bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan...

35
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.1.1 Pengertian IPA IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam kamus fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai: systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi). Sumber lain menyatakan bahwa natural science didefinisikan sebagai piece of theoretical knowladge atau sejenis pengetahuan teoritis. IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.1.1.1 Pengertian IPA

IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta

isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa,

dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu

pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu

pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya.

Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.

Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”.

Dalam bahasa inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti

“pengetahuan”. Science kemudian berkembang menjadi social science yang dalam

bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural

science yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam

(IPA). Dalam kamus fowler (1951), natural science didefinisikan sebagai:

systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena and based

mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa ilmu pengetahuan

alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan

menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada

hasil pengamatan dan induksi). Sumber lain menyatakan bahwa natural science

didefinisikan sebagai piece of theoretical knowladge atau sejenis pengetahuan

teoritis.

IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.

IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena

alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang

dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode

ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

8

pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan

biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,

yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-

gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan ilmu

pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip

dan hukum yang teruji kebenaranya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam

metode ilmiah .

IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala

sesuatu yang ada di alam. IPA mempunyai beberapa pengertian berdasarkan cara

pandang ilmuwan bersangkutan mulai dari pengertian IPA itu sendiri, cara

berfikir IPA , cara penyelidikann IPA sampai objek kajian IPA. Adapun

pengertian IPA menurut Trowbridge and Bybee (1990) sains atau IPA merupakan

representasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama yaitu the

extant body of scientific knowledge, the values of science and the method and

procecces of science” yang artinya sains merupakan produk dan proses , serta

mengandung nilai-nilai. IPA adalah hasil interpretasi tentang dunia kealaman. IPA

sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-

langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh produk-produk IPA, misalnya

observasi, pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa, mengumpulkan data,

bereksperimen dan prediksi. Pendidikan IPA merupakan kumpulan pengetahuan

dan juga proses. Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan memberi berbagai

pengalaman pada anak yang mengijinkan mereka melakukan berbagai

penelusuran ilmiah yang relevan, (KTSP, 2006).

Menurut teori perkembangan kognitif Piaget (Wiji Suwarno, 2008: 58)

bahwa anak membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep

melalui pengalaman- pengalamannya. Piaget membedakan perkembangan

kognitif seorang anak menjadi empat taraf, yaitu :

a. Taraf sensori motor (0- 2 th),

b. Taraf pra-operasional (2- 7 th),

c. Taraf operasional konkrit (7- 11 th), dan

d. Taraf operasional formal (11- 15 th).

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

9

Walaupun ada perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan, tetapi

teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan

perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan

yang berbeda. Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung seberapa jauh

anak memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungan.Piaget (Wiji

Suwarno, 2008: 58) menyatakan peran guru sebagai fasilitator, bukan sebagai

pemberi informasi. Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif

bagi siswa-siswanya dan membantu siswa menghubungkan antara apa yang sudah

diketahui siswa dengan apa yang sedang dan akan dipelajari (Abruscato, 1999).

Prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran diterapkan dalam program-program yang

menekankan pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman-pengalaman nyata

dan pemanipulasian alat, bahan, atau media belajar yang lain serta peranan guru

sebagai fasilitator yang mempersiapkan lingkungan dan memungkinkan siswa

dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar

2.1.1.2 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD adalah membekali siswa

kemampuan berbagai cara untuk “mengetahui” dan “cara mengerjakan” yang

dapat membantu siswa dalam memahami alam sekitar, sedang secara rinci

tujuan pembelajaran sains di Sekolah Dasar (Maslichah Asy’ari, 2006: 23) yakni

sebagai berikut.

a. Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi,

masyarakat

b. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

c. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

seharihari

d. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan

alam

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

10

e. Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaanNya

Dalam Permendiknas no.22 tahun 2006 tujuan pembelajaran IPA agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

bedasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan

segalaketeraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan

2.1.1.3 Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainya

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

11

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Isjoni dan Mohd.Arif Ismail (2008:134) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu

bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu kelompok atau

satu tim.

Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007:42) mengemukakan bahwa

“pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.

Robert E.Slavin (2009:8) mengemukakan bahwa dalam model

pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang

beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.

Anita Lie (2008:28) menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah

“pembelajaran gotong royong”. Yaitu sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-tugas

yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk

suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2008:31)

mengemukakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative

learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran

gotong royong harus diterapkan:

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan

mereka.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran

Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk

melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

12

Cooperative Learning membuat persiapan dan menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus

melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam

kelompok bisa dilaksanakan.

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap kelompok harus

diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan

interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi

yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi

kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga

bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan

dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses

panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan

perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

perkembangan mental dan emosional para siswa.

5. Evaluasi proses kelompok.

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif

Menurut Arends (2004:356), model pembelajaran kooperatif mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menyelesaikan

materi belajar.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan akademis

tinggi, sedang, dan rendah serta berasal dari ras, budaya, suku, jenis

kelamin yang berbeda

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

13

c. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan

pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar

pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru

mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam proses pembelajaran tidak harus

belajar dari guru kepada peserta didik. Peserta didik dapat saling membelajarkan

sesama peserta didik lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya lebih efektif dari

pada pembelajaran oleh guru.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa saling bekerjasama

dalam kelompok dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.

Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa belajar lebih aktif, serta

dapat memenuhi kebutuhan siswa secara optimal guna pencapaian tujuan belajar.

Dalam hal ini siswa bekerjasama dan belajar dalamkelompok serta bertanggung

jawab pula terhadap kegiatan belajar siswa lain dalam kelompoknya.

2.1.3 Model Students Teams Achievement Divisions (STAD)

Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di

universitas John Hopkins. Menurut Slavin (2007) model STAD merupakan variasi

pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini sangat mudah

diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS, dan banyak subyek

lainnya pada tingkat sekolah dfasar sampai perguruan tinggi.

Dalam STAD siswa dibagi dalam kelompok beranggotakan maksimal 4

orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan

suatu pelajaran dan siswa dalam kelompok memastikan bisa menguasai pelajaran

tersebut. Dan sampai akhirnya siswa melakukan evaluasi berupa kuis.

Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa “Gagasan utama di belakang STAD

adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk

menguasai ketrampilan yang dianjurkan guru”. Jika kelompok mengiginkan

hadiah mereka harus saling membantu teman sekelompok mereka dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

14

mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk

melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting,

berharga, dan menyenangkan. Para siswa diberikan waktu bekerja sama setelah

pelajaran diberikan oleh guru.

Tetapi siswa tidak diperbolehkan saling membantu dalam mengerjakan

kuis. Para siswa mungkin bekerja berpasangan dan mungkin bertukar jawaban,

mendiskusikan ketidaksamaan dan saling membantu satu sama lain. Mereka

mengajari teman sekelompok dan menafsir kelebihan dan kekurangan mereka

untuk berhasil menjalani tes. Adapun langkah-langkah pembelajaran model

STAD adalah sebagai berikut:

1. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran

sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe

STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup

pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran

dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran.

a) Pembukaan

1. Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal

itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang

menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.

2. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan

konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.

3. Ulangi secara singkat ketrampilan atau informasi yang merupakan syarat

mutlak.

b) Pengembangan

1. Kembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari

siswa dalam kelompoknya.

2. Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna

bukan hafalan.

3. Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan

pertanyaan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

15

4. Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.

5. Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.

c) Latihan Terbimbing

1. Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.

2. Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini

bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.

3. Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya

siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan

balik.

2. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai

materi yang diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai

materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih

ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman

satu kelompok.

Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru

juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview

konsep atau menjawab pertanyaan.

Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan guru sebagai berikut :

1. Mintalah anggota kelompok memindahkan meja / bangku mereka bersama

sama dan pindah dalam kelompok.

2. Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.

3. Bagikan lembar kegiatan siswa.

4. Serahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu

kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka

mengerjakan soal, masing-masing siswa harus mengerjakan soal sendiri dan

kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat

mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab

menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka

mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian

memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

16

5. Tekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin

teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis.

Pastikan siswa mengerti bahwa lembar kegiatan tersebut untuk belajar tidak

hanya untuk diisi dan diserahkan. Jadi penting bagi siswa mempunyai lembar

kegiatan untuk mengecek diri mereka dan teman-teman sekelompok mereka

pada saat mereka belajar. Ingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan,

mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru.

6. Sementara siswa bekerja dalam kelompok, guru berkeliling dalam kelas. Guru

sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik,

yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana

anggota yang lain bekerja dan sebagainya.

3. Kuis

Kuis dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk

menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok.

Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan

dalam nilai perkembangan kelompok.

4. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah

menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi

sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan

kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam

kelompoknya.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

17

Tabel 1

Sintaks Pembelajaran Dengan Model STAD

No Langkah-langkah Perlakuan guru

1 Presentasi kelas - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai

- Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran

sesuai dengan model pembelajaran tipe STAD

2 Kerja Tim/Kelompok - Guru membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok secara heterogen, dengan jumlah

setiap anggota kelompok terdiri dari 4-5

siswa.

- Guru memberikan tugas yang harus

dikerjakan semua anggota kelompok.

3 Kuis - Guru memberikan soal yang sudah dibuat

bedasarkan materi yang telah diberikan

4 Penghargaan - Guru melakukan perhitungan skor dan

mengumumkan serta memberikan

penghargaan untuk siswa yang memperoleh

skor terbaik.

Metode STAD mempunyai kelebihan dan kekurangan, berikut ini adalah

kelebihan dan kekurangan metode STAD. Menurut Slavin kelebihan dan

kekurangan metode STAD adalah sebagai berikut.

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma

norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

18

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

berpendapat.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki

kekurangan-kekurangan diantaranya sebagai berikut:

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai

target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru

tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat

melakukan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

2.1.4 Media Pembelajaran

2.1.4.1 Pengertian Media

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari ”medium”

yang secara harfiah berarti ”perantara” atau ”pengantar” yaitu perantara atau

pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah bentuk-bentuk

komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Sadiman,

Raharja, Haryono, dan Rahadjito, 1984:6).

