bab ii kajian pustaka 1. a. pembelajaran tematik
TRANSCRIPT
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Tematik
a. Pembelajaran Tematik
Menurut Trianto (2011: 139) pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar
yang bermakna kepada peserta didik. Hal ini menjadikan pembelajaran
tematik merupakan perpaduan antara beberapa mata pelajaran yang
diberikan dalam satu pembelajaran. Maka, pembuatan modul pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi sekolah dasar (SD), yang dimana sekolah
dasar (SD) menggunakan pembelajaran tematik.
b. Landasan Pembelajaran Tematik
Landasan pembelajaran tematik mencakup :
1) Landasan Filosofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran
filsafat yaitu : Progresivisme, Konstruktivisme, dan Humanisme.
Aliran Progresivisme memandang proses pembelajaran perlu
ditekankan pada pembentukkan kreativitas, pemberian sejumlah
kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan
pengalaman siswa. Maka, aliran progresivisme menjadikan siswa
memberikan pengalaman yang nyata ataupun memberikan siswa
suasana yang pernah dilakukan oleh siswa. Hal ini akan menimbulkan
11
semangat siswa dalam pembelajaran. Aliran Konstruktivisme melihat
pengalaman langsung siswa ( direct expriences ) sebagai kunci dalam
pembelajaran. Pada aliran ini guru memberikan siswa pengalaman
langsung ke siswa sehingga siswa tersebut akan membangun
pengetahuannya sendiri dari pengalaman yang pernah dialaminya.
Aliran Humanisme melihat dari siswa dari segi keunikan/kekhasannya,
potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. Hal ini menjadikan guru
harus memperhatikan pemilihan materi, karena dari materilah akan
menimbulkan keunikan, potensi, dan motivasi dari siswa.
2) Landasan Psikologis
Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi
perkembangan siswa dan psikologi belajar. psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran
tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasannya dan
kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
3) Landasan Yuridis
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya (pasa 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pemdidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). Pembelajaran
12
tematik memberikan siswanya untuk mengembangkan kemampuannya
sendiri dengan menjadikan pembelajaran yang memaksimalkan
siswanya untuk mencari pengetahuannya sendiri dan gurunya sebagai
memberikan apa yang dibutuhkan oleh siswa.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran
tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.
1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik memang ditentukan pada dasarnya
adalah berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator yang dimana
pembelajaran lebih dominan pada siswa daripada seorang guru. Hal
ini dapat memberikan siswanya dapat mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya dengan sendirinya.
2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa. Dalam hal ini siswa dihadapkan hal-hal yang konkrit
sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak. Guru harus dapat
memberikan bahan ajar, media dan alat peraga yang berbentuk nyata
ataupun konkrit , sehingga siswa dengan melihatnya saja dapat
memberikannya pengetahuan secara langsung.
3) Pemisah Mata Pelajaran tidak begitu Jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas karena dalam pembelajaran tematik focusnya kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat dengan kehidupan siswa.
13
pembelajaran tematik ini juga dapat memberikan pengetahuan
langsung dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan yang ada
disekitar siswa. guru juga diharapkan dapat mengembangkan bahan
ajar sesuai dengan sekitar sekolah agar siswa dapat memahami
pembelajaran dengan mudah.
4) Menyajikan Konsep dari berbagai Mata Pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa
mampu memahami konsep-konsep secara utuh. Pembelajaran tematik
ini juga mengaitkan keadaan ataupun kondisi sekitar sekolah.
5) Bersifat Fleksibel
Pembelajaran tematik fleksibel karena dapat mengaitkan satu
mata pelajaran ke mata pelajaran lain dan bahkan dapat mengaitkan
pembelajaran dengan kehidupan siswa ataupun keadaan lingkungan
siswa berada. Pembelajaran tematik ini dilakukan dengan memadukan
dari tiga atau dua mata pembelajaran yang sesuai dengan tema yang
akan diberikan oleh siswa.
