bab ii bawang merah
DESCRIPTION
perbanyakan vegetatifTRANSCRIPT
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
1/10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,
DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka2.1.1 Tinjauan Agronomi Bawang Merah
Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar
Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat dikatakan sudah dikenal
oleh masyarakat sejak ribuan tahun yang lalu, pada zaman Mesir Kuno sudah
banyak orang menggunakan bawang merah untuk pengobatan.
Di dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class
: Monocotyledonae
Ordo
: Liliales / Liliflorae
Famili
: Liliaceae
Genus
: Allium
Species
:Allium ascalonicum atau
Allium cepa var. ascalonicum
( Rahayu dan Nur Berlian, 1999 ).Bawang merah mempunyai akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan
bercabang terpencar, pada kedalaman antara 1530 cm di dalam tanah. Bawang
merah memiliki batang sejati disebut discus yang bentuknya seperti cakram,
tipis, dan pendek, sebagai tempat melekatnya perakaran dan titik tumbuh. Di
Universitas Sumatera Utara
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
2/10
Page 2bagian atas discus terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepahpelepah
daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah bentuk danfungsinya menjadi umbi lapis ( bulbus ).
Bentuk daun bawang merah seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50
70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai
hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.
Tangkai daun keluar dari titik tumbuh dan di ujungnya terdapat 50200 kuntum
bunga yang tersusun seolaholah berbentuk payung. Buah berbentuk bulat
dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 23 butir. Bentuk biji
agak pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua
menjadi hitam. Bijibiji bawang merah dapat dipergunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif.
Umbi lapis bawang merah sangat bervariasi. Bentuknya ada yang bulat, bundar,
sampai pipih, sedangkan ukuran umbi meliputi besar, sedang, dan kecil. Warna
kulit umbi ada yang putih, kuning, merah muda sampai merah tua. Umbi
bawang merah sudah umum digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman
secara vegetatif ( Rukmana, 1994 ).
Pemilihan lahan untuk tanaman bawang merah harus memperhatikan syarat
tumbuh tanaman. Syarat tumbuh tanaman bawang merah yang paling penting
adalah iklim dan tanah. Tanaman bawang merah membutuhkan tempat yang
beriklim kering dengan suhu yang cukup panas antara 25
0
30
0
C. Curah hujan
yang cocok untuk tanaman bawang merah adalah 3002500 mm per tahun.
Tanaman ini sangat rentan terhadap curah hujan yang tinggi. Angin kencang
Universitas Sumatera Utara
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
3/10
Page 3yang berhembus terusmenerus secara langsung dapat merobohkan tanaman
karena sistem perakaran tanaman yang dangkal.
Jenis tanah yang cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah liat yang
mengandung pasir, banyak mengandung bahan organik atau humus, gembur,
solumnya dalam, sirkulasi udara dan drainase dalam tanah baik. Tanaman
bawang merah dapat tumbuh optimal di tanah dengan pH antara 5,87, tetapi
masih toleran terhadap tanah dengan pH 5,5. pH tanah berpengaruh terhadap
kegiatan organisme tanah terutama dalam penguraian bahan organik menjadi
unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman ( Tim Bina Karya Tani, 2008 ).
Umur tanaman bawang merah siap panen bervariasi antara 6090 hari
tergantung varietasnya. Ciriciri tanaman bawang merah yang siap panen
adalah umbi tampak besar dan beberapa daun berwarna kecoklatan. Keadaan
tanah pada saat panen diusahakan kering untuk mencegah terjadinya
pembusukan umbi ( Sudarmanto, 2009 ).
Kualitas bawang merah yang disukai pasar adalah berwarna merah atau kuning
mengilap, bentuknya padat, aromanya harum saat digoreng, dan tahan lama.
Beberapa varietas unggul tanaman bawang merah yang berkembang di Indonesia
adalah sebagai berikut : bawang merah bima brebes, bawang merah sumenep,
bawang merah ampenan, bawang merah bali, bawang merah medan, bawang
merah kramat 1 dan 2, bawang merah australia, bawang merah bangkok, dan
bawang merah filipina ( Sudarmanto, 2009 ).
Universitas Sumatera Utara
Page 42.1.2 Tinjauan Ekonomi Bawang MerahSelama periode 1977 hingga 2007 terjadi peningkatan produksi dan
produktivitas yang sangat mengesankan namun perkembangan tersebut tidak
diikuti oleh areal tanamnya. Akan tetapi selama periode tersebut terjadi
kecenderungan penurunan pertumbuhan produksi maupun produktivitasnya.
