bab ii bawang merah

Upload: willis-rinjani

Post on 15-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perbanyakan vegetatif

TRANSCRIPT

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    1/10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

    DAN KERANGKA PEMIKIRAN

    2.1 Tinjauan Pustaka2.1.1 Tinjauan Agronomi Bawang Merah

    Tanaman bawang merah diyakini berasal dari daerah Asia Tengah, yakni sekitar

    Bangladesh, India, dan Pakistan. Bawang merah dapat dikatakan sudah dikenal

    oleh masyarakat sejak ribuan tahun yang lalu, pada zaman Mesir Kuno sudah

    banyak orang menggunakan bawang merah untuk pengobatan.

    Di dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai

    berikut :

    Divisi

    : Spermatophyta

    Subdivisi : Angiospermae

    Class

    : Monocotyledonae

    Ordo

    : Liliales / Liliflorae

    Famili

    : Liliaceae

    Genus

    : Allium

    Species

    :Allium ascalonicum atau

    Allium cepa var. ascalonicum

    ( Rahayu dan Nur Berlian, 1999 ).Bawang merah mempunyai akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan

    bercabang terpencar, pada kedalaman antara 1530 cm di dalam tanah. Bawang

    merah memiliki batang sejati disebut discus yang bentuknya seperti cakram,

    tipis, dan pendek, sebagai tempat melekatnya perakaran dan titik tumbuh. Di

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    2/10

    Page 2bagian atas discus terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepahpelepah

    daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah bentuk danfungsinya menjadi umbi lapis ( bulbus ).

    Bentuk daun bawang merah seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50

    70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai

    hijau tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.

    Tangkai daun keluar dari titik tumbuh dan di ujungnya terdapat 50200 kuntum

    bunga yang tersusun seolaholah berbentuk payung. Buah berbentuk bulat

    dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 23 butir. Bentuk biji

    agak pipih, sewaktu masih muda berwarna bening atau putih, tetapi setelah tua

    menjadi hitam. Bijibiji bawang merah dapat dipergunakan sebagai bahan

    perbanyakan tanaman secara generatif.

    Umbi lapis bawang merah sangat bervariasi. Bentuknya ada yang bulat, bundar,

    sampai pipih, sedangkan ukuran umbi meliputi besar, sedang, dan kecil. Warna

    kulit umbi ada yang putih, kuning, merah muda sampai merah tua. Umbi

    bawang merah sudah umum digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman

    secara vegetatif ( Rukmana, 1994 ).

    Pemilihan lahan untuk tanaman bawang merah harus memperhatikan syarat

    tumbuh tanaman. Syarat tumbuh tanaman bawang merah yang paling penting

    adalah iklim dan tanah. Tanaman bawang merah membutuhkan tempat yang

    beriklim kering dengan suhu yang cukup panas antara 25

    0

    30

    0

    C. Curah hujan

    yang cocok untuk tanaman bawang merah adalah 3002500 mm per tahun.

    Tanaman ini sangat rentan terhadap curah hujan yang tinggi. Angin kencang

    Universitas Sumatera Utara

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    3/10

    Page 3yang berhembus terusmenerus secara langsung dapat merobohkan tanaman

    karena sistem perakaran tanaman yang dangkal.

    Jenis tanah yang cocok untuk tanaman bawang merah adalah tanah liat yang

    mengandung pasir, banyak mengandung bahan organik atau humus, gembur,

    solumnya dalam, sirkulasi udara dan drainase dalam tanah baik. Tanaman

    bawang merah dapat tumbuh optimal di tanah dengan pH antara 5,87, tetapi

    masih toleran terhadap tanah dengan pH 5,5. pH tanah berpengaruh terhadap

    kegiatan organisme tanah terutama dalam penguraian bahan organik menjadi

    unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman ( Tim Bina Karya Tani, 2008 ).

