bab ii landasan teori 2.1. tinjauan pustakarepository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1272/5/... ·...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Nilai yang diterima Analisis (EVA) adalah cara untuk mengukur jumlah pekerjaan
yang sebenarnya dilakukan pada sebuah proyek (yaitu, untuk mengukur kemajuan) dan untuk
memperkirakan biaya proyek dan tanggal penyelesaian. Metode bergantung pada ukuran
kunci yang dikenal sebagai nilai yang diterima (juga dikenal sebagai "biaya dianggarkan
bekerja dilakukan" atau BCWP). Ukuran ini memungkinkan seseorang untuk menghitung
indeks kinerja biaya dan jadwal, yang akan memberitahu seberapa baik proyek yang
dilakukan relatif terhadap rencana semula.
Indeks ini juga memungkinkan seseorang untuk meramalkan bagaimana proyek ini
akan dilakukan di masa depan. (Dennis J. Frailey) Earned Sceduke (ES) analisis adalah suatu
terobosan teknik analitis yang berasal dari jadwal, ukuran, kinerja dalam satuan waktu, bukan
biaya. Dasar yang sama Earned Value Management (EVM) titik data yang digunakan.
Indikator mirip dengan biaya, yang diturunkan dari jadwal yang diperoleh
ukuran.Indikator ini memberikan status dan prediksi kemampuan untuk jadwal, analog
dengan biaya. Karena metrik ini menggunakan langkah-lamgkah berdasarkan waktu, mereka
menambah EVM tradisional dan jadwal terpadu analisis. Kerja juga telah dilakukan yang
menyediakan “menjembatani” teknik analisis antara earned jadwal dan analisis jadwal
terpadu tradisional. (Kym Henderson) Rumusan baru dan notasi baru yang sesuai untuk
memperoleh analisis nilai yang disajikan. Dengan kompak, konsisten, perhitungan nilai yang
diperoleh menjadi lebih transparan dan fleksibel, yang menyebabkan wawasan tentang
standar kuantitas dan kemajuan melalui langkah-langkah baru. Contoh notasi utilitas
digunakan untuk menghasilkan nilai yang diterima untuk pendekatan yang berat menurut
jumlah posisi mereka dalam proyek. (Denis F. Cioffi, 2006).
2.2. Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran
organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian manajemen proyek
adalah merencanakan,mengorganisir, memimpin,dan mengendalikan sumber daya
perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang telah ditentukan, serta menggunakan
pendekatan sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal dan horizontal (kerzner,1982).
Menejemen adalah ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan dari manusia untuk menentukan capaian tujuan sebagaimana
yang telah ditetapkan. Lee (1985)
Menurut Wilson, menajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh
para anggota organisasi agar tujuan dapat tercapai dengan rangkaian yang teratur dan
tersusun baik.
Sedangkan menurut Griffin menajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrol sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efesien berarti bahwa tuga yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Berdasarkan definisi diatas, menajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengordinasian dan pengendalian atau kontrol sumber daya dalam mencapai sasaran dengan
efisien dan efektif.
Manajemen proyek sendiri terbagi menjadi beberapa bagian ilmu yaitu project scope
management, project time management, project cost management, project
qualitymanagement,project human resources management, project communications
management, project risk management, project procurement management, dan project
integration management (project manajement institute,1996). Dalam studi ini akan di analisa
mengenai pengendalian biaya dan waktu, dalam hal ini yaitu project cost management dan
project time management.
2.3. Proyek
Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk
mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Iman Soeharto, 1996 :Proyek
mempunyai ciri pokok sebagai berikut:
1. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir atau hasil
kerja akhir.
2. Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal serta
criteria mutu.
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan
titik akhir ditentukan dengan jelas.
4. Non rutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang
proyek berlangsung.
Proyek mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi. Tiga
karakteristik tersebut adalah :
1. Bersifat unik. Keunikan dari proyek konstruksi adalah : tidak pernah terjadi rangkaian
kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek
yangsejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup pekerja yang
berbeda-beda.
2. Dibutuhkan sumber daya (resource)
3. Setiap proyek membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja , uang, mesin, metode, dan
material. Dalam kenyataannya, mengorganisaikan pekerja lebih sulit dibandingkan
dengan sumber daya lainnya.
4. Organisasi. Setiap orgamnisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya
terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,
kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus dilakukan
adalah menyusun visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi.(Wulfram I. Ervianto: 2002:9)
Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut
merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang sering diasosiasikan sebagai
sasaran proyek. Ketiga batasan diatas disebut tiga kendala (triple constrain) yaitu:
1. Anggaran
Menurut Munadar (2001:1) anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusaahan, yang dinyatakan dalam unit atau
kesatuan moneter yang berlaku untuk jamgka waktu yang akan datang.anggaran jga dapat
diartikan sebagai istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat
didefenisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan,
pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab menajemen.
