingga hasil yang dicapai akan memuaskan. Apalagi jika siswa dapat
menemukan teman yang cocok dalam belajar, tentu saja ini akan
mempengaruhi prestasi belajarnya. Tabel berikut ini menunjukkan ada 15
siswa yang selalu belajar bersama ketika ada kesulitan dan terjadwal, 111
siswa sering melakukannya 46 kadang-kadang dan sebanyak 2 siswa
mengaku tidak pernah melakukan belajar kelompok.
74
Tabel 32.Distribusi Frekuensi Relatif
Intensitas Belajar Bersama (Kelompok)
Kategori Alternatif jadwal F PE
CEKETE
a. Selalu terjadwalb. Seringc. Pernahd. Tidak pernah
15111462
8,6864,1726,591,16
Jumlah 173 100 (Sumber: Angket untuk siswa no. 18)
Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Tabel 33 diketahui sebanyak 20 siswa mengaku selalu menyampaikan
dapat, 79 siswa sering, 71 siswa kadang-kadang dan 3 siswa tidak pernah
menyampaikan pendapat atau penyelesaiannya.
Tabel 33Distribusi Frekuensi RelatifMenyampaikan Pendapat
75
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
2079713
11,5645,6741,041,73
Jumlah 173 100 (Sumber : Angket untuk siswa no. 19)
Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
Sebagai akhir dari diskusi kelompok, adalah kesimpulan dicatat
oleh petugas dan dibagikan kepada seluruh anggota supaya semua
anggota dapat mengetahui dan mengamalkan isi kesimpulan itu.
Sebanyak 30 siswa selalu melakukan, 57 siswa sering, 83 siswa kadang-
kadang dan 3 siswa tidak pernah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 34Distribusi Frekuensi Relatif
Frekuensi Mencatat Dan Membagikan Hasil Diskusi
Kategori Alternatif jawaban F PE
CEKETE
a. Selalub. Seringc. Kadang-kadangd. Tidak pernah
3057833
17,3432,9547,981,73
Jumlah 173 100
76
(Sumber :Angket untuk siswa no. 20)
Perhitungan prosentase setiap kategori adalah :
Kategori
Kategori
Kategori
Kategori
2. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMP Negeri 1
Kalibening
Prestasi belajar mata pelajaran PAI dalam penelitian ini merupakan
veriabel terikat (“Y”) prestasi belajar mata pelajaran PAI diambil dari daftar
nilai guru.
Tabel 35Nilai PAI Siswa Kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2008
(Terlampir)
Dari data diatas nilai PAI siswa kelas VIII semester genap dikategorikan
menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok baik sekali, baik, lebih dari
cukup dan cukup.
Tabel 36.Kategori Nilai PAI 173 Siswa Berdasarkan Petunjuk Nilai Raport
Kategori Nilai F P
77
Baik sekaliBaik
Lebih baikcukup
90807060
17638013
9,8336,4246,247,5
Jumlah 173 100 (Sumber :Nilai raport kelas VIII semester genap 2008)
Siswa SMP Negeri 1 Kalibening memiliki prestasi yang beragam itu
dipengaruhi oleh intensitas mereka dalam mengamalkan ilmu yang mereka
dapatkan, kesungguhan dalam belajar dan tingkat keterampilan mereka
dalam mengolah bahan pelajaran sehingga selalu ada dalam pikiran mereka.
(wawancara dengan Ibu Siti Umiyati Sag dan Ibu Winarni S.Pdi )Guru PAI
3. Hubungan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar PAI Siswa SMP
Negeri 1 Kalibening
Setelah peneliti menyajikan data, baik cara belajar siswa maupun prestasi
belajar PAI, maka peneliti tinggal menganalisis data hubungan keduanya.
Peneliti mengguanakan analisis regresi untuk mencari persamaan yang
menentukan nilai perubahan pada masing-masing veriabel, yaitu cara belajar
siswa sebagai variabel bebas (“X”) dan prestasi belajar PAI sebagai variabel
terikat (“Y”), setelah itu peneliti menghitung berapa besar korelasi antara
keduanya.