Produksi bawang merah yang pada periode 19771987 ratarata tumbuh
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
4/10
12,16 % mengalami penurunan menjadi 5,18 % ( periode 19871997 ) dan
terus menurun hingga 2,01 % pada periode 19972007. Selaras dengan itu,
pertumbuhan produktivitasnya juga mengalami penurunan dari 4,74 % pada
periode 19771987 menjadi 2,31 % dan 1,10 % pada periode 19972007
( Wibowo, 2009 ).
Produksi bawang merah sampai saat ini masih terpusat di beberapa kabupaten di
Jawa, yaitu Kuningan, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Bantul, Nganjuk, dan
Probolinggo. Berdasarkan data dari Ditjen Hortikultura Departemen Pertanian,
permintaan bawang merah secara nasional dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Begitu pula produksi bawang merah cenderung meningkat. Pada
tahun 2007, permintaan bawang merah sebesar 909.853 ton sedangkan pada
tahun 2008, permintaan bawang merah meningkat menjadi 934.301 ton.
Produksi bawang merah dalam negeri tahun 2007 sebesar 807.000 ton dan tahun
2008 sebesar 855.000 ton.
Data tersebut menunjukkan bahwa ternyata pasokan bawang merah dari dalam
negeri belum mampu memenuhi permintaan secara nasional. Bahkan di Brebes
yang dikenal sebagai sentra produksi bawang merah nasional masih dapat
Universitas Sumatera Utara
Page 5dijumpai importir bawang merah. Hal ini berarti bahwa bawang merah
mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan. Setiap hasil produksi
bawang merah akan mampu diserap pasar. Keadaan seperti itu akan membuat
harga bawang merah cenderung stabil, kecuali ada pengaruh dari faktor lain
seperti impor yang berlebihan, keadaan sosial, ekonomi, dan politik
( Sudarmanto, 2009 ).
Musim kemarau merupakan bulanbulan yang baik untuk menghasilkan
bawang. Dari satu kilogram bibit bisa menghasilkan panen sebanyak lima belas
kilogram bawang merah. Hal inilah yang mengakibatkan pada bulanbulan
seperti Mei sampai September panen bawang meningkat. Lain halnya pada bulan
bulan Oktober sampai dengan Maret yaitu pada musim penghujan merupakan
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
5/10
bulanbulan yang tidak baik dalam produksi bawang merah. Dari satu kilogram
bibit hanya bisa menghasilkan panen sekitar lima kilogram bawang merah
dengan ukuran yang kecil ( Tim Bina Karya Tani, 2008 ).
Usahatani bawang merah layak diusahakan dan menguntungkan. Keuntungan
yang didapat pun termasuk tinggi yaitu sekitar 45 % dari total biaya, berarti
setiap pengeluaran biaya Rp 1.000,00 akan menghasilkan keuntungan sebesar
Rp 450,00 ( Sudarmanto, 2009 ).
Menurut Roszandi dalam Tempo ( 2011 ), harga jual bawang merah asal
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah anjlok. Petani bawang Brebes menuding
masuknya bawang impor secara besar-besaran membuat harga jual hasil
panennya anjlok hingga Rp 7.000,00 / kg. Padahal sebelumnya harga jual
bawang merah dari petani di atas Rp 15.000,00 / kg. Harga jual hasil panen ini
Universitas Sumatera Utara
Page 6tidak seimbang dengan biaya produksi bawang merah yang nilainya lebih dari
Rp 10 juta per hektarnya. Saat ini hasil petani bawang merah kian menipis. Saat
ini rata-rata hasil panen bawang mencapai 12 ton per hektarnya. Hasil tersebut
tidak akan menutupi biaya produksi apabila harga jual bawang merah kurang
dari Rp 10.000,00 / kg . Itu belum termasuk pembelian bibit bawang saat ini
yang mencapai Rp 25.000,00 / kg.
Sedangkan menurut Sijabat dalam Medan Bisnis ( 2011 ), harga jual tanaman
bawang merah di Kabupaten Samosir semakin menjanjikan. Harga bawang
merah di tingkat petani kini mencapai Rp 12.000,00/kg dan ratarata produksi
petani di Kabupaten Samosir dapat mencapai 500 kg per rantai.
