bab ii kajian pustaka 1.7 kajian pustaka dan landasan...

24
21 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan Teori A. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil beberapa rujukan atau acuan dari penelitian terdahulu dengan tujuan memperkuat penelitian ini. Adapun acuan atau rujukan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : No Judul Penelitian Hasil penelitian Relevansi Penelitian 1 Rio Wijaya (2014) : Efektivitas Terapi Musik Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Bagi Anak Tunagrahita Sedang Di Kelas II C1 SLB Negeri 1 Padang. Hasil penelitian dalam jurnal ini membahas tentang tindakan yang diambil untuk meningkatkan kemampuan penyandang tunagrahita. Karena keterbatasan intelejensinya maka peneliti mengambil keputusan atau kebijakan menggunakan terapi music yang dikemas dengan nyanyian agar anak dapat belajar dan bermain. Berdasarkan hasil Salah satu temuan mengenai tindakan preventif dalam memutus vicious circle problem penyandang tunagrahita di kampung idiot dalam meningkatkan kemampuan intelejensinya dilakukan secara bertahap dengan diberi keterampilan- keterampilan. Dalam teknik pengajarannya menggunakan symbol- simbol dengan tujuan supaya mudah diterima.

Upload: tranthuy

Post on 18-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan Teori

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil beberapa rujukan atau

acuan dari penelitian terdahulu dengan tujuan memperkuat penelitian ini.

Adapun acuan atau rujukan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

No Judul Penelitian Hasil penelitian Relevansi Penelitian

1 Rio Wijaya

(2014) :

Efektivitas Terapi

Musik Untuk

Meningkatkan

Kemampuan

Mengenal

Anggota Tubuh

Bagi Anak

Tunagrahita

Sedang Di Kelas

II C1 SLB Negeri

1 Padang.

Hasil penelitian

dalam jurnal ini

membahas tentang

tindakan yang

diambil untuk

meningkatkan

kemampuan

penyandang

tunagrahita. Karena

keterbatasan

intelejensinya maka

peneliti mengambil

keputusan atau

kebijakan

menggunakan terapi

music yang dikemas

dengan nyanyian

agar anak dapat

belajar dan bermain.

Berdasarkan hasil

Salah satu temuan

mengenai tindakan

preventif dalam

memutus vicious circle

problem penyandang

tunagrahita di kampung

idiot dalam

meningkatkan

kemampuan

intelejensinya

dilakukan secara

bertahap dengan diberi

keterampilan-

keterampilan. Dalam

teknik pengajarannya

menggunakan symbol-

simbol dengan tujuan

supaya mudah

diterima.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

22

dari penelitian,

kemampuan anak

tunagrahita sedang

dalam mengenal

anggota bagian tubuh

atas mengalami

peningkatan.

2 Gadis Mulia Wati

(2012) :

Outbound

Management

Training Untuk

Meningkatkan

Kemampuan

Penyesuaisan Diri

Anak

Tunagrahita.

Berdasarkan hasil

penelitian yang telah

dialakukan peneliti

dapat ditarik

kesimpulan bahwa

outbound

management training

(OMT) efektif dalam

meningkatkan

kemampuan

penyesuaian diri

anak tunagrahita

sedang di Sekolah

Luar Biasa Negeri

Rembang. Hal ini

dapat dilihat dari

aspek-aspek

penyesuaian diri

yaitu, penyesuaian

pribadi dan

penyesuaian sosial

yang ditunjukkan

oleh para anak

tunagrahita sedang

setelah diberikan

Menunjukkan kesaman

yang menunjukkan

tindakan dalam

meningkatkan

kemampuan.

Perbedaanya dalam

penelitian ini pertama

lokasi dan penyandang

tunagrahitanya.

Penelitian pertama

menunjukkan lokasi di

Sekolah dan

pnyandang

tunagrahitanya adalah

anak-anak, sedangkan

pada penelitian ini

lokasi di rumah

pembinaan dengan

penyandang

tunagrahita mayoritas

adalah usia dewasa dan

beberapa anak-anak.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

23

perlakuan, antara lain

dapat melakukan

penyesuaian secara

pribadi maupun

secara sosial.

