bab ii kajian pustaka assessment merupakan …eprints.uny.ac.id/35153/3/bab ii.pdf · bab ii kajian...
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Assessment (Penilaian)
Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:201) assessment merupakan
pengolahan dan pengumpulan data untuk pengambilan kebijakan suatu
program pendidikan. Assessment menjadi salah satu perangkat
pembelajaran sebagai untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran.
Assessment dilakukan dengan menghimpun fakta-fakta dan dokumen
belajar peserta didik untuk melakukan perbaikan program pembelajaran.
Menurut Sarwiji (2011:27) penilaian dapat dijadikan sebagai tolok
ukur keberhasilan program kegiatan dengan melihat tujuan atau kriteria
yang ditetapkan. Aspek-aspek dalam penilaian yaitu penentuan tujuan
penilaian, pengumpulan informasi, penginterpretasian informasi,
pengambilan dan keputusan.
Ketercapaian proses penilaian yang dilakukan oleh guru dapat dilihat
dari tujuan penilaian. Menurut Abdul Majid (2014:42) tujuan penilaian
antara lain (1) mengetahui ketercapaian kompetensi peserta didik (2)
memantau perkembangan belajar dan secara langsung dapat mendiagnosa
kesulitan belajar siswa (4) sebagai perbaikan metode, pendekatan dan
sumber belajar yang digunakan. Dengan sistem assessment berbasis media
audio visual ini tujuan penilaian dapat segera diketahui tanpa menunggu
satu semester dan memudahkan guru untuk menilai tiga aspek dalam satu
kurun waktu singkat karena hasil dapat diketahui secara langsung.
9
Assessment dapat dikatakan layak apabila memenuhi prinsip-prinsip
assessment. Validitas dan reliabilitas merupakan prinsip dalam sistem
Assessment (Abdul Majid,2014), validitas berarti menilai apa yang
seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur
kompetensi sedangkan reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan)
hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajek) memungkinkan
perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik berdasarkan Pemendikbud No.104 Tahun 2014
adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran
peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.
Penilaian yang digunakan harus mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada penilaian keseimbangan
tiga ranah. Penilaian yang dilakukan perlu memberikan perhatian yang
cukup terhadap aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor) secara seimbang. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian ini antara lain: (a) penilaian
aspek kognitif dilakukan setelah peserta didik mempelajari suatu
kompetensi dasar dengan indikator yang harus dicapai pada tiap semester
dan pada jenjang satuan pendidikan tertentu (b) penilaian terhadap aspek
afektif yang dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
10
baik didalam kelas maupun diluar kelas, dan (c) penilaian terhadap aspek
psikomotor dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
1. Ranah Kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan otak. Artinya,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk ke dalam ranah
kognitif. Dapat dikatakan bahwa ranah kognitif berkaitan dengan
kemampuan akademis peserta didik yaitu mencakup kegiatan otak
(Sudaryono,2012). Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi
Anderson dan Krathwohl (Abdul Majid,2014) yakni mengingat
(remember), memahami/mengerti (understand), menerapkan (apply),
menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan menciptakan
(create).
a. Mengingat (Remember)
Mengingat adalah usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari
ingatan masa lampau yang dimanfaatkan untuk menyelesaikan
berbagai masalah yang kompleks dan konkret.
b. Memahami/mengerti (Understand)
Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan
(classification) dan membandingkan (comparing).
Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang peserta didik
berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari
kategori pengetahuan tertentu.
11
c. Menerapkan (Apply)
Menerapkan pada proses kognitif memanfaatkan atau
mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau
menyelesaikan permasalahan. Mengimplementasikan apabila siswa
memilih dan menggunakan prosedur yang belum diketahui.
d. Menganalisis (Analysis)
Menganalisis merupakan memecahkan masalah suatu permasalahan
dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian dari permasalahan dan
mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dapat
menimbulkan permasalahan.
e. Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian
berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang
biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan
konsistensi. Evaluasi berupa mengecek dan mengkritisi kegagalan
suatu produk.
f. Menciptakan (Creat)
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur
secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan
mengarahkan siswa menghasilkan suatu produk baru dengan
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang
berbeda dengan yang sebelumnya.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif menilai sikap peserta didik dengan harapan penguasaan
sikap semakin baik apabila baik dalam penguasaan aspek kognitif.