2.2 Landasan Teori
Istilah tata niaga di negara kita diartikan sama dengan pemasaran yaitu semacam
kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari
produsen ke konsumen. Disebut tata niaga karena niaga berarti dagang, sehingga
tata niaga berarti segala sesuatu yang menyangkut aturan permainan dalam
hal perdagangan barangbarang. Karena perdagangan itu biasanya dijalankan
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
6/10
melalui pasar maka tata niaga juga disebut pemasaran ( terjemahan dari
perkataan marketing ) ( Mubyarto, 1989 ).
Pasar pada awalnya mengacu pada suatu geografis tempat transaksi
berlangsung. Pada perkembangan selanjutnya mungkin definisi ini sudah tidak
sesuai lagi, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi yang
memungkinkan transaksi dapat dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara
Universitas Sumatera Utara
Page 7penjual dengan pembeli. Dengan demikian pasar dapat didefinisikan sebagai
tempat ataupun terjadinya pemenuhan kebutuhan atau keinginan dengan
menggunakan alat pemuas yang berupa barang ataupun jasa dimana terjadi
pemindahan hak milik antara penjual dan pembeli ( Sudiyono, 2004 ).
Sebagai proses produksi yang komersial maka tata niaga pertanian merupakan
syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian yang memberikan
nilai tambah yang dapat dianggap sebagai kegiatan produktif. Pemasaran
pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai dengan perpindahan hak
milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat, dan guna bentuk yang dilakukan
oleh lembagalembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi
fungsi pemasaran ( Sudiyono, 2004 ).
Lembaga tata niaga adalah badan atau usaha atau individu yang
menyelenggarakan tata niaga, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen
kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau
individu lainnya. Lembaga tata niaga ini timbul karena adanya keinginan
konsumen untuk dapat memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat,
dan bentuk keinginan konsumen. Lembagalembaga pemasaran yang terlibat
dalam proses pemasaran produkproduk pertanian sangat beragam sekali
tergantung dari jenis komoditi yang dipasarkan. Lembagalembaga pemasaran
yang terlibat dalam proses pemasaran ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1) tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan
dengan petani,
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
7/10
2) pedagang pengumpul, lembaga yang membeli komoditi dari tengkulak,
Universitas Sumatera Utara
Page 83) pedagang besar, lembaga yang melakukan proses konsentrasi (pengumpulan)
komoditi dari pedagangpedagang pengumpul, melakukan proses distribusi
ke agen penjualan atau pengecer,
4) agen penjualan, lembaga yang membeli komoditi yang dimiliki pedagang
dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah dibanding pengecer,
5) pengecer, lembaga yang berhadapan langsung dengan konsumen.
Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsifungsi pemasaran
serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen
memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran
( Sudiyono, 2004 ).
Margin tata niaga adalah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan
harga yang diterima oleh produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga tata
niaga yang terlibat dalam proses tata niaga tersebut. Semakin panjang
pemasaran ( semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat ) maka semakin
besar margin pemasaran ( Daniel, 2002 ).
Margin pemasaran terdiri dari biayabiaya untuk melakukan fungsifungsi
pemasaran dan keuntungan lembagalembaga pemasaran. Setiap lembaga
pemasaran biasanya melaksanakan fungsifungsi pemasaran yang berbeda
sehinggashare margin yang diperoleh pada masingmasing lembaga
pemasaran yang terlibat akan berbeda pula ( Sudiyono, 2004 ).
Universitas Sumatera Utara
Page 9Kegiatan pemasaran meliputi berbagai macam fungsi berupa :
1) fungsi pertukaran ( exchange function ). Fungsi ini merupakan bentuk dari
kegiatan jual beli yang terjadi antara penjual dan pembelinya. Fungsi ini
merupakan fungsi yang paling penting dalam proses pemasaran karena tanpa
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
8/10
kegiatan ini, fungsi yang lain tidak akan ada artinya.
2) fungsi penyediaan fisik atau logistik. Fungsi ini meliputi kegiatan
pengangkutan atau transportasi, pergudangan atau penyimpanan, serta
kegiatan pendistribusian. Termasuk pula dalam fungsi ini adalah usaha untuk
menempatkan barangbarang di rak supermarket atau toko sehingga mudah
dijangkau oleh pembeli.
3) fungsi pemberian fasilitas (facilitating function ). Fasilitas tersebut berupa
penerapan standardisasi produk, penyediaan dana (financing), penanggungan
resiko, serta penyediaan informasi pasar ( Gitosudarmo, 2000 ).