3 Suhaimi (2013) :

Meningkatkan

Kemampuan

Membaca

Pemahaman

Melalui Gambar

Berseri Bagi

Anak Tunagrahita

Ringan Kelas D

III Yapem

Tarusan Pesisir

Selatan.

Dalam penelitian ini

tindakan yang

diambil untuk

meningkatkan

kemampuan

penyandang

tunagrahita

menggunakan

tindakan kelas.

Penelitian tindakan

kelas ini

menggunakan

gambar berseri untuk

meningkatkan

kemampuan

membaca

penyandang

tunagrahita.

Berdasarkan hasil

kemampuan

membaca

pemahaman awal dan

hasil membaca

pemahaman yang

kedua sudah

diberikan tindakan,

serta hasil diskusi

Pada penelitian

sebelumnya lebih

mengarah pada

bagaimana tindakan

yang diambil untuk

meningkatkan

kemampuan membaca

anak tunagrahita.

Sedangkan penelitian

ini lebih mengarah

pada bagaimana

tindakan preventif yang

diambil dalam upaya

memutus vicious circle

problempenyandang

tunagrahita.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

24

dengan kolabolator

terlihat ada

peningkatan

kemampuan

membaca

pemahaman anak

tunagrahita.

4 Ima Kristin

Handayani, Dkk

(2013) :

Efektifitas

Meronce Balok

Huruf Untuk

Meningkatkan

Kemampuan

Membaca Anak

Tunagrahita

Ringan.

Metode meronce

balok huruf penulis

pilih sebagai strategi

alternatif untuk

membantu kesulitan

yang dialami anak

tunagrahita ringan

dalam membaca kata

benda.

Untuk mengetahui

sejauh mana

kemampuan anak

dalam membaca,

peneliti

menggunakan target

behavior dengan

jenis satuan

pengukuran persen

atau persentase

jumlah

kata benda yang

dibaca anak

tunagrahita ringan

dengan benar.

Dengan kegiatan dan

Relevansi dengan

penelitian yang saya

angkat memiliki tujuan

yang sama yakni, untuk

mengembangkan

kemampuan

penyandang

tunagrahita dengan

beberapa rancangan

dan metode. Namun

memiliki perbedaan

pada subyeknya, jika

penelitian sebelumnya

hanya terfokus pada

penyandang

tunagrahita ringan,

penelitian yang saya

angkat ini meliputi

penyandang

tunagrahita ringan dan

sedang.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

25

perlakuan yang

diberikan tersebut

kemampuan anak

tunagrahita ringan

yang sebelumnya

tidak bisa membaca

kata benda telah

dapat meningkat

setelah diberikan

perlakuan dengan

melalui meronce

balok huruf, dan

setelah tidak lagi

diberikan perlakuan

pun kemampuan

anak masih dapat

meningkat dan tetap

stabil. Pengamatan

dan pencatatan data

dalam penelitian ini

berbentuk persentase

jumlah kata benda

yang dibaca

dengan benar.

B. Kemiskinan dan Bentuk Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu penyakit ekonomi yang sulit

untuk disembuhkan. Kemiskinan mengakibatkan seseorang tidak

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Banyak hal yang mejadi

penyebab kemiskinan. Todaro dalam tulisannya memperlihatkan jalinan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

26

antara kemiskinan dan keterbelakangan dengan beberapa aspek

ekonomi dan askep non ekonomi.

Tiga komponen utama sebagai penyebab keterbelakangan dan

kemiskinan masyarakat, faktor tersebut adalah rendahnya taraf hidup,

rendahnya rasa percaya diri dan terbebas kebebasan, ketiga aspek

tersebut memiliki hubungan timbal balik. Rendahnya taraf hidup

disebabkan oleh rendahnya tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan

disebabkan oleh rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja, tingkat

produktivitas tenagakerja disebabkan oleh tingginya pertumbuhan

tenaga kerja, tingginya angka pengangguran dan rendahnya investasi

perkapita.

Jadi dapat dikatakan bahwa penyebab kemiskinan tidak hanya

dilihat dari aspek ekonomi saja seperti tingkat pendapatan, tetpai juga

menyangkut aspek-aspek lsosial dan kelembagaan. Kemiskinan yang

menimpa sekelompok masyarakat berhubungan dengan status sosial

ekonominya dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi yaitu faktor

yang berasal dari dala diri masyarakat itu sendiri dan cenderung

melekat pada dirinya, seperti:tingkat pendidikan dan keterampilan yang

rendah, tingkat kesehatan rendah dan produktivitas yang rendah.

