bab ii kajian pustaka a. perkembangan sosial emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/suharyati bab...

32
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional Anak 1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Perkembangan dapat diartikan dengan serangkaian perubahan-perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan (development) menitik beratkan pada bertambahnya (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh dan organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat menjalankan fungsinya. Jadi perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang melainkan sutau proses intregasi dari banyak struktur dan fungsi yang komplek. Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Upload: nguyenkien

Post on 15-Jun-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perkembangan Sosial Emosional Anak

1. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar

Pendidikan Anak Usia Dini tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan

pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia

tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman

nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional.

Pertumbuhan anak yang mencakup pemantauan kondisi kesehatan dan gizi

mengacu pada panduan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan deteksi dini tumbuh

kembang anak.

Perkembangan dapat diartikan dengan serangkaian perubahan-perubahan

progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.

Perkembangan (development) menitik beratkan pada bertambahnya (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan. Hal ini menyangkut adanya

proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh dan organ-organ dan sistem

organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

menjalankan fungsinya. Jadi perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa

sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang

melainkan sutau proses intregasi dari banyak struktur dan fungsi yang komplek.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Menurut Suyadi (2010:108) Perkembangan sosial adalah tingkat jalinan

interaksi anak dengan orang lain mulai dari orang tua, saudara, teman bermain,

hingga masyarakat secara luas. Sementara perkembangan emosional adalah

luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain. Dengan demikian

perkembangan sosial emosional adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan

orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan sosial pada anak ditandai dengan kemampuan anak untuk

beradaptasi dengan lingkungan, menjalin pertemanan yang melibatkan

emosi,pikiran dan perilakunya. Perkembangan sosial adalah proses dimana anak

mengembangkan ketrampilan interpersonalnya, belajar menjalin persahabatan,

meningkatkan pemahamannya tentang orang diluar dirinya juga belajar penalaran

moral dan perilaku. Perkembangan emosi berkaitan dengan cara anak memahami,

mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak. (Materi PLPG PAUD, 2013:480).

Jadi kesimpulannya kemampuan sosial adalah kemampuan

berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain Berdasarkan pengertian diatas

dapat dipahami bahwa perkembangan sosial emosional tidak dapat dipisahkan

satu sama lain, dengan kata lain membahas perkembangan emosi harus

bersinggungan dengan perkembangan sosial anak. Demikian pula sebaliknya,

membahas perkembangan sosial harius melibatkan emosional. Sebab keduanya

terintegrasi dalam bingkai kejiawaan yang utuh.

Emosi adalah kondisi kejiawaan manusia. Karena sifatnya psikis atau

kejiawaan, maka emosi hanya dapat dikaji melalui letupan-letupan emosional atau

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

gejala-gejala dan fenomena-fenomena, seperti kondisi sedih, gembira, gelisah,

benci dan sebagainya. Namun kondisi emosi masing-masing anak berbeda-beda.

Oleh karena itu, memberikan permainan untuk mengasah emosi anak juga

berbeda-beda Shapiro dalam Suyadi (2010:109).

Menurut Muhibin dalam Nugraha (2005 : 1.13) Perkembangan sosial

merupakan proses pembentukan pribadi dalam masyarakat yakni pribadi dalam

keluarga, budaya dan bangsa. Perubahan sosial utama terjadi pada saat anak mulai

sekolah, anak mulai berhubungan dengan orang dewasa menjadi hubungan

dengan anak-anak sebaya lain. Pada anak-anak tertentu perubahan ini menjadi

lebih sulit dibandingkan dengan anak lainnya. Karena anak sudah mulai belajar

bersaing dan bekerjasama, belajar menerima atau menolak standar perilaku dan

akan mengalihkan hubungan serta mengikuti kelompok atau geng.

Pada masa awal hidup manusia, yang disebut dengan anak usia dini, akan

mengembangkan rasa kepercayaan pada lingkungan. Dengan memberikan

perawatan dengan penuh kelembutan, kasih sayang, dan perhatian yang konsisten

anak akan mengembangkan kepercayaan pada lingkungan. Anak yang merasa

percaya pada lingkungan akan dapat mengembangkan persahabatan dan

kedekatan dengan orang lain.

Ketika mulai tergabung dalam kelompok bermain dan Taman Kanak-

Kanak, anak usia pra-sekolah akan belajar mengembangkan interaksi sosialnya

dengan lebih luas. Tidak hanya dengan anggota keluarga yang lain tetapi juga

terhadap guru, teman sebaya beserta anggota keluarga taman tersebut.Agar sukses

dalam beradaptasi denganlingkungan hidup pergaulan yang makin luas tersebut

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

tentu saja keterampilan anak harus dilatih. Sesuai dengan tugas perkembangan

anak, maka kegiatan bermain merupakan sarana yang paling tepat untuk

mengembangkan keterampilan sosial anak.

Sebagai dasar pembelajaran dan mengembangkan sosial anak, seorang

pendidik atau orang tua harus mengetahui karakter dasar perkembangan sosial

anak agar pembelajaran dan umpan balik yang diberikan pada anak sesuai dengan

tahapan perkembangan anak. Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai

squence dari perubahan yang bersinambungan dalam perilaku individu untuk

menjadi mahluk sosial ini dalam term kesadaran hubungan aku-engkau atau

hubungan subjek-objek (Nurihsan, 2007:166).

Pola pertama anak cenderung menarik diri secara tegas dari

lingkungannya, mereka senang menyendiri dan cenderung inovert yaitu

berorientasi ke dalam dirinya. Pola kedua anak tersebut merespons kehidupan

yang ada di lingkungannya secara aktif. Adapun pola ketiga anak cenderung pasif,

kurang merespons terhadap kehidupan yang terjadi di lingkungan yang ada di

sekitarnya.

