bab ii landasan teori 2.1. kemampuan perencanaan...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kemampuan Perencanaan Karier
2.1.1. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier
Menurut Badudu & Sutan kemampuan memiliki arti kesanggupan,
kekuatan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008)
kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (dalam Ummah,
2012). Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001) mendefinisikan kemampuan
sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
dari kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam
melakukan sesuatu. Setiap orang memiliki kemampuan dalam melakukan
sesuatu, kemampuan tersebut merupakan dasar seseorang dalam melakukan
suatu pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut bisa efektif atau berhasil.
Perencanaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
didefinisikan sebagai proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).
Menurut Simamora (2001) perencanaan adalah proses untuk memutuskan
tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama periode waktu mendatang dan apa
yang akan dilakukan agar mencapai tujuan-tujuan tersebut. Berdasarkan
pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
perencanaan yaitu suatu proses untuk merencanakan tujuan-tujuan yang akan
10
dicapai serta bagaimana cara untuk mencapainya. Ketika seseorang
menginginkan, menentukan atau memlilih sesuatu perlu direncanakan terlebih
dahulu supaya apa yang ingin didapatkan bisa tercapai dengan baik. Dengan
perencanaan yang matang, maka seseorang akan bisa menentukan langkah-
langkah maupun cara dan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Hornby (dalam Walgito, 2010) menyatakan bahwa karier
adalah pekerjaan, profesi. Gibson dan Mitchell (2011) berpendapat bahwa
karier adalah jumlah total pengalaman kerja seseorang didalam kategori
pekerjaan umum seperti mengajar, akuntansi, pengobatan atau penjualan.
Menurut Bruce (dalam Sukardi, 1987) mengemukakan bahwa karier diartikan
suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan, yang
dipegang oleh seseorang seumur hidupnya. Dari pengertian tentang karier
tersebut dapat disimpulkan bahwa karier adalah suatu rangkaian dari seluruh
aktivitas pekerjaan, jabatan dan kedudukan seseorang yang berlangsung
sepanjang hidup seseorang.
Karier berbeda dengan pekerjaan, profesi dan jabatan. Pekerjaan
menekankan pada sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan
kewajiban atau tugas-tugas pokok. Sedangkan profesi merupakan pekerjaan
yang menuntut pendidikan keahlian intelektual tingkat tinggi dan tanggung
jawab yang mandiri dalam prakteknya. Sedangkan jabatan adalah sekumpulan
pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan
yang lain, dan dalam pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang juga sama meski tersebar diberbagai
11
tempat. Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa karier berbeda dengan
pekerjaan, profesi dan jabatan. Karier merupakan rangkaian sikap dan
perilaku yang berkaitan dengan pengalaman serta aktivitas kerja selama
rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus
berkelanjutan.
Simamora (2001), perencanaan karier merupakan proses untuk
menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan,
kendala-kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi-konsekuensi,
mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karier dan penyusunan
program kerja, pendidikan dan yang berhubungan dengan pengalaman-
pengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu dan
urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karier. Menurut
Ary dan Satiningsih (2012), perencanaan karier adalah pemikiran matang
tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh jangka waktu pendek dan
tujuan-tujuan yang dicapai dalam jangka panjang. Dari berbagai pengertian
maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan karier adalah proses dimana
seseorang menentukan apa yang akan dilakukan atau dipilih dengan
menyadari hal-hal yang berkaitan dengan karier yang meliputi peluang,
kesempatan, hambatan-hambatan, pilihan dan konsekuensi sehingga bisa
menentukan langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan karier.
Merencanakan karier merupakan kegiatan membuat rencana masa depan,
dimana setelah memutuskan pilihan pekerjaan atau karier perlu melaksanakan
suatu rencana yang diprogramkan agar tercapai cita-cita karier yang
12
diinginkan. Dari pengertian kemampuan, perencanaan dan karier diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa kemampuan perencanaan karier adalah kecakapan
atau kesanggupan seseorang dalam proses memahami potensi diri (bakat,
minat, keyakinan, nilai-nilai) terhadap peluang-peluang, kesempatan, kendala,
pilihan-pilihan dan konsekuensi serta mengidentifikasi tujuan yang berkaitan
dengan karier. Dengan memahami kekurangan dan kelebihan diri serta
lingkungan di sekitar yang mensyaratkan untuk memasuki dunia karier maka
bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk memperoleh alternatif pilihan karier,
sehingga bisa merencanakan karier dengat tepat supaya nantinya bisa
mencapai tujuan karier yang sesuai.
