bab ii kajian teori a. perancangan · dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (system flowchart),...
TRANSCRIPT
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perancangan
1. Pengertian Perancangan
Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan
yang utuh dan berfungsi (Syifaun Nafisah, 2003 : 2). Perancangan sistem dapat
dirancang dalam bentuk bagan alir sistem (system flowchart), yang merupakan
alat bentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukan urutan-urutan
proses dari sistem.
Perancangan itu terbagi lagi, diantaranya perancangan sistem. Dimana
perancangan sistem itu terdiri dari beberapa pendapat para ahli antara lain :
Menurut John Buch & Gary Grudnitski “Perancangan adalah desain
sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi.”
Menurut George M. Scott “Perancangan adalah desain sistem
menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti
diselesaikan ; tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-
12
komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga
setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang
telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.”
Perancangan merupakan suatu tahap persiapan untuk mendapatkan
suatu hasil akhir dengan suatu tindakan yang jelas. Di mana hal ini menyangkut
suatu proses dari pengaturan beberapa elemen terpisah ke dalam suatu kesatuan
yang utuh dan kemudian menerapkannya ke dalam suatu media untuk
menghasilkan karya yang baik.
Hal ini dapat diperkuat oleh pernyataan beberapa ahli antara lain Al-
Bahra (2005:51) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain dalam
Sistem Informasi, menjelaskan bahwa “Perancangan adalah kemampuan untuk
membuat beberapa alternatif pemecahan masalah”.
Pengertian perancangan menurut Al Bahara bin Ladjamudin,
“Perancangan adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk
mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang
terbaik”. (Ladjamudin, 2005:39). Sedangkan menurut Kusrini dkk,
“Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan
hasil rekomendasi analisis sistem”. (Kusrini, 2007:79). Pengertian perancangan
secara etimologi berartikan:
13
a. Designose
Berasal dari bahasa latin yang berarti memotong dengan gergaji atau
tindakan menakik atau memberi tanda yang bermaksud memberi citra terhadap
suatu obyek.
b. Design
Berasal dari bahasa Inggris yang berarti memikirkan, menggambar
rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru.
c. Designare
Berasal dari bahasa Perancis yang berarti menandai, memisahkan yang
maksudnya menghilangkan kesimpangan. Berdasarkan pengertian
perancangan menurut para ahli dan secara etimologi, perancangan memiliki
pengertian serupa dengan desain. Kata desain berarti proses atau perbuatan
dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Desain
merupakan langkah awal dalam perumusan dari berbagai
B. Branding
1. Pengertian Branding
Branding dan promosi mempunyai pengertian berbeda. Promosi lebih
mengenalkan fungsi dan manfaat produk, sedangkan Branding merupakan
usaha dalam menghidupkan hubungan emosional konsumen yang berkesan
ketika menggunakan produk. Branding digunakan untuk kepentingan jangka
panjang, sedangkan promosi hanya untuk kepentingan jangka pendek.
14
Brand dalam bahasa Indonesia berarti merek. Sedangkan branding
memiliki arti proses membuat sebuah merek. Merek adalah nama, istilah, logo,
tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut yang
dimaksud untuk mengidentifikasikan barang-barang atau jasa dari seorang
penjual atau kelompok penjual untuk membedakannya dari produk pesaing.
(Jackie Ambadar, Miranty Abidin, Yanty Isa,2007:2)
Merek secara tradisional didefinisikan sebagai nama, terminology,
tanda, simbol atau desain yang dibuat untuk menandai atau mengidentifikasi
produk atau daerah yang ditawarkan. Lebih simple lagi merek adalah alat
penanda bagi penjual atau produsen, bisa berupa nama, logo, trademark atau
berbagai bentuk simbol yang lain. Secara lebih tepat merek didefinisikan
sebagai value indicator, yaitu indikator yang menggambarkan seberapa kokoh
nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. (Hermawan & Yuswohady,
2005:173)
Merek menjadi alat kunci bagi pelanggan dalam menetapkan
pilihannya. Merek mewakili image dari sebuah produk. Image adalah kesan
terhadap seseorang, perusahaan, produk, dan lain sebagainya yang diberikan
pada publik. Image dapat dikomunikasikan dan dibentuk melalui 3 strategi:
a. Slogan dan tema
Slogan umum digunakan dalam kampanye. Slogan mirip
sebuah perintah komando yang menyatukan berbagai aktifitas dalam
sebuah kampanye. Kemampuan komando tersebut disebabkan
slogan mampu menyuguhkan antusiasme, momentum dan ide segar
15
dalam sebuah frase singkat. Sebuah slogan yang baik mengandung
sebuah visi. Slogan adalah media pemasaran yang potensial untuk
membentuk image positif, namun jika tidak hati-hati yang terjadi
justru sebaliknya. Karena itulah slogan harus mencerminkan realitas
sebenarnya.
