bab ii kajian pustaka 2.1 penelitian terdahulurepository.untag-sby.ac.id/1784/4/bab ii.pdf20 tabel...
TRANSCRIPT
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun
hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik
penelitian yaitu mengenai Diksi dan Gaya Bahasa.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan Muhammad Ghofur
C.R. (2014) dimana melakukan penelitian Diksi dan Gaya Bahasa dalam lirik lagu
band Jepang L’Arc~En~Ciel. Fokus penelitian yang dilakukan adalah pada lagu-
lagu yang bertema cinta. Dalam lirik-lirik lagu L’Arc~En~Ciel di album “Wold
Best Selection” yang bertema cinta, diksi yang paling sering digunakan adalah
kata konotatif. Kata konotatif tersebut bersifat memberi penegasan pada makna
sesungguhnya yang akan diungkapkan. Makna sesungguhnya tertuang dalam lirik
secara tidak langsung. Gaya bahasa yang paling sering dijumpai pada lirik lagu
L’Arc~en~ciel dalam album “World Best Selection” yang bertema cinta adalah
hiperbola, sinekdoke, personifikasi, paradox, dan alusio.
Penelitian mengenai Diksi dan Gaya Bahasa dalam lirik lagu juga dilakukan
oleh Eka Pujiati Pada lirik lagu anak-anak ciptaan Kasur. Diksi yang sering
muncul adalah kata abstrak, kata kongkret, kata umum, kata khusus, kata denotatif
dan kata konotatif. Penggunaan diksi tersebut dimaksudkan untuk memberikan
kemudahan bagi anak-anak untuk dapat lebih mudah dimengerti dan dipahami
oleh anak-anak sebagai pembaca ataupun pendengar. Gaya bahasa yang sering
muncul adalah gaya bahasa retoris yaitu asonansi, aliterasi, dan repetisi. Gaya
bahasa yang digunakan berfungsi untuk mengenalkan kepada anak-anak tentang
bahasa sejak usia dini.
Gaya bahasa yang paling sering ditemukan adalah gaya bahasa retoris yaitu
eufemisme.
20
TABEL 2.1
No. Penelitian Terdahulu Fokus Penelitian
1. Diksi dan Gaya Bahasa dalam lirik lagu
band Jepang L’Arc~En~Ciel oleh
Muhammad Ghofur C.R. (2014).
Diksi dan Gaya Bahasa pada lirik lagu
bertema cinta.
2. Diksi dalam lirik lagu anak-anak
ciptaan Kasur oleh Eka Pujiati.
Diksi dalam lirik lagu anak-anak.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Karya Sastra
Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa-bahasa di Barat atau Eropa
seperti literature(bahasa Inggris), littérature (bahasa Prancis), literatur (bahasa
Jerman), dan literatuur (bahasa Belanda). Semuanya berasal dari kata litteratura
(bahasa Latin) yang sebenarnya terjemahan dari kata grammatika (bahasa Yunani).
Litteratura dan grammatika masing-masing berdasarkan kata “littera”dan
“gramma” yang berarti huruf(tulisan atau letter). Sastra dalam bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Sansekerta yang merupakan gabungan dari kata sas, berarti
mengarahkan, mengajarkan dan memberi petunjuk. Kata sastra tersebut mendapat
akhiran tra yang biasanya digunakan untuk menunjukkan alat atau sarana.
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo & Saini
1997:3-4). Sehingga sastra memiliki unsur-unsur berupa pikiran, pengalaman, ide,
perasaan, semangat, kepercayaan (keyakinan), ekspresi atau ungkapan, bentuk
dan bahasa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Saryono (2009:18) bahwa sastra juga
mempunyai kemampuan untuk merekam semua pengalaman yang empiris-natural
maupun pengalaman yang non-empiris-supernatural, dengan kata lain sastra
mampu menjadi saksi dan pengomentar kehidupan manusia.
Sugihastuti (2007 : 81-82) menyatakan bahwa karya sastra merupakan
media yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan gagasan-gagasan
dan pengalamannya. Sebagai media, peran karya sastra sebagai media untuk
21
menghubungkan pikiran-pikiran pengarang untuk disampaikan kepada pembaca.