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi anggaran. Untuk
proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal pengerjaan bertahun-
tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan dalam total proyek, tetapi dipecah atas
komponen-komponennya atau perperiode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan
keperluan. Dengan demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek harus memenuhi sasaran
anggaran per periode.
1.1 Pengertian manajemen Biaya
Manajemen biaya proyek (project cost management) adalah pengendalian proyek untuk
memastikan penyelesaian proyek sesuai dengan anggaran biaya yang telah di setujui. Hal- hal
utama yang perlu di perhatikan dalam manajemen biaya proyek adalah sebagai berikut
(Biemo W.soemardi).
1.2. Perencanaan sumber daya
Perencanaan sumber daya ( human recources planning) adalah inti dari manajemen
sumber daya manusia. Karena dengan adanya perencanaan maka kegiatan seleksi, pelatihan,
pengembangan, serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan sumber daya manusia lebih
terarah. Soekidjo (1998 :12)
Werther dan Davis (1989) membuat batasan “ human recorces planning
Systematically forcast an organization’s future demand for,and supplay of, employes.”
Perencanaan sumber daya manusia adalah suatu perencanaan yang sistematik tentang
perkiraan kebutuhan dang pengadaan atau pasokan tentang pekerja (karyawan). (Soekidjo
Notoatmodjo, 1998:12)
Perncanaan sumber daya merupakan proses untuk menentukan sumber daya dalam
bentuk fisik (manusia, peralatan, material)dan kuantitasnya yang di perlukan untuk
melaksanakan aktivitas proyek. Proses ini sangat berkaitan dengan proses estimasi biaya.
1.3. Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari sumber daya yang
digunakan untuk menyelesaikan proyek. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia estimasi
biaya adalah perkiraan, penilaian, atau pendapat. Ini menunjukkan bahwa istilah estimasi
dapat kita gunakan secara umum untuk menyatakan perkiraan, penilaian,atau pendapat kita
mengenai sesuatu. Misalnya kita melihat seorang anak bertubuh gemuk akan ikut serta dalam
lomba lari. Walaupun tubuhnya gemuk akan tetapi kakinya terlihat kokoh dan kuat sehingga
kita mengestimasi bahwa ia akan dapat bersaiang dalam lomba lari tersebut. Istilah estimasi
bagi seorang terdengar cukup serius padahal secara umum kita selalu membuat estimasi
dalam kehidupan sehari-hari. Istilah estimasi sering kita dengar ketika orang membicarakan
proyek atau menghitung nilai statistik pada sensus penduduk. Misalnya estimasi waktu dan
biaya dalam menyelesaikan sebuah proyek pembuatan gedung. Atau estimasi jumlah populasi
penduduk suatu wilayah dengan menggunakan sample. Jadi, pengertian estimasi biaya adalah
perkiraan tentang seberapa besar kebutuhan biaya yang dibutuhkan untuk meyelesaikan suatu
pekerjaan/kegiatan tertentu.
Bila proyek dilaksanakan melalui seluruh kontrak, perlu dibedakan antara estimasi
biaya dengan nilai nilai kontrak. Estimasi biaya melibatkan perhitungan kuantitatif dari
biaya-biaya yang muncul untruk menyelesaikan proyek. Sedangkan nilai kontrak merupakan
keputusan dari segi bisnis dimana perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi
merupakan salah satu pertimbangan dari keputusan yang diambil.
1.4.penganggaran biaya
Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masing-masing
aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Jika kita lihat dari
defenisi para ahli, anggaran merupakan dokumen yang berusaha untuk mendamaikan
prioritas-prioritas program dengan sumber-sumber pendapatan yang diproyeksikan.
Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan
untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai dana yang dibutuhkan
untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapai tujuan tersebut. Gomes (1995:87-88). Dari
pengertian diatas, penganggaran dapat diartikan pula suatu rencana yang disusun secara
sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam Unite Moneter yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Dari proses ini
didapatkan cost baseline yang digunakan untuk menilai keinerja proyek.
Karekteristik Anggaran
Dari paparan diatas, anggaran memiliki karekteristik diantaranya:
Rencana yang telah disusun sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan,meliputi seluruh
kegiatan yang ada dilapangan,anggaran proyek dinyatakan dalam satuan moneter,proyek
didalam anggaran dilaksanakan dalam jangka waktu yang tertentu sampai dimasa yang akan
datang tentu adanya,dalam perencanaan anggran tetntu telah ditelaah dan disetujui oleh
otoritas yang lebih tinggi ketimbang oleh pihak yang menganggarkannya.dalam perencanaan
anggaran tentu adanya komitmen manajemen,dan anggaran mengistemasikan potensi
labadidalam satuan bisnis,
1.5. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dilakukan selama proyek berlangsung untuk mendeteksi apakah
biaya aktual pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua penyebab
penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik sehingga langkah-langkah perbaikan
dapat dilakukan.
