bab ii kajian literature definisi proyek 2.1.1 definisi proyek · 7 bab ii kajian literature 2.1....
TRANSCRIPT
7
BAB II
KAJIAN LITERATURE
2.1. DEFINISI PROYEK
2.1.1 Pengertian Judul
2.1.1.1. Nama Proyek
Desain Interior Pusat Tari Balet di Jakarta dengan konsep modern.
2.1.1.2. Definisi Proyek
Pengertian judul proyek ditelaah berdasarkan tiap kata yang menyusunnya,
adalah sebagai berikut :
Desain adalah menemukan komponen fisik yang tepat dari suatu struktur
fisik. (Alexander,1963)
Interior adalah bagian dari gedung atau bangunan. (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed.2, Jakarta: Balai
Pustaka,1996,p.741)
Pusat adalah Titik, tempat yang menjadi pokok kegiatan untuk melakukan
suatu hal dengan segala fasilitas. (Kamus Besar Bahasa Indonesia – Kamus
Online)
Tari adalah Ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan
ritmis. (Drs. Soedarsono Pringgobroto, 1978)
Ballet adalah Seni tari aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri
khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat
membangkitkan imajinasi para penonton. (wikipedia.com)
Desain Interior Pusat Tari Balet adalah Perencanaan dan perancangan
interior yang mewadahi aktifitas tarian dari Italia yang menggunakan ciri
khas kostum, gerak langkah, musik, serta tata rias sehingga dapat
membangkitkan imajinasi para penonton.
2.2. TINJAUAN UMUM BALET
2.2.1. Unsur-unsur Tari
2.2.1.1. Gerak
8
Aspek gerak ada 3 (Rudolf Von Laban, 1947) yakni tenaga,ruang,dan
waktu. Tenaga merupakan suatu kekuatan atau muatan stamina yang
dibangun dalam gerakan. Tanpa adanya pengaturan tenaga yang jelas, maka
gerak tari bagaikan sebuah benda yang bergerak melintas begitu saja
Ruang adalah tempat di sekitar obyek bergerak. Kata lain, ruang
adalah keseluruhan arena yang nampak di udara. Bagaimana bentuk gerak
tari dan bagaimana kedudukan penari dalam suatu panggung agar bisa
sesuai dengan gerakannya, juga merupakan masalah ruang. Kesan ruang
bisa hadir dari posisi gerak tubuh, volume gerak tubuh,
kedudukan/penempatan penari di atas panggung. Kesan ruang dalam tubuh
akan nampak dari posisi anggota badan dalam membentuk suatu gerakan.
Kemudian nampaklah kesan-kesan gerakan seperti berikut: luas-sempit,
kuat-lemah, jauh-dekat, diagonal, vertikal, melengkung, horizontal.
Waktu merupakan perjalanan setiap gerak tari yang akan
menghadirkan kesan tertentu. Bagaimana gerak itu dibuat dan dilakukan
untuk memperoleh kesan tersebut, tergantung pada pola waktu atau
penataan unsur waktu, yaitu tentang penggarapan cepat-lambat maupun
panjang-pendeknya suatu gerak tari.
2.2.1.2. Ekspresi
Suatu daya ungkap melalui tubuh ,aktivitas ,pengalaman seseorang
untuk dikomunikasikan kepada orang lain untuk menyatakan perasaan atau
pikiran melalui tubuh.Gerak tubuh manusia merupakan ungkapan dari
gerakan jiwa pribadinya yang dapat berupa akal , kehendak dan emosi.
2.2.1.3. Iringan
Gerak dan musik merupakan suatu kesatuan dalam tari. Namun
demikian bukan berarti setiap gerakan atau tarian memerlukan musik
iringan yang jelas secara auditif, tetapi bisa berupa kesan musikal saja.
Kesan musik tersebut bisa dilihat/dirasakan pada unsur ritme atau irama.
Dari pemahaman irama tersebut terjalinlah nafas kehidupan, sehingga dapat
menghasilkan suasana tertentu dalam penghayatan. Peranan musik iringan
dalam tari dapat membantu menguatkan suasana dan adegan, memperjelas
dinamika, menuntun rasa/perasaan/pengungkapan, memperjelas irama,
9
harmonisasi, memperjelas daya emosional, memperjelas intensitas (tekanan)
gerak.
2.1.2 Jenis-jenis Tari
2.1.2.1 Berdasarkan Pola Garapan
Tari tradisional yaitu suatu tarian yang telah mengalami perjalanan
sejarah yang cukup lama, sudah memiliki kemapanan bentuk, teknik,
kualitas maupun rasa tari. Dibagi menjadi dua yakni Tari tradisi / tari klasik
dan kerakyatan. Tari tradisi adalah Tari yang dibuat atau ditata di keraton.
Pada awal perkembangannya tari ini hanya dipertunjukkan atau dipentaskan
dihadapan raja atau tamu-tamu kerajaan (Soedarsono,1976:31). Tetapi
kemudian sekarang sebagian berkembang sehingga dapat dilihat oleh
masyarakat kebanyakan. Tarian jenis ini telah mencapai kristalisasi artistic
yang cukup tinggi. Tari tradisi kerakyatan adalah Tari yang sejak awal
perkembangannya adalah di lingkungan masyarakat di luar keraton atau
kalangan rakyat.
Tari kreasi/modern/kontemporer adalah suatu bentuk penataan baru
karya tari yang diungkapkan dan dikembangkan secara bebas, baik masih
berpijak pada materi lama (tradisional) maupun yang sama sekali lepas atau
tidak terikat oleh tatanan-tatanan yang sudah ada. Mengutip pernyataan
Dr.Fuad Hasan,kontemporer adalah seni yang menggabarkan “zeit-geist”
atau jiwa waktu masa kini (Sedyawati,1981:122). Tari kontemporer terdiri
dari berpola tradisi dan berpola nontradisi
2.1.2.2 Berdasar Jumlah Pendukung
Tarian tunggal yaitu bentuk tari yang disajikan oleh seorang penari
sedangkan tarian kelompok suatu tari yang dilakukan olah lebih dari
seorang penari. Jenis tari ini bisa dibedakan menjadi tari berpasangan,tari
berkelompok/group/rampak, dan tari massa.
2.1.2.3 Berdasarkan Bentuk
Representasional yaitu bentuk tari yang menggambarkan sesuatu
secara jelas atau bersumber dari kehidupan sehari-hari sedangkan Non
10
representasional yaitu bentuk tari yang hanya menekankan pada keindahan
gerak semata.
2.1.2.4 Berdasarkan Tema
Literer adalah bentuk tari yang menyampaikan pesan berupa cerita,
pengalaman pribadi, interpretasi karya sastra, dongeng, cerita rakyat,
sejarah. Sedangkan, Nonliterer adalah bentuk tari yang semata-mata diolah
berdasarkan penjelajahan dan penggarapan unsur-unsurnya.
Penggarapannya meliputi penjelajahan gerak, interpretasi (tafsiran) musik,
eksplorasi permainan suara, permainan cahaya, atau unsur-unsur estetis
lainnya.
2.1.2.5 Berdasarkan Cara Penyajiannya
Statis adalah bentuk tari yang cara penyajiannya / dipentaskan di satu
tempat tertentu. Tempat pertunjukannya berupa stage, baik yang berupa
arena maupun proscenium. Sedangkan, Mobile / berpindah adalah bentuk
tari yang cara penyajiannya / dipentaskan secara berpindah dari satu tempat
ke tempat yang lain. Sebagai contoh: pawai dan arak-arakan.
2.1.2.6 Berdasarkan Penggarapan koreografinya
Tari Putra adalah tari yang penggarapannya berdasarkan kondisi putra.
