bab ii kajian literatur a. kajian teori 1. pengertian...

44
7 BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judul Pengertian dari judul “Desain Interior Kids Space di Surakarta” adalah sebagai berikut : Desain Interior menurut D. K. Ching (2002:46) : “Interior design is the planning, layout and design of the interior space within buildings. These physical settings satisfy our basic need for shelter and protection, they set the stage for and influence the shape of our activities, they nurture our aspirations and express the ideas which accompany our action, they affect our outlook, mood and personality.The purpose of interior design , therefore, is the functional improvement, aesthetic enrichment, and psychological enhancement of interior space.”, yang artinya, desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan ruang dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar akan naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan, disamping itu sebuah desain interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian. Oleh karena itu tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan peningkatan psikologi ruang interior. Kids merupakan kata dalam Bahasa Inggris yang berarti anak-anak. Menurut The Minimum Age Convention Nomor 138 tahun 1973, pengertian tentang anak adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke bawah. Sebaliknya, dalam Convention on The Right Of the Child tahun 1989 yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah. Sementara itu, UNICEF mendefenisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan Undang-undang Perkawinan menetapkan batas usia 16 tahun (Huraerah, 2006: 19).

Upload: buicong

Post on 05-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

7

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Judul

Pengertian dari judul “Desain Interior Kids Space di Surakarta” adalah sebagai

berikut :

Desain Interior menurut D. K. Ching (2002:46) :

“Interior design is the planning, layout and design of the interior space within

buildings. These physical settings satisfy our basic need for shelter and protection,

they set the stage for and influence the shape of our activities, they nurture our

aspirations and express the ideas which accompany our action, they affect our

outlook, mood and personality.The purpose of interior design , therefore, is the

functional improvement, aesthetic enrichment, and psychological enhancement of

interior space.”,

yang artinya, desain interior adalah sebuah perencanaan tata letak dan perancangan

ruang dalam di dalam bangunan. Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar akan

naungan dan perlindungan, mempengaruhi bentuk aktivitas dan memenuhi aspirasi

dan mengekspresikan gagasan yang menyertai tindakan, disamping itu sebuah desain

interior juga mempengaruhi pandangan, suasana hati dan kepribadian. Oleh karena itu

tujuan dari perancangan interior adalah pengembangan fungsi, pengayaan estetis dan

peningkatan psikologi ruang interior.

Kids merupakan kata dalam Bahasa Inggris yang berarti anak-anak. Menurut

The Minimum Age Convention Nomor 138 tahun 1973, pengertian tentang anak

adalah seseorang yang berusia 15 tahun ke bawah. Sebaliknya, dalam Convention on

The Right Of the Child tahun 1989 yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia

melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang

berusia 18 tahun ke bawah. Sementara itu, UNICEF mendefenisikan anak sebagai

penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Undang-Undang RI Nomor

4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka

yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah. Sedangkan Undang-undang

Perkawinan menetapkan batas usia 16 tahun (Huraerah, 2006: 19).

Page 2: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

8

Maka, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rentang usia anak terletak pada

skala 0 sampai dengan 21 tahun. Penjelasan mengenai batas usia 21 tahun ditetapkan

berdasarkan pertimbangan kepentingan usaha kesejahteraan sosial, kematangan

pribadi dan kematangan mental seseorang yang umumnya dicapai setelah seseorang

melampaui usia 21 tahun.

Space merupakan sebuah kata dalam Bahasa Inggris yang berarti ruang.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang :

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk

ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tepat manusia dan makhluk lain

hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :

Ruang adalah sela - sela antara dua (deret) tiang atau sela - sela antara empat tiang (di

bawah kolong rumah).

Natural menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :

Bersifat alam; alamiah; bebas dari pengaruh; bukan buatan; asli; dapat dipakai untuk

warna apa saja.

Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di Propinsi Jawa Tengah.

Persisnya, terletak di bagian Selatan. Areal wilayah merupakan daerah penghubung

antara Propinsi Jawa Timur, DIY, Jawa Barat, maupun DKI Jakarta.

Jadi Desain Interior Kids Space dengan Konsep Natural di Surakarta

merupakan perencanaan tata ruang dan perancangan ruang dalam bangunan yang

bersifat commercial space difungsikan sebagai fasilitas bermain untuk anak-anak, di

mana anak-anak dapat melakukan semua kegiatan yang mereka gemari dengan fungsi

edukasi dengan menghadirkan konsep natural atau alami di Surakarta.

2. Tinjauan Kota Solo

a. Kondisi Geografis

Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan

sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan

pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut.

Dengan Luas sekitar 44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15″ – 110

45` 35″ Bujur Timur dan 70` 36″ – 70` 56″ Lintang Selatan. Kota Surakarta

dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo,

Page 3: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

9

Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan Solo pada jaman dahulu sangat

terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas perdagangannya.

Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar

dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten

Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah

Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah

selatan adalah Kabupaten Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah

Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan.

3. Tinjauan Demografis Kota Solo

Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2010 adalah 503.421 jiwa, terdiri

dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, yang tersebar di lima kecamatan yang

meliputi 51 kelurahan dengan daerah seluas 44,1 km2. Perbandingan kelaminnya

96,06% yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka

ketergantungan penduduknya sebesar 66%. Catatan dari tahun 1880 memberikan

cacah penduduk 124.041 jiwa. Pertumbuhan penduduk dalam kurung 10 tahun

terakhir berkisar 0,565 % per tahun. Tingkat kepadatan penduduk di Surakarta adalah

11.370 jiwa/km2, yang merupakan kepadatan tertinggi di Jawa Tengah (kepadatan

Jawa Tengah hanya 992 jiwa/km2).

Jika dibandingkan dengan kota lain di Indonesia, kota Surakarta merupakan

kota terpadat di Jawa Tengah[1] dan ke-8 terpadat di Indonesia, dengan luas wilayah

ke-13 terkecil, dan populasi terbanyak ke-22 dari 93 kota otonom dan 5 kota

administratif di Indonesia.

4. Tinjauan Kawasan Rekreasi Kota Solo

Selain surga bagi wisata kuliner, sebagai kota budaya kota Solo tentu saja juga

memiliki beragam stok wisata budaya. Salah satu wisata budaya yang dapat dinikmati

setiap malam adalah pertunjukan wayang orang. Gedung wayang orang berada di

komplek Taman Hiburan Rakyat Solo.

Page 4: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

10

Telah lama pertunjukan wayang orang ini menjadi agenda rutin komplek THR

Solo. Wayang rang Sriwedari pernah mengalami masa jaya pada tahun 70-an. Namun

sekarang jumlah pengunjung tinggal dapat dihitung dengan jari.

Selain itu dikomplek Taman Hiburan Sriwedari terdapat arena bermain

dimana didalamnya terdapat beberapa mainan, seperti komedi putar, halilintar, bom-

bom car dan lain sebagainya.

5. Karakter yang terdapat pada anak-anak

a. Ceria

Anak-anak erat kaitannya dengan keceriaan. Suasana ceria dapat mendukung

perkembangan anak, khususnya dalam hal psikis dan emosional. Visualisasi

keceriaan juga dapat merangsang daya imajinasi dan kreatifitas anak. Pada

umumnya visualisasi keceriaan identik dengan warna-warna primer yang cerah

serta bentuk-bentuk primer yang mudah diingingat oleh anak.

b. Aktif dan kreatif

Usia anak-anak memang keadaan di mana seseorang ingin mencoba dan

mengeksplorasi sesuatu disekelilignya. Dalam usia ini anak juga sudah sewajarnya

dikenalkan pada bentuk-bentuk dasar serta diajarkan untuk membuat sesuatu yang

baru untuk mengasah kretifitas dan ketrampilannya.

c. Curious

Curious atau memiliki rasa ingin tahu yang tinggi merupakan salah satu karakter

yang dimiliki oleh anak-anak. Pada umumnya dalam usia anak-anak seseorang

terdorong untuk selalu mencari tahu lebih dalam tentang hal-hal yang ada di

sekitarnya serta mencoba hal-hal baru.

d. Mudah meniru

Dalam usia ana-anak seseorang cenderung mudah menirukan perilaku yang ada di

sekitarnya, namun sering kali belum dapat membedakan baik dan buruk. Maka dari

itu anak-anak memerlukan contoh perilaku maupun perkataan yang baik dari

siapapun yang berada di dekatnya. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam

perkembangan anak untuk masa depannya.

Page 5: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

11

6. Tinjauan Tentang Permainan Anak

Sejarah Teori Bermain

Gagasan bahwa anak-anak belajar melalui bermain dimulai dari konsep Friedrich

Wilhelm Froebel (1782-1852), yang membangun sistem sekolahnya pada nilai

pendidikan bermain. Froebel percaya bahwa perkembangan alami terjadi melalui

bermain. Sejak itu, sebagian besar program bermain anak usia dini telah dimasukkan

ke dalam kurikulum mereka atau membuat bermain sebagai bagian utama dari

kurikulum.

Montessori melihat keterlibatan aktif anak-anak dengan bahan dan lingkungan siap

sebagai sarana utama melalui mana mereka menyerap ilmu dan belajar .

John dewey juga menganjurkan dan mendukung pembelajaran aktif dan percaya

bahwa anak-anak belajar melalui kegiatan bermain berdasarkan kepentingan mereka .

Ia merasa bahwa bermain membantu mempersiapkan anak-anak untuk pekerjaan

dewasa.