2. Jadwal
Jadwal adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar
atau tabel kegiatan atau rencana kegiatan dengan pembagian waktu pelaksanaan yang
terperinci. Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan.Bila hasil akhir adalah produkbaru, maka penyerahannya tidak boleh melewati
batas waktu tyang telah ditentukan.
2.1. Pengertian Manajemen Waktu
Manajemen waktu proyek ( project time management ) adalah proses merencanakan,
menyusun, dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek, dimana dalam perencanaan dan
penjadwalannya telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas
proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan sears, 1991).
Ada lima proses utama dalam manajemen waktu proyek (Biemo W. Soemardi, dkk )
yaitu:
1. Pendefinisian Aktivitas
Merupakan proses identifikasi semua aktivitas spesifik yang harus dilakukan
dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan sasaran proyek
(project deliveriables). Dalam proses ini dihasilkan pengelompokan semua aktifitas
yang menjadi ruang lingkup proyek dari level tertinggi hingga level yang terkecil atau
disebut Work Breakdown Structure
(WBS ).
2. Urutan Aktivitas
Proses pengurutan aktivitas melibatkan identifikasi dan dokumentasi dari hubungan
logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas harus di urutkan secara akurat untuk
medukung pengembangan jadwal sehingga diperoleh jadwal yang realistis. Dalam
proses ini dapat digunakan alat bantu komputer untuk mempermudah pelaksanaan
atau dilakukan secara manual. Teknik secara manual masih efektif untuk proyek yang
berskala kecil atau di awal tahap proyek yang berskala besar, yaitu bila tidak
diperlukan pendetailan yang rinci.
3. Estimasi Durasi Aktivitas
Estimasi durasi aktivitas adalah proses pengambilan informasi yang berkaitan
dengan lingkup proyek dan sumber daya yang diperlukan yang kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan estimasi durasi atas semua aktivitas yang dibutuhkan dalam
proyek yang digunakan sebagai input dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi
estimasi durasi sangat tergantung dari banyaknya informasi yang tersedia.
- Prinsip manajemen waktu
Untuk dapat mengatur atau me-manage waktu secara baik dan tepat di perlukan
pemahaman mengenai prinsip dasar manajemen waktu supaya dapat berhasil dan
memiliki daya guna, berikut ini prinsip manajemen waktu yang harus diperhatikan:
Sediakanlah waktu untuk perencanaan dan untuk memetapkan prioritas.
Selesaikanlah pekerjaan atau tugas yang memiliki prioritas yang tinggi secepat
mungkin dan selesaikan pekerjaan sebelum memulai pekerjaan yang lain.
Dan perioritaskan kembali tugas yang tersisa, berdasarkan informasi baru yang
terkait.
4. Pengembangan Jadwal
Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas dalam proyek
akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal proyek merupakan proses
iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi durasi dan biaya hingga penentuan
jadwal proyek.
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal
kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan meterial serta rencana
durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses
penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih
terperinci dan sangat detail.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan atau scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan
masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai
hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada selama proses
pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai
permasalahannya.
5. Pengendalian Jadwal
Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah kinerja yang
dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan atau tidak. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengendalian jadwal adalah:
a. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan memastikan
perubahan yang terjadi disetujui.
b. Menentukan perubahan dari jadwal.
c. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan awal
proyek.
3. Mutu
Kata mutu mempunyai definisi yang berbeda-beda mulai dari yang konfensional
sampai dengan yang strategik. Definisi yang konfensional biasanya menjelaskan salah satu
pengertian mulai seperti memakai suatu komoditas dengan enak, kontruksi bangunan bagus
dan tahan lama. Selaian itu ada definisi yang lain yang menggambarkan kesan prima, nomor
satu dan paling baik.
Menurut Philips B.C (1980) yang menekankan pentingnya pimpinan puncak untuk
menciptakan iklim yang nyaman dan meyakinkan bahwa mutu adalah misi produk yang harus
di capai oleh organisasi dan karyawan disemua tingkatan dapat dimotivasi untuk mengejar
peningkatan tetapi motivasi tidak akan berhasil kecuali disetiakan alat untuk
meningkatkannya.
Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan. Jadi, memnuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang
dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
Biaya(anggaran)
Jadwal(waktu) Mutu(kinerja)
Gambar 2.1 Hubungan Triple Constrain (Iman Soeharto; 1997:3)
Ketiga batasan tersebut, bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan
kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umumnya harus diikuti dengan
meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi
anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan
mutu dan jadwal.
