bab ii kajian pustaka -...

27
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam bagian kajian teori ini berisi tentang pustaka tentang media pembelajaran yang dikembangkan secara tematik integratif berdasarkan pendekatan saintifik. 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari bentuk jamak kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Gagne mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan. (Arif S. Sadiman , 2009:6) Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002:4), mengatakan bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Sedangkan menurut Harjanto (2006:31), bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Upload: vuongkiet

Post on 08-Apr-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Dalam bagian kajian teori ini berisi tentang pustaka tentang media

pembelajaran yang dikembangkan secara tematik integratif berdasarkan pendekatan

saintifik.

2.1.1 Pengertian Media

Kata media berasal dari bentuk jamak kata medium yang secara harfiah

artinya perantara atau pengantar. Gagne mengemukakan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk

belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar

proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik

segala pesan yang disampaikan. (Arif S. Sadiman , 2009:6)

Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002:4), mengatakan bahwa media

jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks,

lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media.

Sedangkan menurut Harjanto (2006:31), bahwa media pembelajaran adalah sarana

pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk

mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian

dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

7

2.1.1.1 Media Pembelajaran

Menurut Zaenal Aqib (2013:49), pada awal sejarah pendidikan, guru

merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan

selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada masa

itu dikenal tokoh bernama Johan Amos Camenius yang tercatat sebagai orang

pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah.

Pada mulanya media pembelajaran hanya dianggap sebagai alat untuk

membantu guru dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar grafts

atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan

pengakaman lebih konkret, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat

siswa dalam belajar.

Sekitar pertengahan abad-20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi

dengan peralatan audio. Dari hal ini, maka lahirlah peralatan audio visual

pembelajaran. Usaha-usaha untuk membuat pelajaran abstrak menjadi lebih konkret

terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale membuat klasifikasi 11 tingkat

pengalaman belajar dari yang paling konkret sampai paling abstrak. Klasifikasi

tersebut kemudian dikenal dengan nama “Kerucut Pengalaman” (Cone Experience)

dari Edgar Dale.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

8

Gambar 1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale

2.1.1.2 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Zaenal Aqib (2013:50), media yaitu perantara atau pengantar.

Sedangkan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar

(siswa). Makna dari media pembelajaran itu sendiri lebih luas dari alat peraga, alat

bantu mengajar, dan media audio visual.

Abstrak

Konkret

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

9

Media belajar merupakan bagian dari sumber belajar. Sumber belajar dapat

berupa pesan, orang, bahan, alat teknik, dan lingkungan. Media belajar merupakan

kombinasi antara alat (hardware) dan bahan (software). Disini guru hanya merupakan

salah satu jenis sumber belajar yang berupa “orang”.

Ada dua jenis sumber belajar, yaitu:

1) By Design Learning Resources

Sumber belajar yang sengaja dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran.

Misalnya: buku pelajaran, modul, program audio, program video, LCD,

dan lain-lain.

2) Learning Resources by Utilization

Sumber belajar yang bukan dirancang untuk tujuan pembelajaran, namun

sudah tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Misalnya: sawah, pasar, surat kabar, siaran televisi, pabrik, terminal, dan

lain-lain.

2.1.1.3 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Daryanto (2012:8) menyatakan, dalam proses pembelajaran, media

memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima

(siswa). Adapun metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan

mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dan lingkungan, fungsi mediadapat

diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul

dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam

Ibrahim et.al., 2001) adalah sebagai berikut.

Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan dan

menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau

kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan

pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

10

Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali

obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai

keperluan. Misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, dan dapat pula

diulang-ulang penyajiannya.

Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audiens

yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran

TV atau radio.

Menurut Zainal Aqib (2013:51) menyatakan bahwa ada beberapa manfaat

umum dari media pembelajaran, yaitu:

1) Menyeragamkan penyampaian materi.

2) Pembelajaran lebih jelas dan menarik.

3) Proses pembelajaran lebih interaksi.

4) Efesiansi waktu dan tenaga.

5) Meningkatkan kualitas hasil belajar.

6) Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

7) Menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar.

8) Meningkatkan peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.