Piaget percaya bahwa bermain mendukung skema kognitif dan merupakan sarana

anak-anak membangun pengetahuan tentang dunia mereka. Menurut Piaget, melalui

keterlibatan aktif, anak-anak belajar tentang hal-hal dan sifat fisik benda;

mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan dan peran mereka di dalamnya; dan

memperoleh matematika logis pengetahuan - penomoran, seriation, klasifikasi, waktu,

ruang, dan nomor. ( Early Childhood Education Today, 274)

Vygotsky melihat interaksi sosial yang terjadi melalui bermain sangat penting untuk

perkembangan anak-anak. Dia percaya bahwa anak belajar melalui interaksi sosial

dengan bahasa lain dan kemampuan sosial ( misalnya, kerjasama dan kolaborasi) yang

mendukung dan menambah kemampuan kognitif mereka. Dilihat dari perspektif

Vgotsky, orang dewasa bermain dengan anak sama pentingnya ketika mereka bermain

dengan teman-teman mereka.

Dunia pendidikan saat ini sangat dipertanggungjawabkan, terkadang mungkin guru

berfikir bahwa bermain tidak penting untuk membantu anak belajar konsep dasar dan

keterampilan. Namun, para ahli Vygotskian Bodrova Elena dan Deborah Leong

berpendapat persuasif dalam artikel mereka “The Importance of Being Playful”

bahwa guru bisa dan harus menggunakan bermain sebagai sarana belajar anak. ( Early

Childhood Education Today, 275)

Page 6: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

12

Arti Bermain

“Bermain” (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti

utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakukan

untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau

kewajiban.

Piaget menjelaskan bahwa bermain “terdiri atas tanggapan yang diulang untuk

sekedar kesenangan fungsional.” Menurut Bettelheim kegiatan bermain adalah

kegiatan yang “tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain

sendiri dan tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan dalam realitas luar”.

Bermain secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kategori, aktif dan

pasif(hiburan).

Pada semua usia anak melakukan permainan aktif dan pasif. Proporsi waktu yang

dicurahkan ke masing-masing jenis bermain itu tidak bergantung pada usia, tetapi

pada kesehatan dan kesenangan yang diperoleh dari masing-masing kategori.

Meskipun umumnya permain aktif lebih menonjol pada masa awal kanak-kanak dan

permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu tidak selalu

benar. Sebagai contoh, anak kecil mungkin lebih menyukai menonton televisi

ketimbang bermain aktif karena mereka belum belajar permainan yang disukai teman

sebayanya, dan akibatnya mereka tidak diterima sebagai anggota kelompok teman

sebaya. (Perkembangan Anak Jilid 1 : 320)

Pengembangan Aktivitas Bermain

a. Bermain diluar ruangan

Bermain diluar ruangan biasanya lebih banyak menimbulkan suara dan lebih

banyak membutuhkan kekuatan fisik. Bermain membutuhkan lebih banyak ruang,

dimana anak dapat berlari, melompat, dan menggunakan sepeda maupun

kndaraan lain.

Bentuk kegiatan bermain di luar ruangan terdiri dari kegiatan memanjat, lari,

melompat, berayun dan jumpalitan.

Page 7: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

13

Alat-alat yang dipergunakan diluar baisanya bersifat menantang tetapi aman

sehingga terhindar dari perasaan frustasi.

b. Bermain didalam ruangan

Bermain didalam ruangan biasanya sedikit lebih tenang dan ruangannya lebih

luas. Ruang didalam sebaiknya dirancang dan ditata sedemikian rupa sehingga

dapat dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan, apabila sekaligus terjadi

masing-masing pusat kegiatan tersebut mengganggu. Masing-masing kegiatan

memiliki ruangan dan alat-alat sendiri.

Umumnya ditempat hiburan bermain anak-anak biasanya jarang yang

memfasilitasi sarana fungsi edukasi atau tempat belajar. Namun biasanya fasilitas

yang ada adalah sarana untuk bermain dengan menggunakan meja, kegiatan

bermainnya disebut kegiatan meja. Materi yang dimainkan dalam kegiatan ini

adalah mengembangkan ketrampilan gerakan halus dan koordinasi mata

mengembangkan keterampilan gerakan halus dan koordinasi mata dan tangan.

Alat atau materi dalam pusat ini adalah :

1. Alat permainan menara gelang ganda bentuk bulat, segi empat, segitiga, dan

segi enam. Dengan alat permainan ini anak-anak akan mengenal konsep

warna, bentuk, dan ukuran.

2. Lego mainan yang bisa dibongkar pasang. Dengan memainkan alat permainan

ini anak belajar tentang bentuk, warna jumlah, posisi benda.

3. Puzzles (mainan bongkar pasang). Yang paling sederhana adalah papan bentuk

( lingkaran, segi empat, segitiga, oval, bintang dan sebagainya). Model puzzle

lain adalah suatu gambar tertentu yang kemudian dipotong-potong, setelah

gambar tersebut ditebarkan dimeja, anak diminta menyatukannya kembali.

4. Alat permainan yang bersifat konstruksi, misalnya : balok meja, alat

permainan lazy, yaitu unutk mengembangkan kreatifitas. Dengan permainan

tersebut anak dapat menyusun suatu bentuk tertentu, dapat dengan contoh atau

berdasarkan kreasinya sendiri.

5. Games sejumlah permainan yang sederhana juga termasuk dalam pusat ini,

games tersebut antara lain meliputi domino, lotto, ular tangga, dan sebagainya.

Page 8: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

14

Tahapan Perkembangan Bermain

1. Tahap Eksplorasi

Hingga bayi berusia sekitar 3 bulan, permainan mereka terutama terdiri atas

melihat orang dan benda serta melakukan usaha acak untuk menggapai benda

yang diacungkan di hadapannya. Selanjutnya, mereka dapat mengendalikan

tangan sehingga cukup memungkinkan bagi mereka untuk mengambil,

memegang, dan mempelajari benda kecil. Setelah mereka dapat merangkak atau

berjalan, mulai memperhatikan apa saja yang berada dalam jarak jangkauannya.

2. Tahap Permainan

Bermain barang mainan dimulai pada tahun antara 5-6 tahun. Pada mulanya anak

hanya mengeksplorasi mainannya. Antara 2 dan 3 tahun, mereka membayangkan

bahwa mainannya mempunyai sifat hidup – dapat bergerak, berbicara, dan

merasakan. Dengan semakin berkembangnya kecerdasan anak, mereka tidak lagi

menganggap benda mati sebagai sesuatu yang hidup dan hak ini mengurangi

minatnya pada barang mainan. Faktor lain yang mendorong penyusutan minat

dengan barang mainan ini adalah bahwa permainan itu sifatnya menyendiri

sedangkan mereka menginginkan teman.”

3. Tahap Bermain

Setelah masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam. Semula, mereka

meneruskan bermain dengan barang mainan, terutama bila sendirian, selain itu

mereka merasa tertarik dengan permainan, olah raga, hobi, dan bentuk permainan

matang lainnya.

4. Tahap Melamun

Semakin mendekati masa puber, mereka mulai kehilangan minat dalam

permainan yang sebelumnya disenangi dan banyak menghabiskan waktunya

dengan melamun. Melamun, yang merupakan ciri khas anak remaja, adalah saat

berkorban, saat mereka menganggap dirinya tidak diperlakukan dengan baik dan

tidak mengerti oleh siapapun. (Perkembangan Anak Jilid 1 : 324)

Kegiatan Bermain yang Umum di Masa Kanak-Kanak

1. Bermain Aktif

Bermain aktif adalah bermain yang kegembiraannya timbul dari apa yang

dilakukan anak itu sendiri. Kebanyakan anak melakukan berbagai bentuk bermain

Page 9: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

15

aktif aktif, tetapi banyaknya waktu yang digunakan dan banyaknya kegembiraan

yang akan diperoleh dari setiap permainan sangat bervariasi. (Perkembangan

Anak Jilid 1 : 327)

2. Bermain Bebas dan Spontan

Bermain bebas dan spontan merupakan bentuk bermain aktif yang merupakan

wadah anak-anak untuk melakukan apa, kapan, dan bagaimana mereka ingin

melakukannya. Tidak ada kaidah dan peraturan. Anak-anak terus bermain selama

kegiatan itu menimbulkan kegembiraan dan kemudian berhenti bila perhatian dan

kegembiraan dari permainan itu berkurang.

Rangsangan yang membangkitkan bermain bebas dan spntan adalah segala

sesuatu yang baru dan berbeda dalam lingkungan atau mainan yang terutama

dirancang untuk eksplorasi.

(Perkembangan Anak Jilid 1 : 328)

3. Bermain Konstruktif

Bermain konstruktif adalah bentuk bermain dimana anak-anak menggunakan

bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan bermanfaat melainkan

lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperolehnya dari membuatnya. Pada

mulanya, kebanyakan bermain konstruktif adalah reproduktif. Anak

memproduksi obyek yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-sehari atau dalam

media massa ke dalam bentuk konstruksinya.

Anak kecil akan senang dengan apa saja yang dapat dibuatnya dan dengan bangga

menunjukannya kepada orang lain. (Perkembangan Anak Jilid 1 : 330)

4. Mengeksplorasi

Terdapat perbedaan jenis kelamin dalam hal eksplorasi. Anak laki-laki lebih

sering mengerjakannya ketimbang anak perempuan. Apabila anak perempuan

melakukan eksplorasi, mereka mungkin kurang berpetualang ketimbang anak

laki-laki, lebih dekat dengan rumah, dan lebih banyak diawasi orang dewasa. Hal

ini karena kegiatan bermain anak perempuan lebih dibatasi ketimbang anak laki-

laki. (Perkembangan Anak Jilid 1 : 332)

Karakteristik Eksplorasi di Masa Kanak-Kanak

Page 10: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

16

Perencanaan dan Pengorganisasian

Lingkungan terpencil

Perilaku kelompok lawan perilaku sendiri

Bimbingan dan Pengarahan

(Perkembangan Anak Jilid 1 : 333)

7. Hiburan

Hiburan merupakan bentuk permainan pasif, tempat anak memperoleh kegembiraan

dengan usaha minimum dari kegiatan orang lain.