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga
sasaran tersebut dapat dipenuhi. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan parameter
lingkup sehingga parameter diatas menjadi lingkup, biaya ,jadwal, dan mutu.
2.4. Perencanaan Proyek
Dalam uraian diatas telah disebutkan bahwa kegiatan proyek itu tidak pernah sama
persis, hanya sejenis dan dalam rangkaina kegiatan proyek tidak akan berulang, oleh sebab
itu diperlukan perencanaan proyek yang matang.
Merencanakan dan mengestimasi sebuah proyek bukan merupakan hal yang mudah,
karena sebuah proyek dibatasi oleh waktu, mutu, dan biaya.Jadi dalam merencanakan harus
mempunyai dasar teori yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga bila suatu ketika
diadakan evaluasidari proyek yang bersangkutan dapat ditelusuri asal dari sebuah
permasalahan yang ada.
Menurut soeharto (1997) perencanaan merupakansalah satu fungsi vital dalam
kegiatan manajemen. Jadi rancangan adalah suatu proses mencoba meletakkan dasar tujuan
dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Perencanaan
memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan
kegiatan. Perencanaan bertujuaan untuk melakukan usaha dan memenuhi persyaratan
spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu dan waktu ditambah dengan
terjaminnya faktor keselamatan kerja.
2.5. Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu
Metode pengendalian proyek yang digunakan adalah Metode Pengendalian Biaya dan
Jadwal Terpadu (Earned Value). Metode ini mengkaji kecenderungan Varian Jadwal dan
Varian Biaya pada suatu periode waktu selama proyek berlangsung (Soeharto, 1997).
2.5.1. Pengertian Earned Value Analysis
Metode ”Nilai Hasil” (Eaned Value) adalah suatu metode pengendalian yang
digunakan untuk mengendalikan biaya dan jadual proyek secara terpadu. Metode ini
memberikan informasi status kinerja proyek pada suatu periode pelaporan dan memberikan
informasi prediksi biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan
berdasarkan indikator kinerja saat pelaporan
Chen, S and Zhang, X ( 2012 ), Earned Value Management ( EVM ) adalah suatu
metodologi untuk mengevaluasi kinerja dan kemajuan proyek dengan mengintegrasikan
lingkup proyek, jadwal dan biaya
Mc Connel, D ( 1985 ) Earned Value adalah teknik pengendalian proyek yang
menyediakan ukuran kuantitatif kinerja. Ini melibatkan anggaran dari pekerjaan yang
dijadwalkan untuk dilakukan. Metode ini merupakan metode yang terbukti untuk
mengevaluasi kemajuan pekerjaan guna mengidentifikasi potensi kesalahan atau tidak
kesesuaian jadwal dan overruns anggaran nilai yang di peroleh untuk suatu tugas yang
diberikan dihitung sebagai biaya proyek yang dianggarkan dari pekerjaan yang dilakukan dan
merupakan fungsi dari waktu, pekerjaan yang telah selesai, dan anggaran.
Menurut Gray dan Larson (2000), Earned Value dijelaskan sebagai sistem yang
membandingkan antara biaya rencana dan biaya aktual untuk mengukur kegiatan mana yang
benar-benar dapat terselesaikan dengan biaya yang dianggarkan.
Sedangkan menurut Soeharto (1995), Earned value adalah konsep menghitung
besarnya biaya yang menurut anggaran yang sesuai dengan poekerjaan yang telah
terselesaikan atau dilaksanakan.
Dari defenisi diatas, Earned Value adalah konsep menghitung besarnya biaya yang
menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Bila ditinjau dari jumlah
pekerjaan yang telah diselasaikan pada suatu waktu bila dinilai berdsarkan jumlah anggaran
yang disediakan untuk pekerjaan tersebut.
2.5.2.. Metode Analisis Varians
Metode Analisis Varians adalah metode untuk mengendalikan biaya dan jadwal suatu
kegiatan proyek konstruksi. Dalam metode ini identifikasi dilakukan dengan membandingkan
jumlah biaya sesungguhnya dikeluarkan terhadap anggaran. Analisis Varians dilakukan
dengan mengumpulkan informasi tentang status terakhir kemajuan proyek pada saat
pelaporan dengan menghitung jumlah unit pekerjaan yang telah diselesaikan kemudian
dibandingkan dengan perencanaan atau melihat catatan penggunaan sumber daya. Metode ini
akanmemperlihatkan perbedaan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran dan waktu
pelaksanaan terhadap jadwal.