Tema umumnya menampilkan kalimat yang lebih panjang.
Panjangnya kalimat ini berangkat dari kebutuhan untuk mengejar
target market yang lebih spesifik. Selain spesifik, tema juga
dicirikan oleh fleksibilitas dan versalitas (serba mencakup).
b. Simbol visual
Untuk kepentingan pemasaran daerah, simbol visual suatu
daerah biasanya dipromosikan melalui brosur, pamflet, tour guide
book, billboard, dan banyak media lainnya. Aktivitas ini adalah
bagian dari image strategy daerah yakni usaha sistematis untuk
memberikan image argument kepada pelanggan.
2. Tujuan Pemberian Nama Merek (Brand)
Tujuan pemberian nama merek adalah:
a. Sebagai suatu cara untuk mendapatkan nilai tambah
b. Para pengguna dapat langsung mengetahui kualitas produk, fitur yang
diharapkan dan jasa yang dapat diperoleh.
c. Cermin atau janji yang diucapkan oleh produsen terhadap konsumen atas
kualitas produk yang akan mereka hasilkan. (Jackie Ambadar, Miranty
Abidin, Yanty Isa, 2007:4)
16
3. Fungsi Merek
Menurut buku Mengelola Merek, terdapat dua fungsi merek, yaitu:
a. Memberikan identifikasi terhadap suatu produk sehingga konsumen
mengenali merek dagang yang berbeda dengan produk lain.
b. Merek membantu untuk menarik calon pembeli.
C. Promosi
1. Pengertian Promosi
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk
atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau
mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor
mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
a. Periklanan (Advertising)
yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan
berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
Periklanan menawarkan suatu produk kepada konsumen dengan
cara mengemukakan alasan supaya membeli.
b. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan
dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk
merangsang pembelian atau kegiatan mempromosikan suatu produk
dengan cara mendatangi ketempat konsumen berada, oleh seorang
17
wiraniaga/sales person. Dengan adanya kontak langsung antara
wiraniaga dan konsumen, maka terjadilah komunikasi dua arah.
c. Publisitas (Publisity)
Publisitas yaitu suatu bentuk promosi non personal
mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan
mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat
ilmiah) atau merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari
suatu produk secara non personal yang bersifat komersial. Tentang
produk tersebut di media cetak dan media elektronik, maupun hasil
wawancara yang ditampilkan dalam media tersebut. Cara ini sangat
baik untuk memperkenalkan perusahaan atau produk yang
dihasilkan, karena publisitas dapat mencapai pembeli yang potensial
yang tidak dapat dicapai dengan advertensi dan personal selling.
d. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan yaitu suatu bentuk promosi di luar ketiga
bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Promosi
penjualan menawarkan suatu produk dengan cara memberikan
perangsang supaya membeli. Perangsang ini bisa berupa uang,
barang atau pelayanan tambahan lainya yang biasanya tak disertakan
bersama produk tersebut.
Hal ini diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh Indriyo Gito
Sudarmo (1998:237), “Promosi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang
18
ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian menjadi senang lalu
membeli produk tersebut.”
Menurut Basu Swastha D. M. Dan Irawan (1999), promosi merupakan
insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu
produk atau jasa. Menurut Stanson (1999), promosi adalah kombinasi strategi
yang paling baik dari variabel-variabel periklarian, penjualan personal dan alat
promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan
program penjualan.
D. Desain Komunikasi Visual
Ilmu yang mengembangkan bentuk bahasa komunikasi visual berupa
pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial atau komersial, dari individu atau
kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya.
Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas
akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan istilah
penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai
pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat.
Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda
(signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf
(tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera
penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan
penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna
19
selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang
melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan
oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk
menguraikannya.
