bab ii kajian pustaka a. pembelajaran tematik 1...

17
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid (Majid, 2014:80). Menurut Sutirjo (2005:6) mengungkapkan pembelajaran tematik adalah suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pemanduan ini, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu, siswa dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antara konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran (Prastowo, 2013:106). Pembelajaran tematik dapat pula dipandang sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk mengimbangi padatnya materi kurikulum. Pembelajaran tematik akan memberikan peluang pembelajaran terpadu yang menekan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Suryosubroto, 2009:133).

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada murid (Majid, 2014:80). Menurut Sutirjo (2005:6)

mengungkapkan pembelajaran tematik adalah suatu strategi pembelajaran yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang

bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra

mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pemanduan ini, siswa akan

memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga bermakna bagi

siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu, siswa

dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman

langsung dan nyata yang menghubungkan antara konsep dalam intra mata

pelajaran maupun antar mata pelajaran (Prastowo, 2013:106).

Pembelajaran tematik dapat pula dipandang sebagai upaya untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan terutama untuk mengimbangi

padatnya materi kurikulum. Pembelajaran tematik akan memberikan peluang

pembelajaran terpadu yang menekan pada partisipasi/keterlibatan siswa dalam

belajar. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau

waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Suryosubroto, 2009:133).

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

11

Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran yang memiliki arti

penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: pertama,

pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses

belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh

pemahaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

pengetahuan yang dipelajarinya. Pengalaman langsung siswa akan memahami

konsep-konsep mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang

telah dipahaminya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada

penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (Learning by doing). Oleh

karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan

mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang

menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadi proses pembelajaran lebih

efektif. Pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa,

karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala

sesuatu sebagai satu kesatuan (Trianto, 2011:156).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, dan pengalaman kehidupan

nyata sehari-hari peserta didik sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada peserta didik. Bermakna karena dalam pembelajaran tematik ini, peserta

didik akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman

langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah mereka

pahami.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

12

2. Prinsip Pembelajaran Tematik

Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pemebelajaran tematik

memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran terpadu. Pengajaran

tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling dekat.

Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara

bermakna. Pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum

yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung

pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi

pembelajaran dapat dipadukan dalam satu tema perlu mempertimbangkan

karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.

Menurut Prastowo (2013: 133-136) secara umum prinsip-prinsip pembelajaran

tamatik dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

(1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang

tindih dan ada keterkatian menjadi target uatama dalam pembelajaran.

(2) Prinsip pengelolaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dapat

optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam keseluruh

proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai

fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. (3) Prinsip

evaluasi, evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan,

dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran tematik, maka

diperlukan beberapa langkah positif antara lain: (a) Memberi

kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self-

evaluation/self-assesment) di samping bentuk evaluasi lainnya, (b)

Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar

yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan

yang akan dicapai. (4) Prinsip reaksi, dampak pengiring (nurturant

effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh

guru dalam KBM. Karena itu, guru di tuntut agar mampu

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai

secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi

terhadap aksi siswa dala semua peristiwa serta tidak mengarahkan

aspek yang sempit tetapi kesebuah kesatuan yang utuh dan bermakna.

Pembelajaran tematik memungkinkan hal ini dan guru hendaknya

menemukan kiat-kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang

dicapai melalui dampak pengiring tersebut.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

13

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dengan

pembelajaran lainnya. Kegiatan-kegiatan belajar yang digunakan lebih banyak

menggunakan pembelajaran langsung (learning on experience) dan memberikan

pengalaman dalam proses pembelajaran (learning is experiencing). Menurut

Depdiknas 2006 (dalam, Trianto 2011:162) pembelajaran tematik memilki

beberapa ciri khas antara lain :

(1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, (2) kegiatan-

kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik

bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, (3) kegiatan belajar akan

lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat

bertahan lebih lama, (4) membantu mengembangkan keterampilan

berpikir siswa, (5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat

pragmatis sesuai dengan permasalahn yang sering ditemui siswa dalam

lingkungannya, dan (6) mengembangkan keterampilan sosial siswa,

seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap

gagasan orang lain.