Tari Putri adalah tari yang penggarapannya berdasarkan kondisi putri, dan
Campuran putra & putri adalah tari yang penggarapannya berdasarkan
campuran kondisi putra dan putri secara terpadu dan harmonis.
2.1.3. Asal Usul Balet
Menurut majalah Treasure dengan judul Ballet Movemen Througth the
Century, Ballet tumbuh dalam masaRenaissance di Italia abad ke-15. Ballet
mewarnai berbagai acara kelas bangsawan Italia pada masa itu, khususnya
pesta pernikahan. Pada abad ke-16, Catherine de Medici, seorang wanita
aristokrat dari Italia sekaligus istri Raja Henry II dari Prancis, memperkenalkan
Ballet ke dalam bentuk yang lebih kompleks. Layaknya sebuah festival,
terdapat banyak komponen di dalamnya. Ballet tak sekadar tarian, tapi juga
disertai lagu, puisi, sampaipada dekorasi yang membangun suasana.
11
Seiring perkembangannya, Ballet menuju ke arah profesional. Bermula di
Italia, balet justru semakin populer di Prancis. Kecintaan Raja Louis XIV pada
seni mendorongnya mengangkat nilai seni melalui Ballet dengan mendirikan
Académie Royale de Danse tahun 1661. Guru tari Sang Raja, Pierre
Beauchamp, turut serta dalam eksistensi akademi ini sebagai direktur.
Beauchamp adalah pencipta lima posisi kaki dan lengan dalam gerakan
Ballet.Pengaruh raja dalam mempertahankan eksistensi balet tidak hanya
dilakukan melalui pendirian akademi profesional, tetapi juga ikut serta dalam
berbagai pertunjukan ballet. Satu dari beberapa pertunjukan Ballet yang
diperankan Louis XIV adalah de BalletLully’s la Nuit karya Jean-Baptiste
Lully tahun 1653.
Pergeseran nilai pada Ballet kian terasa pada tahun 1681. Tarian yang
awal mula hanya sebagai hiburan dalam acara pernikahan kalangan aristokrat
berubah menjadi pertunjukan mewah kalangan atas. Para penari Ballet
profesional melakukan tur pertunjukan ke berbagai negara di Eropa yang
ditonton oleh para aristokrat setiap negara. Ballet pun semakin disempurnakan
melalui gagasan Jean Georges Noverre, seorang master Ballet asal Prancis. Ia
memperkenalkan Ballet d’action. Gagasan ini kian mengangkat nilai Ballet
sebagai sebuah seni. Ballet dianggap sebagai sebuah ekspresi dan drama yang
tergambar dari hubungan antar-karakter yang ada di dalamnya. Inilah cikal
bakal narrative ballet pada abad ke-19.
Abad ke-19 adalah masa paling revolusioner dalam sejarah Ballet. Masa
yang dikenal dengan The Romantic Era ini memberikan warna baru bagi seni
pertunjukan Ballet yang telah menyebar sampai Rusia. Jika Prancis memainkan
peranan penting di awal perkembangan Ballet, maka Rusia adalah tempat di
mana Ballet diadopsi dan dikembangkan. Ballet yang mulai memudar di
Prancis, dihidupkan lagi oleh Rusia. Di sinilah narrative ballet semakin
populer. Berbagai karya komposer dan koreografer Rusia menjadi pertunjukan
Ballet yang melegenda. Sebagian besar karya mereka didominasi oleh tokoh
perempuan. Karya Ballet yang terkenal pada masa ini, antara lain The
Nutracker, The Sleeping Beauty, dan Swan Lake, karya Marius Petipa dan Lev
Ivanov. Ketiga karya terkenal itu adalah wujud narrative ballet di era romantis.
12
Gerakan yang digunakan dalam karya tersebut mengadopsi gerakan classic
ballet. Kekhasan dalam classic ballet adalah pointe work, gerakan jinjit hingga
ujung jari kaki. Pointe work dan pointe shoes mewarnai tari Ballet pada masa
romantis ini, sehingga membuat para penari Ballet, khususnya perempuan,
terkenal dan dikagumi. Pointe membuat Ballet semakin indah. Gerakan pointe
memberikan kesan tubuh penari yang lentur, ringan, dan seakan melayang di
udara. Anna Pavlova adalah satu ballerina asal Rusia yang terkenal pada masa
ini lewat The Dying Swan. Ballet terus berkembang mengikuti zaman.
Memasuki abad ke-20, mulai muncul Balet neo-klasik. Tipe ini
menggabungkan antara Balet klasik dan kontemporer. Balet kontemporer
sendiri dipopulerkan Amerika pada awal 1970-an. Twyla Tharp (koreografer
tari modern) bekerja sama dengan Robert Joffrey dari Joffrey Balet
menciptakan Deuce Coupe dengan menggabungkan tari Balet dengan musik
pop dan teknik tari modern. Sampai saat ini Balet masih menjadi seni
pertunjukan mendunia.
2.1.4. Jenis- jenis Tarian Balet
2.1.4.1. Periode Abad 18
Pada awal abad 18 ini, aliran Romantisme berkembang pesat. Karya
seni lukisan, puisi dan tarian bertajuk puitis dan romantis sangat menonjol
pada zaman ini. Pada masa inilah tarian ballet mulai berakar di Eropa.
Tarian ballet mulai ditarikan secara berpasangan dalam sebuah opera
sebagai wujud dari sebuah karya sastra. Persentuhan karya sastra ke dalam
sendra tari dan opera mewarnai perkembangan kebudayaan Eropa pada
masa ini.
Beberapa karya yang berkembang pada periode awalabad 19 berserta
konfigurasi dan filosofi tariannya adalah sebagai berikut :
1) La Sylphide
Dibuat tahun 1836 oleh Bournoville dan aransemen musik oleh
Lovenskjold. Konfigurasi tarian pase de deux dan corps de ballet. Ballet
La Sylphide adalah salah satu pertunjukan Ballet tertua yang menceritakan
tentang sebuah plot yang lucu. James, seorang pemuda Scotland, lari dari
13
pesta pernikahannya sendiri untuk menari dengan impiannya di hutan.
Cerita ini tidak memiliki happy ending, baik itu untuk James sendiri, atau
impiannya, Sylphide yang cantik.
Gbr. 2.1. Konfigurasi Tarian La Sylphide
(Sumber:mmr_la_sylphide_silja_schandorff_kristoffer_sakurai_corps_50
diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB )
2) Giselle
Dibuat tahun 1841 oleh Coralli dan Perrot dan aransemen musik oleh
Lovenskjold. Konfigurasi tarian solo dancer dan corps de ballet .Salah
satu pertunjukan Ballet yang paling terkenal sepanjang masa, Giselle telah
dipentaskan hampir di seluruh dunia. Ballet romantis ini sering dibawakan
oleh ballerina-ballerina terbaik sebagai peran utamanya. Ballet-blanc
dalam Ballet Giselle, atau sering disebut juga corps of women in white,
telah menjadi simbol Ballet klasik.
Gbr. 2.2. Konfigurasi Tarian Gisselle
(Sumber :http://www.saltcreekballet.org/photo/giselle.shtm pada 23 April
2015 pukul 09.11 WIB )
14
3) Napoli
Dibuat tahun 1842 oleh Bournonville dan aransemen musik oleh
Pauli, Helsted. Konfigurasi tarian pas de deux dan corps de ballet .
Bercerita tentang Teresina , seorang gadis muda Italia yang jatuh cinta
dengan Gennaro , seorang nelayan . Kisah ini memuncak dalam
pernikahan.