Bagi beberapa anak hiburan lebih menyenangkan ketimbang bermain aktif, tetapi bagi

yang lain berlaku sebaliknya. (Perkembangan Anak Jilid 1 : 334)

Sumbangan Penting Hiburan bagi Penyesuaian Anak

Hiburan merupakan sumber pengetahuan yang penting.

Dari hiburan anak belajar kata-kata dan bagaimana menggunakannya untuk

berkomunikasi dengan orang lain.

Dengan mengidentifikasikan diri dengan tokoh di media massa, anak-anak

mengembangkan wawasan sosial yang akan membantu mereka menyesuaikan

diri dengan kehidupan sosial.

Hiburan memenuhi kebutuhan dan kenginan anak yang tidak dapat dipenuhi

situasi hidup sebenarnya.

Untuk mampu menikmati berbagai macam hiburan anak harus belajar

memusatkan perhatian, mengingat, dan menalar. Ini membantu perkembangan

kecerdasannya.

Banyak bentuk hiburan yang menyediakan bahan kreativitas dan mendorong

anak untuk menggunakannya dalam melakukan sesuatu yang orisinal.

(Perkembangan Anak Jilid 1 : 335)

Page 11: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

17

8. Tinjauan Umum Perancangan

(Kids Space di Surakarta)

a. Tentang Kids Space

1. Definisi Kids Space

Kids Space (bahasa Inggris) artinya sebuah ruang atau wadah bagi anak-anak

prasekolah. Kids Space merupakan sebuah fasilitas ruang hiburan bermain

anak-anak yang menerapkan fungsi edutaiment, dan anak-anak dapat

melakukan semua kegiatan yang mereka gemari.

Kids Space menyediakan berbagai program-program unik untuk

mengembangkan kreatifitas anak dengan sistem bermain sambil belajar.

Sasaran kelompok bermain Kids Space adalah anak usia 2-4 tahun dan anak

usia 4-6 tahun.

2. Fungsi dan Tujuan Kids Space

Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, DiplPsych., anak berumur

3-5 tahun memerlukan pengasuhan dan bimbingan yang baik agar muatan

kreativitasnya dapat diberdayakan secara optimal. Pada skala umur ini anak

mudah menyerap segala informasi yang ada disekitarnya.

Sistem belajar sambil bermain merupakan cara terbaik yang dapat diberikan

kepada anak usia 3-5 tahun dengan penyesuaian perkembangan dan

kemampuan masing-masing anak.

Fungsi Kids Space diantaranya :

1. Mengembangkan dan mengasah ketrampilan fisik lewat berbagai

permainan.

2. Melatih anak agar dapat menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan

lingkungannya.

3. Sebagai fasilitas hiburan yang menerapkan fungsi edutaiment untuk anak

usia prasekolah.

Tujuan Kids Space :

Memberikan fasilitas hiburan bemain sambil belajar untuk anak-anak usia pra

sekolah dengan menyediakan berbagai program-program unik dan pengetahuan

sederhana sekaligus membantu anak mengembangkan berbagai potensi baik

psikis dan fisik. Merangsang tumbuh kembang anak secara terpadu melalui

Page 12: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

18

program unik yang interaktif, mengajak anak untuk bereksplorasi secara aktif,

sehingga anak dapat menggali kreativitas, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Anak-

anak pun dapat bermain sekaligus belajar. Pada umumnya tujuan tersebut yaitu

mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk

hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3. Kegiatan dan Ruang Kids Space

Agar program unik yang interaktif dapat berjalan dengan optimal, maka ruang

pendidikan pra sekolah diharapkan dapat ( Harianti,1995) :

1. Menciptakan situasi pendidikan yang memberi rasa aman dan

menyenangkan bagi anak.

2. Memberikan kegiatan perseorangan kepada anak-anak sesuai minat dan

tahap perkembangan, disamping kegiatan kelompok maupun klasikal agar

anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Semua kegiatan

tersebut harus diberikan mengingat setiap anak adalah unik dalam arti

berbeda keadaan fisik (gerak / motorik kasar dan halus), psikis ( moral,

perasaan dan kecerdasan) dan tingkat perkembangannya.

3. Cara belajar anak menggunakan prinsip bermain sambil belajar karena cara

belajar anak yang paling efektif adalah dengan bermain. Dalam bermain

anak dapat mengembangkan otot besar dan halusnya., meningkatkan

penalaran dan memahami keberadaan lingkungannya, membentuk daya

imajinasi.

Dengan demikian dibutuhkan kualitas suasana ruang yang memadai dan

sesuai kebutuhan bagi perkembangan anak-anak tersebut. Kebutuhan anak

dalam ruang adalah memperoleh rasa bebas, aman, rangsang, nyaman dan

hangat. (Eilleen, 1998 : 169)

Rasa bebas maksutnya anak-anak tidak menentukan kesulitan untuk

beraktivitas dalam ruang. Rasa aman maksudnya lingkungan fisik memberi

rasa aman ketika melakukan kegiatan (tidak merasa dirinya selalu berada

dalam suasana yang tegang, menakutkan).

Nyaman maksudnya mampu mengkondisikan seorang anak untuk tetap

beraktivitas selama ia mau dan mampu untuk melakukannya. Rangsang

diartikan bahwa ruang hendaknya mampu hadir sebagai faktor eksternal

yang dapat membantu proses perkembangan potensi anak melalui kegiatan-

kegiatan kreatifnya.Rangsang hendaknya mampu menjadi sumber gagasan,

Page 13: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

19

imajinasi bagi anak-anak. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna

Interior Terhadap Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-

Kanak, Surabaya; Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas

Kristen Petra Surabaya).

“Learning by Playing and Experiencing within a hommy situation (Feels

Like Home)” adalah metode yang digunakan dalam mendidik, mengasuh,

dan mengembangkan kegiatan belajar bagi anak. Dengan metode belajar

sambil bermain atau bermain seraya belajar dalam situasi hommy anak-anak

dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki secara optimal tanpa

rasa takut ataupun terpaksa.

Adapun beberapa kegiatan bermain sambil belajar di Kids Space beserta

penempatan kegiatan tersebut :

1. Ruang Bermain Indoor

Kegiatan didalam ruang utama ini mengacu pada anak-anak untuk

bermain bebas, atau beraktivitas sosial bersama teman lainnya.

Kegiatan tersebut antara lain adalah, Fun Science yang terdiri dari

pengenalan pengetahuan sederhana, Water Play yaitu mengenalkan

anak tentang sifat benda cair, Sand box yaitu area bermain pasir, dan

Play Things merupakan area workshop untuk anak-anak menciptakan

sesuatu sesuai dengan kemampuan mereka menggunakan lego, play

doh, bloks, dan membuat kerajinan lain.

2. Ruang Konsultasi Anak

Ruang konsultasi anak merupakan program pengembangan mental anak

lewat konsultasi psikiater anak.

3. Café & Lounge

Café & Lounge merupakan ruang penunjang yang terdapat dalam Kids

Space sebagai fasilitas tambahan untuk para pendamping ketika anak-

anak sedang bermain, sehingga anak-anak dapat bermain dengan bebas.

4. Kamar Mandi Anak

Mengajarkan anak agar mandiri dalam pentingnya menjaga kebersihan

dan merawat diri, salah satu contoh pembelajarannya, anak di didik

secara mandiri dalam pengarahan pengajar agar dapat bertindak sendiri

dan memahami hal-hal yang perlu dilakukan dalam upaya merawat diri.

5. Ruang Perawatan

Page 14: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

20

Ruang khusus untuk ibu-ibu yang sedang menyusui anaknya.

4. Syarat permainan dalam kegiatan belajar di Kids Space

Ada persyaratan permainan yang baik untuk anak menurut Drs. H. Zulkifli L

(1987,h.58), yaitu :

1. Bongkar pasang

Alat permainan sebaiknya yang mudah dibongkar pasang (built in).

2. Mengembangkan daya fantasi

Alat permainan sebaiknya bersifat mudah dibentuk dan dirubah-ubah,

karena sangat sesuai untuk mengembangkan daya fantasinya. Misalnya,

bak pasir, tanah liat, kertas-gunting dan lainnya.

3. Tidak berbahaya, baik dari bahan maupun bentuknya

Bahan permainan setidaknya mengedepankan keamanan bagi para

penggunanya, yaitu anak-anak. Pemilihan material dan finishing dan

dimensinya disesuaikan dengan mengedepankan keamanan dan fungsi

mainan tersebut.

Macam-macam Perkembangan Anak

a. Perkembangan Fisik

Anak mengembangkan ketrampilan fisiknya dan dapat bereksplorasi terhadap

lingkungan tanpa bantuan dari orang tuanya.

Perkembangan fisik ditandai dengan berkembangnya kemampuan motorik,

yang dideskripsikan sebagai berikut :

Usia Kemampuan Dasar Motorik Kemampuan Motorik Khusus

2-4 tahun 1. Naik turun tangga

2. Meloncat dengan kaki

3. Melempar bola

1. Menggunakan crayon

2. Menggunakan benda / alat

3. Meniru bentuk / orang

4-6 tahun 1. Meloncat

2. Mengendarai sepeda

anak

3. Menangkap bola

4. Bermain olahraga

1. Menggunakan pensil

2. Menggambar

3. Memotong dengan gunting

4. Menulis huruf cetak

Tabel 2.1. Perkembangan Fisik Anak-Anak

Sumber Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,

Dr. H. Syamsu Yusuf (2003,h.163)

Page 15: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

21

b. Perkembangan Intelektual

Tahapannya adalah pra-operasional yaitu anak belum mampu menguasai

mental secara logis. Anak mampu berimajinasi dan berfantasi mengenai

berbagai hal, dapat menggunakan kata-kata, peristiwa dan benda untuk

mengembangkan hal lainnya.

c. Perkembangan Bahasa

Usia 2-4 tahun, anak sudah menggunakan kalimat majemuk serta anak

kalimatnya, tigkat berfikir sudah lebih maju (sering bertanya sebab-akibat).

d. Perkembangan Sosial

Pada masa ini, anak sudah mulai mengetahui aturan, mulai dapat mematuhi

peraturan tersebut, mulai menyadari hak dan kepentingan orang lain. Anak

mulai bermain dengan anak-anak lainnya.