Menurut Nurihsan (2007:154) Emosi itu dapat didefinisikan sebagai

suatu susasana yang kompleks (a kompleks feeling state) dan getaran jiwa (a strid

up state) yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya perilaku.

Gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, dongkol, iri, cemburu, senang, kasih

sayang, simpati, merupakan beberapa proses manifestasi dari keadaan emosional

pada diri seseorang.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Aspek emosional dari suatu perilaku pada umumnya, selalu melibatkan

tiga variabel, yaitu : rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable),

perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi bila mengalami emosi (the

organismic variable), dan pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman

emosional itu (the response variable). Yang mungkin dapat diubah dan

dipengaruhi atau diperbaiki (oleh para pendidik dan guru) adalah variabel pertama

dan ketiga (the stimulus-response variables), sedangkan variabel kedua tidak

mungkin karena merupakan proses fisiologis yang terjadi pada organisme secara

mekanis.

Selanjutnya ada dua dimensi emosional yang sangan penting diketahui

para pendidik, terutama para guru, ialah : (1) senang tidak senang (pleasent-

unpleasent) atau suka tidak suka(like-dislike) dan(2) intensitas dalam term kuat-

lemah (strength-weakness) atau halus kasarnya atau dalam dangkalnya emosi

tersebut. Hal-hal itu penting karena dapat memberikan motivasi pengarahan dan

integritas perilaku seseorang, disamping mungkin pula akan merupakan

hambatan-hambatan yang bersifat fatal (ingat bentuk-bentuk perilaku yang

frustasi.

Jadi kesimpulannya, emosi adalah merupakan kata yang digunakan untuk

mengurai suatu status kegusaran pada organisme yang ditandai dengan adanya

gangguan darimperasaan serta perubahan fisiologis. Emosi yang khusus

ditunjukan melalui marah, takut, sedih, serta senang. Rentang emosi tidak saja

terdiri dari perasaan yang penuh kuasa dan keras anak tetapi juga status emosional

sedang sampai tenang.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Peningkatan pertumbuhan anak, perilaku emosional tampaknya juga

lebih terintegrasi secara baik. Anak mampu untuk mengendalikan dan menguasai

impuls emosi dalam tingkat yang lebih besar sehingga, anak mampu

menggunakan emosi secara spontan serta untuk keperluan meningkatkan

kehidupan

2. Ciri-ciri Perkembangan Sosial Dan Emosional Anak Usia Dini

Perkembangan sosial dan emosional meliputi kemampuan komunikasi,

memahami diri sendiri dan orang lain, kemampuan untuk mengendalikan emosi

atau perasaan, bersimpati dan berempati terhadap orang lain, membangun

interaksi sosial yang hangat dan berkualitas dengan orang lain, serta mampu

menunjukkan sikap dan perilaku yang penuh penghargaan terhadap diri sendiri

dan orang lain serta sesuai dengan aturan masyarakat disekitarnya.

Perkembangan emosi merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan keberhasilan individu dalam kehidupan. Meskipun seorang anak

memiliki kemampuan intelektual/kognitif yang sangat baik, tetapi bila

kemampuan emosional tidak baik anak tersebut akan mengalami hambatan dalam

pergaulan dan kehidupan.

Hurlock dalamSuyadi (2010:110) secara umum pola perkembangan

emosi anak meliputi 9 apek yaitu rasa takut, malu, khawatir, cemas, marah,

cemburu, duka cita, rasa ingin tahu dan rasa gembira.

Seperti halnya orang dewasa, anak usia 3-4 tahun telah mampu

mengekspresikan perasaannya. Setiap saat, anak mencoba mencari perhatian kita

dengan berbagai macam bentuk reaksi emosional seperti marah, senang ataupun

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

sedih.Anak-anak yang memiliki kemampuan emosional yang baik terlihat lebih

mandiri, memiliki kemauan yang keras penuh percaya diri memiliki tujuan-tujuan

tertentu.

Perkembangan sosial dan emosional memiliki arti yang sama penting

dengan perkembangan kognitif atau motoriknya. Pada dua tahun pertama bayi

serta batita telah mampu menunjukkan tempat ekspresi emosional dasar yaitu :

bahagia,sedih, marah dan takut. Seiring pertambahan usiannya, anak akan belajar

mengembangkan ekspresinya, emosi lainnya, seperti rasa malu,rasa bangga, rasa

bersalah, merasa dihina, serta kecewa.

Pada usia pra sekolah anak pada tahap ini mulai belajar mengendalikan

diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak. Anak

mulai menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak mulai disertakan sebagai

individu, misalnya turut serta merapikan tempat tidur atau membantu orang tua

didapur. Anak mulai memperluas pergaulannya, misalnya menjadi aktif di luar

rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat. Hubungan dengan teman

sebaya dan sodara untuk menang sendiri.

Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan segitiga

antara ayah, ibu, anak sangat penting untuk membina kemantapan identitas diri.

Orang tua dapat melatih anak untuk mengintegrasikan peran-peran sosial dan

tanggung jawab sosial. Pada tahap ini kadang-kadang anak tidak dapat mencapai

tujuannya atau kegiatannya karena keterbatasannya, tetapi bila tuntutan

lingkungan misalnya dari orang tua atau orang lain terlalu berlebihanmaka dapat

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

mengakibatkan anak aktifitasnya atau imajinasinya buruk, akhirnya timbul rasa

kecewa dan bersalah.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak Usia

Dini

Menurut Yusuf (2011:21) hereditas merupakan totalitas karakteristik

individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi baik fisik

maupun psikis yang dimiliki oleh individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan

dari pihak orang tua melalui gen-gen.setiap individu dilahirkan kedunia dengan

membawa hereditas tertentu.

Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat

bawaan dan memiliki potensi untuk berkembang. Seberapa jauh

perkembangannya, bergantung pada kualitas hereditas dan lingkungan yang

mempengaruhinya. Lingkungan merupakan faktor penting disamping hereditas

yang menentukan perkembangan individu,

Menurut Yusuf (2011:36) berpendapat dalam nada yang sama bahwa

“keluarga merupakan unsur sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat

pada setiap masyarakat didunia atau suati sistem sosial yang terpancang atau

terbentuk dalam sistem sosial yang lebih besar”. Keluarga memiliki peran yang

sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua

yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama

maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk

mempersiapkan anak menjadi prbadi dan anggota masyarakat yang sehat. Melalui

perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua anak dapat memenuhi

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

kebutuhan-kebutuhan dasarnya baik fisik, biologis, maupun sosiologisnya.

Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya,

maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya yaitu perwujudan diri.

Kelas sosial atau status ekonomi juga menjadi faktor yang mempengaruhi

perkembangan sosial anak usia dini. Maccoby dkk dalam Yusuf (2011:53) telah

membandingkan orang tua kelas menengah dan atas dengan kelas bawah atau

pekerja hasilnya menunjukkan bahwa orang tua kelas bawah atau pekerja

cenderung sangat menekankan kepatuhan dan respek tehadap otoritas, lebih keras

dan otoriter, kurang memberikan alasan kepada anak, kurang bersikap hangat dan

memberikan kasih sayang terhadap anak.

Tikunas dalam Yusuf (2011:53) mengemukakan pendapat Becker,

Deutsch, Kohre dan Seldom, tentang kaitan antara kelas sosial dengan cara atau

tekhnik orang tua dalam mengatur anak, yaitu bahwa : kelas bawah cenderung

lebih keras dalam “toilet training” dan lebih sering menggunakan hukuman fisik,

dibandingkan dengan kelas menengah. Anak-anak dari kelas bawah cenderung

lebih agresif, independent dan lebih awal dalam pengalaman seksual, untuk kelas

menengah cenderung lebih memberikan pengawasan dan perhatiannya sebagai

orang tua. Para ibunya merasa bertanggung jawab terhadap tingkah laku anak-

anaknya dan menerapkan kontrol yang lebih halus.

Mereka mempunyai ambisi untuk memperoleh status yang lebih tinggi

dan menekan anak untuk mengejar statusnya melalui pendidikan atau latihan

profesional. kelas atas cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnya dengan

kegiatan-kegiatan tertentu, lebih memiliki latar belakang pendidikan yang

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

reputasinya tinggi dan bisaanya senang mngembangkan apresiasi estetikanya.

Anak – anaknnya cenderung memiliki rasa percaya diri dan cenderung bersikap

memanipulasi aspek realitas.

4. Tahap perkembangan sosial emosional

Telah diuraikan di muka bahwa perkembangan dimulai sejak masa

konsepsi dan berakhir menjelang kematian. Perkembangan yang begitu panjang

ini, oleh para ahli dibagi-bagi atas fase-fase atau tahap perkembangan. Penentuan

fase atau tahap-tahap tersebut didasarkan atas karakteristik utama yang menonjol

pada periode waktu tertentu.

Perkembangan tahap perkembangan yang paling tua, dikemukakan oleh

Aristoteles seorang filosof Yunani yang hidup antara tahun 384 sampai 322

sebelum masehi. Aristoteles dalam Nana Syaodih (2009:117) membagi masa

perkembangan menjadi tiga tahap, yaitu : masa kanak-kanak (0 – 7 tahun), masa

anak (7 – 14 tahun), masa remaja (14 – 21 tahun) setelah itu adalah masa dewasa.

Menurut Hildayani dkk dalam harter (2005:2.4) Terdapat perubahan

dalam pemahaman diri antara usia 5 dan 7 tahun, perubahan itu terjadi dalam tiga

langkah, yang secara actual membentuk kemajuan yang kontinu, adapun tahap-

tahap sebagai berikut:

a. Pernyataan tentang diri merupakan single representation artinya pernyataan

yang dibuat anak merupakan satu dimensi yang terpisah-pisah. Pemikiran

anak melompat dari ide khusus ke ide khusus lainnya tanpa hubungan yang

logis.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

b. Tahap representational mapping anak mulai menghubungkan satu aspek

dengan aspek yang lain dalam dirinya. Bagaimanapun hubungan logis yang

dibuat antara bagian-bagian dari gambaran dirinya masih diekspresikannya

dalam cara yang sepenuhnya positif dan bersifat hitam putih.

c. Tahap representational system mengambil tempat pada usia sekolah ketika

anak mulai mengintegrasikan ciri-ciri khusus dari diri kedalam konsep yang

umum dan multidimensional. Penggambaran diri secara hitam putih menurun

dan diskripsi diri menjadi lebih seimbang.

Donald B.Helms dan Jeffrey S. Turner (1981:28) memberikan urutan

lengkap dari perkembangan individu, yaitu : masa pranatal atau sebelum lahir dari

masa konsepsi sampai lahir, bayi 0 – 2 tahun, kanak-kanak 2 – ¾ tahun, anak kecil

¾ - 5/6 tahun, anak 6 – 12 tahun, remaja 12 – 19 tahun, dewasa muda 19 – 30

tahun, dewasa 30 – 65 tahun dan usia lanjut 65 ke atas.