Gbr. 2.3. Konfigurasi Tarian Napoli
(Sumber:http://www.ballet-
dance.com/200404/articles/royaldanish20040327.htm diakses pada 23 April
2015 pukul 09.11 WIB l)
4) A folk tale
Sebuah cerita rakyat dalam kisah tiga, dibuat pada tahun 1854 untuk
Royal Ballet Denmark koreografer Agustus Bournoville, musik oleh
Johan Peter Emilius Hartmann dan Niels. Kombinasi solo dancer, pas de
deux dan corps de ballet. Bercerita tentang kehidupan raksasa Troll dan
manusia.
Gbr. 2.4. Konfigurasi Folk Tale
(Sumber : http://www.danceinternational.org/archive/fall2005.html diakses
pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)
15
2.1.4.2. Periode Abad 19
Pada akhir abad 19 ini, ballet sangat berkembang pesat. Seni tari ballet
mulai dipakai sebagai kombinasi antara perwujudan karya sastra, perpaduan
budaya serta penampilan alunan musik klasik yang mengiringinya.
1) Don Quixote
Dibuat tahun 1869 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Petipa.
Konfigurasi tarian solo dancer dan pas de deux. Ballet bersejarah
berdasarkan maha karya Miguel de Cervantes, Don Quixote merupakan
sebuah cerita dinamis tentang cinta, petualangan, dan kehilangan.
Pertunjukan Ballet Don Quixote ditutup dengan pas de deux yang paling
terkenal di sepanjang sejarah Ballet, yaitu pas de deux oleh Kitri dan
Basilio.
Gbr. 2.5. Konfigurasi Don Quixote
(Sumber:http://www.balet.by/theatre_repertoire.php diakses pada 23 April
2015 pukul 09.11 WIB)
2) Coppelia
Dibuat tahun 1870 oleh St. Leon dan aransemen musik oleh Delibes.
Konfigurasi tarian pas de deux. Ballet Coppelia menceritakan tentang
kisah sepasang kekasih: Franz dan Swanhilda. Ballet klasik ini, seperti The
Nutcracker, merupakan pertunjukan Ballet yang menyenangkan dan
ringan, cocok sebagai pengalaman Ballet pertama untuk anak-anak.
Gbr. 2.6. Konfigurasi Coppelia
(Sumber:http://www.ballet.co.uk/ip_rev_russian_classical_ballet_theatre_0
906.htm diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)
16
3) La Bayadere
Dibuat tahun 1877 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Minkus.
Konfigurasi tarian pas de deux dan corps de ballet. Cerita tentang cinta
abadi, misteri, takdir, dendam, dan keadilan, Ballet La Bayadere
merupakan suatu Ballet yang meriah. Karakter utamanya adalah seorang
penari pura bernama Nikiya. Kata “bayadere” sendiri dalam bahasa
Perancis berarti “penari pura India”. Nikiya jatuh cinta dengan seorang
prajurit tampan, Solor, yang juga mencintainya. Tapi Nikiya juga dicintai
oleh seseorang dari kasta tinggi.
Gbr. 2.7. Konfigurasi La Bayadere
(Sumber : http://robertarood.wordpress.com/ diakses pada 23 April 2015
pukul 09.11 WIB )
4) The Sleeping Beauty
Dibuat tahun 1890 oleh Petipa dan aransemen musik oleh
Tchaikovsky. Konfigurasi tarian Solo dancer dan pas de deux. Pertunjukan
Ballet pertama yang sukses bagi komposer Tchaikovsky, Ballet Sleeping
Beauty pertama ditonton oleh seorang anak 8 tahun yang sakit bernama
Anna Pavlova. Setelah pertunjukkan berakhir, Anna memutuskan untuk
menjadi ballerina.
Gbr 2.8. Konfigurasi Sleeping Beauty
(Sumber : http://www.victorhochhauser.co.uk/la_scala diakses pada 23
April 2015 pukul 09.11 WIB)
17
5) The Nutracker
Dibuat tahun 1892 oleh Ivanov dan aransemen musik oleh
Tchaikovsky. Konfigurasi tarian pase de deux dan corps de ballet. Ballet
The Nutcracker Ballet menceritakan tentang seorang gadis muda yang
bermimpi tentang pangeran nutcracker dan pertempuran melawan Raja
Tikus yang memiliki tujuh kepala.
Gbr.2.9. Konfigurasi The Nutraker
(Sumber :http://www.saltcreekballet.org/photo/nutcracker.shtm diakses
pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB l)
6) Swan Lake
Dibuat tahun 1895 oleh Petipa dan Ivanov dan aransemen musik oleh
Tchaikovsky. Konfigurasi tarian Solo dancer,Pase de deux dan corps de
ballet. Sering disebut sebagai pelopor Ballet klasik, Ballet Swan Lake
adalah kisah cinta, pengkhianatan, dan kemenangan kebaikan atas
kejahatan. Odette, seorang gadis muda yang terkutuk oleh penyihir jahat
menjadi seekor angsa di siang hari, dan manusia di malam hari. Odette
adalah ratu dari semua angsa, dan yang paling cantik. Kutuk tersebut
hanya bisa diangkat apabila ada seorang pria yang menyatakan cinta
abadinya kepada Odette.
Gbr. 2.10. Konfigurasi Swan Lake
(Sumber : http://flickr.com/photos/paata/465915522/in/photostream diakses
pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)
18
7) Raymonda
Dibuat tahun 1898 oleh Petipa dan aransemen musik oleh Glazunov.
Konfigurasi Pase de deux dan corps de ballet.Bercerita tentang Raymonda
yang ingin menikah dengan Jean de Brianne terhalang karena Jean sedang
perang salib dan Raymonda terpincut dengan lelaki lain yang mencoba
menghasut. Dengan akhir Jena berhasil membunuh laki-laki yang mencoba
menghasut Raymonda, sehingga Raymonda bisa menikah dengan Jean.
Gbr. 2.11. Konfigurasi Raymonda
(Sumber: http://www.nj.com/entertainment/index.ssf/2008/03/23-week
diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)
2.1.4.3. Periode Awal abad 20
Pada abad ini, ballet sangat berkembang pesat di Rusia. Namun sedikit
terjadi pergeseran terhadap teknik tariannya. Penggabungan antara seni tari
ballet dan perbaduan budaya setempat membuat ballet ditarikan dengan
lebih ekspresif. Kostum, sepatu dan aksesoris juga mulai digunakan secara
bebas tanpa adanya aturan yang berlaku. Pada masa ini banyak terjadi
kolaborasi antara tarian ballet dengan tarian jazz maupun taruian
kontemporer lainnya. Beberapa karya yang berkembang pada periode awal
abad 20 berserta konfigurasi dan filosofi tariannya adalah sebagai berikut :
1) The Fire Bird
Dibuat tahun 1910 oleh Vokine dan aransemen musik oleh Stravinsky.
Konfigurasi Pase de deux dan Solo dancer.
Didasarkan pada dongeng Rusia burung bercahaya magis yang dapat berka
t dan kutukan bagi pemiliknya. Di premiere pada 25 Juni 1910 di Paris, pe
kerjaan adalah sebuah sukses instan dengan penonton dan para kritikus.
19
Gbr. 2.12. Konfigurasi Firebird
(Sumber : http://www.dancehelp.com/articles/photos/ballet-photos.aspx
diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)
2) Le Spectre de la Rose
Dibuat tahun 1911 oleh Vokine dan aransemen musik oleh Weber.
Konfigurasi Pase de deux. Bercerita tentang seorang gadis yang menari
bahagia bersama bayangannya.