Kematangan penyesuaian sosial anak akan semakin terbantu bila mendapatkan

pendidikan pada fasilitas pendidikan pra sekolah. Pendidikan pra sekolah

memberikan peluang terhadap anak untuk belajar memperluas pergaulan dan

belajar berdisiplin.

e. Perkembangan Fantasi

Masa dongeng dimana anak suka sekali mendengarkan cerita kehidupan yang

lucu, cerita raja-raja dan lainnya. Fantasi dapat dipergakan sebagai hiburan,

memudahkan anak dalam menerima pelajaran dan membentuk budi pekerti

karena ia terdorong meniru dan berbuat seperti yang ia baca atau dengar.

f. Pekembangan Bermain

Usia pra sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktu

luang anak diisi dengan kegiatan bermain.

g. Perkembangan Kepribadian

Berkembangnya kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan dan

tanggung jawab.

Havighurst dalam Development task and Education, menuliskan tugas

perkembangan untuk masa kanak-kanak dini (lahir sampai 6 tahun), adalah :

belajar berjalan, belajar makan-makanan padat, belajar berbicara, belajar

mengendalikan pembuangan sampah tubuh, belajar membedakan jenis

kelamin dan kesopanan seksual, mancapai stabilitas fisiologis, membentuk

konsep sederhana, mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar berhubungan

emosional dengan orang tua, saudara kandung dan orang lain, belajar

Page 16: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

22

membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta mengembangkan

nurani. (Hurlock, 1993)

Hurlock (1993:38) membagi perkembangan anak dalam periode masa kanak-

kanak dini (2 tahun sampai 6 tahun), usia pra sekolah. Pada periode ini anak

berusaha mengendalikan lingkungan dan mulai dapat belajar dengan

menggunakan pemikirannya (kemampuan abstraksi), misalnya anak mulai

dapat mengingat simbol-simbol dan membayangkan benda-benda yang tidak

nampak dihadapannya.

Pada anak usia pra sekolah, persepsi visual menjadi lebih efektif dan anak

dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Lingkungan awal yang ber[eran dalam perkembangan anak usia prasekolah

menurut Bronfrenbenner (1979) adalah lingkungan rumah dan lingkungan luar

rumah. Skema berikut menjelaskan lingkungan awal yang memperngaruhi

perkembangan anak usia prasekolah.

Lingkungan kelas mempunyai nilai tertentu bagi anak didik dalam konteks

desain interior ruang secara psikologis dapat memotivasi dan merangsang

anak untuk bermain sambil belajar sesuai dengan peerkembangan mereka.

(Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna Interior Terhadap

Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-Kanak, Surabaya;

Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra

Surabaya).

9. Tinjauan Khusus Perancangan

(Kids Space di Surakarta)

a. Pelaku kegiatan

1. Kegiatan Pendidikan

Anak usia 2-4 tahun, dan anak usia 4-6 tahun.

Tutor / Karyawan

Pengantar / pendamping

2. Kegiatan Pengelolaan

Manager

Staf pengelola Supervisor

Leader

Page 17: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

23

Karyawan

Sekretaris

Bendahara

Humas

Sarana Prasarana

Kasir

Receptionist

Staf Operasional Koki

Teknisi

Bidang Kebersihan

3. Kegiatan Pelayanan

Cafe & Lounge

Psikolog Anak

b. Aktivitas

William Fowler “Infant & Child Care” dalam buku A Guide to Education in Group

Setting (1980 : 21), aktifitas utama pendidikan pra sekolah antara lain :

1. Perawatan yang mendasar

2. Permainan

3. Perencanaan atau rangkaian pengetahuan

B. TINJAUAN INTERIOR

1. Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang-ruang pada pendidikan pra sekolah menurut Joseph De Chiara &

Michael J. Crosbie, Time Saver Standarts For Building, Types (4th edition), 2001 h.

371, terdiri atas

1. Class Room

De Porter menjelaskan bahwa faktor penataan ruang kelas merupakan kunci untuk

menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Pemilihan jenis perabotan,

penataan, warna, pencahayaan, musik, visual poster, gambar, temperatur,

tanaman, kenyamanan, dan suasana hati secara umum merupakan kunci

Page 18: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

24

menciptakan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun mental (De

Porter dkk, 2000 : 67)

2. Discovery Area

Area ini disebut pula sebagai area permainan pasir dan air. Tempat ini merupakan

tempat dimana anak-anak bereksperimen dan mengembangkan kreativitasnya

dengan bahan-bahan alam yang tersedia. Lantai dekat dengan bak pasir atau bak

air, sebaiknya dipilih bahan yang kedap air dan bila memungkinkan disediakan

floor drain sehingga dapat lebih mudah dibersihkan.

3. Art Area

Pada area ini anak-anak dapat menggambar atau melukis, melakukan kerajinan

tanah liat dan lainnya. Area seni sebaiknya diletakkan dekat dengan discovery

area dan harus memiliki lantai yang mudah dibershikan. Dalam ruang ini juga

harus menyediakan bak cuci tangan (sink) yang terbuat dari stainlessteel. Bukan

air (keran) pada bak cuci tangan sebaiknya terletak pada ketinggian kira-kira 55-

66 cm dari permukaan lantai, sehingga mudah dijangkau oleh anak.

4. Blocks Building Area

Merupakan area permainan dimana anak bermain membangun dan membuat

sesuatu dari balok-balok.

5. Toilet

Letak toilet sebaiknya berdekatan dengan ruang kelas sehingga anak tidak

membuang waktu untuk mencapai toilet.

2. Sirkulasi

Sirkulasi ruang mengarah dan membimbing perjalanan atau tapak yang terjadi dalam

ruang. Sirkulasi memberi kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi ruang.

(Pamudji Suptandar, 1999, h.114)

Menurut Le Corbueser, suatu sirkulasi yang terorganisir secara baik antara satu

dengan yang lain dihubungkan dengan sistem lalu lintas yang berkesinambungan,

semua ruang dianalisa, disesuaikan dengan perkembangan atau perubahan-perubahan

yang bisa terjadi dalam kehidupan, kegemaran penghuni dan masyarakat yaitu jalan

pintas (langsung) kebiasaan dalam sistem sirkulasi (Suptandar, 1999, h. 114)

Menurut Pamudji Suptandar, 1999, hal. 119-120, hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam perancangan sirkulasi dalam ruang :

Page 19: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

25

1. Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan didalam ruang, maka faktor yang

sangat penting adalah perancangan sirkulasiyang ada didalam ruangan itu.

2. Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang didalamnya mempengaruhi

dimensi ruang, organisasi ruang, ukuran, sirkulasi ruang, letak serta bukaan

jendela dan pintu.

3. Dimensi ruang dalam sangat ditentukan oleh aktivitas manusia dan dipengaruhi

skala dan proporsi manusia itu sendiri.

4. Modul perancangan ruang ke ruang dan bangunan merupakan faktor utama,

dimana faktor-faktor yang mempengaruhi modul tersebut adalah bahan-bahan

bangunan dan teknik pelaksanaan.

5. Pencapaian ruang-ruang hendaknya diberi identitas yang jelas dimana hal ini

berhubungan erat dengan sistem organisasi ruang.

Dalam perancangan sirkulasi ada beberapa bentuk dari lorong dengan metode

perencanaannya yaitu mengikuti pola-pola sirkulasi antar ruang. Bentuk-bentuk

pola sirkulasi tersebut, antara lain :

Nama Pola Sirkulasi Gambar Keterangan

Linear 1. Jalan Lurus

2. Jalan melengkung

3. Memotong jalan lain

4. Bercabang-cabang

5. Membentuk Loop

Semua jalan adalah linear. Jalan

yang lurus dapat menjadi unsur

pengorganisir yang utama untuk

satu deretan ruang-ruang.

Jalan dapat melengkung atau

terdiri dari segmen-segmen,

memotong jalan lain,

bercabang-cabang dan

membentuk kisaran / loop.

Radial

Bentuk radial memiliki jalan

yang berkembang dari atau

berhenti pada sebuah pusat.

Page 20: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

26

Spiral Pola bentuk spiral adalah suatu

jalan yang menerus yang

berasal dari titik pusat, berputar

mengelilinginya dengan jarak

yang dapat berubah.

Grid Bentuk grid terdiri dari jalan-

jalan sejajar yang saling

berpotongan pada jarak yang

sama dan menciptakan bujur

sangkar atau kawasan-kawasan

segi empat.

Network Suatu bentuk jalan yang terdiri

dari beberapa jalan yang

menghubungkan titik tertentu

didalam ruang.

Komposit Suatu kombinasi alur jalan-

jalan linear, radial, spiral, grid,

dan network.

Tabel 2.2. Pola-Pola Sirkulasi

(Sumber : Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Susunannya, 1999. h. 271)

3. Organisasi Ruang

Menurut (Suptandar, 1982 : 38) pencapaian dari ruang luar ke ruang dalam hendaknya

mempunyai identitas yang jelas, dan pencapaian semacam ini bisa berhubungan erat

dengan sistem organisasi ruang seperti yang disimpulkan sebagai berikut :

a. Kegiatan manusia sebagian besar dilakukan di dalam ruang maka faktor yang

sangat penting adalah perancangan sirkulasi dalam ruang.

b. Fungsi ruang ditentukan oleh kegiatan manusia yang terjadi di dalamnya dan ini

akan mempengaruhi dimensi dalam ruang, ukuran, sirkulasi, letak serta bukaan

jendela dan pintu-pintu.

c. Dimensi suatu ruang selain ditentukan oleh aktivitas manusia juga dipengaruhi

Page 21: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

27

oleh skala dan proporsi.

d. Modul dalam desain dan bangunan merupakan faktor yang utama. Ada beberapa

modul yaitu modul dasar, modul manusia, modul fungsi, sub modul,

perencanaan, multi modul dan faktor yang mempengaruhi modul adalah bahan

bangunan dan teknik pelaksanaan.

e. Pencapaian ruang luar dan ruang dalam hendaknya diberi identitas yang jelas.