Sedangkan faktor yang berasal dari luar berhubungan dengan potensi

alamiah, teknologi dan rendahya aksesibilitas terhadap kelembagaan

yang ada.17

17 Michael P Todaro. 2003. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Alih Bahasa: Amiruddin dan

Drs.Mursid. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

27

Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau tanpa mengacu

pada garis kemiskinan (proverty line). Konsep yang mengacu kepada

garis kemiskinan disebut kemiskinan relative, sedangkan konsep yang

pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan disebut

kemiskinan absolut.

Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan

didalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan di dalam

kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud. Di

Negara maju kemiskinan relatif diukur sebagai suatu proposisi dari

tingkatan pendapatan rata-rata perkapita. Sebagai suatu ukuran relatif,

kemiskinan relatif dapat berbeda menurut negara atau periode di dalam

suatu negara.

Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan di bawah,

dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak

dapat terpenuhi. Ini adalah suatu ukuran tetap di dalam bentuk suatu

kebutuhan kalori minimum ditambah komponen-komponen

nonmakanan yang juga sangat diperlukan untuk survive. Walaupun

kemiskinan absolut sering juga disebut kemiskinan ekstrim, tetapi

maksud dari yang terakhir ini bisa bervariasi, tergantung pada

interprestasi setempat atau kalkulasi.

C. Vicious Circle(Lingkaran Setan) Sebagai Fenomena Sosial

Kemiskinan bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan

(vicious circle proverty). Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan

pasar dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

28

sehingga mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima.

Tulisan Sen dalam Ismawan (2003:102) mengutarakan bahwa penyebab

kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas. Akibat

keterbatasan dan ketiadaan akses maka manusia mempunyai

keterbatasan pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali

menjalankan apa yang terpaksa saat ini dapat dilakukan (bukan apa

yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai

keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia

untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.18

Chambers dalam buku pembangunan mulai dari belakang

menyatakan, bahwa inti dari kemiskinan sebenarnya terletak pada apa

yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Secara rinci

deprivation trap terdiri dari lima unsur, yakni kemiskinan itu sendiri,

kelemahan fisik, keterasingan atau kadar isolasi, kerentanan dan

ketidakberdayaan. Kelima unsur ini seringkali saling berkait satu

dengan yang lain sehingga merupakan perangkap kemiskinan yang

benar-benar berbahaya dan mematikan peluang hidup orang atau

keluarga miskin.

Seseorang atau sebuah keluarga yang miskin mampu bertahan

hidup dan bangkit kembali terutama bila mereka memiliki jaringan atau

pranata sosial yang melindungi. Tetapi, seseorang keluarga yang jatuh

pada limgkaran setan atau perangkap kemiskinan, mereka umumnya

sulit untuk bangkit dan kembali. Seseorang yang terjerat oleh lingkaran

18Jariah Abu Bakar . 2012. Analisis Tingkat Kemiskinan di Provinsi Aceh. Jurnal Ekonomi

Indonesia. Vol 1/No.1 Hal. 61-71

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

29

setan seringkali tidak bisa ikut menikmati hasil pembangunan dan justru

menjadi korban pembangunan.

Sebagai fenomena sosial,Vicious Circle menjadi problem

masyarakat yang selalu berkaitan antara masalah satu dengan yang

lainnya. Dalam hal ini permasalahan tersebut membentuk mata rantai

yang sukar untuk diselesaikan. Fenomena lingkaran setan sering

terdapat pada masyarakat pinggiran atau pedesaanyang disebabkan oleh

lilitan kemiskinan dan menjadi asal mula permasalahan yang lainnya.

D. Tindakan Preventif Sebagai Tindakan Sosial

Tindakan preventif merupakan sebuah tindakan yang diambil

untuk mengurangi terjadinya suatu kejadian tidak diinginkan di masa

akan datang. Upaya preventif biasanya dilakukan kepada pihak yang

belum atau rentan terhadap suatu masalah, definisi dari tindakan

pencegahan adalah prevention atau pencegahan terdiri dari berbagai

pendekatan, prosedur dan metode yang dibuat untuk meningkatkan

kompetensi interpersonal seseorang.