4. Tujuan Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik tentunya tidak lepas dari tujuan yang

ingin dicapai. Adapun tujuan pemebelajaran tematik menurut S. B Mamat

(2005:7-11) yaitu: 1) pembelajaran tematik mengharuskan perubahan paradigma

pembelajaran lama yang keliru (berpusat kepada guru), 2) pendekatan

pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan dankecendrungan anak usia

dini (rentang 0-8 tahun), yaitu mereka yang pada umumnya masih memahami

suatu konsep secara menyeluruh (holistic) dan dalam hubungan yang sederhana,

3) pembelajaran tematik memungkinkan penggabungan berbagai perspektf dan

kajian interdisipliner dalam memahami suatu tema tertentu, 4) pembelajaran

tematik mendorong siswa memahami wacana actual dan kontekstual, dan 5)

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

14

pembelajaran tematik menuntut penerapan metodologi pembelajaran yang

bervariasi.

5. Fungsi Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik perlu dilakukan di Sekolah Dasar mengingat

pembelajaran tersebut merupakan model pembelajaran yang memiliki fungsi

penting dalam membangun kompetensi siswa. Menurut Trianto (2011:156-157)

fungsi pembelajaran tematik diantaranya: pembelajaran tematik lebih menekankan

pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan

terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang di pelajarinya

(melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang

mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah

dipahaminya). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep

belajar sambil melakukan (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu

mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi

kebermaknaan belajar siswa. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik

di Sekolah Dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap

perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan

(holistic).

6. Manfaat dan Pentingnya Pembelajaran Tematik

Manfaat pembelajaran tematik secara umum dapat dikelompokkan menjadi

dua jenis, yaitu: manfaat bagi guru dan siswa. Menurut Trianto (2011:160)

manfaat pembelajaran tematik bagi guru sebagai berikut.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

15

(1) Pembelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan

dapat dilanjutkan sepanjang hari, sehingga mencakup berbagai mata

pelajaran. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang

disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan

dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat

digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. (2)

Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis

dan alami. (3) Belajar merupakan kegiatan yang kontinu, tidak terbatas

pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas.

Akibatnya, guru bisa membantu siswa memperluas kesempatan belajar

keberbagai aspek kehidupan. (4) Guru bebas membantu siswa dalam

melihat masalah dan situasi suatu topik dari berbagai sudut pandang.

(5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada

kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerjasama dengan

kolaborasi.

Selain manfaat pembelajaran tematik untuk guru, juga terdapat manfaat

pembelajaran tematik untuk siswa. Menurut Trianto (2011:161) manfaat

pembelajaran tematik bagi siswa sebagai berikut.

(1) Lebih memfokuskan diri pada proses belajar dari pada hasil

belajar, (2) menghilangkan batas semu antar bagian kurikulum dan

menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif, (3)

menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa (yang dikaitkan

dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan) mereka didorong untuk

membuat keputusan sendiri yang bertanggung jawab pada

keberhasilan belajar, (4) merangsang penemuan dan penyelidikan

mandiri didalam dan luar kelas, (5) membantu siswa membangun

hubungan antar konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan

pemahaman, (6) siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema

atau topik tertentu, (7) siswa dapat mempelajari pengetahuan dan

mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema

yang sama, (8) pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan

berkesan, (9) kompetensi yang dibahas bisa dikembangkan lebih baik

dengan mengaitkan dengan mata pelajaran lain dan pengalaman

pribadi siswa, (10) siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar,

karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas, dan (11) siswa

lebih bergairah belajar, karena ia bisa berkomunikasi dalam situasi

yang nyata.

B. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1. Pengertian LKS

LKS menurut Majid (2014:176) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

harus dkerjakan oleh peserta didik yang didalamnya memuat petunjuk untuk

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

16

menyelesaikan suatu tugas tersebut. Sejalan dengan pendapat di atas, Komalasari

(2010:103) menyatakan bahwa LKS merupakan bentuk latihan atau pekerjaan

rumah yang berisi soal-soal sesuai dengan materi pembelajaran.