    Umur tanaman bawang merah siap panen bervariasi antara 6090 hari

    tergantung varietasnya. Ciriciri tanaman bawang merah yang siap panen

    adalah umbi tampak besar dan beberapa daun berwarna kecoklatan. Keadaan

    tanah pada saat panen diusahakan kering untuk mencegah terjadinya

    pembusukan umbi ( Sudarmanto, 2009 ).

    Kualitas bawang merah yang disukai pasar adalah berwarna merah atau kuning

    mengilap, bentuknya padat, aromanya harum saat digoreng, dan tahan lama.

    Beberapa varietas unggul tanaman bawang merah yang berkembang di Indonesia

    adalah sebagai berikut : bawang merah bima brebes, bawang merah sumenep,

    bawang merah ampenan, bawang merah bali, bawang merah medan, bawang

    merah kramat 1 dan 2, bawang merah australia, bawang merah bangkok, dan

    bawang merah filipina ( Sudarmanto, 2009 ).

    Universitas Sumatera Utara

    Page 42.1.2 Tinjauan Ekonomi Bawang MerahSelama periode 1977 hingga 2007 terjadi peningkatan produksi dan

    produktivitas yang sangat mengesankan namun perkembangan tersebut tidak

    diikuti oleh areal tanamnya. Akan tetapi selama periode tersebut terjadi

    kecenderungan penurunan pertumbuhan produksi maupun produktivitasnya.

    Produksi bawang merah yang pada periode 19771987 ratarata tumbuh

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    4/10

    12,16 % mengalami penurunan menjadi 5,18 % ( periode 19871997 ) dan

    terus menurun hingga 2,01 % pada periode 19972007. Selaras dengan itu,

    pertumbuhan produktivitasnya juga mengalami penurunan dari 4,74 % pada

    periode 19771987 menjadi 2,31 % dan 1,10 % pada periode 19972007

    ( Wibowo, 2009 ).

    Produksi bawang merah sampai saat ini masih terpusat di beberapa kabupaten di

    Jawa, yaitu Kuningan, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Bantul, Nganjuk, dan

    Probolinggo. Berdasarkan data dari Ditjen Hortikultura Departemen Pertanian,

    permintaan bawang merah secara nasional dari tahun ke tahun cenderung

    meningkat. Begitu pula produksi bawang merah cenderung meningkat. Pada

    tahun 2007, permintaan bawang merah sebesar 909.853 ton sedangkan pada

    tahun 2008, permintaan bawang merah meningkat menjadi 934.301 ton.

    Produksi bawang merah dalam negeri tahun 2007 sebesar 807.000 ton dan tahun

    2008 sebesar 855.000 ton.

    Data tersebut menunjukkan bahwa ternyata pasokan bawang merah dari dalam

    negeri belum mampu memenuhi permintaan secara nasional. Bahkan di Brebes

    yang dikenal sebagai sentra produksi bawang merah nasional masih dapat

    Universitas Sumatera Utara

    Page 5dijumpai importir bawang merah. Hal ini berarti bahwa bawang merah

    mempunyai prospek yang baik untuk dibudidayakan. Setiap hasil produksi

    bawang merah akan mampu diserap pasar. Keadaan seperti itu akan membuat

    harga bawang merah cenderung stabil, kecuali ada pengaruh dari faktor lain

    seperti impor yang berlebihan, keadaan sosial, ekonomi, dan politik

    ( Sudarmanto, 2009 ).

    Musim kemarau merupakan bulanbulan yang baik untuk menghasilkan

    bawang. Dari satu kilogram bibit bisa menghasilkan panen sebanyak lima belas

    kilogram bawang merah. Hal inilah yang mengakibatkan pada bulanbulan

    seperti Mei sampai September panen bawang meningkat. Lain halnya pada bulan

    bulan Oktober sampai dengan Maret yaitu pada musim penghujan merupakan

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    5/10

    bulanbulan yang tidak baik dalam produksi bawang merah. Dari satu kilogram

    bibit hanya bisa menghasilkan panen sekitar lima kilogram bawang merah

    dengan ukuran yang kecil ( Tim Bina Karya Tani, 2008 ).