2.1.2. Kemampuan Perencanaan Karier
Parsons dan Williamson (dalam Winkel & Hastuti, 2006) merumuskan
perencanaan karir sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan
karir. Teori Trait and Factor berasumsi bahwa orang memiliki pola
kemampuan dan minat yang dapat diketahui melalui testing, dapat juga
diselidiki kualitas-kualitas apa yang dituntut dalam berbagai bidang
pekerjaan. Testing merupakan aktivitas yang digunakan untuk dapat
melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dan menentukan apakah
telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan (Hetzel, 1983).
Seseorang dapat menemukan jabatan yang cocok baginya dengan cara
mengkorelasikan kemampuan, potensi dan wujud minat yang dimilikinya
dengan kualitas-kualitas yang secara obyektif dituntut bila akan memegang
jabatan tertentu. Maka, pandangan ini terutama menyoroti bagaimana
13
seseorang akan membuat pilihan karier (vocational choice) yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Data tentang peserta didik sendiri (data psikologis) merupakan bahan
pertimbangan penting dalam merencanakan karier, asalkan data tersebut tidak
hanya dibatasi pada hasil testing psikologis. Demikian pula data tentang
kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan dalam memegang suatu jabatan
merupakan sebagian dari data tentang lingkungan hidup (data sosial) yang
harus ikut dipertimbangkan. Disamping itu, pemikiran tentang pencocokan
antara data psikologis dan data sosial itu tidak diartikan sebagai usaha untuk
menemukan satu-satunya jabatan yang pasti cocok, melainkan sebagai usaha
untuk menemukan berbagai alternatif pilihan yang kemudian
dipertimbangkan pro dan kontranya.
Perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan
yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long-range goals) dan
semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short-range
goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediar
(sisipan) yang semakin mendekatkan orang pada tujuan jangka waktu
panjang. Yang termasuk dalam jangka waktu panjang adalah, misalnya gaya
hidup (life style) yang ingin dicapai dan nilai-nilai kehidupan (values) yang
ingin direalisasikan dalam hidup. Yang termasuk dalam tujuan jangka waktu
pendek adalah, misalnya ijasah atau sertifikat yang ingin diperoleh dalam
rangka mempersiapkan diri memegang jabatan tertentu dikemudian hari.
14
Kegunaan dari perencanaan karier yang matang adalah meminimalkan
kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih diantara alternatif-
alternatif yang tersedia. Seandainya siswa hanya memikirkan tujuan jangka
pendek saja, tanpa jelas menghubungkan suatu tujuan jangka panjang
(kariernya dimasa depan) terdapat kemungkinan bahwa suatu tujuan jangka
pendek yang telah dicapai ternyata tidak selaras dengan tujuan jangka
panjang.
Hasil perencanaan karier adalah suatu keputusan yang dipilih secara
sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih. Pilihan-
pilihan yang harus dibuat akan lain di sekolah tingkat pertama, lain juga di
sekolah lanjut atas dan lain pula dijenjang perguruan tinggi. Namun
kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang merupakan
tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah membuat keputusan
siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu program akademik,
suatu program pendidikan latihan prajabatan atau suatu program
ekstrakurikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak diterima dalam program
yang dipilih, bukan keputusan siswa tersebut melainkan keputusan dari
instansi atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan semakin
dimudahkan bila instansi tersebut yakin bahwa pilihan siswa telah dipikir
secara matang dan merupakan suatu hasil perencanaan, bukan sekedar
langkah yang mengawang-awang atau hanya mencoba-coba saja.
15
2.1.3. Aspek-aspek Perencanaan Karier
Menurut Parsons dan Williamson (dalam Anggraeni, 2012) aspek-
aspek perencanaan karier yaitu:
1. Aspek yang pertama yaitu pemahaman diri yang meliputi ideal (nilai-nilai
hidup), cita-cita dalam kehidupan, minat-minat, kemampuan otak, bakat
khusus dan sifat-sifat kepribadian.
2. Aspek yang kedua yaitu pengenalan lingkungan keluarga yang meliputi
kemampuan dibidang ekonomi, keadaan dibidang taraf pendidikan dan
harapan orang tua dan saudara.