Gbr. 2.13. Konfigurasi La Spectre de La Rose
(Sumber : http://www.exploredance.com/article.htm?id=2246 diakses pada
23 April 2015 pukul 09.11 WIB)
3) Apolllo
Dibuat tahun 1928 oleh Balanchine dan aransemen musik oleh
Stravinsky. Konfigurasi Solo dancer dan pas de deux.Bercerita Dewa
Apollo yang menyinggung Dewa Eros, karena sebal Dewa Eros
menancapkan 2 anak panah cinta pada Apollo, sedangkan anak panah
kebencian ditancapkan pada Dafne. Sehingga Apollo mengejar-ngejar
Dafne hingga ke ujung dunia, Dafne lelah lalu meninta pada ayahnya
dewa sungai untuk menjadikan ia pohon salam. Sejak itu, Apollo
menggunakan daun salam di kepalanya karena tidak bisa memiliki Dafne.
20
Gbr. 2.14. Konfigurasi Apollo
(Sumber:http://www.dancephotooftheday.com diakses pada 23 April 2015
pukul 09.11 WIB)
4) The Prodigal Son
Dibuat tahun 1829 oleh Balanchine dan aransemen musik oleh
Prokofievy. Konfigurasi Solo dancer dan Corps de ballet Bercerita tentang
Seorang anak yang menjadi pemberontak dan kembali menjadi pengikut
setia Yesus, cerita ini diadaptasi dari alkitab.
Gbr. 2.15. Konfigurasi The Prodigal Son
(Sumber:http://www.ballet-dance.com diakses pada 23 April 2015 pukul
09.11 WIB)
5) The Green Table
Dibuat tahun 1932 oleh Kurt Jooss dan aransemen musik oleh Fritz
Cohen. Konfigurasi tarian Corps de ballet menggambarkan kesia-
siaan negosiasi damai Perang II tahun 1930-an.
Gbr. 2.16. Konfigurasi The Green Table
(Sumber:http://www.poetryfoundation.org/images/features/greentable.jpg
diakses pada 23 April 2015 pukul 09.11 WIB)
21
2.1.5. Teknik Dasar Ballet
2.1.5.1. Plié merupakan gerakan kelas balet anak sederhana dan dipelajari di tingkat
dasar. Prinsip gerakan plié adalah menekukkan lutut ke arah samping
dengan posisi badan, leher, dan kepala tetap tegak. Latihan plié sebaiknya
dilakukan menggunakan bar Balet agar dapat menjaga posisi leher dan
tubuh dengan baik.
Gambar 2.17. Teknik Dasar Plie
(Sumber: http://www.Baletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
2.1.5.2. Adage ialah gerakan lambat yang ditahan untuk memperbaiki keseimbangan
dan control
Gambar 2.18 .Teknik Dasar Adage
(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
2.1.5.3. Allegro ialah gerakan dengan putaran, lompatan kecil dan lebar serta deretan
langkah ke sekeliling studio.
Gambar 2.19. Teknik Dasar Allegro
(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
22
2.1.5.4. Jete adalah sejenis gerak lompatan.
Gambar 2.20. Teknik Dasar Jete
(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
2.1.5.5. Pirouette adala gerakan putaran
Gambar 2.21. Teknik Dasar Pirroutte
(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.com diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
2.1.5.6. Pointe / on pointe adalah menari tegak lurus diatas ibu jari, dan biasanya
sang penari mengenakan sepatu khusus dengan potongan kayu kecil yang di
letakan didalam ujung sepatu sebagai tumpuan.
Gambar 2.22. Teknik Dasar Pointe
(Sumber: http://www.balletnotonlydance.blogspot.co diakses pada 23 April
2015 pukul 10.00 WIB)
23
2.1.6. Kostum
2.1.6.1. Leotard
Leotard didesain agar dapat bergerak lebih bebas, Leotard harus pas di
badan agar postur dan kesalahan gerakan dapat telihat oleh guru Balet.
Gambar 2.23. Leotard
(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
2.1.6.2. Skirt Tutu
Skirt biasanya dipakai oleh kelas Balet pemula , di gunakan sebagai
media belajar untuk membantu pembentukan posisi tangan dan lengan
dalam Balet. Skirt balet sering disebut juga Tutu.
Gambar 2.24. Skirt
(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
2.1.6.3. Stocking
Stocking berfungsi untuk menopang bagian tubuh khususnya
pinggang kebawah yang kurang kencang. Biasanya murid yang baru belajar
Balet di wajibkan mengenakan kaos kaki agar gerakan kaki lebih terlihat
Gambar 2.25. Stocking
(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id diakses pada 23
April 2015 pukul 10.00 WIB)
24
2.1.6.4. Sepatu Balet
Sepatu Balet harus benar-benar pas dikaki, tidak boleh kesempitan
atau kebesaran karena akan mempersulit gerakan, ada dua jenis sepatu
Balet. soft shoes di gunakan oleh semua siswa pemula Balet baik wanita
atau laki-laki, sedangkan penari Balet laki-laki akan terus memakai soft
shoes sepanjang karirnya. Point shoes di gunakan oleh penari Balet wanita,
untuk menggunakan pointe shoes ballerina harus mengambil kelas khusus
belajar pointe shoes, karena kaki mereka harus cukup kuat.
Gambar 2.26. Sepatu Balet
(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id)
2.1.6.5. Rambut
Rambut harus diikat rapi, tidak menutupi wajah agar tidak
mengganggu selama belajar, dan pada saat pentas penonton bisa melihat
jelas mimik muka ballerina
Gambar 2.27. rambut pebalet
(Sumber: http://www.elfratiwysimarmata1.blogspot.co.id)
2.1.6.6. Aksesoris
Pada saat berlatih ballet disarankan untuk tidak mengenakan perhiasan
yang berlebihan, selain mengganggu juga bisa mengakibatkan cedera.
25
2.3. TINJAUAN UMUM KONSEP MODERN
Perancangan interior Pusat Tari Balet ini menggunakan konsep modern
sesuai gaya hidup masyarakat yang praktis dan simpel. Modern adalah terbuka atau
termutakhir (Rahmanu Widayat, 2010:96). Sisi seni gaya modern terletak pada
kesederhanaan bentuknya. Aliran modern juga sangat mementingkan fungsi suatu
benda. Arsitek ternama Mies van der Rohe merangkum istilah modern dengan
pernyataan “less is more”. Menurutnya tanpa detailpun desain dapat menjadi indah
dan bernilai tinggi.
Era modern juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan pola
pikir kaum urban. Kesibukan membuat orang tak lagi menginginkan sesuatu yang
rumit. Kata simplicity, menjadi kunci dalam era ini tak hanya bentuk yang menjadi
lebih sederhana. Satu nilai yang menjadi prinsip utama konsep modern adalah
perwujudan desain yang bebas dan tidak terikat dengan sejarah dan tradisi setempat
serta fungsional secara maksimal. (Imelda Akmal,2013:8)
Penggunaan bahan dan warnapun menjadi lebih sedehana. Kehadiran
hunian yang makin terbatas ukurannya seperti apartemen juga mendorong lahirnya
gerakan modern. Dengan desain yang sederhana, ergonomis, dan sangat fungsional.
Ruangan yang tadinya sempit terasa lebh lapang (Amorani,2009:40).
Ciri-ciri arsitektur modern diantaranya
1) satu gaya internasional yang dapat menembus segala budaya dan geografis
2) bentuk mengikuti fungsi
3) semakin sederhana semakin baik
4) ornamen adalah sebuah bentuk kejahatan
5) singular dan nihilsm.
2.4. TINJAUAN KOTA JAKARTA
Menurut website jakarta.go.id Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI
Jakarta) adalah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-
satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak
di Tatar Pasundan, bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan
nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia,
atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta Tokubetsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-
26
1972). Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town atau
lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York
City (Big Apple) diIndonesia.