Menurut Francis D.K Ching ada lima macam perorganisasian ruang, yaitu:

1. Organisasi terpusat

Gambar 2. 1 Organisasi ruang Terpusat

(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

Merupakan komposisi terpusat yang dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang

pusat yang besar dan dominan. Organisasi terpusat bersifat stabil. Kelebihannya

adalah memiliki pusat kegiatan atau orientasi dengan efisiensi dan efektivitas yang

tinggi serta menciptakan kofigurasi keseluruhan ruang yang secara geometris teratur

dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih. Kelemahannya adalah karena

bentuknya teratur harus cukup ruang untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder

di sekitarnya.

2. Organisasi linier

Gambar 2. 2 Organisasi ruang Linear

(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

Organisasi linier terdiri dari sederetan ruang yang berhubungan langsung satu sama

lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah.

Page 22: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

28

Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip dalam hal

ukuran, bentuk dan fungsinya.

3. Organisasi radial

Gambar 2. 3 Organisasi ruang Radial

(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

Organisasi jenis radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun linier.

Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan, dimana sejumlah organisasi-

organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya.

Organisasi radial adalah sebuah bentuk ekstrovert yang mengembang ke luar ruang

lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dan

menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau benda-benda lapangan

lainnya.

Kelebihannya adalah mudah menyesuaikan kondisi lingkungan. Kelemahannya

adalah membutuhkan banyak ruang.

4. Organisasi cluster

Gambar 2. 4 Organisasi ruang Cluster/ Mengelompok

(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan sebagai dasar

untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.

Sering kali penghubungnya terdiri dari sel-sel ruang yang berulang dan memiliki

fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual seperti halnya bentuk dan

orientasi. Suatu organisasi cluster dapat juga menerima ruang-ruang yang berlainan

Page 23: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

29

ukuran, bentuk, dan fungsinya tetapi berhubungan satu dengan yang lain

berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri atau menurut sumbu.

5. Organisasi grid

Gambar 2. 5 Organisasi ruang Grid

(sumber, Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya,1999,h.205)

Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posi-posisinya

dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola grid tiga dimensi atau

dengan bidang.

Suatu grid dibentuk dengan menetapkan sebuah pola teratur dari titik-titik yang

menentukan pamer-pamer dari dua pasang garis sejajar. Suatu organisasi grid dapat

memiliki hubungan bersama, walaupun berbeda dalam ukuran, bentuk atau fungsi.

4. Elemen Pembentuk Ruang

1. Aspek Lantai

Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan lantai adalah :

2. Fungsi Lantai

3. Sifat lantai

4. Karakter lantai

5. Konstruksi lantai

(Drs. Djoko Panuwun, 1997)

Syarat perencanaan lantai dengan anak sebagai pengguna utamanya adalah :

1. Seluruh permukaan lantai harus non slip (anti selip atau anti licin), hal ini

berkaitan dengan kenyataan bahwa sifat licin adalah penting, karena bahaya

secara psikologis. Hal ini berlaku untuk keseluruhan bagian ruang.

Page 24: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

30

2. Lantai harus tidak kasar, meskipun non slip lantai tidak boleh kasar.

3. Ambang pintu dan perubahan kecil dalam kenaikan sebisa mungkin dihindari.

(Joseph De Ciara, 1990)

Kebutuhan keluasan lantai setiap kelas untuk anak usia prasekolah adalah 20-25 m2

(24-30 yd2) untuk 30-40 anak, tapi ukuran idealnya untuk 20 anak. Pada ruang kelas

yang umum setiap anak memerlukan luas lantai 1,5 m2 (16 ft2) lebih baik kalau

2m2 (2,4 yd2).

(Drs. Yan Dianto, 1991)

2. Aspek Dinding

Tuntutan yang harus dipenuhi dinding pada ruang-ruang publik antara lain mudah

pemeliharaannya, mampu meredam suara, menunjang aspek dekoratif, tahan terhadap

kelembapan, memperlihatkan kesan atau sifat ruangan tertentu yang sesuai dengan

sistem pencahayaan atau penghawaan, baik secara alami maupun buatan. ( Suptandar,

1995)

Faktor-faktor dalam merencanakan dinding yang perlu diperhatikan adalah :

1. Fungsi dinding

2. Sifat dinding

3. Karakter dinding

4. Konstruksi dinding

(Drs. Djoko Panuwun, 1997)

Seluruh permukaan dinding hendaknya menggunakan bahan yang halus, tidak

licin, dan mudah dibersihkan serta mempunyai kemampuan untuk menyerap bunyi

dengan baik. (Neufert, 1995)

Porsi terbesar dari dinding ruang kelas dan ruang bermain indoor sebaiknya

menggunakan permukaan dengan material yang lembut, dari tekstur yang tak

beraturan. Kesegaran dinding baik material maupun bentuknya akan merangsang emosi

dan persepsi anak. Maka diperlukan variasi dengan desain yang menarik, sederhana,

dan selektif. (Fowler, 1980 : 107)

Suara anak yang meninggi karena ekspresi emosional mereka, membutuhkan

dindin yang menyerap suara anak, maupun suara-suara lain yang mengganggu.

(Fowler, 1980 : 107)

Page 25: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

31

Sebaiknya ketinggian dinding massif (tembok bata) tidak dibuat mencapai

ceilling, melainkan diteruskan dengan dinding kaca pada bagian atasnya, setinggi mata

orang dewasa, agar orang dewasa dapat mengamati anak yang beraktifitas didalamnya.

(Fowler, 1980 : 101)

Tinggi ruangan kelas tergantung dari keadaan penerangan pada siang hari dan

hubungannya dengan faktor-faktor luar yang lain (bangunan lain, kebun, dan lain-lain).

Untuk ruangan selebar 6-8 meter (20-26 ft) tingginya 3,25-3,75 m (10 ft 8 in – 12 ft 4

in) (Drs. Yan Dianto, 1991 : 3)

3. Aspek Ceiling

Ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandang

normal manusia, berfungsi sebagai pelindung atap sekaligus sebagai pembentuk

ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. (Pamudji Suptandar, 1999, h. 161)

Penggunaan material ceiling secara umum yaitu dengan ciri-ciri : mudah

perawatannya, dapat digunakan sebagai bahan akustik, tahan terhadap suhu dan

kelembapan, menunjang aspek dekoratif, mempunyai variasi bentuk dan warna.

(Rida Darmawan, 2002, h. 12)

Material yang biasa digunakan :

1. Gypsumboard

Merupakan bahan yang muda dipasang, mempunyai bobot yang ringan dan

kemampuan menyerap suara dan mudah dibersihkan. Lembaran gypsum memiliki

ukuran standar 1200 mm x 2400 mm.

Bahan ini dapat dipasang dengan rangka yang terbuat dari kayu ataupun metal.

2. Multipleks

Multipleks yang digunakan untuk ceiling biasanya dengan ketebalan 4 mm. ukuran

standar multipleks adalah 1200 mm x 2400 mm.

(Tabloid RUMAH edisi 13-1/9 Juli – 22 Juli 2003, h. 18)

Page 26: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

32

5. Aspek Furnitur dan Antropometri Pengguna

1. Syarat Furniture untuk Anak.

Syarat furniture untuk anak sebagai pengguna utama, menurut Rida Darmawan,

2002, h.12 antara lain :

a. Memenuhi tuntutan ergonomis anak kecil

b. Memiliki bentuk yang tidak membahayakan seperti bentuk lengkung dan sudut

tumpul dan mempunyai variasi bentuk dan warna.

c. Menggunakan bahan yang tidak mengandung racun, tahan lama dan ringan,

mudah dipindahkan. Bila memungkinkan dapat digunakan sebagai media

permainan (mutlifungsi).

2. Ukuran Furnitur (Ergonomi furnitur)

Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat temperamen dan ukuran-

ukuran manusia, agar dapat hidup nyaman dan puas dalam melakukan kegiatan-

kegiatan, merasakan keindahan hidup. Semua unsur menyangkut kondisi fisik

atau kenikmatan yang bersangkutan dengan intensitas organ manusia dipelajari

dan dijadikan sebagai standar. (Suptandar, 1995 : 31)

Penggabungan dai berbagai disiplin ilmu yaitu : fisiologi, anatomi, kedokteran,

psikologi fisiologi, psikologi eksperimental, fisika serta teknik menerapkan usaha

penyerasian pekerjaan dan lingkungan. Maka furnitur pada umumnya harus

dirancang untuk menanggulangi keluhan-keluhan tersebut yang disesuaikan

dengan kebutuhan seseorang dalam aktifitas pasif maupun dinamis.

Anak tentu saja lebih mudah ketika area belajar dan bermainnya diorganisasikan

dengan skala ukuran anak dengan furnitur dan alat-alat yang diatur dengan

meminimalkan kekacauan atau kerusakan yang lebih memberikan kebebasan

bergerak. (Fowler, 1980 :270)

Furniture yang praktis dan fungsional diperlukan dalam ruang untuk bermain,

sebaiknya mudah dibersihkan untuk dirapikan kembali. Praktis bukan berarti

kaku dan menyulitkan kebebasan gerak anak (Tate, Smith, Harper & Row, 1986;

113-114).