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 menegaskan bahwa

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan

habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

19

daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/ tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Media pendidikan memegang peranan penting dalam pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan lebih mudah dalam memahami

materi pelajaran yang disampaikan. Pengertian media menurut Smaldino, Sharon

E, James D Russel, Koher Heinich, & Michael Molenda (2002: 9) dalam Parmin

(2009:24) adalah sebagai berikut :

A Medium (plural, media) is a means of communication and source of

informatian. Derived from the latin word meaning " between " the term refers to

anythin that carries information between a source and receiver. Examples include

video, television, diagram, printed materials, computers program, and instructor.

These are considered instructional media when they provide message with an

instructional purpose. The purpose of media is to facilitate communication and

learning.

(Media adalah persamaan dari komunikasi dan sumber informasi.

Diperoleh dan kata latin disamakan dengan " perantara " tempat penghubung

sesuatu yang membawa informasi diantara sumber dan penerima. Dengan

mempertimbangkan media pembelajaran yang menyediakan pesan untuk untuk

tujuan pembelajaran. Tujuan dari media untuk memfasilitasi komunikasi dan

pembelajaran).

Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari

pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. pemanfaatan media

seharusnya merupakan bagaian yang harus mendapatkan perhatian guru dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya bagian inilah yang masih

sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain:

terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang

tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak terjadi jika

setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal

media pembelajaran.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

20

Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem

pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral

dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Akhir dari

pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media

yang kita pilih. Apabila kita telah menentukan alternatif media yang akan kita

gunakan dalam pembelajaran, maka pertanyaan berikutnya adalah sudah

tersediakah media tersebut di sekolah atau di pasaran? Jika sudah tersedia, maka

kita tinggal meminjam atau membelinya saja. Itupun jika media yang ada memang

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah kita rencanakan, dan terjangkau

harganya. Jika media yang kita butuhkan temyata belum tersedia, mau tak mau

kita harus membuat sendiri program media sesuai keperluan tersebut.

Jadi, pemilihan media itu perlu kita lakukan agar kita dapat menentukan

media yang terbaik, tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik.

Untuk itu, pemilihan jenis media harus dilakukan dengan prosedur yang benar,

karena begitu banyak jenis media dengan berbagai kelebihan dan kelemahan

masing-masing.

1.Fungsi Media

Media memiliki beberapa fungsi diantaranya :

a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-

beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan

pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan

sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika

peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari,

maka obyeknya lah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa

dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar-gambar

yang dapat disajikan secara audiovisual dan audial.

b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal

yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para

peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan karena : obyek terlalu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

21

besar, obyek terlalu kecil,obyek yang bergerak terlalu lambat, obyek yang

bergerak terlalu cepat, obyek yang terlalu kompleks, obyek yang bunyinya

terlalu halus, obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui

penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan

kepada peserta didik.

c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

peserta didik dengan lingkungannya.

d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.

e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis.

f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

h. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang

konkrit sampai dengan abstrak.

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah

prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna

mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan

lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media

dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan

kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai

berikut :

a. Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan

menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret,

direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan

dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.

b. Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali

obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi)

sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya,

serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

22

c. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang

besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya

siaran TV atau radio.

Media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk: memotivasi belajar

peserta didik, memperjelas informasi/pesan pengajaran, memberi tekanan pada

bagian-bagian yang penting, memberi variasi pengajaran, dan memperjelas

struktur pengajaran.

Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan

dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada

peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses

belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih

efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang

dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera

penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20%

dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan

didengar.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media merupakan

alat yang dapat membantu dalam proses penyampaian pesan kepada pihak lain.

Sebuah pesan yang disampaikan tentunya akan lebih bermakna apabila pesan

tersebut dapat dipahami dengan baik oleh penerima pesan tersebut. Peran media

dalam penyampaian pesan sangat besar, pesan yang disampaikan dengan media

yang menarik penerima pesan akan lebih cepat memahami pesan tersebut.

2.Jenis-jenis media :

Media cukup banyak macamnya, Ada media yang hanya dapat

dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Dari berbagai ragam dan bentuk

dari media pengajaran, pengelompokan atas media dan sumber belajar ekonomi

dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, media

visual, media audio-visual, dan media serba neka. Contoh macam-macam media :

a. Media Audio : radio, piringan hitam, pita audio, tape recorder, dan telepon.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

23

b. Media Visual :

Media visual diam : foto, buku, ansiklopedia, majalah, surat kabar, buku

referensi dan barang hasil cetakan lain, gambar, ilustrasi, kliping, film

bingkai/slide, film rangkai (film stip) , transparansi, mikrofis, overhead

proyektor, grafik, bagan, diagram, sketsa, poster, gambar kartun, peta, dan

globe.

Media visual gerak : film bisu.

c. MediaAudio-visual

Media audiovisual diam : televisi diam, slide dan suara, film rangkai dan

suara , buku dan suara.

Media audiovisual gerak : video, CD, film rangkai dan suara, televisi, gambar

dan suara.

d. Media Serba aneka :

Papan dan display : papan tulis, papan pamer/pengumuman/majalah dinding,

papan magnetik, white board, mesin pangganda.

Media tiga dimensi : realia, sampel, artifact, model, diorama, display.