Dalam ilmu sosial tindakan preventif berkedudukan sebagai

tindakan pencegahan dan pengendalian terhadap permasalahan yang

ada di masyarakat. Pengendalian sosial yang bersifat preventif

umumnya dilakukan melalui bimbingan. Hal tersebut dilakukan karena

sesuatu tersebut merupakan hal yang dapat merugikan dan mengancam

individu ataupun kelompok sosial dalam masyarakat. Inti dari tindakan

preventif itu sendiri untuk meminimalisir adanya sebuah keburukan.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

30

Tindakan preventif juga dapat dikatakan sebagai tindakan sosial

untuk mengurangi permasalahan di masyarakat. Dalam penelitian ini

tindakan preventif dilakukan dalam upaya mengurangi atau memutus

lingkaran setan terhadap penyandang tunagrahita di kampung idiot.

Permasalahan tunagrahita dikampung tersebut sudah ada sejak puluhan

tahun yang lalu dan perlu adanya tindakan maupun berbagai prosedur

pendekatan yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Tindakan

preventif menjadi langkah yang tepat sebagai alternatif pencegahan

supaya permasalahan terkait penyandang keterbelakangan mental dapat

diatasi.

E. Kelompok Tidak Beruntung

Suatu deskripsi tentang kondisi golongan masyarakat miskin di

pedesaan dapat dimulai dari kelompok masyarakat atau perseorangan.

Suatu deskripsi yang dimulai dari kelompok, memberikan keuntungan

karena dapat membedakan dua macam situasi kemiskinan: pertama,

kemiskinan kelompok masyarakat secara keseluruhan. Kedua suatu

keadaan masyarakat yang didalamnya terdapat ketimpangan yang

mencolok antara orang kaya dan miskin.

Aspek ketidakberuntungan mencakup hal-hal: membuat

miskinnya suatu rumah tangga, ketiadaan aset, kurang mengalirnya

makan dan uang,. Dapat diuraikan lima kelompok ketidakberuntungan

kemiskinannya sendiri, kelemahan jasmani, kerentanan, isolasi dan

ketidakberdayaan. Faktor-faktor tersebut dapat menyajikan suatu

gambaran keseluruhan kemiskinan suatu rumah tangga.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

31

Keadaan rumah tangga yang miskin memiliki berbagai kondisi

seperti persediaan dan arus makanan atau uang dalam keluarga sedikit

sekali, tidak menentu, musiman dan tidak mencukupi kebutuhan setiap

harinya. Hal yang tidak jauh beda juga terdapat pada rumah tangga

yang lemah jasmani, karena parasit, penyakit atau kurang gizi. Bayi-

bayi yang dilahirkan memiliki berat badan dibawah normal. Semua

anggota keluarga rata-rata bertubuh kecil dengan pertumbuhan berat

badan yang tidak maksimal.

F. Jenis-Jenis Kecacatan Pada Manusia

Menurut UU Penyandang Cacat, berbagai faktor penyebab serta

permasalahan kecacatan, maka jenis-jenis kecacatan pada manusia

dikelompokkan sebagai berikut :

1. Penyandang Cacat Fisik

a. Tuan Netra adalah seseorang yang terhambat mobilitas gerak

yang disebabkan oleh hilang/berkurangnya fungsi penglihatan

sebagai akibat dari kelahiran, kecelakaan maupun penyakit.

b. Tuna Rungu atau Wicara adalah kecacatan sebagai akibat

hilangnya/terganggunya fungsi pendengaran dan atau fungsi

bicara baik disebabkan oleh kelahiran, kecelakaan atau penyakit.

c. Tuna Daksa adalah cacat pada bagian anggota gerak tubuh.