Gambar 2.28. Peta Wilayah Jakarta
(Sumber: http://www. jakarta.go.id diakses 23 April 2015 pukul 07.49 WIB)
2.4.1. Kondisi Geografis
Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan
satu Kabupaten administratif, yakni Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km2,
Jakarta Utara dengan luas 142,20 km2, Jakarta Barat dengan luas 126,15 km2,
Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km2, Jakarta Timur dengan luas 187,73
km2, dan Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2.
Batas Utara : Laut Jawa
Batas Selatan dan Timur : Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan
Kabupaten Bekasi.
Batas Barat : Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang
2.4.2. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk dalam periode 2002-2006 terus mengalami
peningkatan walaupun pertumbuhannya mengalami penurunan. Tahun 2002
jumlah penduduk sekitar 8,50 juta jiwa, tahun 2006 meningkat menjadi 8,96
juta jiwa, dan dalam lima tahun ke depan jumlahnya diperkirakan mencapai 9,1
juta orang. Kepadatan penduduk pada tahun 2002 mencapai 12.664 penduduk
per km2, tahun 2006 mencapai 13.545 penduduk per km2 dan diperkirakan
dalam lima tahun kedepan mencapai 13.756 penduduk per km2.
27
2.5. TINJAUAN INTERIOR PERANCANGAN PUSAT TARI BALET
2.5.1. FASILITAS DAN BESARAN RUANG
2.5.1.1. Tinjauan Lobby
Lobby atau reception area adalah ruang untuk menerima tamu sebelum
dipersilahkan duduk di ruang tunggu. (Delbert J. Duncan). Reception berada
di ruang paling depan setelah pintu masuk.
Fungsi Lobby dapat dibedakan menjadi 2, yakni umum dan khusus .
Fungsi Umum sebagai tempat atau wadah seluruh karyawan kantor dalam
melaksanakan tugas mengurus serta mengelola segala macam yang
berhubungan dengan management di perusahaan tersebut. Fungsi Khusus
sebagai wadah dapi pihak perusahaan untuk penerimaan awal pengunjung.
Tempat informasi dan melayani segala macam keperluan dari pengunjung,
tempat bertemu janji. Fasilitas lobby sebagai area tempat duduk,area
komunikasi,area resepsionis. Lokasi dari resepsionis harus dapat melihat
dan mengontrol arah masuk pengunjung.
2.5.1.2. Studio Balet
Sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang
untuk melakukan suatu kegiatan tari balet. (www.wikipedia.com).
Berdasarkan Architect Data hal 179 tinggi minimum untuk ruang dansa dan
tari 4 meter.
2.5.1.3. Tata Pentas
Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar
belakang(Background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam
pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua
elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran
dalam pementasan.
1) 3 macam panggung.
i. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura
28
Gambar 2.29. Denah panggung Prosenium
(Sumber: Prasetio, Lea, 1986:96)
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang
memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana
penonton menyaksikan pertunjukan. Arah dari panggung ini hanya satu
jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih
terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar
lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran
itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi
melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.
ii. Panggung Arena
Gambar 2.30. Denah panggung Arena
(Sumber:Prasetio, Lea, 1986:96)
Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut
Panggung arena tapal kuda adalah panggung dimana separuh bagian
pentas atau panggung masuk kebagian penonton sehingga membentuk
lingkaran tapal kuda, Panggung arena ¾, berarti ¾ dari panggung
masuk kearah penonton atau dengan kata lain penonton dapat
menyaksikan pementasan dari tiga sisi atau arah penjuru panggung.
Panggung arena ¾ biasanya berupa pentas arena bentuk U. Panggung
arena penuh yaitu dimana penonton dapat menyaksikan pertunjukan
29
dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di tengah-
tengah penonton. Panggung arena penuh biasanya panggung arena
bujur sangkar atau panggung arena bentuk lingkaran.
iii.Panggung Campuran
Gambar 2.31. Denah panggung Arena
(Sumber:Prasetio, Lea, 1986:96)
Panggung thrust seperti panggung proscenium tetapi dua per tiga
bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang
menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung
Panggung thrust nampak seperti gabungan antara panggung arena dan
proscenium.
2) Pola Penataan Tempat Duduk
i. Bentuk penataan tempat duduk berdasar sirkulasi
Gambar 2.32. penataan tempat duduk sistem kontinental dan
conventional
(Sumber: De Chiara, 1992:974)
Sistem Continental yaitu penataan tempat duduk tanpa lorong
ditengah antar tempat duduk, tempat duduk memenuhi seluruh ruangan
dan penempatan lorong sirkulasi hanya ada pada sekeliling tempat
duduk. Sistem Conventional yaitu system penataan tempat duduk dalam
30
ruang auditorium dimana antar tempat duduk terdapat lorong yang
berfungsi untuk sirkulasi
ii. Bentuk penataan tempat duduk berdasarkan tipe baris tempat duduk
Gambar 2.33. Penataan tempat duduk baris lurus
(Sumber: Neufert, 1995:139)
Baris Lurus yaitu bentuk baris tempat duduk adalah lurus arah
pandangan adalah tegak lurus dengan panggung. Baris yang lurus
sejajar dari paling depan sampai belakang. Bentuk ini mempunyai
kekurangan yaitu penonton yang duduk paling tepi kurang nyaman
posisi duduknya jika melihat pada tengah panggung.
Baris Lurus dimiringkan pada tepi memberikan kenyamanan
posisi memandang pusat panggung yang lebih baik. Namun jika pada
lorong bertrap, kurang aman untuk sirkulasi.
Baris Melengkung ini merupakan bentuk yang paling
memberikan kenyamanan melihat pusat panggung dan aman.
3) Dinding
Gambar 2.34 Bentuk-bentuk dinding belakang auditorium
(Sumber:Prasetio, Lea, 1986:66)
Pada suatu ruang pentas dinding berfungsi sebagai media
pemantulan, pengarah dan penyerapan suara. Dengan pemilihan bahan
dan bentuk dinding yang dapat mendukung akustik ruang dan
penempatan posisi pada tempat yang tepat, maka akan didapat posisi
mendengar yang baik. Dinding sebagai pembatas ruang akustik
mempunyai aturan umum yaitu bahan penyerap bunyi harus dipasang
pada permukaan batas auditorium yang mempunyai kemungkinan
31
terbesar menghasilkan cacat akustik seperti gema, gaung, pemantulan
berkepanjangan dan pemusatan bunyi. (Doelle, 1972)
Contoh bahan yang dapat dipergunakan adalah kayu, plywood,
hardboard, logam, plesteran, dan serat gelas yang kuat yang dapat
digunakan untuk konstruksi (Doelle, 1972:102) .
4) Langit-langit
Langit-langit membantu penyebaran bunyi vertical dan dapat
digunakan sebagai peredam bunyi. Langit-langit juga digunakan untuk
menyebarkan bunyi pantul agar dapat ditangkap oleh pendengar secara
merata disemua bagian ruangan.
Gambar 2.35. Bentuk-bentuk Langit-langit
(Sumber: Egan: 1988:66)
2.5.1.4. Galeri
Galeri adalah ruangan atau gedung tempat memamerkan benda atau
karya seni dan sebagainya. (istilahkata.com). Tujuan dari sebuah galeri
menurut kakanwil perdagangan adalah memberikan informasi mengenai
benda-benda yang hasil karya seni, baik yang merupakan hasil kaeya para
seniman maupun produk industry terhadap para pengunjung dengan jalan
memamerkan barang-barang tersebut dalam peragaan yang sesungguhnya.
(e-journal.uajy.ac.id)
Sedangkan fungsi galeri adalah sebagai wadah komunikasi antara
konsumen dengan produsen, yang mempunyai beberapa fungsi sebagai
berikut
1) Sebagai wadah promosi barang seni.
