bab ii kajian pustaka a. kajian teori 1. peran...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Peran Guru
a. Pengertian Guru
Guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena
guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan. Menurut Nawawi
(2015: 280) Guru adalah orang dewasa, yang karena peranannya
berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak didik. Orang tersebut
mungkin berpredikat sebagai ayah atau ibu, guru, ustadz, dosen, ulama dan
sebagainya.
Guru merupakan unsur penting dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Djamarah (2015: 280) Guru adalah seseorang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik atau tenaga profesional yang dapat
menjadikan murid-muridnya untuk merencanakan, menganalisis dan
menyimpulkan masalah yang dihadapi.
Guru adalah seorang pendidik yang profesional, guru merupakan salah
satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa. Menurut
Djamarah dan Zain (2015: 281) Guru adalah seseorang yang berpengalaman
dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia dapat
menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas. Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 Pasal 39 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Menyatakan
bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
9
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat di tarik kesimpulan
bahwa pengertian guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik
dan memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain,
sehingga dia dapat menjadikan orang lain menjadi orang yang cerdas.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan
b. Peran Guru
Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Menurut Habel (2015: 15) Peran merupakan aspek dinamis dari
kedudukan atau status. Apabila seseorang menjalankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan
suatu peran. Seperti halnya guru dan peserta didik, guru memiliki peranan
yang sangat penting di dalam dunia pendidikan khususnya pada saat
kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya peserta didik memerlukan
peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri
dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Tanpa adanya
bimbingan dan arahan dari guru mustahil jika seorang peserta didik dapat
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada
pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan
bantuan dari orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya.
10
Guru, memiliki beberapa peran yang harus di munculkan pada saat
kegiatan belajar mengajar. Menurut Sofan Amri, (2013: 30) Guru memiliki
peran dalam aktivitas pembelajaran, yaitu sebagai :
1. Korektor
Guru menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah, dan
perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah evaluator.
2. Inspirator
Guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar yang baik.
3. Informator
Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang
telah di programkan serta informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
4. Organisator
Guru berperan mengelola berbagai kegiatan akademik baik intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi anak
didik.
5. Motivator
Guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa
memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.
6. Inisiator
Guru menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran
11
7. Fasilitator
Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan anak
didik dapat belajar secara optimal
8. Pembimbing
Guru memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi
tantangan maupun kesulitan belajar.
9. Demonstrator
Guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara
didaktis, sehingga anak didik dapat memahami pelajaran secara optimal.
10. Pengelola kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah
tempat berhimpun guru dan siswa
11. Mediator
Guru dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses
pembelajaran peserta didik.
12. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis
proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat optimal
13. Evaluator
Guru dituntut untuk mampu menilai produk pembelajaran serta proses
pembelajaran.
Setiap guru pasti memiliki tugas untuk mengembangkan sebuah materi
pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 20,
diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran,
12
yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain
mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi
pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.
Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai
salah satu sumber belajar.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban
untuk :
a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis;
b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Peran seorang guru salah satunya adalah, guru harus menjadi suri tauladan
yang baik bagi anak didiknya. Peranan seorang pendidik menurut Ki Hajar
Dewantara adalah pendidik memiliki peranan seperti berikut ini, Ing ngarso sung
tuladha (jika di depan menjadi contoh), ing madya mangun karsa (Jika ditengah
membangkitkan hasrat untuk belajar), tut wuri handayani (Jika ada dibelakang
memberi dorongan). Selain peranan pendidik seperti di atas, pendidik di tuntut
pula dengan beberapa persyaratan, yaitu : menguasai bahan yang akan diajarkan,
memiliki kemampuan untuk mengajar, dapat merencanakan dan mengevaluasi
suatu program atau unit pelajaran dan mempunyai minat untuk mengerjakan
ilmunya.
13
Dilihat dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa peran guru adalah
membantu siswa dalam proses perkembangan diri dan juga pengoptimalan bakat dan
kemampuan yang dimilikinya selain itu guru berperan penting dalam pengelolaan
kelas, salah satunya guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam
belajar agar kegiatan pembelajaran dapat tercapai. Guru juga diharapkan mampu untu
mengembangkan RPP, salah satu elemen penting dalam RPP adalah sumber belajar,
dengan demikian seorang guru di wajibkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar
sebagai salah satu sumber belajar. Seorang guru juga harus menjadi suri tauladan yang
baik bagi siswanya, memberikan dorongan untuk belajar dan bisa membangkitkan
minat belajar siswanya.
2. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian belajar
Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku,
afektif dan psikomotor sebagai hasil dari pengalaman. Wina Sanjaya (2013:
49) Belajar adalah proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat
positif , baik perubahan dalam aspek pengetahuan, afektif maupun psikomotor.