3. Aspek yang ketiga yaitu informasi tentang kenyataan lingkungan
(program studi dan bidang pekerjaan), yang meliputi memiliki cita-cita
hidup, mengenal jenis sekolah lanjutan, mampu memilih sekolah lanjutan,
mengikuti pengembangan diri dengan bakat, mengetahui gambaran
tentang jenis pekerjaan, mengetahui tentang informasi kursus dan
keterampilan, mengetahui dalam hal melamar pekerjaan dan bidang
pekerjaan yang dibutuhkan didaerah tertentu.
2.1.4. Langkah-langkah Dalam Perencanaan Karier
Menurut Parsons (dalam Gibson dan Mitchell, 2011), ada tiga langkah
yang harus dilakukan dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu:
a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan
pemamahan akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi
akademik, keterbatasan-keterbatasan, dan kelebihan (sumber-sumber
yang dimiliki).
16
b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan
syarat-syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses
dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi,
kesempatan, dan prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja.
c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan
pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia
kerja, yaitu kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis
dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan/atau pendidikan
lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri
yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang
tersedia.
Ketiga langkah tersebut sangatlah penting dalam merencanakan karier,
apabila salah satu diantara pengetahuan dan pemahaman diri sendiri maupun
tentang dunia kerja ada yang tidak terpenuhi maka perencanaan karier yang
dilakukan akan menghasilkan perencanaan yang kurang tepat atau tidak
sesuai dengan individu tersebut. Selain itu, meskipun seseorang telah
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri dan dunia kerja
tetapi tidak mampu melakukan penalaran yang realistis hubungan antara
pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri dengan dunia kerja maka
akan menghasilkan perencanaan yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan
individu tersebut. Apabila seseorang mampu memenuhi ketiga langkah
tersebut dalam merencanakan karier, maka seseorang tersebut akan bisa
mencapai tujuan karier yang diinginkan. Hasil perencanaan tersebut
17
merupakan perencanaan yang matang, bukan perencanaan yang asal-asalan
yang dapat digunakan untuk jangka panjang, sehingga seseorang dapat
meraih masa depan yang diharapkannya.
2.1.5. Faktor-Faktor Yang Menentukan Perencanaan Karir
Inti dari perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana
terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan tentang
lingkungan hidupnya. Dengan kata lain hanyalah orang itu sendiri yang
memiliki informasi yang relevan dan menafsirkan maknanya bagi dirinya
sendiri, sehingga dapat membuat pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, konselor sekolah harus membantu
siswa memperoleh dan menafsirkan informasi yang relevan, baik melalui
kegiatan bimbingan karier baik dalam bentuk bimbingan kelompok atau
individual.
Berikut ini adalah faktor-faktor menurut Williamson yang diperlukan
dalam membuat perencanaan karier siswa (Winkel & Hastuti, 2006) :
a. Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang :
1. Kemampuan intelektual
2. Bakat khusus dibidang studi akademik
3. Minat-minat baik yang bersifat lebih luas maupun yang bersifat
lebih khusus
4. Sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap
partisipasi dalam suatu program studi akademik, suatu program
latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani
18
berbicara dan bertindak, koperatif, sopan, dapat dapat diandalkan,
bijaksana, rajin, berpotensi dalam bidang kepemimpinan, rapi,
tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan,
terbuka, jujur dan berwatak baik
5. Perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan untuk
mengadakan analisis dan sintesis, kemampuan mengatur arus
pikiran sendiri dalam menghadapi suatu problem, kemampuan
menguraikan secara lisan dan tulisan, kemampuan mengatur
kegiatanya sendiri, kemampuan memahami dan berbicara bahasa
asing, dan kemampuan menangkap keadaan orang lain
6. Nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan
7. Bekal berupa keterampilan khusus yang dimiliki dalam bidang
administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta
koordinasi motorik, yang semuanya dapat sangat relevan bagi
program persiapan prajabatan dan bidang jabatan tertentu,
8. Kesehatan fisik dan mental
9. Kematangan vokasional
b. Data tentang keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup informasi
tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya termasuk data sosial.
Namun, keadaan keluarga sebagai lingkungaan hidup yang paling
bermakna bagi individu yang sehari-hari bersama keluarga ikut
berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan
keluarga dekat ini meliputi tentang : posisi anak dalam keluarga,
19
pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan
perempuan, harapan keluarga untuk masa depan anak, taraf sosial ekonomi
kehidupan keluarga, gaya hidup dan suasana keluarga, taraf pendidikan
orang tua, sumber konflik orang tua dan anak, status perkawinan, orang
lain yang tinggal di rumah selain orang tua sendiri dan kakak adik.
c. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier,
khususnya informasi pendidikan dan informasi jabatan, yang bersama-
sama dikenal dengan informasi karier. Pemberian informasi ini bertujuan
agar siswa mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada
didalam masyarakat, mengenai informasi jenis pendidikan kelanjutan studi
dan mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat
dimasa depan.
Berbagai macam faktor bisa mempengaruhi perencanaan karier, faktor
tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi dalam merencanakan karier.
Dengan adanya informasi tentang diri sendiri maka seseorang akan bisa
memahami akan dirinya yang meliputi kelemahan dan kelebihan yang
dimilikinya. Dengan mengetahui hal tersebut seseorang akan bisa
mengantisipasi dan menemukan cara mengatasi hal-hal yang akan menjadi
hambatan yang mungkin terjadi ketika meraih tujuannya. Selain informasi
diri sendiri, faktor keluarga juga mempengaruhi perencanaan karier seseorang
karena seorang individu hidup di dalam sebuah keluarga. Dimana keluarga ini
berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Informasi mengenai
lingkungan hidup juga merupakan faktor yang sangat penting dalam
20
merencanakan karier. Informasi ini diperlukan bagi seseorang untuk
memperoleh pengetahuan mengenai karier misalnya informasi pendidikan
dan jabatan. Berbagai pengetahuan yang meliputi pengetahuan akan diri
sendiri dan tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier
sangatlah bermakna bagi seseorang yang nantinya akan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan karier yang sesuai dengan dirinya.
2.2. Bidang Bimbingan Karier
2.2.1. Definisi Bimbingan Karir
Bimbingan karier merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan
konseling, bimbingan ini diperlukan agar seseorang dapat memperoleh
kesesuaian antara tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang
ada didalam diri individu yang bersangkutan supaya nantinya bisa bekerja
dengan baik, senang dan tekun. Menurut BP3K dalam Gani (2012),
bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha
membantu individu dalam memecahkan masalah karier (pekerjaan) untuk
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depanya.
Sedangkan menurut Gani (2012), bimbingan karier merupakan suatu proses
bantuan, layanan, dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja) agar
individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan
mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya untuk menentukan
pilihannya serta mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut
merupakan pilihan yang paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya
21
dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karier
yang dipilihnya.
Konsep bimbingan kareier bukan hanya menunjuk pada bimbingan
jabatan, tetapi menunjuk pada peran bimbingan karier dalam situasi dimana
seseorang memasuki kehidupan, tata hidup dan kejadian di dalam kehidupan.
Di samping itu, bimbingan karier secara langsung mengandung arti
pengembangan program, yang berarti berperan dan menghasilkan orang yang
telah terdidik, terutama mengacu kepada masa peralihan sekolah ke dunia
kerja dalam mengalami berbagai kegiatan dan menelususri berbagai sumber.
Secara lebih khusus, program bimbingan karier terutama berperan membantu
individu dalam memahami dirinya, memahami lingkungan/dunia kerja dalam
tata hidup tertentu, dan mengembangkan rencana dan kemampuan untuk
membuat kebutusan bagi masa depannya (BP3K, 1984).
2.2.2. Tujuan Bimbingan Karier
Setiap perilaku mempunyai tujuan tertentu, perilaku dalam hal ini yaitu
layanan mengenai bimbingan karier. Bimbingan karier ini tidak bersifat
teacher center, melainkan sebaliknya yaitu bersifat pupil center. Yang berarti
bahwa para siswalah yang paling aktif mengenali dirinya, memahami dan
menemukan dirinya, memahami gambaran dunia kerja, dan para siswa itu
sendiri yang akan memilih dan memutuskan pilihanya. Adapun
guru/pembimbing hanya memberikan bantuan, pengarahan dan bimbingan.
Menurut Gani (2012), tujuan dari bimbingan karier yaitu agar siswa:
a. Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-
potensi dasar, minat, sikap dan kecakapan.
22
b. Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasaan yang mungkin
dapat dicapai dari suatu pekerjaan.
c. Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan potensi dan minatnya.
d. Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya
siswa dapat memberikan ppenghargaan yang wajar terhadap jenis
pekerjaan.
e. Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada
di lingkungan.
f. Mempelajari dan mengetahui jenis pendidikan atau latihan yang
diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu.
g. Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat.
h. Sadar akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada
masyarakat.
i. Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan
lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
j. Sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang
berkembang.
k. Dapat merencanakan masa depannya, sehingga dia dapat
menemukan karier dan kehidupannya yang serasi.
Sedangkan menurut Walgito (2010), tujuan dari bimbingan karier adalah
untuk membantu para siswa agar:
a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang
berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya (kemampuan,
minat, bakat, sikap dan cita-cita).
b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan
yang ada dalam masyarakat.
c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan
potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis pendidikan dan
latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta memahami
hubungan antara usaha dirinya yang sekarang dengan masa
depanya.
d. Menemukan hambatan yang mungkin muncul, yang disebabkan
oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan
untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
e. Dapat merencanakan masa depanya, serta menemukan karier yang
sesuai.
Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa bimbingan karier
merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang
ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk mengetahui dengan baik
pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut oleh suatu
pekerjaan atau karier dengan kemampuan atau potensi yang ada dalam
23
dirinya. Selain itu, apabila ada hambatan-hambatan maka hambatan apa yang
sekiranya ada dan bagaimana cara untuk mengatasi hambatan tersebut.
Dengan mengatasi hambatan yang mungkin ada tersebut, maka salah satu
masalah telah dapat diatasinya.
2.2.3. Asas Pelaksanaan Bimbingan Karier
Asas pelaksanaan bimbingan karier menurut Gani (2012) yaitu:
a. Pelaksanaan bimbingan karier di sekolah harus didasarkan kepada hasil
penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta pola
dan jenis karier dalam masyarakat.
b. Pemilihan dan penentuan jenis bidang karier didasarkan kepada keputusan
siswa sendiri melalui penelusuran kemampuan dan minat siswa serta pola
dan jenis karier dalam masyarakat.
c. Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan suatu proses yang berjalan
terus mengikuti pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan sebaiknya
juga setelah lulus sekolah.
d. Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan perpaduan pendayagunaan
setinggi-tingginya potensi siswa dan potensi lingkungannya.
e. Pelaksanaan bimbingan karier jangan sampai menimbulkan tambahan
beban pembiayaan yang berlebihan.
f. Pelaksanaan bimbingan karier harus menjalin hubungan kerja sama antar
sekolah, dengan unsur-unsur di luar sekolah dan bersifat saling menunjang
fungsi masing-masing, serta mengarah kepada pencapaian tujuan
pembinaan generasi muda yang diharapkan.
2.3. Layanan Informasi Karier
2.3.1. Definisi Layanan Informasi Karier
Layanan informasi menurut Sukardi (2007) mendefinisikan “layanan
informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang
besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami
informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
24
sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Menurut
Hariastuti (2008) layanan informasi yaitu layanan yang bertujuan untuk
membekali seseorang dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat (dalam Ummah, 2012).
Menurut Dessy dan Nursalim (2002) layanan informasi karier yaitu
pemberian informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan)
yang dapat digunakan sebagai bahan pemikiran sebaik-baiknya untuk
dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan
pertimbangan lainya. Berdasarkan pengertian kareir dan layanan informasi
karier yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
layanan informasi karier merupakan layanan yang diberikan kepada siswa
untuk membantu siswa mendapat pengetahuan serta pemahaman tentang
dirinya dan mengenai karier yang meliputi informasi tentang Perguruan
Tinggi, dunia kerja serta syarat-syarat yang diperlukan sehingga siswa
mampu merencanakan dan menentukan keputusan yang tepat untuk
kariernya. Pemberian informasi kepada para siswa di sekolah hendaknya
mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan individu siswa, sekolah dan dunia
kerja atau lapangan kerja yang tersedia, serta dikaitkan dengan kebutuhan-
kebutuhan lain yang berhubungan dengan perkembangan pribadi, pendidikan
dan sosial dari individu siswa.
Layanan informasi dapat dilaksanakan oleh konselor kepada seluruh
konseli yang berlangsung di dalam kelas melalui komunikasi secara langsung,
25
yang bertujuan agar konseli dapat memperoleh pemahaman tentang diri yang
mencakup: minat, kemampuan, keterampilan, kepribadian, sikap dan nilai-
nilai serta kondisi dunia kerja yang mencakup: perkembangan dunia kerja,
iklim kehidupan dunia kerja dan cara melamar pekerjaan. Menurut Yeni dan
Nursalim (2013), layanan informasi karier memberikan berbagai keterangan,
data, fakta tentang dunia luar (khususnya dunia pendidikan dan dunia kerja)
kepada siswa dengan maksud agar siswa mempunyai pemahaman yang betul
tentang dirinya dan dunia sekitarnya sehingga bisa merencanakan kariernya
dengan matang.
2.3.2.Tujuan Layanan Informasi Karier
Prayitno dan Amti (2009), mengungkapkan ada tiga alasan utama
mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan, yaitu:
a. Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan
yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan
dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial
budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin
kompleks, pengambilan keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan sebagian terletak di tangan individu itu
sendiri. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha merangsang
individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi
berkaitan dengan hajat hidup perkembangannya.
b. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya ” kemana
dia ingin pergi ”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup
26
adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan
serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas
informasi yang diberikan itu. Individu diharapkan dapat membuat
rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung
jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu.
c. Setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan pola-
pola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda
disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu.
Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di
lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat
menciptakan berbagai kondisi baru baik bagi individu yang
bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang semuanya itu sesuai
dengan keinginan individu dan masyarakat. Dengan demikian akan
terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat
berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan
masyarakat.
Siswa SMA memerlukan informasi tentang pendidikan lanjutan sesudah
lulus yaitu perguruan tinggi dan informasi jabatan. Norris, Hatch, Engelkes &
Winborn (dalam Prayitno dan Amti, 2009) menekankan bahwa informasi
pendidikan meliputi data dan keterangan yang sahih dan berguna tentang
kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan
yang ada sekarang dan yang akan datang. Materi kurikuler dan ko-kurikuler
yang disajikan, syarat-syarat untuk memasuki pendidikan latihan, kondisi dan
27
kemungkinan-kemungkinan masalah yang timbul, semuanya merupakan
butir-butir pokok informasi yang amat penting. Selanjutnya Norris, dkk.
mengemukakan bahwa informasi pendidikan dan latihan seperti itu perlu
disebarluaskan kepada individu siswa. Informasi pendidikan lanjutan
sesudah SMA lebih spesifik tentang jurusan atau program pendidikan/latihan
yang mengarah pada pekerjaan atau karier tertentu.
Menurut Hartono (dalam Yeni dan Nursalim, 2013), informasi karier
sangat berguna untuk memperoleh pemahaman karier, perencanaan karier,
menentukan alternatif pilihan karier, dan melakukan evaluasi terhadap
alternatif pilihan karier.
Pemahaman karier (occupational knowledge) adalah derajat penguasaan
siswa tentang dunia karier yang ditandai dengan pengenalan mendalam
mengenai berbagai informasi karier. Artinya tingkat pemahaman karier
seorang siswa ditunjukkan oleh tingkat penguasanya terhadap berbagai
informasi karier tersebut.
Perencanaan karier (carrier planing) adalah suatu proses untuk menyusun
dan melaksanakannya dalam upaya meraih suatu karier yang diinginkan.
Kegiatan tersebut pada umumnya berisi berbagai aktivitas akademik yang
sesuai dengan suatu karier.
Alternatif pilihan karier (my option) adalah suatu daftar kemungkinan
pilihan karier yang dibuat oleh siswa. Berdasarkan pemahaman diri dan
pemahaman karier, siswa diharapkan mampu membuat daftar pilihan
kariernya.
28
Evaluasi alternatif pilihan karier. Alternatif pilihan karier yang dibuat oleh
siswa perlu direvisi oleh siswa sendiri. Untuk melakukan evaluasi ini
diperlukan berbagai informasi baik mengenai dunia kerja maupun mengenai
nilai-nilai karier. Informasi ini diperlukan untuk membuat pertimbangan
dalam membatasi alternatif pilihan karier.
2.3.3. Metode Layanan Informasi karier
Untuk banyak memahami berbagai informasi yang akan dibutuhkan
siswa, konselor juga seyogyanya dapat menguasai berbagai teknik
penyampainnya secara variatif dan menyenangkan. Tanpa didukung kekayaan
informasi dikhawatirkan menjadi tidak memiliki daya tarik dihadapan siswa.
Menurut Prayitno dan Amti (2009), pemberian informasi kepada siswa dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi, karya
wisata, buku panduan dan konferensi karier.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penyampaian
informasi karier yaitu dengan menggunakan metode layanan informasi
ceramah dan diskusi.
a. Ceramah, merupakan metode pemberian informasi yang paling
sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat
dilakukan oleh hampir setiap petugas bimbingan di sekolah.
Disamping itu, teknis ini juga tidak memerlukan prosedur dan biaya
yang banyak. Penyajian informasi dapat dilakukan oleh kepala
sekolah, konselor, guru-guru, dan staf sekolah lainnya. Atau dapat
juga dengan mendatangkan narasumber, misalnya dari lembaga-
29
lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, badan-badan usaha,
dan lain-lain.
b. Diskusi, suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan ketertarikan
pada suatu pokok masalah atau pertanyaan. Dalam hal ini
perencanaan karier atau pekerjaan, dimana siswa sejujurnya
berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan,
mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain
secara jujur.
2.4. Kerangka Berpikir
Kemampuan perencanaan karier adalah kecakapan atau kesanggupan
seseorang dalam proses memahami potensi diri (bakat, minat, keyakinan, nilai-
nilai) terhadap peluang-peluang, kesempatan, kendala, pilihan-pilihan dan
konsekuensi serta mengidentifikasi tujuan yang berkaitan dengan karier.
Perencanaan karier merupakan salah satu aspek yang penting dalam
perkembangan karier siswa. Menurut Walgito (2004), siswa kelas XI berada
dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Pada umumnya, siswa tersebut belum dapat mandiri sehingga masih
memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian, termasuk dalam
kemampuan dalam merencanakan karier.
Sehubungan dengan hal tersebut, siswa memerlukan bimbingan dalam hal
karier untuk menyiapkan perencanaan karier yang matang. Bimbingan tersebut
diberikan dalam bentuk bimbingan karier, bimbingan karier dapat diberikan
dengan berbagai cara dan bentuk layanan salah satunya yaitu layanan informasi
30
karier. Layanan informasi karier merupakan layanan yang diberikan kepada siswa
untuk membantu siswa mendapat pengetahuan serta pemahaman tentang dirinya
sendiri dan mengenai karier yang meliputi informasi tentang Perguruan Tinggi,
dunia kerja serta syarat-syarat yang diperlukan sehingga siswa mampu
merencanakan dan menentukan keputusan yang tepat untuk kariernya. Melalui
layanan informasi karier yang diberikan diharapkan siswa memperoleh berbagai
informasi tentang karier, supaya siswa lebih mampu merencanakan kariernya
sehingga perencanaan kariernya matang/mantap. Kerangka pemikiran tersebut
dapat digambarkan pada gambar 2.1. sebagai berikut.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir
Dari gambar 2.1. di atas dapat dilihat bahwa siswa yang kurang mampu
merencanakan karier atau belum mantap dalam merencanakan kariernya akan
diberikan layanan informasi karier, layanan informasi karier diberikan untuk
membantu siswa agar lebih mantap dalam merencanakan kariernya. Peneliti
berharap layanan informasi karier ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan
Siswa kurang mampu
merencanakan karier
(belum mantap
perencanaan kariernya)
Layanan
Informasi Karier
Siswa mampu
merencanakan karier
(mantap perencanaan
kariernya)
31
kemampuan perencanaan karier, sehingga pada saatnya nanti para siswa akan
memilih karier yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keadaan
dirinya serta sesuai dengan persyaratan yang diperlukan.
2.5. Penelitian yang terkait
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Ummah (2012) “Penerapan Layanan
Informasi Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Siswa
Kelas XII SMAN 1 Krembung Sidoarjo’’. Dengan hasil penelitian yang dianalisis
dengan menggunakan t-tes pollad varians, dapat diketahui bahwa t hitung =
2,134> t-tabel= 1,695 dengan dk (derajat kebebasan) 38 , jika t-hitung lebih besar
dari t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapapat perbedaan yang signifikan
pada skor kemampuan perencanaan karier siswa antara sebelum dan sesudah
diberikan angket kemampuan perencanaan karier. Artinya penerapan layanan
informasi karier dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karier diswa kelas
XII SMAN I Krembung Sidoarjo. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Retno
(2012) “Efektivitas Layanan Informasi Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan
Perencaan Karier Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Wonogiri’’, dengan hasil
bahwa layanan informasi karier efektif untuk meningkatkan kemampuan
perencaan karier pada siswa kelas X SMA Negeri Wonogiri.
2.5.Hipotesis
Ada peningkatan yang signifikan kemampuan perencanaan karier siswa
kelas XI SMA Negeri 2 Cepu melalui layanan informasi karier.