Selain itu karya sastra juga dapat merefleksikan pandangan pengarang untuk
disampaikan kepada pembaca. Selain itu, karya sastra dapat menghibur,
menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan pembacanya dengan cara
yang unik, yaitu menuliskannya dalam bentuk naratif. Sehingga pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca tanpa berkesan mengguruinya.
Sumardjo & Saini (1997 : 18-19) membagi jenis karya sastra menjadi 2
yaitu Karya Sastra Non-Imaginatif dan Karya Sastra Imaginatif. Karya sastra
Non-Imaginatif terdiri dari Esai, Kritik, Biografi, Otobiografi, Sejarah, Memoar,
Catatan Harian dan Surat-surat. Sedangkan Karya sastra Imaginatif hanya terdiri
dari Prosa dan Puisi. Dalam prosa terbagi menjadi fiksi dan drama, sedangkan
puisi terbagi menjadi epik, dramatik, dan lirik.
2.2.2 Lirik Lagu
Lirik lagu adalah suatu bentuk karya sastra yang merupakan bentuk
ekspresi atau curahan perasaan pribadi yang diwujudkan dalam bunyi dan susunan
kata yang dinyanyikan (KBBI, 2007:678). Muliono (Ed) (2007:678) menyatakan
bahwa lirik lagu mempunyai dua pengertian yaitu (1) karya sastra (puisi) yang
berisi curahan isi hati pribadi, (2) susunan dalam sebuah nyanyian. Noor
(2004:24) juga menegaskan bahwa lirik adalah ungkapan perasaan pengarang.
Melalui lirik lagu, manusia dapat mengekspresikan perasaan, aspirasi, dan
harapan serta berbagai macam pesan lainnya kepada orang lain. Dalam bahasa
jepang lirik lagu berarti 抒情詩(jojoushi) atau sajak untuk nyanyian ( 国語辞典:
1844 ).
Lirik lagu juga merupakan bentuk ekspresif seseorang tentang sesuatu hal
yang sudah dialaminya, dalam mengeskpresikannya penulis lagu melakukan
permainan kata dan gaya bahasa untuk menciptakan kata-kata yang memiliki daya
tarik tertentu terhadap lirik lagu tersebut. Dibandingkan dengan sajak, penuangan
ide lewat lirik lagu dinilai lebih kuat, karena diperkuat dengan melodi dan irama
tertentu yang disesuaikan perasaan dalam lirik lagu tersebut.
2.2.3 Stilistika
Stilistika adalah gaya atau style yang digunakan seorang pembicara atau penulis
untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana.
Dengan demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sudjiman,
22
1993:13). Stilistika adalah ilmu kebahasaan yang berfokus dalam mempelajari
gaya bahasa dan bertujuan untuk mengetahui keindahaan atau efek estetika suatu
karya sastra. Stilistika dapat digunakan sebagai acuan untuk mengkaji sebuah
karya sastra melalui sudut pandang linguistik. Melalui pengkajian tersebut kita
dapat lebih memahami suatu karya dengan lebih baik. Pengkajian tersebut dapat
disebut sebagai pendekatan stilistik (Sudjiman, 1993:2).
Menurut Verdonk (2002:4) stilistika, atau studi tentang gaya, sebagai analisis
ekspresi yang khas dalam bahasa untuk mendeskripsikan tujuan dan efek tertentu.
Bahasa dalam karya sastra adalah bahasa yang khas sehingga berbeda dari bahasa
dalam karya-karya nonsastra. Untuk itulah, analisis terhadap bahasa sastra pun
membutuhkan analisis yang khusus. Dalam hal ini dibutuhkan stilistika sebagai
teori yang secara khusus menganalisis bahasa teks sastra (Mills, 1995:3).
2.2.4 Diksi
Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh
hubungan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan
kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi
juga meliputi fraseologi, gaya bahasa, dan ungkapan (Keraf, 2008:22-23). Setiap
kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam pikiran
seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat
yang berbeda. Hal ini menjelaskan bahwa makna kata yang sebenarnya dapat
diketahui saat digunakan dalam sebuah kalimat dan hal ini mengungkapkan
bahwa diksi memegang peran penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan
dan arti.