Hilgard (2013: 49) Menyatakan bahwa Learning is the process by
which an activity originates or changed through training procedures ( weather
in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes
by factors not attributable to training. Belajar itu adalah proses perubahan
melalui kegiatan atau prosedur latihan di dalam laboratorium maupun
lingkungan alamiah.
14
b. Pengertian pembelajaran.
Pembelajaran merupakan proses Gagne (2013: 55) Menyatakan bahwa
instruction is a seat of event that effect in such a way that learning is a
facilitated. Oleh karena itu, menurut Gagne, mengajar atau teaching
merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana peran guru lebih
ditekankan pada cara merancang atau mengaransemen berbagai sumber serta
fasilitas yang tersedia untuk kemudian dimanfaatkan siswa dalam mempelajari
sesuatu.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh pendidik agar
proses perolehan ilmu dapat terjadi. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara siswa, guru dan sumber belajar pada satu
lingkungan belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan yang
mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan di
selenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan menantang dan
memotivasi siswa untuk berperan secara aktif.
Dilihat dari teori diatas, belajar merupakan aktivitas atau kegiatan yang
dapat merubah perilaku seseorang menjadi lebih baik, sedangkan mengajar
merupakan bagian dari pembelajaran,. Pembelajaran merupakan proses
interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar.
Dimana guru bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk
belajar, kemudian dapat dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu.
15
3. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Setiap instansi pendidikan pasti beracuan pada sebuah kurikulum
sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum adalah sejumlah
mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau di kuasai untuk
mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Di samping itu kurikulum juga
diartikan sebagai suatu rencana yang sengaja dirancang untuk mencapai
sejumlah tujuan pendidikan
Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Menyatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan
pendidikan
Kurikulum digunakan untuk memenuhi sebuah tujuan pendidikan.
Depdiknas (2006: 3) Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan
16
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Pengertian KTSP
Kurikulum yang masih digunakan saat ini adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, atau yang biasa disebut dengan KTSP. Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Menyatakan bahwa kurikulum tingkat
satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan.
KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat
setempat dan karakteristik peserta didik.
b. Tujuan KTSP
Setiap kurikulum pasti memiliki tujuan yang penting dalam dunia
pendidikan. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar
proses, secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum. Sedangkan secara khusus tujuan di terapkannya KTSP adalah :
17
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
c. Standar proses pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan Standar Proses.
Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, Standar proses meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
5. Perangkat Pembelajaran
Seorang guru pasti menggunakan perangkat pembelajaran untuk
membantunya dalam kegiatan belajar mengajar. Poppy Kamalia Devi, dkk,
(2009: 1-5) Perangkat pembelajaran merupakan suatu perangkat yang
dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap guru pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan memotivasi siswa
untuk berpatisipasi aktif. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam
mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), modul.
18
Perangkat pembelajaran dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kegiatan
pembelajaran. Andi Rusdi, 2008 Menyatakan bahwa perangkat pembelajaran
adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran . Sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses perangkat pembelajaran terdiri atas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) termasuk silabus di dalamnya dan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS). Adapun untuk mengevaluasi hasil belajar siswa digunakan Tes Hasil
Belajar (THB). Perangkat pembelajaran memiliki peranan yang besar bagi
seorang guru dalam mempersiapkan berbagai kegiatan pembelajaran dikelas.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dibatasi pada
pengembangan bahan ajar berupa lembar kerja siswa (LKS)
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat
pembelajaran adalah bahan yang digunakan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran, dan sebagai seorang guru berkewajiban menyusun perangkat
pembelajaran yang aktif, interaktif dan inspiratif. Perangkat pembelajaran terdiri
dari RPP, Silabus, bahan ajar.
6. Bahan Ajar
a. Pengertian bahan ajar
Seorang guru/instruktur pasti menggunakan sebuah bahan ajar untuk
memudahkannya dalam kegiatan belajar dan mengajar. Abdul Majid (2013:
173) Menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, Bahan ajar yang dimaksud bisa berupa bahan
tertulis maupun bahan tidak tertulis.
19
Daryanto dan Aris Dwicahyono (2014: 171) Menyatakan bahwa bahan
ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar. Seorang guru harus memiliki atau
menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran
dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Belawati (2013: 298) Menyatakan bahwa bahan ajar merupakan
seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak,
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar, ada pula yang berpendapat bahwa bahan ajar adalah informasi, alat,
dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran.