Tuna daksa dapat diartikan sebagai suatu keadaan rusak atau

terganggu, sebagai akibat gangguan bentuk atau hambatan pada

tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

32

ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan atau juga

disebabkan oleh pembawaan lahir. 19

2. Penyandang Cacat Mental

a. Tuna Laras, dikelompokkan dengan anak yang mengalami

gangguan emosi. Gangguan yang muncul pada individu yang

berupa gangguan perilaku seperti suka menyakiti diri sendiri,

suka menyerang teman, dan lainnya.

b. Tunagrahita, sering dikenal dengan cacat mental yaitu

kemampuan yang berada di bawah normal. Tolak ukurnya

adalah tingkat kecerdasan atau IQ.

c. Autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang

gejalanya sudah timbul sejak anak tersebut mencapai usia tiga

tahun. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis berat

yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak

tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar

secara efektif.

Sepintas, anak-anak autis dan tunagrahita memang sama-sama

sulit berkomunikasi, tetapi dalam perkembangannya, pada

situasi tertentu anak-anak autis bisa lebih cerdas membahasakan

sesuatu.

19 T. Sutjihati Soemantri, 2006, Psikologi Anak Luar Biasa. Refika Aditama, Bandung,

h.121.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

33

G. Karakteristik penyandang Tunagrahita

Penyandang tunagrahita atau anak berkebutuhan khusus

memiliki karakteristik tersendiri. Ada beberapa karakteristik anak

penyandang tunagrahita menurut Brown,20 sebagai berikut:

(a) Lamban dalam mempelajari hal-hal baru, mempunyai

kesulitan dalam memelajari pengetahuan abstrak atau

yang berkaitan dan cepat lupa apa yang dia pelajari tanpa

latihan terus menerus.

(b) Kesulitan dalam menggenerelasikan dan memelajari hal-

hal yang baru.

(c) Bagi penyandang tunagrahita berat akan kesulitan dalam

berkomunikasi.

(d) Cacat fisik dan perkembangan gerak. Kebanyakan anak

dengan tunagrahita berat mempunyai keterbatasan dalam

aspek fisik, ada yang tidak dapat berjalan, tidak dapat

berdiri atau bangun tanpa bantuan. Mereka lambat dalam

mengerjakan tugas-tugas yang sangat sederhana, sulit

menjangkau sesuatu dan mendongakkan kepala.

(e) Kurang dalam menolong diri sendiri. Sebagian dari

penyandang tunagrahita berat sangat sulit mengurus diri

sendiri, seperti; berpakaian, makan dan mengurus

kebersihan diri. Mereka selalu memerlukan latihan

khusus untuk mempelajari hal-hal dasar.

20Brown, etal, 1991;Wolwry& Haring, 1994, Exeptional Childern, fifth edition, (1966). Hal 485-

486

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

34

(f) Tingkah laku dan interaksi yang tidak lazim.

Penyandang tunagrahita ringan dapat bermain bersama

dengan anak regular, tetapi penyandang tunagrahita

berat tidak dapat melakukan hal tersebut.

(g) Tingkah laku yang kurang wajar terus menerus. Banyak

penyandang tunagrahita berat bertingkah laku tanpa

tujuan yang jelas. Kegiatan mereka seperti ritual,

misalnya : memutar-mutar jari didepan wajahnya dan

melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya sendiri,

misalnya: membentur-benturkan kepala dan menggigit

jari.

Menurut hasil perhitungan Kementrian Sosial Republik

Indonesia pada tahun 2011, jumlah penyandang Tunagrahita di

Indonesia sebesar 777.761 jiwa dari jumlah penyandang disabilitas

sebanyak 4.783.275 jiwa. Sedangkan di Jawa Timur, prevelensi anak

penyandang Tunagrahita sebanyak 125.190 jiwa. Lembaga Pengabdian

Kepada Masyarakat (LBKM), menyatakan bahwa jumlah anak

penyandang Tunagrahita di Surabaya mencapai 10% sampai 20% pada

kelas rendah di Sekolah Luar Biasa (SLB). Jumlah ini terbilang tinggi,

mengingat kota Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia

(Kementrian Sosial RI, 2011).21

21Kementrian Sosial Republik Indonesia. 2011. Populasi Penyandang Cacat Indonesia. Jakarta.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

35

H. Klasifikasi penyandang tunagrahita dari berbagai perspektif

Seperti yang diungkapkan oleh Mohammad Efendi (2006:89)

berikut beberapa klasifikasi menurut tinjauan berbagai profesi22 :

a. Seorang dokter dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita

didasarkan pada tipe kelainan fisiknya, seperti tipe

mongoloid, micricephalon, cretinism dan lain-lain.

