bab ii gambaran umum wilayah final revisi (dari ni vivi final)
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
1/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 1
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
2.1.1 Kondisi Geografis
Kabupaten Solok Selatan berada pada jajaran Pegunungan Bukit Barisan yang termasuk dalam
daerah Patahan Semangka. Posisi daerah secara geografis berada pada 01 17 13 - 01 46 45 Lintang
Selatan dan 100 53 24- 101 26 27 Bujur Timur. Dengan luas wilayah lebih kurang 3.590 Km. Tepatnya
berada di bagian selatan Provinsi Sumatera Barat. Batas-batas wilayah Kabupaten Solok Selatan adalah:
Secara administratif Kabupaten Solok Selatan berbatasan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Solok.
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Kerinci (Provinsi Jambi).
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.
Sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Dharmasraya
Ibu kota Kabupaten Solok Selatan berkedudukan di Padang Aro. Jarak antara Padang Aro dengan Kota
Padang adalah 166 Km. Secara administratif, sejak tahun 2011 Kabupaten Solok Selatan terdiri dari tujuh
kecamatan, yaitu (i) Sangir, (ii) Sangir Jujuan, (iii) Sangir Balai Janggo, (iv) Sangir Batang Hari, (vi) Sungai Pagu,(vi) Pauh Duo dan (vii) Koto Parik Gadang Diateh. Secara keseluruhan kabupaten ini terdiri dari 39 nagari dan
242 jorong. Tiap kecamatan ini memiliki luas yang bervariasi. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Sangir
Batang Hari dengan luas 751,66 km2atau sekitar 21,05% dari luas keseluruhan Kabupaten Solok Selatan dan
Kecamatan Sangir dengan luas 632,12 km2. Kecamatan terkecil adalah Kecamatan Sangir Jujuan dengan luas
278,63 km2atau 7,8% dari luas keseluruhan Kabupaten Solok Selatan, Untuk Luas Wilayah Kabupaten Solok
Selatan secara jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1 :
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
2/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 2
Tabel 2.1
Luas Wilayah Per-Kecamatan dan Jumlah Nagari
No Kecamatan Nagari Luas Kecamatan
(Km)
Luas Thd Total
(%)
1 Sangir1 Lubuk Gadang Selatan
2Lubuk Gadang
3Lubuk Gadang Timur
4Lubuk Gadang Utara
632,12 17,60
2 Sangir Jujuan 1 Lubuk Malako
2 Bidar Alam
3Padang Air Dingin
4 Padang Limau Sundai
5 Padang Gantiang
278,63 7,76
3 Sangir Balai Janggo 1 Sungai Kunyit
2 Talunan Maju
3 Talao
4 Sungai Kunyit Barat
631,35 17.58
4 Sangir Batang Hari 1 Abai
2 Ranah Pantai Cermin
3 Dusun Tangah
4 Sitapuih
5 Lubuak Ulang Aling
6 Lubuk Ulang Aling Selatan
7 Lubuk Ulang Aling Tengah
751,66 20,93
5 Sungai Pagu 1 Koto Baru
2 Pasar Muara Labuh
3 Pulakek Koto Baru
4 Sako Pasia Talang
5 Sako Selatan Pasia Talang
6 Sako Utara Pasia Talang
7 Pasia Talang
8 Bomas
9 Pasia Talang Barat
10 Pasia Talang Timur
11 Pasia Talang selatan
358,04 9,97
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
3/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 3
6 Pauh Duo 1 Alam Pauh Duo
2 Kapau Alam Pauh Duo
3 Luwak Kapau
4 Pauh Duo Nan Batigo
265,317,39
7 Koto Parik Gadang
Diateh
1 Pakan Rabaa
2 Pakan Rabaa Timur
3 Pakan Rabaa Utara
4 Pakan Rabaa Tengah
672,66 18,73
Jumlah 39 3.590 100,00
Sumber : RTRW Kab. Solok Seltan 2012
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
4/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 4
Untuk mengetahui lebih lanjut posisi daerah ini secara visual, dapat dilihat Peta batas-batas wilayah
Kabupaten Solok Selatan pada Gambar 2.1:
Peta Batas-batas Wilayah Kabupaten Solok Selatan
Wilayah Kabupaten Solok Selatan terletak rata-rata pada ketinggian 350 - 800 meter diatas
permukaan laut, dengan puncak tertinggi 3.805 meter diatas permukaan laut yaitu puncak Gunung Kerinci ,
dengan topografi (bentang alam) bervariasi antara dataran lembah bergelombang, berbukit dan gunung yang
merupakan rangkaian dari Bukit Barisan yang membujur dari utara ke selatan di sepanjang pantai barat
Sumatera.
2.1.2 Kondisi Fisik
Kabupaten Solok Selatan mempunyai keadaan topografi yang sangat bervariasi umumnya berupa
perbukitan dan pegunungan. Pada bagian utara dan tengah memperlihatkan pola kontur yang rapat dan
meruncing, hal ini mencerminkan suatu daerah perbukitan dengan lereng terjal.
Kabupaten Solok Selatan berada pada jajaran Pegunungan Bukit Barisan yang termasuk dalam
daerah Patahan Semangko. Topografi wilayah sangat bervariasi antara daratan dan perbukitan dengan
ketinggian dari permukaan laut berkisar 500 1.700 meter, dengan puncak tertinggi berada di Gunung
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
5/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 5
Kerinci 3.805 m dari permuaan laut yang menjadi batas alam Kabupaten Solok Selatan dengan Kabupaten
Kerinci Provinsi Jambi.
Tabel 2.2. : Klasifikasi lereng wilayah Kabupaten Solok Selatan
No Klasifikasi Lereng Lereng (%)
Persentase
Luas (%) Luas (ha)
1 Datar, Agak Landai 08 1,16 4.165
2 Landai 815 13,86 49.759
3 Agak Curam 1525 7,23 25.957
4 Curam 2540 8,56 30.732
5 Sangat Curam > 40 69,19 248.402
Total 100 359.015
Sumber : Rencana Tindak Pengelolaan DAS Batang Hari, Terpadu, Tahun 2011
Dataran Bergelombang
Satuan dataran bergelombang secara umum menempati bagian Timur daerah kajian dan sedikitmemanjang disekitar Muara Labuh. Wilayah ini menampati sekitar 25 % dari luas daerah kajian, elevasi 50 m
100 m (dpl) dengan lereng berkisar antara 5%-15 %. Litologi yang menempati satuan ini berupa Tos, Pbl, Pp,
Qal. Aliran air melimpah dengan dilaluinya beberapa sungai besar, banyak cabang sungai sehingga mudah
meresapkan air dan mudah digali. Pada dataran ini juga banyak dijumpai mata air terutama di Padang Aro dan
sekitarnya. Kelemahan di daerah ini adalah dilaluinya zona patahan besar Sumatera dan beberapa patahan
kecil akibat pergerakan patahan Sumatera (Semangko).
Perbukitan
Satuan bentang alam perbukitan secara umum mendominasi daerah dengan sebaran sekitar 60 % dari
luas Kabupaten Solok Selatan. Satuan ini menempati bagian tengah dan utara dengan elevasi antara 100 m
500 m (dpl) kelerengan berkisar 15 % -30 %. Litologi penyusun satuan ini pada umumnya berupa batuan dari
Formasi Barisan (Pb. Pbl) serta batuan volkanik terobosan maupun batuan gunung api tua, yang mempunyai
sifat keras, (Kgr, Jgr) . Potensi di daerah ini adalah aliran air sangat baik, banyak cabang sungai. Kelemahannya
mudah erosi, dengan kelerengan tinggi berpotensi terjadi gerakan tanah (longsor).
Kaki Pegunungan
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
6/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 6
Bentang alam kaki pegunungan menempati tepi bagian Barat dan Selatan dari wilayah perencanaan
dengan sebaran sekitar 15 % dari luas keseluruhan. Bentang alam ini mempunyai elevasi antara 500 m3500 m
(dpl) dengan kelerengan berkisar 30 % sampai lebih dari 40%. Litologi penyusun satuan ini pada umumnya
berupa batuan volkanik terobosan maupun batuan gunung api tua, yang mempunyai sifat keras, (Tomp, Qou,
Qol dan Qyu). Potensi daerah ini berupa aliran air yang sangat baik dengan banyak cabang sungai.
Susunan batuan di wilayah Kabupaten Solok Selatan dari Peta Geologi Skalo 1 : 250.000, Lembar
Painan dan Bagian Timur Laut Lembar Muara Seberut (Pus. Penelitian dan Pengembangan Gelologi, 1996)
dari tertua hingga muda. Secara umum kondisi geologi Kabupaten Solok Selatan tersusun dari endapan
permukaan berupa alluvium sungai dan kwarter resen yang terdiri dari lempung, pasir, kerikil dan bongkahan-
bongkahan batuan beku, kwarsit dan lain-lain. Menyusul formasi batuan gunung api kwarter, batuan gunung
api kwarter tersier, batuan sedimen tersier, batuan malihan trias, batuan malihan parem karbon dan
batuan teran trias.
Penamaan dan pengelompokan satuan batuan di Kabupaten Solok Selatan didasarkan pada peta
geologi lembar Painan skala 1 : 250.000 yang disusun oleh HMD Rosidi, S Tjokrosapoetro, B Pendowo, S
Gafoer dan Suharsono, 1996, dan berdasarkan Peta Geologi Lembar Painan Timur Laut, Sumatra, skala 1 :
250.000, oleh Kastowo dan Gerhard, W.Leo, 1973 terbitan Direktorat Geologi Bandung, dimana satuan
batuan di Kabupaten Solok Selatan dapat dikelompokan menjadi 8 (delapan) satuan yang urutan stratigrafi
dari muda ke tua, sebagai berikut :
Endapan Permukaan
Aluvium Sungai (Qal); berupa pasir kerikil dan bongkah batuan beku, batuan sedimen, batuan
metamorf yang diendapkan sepanjang dataran banjir. Umumnya endapan ini tersebar di sekitar
sungai-sungai besar dan daerah limbah banjir, misalnya Batang Hari, Batang Suliti, Batang Sangir dan
lain-lain.
Batuan Sedimen
Formasi Sinamar (Tos); Konglomerat, batupasir kuarsa berbutir kasar berwarna abu-abu kekuning-
kuningan, batupasir kuarsa mengandung mika berwarna coklat sampai abu-abu kekuning-kuningan,
batupasir arkosan, batulempung abu-abu, napal dan batulempung pasiran. Di dalamnya termasuk
juga lapisan-lapisan batubara dan batugamping koral. Komponen konglomerat adalah kuarsit, kuarsa
susu, dan pecahan-pecahan granit. Di dekat batuan granitan Pratiesier, batupasir kuarsa condong
membentuk susunan arkosa. Isi perbandingan batulempung, serpih dan napal dalam formasi itumakin bertambah kearah atas. Formasi ini terletak tidak selaras di atas batuan pra tersier. Umumnya
diperkirakan Oligosen dan dapat dikolerasikan dengan Formasi Batupasir Kuarsa dari Musper(1994).