Menurut Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (2013: 298),
Dalam website Dikmenjur dikemukakan bahwa Bahan ajar merupakan
seperangkat materi atau subtansi pembelajaran (teaching material) yang
disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar,
memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi secara secara
runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua
kompetensi secara utuh dan terpadu
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar
merupakan segala bahan, baik informasi, alat maupun teks, yang disusun
secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
20
dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan juga penelaahan implementasi pembelajaran. Contohnya
seperti : buku pelajaran, modul, LKS, Handout, bahan ajar audio, bahan ajar
interaktif dan sebagainya. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru
menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran
dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Bahan ajar yang banyak digunakan saat ini adalah bahan ajar Lembar
Kerja Siswa atau biasa disingkat LKS. Menurut Sumantri (2015: 177)
menyatakan bahwa Lembar kegiatan siswa atau LKS (student work sheet)
adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik, lembaran kegiatan ini biasanya berupa petunjuk dan langkah-
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
Tugas-tugas dalam sebuah lembar kegiatan harus dilengkapi dengan bahan
atau refrensi yang terkait dengan materi. Tugas-tugas ini dapat berupa teoretis atau
praktis. Tugas teoritis misalnya membaca artikel kemudian membuat resume
untuk dipresentasikan, sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium,
kerja lapangan dengan survei dan sebagainya.
LKS dapat mempermudah guru dan siswa dalam belajar. Abdul Majid
(2009: 144) Work sheet, merupakan salah satu bahan ajar yang dapat memudahkan
pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sedangkan Daryanto dan Aris
dwicahyono (2014: 175 - 176) menyatakan bahwa Lembar kegiatan siswa (student
work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktik.
21
LKS digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Trianto (2010: 111) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah panduan
siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau
pemecahan masalah. Lembar kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua
aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh
siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus
ditempuh.
Andi Prastowo (2011: 205-206) menyatakan bahwa empat fungsi LKS
yaitu:
1. Meminimalkan peran guru, tetapi memaksimalkan peran siswa.
2. Memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan.
3. Ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa
Daryanto dan Aris dwicahyono (2014: 176) menguraikan langkah-
langkah dalam penulisan LKS, yaitu :
1. Melakukan analisis kurikulum ; SK, KD, Indikator dan materi
pembelajaran
2. Menyusun peta kebutuhan LKS
3. Menentukan judul LKS
4. Menulis LKS
5. Menentukan alat penilaian
22
Prastowo (2013: 366) dalam bukunya yang berjudul Bahan ajar kreatif
dan inovatif menyebutkan bahwa struktur lembar kerja siswa (LKS) lebih
sederhana dari pada modul yang mana modul terdiri dari tujuh komponen,
namun lebih kompleks dari pada buku, Lembar kerja siswa (LKS) terdiri dari
enam komponen yang meliputi :
1. Judul
2. Petunjuk belajar
3. Kompetensi dasar atau materi pokok
4. Informasi pendukung
5. Tugas atau langkah kerja
6. Penilaian
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa LKS (student work
sheet) merupakan jenis bahan ajar yang memudahkan pendidik dan peserta didik
dalam proses kegiatan belajar mengajar, karena di dalam LKS berisi petunjuk dan
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, tugas yang diberikan dapat
berupa teori atau praktik. Langkah dalam penyusunan LKS ada lima, yaitu:
Melakukan analisis kurikulum; (SK, KD, Indikator dan materi pembelajaran),
Menyusun peta kebutuhan LKS, Menentukan judul LKS, Menulis LKS,
Menentukan alat penilaian. Sedangkan LKS terdiri dari 6 komponen yaitu : Judul,
Petunjuk belajar, Kompetensi dasar atau materi pokok, Informasi pendukung, Tugas
atau langkah kerja dan Penilaian.
c. Pemanfaatan LKS
Seorang guru diharapkan mampu untuk memanfaatkan bahan ajar,
salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam PP nomor 19
tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mampu untuk
mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui
23
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun
2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada
satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar.
Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar
sebagai salah satu sumber belajar.
Pengembangan sebuah bahan ajar penting dilakukan guru untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran, salah satu bahan ajar
yang sudah dikenal dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah
Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut Jumairi (2015: 11) Guru dapat
mengembangkan bahan ajar dengan cara membuat LKS sendiri sesuai
dengan bidang studinya apabila ia merasa lebih efektif dengan LKS
buatannya sendiri, dengan tanpa keluar dari perencanaan pengajaran yang
telah dibuatnya dan disesuaikan dengan kurikulum yang ada serta buku
paket yang digunakan sebagai acuan pembuatan LKS. Dalam membuat
LKS, guru perlu memperhatikan prosedur dan komponen-komponen LKS
Menurut Tim Penyusun Direktorat Pembinaan sekolah Menengah
Atas Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas (301:
2013) Ada sejumlah manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dengan
mengembangkan bahan ajar. Manfaat tersebut dibedakan menjadi dua
yaitu manfaat bagi guru dan siswa.
a. Manfaat bagi guru :
1) Diperoleh bahan ajar yang sesuai kurikulum dan kebutuhan
dan kemampuan siswa.
24
2) Bahan ajar lebih kaya, karena dikembangkan dengan
menggunakan berbagai refrensi
3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru
dalam menulis bahan ajar
4) Diperoleh bahan ajar yang dapat membantu pelaksanaan
kegiatan pembelajaran
5) Bahan ajar mampu membangun komunikasi pembelajaran
yang efektif antara guru dan siswa
b. Manfaat bagi siswa :
1) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
2) Siswa lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar
secara mandiri dengan bimbingan guru, dan
3) Siswa mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus dikuasai.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa selain
mendidik dan membimbing, guru juga berperan untuk mengembangkan
bahan ajar, salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru
adalah LKS. Guru dapat membuat LKS sendiri bagi siswa, LKS yang
dibuat harus sesuai dengan kurikulum dan buku paket yang dijadikan
acuan, selain itu LKS buatan dari penerbit bisa juga dijadikan sebagai
tambahan refrensi belajar. Ada banyak manfaat yang diperoleh apabila
guru mengembangkan bahan ajar LKS, diantaranya dapat menciptakan
kegiatan pembelajaran yang lebih menarik, siswa dapat mempelajari setiap
kompetensi yang harus di kuasai, dapat membuat kegiatan pembelajaran
menjadi efektif, menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru
dalam menulis bahan ajar.
25
B. Penelitian Relevan
Tabel 2.2. Penelitian Relevan
Keterangan Penelitian Relevan
Judul Pemanfaatan Bahan Ajar
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Untuk Meningkatkan
Efektivitas Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Kelas VII Di SMP
Muhammadiyah 2 Surakarta
(Oleh : Enggar Bondan P. )
Pengaruh pemanfaatan
Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan Kemandirian
belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi
Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Mojolangu
Tahun ajaran 2012/2013
(Oleh : Ani Handayani)
Persamaan Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
pemanfaatan LKS
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui
pemanfaatan LKS
Perbedaan 1. Penelitian ini meneliti
pemanfaatanLKS
untuk meningkatkan
efektivitas
pembelajaran PAI
2. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas VII
SMP
1. Penelitian ini
meneliti
pemanfaatan dan
kemandirian belajar
terhadap hasil
belajar siswa pada
mata pelajaran
ekonomi kelas XI
SMA
2. Penelitian ini
menggunakan siswa
kelas XI SMA
sebagai subjek
penelitian
.
Hasil Hasil penelitiam ini
menyatakan bahwa :
1. pemanfaatan LKS pada
kegiatan belajar
mengajar pada mata
pelajaran PAI membuat
siswa lebih senang
dalam proses belajar
yang sudah berstruktur
2. Guru PAI lebih mudah
menyampaikan materi
meskipun harus
memberikan materi
tambahan yang belum
ada dalam LKS
3. Pemanfaatan LKS dapat
meningkatkan
efektivitas
pembelajaran PAI
Hasil dari penelitian ini
adalah pemanfaatan
bahan LKS dan
kemandirian belajar
secara bersama-sama
berpengaruh positif
terhadap hasil belajar
siswa kelas XI IPS
SMA Negeri I.
26
C. Kerangka pikir
Fakta di lapang
Secara umum peran seorang guru
adalah mendidik dan membimbing
siswa. Seorang pendidik juga berperan
sebagai fasilitator, salah satunya adalah
memfasilitasi siswa belajar dengan
menggunakan bahan ajar Lembar Kerja
Siswa (LKS), diharapkan guru mampu
memanfaatkan keberadaan LKS. Saat
ini masih ada guru yang belum
memanfaatkan adanya LKS
Kondisi Ideal
1. Melatih kemampuan guru membuat sebuah
bahan ajar yang disesuaikan dengan
kemampuan siswa
2. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif
dan bermakna bagi siswa
3. Guru dapat memanfaakan LKS sebagai
tambahan refrensi
4. Guru dapat memanfaatkan soal di LKS untuk
meningkatkan pemahaman siswa
5. Guru dapat memanfaatkan LKS untuk membuat
lembar kegiatan bagi siswanya sendiri
6. Meningkatkan kegiatan pembelajaran menjadi
efektif dan interaktif dan bermakna
Kondisi Saat Ini
1. Guru jarang menyusun LKS bagi siswanya
sendiri
2. Pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, kebanyakan di isi dengan
ceramah, mengerjakan soal-soal yang ada di
LKS buatan dari penerbit
3. Bahan ajar cetak (LKS) yang tidak sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh
siswa, guru cenderung berceramah
Alternatif Penyelesaian
Sebagai fasilitator sebaiknya gru
memanfaatkan bahan ajar cetak
LKS
Hasil yang diharapkan 1. Guru dapat meningkatkan
kemampuan membuat LKS
sendiri bagi siswa
2. Membuat LKS yang dapat
menciptakan kegiatan
pembelajaran yang aktif,
interaktif, menyenangkan
dan bermakna