Tuntutan ergonomi untuk dimensi furnitur tentunya bervariasi, karena

bervariasinya usia anak. Sebaiknya menggunakan furnitur (terutama meja dan

kursi) dengan usia anak, sehingga setiap anak dapat dengan mudah meletakkan

kaki diatas lantai dalam posisi yang nyaman, jika furniture untuk anak yang lebih

Page 27: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

33

muda terlalu besar untuk kenyamanannya, itu patut melepas kaki beberapa meja

kursi (cut down) (Fowler, 1980 : 270)

Bahan atau perabot untuk anak-anak harus terbuat dari bahan yang ringan, namun

kuat supaya tidak mudah hancur atau patah. Untuk setiap sudut furniturnya pun

harus tumpul untuk keamanan anak-anak itu sendiri. Sebisa mungkin semua

perabotan diberi pengaman atau pelapis yang empuk dari bahan yang ringan dan

estetis.

Syarat furnitur untuk anak sebagai pengguna utama, menurut Rida Darmawan,

2002, h. 12 antara lain :

a. Memenuhi tuntutan ergonomis anak kecil.

b. Memiliki bentuk yang tidak membahayakan seperti bentuk lengkung dan

sudut tumpul dan mempunyai variasi bentuk dan warna.

c. Menggunakan bahan yang tidak mengandung racun, tahan lama, dan ringan,

mudah dipindahkan. Bila memungkinkan dapat digunakan sebagai media

permainan (multifungsi).

No. Ukuran Usia (th) Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

45-50

50-52

25-30

30-32

100

30

28-3015

3015-38

2-3

3-6

2-3

3-6

2-6

2-6

3-4

5-8

Tinggi meja

Tinggi meja

Tinggi kursi

Tinggi kursi

Tinggi loker

Tinggi loker

Tinggi toilet

Tinggi toilet

Tabel 2.3 Ukuran Furniture Anak

3. Dimensional anak

- Tinggi badan anak usia pra sekolah menurut http:www.balitaanda.com/b-tb-

rata.html (dari usia 3-5 tahun) adalah:

Usia Tinggi (cm)

3 tahun 96,0

4 tahun 103,5

5 tahun 109,0

Tebel 2. 4 Tinggi badan anak usia 3-5 tahun

Page 28: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

34

(Sumber : http:www.balita-anda.com/b-tb-rata.html)

- Tinggi badan anak usia pra sekolah (usia 5-6 tahun) menurut Dasar-Dasar

Arsitektur karangan Drs. Yan Dianto, adalah :

Usia Tinggi (cm)

5 tahun 111,8

6 tahun 116,8

Tabel 2.5 Tinggi anak usia 5-6 tahun

(sumber : Dasar-Dasar Arsitektur,1988.h.2)

- Tinggi posisi duduk, tinggi permukaan meja dan jangkauan anak pada usia

pra sekolah menurut Data Arsitek karangan Ernest Neufert edisi 2 (alih

bahasa Ir.Sjamsu Amril), yaitu

Gambar 2.6 Tinggi posisi duduk, tinggi pemukaan meja dan jangkauan anak

usia 3-5 tahun

(sumber : Data Arsitek, 1993, h.132)

4. Dimensional furniture

Gambar 2.7 Dimensi furniture bagi anak pra sekolah

(sumber : Time Saver Standarts for Building, Types (4th edition) Joseph

Chiara & Michael J.Crosbie

Page 29: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

35

5. Lay out Furniture

(Drs. Yan Dianto, 1991)

Layout dapat dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Penentuan daerah aktifitas

b. Daerah aktif, memiliki frekuensi aktifitas tinggi dan bersifat cepat

c. Daerah pasif, memiliki frekuensi aktifitas rendah dan bersifat lebih lambat.

d. Bentuk kegiatan

e. Ukuran gerak untuk memperhitungkan ruang atau jarak yang dibutuhkan oleh

sikap gerak atau kegiatan manusia.

Layout furnitur mengikuti perencanaan umum ruang (Pile, 1988). Jadi bila

beberapa area permainan yang mempunyai kedekatan karakteristik dijadikan

satu dalam ruangan, maka dengan layout yang berbeda akan mampu

membedakan kegiatan masing-masing area.

Perabot yang dibutuhkan (Built in Equipment) dalam tempat pendidikan anak

prasekolah adalah :

a. Sink

b. Display counter

c. Work banches

d. Paper trays

e. Filling cases

f. Book cases

g. Cupboard

h. Locker

(John E. Nichols, etc, 1956 : 275-276)

Penataan furniture yang tepat akan menimbulkan perasaan nyaman bagi murid yang

melakukan aktivititas belajar dalam suatu ruangan. Dalam buku School Progresive

Architecture Library oleh Lawrence B. Perkins dan Walter D.Cocking (1957, h.28 –

49), terdapat beberapa alternatif penataan furniture pada ruang kelas :

a. Penataaan dengan bentuk berderet-deret rapi dari depan ke belakang dan

samping membutuhkan area 1 m2 per murid.

Page 30: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

36

Gambar 2.8 Penataan meja dan kursi secara formal

(sumber : School Progresive Architecture Library,1957,h.48)

b. Penataan dengan bentuk lingkaran dan tertutup, sehingga murid yang satu

melihat murid yang lain. Penataan bentuk ini membutuhkan area sekitar 1,5

m2 per murid.

Gambar 2.9 Penataan meja dan kursi secara melingkar dan tertutup

(sumber : School Progresive Architecture Library,1957,h.48)

c. Penataan kursi berderet rapi ke arah belakang dan samping dengan

menggunakan meja yang langsung menempel pada kursi. Penataan ini

membutuhkan ± 0.5 m2 per murid

Gambar 2.10 Penataan meja dan kursi secara berderet

(sumber : School Progresive Architecture Library,1957,h.49)

d. Penataan meja dan kursi belajar saling digabungkan membentuk suatu meja

baru yang lebih besar dengan 4 kursi yang saling berhadapan. Model ini

membutuhkan area 1 m2 per murid

Page 31: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

37

Gambar 2.11 Penataan meja yang digabungkan

(sumber : School Progresive Architecture Library,1957,h.49)

e. Penataan kursi secara melingkar dengan memberi jarak antara kursi satu

dengan lainnya. Sifatnya terbuka dan memerlukan area ± 0,75 m2 per murid.

Gambar II.12.Penataan kursi secara melingkar

(sumber : School Progresive Architecture Library,1957,h.49)

f. Penataan kursi berbentuk lingkaran dengan radius yang lebih kecil dan dalam

1 ruang terdiri dari beberapa kelompok kursi berbentuk lingkaran. Model ini

membutuhkan area ± 0.75 m2 per murid

Gambar 2.13 Penataan kursi secara melingkar dengan radius yang kecil

(sumber : School Progresive Architecture Library,1957,h.49)

Page 32: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

38

6. Aspek Interior System

1. Pencahayaan

Ada 2 macam pencahayaan yaitu : Pencahayaan Alam (Natural ligthing) dan

Pencahayaan Buatan (Artificial lighting). Penerangan menggunakan pencahayaan

alami pada siang hari yaitu sinar matahari sangat berpengaruh pada sebuah kelas.

Dinding tempat jendela utama menggunakan kolom dari batu bata dan sedikit

penompang untuk mendapatkan cahaya matahari yang merata dan tidak

menyilaukan.

Pencahayaan rendah 0,60-0,80 m (2 ft-2 ft 8 inch), agar cahaya dapat mencapai

lantai ruangan maka jendela sebaiknya tidak mempunyai ambang yang tidak terlalu

tinggi. Untuk mengatasi silau yang disebabkan oleh cahaya yang berlebihan pada

keadaan tertentu (karena awan tinggi, dll) dapat digunakan alat pengatur cahaya

yang juga berfungsi sebagai penyerap panas.

Penggunaan cahaya buatan diperlukan dalam beberapa aktivitas dan keadaan,

terutama untuk ruang serbaguna apabila digunakan untuk acara seni pertunjukan

dan pertemuan.

Pada aktivitas tertentu cahaya harus dikontrol batas kecerahan cahaya, warna

penempatan dan kualitasnya, baik secara alami maupun buatan dapat menjawab

kebutuhan psikologis yang memedai dan harus mampu menciptakan suasana

khusus (Mangunwijaya, 1991). Kebutuhan kuat penerangan pada bangunan lv

sekolah dengan spesifikasi aktivitasnya membaca, belajar, mengajar, menulis

adalah :

Tinggi

Ruang

Kuat Penerangan

Nominal

Jenis Ruang Kebutuhan

Lampu

Sampai

3 m

Sampai 200 Lux Ruang

Tunggu

Ruang

Makan

Lampu biasa ≤ 100

Watt

Lampu biasa > 100

Watt

Lampu biasa ≤100

Watt

Lampu pemantul

Page 33: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

39

Sampai

3 m

Sampai 500 Lux Kantor

Ruang

pengajaran

Ruang rapat

Perpustakan

Ruang masuk

Lampu TL

Lampu TL

Lampu biasa ≤ 100

Watt

Lampu biasa > 100

Watt

Lampu TL

Lampu pijar

halogen ≤ 250 W

Lampu TL

Lampu biasa ≤ 100

Watt

Lampu biasa > 100

Watt

Lampu TL

Lampu pijar

halogen ≤ 250 W

Tabel 2.6 Kebutuhan penerangan pada bangunan sekolah

.(Sumber : Materi Fisika Bangunan, 2003)

2. Penghawaan

Ventilasi tergantung pada orientasi dan penempatan suatu bangunan. Letak

ventilasi yang baikadalah terletak pada dearah yang arah mata angin keluar dari

bangunan. Biasanya lubang ventilasi harus berfungsi menukar udara secra cepat

tanpa mempengaruhi suhu pada dinding. Penggunaan ventilasi sebaiknya

menyilang dengan tidak memakai saluran.

Umumnya 6 m3 (240 ft3 ) udara yang diperlukan oleh setiap anak-anak, oleh

karena itulah hendaknya pertukaran udara dalam kelas harus dapat bertukar paling

tidak 3 sampai 5 kali dalam satu jam.