Seperti halnya dalam Fisika bahwa siswa juga dituntut memiliki sikap
12
baik berupa rasa syukur dengan penciptaan alam semesta dan sikap baik
terhadap manusia (Sudaryono,2012). Taksonomi Bloom
(Sudaryono,2012:46) aspek afektif meliputi:
a. Penerimaan
Penerimaan berupa sikap kepekaan terhadap kejadian yang ada di
lingkungan sekitar sehingga dengan sendirinya seseorang
memperhatikan kejadian tersebut.
b. Partisipasi
Memberikan reaksi berupa tindakan aktif terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung, sebagai contoh seorang peserta didik yang aktif
dalam mengikuti kegiatan diskusi, selalu memberikan pendapat.
c. Penilaian/penentuan sikap
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu yang
memposisikan diri sesuai dengan penilaian tersebut.
d. Organisasi
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman
dan pegangan dalam kehidupan, yang dinyatakan dalam
pengembangan suatu perangkat nilai.
e. Pembentukan Pola hidup
Kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan yang dijalaninya.
13
3. Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu (Sudaryono,2012). Ranah psikomotor
dapat dilihat dari pada saat melakukan diskusi maupun percobaan atau
praktikum. Taksonomi Bloom (Sudaryono,2012:46) aspek psikomotor
meliputi:
a) Persepsi
Kemampuan mengenali dan membedakan dua hal yang berbeda
dengan ciri-ciri fisik yang khas. Sebagai contoh, peserta didik dapat
mengenali percobaan apa yang harus dilakukan.
b) Kesiapan
Kesiapan dapat dilihat dari keterampilan memulai pembelajaran
yang bersifat jasmani dan rohani. Sebagai contoh dalam percobaan
Fisika peserta didik memiliki keterampilan dalam mempersiapkan
alat dan bahan yang digunakan.
c) Gerakan terbimbing
Kemampuan untuk melakukan suatu gerak-gerik, yang dinyatakan
dengan menggerakkan anggota tubuh. Hal ini biasa dilakukan saat
memulai percobaan. Langkah kerja yang dilakukan masih
terbimbing oleh teman sebaya atau guru.
14
d) Gerakan yang terbiasa
Kemampuan untuk melakukan suatu gerak-gerik dengan lancar,
tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.
e) Gerakan yang kompleks
Kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri
dari beberapa komponen, dengan lancar, tepat, efisien, yang
dinyatakan dengan suatu rangkaian perbuatan yang yang berurutan
serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu
keseluruhan gerakan yang teratur.
f) Penyesuaian pola gerakan
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola
gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan
suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
g) Kreativitas
Kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak gerik yang baru,
yang dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri.
Ridwan Abdulloh Sani (2014) pelaksanaan penilaian diikuti dengan
teknik penilaian yang tepat. teknik penilaian yang harus dilakukan di
Sekolah yaitu:
1) Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik yang digunakan dalam penilaian antara lain:
15
a) Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati.
b) Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian untuk menilai keadaan
diri sendiri dengan jujur. Peserta didik harus mengetahui kelebihan
dan kekurangan yang ada pada dirinya. Teknik penilaian ini
menggunakan instrumen penilaian berupa lembar observasi.
c) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan
cara saling menilai antara peserta satu peserta didik dengan peserta
didik yang lain. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian antar peserta didik.
d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang peserta didik berkaian
dengan sikap dan perilaku.