2.5.3. Varians dengan Grafik “S”
Cara lain untuk memperagakan adanya varians dengan menggunakan grafik. Grafik
“S” akan menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus
proyek. Bila grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa yang disusun berdasarkan
perencanaan dasar maka akan segera terlihat jika terjadi penyimpangan.
Penggunaan grafik “S” dijumpai dalam hal berikut:
1. Pada analisis kemajuan proyek secara keseluruhan.
2. Penggunaan seperti diatas, tetapi untuk satuan unit pekerjaan atau elemen-elemennya.
3. Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis presentase (%)
penyelesaian pekerjaan, misalnya jam-orang untuk menyiapkan rancangan, produksi
gambar, menyusun pengajuan pembelian, terhadap waktu.
4. Pada kegiatan konsruksi, yaitu untuk menganalisis pemakaian tenaga kerja atau jam-
orang dan unutk menganalisis persentase (%) penyelesaian serta pekerjaan –pekerjaan
lain yang diukur (dinyatakan) dalam unit versus waktu. Grafik “S” sangat bermanfaat
untuk dipakai sebagai laporan bulanan dan laporan kepada pimpinan proyek, karena
grafik ini dapat dengan jelas menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang
mudah dipahami
2.5.4. Kombinasi Bagan Balok dan grafik “S”
Salah satu teknik pengnedalian kemajuan proeyek adalah memakai kombinasi grafik
“S” dan tonggak kemajuan (milestone).Milestoneadalah titik yang dianggap menandai suatu
peristiwa yang dinaggap penting dalam reangkain pelaksanaan pekerjaan proyek.Titik
milestoneditentukan pada waktu pembutan perencanaan dasar yang disapkan sebagai tolak
ukur kegiatan pengendalian kemajuan proyek.Penggunaan milestoneyang dikombinasikan
dengan grafik “S” amat efektif untuk mengendalikan pembayaran berkala.
2.5.5. Konsep Nilai Hasil (Earned Value)
Untuk meningkatkan efektivitas dalammemantau dan mengendalikan kegiatanproyek,
perlu dipakai suatu metodepengendalian kinerja proyek yang lebihprogresif digunakan adalah
dengan caraEarned Value atau Nilai Hasil, yang dapatmemberikan informasi mengenai
posisikemajuan proyek dalam jangka waktu tertentu serta dapat memperkirakan progress
proyek pada periode selanjutnya, yaitu dalam hal biaya dan waktu penyelesaian proyek.
Konsep milai hasil dapat diketahui kinerja kegiatan yang sedang dilakukan serta dapat
meningkatkan efektivitas dalam meningkatkan kegiatan proyek. Dengan memakai asumsi
bahwa kecendrungan yang ada dan terungkap pada saat pelaporan akan terus berlangsung,
maka metode perkiraan atau proyeksi masa depan proyek,seperti :
o Dapatkah proyek diselesaikan dengan kondisi yang ada.
o Berapa besar perkiraan biaya untuk menyelesikan proyek.
o Berapa besar keterlambatan/kemajuan pada akhir proyek
Konsep nilai hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran
sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Bila ditinjau dari jumlah pekerjaan yang
telah diselesaikan berarti konsep ini mengatur besarnya unit pekerjaan yang diselesaikan pada
suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan
tersebut.
Dengan perhitungan ini dapat diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya
telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan, yang dapat ditulis
dengan rumus: nilai Hasil = (% Penyelesaian) x
( anggaran ).
Konsep dasar nilai hasil dapat dipergunakan untuk menganalisis kinerja dan
membuat perkiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan tiga indikator, yaitu, ACWP
(Actual Cost of Work Performed), BCWP (Budgeted Cost of Work Performed) dan BCWS
(Budgeted Cost of Work Scheduled)
1. BCWP
BCWP menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah BCWS
merupakan anggaran untuk suatu paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal
pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja dimana
setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur
dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan menggunakan tiga indikator di atas, maka dapat
dihitung berbagai faktor yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek
seperti:
a. Varian biaya dan varian jadwal
b. Memantau perubahan varian terhadap angka standar
c. Indeks produktivitas dan kinerja
d. Perkiraan biaya dan waktu penyelesaian proyek Rumus untuk mencari varian biaya
dan varian waktu adalah sebagai berikut:
Varian biaya (CV) = BCWP – ACWP
Varian jadwal (SV) = BCWP – BCWS
Angka negatif pada varian biaya menunjukkan bahwa biaya lebih tinggi dari anggaran,
disebut cost overrun.Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai biaya anggaran.
Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran,
yang disebut cost underrun. Demikikian juga halnya dengan jadwal, angka negatif berarti
terlambat, nol berarti tepat waktu dan positif berarti le bih cepat daripada rencana.