B. Metode Bercerita di Taman Kanak- kanak

1. Pengertian Metode Bercerita Bagi Anak TK

Menurut Masitoh (2008:10.8) metode bercerita merupakan salah satu

strategi pembalajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak Tk

dengan membawakan cerita kepada ank secara lisan. Menurut Dhieni (2008:6.5)

metode bercerita adalah suatu cara penyampaian atau penyajian materi

pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada anak didik taman

kanak-kanak.

Menurut Moeslihatun (2004:157) metode bercerita merupakan salah satu

pemberian pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang

perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.Bila isi cerita

itu dikaitkan dengan dunia kehidupan anak TK, maka mereka dapat memahami isi

cerita itu, mereka akan mendengarkannya dengan penuh perhatian dan dengan

mudah dapat menangkap isi cerita.

Dunia kehidupan anak itu penuh suka cita, maka kegiatan bercerita harus

diusahakan dapat menberikan perasaan gembira, lucu dan mengasyikan. Dunia

kehidupan anak-anak itu dapat berkaitkan dengan lingkungan keluarga,

sekolah,masyarakat. Kegiatan bercerita diusahakan menjadi pengalaman bagi

anak TK yang bersifat unik dan menarik yang menggetarkan perasaan anak dan

memotivasi anak untuk mengikuti cerita itu sampai selasai.

Seperti telah dikemukakan untuk menjadi seorang guru TK yang pandai

bercerita dengan baik memang diperlukan persiapan dan latihan. Persiapan yang

penting antara lain penguasaan isi cerita secara tuntas serta ketrampilan

menceritakan cukup baik dan lancar. Untuk terampil bercerita guru harus selalu

berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus menerus dan intensif. Agar

dapat menarik perhatian anak dalam bercerita, guru dapat menggunakan

bermacam perlengkapam panggung yang mengundang perhatian anak karena guru

dengan menggunakan perlengkapan tersebut dapat menciptakan situasi emosional

sesuai dengan tema cerita.

Bagaimana guru memilih cerita yang baik, yang cocok dengan kehidupan

anak, sehingga dapat mengundang perhatian anak secara utuh? Ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan untuk pemilihan cerita yang baik. Pertama, cerita itu

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

harus menarik dan memikat perhatian guru itu sendiri. Kalau cerita itu menarik

dan memikat perhatian, maka guru akan bersungguh-sungguh dalam menceritakan

kepada anak secara mengasyikan. Kedua, cerita itu harus sesuai dengan

kepribadian anak, gaya, dan bakat anak supaya memiliki daya tarik terhadap

perhatian anak dan keterlibatan aktif dalam kegiatan bercerita. Ketiga, cerita itu

harus sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan mencerna isi cerita anak usia

TK. Cerita itu harus cukup pendek dalam rentangan jangkauan waktu perhatian

anak. Kepada anak usia dini, guru tidak dapat menuntut anak untuk aktif

mendengarkan cerita guru dalam waktu yang lama diluar batas waktu ketahanan

untuk mendengar.

Agar kegiatan bercerita dapat dilaksanakan secra efektif, kelompok anak

peserta kegiatan harus dalam kelompok kecil. Anak-anak usia dini dalam kegiatan

bercerita ingin dekat sekali dengan guru sehingga dapat menanggapi cerita guru

baik secara verbal dan fisik yang kadang-kadang sulit dilaksanakan bila

kelompoknya besar. Bercerita dapat dilaksanakan daengan menyuruh anak-anak

duduk dilantai, terutama bila lantainya diberi tikar atau karpet, mereka

menganggap pengaturan semacam itu lebih memberikan iklim yang

menyenangkan dan ketenangan.

2. Manfaat Bercerita Bagi Anak TK

Menurut Bachri (2005:11) bercerita dapat memperluas wawasan dan cara

berfikir anak sebab dalam kegiatan bercerita anak mendapat tambahan

pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya atau jika seandainya

bukan merupakan hal baru tentu akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

kembali ingatan akan hal yang pernah di dapat atau dialaminya. Tambahan

pengalaman tersebut tentu akan memperluas wawasan anak, sementara itu cara

berfikir anak juga akan mendapat tambahan dengan pengenalan dan penambahan

logika-logika atas cerita yang didengarnya. Semakin terlatih kemampuan

berlogika melalui cerita yang didengarnya anak akan memiliki cara berfikir yang

lebih luas.

Menurut Moeslihatun (2004:169) bercerita memberikan pengalaman

belajar untuk berlatih mendengarkan melalui mendengar akan memperoleh

bermacam-macam informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati

dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bila anak berlatih untuk

mendengarkan dengan baik maka ia akan terlatih untuk menjadi pendengar yang

kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu menemukan pemikiran-

pemikiran baru berdasarkan apa yang didengar, sedangkan pendengar kritis

mampu menemukan ketidaksesuaian antara apa yang didengar dan yang

dipahami.

Kegiatan bercerita memberikan pengalaman belajar yang unik dan

menarik serta dapat menggetarkan perasaan, membangkitkan semangat dan

menimbulkan keasikan sendiri memungkinkan mengembangkan dimensi perasaan

anak TK. Guru yang pandai bertutur dalam bercerita akan menjadikan perasaan

anak larut dalam kehidupan imajinatif ia merasa sedih jika tokoh dalam cerita

yang disakiti, ia merasa senang jika tokoh yang lain melindungi dan suka

menolong.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2005:95) ditinjau dari beberapa aspek,

manfaat bercerita sebagai berikut :

a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak.

b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi.

c. Memacu kemampuan verbal anak

d. Merangsang minat menulis anak.

e. Merangsang minat baca anak.

f. Membuka cakrawala pengetahuan anak.