    Usahatani bawang merah layak diusahakan dan menguntungkan. Keuntungan

    yang didapat pun termasuk tinggi yaitu sekitar 45 % dari total biaya, berarti

    setiap pengeluaran biaya Rp 1.000,00 akan menghasilkan keuntungan sebesar

    Rp 450,00 ( Sudarmanto, 2009 ).

    Menurut Roszandi dalam Tempo ( 2011 ), harga jual bawang merah asal

    Kabupaten Brebes, Jawa Tengah anjlok. Petani bawang Brebes menuding

    masuknya bawang impor secara besar-besaran membuat harga jual hasil

    panennya anjlok hingga Rp 7.000,00 / kg. Padahal sebelumnya harga jual

    bawang merah dari petani di atas Rp 15.000,00 / kg. Harga jual hasil panen ini

    Universitas Sumatera Utara

    Page 6tidak seimbang dengan biaya produksi bawang merah yang nilainya lebih dari

    Rp 10 juta per hektarnya. Saat ini hasil petani bawang merah kian menipis. Saat

    ini rata-rata hasil panen bawang mencapai 12 ton per hektarnya. Hasil tersebut

    tidak akan menutupi biaya produksi apabila harga jual bawang merah kurang

    dari Rp 10.000,00 / kg . Itu belum termasuk pembelian bibit bawang saat ini

    yang mencapai Rp 25.000,00 / kg.

    Sedangkan menurut Sijabat dalam Medan Bisnis ( 2011 ), harga jual tanaman

    bawang merah di Kabupaten Samosir semakin menjanjikan. Harga bawang

    merah di tingkat petani kini mencapai Rp 12.000,00/kg dan ratarata produksi

    petani di Kabupaten Samosir dapat mencapai 500 kg per rantai.

    2.2 Landasan Teori

    Istilah tata niaga di negara kita diartikan sama dengan pemasaran yaitu semacam

    kegiatan ekonomi yang berfungsi membawa atau menyampaikan barang dari

    produsen ke konsumen. Disebut tata niaga karena niaga berarti dagang, sehingga

    tata niaga berarti segala sesuatu yang menyangkut aturan permainan dalam

    hal perdagangan barangbarang. Karena perdagangan itu biasanya dijalankan

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    6/10

    melalui pasar maka tata niaga juga disebut pemasaran ( terjemahan dari

    perkataan marketing ) ( Mubyarto, 1989 ).

    Pasar pada awalnya mengacu pada suatu geografis tempat transaksi

    berlangsung. Pada perkembangan selanjutnya mungkin definisi ini sudah tidak

    sesuai lagi, terutama dengan berkembangnya teknologi informasi yang

    memungkinkan transaksi dapat dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara

    Universitas Sumatera Utara

    Page 7penjual dengan pembeli. Dengan demikian pasar dapat didefinisikan sebagai

    tempat ataupun terjadinya pemenuhan kebutuhan atau keinginan dengan

    menggunakan alat pemuas yang berupa barang ataupun jasa dimana terjadi

    pemindahan hak milik antara penjual dan pembeli ( Sudiyono, 2004 ).

    Sebagai proses produksi yang komersial maka tata niaga pertanian merupakan

    syarat mutlak yang diperlukan dalam pembangunan pertanian yang memberikan

    nilai tambah yang dapat dianggap sebagai kegiatan produktif. Pemasaran

    pertanian adalah proses aliran komoditi yang disertai dengan perpindahan hak

    milik dan penciptaan guna waktu, guna tempat, dan guna bentuk yang dilakukan

    oleh lembagalembaga pemasaran dengan melaksanakan satu atau lebih fungsi

    fungsi pemasaran ( Sudiyono, 2004 ).