Page 34: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

40

Kenyamanan udara tergantung dari temperatur udara, temperatur benda –benda

sekitar, kelembaban relative dan pergerakkan udara. Kelembaban relatif sekitar 40-

45 %. Kenyamanan udara berbeda untuk setiap kegiatan, yaitu :

Pekerjaan ringan duduk 21 -23o C

Pekerjaan ringan berdiri 19 – 21o C

Pekerjaan berat duduk 18 – 19o C

Pekerjaan berat berdiri 15 – 17o C. (Suptandar, 1995)

Kebutuhan udara untuk anak-anak dalam ruang kelas adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.7 Kebutuhan udara untuk anak-anak

Sumber : (Yan Dianto, 1991)

Table pergantian udara bersih:

Jenis Arus udara bersih

M3 /menit / orang

Volume Ruang

(M3) / orang

Kantor kecil

Kamar mandi & Ruang

bermain

Ruang perundingan

Ruang pertunjukan

Sekolah untuk anak-anak

Klinik umum

Kamar tidur (ruang

istirahat)

0,8

0,4

0,7

0,4

0,8

0,9

0,8

30

15 – 20

5,5 – 7

5,5 – 8,5

5,5 – 7

5,5 - 8,5

10,5 - 14

Tabel 2.8 Pergantian udara bersih

(Sumber : YB.Mangunwijaya, 1988:147)

Ruang udara yang

disediakan

untuk setiap anak

Kebutuhan udara untuk

setiap anak per menit

3,00 m2

6,00 m2

9,00 m2

15,00 m2

0,8 m2

0,6 m2

0,48 m2

0,31 m2

Page 35: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

41

Menurut Pamuji Suptandar, ventilasi dapat melaui jendela, pintu, dinding yang

berlubang, buka-bukaan dan sebagainya. Untuk memperoleh keuntungan yang

maksimal, persyaratan yang lvii dibutuhkan umumnya dengan tinggi ambang 0,9 m

di atas lantai (ketinggian jendela). Suptandar, 1995 : 27.

3. Akustik

Kontrol terhadap gangguan suara sangat penting karena anakanak sering

mengeluarkan suara–suara berisik. Gangguan suara akan mempengaruhi

ketenangan konsntrasi suatu aktivitas yang terjadi. Batas sakit pendengaran

manusia adalah 130 foon (sekitar 130db atau 1000Hz).

Berikut adalah tabel tingkat kebisingan suara, yang dapat digunakan sebagai dasar

penanganan desain akustik suatu ruang, yaitu:

Jenis Desibel Efek suara

Jet tinggal landas

Tembakan meriam

120 – 130 Menulikan

Sonic Boom

Music orchestra

forttisimo

Band rock

100 – 120 Menulikan

Truk tanpa knalpot

Bising lalu lintas

Sempritan polisi

80 – 100 Sangat keras

Kantor yang bising

Mesin tik

Radio pada umumnya

60 -80 Keras

Rumah yang bising

Percakapan pada

Umumnya

Radio yang pelan

40 – 60 Sedang

Kantor pribadi

Rumah yang tenang

Percakapan yang tenang

20 – 30 Lemah

Gemerisik daun 10 – 20 Sangat lemah

Page 36: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

42

Bisikan

Nafas manusia

Tabel 2.9 Tingkat kebisingan suara

Sumber : Akustik Lingkungan, Leslie L.Doelle

Dalam penanganan desain akustik dalam ruangan, ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan secar akustik, seperti yang tertulis

dalam materi kuliah Fisika Bangunan II (2003), diantaranya adalah :

a) Bentuk bidang pembatas ruang yaitu : dinding, lantai dan langitlangitnya.

b) Bahan bidang pembatas ruang Di bagi menjadi 2:

Penyerapan nada – nada tinggi Menggunakan bahan – bahan yang berpori-

pori. Misalnya serabut kayu, serabut kelapa, merang jerami, lainnya.

Semakin berpori-pori semakin ringanlah bahan dan semakin bagus sebagai

penyerap nada-nada tinggi.

Penyerapan nada – nada rendah Untuk penyerapan nada-nada rendah

sebaiknya memakai bahan dengan plat-plat tipis atau kulit tipis yang elastis.

c) Memperlihatkan metode konstruktif pemasangan bahan.

d) Isolasi dinding

e) Perletakan program ruang

7. Pertimbangan Desain

a. Bentuk

Secara umum syarat penggunaan bentuk untuk anak menurut Imelda Sanjaya

dari bukunya yang berjudul Kamar Anak dan Remaja (2003, h.24), adalah:

a. Menyesuaikan bentuk dan ukuran dengan golongan usia anak, terutama

dalam furniture.

b. Pemilihan bentuk-bentuk yang tidak membahayakan anak (aman),

yaitu dengan mengadopsi bentuk tumpul dan lengkung.

c. Memberikan variasi bentuk pada setiap komponen interior dan

furniture untuk mengurangi kebosanan anak.

d. Menerapkan bentuk-bentuk yang tidak banyak menggunakan detail dan

mudah dibersihkan.

Page 37: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

43

8. Warna

Untuk memenuhi rasa bebas dalam ruang, anak memerlukan suasana ruang

yang fleksibel, tidak terlalu padat dan didukung dengan warna terang dan

warna netral, karena skema warna netral adalah yang paling fleksibel. (D.K

Ching,1996). Sedangkan Sharpe (1974 : 8) mengatakan bahwa anak usia pra

sekolah umumnya lebih menyukai warna dari pada bentuk (color dominance)

dan warna dapat digunakan sebagai dasar stimuli. Berikut merupakan tabel

warna –warna yang mendukung kebutuhan anak dalam ruang:

Kebutuhan anak

dalam ruang

Suasana ruang Warna

Rasa bebas Fleksibel, tidak

terlau padat

Rasa aman Tidak menakutkan,

menegangkan

Tidak menyilaukan,

sehingga tidak

menyebabkan ;

- Mata cepat lelah

- Sakit kepala

- Tegang

Dibutuhkan warna-warna

pastel (warna

dicampur dengan putih

sehingga nilai dan

intensitas warna lemah

sampai sedang)

Rasa nyaman,

hangat

Suasana hangat Komposisi warna-warna

hangat dengan

intensitas rendah

Rangsang,

merangsang

anak untuk

beraktivitas

gembira dan kreatif

Suasana hangat,

Meriah

- Warna –warna hangat

- Komposisi warna

kontras

- Komposisi warna-warna

terang

Tabel II.10 Warna-warna yang mendukung kebutuhan anak dalam ruang

Page 38: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

44

Sumber ; Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna InteriorTerhadap

Perkembangan Dan Pendidikan Anak Di Taman Kanak-Kanak

1. Peran warna dalam mendukung program belajar :

a. Stimuli

Warna berperan sebagai stimuli (rangsangan), dengan menggunakan

warna- warna cerah yang disukai anak dan menarik perhatian.

Misalnya : kuning, oranye pada sarana pembelajaran akan menstimuli

anak untuk beraktivitas dan berimajinasi.

b. Evaluasi perkembangan anak

Warna merupakan elemen penting untuk mengevaluasi perkembangan

anak, misalnya anak-anak diberi benda –benda dengan bentuk sama

tapi warna berbeda atau sebaliknya.

c. Memfokuskan dan mengalihkan perhatian

Untuk memfokuskan perhatian anak pada sesuatu menggunakan warna

yang menarik perhatian. Untuk mengalihkan perhatian menggunakan

warna yang tidak menarik perhatian anak, misalnya ; coklat, abu-abu.

d. Mengatur ruang agar tampak luas atau kecil

Warna dingin memberikan ilusi jarak akan terasa mundur. Warna

hangat terutama merah member ilusi jarak terasa maju. Warna cerah

membuat obyek kelihatan lebih besar dan ringan dan warna gelap

membuat obyek lebih kecil dan berat.

e. Menciptakan rasa hangat, dingin, tenang dan riang

Contohnya, penggunaan komposisi warna-warna cerah dan warna –

warna kontras pada ruang akan menciptakan suasana gembira dan

riang. (Sriti Mayang Sari, 1 Juni 2004, Peran Warna Interior Terhadap

Perkembangan Dan Pendidikan Anak Di Taman Kanak-Kanak).

2. Pengaruh Warna dan Bentuk Terhadap Psikologi Anak

Warna dapat didefinisikan secara obyektif sebagai sifat cahaya yang

dipancarkan atau secara subyektif pengalaman indera pengelihatan. Secara

obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang.

Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata

merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian

Page 39: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

45

yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Cahaya sangat berpengaruh

dalam kehidupan karena cahaya membantu melihat keadaan sekitar.

Warna dan anak adalah dua elemen yang tak terpisahkan. Dari bayi anak

sudah mengenal warna. Terbukti mereka lebih menyukai maina berwarna

primer seperti merah, biru, dan kuning ketimbang yang berwarna pastel.

Beberapa ahli psikologi seperti Hemphill di tahun 1996, Lang di tahun

1993, dan Mahnke di tahun 1996, telah melakukan penelitian mengenai

warna dan hubungannya dengan emosi anak. Hasilnya, mereka mengakui

memang ada hubungan antara warna dengan emosi anak, walaupun ada

beberapa hal yang masih meragukan. Sementara di China, merah

menyimbolkan perayaan dan keberuntungan, serta memberikan efek

menenangkan. Namun demikian, terdapat efek unversal yang terjadi

akibat penggunaan warna.

Selain itu warna juga mempengaruhi emosi manusia dan menciptakan

imajinasi yang berguna untuk meningkatkan kekreatifan anak. Adapun

efek dan peran warna menurut Cahyono (2006: 17-25), diantaranya:

a. Merah

Warna merah hanya digunakan di dalam ruang yang diinginkan untuk

mendorong aktivitas dan percakapan yang bersemangat seperti ruang

tamu dan ruang makan.