Menurut Keraf bahwa pengertian diksi terbagi dua. (Keraf, 2010: 24) Pengertian
diksi yang pertama menurut Keraf adalah pilihan kata atau diksi mengenai
pengertian kata-kata mana yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan
bagaimana dalam membentuk adanya pengelompokan kata-kata yang sesuai atau
penggungkapan yang tepat dan gaya yang mana lebih baik dalam situasi.
Sedangkan pengertian diksi yang kedua menurut Keraf adalah pilihan kata atau
diksi adalah pembeda secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang dapat
disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan
situasi dan juga nilai dari sebuah rasa yang mempunyai kelompok masyarakat,
pendengar dan pembaca.
Menurut Keraf poin-poin tentang diksi, yaitu:
a. Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai
untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan
23
kata-kata yang tepat atau dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yang
tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
b. Pilihan kata yang sesuai dan tepat hanya dimungkinkan oleh penguasaan
sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang
dimaksud dengan kosakata atau perbendaharaan kata suatu bahasa adalah
keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.
c. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
membentuk bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok masyarakat pendengar.
2.2.5 Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya gaya bahasa dalam retorika lebih dikenal dengan istilah style.
Gaya bahasa menjadi salah satu bagian dari diksi yang mengatur kecocokan
sebuah pemakaian kata,frasa, atau klausa dalam sebuah wacana secara
keseluruhan. Gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian pemakai
bahasa (Keraf, 2010: 113).
Adapun beberapa macam gaya bahasa menurut 瀬戸賢一 dalam buku 日本語の
レトリック yaitu:
1. Metafora (隠喩いんゆ
) メタファー
類似性るいじせい
にもとづく比喩ひ ゆ
である。「人生じんせい
」を「旅たび
」に喩たと
えるように、
典型的てんけいてき
にには 抽 象 的ちゅうしょうてき
な対 象たいしょう
を具象的ぐしょうてき
なものに見立み た
てて表 現ひょうげん
す
る。
Gaya bahasa berdasarkan kemiripan. Representasi objek yang abstrak
disamakan dengan sesuatu yang konkret.
Contoh : Pemuda adalah Bunga Bangsa (Keraf, 2010: 139)
2. Simile (直喩ちょくゆ
) シミリー
「~のよう」などによって類似性るいじせい
を直 接 示ちょくせつしめ
す比喩ひ ゆ
。しばしばどの点てん
で似に
ているのかも明示めいじ
する。
Gaya bahasa yang mempunyai kesamaan langsung dan menunjukkan sesuatu
yang serupa.
24
Contoh : Bagai air di daun talas (Keraf, 2010:138)
3. Personifikasi (擬人法ぎじんほう
) パーソ二フィケーション
人間以外にんげんいがい
のものを人間にんげん
に見立み た
てて表 現ひょうげん
する比喩ひ ゆ
。隠喩いんゆ
の一種いっしゅ
。こと
ばが人間中心にんげんちゅうしん
に仕組し く
まれていることを例 証れいしょう
する。
Gaya bahasa yang menunjukkan sesuatu yang bukan manusia jadi mempunyai
ekspresi menyerupai manusia. Menggambarkan seolah-olah seperti apa yang
dilakukan manusia.
Contoh : Angin yang meraung di tengah malam yang gelap (Keraf, 2010:140)
4. Sinestesia (共感覚法きょうかんかくほう
) シネスシージア
触 覚しょっかく
、味覚みかく
、嗅 覚きゅうかく
、視覚しかく
、聴 覚ちょうかく
の五感ごかん
の 間あいだ
で表 現ひょうげん
をやりとり
する表 現 法ひょうげんほう
。表 現ひょうげん
を貸か
す側がわ
と借か
りる側がわ
との 間あいだ
で、一定の組み合
わせがある。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi panca indera seperti,
sentuhan, penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Antara suatu indera
dikenakan pada indera lain.