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mengembangkan bentuk
bahasa komunikasi visual berupa pengolahan pesan pesan untuk tujuan sosial
atau komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu
atau kelompok lainnya. Pesan dapat berupa informasi produk, jasa atau gagasan
yang disampaikan kepada target audiens, dalam upaya peningkatan usaha
penjualan, peningkatan citra dan publikasi program pemerintah. Pada
prinsipnya DKV adalah perancangan untuk menyampaikan pola pikir dari
penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yg
komunikatif, efektif, efisien, tepat terpola dan terpadu serta estetis, melalui
media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. elemen desain
komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam
berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual. akar
bidang DKV adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan komunikasi
ekonomi. Tidak seperti seniman yang mementingkan ekspresi perasaan dalam
dirinya, seorang desainer komunikasi visual adalah penterjemah dalam
komunikasi gagasan. Karena itulah DKV mengajarkan berbagai bahasa visual
yang dapat digunakan untuk menterjemahkan pikiran dalam bentuk visual.
20
E. Bus Rel
Bus rel (railbus) adalah variasi dari kereta rel, yang dalam
pembuatannya menggunakan bahan yang lebih ringan, menggunakan prinsip-
prinsip yang dipakai dalam pembuatan bus (terutama dalam konstruksi dan tata
ruang), dan dirancang untuk digunakan pada jalur rel yang kurang padat.
Kendaraan ini dapat bergerak sendiri-sendiri ataupun dirangkaikan. Bus rel
dapat pula menggunakan ban, bukan bogie sebagaimana lazimnya kereta api,
namun bergerak di jalur yang tertentu (seperti rel).
Bus rel biasa digunakan di negara dengan tradisi panjang transportasi
umum, seperti Jerman dan Inggris. Nama yang digunakan bermacam-macam,
seperti rail motor (di Australia) atau Autorail (di Prancis). Di Rusia, beberapa
perusahaan transportasi rel menggunakan Metrowagonmash yang memakan
mesin bus Mercedes-Benz. Bus rel juga beroperasi di Selandia Baru dan India.
Di Indonesia bus rel baru digunakan sejak 19 Februari 2009, dinamakan "Bus
rel Kertalaya" yang melayani jalur Kertapati-Indralaya di Sumatera Selatan.
Bus rel ini buatan Indonesia dan dibuat oleh PT Inka. Belum lama ini PT Inka
telah membuat lagi railbus dari stasiun Purwosari tujuan stasiun Wonogiri yakni
Bus Rel Bathara Kresna.
F. Kereta Api
1. Pengertian
Kereta api adalah bentuk transportasi rel yang terdiri dari serangkaian
kendaraan yang ditarik sepanjang jalur kereta api untuk mengangkut kargo atau
21
penumpang. Gaya gerak disediakan oleh lokomotif yang terpisah atau motor
individu dalam beberapa unit. Meskipun propulsi historis mesin uap
mendominasi, bentuk-bentuk modern yang paling umum adalah mesin diesel
dan listrik lokomotif, yang disediakan oleh kabel overhead atau rel tambahan.
Sumber energi lain termasuk kuda, tali atau kawat, gravitasi, pneumatik, baterai,
dan turbin gas. Rel kereta api biasanya terdiri dari dua, tiga atau empat rel,
dengan sejumlah monorel dan guideways maglev dalam campuran. Kata train
berasal dari bahasa Perancis Tua trahiner, dari bahasa Latin trahere berarti
tarik, menarik.
Ada berbagai jenis kereta api yang dirancang untuk tujuan tertentu.
Kereta api bisa terdiri dari kombinasi satu atau lebih dari lokomotif dan gerbong
kereta terpasang, atau beberapa unit yang digerakkan sendiri atau kadang-
kadang pelatih bertenaga tunggal atau diartikulasikan, disebut sebuah kereta
mobil. Kereta pertama dengan bentuk ditarik menggunakan tali, gravitasi
bertenaga atau ditarik oleh kuda. Dari awal abad ke-19 hampir semuanya
didukung oleh lokomotif uap. Dari tahun 1910-an dan seterusnya lokomotif uap
mulai digantikan oleh kurang dan bersih (tetapi lebih kompleks dan mahal)
lokomotif diesel dan lokomotif listrik, sementara pada waktu yang sama
beberapa kendaraan unit yang digerakkan sendiri baik sistem tenaga menjadi
jauh lebih umum dalam pelayanan penumpang.
2. Sejarah
Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya
yang diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya
22
terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang
menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat
dari besi (rel) dan dinamakan sepur. Ini digunakan khususnya di daerah
pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan tenaga
kuda.
Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat
kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut kendaraan
itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat mesin lokomotif
yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya pada pertunjukan di
depan masyarakat umum. George Stephenson menyempurnakan lokomotif
yang memenangi perlombaan balap lokomotif dan digunakan di jalur
Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang digunakan berkonstruksi
belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan
lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar, dan mampu menarik kereta
lebih banyak.
Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan
peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian
digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api
listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang
lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring
dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju,
dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan kereta
api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA Super
23
Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya dikembangkan
lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian Perancis
mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.
3. Jenis – jenis Kereta Api
a. Dari segi rel
1) Kereta api rel konvensional
Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang biasa kita
jumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang baja yang
diletakkan di bantalan kayu jati yang keras. Di daerah tertentu yang
memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang
diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan
lokomotif khusus yang memiliki roda gigi, dan hanya ada di pulau
Pulau Sumatera & jawa
2) Kereta api monorel
Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api
yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel
kereta ini hanya terdiri dari satu batang besi. Letak kereta api
didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien,
biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-
kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.
b. Dari segi di permukaan tanah
1) Kereta api permukaan (surface)
24
Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Biaya
pembangunannya untuk kereta permukaan adalah yang termurah
dibandingkan yang di bawah tanah atau yang layang.
2) Kereta api layang (elevated/viaduct)
Kereta api layang berjalan di atas dengan bantuan tiang-
tiang, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang, agar tidak
memerlukan pintu perlintasan kereta api. Biaya yang dikeluarkan
sekitar 3 kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama. Di
Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun
Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu
perlintasan kereta api. Rencana semula untuk lintas timur
(Jatinegara - Senen - Kota) dan lintas barat (Manggarai - Tanah
Abang), juga akan dilayangkan belum dapat direalisasikan, sehingga
hanya lintas tengah saja yang diselesaikan sementara ini.
3) Kereta api bawah tanah
Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di
bawah permukaan tanah. Disebut pula Subway, Underground,
Metro dan MRT. Kereta jenis ini dibangun dengan membangun
terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api.
Biasanya digunakan pada kota-kota besar (metropolitan) seperti
New York, Tokyo, Paris, Seoul dan Moskwa. Selain itu ia juga
digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan. Biaya
yang dikeluarkan sangat mahal, karena untuk menembus 20 meter
25
di bawah permukaan perlu biaya 7 kali lipat daripada kereta
permukaan. Di Jepang pembangunan lintas subway telah dimulai
sejak tahun 1905. Di Jakarta sendiri pembangunan kereta bawah
tanah (MRT) baru dimulai pada 2013 dan akan selesai 2018.
G. Bathara Kresna
1. Pengertian dari Jawa dan Hindia
Kresna adalah salah satu dewa yang dipuja oleh umat Hindu, berwujud
pria berkulit gelap atau biru tua, memakai dhoti kuning dan mahkota yang
dihiasi bulu merak. Dalam seni lukis dan arca, umumnya ia digambarkan sedang
bermain seruling sambil berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping. Legenda
Hindu dalam kitab Purana dan Mahabharata menyatakan bahwa ia adalah
putra kedelapan Basudewa dan Dewaki, bangsawan dari kerajaan Surasena,
kerajaan mitologis di India Utara. Secara umum, ia dipuja sebagai
awatara/avatara (inkarnasi) Dewa Wisnu kedelapan di antara sepuluh awatara
Wisnu. Dalam beberapa tradisi perguruan Hindu, misalnya Gaudiya Waisnawa,
ia dianggap sebagai manifestasi dari kebenaran mutlak, atau perwujudan Tuhan
itu sendiri, dan dalam tafsiran kitab-kitab yang mengatasnamakan Wisnu atau
Kresna, misalnya Bhagawatapurana, ia dimuliakan sebagai Kepribadian Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam Bhagawatapurana, ia digambarkan sebagai sosok
penggembala muda yang mahir bermain seruling, sedangkan dalam wiracarita
Mahabharata ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang bijaksana, sakti, dan
berwibawa. Selain itu ia dikenal pula sebagai tokoh yang memberikan ajaran
26
filosofis, dan umat Hindu meyakini Bhagawadgita sebagai kitab yang memuat
kotbah Kresna kepada Arjuna tentang ilmu rohani.