    Lembaga tata niaga adalah badan atau usaha atau individu yang

    menyelenggarakan tata niaga, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen

    kepada konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau

    individu lainnya. Lembaga tata niaga ini timbul karena adanya keinginan

    konsumen untuk dapat memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat,

    dan bentuk keinginan konsumen. Lembagalembaga pemasaran yang terlibat

    dalam proses pemasaran produkproduk pertanian sangat beragam sekali

    tergantung dari jenis komoditi yang dipasarkan. Lembagalembaga pemasaran

    yang terlibat dalam proses pemasaran ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

    1) tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan

    dengan petani,

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    7/10

    2) pedagang pengumpul, lembaga yang membeli komoditi dari tengkulak,

    Universitas Sumatera Utara

    Page 83) pedagang besar, lembaga yang melakukan proses konsentrasi (pengumpulan)

    komoditi dari pedagangpedagang pengumpul, melakukan proses distribusi

    ke agen penjualan atau pengecer,

    4) agen penjualan, lembaga yang membeli komoditi yang dimiliki pedagang

    dalam jumlah banyak dengan harga yang relatif murah dibanding pengecer,

    5) pengecer, lembaga yang berhadapan langsung dengan konsumen.

    Tugas lembaga pemasaran ini adalah menjalankan fungsifungsi pemasaran

    serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Konsumen

    memberikan balas jasa kepada lembaga pemasaran ini berupa margin pemasaran

    ( Sudiyono, 2004 ).

    Margin tata niaga adalah selisih harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan

    harga yang diterima oleh produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga tata

    niaga yang terlibat dalam proses tata niaga tersebut. Semakin panjang

    pemasaran ( semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat ) maka semakin

    besar margin pemasaran ( Daniel, 2002 ).

    Margin pemasaran terdiri dari biayabiaya untuk melakukan fungsifungsi

    pemasaran dan keuntungan lembagalembaga pemasaran. Setiap lembaga

    pemasaran biasanya melaksanakan fungsifungsi pemasaran yang berbeda

    sehinggashare margin yang diperoleh pada masingmasing lembaga

    pemasaran yang terlibat akan berbeda pula ( Sudiyono, 2004 ).

    Universitas Sumatera Utara

    Page 9Kegiatan pemasaran meliputi berbagai macam fungsi berupa :

    1) fungsi pertukaran ( exchange function ). Fungsi ini merupakan bentuk dari

    kegiatan jual beli yang terjadi antara penjual dan pembelinya. Fungsi ini

    merupakan fungsi yang paling penting dalam proses pemasaran karena tanpa

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    8/10

    kegiatan ini, fungsi yang lain tidak akan ada artinya.

    2) fungsi penyediaan fisik atau logistik. Fungsi ini meliputi kegiatan

    pengangkutan atau transportasi, pergudangan atau penyimpanan, serta

    kegiatan pendistribusian. Termasuk pula dalam fungsi ini adalah usaha untuk

    menempatkan barangbarang di rak supermarket atau toko sehingga mudah

    dijangkau oleh pembeli.

    3) fungsi pemberian fasilitas (facilitating function ). Fasilitas tersebut berupa

    penerapan standardisasi produk, penyediaan dana (financing), penanggungan

    resiko, serta penyediaan informasi pasar ( Gitosudarmo, 2000 ).

    Elastisitas transmisi harga adalah perbandingan persentase perubahan harga di

    tingkat konsumen dengan persentase perubahan harga di tingkat produsen.

    Analisis transmisi ini memberikan gambaran bagaimana harga yang dibayar

    konsumen akhir ditransmisikan kepada petani produsen. Pada umumnya nilai

    elastisitas transmisi ini lebih kecil dari 1 ( satu ), artinya pada volume dan harga

    input konstan maka perubahan nisbi harga di tingkat petani pengecer tidak akan

    melebihi perubahan nisbi harga di tingkat petani ( Sudiyono, 2004 ).