3. BCWS
Budged Cost Work Schedule ( BCWS ) merupakan anggaran biaya yang dialokasikan
berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari
akumulasi anggatran biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalan periode waktu tertentu.
BCWS pada akhir proyek ( penyelesaian 100% ) disebut Budged at completion ( BAC ).
BCWS juga menjadi tolak ukur kinerja waktu dari pelaksanaan proyek.BCWS
merefleksikan penyerapan biaya rencana secara kumulatif untuk setiap paket-paket
pekerjaan berdasarkan urutannya sesuai jadwal yang direncanakan.
4. ACWP ( Actual Cost Work Performance )
ACWP adalah representasi dari keseluruhan pengeluaran yang telah di keluarkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam priode tertentu.ACWP dapat berupa komulatif hingga priode
perhitungan kinerja atau jumlah biaya pengeluaran dalam priode waktu tertentu.
2.5.6. Konsep Earned Value pada Kinerja Proyek
Beberapa definisi penting yang terkait dengan penilaian ini adalah Cost
Variance,Schedule Variance,Cost Performance Index, Schedule Performance Index, Estimate
at Completion, dan Variance at Completion.
1. Cost Variance (CV)
Cost Variance adalah selisih antara nilai yang diproleh setelah menyelesaikan paket-paket
pekerjaan dengan biaya aktual selama pelaksanaan proyek. Cost variance positife
menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diproleh lebih besar di bandingkan
dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan
tersebut.sebaliknya,nilai negatife menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang telah
di selesaikan lebih rendah di bandingkan dengan biaya yang telah di keluarkan.
CV=BCWP-ACWP………………………………………(1)
2. Schedule Variance (SV)
Schedule Variance di gunakan untuk menghitung penyimpangan antara BCWP
dengan BCWS. Nilai positife menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan proyek yang
terlaksana lebih banyak di banding rencana. Sebalik nya nilai negatife menunjukkan
kinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket pekerjaan yang terlaksana lebih sedikit
dari jadwal yang di rencanakan
SV=BCWP-BCWS…………………………………………..(2)
3. Cost Performance Index ( CPI )
Faktor efisiensibiaya yang telah dikeluarkan dalam pelaksanaan proyek dapat
diperlihatkan dengan membandingkan nilai pekerjaan secara fisik telah diselesaikan ( BCWP
) dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP ).
CPI = BCWP / ACWP……………………………….( 3 )
Nilai CPI menunjukkan bobot nilai yang diperoleh ( relatif terhadap nilai proyek
keseluruhan) terhadap biaya yang dikeluarkan. CPI kurangf dari 1 menunjukkan kinerja biaya
yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan ( ACWP ) lebih besar dibandingkan dengan nilai
yang dapat ( BCWP ) atau dengan kata lain terjadi pemborosan.
4. Schedule Performance Index ( SPI )
Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan pekerjaan dapat di perlihatkan oleh
perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan ( BCWP ) dengan
rencana pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan rencana pekerjaan ( BCWS ).
SPI = BCWP / BCWS ……………………………………….( 4 )
Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan yang mampu diselesaikan ( relatif
terhadap proyek keseluruhan ) terhadap satuan pekerjaan yang direncanakan. Nilai SPI
kurang dari 1 menujukkan bahwa kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan
karena tidak mampu mencapai target pekerjaan yang sudah direncanakan.
5. Prediksi biaya penyelesaian Akhir proyek / Estimate at Completion (EAC)
Pentingnya menghitung CPI dan SPI adalah untuk memprediksi secara statistic biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Ada banyak metode dalam memprediksi biaya
penyelesaian proyek ( EAC ). Namun perhitungan EAC dengan SPI dan CPI lebih mudah dan
cepat penggunanya. Ada beberapa rumus perhitungan EAC, salah satunya adalah sebagai
berikut:
EAC = ACWP + ( BAC – BCWP ) / CPI x SPI ………………..(5 )
Perhitungan EAC merupakan penjumlahan biaya aktual yang sudah di keluarkan dengan
sisa biaya yang akan dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.sisa biaya yang akan
dibutuhkan diprediksi secara statistik dengan memperhitungkan efektifitas penggunaan biaya
( CPI ) dan kinerja pengerjaan terhadap rencan ( SPI ). Selanjutnya dapat di peroleh perkiraan
selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek ( BAC ) dengan biaya penyelesaian proyek
berdasarkan kinerja pengerjaan yang telah dicapai ( EAC ) atau yang disebut Variance at
Completion ( VAC ).