Kisah-kisah mengenai Kresna muncul secara luas di berbagai ruang
lingkup agama Hindu, baik dalam tradisi filosofis maupun teologis. Berbagai
tradisi menggambarkannya dalam berbagai sudut pandang: sebagai dewa
kanak-kanak, tukang kelakar, pahlawan sakti, dan Yang Maha Kuasa.
Kehidupan Kresna dibahas dalam beberapa susastra Hindu, yaitu Mahabharata,
Hariwangsa, Bhagawatapurana, dan Wisnupurana.
Pemujaan terhadap dewa atau pahlawan yang disebut Kresna dalam
wujud Basudewa, Balakresna atau Gopala dapat ditelusuri sampai awal abad
ke-4 SM. Pemujaan Kresna sebagai Swayam Bhagawan, atau Tuhan Yang
Mahakuasa, yang dikenal sebagai Kresnaisme, muncul pada Abad Pertengahan
dalam situasi Gerakan Bhakti. Dari abad ke-10 M, Kresna menjadi subjek
favorit dalam seni pertunjukan. Tradisi pemujaan di masing-masing daerah
mengembangkan berbagai macam wujud/aspek Kresna seperti Jagadnata di
Orissa, Witoba di Maharashtra dan Shrinathji di Rajasthan. Sekte Gaudiya
Waisnawa yang terpusat pada pemujaan kepada Kresna didirikan pada abad ke-
16, dan sejak tahun 1960-an juga telah menyebar di Dunia Barat, sebagian besar
disebabkan oleh organisasi Masyarakat Internasional Kesadaran Kresna
(International Society for Krishna Consciousness - ISKCON).
Dalam aksara Dewanagari, Kresna ditulis dengan bunyi konsonan
silabis Ṛ, atau disebut pula vokal Ṛ dalam aksara Dewanagari sehingga tertulis
menjadi “Kersna”, sedangkan dalam alfabet Fonetis Internasional disimbolkan
27
dengan huruf R. Dalam aksara Jawa, huruf vokal tersebut dialihaksarakan
sebagai huruf Ra Pepet yang melambangkan bunyi "Re", karena bunyi
konsonan silabis Ṛ seperti dalam bahasa Sanskerta tidak terdapat dalam bahasa
Jawa dan Bali. Maka dari itu kata tersebut dialihaksarakan menjadi "Kresna".
Kresna digambarkan berkulit hitam. Kata krsna dalam bahasa Sanskerta
pada dasarnya merupakan kata sifat yang berarti "hitam", "gelap","biru
tua","malam”. Kata krsna muncul dalam mandala VIII sebagai nama seorang
penyair. Sebagai salah satu nama Wisnu, kata krsna terdaftar sebagai nama ke-
57 dalam kitab Wisnu Sahasranama (Seribu Nama Wisnu). Berdasarkan nama
tersebut, Kresna seringkali digambarkan dalam arca dengan kulit hitam maupun
biru.
Kresna juga dikenal dengan berbagai macam nama, julukan, dan gelar,
yang mencerminkan berbagai atribut dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Dalam kitab Mahabarata dan Bhagawadgita, Kresna disebut dengan berbagai
nama, sesuai karakteristiknya. Beberapa nama tersebut di antaranya: Acyuta
(yang kekal; teguh); Arisudana (penghancur musuh); Bagawan (Yang
Mahakuasa); Gopala (pelindung sapi); Gowinda (penggembala sapi);
Hresikesa (penguasa indria); Janardana (juru selamat umat manusia); Kesawa
(yang berambut indah); Kesinisudana (pembunuh raksasa Kesi); Madawa
(suami dewi keberuntungan); Madusudana (pembunuh raksasa Madhu);
Mahabahu (yang berlengan perkasa); Mahayogi (rohaniwan agung);
Purusottama (manusia utama, yang berkepribadian paling baik); Warsneya
28
(keturunan Wresni); Basudewa; Wisnu; Yadawa (keturunan Yadu); Yogeswara
(penguasa segala kekuatan batin).
Di antara berbagai namanya, yang terkenal adalah Gowinda,
(penggembala sapi) atau Gopala (pelindung para sapi), merujuk kepada
pengalaman masa kecil Kresna di Braj. Beberapa nama lainnya dianggap
penting bagi wilayah tertentu; misalnya, Jagatnata (penguasa alam semesta),
terkenal di Puri, India Timur.