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
14
2. Kompetensi inti, Kompetensi dasar, dan Materi
a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
2.1 Kompetensi Inti Kelas V
Kompetensi Inti kelas V Sekolah Dasar
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
Sumber : kemendikbud (2017)
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator
PPKn
1.3 Mensyukuri keragaman sosial
masyarakat sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa dalam konteks
Bhineka Tunggal Ika
2.3 Bersikap toleran dalam keragaman
sosial budaya masyarakat dalam
konteks Bhineka Tunggal Ika
3.3 Menelaah keragaman sosial budaya
masyarakat
4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang
mendukung keragaman sosial budaya
masyarakat
IPS
3.3 Menganalisis peran ekonomi dalam
upaya menyejahterakan kehidupan
masyarakat di bidang sosial dan
budaya untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan karakteristik
ruang
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang peran
ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan
menyejahterakan kehidupan
masyarakat di bidang sosial dan
budaya untuk memperkuat kesatuan
dan persatuan bangsa
3.3.1 Mengidentifikasi keberagaman sosial
budaya
3.3.2 Menggali informasi kebudayaan
Baturunan Manurun Parau di Berau
4.3.1 Mendiskusikan kegiatan yang
mendukung kebudayaan Baturunan
Manurun Parau di Berau
4.3.2 Menyampaikan hasil diskusi
Kegiatan yang mendukung
kebudayaan Baturunan Manurun
Parau di Berau
3.3.1 Menelaah peran ekonomi yang dapat
dikelola sendiri
3.3.2 Mencirikan peran ekonomi yang
dapat kelola sendiri
4.3.1 Mendiskusikan usaha-usaha ekonomi
yang dapat dikelola sendiri
4.3.2 Menyampaikan hasil diskusi usaha
ekonomi yang dapat dikelola sendiri
15
Lanjutan Tabel 2.2
Bahasa Indonesia
3.8 Menguraikan urutan peristiwa atau
tindakan yang terdapat pada teks
nonfiksi
4.8 Menyajikan kembali peristiwa atau
tindakan dengan memperhatikan latar
cerita yang terdapat pada teks fiksi
Oleh Peneliti dan Kemendikbud (2017)
3.8.1 Menjelaskan teks non fiksi
3.8.2 Mengklasifikasi urutan peristiwa atau
tindakan yang ada di teks non fiksi
4.8.1 Menuliskan informasi peristiwa atau
tindakan yang ada pada teks non fiksi
4.8.2 Menyampaikan informasi peristiwa
atau tindakan yang ada pada teks non
fiksi
16
b. Materi
Tahukah kamu bagaimana peran dan pengaruh ekonomi di masyarakat ?
Ekonomi dalam masyarakat memegang peranan yang sangat penting. Apabila
peran ekonomi suatu negara bagus, maka akan terciptanya suatu kesejahteraan
yang baik pula bagi masyarakat setempat dan tidak ada ketimpangan yang sangat
tinggi dimasing-masing masyarakat. Sebaliknya kalau peran ekonomi
dimasyarakat tidak mempunyai peran sama sekali maka akan terjadi ketimpangan
yang sangat jauh dalam kehidupan dimasyarakat, misalnya dari segi
pengangguran, keamanan. Dalam peran ekonomi pasti akan terjadi kegiatan
ekonomi . kegiatan ekonomi ini merupakan kegiatan jual beli terhadap penjual
dengan si pembeli untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari si pembeli.Ada
pun ciri ciri dari kegiatan ekonomi yang dimana dijelaskan sebagai berikut.
1. Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan. Pihak yang melakukan produksi dinamakan produsen.
Sehingga dari hasil produksi ini akan menghasilkan sebuah produk. Produk
dapat berupa barang dan jasa. Misalnya petani yang menanam padi dan sayur,
dapat disebut produsen. Pabrik tempe, pabrik sepatu, pabrik elektronik, juga
dapat dikatakan sebagai kegiatan produksi. Kegiatan produksi juga meliputi
kegiatan di bidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kehutanan,
dan industri (pabrik). Berikut adalah ciri-ciri kegiatan produksi :
a. Kegiatan produksi menghasilkan barang atau jasa
17
b. Kegiatan untuk membuat barang yang akan diproduksi, dan
c. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa
Gambar 2.1 Kegiatan Produksi
2. Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan hasil
produksi. Kegiatan ekonomi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Jadi, konsumsi mencakup setiap kegiatan yang
bertujuan untuk mengurangi atau menghabiskan fungsi ekonomi suatu barang.
Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen. Kegiatan
konsumsi dapat dikelompokkan menjadi 2 pola penggunaan, yaitu sebagai
berikut.
a. Pola penggunaan langsung
Pola penggunaan langsung merupakan barang yang langsung dapat
digunakan sebagai alat pemenuhan kebutuhan seperti makanan dan
minuman.
b. Pola penggunaan tidak langsung
18
Pola penggunaan tidak langsung merupakan barang yang dibeli dan
tidak digunakan secara langsung tetapi dapat memberikan manfaat
untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, kita membeli kompor bukan
untuk dimakan, tetapi digunakan untuk memasak makanan. Jadi,
kebutuhan sebenarnya adalah makanan. Contoh lainnya adalah jika kita
membeli kulkas adalah bukan untuk dipakai langsung ke tubuh kita,
tetapi digunakan untuk menyimpan makanan yang kita beli tadi.
Gambar 2.2 Kegiatan Konsumsi
3. Kegiatan Distribusi
Tidak semua barang bisa didapat konsumen secara langsung dari produsen.
Biasanya para produsen hanya memproduksi. Kemudian mereka menyetorkan
barang hasil produksinya ke agen, penyalur, swalayan, toko, atau warung-
warung. Kegiatan inilah yang dinamakan distribusi. Jadi bisa dikatakan bahwa
kegiatan distribusi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyalurkan barang
dari produsen ke konsumen. Distribusi barang dari produsen ke tangan
konsumen dilakukan dengan 2 cara, yaitu sebagai berikut.
a. Distribusi langsung
19
Hasil produksi langsung disalurkan oleh produsen kepada konsumen
tanpa menggunakan perantara. Misalnya, penjual mie ayam menjual
langsung mie ayamnya kepada konsumen dengan cara berkeliling.
b. Distribusi tidak langsung
Hasil produksi disalurkan dengan menggunakan perantara yang dimana
produsen menyalurkan hasil produksinya terlebih dahulu kepada
penyalur, lalu penyalur mencari konsumen sehingga diteruskan oleh
konsumen. Penyalur disebut juga distributor. Pihak yang bisa menjadi
distributor adalah agen, pedagang besar, dan pedagang eceran.
Gambar 2.3 Kegiatan Produksi
Seperti itulah seputaran tentang peran ekonomi yang sangat penting bagi
negara. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah ada usaha-usaha kecil yang
dapat dikelola sendiri atau bisakah kita yang menjadi distribusinya ?
Kita telah mempelajari peran dan kegiatan ekonomi sekarang kita akan
mempelajari usaha-usaha yang dapat dikelola sendiri.
20
Dikabupaten Berau memiliki usaha-usaha kecil yang dapat dikelola
sendiri. Kabupaten berau memiliki banyak sekali sumber daya alam yang dapat
memenuhi kebutuhan manusia. Dari perkebunan hingga ke penambangan batu
bara. Dilihat dari halaman dinas perkebunan yang ada di Berau, bahwa
pengelolaan perkebunan banyak sekali peningkatan. Hal ini menandakan bahwa di
Berau memiliki peran ekonomi yang mensejahterahkan masyarakatnya. Contoh
usaha ekonomi perorangan sebagai berikut.
A. Usaha Perkebunan
Gambar 2.4 Perkebunan Kelapa sawit
Perkebunan kelapa sawit ini bisa dikatakan usaha yang dikelola
sendiri. Di kabupaten Berau menjadi salah satu daerah sentra
perkembangan perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit yang
digarap oleh masyarakat juga terus tumbuh di Bumi Batiwakkal (Berau).
Usaha ini memiliki modal yang terbatas karena masih banyak petani
kelapa sawit yang menjual hasil produksi kebunnya ke pabrik kelapa sawit
21
yang juga merupakan pemiliki kebun inti atau kebun sendiri sedangkan
petani mandiri yang terpaksa harus membawa hasil produksi kebunnya ke
pabrik yang berada di luar dari kecamatannya, bahkan harus keluar daerah
lain.