Contoh : Wajahnya manis sekali (Tarigan, 2009: 34)
5. Zeugma (くびき法ほう
) ジューグマ
一本いっぽん
のくびきで二頭にとう
の牛うし
をつなぐように、ひとつの表 現ひょうげん
を二ふた
つの
意味い み
で使つか
う表 現 法ひょうげんほう
。多義語た ぎ ご
の異こと
なった意義い ぎ
を利用りよう
する。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi yang menyebutkan satu
kata yang sudah cukup menjelaskan makna daripada menyebutkan dua kata
namun menimbulkan ambigu.
Contoh : Dengan membelalakkan mata dan telinganya, ia mengusir orang itu
(Keraf, 2010:135)
6. Metonimi (換喩かんゆ
) メトニミー
「赤あか
ずきん」が「赤あか
ずきんちゃん」を指さ
すように、世界せかい
の中なか
でのも
のとものの隣接関係りんせつかんけい
にもとづいて指示し じ
を横よこ
すべりさせる表 現 法ひょうげんほう
。
25
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi berdasarkan kedekatan hal
yang menunjukkan nama, hal, dan lain sebagainya sebagai pengganti sebutan
suatu hal.
Contoh : Ia membeli sebuah chevrolet (Keraf, 2010:142)
7. Sinekdok (提喩ていゆ
) シネクドキ
「天気てんき
」で「いい天気てんき
」を意味い み
する場合ばあい
があるように、 類たぐい
と種しゅ
の
間あいだ
の関係かんけい
にもとづいて意味範囲い み は ん い
を伸 縮しんしゅく
させる表 現 法ひょうげんほう
。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi yang menyebutkan seluruh
atau sebagian, berdasarkan hubungan antara tipe dan jenis. Dan sudah
mewakili suatu hal yang disebutkan.
Contoh : Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp. 1.000,- (Keraf,
2010: 142)
8. Hiperbola (誇張法こちょうほう
) ハイパーバリー
事実以上じじついじょう
に大おお
げさな言い
いまわし。「猫ねこ
の 額ひたい
」のように事実じじつ
を過小かしょう
に
表 現ひょうげん
する場合ばあい
もあるが、これもおおげさな表 現 法ひょうげんほう
の一種いっしゅ
。
Gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya berlebihan.
Melebih-lebihkan fakta yang sebenarnya. Merupakan metode ekspresi
berlebihan.
Contoh : Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir-hampir meledak
aku (Keraf, 2010:135)
9. Litotes (曲 言 法きょくげんほう
) ライトティーズ
伝つた
えたい意味い み
の反対はんたい
の表 現ひょうげん
を否定ひてい
することによって、伝つた
えたい意味い み
をかえって強つよ
く表 現ひょうげん
する方法ほうほう
。
Gaya bahasa yang ingin menyampaikan sesuatu yang merendahkan diri dengan
penyangkalan yang berkebalikan terhadap fakta
Contoh : Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali (Keraf, 2010:133)
10. Tautology(トートロジ)
まったく同おな
じ表 現ひょうげん
を結むす
びつけることによって、なおかつ意味い み
をなす
表 現 法ひょうげんほう
。ことなの慣 習 的かんしゅうてき
な意味い み
を再確認さいかくにん
させる。
Gaya bahasa pengulangan gagasan yang berlebih dan tidak diperlukan.
26
Contoh : Ia tiba jam 20.00 malam waktu setempat (Keraf, 2010:133)
11. Oksimoron (撞 着 法どうちゃくほう
) オクシモロン
正反対せいはんたい
の意味い み
を組く
み合あ
わせて、なおかつ矛盾むじゅん
に 陥おちい
らずに意味い み
をなす
表 現 法ひょうげんほう
。「反対物はんたいぶつ
の一致いっち
」を体現たいげん
する。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi yang menggabungkan
makna sebaliknya atau antonym. Kata-kata dalam kalimat tersebut sebenarnya
saling bertentangan.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis (Keraf, 2010:136)
12. Eufemisme (婉 曲 法えんきょくほう
) ユーフェミズム
直接言ちょくせつい
いにくいことばを婉 曲 的えんきょくてき
に口当くちあ
たりよく表 現ひょうげん
する方法ほうほう
。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi dengan cara
mengekspresikan ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan
kasar.