2. Penggambaran
Kresna dapat dikenali secara mudah dengan mengamati atribut-
atributnya. Dalam wujud arca, Kresna digambarkan berkulit hitam atau gelap,
atau bahkan putih. Dalam budaya pewayangan Jawa, Kresna digambarkan
berkulit hitam, sedangkan di Bali, ia digambarkan berkulit hijau. Dalam
penggambaran umum misalnya lukisan modern, Kresna biasanya digambarkan
sebagai pemuda berkulit biru. Warna hitam merupakan warna Dewa Wisnu
menurut konsep Nawa Dewata, sedangkan biru melambangkan keberanian,
kebulatan tekad, pikiran yang mantap dalam menghadapi situasi sulit, serta
kesadaran yang sempurna. Warna biru juga melambangkan langit dan laut,
masing-masing bermakna luas dan dalam yang membentuk suatu
ketidakterbatasan, sama halnya seperti Wisnu.
Dia seringkali tampil dengan dhoti (semacam kemben) berbahan sutra
berwarna kuning, melambangkan cahaya yang melenyapkan kegelapan.
Kepalanya dihiasi mahkota dengan bulu merak, melambangkan galaksi
berwarna-warni dalam kegelapan, atau pusat energi di atas indria.
29
Penggambaran umum biasanya menampilkannya sebagai anak kecil, atau
seorang lelaki dalam gaya santai, sedang memainkan seruling. Dalam wujud
ini, ia biasanya ditampilkan berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping.
Kadangkala ditemani para sapi, menegaskan posisinya sebagai penggembala
ilahi (Govinda). Dalam agama Hindu, sapi dianggap suci karena melambangkan
Ibu Pertiwi.
Peran Kresna sebagai kusir kereta Arjuna di medan perang Kurukshetra,
seperti yang tergambar dalam Mahabharata, adalah subjek umum lain dalam
penggambaran Kresna. Dalam hal ini, ia ditampilkan sebagai sosok pria,
seringkali dengan karakteristik dewa-dewi dalam kesenian Hindu, misalnya
banyak lengan maupun kepala, dan dengan atribut Wisnu, misalnya cakra.
Sebagai seorang kusir biasa, ia ditampilkan dengan dua lengan. Lukisan gua
dari masa 800 SM di Mirzapur, Uttar Pradesh, India Utara, yang menampilkan
pertempuran kusir-kusir kereta kuda, salah satu di antaranya tampak akan
melemparkan cakram yang kemungkinan besar dapat dikenali sebagai Kresna.
Penggambaran dalam kuil seringkali menampilkan Kresna sebagai
seorang pria yang berdiri tegak, dalam gaya formal. Dapat ditampilkan
sendirian, dapat pula dengan figur terkait dengannya: Balarama (kakaknya) dan
Subadra (saudari tirinya), atau istrinya yang utama yaitu Rukmini dan
Satyabama.
Penggambaran Kresna memiliki perbedaan cukup unik pada versi Jawa
dan India. Pada versi India, Kresna merupakan titisan seorang dewa yang berarti
dia adalah dewa itu sendiri (avatar). Sehingga perwujudan Kresna adalah Dewa
30
Wishnu di dunia. Sifatnya sebagai dewa Wishnu lebih tampak daripada sifat
manusianya, seperti harus pecahnya perang saudara Bharatayuda antara
Pandawa dan Kurawa, karena kebenaran yang harus ditegakan, karena kebatilan
harus dimusnahkan dari dunia. Pada versi Jawa, Kresna tetap merupakan titisan
Wisnu, perbedaan terletak pada Manusia yang dititisi oleh dewa, jadi Kresna
adalah manusia yang memiliki titisan Wishnu tetapi dia tetap manusia maka
tetap dapat berfikir dan bertindak layaknya manusia. Maka terkadang ada kesan
licik dalam kebijaksnaan Kresna.
H. Surakarta
Kota Surakarta juga disebut Solo atau Sala , adalah wilayah otonom
dengan status kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan
penduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan 13.636/km2. Kota dengan luas
44 km2, ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.. Sisi
timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu
keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta
merupakan pewaris Kesultanan Mataram yang dipecah melalui Perjanjian
Giyanti, pada tahun 1755.