B. Usaha Perdagangan
Gambar 2.5 Toko Oleh-oleh Khas Berau
Usaha perdagangan merupakan usaha yang akan memenuhi
kebutuhan ekonomi bagi penjual. Seperti pedagang kaki lima yang ada
di Tepian Teratai ada berbagai pedagang bakso, pentol, pempek, toko
penjualan oleh-oleh khas berau, dan lain-lain
C. Usaha Jasa
Gambar 2.6 Pembuatan Batik Rutun Khas Berau
22
Usaha jasa yang ada di Berau kebanyakan sama dengan daerah
lain, secara umum banyak usaha jasa yang dikelola contohnya.bengkel,
fotokopi, konter pembuatan makanan, pembuatan batik dan lain – lain.
D. Industri Kecil
Gambar 2.7 Pembuatan Amplang
Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan
pengolahan bahan baku dipabrik dan menghasilkan suatu barang yang
dapat dipasarkan atau di perjual belikan. Contohnya adalah pembuatan
batik daerah, pembuatan amplang dan sebagainya.
Setelah belajar dari kegiatan ekonomi, dengan adanya batik khas Berau
sedikit disinggung. Maka kita akan mempelajar budaya-budaya yang ada di Berau
sesuai dengan yang ada di teks non fiksi. Tapi, sebelum ke budaya-budaya yang
ada di Berau. kita akan mempelajari terlebih dahulu kita akan mempelajari teks
non fiksi.
Teks nonfiksi ialah sebuah karangan atau tulisan yang bersifat informatif,
penulisnya mempunyai tanggung jawab atas kebenaran dari peristiwa, orang,
23
dan/atau informasi yang disampaikannya. Teks Non-fiksi adalah teks yang
menceritakan kejadian yang sudah terjadi pada penulis dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran dari teks tersebut.contohnya seperti Penerbitan
akademik, Surat,Buku harian Biografi,dan Biograf. Teks Non-fiksi juga dapat
disajikan baik secara obyektif maupun subyektif. Teks Non fiksi dibagi menjadi 2,
yaitu :
a. Nonfiksi Murni : buku yang berisi pengembangan berdasarkan data –
data yang benar-benar ada dan dapat dipercaya
b. Nonfiksi Kreatif : berawal dari data yang benar-benar sudah terjadi dan
dapat dipercaya kemudian dikembangkan melalui imajinasi yang pada
akhirnya akan menjadi sebuah novel dan puisi
Gambar 2.8 Novel
Oleh sebab itu, teks non fiksi merupakan teks yang sumbernya jelas dan
dapat dipercaya. Sehingga, memudahkan pembacanya tertarik dan bisa dijadikan
sebuah acuan dalam membuat novel atau sebagainya. Tetapi tidak hanya dengan
mendapat data yang terpercaya tetapi juga harus mengerti alur peristiwa dalam
24
teks. Alur peristiwa yang ada di teks non fiksi kurang lebih sama dengan buku
cerita pada umumnya. Alur tersebut menjadi 6 bagian yaitu:
1. Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi)
Tahap dimana penulis menceritakan pengantar atau pengenalan situasi
cerita. Dibagian ini juga dikenalkannya semua tokoh-tokoh, suasana dan waktu
serta dikenalkannya pokok permasalahan
2. Tahap pemunculan konflik (Rising action)
Ditahap ini mulailah tahap mulainya masalah utama akan terjadi yang
diatasi oleh tokoh protagonis.
3. Tahap konflik memuncak (Turning point atau Klimaks)
Tahap ini terjadi permasalahan yang memuncak sehingga membawa
pembaca ikut terbawa emosinya ketika membaca bagian ini.
4. Tahap konflik menurun (Antiklimaks)
Tahap ini dimana masalah mulai mereda dan teratasi karena adanya
penyelesaian dari tokoh-tokoh yang memiliki peran terhadap masalah
5. Tahap penyelesaian (Resolution)
Ditahap ini merupakan tahap dimana penyelesaian terhadap cerita. Akhir
dari sebuah cerita bisa menjadi bahagia, sedih, ataupun memiliki sambungan
untuk cerita selanjutanya.