b. Seorang pekerja social dalam mengklasifikasikan anak

tunagrahita didasarkan pada derajat kemampuan penyesuaian

diri atau ketidaktergantungan pada orang lain, sehingga untuk

menentukan berat ringannya ketunagrahitaan dilihat dari

tingkat penyesuaiannya, seperti tidak tergantung, semi

tergantung, atau sama sekali tidak tergantung pada orang lain.

c. Seorang psikolog dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita

mengarah kepada aspek indeks mental intelegensinya,

indikasinya dapat dilihat pada angka hasil tes kecerdasan,

seperti IQ 0-25 dikategorikan idiot, IQ 25-50 dikategorikan

imbecile, dan IQ 50 – 75 dikategorikan debil atau moron.

d. Seorang pedagog dalam mengklasifikasikan anak tunagrahita

didasarkan pada penilaian program pendidikan yang disajikan

pada anak.

22 Mohammad Efendi .(2006).Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:PT Bumi

Aksara

.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

36

I. Kapabilitas Kemampuan Anak Tunagrahita

Menurut Hallahan & Kauffman dalam Efendi, (2006:9)

berdasarkan kapabilitas kemampuan yang bisa dirujuk sebagai dasar

pengembangan potensi, anak tunagrahita dapat diklasifikasikan

menjadi.23

a. Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dididik dengan

rentang IQ 50-75.

b. Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dilatih dengan

rentang IQ 25 – 50.

c. Anak tunagrahita memiliki kemampuan untuk dirawat

dengan rentang IQ 25 – kebawah.

Anak tunagrahita mampu didik (debil) adalah anak tunagrahita

yang tidak mampu mengikuti pada program sekolah biasa, tetapi ia

masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui

pendidikan walaupun hasilnya tidak maksimal. Kemampuan yang dapat

dikembangkan pada anak tunagrahita didik antara lain: (1) membaca,

menulis, mengeja dan berhitung; (2) menyesuaikan diri dan tidak

menggantungkan diri pada orang lain; (3) keterampilan yang sederhana

untuk kepentingan kerja dikemudian hari. Kesimpulannya anak

tunagrahita mampu didik berarti anak tunagrahita yang dapat dididik

secara minimal dalam bidang-bidang akademisi, social, dan pekerjaan.

Anak tunagrahita latih (imbecil) adalah anak tunagrahita yang

memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya sehingga tidak mungkin

23 Imron Fatkhudin. 2015. “Identifikasi Faktor-faktor Penyebab Kegemukan Anak Tunagrahita

SLB C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta”. Skripsi. FIK, Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Yogyakarta

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

37

untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi tunagrahita yang

mampu didik. Oleh karena itu, beberapa kemampuan anak tunagrahita

mampu latih yang diberdayakan, yaitu (1) belajar mengurus diri sendiri,

misalnya: makan, berpakaian, tidur, atau mandi sendiri, (2) belajar

menyesuaikan di lingkungan rumah atau sekitarnya, (3) mempelajari

kegunaan ekonomi di rumah, atau di lembaga khusus. Kesimpulannya

anak tunagrahita mampu latih berarti anak tunagrahita hanya dapat

dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktivitas kehidupan sehari-

hari (activity daily living),serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan

menurut kemampuannya.

Anak tunagrahita mampu rawat (idiot) adalah anak tunagrahita

yang memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu

mengurus diri sendiri atau bersosialisasi. Untuk mengurus kebutuhan

diri sendiri sangat membutuhkan orang lain.

Dalam perkembangannya, klasifikasi penyandang Tunagrahita

dibagi menjadi 3 kelompok yaitu Tunagrahita ringan, Tunagrahita

Sedang dan Tunagrahita berat. Mulyono Abdurrahman (1994:26-27)

mengungkapkan bahwa anak tunagrahita ringan adalah anak dengan

tingkat IQ 50-75, sekalipun dengan tingkat mental subnormal, namun

dapat dipandang masih mempunyai potensi untuk menguasai mata

pelajaran di sekolah dasar.