Tabel 43Tabel Penolong Untuk Menghitung Korelasi Dan Regresi.
No. X Y X2 Y2 XY1 2 3 4 5 61 52 7 2704 49 3642 51 8 2601 64 4083 51 8 2601 64 4084 44 6,5 1936 42,25 286
78
5 52 8 2704 64 4166 39 8,5 1521 72,25 331,57 52 7 2704 49 3648 52 7 2704 49 3649 40 9,6 1600 92,16 38410 47 5,5 2209 30,25 258,511 41 8,75 1681 76,5625 358,7512 53 7 2809 49 37113 51 8,25 2601 68,0625 420,7514 35 6,5 1225 42,25 227,515 42 7 1764 49 29416 51 8,25 2601 68,0625 420,7517 42 7 1764 49 29418 54 7,5 2916 56,25 40519 51 7,5 2601 56,25 382,520 49 7,25 2401 52,5625 355,2521 49 7,25 2401 52,5625 355,2522 41 7,5 1681 56,25 307,523 50 8,5 2500 72,25 42524 48 6,25 2304 39,0625 30025 39 6,25 1521 39,0625 243,7526 53 6,25 2809 39,0625 331,2527 44 8,25 1936 68,0625 36328 51 8 2601 64 40829 34 6,5 1156 42,25 22130 38 8,25 1444 68,0625 313,51 2 3 4 5 631 47 6,5 2209 42,25 305,532 54 8,25 2916 68,0625 445,533 51 7,25 2601 52,5625 369,7534 44 7,5 1936 56,25 33035 53 7,5 2809 56,25 397,536 42 8,5 1764 72,25 35737 47 6,75 2209 45,5625 317,2538 55 6 3025 36 33039 56 7,25 3136 52,5625 40640 42 7,75 1764 60,0625 325,541 42 8,5 1764 72,25 35742 57 8 3249 64 45643 45 6,25 2025 39,0625 281,2544 50 6,25 2500 39,0625 312,545 40 6,5 1600 42,25 26046 34 7 1156 49 23847 50 6,75 2500 45,5625 337,5
79
48 44 7,25 1936 52,5625 31949 52 7,5 2704 56,25 39050 45 8,25 2025 68,0625 371,2551 49 7,75 2401 60,0625 379,7552 49 6,5 2401 42,25 318,553 52 7 2704 49 36454 47 7,75 2209 60,0625 364,2555 50 7,5 2500 56,25 37556 46 7,75 2116 60,0625 356,557 36 7,5 1296 56,25 27058 48 7,75 2304 60,0625 37259 46 7,75 2116 60,0625 356,560 51 7,5 2601 56,25 382,561 43 6,75 1849 45,5625 290,2562 54 7,75 2916 60,0625 418,563 55 8 3025 64 44064 48 6,5 2304 42,25 31265 35 7,5 1225 56,25 262,566 48 7 2304 49 33667 47 6,5 2209 42,25 305,568 48 7,75 2304 60,0625 37269 48 7,5 2304 56,25 3601 2 3 4 5 670 50 7 2500 49 35071 59 7,25 3481 52,5625 427,7572 41 7,25 1681 52,5625 297,2573 38 6,5 1444 42,25 24774 53 7,5 2809 56,25 397,575 52 8 2704 64 41676 47 7,75 2209 60,0625 364,2577 44 7 1936 49 30878 42 6,25 1764 39,0625 262,579 47 7,25 2209 52,5625 340,7580 47 8 2209 64 37681 47 6,75 2209 45,5625 317,2582 52 6,5 2704 42,25 33883 46 6,5 2116 42,25 29984 51 7,5 2601 56,25 382,585 45 7,5 2025 56,25 337,586 50 8,5 2500 72,25 42587 53 7,5 2809 56,25 397,588 47 7,25 2209 52,5625 340,7589 31 7,75 961 60,0625 240,2590 45 7,75 2025 60,0625 348,75
80
91 40 7,5 1600 56,25 30092 50 6,75 2500 45,5625 337,593 24 6,5 576 42,25 15694 45 8,75 2025 76,5625 393,7595 50 7 2500 49 35096 43 7 1849 49 30197 41 7 1681 49 28798 43 6,5 1849 42,25 279,599 41 6,5 1681 42,25 266,5100 51 7 2601 49 357101 50 7 2500 49 350102 52 6,75 2704 45,5625 351103 51 8 2601 64 408104 33 6,5 1089 42,25 214,5105 48 6,5 2304 42,25 312106 43 7,5 1849 56,25 322,5107 46 7,5 2116 56,25 345108 46 7,25 2116 52,5625 333,51 2 3 4 5 6