Manfaat dari masing-masing media:

1) Memperjelas penyajian pesan (tidak verbalis).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra.

3) Objek bisa besar/kecil.

4) Gerak bisa cepat/lambat.

5) Kejadian masa lalu, objek yang kompleks.

6) Konsep bisa luas/sempit.

7) Mengatasi sikap pasif peserta.

8) Menciptakan persamaan pengalaman, dan persepsi peserta yang heterogen.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

11

2.1.1.4 Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Para Ahli

Menurut Daryanto (2012:17) menyatakan bahwa media pembelajaran

diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media. Terdapat

lima model klasifikasi, yaitu menurut: (1) Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Ibrahim.

Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan

sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya

liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan faksimile; (2)

liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape; (3) media

untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dan

telepon.

Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda

untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar

bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran

tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar

yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh

perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan

alih ilmu, dan pemberi umpan balik.

Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kompleks

tidaknya alat dan perlengkapannya atau lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi

dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, audio, proyeksi, televisi, video, dan

komputer.

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut, akan

mempermudah para guru atau praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan media

yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan

karakteristik pebelajar, akan sangat menunjang efisiensi serta efektivitas proses dan

hasil pembelajaran.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

12

2.1.1.5 Peran Media dalam Pembelajaran

Hamalik, (2006: 43) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran

dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,

membangkitkan motivasi dan stimulan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada

tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran

dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu (Azhar Arsyad, 2003: 15-16).

Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton dalam Hamalik (2005:28),

dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,

kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :

1) Memotivasi minat atau tindakan

2) Menyajikan informasi

3) Memberi instruksi

Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli.

Menurut Kemp & Dayton meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan

penggunaan media pembelajaran,menerimanya serta pengintegrasiannya ke dalam

program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mngemukakan beberapa

hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari penggunaan media sebagai

bagian integral pembelajaran dikelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung

sebagai berikut:

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan dengan diterapkannya teori belajar

dengan prinsip – prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,

umpan balik, dan penguatan

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan

media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan – pesan dan

isi pelajaran dalam jumlah dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya

dapat diserap oleh siswa.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

13

Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem

pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi

pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi :

1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas

2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa

3) Menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa

dengan meningkatnya motivasi belajar siswa

4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa

5) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa

6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan

melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatkan

hasil belajar

7) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa

menemukan seberapa banyak telah mereka pelajari

8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang

bermakna dapat dikembangkan

9) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran

nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat

10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika

mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.

2.1.2 Pemilihan Media dalam Pembelajaran

Menurut Rudi Susilana (2009:61) kriteria pemilihan media dalam

pembelajaran yaitu:

1) Kesesuaian dengan tujuan (instrusional goals)

Untuk pemakaian media Perlu di kaji tujuan pembelajaran apa yang ingin

dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian tujuan tersebut bisa di

analisis media apa saja yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu analisis

dapat diarahkan pada tujuan yang bersifat kognitif,afektif, dan psikomotorik. Kriteria

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

14

pemilihan media didasarkan atas kesesuaiannya.Kriteria pemilihan media didasarkan

atas kesesuainnya dengan standar kompetisi, kompetesi dasar dan terutama indikator

2) Kesesuaian dengan materi pembelajaran

Bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program pembelajaran tersebut.

Pertimbangan lainnya, dari bahan tersebut sudah sampai sejauh mana kedalaman

yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang

sesuai dengan penyampaian bahan tersebut.

3) Kesesuaian dengan karakteristik pengajar atau siswa

Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa atau guru.

Yaitu mengkaji sifat-sifat dan media yang akan digunakan. Bagaimana karakteristik

mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang

berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya dan seterusnya. Karena pada

akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media yang dipilih.

4) Kesesuaian dengan teori

Pemilihan media didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media dipilih

bukan karena fanatisme guru terhadap media yang paling disukai, namun didasarkan

atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya.

5) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa

Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar

dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Media disesuaikan dengan tipe gaya belajar

siswa.

6) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung yang tersedia.

Bagaimanapun bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas

dan waktu maka kurang efektif.