Menurut Suyanto, dkk (2011:1) LKS merupakan lembaran-lembaran soal

untuk dikerjakan siswa dan apa yang dikerjakan terkait dengan materi yang

sedang dipelajari. Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa LKS

adalah bahan ajar yang terdapat tugas untuk siswa yang memuat petunjuk dan

langkah-langkah cara mengerjakannya yang disesuaikan dengan materi yang

sedang dipelajari.

2. Fungsi LKS

Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai LKS yang telah

dibahas sebelumnya, dapat diketahui bahwa LKS memiliki beberapa fungsi.

Menurut Prastowo (2013:205-206) LKS memiliki empat fungsi sebagai beikut:

1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun

lebih mengaktifkan peserta didik;

2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk

memahami materi yang diberikan;

3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; serta

4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

3. Penyusunan LKS

Menurut Nurina, dkk (2013:5) dalam menyusun LKS harus memperhatikan

hal-hal sebagai berikut, yaitu: (1) mengumpulkan pustaka yang digunakan untuk

menyusun LKS, (2) menentukan pokok-pokok materi yang akan dibahas dalam

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

17

LKS, dan terakhir adalah (3) mengembangkan pokok-pokok materi pelajaran

dalam LKS. Sedangkan menurut Prastowo (2015:212-214) ada beberapa langkah

yang harus diperhatikan dalam menyusun LKS, yaitu: (1) melakukan analisis

kurikulum, (2) menyusun peta kebutuhan LKS, (3) menentukan judul-judul LKS,

dan (4) penulisan LKS.

Penyusunan LKS diperlukan beberapa acuan yang harus diperhatikan,

menurut Depdiknas (2008:23) penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

(1) Analisis kurikulum. Analisis kurikulum dimaksudkan untuk

menentukan materi-materi mana yang akan memerlukan bahan ajar

LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara

melihat materi pokok dari materi yang akan diajarkan, kemudian

melihat kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. (2) Menyusun

Peta. Kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna

mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan urutan LKS-nya juga

dapat dilihat. Urutan LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan

prioritas penulisan. (3) Menentukan Judul-judul LKS . Judul LKS

ditentukan atas dasar Kompetensi Dasar (KD) dan materi pokok yang

terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKS

apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD

dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam

materi pokok mendapatkan maksimal 4 materi pokok, maka

kompetensi itu telah dapat dijadikan satu judul LKS. Namun apabila

diuraikan dari 4 materi pokok, maka perlu dipikirkan kembali apakah

perlu dipecah, misalnya menjadi 2 judul LKS. (4) Penulisan LKS

meliputi: (a) perumusan KD harus dikuasai, rumusan KD pada LKS

langsung diturunkan dari standar isi,(b) menentukan alat penilaian,

penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja, dan (c)

penyusunan materi, materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan

dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu

gambaran umum atau ruang lingkup.

4. Komponen LKS

Untuk menyusun LKS perlu memperhatikan komponen-komponen yang ada

didalamnya. Komponen-komponen LKS menurut Nurina, dkk (2013:6) adalah:

(1) menentuan cover, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar serta cara

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

18

menggunakan LKS, (2) menentukan kompetensi dasar dan indikator pencapaian

kompetensi, dan (3) menentukan kegiatan belajar siswa sesuai dengan materi yang

dipilih.

Dilihat dari strukturnya, komponen dalam bahan ajar LKS

setidaknya terdiri atas enam unsur utama yang meliputi (1) judul, (2)

petunjuk belajar, (3) kompetensi dasar/materi pokok, (4) informasi

pendukung, (5) tugas/langkah kerja, dan (6) penilaian. Sedangkan dari

formatnya paling tidak memiliki judul, kompetensi dasar, alokasi

waktu penyelesaian, alat/bahan, informasi singkat, langkah kerja,

tugas, dan laporan (Prastowo, 2013:208).

C. Pendekatan Open Ended

Menurut Muhsinin (2013:48) pendekatan open ended merupakan salah satu

pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan keluasan berpikir siswa secara

aktif dan kreatif. Sedangkan menurut Uhti (2011:514) open ended merupakan

salah satu pendekatan yang memberikan keluasan berpikir siswa secara aktif dan

kreatif menyelesaikan suatu permasalahan.