Contoh : Ayahnya sudah tidak ada di tengah-tengah mereka (Keraf, 2010:132)
13. Retoris (レトリカル。クエスチョン)
形かたち
は疑問文ぎもんぶん
で意味い み
は平叙文へいじょぶん
という表 現 法ひょうげんほう
。文 章ぶんしょう
に変化与へんかあた
えるだ
けでなく、読者どくしゃ
、聞き
き手て
に 訴うった
えかけるダイアロだ い あ ろ
ーグぐ
的特質てきとくしつ
をもつ。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi suatu pertanyaan yang tidak
perlu untuk dijawab.
Contoh : Rakyatkah yang harus menanggung akibat semua korupsi dan
manipulasi di negara ini? (Keraf, 2010:135)
14. Repetisi (反復法はんぷくほう
) リピティション
同おな
じ表 現ひょうげん
を繰り返かえ
すことによって、意味い み
の連続れんぞく
、リズムり ず む
、 強 調きょうちょう
を 表あらわ
す法ほう
。詩歌しいか
で用もち
いられるものはリフレり ふ れ
ーンん
と呼よ
ばれる。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi dengan mengulangi kata-
kata sebagai penegasan
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, sekali lagi bekerja untuk mengejar semua
ketinggalan kita (Keraf, 2010:127)
27
15. Ellipsis ( 省 略 法しょうりゃくほう
) エリップシス
文 脈ぶんみゃく
から復元ふくげん
できる要素ようそ
を 省 略しょうりゃく
し、簡潔かんけつ
で余韻よいん
のある表 現ひょうげん
を生う
む方法ほうほう
。日本語に ほ ん ご
ではこの技法ぎほう
が発達はったつ
している。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi yang berwujud
menghilangkan suatu unsur kalimat dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan
sendiri oleh pembaca atau pendengar.
Contoh : Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau tak apa-apa,
badanmu sehat tapi psikis... (Keraf, 2010:132)
16. Antithesis (対句法ついくほう
) アインティセシス
同おな
じ構文形式こうぶんけいしき
のなかで意味的い み て き
なコントラストこ ん と ら す と
を際きわ
だたせる表 現 法ひょうげんほう
。
対 照 的たいしょうてき
な意味い み
が互たが
いを照て
らしだす。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi membandingkan yang
kontras atau berlawanan.
Contoh : Mereka sudah kehilangan banyak dari harta bendanya, tetapi mereka
juga telah memperoleh keuntungan daripadanya (Keraf, 2010:126)
17. Onomatope (声喩せいゆ
) オノマトペ
音おと
が表 現ひょうげん
する意味い み
に創意工夫そういくふう
を凝こ
らす表現法一般ひょうげんほういっぱん
を指さ
す。擬音語ぎ お ん ご
、
擬態語ぎ た い ご
はその例れい
のひとつ。頭韻とういん
や脚 韻きゃくいん
もここに含ふく
まれる。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi untuk mengekspresikan
bunyi sesuatu dalam bentuk kata.
Contoh : wanwan(gukguk),dokidoki(degdegan),dondon(toktok). (Iwabuchi
Tadasu, 1989 : 73-74)
18. Klimaks (漸層法ぜんそうほう
) クライマックス
しだいに盛さか
り上あ
げてピぴ
ークく
を形成けいせい
する表 現 法ひょうげんほう
。ひとつの文ぶん
のなかで
も、また、ひとつのテクストて く す と
全体ぜんたい
のなかでも可能かのう
である。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi membentuk puncak secara
bertahap. Yaitu mengatakan beberapa hal, makin lama makin meningkat.