2) Sebagai wadah pembinaan bagi para senima dalam mengembangkan dan
memasarkan hasil karya seninya.
32
3) Sebagai sarana komunikasi antara pengelola dengan pengunjung di
dalam suasana yang rekreatif.
Gambar 2.36. Sudut Pandang Penataan Galeri
(Sumber: Neufert, 1995:250)
2.5.1.5. Ruang Ganti Kostum dan Tata Rias
Ruang ganti kostum dan tata rias adalah Perangkat ganti mencakup
ruang ganti dan tempat penyimpanan pakaian baik pakaian, yang dikenakan
di rumah maupun kostum sebuah pentas. Letak ruang ganti sebaiknya
terletak tidak jauh dari tempat pentas,sehingga mudah dijangkau. (Neufert,
1995:70)
Gambar 2.37. Jalur Ruang Ganti
(Sumber: Neufert, 1995:70)
2.5.1.6. Display
1) Sistem Display
Serambi pamer untuk menarik perhatian, pada area penjualan biasanya
dilengkapi dengan serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang
dengan mempertimbangkan musim atau gaya. Suatu serambi pamer dapat
memberikan kesan yang efektif, kesan tersebut tentu saja berhubungan
dengan berbagai ide dan harga.
Delbert J. Duncan dan Stanley D. Hollander (1997:468)
mengelompokkan display interior menjadi :
33
i. Open display
Merupakan bentuk display yang memberikan kemungkinan pada
pembelian untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan
pelayanan toko.
ii. Closed display
Berisi barang dagangan yang memperlihatkan dalam almari
dinding (wall case). Keuntunga utamanya adalah terjaganya barang
dagangan dari pencurian dan menjaga kondisi siap jual.
iii. Architectural display
Display ini merupakan ketepatan penyusunan guna menunjukkan
bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan bangunan, seperti
model bangunan perumahan, dapur, kamar mandi secara menyeluruh.
Keuntungan utamanya adalah tepat memberikan gambaran utuh yang
nyata lewat peragaan dalam display ini.
iv. Vendor display
Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat
penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak panjang.
v. Store sign and decoration
Istilah store sign meliputi tanda pembayaran, kartu harga/hadiah,
hiasan gantung, poster, bendera, spanduk dan alat serupa.
2) Perlengkapan Display
Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa
etalase dan showroom.
3) Macam-macam etalase :
i. Etalase sistem terbuka
Etalase tanpa pembatas antara ruangan display dengan ruangan
pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior
ruangan dalamnya. Tidak ada penghalang kasat mata dan arah
pandang kurang terfokus.
ii. Etalase sistem tertutup
34
Etalase mempunyai pembatas antara ruangan display dengan
ruangan pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat, dan
mempunyai pandangan visual lebih terfokus.
iii. Etalase khusus
Etalase yang memiliki bangunan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan dari pemilik.
iv. Etalase sudut
Etalase yang memiliki bangunan yang terletak dipersimpangan
jalan dan posisinya tepat disudut.
v. Etalase atas
Etalase yang terletak diatas lantai dasar dari bangunan bertingkat.
Etalaseini berfungsi sebagai papan reklame. Etalase atas terbagi
manjadi 3 yakni Etalase Benam, Bertingkat, dan Arcade, Etalase
Benam merupakan etalase yang memiliki lantai lebih rendah dari pada
lantai sekitarnya.Etalase bertingkat penggabungan antara etalase atas
dan etalase benam dan lebih lagi dengan etalase terbuka. Sudut
pandang kurang sesuai dengan sudut pandang pengamat. Sedangkan,
Etalase arcade menjorok ke dalam ruangan akibat bangunan yang
memanjang di belakang dengan bagian muka yang sempit, sehingga
ada ruang yang kurang efisien.
2.5.2. Sirkulasi Ruang
2.5.2.1. Sirkulasi Linear
Gambar 2.38. Sirkulasi Linear
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
Jalan yg lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang.
Memotong jalan lain, bercabang-cabang, atau membentuk putaran (Loop)
.
35
2.5.2.2. Sirkulasi Radial
Gambar 2.39. Sirkulasi Radial
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
Konfigurasi Radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari
sebuah pusat bersama.
2.5.2.3 Sirkulasi Spiral (Berputar)
Gambar 2.40. Sirkulasi Spiral
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:265)
Konfigurasi Spiral memiliki suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari
titik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yang berubah.
2.5.2.4 Sirkulasi Jaringan
Gambar 2.41. Sirkulasi Jaringan
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik
tertentu dalam ruang.
2.5.2.5 Sirkulasi Grid
Gambar 2.42. Sirkulasi Grid
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 265)
36
Konfigurasi Grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau
kawasan ruang segi empat.
2.5.3. Organisasi Ruang
2.5.3.1. Organisasi Terpusat
Gambar 2.43. Organisasi Terpusat
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 188)
1) Organisasi yang bersifat stabil. Merupakan komposisi terpusat yang
terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang dikelompokkan
mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan dominan.
2) Ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari organisasi terpusat, pada
umumnya berbentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk
mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekitar bentuknya.
3) Ruang sekunder mungkin setara satu sama lain dari fungsi,bentuk dan
ukuran serta menciptakan suatu konfigurasi keseluruhan yang secara
geometris teratur dan simetris terhadap dua sumbu atau lebih.
4) Ruang sekunder kemungkinan berbeda dalam bentuk dan ukuran sesuai
kebutuhan fungsi, tingkat kepentingan dan lingkungan suasana sekitar.
2.5.3.2 Organisasi Linier
Gambar 2.44. Organisasi Linier
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997: 188)
1) Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang yang berulang mirip
dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Dapat juga terdiri dari ruang-ruang
linier yang diorganisisr menurut panjangnya sederetan ruang-ruang yang
berbeda ukuran, bentuk dan fungsi.
37
2) Masing-masing ruangan berhubungan langsung.
3) Bentuk organisasi ruang linier dengan sendirinya fleksibel dan cepat
tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Bentuk ini biasanya
mengadaptasi adanya perubahanperubahan topografi. Bentuk dapat lurus,
persegi atau melengkung.
2.5.3.3 Organisasi Radial
Gambar 2.45. Organisasi Radial
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188)
1) Organisasi radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun
linier.
2) Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan dimana sejumlah
organisasi-organisasi linier berkembang seperti bentuk jari-jarinya.
Sedangkan suatu organisasi terpusat adalah sebuah bentuk yang introvet
yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya. Sedangkan
organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovet yang mengembang
keluar lingkupnya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat
meluas dan menggabungkan dirinya pada unsur-unsur tertentu atau
benda-benda lapangan lainnya.
2.5.3.4 Organisasi Cluster/Mengelompok
Gambar 2.46. Organisasi Cluster
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188)
1) Organisasi cluster menggunakan pertimbangan penempatan peletakan
sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya.
38
2) Seringkali penghubungnya berupa sel-sel ruang yang berulang dan
memiliki fungsi-fungsi serupa dan memiliki persamaan sifat visual
seperti halnya bentuk dan orientasi.
3) Bentuk organisasi bersifat luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan
perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
2.5.3.5 Organisasi Grid
Gambar 2.47. Organisasi Grid
(Sumber :D.K.Ching, Francis, 1997:188)
1) Terdiri dari beberapa ruang yang tersusun secara grid tiga dimensi atau
bidang.
2) Organisasi grid membentuk hubungan antara ruang dari seluruh fungsi
posisi dan sirkulasi.
3) Bentuk grid terdiri dari dua set jalan yang sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujursangkar/
kawasan-kawasan segi empat.