Warna ini merupakan pilihan yang tepat untuk melewati ruang dimana

kita tidak menghabiskan banyak waktu, seperti hallways, atau kamar

mandi tamu.

b. Merah Muda

Dalam chromatherapy, sebuah ruang berwarna merah muda disarankan

bagi orang yang memiliki kesulitan untuk tenang karena warna merah

muda dapat mengurangi rasa marah dan tenaga fisik sehingga berguna

untuk memperkecil resiko bunuh diri dan tingkat kecerdasan.

c. Jingga

Warna jingga merupakan warna yang dapat menstimulasi dan

memberikan energi dimana berkesan ramah, gembura, dan sangat

Page 40: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

46

berani. Dikarenakan warna jingga merupakan warna yang aktif maka

warna ini menjadi warna favorit bagi anak-anak, remaja, dan atlit.

d. Kuning

Kecakapan intelektual, membangkitkan semangat, menjaga

keseimbangan, dan rasa optimisme. Sebagai warna dari matahari benar

benar dapat menyemarakan hidup kita, memiliki efek gembira,

memberi semangat, attention-drawing, menarik perhatian. Secara

psikologis warna ini merupakan warna paling bahagia dalam spektrum,

memberi perasaan optimis, kegembiraan, warna riang, dan spontanitas.

e. Hijau

Mendukung keseimbangan, keselarasan, cinta, komunikasi,

penerimaan. Warna ini dianggap memiliki kekuatan untuk

penyembuhan dan kemampuan untuk menenangkan dan menyegarkan.

Merupakan warna keseimbangan, sangat bermanfaat untuk kondisi

kondisi emosional dan psikologis yang meliputi stress, tekanan emosi

dan berbagai rasa takut.

f. Biru

Merupakan simbol ketaatan, harapan, dan kepercayaan sejak jaman

dahulu. Memiliki efek menurunkan gairah dan kemudian membantu

sesorang untuk berkonsentrasi. Meningkatkan ketenangan, damai,

cinta, kejujuran, kebaikan, emosional yang mendalam.

g. Ungu

Warna ungu dihubungkan dengan spiritual, kekayaan, kebangsawanan,

pemborosan, dan dapat menyebabkan depresi, serius dan menaikkan

derajat. Orang cenderung untuk menyelesaikan sedikit pekerjaan dalam

ruangan berwarna ungu karena warna ini mendorong orang untuk

melamun. Dalam hal dekorasi, warna ungu sangat dramatis dan

sensual.

h. Coklat

Warna coklat merupakan warna hangat dan nyaman yang dihubungkan

dengan bumi, pohon dan rumah. Dalam desain interior, warna coklat

disadari sebagai dasar dari keseluruhan warna lainnya yang dapat

menyamaratakan.

i. Hitam

Page 41: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

47

Warna hitam merupakan warna yang palingbersifat authoritative dan

overpowering. Warna ini juga dapat mengintimidasi, dapat terlihat

agresif bila berlebihan. Warna hitam memberi kesan berat, menekan,

dan dalam.

j. Abu-abu

Dalam desain interior, dark grey bersifat agung, mulia, dan formal,

tetapi dapat sedikit suram. Sedangkan lighter grey lebih menenangkan.

Warna abu-abu lebih sesuai bila diterapkan pada ruang dimana

penggunanya mencari ketenangan. Warna abu-abu juga dihubungkan

dengan kedewasaan dan kebajikan.

k. Putih

Melambangkan kemurnian, rasa tidak bersalah, kebaikan dan

kebenaran. Walaupun warna putih adalah netral, juga disadari sebagai

warna sejuk karena dihubungkan dengan salju dan es. Warna putih

sering digunakan untuk memberi kesan kesederhanaan, sterilitas, dan

keamanan.

a. Garis

Garis merupakan gabungan dari kumpulan titik –titik. Garisgaris yang

merupakan suatu kesatuan menunjukkan citra dan kesan dari sebuah benda.

Garis horizontal dan vertical dianggap sebagai arah pokok. Garis horizontal

terasa tenang, berhubungan yang kuat dengan bumi dan memberi kesan

melebar. Sedang garis vertikal terasa aktif, garis diagonal memberi kesan

hidup tai tidak tenang. Garis lurus terasa dingin, keras dan lugas. Garis patah-

patah berkesan keras dan tidak lxii organis. Garis lengkung terasa lunak,

member kesan lemah gemulai. (Fritz Willkening, 1994,h 24)

b. Tekstur

Tekstur adalah kualitas tertentu suatu permukaan yang timbul sebagai akibat

dari struktur 3 dimensi. Tekstur paling sering digunakan untuk menjelaskan

tingkat kehalusan atau kekasaran relative dari suatu permukaan benda.

(Francis D.K.Ching,1996,h.120).

Page 42: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

48

9. Sistem Keamanan

a. Sistem pencegahan bahaya kebakaran

a. Alarm kebakaran otomatis

Alarm kebakaran otomatis harus disesuaikan dengan kemungkinan bahaya

kebakaran dan dipasang dengan tepat agar dapat bereaksi dengan benar saat

terjadi kebakaran. (Ernst Neufert, 1996, h.255).

b. Detektor kebakaran

1. Jenis –jenis detektor kebakaran Jenis – jenis detektor kebakaran menurut

Data Arsitek jilid 2 karangan Ernst Neufert 1996, h.255, yaitu:

Detektor asap

Detektor api

Detektor panas

2. Luas pengawasan detektor

Luas Pengawasan

Maksimal

Setiap Detektor

Luas bidang

ceiling

m2

Jumlah Pemasangan

Detektor

Detektor

panas

20 m2 >12

8 – 12

6 – 12

4 - 12

< 4

1 Detektor

2 Detektor

3 Detektor

4 Detektor

5 Detektor

30 m2 > 18

12 -18

9 – 12

6 – 9

> 6

1 Detektor

2 Detektor

3 Detektor

4 Detektor

5 Detektor

Tabel 2.11 Luas Pengawasan detektor kebakaran.

Sumber Data Arsitek, 1996. h.256

Luas Pengawasan

Maksimal Setiap

Detektor

Luas bidang

ceiling m2

Jumlah

Pemasangan

Detektor

Detektor

asap

60 m2 >36

24 – 36

1 Detektor

2 Detektor

Page 43: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

49

18 – 24

12 - 18

< 12

3 Detektor

4 Detektor

5 Detektor

80 m2 > 48

32 - 48

24 – 32

16 – 24

> 16

1 Detektor

2 Detektor

3 Detektor

4 Detektor

5 Detektor

Tabel 2.12 Luas Pengawasan detektor kebakaran .

Sumber Data Arsitek, 1996. h.256.

3. Sprinkler

Jarak antar alat siram yang satu dengan lainnya harus berjarak 1,5 m2 .

Jarak maksimal ditentukan oleh luas perlindungan alat, penggolongan dan

bahaya kebakaran. (Ernst Neufert 1996, h.257)

Jenis Alat

Siram

Batasan

Bahaya

Kebakaran

Luas

Perlindungan

Setiap Alat

Siram (m 2)

Jarak Maksimal

Antara

Alat Siram (m 2)

Alat siram

normal

BK 1

BK 2

BK 3

BK 4

9

9

9

9

3,75

3,75

3,75

3,75

Alat siram

paying

(pancaran)

BK 1

BK 2

BK 3

BK 4

21

12

9

9

4,60

4,00

3,75

3,75

Tabel 2.I3 kebutuhan alat siram / sprinkler

Sumber Data Arsitek, 1996. h.256

4. Fire Extinguiser (alat pemadam portabel)

Alat pemadam portable diletakkan pada area kurang lebih 250 m2 dan jarak

pengadaannya setiap 20 – 25 m. (Ernst Neufert 1996, h.255).

5. Emergency lighting

Page 44: BAB II KAJIAN LITERATUR A. KAJIAN TEORI 1. Pengertian Judulabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0812026_bab2.pdf · permainan hiburan ketika anak mendekati masa puber, namun hal itu

50

Lampu darurat yang berfungsi memberikan tanda bagi pengguna bangunan

untuk segera meninggalkan bangunan sebab telah terjadi kebakaran.

b. Sistem Audiovisual

Pemasangaan speaker indoor pada bangunan menurut buku Desain Interior

karangan Pamudji Suptandar, yaitu dengan rumus pemasangan sebagai

berikut:

Tinggi Ceiling Jarak antara

Speaker (m)

Daerah yang

tercakup (m2)

Di bawah 2,5 5 25

2,5 – 4,5 6 36

4,5 – 15 9 81

Tabel 2.14 kebutuhan pemasangan sprinkler

Sumber Data Arsitek, 1996. h.262

c. Bahaya karena Human Factor

Untuk mengoptimasikan pemantauan dan pengoperasian peralatan ME

terutama yang berkaitan keselamatan bangunan dapat diterapkan peralatan

khusus sperti CCTV dan BAS. Bangunan lxv dengan lantai yang cukup luas

atau bangunan dengan aktivitas kompleks yang memerlukan pemantauan yang

intensif.

Maka salah satu usaha untuk untuk mengurangi bahaya yang mengancam

bangunan antara lain:

Pengawasan dari security / satpam

Alat Pengawas Automatic berupa : Close Circuit Television (CCTV).

Monitoring peralatan ME secara terpusat berupa : Building Automatic

System (BAS).

Dapat dikatakan alat tersebut tidak hanya untuk kepentingan satu bangunan

saja tetapi juga berperan untuk keamanan lingkungan. (Gagoek Hardiman,1

Juni 2006, Kenyamanan dan Keamanan Bangunan Ditinjau dari Kondisi

Tapak Bahan dan Utilitas, Sistem Prasarana Kota di Program Magister

Teknik Arsitektur, Program Pasca Sarjana UNDIP).