Dari pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pendekatan open

ended merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan penyelesaian

permasalahan yang benar lebih dari satu dan pada dasarnya tidak berorientasi pada

penemuan hasil akhir saja, melainkan lebih mengutamakan kepada siswa

bagaimana siswa mengembangkan cara untuk menjawab sebuah permasalahan

yang telah diberikan.

Pembelajaran open ended diawali dengan memberikan masalah yang

terbuka kepada siswa. Keterbukaan masalah dalam hal ini diklasifikasikan dalam

tiga hal yaitu: (1) proses terbuka, maksudnya adalah masalah itu memiliki banyak

cara penyelesaian yang benar, (2) hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu

memiliki banyak jawaban yang benar dan (3) cara pengembangan lanjutannya

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

19

terbuka, maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya dalam artian

menyelesaikan soal yang telah diberikan, mereka dapat mengembangkan masalah

baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya (asli).

Pada dasarnya pembelajaran open ended bertujuan untuk mengangangkat

kegiatan kreatif siswa dan berfikir matematika secara simultan, oleh karena itu

yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berfikir dalam membuat

progres pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan minatnya sehingga

pada akhirnya akan membentuk intelegensi siswa. Pembelajaran open ended dapat

dilihat pada langkah-langkah pembelajaran berikut (Suyatno, 2011:83)

(1) Menyajikan masalah. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan media yang dibutuhkan, memotivasi siswa

untuk terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. (2)

Pengorganisasian pembelajaran. Guru mengkondisikan siswa untuk

membentuk kelompok 4-5 siswa serta mengorganisasi tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah tersebut. (3) Bimbingan

pengarahan. Guru mendorong siswa untuk aktif berdiskusi dan

mengumpulkan informasi serta memotivasi siswa untuk menemukan

lebih dari satu cara. (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil belajar

Guru membantu dalam mengembangkan masalah baru serta

mendorong siswa untuk membahas bersama-sama hasil dari

pemecahan masalah yang dilakukan. (5) Membuat kesimpulan,

evaluasi, refleksi, dan tindak lanjut. Guru membimbing siswa

mengambil kesimpulan memberikan beberapa pertanyaan, merefleksi

serta memberikan PR.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa unsur-unsur pembelajaran open ended

antara lain adalah menciptakan suasana saling membutuhkan satu sama lain

dengan berbagai sumber belajar yang dimiliki serta dapat menjalin hubungan dan

bekerja sama dengan baik antar individu maupun kelompok. Selain itu

pembelajaran open ended juga memiliki langkah-langkah sebagai berikut antara

lain adalah penyampaian tujuan pembelajaran, pembentukan kelompok,

mendorong untuk aktif diskusi, pembantuan kerja kelompok, serta membimbing

membuat kesimpulan, evaluasi, refleksi dan tindak lanjut.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

20

D. LKS Berbasis Open Ended

Indonesia Australia Partnership in Basic Education (IAPBE) (dalam,

Hapsari 2013:25) mendefinisikan LKS open ended adalah suatu lembar kegiatan

yang dirancang untuk membantu siswa menemukan konsep atau fakta yang

dbutuhkan dalam pembelajaran, sesuai dengan ide dan pengalaman yang

dilakukan berdasarkan petunjuk yang ada di LKS. Sedangkan menurut

Rachmawati (2008:17) mengemukakan bahwa LKS open ended merupakan bahan

pembelajaran yang memandu siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan secara

terprogram sesuai dengan kreativitas dan inisiatif mereka sendiri sehingga

memungkinkan siswa mempelajari materi tersebut secara mandiri.

Berdasarkan pendapat di atas, LKS open ended merupakan lembar kegiatan

yang disusun untuk memandu siswa dalam mempelajari konsep melalui

pengalaman langsung sesuai dengan kreativitas dan inisiatif siswa yang

didasarkan pada petunjuk di dalamnya. Dengan adanya LKS open ended dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan melatih

siswa berfikir kritis, mengembangkan dan meningkatkan keterampilan penalaran

siswa untuk melakukan kegiatan pengamatan (Rahma, 2014:15).