Contoh : Kami mendoakan agar pada suatu waktu – kapan saja waktunya –
mereka dapat berdiri sendiri, bukan supaya mereka tidak bisa tunduk di bawah
28
pengaruh kita, mengabdi dan berbakti kepada kita, tetapi karena justru inilah
keadilan sosial yang selama ini kita perjuangkan (Keraf, 2010:124)
19. Paradoks (逆 説 法ぎゃくせつほう
) パラドクス
一般いっぱん
に真実しんじつ
だと想定そうてい
されていることの 逆ぎゃく
を述の
べて、そこにも真実しんじつ
が含ふく
まれていることを伝つた
える表 現 法ひょうげんほう
。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi yang menggambarkan
kebalikan dari apa yang terjadi. Perbandingan yang berlawanan dengan fakta
Contoh : Musuh sering merupakan kawan yang akrab (Keraf, 2010:136)
20. Ironi (反語法はんごほう
) アイロニー
相手あいて
のことばを引用いんよう
してそれとなく批判ひはん
を加くわ
える表 現 法ひょうげんほう
。また、
意味い み
を反転はんてん
させて皮肉ひにく
るのも反語はんご
である。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi berupa sindiran,
mengatakan sesuatu dengan makna yang berlainan dari apa yang dikatakan.
Kata-kata yang dipergunakan untuk mengingkari maksud yang sebenarnya.
Contoh : Saya tahu anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini
yang perlu mendapat tempat terhormat! (Keraf, 2010:143)
21. Alusio (引喩いんゆ
) アルージョン
有名ゆうめい
な一節ひとふし
を暗あん
に引用いんよう
しながら独自どくじ
の意味い み
を加くわ
えることによって、
重 層 的じゅうそうてき
な意味い み
をかもし出だ
す法ほう
。本歌取ほ ん か ど
りはその一例いちれい
。
Gaya bahasa yang merupakan metode representasi yang mengandung kata,
ungkapan, peribahasa yang artinya sudah umum banyak diketahui.
Contoh : Kartini kecil itu turut memperjuangkan persamaan haknya (Keraf,
2010:141)
2.2.6 Makna Kata
Makna kata adalah arti atau maksud tertentu yang terdapat dalam suatu kata, dan
berhubungan antara bentuk dengan hal yang diwakilinya (Keraf, 2010:25). Maka
makna kata dapat dibatasi sebagai hubungan antara bentuk dengan hal atau barang
yang diwakilinya yaitu referen-nya. Kata rumah misalnya adalah bentuk atau
ekspresi, sedangkan “barang yang diwakili oleh kata rumah” adalah “sebuah
bangunan yang beratap, berpintu, berjendela, yang menjadi tempat tinggal
29
manusia”. Barang itulanh yang disebut sebagai referen. Sedangkan hubungan
antara keduanya (yaitu antara bentuk dan referen) akan menimbulkan makna atau
referensi.
2.2.6.1 Makna Denotatif dan Konotatif
a) Makna denotatif adalah makna yang sesungguhnya. Dalam bahasa Jepang
makna denotatif disebut 明示的 意味 (meishiteki imi). Seorang penulis
hanya ingin menyampaikan informasi kepada kita, dan hal ini membuat
penulis cenderung menggunakan kata-kata yang bermakna denotatif atau
yang bermakna sesungguhnya dengan menyampaikan informasi-informasi
yang sifatnya faktual.
b) Makna konotatif adalah makna yang tidak sesungguhnya. Dalam bahasa
Jepang disebut 暗示的 意味 (anjiteki imi). Makna konotatif adalah suatu
jenis makna yang stimulus dan responsnya mengandung nilai-nilai
emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin
menimbulkan perasaan setuju dan tidak setuju, senang dan tidak senang,
dan sebagainya pada pihak pendengar; di pihak lain, kata yang dipilih itu
dapat memperlihatkan bahwa pembicaranya juga dapat merasakan perasaan
yang sama.
2.2.6.2 Sinonim dan Antonim
a) Dalam bahasa Jepang sinonim disebut dengan 類義語 (ruigigo). Keraf
menyatakan pengertian tentang sinonim, yaitu:
1. Telaah mengenai bermacam-macam kata yang memiliki makna yang
sama
2. Keadaan di mana dua kata atau lebih memiliki makna yang sama
Momomiya (Sutedi, 2003:120), memberikan beberapa gambaran tentang
sinonim sebagai berikut:
1. Chokkanteki (secara intuitif langsung), bagi penutur asli dengan
berdasarkan pada pengalaman hidupnya. Bagi penutur asli jika
mendengar suatu kata maka secara langsung dapat merasakan bahwa
kata tersebut bersinonim atau tidak.