Bagaimana teman-teman belajar tentang teks non fiksi ? sekarang kita
akan mempelajari budaya dari kabupaten Berau yang dimana menceritakan
budaya yang bernama “Baturunan Manurunkan Parau”. Baturunan manurunkan
Parau ini adalah sebuah budaya yang dijadikan sebuah ajang perlombaan yang
dimaksud untuk mempererat antar suku-suku yang tingga di Berau. nah, dibawah
25
ini tidak terlepas dari teks non fiksi yang dimana teks dibawah ini memiliki
sumber terpecaya dan benar-benar terjadi. Sekarang ayo kita membaca teks
berikut dengan seksama.
KEBUDAYAAN BATURUNAN MANURUNKAN PARAU
DIKABUPATEN BERAU
Kabupaten Berau adalah salah satu kabupaten yang ada di Kalimantan
Timur. Kabupaten Berau memanglah tidak terkenal seperti wisatanya seperti
Derawan. Derawan adalah salah satu dari sekian banyak wisata yang ada di
Berau. Selain itu, Berau juga memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Seperti
budaya yang sering dilihat adalah budaya orang Berau sendiri yaitu Baturunan
Manurunkan Parau. Baturunan Manurunkan Parau ini merupakan menurunkan
perahu lomba, yang ada di samping keraton gunung tabur yang ditepung tawari
oleh Putri keraton dan dibacakan doa oleh sesepuh agama Gunung Tabur.
Kemudian, perahu yang beratnya lebih 300 kilo gram itu, diangkat beramai-
ramai dengan satu orang, untuk kemudian diturunkan ke Sungai Segah. Perahu
kayu dengan kelir kuning ini memiliki panjang 19 meter. Kapasitas perahu itu,
mampu memuat 30 laki-laki dewasa. Ujung depan perahu berbentuk ukiran
kepala naga tengah menganga. Sementara batang lehernya tertulis Naga Sekuin,
dimana dalam bahasa Banua (Berau) berarti naga kepala dua. Buritan perahu
berbentuk ekor yang diukir bulat pendek.
26
Gambar 2.9 Kebudayaan Baturunan Manurunkan Parau
Baturunan sejatinya memiliki arti serupa gotong royong antar penduduk yang
saling membantu, apabila ada salah satu warga ada yang belum selesai menuai
padi. Begitu pula bila ada warga yang selesai membuat perahu. Ketika perahu
hendak diturunkan ke sungai, para tetangga diundang dan kerabat diajak makan
bersama lalu dilanjutkan dengan mendorong perahu beramai-ramai sampai ke
sungai. Baturunan bisa pula diartikan sebagai silaturahmi, pertemanan,
persahabatan, keamanan, kekerabatan, kerja sama, kekompakan, satu tujuan,
menggalang persatuan dan kesatuan masyarakat Berau.
3. Modul Pembelajaran
Menurut (Anwar, 2010) bahwa Modul pembelajaran adalah bahan ajar
yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi,
metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Sehingga menurut peneliti, Modul
pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis berupa buku
pelajaran yang membantu siswa untuk memahamkan pembelajaran yang akan
dilakukan didalam kelas dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
27
dibuat oleh guru. Modul yang baik tidak hanya menarik tetapi harus bisa
merangsang rasa ingin tahu siswa terhadap ilmu yang dipelajari
(sudarno,2015). Hal ini menjadi acuan dalam pengembangan modul
pembelajaran pada penelitian ini. Berkenaan dengan modul pembelajaran
akan terasa sama jika hanya mengembangkan dari buku tema lalu dibuat ke
modul. Maka peneliti disini mengembangkan modul digital yang berbasis
kearifan lokal dan akan memudah bagi siswa untuk memahami pembelajaran,
karena siswa akan mempelajari daerah tempat tinggalnya.
a. Karakteristik Modul
Anwar (2010), menyatakan bahwa karakteristik modul pembelajaran
sebagai berikut
1) Self instructional, Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain.
2) Self contained, Seluruh materi pembelajaran dari satu unit
kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.
3) Stand alone, Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada
media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media
lain.
4) Adaptif, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
5) User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab
bersahabat/akrab dengan pemakainya.
6) Konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak
28
b. Komponen-komponen Modul Pembelajaran
Menurut Mustaji (2008: 30-32) komponen-komponen modul
pembelajaran dibagi menjadi tujuh yaitu sebagai berikut.