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran.
b) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
c) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
16
3) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Penilaian kompetensi keterampilan didasarkan pada kinerja peserta
didik dalam melakukan pekerjaan seperti melakukan praktikum
dengan urutan yang benar. Kompetensi ini dapat dinilai dengan tes
praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yag digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respons berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
b) Proyek meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan seperti diskusi atau presentasi hasil percobaan baik
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
B. Dinamika Partikel
Menurut Setya Nuracmandani (2009:81) dinamika partikel merupakan
ilmu yang mempelajari tentang gerak dengan memperhatikan penyebab benda
tersebut bergerak salah satunya adalah Hukum Newton. Issac Newton
mencetuskan 3 hukum tentang gerak yaitu Hukum I, II, dan III Newton.
1. Hukum I Newton
Pada dasarnya Newton menjelaskan benda yang cenderung untuk
selalu bergerak apabila bergerak dan cenderung diam apabila benda
tersebut diam, Peter Soedojo (2000:7).
17
Menurut Setya Nuracmandani (2009) Newton megatakan bahwa “ Jika
resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda yang diam
akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan
kecepatan tetap”.
Apabila dinyatakan dengan persamaan, Hukum I Newton dapat ditulis
dengan persamaan ∑ F = 0, artinya benda diam atau bergerak lurus
beraturan. Banyak peristiwa yang dapat kita lihat berkaitan dengan
Hukum I Newton sebagai contoh ketika kita berada di dalam mobil, kita
cenderung mempertahankan kondisi tubuh kita tetap seimbang (diam)
sehingga kita akan terdorong ke belakang ketika mobil berjalan, pada
mobil berjalan berarti kita juga berjalan sehingga pada saat mobil direm
tubuh kita akan terdorong ke depan (Agus Taranggono,2007:86).
Gambar 1. Kertas ditimpa Gelas (Thariq,2013)
Gambar 1 menunjukkan Hukum I Newton yaitu gelas akan tetap
diam meskipun kertas yang berada di bawahnya ditarik dengan syarat
kecepatan menarik kertas dilakukan dengan kecepatan konstan.
(Thariq,2013)
18
2. Hukum II Newton
Keberadaan gaya dapat diketahui dengan melihat pengaruhnya
terhadap suatu benda. Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat Gambar 2.
Gambar 2. Pengaruh resultan gaya terhadap percepatan, dengan gaya diubah-ubah
dan menjaga massa tetap
Benda mengalami perubahan percepatan apabila ada gaya yang
mempengaruhinya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2, apabila seseorang
mendorong balok dengan gaya sebesar F maka percepatan yang dihasilkan
sebesar a. Saat seseorang menambah gaya untuk mendorong balok sehingga
gaya sebesar 2F maka percepatan yang dihasilkan percepatan sebesar 2a, jadi
dapat disimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan besarnya
resultan gaya yang bekerja pada suatu benda. (Setya Nuracmandani,2009 )
Gambar 3. Pengaruh gaya terhadap percepatan, dengan menjaga gaya tetap
(Setya Nurrachmandani,2009)
19
Satu buah balok dengan massa m didorong dengan gaya sebesar F
maka akan dihasilkan percepatan sebesar a. Pada saat balok ditambah satu
sehingga menjadi dua buah balok, maka massa balok menjadi 2m yang
didorong dengan gaya F, penambahan balok ini mengakibatkan
percepatan menjadi ½ a. (Setya Nuracmandani,2009) � = ∑��
atau
∑� = � . �
Keterangan:
a adalah percepatan benda (ms-2
)
F adalah resultan gaya yang bekerja pada benda (N)
m adalah massa benda (kg)
(Setya Nuracmandani,2009)
3. Hukum III Newton
(Nana,2015)
Gambar 4. Berenang
Gambar 4 menunjukkan hukum III Newton, seperti halnya
mendayung, seorang perenang pada waktu mengayunkan salah satu tangan ,
20
perenang mendorong air ke beleakang. Gaya ke belakang pada air tersebut
menghasilkan gaya yang sama tetapi berlawanan. Gaya ini menggerakkan
tubuh perenang ke depan sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum III
Newton terjadi ketika benda memberikan gaya reaksi pada benda kedua,
benda kedua tersebut memberikan gaya reaksi yang sama besar tetapi
berlawanan arah terhadap benda pertama (Joko Sumarsomo,2009).