Tebalnya mencapai + 750 meter.
Formasi Barisan(Pb) ; Terdiri dari filit, batusabak, batugamping, batutandukdan greywacke meta.
Rijang banyak sekali terdapat, juga urat kuarsa sulfida magmatik mengandung emas terdapat di
daerah Sungai Sapek. Ketebalan mungkin lebih dari 3500 meter.
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
7/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 7
Anggota Batu Gamping Formasi Barisan(Pbl); Terpualamkan, berhablur, pejal berwarna abu-abu
muda sampai tua. Urat-urat kalsit biasa terdapat dan batugamping ini sangat terpecah-pecah dalam
jalur-jalur sesar seperti Sesar Besar Sumatera. Batugamping di deretan sebelah timur, di Bukit
Cermin mengandung Schwagerina sp. menunjukkan umur Perm-Awal. Di dalam batugamping
sepanjang Sesar Besar Sumtera tidak ditemukan fosil. Diabas dan serpentinit yang tergabung dengan
batugamping ini di lembar Solok, di anggap berumur Perm (Volz, 1904).
Batuan Volkanik
Batuan Gunung Api yang Tak Dipisah-Pisahkan (Qyu); berupa Breksi, endapan lahar, aliran lava, lapili
dan tufa, semuanya bersusunan basal sampai andesit dengan plagioklas menengah sampai basa
(oligoklas, andesin, labradorit), amfibol, biotit, dan piroksin; di dalam batuan basalt terdapat sedikit
olivin. Batuan ini berasal dari Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh. Tanah pelapukan berupa lempung
lanauan hingga lempung pasiran, berwarna coklat kemerahan, plastisitas sedangtinggi, konsistensi
teguhkaku, dengan ketebalan 0,52 meter.
Lava(Qyl) ;Susunan dan asalnya sama dengan batuan gunung api yang tak terpisahkan. Alirannya
terdapat disekitar Gunung Kerinci dan Gunung Tujuh.
Breksi Volkanik yang Tak Dipisah-Pisah (Qou) ; Breksi tufa, lahar dan aliran lava: kebanyakan
bersusunan andesitan. Batuan basalan merupakan sebagian kecil dari satuan ini. Secara setempat
batuan ini diterobos oleh retas dasitan dan terpropilitasikan. Pusat-pusat letusan batuan ini tidak
dapat ditemukan, tetapi mungkin berasal dari gunung Kerinci yang tua, Gunung Tujuh, Gunung
Runcing dan Gunung Api Panjang. Mereka dinyatakan berumur Kwarter Awal. Di sekitar Gunung
Kerinci dan Gunung Tujuh tertutup oleh batuan gunungapi menerobos Formasi Painan (Tmop) yang
berumur Tersier-bawah, dan tertutup oleh batuan volkanik Kwarter, tersingkap di baratdaya daerah
ini. Lava (Qol) ;Susunan dan asalnya sama dengan batuan gunungapi yang tak terpisahkan. Alirannya
terdapat disekitar lereng Gunung Runcing, Gunung Lumut dan Gunung Panenjolan.
Batuan Terobosan (Batuan Intrusi)
Granodiorit (Tgdr) ; Komposisi granit hornblenda sampai granodiorit, berumur Miosen Tengah
karena menerobos Formasi Painan yang berumur Tersier Bawah.
Batuan Granitan (Kgr) ; Susunannya berkisar antara granodiorit sampai granit, berwarna biru muda
dengan bintik-bintik mineral-mineral mafik abu-abu semu hijau. Terdapat sebagai stok. Secarasetempat mineral-mineral mafik. Mineral-mineral mafik telah terubah secara setempat. Di jalur
Sesar Sumatera batuan ini telah terkoyakkan kuat sekali dan bertekstur genes. Batuan ini menerobosbaik batuan Mesozoikum maupun Paleozoikum dan karena itu dinyatakan berumur Mesozoikum-
Akhir (Kapur) dan dapat dikorelasikan dengan Granit Lassi yang berumur Kapur Akhir (112 240 juta
tahun) di dataran tinggi Padang (Katili, 1962, 1973).
Granit (Jgr) ; Berwarna biru muda sampai semu merah muda dengan bintik-bintik mineral mafik
kehijau-hijauan. Terdapat sebagai stok. Susunannya berkisar antara granit biotit harnblenda sampai
granodiorit; plagioklas dari jenis oligoklas, hornblenda telah mengalami kloritisasi dan secara
setempat terdapat apatit.
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
8/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 8
Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa Sesar Besar Semangko dengan
sesar-sesar ikutannya, lipatan dan kelurusan. Sesar berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya dan
baratlaut-tenggara. Di bagian baratlaut dan tenggara sumbu lipatan berarah utara-selatan. Kelurusan
umumnya searah dengan sesar Semangko yaitu berarah baratlauttenggara.
Baik sesar Semangko maupun sesar-sesar ikutan lainnya diperkirakan menjadi pengontrol jalannya
larutan metasomatik dan hidrotermal yang jadi pembentuk mineralisasi logam dasar di Kabupaten
Solok Selatan.
a. Jenis TanahJenis tanah di Kabupaten Solok Selatan dapat dibagi atas tanah Podsolik Coklat dan Latosol. Jenis
tanah seperti ini memiliki tingkat hara yang tinggi dan sangat subur, sehingga sangat cocok untuk
pengembangan kegiatan pertanian, terutama tanaman hortikultura dan perkebunan.
b. Kondisi IklimSecara umum Kabupaten Solok Selatan beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 20C
hingga 33C dengan curah hujan 1.6004.000 mm/tahun. Curah hujan paling banyak terdapat pada
Kecamatan Sangir terutama pada bulan April dan bulan SeptemberDesember, sedangkan Kecamatan Sungai
Pagu mempunyai curah hujan yang relatif paling sedikit.
Kabupaten Solok Selatan mempunyai curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara 2500 hingga
3500 mm/tahun, secara lokal seperti di sekitar kaki Gunung Kerinci mencapai antara 3500 sampai 4000
mm/tahun. Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya mempunyai kedalaman yang cukup, bersifat
permanen atau berair di musim kemarau seperti S. Batang Hari, S. Batang Bangko, S. Batang Sangir, S. Batang
Suliti, S. Batang Jujuhan, S. Batang Keruh, dan S. Batang Ikur. Berdasarkan Peta Hidrologi Indonesia skala 1 :
250.000,, Direktorat Geologi Tata Lingkungan (Soetrisno, S., 1987),
c. Kondisi HidrologiWilayah Kabupaten Solok Selatan memiliki potensi air yang sangat baik (mata air, air permukaan
maupun air tanah). Gambaran potensi air adalah sebagai berikut:
a. Akuifer Endapan Aluvium dan Danau, dijumpai di daerah dataran bergelombang terutama di daerah
Muara Labuh serta daerah Lubuk Malako dan sekitarnya. Akuifer ini mempunyai permukaan air tanah
dekat dengan permukaan tanah, beberapa muncul mata air debit mencapai lebih dari 500 l/dt dengan
debit sumur diperkirakan lebih dari 10 l/dt.
b. Akuifer Endapan Gunung Api tua; dijumpai di daerah Padang Aro-Lubuk Gadang dan sekitarnya. Debit
sumur diperkirakan berkisar antara 5 l/dt sampai 10 l/dt, setempat dijumpai adanya kemunculan mata air
dengan debit ada yang mencapai 100 l/dt.
c. Akuifer Konglomerat dan Batupasir; dijumpai di bagian timur Lubuk Malako dan Abai (bagian timur daerah
perencanaan), umumnya air tanah belum dimanfaatkan karena dalamnya muka air tanah.
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
9/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 9
d. Akuifer Batu gamping Pejal dan Berongga; dijumpai di Daerah Talantam, Sungai Penuh (Kecamatan Sangir
Batang Hari) dan disebelah utara Sungai Pangkur (Koto Parik Gadang Diateh). Kedudukan muka air tanah
umumnya dalam, sumber air tanah umumnya dijumpai pada celahan atau daerah depresi.
e. Akuifer Granit-Granodiorit; dijumpai di Bukit Batungbajawek, Balun (Koto Parik Gadang Diateh) dan di
sekitar Koto Ranah (Sangir Batang Hari). Umumnya kelulusan sangat rendah setempat air tanah dangkal
dalam jumlah terbatas dapat diperoleh di daerah rendah ataupun pada zona pelapukan.
f. Akuifer Campuran Batuan Sedimen dan Gunung api; dijumpai di daerah kaki pegunungan bagian barat.
Kelulusan sangat beragam umumnya rendah, terdapat air tanah dangkal.
Sungai-sungai besar yang mengalir pada umumnya mempunyai kedalaman yang cukup, bersifat
permanen atau berair di musim kemarau seperti Tabel 2.3 :
Tabel 2.3
Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Solok Selatan
Kecamatan Nama DAS Lokasi
1. Sangir Batang TimbulunBatang Belangir
Batang Sangir
Batang Kapur
Batang Liki
Lubuk Gadang
Lubuk Gadang
Lubuk Gadang/Lubuk Gadang Timur
Lubuk Gadang Selatan
Lubuk Gadang Selatan
2. SangirJujuan
Batang Sangir
Batang Ikur
Padang Air Dingin/Lubuk Malako/Padang
Gantiang
/Bidar Alam/Padang Limau Sundai
Lubuk Malako/Bidar Alam
3. Sangir BalaiJanggo
Batang Pangian
Batang Gane
Batang Jujuan
Sungai Kunyit
Talao/Sungai Kunyit
Sungai Kunyit
4. SangirBatang Hari
Batang Ikur
Batang Sangir
Batang Hari
RPC
RPC/Abai/Sitapus/Lubuk Ulang Aling Selatan
Lubuk Ulang Aling Selatan/Lubuk Ulang Aliang
Tengah/Lubuk Ulang Aling.