1) Perumusan tujuan instruksional yang eksplisit dan spesifik, tujuan
tersebut dirumuskan dari komptensi dasar agar mendapat
pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dari siswa setelah
mempelajari modul,
2) Petunjuk guru. Petunjuk guru ini memberikan penjelasan kepada
guru agar mengajarkannya dengan mudah dan dapat menjelaskan
kepada siswa cara penggunaan modul pembelajaran .
3) Lembar Kegiatan Siswa. Modul pembelajaran berisi materi-materi
pelajaran yang memiliki nilai kearifan lokal yang harus dikenalkan
kepada siswa dan memudahkan siswa juga dalam mendalami materi.
4) Lembar Kerja Siswa (LKS). Berisikan tentang pertanyaan-
pertanyaan yang ada dilembar kegiatan siswa yang dimana
mencakup kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa,
5) Kunci lembar kerja. Berisikan jawaban-jawaban yang dari lembar
kerja siswa dan siswa dapat melakukan penilaian sendiri terhadap
apa yang telah dikerjakannya.
6) Lembar evaluasi. Berisikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur
tercapai tidaknya tujuan pembelajaran.
7) Kunci lembar evaluasi. Berisikan pertanyaan-pertanyaan yang ada
dilembar evaluasi.
29
4. Kearifan Lokal
Kearifan lokal menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 yaitu
Memberikan pengertian tentang kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang
berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain untuk melindungi
dan mengolah lingkungan hidup secara lestari. Maka sebagai guru,
haruslah mengenalkan budaya di setiap daerah yang ada di indonesia.
terutama di daerahnya masing-masing, selain dapat mengetahui juga bisa
melestarikan. Untuk itu peneliti akan mengembangkan modul digital yang
berbasis kearifan lokal yang dimana akan mengarah pada kearifan lokal
daerah Kab.Berau.Adapun ciri-ciri kearifan lokal sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar.
b. Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke
dalam budaya asli.
c. Sanggup memberi petunjuk pada perkembangan
5. Kearifan Lokal Kabupaten Berau Indikator Pengembang
Kearifan lokal kabupaten Berau adalah sebagai bahan
pengembangan modul yang berbasis kearifan lokal. Kearifan lokal
kabupaten Berau memiliki banyak sekali budaya-budaya yang perlu
diajarkan pada generasi selanjutnya yang nantinya akan memiliki
pengaruh dalam menjaga dan melestarikan budaya-budaya yang ada di
Kabupaten Berau. Kearifan lokal yang dimiliki oleh Berau antara lain
makanan khas, tradisi ada istiadat, rumah adat, pariwisatanya dan lain-lain.
Sehingga, untuk itu bahwa modul kearifan lokal ini dapat membantu guru
untuk dapat mengenalkan budaya-budaya yang ada disekitar sekolah agar
30
siswa dapat menjadikan hal ini menjadi tanggung jawabnya untuk menjaga
atau melestarikan kebudayaan yang ada di Kabupaten Berau.
Impelementasi kearifan lokal dalam lingkup persekolahan tidak terlepas
dari aspek kurikulum sekolah, pembelajaran, Iklim/budaya sekolah,
kepemimpinan dan manajemen sekolah dan hubungan sinergis dengan
masyarakat (Wagiran, 2011). Hal ini menjelaskan bahwa dalam sekolah
guru memiliki kebebasan dalam mengembangkan produk yang dimana
memiliki lingkup kearifan lokal yang tentunya dibatasi oleh Kompetensi
dasar. Seperti halnya dijelaskan di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dengan standar isi tahun 2006, memberikan keleluasaan dimasing-
masing satuan pendidikan atau sekolah untuk mengembangkan kurikulum
sesuai dengan kondisi lingkungan, karakteristik siswa dan sekolah.
sehingga secara tidak langsung guru memiliki peran yang sangat penting
dalam pembelajaran yang dapa mengembangkan produk atau media
maupun bahan ajar sesuai dengan kondisi yang ada disekitar sekolah.