109 49 6,5 2401 42,25 318,5110 37 8,7 1369 75,69 321,9111 41 7,25 1681 52,5625 297,25112 50 6 2500 36 300113 43 7,75 1849 60,0625 333,25114 46 7,25 2116 52,5625 333,5115 41 8,5 1681 72,25 348,5116 44 7,75 1936 60,0625 341117 48 8,25 2304 68,0625 396118 43 8,25 1849 68,0625 354,75119 44 7,25 1936 52,5625 319120 38 8,25 1444 68,0625 313,5121 35 7 1225 49 245122 32 6,5 1024 42,25 208123 43 6,75 1849 45,5625 290,25124 53 8,5 2809 72,25 450,5125 30 6,25 900 39,0625 187,5126 49 6,75 2401 45,5625 330,75127 56 8,5 3136 72,25 476128 39 8,25 1521 68,0625 321,75129 48 6,5 2304 42,25 312130 43 6,75 1849 45,5625 290,25131 31 6,75 961 45,5625 209,25132 50 8 2500 64 400133 41 6,5 1681 42,25 266,5
81
134 39 6,5 1521 42,25 253,5135 51 7 2601 49 357136 35 6,25 1225 39,0625 218,75137 51 7,5 2601 56,25 382,5138 48 7 2304 49 336139 52 6,75 2704 45,5625 351140 50 6,75 2500 45,5625 337,5141 43 8,5 1849 72,25 365,5142 47 7,75 2209 60,0625 364,25143 50 8,25 2500 68,0625 412,5144 41 6,75 1681 45,5625 276,75145 39 8 1521 64 312146 46 6,75 2116 45,5625 310,5147 49 8 2401 64 3921 2 3 4 5 6
148 50 6,75 2500 45,5625 337,5149 44 7,25 1936 52,5625 319150 52 6,5 2704 42,25 338151 42 6,25 1764 39,0625 262,5152 46 8,5 2116 72,25 391153 36 8 1296 64 288154 48 7 2304 49 336155 40 8 1600 64 320156 42 8 1764 64 336157 22 7,75 484 60,0625 170,5158 44 8 1936 64 352159 40 6,25 1600 39,0625 250160 45 6,5 2025 42,25 292,5161 33 9 1089 81 297162 46 6,5 2116 42,25 299163 33 6,75 1089 45,5625 222,75164 37 7,25 1369 52,5625 268,25165 37 6,75 1369 45,5625 249,75166 40 8,75 1600 76,5625 350167 41 8 1681 64 328168 41 7 1681 49 287169 48 7 2304 49 336170 51 7 2601 49 357171 43 7,5 1849 56,25 322,5172 49 8,65 2401 74,8225 423,85173 51 7 2601 49 357
Jumlah 7848 1270,7 362904 9389,36 57534
1. Analisis regeresi82
Menyusun persamaan regresi
Dari rumus persaman regresi, yaitu :Ý = a + b.X. jika hasil a dan b
dimasukkan, maka menjadi : Ý = 7, 94 + 0,02X
Persamaan regresi diatas dapat digunakan untuk melakukan
prediksi (ramalan) bagaimana nilai PAI akan terjadi bila kualitas cara
belajar sudah diketahui. Misalnya jika kualitas cara belajar siswa 50,
maka nilai rata-rata PAI adalah :Ý = 7,94 + 0,02.50 = 8,94
83
Jadi diperkirakan nilai rata-rata PAI adalah 8,94. Dari persamaan
diatas dapat diartikan bahwa nilai kualitas cara belajar bertambah satu,
maka nilai rata-rata PAI bertambah 0,02 atau setiap nilai kualitas cara
belajar bertambah 10, maka nilai rata-rata PAI menjadi 0,2. sehingga
garis regresi dapat dinyatakan dalam gambar 3.
Gambar 3Garis regresi nilai kualitas cara belajar dan nilai rata-rata PAI
2. Analisis korelasi
Nilai-nilai yang telah ditemukan dalam tabel, selanjutnya dicari
nilai koefisien korelasinya dengan rumus r, sebagai berikut :
84
Harga r tabel untuk tarif kesalahan 5% dengan n = 173 diperoleh
0,148 dan untuk 1 % = 0, 194. karena harga r hitung lebih besar dari r
tabel baik untuk kesalahan 1 % maupun 5 % (0,4936>0,194>0,148),
maka dapat disimpulakan terdapat hubungan yang positif sebesar
0,4936 antara kualitas cara belajar siswa dengan prestasi belajarnya,
yaitu nilai PAI. Berdasarkan tabel berikut, maka dapat disimpulkan
pula bahwa hubungan keduanya adalah sedang atau cukup signifikan.
Tabel 46.Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,000 – 0,1990,200 – 0,3990,400 – 0,5990,600 – 0,7990,800 – 1,000
Sangat rendahRenfahSedangKuat
Sangat kuat (Sugiono, 2004:216)
85
Koefisien determinasinya r2 = 0,49362 = 0,2436. hal ini berarti nilai
rata-rata PAI, adalah 24, 36% ditentukan oleh nilai kualitas cara
belajar siswa, melalui persamaan regresi Ý = 7,94 + 0,02 X. sisanya
75,64% ditentuakan oleh faktor lain.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai uraian dan pelajaran sebagaimana tersebut di nuka, penulis
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan penyajian data statistic dari sample yang representative,
angket yang valid dan reliable, maka dapat disimpulkan bahwa cara belajar
siswa SMPN 1 Kalibening melalui sample kelas VIII dikelompokkan
menjadi 4 kategori, yaitu: efektif (23,12%), cukup efektif (56,07%),
kurang efektif (19,08%) dan tidak efektif (1, 73%) dengan nilai rata-rata
cara belajar, yaitu cukup baik sebesar 45,56.
2. Berdasarkan daftar nilai PAI melalui sample yang penulis ambil
didapatkan data tentang prestasi belajar khususnya mata pelajaran PAI
adalah cukup (7,5%), lebih dari cukup (46,24%), baik (36,42%) dan baik
sekali (9,83%). Berdasarkan prosentase tersebut siswa SMPN 1 Kalibening
dapat dikategorikan lebih dari cukup.
3. Ada hubungan yang cukup signifikan antara cara belajar yang dilakukan
oleh siswa dengan prestasi belajarnya, khususnya prestasi belajar PAI
dengan indeks korelasi sebesar 0,4936 pada taraf kesalahan 1% maupun
5%.
4. Melalui tekhnik analisis regresi dapat diketahui secara riil, bahwa cara
belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan prestasi belajar
87
siswa. Dalam hal ini adalah nilai mata pelajaran PAI siswa, dengan
pengaruh sebesar 24, 36% ditentukan oleh faktor lain.
B. Saran-saran
Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis ingin menyampaikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Kepada Guru BP SMPN 1 Kalibening
a. Guru BP perlu untuk mengungkap lebih dalam tentang masalah-
masalah atau kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dengan
berbagai cara, baik melalui bimbingn secara empat mata maupun
perkelas atau perkelompok.
b. Tanganilah semua siswa tanpa pilih kasih, sayangilah mereka seperti
menyayangi anak sendiri. Guru BP adalah orang tua kedua setelah
orang tuanya di rumah, sehingga jika tidak ada siswa yang
melaporkan kesulitannya doronglah mereka untuk mencurahkan isi
hatinya.
c. Spesifik mengenai cara belajar yang dilakukan oleh siswa, buatllah
semacam ringkasan praktis atau melauli film yang menarik mengenai
cara belajar yang baik, karena cara belajar merupakan alat yang
penting untuk menuntut ilmu. Suksesnya siswa dalam meraih prestasi
dan kesuksesan hidup, salah satunya dipengaruhi oleh cara belajar
mereka.
2. Kepada Guru PAI
88
a. Guru PAI sudah sewajarnya memiliki sifat-sifat asasi pendidik, yaitu
ikhlas, sabar, taqwa, berilmu, santun, lembut dan bertanggung jawab.
b. Guru PAI harus berusaha mengajak guru yang lain untuk bersama-
sama memberi teladan yang baik bagi anak didiknya, supaya terbentuk
kondisi yang islami.
c. Guru PAI harus senantiasa memberi motivasi yang mendukung siswa
untuk selalu bersemangat dalam belajar terutama belajar tentang ilmu
agama.
3. Kepada Siswa
a. Siswa hendaknya menjadikan guru sebagai orang tua kedua setelah
kedua orang tuanya di rumah.
b. Siswa hendaknya selalu berbakti kepada guru dan orang tua.
c. Siswa jangan malu untuk menyampaikan setiap kesulitan yang
dihadapinya dalam belajar kepada guru.
d. Siswa seharusnya belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh deni
tercapainya cita-cita.
e. Siswa hendaknya jangan hanya belajar pada malam hari saja.
C. Kata Penutup
Al-hamdulillah, akhirnya puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah memberikan petunjuk dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Tidak ada kata bijak, kecuali
89
mohon maaf yang sebesar-besarnya, seraya berdoa’a mudah-mudahan skripsi
ini memberikan manfaat untuk kemajuan dunia pendidikan, terutama kualitas
pendidikan di Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusuanan skripsi ini. Dan semoga
bantuan tersebut bernilai ibadah di hadapan Allah SWT. Amin.
Kebumen,............2008
Penulis
90
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun, (2001), Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdarkarya.
Ahmad D. Marimba, (1997), Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. AL-MA’arif
Anas Sudjiono, (2000), Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Bobbi De Porter, Mike Hernacki (2003), Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung : Kaifa.
Bobbi De Porter dkk., (2001), Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung : Kaifa.
Chabib Thoha dan Abdul Muti, (1999), PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarata: Pustaka Belajar.
Choiruddi Hadhiri Suprapto, (2003), Jalan Pintas Menjadi Bintang Pelajar, Panduan Untuk Pelajar Islami, Bandung: Mujahid Press.
Departemen Agama RI, (1996), Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya, Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (tanpa tahun), Laporan Penilaian Hasil Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), tanpa penerbit.
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, (1980), Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama / IAIN Pusat.
91
Gordon Dryen dan Jeannete Vos, (2001), The Learning Revolution (Terjemahan ration service) Bandung: Kaifa.
Muhaimin, (2002), Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah, (2004), Psikology Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Perasada.
Nana Sudjana, (1991), Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.
Rohmad Qomari, (1999), Insania, ”Tehnik Penentuan Ukuran Sampel Dalam Penelitian” Edisi Mei-Juli, Purwokerto : P3M STAIN.
Sanafiah Faisal, (1982), Metode Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional.
Slamento, (1995), Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sugiyono, (2004), Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto, (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah, (2002), Rahasia Sukses Belajar, Jakarta : PT Rineka Cipta.
The Liang Gie, (1985). Cara Belajar Yang Efisien, Yogyakarta : Pusat Kemajuan Study.
Thursan Hakim, (2002), Belajar Secara Efektif: Panduan Menemukan Teknik Belajar, Memilih Jurusan, dan Menentukan Cita-cita, Jakarta: Puspa Swara.
Zuhairini dkk, (1983), Metodology Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani.92