3. Tujuan Bercerita Bagi Anak TK.

Sesuai dengan manfaat penggunan metode bercerita bagi anak TK yang

telah dikemukakan, kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh

guru untuk memberi pengalaman belajar agar anak memperoleh pengalaman isi

cerita yang disampaikan lebih baik. Melalui bercerita anak menyerap pesan-pesan

yang dituturkan melalui kegiatan bercerita. Penuturan cerita yang sarat informasi

atau nilai-nilai itu dihayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Hidayat dalam Bachri (2005:11) tujuan pembelajaran dengan

bercerita dalam program kegiatan di TK adalah :

1. Mengembangkan kemampuan dasar untuk mengembangkan daya cipta dalam

pengertian membuat anak kreatif yaitu lancar, fleksibel dan orisinal dalam

bertutur kata, berfikir serta berolah tangan dan berolah tubuh sebagai latihan

motorik halus dan motorik kasar.

2. Pengembangan kemampuan dasar dalam pengembangan bahasa agar anak

didik mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Menurut Muslichatun (2004:171) kegiatan bercerita anak dibimbing

mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan

untuk memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan

keagamaan, pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial.

Lingkungan fisik itu meliputi segala sesuatu yang ada disekitar anak yang non

manusia, dalam kaitan lingkungan fisik melalui bercerita anak memperoleh

informasi tentang binatang, peristiwa yang terjadi dalam lingkungan anak,

bermacam-macam makanan, pakaian, perumahan, tanaman yang terdapat

dilinghkungan rumah, sekolah kejadian di rumah dan jalan. Sedangkan informasi

tentang lingkungan sosial meliputi orang yang ada dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat, dalam masyarakat tiap orang memiliki pekerjaan yang harus

dilakukan setiap hari yang memberikan pelayanan jasa kepada orang lain atau

menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Pendapat diatas dikuatkan dengan pendapat dari Masitoh (2006:10.6)

yaitu tentang tujuan kegiatan bercerita bagi anak TK yaitu :

1) Menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai social, moral dan agama yang

terkandung dalam sebuah cerita, sehingga mereka dapat menghayatinya dan

menjalankan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Guru dapat memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan

sosial yang perlu diketahui oleh siswa.

Tujuan bercerita adalah agar anak mampu mendengarkan dengan baik,

dapat bertanya apabila ada yang kurang dipahami, berkomentar, menjawab

pertanyaan, selanjutnya mampu menceritakan dan mengekspresikan kembali,

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

maka nilai-nilai tertanam di jiwa anak seiring perkembangannya.Tujuan dan

manfaat metode bercerita di Taman Kanak-Kanak adalah melatih daya serap, daya

tangkap, daya pikir, daya konsentrasi dan daya imajinasi dan fantasi anak,

sekaligus membantu perkembangan berbahas anak dalam berkomunikaasi, dalam

kondisi anak senang, nyaman, antusias penuh perhatian.

Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam

menumbuhkan dan kebisaaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan

bahasa dan pikiran anak.Bahasa berpengaruh besar pada perkembangan pikiran

anak.Arti pentingnya cerita bagi pendidikan anak usia dini, tidak dapat dilepaskan

dari kemampuan guru dalam mengemas nilainilai luhur dalam kehidupan dalam

cerita, yang sebenarnya menjadi tolak ukur kebermaknaan bercerita.

Dalam kegiatan bercerita anak dibimbing mengembangkan kemampuan

untuk mendengarkan cerita guru yang bertujuan untuk memberikan informasi atau

menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan keagamaan. Pemberian informasi

tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu meliputi

segala sesuatu yang ada disekitar anak yang non-manusia. Dalam kaitan

lingkungan fisik melalui bercerita anak memperoleh informasi tentang binatang,

peristiwa yang terjadi dari lingkunga anak, bermacam pakaian, makanan,

perumahan, tanaman tang terdapat dihalaman rumah, sekolah, kejadian dirumah

dan dijalan. Sedang informasi tentang lingkungan sosial meliputi : orang yang ada

dilingkungan keluarga, disekolah dan dimasyarakat.

Bermacam nilai sosial, moral dan agama dapat ditanamkan melalui

kegiatan bercerita. Nilai-nilai sosial yang dapat ditanamkan kepada anak TK yakni

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

bagaimana seharusnya sikap seseorang dalam hidup bersama dengan orang lain.

Dalam hidup bersama orang lain harus ditanamkan saling menghormati, saling

menghargai hak orang lain, saling membutuhkan, menyadari tanggung jawab

bersama, saling menolong.Jadi dapat diambil kesimpulan tujuan dari metode

bercerita diantaranya :

a. Melatih daya tangkap anak

b. Melatih daya pikir

c. Melatih daya konsentrasi

d. Membantu perkembangan fantasi/imajinasi anak

e. Menciptakan suasana menyenangkan dan akrab didalam kelas

4. Kelebihan dan kekurangan Metode Bercerita

Setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan,untuk

itudengan adanya metode yang bervariasi dapat membantu pencapaian

pembelajaran.Kelebihan metode bercerita antara lain sebagai berikut :

a. Dapat menjangkau jumlah anak yang relative lebih banyak

b. Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien

c. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana

d. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah.

e. Secara relative tidak banyak memerlukan biaya.