31
Tabel 2.3 Indikator pengembangan Modul Berbasis Kearifan Lokal Kab. Berau
Kompetensi Dasar Tahapan Kegiatan Pembelajaran
IPS
3.3 Menganalisis peran
ekonomi dalam upaya
menyejahterakan
kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya
untuk memperkuat
kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia serta
hubungannya dengan
karakteristik ruang
4.3 Menyajikan hasil analisis
tentang peran ekonomi
dalam upaya
menyejahterakan
kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya
untuk memperkuat
kesatuan dan persatuan
bangsa
Indikator
3.3.1 Menelaah peran
ekonomi yang dapat
dikelola sendiri
3.3.2 Mencirikan peran
ekonomi yang dapat
dikelola sendiri
4.3.1 Mendiskusikan usaha-
usaha ekonomi yang
dikelola sendiri disekitar
rumah
4.3.2 Menyampaikan hasil
diskusi usaha ekonomi
yang dapat dikelola
sendiri
PPKn
1.3 Mensyukuri keragaman
sosial masyarakat sebagai
anugerah Tuhan Yang
Maha Esa dalam konteks
Bhineka Tunggal Ika
2.3 Bersikap toleran dalam
keragaman sosial budaya
masyarakat dalam konteks
Bhineka Tunggal Ika
3.3 Menelaah keragaman
sosial budaya masyarakat
4.3 Menyelenggarakan
kegiatan yang mendukung
keragamann sosial budaya
masyarakat
Guru menanyakan tentang
perkerjaan yang ada disekitar
sekolah
Guru memberikan modul
pembelajaran
Guru memberitahukan untuk
membaca terlebih dahulu
tentang peran ekonomi yang
ada di Berau
Guru menjelaskan perkerjaan
apa saja yang dapat
mensejahterahkan kehidupan
masyarakat
Guru Menanyakan peran
ekonomi yang ada diberau
Guru megidentifikasi tentang
usaha ekonomi yang dikelola
sendiri
Guru memberitahukan siswa
untuk mencari jenisjenis
usaha ekonomi yang dikelola
sendiri yang ada disekitar
rumah
Guru memberitahukan siswa
untuk menyampaikan hasil
dari mencari jenis-jenis usaha
ekonomi yang dikelola
sendiri disekitar rumah
Guru Menjelaskan tentang
keberagaman sosial
Guru mencontohkan kegiatan
keberagaman sosial
baturunan manurunkan parau
Guru memberitahukan untuk
berdiskusi dengan orang yang
ada dirumahnya
Guru memberitahukan untuk
menyampaikan hasil dari
diskusi
Siswa menjawab yang
ditanyakan oleh guru
Siswa membuka halaman
yang diberitahukan oleh guru
Siswa membacanya sesuai
dengan pemberitahuan guru
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa menjawab pertanyaan
guru
Siswa mengamati guru
Siswa mencari jenis-jenis
usaha ekonomi yang dikelola
sendiri di sekitar rumah
Siswa menyampaikannya
hasil dari mencari jenisjenis
usaha ekonomi yang dikelola
sendiri disekitar rumah
Siswa mendengarkan
penjelasan guru
Siswa memperhatikan guru
Siswa melakukan diskusi
dengan orang yang ada
dirumahnya
Siswa menyampaikan hasil
diskusi yang dilakukannya
dengan orang yang ada
dirumah
32
Lanjutan tabel 2.3
Indikator
3.3.1 Mengidentifikasi
keberagaman sosial
budaya
3.3.2 Menggali informasi
keberagaman
kebudayaan Baturunan
Manurun Parau di Berau
4.3.1 Mendiskusikan
Kegiatan yang
mendukung
kebudayaan Baturunan
Manurun Parau di Berau
4.3.2 Menyampaikan hasil
diskusi Kegiatan yang
mendukung
kebudayaan Baturunan
Manurun Parau di Berau
Bahasa Indonesia
3.8 Menguraikan urutan
peristiwa atau tindakan
yang terdapat pada teks
nonfiksi
4.8 Menyajikan kembali
peristiwa atau tindakan
dengan memperhatikan
latar cerita yang terdapat
pada teks fiksi
Indikator