7) Karateristik media yang bersangkutan

Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal

dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada

dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

15

lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media

tertentu, pahami dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.

8) Waktu

Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan

untuk mengadakan atau membuat media yang akan dipilih, serta berapa lama waktu

yang tersedia / yang dimiliki, cukup atau tidak. Jangan sampai terjadi, media yang

telah dibuat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam

pembelajaran ternyata kekurangan waktu.

2.1.3 Penerapan Video sebagai Media Pembelajaran

Menurut Canning Wilson, video merupakan sarana yang paling tepat dan

sangat akurat dalam menyampaikan pesan dalam bentuk audio-visual (Asnawir,

2002:67). Dalam mengajarkan materi pelajaran praktek (aspek psikomotor), video

akan sangat membantu pemahaman peserta didik. Peserta didik lebih suka

menggunakan video untuk mempelajari bahasa melalui penayangan film atau hiburan

di dalam kelas (Mujiono, 2006:36). Video pembelajaran akan sangat membantu

siswa dalam meniru, mengikuti, mencontoh dan memahami urutan tindakan yang

harus di kuasai suatu mata pelajaran.

Video pembelajaran yang ditujukan guna mempermudah siswa dalam

memahami materi pelajaran tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

siswa. Menuurut Daryanto (2008: 32) dalam beberapa sistem, video pembelajaran

hanya digunakan sebagai bahan pelengkap materi hand-out, tidak dipersiapkan secara

profesional untuk mempresentasikan materi secara menyeluruh.

2.1.4 Media Pembelajaran Video (Audio-Visual) dalam Pengembangan Bahan

Ajar Tematik

Menurut Andi Prastowo (2013:325), untuk meninjau kembali keputusan

dalam memilih jenis “video atau film” sebagai media pembelajaran yang tepat, ada

baiknya jika merujuk pada rambu-rambu atau kriteria penyeleksian media

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

16

pembelajaran video merupakan bahan ajar terbaik dimulai dengan menganalisis

tujuan pembelajaran, materi yang akan disajikan, dan pertimbangan pendistribusian.

Semua jawaban harus “ya”.

Media pembelajaran audio visual dalam pengembangan bahan ajar tematik

terdiri dari dua jenis, yaitu video atau film dan orang, Kedua jenis ini memiliki

struktur yang berbeda.

1. Media Pembelajaran Berbentuk Video atau Film

Media pembelajaran berbentuk video atau film mempunyai struktur yang

meliputi empat komponen, yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau

materi pokok, informasi pendukung, latihan, dan penilaian.

2. Media Pembelajaran Berbentuk Orang

Media pembelajaran orang mempunyai struktur yang hanya meliputi lima

komponen. Itu pun, tidak semuanya terdapat pada bahan ajar. Sebab, tiga komponen

terdapat pada bahan ajar, yaitu judul, kompetensi dasar atau materi pokok, dan

informasi pendukung, sementara komponen latihan dan penilaian terdapat pada kertas

lain.

2.1.5 Pendekatan Saintifik

Pembelajaran tematik terpadu menggunakan salah satu model pembelajaran

terpadu menurut Robin Fogarty (1991), yaitu model jaring laba-laba (webbed model).

Model ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan

pembelajaran. Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam

mata pelajaran tertentu maupun antarmata pelajaran.

Proses pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal,

memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa

berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

17

mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan

diberi tahu (modul Diklat Kurikulum 2013).

Kondisi pembelajaran pada saat ini diharapkan diarahkan agar peserta didik

mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan hanya

menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran diharapkan

diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan bagaimana

mengambil keputusan) bukan berpikir mekanitis (rutin dengan hanya mendengarkan

dan menghapal semata). Dan perlu didukung oleh pembelajaran yang kondusif bagi

terciptanya suasana yang aman, nyaman dan tertib, sehingga proses pembelajaran

dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan (Mulyasa, 2008:33).

2.1.5.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Menurut Daryanto (2014:51) dalam bukunya, menyatakan bahwa

pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupaagar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta

didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,

bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada

informasi searah dari guru.

Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan

proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan

menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru

diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan

semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

18

Metode saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar yaitu teori Bruner,

teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar Bruner disebut juga teori belajar

penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori belajar Bruner (dalam Carin

& Sund, 1975). Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya

apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses-proses

kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan

intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsic. Ketiga, satu-satunya cara

agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah

ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan

penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal tersebut adalah

bersesuaian dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran

mengguanakan metode saintifik.

Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan

perkembangan skema (jamak skemata). Skema adalah suatu struktur mental atau

struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan

mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin, 1967). Skema tidak pernah berhenti

berubah, skemata seorang anak akan berkembang menjadi skemata orang dewasa.

Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi.

Proses terbentuknya adaptasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan

akomodasi. Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang

mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip

ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada di dalam pikirannya.

Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri

stimulus yang ada. Dalam pembelajaran diperlukan adanya penyeimbangan atau

ekuilibrasi antara asimilasi dan akomodasi.

Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila

peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari

namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu

berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

19

perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan

masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswa.

2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau

prinsip.

3) Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

4) Dapat mengembangkan karakter siswa.

2.1.5.2 Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Daryanto (2014:54) menyatakan tujuan pembelajaran dengan pendekatan

saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:

1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa.

2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara

sistematik.

3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

5) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis

artikel ilmiah.

6) Untuk mengembangkan karakter siswa.

2.1.5.3 Esensi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

Daryanto (2014:55) menyatakan bahwa pendekatan saintifik disebut juga

sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu

proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

20

saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas

perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta

didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para

ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif daripada penalaran deduktif.

Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang

spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik

untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif

menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah

umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk

kemudian merumuskan simpulan umum.

Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau

beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan

memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian

(method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat

diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.

Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data

melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis,

kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.

Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya

dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa

pada pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada

pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10 persen setelah 15

menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran

berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90 persen

setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

21

2.1.5.4 Prinsip-prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Daryanto (2014:58) menyatakan beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam

kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran berpusat pada siswa.

2) Pembelajaran membentuk students self concept.

3) Pembelajaran terhindar dari velbalisme.

4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan

mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.

5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

komunikasi.

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi

siswa dalam struktur kognitifnya.

2.1.5.5 Langkah-langkah Umum Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Menurut Daryanto (2014:59), proses pembelajaran pada Kurikulum 2013

untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah

(saintifik). Langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses

pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,

kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan

dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata

pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak

selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses

pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan

menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non ilmiah. Berikut adalah gambar dari

langkah-langkah dalam pendekatan saintifik.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

22

Gambar 2 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Sedangkan enurut Abdul Majid (2014: 211-234), terdapat 7 langkah dalam

pendekatan saintifik. Langkah-langkah dalam pendekatan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Mengamati

Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfuli learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan

mudah pelaksanaanya.

2. Menanya

Istilah pertanyaan tidak selalu dalam bentuk kalimat tanya, melainkan juga dapat

dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.

3. Menalar

Menurut Andi Prasetyo (2014: 223) menalar adalah salah satu istilah dalam

kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam

kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan

pelaku aktif. Menurut Daryanto (2014:75) aplikasi pengembangan aktivitas

pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar siswa dapat dilakukan dengan

cara: guru menyusun bahan pembelajaran yang sudah siap sesuai dengan tuntutan

Observing

(mengamati)

Questioning

(menanya)

Associating

(menalar)

Experimentil

(mencoba)

Networking

(membentuk

jejaring)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

23

kurikulum, tidak banyak ceramah, bahan pembelajaran disusun secara hierarkis,

berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, setiap kesalahan harus

segera diperbaiki, perlu pengulangan, penilaian otentik, dan guru harus mencatat

semua kemajuan siswa untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran

perbaikan.

4. Mengolah

Pada tahapan mengolah ini, peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar

secara kolaboratif. Pengolahan informasi dilakukan untuk menemukan keterkaitan

satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan

informasi tersebut.

5. Mencoba

Aplikasi metode mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah

tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

6. Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa

dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan

dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

7. Menyajikan

Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaboratif dapat disajikan

dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk

portofolio.