LKS open ended merupakan LKS yang bersifat terbuka. Sifatnya yang

terbuka dapat diartikan bahwa lembar kegiatan ini memuat tugas-tugas yang

memungkinkan siswa untuk dapat menyusun dan mencari konsep/fakta yang

dibutuhkan sesuai dengan ide kreativitasnya (Rahma 2014:15). LKS open ended

tidak terkait dengan aturan-aturan, berisi program yang disusun oleh guru dan

digunakan dalan proses pembelajaran guna memberikan peluang besar bagi siswa

untuk mengembangkan kreativitas dan daya nalarnya.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

21

Mariati (Hapsari, 2013:25) menjelaskan bahwa pada LKS open ended siswa

memberi jawaban dengan berbagai cara misalnya membuat catatan, memberi

jawaban yang bervariasi, memberi penjelasan dan alasan. Keterampilan yang

muncul antara lain: membuat perbandingan, membuat hipotesis, menghubungkan

konsep, melakukan eksperimen dan percobaan.

Materi-materi yang dikemas di dalam LKS open ended, merupakan materi

yang diramu sendiri oleh guru sehingga dapat menunjang proses pembelajaran

dan memberikan peluang besar bagi siswa untuk mengembangkan krativitas

dandaya nalar (Suyanto dkk, 2011:163). Ciri lain dari LKS ini yaitu menuntut

siswa untuk mampu memberikan jawaban lebih dari satu atas pertanyaan atau

permasalahan yang disediakan. Pemberian jawaban dapat dilakukan dalam

berbagai cara misalnya membuat catatan, memberi penjelasan dan alasan.

Sama halnya dengan LKS yang lain, LKS open ended tentunya memiliki

kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan LKS open ended adalah memberikan

peluang sebesar-besarnya untuk mengembangkan daya nalar, daya pikir dan

kreativitas siswa. Selain itu, dapat pula digunakan untuk mengembangkan

keterampilan proses dan mengembangkan sikap ilmiah siswa. Sedangkan

kekurangan LKS open ended adalah membutuhkan waktu yang relatif lama

sehingga terkadang waktu yang disediakan kurang mencukupi, terutama jika LKS

ini digunakan pada siswa yang belum pernah memakai LKS open ended di dalam

pembelajaran. Selain itu, terdapat sifat-sifat yang harus dimiliki siswa seperti

kemandirian (Hapsari, 2013:25).

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

22

E. Tema 2 (Selalu Berhemat Energi), dan Subtema 2 (Manfaat Energi)

Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti “menempatkan”

atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami perkembangan sehingga kata

tithenai berubah menjadi tema (Majid, 2014:86). Tema adalah konsep atau prinsip

yang menjadi fokus pengikat untuk mempersatukan bahasan materi belajar dari

beberapa mata pelajaran (Kurniawan, 2014:101). Pengertian secara luas, tema

merupakan alat atau wadah untuk mengenal berbagai konsep kepada anak didik

secara utuh. Tema diberikan dengan maksud menyatukan beberapa pembelajaran

dalam satu kesatuan yang utuh dan membuat pembelajaran lebih bermakna.

LKS berbasis open ended digunakan untuk membantu siswa dalam proses

belajar mengajar di dalam kelas IV SD semester 1 tema selalu berhemaat energi

subtema manfaat energi. Adapun kompetensi dasar yang terdapat pada tema selalu

berhemat energi subtema manfaat energi sebagai berikut (Permendikbud ,2014:

1203-1221):

1. IPA

3.5 Memahami berbagai bentuk sumber enargi, dan sumber energi alternative

(angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam

kehidupan sehari-hari.

4.5 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan penelusuran informasi tentang

berbagai bentuk energi.

2. SBdP

3.2 Memahami tanda tempo dan tinggi rendah nada.

4.2 Menampilkan tempo lambat, sedang dan cepat melalui lagu.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

23

3. PPKn

1.1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

1.2 Menerima hak dan kewajiban sebagai amanah warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

2.2 Menerima hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari.

3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dalam kehidupan

sehari-hari.

4.2 Bekerja sama melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari.

4. PJOK

3.1 Memahami prosedur variasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan

manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan

dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional.

4.1 Mempraktikkan prosedur variasi pola gerak dasar lokomotor, non-lokomotor,

dan manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan

keterhubungan dalam permainan bola besar sederhana dan atau tradisional.