VAC = BAC – EAC …………………………………….(6)
Indikator CPI dan SPI lebih sering digunakan untuk penilaian kinerja proyek dibanding
SV dan CV. Nilai CPI dan SPI merupakan bobot nilai yang tidak memiliki dimensi sehingga
dapat dilakukan perbandingan antara kinerja proyek satu dengan lainnya . selain itu nilai SPI
dan CPI memberikan perbandingan relatif terhadap BCWS atau Performance Measurement
Baselline ( PMB ) yang menjadi dasar penilaian status proyek dari segi biaya dan waktu.
2.5.7. Indikator-Indikator yang Dipergunakan
Konsep dasar nilai hasil dapat dipergunakan untuk menganalisis kinerja dan membuta
perkiraan pencapaian sasaran.Indikatoryang digunakan adalah biaya aktual (actual cost), nilai
hasil (earned value) dan jadwal anggaran (planed value).
a. Biaya Aktual (Actual Cost=AC)
Biaya Aktual (Actual Cost = AC) atau Actual Cost of Work Performed (ACWP)
adalah jumlah biaya aktual pekerjaan yang telah dilaksanakan pada kurun pelaporan tertentu.
Biaya ini diperoleh dari data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal
pelaporan.(misalnya, akhir bulan),yaitu catatan segala pengeluaran biaya actual dari paket
kerja atau kode akuntansi termasuk perhitungan overhead dan lain-lain. Biaya aktual dalam
pengertian lain adalah total biaya yang benar-benar dikeluarkan dan dicatat dalam
menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan selama periode waktu yang diberikan untuk
aktivitas jadwal atau kerja komponen rincian struktur. Biaya aktual kadang- kadang bisa jam
tenaga kerja langsung saja, biaya langsung saja, atau semua biaya, termasuk biaya tidak
langsung. Juga disebut sebagai biaya aktual pekerjaan yang dilakukan (ACWP). Jadi AC
merupakan jumlah aktual dari penghargaan atau dana yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan pada kurun waktu tertentu.
b. Nilai Hasil
Nilai Hasil (Earned Value = EV) atau Budgeted Cost of Work Performanced (BCWP)
adalah nilai pekerjaan yag telah selesai terhadap anggaran yang disediakan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut. Bila angka AC dibandingkan dengan EV akan telihat
perbandingan antara biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang terlaksana terhadap
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk maksud tersebut.
c. Jadwal Anggaran
Jadwal Anggaran (Planned Value =PV) atau Budgeted Cost of Work Schedule
(BCWSmenunjukkan anggaran untuk suatu paket pekerjaan yang disusun dan dikaitkan
dengan jadwal pelaksanaan. Disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja,
dimana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat
menjadi tolak ukur pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
d. Varians Biaya dan Jadwal Terpadu
Telah disebutkan sebelumnya bahwa menganalisis kemajuan proyek dengan analisis
varans sederhana dianggap kurang mencukupi, karena metode ini tidak mengintegrasikan
aspek biaya dan jadwal.Untuk mengatasi hal tersebut indikator PV.EV dan AC digunakan
dalam menentukan Varians Biaya dan Varians Jadwal secara terpadu. Varians Biaya/Cost
Varians (CV) dan Varians Jadwal/Schedule Varians (SV) diinformasikan sebagai berikut:
Varians Biaya (CV) = EV-AC atau CV = BCWP-ACWP (Rumus 2.2)
- Negative (-)= Cost Overrun (biaya di atas rencana)
- Nol (0)= sesuai biaya
- Positive (+) = Cost Underrun (biaya di bawah rencana)
Varians Jadwal (SV) = EV-PV atau SV = BCWP-BCWS (Rumus 2.3)
- Negative (-)= terlambat dari jadwal
- Nol (0)= tepat waktu
- Positive (+) = lebih cepat dari jadwal.
Kriteria untuk kedua indicator diatas baik itu SV ( Schedule Varian ) dan CV
( Cost Varians ) ditabelkan oleh Imam Soeharto seperti tersebut dibawah ini:
Tabel 2.1 Analisa Varians Terpadu
Varians
jadwal
SV= BCWP -
BCWS
Varians
Biaya
CV = BCWP
– ACWP
Keterangan
Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari pada jadwal
dengan biaya lebih kecil dari pada anggaran
Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan
biaya lebih rendah dari pada anggaran
Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan seslesai
lebih cepat dari pada jadwal
Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran
Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya
lebih tinggi dari pada anggaran
Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan
menelan biaya diatas anggaran
Negatif Nol Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya
sesuai anggaran
Positif Negatif Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana
dengan menelan biaya diatas anggaran
Sumber : http://www.projectsmart.co.uk
e. Indeks produktivitas dan kinerja
Pengelola proyek seringkali ingin mengetahui penggunaan sumber daya, yang dapat
dinyatakan ssebagai indeks produktivitas atau indeks kinerja. Indeks kinerja ini terdiri dari
indeks kinerja biaya (Cost Performance Index=CPI) dan indeks kinerja jadwal (Schedule
Performance Index=SPI).