    Mubyarto ( 1987 ) dalam Ginting ( 2006 ) berpendapat bahwa ada dua syarat

    suatu sistem pemasaran dapat dikatakan efisien yaitu ( 1 ) mampu

    menyampaikan produk dari produsen ke konsumen dengan biaya semurahUniversitas Sumatera Utara

    Page 10murahnya dan ( 2 ) mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan

    harga yang dibayar konsumen akhir kepada semua pihak yang ikut serta di

    dalam kegiatan produksi dan pemasaran produk tersebut. Untuk mencapai

    tingkat efisiensi pemasaran tersebut perlu ditekan biaya pemasaran terutama

    dengan mengurangi keuntungankeuntungan yang tidak wajar dari pedagang

    perantara.

    Pasar yang tidak efisien akan terjadi jika biaya pemasaran semakin besar dengan

    nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Sedangkan efisiensi

    pemasaran terjadi jika :

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    9/10

    1) harga pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran lebih tinggi,

    2) persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak

    terlalu tinggi,

    3) adanya kompetisi pasar yang sehat ( Soekartawi, 2002 ).

    2.3 Kerangka Pemikiran

    Dalam jalur tata niaga bawang merah terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu

    petani sebagai penyedia komoditi, pedagang perantara, dan konsumen akhir.

    Ada beberapa saluran pemasaran produk pertanian yang ditujukan untuk segmen

    pasar konsumen, demikian juga dengan bawang merah. Beberapa petani atau

    produsen menjual langsung hasil panennya kepada konsumen. Ada juga

    produsen yang menjual hasil panennya kepada pedagang perantara. Panjang

    pendeknya saluran pemasaran ini dilihat dari banyaknya jumlah pedagang

    perantara yang terlibat dalam saluran tersebut.

    Universitas Sumatera Utara

    Page 11Pedagang perantara yang terlibat mungkin menjalankan lebih dari satu fungsi

    pemasaran. Fungsifungsi pemasaran tersebut meliputi : fungsi pembelian,

    penjualan, pengangkutan atau transportasi, pergudangan atau penyimpanan serta

    kegiatan pendistribusian, penerapan standardisasi produk, penyediaan dana

    (financing ), penanggungan resiko, serta penyediaan informasi pasar.

    Dalam menjalankan fungsifungsi pemasaran, pedagang perantara memperoleh

    balas jasa berupa margin pemasaran yaitu selisih harga yang dibayar konsumen

    dengan harga yang diterima produsen. Margin pemasaran ini oleh pedagang

    perantara dialokasikan di antaranya untuk biayabiaya yang diperlukan

    lembaga pemasaran untuk melaksanakan fungsi pemasaran yang disebut biaya

    pemasaran atau biaya fugsional dan keuntungan lembaga yang terlibat di dalam

    penyampaiannya. Margin pemasaran ini akan mempengaruhi efisiensi

    pemasaran, dalam banyak hal semakin tinggi biaya pemasaran maka saluran

    pemasaran tersebut akan semakin tidak efisien.

    Elastisitas transmisi digunakan untuk menjelaskan perbandingan persentase

  • 5/25/2018 BAB II Bawang Merah

    10/10

    perubahan harga di tingkat pengecer dengan persentase perubahan harga di

    tingkat produsen. Analisis elastisitas transmisi ini memberikan gambaran

    bagaimana harga yang dibayar konsumen akhir ditransmisikan kepada petani

    produsen. Secara sistematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai

    berikut :

    Universitas Sumatera Utara

    Page 12Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Tata Niaga Bawang Merah

    Petani

    Konsumen

    Lembaga Tata Niaga

    Fungsi Tata Niaga

    Margin Tata Niaga

    Harga di tingkat konsumen

    Harga di tingkat petani

    Efisiensi Tata Niaga

    Elastisitas Transmisi Harga

    Universitas Sumatera Utara

    Page 132.4 Hipotesis Penelitian

    Sesuai dengan landasan teori yang telah disusun, diperoleh hipotesis penelitian

    sebagai berikut :

    1) Nilai koefisien elastisitas transmisi harga bawang merah lebih kecil dari 1

    ( satu ).

    2) Saluran pemasaran bawang merah di daerah penelitian sudah efisien