Tunagrahita sedang yang memiliki IQ antara 20/25-50/55 pada

umumnya dapat mengurus diri, mengerjakan sesuatu yang sederhana

dan sifatnya rutin, bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungan

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

38

terbatas. Anak Tunagrahita berat dan sangat berat biasa disebut dengan

anak mampu rawat yang tingkat IQ mereka kurang dari 30 dan hamper

tidak memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri.

J. Faktor Penyebab Tunagrahita

Sebagai salah satu penyakit yang tergolong pada gangguan

mental, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami

keterbelakangan mental, adapun faktor-faktor tersebut adalah :

a. Faktor keturunan. Terjadi karena adanya kelainan kromosom

(inversi, delesi, duplikasi) dan kelainan gen (kekuatan

kelainan, lokus gen).

b. Gangguan Metabolisme da Gizi. Gangguan metabolisme

asam amino, gangguan metabolisme saccharide, kelainan

hypothyroidism.

c. Infeksi dan keracunan. Karena penyakit rubella, syphilis

bawaan, syndrome gravidity beracun.

d. Trauma dan zat radioaktif.

e. Masalah pada kelahiran.

f. Faktor lingkungan (sosial budaya). Faktor lingkungan juga

menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami

keterbelakangan mental/tunagrahita. Seperti, tempat tinggal

yang jauh terisolasi dari ruang publik atau dipinggiran dan

kemiskinan yang dialami.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

39

K. Landasan Teori dan Kerangka Berpikir

1) Vicious Circle (Lingkaran Setan/Perangkap Kemiskinan)

Unsur-unsur kemelaratan berjalin erat dalam suatu mata rantai.

Mata rantai ini disebut sebagai lingkaran setan, sindrom kemiskinan

atau perangkap kemiskinan. Kekuatan dari tiap-tiap mata rantainya

berbeda:

Gambar 2. Skema Perangkap Kemiskinan Chambers

Gambar diatas menunjukkan Perangkap Kemiskinan yang di

jelaskan Chambers dalam bukunya pembangunan desa mulai dari

belakang.

a) Kemiskinan. Kemiskinan mengakibatkan kelemahan jasmani

karena kekurangan makan yang pada gilirannya menghasilkan

ukuran tubuh lebih kecil. Kekurangan gizi menjadikan daya

tahan tubuh terhadap infeksi, tidak mampu membiayai sekolah.

Orang menjadi rentan terhadap keadaan darurat atau kebutuhan

mendesak karena tidak mempunyai kekayaan dan menjadi tidak

Kemiskinan

n

Lemah

Jasmani

Isolasi

Kerentanan Ketidakberdayaan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

40

berdaya karena kehilangan kesejahteraan dan mempunyai

kedudukan yang rendah, orang miskin tidak mempunyai suara.

b) Kelemahan jasmani. Tubuh yang lemah juga sering membuat

orang tersisih karena tidak ada waktu atau tidak kuat mengikuti

pertemuan-pertemuan untuk mendapatkan informasi

pengetahuan baru yang bermanfaat. Tubuh yang lemah

menjadikan orang merasa tidak berdaya, karena kekurangan

tenaga dan waktu, untuk melakukan unjuk rasa, bernegoisasi

dan politik, orang yang kelaparan dan sakit-sakitan tidak akan

berani berbuat macam-macam.

c) Isolasi. Karena tidak berpendidikan, tempat tinggal yang jauh

terpencil atau diluar jangkauan komunikasi menopang

kemiskinan, pelayanan dan bantuan pemerintah tidak sampai

menjangkau mereka, orang yang buta huruf menjauhkan mereka

dari informasi yang mempunyai nila ekonomi serta menutup

kemungkinan masuk dalam daftar penerima kredit. Isolasi

membuat kerentanan, tidak mendapatkan bantuan dengan segera

apabila didatangi hal yang mendadak seperti kelaparan atau

wabah penyakit, orang buta huruf sukar mendaftarkan diri untuk

mendapatkan pembagian tanah dan mudah ditipu. Isolasi berarti

kurang hubungan dengan para pemimpin politik atau bantuan

hukum, serta tidak tahu apa yang dilakukan penguasa.