2. Beberapa kata jika diterjemahkan kedalam bahasa asing akan menjadi
satu kata, misalnya kata oriru, kudaru, sagaru dan furu dalam bahasa
Indonesia bisa dipadankan dengan kata “turun”.
30
3. Dapat menduduki posisi yang sama dalam suatu kalimat dengan
perbedaan makna kecil. Seperti pada kalimat 階段を上がる、dan 階段
を 上る, sama-sama berarti “menaiki tangga”.
4. Dalam menegaskan suatu makna keduanya bisa digunakan bersamaan
atau sekaligus. Seperti kata hikari(光)dan kagayaku(輝く) kedua
duanya berarti “bersinar”, bisa digunakan secara bersamaan seperti pada
kalimat 星が光かがやいて (bintang bersinar cemerlang).
b) Dalam bahasa Jepang antonim disebut dengan 版木関係 (hangikankei ).
Istilah antonim digunakan untuk menyatakan kata yang berlawanan.
Antonim adalah relasi antar makna yang wujud logisnya sangat berbeda
atau bertentangan, contohnya : benci dan cinta, panas dan dingin, timur dan
barat, suami dan istri, dan sebagainya.
2.2.6.3 Polisemi
Bila sinonim dinyatakan sebagai beberapa kata yang memiliki makna yang
mirip, maka dalam polisemi tercatat kenyataan lain bahwa sebuah kata dapat
memiliki bermacam-macam arti. Dalam bahasa Jepang polisemi disebut dengan
多義語(tagigo). Kata polisemi dapat diartikan sebagai “satu bentuk mempunyai
beberapa makna”. Sutedi menyatakan bahwa polisemi adalah kata yang memiliki
makna lebih dari satu, dan setiap kata tersebut terdapat pertautannnya (Sutedi,
2003:145). Contohnya ひく
Contoh : 網をひく(ami wo hiku)、ピアノをひく (piano wo hiku) 、 辞
書をひく(jisho wo hiku). Karena verba hiku yang berarti menarik, berubah
mejadi memainkan dan membuka.
2.2.6.4 Homonim
Homonim dalam bahasa Jepang disebut sebagai 同音異義語 (douonigigo)
yaitu dua kata atau lebih tetapi memiliki bentuk yang sama. Dalam polisemi hanya
terdapat satu kata saja, sedangkan homonim terdiri dari dua kata atu lebih seperti
kata あめ yang berarti permen, dan あめ yang berarti hujan.
2.2.6.5 Hiponim dan Hipernim
Hiponim dalam bahasa Jepang disebut sebagai 下位語 (kaigo) yaitu kata
yang termasuk dalam kata lainnya, maknanya dianggap merupakan bagian dari
31
makna kata lainnya. Contohnya : オレンジ yang merupakan bagian dari 果物,
kedua hal ini tidak dapat dibalik menjadi 果物 adalah bagian dari オレンジ.
Sama halnya dengan hiponim, hipernim atau 上位語 (jouigo) juga hanya
berlaku searah. Hipernim adalah kata umum, contohnya: 果物 adalah hipernim
dari オレンジ, tidak bisa dibalik menjadi オレンジ adalah hipernim dari 果物.
2.2.7 Album Touyama Mirei
Touyama Mirei sudah menghasilkan 3 album yang berjudul “Memories”
yang memiliki 8 lagu dan rilis pada 2014.10.01 , “My Way” yang memiliki 12 lagu
dan rilis pada 2016.07.27, dan “Answer” yang memiliki 11 lagu dan baru saja rilis
pada 2018.08.29, serta 1 mini-album yang berjudul “Negai E.P.” yang dirilis pada
2017.06.26. Adapun juga 3 Single sudah dihasilkan yang berjudul “Fallin’ Out/I
Wanna NO” dengan berkolaborasi dengan penyanyi Jepang bernama Shun dan
rilis pada 2014.06.25 , “Kimi no Tonari” yang rilis pada 2016.11.23, serta “Dear
My Boo” yang rilis pada 2018.03.07.