Eksistensi kota ini dimulai di saat Sunan Pakubuwana II, raja
Kesultanan Mataram, memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa
Sala, sebuah desa yang tidak jauh dari tepi Bengawan Solo, karena istana
31
Kartasura hancur akibat serbuan pemberontak. Sunan Pakubuwana II membeli
tanah dari lurah Desa Sala, yaitu Kyai Sala, sebesar 10.000 ringgit (gulden
Belanda) untuk membangun istana Mataram yang baru. Secara resmi, istana
Mataram yang baru dinamakan Keraton Surakarta Hadiningrat dan mulai di
tempati tanggal 17 Februari 1745. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai
hari jadi Kota Surakarta. Perjanjian Giyanti yang ditanda-tangani oleh Sunan
Pakubuwana III, Belanda, dan Pangeran Mangkubumi pada 13 Februari 1755
membagi wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan
Kesultanan Yogyakarta. Selanjutnya wilayah Kasunanan Surakarta semakin
berkurang, karena Perjanjian Salatiga yang diadakan pada 17 Maret 1757
menyebabkan Raden Mas Said diakui sebagai seorang pangeran merdeka
dengan wilayah kekuasaan berstatus kadipaten, yang disebut dengan nama
Praja Mangkunegaran. Sebagai penguasa Mangkunegaran, Raden Mas Said
bergelar Adipati Mangkunegara I.
Surakarta memiliki semboyan "Berseri", akronim dari "Bersih, Sehat,
Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk
kepentingan pemasaran pariwisata, Surakarta mengambil slogan pariwisata
Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan kota
Surakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa.
Tim perancang bekerja dengan bekal slogan hasil sayembara dan
dituntut menjabarkan konsep Spirit of Java dalam wujud visual. Identitas visual
yang berupa tulisan ”Solo” beserta slogan di bawahnya dengan aksen huruf ”O”
berbentuk relung diperoleh dari ekstraksi konsep visual yang merefleksikan
32
kesan Jawa dalam tampilannya. Relung dalam logo bisa saja mengingatkan
orang pada ornamen keris, batik, atau mebel yang merujuk pada wilayah Jawa.
Selain itu Kota Surakarta juga memiliki beberapa julukan, antara lain
Kota Batik, Kota Budaya, Kota Liwet. Penduduk Surakarta disebut sebagai
wong Solo, dan istilah putri Solo juga banyak digunakan untuk menyebut
wanita yang memiliki karakteristik mirip wanita dari Surakarta.
I. Wonogiri
Wonogiri secara harfiah "hutan di pegunungan", adalah kabupaten di
Jawa Tengah. Secara geografis Wonogiri berlokasi di bagian tenggara Provinsi
Jawa Tengah. Bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Sukoharjo, bagian selatan langsung di bibir Pantai Selatan, bagian
barat berbatasan dengan Gunung Kidul di Provinsi Yogyakarta, Bagian timur
berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur, yaitu Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Magetan dan Kabupaten Pacitan. Ibu kotanya terletak di Kecamatan
Wonogiri. Luas kabupaten ini 1.822,37 km² dengan populasi 928.904 jiwa.
Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari kerajaan kecil di
bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya
penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan
sangat sederhana, yang dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu
perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis
perjuangan Raden Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri
33
(Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat
itu.
Jerih payah pengeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) ini berakhir
dengan hasil sukses terbukti dia dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan
Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya ( KGPAA) Mangkunegoro I.
Peristiwa tersebut diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat
kahutaman ( keberanian dan keluhuran budi ) perjuangan pemimpin, pemuka
masyarakat yang selalu didukung semangat kerja sama seluruh rakyat di
Wilayah Kabupaten Wonogiri
Melalui jalur Kereta, Wonogiri hanya terhubung dengan Solo. Biasanya
kereta penumpang hanya 1 kali masuk dan keluar Wonogiri menuju arah kota
Solo. Sekarang sudah ada pengganti KA. Feeder Solo-Wonogiri yaitu sebuah
kereta atau bus rel yang bernama Railbus 'Batara Kresna' yang telah diresmikan
oleh Menteri Perhubungan Freddy Numberi pada tanggal 26 Juli 2011 bersama
walikota Solo Joko Widodo. Kereta ini terdiri dari satu rangkaian dengan tiga
gerbong berkapasitas 160 orang dan merupakan produk dari PT. Inka Madiun.
Kelebihan railbus ini adalah dapat melaju hingga kecepatan 100 km/jam dan
merupakan pertama dan satu-satunya di Pulau Jawa, serta dilengkapi dengan
pendingin ruangan (AC). Namun sayangnya hingga saat ini railbus ini belum
dioperasikan karena masih dalam penempurnaan di INKA Madiun, serta
menunggu perbaikan jalur KA Sukoharjo-Wonogiri selesai.