Faksi = - Freaksi
(Ihsan,2014) (Indoforum,2015 )
Gambar 5. Berjalan Gambar 6. Menembak
Contoh lain yang menunjukkan gaya aksi reaksi adalah ketika berjalan di
atas lantai. Saat berjalan, kaki menekan lantai ke belakang (aksi). Sebagai
reaksi, lantai mendorong telapak kaki ke depan sehingga seseorang dapat
berjalan. Pada saat menembakkan peluru, peluru pada senapan penembak
didorong ke luar oleh senapan (aksi). Sebagai reaksi, peluru mendorong
senapan ke belakang. Gaya aksi-reaksi inilah yang menyebabkan senapan
terlihat tersentak ke belakang sesaat setelah memuntahkan peluru.
21
4. Jenis-Jenis Gaya
Gaya merupakan tarikan atau dorongan yang mempengaruhi cepat
atau lambatnya gerak suatu benda. Adapun jenis-jenis gaya sebagai
berikut.
a. Gaya Berat
Massa dan berat merupakan besaran fisika yang berbeda. Massa (m)
menunjukkan banyaknya materi yang terkandung dalam sebuah benda dan
memiliki satuan (kg) yang nilainya sama dimanapun keberadaannya
sedangkan berat (w) merupakan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
suatu benda dan memiliki satuan newton (N). Berdasarkan hukum II
Newton berkaitan dengan gerak jatuh bebas yang menyatakan bahwa gaya
menghasilkan percepatan dan percepatan ini merupakan percepatan
gravitasi. Dapat disimpulkan hubungan antara massa dan berat secara
matematis adalah,
w = m . g
Keterangan :
w adalah gaya berat (N)
m adalah massa benda (kg)
g adalah percepatan gravitasi (ms-2
)
b. Gaya Normal
Pada saat benda diam di bumi, gaya gravitasi/gaya berat tidak hilang.
Ketika ditinjau dari hukum I Newton, Newton menunjukkan bahwa
resultan gaya benda dalam keadaan diam memiliki nilai 0, hal ini
22
menunjukkan adanya gaya lain yang mempengaruhi benda tersebut untuk
setimbang. Gaya lain itulah yang di sebut gaya normal. Gaya normal (N)
adalah gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua
permukaan benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh
(Setya Nurracmandani,2009).
Gambar 7. Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan permukaan
bidang (Setya Nurrachmandani,2009)
c. Gaya Gesekan
Saat seorang anak menggelindingkan kelereng di permukaan tanah,
setelah menempuh jarak tertentu kelereng tersebut akan berhenti dengan
sendirinya. Hal ini terjadi karena adanya gaya gesek. Gaya gesek adalah
gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan.
Arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak
benda. Ada dua macam gaya gesekan yaitu gaya gesekan statis dan gaya
gesekan kinetis. Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang terjadi pada
23
benda selama benda tersebut masih diam. Menurut hukum I Newton,
selama benda masih diam berarti resultan gaya yang bekerja pada benda
tersebut adalah nol.
Keterangan:
fs adalah gaya gesekan statis maksimum (N) �� adalah koefisien gesekan statis
N adalah gaya normal (N)
Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat
benda dalam keadaan bergerak. Perbandingan antara gaya gesekan kinetis
dengan gaya normal disebut koefisien gaya gesekan kinetis (ms). Secara
matematis dapat di tulis sebagai berikut.