Kekurangan Metode Bercerita yaitu :

a. Anak didik menanjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atao

menerima pejalasan guru

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

b. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan mengutarakan

pendapatnya.

c. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehingga

sukar memahami isi cerita

d. Cepat menumbuhkan rasa bosan apa bila penyajianya kurang baik.

5. Media Pembelajaran Anak Usia Dini

a. Pengertian Media

Kata “media” berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah

berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah

perantara atau pengantar pean dari mengirim kepada penerima pesan (Arsyad,

20017:3).

Heinich, dkk dalam Arsyad (2007:4) mengemukakan istilah medium

sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Seperti

televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-

bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi apabila media itu

membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau

mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pembelajaran.

Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2007:4) secara implisit mengatakan

bahwa media pembelajaran meliputi alat secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran. Dengan kata lain, media adalah komponen

sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Anitah Sri (2009:1) Kata media bersal dari bahasa latin yang merupakan

bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah

(antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai

perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dengan

penerima pesan atau informasi.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan

membantu efektifitas proses pembelajaan dan menyampaikan pesan isi pelajaran.

Selanjutnya akan dapat membantu anak (siswa) meningkatnkan pemahaman,

penyajian data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan

memadatkan informasi.

Kegiatan bercerita dengan menggunakan media atau alat peraga, berarti

guru menyajikan pada anak didik agar lebih menarik perhatian dan ketertariakan

anak untuk menyimak proses bercerita berlangsung, sehingga diharapkan anak-

anak mampu menyerap cerita sekaligus nilai-nilai mengendap pada jiwanya.

Pengalaman emosional dan intelektual anak pada saat menyimak cerita

sedang berlangsung, membekali anak dengan sesuatu yang bermanfaat bagi

hudupnya, karena cerita menyajikan konsep yang membuat anak lebih memahami

hidup dan permasalahannya. Cerita menjadi menarik bagi anak karena meyerupai

hidup yang sebenarnya, tetapi tidak sama dengan kehidupan itu sendiri.(Sudjiman,

1991 dalam Takdiroatun Musfiroh. 2005:38)

Sebagaimana cerita untuk orang dewasa, maka cerita anak tetap memiliki

unsur-unsur utama perkembangan fiksi, seperti tema dan amanat, tokoh, alur,

setting, sudut pandang dan sarana kebahasaan. Unsur-unsur tersebut diolah

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

sedemikian rupa sehingga tetap tercerna oleh anak (Takdiroatun Musfiroh,

2005:38)

b. Fungsi Media

Media pembelajaran dan metode mengajar adalah dua unsur yang amat

penting. Kedua aspek ini saling berkaitan pemilihan salah satu metode mengajar

tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai meskipun

masih ada berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam memilih media. Salah

satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang

turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan

diciptakan oleh guru.

Menurut Lavie dan Lentz dalam Arsyad (2005:17) mengemukakan 4

(empat) fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu :

1) Fungsi Atensi media visual merupakan inti, menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan

dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi Afektif media visual dapat terlihar dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang

visual menggugah emosi dan sikap siswa misalnya informasi yang

menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan

yang terkandung dalam gambar.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

4) Fungsi Kompensatoris media visual media pembelajaran terlihat dari hasil

penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami

teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

informasi dalam teks dan mengingatnya kembali dengan kata lain media

pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan

lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks

atau disajikan secara verbal.

Menurut Dale dalam Arsyad (2005:23) mengemukakan bahwa bahan-

bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif

dalam proses pembelajaran. Hubungan guru, siswa tetap merupakan elemen

paling penting dalam sistem pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir

untuk menyajikan materi pembelajaran dengan bantuan media apasaja agar

manfaat berikut ini dapat terekalisasi.

1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas

2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa

3) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan minat siswa

dengan meningkatnya motifasi belajar

4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa

5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi beragai kemampuan

6) Mendorong kemanfaatan yang bermakna dari mata pelajarandengan jalan

melibatkan imajinasidan partisipasi aktif yang membangitkan meningkatnya

hasil belajar

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

7) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa

menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari

8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep

yang bermakna dapat dikembangkan

9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan

pembelajaran non verbalistik dan membuat generalisasi yang tepat

10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan

jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.

Menurut Sudjana dan Rifai dalam Arsyad (2005:25) mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu :

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran

4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis

dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sebagai

berikut :

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak

sehingga dapat menimbulkan motovasi belajar

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa

tentang peristiwa dilingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya

interaksi langsung dengan guru, masyarakat.

c. Alat Peraga Boneka jari

Bercerita dengan menggunakan Boneka Jari adalah gambar (tokoh

cerita) dibuat lalu ditempel pada jari tangan. Dalam memainkan peran tokoh

cerita jari tangan harus terampil.

1. Cara membuat :

1) Mencari gambar, boneka ukuran kecil sebagai tokoh dalam cerita yang

ada binatang atau boneka orang-orangan

2) Gambar binatang dan boneka orang-orangan yang dengan ukuran kecil

diikat dengan pita atau bentuk cincin (karet)

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

2. Cara menggunakan;

1) Sarung tangan kita pakai

2) Kita ambil gambar tokoh atau boneka yang akan digunakan untuk

kegiatan bercerita dimasukkan dalam jari secara bergantian menurut alur

cerita.