5. Sungai Pagu Batang Suliti
Batang Bangko
Batang Lolo
Pasir Talang/Pasir Talang Timur/Pasir Talang
Barat/Pasir Talang Selatan/Pasar Muara Labuh
Bomas/ Koto Baru
Sako Pasir Talang
Pulakek Koto Baru
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
10/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 10
Batang Pulakek
6. Pauh Duo Batang BangkoBatang Pulakek
Luak Kapau/Kapau
Alam Pauh Duo
7. Koto ParikGadang
Diateh
Batang Suliti Pakan Rabaa Utara/ Pakan Rabaa Timur/Pakan
Rabaa Tengah/Pakan Rabaa
Sumber : Solok Selatan Dalam Angka, Tahun 2011
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Daerah Aliran Sungai Berikut ini :
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
11/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 11
Gambar 2.2
Peta Daerah Aliran Sungai
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
12/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 12
1. Penggunaan LahanPenggunaan lahan merupakan pencerminan dari hubungan antara alam/lahan dengan manusia
dalam kegiatannya. Apabila jumlah manusia sangat kecil dibandingkan dengan luas wilayah/kawasan, maka
dapat diartikan bahwa penggunaan lahan belum banyak bervariasi sesuai dengan jenis kegiatan yang
dilakukan. Penggunaan lahan merupakan suatu bentuk dari segala aktifitas yang saat ini dilakukan oleh
masyarakat di atas suatu lahan. Aktifitas tersebut selanjutnya dikelompokkan dalam suatu guna lahan yang
merupakan dominasi dari pemanfaatan ruang yang ada.
Merujuk kepada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Solok Selatan 2011 - 2031, Penggunaan
lahan secara terperinci seperti pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Penggunaan Lahan di Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011
No. Jenis PenggunaanLuas (Ha) Persentase
A Kawasan Lindung 150.532 41,93
1. Hutan Lindung (HL) 84.245 23,47
2. Taman Nasional 66.287 18,46
B Kawasan Budidaya
B.1. Hutan Produksi 85.205 23,73
1. Hutan Produksi (HP) 12.240 3,41
2. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 53.606 14,93
3. Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
(HPK) 19.359 5,39
B.2. Areal Penggunaan Lain 123.276 34,34
1. Perkebunan 95.146 26,50
2. Pertanian 14.581 4,06
3. Pertambangan 12.336 3,44
4. Permukiman 1.213 0,34
T o t a l 359.013 100
Sumber : RTRW Kabupatenn Solok Selatan 2011 2031
Sebagaimana terdapat pada Tabel 2.4 tergambar bahwa luas wilayah Kabupaten Solok Selatan
didominasi oleh Kawasan Lindung, yaitu sebesar 41,93 persen dari total wilayah. Kawasan Budidaya yang
terdiri atas Hutan Produksi, Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi, memakai
23,73 persen dari total wilayah Kabupaten Solok Selatan. Hanya 34,34 persen dari total luas daerah yang
dapat diolah dengan leluasa oleh pelaku ekonomi serta perangkat daerah Kabupaten Solok Selatan, yang
tentu saja tetap harus mematuhi ketentuan yang telah dimuat dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012
tentang RTRW Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011 - 2031.
Berdasarkan Peta Tata guna Lahan Kabupaten Solok Selatan tahun 2008, penggunaan lahan di
wilayah perencanaan didominasi oleh penggunaan untuk kawasan hutan yang mencapai luas 261.000 Ha atau
sekitar 72,70 % dari total luas wilayah Kabupaten Solok Selatan 359.000 Ha. Selanjutnya kegiatan
perkebunan merupakan penggunaan lahan terbesar kedua yang mempunyai luas 79.800 Ha atau sekitar
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
13/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 13
22,23 %. Penggunaan lahan terkecil di wilayah perencanaan adalah padang rumput yang hanya memiliki luas
18,10 Ha atau sekitar 0,01 %.
2.2 Demografis
2.2.1 Jumlah Penduduk dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Solok Selatan Tahun 2012 berdasarkaan data BPS adalah sebanyak
150.700 jiwa. Jumlah ini terdiri atas 75.800 jiwa laki-laki dan 74.900 jiwa perempuan. Rincian jumlah penduduk
menurut jenis kelamin ini disajikan per kecamatan pada Tabel 2.5 :
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Sex Ratio
per Kecamatan Tahun 2012
No Kecamatan
Penduduk (Jiwa)
Sex Ratio
L P TOT
1. Sangir 20.143 19.635 39.778
2. Sangir Jujuan 6.010 5.951 11.961
3. Sangir Balai Janggo 9.109 7.926 17.035
4. Sangir Batang Hari 6.882 6.762 13.644
5. Sungai Pagu 14.194 15.102 29.296
6. Pauh Duo 7.707 7.821 15.528
7. Koto Parik Gadang Diateh 11.755 11.703 23.458
Jumlah 75.800 74.900 150.700
Sumber: BPS Kabupaten Solok Selatan, 2013; dan RTRW Kabupaten Solok Selatan Tahun 2011 - 2031.
Terlihat dalam Tabel 2.5 bahwa jumlah penduduk laki-laki ternyata mendominasi di Kabupaten Solok
Selatan, kecuali di Kecamatan Sungai Pagu jumlah penduduk perempuannya lebih banyak dibanding laki-laki.
Berdasarkan luas wilayah keseluruhan, kepadatan penduduk sampai tahun 2012 Kecamatan dengan
kepadatan penduduk paling tinggi yaitu Kecamatan Sungai Pagu 81,74 (jiwa/km2), diikuti oleh Kecamatan
Sangir sebagai kecamatan yang merupakan bukota Kabupaten, yaitu Padang Aro, dengan kepadatan sebesar
62,93 (jiawa/km2). Sedangkan penduduk terenggang yaitu Kecamatan Sangir Batang Hari yaitu 18,15
(jiwa/km2).
Berikut jumlah dan persentase laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sampai dengan tahun
2011 pada Tabel 2.6 Jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Solok Selatan :
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
14/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 14
Tabel 2.6
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2009 - 2011
No Nagari
Jumlah Penduduk Jumlah KKTingkat Pertumbuhan
Penduduk (%)
Kepadatan Penduduk
Tahun Tahun Tahun Tahun
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Sangir 35.608 38.216 39.034 7.122 7.807 1.07 7,32 2.10 55,66 56,25 60,37 61,67
2 Sangir Jujuan 11.106 11.585 11.834 2.221 2.367 -2,12 4,31 2,10 40,80 39,94 41,66 42,56
3 Sangir Balai Janggo 12.746 15.719 16.055 2.549 3.211 16,13 23,32 2,09 15,98 18,55 22,88 23,37
4 Sangir Batang Hari 11.759 13.049 13.328 2.352 2.666 4,30 10,97 2,09 40,26 41,99 46,60 47,60
5 Sungai Pagu 26.762 28.279 28.884 5.352 5.777 -0.07 5,67 2,09 44,94 44,90 47,45 48,46
6 Pauh Duo 13.840 14.857 15.175 2.768 3.035 1,19 7,35 2,10 39,29 39,76 42,68 43,59
7 Koto Parik Gadang Diateh 21.982 22.576 23.059 4.398 4.612 -3,62 2,70 2,09 43,52 41,94 43,08 44,00
JUMLAH 133.804 144.281 147.369 26.761 29.474 16,88 61,65 14,67 39,48 39,99 43,12 44,04
Sumber : BPS Solok Selatan tahun 2012 dan hasil analisa
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
15/48
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
16/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 16
Tabel 2.8 : Proyeksi Kepadatan Penduduk
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2031
N0 KecamatanLuas
(km2)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km2)
1 Sangir 632,13 73.736 133
2 Sangir Jujuan 278,63 22.353 79
3 Sangir Balai janggo 631,35 30.329 52
4 Sangir Batang Hari 751,66 25.178 27
5 Sungai Pagu 358,41 54.563 270
6 Pauh Duo 265,31 28.666 131
7 Koto Parik Gadang Diateh 672,66 43.559 54
Jumlah 3.590,15 278.384 78
Sumber : Hasil Perhitungan, Tahun 2011
Dari tabel 2.8 di atas terlihat bahwa pada akhir tahun perencanaan, Kecamatan Sangir mempunyai
jumlah penduduk terbanyak yaitu 73.736 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di
Kecamatan Sangir Jujuan yaitu 22.353 jiwa. Jika dilihat dari tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Solok
Selatan pada akhir tahun 2031 rencana mencapai 78 jiwa/km2. Kecamatan Sungai Pagu merupakan kecamatan
yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu 270 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terkecil terdapat di
Kecamatan Sangir Batang Hari, yaitu 27 jiwa/km2.