2.5.4. Komponen Pembentuk Ruang
2.5.4.1. Lantai
Lantai merupakan salah satu bagian yang penting dari ruang. Lantai
dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi dalam ruang, dapat
memberi karakter dan dapat memperjelas sifat ruang. Persyaratan lantai (P.
Suptandar 1982;5-6 ):
1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
2) Mudah dibersihkan
3) Kedap suara
4) Tahan terhadap kelembaban
5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya
39
2.5.4.2. Dinding
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang, baik
sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun sebagai unsur dekoratif.
Dalam proses perancangan suatu ”ruang dalam”mdinding mempunyai
peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian khusus, di
samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture serta
peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu kesatuan
dengan dinding.
Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah,keindahan
ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest” dari ruang dinding
samping memberi atau menambah keindahan,ruang. Dinding juga dapat
merusak suasana ruang, yaitu apabila,dalam perencanaannya sangat
dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah ada
sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding
berfungsi struktural. (Pamudji Suptandar, 1999)
2.5.4.3. Ceiling
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata
”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga
terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah
sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal
manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan
sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya.
Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen
penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan.
(Pamudji Suptandar, 1999). Dasar pertimbangan dalam perencanaan
langit-langit adalah
1) 1) Fungsi langit-langit
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai
pengatur udara dan ventilasi.
2) Penentuan ketinggian
Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi
ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.
40
3) 3) Bentuk penyelesaian
Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti
melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan sebagainya.
(Djoko Panuwun, 1999:72)
2.5.5. Elemen Pengisi Ruang
Kata "furniture" berdasarkan Encyclopedia Americana adalah sebagai
berikut : Furniture, morable obyects in a room designated are that useful for
men' activities (suatu obyek/benda didalam ruangan yang didesain dengan
tujuan untuk aktivitas manusia). Sifat Peletakan pada elamen pengisi ruang
dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Bulit In
Jenis furniture yang perletakannya menempel pada dinding, misalnya
almari, rak, konter dan sebagainya kebutuhannya.
2) Moveable
Jenis furniture yang bergerak bebas dan dapat dipindahpindahkan, misalnya
tempat tidur, meja, kursi dan sebagainya sesuai kebutuhan.
2.5.6. Bentuk Furniture
Syarat bentuk furniture yang baik meliputi aspek berikut :
1) Fungsional / Struktural
Merupakan furniture yang didesain atas dasar kepentingan aman dan
pemanfaatan bahan dan teknik maksimal.
2) Tema
Merupakan kelompok furniture yang secara visual memberi suatu tema
tertentu, misalnya menggunakan unsur suatu gaya kesenian/kebudayaan
masa lalu atau unsur kedaerahan
3) Penyusunan letak furniture
Penyusunan letak funiture berdasarkan pada penentuan daerah aktif dan
pasif. Daerah aktif adalah daerah dimana terjadi kegiatan dengan frekuensi
tinggi dan bersifat cepat, misalnya lalulintas, gang, foyer, dan sebagainya
.
41
2.5.7. Warna
Warna merupakan unsur yang sangat penting di dalam kehidupan ini.
Fungsi warna saat ini telah lebih berkembang, dimana tidak hanya sebagai
pemberi sentuhan estetis dari suatu benda, tapi juga bisa sebagai alat
komunikasi yang baik. Warna adalah suatu kebutuhan yang mendasar. Nenek
moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari
berbagai kebudayaan yang menggunakan warna dalam praktiknya. Penggunaan
warna dalam terapi penyembuhan ini biasa disebut dengan terapi warna. (Helen
Graham, 1998:4).
Seperti yang telah kita ketahui, setiap warna yang ditampilkan memiliki
dampak psikologis yang berbeda-beda pula bagi penikmatnya. Dalam dunian
interior, pengaplikasian warna baik dalam ruang ataupun furniture sangatlah
penting. Dikemukakan oleh Helen Graham, beberapa efek psikologis yang
dapat ditimbulkan dari warna :
1) Merah
i. Memberi energi lebih pada beberapa anggota tubuh, seperti kaki,
tungkai, pinggul, saluran kemih dan kelamin.
ii. Merangsang aktivitas fisik dan vitalitas. Dimana menimbulkan perasaan
aman, stabil, percaya diri dan kehangatan.
iii. Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal didalam
ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan
diruang bermain anak-anak.
2) Oranye
i. Warna ini memberikan energy pada hati, limpa, pankreas, ginjal dan
kandung kemih. Warna ini merangsang metabolism, penceranaa dan
penghilangan racun.
ii. Sebaiknya jangan menggunakan warna ini pada ruang istirahat.
iii. Warna ini baik digunakan pada araea bermain, ruang latihan, sanggar
tari dan ruang olahraga (tempat aktivitas social).
3) Kuning
42
i. Kuning memberi energy pada kelenjar adrenalin, sistem saraf simpatik
sehingga memberi energy pada otot, denyut jantung, pencernaan dan
peredaran darah.
ii. Gunakan warna kuning di ruang baca dan belajar, ruang pertemuan social
dan tempat dimana diperlukan pembicaraan yang hidup.
iii. Jangan gunakan warna ini ada anak dan orang dewasa yang hiperaktif,
agresif atau memiliki kelaianan perilaku dan juga ruang istirahat.
4) Hijau
i. Memberi energy pada kelenjar timus, warna ini merangsang jantung, paru-
paru, bronchulus, lengan, tangan dan juga kulit.
ii. Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan dan juga ruang kerja
dimana dibutuhkan ketenangan dan kedamaian, kepekaan dan juga hal-hal
yang berhubungan dengan aktivitas fisik.
iii. Baik digunakan pada ruang istirahat dan jangan digunakan pada
laboratorium atau ruangan yanv memeprlukan pemikiran analitis.
5) Biru langit
i. Memberi energy pada kelenjar tiroid sehinggan memberikan energy pada
metabolisme dan pengendalian suhu tubuh. Warna ini dapat merangsang
suara, ungkapan diri, komunikasi dan tanggung jawab pribadi.
ii. Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik, penyimpanan
produk susu dan ruangan bagi mereka yang menderita insomnia dan
mengalami syok.
iii. Jangan gunakan warna ini pada orang dewasa atau anak-anak yang
menderita kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita metabolisme
lambat.
6) Biru gelap atau indigo
i. Memberi energy pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak bagian
bawah, sistem syaraf pusat dan sistem endokrin. Karena itu warna biru
gelap merangsang aktivitas hormonal di seluruh tubuh, proses-proses yang
tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan psikis atau
paranormal.
ii. Gunakan warna ini untuk area meditasi atau perenungan.
43
iii. Jangan gunakan warna ini pada ruang bermain atau pusat aktivitas fisik.
7) Ungu atau violet
i. Memberikan energy pada kelenjar pituitary. Warna ini merangsang otak
bagian atas dan sistem syaraf, kreatifitas, ilham, estetika, artistic dan
cita-cita luhur.
ii. Gunakan pada ruangan dimana terdapat orang-orang yang ingin
mengilhami aktivitas artistic, estetik dan juga imajinatif. Baik juga
untuk ruang teater dan juga ruang kelas untuk anak-anak.
iii. Jangan gunakan warna ini di dalam ruangan yang digunakan untuk
hiburan datau dimana kita menginginkan adanya percakapan, atau di
ruangan yang ditinggali oleh mereka yang memiliki gangguan mental,
terutama mereka yang menderita delursi (pkirian atau pandangan yang
tidak berdasar atau tidak rasional).
2.5.8. Interior Sistem
2.5.8.1. Sistem Penghawaan (Thermal System)
Merupakan pengaturan sirkulasi udara dalam ruang, berupa
penghawaan alamiah melalui bukaan / ventilasi maupun penghawaan
buatan yaitu dengan sistem AC atau penghawaan lainnya yaitu exhauser
fan.