Media teknik dramatisasi : drama, pantomim, bermain peran,

demonstrasi,pawai/karnaval, pedalangan/panggung boneka, simulasi.

Sumber belajar pada masyarakat : kerja lapangan, studi wisata, perkemahan.

Belajar terprogram Komputer

e. Media yang tidak memerlukan keahlian khusus misalnya : Papan tulis /

whiteboard, Transparansi (OHT), Bahan cetak ( buku, modul, handout ).

f. Media yang memerlukan keahlian khusus : Program audio visual

Program slide, Microsoft Powerpoint, Program internet.

3.Cara Memilih Jenis Media untuk Pembelajaran

Media adalah merupakan sarana dalam peningkatkan kegiatan proses

belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai seoptimal mungkin.

“Tujuan yang ingin dicapai, ketepatgunaan, keadaan anak didik, ketersediaan,

mutu teknis dan biaya”, Koyok dan Zulkarnaen NST dalam Zainudin HRL 1984 :

38 (Parmin ,2009:25). Dari pendapat tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut :

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

24

1) Tujuan yang ingin dicapai

Media yang dipilih haruslah yang menunjang pencapaian tujuan pengajaran yang

telah dirumuskan. dan ini merupakan syarat utama di dalam memilih media

pembelajaran.

2) Ketepatgunaan

Media yang dipilih haruslah disesuaikan dengan aspek yang hendak dipelajari

(aspek gerak atau aspek diam), bila gerak misalnya, maka media yang cocok

adalah film atau sejenisnya.

3) Keadaan anak didik

Dalam memilih haruslah dipertimbangkan akan tingkat kemampuan anak

didiknya dan besar kecilnya kelompok pemakai.

4) Ketersediaan

Hendaklah dalam memilih media dipertimbangkan akan kemudahan dalam

mendapatkan media tersebut serta dalam menggunakan.

5) Mutu Teknis

Media yang dipilih haruslah dapat dioperasionalkan dengan baik dan tidak

membahayakan diri pemakainya.

6) Biaya

Diusahakan serendah mungkin dalam mewujudkan media tersebut, tetapi

memiliki efektivitas yang tinggi.

Dalam proses pembelajaran tentunya tidak semua berjalan dengan

sempurna, ada hambatan-hambatan yang dialami. Hambatan-hambatan

komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut (Santyasa : 2007) :

a. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui

artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan

penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang

dikatakan guru.

b. Salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda

oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara

lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya

gambar, bagan, model, dan sebagainya.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

25

c. Perhatian tidak terpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara

lain ; gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi

perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara

menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan

bimbingan guru.

d. Tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan

logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara

terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran

hingga timbulnya konsep.

Pengembangan media pembelajaran hendaknya diupayakan untuk

memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut dan

berusaha menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses

pembelajaran. Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah

sebagai berikut (Santyasa : 2007) :

a. Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa

lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media

yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/

peristiwa sejarah.

b. Mengamati benda atau peristiwa yang sukar dikunjungi baik karena

jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang

kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor

nuklir, dan sebagainya.

c. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar

diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan,

baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan

paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan

dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh

gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebagainya.

d. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung.

Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

26

e. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara

langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide,

film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung

hantu, kalelawar, dan sebagainya.

f. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk

didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi,

gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.

4.Kriteria Pemilihan Media

Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan,

melainkan didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik

pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa

akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan

yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara

umum, kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran

diuraikan sebagai berikut.

1) Tujuan

Apa tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang

ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk ranah kognitif, afektif, psikomotor, atau

kombinasinya? Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan: apakah penglihatan,

pendengaran, atau kombinasinya? Jika visual, apakah perlu gerakan atau cukup

visual diam? Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media

tertentu, apakah media realia, audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak

dan seterusnya.

2) Sasaran didik

Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media? bagaimana

karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya,

bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Apabila kita

mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih atau kita buat tentu tak akan

banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan

mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus

sesuai benar dengan kondisi mereka.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

27

3) Karakteristik media yang bersangkutan

Bagaimana karakteristik media tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya,

sesuaikah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita

tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik

karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasamya

adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih

sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media

tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.

4) Waktu

Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan

untuk mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama

waktu yang tersedia/yang kita memiliki, cukupkah? Pertanyaan lain adalah,

berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa

lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran? Tak ada gunanya

kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk

mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan

menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran temyata

kita kekurangan waktu.

5) Biaya

Faktor biaya juga merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media.

Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media,

jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria

yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat,

membeli atau menyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan biaya

tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak

dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa

menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun

tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih efektif

untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.

6) Ketersediaan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

28

Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita.

Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran?

Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan

sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada, pertanyaan berikutnya adalah

tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas? Misalnya,

untuk menjelaskan tentang proses terjadinya gerhana matahari memang lebih

efektif disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada video

player, maka sudah cukup bila digunakan alat peraga gerhana matahari.

7) Konteks penggunaan

Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan strategi

bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya: apakah untuk belajar

individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal? Dalam hal ini kita perlu

merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan

dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks

penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.