3.8.1 Menjelaskan teks non
fiksi
3.8.2 Mengklasifikasi urutan
peristiwa atau tindakan
yang ada diteks non
fiksi
4.8.1 Menuliskan informasi
peristiwa atau tindakan
yang ada pada teks non
fiksi
4.8.2 Menyampaikan
informasi peristiwa atau
tindakan yang ada pada
teks non fiksi
Guru menjelaskan teks non
fiksi
Guru mencontohkan teks non
fiksi dengan menunjukkan
teks baturunan manurunkan
parau
Guru memberitahukan untuk
mencari informasi penting
yang terdapat dalam teks
baturunan manurunkan parau
Guru memberitahukan untuk
menyampaikan informasi
yang didapat dalam teks non
fiksi yaitu baturunan
manurunkan parau
Siswa mendengar penjelasan
guru
Siswa memperhatikan guru
Siswa mencari informasi
penting yang terdapat dalam
teks baturunan manurunkan
parau
Siswa menyampaikan hasil
penemuannya
33
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Tabel 2.4 Penelitian Relevan
No Peneliti Persamaan Perbedaan Keunggulan
1. Tyas Deviana (2018)
yang berjudul “
Analisis Kebutuhan
Pengembangan Modul
Pembelajaran Berbasis
Kearifan lokal
Kabupaten
TulungAgung untuk
Kelas V SD Tema
Bangga Sebagai
Bangsa Indonesia”
- Dilakukan di kelas 5
Sekolahh dasar
- Membahas kearifan
lokal
- Bentuk Modul
Pembelajaran
- Penelitian Analisis
- Metode Penelitian
Menggunakan
Pendekatan
Kualitatif
- Membahas
Beberapa sekolah
yang ada di
tulungagung
Penelitian ini
memiliki
keungulan
karena didaerah
Berau, saat
pembelajaran
tematik masih
belum
menggunakan
modul yang
berbasis kearifan
lokal 2. Dek Ngurah Laba
Laksana Putu Agus
Wawan Kurniawan,
Irama Niftalia (2016)
yang berjudul
“Pengembangan Bahan
Ajar Tematik Sd Kelas
Iv Berbasis Kearifan
Lokal Masyarakat
Ngada”.
- Isinya Membahas
kearifan lokal
- Bentuk Modul
Pembelajaran
- Penelitian
Pengembangan
- Menggunakan
Metode model
ADDIE
- Perbedaan Tempat
kearifan lokal
3. Kaeimatus Saidah dan
Rian Dawariswara
(2019) yang berjudul
Pengembangan bahan
ajar materi dongeng
berbasis kearifan lokal
jawa timur bagi siswa
kelas III SD
- Isinya membahas
kearifan lokal
- Bentuk bahan ajar
pembelajaran
- Menggunakan
metode model
Borg & Gall
(1997)
- Perbedaan Tempat
kearifan Lokal
4. Hesti Yuni Ayu
Lestari, Riyadi, Siti
Kamsiyati, Vita
Purnama sari (2001)
yang berjudul
Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Muatan
Lokal Keanekaragaman
Motif Ngawi sebagai
Sumber Belajar di
Kelas V Sekolah dasar
- Membahas tentang
Kearifan Lokal
- Menghasilkan
bahan ajar
- Menggunakan
Metode Model
Reseach and
Development
- Membahas tentang
batik
34
C. Kerangka Berpikir
Kondisi Ideal :
Modul pembelajaran adalah
bahan ajar yang disusun
secara sistematis dan menarik
yang mencakup isi materi,
metode dan evaluasi yang
dapat digunakan secara
mandiri untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Menurut (Anwar, 2010)
Kondisi lapangan
Belum adanya bahan ajar
yang mengajarkan budaya
sekitar sekolahan
Keterbatasan bahan ajar dan kondisi dalam
melakukan pembelajaran di kelas 1 Sekolah
Dasar Negeri 001 Tanjung Redeb
Pengembangan Modul Digital Berbasis
Kearifan Lokal Kabupaten Berau Kelas 1
Sekolah Dasar
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara, Angket,
Dokumentasi, Observasi
Teknik Analisis Data
Kualitatif Kuantitatif
Hasil yang diharapkan adalah produk modul
pembelajaran digital berbasis Kearifan Lokal