2.1.6 Tematik Integratif

2.1.6.1 Pengertian Tematik Integratif

Model pembelajaran tematik integratif dianggap sebagai salah satu model

pembelajaran yang efektif. Pernyataan tersebut sesuai dengan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (2014:15) yang mengatakan bahwa tematik integratif

diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif karena mampu

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

24

mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik siswa di

dalam kelas atau di lingkungan sekolah.

Sedangkan pengertian mengenai tematik integratif dikemukakan oleh Yani

(2014:114) “pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang tidak

menggunakan ‘nama-nama disiplin ilmu’ sebagai nama mata pelajaran tetapi

menggunakan tema-tema tertentu. Hal ini juga dijelaskan oleh Prastowo (2013: 223)

yang menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran

yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam

berbagai tema.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif

adalah adanya penggabungan dari beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema.

Sehingga pembelajaran tematik integratif dapat diartikan sebagai pembelajaran yang

menggunakan tema sebagai pengait beberapa mata pelajaran.

2.1.6.2 Ciri dan Prinsip Tematik Integratif

Sesuai dengan pengertian tematik integratif yang merupakan penggabungan

dari mata pelajaran, maka dapat dikatakan bahwa salah satu ciri dari tematik integratif

adalah adanya keterpaduan antara mata pelajaran dalam satu tema. Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (2014:16) menyebutkan enam ciri dari pembelajaran

tematik integrattif, yaitu: (a) berpusat pada anak, (b) memberikan pengalaman

langsung pada anak, (c) pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas, (d)

menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran, (e)

bersifat luwes (keterpaduan berbagai muatan pelajaran), dan (f) hasil pembelajaran

dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Kemudian Majid (2014:89) mengemukakan beberapa prinsip yang berkenaan

dengan pembelajaran tematik integratif. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan

dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat

pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

25

b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran

yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat

mengungkapkan tema secara bermakna.

c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan

kurikulum yang berlaku.

d. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu

mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan,

dan pengetahuan awal.

e. Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi yang

tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

Dari keterangan-keterangan yang telah diutarakan, dapat dikatakan bahwa

prinsip-prinsip dari pembelajaran tematik integratif harus senantiasa mengiringi

karakteristik dari pembelajaran tersebut. Sebagai contoh meskipun pembelajaran

tematik integratif merupakan perpaduan dari beberapa materi pelajaran namun jika

materi yang terpakasa tidak bisa dipadukan, tidak perlu dipadukan.

2.1.6.3 Kelebihan dan Kelemahan Tematik Integratif

Terdapat beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dalam penerapan

pembelajaran tematik integratif. Namun, sebelum dikemukakan pendapat tentang

kelebihan pembelajaran tematik integratif, berikut ini terdapat pendapat tentang

kelebihan pembelajaran tematik dan pembelajaran terpadu. Menurut Majid (2014:92)

kelebihan dari pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut: (a) pengalaman dan

kegiatan belajar siswa akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak; (b)

kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa; (c)

seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi siswa; (d) menumbuhkembangkan

keterampilan berpikir dan sosial siswa; (e) menyajikan kegiatan yang bersifat

pragmatis; dan (f) dapat meningkatkan kerja sama.

Daryanto (2014:92) juga menyatakan bahwa kelebihan dari pembelajaran

tematik integratif adalah (a) materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan siswa

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

26

sehingga siswa dengan mudah memahami sekaligus melakukannya; (b) siswa juga

dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang

satu dengan mata pelajaran lainnya; dan (c) guru dapat dengan mudah menggunakan

belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

Selain adanya kelebihan dalam pembelajaran tematik integratif, terdapat pula

kelemahannya. Majid (2014:93) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki

kelemahan terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan

evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan

tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas

dalam Majid (2014:93) mengidentifikasi beberapa aspek keterbatasan pembelajaran

tematik integratif, yaitu sebagai berikut.

a) Aspek Guru

Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan

metodologis handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan

mengembangkan materi.

b) Aspek Siswa

Siswa dituntut untuk memiliki kemampuan belajar yang baik, baik dalam

kemampuan akademik maupun kreativitas.

c) Aspek Sarana dan Sumber Pembelajaran

Memerlukan bahan bacaan dan sumber informasi yang cukup banyak dan

bervariasi.

d) Aspek Kurikulum

Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman

siswa (bukan pada pencapaian target penyampaian materi).

e) Aspek Penilaian

Membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh, yaitu menetapkan keberhasilan

belajar siswa dari bebarapa bidang kajian terkait yang dipadukan.