5. Bahasa Indonesia

3.4 Membandingkan teks petunjuk penggunaan alat yang sama dan berbeda.

4.4 Menyajikan teks petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks tulis dan visual

menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

24

6. IPS

3.1 Mengidentifikasi karakteristik ruang dan pemanfaatan sumber daya alam

untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/kabupaten sampai tingkat

provinsi.

4.1 Menyajikan hasil identifikasi karaktewristik ruang dan pemanfaatan sumber

daya alam untuk kesejahteraan masyarakat dari tingkat kota/ kabupaten

sampai tingkat provinsi.

7. Matematika

3.1 Menjelaskan pecahan- pecahan yang senilai dengan gambar atau model

kongkrit.

4.1 Mengidentifikasi pecahan- pecahan yang senilai dengan gambar atau model

kongkrit.

F. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian dengan menggunakan pendekatan open ended yaitu

dilakukan oleh Ghazali (2012:68), dalam penelitiannya “Pengembangan

Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Berbasis Open

Ended Pada Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat Untuk Siswa Kelas X SMA Negeri

07 Malang”. Dari hasil penelitian yang diperoleh dengan pengembangan

perangkatnya menunjukkan bahwa validasi RPP mendapatkan rata-rata 3, 56.

Sedangkan dari validasi LKS mendapatkan rata-rata 3, 79. Dari hasil rata-rata

validasi RPP dan LKS tersebut didapatkan rata-rata totalnya yaitu 3,68 dengan

kategori valid. Sedangkan hasil rata-rata persentase pengelolaan guru diperoleh

sebesar 05, 72% dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

25

disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah berbasis open ended tersebut praktis untuk digunakan.

Sudiarta (2006:73) dalam penelitiannya tentang “Pengembangan Dan

Implementasi Pembelajaran Matematika Berorientasi Pemecahan Masalah

Kontekstual Open Ended Untuk Siswa Sekolah Dasar” berdasarkan hasil

penelitiannya yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata ketuntasan hasil

belajar siswa Siklus I meningkat 86% dari nilai awal. Rata-rata ketuntasan

belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 89%. Berdasarkan hasil penelitian

dapat meningkatkan kompetensi berfikir divergen dan kritis siswa. Kedua

penelitian di atas relevan dengan penelitian ini, dikatakan relevan sebab

pendekatan yang digunakan adalah sama-sama tentang pendekatan open ended.

Namun juga memiliki perbedaan baik dari indkator, subjek, dan objek

penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil indikator pada tema 2

(selalu berhemat energi) dan subtema 2 (manfaat energi) dengan subjek penelitian

yang berbeda pula yaitu di SDN Wonokerso 1 Pakisaji Malang yang nantinya

hasil akhir dari penelitian yang didapatkan akan berbeda. Namun dari penelitian

tersebut dijadikan penulis sebagai referensi serta dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan.

G. Kerangka Pikir

Pembelajaran tematik memberi peluang pembelajaran terpadu yang lebih

menekankan keterlibatan anak dalam belajar, membuat anak terlibat secara kreatif

dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam pemecahan masalah. Lebih

lanjut, diharapkan peserta didik dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang

tinggi sehingga dengan begitu tujuan pembelajaran bermakna akan mudah

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Tematik 1 ...eprints.umm.ac.id/37196/3/jiptummpp-gdl-sulastriar-48074-3-babii.pdf · (1) Prinsip penggalian tema, merupakan prinsip utama (fokus)

26

dicapai. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tematik yang bermakna dibutuhkan

sebuah pengembangan bahan ajar LKS berbasis open ended untuk kelas IV SD.

Berdasarkan di atas, maka peneliti dapat menyusun kerangka konseptuan sebagai

berikut:

Kegiatan Belajar

Tematik

Sumber Belajar

LKS Teacher Center

1. Kurangnya motivasi guru

2. Siswa kurang kreatif

3. Siswa kurang berpikir kritis

SOLUSI

LKS Berbasis Open Ended

Meningkatkan

motivasi guru

untuk lebih kreatif

membuat LKS.

Meningkatkan

kreatifitas siswa

dalam

menyelesaikan

masalah.

Pembelajaran lebih

bermakna.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir