bab ii kajian repertoar a. sejarah drumset dan kendang …€¦ · 1. drum, didalamnya termasuk...
TRANSCRIPT
-
6
BAB II
KAJIAN REPERTOAR
A. Sejarah Drumset dan Kendang Sunda
Alat musik perkusi yang tidak bernada sangat beragam jenisnya, salah
satunya adalah drum. Didalam dunia musik barat istilah drum digunakan untuk
menyebut jenis alat musik perkusi yang menggunakan cylindrical shell atau
tabung yang berongga yang terbuat dari kayu maupun logam. Alat musik pukul
dengan pemukul/stik maupun tangan ini merupakan instrumen perkusi yang
terdiri dari satu sampai dua head atau membran kulit yang terbuat dari kulit
binatang, seperti kulit kadal, ular, dan ikan.1
Sebagian besar instrumen perkusi yang dikenal sebagai drum termasuk
dalam kategori membranophone. Membranophone menghasilkan suara saat
membran atau head tersebut dipukul. Beragam bentuk dari drum berpengaruh
pada suara yang dihasilkan, semakin kecil bentuk tabung drum suara yang
dihasilkan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya semakin besar bentuk drum
akan menghasilkan suara yang lebih rendah.
Fungsi dari drum umumnya dipakai di dalam upacara kemiliteran, ritual
keagamaan ataupun kegiatan yang berhubungan dengan hiburan. Drum
dimainkan secara ensembel atau kelompok seperti didalam sebuah drum
band/marching band, atau pun dimainkan secara perseorangan. Seiring dengan
perkembangan jaman, pemain drum menyatukan beberapa macam–macam drum
dari yang berukuran diameter kecil sampai ke ukuran yang besar dan
menambahkan beberapa instrument perkusi lain seperti cymbal. Dari penyatuan
alat musik drum lebih dikenal dengan nama drumset.
1James Blade. Percussion Instrument and their History (London : Faber and
Faber,1984) hal 50.
-
7
Sebuah drumset biasanya terdiri dari 3 macam perangkat yang digabung
menjadi satu kesatuan yaitu:
1. Drum, didalamnya termasuk snare drum, bass drum, tom-tom, dan floor tom.
2. Cymbal, didalamnya termasuk ride cymbal, hi-hat, crash cymbal, Chinese
cymbal, splash, dan cymbal efek.
3. Hardware, di dalamnya termasuk stand/tiang cymbal, pedal bass/kick, pedal
hi-hat, dan kursi/stool.
Para pemain drum cenderung hanya mengetahui drumset standart.
Sebagian besar orang tidak mengetahui bahwa drumset yang dikenal sekarang
baru hadir pada sekitar tahun 1930. Bahkan pada tahun 1930-an, sistem tuning
(lug casings dan tunable heads) yang baru saja ditambahkan pada tom-tom dan
hi-hat masih terhitung baru.2
Drumset dengan susunan yang sekarang, merupakan tambahan baru pada
repertoire pemain perskusi. Hingga pada akhir 1800an, pemain–pemain drum
dalam sebuah band memainkan salah satu dari bass drum, snare drum drum atau
cymbal. Hal ini membutuhkan 3 orang pemain dan menyita ruang dari panggung
yang sudah penuh.3 Pada abad ke-20, semakin banyak orang yang memainkan
drumset, karena drum mudah dibuat, menghasilkan suara yang keras sehingga
dapat didengar dengan sangat jelas. Berikut ini adalah sejarah dari perangkat
drumset dari Snare drum, Bass drum, Cymbal, Hi hat dan Tom-tom.
Snare drum
Sejarah snare drum merupakan turunan dari Tabor (diucapkan "tay-bor")
ditemukan di Eropa pada abad pertengahan sekitar tahun 1300. Tabor adalah
drum yang terdiri dari dua membran/head dan memiliki snare drum tunggal yang
menempel pada membran bawah. Pada Abad Pertengahan Tabor sering
2John Aldrige, Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994).
3 Ibid
-
8
dimainkan unison dengan flute tiga lubang. Musik rakyat Eropa modern
melanjutkan tradisi sampai saat ini.
Snare drum umumnya digunakan pada masa perang. Drum dengan tali
senar sederhana ini menjadi populer dikalangan militer Swiss pada era tahun
1400-1500-an yang mempengaruhi militer Ottoman Turki yang juga
menggunakan drum. Pengembangan selanjutnya di tahun 1600-an, dengan
menggunakan baut untuk mengaitkan tali senar yang menghasilkan suara yang
lebih jernih.4
Penggunaan snare drum di militer terpengaruh dari instrumen yang
digunakan oleh tentara kekaisaran Ottoman yang berkuasa pada abad ke-15.
Ottoman dipengaruhi pemain drum Swiss, yang pada gilirannya mempengaruhi
pembuat drum lokal. Snare drum menjadi sangat populer di tahun 1400-an
dengan flute dan sekelompok pemain drum prajurit tentara Swiss untuk
menyampaikan tanda.5
Pada snare drum terdapat bagian yang sangat penting yaitu snare drum
wire/strainer yang terdapat di samping atau di badan snare drum. Fungsi
strainer adalah untuk mengencangkan atau mengendorkan snappy atau per yang
terdapat di bagian membran bawah snare drum. Jika strainer di kencangkan
maka snappy akan menyentuh membran bawah snare drum dan jika snare drum
dipukul menghasilkan suara efek derak.
Menjelang akhir tahun 1924, snare drum jenis “New Style Multi-Model”
mulai di kenalakan dengan strainer baru yang di sebut “strainer presto”. Pada
tahun 1924 strainer presto mulai di tingggalan dan beralih ke model yang baru
yaitu speedway. Speedway ini juga dapat di gunakan di strainer model yang
lama.6
4Sejarah “snare drum” yang diulas dalam laman Vienna Symphonic Library:
http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (19 Mei 2017) 5 Ibid 6 http://coopersvintagedrums.com/leedystrainers.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Swisshttp://id.wikipedia.org/wiki/1400http://id.wikipedia.org/wiki/1500http://id.wikipedia.org/wiki/Ottomanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Turkihttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&sqi=2&ved=0CDIQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fwww.vsl.co.at%2F%2522%2520%255Ct%2520%2522_bla&ei=3EyKUrSIG7OK4gTQ4ICABQ&usg=AFQjCNHFLbZlZF96Rop6AmSTkb66YpkLNg&bvm=bv.56643336,d.bGEhttp://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl%20(19
-
9
Gambar 1. Strainer
Ditahun 1600-an, metode baru tensioning drum dikembangkan. Hal ini
memungkinkan tali pada drum diperkuat lebih aman dengan sekrup. Sebelum
pengembangan metode tersebut, head atau membran drum dikencangkan dengan
cara menarik tali, yang sangat mirip seperti merenda sepatu. Metode yang
digunakan dengan cara merenda tali dalam pola W atau Y disekitar shell atau
kerangka drum. Peningkatan ketegangan pada drumhead, pemain drum bebas
untuk bermain dengan ritme lebih rumit dan lebih cepat.
Pada pertengahan 1800-an, snare drum drum dibuat dari kuningan/brass,
ukuran dan bentuk dikurangi sehingga suara yang dihasilkan lebih tinggi dan
populer di simfoni orkestra. Di dalam Musik orkes, snare drum ditambahkan
drum untuk memberikan warna, atau timbre, untuk mars.7
Setelah 1900, popularitas snare drum drum meningkat dalam drum corps
dan terompet. Metal counter-hoops ditambahkan agar lebih efisien untuk
mengencangkan drumheads. Snare drum pun terdiri dari berbagai variasi
ukuran antara 10” hingga 15”.
Membawa sejarah snare drum ke era modern adalah penggunaannya dalam
drum set. Campuran drum, beberapa perkusi dan cymbal dirakit menjadi satu set
7Sejarah “snare drum” yang diulas dalam laman Vienna Symphonic Library:
http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (19 Mei 2017)
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&sqi=2&ved=0CDIQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fwww.vsl.co.at%2F%2522%2520%255Ct%2520%2522_bla&ei=3EyKUrSIG7OK4gTQ4ICABQ&usg=AFQjCNHFLbZlZF96Rop6AmSTkb66YpkLNg&bvm=bv.56643336,d.bGEhttp://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl%20(19
-
10
drum atau drumset. Inovasi ini digunakan dalam berbagai cara, termasuk silent
movie, jazz dan musik ragtime.
Gambar 2. Metal counter-hoops
Penggunaan snare drum drum dalam musik Rock n Roll menekankan
stabilitas backbeat. Sementara penggunaan snare drum dalam musik Jazz dikenal
sebagai comping, atau pendukung dan interaksi sebagai rhythm section dengan
musisi lain dalam sebuah band.
Bass Drum
Bass Drum mempunyai peran penting dalam beberapa gaya musik barat.
Pilihan timbre atau warna suara yang dapat digunakan untuk menandai irama
tidak hanya didalam orkestra besar, tetapi juga dalam ansambel kecil. Di dalam
musik militer, bass drum dimainkan bersama dengan cymbal, dalam musik pop,
rock dan jazz, bass drum dimainkan menggunakan pedal bass sebagai bagian dari
drum set, atau dalam orkestra.
Bass drum berevolusi dari berbagai drum yang tersebar luas di seluruh
Eropa semenjak abad pertengahan. Instrumen ini merupakan turunan langsung
dari davul, juga dikenal sebagai tabl turki (Turki Drum), yang diketahui telah ada
di daerah Mediterania dari abad ke-14.8
Dari pertengahan abad ke-19 tali pengatur ketegangan head secara bertahap
digantikan oleh sekrup. Kulit sapi atau kuda yang digunakan untuk membran
head lebih mudah untuk diatur ketegangannya. Shell atau badan drum tidak lagi
8Sejarah “bass drum” yang diulas dalam laman Vienna Symphonic Library:
http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (19 Mei 2017)
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&sqi=2&ved=0CDIQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fwww.vsl.co.at%2F%2522%2520%255Ct%2520%2522_bla&ei=3EyKUrSIG7OK4gTQ4ICABQ&usg=AFQjCNHFLbZlZF96Rop6AmSTkb66YpkLNg&bvm=bv.56643336,d.bGEhttp://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl%20(19
-
11
dibuat hanya dari kayu, tetapi juga dari kuningan atau aluminium. Untuk bass
drum dengan satu head mendapatkan popularitas terutama di Inggris. Drum ini
sering digunakan dalam musik orkestra. Bass drum dengan shell sempit, terbuka
disatu sisi, dan kemudian dikenal sebagai gong drum. Gong drum memiliki
resonansi yang luar biasa, tetapi cenderung menghasilkan Definite pitch,
karakteristik yang tidak seharusnya dimiliki drum.
Bass Drum tidak hanya menghasilkan beberapa efek paling halus dan
lembut dalam orkestra, tetapi juga menghasilkan suara paling keras. Bass drum
dalam musik orkestra dipasang dengan frame/bingkai penyangga, yang
memungkinkan untuk bergerak bebas dan diposisikan di setiap sudut. Sekarang,
drum orkestra memiliki diameter 70 - 100 cm dan ketebalan sisi shell dari 35 - 55
cm.
Dalam perkembangan bass drum pada tahun 1890an, penemuan pedal bass
drum memungkinkan drummer untuk memainkan dua instrumen. Pedal bass
drum awal dapat dikelompokkan pada 2 kategori, yakni pedal yang digantung
pada tepi rim atas, dan pedal yang dipasang pada tepi rim bawah (gambar 1).
Model yang digantung dioperasikan oleh sebuah kawat, tangkai atau kabel yang
menghubungkan pedal yang terletak di lantai. Namun karena sebagian besar bass
drum yang digunakan berukuran 26” atau lebih besar, panjangnya tangkai
pemukul berakibat pada suara pukulan yang lemah.9
9 John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),
hal 5
-
12
Gambar 3. Paten pedal drum oleh G. R. Olney
Model pedal secara umum terbuat dari kayu dan lebih dikenal dengan pedal
Frisco. Pedal ini dioperasikan oleh gerakan tumit dan jari kaki, yang
menyebabkan drummer harus mengontrol gerakan memukul (strike) sekaligus
gerakan kembalinya (recoil). Berhubung tidak ada bantuan pegas/per, hal ini
menjadi sangat melelahkan. Ketika pedal bass drum akhirnya dapat diterima,
munculah ide untuk membuat cymbal yang dapat dimainkan dengan pedal kaki.
-
13
Gambar 4. Pedal Frisco
Usaha pertama untuk memainkan cymbal dengan pedal kaki muncul dalam
bentuk sebuah pemukul yang dipasangkan pada tangkai pemukul bass drum.10
Semula, pedal frisco sebagian besar terbuat dari bahan kayu, pemukulnya dari
tangkai besi, dikaitkan pada batang pemukul dengan tali. Setiap kali pemain
memainkan bass drum, maka cymbalnya akan berbunyi juga. Kelemahan
terbesarnya adalah pemain tidak dapat mematikannya atau menhentikan sustain
cymbal. Kombinasi cymbal dan bass drum ini adalah satu-satunya pilihan yang
ada pada saat itu sampai muncul pedal Frisco Heel dengan pedal kaki yang
terpisah. Satu pedal kaki menggerakkan satu pemukul bass drum sekaligus
pemukul cymbal yang terpasang. Pedal kaki yang satunya hanya menggerakkan
10
John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),
hal 5
-
14
pemukul bass drum. Selanjutnya pada tahun - tahun itu muncul banyak alternatif
mekanisme pemukul cymbal yang dipasang pada bass drum.11
Pada tahun 1909 pedal bass drum dikembangkan oleh William F. Ludwig
di Chicago. Bass drum menjadi bagian penting dari perkusi jazz dan diikuti
dengan berkembangnya teknik permainan bass drum dengan pedal. Pedal bass
drum memungkinkan bagi pemain drum untuk memainkan instrumen lain, seperti
snare drum drum dan cymbal, pada saat yang sama dengan bass drum. Permainan
drum set untuk pemain tunggal pun menyebar dari big band, be-bop combo, rock
dan musik pop.
Ukuran bass drum dalam sebuah drumset menjadi lebih kecil dan lebih
kecil lagi untuk menghasilkan suara yang kering dan pendek yang banyak disukai
dimusik populer. Saat ini model dengan kedalaman 30-40 cm, diameter 45-70 cm
dan membran yang terbuat dari plastik digunakan dalam musik populer.
Cymbal
Nama cymbal (Cimbel atau cymbel) berasal dari bahasa latin cymbalum
(jamak Cymbala untuk sepasang cymbal) yang pada gilirannya berasal dari
Yunani kumbalon (cup). Cymbal berasal dari Asia dan termasuk instrumen
perkusi tertua. Mereka selalu berkaitan erat dengan ibadah dan ritual (misalnya
upacara pemakaman) agama, meskipun mereka juga digunakan untuk mengiringi
tarian, seperti cymbal yang tergantung di leher penari pada selembar benang12
.
Cymbal pertama kali diperkenalkan ke Eropa pada Abad Pertengahan oleh
Saracen,13
yang membawa mereka ke Spanyol dan Italia Selatan. Namun, pada
11
John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),
hal 5. 12
Sejarah “cymbal” yang diulas dalam laman Vienna Symphonic Library:
http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (19 Mei 2017)
13 Saracen adalah istilah yang digunakan oleh orang Kristen Eropa terutama pada Abad
Pertengahan untuk merujuk kepada orang yang memeluk Islam (tanpa memperdulikan ras atau sukunya).
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&sqi=2&ved=0CDIQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fwww.vsl.co.at%2F%2522%2520%255Ct%2520%2522_bla&ei=3EyKUrSIG7OK4gTQ4ICABQ&usg=AFQjCNHFLbZlZF96Rop6AmSTkb66YpkLNg&bvm=bv.56643336,d.bGEhttp://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl%20(19http://id.wikipedia.org/wiki/Kristenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eropahttp://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Pertengahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Abad_Pertengahan
-
15
awal milenium terakhir mereka menghilang lagi, mungkin karena seni memalu
telah hilang. Meskipun demikian, penggambaran cymbal dapat ditemukan dalam
miniatur abad pertengahan sampai sekitar abad ke-15.
Dalam tiga puluh tahun terakhir dari abad ke-19 cymbal akhirnya
menetapkan diri sebagai bagian permanen dari bagian perkusi. Instrumen tersebut
digunakan sangat efektif oleh Wolfgang Amadeus Mozart (The Abduction from
the Seraglio, 1782), Ludwig van Beethoven (Symphony ke-9), Piotr I.
Tchaikovsky (Romeo and Juliet, Fantasy-overture, 1870, rev. 1880), Georges
Bizet (Carmen), Franz Liszt (Mazeppa) dan Richard Wagner.14
Dalam orkestra sepasang cymbal digunakan terutama untuk menekankan
aksen musik yang penting, tetapi juga dapat digunakan sebagai instrumen
pengiring ritme yang tenang, misalnya bersama dengan bass drum.
Hi-hat
Hi-hat yang dibesarkan dan bisa dimainkan dengan tangan serta kaki telah
dikembangkan sekitar tahun 1926 oleh Barney Walberg dari Perusahaan aksesori
drum Walberg dan Auge.
Versi awal dari hi-hat disebut "clangers", cymbal kecil yang terpasang pada
pinggiran bass drum dan dipukul dengan lengan pedal pada bass drum. Kemudian
muncul "snowshoes" pedal yang terdiri dari dua papan bergantung dengan
cymbal pada ujung yang saling berbenturan. Berikutnya adalah "low-boy" atau
"low-hat", mirip dengan stand hi-hat modern, hanya dengan cymbal dekat pada
lantai.
Hi-hat, sebagaimana dikenal, pada awalnya memiliki bentuk yang
sederhana karena sehubungan dengan kebutuhan ruang yang sempit. Pada
peralihan abad ke-20, tempat untuk Vaudeville orchestra jelas sekali sempit.
14
Sejarah “cymbal” yang diulas dalam laman Vienna Symphonic Library:
http://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl (19 Mei 2017)
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&sqi=2&ved=0CDIQjBAwAQ&url=http%3A%2F%2Fwww.vsl.co.at%2F%2522%2520%255Ct%2520%2522_bla&ei=3EyKUrSIG7OK4gTQ4ICABQ&usg=AFQjCNHFLbZlZF96Rop6AmSTkb66YpkLNg&bvm=bv.56643336,d.bGEhttp://www.vsl.co.at/en/70/3196/3211/3212/5783.vsl%20(19
-
16
Untuk mengatasi keterbatasan tempat dan untuk memangkas biaya, seksi perkusi
yang terdiri dari 3 orang yang memainkan snare drum, bass drum, dan cymbal
menjadi dirangkap oleh satu orang saja. Mengacu dari kebutuhan tersebut lahirlah
trap-set. Berbagai macam model bass drum dirancang, namun demikian
sebagian besar menggunakan model dengan pemukul kedua untuk membunyikan
cymbal yang dipasang pada hoop bass drum. Peralatan ini sering disebut
“clanger”, dan tentu saja yang dihasilkan adalah bunyi “clang” yang monoton15
.
Para pemain drum yang menginginkan bunyi lebih menyenangkan dari dua
cymbal yang dimainkan bersamaan lalu mengembangkan pedal snowshoe shock.
Konstruksinya hanya terdiri dari dua cymbal yang disusun diantara dua papan
berbentuk kaki dengan engsel pegas. Pemainnya menyelipkan kakinya ke dalam
sebuah tali jari kaki (sehingga dinamakan “snowshoe”) dan dapat menghasilkan
bunyi “crash” atau “chick” tergantung dari cara memainkannya.
Gambar 5. Snowshoe
Tidak membutuhkan waktu lama dari snowshoe berkembang ke versi yang
lebih canggihnya yaitu sock cymbal atau Low-Boy yang dirancang oleh Walberg
and Auge. Rancangan Low-boy sangatlah mirip dengan hi-hat masa kini,
bedanya cymbal bagian bawah tingginya hanya 9 inchi dari lantai. Cymbal
standar yang digunakan pada Low-boy pada umumnya sekitar 10” dengan bell
besar yang kadang – kadang sampai berdiameter 5”.
15 John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994), hal 22.
-
17
Gambar 6. Low Boy
Di pertengahan tahun 1930-an, hi-hat menjadi lebih digemari di komunitas
drum dan Low-Boy ditinggalkan menjadi sejarah. Sampai akhir 1960-an, hi-hat
standar berdiameter 14 inchi, dengan 13 inchi sebagai alternatif.
Tom-tom
Tom-tom merupakan jenis drum yang pertama kali muncul. Tom-tom
berasal dari Afrika, dimana penduduk pribumi menggunakannya untuk
memberitahu sukunya agar waspada, dan juga untuk menghasilkan musik.
Mereka dapat membuat drum dari gading yang dilubangi dan kulit hewan,
mereka juga menciptakan berbagai irama dan pola. Beberapa pola ritme tersebut
masih merupakan dasar dari berbagai jenis musik yang dimainkan sekarang.
Bangsa Yunani berhubungan dengan Afrika, sekitar 2000 SM. Mereka
belajar tentang drum Afrika dan membawa pulang sebagian darinya, tapi bangsa
Yunani tidak terlalu terkesan. Mereka jarang menggunakan drum tersebut.
Namun kemudian bangsa Romawi datang. Kerajaan Romawi tumbuh semakin
besar dan sekitar 200 SM mereka telah menjajah Yunani dan Afrika bagian
selatan. Bangsa Romawi juga belajar tentang drum. Tidak seperti bangsa Yunani,
mereka melihat kegunaan dari drum tersebut. Bangsa Romawi mulai
menggunakan drum untuk pasukan dan orkestra mereka. Namun walaupun
-
18
mereka manggunakan drum Afrika, mereka tidak manggunakan irama dan pola
yang sama, jadi nuansa Afrika hilang dari musik mereka.
Pemakaian tom-tom dalam drum-set berawal di tahun 1900-an. Kondisi
musik pada awal tahun 1900-an sebagian besar terdiri dari musik teater.
Keterhubungan ini menuntut para pemain drum untuk menghasilkan efek suara
sesuai dengan aksi yang sedang berlangsung di panggung. Para pemain drum
menambahkan peralatan-peralatan tambahan lainnya yang menghasilkan efek-
efek suara yang beragam. Setelah bass drum, cymbal dan snare drum, tom-tom
seperti chinese tom menjadi salah satu suara efek yang digunakan untuk
melengkapi.16
Chinese toms adalah jenis tom-tom berasal dari Cina. Tom ini terdiri dari
satu head atau satu permukaan yang dilapisi dengan kulit dan tidak menggunakan
hoop atau pinggiran, langsung ditempel pada badan tom. Setiap drum tanpa
kumparan snare dibawah head secara teknis dianggap sebagai tom tom.
Conga, bongo juga masuk dalam kategori ini.
Sampai akhir tahun 1920 dan awal 1930, chinese tom secara perlahan
tergantikan oleh tom single head yang dapat ditata. Serta tom yang terlihat
modern, tom ini memiliki head yang terpasang pada bagian atas dan bawah.17
Sejarah kendang
Kendang atau gendang merupakan alat musik dalam gamelan jawa yang
berfungsi mengatur irama dan termasuk alat musik membranophone. Alat musik
ini cara memainkannya di pukul menggunakan tangan. Jenis kendang yang kecil
disebut ketipung, yang ukuran sedang disebut ciblon atau kebar, pasangan
ketipung ada satu lagi yaitu kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Untuk
wayangan ada satu lagi yaitu kendang kosek.
16
John Aldrige. Guide To Vintage Drum (California: CENTERSTREAM Publishing, 1994),
hal 10 17
Ibid, hal 25.
-
19
Kendang sunda dalam satu set terdiri dari 3 kendang, yaitu satu kendang
indung (kendang besar) dan dua kendang anak (kendang kulanter).kendang
kulanter terbagi menjadi dua yaitu kendang katipung dengan suara “tung” dan
kendang kutipak dengan suara “pak”. Kendang sunda memiliki banyak jenis,
yang membedakan sesuai dengan kebutuhan lagu. Macam-macam kendang sunda
yaitu Kendang Kiliningan, Kendang Jaipongan, Kendang Ketuk Tilu, Kendang
Keurseus, Kendang Penca Silat, Kendang Bajidoran, Kendang Sisingaan. Setiap
jenis dalam karawitan sunda memiliki perbedaan dalam hal ukuran, pola, ragam,
dam motif.18
Gambar 7. Kendang Sunda
B. Sejarah Perkembangan Genre Musik
1. Rock
Musik rock adalah genre musik yang memiliki irama kuat dan dengan
ketukan yang sederhana, dan di dalamnya terdapat blues, country, R & B, pop,
folk. Rock berkekmbang di Inggris dan Amerika pada tahun 1950-an. Kemudian
pada tahun 1960-an musik rock mulai banyak di kembangkan. Musik rock sudah
banyak berkembang yaitu ada hard rock, rock progresive, dll. Alat musik yang
18
https://id.wikipedia.org/wiki/Kendang#Kendang_Sunda_di_Jawa_Barat
-
20
cenderung di gunakan oleh genre rock adalah gitar eletrik, bass elektrik, keyboard
dan drum.19
2. Jazz Funk
Funk semakin diminati oleh sebagian orang, namun memasuki tahun
1980an jazz mulai tersingkir dikarenakan perkembangan musik yang ada pada
saat itu.20
Musik digital sudah mulai masuk dan jazz funk mulai berkurang
peminatnya, karena musik digital lebih praktis dan menarik untuk dijadikan
sebagai musik pengiring dansa. Jazz funk mempunyai ciri khas dengan alunan
ritmenya yang digunakan untuk berdansa.
3. Fusion
Genre fusion adalah genre yang menggabungkan dua genre atau lebih.
Awalnya dikembangkan sebagai perpaduan musik blues, gospel dan country.
Karakteristik utama genre fusion adalah variasi tempo, ritme dan terkadang
dinamika dengan gaya permainan setiap pemain musik.21
Fusion menggunakan alat-alat musik elektronik baru, bas elektrik
digunakan sebagai pengganti double bass. Keyboard dan gitar memaikan akor-
akor, sedangkan drum memainkan peran yang lebih menonjol. Sukat dan aksen
yang merupakan perluasan pola-pola rock menghasilkan kerumitan ritmis.
C. Analisis Repertoar
19
https://www.britannica.com/art/rock-music 20
https://www.allaboutjazz.com/funk-jazz-60s-70s-by-douglas-payne.php ( 13 juli 2017 )
21 http://en.wikipedia.org/wiki/Fusion ( 13 juli 2017 )
https://www.allaboutjazz.com/funk-jazz-60s-70s-by-douglas-payne.php%20(%2013http://en.wikipedia.org/wiki/Fusion
-
21
Pada analisis repertoar, repertoar-repertoar yang akan dianalisis berjumlah
tiga perwakilan dari setiap genre yang di mainkan ketika resital, yaitu fusion, jazz
funk, rock. Dalam pembahasan analisis repertoar komposisi resital, perlu
diketahui bentuk penulisan notasi drumset dan kendang sebagai lambang atau
simbol bunyi yang digunakan penulis. Berikut ini merupakan lambang notasi
drumset dan kendang yang digunakan dalam penulisan.
Notasi 1. Drum dan Cymbal
Notasi 2. Suara kendang
1. Analisis “Better World” karya TOTO Band
Better World menceritakan tentang keadaan hidup yang sedang terjadi dan
mengajak pendengar untuk menjalani hidup yang lebih baik, belajar dari
pengalaman yang sudah terjadi. Lagu ini bergenre rock dengan variasi
perpindahan beberapa sukat, yaitu : 4/4, 6/8, 7/8. Lagu ini terbagi menjadi
beberapa bagian.
Intro (birama 1-30)
A (birama 31-34)
B (birama 35-50)
C (birama 51-75)
-
22
D (birama 76-89)
E (birama 90-106)
F (birama 107-152)
G (birama 153-172)
H (birama 173-180)
I (birama 181-186)
Pada awal lagu menggunakan simbol ritmis agar ketukan tidak kacau.
Berikut simbol ritmisnya.
Notasi 1. 1 simbol ritmis birama 1-2
Pola ritmis fill in masuk pada birama ke-10, dengan pola ritmis bass drum
dam crash cymbal pada ketukan berat dan dilanjutkan dengan pukulan tom dan
floor tom untuk menjaga tempo agar tidak hilang. Dengan sukat 6/8, berikut pola
ritmisnya.
Notasi 1. 2 pattern birama 10-12
Pada bagian A sudah mulai perpindahan sukat dari birama 29, yaitu
menjadi 7/8 dan pola ritmis dimulai dari birama 30 ketukan ke 6 dengan not 1/32
dan masuk kepola ritmis pada birama ke 31 dengan not 1/8. Berikut pola
ritmisnya.
-
23
Notasi 1. 3 fill in perpindahan sukat birama 28-29
Notasi 1. 4 fill in dan pattern birama 30-31
Pada birama ke 35 terjadi perpindahan sukat menjadi 4/4 yaitu bagian B.
Ada fill in untuk jembatan masuk ke bagian B, yaitu pada birama ke 34 ketukan
ke 6 dengan memukul snare drum dan floor tom dengan not 1/32. Ada
pengembangan pola ritmis pada bagian B ini. Pola ritmis menggunakan not 1/8
pada hihat dan ada sinkopasi pada ketukan ke 4 dengan not 1/16.
Notasi 1. 5 pattern birama 34-35
Dan pada birama ke 43 ada pengembangan pola ritmis dengan not 1/8
berpindah ke ride cymbal dan sinkopasi memukul cymbal China dan snare drum.
Berikut pengembangan pola ritmisnya.
Notasi 1. 6 pengembangan pattern birama 43
-
24
Pada birama ke 48 ada jembatan fill in untuk masuk ke perpindahan sukat
menjadi 7/8 pada birama ke 49. Dengan fill in not 1/32 dan 1/16 dengan memukul
snare drum, tom dan floor tom.
Notasi 1. 7 pola fill in perpindahan sukat birama 48-49
Pada birama ke 50 ketukan ke 3 ada fill in untuk jembatan masuk ke bagian
C, dengan not 1/32 dan. Dan masuk ke bagian C dengan pola ritmis sebagai
berikut.
Notasi 1. 8 Fill in dan pattern birama 50-51
Kembali mengalami perpindahan sukat pada birama ke 56 menjadi 6/8 dan
mulai masuk vocal atau song. Pola drum masuk pada birama ke 75 ketukan ke 4
dengan not 1/8 memukul tom dan masuk ke bagian D dengan pola ritmis not 1/8.
Dan ada pengembangan pada birama ke 83 dengan open hihat . berikut pola
ritmisnya.
-
25
Notasi 1. 9 fill in dan pattern birama 75-76
Notasi 1. 10 pengembangan pattern birama 82
Pada bagian E dengan pola ritmis not 1/16 dengan ketukan bersama semua
intrument lainya pada ketukan ke 4 dengan awal memukul snare drum dengan
not 1/16 kemudian bassdrum dan crash cymbal dengan not 1/8. Berikut pola
ritmisnya.
Notasi 1. 10 pattern birama 90
Pada birama ke 99 suasana lagu mulai soft dan masuk birama ke 100
mengisi dengan cymbal. Kemudian pada birama ke 106 ada fill in jembatan untuk
masuk ke bagian F yaitu masuk melodi gitar, dengan pola ritmis drum not 1/32
pada bass drum, kemudian not 1/16 pada snare drum dan open hihat kemudian
bass drum dan open hihat dan masuk ke bagian G dengan pola ritmis sama
dengan bagian D.
Notasi 1. 11 fill in dan pattern bagian F birama 106-102
-
26
Notasi 1. 11 fill in dan pattern bagian G birama 152-153
Pada birama 171 ada fill in untuk masuk ke bagian H dengan not 1/32 pada
bass drum kemudian not 1/16 pada snare drum dan open hihat, floor tom dan
open hihat. Masuk ke bagian H dengan pergantian sukat menjadi 4/4 dengan
ketukan not 1/8, bass drum dan snare drum not 1/8. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 1. 12 fill in birama 171
Notasi 1. 13 pattern bagian H birama 172
Sebelum memasuki bagian I pada birama ke 180 ada triplet pada ketukan
ke 4 dan masuk pada bagian I dengan sukat 6/8, pola ritmis not 1/8 bass drum dan
ride cymbal 1/8, kemudian ada triplet di ketukan 4.
-
27
Notasi 1. 14 pattern bagian I birama 180-181
Notasi 1. 14 pattern bagian akhir lagu birama 183-186
2. Analisis “Bahia Funk” karya Lee Ritenoure
Bahia Funk adalah lagu dari Lee Mark Ritenoure seorang gitaris dengan
julukan Captain Finger. Lagu ini terdapat pada album yang berjudul Color Rit,
yang dirilis pada tahun 1989. Lagu ini merupakan komposisi instrumental dengan
ciri khas pada gitar nilon yang digunakan oleh Lee Mark Ritenoure. Lagu ini
bergenre jazz funk dengan sukat 4/4, penulis membawakan lagu ini dengan
menambahkan kendang sunda sebagai pengganti bongo dan conga. Lagu ini ada
beberapa bagian.
A (birama 1-19)
B (birama 20-29)
C (birama 30-37)
D (birama 38-47)
E (birama 48-73)
F (birama 74-99)
G (birama 100-126)
-
28
H (birama 127-144)
Lagu di awali dengan ketukan drum dua ketuk kemudian dilanjutkan
fill in dengan not 1/8 dan 1/16. Di birama ke 2 ketukan 2 berhenti, kemudian
ketukan ke 3 masuk fill in bersamaan dengan melodi gitar. Bagian A dengan
pola ritmis not 1/8. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 2. 1 pola fill in dan pattern bagian A birama 1-3
Bagian B ( bir. 20-29), pada birama ke 19 ada ketukan fill’in untuk
jembatan masuk ke bagian B. Berikut pola ritme.
Notasi 2. 2 pola fill in dan pattern bagian B birama 19-20
Masuk ke bagian B pola ritmis sama seperti bagian A, tetapi pada birama
ke 23 terdapat pola ritme ketukan bersamaan dengan intrumen lainya, tutti
dengan not 1/4 bassdrum dan crash cymbal. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 2. 3 tutti dan pattern birama 23-24
-
29
Kemudian kembai lagi ke pola ritme awal, dan pada birama ke 27 ada
pola yang sama, tetapi ada pengembangan menjadi not1/18 ketukan ke 2
dan 4 asa penekanan memukul cymbal china dan snare drum. Birama ke 28
kembali ke pola ritme tetapi dengan open hihat dan pada ketukan ke 3 fill
in untuk jembatan masuk ke bagian C. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 2. 4 pengembangan pattern birama 27
Notasi 2. 4 pola fill in dan pattern birama 28-30
Pada birama ke 47 ada jembatan berupa fill in untuk masuk ke bagian E.
Pola ritmis bagian D sama seperti pola ritmis bagian A. Kemudian bagian E sama
dengan pola ritmis bagian B.
Pada bagian E memasuki tema baru dengan melodi pada saxophone, tetapi
pola ritmis sama dengan bagian sebelumnya. Ada fill in pada birama ke 56
ketukan ke 3 dan berhenti di birama 57 ketukan pertama. Kemudian masuk ke
bagian kendang dan solo keyboard. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 2. 5 fill in birama 56-57
-
30
Ketika solo kendang dan keyboard pada birama ke 64 ritme drum mulai
memberi tutti dengan not 1/4 di hihat. Pola ritmis sebagai berikut.
Notasi 2. 6 pattern birama 64-65
Patern drum masuk pada birama ke 65 dengan not 1/16. Ada sinkopasi
pada birama ke 72-73 pada ketukan ke 2,4 di birama 72 dan ketukan ke 2 di
birama 73 kemudian di lanjutkan fill in dengan not 1/32.
Notasi 2. 7 pattern sinkopasi dan fill in birama 72-73
Masuk ke bagian F dengan pola ritmis sama seperti pada bagian A birama
3, B birama 20, C birama 30, D birama 38. Pada birama ke 89 pola ritmis sama
pada bagian B , kemudian masuk pada bagian G yang pola ritmisnya sama
dengan bagian E birama 48. Pada birama ke 108 ketukan ke 2 mulai patern
kendang untuk masuk bagian bersahutan anatara kendang dan drum. Patern
kendang pada birama 112 sebagai berikut.
.
Notasi 2. 8 pattern kendang birama 112
-
31
. Dan ditirukan oleh drum pada birama ke 113, dengan not 1/8,1/32, dan
1/16 menggunakan single stoke,sebagai berikut
Notasi 2. 9 pattern birama 113
Pada birama ke 116 kendang membangun patern lagi sebagai berikut.
Notasi 2. 10 pattern kendang birama 116
Ditirukan oleh drum pada birama ke 117 dengan patern not 1/16 dan pada
ketukan ke 4 not 1/8, sebagai berikut.
Notasi 2. 11 pattern birama 117
Memasuki birama ke 119 ketukan ke 4 dengan not 1/16 drum mengawali
dengan pola ritmmis sebagai berikut.
-
32
Notasi 2. 12 pattern birama 119-120
Kemudian ditirukan oleh kendang dan dimainkan bersamaan dengan drum
pada birama ke 121-123.
Notasi 2. 13 pattern birama 121
Pada birama ke 124 mulai untuk drum masuk ke bagian H, dengan pola
ritmis sebagai berikut.
Notasi 2. 14 pattern birama 124
Bagian H dimulai pada birama ke 126 dengan pola ritme sama dengan
bagian A birama 3, tetapi birama ke 137-141 terdapat ketukan bersamaan dengan
instrument lainya, ritmisnya sebagai berikut.
Notasi 2. 15 pattern birama 137-138
-
33
Notasi 2. 16 patern birama 139-140
Pada birama ke 141 ketukan ke 4 terdapat triplet pada snare drum.
Notasi 2. 17 fill in birama 141
Diakhiri oleh melodi gitar dan di selesaikan dengan fill in
drum.
3. Analisis “Queenz” karya Anika Nilles
Queenz adalah komposisi dari seorang drummer perempuan yang bernama
Anika Nilles. Komposisi ini bergenre fusion berupa instrumental, dengan sukat
4/4. Lagu ini menggunakan teknik menghitung yang bernama quintuplets,
komposisi ini ada beberapa bagian.
Intro (birama 1-2)
A (birama 3-10)
B (birama 11-17)
C (birama 18-29)
D (birama 30-37)
E (birama 38-45)
F (birama 46-57)
G (birama 58-65)
H (birama 66-69)
-
34
I (birama 70-86)
J (birama 87-95)
Pada bagian intro dimulai dengan synthesizer dan pada birama ke 2 ketukan
ke masuk fill in untuk jembatan masuk ke bagian A pada birama ke 3. Dengan
pola fill in not 1/16 dengan teknik flam dan single stroke. Sebagai berikut pola
ritme.
Notasi 3. 1 pola fill in
Bagian A dengan pola ritme quintuplets not 1/16 dengan bass drum dan
snare drum not 1/8. Quintuplets adalah dengan sukat 4/4 dengan not 1/4 dipecah
menjadi not 1/16 ada 5 not. Sebagai berikut ritmenya.
Notasi 3. 2 pattern birama 3
Pada birma ke 11 masuk ke bagian B. Dengan ritme shuffle berikut pola
ritmisnya.
Notasi 3. 3 pattern birama 11
-
35
Pada birama ke 13 terdapat pola ritme quintuplets dan masuk ke ritme
shuffle lagi, dan kembali masuk ke ritme quintuplet pada birama ke 16-17, dan
ada pukulan pada birama ke 17 ketukan ke 4 pada open hihat dan floortom untuk
jembatan masuk ke bagian C.
Notasi 3. 4 pattern birama 12-13
Notasi 3. 5 pattern birama 17-18
Bagian C terdapat patern sixtuplets dengan bass drum dan snare drum not
1/8, hihat not 1/8 dan 1/6, berikut pola ritmisnya.
Notasi 3. 6 pattern birama 18
Pada birama ke 21 ketukan ke 4 terdapat fill in berupa triplet untuk
jembatan masuk ke pengembangan pola ritme pada birama ke 22, yaitu dengan
not 1/8 pada cymbal ride. Berikut pola ritmenya.
Notasi 3. 7 fill in dan pattern birama 21-22
-
36
Pada birama ke 25 ketukan ke 4 ada fill in triplet untuk jembatan masuk ke
birama 26. Kemudian pada birama ke 27 ketukan ke 3 ada triplet not 1/16
memukul hihat unison dengan intrumen. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 3. 8 pattern dan fill in birama 25-27
Kemudian pada birama ke 29 ketukan ke 3 ada fill in triplet untuk jembatan
masuk ke bagian D. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 3. 9 fill in dan pattern birama 29-30
Bagian D mempunya pola ritme quintuplets dengan not 1/8 pada hihat.
Berikut pola ritmenya.
Notasi 3. 10 pola ritme birama 30
Pada birama ke 37 ada fill in untuk jembatan masuk ke bagian E. Bagian E
pola ritme sama seperti pola ritme bagian A birama 3, tetapi pada birama ke 44
ada pengembangan pola ritme di bass drum. Berikut pola ritmisnya.
-
37
Notasi 3. 11 fill in dan pattern birama 37-38
Notasi 3. 12 pattern birama 44
Bagian F ada di birama ke 46 dengan pola ritme sama dengan pola ritme
pada bagian C birama 18. Dan bagian G pola ritme sama dengan pola ritme
bagian D birama 30. Pada birama ke 65 ada fill in untuk jembatan masuk ke
bagian H, pada bagian H terdapat not 1/4 pada bass drum dan snare drum, dan di
birama ke 67 pada ketukan ke 3 dengan quintuplet memukul hihat. Pada birama
ke 69 terdapat fill in untuk jembatan masuk ke bagian I. Pada bagian I pola ritme
quintuplets dengan pengembangan di snare drum, dan pada birama ke 78
pengembangan pada floortom. Berikut pola ritmenya.
Notasi 3. 13 fill’in dan pola pattern birama 65-68`
Notasi 3. 14 fillin dan pattern birama 69-70
Notasi 3. 15 pengembangan pattern snare drum birama 70
-
38
Notasi 3. 16 pengembangan pattern floor tom birama 78
Bagian J pola ritme sama dengan pola ritme pada bagian D birama 30 dan
G birama 58. Pada birama ke 94 ada fill in not 1/16 untuk jembatan masuk ke
birama 95. Birama ke 95 diakhiri dengan hentakan bersama dengan instrumen
lainya. Berikut pola ritmisnya.
Notasi 3. 17 fill in birama 94-95