Sesuai pendapat para ahli tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran

tematik integratif memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah dapat

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

27

merfleksikan dunia nyata anak, selaras dengan cara anak berpikir dimana anak

dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang

satu dengan mata pelajaran lainnya, dan kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan

dengan kebituhan anak. Selain terdapat kelebihan, ada juga kelemahannya.

Kelemahan tersebut antara lain membutuhkan kreativitas yang tinggi dari guru,

menuntut siswa untuk aktif, membutuhkan banyak sarana dan prasarana, serta

membutuhkan penilaian yang menyeluruh.

2.1.7 Desain Pengembangan ADDIE

Dalam buku Branch yang berjudul Instructional Design: The Addie Approach,

istilah ADDIE merupakan singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implement dan

Evaluation. ADDIE telah banyak diterapkan dalam lingkungan belajar yang telah

dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan landasan filosofi

pendidikan penerapan ADDIE harus bersifat student center, inovatif, otentik dan

inspriratif. Konsep pengembangannya sudah diterapkan sejak terbentuknya

komunitas sosial. Pembuatan sebuah produk pembelajaran dengan menggunakan

ADDIE merupakan sebuah kegiatan yang menggunakan perangkat yang efektif.

ADDIE yang membantu menyelesaikan permasalah pembelajaran yang komplek dan

juga mengembagkan produk-produk pendidikan dan pembelajaran.

Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah pelaksanaan pengembangan

model ADDIE yakni :

1) Analysis (analisa)

Analisis merupakan tahap pertama yang harus dilakukan oleh seorang

pengembang pembelajaran. Shelton dan Saltsman menyatakan ada tiga segmen yang

harus dianalisis yaitu siswa, pembelajaran, serta media untuk menyampaikan bahan

ajarnya. Langkah-langkah dalam tahapan analisis ini setidaknya adalah: menganalisis

siswa; menentukan materi ajar; menentukan standar kompetensi (goal) yang akan

dicapai; dan menentukan media yang akan digunakan. Langkah analisis melalui dua

tahap, yaitu :

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

28

a. Analisis Kinerja

Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah

masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program

pembelajaran atau perbaikan manajemen.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan

kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk

meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

2) Design (desain/perancangan)

Yang dilakukan dalam tahap desain ini, pertama, merumuskan tujuan

pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).

Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan

pembelajaran yag telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi

pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan

tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, semisal

sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan

lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas

dan rinci.

3) Development (pengembangan)

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print atau desain tadi menjadi

kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia

pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu langkah penting

dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji

coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi.

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain

sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat,

membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan

memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk

digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

29

4) Implementation (implementasi/eksekusi)

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran

yang sedang dibuat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan dan

dirancang sedemikian rupa dijadwal dengan peran atau fungsinya agar bisa

diimplementasikan. Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan

langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.

5) Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang

dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi

bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat

tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan

revisi. Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain sistem pembelajaran

ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai

terhadap program pembelajaran.

2.1.8 Efektivitas Pembelajaran

Pelaksanaan suatu pembelajaran, tentu menginginkan suatu pencapaian dari

tujuan. Tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan menunjukkan bahwa

pembelajaran tersebut adalah efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut

Ma’mur (2011:60) pembelajaran yang efektif berarti proses pembelajaran tersebut

bermakna bagi siswa. Warsita (2008:287) juga mengatakan bahwa suatu kegiatan

dikatakan efektif bila kegiatan itu dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan

mencapai tujuan yang diinginkan. Jika suatu kegiatan tersebut adalah kegiatan

pembelajaran berarti kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dapat diselesaikan

tepat waktu dan tercapai tujuan yang diinginkan.

Sesuai dengan pengertian yang telah dijelaskan, pembelajaran yang efektif

berarti pembelajaran tersebut dapat tercapai tujuannya. Oleh karena itu efektivitas

pembelajaran menurut Warsita (2008:287) sering kali diukur dengan tercapainya

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

30

tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran tersebut dapat diukur dari skor

nilai yang diperoleh dalam mengerjakan soal evaluasi yang diberikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, efektivitas pembelajaran dapat dikatakan

sebagai ukuran keberhasilan dari proses pembelajaran yang telah dilakukan, apakah

tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai atau tidak. Dalam penelitian ini,

ukuran keberhasilan tersebut dilihat dari skor hasil belajar siswa dari tes formatif

dalam satu subtema. Efektivitas pembelajaran yang dilihat dari skor hasil belajar

tersebut didasarkan dari KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. KKM yang

ditetapkan di sekolah adalah KKM yang ditetapkan secara nasional dalam Kurikulum

2013, yakni 66. Jika rata-rata skor seluruh siswa dari tes formatif mencapai batas

KKM maka pembelajaran dikatakan efektif, sebaliknya jika tidak mencapai batas

KKM maka pembelajaran dikatakan tidak efektif.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dikembangkan

terdapat dalam tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama

Peneliti Variabel X Variabel Y Kelas Hasil Belajar

1. Anisa

Mukhoyyar

oh

Media

audio visual

tentang

peristiwa

proklamasi

Motivasi

belajar

5 Motivasi belajar

siswa yang

semakin meningkat

dari siklus I

47,62% dan siklus

II 80,95%

2.

Siti

Marfu’ah

Media

pembelajara

n

Motivasi

belajar

11

Dengan adanya

media di kelas

maupun di luar

kelas, siswa tidak

merasakan bosan

dan jenuh dalam

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

31

melakukan belajar.

3. Nyoman

Mardika

Multimedia

dalam

pembelajara

n kosakata

bahasa

Inggris

Ketuntasan

belajar

5 Berdampak baik

terhadap

ketuntasan belajar.

Dapat dilihat dari

20 siswa, terdapat

19 siswa (95%)

yang tuntas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa media

pembelajaran merupakan suplemen tambahan yang efektif untuk meningkatkan

efektivitas belajar siswa. Dengan adanya media pembelajaran, siswa juga lebih

tertarik dan termotivasi mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu dilakukan penelitian

pengembangan media video interaktif berdasarkankan pendekatan saintifik untuk

pembelajaran tematik integratif pada siswa SD kelas 4 , khususnya tema 7 Cita-citaku

subtema 2 Hebatnya Cita-citaku.

2.3 Kerangka Pikir

Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang digunakan

sebagai perantara untuk menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran pada

siswa. Dalam media pembelajaran tematik ada tiga yaitu media visual, audio, dan

audio visual. Media audio visual atau video adalah yang paling sempurna, karena

dalam proses pembelajaran dibutuhkan media pembelajaran yang menarik, variatif,

dan tidak monoton. Terutama media video yang dapat memancing respon dan

interaksi dengan siswa. Sebab dengan adanya media pembelajaran yang berbetuk

video interaktif yang dirancang dengan menarik, maka pelaksanaan pembelajaran

tematik dapat berhasil serta siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran.

Dengan media video interaktif, siswa menjadi lebih termotivasi untuk

mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Siswa juga menjadi lebih fokus pada

pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga dalam melaksanakan proses

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16693/2/T1_292011174_BAB II...Kata media berasal dari bentuk jamak kata ... siaran televisi, pabrik,

32

pembelajaran siswa menjadi tertarik dan bersemangat mengikuti pembelajaran. Dan

dengan adanya media video siswa dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang

abstrak.

Dari kelebihan dari penggunaan media video interaktif, peneliti ingin

mengembangkan media pembelajaran yang berbentuk video interaktif untuk

meningkatkan efektivitas belajar siswa. Media video interaktif ini nantinya akan

mendampingi siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, kajian teori, dan kerangka berfikir, maka

peneliti dapat mengambil hipotesis dalam penelitian ini adalah media video interaktif

yang dikembangkan berdasarkan pendekatan saintifik untuk pembelajaran tematik

integratif efektif pada siswa SD kelas 4.