3. Langkah-langkah Kegiatan Bercerita

Pengalaman belajar melalui penuturan cerita diberikan oleh guru telebih

dahulu menetapkan menetapkan rancangan langkah-langkah yang harus

dilalui dalam bercerita. Bentuk cerita mana yang dipilih pada dasarnya

langkah-langkah kegiatannya sama. Sesuai dengan rancangan tema dan tujuan

maka ditetapkan langkah sebagai berikut :

1) Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan bercerita kepada

anak

Tujuan bercerita sebagaimana telah ditetapkan adalah untuk

menanamkan sikap peka dan tanggap terhadap penderitaan orang lain,

suka menolong dan mencintai orang lain

2) Mengatur tempat duduk anak

Apakah sebagian anak atau seluruhnya yang ikut mendengarkan cerita

dan apakah harus duduk di lantai diberi alas tikar atau karpet atau duduk

di kursi dengan formasi setengah lingkaran, kemudian mengatur bahan

dan alat yang dipergunakan sebagai alat bantu bercerita dengan bentuk

bercerita yang dipilih

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

3) Merupakan pembukaan kegiatan bercerita

Guru menggali pengalaman-pengalaman anak dengan kaitan peristiwa

yang akan diytuturkan guru.

4) Merupakan pengembangan cerita yang dituturkan guru.

Guru menyajikan fakta-fakta disekitar kehidupan anak.

5) Bila guru telah menyajikan langkah ketiga dan keempat secara lancar

maka guru menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat

menggetarkan perasaan anak dengan cara memberikan gambaran anak-

anak yang bernasib baik kemudian guru menggambarkan penderitaan

tokoh cerita. Selanjutnya guru merancang upaya untuk menyentuh hati

nurani anak-anak supaya mau berteman dan tidak memilih-milih teman.

6) Merupakan langkah penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita dalam tokoh

tersebut dan dapat merubah tingkah laku anak dari yang sombong dan

tidak mau berteman menjadi rendah hati dan dapat menahan emosi.

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Penilaian

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai hasil belajar yang

dicapai siswa dengan kriteria tertentu.Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang

dinilai adalah hasil belajar anak didik.Hasil belajar anak didik pada hakekatnya

adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas

mencakup bidang pengembangan Nilai-nilai Agama dan Moral, Kemampuan

berbahasa, Kognitif, Fisikmotorik dan sosial emosional.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Berbagai alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran perkembangan anak.

a. portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat

menggambarkan sejauhmana ketrampilan anak berkembang.

b. Unjuk kerja (performance) merupakan penilaian yang dapat diamati,

misalnya praktek menyanyi, olahraga, mempelajari sesuatu.

c. Penugasan (project) merupakan tugas yang haarus dikerjakan anak yang

memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Misalnya

melakukan percobaan menanam biji.

d. Hasil karya (product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan sesuatu

kegiatan.

Menurut Depdiknas (2004:6) guru melaksanakan penilaian dengan

mengacu pada kemampuan (indikator) yang hendak dicapai dalam satu satuan

kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu tertentu dengan memperhatikan

prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan seiring dengan

kegiatan pembelajaran. Guru tidak secara khusus melaksanakan penilaian, tetapi

ketika pembelajaran dan kegiatan bermain berlangsung, guru dapat sekaligus

melaksanakan penilaian. Dalam pelaksanaan penilaian sehari-hari, guru menilai

kemampuan (indikator) yang hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan

dalam satuan kegiatan harian.

Menurut Depdiknas (2004:6-7) pencatatan hasil penilaian harian,

pelaksanaannya adalah catat hasil penilaian perkembangan anak pada kolom

penilaian di Satuan Kegiatan Harian (SKH). Apabila ada anak yang belum sesuai

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

dengan yang diharapkan dan belum dapat memenuhi kemampuan (indikator)

seperti apa yang diharapkan dalam SKH, maka pada kolom tersebut dituliskan

nama anak dan diberi tanda lingkaran kosong ( o ). Dan juka ada anak yang

perilakunya sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dan sudah dapat

menunjukan kemampuan melebihi kemampuan (indikator) yang tertuang dalam

SKH, maka pada kolonm penilaian tersebut guru menuliskan tanda lingkatran

penuh (●) dan menuliskan nama anaknya. Lingkaran penuh (●) dapat digunakan

juga untuk menunjukan bahwa anak aktif dalam pembelajaran serta anak mampu

dalam menyelesaikan tugas tanpa dibaantu lagi oleh guru. Tanda Check List (√)

dapat digunakan jika semua anak menunjukan kemampuan sesuai indikator yang

tertuang dalam SKH namun masih dibimbing guru.

Menurut Anita Yus (2011:88) skala penilaian juga sering digunakan

untuk pencatatan hasil pengamatan. Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau

pernyataan mengenai tingkah laku, sikap dan kemampuan siswa. Skala penilaian

ada yang berbentuk bilangan, huruf dan ada yang berbentuk uraian. Skala yang

berbentuk bilangan terdiri dari pernyataan atau kata lainnya dan disebelahnya

disediakan bilangan terntentu, misalnya 1-5, pengamat tinggal memberi tanda cek

( √ ) pada kolom salah satu perilaku yang muncul dan lajur skala atau angka yang

diamati. Skala penialian sebagai alat penilaan tentu berisi aspek-aspek yang

diamati disesuaikan dengan kegatan pelaksanaan program yang dilakukan. Skala

penilaian berbentuk uraian juga terdiri dari penyataan atau bentuk kemampuan

disatu sisi dan disebelahnya disediakan kolom titik untuk di isi oleh pengamat

dalam bemntuk raian atau kalimat

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Selain menurut Depdiknas (2004:6) ada juga cara pencatatan hasil

penilaian harian yang lain berdasarkan Kmendiknas Dirjen Mandas dan

Menengah Direktorat Pembinaan TK SD2010 yaitu catatan penilaian harian

perkembangan anak dicantumkan pada kolom penilaian di RKH dengan ketentuan

penilaian menggunakan tanda bintang (). Apabila anak belum berkembang (BB)

sesuai dengan indikator, seperti dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru

makan pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ().