� = ���
Keterangan:
fk adalah gaya gesekan kinetis (N) �� adalah koefisien gesekan kinetis
N adalah gaya normal (N)
(Setya Nurracmadani,2009)
d. Gaya Sentripetal
Gambar 8. Gaya Sentripetal (Setya Nurrachmandani,2009)
24
Percepatan Sentripetal dialami oleh benda yang bergerak melingkar
beraturan dimana arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran dan tegak
lurus dengan vektor kecepatan. Percepatan ditimbulkan oleh adanya gaya,
hal ini didasarkan pada hukum II Newton. Oleh karena itu, adanya
percepatan sentripetal disebabkan oleh gaya yang menimbulkannya, yaitu
gaya sentripetal. Pada hukum II Newton dinyatakan bahwa gaya
merupakan perkalian antara massa benda dan percepatan yang dialami
benda tersebut. Sesuai hukum tersebut, hubungan antara percepatan
sentripetal, massa benda, dan gaya sentripetal dapat dituliskan sebagai
berikut.
�� = . � , �� � � � = �� = �� ���
�� = �� = ��
(Setya Nurrachmandani,2009)
Keterangan:
Fs : gaya sentripetal (N)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan linear (m/s)
r : jari-jari lingkaran (m) �: kecepatan sudut
25
Setiap benda yang mengalami gerak melingkar pasti memerlukan gaya
sentripetal. Misalnya, planet planet yang mengitari matahari, elektron
yang mengorbit inti atom, dan batu yang diikat dengan tali dan diputar.
2. Penerapan Hukum Newton
a. Gerak Benda pada Bidang Datar
Gambar 9. (a) Balok pada bidang datar licin ditarik horizontal (b) Balok
pada bidang datar licin ditarik dengan membentuk sudut α
Perhatikan Gambar 9 (a) benda bergerak dengan percepatan a sebagai
akibat dari penarikan secara horizontal dengan gaya sebesar F.
� = ∑�� � � � = ��
Gambar 9 (b) komponen yang menyebabkan benda bergerak di atas
bidang datar licin adalah komponen horizontal F, yaitu Fx.
Sehingga,
Fx = Fcosα
Sesuai dengan hukum II Newton, percepatan benda adalah sebagai
berikut.
� = � cos ��
26
Untuk sebuah benda yang berada di atas bidang kasar harus
memperhitungkan gaya gesek antara benda dan bidang datar tersebut.
b. Gerak Benda pada Bidang Miring
Arah gaya normal selalu tegak lurus dengan bidang sentuh. Misalnya,
sebuah benda yang bermassa m diletakkan pada bidang miring licin yang
membentuk sudut � terhadap bidang horizontal. Jika diambil sumbu X
sejajar bidang miring dan sumbu Y tegak lurus dengan bidang miring,
maka komponen-komponen gaya beratnya adalah sebagai berikut.
Komponen gaya berat pada sumbu X adalah Wx = mg sin �
Komponen gaya berat pada sumbu Y adalah Wy = mg cos �
Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu Y adalah sebagai berikut. ∑� = � − �� atau ∑� = � − � cos �
Karena benda tidak bergerak pada sumbu y, maka ∑Fy = 0 atau N = mg
cos � . Gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x adalah sebagai berikut. ∑� = � sin � Karena benda bergerak pada sumbu X (gaya yang menyebabkan benda
bergerak adalah gaya yang sejajar dengan bidang miring), maka
percepatan yang dialami oleh benda adalah sebagai berikut. ∑� = � . � � sin � = � . � � � � = sin � (Setya Nurrachmadani,2009)
c. Gaya Tekan Kaki pada Lantai Lift
Gambar 10. Diam Gambar 11. Naik Gambar 12. Turun
(Setya Nurrachmadani,2009)
27
Pada lift diam atau bergerak dengan kecepatan tetap, maka
percepatannya nol. Oleh karena itu, berlaku keseimbangan gaya (hukum I
Newton). ∑� = 0 � − � = 0
Karena � = � , ���� � = �
Jadi, gaya tekan kaki pada saat lift diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap adalah sama dengan gaya berat orang tersebut. Jika lift bergerak ke
atas dengan percepatan, maka besarnya gaya tekan kaki pada lantai lift
dapat ditentukan sebagai berikut. ∑� = � . � � − � = � . � � = �. + � . �
Sebagai acuan pada gerak lift naik, gaya gaya yang searah dengan arah
gerak lift diberi tanda positif dan yang berlawanan di beri tanda negatif.
Berdasarkan penalaran yang sama seperti saat lift bergerak ke atas, maka
untuk lift yang bergerak ke bawah persamaan sebagai berikut. ∑� = � . � � − � = � . � � = � − �. �
(Setya Nurrachmadani,2009)
28
C. Media Audio Visual
Menurut Gerlach dan Ely (1971) dalam buku Media Pembelajaran
karya Prof.Dr.Azhar Arsyad, M.A mengatakan bahwa media berupa manusia
(guru), materi (buku teks), atau peristiwa untuk membangun kondisi yang
membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dapat diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal dalam proses pembelajaran.
Menurut Miarso dalam buku Media Pembelajaran Azhar Arsyad
menyatakan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan peserta didik untuk belajar. Menurut Schram
menyatakan bahwa media merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, sehingga media menjadi
perluasan dari guru.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah alat
bantu guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Media tidak hanya
digunakan untuk komunikasi dalam arti umum dan media dapat digunakan
untuk media pengajaran dalam proses pembelajaran namun media juga dapat
digunakan untuk pembuatan sistem assessment yang lebih menarik. Film,
Televisi dan Komputer dapat dijadikan sebagai media pengajaran jika dapat
membawa pesan-pesan (massage) dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Media pengajaran (pembelajaran) merupakan salah satu alat
komunikasi dalam proses pembelajaran karena di dalam media pengajaran
terdapat proses penyampaian pesan informasi dari pendidik kepada anak
didik. Media pengajaran adalah alat fisik yang mungkin digunakan untuk
29
mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi peserta didik
terhadap sasaran atau tujuan pengajaran.
Menurut Azhar Arsyad (2011) media audio adalah media dengan
memanfaatkan indera pendengaran untuk proses penyampaian kepada pihak
penerima berupa suara dalam bentuk kata-kata, musik, dan sound effect saja
sedangkan media visual merupakan media untuk memperlancar pemahaman
dan memperkuat ingatan berupa visual. Bentuk media visual bisa berupa (a)
gambar, lukisan, atau foto (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan
konsep, organisasi, dan struktur isi materia; (c) peta yang menunjukan
hubungan-hubungan ruang antara unsur unsur dalam isi materi; (d) grafik
seperti tabel, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan
gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau
angka-angka. Dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan
kombinasi media audio dan media visual dengan kata lain media audio visual
adalah media yang penyampaian pesannya dengan menggunakan indra
pendengaran sekaligus indra penglihatan sehingga informasi yang didapat
dengan utuh.
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam buku Azhar,2011), beberapa manfaat
media pembelajaran antara lain :
b. Pembelajaran akan lebih baik menarik perhatian peserta didik sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
c. Bahan pembelajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami oleh peserta
didik.
d. Metode mengajar akan lebih bervariasi dan tidak membosankan.
e. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan.
30
D. Macromedia Flash
Menurut Nurdin Ardiansyah (2013 : 5 – 6), Macromedia Flash adalah
sebuah software yang dapat digunakan untuk menambahkan aspek dinamis
sebuah web atau membuat film animasi interaktif. Flash dapat digunakan
untuk membuat animasi, presentasi, simulasi, permainan, navigasi, situs web,
aplikasi web, iklan dll. Fisika merupakan ilmu alam dimana dalam
penilaiannya biasa dengan menggunakan dengan tes tertulis, padahal banyak
kegiatan yang seharusnya dapat dilakukan dengan konkret. Sehingga dengan
Macromedia Flash ini sistem assessment menampilkan soal dalam bentuk
animasi gambar bergerak (konkret).
Tampilan awal saat Flash dibuka dapat dilihat pada Gambar 13.
(Noverino,2011)
Gambar 13. Tampilan awal pada Macromedia Flash
31
Setelah Flash Document diklik, maka akan tampil Gambar 14.
(Alif,2013)
Gambar 14. Area kerja Macromedia Flash
Berikut adalah uraian tentang Macromedia Flash.
a. Menubar
Gambar 15 menunjukkan menubar, menu ini digunakan untuk
mengatur aplikasi yang akan dibuat. Menu yang tersedia pada
Macromedia Flash adalah file, edit, insert, modify, text, command,
control, window dan help.
(Noverino,2011)
Gambar 15. Tampilan menubar
32
b. Toolbox
Gambar 16 menunjukkan Panel Toolbox yang digunakan untuk
membuat isi di dalam timeline dan stage yang terdiri dari tool dan
modifier. Sebagai contoh jika menulis kata dipilih icon A maka modifier
seperti fill color, jenis garis dll.
(Alif,2013)
Gambar 16. Tampilan Toolbox
c. Panel Color
Tanpa warna yang menarik maka semuanya akan terlihat biasa saja,
maka dari itu Macromedia Flash menyediakan fasilitas untuk membuat
objek terlihat lebih berwarna.
d. Stage
Stage adalah tempat bekerja seorang animator pada Macromedia
Flash, karena stage merupakan daerah yang berisi semua entri - entri
gambar yang membentuk sebuah movie flash.
33
e. Scene
Gambar 17 menunjukkan Scene yaitu kumpulan dari keseluruhan
timeline. Penggunanaan scene tergantung pada kebutuhan pengguna
selaku animator. Untuk menampilkan window scene, adalah dengan
menekan Shift+F2 pada keyboard secara bersamaan. Dengan
menambahkan scene baru maka akan diperoleh timeline. Dengan
menambahkan scene baru maka akan diperoleh timeline kosong yang siap
diisi.
(Noverino,2011)
Gambar 17. Tampilan scene
f. Timeline
Keseluruhan movie animasi yang diolah pada Macromedia Flash dapat
diatur dan dikontrol pada timeline. Timeline merupakan kumpulan
pengaturan tool yang sangat besar. Pada timeline terdapat dua komponent
pokok, yaitu layer dan frame. Logikanya timeline merupakan sebuah buku
besar, layer merupakan bab yang terdapat di dalam buku tersebut dan
frame adalah halaman – halaman buku tersebut.
34
g. Action window
Gambar 18 menunjukkan Action window yaitu tempat atau wadah
yang dapat digunakan untuk menuliskan action script untuk Macromedia
Flash. Untuk menampilkan window ini adalah dengan menekan F9 pada
keyboard. Action script digunakan untuk mengendalikan objek dibuat
sesuai dengan kehendak pengguna. Action script terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
a. Action script untuk frame
b. Action script untuk movie clip
c. Action script untuk button
Untuk memastikan kebenaran action script yang dimasukkan yaitu
mengeceknya dengan mengklik icon check syntax. Jika terjadi kesalahan
maka akan didapat window peringatan, di window tersebut dapat diketahui
kesalahannya.
35
(Noverino,2011)
Gambar 18. Tampilan action frame
h. Panel Properties
Properties merupakan window yang digunakan untuk berbagai jenis
pengaturan, contoh mengatur size dokumen, warna background, kelajuan
frame dan lain – lain.
E. Penelitian yang relevan
Peneliti menelusuri beberapa karya yang berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sapto Haryoko
dengan judul penelitian "Efektivitas Pemanfaatan Media Audio-Visual
Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran". Tujuan dari penelitian
tersebut adalah mengetahui hasil prestasi belajar peserta didik yang diajarkan
36
dengan menggunakan bantuan audio visual (media), dan hasil belajar peserta
didik diajarkan dengan menggunakan metode konvensional. Penelitian
tersebut menggunakan teknik eksperimen dengan membandingkan hasil
belajar peserta didik yang diajar menggunakan media pembelajaran yang
berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan hasil
belajar antara peserta didik diajarkan dengan menggunakan media audio-
visual dibandingkan dengan peserta didik yang diajarkan dengan
menggunakan metode konvensional, di mana hasil belajar peserta didik
diajarkan dengan menggunakan media audio-visual (16,25) lebih tinggi dari
hasil belajar peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan metode
konvensional (9,25). Implikasi dari temuan penelitian ini adalah bahwa guru
perlu untuk menerapkan media yang berbasis teknologi khususnya media
audio visual, sehingga hasil belajar secara optimal.
Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Siti Zaenab dengan judul
"Pengembangan Instrumen Penilaian Tes Objektif Pilihan Ganda Untuk
Mengukur Penguasaan Materi Ajar Gerak Lurus dan Keterampilan Proses
Sains Siswa SMA". Penelitian tersebut merupakan penelitian pengembangan
menggunakan model pengembangan 4-D sampai tahap pengembangan. Hasil
penelitian tersebut adalah instrumen penilaian yang layak untuk mengukur
penguasaan materi ajar gerak lurus dan keterampilan proses sains yang terdiri
atas kisi-kisi penyusunan soal, 39 butir soal pilihan ganda beralasan dan kunci
jawaban yang disertai rubrik penilaiannya serta instrumen penilaian yang
37
valid dan reliabel untuk mengukur penguasaan materi ajar gerak lurus dan
keterampilan proses sains.
Kedua penelitian di atas memiliki keterkaitan dengan penelitian yang
dilakukan. Penelitian pertama digunakan sebagai acuan bahwa penggunaan
media audio visual dapat mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa.
Perbedaannya adalah penelitian pertama menggunakan media audio visual
sebagai media pembelajaran, sedangkan penelitian ini menggunakan media
audio visual sebagai media yang digunakan untuk instrumen penilaian.
Penelitian kedua digunakan sebagai referensi bentuk tes. Perbedaannya bentuk
tes pilihan ganda digunakan untuk tes aspek kognitif dan psikomotor.
Sedangkan untuk aspek afektif digunakan bentuk penilaian diri (Self
Assessment).
Penelitian ketiga memiliki persamaan dalam pengembangan instrumen
penilain dengan berbasis media. Perbedaannya adalah penelitian ketiga
tentang pengembangan instrumen penilaian berbasis permainan, sedangkan
penelitian ini adalah pengembangan instrumen penilaian berbasis media audio
visual.
F. Kerangka Berpikir
Salah satu upaya pemerintah dalam memperbaiki kualitas pendidikan
yaitu dengan pembaharuan kurikulum yaitu Kurikulum 2013 yang
menekankan penilaian aspek tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif dan
psikomotor sehingga guru membutuhkan sistem assessment tiga ranah
tersebut. Perkembangan teknologi berdampak pada perkembangan dunia
38
pendidikan, salah satunya yaitu macromedia flash. Macromedia flash dapat
mengembangkan sistem assessment berbasis media audio visual yang layak
digunakan dengan melihat validitas, reliabilitas dan kefektifan. Dengan
adanya sistem assessment berbasis media audio visual guru dapat melakukan
penilaian dengan waktu yang singkat.
Gambar 19. Kerangka Berpikir Penelitian Pengembangan Sistem Assessment
dalam Pembelajaran Materi Dinamika Partikel Berbasis Media
Audio Visual
Tuntutan Adanya
Penilaian (Assessment)
Tiga Ranah
Diterapkannya Kurikulum
2013
Guru Membutuhkan
Sistem Assessment Tiga
Ranah
Perkembangan Teknologi
Macromedia Flash
(Audio Visual)
Assessment Tiga Ranah
Berbasis Macromedia
Flash
Mendapatkan Hasil
Penilaian Secara
Langsung
Proses Penilaian
Membutuhkan
Waktu Singkat
39
G. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana Validitas sistem assessment berbasis media audio visual yang
dikembangkan?
2. Bagaimana Reliabilitas sistem assessment berbasis media audio visual yang
dikembangkan?
3. Bagaimanakah respon peserta didik dan respon observer terhadap sistem
assessment berbasis media audio visual yang dikembangkan?
4. Bagaimanakah hasil belajar peserta didik dengan menggunkan sistem
assessment berbasis media audio visual yang dikembangkan?