8) Mutu Teknis

Kriteria ini terutama untuk memilih/membeli media siap pakai yang telah

ada, misalnya program audio, video, grafis atau media cetak lain. Bagaimana

mutu teknis media tersebut, apakah visual jelas, menarik, dan cocok? Apakah

suaranya jelas dan enak didengar? Jangan sampai hanya karena keinginan kita

untuk menggunakan media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan

penggunaannya.

2.1.4.2 Media Realia

Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari

hal yang konkrit ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkrit–

abstrak dan kaitannya dengan penggunaan media pembelajaran, ada beberapa

pendapat menurut beberapa ahli (dalam Lies Malaiati, 2010:21).

Pertama, Jerome Bruner bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya

menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film (iconic

representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol, yaitu

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

29

menggunakan kata-kata (symbolik representation). Hal ini juga berlaku tidak

hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa.

Kedua, Charles F. Haban, mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari

media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep, ia

membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke yang paling

abstrak.

Ketiga, Edgar Dale, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari

siswa yang berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kemudian menuju siswa

sebagai pengamat kejadian nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap

kejadian yang disajikan dengan simbol. Jenjang konkrit-abstrak ini ditunjukkan

dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment).

Dalam menentukan jenjang konkrit ke abstrak antara Edgar Dale dan

Bruner pada diagram jika disejajarkan ada persamaannya, namun antara keduanya

sebenarnya terdapat perbedaan konsep. Dale menekankan siswa sebagai pengamat

kejadian sehingga menekankan stimulus yang dapat diamati, Bruner menekankan

pada proses operasi mental siswa pada saat mengamati obyek.

Media realia merupakan media yang ditampilkan merupakan benda

nyatanya. Pengguanaan media realia lebih mendekatkan peserta didik (penerima

pesan) dengan benda nyatanya sehingga akan semakin mudah memahaminya.

”Akan tetapi sebenarnya suatu benda asli merupakan benda yang paling tepat

guna, dibandingkan tiruannya”. (Latuheru, 1988:52).

Media pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi nyata atau

merupakan benda nyata akan memberikan pengalaman tersendiri bagi peserta

didik yang tidak akan mudah dilupakan. Dengan melihat sendiri benda nyatanya

maka diharapkan peserta didik akan mampu mengaplikasikannya dalam

kehidupan nyata dan bukan hanya secara teori yang dipahaminya, namun benda

sendiri hanya dilihat melalui gambar. Sebagai ilustrasi seorang pilot yang

diberikan pembelajaran praktek langsung dengan yang hanya diberikan teori dan

melihat gambarnya, tentunya akan mampu dilihat hasilnya. Seorang pilot yang

sudah terbiasa praktek langsung akan lebih terampil dalam menjalankan

pesawatnya. ”Mereka akan belajar lebih banyak tentang binatang serangga yang

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

30

dikumpulkan dari hasil perjalanan karya wisata, dibandingkan dengan melihat

difilm strip mengenai kehidupan binatang tersebut”. (Sudjana, dan Rival,

1990:196).

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan opersi konkret. Pada rentang

usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut : (1) Mulai

memandang dunia secara obyektif, bergeser dari suatu aspek situasi ke aspek lain

secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir

secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk

mengklasifikasikan benda-benda, (4) Mempergunakan hubungan sebab-akibat,

dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan

berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut. (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, CV. Timur

Putra Mandiri, 2006). Kecenderungan belajar anak usia SD memiliki tiga ciri,

yaitu :

a. Konkrit

Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang

konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan

titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih

bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan

sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih

bermakna dan kebenarannya lebih dapat dipertanggung jawabkan.

b. Integratif

Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari

sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari

berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni

dari hal yang umum ke bagian demi bagian.

c. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara

bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana kehal-hal yang lebih kompleks.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

31

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis,

keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan dan kedalaman materi.

Menggunakan media realia tidak selalu tepat dan baik, karena terkadang

terhambat dengan biaya dan benda aslinya. Sebagai contoh untuk menunjukkan

bentuk bumi, tentunya akan merasa kesulitan apabila tanpa adanya bantuan media

lainnya seperti media gambar (globe).

Penggunaan media realia merupakan alat peraga yang paling tepat karena

peserta didik dapat langsung mengamati benda aslinya/nyatanya. Dalam

penggunaan media realia/benda nyata ini terdapat kelebihan dan keterbatasan.

Diantara kelebihan-kelebihan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Dapat memperlihatkan seluruh atau sebagian besar rangsangan yang

relevan dari kerja, dengan biaya yang sedikit.

b. Dapat memberikan kesempatan yang semaksimal mungkin pada siswa

untuk melaksanakan tugas-tugas nyata, atau tuga-tugas simulasi dan

mengurangi transfer belajar.

c. Memudahkan pengukuran penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau

ketrampilan koordinasi diperlukan dalam pekerjaan.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengalami dan melatih

ketrampilan manipulatif mereka dengan menggunakan indera peraba.

Dari kelebihan-kelebihan penggunaan media realia, ada keterbatasan-

keterbatasan penggunaan media tersebut, yaitu:

a. Tidak selalu memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti

pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga

pengajaran harus didukung dengan media lain.

b. Sulit untuk mengontrol hasil belajar, karena konflik-konflik yang mungkin

terjadi dengan pekerjaan atau dengan lingkungan kelas.

c. Seringkali dapat menimbulkan bahaya bagi siswa atau orang lain dalam

lingkungan kerja.

d. Mahal, karena biaya yang diperlukan untuk peralatan tidak sedikit.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

32

e. Seringkali sulit mendapatkan tenaga ahli untuk menangani latihan kerja,

mengambil tenaga ahli dari pekerjaannya untuk melatih yang lain dapat

menurunkan produktivitasnya.

Setiap media yang digunakan dalam pembelajaran akan mencapai

keberhasilan apabila sesuai dengan materi yang tepat. Media realia mempunyai

kelebihan dan keterbatasan, namun apabila disesuaikan dengan materi yang akan

digunakan maka dapat mngurangi keterbatasan yang terjadi.

Pendidikan IPA adalah lebih dari sekedar kumpulan yang dinamakan

fakta. IPA merupakan kumpulan pengetahuan dan juga proses. Pembelajaran IPA

di sekolah di harapkan memberi berbagai pengalaman pada anak yang

mengijinkan mereka melakukan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan (Agus.

S, 2003: 11).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, IPA merupakan ilmu yang

mempelajari tentang segala sesuatu yang terdapat di alam, baik itu zat yang

terkandung atau gejala yang terdapat di alam. IPA merupakan pengetahuan

mempunyai kebenaran melalui metode ilmiah baik secara induktif ataupun

deduktif.

2.1.5 Sintaks Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Media

Realia

Tabel 2

Sintaks Penggunaan Model Kooperatif Tipe STAD Berbantuan

Media Realia

No Langkah-langkah Perlakuan guru

1 Presentasi kelas - Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai

- Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran

sesuai dengan model pembelajaran tipe STAD

- Guru menyampaikan materi dengan bantuan

Media yang sudah disiapkan

-

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

33

2 Kerja Tim/Kelompok - Guru membentuk siswa menjadi beberapa

kelompok secara heterogen, dengan jumlah

setiap anggota kelompok terdiri dari 4-5

siswa.

- Guru memberikan tugas yang harus

dikerjakan semua anggota kelompok.

3 Kuis - Guru memberikan soal yang sudah dibuat

bedasarkan materi yang telah diberikan

4 Penghargaan - Guru melakukan perhitungan skor dan

mengumumkan serta memberikan

penghargaan untuk siswa yang memperoleh

skor terbaik.

2.1.6 Hasil Belajar

2.1.6.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia dan dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh suatu pengetahuan

baru. Piaget (dalamDimyati, Mujiono, 2006:13) berpendapat bahwa pengetahuan

dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan

lingkungannya dan lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi

intelek semakin berkembang. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan

potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir.

Menurut Slameto belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai

hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Winkel berpendapat bahwa belajar sebagai suatu proses kegiatan mental

pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

34

lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif menetap/bertahan

pada kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Nana Sudjana (2010:2) mengemukakan bahwa belajar dan mengajar

sebagai aktivitas utama di sekolah meliputi tiga unsur, yaitu tujuan

pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil belajar. Hasil belajar

merupakan hasil yang dicapai siswa setelah mengalami proses belajar dalam

waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar

merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.

Menurut Oemar Hamalik dalam Restika (2009:46), hasil belajar

tampak sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati

dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Hasil belajar ini merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk

mengetahui pemahaman tentang bahan pelajaran atau materi yang diajarkan

sehingga dapat dipahami siswa. Untuk dapat menentukan tercapai atau

tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar.

Penilaian ini menurut Suharsimi Arikunto dalam Restika (2009:46) bertujuan

untuk melihat kemajuan peserta didik dalam menguasai materi yang telah

dipelajari dan ditetapkan.

Dick dan Reiser (1989:11) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan

pembelajaran, yang terdiri atas empat macam yaitu: pengetahuan, ketrampilan

intelektual, ketrampilan motorik dan sikap.

Keberhasilan belajar dapat dilihat dan diketahui berdasarkan perubahan

perilaku setelah diadakan kegiatan belajar, sebagaimana dikemukakan oleh

Winkel (2005), bahwa hasil belajar mencakup tiga kemampuan, yaitu

a. Kemampuan Kognitif yaitu hasil belajar yang berkenaan dengan

pemahaman pengetahuan dan pengertian padasuatumateri

b. Kamampuan Afektif yaitu tahap-tahap perubahan sikap, nilai, dan

kepribadian setelah mendapatkan pengetahuan dari proses belajar

c. Kemampuan Psikomotor yaitu kesatuan psikis yang di manifestasikan

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

35

dalam tingkah laku fisik (sekumpulan ketrampilan dalambidang tertentu).

2.1.6.2 Pengertian Hasil Belajar

Slameto (2003:2) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannyasendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Sementara itu Moh. Uzer Usman dalam Restika Parendrati (2009:47),

menyatakan bahwa hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Hasil belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar, antara lain:

1. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal), meliputi:

a. Faktor jasmaniah (Fisiologi), seperti mengalami sakit, cacat tubuh

atau perkembangan yang tidak sempurna.

b. Faktor psikologis, seperti kecerdasan, bakat, sikap, kebiasaan, minat

kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal), meliputi:

a. Faktor sosial, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan

kelompok.

b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan

kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.

Berdasarkan uraian pengertian hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran

yang menunjukkan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti proses belajar. Hasil

belajar merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar, karena menjadi alat

ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan

belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dengan demikian jika pencapaian hasil

belajar itu tinggi, maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar itu

berhasil.

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

36

2.1.6.3 Hubungan Model STAD dengan hasil belajar

Hubungan adalah keterkaitan antara satu hal dengan hal yang lain. Begitu

juga hubungan antara model pembelajaran STAD dengan hasil belajar. Kedua hal

tersebut sangat berkaitan. Disini dapat dilihat bahwa model pembelajaran STAD

adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok

belajar,selanjutnya siswa akan melakukan kuis.Setelah itu siswa yang paling

banyak mengumpulkan point maka siswa tersebut berhak mendapat hadiah dari

guru.Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai

cara, salah satunya melakukan evaluasi dengan memberikan kuis.Evaluasi adalah

proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik

secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran. Hasil dari evaluasi ini digunakan

untuk memantau hasil belajar dari siswa. Evaluasi bisa berupa tes pilihan ganda

atau uraian. Soal evaluasi dikerjakan oleh masing-masing siswa, yang nantinya

akan dinilai dan itu merupakan hasil belajar dari siswa. Hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku dari yang tahu menjadi tahu. Sehingga antara model

pembelajaran STAD dengan hasil belajar tidak dapat dipisahkan. Dengan kata

lain, kalau sebagai guru mampu melaksanakan pembelajaran model STAD dengan

baik, dapat membuat siswa lebih aktif, maka hasil belajar siswa akan baik pula.

Berbeda pula jika guru melaksanakan proses pembelajaran dengan asal-asalan,

maka hasil belajar siswa tidak bisa memuaskan. Jadi, pelaksanaan model

pembelajaran STAD sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Mujiono (2011), yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 5

Materi Alat Pernapasan pada Manusia Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD berbantuan media realia di SDN Tanjung 02”. Hasil penelitian yang

diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata penilaian hasil belajar siswa kelas V pada

siklus I rata-rata kelas 66,47, ketuntasan belajar secara klasikal 67,64 %, rata-rata

aktivitas siswa 60,29 % dengan kriteria C, performansi guru dengan kriteria C.

Hasil belajar pada siklus II rata-rata kelas 72,35, ketuntasan belajar secara

klasikal 82,35 %, rata-rataaktivitas siswa 73,52% dengan kriteria B, performansi

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

37

guru dengan kriteria B. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

dengan model kooperatif tipe STAD melalui media realia dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas 5 materi alat pernapasan pada manusia di SDN tanjung

02 tahun ajaran 2011/2012.

Purnomo (2011) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar pada Siswa

Kelas 5 Materi Bangun Ruang melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD di SDN mangunrejo 02 Tegal”. Penelitian yang dilakukan merupakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

dilakukan melalui dua siklus dimana tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1)

perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN mangunrejo 02 Tegal. Hasil

penelitian yang diperoleh dari penilaian hasil belajar siswa kelas 5 pada siklus I

yaitu: (1) rata-rata kelas 67,29; (2) ketuntasan belajar secaraklasikal 70,83%; (3)

rata-rata aktivitas siswa 73,19%; (4) nilai performansi guru 83,80% dengan

kriteria AB. Hasil belajar pada siklus II yaitu : (1) rata-rata kelas 77,27; (2)

ketuntasan belajar secara klasikal 90,90%; (3) rata-rata aktivitas siswa 79,65%;

(4) nilai performansi guru 90,60% dengan kriteria A. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Bangun Ruang (sifat dan

jaring-jaring) pada siswa kelas 5 dan juga meningkatkan performansi guru di SDN

Mangunrejo 02 Tegal tahun pelajaran 2011/2012.

Wahyuningsig Setyo (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Tentang Energi Panas dan Energi Bunyi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif

STAD Pada Siswa Kelas 4 di SD Negeri Balong Jepon Blora Semester 2 Tahun

Ajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan

hasil belajar siswa pada KD mendeskripsikan energi panas dan energi bunyi di

lingkungan sekitar beserta sifat-sifatnya setelah menggunakan model

pembelajaran tipe STAD. Hal ini nampak pada perbandingan skor rata-rata pada

skor prasiklus, skor siklus I dan skor siklus II yaitu 73,36:90:94 yang berarti

adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus I yaitu sebesar 23,28% dan dari siklus

I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 27,29%. Adapun perbandingan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

38

ketuntasan klasikal dari kondisi prasiklus, siklus I dan siklus II yaitu

39,28%:71,42%:92,86% yang berarti adanya peningkatan dari prasiklus ke siklus

I yaitu sebesar 32,14% dan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar

53,58%. Perbandingan standar deviasi dari prasiklus, siklus I dan siklus II adalah

8,05 : 4,41 : 4,26. Perbandingan skor minimal dari prasiklus, siklus I dan siklus II

yaitu 62:80:82. Perbandingan skor maksimal dari prasiklus, siklus I dan siklus II

yaitu 90:95:98. Kelebihan dari penelitian ini adalah pemerataan penguasaan

materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat karena kemampuan siswa

yang sudah terbiasa belajar dalam kelompok dan siswa mampu mengambil

kesimpulan materi secara tepat. Kelemahannya siswa yang aktif lebih

mendominasi diskusi pada saat merumuskan hipotesis serta mengambil

kesimpulan. Selain itu siswa yang aktif cenderung mengontrol jalannya diskusi.

Penelitian ini akan mengatasi masalah tersebut.

Dari tiga penelitian diatas, dapat dilihat bahwa setiap penelitian mempunyai

kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penelitian yang dilakukan oleh

Mujiono (2011) membahas tentang pelajaran IPA kelas 5 dengan materi alat

pernafasan manusia. Penelitian ini mengedepankan pada aktivitas dan hasil belajar

siswa. Mujiono mengkombinasikan model STAD dengan media realia. Lembar

penilaian yang digunakan yaitu lembar aktivitas siswa dan performansi guru. Lain

halnya dengan penelitian yang dilakukan Purnomo yaitu pada pelajaran

matematika kelas 4 dengan materi bangun ruang. Penelitian ini mengedepankan

hasil belajar siswa. Lembar penilaian yang digunakan yaitu lembar aktivitas siswa

dan performansi guru. Dan penelitian saya berbeda dengan tiga penelitian yang

dilakukan Mujiono dan Purnomo. Penelitian ini pada pelajaran IPA siswa kelas 5.

Materi yang akan diteliti tentang sifat-sifat cahaya. Penelitian ini mengedepankan

tentang hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan lembar kerja individu,

lembar aktivitas guru dan hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa.

Dan penelitian saya berbeda dengan tiga penelitian yang dilakukan

Mujiono dan Purnomo. Penelitian ini pada pelajaran IPA siswa kelas 4. Materi

yang akan diteliti tentang kenampakan alam. Penelitian ini mengedepankan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

39

tentang hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan lembar kerja individu

yang berupa kuis, lembar aktivitas guru dan hasil belajar afektif siswa.

2.3 Kerangka Berfikir

Hasil belajar IPA kelas 4 SDN Kemetul tergolong rendah. Hal ini terbukti

dari hasil skor ketuntasan siswa pada TES semester I. SDN kemetul

menetapkan KKM pada mata pelajaran IPA adalah 75. Dan masih banyak siswa

yang mendapat nilai dibawah KKM.

Siswa kelas 4 SDN Kemetul masih banyak yang menganggap IPA sebagai

mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Metode ceramah yang selalu

diterapkan guru dalam pembelajaran, kurang menarik motivasi siswa dalam

belajar. Siswa belajar secara individu sehingga tidak adanya kerja sama dalam

meningkatkan hasil belajar IPA. Dalam pembelajaran, tidak ada kesempatan

siswa yang berkemampuan lebih membantu belajar siswa lain. Jika terdapat

siswa yang tidak menguasai materi dan malu bertanya kepada guru maka ia

akan tertinggal dari teman lainnya.

Upaya agar siswa terdorong untuk aktif belajar, diantaranya adalah penyajian

materi yang menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan semangat dan minat

untuk belajar. Hal itu dapat dilakukan dengan mengubah model pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan yaitu model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa

melakukan pembelajaran secara berkelompok. Dengan berkelompok siswa dapat

saling membantu teman yang belum paham tentang materi. Setelah itu siswa

melakukan kuis dan siswa yang mendapatkan poin tertinggi akan mendapat

penghargaan dari guru.Oleh karena itu, pembelajaran tidak akan terkesan

membosankan dan siswa akan termotivasi untuk mendapatkan poin sebanyak-

banyaknya. Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA kelas 4

SDN Kemetul.

Dari hasil kajian teori dan kajian hasil peneitian relevan diatas, dapat

dibuat kerangka berpikir sebagai berikut.

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

40

gambar 1

Kerangka Berpikir

k

Kondisi awal Pembelajaran konvensional

a. Berpusat pada guru

b. Siswa hanya

mendengarkan

c. siswa bosan

Hasil

belajar

rendah

Penerapan model STAD

a. Siswa bekerja dalam

kelompok

b. Siswa saling

membantu

dalam kelompok

c. Siswa mengerjakan

kuis

d. Guru memberikan

penghargaan kepada

siswa yang

mendapatkan poin

tertinggi

Hasil belajar

meningkat

Pemantapan model

STAD

a.Siswa menjadi

tidak bosan

b. Siswa menjadi

semangat dalam

belajar,

c. Siswa dapat

saling

membantu

Hasil belajar

meningkat

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu ... · sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh

41

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas,

penelitian ini diharapkan dapat membawa perubahan kearah perbaikan dan

peningkatan kualitas pembelajaran terutama pelajaran IPA pada siswa kelas 4

SDN Kemetul. Sehingga dapat diajukan sebuah hipotesis tindakan sebagai

berikut:

“Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe (Student Team

Achivement Division) STAD berbantuan media Realia diduga dapat meningkatkan

hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN Kemetul Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014”.

“Langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe (Student Team Achivement Division) STAD berbantuan media

Realia diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN

Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014”.