Jika ada anak sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator seperti apa

yang diharapkan RKH maka akan mendapatkan dua bintang (). Lalu jika ada

anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH

mendapat tanda tiga bintang (), sedangkan jika ada anak yang berkembang

sangat baik (BSB) melebihi indikatorseperti yang diharapkan dalam RKH maka

akan mendapatkan empat bintang (). Pada penelitian ini peneliti

menggunakan pedoman penilaian menggunakan tanda bintang () sesuai dengan

Kemendiknas Dirjen Mandas dan Menengah Direktorat Pembinaan TK 2010 (11)

2. Indikator Hasil Belajar

a. Indikator perkembangan sosial emosional

Dalam metode bercerita ada berbagai indikator yang bisa dikembangkan

salah satunya indikator dalam bidang perkembangan sosial emosional anak usia

dini. Seorang anak bisaanya lebih egois dan suka marah jika keinginannya tidak

terpenuhi. Anak bisaanya ingin menang sendiri dan tidak mau kalah atau tidak

mau mengalah terhadap temannya, anak juga jarang mau berbagi adil dengan

teman-temannya.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

b. Indikator perkembangan sosial emosional menurut kurikulum TK Tahun

2004 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 indikator dalam kurukulum TK Tahun 2004

No. Indikator Perkembangan Sosial Emosional Anak 1. Bersedia bermain dengan teman sebaya dan orang dewasa

2. Membantu memecahkan masalah atau perselisihan

3. Mengekspresikan perasaannya (misal : marah, sedih, gembira dll)

4. Menerima kritik dan saran

Berikut adalah definisi dari indikator tersebut diatas :

1. Bersedia bermain dengan teman sebaya ,anak mau bermain dengan teman –

temanya maka akan terlatih untuk bekerja sama dengan orang lain,memahami

apa kemauan dan perasaan orang lain.

2. Mampu membantu memecahkan masalah atao perselisihan dalam cerita, anak

mendengar dan melihat yang diceritakan guru ada tokoh yang bertengkar dan

diceritakan juga cara penyelesaianya,anak juga bias memahami hal tersebut.

3. Mengekspresikan perasaanya,anak dalam mendengarkan cerita guru sesuai

dengan tokoh dan keadaan yang sedang diceritakan missal marah,anak bias

berkpresi marah,bila sedang gembira anak bisa berekspresi gembira.

4. Menerima kritik dan saran dengan melalui cerita dapat merubah anak dengan

sifat yang tidak sesuai dengan keadaanya,missal dalam tokoh cerita bersifat

sombong itu tidak baik maka tidak boleh ditiru anak yang marasa demikian

setalah ada kegiatan bercerita dapat berubah sifatnya menjadi tidak sombong

lagi.

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

D. Kerangka Berfikir

Berdasarkan hasil indentifikasi dan diskusi yang dilakukan poeneliti

bersama guru-guru TK Pertiwi Ciberem Kecamatan Sumbang Kabupaten

Banyumas menunjukkan bahwa masalah sosial emosional anak tidak seperti yang

diharapkan, karena kurangnya guru memberikan pembelajaran yang

mengembangkan sosial emosional pada anak didik. Guru lebih sering memberikan

pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan tangan, padahal anak usia dini

adalah anak yang sedang mengalami tahap perkembangan. Metode bercerita

dengan menggunakan boneka jari tepat untuk mengembangkan sosial emosional

anak dan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan sosial emosional anak.

Metode bercerita dengan media boneka jari diharapkan mampu

mengembangkan sosial emosional anak melalui bercerita diharapkan anak

mempunyai sikap yang adil dan mau mengalah pada teman-temannya tidak

emosional dan saling menyayangi, melalui cerita, anak juga diharapkan mampu

berfikir secara cerdas dan bisa melatih anak untuk kreatif dan jujur

Oleh karena itu, peneliti memberikan pemecahan masalah dengan

menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan metode bercerita dengan media

boneka jari sebagai upaya untuk meningkatkan perkembangan sosial emosional

anak didik kelompok B Tk Pertiwi Ciberem Kecamatan Sumbang Kabupaten

Banyumas. Untuk mempermudah pemahaman kegiatan ini, maka dibuat kerangka

berfikir sebagai berikut :

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Sosial Emosional ...repository.ump.ac.id/5915/3/Suharyati BAB II.pdf · ... dan deteksi dini tumbuh kembang anak. ... bergantung pada kualitas

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesa adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan yang berlaku sampai terbukti melelui data yang dikumpulkan

(kunto 2006:2)

Hipotesa dalam penelitian ini adalah melalui kegiatan bercerita dengan

media boneka jari dapat meningkatakan perkembangan sosial emosional pada

anak didik kelompok B Tk Pertiwi Ciberem Kecamatan Sumbang Kabupaten

Banyumas, pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Kondisi Awal

Perkembangan sosial emosional anak didik sangat kurang karena kurangnya guru memberikan pembelajaran yang berkaitan sosial emosional pada anak

Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK

Terjadi perbaikan yang optial, penelitian

Perkembangan sosial emosional anak didik meningkat

Siklus II 3 Pertemuan

Siklus 1 3 pertemuan

Kondisi sudah meningkat ada perbaikan tapi belum maksimal

Perkembangan sosial emosional mulai berkembang tapi belum maksimal

Upaya Meningkatkan Perkembangan..., Suharyati, FKIP UMP, 2014