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
17/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 17
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1 Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah. Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk
menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai
penyelenggaraan pembangunan daerah, sehingga analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan
tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan
daerah serta capaian kinerja, guna mewujudkan visi dan misi Daerah. Selama lima tahun terakhir (2007 -
2011) kebijakan pengelolaan keuangan daerah meliputi kebijakan penerimaan keuangan daerah dan
pengeluaran keuangan daerah seperti yang digambarkan pada Tabel 2.9 berikut :
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
18/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 18
Tabel 2.9
Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Solok Selatan 5 tahun terakhir
No Realisasi Anggaran Tahun Rata-rata
Pertumbuhan2009 2010 2011 2012
A. Pendapatan (a.1 +a.2 +a.3) 342.443,71 439.490.04 465.655,69 538.220,15 1683947,9
a.1 Pendapatan Asli Daerah 7.360,81 14.800,64 29.512,79 27.428,82 68075,654
a.1.1 Pajak Daerah 1.990,12 4.334,40 1.926,36 6.409,09 10933,538
a.1.2 Retribusi Daerah 2.903,23 5.071,28 11.783,96 12.254,08 23768,326
a.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
1.115,65 1.860,07 1.737,43 2.115,65 8029,7
a.1.4 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 1.351,81 3.534,89 14.065,04 6.650,00 25344,09
a.2 Dana Perimbangan (transfer) 3.18.123,01 420.797,16 431.946,36 488.322,34 1579141,578
a.2.1 Dana Bagi Hasil 27.242,96 40.527,44 36.097,07 28.592,86 133537,292
a.2.2 Dana Alokasi Umum 245.504,06 264.086,20 315.024,09 351.505,74 1116447,508
a.2.3 Dana Alikasi Khusus 28.514,80 28.255,88 34.030,91 48.392,12 147718,014
a.2.4 Dana Perimbangan Lainnya 16.861,19 87.927,64 46.794,29 59.831,62 181438,764
a.3 Lain-lain pendapatan yang sah 16.959,89 3.892,24 4.196,54 22.468,99 36730,668
a.3.1 Hibah 16.959,89 3.892,24 4.196,54 22.468,99 36730,668
a.3.2 Dana Darurat - - - - -
a.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov. Ke
Kab/Kota
- - - - -
a.3.4 Dana Penyesuaian dan dana otonomikhusus
- - - - -
a.3.5 Bantuan keuangan dari Provinsi - - - - -
B Belanja (b1 + b2) 319.351,85 396.297,36 487.201,40 568.893,49 1679.244,868
b.1 Belanja Tidak Langsung 181.120,29 197.227,54 236.405,53 256.955,94 808.268,738
b.1.1 Belanja Keuangan 153.234,04 176.716,66 207.630,29 228.373,95 696.592,48
b.1.2 Bunga - - - - -
b.1.3 Subsidi - - - - -
b.1.4 Hibah 16.532,78 5.447,89 7.594,19 7.399,33 48113,116
b.1.5 Bantuan Sosial 1.385,09 4.077,22 3.698,48 4.400,86 11.472,742b.1.6 Belanja Bagi hasil - - - - -
b.1.7 Bantuan Keuangan 9.035,69 7.506,07 14.469,95 15.281,80 42120,6
b.1.8 Belanja Tidak terduga 932,69 3.479,70 3.012,62 1.500,00 9969,8
b.2 Belanja Langsung 138.231,56 199.069,82 250.795,87 311.937,55 870.976,13
b.2.1 Belanja Pegawai 12.598,70 11.971,38 15.704,27 16.868,52 63.060,834
b.2.2 Belanja Barang dan Jasa 49.994,27 74.751,31 89.363,14 100.538,33 305.582,516
b.2.3 Belanja Modal 75.638,59 112.347,13 145.728,46 194.530,70 50.2332,78
C Pembiayaan
Surflus/Defisit Anggaran
Sumber : Bappeda Kab. Solok Selatan
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
19/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 19
Pendapatan daerah dilakukan terhadap obyek pendapatan daerah yaitu Pendapatan Asli
Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Kapasitas keuangan Daerah akan
menentukan kemampuan pemerintah Daerah dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat. Analisis
kemampuan Pemerintah dapat diukur dari penerimaan pendapatan daerah selama 5 tahun terakhir (2007 2011) yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun dengan rata-rata pertumbuhan PDRB
Kabupaten Solok Seltan tahun 2011 sebesar 6,35 % sedangkan proporsinya terhadap APBD sebesar 3,63%,
secara rinci seperti terlihat pada tabel 2.10 dibawah ini :
Tabel 2.10
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Solok Selatan tahun 20092011
No Realisasi Anggaran Tahun Rata-rata
Pertumbuhan2009 2010 2011 2012
1 PU CK Rp 114.176.298.036 Rp 41.605.348.310
a Investasi - Rp 1.699.000.000
2 KLH Rp 964.038.700 Rp 838.342.970
A Investasi - Rp 208.092.000
.3 Kimtaru Rp1.027.157.780 Rp 252.907.600
a Investasi - -
4 Dinkes Rp 17.496.685.252 Rp 10.928.605.928
a Investasi Rp 18.870.000 Rp 800.953.460
5 Bappeda Rp 649.897.606
a Investasi - -
6 Bapermas - -
a Investasi - -
7 SKPD Lainnya - Rp 24.835.659.369
a Investasi - -
8 Belanja Sanitasi (1+2+3.) Rp 182.705.003.337 Rp 54.275.102.414
9 Pendanaan Investasi Sanitasi
Total (1a+2a+3a+)
Rp 18.870.000 Rp 2.708.045.460
10 Belanja Langsung Rp 138.231,56 Rp 199.069,82
11 Proporsi Belanja sanitasi -Belanja Langsung (8/11)
Rp 1.321.731 Rp 272.644
12 Proporsi Investasi Sanitasi -Total Belanja Sanitasi(9/8)
Rp 0,0001033 Rp 0,0498948
Sumber : Bappeda Kab. Solok Selatan
Sedangkan untuk belanja sanitasi per kapita, Kabupaten solok selatan pada tahun 2007 sampai dengan tahun
2011 dapat dilihat pada tabel 2.10 berikut ini :
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
20/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 20
Tabel 2.11
Belanja Sanitasi per kapita Kabupaten Solok Selatan
NoDeskripsi
Tahun Rata-rata
Pertumbuhan2008 2009 2010 2011
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten Rp 138.231,56 Rp54.275.102.414
2 Jumlah Penduduk 132.093 130.358 132.093 147.369
Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)
Rp 1.365.467 Rp 376.176
Sumber : APBD dan BPS Kab. Solok Selatan
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa belanja sanitasi Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2009
yaitu sebesar Rp 1.365.467 perkapita. Anggaran sanitasi ini dianggap lumayan baik yang dianggarkan
Kabupaten Solok Selatan yang mana pada tahun ini Kabupaten Solok Selatan baru berpisah dengan
Kabupaten Solok. Pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 376.176 perkapita dengan demikian terjadi penurunan
sebesar Rp 989.291 perkapita dan boleh dianggap menurun sangat drastis sekali mengingat kabupaten solok
selatan ini sangat luas.
2.3.2 Perekonomian Daerah
Potensi perekonomian di Kabupaten Solok Selatan yang paling menonjol adalah sektor pertanian
dan Pertambangan dan penggalian karena didukung oleh letak geografis wilayahnya. Selain sektor pertanian,
sektor yang mendukung perekonomian Kabupaten Solok Selatan adalah sektor industri, perdagangan dan
jasa- jasa. Selama per iode 2007 2011 pertumbuhan di masing-masing sektor terlihat fluktuatif. Pada
tahun 2011 sektor yang paling memiliki pertumbuhan tertinggi adalah sektor bangunan yaitu sebesar
8,90 %,. Selain itu sektor pertanian masih merupakan sektor andalan Kabupaten Solok Selatan
dengan sumbangan sebesar 37,80 % terhadap perekonomian Kabupaten Solok Selatan. Dimana
pertumbuhannya meningkat dari 4,57 % pada tahun 2010 menjadi 4,97 % Pada Tahun 2011.
Peningkatan pertumbuhan sektor pertanian ini disebabkan karena meningkatnya pertumbuhan pada
hampir keseluruhan sub.sektornya tahun 2011.
Sektor pertambangan dan penggalian mengalami percepatan pertumbuhan dari 8,25 % tahun 2010menjadi 8,35 % tahun 2011 dan merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan ke tiga tertinggi
selama tahun 2011. Sementara itu sektor listrik, Gas dan air bersih mengalami perlambatan
pertumbuhan yaitu dari 8,02 % pada tahun 2010 menjadi 7,44% pada tahun 2011. Melambatnya
pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan pada
kedua sub sektornya. Dimana sub sektor air bersih dari 8,79% pada tahun 2010 menjadi 6,84% tahun
2011. Dan sub sektor listrik tahun 2011 mengalami perlambatan pertumbuhan di bandingkan tahun
2010, yaitu dari 7,98% tahun 2010 menjadi 7,74% tahun 2011. Berikut data perekonomian umum daerah
5 tahun terakhir seperti pada Tabel 2.12 :
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
21/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 21
Tabel 2.12
Peta Perekonomian Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2008 - 2012
No Deskripsi Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1 Total Belanja Sanitasi Kabupaten 546.074,76 579.478,58 614.814,15 653.447,14 694.917,80
2 Jumlah Penduduk 921.298,68 1.067.995,25 1.220.622,64 1.407.883,27 1.623.069,91
Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)6,08 6,12 6,10 6,28 6,35
Sumber : Solok Selatan dalam angka tahun 2012
2.4 Tata Ruang Wilayah
Rencana struktur ruang wilayah kabupaten merupakan kerangka tata ruang wilayah kabupaten
yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan
oleh sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten terutama jaringan transportasi.Rencana struktur ruang
wilayah kabupaten berfungsi:
a) sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan
layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam
wilayah kabupaten; dan
b) sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta
memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada
pusat-pusat kegiatan/perkotaan yang ada.
Rencana struktur ruang disusun bertujuan untuk mewujudkan efisiensi pemanfaatan ruang, keserasian
pengembangan ruang, dan keefektifan sistem pelayanan. Struktur ruang yang direncanakan dengan
mempertimbangkan potensi dan masalah pengembangan kabupaten serta kebijakan pengembangan wilayah
sekitarnya
yang ditetapkan oleh tingkatan pemerintahan yang lebih tinggi, baik tingkat Provinsi maupun tingkat
Nasional.
2.4.1 Rencana Pusat Layanan
Sebagaimana didefinisikan dalam Permen PU Nomor 16 tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, disebutkan bahwa Rencana sistem perkotaan di
wilayah kabupaten merupakan rencana susunan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan di dalam
wilayah kabupaten yang menunjukkan keterkaitan saat ini maupun rencana yang membentuk hirarki
pelayanan dengan cakupan dan dominasi fungsi tertentu dalam wilayah kabupaten.Pusat kegiatan di
wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial,
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
22/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 22
budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, yang terdiri atas:
a. PKN yang berada di wilayah kabupaten;
b. PKW yang berada di wilayah kabupaten;
c. PKL yang berada di wilayah kabupaten;
d. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan
e. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah
daerah kabupaten, yaitu:
Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan
-Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala antar desa.
Sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten meliputi sistem prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, dan sumber daya air yang mengintegrasikannya dan memberikan layanan bagi fungsi
kegiatan yang ada di wilayah kabupaten. Rencana pengembangan sistem perkotaan di Kabupaten Solok
Selatan dimaksudkan untuk mengotimalkan peranan dan fungsi dari masing-masing pusat kegiatan
dalam kerangka pengembangan secara keseluruhan di dalam Wilayah Kabupaten Solok Selatan.
Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara
berhirarkis sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan, atau didasarkan pada arah kebijakan
pengembangan. Artinya penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting) baik yang
menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan
pengembagan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan,
namun pertimbangan pada sumberdaya yang ada tidak menjadi pertimbangan utama. Penetapan tersebut
selain didasarkan pada kondisi saat ini yang lebih penting adalah rencana pengembangan kedepan dalam
kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.
Rencana pengembangan pusat kegiatan di Kabupaten Solok Selatan juga mengacu pada kriteria
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) yang meliputiPusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),
dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Dalam wilayah Kabupaten Solok Selatan belum ada kota yang mempunyai fungsi sebagai PKN dan PKSNyang ditetapkan sesuai kebijakan nasional, sedangkan PKL ditetapkan sesuai dengan potensi dan arah
kebijakan Provinsi Sumatera Barat. Untuk Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan oleh kabupaten di sebut
dengan PKLp. Adapun kriteria yang dijadikan acuan dalam rangka menetapkan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
maupun Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dalam lingkup wilayah Kabupaten Solok Selatan adalah :
1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan; dan/atau
2. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani
skala kabupaten atau beberapa kecamatan. Diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten.Pembahasan rencana struktur ruang wilayah Kabupaten dibahas berdasarkan sistem perkotaan
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
23/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 23
wilayah Kabupaten Solok Selatan meliputi: penetapan kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan
diantaranya membahas pusat kegiatan perkotaan dan sistem perwilayahan. Untuk lebih jelas mengenai
pembahasan rencana sistem
perkotaan wilayah dapat dilihat pada uraian dibawah ini.
Merujuk pada RTRW Provinsi Sumatera Barat, hanya Padang Aro yang memiliki status sebagai
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dalam struktur ruang Provinsi Sumatera Barat. Pusat kegiatan yang ditetapkan
dalam struktur ruang Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai berikut:
a) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)berada di Padang Aro.
b) Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan Kabupaten (PKLp)berada di Muaralabuh dan Abai.
c) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)berada di wilayah Ibukota masing-masing kecamatan meliputi
Pakan Rabaa, Pakan Salasa, Sungai Kalu, Lubuk Malako, Sungai Kunyit, dan Lubuk Ulang-Aling.
d) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)berada di pusat pelayanan setingkat nagari.
Nagari yang ditetapkan untuk menjadi PPL berdasarkan ketersediaan pusat kegiatan di daerah
tersebut seperti adanya pasar atau fasilitas umum lainnya yang melayani permukiman skala antar nagari.
PPL berada di Balun, Luak Kapau, Sungai Lambai, Bidar Alam, Sungai Gadiang, Talunan Maju, Talao, dan
Sitapus. Berdasarkan susunan di atas, struktur pusat kegiatan Kabupaten Solok Selatan terdiri dari 1 (satu)
PKL, 2 (dua) PKLp, 6 (enam) PPK, dan 8 (delapan) PPL. Struktur ini tergambar dalam Peta Struktur Ruang
Kabupaten Solok Selatan.
2.4.2 Rencana Pola Ruang dalam RTRW
Dalam arahan penetapan kawasan pola ruang di wilayah Kabupaten Solok Selatan
mengacu kepada hasil analisis yang dilakukan serta mengacu pada ketentuan- ketentuan yang
sudah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang serta Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
837/KPTS/UM/1980, terhadap pengelolaan kawasan lindung, penetapan lokasi oleh tingkat pusat
maupun provinsi serta berdasarkan pada hasil kajian kondisi fisik dasar wilayah. Berdasarkan PP RI
No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional serta adanya pedoman
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang diterbitkan dengan Permen PU
No.16/PRT/M/2009, serta SK Menteri Kehutanan No 304/Menhut-II/ 2011 tentang Perubahan
Peruntukan Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan
Hutan Menjadi Kawasan Hutan. Adapun rencana pola ruang wilayah kabupaten, meliputi:
2.4.2.1 Rencana Kawasan Lindung
Rencana pola ruang kawasan lindung yang ada di Kabupaten Solok Selatan meliputi,
Kawasan hutan lindung (Surat Keputusan Menhut No. 304 Tahun 2011), kawasan yang
memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat,
pelestarian alam dan cagar budaya, dan kawasan rawan bencana alam. Untuk lebih jelasnya
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
24/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 24
mengenai pembagian rencana kawasan lindung dapat dilihat dibawah ini :
1. Kawasan Hutan LindungYang dimaksud dengan kawasan hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegahbanjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Luas hutan lindung di Kabupaten Solok Selatan adalah kurang lebih 84.079 (delapan
puluh empat ribu tujuh puluh sembilan) hektar atau 23,42 % dari luas wilayah Kabupaten
Solok Selatan yang tersebar di Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan
Sangir, Kecamatan Balai Janggo, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Batang Hari dan
Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh. Kawasan hutan lindung di Kabupaten Solok Selatan selain
berfungsi sebagai kawasan lindung juga diperuntukan bagi hutan nagari dan atau hutan
masyarakat.
2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan BawahannyaKawasan resapan air pada dasarnya memiliki fungsi sebagai kawasan lindung terbatas
atau sebagai kawasan lindung lainnya. Kawasan resapan air merupakan kawasan yang
mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian
air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Kawasan resapan air ini dapat berupa
perkebunan tanaman tahunan ataupun hutan. Kawasan ini dapat dikembangkan sebagai areal
perkebunan tanaman keras yang dimanfaatkan adalah hasil buah bukan kayunya, sehingga masih
tetap memiliki fungsi lindung.
Kriteria kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan
tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan. Pada kawasan ini
diarahkan ke wilayah yang memiliki kelerengan 25 40 % yang nantinya diharapkan memberikan
manfaat sebagai kawasan perlindungan bawahannya.
Yang menjadi kawasan resapan air meliputi kawasan lindung dan kawasan suaka alam yang
tersebar di Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan Sangir, Kecamatan Balai
Janggo, Kecamatan Sangir Batang Hari dan Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
3. Kawasan Perlindungan SetempatUntuk arahan kawasan perlindungan setempat yang ada di Kabupaten Solok Selatan
meliputi kawasan sempadan sungai dan sekitar mata air. Untuk lebih jelas mengenai
penjelasan diatas dapat dilihat dibawah ini.
A. Kawasan Sempadan Sungai
Kabupaten Solok Selatan memiliki banyak sungai besar dan kecil diantaranya Batang Hari, Batang
Sangir, Batang Jujuan, Batang Bangko dan Batang Suliti. Kawasan perlindungan setempat diarahkan
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
25/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 25
bagi pengembangan Sempadan Sungai, yang ditujukan untuk melindungi sungai dari kegiatan
manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai,
serta mengamankan aliran sungai.
Kawasan ini dialokasikan disepanjang aliran sungai yang ada di Kabupaten Solok Selatan. Pengalokasian
dan pengelolaan kawasan ini secara tepat diharapkan dapat tetap menjaga keberadaan sungai di
Kabupaten Solok Selatan, mengingat wilayah ini merupakan bagian dari hulu DAS Batang Hari dengan
banyak sungai dan anak sungai yang membentang.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, garissempadan sungai
tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan :
a. Paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai,
dalam hal kedalaman sungai kurang dari atau sama dengan 3 m (tiga meter);
b. Paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari3 m (tiga meter) sampai dengan 20 m (dua puluh
meter); dan
c. Paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang
alur sungai dalam hal kedalaman sungai lebih dari20 m (dua puluh meter).
Garis sempadan sungai tidak bertanggul untuk kawasan di luar kawasan perkotaan terdiri atas:
a. Sungai besar dengan luas DAS lebih besar dari 500 Km (lima ratus kilometer persegi) ditentukan
paling sedikit 100 m (seratus meter) dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur sungai; dan
b. Sungai kecil dengan luas DAS kurang dari atau sama dengan 500 Km (lima ratus kilometer persegi)
ditentukan paling sedikit 50 m (lima puluh meter) dari tepi dan kanan palung sungai sepanjang alur
sungai.
Sedangkan garis sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit
berjarak 3 m (tiga meter) dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai. Dan garis sempadan
sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 5 m (lima meter)
dari tepi luar kaki tanggul sepanjang alur sungai.
Penetapan kawasan sempadan sungai di Kabupaten Solok Selatan mengikuti sempadan sungai
sebagai berikut:(1) Daratan sepanjang tepian sungai bertanggul dengan lebar paling sedikit 5 (lima) meter dari
kaki tanggul sebelah luar;
(2) Daratan sepanjang tepian sungai besar tidak bertanggul di luar kawasan permukiman
dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari tepi sungai; dan
(3) Daratan sepanjang tepian anak sungai tidak bertanggul di luar kawasan permukiman
dengan lebar paling sedikit 50 (lima puluh) meter dari tepi sungai. Kawasan sempadan sungai di
kabupaten Solok Selatan memiliki luasan kuranglebih 68 (enam puluh delapan) hektar. Kawasan
sempadan sungai tersebut berada di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Solok Selatan.
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
26/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 26
B. Kawasan Sekitar Mata Air
Penetapan kawasan sempadan mata air dilakukan untuk melindungi keberadaan mata air
sebagai salah satu sumber mata air permukaan dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan
atau merusak sumber air dari kegiatan budidaya dan pemukiman.
Penetapan mata air berupa daratan dengan jarak kurang lebih 50 (lima puluh) sampai 100
(seratus) meter mengelilingi mata air dan secara fisik yang memiliki fungsi konservasi. Sebaran mata
air berada di seluruh kecamatan di Kabupaten Solok Selatan.
C. Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Ruang Terbuka Hijau pada kawasan perkotaan ditetapkan minimal 30% dari luas
kawasan perkotaan yang bersangkutan, terdiri dari Ruang Terbuka Hijau Publik minimal 20% dan
Ruang Terbuka Hijau Privat minimal 10%. Ruang Terbuka Hijau perkotaan dapat berupa hutan kota,
taman kota, dan jalur hijau yang ditanami sepanjang jaringan jalan. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH)
berupa taman kota yang saat ini telah dan sedang dikembangkan di wilayah Kabupaten Solok
Selatan yaitu Ruang Terbuka Hijau bekas Pasar Muara Labuh Kecamatan Sungai Pagu dengan luasan
4.000 m. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau yang juga berupa taman kota juga akan direncanakan
berlokasi di Pasar Padang Aro lama Kecamatan Sangir dengan luasan 1,5 Ha. Untuk kawasan non
perkotaan Ruang Terbuka Hijau ditetapkan berupa hutan dengan luas minimal 30% dari luas
aliran Daerah Aliran Sungai. Untuk kawasan perkotaan, ruang terrbuka hijau disediakan dengan
luasan kurang lebih 5.100 (lima ribu seratus) hektar. Salah satu rencana yang dijadikan hutan kota
adalah tanah bekas Hak Guna Usaha (HGU) oleh PT. Pecconina Baru yang berlokasi di Pekonina
seluas 1.029 ha. Sedangkan bekas tanah Hak Guna Usaha (HGU) PT. Golden Arm Engineering dan
Contracting Coy. Ltd yang berlokasi di Nagari Lubuk Gadang Timur memiliki luasan lebih kurang 1.937
(seribu sembilan ratus tiga puluh tujuh) hektar akan dijadikan sebagai Botanical Garden (Taman Hutan
Raya).
2.4.2.2 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, diarahkan bagi pengembangan
Taman Nasional (TN), yang ditujukan bagi pengembangan pariwisata, perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, serta pemanfaatannya secara
lestari. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan salah satu TN di Indonesia yang sudah
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 901/Kpts-II/1999 tanggal 14 Oktober 1999.
Pada 7
Juli 2004, TNKS bersama TN gunung Leuser dan TN Bukit Barisan telah ditetapkan sebagai
Cluster World Natural Heritage of Sumatera Tropical Rainforest Heritage of Sumatera (TRHS)
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
27/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 27
A. Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990, taman nasional bersama dengan taman
hutan raya dan taman wisata alam ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai
fungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman satwa dan
tumbuhan serta ekosistemnya dan pemanfaatan secara lestari satwa dan tumbuhan serta
kosistemnya. Untuk itu, taman nasional mempunyai peranan sebagai wahana pendidikan, ilmu
pengetahuan/teknologi, penelitian, budaya, menunjang budidaya, rekreasi dan pariwisata alam.
Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan ekosistem hutan tropis dataran rendah yang masih
utuh dan satu kesatuan ekosistem terakhir di bagian lereng timur Bukit Barisan yang mempunyai
peran sangat penting sebagai perlindungan keanekaragaman hayati dan sumber garam meneral bagi
satwa. Taman Nasional Kerinci Seblat telah dikenal memiliki ponorama yang sangat indah termasuk
keberadaan air terjun, danau dan berbagai potensi wisata alam lainnya. Dalam sejarah pembentukannya,
taman nasional ini merupakan penyatuan dari kawasan-kawasan Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan,
Suaka Margasatwa Rawas Hulu Lakitan-Bukit Kayu Embun dan Gedang Seblat, hutan lindung dan hutan
produksi terbatas di sekitarnya yang berfungsi hidro-orologis yang sangat vital bagi wilayah sekitarnya.
Kelompok hutan tersebut merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Batanghari, DAS Musi dan
DAS wilayah pesisir bagian barat, DAS tersebut sangat vital peranannya terutama untuk memenuhi
kebutuhan air bagi hidup dan kehidupanjutaan orang yang tinggal di daerah tersebut. Mengingat
pentingnya peranan kelompok hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982, bertepatan dengan
Kongres Taman Nasional Sedunia di Bali, gabungan kawasan tersebut diumumkan sebagai Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Gambar 2.3 Salah satu tujuan pengelolaan TNKS adalah sebagai wahana penelitian dan pendidikan
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
28/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 28
Terkait kondisi tersebut Taman Nasional Kerinci Seblat yang yang merupakan bagian
Kabupaten Solok Selatan tersebar di sebagian Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo,
Kecamatan Sangir, Kecamatan Balai Janggo, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Kecamatan
Balai Janggo, Kecamatan Sangir Jujuan dan Kecamatan Kota Parik Gadang Diateh dengan luas
kurang lebih mencapai 66.287 (enam puluh enam ribu dua ratus delapan puluh tujuh) hektar atau 18,46
% dari luas Kabupaten Solok Selatan.
A. Zona Perwilayahan
Pemahaman Taman Nasional sangat penting, khususnya tentang pengelolaan dan pemanfaatan.
Zonasi TNKSmeliputi; Zona Inti, Zona Pemanfaatan dan Zona Rimba, diatur kegiatan-kegiatan yang
disyaratkan dalam masing-masing zona.
1. Zona Inti; perlindungan & pengamanan, inventarisasi potensi kawasan penelitian dan
pengembangan dalam menunjang pengelolaan. (pola pemanfaatan; penelitian dan
pengembangan yang menunjang pemanfaatan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan
penunjang bididaya).
2. Zona Pemanfaatan; perlindungan dan pengamanan, inventarisasi potensi kawasan, penelitian
dan pengembangan dalam menunjang pariwisata alam. (pola pemanfaatan; pariwisata alam dan
rekreasi, penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, pendidikan dan atau
kegiatan penunjang budidaya).
3. Zona Rimba; perlindungan & pengamanan, inventarisasi potensi kawasan,
4. Penelitian dan pengembangan dalam menunjang pengelolaan, pembinaan habitat dan populasi
satwa. (pola pemanfaatan; penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan ,ilmu
pengetahuan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya, wisata alam terbatas). Pembinaan habitat
dan populasi satwa; pembinaan padang rumput, pembuatan fasilitas air minum, dan atau
tempat berkubang/mandi satwa, penanaman dan pemeliharaan pohon pelindung dan sumber
makanan satwa, penjarangan populasi satwa, penambahan tumbuhan dan satwaasli, pemberantasan
jenis tumbuhan dan satwa pengganggu.
TNKS merupakan habitat beberapa satwa endemik yang dilindungi seperti Gajah sumatera
(Elephas maximus), Harimau sumatera (Panthera tigris), Siamang (Hylobates syndactylus), Beruang madu
(Hekarctos malayanus), ditemukan juga berbagai jenis burung diantaranya 5 jenis Burung Rangkong dan
bermacamjenis amfibia dan reptilia. Flora yang ada diantaranya Bunga Bangkai (Amorphohallus titanium),
Raflesia (Raflesia hasselti), serta berbagai jenis pohon penting seperti Meranti (Shorea sp), Damar
(Agathis sp.), dan Bintangur (Calophyllum inophyllum). TNKS telah dikenal memiliki ponorama yang sangat
indah termasuk keberadaan air terjun, danau dan berbagai potensi wisata alam lainnya.
B. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
29/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 29
Kawasan cagar budaya di Kabupaten Solok Selatan ditetapkan untuk melindungi situs
dan nilai budaya yang berkembang dalam kehidupan nagari di Kabupaten Solok Selatan. Kawasan
cagar budaya yang direncanakan di Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai berikut:
1. Kawasan Nagari Seribu Rumah Gadang di Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu.
2. Kawasan Pusat Kerajaan Alam Serambi Sungai Pagu di Nagari Pasir Talang di Kecamatan Sungai
Pagu.
3. Kawasan Rumah Gadang Panjang di Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari.
2.4.2.3 Kawasan Rawan Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Solok Selatan antara lain adalah kawasan
rawan tanah longsor, kawasan rawan banjir, kawasan rawan bencana alam sebagai berikut:
A. Kawasan Rawan Tanah Longsor
Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria kawasan berbentuk lereng yang
rawan terhadap perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah,
atau material campuran. Wilayah Kabupaten Solok Selatan yang rawan akan bencana longsor
merupakan kawasan dengan ketinggian di atas 1.000 m dpl dimana kawasan ini merupakan dataran
tinggi.
Daerah rawan longsor di Kabupaten Solok Selatan terdapat pada seluruh kecamatan di
Kabupaten Solok Selatan, terutama pada:
1. Nagari Pakan Rabaa Utara, Nagari Pakan Rabaa Tengah dan Nagari PakanRabaa Timur di
Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
2. Nagari Sako Pasir Talang dan Nagari Sako Utara pasir Talang di Kecamatan Sungai Pagu.
3. Nagari Alam Pauh Duo dan Nagari Kapau di Kecamatan Pauh Duo.
4. Nagari Lubuk Gadang Selatan, Nagari Lubuk Gadang Timur, dan nagari Lubuk Gadang Utara
diKecamatan Sangir.
5. Bukik Manggiu, Bukik Kingkiang, Bukik Koto Japang di Sangir Jujuan.
6. Nagari Ranah Pantai Cermin di Kecamatan Sangir Batang Hari.
B. Kawasan Rawan Banjir
Kabupaten Solok Selatan termasuk daerah rawan banjir. Banjir di Kabupaten Solok Selatan memiliki
ciri tersendiri berupa banjir yang diikuti dengan tanah longsor yang dalam istilah lokal disebut dengan
Galodo. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Solok Selatan tersebar pada seluruh kecamatan di
Kabupaten Solok Selatan.
2.4.2.4 Kawasan Lindung Geologi
Kawasan lindung geologi merupakan kawasan yang memiliki keunikan baik dari jenis bebatuan,
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
30/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 30
bentang alam, proses geologi maupun kawasan imbuhan air tanah. Untuk kawasan lindung geologi yang
ada di Kabupaten Solok Selatan, tersebar di beberapa kecamatan, diantaranya :
A. Kawasan Cagar Alam Geologi
Kawasan lindung geologi yang direncanakan di Kabupaten Solok Selatan berupa kawasan
keunikan bentang alam yaitu kawasan topografi karst yang berada di sepanjang Nagari Ranah Pantai
Cermin - Abai Lubuk Ulang Aling di Kecamatan Sangir Batang Hari dengan luas kurang lebih 22.000 (dua
puluh dua ribu) hektar.
B. Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi
1. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi
Yang merupakan kawasan rawan gunung berapi adalah Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir
Jujuan dan Kecamatan Pauh Duo. Pada kecamatan ini terdapat kawasan perkampungan yang hanya
berjarak 8 Km dari titik rawan bencana. Gunung berapi di Kabupaten Solok Selatan adalah Gunung
Kerinci yang menjadi batas alam dengan Provinsi Jambi. Daerah yang rawan letusan Gunung Kerinci meliputi
seluruh Kecamatan Sangir dan daerah Pekonina Kecamatan Pauh Duo. Jorong-jorong yang rentan akan
bahaya aliran lava letusan Gunung Kerinci meliputi jorong Letter W, Taluak Aie Putiah, dan Gunuang
Pasia di Nagari Lubuk Gadang Timur, jorong Bukik Malintang, Sungai Padi, dan Timbulun di Nagari
Lubuk Gadang, serta jorong Pincuran Tujuah, Sungai Lambai, dan Liki di Nagari Lubuk Gadang Selatan. Luas
kawasan yang rawan erupsi Gunung Kerinci ini seluas kurang lebih 21.200 (dua puluh satu ribu dua ratus)
hektar.
Seluruh wilayah Kecamatan Sangir rentan bahaya semburan awan panas. Daerah Pekonina di
Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo karena jarak yang dekat dengan Gunung Kerinci juga rentan
akan bahaya semburan awan panas.
2. Kawasan Rawan Gempa Bumi
Kabupaten Solok Selatan termasuk dalam kawasan rawan gempa bumi baik gempa vulkanik
maupun gempa tektonik. Kawasan rawan gempa bumi tektonik terdapat pada kecamatan Koto Parik
Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Pauh Duo. Sedangkan kawasan rawan gempa
bumi vulkanik terdapat di kecamatan Sangir, Pauh Duo dan Sangir Jujuan.
Kabupaten Solok Selatan berada di jalur gempa tektonik. Kawasan rawan bencana alam
diarahkan pada daerah-daerah yang rawan gempa akibat adanya patahan dan sesar. Pengalokasian
ini ditujukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh kegiatan
gempa akibat patahan dan sesar. Diarahkan pengendalian ketat pada wilayah yang berada tepat pada
jalur Sesar Semangko segmen Suliti.
Struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian berupa Sesar Besar Semangko
dengan sesar-sesar ikutannya, lipatan dan kelurusan. Sesar berarah utara-selatan, timur laut - barat
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
31/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 31
daya dan barat laut-tenggara. Di bagian barat laut dan tenggara sumbu lipatan berarah utara -
selatan. Kelurusan umumnya searah dengan sesar Semangko yaitu berarah barat laut tenggara.
Baik sesar Semangko maupun sesar-sesar ikutan lainnya diperkirakan menjadi pengontrol
jalannya larutan metasomatik dan hidrotermal yang jadi pembentuk mineralisasi logam dasar di
Kabupaten Solok Selatan.Kawasan yang terletak di zona patahan aktif terdapat pada kecamatan Koto
Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu dan Kecamatan Pauh Duo.
3. Kawasan Rawan Gerakan Tanah
Kejadian gerakan tanah dapat menimbulkan bencana berupa kerusakan dan kehancuran. Daerah
yang terletak pada zona kerentanan tinggi untuk terkena gerakan tanah, agar dapat dihindari sebagai lokasi
permukiman dan lokasi bangunan. Berdasarkan kondisi tersebut bahwa daerah di Kabupaten Solok
Selatan yang rentan terhadap rawan gerakan tanah terdapat pada Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh,
Kecamatan Sungai Pagu, dan Kecamatan Pauh Duo.
C. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah di Kabupaten Solok Selatan
berupa Kawasan Imbuhan Air Tanah yang merupakan wilayah resapan air yang mampu menambah air
tanah secara alamiah pada cekungan air tanah. Cekungan air tanah pada Kabupaten Solok Selatan terdapat
di Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dan Kecamatan Pauh Duo. Kawasan
yang memberikan perlindungan terhadap air tanah ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci
Seblat dan kawasan hutan lindung.
2.4.2.5 Rencana Kawasan Budidaya
Pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Solok Selatan terdiri atas kawasan hutan
produksi, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan
pertambangan, kawasan peruntukan pariwisata, dan kawasan peruntukan permukiman.
Yang dimaksud dengan kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya manusia, dan sumber daya
buatan. Untuk lebih jelas mengenai kawasan budidaya yang ada di Kabupaten Solok Selatan dapat dilihat
satu persatu dibawah ini:
2.4.2.5.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang dibudidayakan dengan tujuan diambil
hasil hutannya baik hasil hutan kayu maupun non kayu. Kawasan ini merupakan kawasan hutan yang
diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat pada umumnya dan
khususnya pembangunan, mendukung pengembangan industri dan ekspor. Kawasan hutan produksi
meskipun merupakan kawasan budidaya tetapi juga memiliki fungsi perlindungan sebagai daerah
resapan air. Kawasan ini tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan lain, dan harus dikendalikan secara
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
32/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 32
ketat. Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas: kawasan peruntukan hutan produksi terbatas;
kawasan peruntukan hutan produksi tetap; dan kawasan peruntukan hutan produksi yang dapat
dikonversi. Kawasan budidaya kehutanan di Kabupaten Solok Selatan meliputi:
A. Kawasan Hutan Produksi Terbatas
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 tanggal 9 Juni
2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi
Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi kawasan Hutan, Kawasan hutan produksi
terbatas (HPT) yang ada di Kabupaten Solok Selatan yang berada di bagian tengah Kabupaten Solok
Selatan dengan luasan kurang lebih 53.552 (lima puluh tiga ribu lima ratus lima puluh dua) hektar atau
sekitar 14,92 % dari total luas wilayah Kabupaten Solok Selatan.
Kawasan Hutan Produksi Terbatas ini berada di kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kecamatan
Sungai Pagu, Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Batang Hari dan
Kecamatan Pauh Duo. Pemanfaatan Hutan Produksi Terbatas ini sebagian besar merupakan HPH PT.
Andalas Merapi Timber. Hutan produksi terbatas yang berada di luar HPH PT. Andalas Merapi Timber
diperuntukan untuk izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam.
B. Kawasan Hutan Produksi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 tanggal 9 Juni
2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan, Perubahan Fungsi
Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi kawasan Hutan, hutan produksi tetap
dengan luasan kurang lebih 12.995 (dua belas ribu sembilan ratus sembilan puluh lima) hektar atau
sekitar 3,62 % dari total luas wilayah kabupaten Solok Selatan yang tersebar di Kecamatan Sangir Batang
Hari dan Kecamatan Balai Janggo.
C. Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 304/Menhut-II/2011 tanggal 9 Juni
2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Menjadi Bukan Kawasan Hutan, Perubahan
Fungsi Kawasan Hutan dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan Menjadi kawasan Hutan, hutan produksi
yang dapat dikonversi dengann luasan kurang lebih 19.817 (Sembilan belas ribu delapan ratus tujuh
belas) hektar atau sekitar 5,52 % dari total luas wilayah Kabupaten Solok Selatan yang tersebar di
Kecamatan Sangir Batang Hari dan Kecamatan Sangir Balai Janggo. Hutan produksi yang dapat
dikonversi ini dialihfungsikan menjadi kawasan peruntukan perkebunan.
2.4.2.5.2 Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan pertanian merupakan kawasan yang diperuntukan bagi tanaman pangan. Kawasan
peruntukan pertanian ini ditetapkan dengan kriteria:
a. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian;
b. Ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan abadi;
c. Mendukung ketahanan pangan nasional; dan/atau
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
33/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 33
d. Dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat ketersediaan air.
A. Kawasan Peruntukan Pertanian Tanaman Pangan
Kawasan pertanian tanaman pangan, mencakup tanaman padi baik sawah maupun ladang,
dan palawija. Kawasan pertanian meliputi areal pertanian lahan basah dan lahan kering. Areal pertanian
lahan basah lebih dominan tersebar di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, kecamatan Sungai
Pagu, Kecamatan Pauh Duo dan Kecamatan Sangir. Sedangkan pertanian lahan kering lebih dominan
tersebar di Kecamatan Pauh Duo, Kecamatan Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir
Balai Janggo, dan Sangir Batang Hari.
Rencana kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan memiliki luasan kurang lebih
21.740 (dua puluh satu ribu tujuh ratus empat puluh) hektar. Kawasan peruntukan pertanian tanaman
pangan tersebut terdiri atas:
- lahan persawahan dengan luasan kurang lebih 10.598 (sepuluh ribu lima ratus sembilan puluh
delapan) hektar,
- rencana pembukaan cetak sawah baru dengan luasan kurang lebih 4.142 (empat ribu seratus
empat puluh dua) hektar yang tersebar di kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Pauh Duo, Sangir,
Sangir Jujuan dan Sangir Batang Hari;
- lahan tanaman padi gogo dengan luasan kurang lebih 2.000 (dua ribu)hektar,
- lahan tanaman jagung dengan luasan kurang lebih 2.000 (dua ribu) hektar, dan
- lahan tanaman kacang tanah dengan luasan kurang lebih 2.000 (dua ribu) hektar.
- Lahan tanaman pangan dengan luasan kurang lebih 1.000 (seribu) hektar.
Rencana peruntukan kawasan pertanian tanaman pangan dengan melakukan penurunan status
kawasan hutan dari hutan produksi terbatas menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Kandi
Kecamatan Sungai Pagu. Komoditi yang dikembangkan untuk pertanian tanaman pangan meliputi
tanaman padi, jagung, kacang tanah, dan pagi gogo. Komoditi jagung dikembangkan di seluruh
kecamatan dengan sentranya berada di Kecamatan Sangir, Pauh Duo, Sungai Pagu, dan Koto Parik
Gadang Diateh. Lahan persawahan juga dapat ditanami tanaman jagung dengan sistem gilir tanam dengan
tanaman padi.Komoditi kacang tanah dikembangkan di daerah Sungai Aro, Tanggo Aka
(Kecamatan Sangir), Padang Air Dingin, Bidar Alam (Kecamatan Sangir Jujuan), Ranah Pantai
Cermin (Kecamatan Sangir Batang Hari), dan seluruh nagari di Kecamatan Pauh Duo, Sungai Pagu, dan Koto
Parik Gadang Diateh. Seperti halnya komoditi jagung, tanaman kacang tanah juga dapat ditanami pada
kawasan persawahan dengan sistem gilir tanam dengan tanaman padi dan jagung. Untuk sentra tanaman
kacang tanah ditetapkan di Kecamatan Sangir, Sangir Jujuan, dan Sangir Batang Hari. Penetapan ini
disebabkan karena tanaman kacang tanah telah menjadi budaya bagi petani di tiga kecamatan ini.
Komoditi padi gogo dikembangkan di Kecamatan Sangir Batang Hari, Sangir Balai Janggo,
dan Pauh Duo. Daerah ini dikembangkan untuk tanaman padi gogo disebabkan karena faktor ketinggian
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
34/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 34
daerah dan kebutuhan air yang mengandalkan air hujan. Rencana pengembangan kawasan peruntukan
pertanian tanaman pangan dilakukan di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Sungai Pagu yang disertai
dengan rencana pembangunan irigasi. Daerah yang direncanakan untuk pengembangan sawah baru
dengan luasan kurang lebih 4.142 (empat ribu seratus empat puluh dua) hektar yang tersebar di:
a. Nagari Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh seluas 446 Ha.
b. Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo dan Nagari Lubuk Gadang Selatan Kecamatan Sangir seluas
692 Ha.
c. Nagari Lubuk Gadang Timur Kecamatan Sangir seluas 1.079 Ha.
d. Nagari Lubuk Gadang Utara Kecamatan Sangir seluas 232 Ha.
e. Nagari Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan seluas 140 Ha.
f. Nagari Padang Gantiang Kecamatan Sangir Jujuan seluas 190 Ha.
g. Nagari Lubuk Malako Kecamatan Sangir Jujuan seluas 211 Ha.
h. Nagari Padang Limau Sundai Kecamatan Sangir Jujuan seluas 170 Ha.
i. Nagari Ranah Pantai Cermin Kecamatan Sangir Batang Hari seluas 55 Ha.
j. Nagari Dusun Tangah Kecamatan Sangir Batang Hari seluas 257 Ha.
k. Nagari Lubuk Ulang Aling Kecamatan Sangir Batang Hari seluas 361 Ha.
B. Kawasan Peruntukan Pertanian Hortikultura
Kawasan pertanian hortikultura tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Solok Selatan
dengan komoditi sayuran dan buah-buahan dengan rencana luasan kurang lebih 3.337 (tiga ribu tiga
ratus tiga puluh tujuh) hektar. Komoditi sayuran berupa bawang, cabe, kentang, kubis, kacang
panjang, tomat, terong, buncis, ketimun dan kangkung. Komoditi hortikultura berupa alpokat, duku, durian,
jambu biji, jeruk, mangga, manggis, nangka, nanas, pepaya, pisang, rambutan dan sawo. Komoditi
pertanian hortikultura yang menjadi komoditi unggulan Kabupaten Solok Selatan adalah jeruk, manggis,
pisang, kentang, dan biofarmako.
Daerah yang diperuntukan bagi tanaman hortikultura yang menjadi komoditi unggulan Kabupaten Solok
Selatan adalah sebagai berikut:
a. Jeruk
Ada dua varietas jeruk yang direncanakan menjadi komoditi unggulan Kabupaten Solok Selatan
yakni jeruk keprok dan jeruk siam. Daerah yang diperuntukan bagi pengembangan komoditi jeruk ini adalah:
a. Untuk Kecamatan Sangir dikembangkan di Nagari Lubuk Gadang Timur (Golden Arm dan Gunuang
Pasia), Nagari Lubuk Gadang Selatan (Sungai Lambai, Liki, dan Karang Putiah).
Untuk Kecamatan Pauh Duo dikembangkan di Nagari Alam Pauh Duo (Pakan Salasa, Durian Capang Tigo,
Ampalu, dan Pekonina), Nagari Pauh Duo Nan Batigo (Pinang Awan dan Bukik Sikumpa), Nagari Luak Kapau,
dan Nagari Kapau Alam Pauh Duo. Untuk Kecamatan Sungai Pagu dikembangkan di Nagari Pasir Talang.
Untuk Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dikembangkan di Nagari PakanRabaa Utara dan Pakan Rabaa
Timur.
b. Manggis
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
35/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 35
Komoditi manggis dikembangkan di Nagari Ranah Pantai Cermin Kecamatan Sangir Batang Hari, Nagari Lubuk
Malako dan Bidar Alam Kecamatan Sangir Jujuan, serta Nagari Pakan Rabaa Utara dan Pakan Rabaa
Timur di Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
d. Pisang
Komoditi pisang dikembangkan di Kecamatan Sangir (Wonorejo dan Bangun Rejo Nagari Lubuk Gadang
Selatan), Kecamatan Sungai Pagu (Nagari Bomas Koto Baru, Koto Baru, dan Pasir Talang Timur), dan
Kecamatan Pauh Duo (Sungai Duo Nagari Luak Kapau).
e. Kentang
Untuk tanaman kentang dan tanaman dataran tinggi seperti kol, wortel, dan bawang dikembangkan di
Kecamatan Sangir (Golden Arm Nagari Lubuk Gadang timur, dan Bangun Rejo Nagari Lubuk Gadang
Selatan) dan Kecamatan Pauh Duo di daerah Pekonina.
f. Biofarmako
Komoditi biofarmako yang dapat dikembangkan di Kabupaten Solok Selatan meliputi lengkuas, kapulaga,
dan jamur. Lengkuas dikembangkan di Nagari Pakan Rabaa Utara Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh,
kapulaga di Nagari Pakan Rabaa Timur Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, dan jamur di Kecamatan
Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir.
C. Kawasan Peruntukan Perkebunan
Kawasan perkebunan di Kabupaten Solok Selatan didominasi oleh komoditi kelapa sawit,
karet, kayu manis dan teh. Kawasan perkebunan ini umumnya berada di bagian timur Kabupaten Solok
Selatan yang dikelola oleh perusahaan besar baik perusahaan swasta nasional maupun BUMN milik
negara. Kawasan tanaman perkebunan, diarahkan bagi pengembangan komoditas-komoditas unggulan
wilayah (kakao, kopi, karet, teh, dan kayu manis), dengan mempertimbangkan optimalisasi pemanfaatan
lahan.
Hingga akhir tahun 2010, kawasan perkebunan memiliki luasan 99.887 Ha yang terdiri dari
perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Perkebunan Besar swasta/ nasional dengan luas 59.367 Ha
dan perkebunan rakyat dengan luas 40.520 Ha. Perkebunan ini tersebar di Kecamatan Sangir, Kecamatan
Pauh Duo, Kecamatan Sangir Jujuan, Kecamatan Sangir Batanghari dan Kecamatan Balai Janggo. Dari
59.367 Ha luas kawasan perkebunan, baru 39.190 Ha atau 66,01 % dari total luas perkebunan
besar yang telah berproduksi dan dikelola oleh 7 perusahaan dengan tiga komoditi yakni teh, kelapa sawit,
dan karet.
Perkebunan rakyat yang terdapat di Kabupaten Solok Selatan mempunyai luas 40.520 Ha
tersebar di seluruh kecamatan. Komoditi dari perkebunan rakyat ini meliputi Karet, kelapa, kopi, kakao, kayu
manis (cassia vera), pinang, enau, nilam, cengkeh, gardamon, dan kelapa sawit. Kawasan yang
diperuntukan bagi rencana kawasan perkebunan terutama perkebunan besar dengan luasan kurang
lebih 46.552 (empat puluh enam ribu lima ratus lima puluh dua) hektar. Kawasan yang diperuntukan
bagi kawasan perkebunan ini merupakan rencana penurunan status kawasan hutan yang direncanakan
sampai pada akhir tahun rencana.
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
36/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 36
D. Kawasan Peruntukan Peternakan
Kawasan peternakan merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi peternakan dan atau
padang penggembalaan ternak untuk berbagai jenis hewan ternak. Jenis ternak yang diusahakan
oleh masyarakat di Kabupaten Solok Selatan terdiri dari ternak besar, ternak kecil, dan unggas.
Ternak besar dan kecil meliputi: sapi, kerbau dan kambing. Sedangkan unggas antara lain meliputi
ayam dan itik.
Arahan pengembangan kawasan peternakan yang ada dikembangkan pada seluruh
kecamatan yang ada di kabupaten Solok Selatan, mengingat potensi yang adapun menyebar di
hampir disetiap Kecamatan. Khusus di daerah yang memiliki kawasan perkebunan seperti di
Kecamatan Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo, dan Sangir Batang Hari, pengembangan ternak
dilakukan dengan mengintegrasikan tanaman dan ternak. Untuk 3 kecamatan ini ternak sapi akan
diintegrasikan dengan komoditi kelapa sawit dan karet.
Daerah yang direncanakan untuk pengembangan sapi, kerbau, dan kambing mencakup seluruh
kecamatan. Khusus untuk Kecamatan Sangir Jujuan, Sangir Balai Janggo, dan Sangir Batang Hari, ternak sapi
diintegrasikan dengan perkebunan sawit dan karet. Kawasan yang direncanakan akan menjadi sentra
sapi berada di Bangun Rejo dan Jorong Sungai Lambai Nagari Lubuk Gadang Selatan Kecamatan Sangir,
Jorong Tandai dan Jorong Bukit Malintang Nagari Lubuk Gadang Timur, Sungai Duo Nagari Luak Kapau
Kecamatan Pauh Duo, dan Sungai Kunyit Kecamatan Sangir Balai Janggo. Sentra ternak kerbau direncanakan
berada di Kecamatan Sangir Balai Janggo dan Sangir Batang Hari. Daerah sentra ternak kambing
direncanakan di Kecamatan Pauh Duo dan Sangir Batang Hari.
Untuk ternak unggas, ayam pedaging direncanakan dikembangkan di Kecamatan Koto Parik
Gadang Diateh, Sungai Pagu, Pauh Duo, Sangir, Sangir Balai Janggo, dan sangir Batang Hari. Ayam
petelor dikembangkan di Kecamatan Sungai Pagu, Pauh Duo, dan Sangir. Sedangkan ayam buras
dikembangkan di seluruh kecamatan. Untuk sentra unggas direncanakan berada di Kecamatan Pauh Duo
dan Sangir Batang Hari.
2.4.2.5.3 Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan perikanan darat di Kabupaten Solok Selatan berada di perairan darat (sungai dan airpermukaan) termasuk arus deras, merupakan potensi yang saat ini belum optimal dimanfaatkan untuk
kegiatan ekonomi masyarakat. Luasan kawasan perikanan yang ada di Kabupaten Solok Selatan yaitu
lebih kurang 205 (dua ratus lima) hektar. Sub sektor perikanan darat merupakan sub sektor yang
sangat menjanjikan untuk masa yang akan datang. Pengembangan kawasan perikanan yakni perikanan darat
yang dikembangkan di kolam, sungai, dan keramba.
Jenis ikan yang direncanakan pengembangannya di Kabupaten Solok Selatan meliputi:
a. Ikan nila, dikembangkan di seluruh kecamatan.
b. Ikan mas, dikembangkan di seluruh kecamatan.
c. Ikan lele, dikembangkan di seluruh kecamatan.
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
37/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 37
d. Ikan bawal, dikembangkan di Kecamatan Pauh Duo.
e. Ikan patin, dikembangkan di Kecamatan Sangir Batang Hari.
f. Belut, dikembangkan di Kecamatan Pauh Duo dan Sangir
Daerah yang dikembangkan menjadi sentra ikan berada di Kecamatan Pauh Duo, Sungai Pagu,
Koto Parik Gadang Gadang Diateh, Sangir dan Sangir Batang Hari. Pilihan lima kecamatan ini karena didukung
ketersediaan air sungai yang memadai.
Rencana pengelolaan untuk kawasan perikanan di Kabupaten Solok Selatan adalah dengan
mengembangkan perikanan unggulan pada setiap lokasi yang memiliki potensi pengairan untuk
perikanan. Penambahan rencana kawasan peruntukan perikanan dalam wilayah kabupaten Solok
selatan dengan luasan kurang lebih 205 (tiga ratus dua puluh lima) hektar yang tersebar di:
- Jorong Balun Nagari Pakan Rabaa Tengah Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh dengan luas 43
hektar,
- Jorong Mato Aia Nagari Bomas Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu dengan luas 13 hektar,
- Jorong Ujung Jalan Nagari Luak Kapau Kecamatan Pauh Duo dengan luas 64 hektar.
- Jorong Rawang Nagari Ranah Pantai Cermin Kecamatan Sangir Batang Hari 15 hektar.
- Jorong Kapalo Koto Nagari Abai Kecamatan Sangir Batang Hari 15 hektar.
- Jorong Durian Tarung Jujutan Nagari Lubuk Gadang Kecamatan Sangir 55 hektar.
2.4.2.5.4 Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawasan pertambangan merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan
yang secara ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup bahan tambang golongan A, B, dan
C. Pada dasarnya penambangan adalah proses pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Semakin besar eksploitasi sumber daya alam akan semakin besar pula
gangguan terhadap keseimbangan lingkungan dengan demikian kemungkinan terjadinya degradasi
semakin besar pula, metoda penambangan akan mempengaruhi besar kecilnya perubahan terhadap
bentang alam. Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan dengan kriteria:
a. Memiliki sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair, atau gas berdasarkan
peta/data geologi;
b. Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan
pertambangan secara berkelanjutan; dan/atau
c. Merupakan bagian proses upaya merubah kekuatan ekonomi potensial menjadi kekuatan
ekonomi riil.
Kabupaten Solok Selatan memiliki potensi panas bumi yang tersebar di Kecamatan Koto
Parik Gadang Diateh, Kecamatan Sungai Pagu, Kecamatan Pauh Duo, dan Kecamatan Sangir. Rencana
pemanfaatan panas bumi diarahkan untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
dan peruntukan lainnya.
2.5 Sosial dan Budaya
-
8/13/2019 BAB II Gambaran Umum Wilayah Final Revisi (Dari Ni Vivi Final)
38/48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013
Pokja Sanitasi Kabupaten Solok Selatan II- 38
2.5.1 F