Elastisitas transmisi harga adalah perbandingan persentase perubahan harga di
tingkat konsumen dengan persentase perubahan harga di tingkat produsen.
Analisis transmisi ini memberikan gambaran bagaimana harga yang dibayar
konsumen akhir ditransmisikan kepada petani produsen. Pada umumnya nilai
elastisitas transmisi ini lebih kecil dari 1 ( satu ), artinya pada volume dan harga
input konstan maka perubahan nisbi harga di tingkat petani pengecer tidak akan
melebihi perubahan nisbi harga di tingkat petani ( Sudiyono, 2004 ).
Mubyarto ( 1987 ) dalam Ginting ( 2006 ) berpendapat bahwa ada dua syarat
suatu sistem pemasaran dapat dikatakan efisien yaitu ( 1 ) mampu
menyampaikan produk dari produsen ke konsumen dengan biaya semurahUniversitas Sumatera Utara
Page 10murahnya dan ( 2 ) mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan
harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta di
dalam kegiatan produksi dan pemasaran produk tersebut. Untuk mencapai
tingkat efisiensi pemasaran tersebut perlu ditekan biaya pemasaran terutama
dengan mengurangi keuntungankeuntungan yang tidak wajar dari pedagang
perantara.
Pasar yang tidak efisien akan terjadi jika biaya pemasaran semakin besar dengan
nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Sedangkan efisiensi
pemasaran terjadi jika :
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
9/10
1) harga pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran lebih tinggi,
2) persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak
terlalu tinggi,
3) adanya kompetisi pasar yang sehat ( Soekartawi, 2002 ).
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam jalur tata niaga bawang merah terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu
petani sebagai penyedia komoditi, pedagang perantara, dan konsumen akhir.
Ada beberapa saluran pemasaran produk pertanian yang ditujukan untuk segmen
pasar konsumen, demikian juga dengan bawang merah. Beberapa petani atau
produsen menjual langsung hasil panennya kepada konsumen. Ada juga
produsen yang menjual hasil panennya kepada pedagang perantara. Panjang
pendeknya saluran pemasaran ini dilihat dari banyaknya jumlah pedagang
perantara yang terlibat dalam saluran tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Page 11Pedagang perantara yang terlibat mungkin menjalankan lebih dari satu fungsi
pemasaran. Fungsifungsi pemasaran tersebut meliputi : fungsi pembelian,
penjualan, pengangkutan atau transportasi, pergudangan atau penyimpanan serta
kegiatan pendistribusian, penerapan standardisasi produk, penyediaan dana
(financing ), penanggungan resiko, serta penyediaan informasi pasar.
Dalam menjalankan fungsifungsi pemasaran, pedagang perantara memperoleh
balas jasa berupa margin pemasaran yaitu selisih harga yang dibayar konsumen
dengan harga yang diterima produsen. Margin pemasaran ini oleh pedagang
perantara dialokasikan di antaranya untuk biayabiaya yang diperlukan
lembaga pemasaran untuk melaksanakan fungsi pemasaran yang disebut biaya
pemasaran atau biaya fugsional dan keuntungan lembaga yang terlibat di dalam
penyampaiannya. Margin pemasaran ini akan mempengaruhi efisiensi
pemasaran, dalam banyak hal semakin tinggi biaya pemasaran maka saluran
pemasaran tersebut akan semakin tidak efisien.
Elastisitas transmisi digunakan untuk menjelaskan perbandingan persentase
-
5/25/2018 BAB II Bawang Merah
10/10
perubahan harga di tingkat pengecer dengan persentase perubahan harga di
tingkat produsen. Analisis elastisitas transmisi ini memberikan gambaran
bagaimana harga yang dibayar konsumen akhir ditransmisikan kepada petani
produsen. Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Page 12Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Tata Niaga Bawang Merah
Petani
Konsumen
Lembaga Tata Niaga
Fungsi Tata Niaga
Margin Tata Niaga
Harga di tingkat konsumen
Harga di tingkat petani
Efisiensi Tata Niaga
Elastisitas Transmisi Harga
Universitas Sumatera Utara
Page 132.4 Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan landasan teori yang telah disusun, diperoleh hipotesis penelitian
sebagai berikut :
1) Nilai koefisien elastisitas transmisi harga bawang merah lebih kecil dari 1
( satu ).
2) Saluran pemasaran bawang merah di daerah penelitian sudah efisien