d) Kerentanan. Orang terpaksa menjual atau menggadaikan

kekayaan, berkaitan dengan kelemahan jasmani untuk

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

41

menangani keadaan darurat, waktu dan tenaga ditukar dengan

uang, kaitannya dengan keterpencilan(isolasi) berupa sikap

menyingkirkan diri, baik secara fisi(tempat yang jauh) maupun

secara sosial(menjauhi pergaulan) akibat guncangan atau

kejadian yang mendadak, serta kaitannya dengan

ketidakberdayaan dicerminkan dengan ketergantungan terhadap

majikan atau orang yang dijadikan gantungan hidupnya.

e) Ketidakberdayaan mendorong proses pemiskinan dalam

berbagai bentuk, antara lain yaitu pemerasan oleh kaum yang

lebih kuat. Juga dapat membuat orang miskin lebih miskin

terhadap tuntunan untuk membayar hutang, terhadap ancaman

hukuman atau denda, atau terhadap penyalahgunaan wewenang

yang merugikan dirinya.24

2) People Contered Development

Korten mendefinisikan pembangunan berpusat kepada manusia

adalah suatu proses dari anggota-anggota masyarakat yang

meningkatkan kapasitas perorangan dan institusional mereka untuk

memobilisasi dan mengelola sumberdaya demi menghasilkan

perbaikan-perbaikan yang berkelanjutan dan merata dalam kualitas

hidup sesuai dengan aspirasi mereka.25 Ada tiga dasar untuk

perubahan-perubahan struktural dan normatif dalam pembangunan

yang berpusat pada masyarakat, yaitu:

24Robert Chambers. 1987. Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang. Jakarta: LP3ES 25Aris Munandar. 2008. Peran Negara Dalam Penguatan Program Pemberdayaan Masyarakat.

Jurnal Kajian Politik dan Masalah pembangunan. Vol 4/No.1 hal.151

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

42

1. Memusatkan pemikiran dan tindakan kebijakan pemerintah

pada penciptaan keadaan yang mendorongdan mendukung

usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka

sendiri dan untuk memecahkan masalah-masalah mereka

sendiri ditingkat individu, keluarga dan masyarkat.

2. Mengembangkan struktur-struktur dan proses organisasi yang

berfungsi menurut kaidah-kaidah swaorganisasi.

3. Mengembangkan sistem-sistem produksi dan konsumsi yang

diorganisasi secara teritorial yang berlandaskan pada kaidah-

kaidah dan pemilikan pengendalian lokal.

3) Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dibuat untuk mempermudah proses penelitian,

karena mencakup tujuan dari penelitian itu sendiri. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengungkap penyebab munculnya

berbagai kesenjangan sosial yang terjadi di Desa Karangpatihan dan

melakukan penelitian untuk mengungkap pemberdayaan apa saja

yang sudah dilakukan masyarakat desa, serta melakukan tindakan

preventif dalam upaya memutus vicious circle problem penyandang

tunagrahita di desa Karangpatihan.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

43

People Contered

Development

Rapid Rural

Appraisal

DESA KARANGPATIHAN

Di atas merupakan kerangka berpikir yang akan digunakan peneliti

dilapangan. Penelitian ini dilakukan di Desa Karangpatihan

Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo dengan melihat berbagai

kesenjangan sosial yang ada, mulai dari gizi buruk, penyandang

tunagrahita dan predikat sebagai kampung idiot. Pada tahap

selanjutnya, peneliti akan melihat penyebab munculnya

permasalahan yang ada dengan menggunakan metode RRA (Rapid

Rural Appraisal) yakni metode penilaian keadaan desa secara cepat

TUNA

GRAHITA

GIZI BURUKKAMPUNG

IDIOT

MAPPING

Upaya/Tindakan

Preventif

Goal and change

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7 Kajian Pustaka Dan Landasan ...eprints.umm.ac.id/44293/3/jiptummpp-gdl-bambangsun-51386-3-babii.pdf · ekonomi dan askep non ekonomi. ... dengan tunagrahita

44

dan akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan

pembangunan pedesaan harus diambil segera. Setelah semua

penyebab permasalahan di desa terungkap, maka akan dilakukan

tindakan preventif melalui People Contered Development atau sering

disebut sebagai pembangunan yang berkonsentrasi pada rakyat atau

manusia. Dari tindakan preventif ini tujuan yang ingin dicapai yakni

adanya sebuah perubahan positif secara sutainable.