Gambar 2.48. Unit Indoor AC Split yang dipasang di dinding
(Sumber: http://www.airconditioningdr.com/images/ductless-ac-1.jpg
diakses 23 April 2015 pukul 07.49 WIB)
Tujuan dari direncanakan penghawaan ini adalah terwujudnya
kenyamanan user dengan standart kenyamanan ruang, yaitu :
Temperatur Udara : 18o – 26o Celcius
Pergerakan Udara : 0,1 – 0,15 m/s
Kelembaban Relatif : 50% - 55%
Kebutuhan Udara Bersih : 0,85 m3 / s / orang
44
Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif
seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karena itu kenyamanan tidak
dapat diwakili oleh satu angka tunggal.
Faktor lain yang sering dikaitkan dengan kenyamanan tertentu, yaitu
1) Ras, sebenarnya tidak ditemukan bukti bahwa ras mempengaruhi
penilaian kenyamanan. Manusia mempunyai kemampuan adaptasi
terhadap iklim (aklimatisasi) dengan baik. Normalnya orang dapat
menyesuaikan diri dalam 2 minggu.
2) Jenis kelamin, perempuan pada umumnya menyukai lingkungan yang
1o C lebih hangat daripada laki-laki.
3) Usia, orang berusia lanjut lebih suka di lingkungan yang lebih hangat
dan tidak berangin. Hal ini disebabkan metabolisme pada orang usia
lanjut cenderung menurun.
2.5.8.2. Sistem Pencahayan (Lighting System)
Pencahayaan adalah suatu penerangan yang digunakan untuk
menerangi bangunan maupun ruangan. Pencahayaan merupakan faktor
yang pokok dalam perencanaan suatu bangunan, karena apabila sistem dari
pencahayaan itu kurang baik maka dapat membuat suasana bangunan /
ruangan menjadi gelap, remang-remang dan terang benerang. Oleh karena
itu untuk perencanaan sistem pencahayaan ini harus disesuaikan dengan
jenis bangunan / ruangan yang akan dibuat. Sebagai contoh adalah sistem
pencahayaan di mall dan di cafe, di mall sistem pencahayaannya harus
terang dan dapat menerangai secara maksimal bangunan / ruangan
tersebut. Karena akan mempengaruhi barang yang diperdagangkan di mall
tersebut. Sedangkan untuk di cafe mereka tidak membutuhkan suatu
pencahayaan yang terang, karena untuk suasana di cafe biasanya
membutuhkan penerangan yang agak remang-remang dan juga tidak
terlalu gelap. Sehingga dari kedua contoh bangunan tersebut dapat
disimpulkan bahwa penerangan pada setiap bangunan/ruangan itu
tergantung atau sesuai kebutuhan dan jenis dari bangunan itu.
1) Sistem pencahayaan dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
i.Pencahayaan alami ( Natural Lighting )
45
Pencahayaan alami (natural lighting) adalah suatu sistem
pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya alam yaitu sinar
matahari. Sifat dari sistem ini hanya sementara, artinya hanya pada
waktu matahari terbit hingga tenggelam, jadi tidak dapat dimanfaatkan
sepanjang hari. Fungsi dari adanya sistem pencahayaan alami adalah
Sumber cahaya diwaktu pagi hingga petang hari, menciptakan adanya
cahaya pantul sebagai unsur estetik,dan memberikan cahaya yang
sangat terang diwaktu pagi hingga sore hari
ii.Pencahayaan Buatan (artificial lighting)
Sistem pencahayaan buatan (artificial lighting) adalah sistem
pencahayaan yang menggunakan sumber cahaya buatan, seperti lampu,
armature dan peralatan yang memendarkan cahaya. Pencahayaan
buatan dalam ruangan terbagi menjadi pencahayaan utama (general
lighting), pencahayaan khusus (accent Lighting), pencahayaan
tambahan (Task Lighting), dan pencahayaan yang bersifat dekoratif
(decorative lighting). (Imelda Akmal, 2006:22)
Gambar 2.49 Jenis-jenis pencahayaan buatan dalam ruangan
(Sumber: Akmal, Imelda, 2006:22)
2) Faktor-faktor mempengaruhi tingkat penghitungan terhadap kualitas
pencahayaan adalah:
Aliran Cahaya (F)
Intensitas Cahaya (I)
Kuat Penerangan (E)
Luminansi (L)
3) Pertimbangan dalam perencanaan suatu penerangan pada artificial
lighting , antara lain adalah :
i. Distribusi cahaya
46
ii. Kekuatan penerangan rata-rata (E)
iii. Derajat pemerataan kekuatan penerangan mendatar
iv. Perbandingan tinggi dan jarak lampu
v. Derajat kesilauan perlu diperhatikan, antara lain: Kebutuhan titik
lampu pada ruang, dimana dapat dicari dengan menggunakan
E = kuat penerangan (lux)
A = luas ruangan (m2)
F = arus cahaya tiap lampu (lm)
UF= Utilisation Factor/koefisien pemakaian (tabel)
2.5.8.3. Akustik
Sedangkan menurut Satwiko (2004:124), akustik berarti ilmu tentang
bunyi. Dengan demikian, sistem akustik adalah ilmu yang mem-pelajari
tentang mutu suara dan bunyi yang dihasilkan. Akustik sendiri
berhubungan dengan organ pen-dengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem
akustik dalam sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang
mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya.
Akustik ruang ini sendiri banyak dikaitkan dengan hal yang mendasar
seperti perubahan suara karena pantulan dan juga gangguan suara
ketembusan suara dari ruang lain. Banyak material penyerap yang sangat
efektif untuk digunakan. Material-material tersebut biasanya digunakan
untuk memperjelas suara yang dihantarkan dalam ruang atau juga
mengurangi kejelasan suara yang timbul. (Satwiko, 2004). Faktor yang
harus diperhatikan pada sistem akustik ialah
1) Bunyi Langsung , bunyi dari sumber suara yang berjalan mencapai
pendengaran.
2) Bunyi pantul, Sumber suara mengenai bidang pantul dahulu lalu ke
pendengaran.
3) Bunyi Serap, Bunyi karena material absorbsi.
N=E.A
F.UF.LLF
47
2.5.9. Sistem Keamanan
2.5.9.1. Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan
Sistem pengamanan terhadap kegiatan menggunakan 2 sistem
yakni CCTV (Closed Circuit Television) dan Heavy duty door contact
(sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Circuit Television)
adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui
layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera
yang dipasang pada setiap sudut ruangan (biasanya tersembunyi) yang
diinginkan oleh bagian keamanan.
Gambar 2.50. Contoh Kamera CCTV
(sumber: http//www.sekuritidankeamanan.wordpress.co diakses 23 April
2015 pukul 07.49 WIB)
2.5.9.2. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran
1) Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C.
2) Fire alarm system. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api atau
panas pada suhu 1350C - 1600C
3) Fire estinguisher
4) Sprinkler
Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar
yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani
luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3m. Ada beberapa cara
pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang
pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus
mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25 m dari dinding.
5) Hidrant Kebakaran
Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran
yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.
48
2.5.9.3. Sistem Pengamanan Terhadap Bahaya Asap
1) Fire damper
Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap
dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis,
kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut.
2) Smoke & heat ventilating
Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar.
Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir keluar,
sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-
asap tersebut.
3) Vent & exhaust
Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap
asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat
pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan
udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga.
Gambar 2.51. Contoh Fire Security
(sumber: http//www.sekuritidankeamanan.wordpress.co diakses 23
April 2015 pukul 07.49 WIB)