Indeks Kinerja Biaya (CPI) = EV/AC atau CPI = BCWP/ACWP (Rumus 2.4)
Indeks Kinerja Jadwal (SPI) = EV/PV atau SPI = BCWP/BCWS (Rumus 2.5)
dengan kriteria indeks kinerja (performance indeks) :
- Indeks kinerja < 1, berarti pengeluaran lebih besar daripada anggaran atau waktu
pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal
sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam
pelaksanaan kegiatan.
Indeks kinerja > 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam
arti peneluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.
- Indeks kinerja makin besar perbedaannya dari angka 1, maka makin besar
penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila didapat angka
yang terlalu tinggi berarti prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu
pengkajian lebih dalam apakah mungkin perencanaannya atau anggaran yang justru
tidak realistis.
f. Proyeksi Pengeluaran Biaya dan Jangka Waktu Penyelesaian Proyek
Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek berdasarkan atas indikator
yang diperoleh saat pelaporan akan memberikan petunjuk besarnya biaya pada akhir proyek
(estimasi at completion = EAC) dan prakiraan waktu penyelesaian proyek (estimate all
schedule = EAS). Prakiraan biaya atau jadwal bermanfaat karena memberikan peringatan dini
mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang, bila kecenderungan yang
ada pada saat pelaporan tidak mengalami perubahan. Bila pada pekerjaan tersisa dianggap
kinerjanya tetap seperti pada saat pelaporan,maka prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa
(ETC) adalah :
ETC = (BAC-BCWP)/CPI
Perhitungan akhir biaya konstruksi (EAC) dihitungdengan menggunakan beberapa asumsi
seperti dijelaskan dalam tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2. Alternatif perhitungan EAC
Asumsi Rumus
Performa biaya yang akan
datang akan sama dengan
seluruh performa biaya
masa lampau
EAC = ACWP + [(BAC –
BCWP ) / CPI )]
Performa biaya yang akan
datang akan sama dengan 3
alat pengukur masa lampau
EAC = ACWP + [( BAC –
BCWP ) / ( BCWPi + BCWPj +
BCWPk ) / ( ACWPi + ACWPj +
ACWPk )]
Performa biaya yang akan
datang akan di pengaruhi
penambahan performa
jadwal masa lampau
EAC = ACWP + [( BAC –
BCWP ) / CPI x SPI )]
Performa biaya yang akan
datang akan digabungkan
pada beberapa proporsi dari
kedua indeksnya
EAC = ACWP + [( BAC –BCWP
) / 0,8 CPI x 0,2 SPI )]
Sumber : http://www.projectsmart.co.uk
EAC = ACWP + {[ BAC – BCWP ] / CPI } ( Rumus 2.7 )
EAC = ACWP + [( BAC – BCWP ) / ( BCWPi + BCWPj +
BCWPk) / ( ACWPi + ACWPj + ACWPk )] ( Rumus 2.8 )
BAC = ACWP + {[ BAC – BCWP ] / [ CPI x SPI ]} ( Rumus 2.9 )
EAC = ACWP + {[ BAC – BCWP ] / [ 0.8 CPI x 0.2 SPI ] (Rumus 2.10)
Sedangkan perkiraan waktu penyelesaian seluruh pekerjaan:
ETS = ( sisa waktu ) / SPI (Rumus 2.11)
EAS = Waktu selesai + ETS ( Rumus 2.12 )
Dimana :
BCA ( Budgeted At Completion ) = Anggaran biaya proyek keseluruhan
SPI ( Schedule Performance Indeks ) = Indeks Kinerja Jadwal
CPI ( Cost Performance Indeks ) = Indeks kinerja Biaya
ETC ( Etimate Temporary Cost ) = Perkiraan Total Biaya Proyek
ETS ( Estimate Temporary Schedule) = Perkiraan Waktu Untuk yang Tersisa
EAS ( Estimate All Schedule ) Perkiraan Total Waktu Proyek
2.5.8 Estimasi Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk material, tenaga kerja, peralatan
dan jasa subkontraktor untuk pelaksanaan proyek sesuai rencana dan spesifikasi didalam
lingkup dari pekerjaan. Pekerjaan subkontraktor merupakan paket kerja yang terdiri dari
jasa dan material yang disediakan ole subkontraktor.
Inti dari perkiraan biaya secara detail adalah yang didasarkan pada penentuan jumlah
material, tenaga kerja, peralatan dan jasa subkontraktor yang merupakan bagian terbesar
dari biaya total proyek yaitu berkisar antara 85% (Riz,1994) yang terdiri dari biaya
peralatan sebesar 20–25%, material curah 20–25%, biaya konstruksi dilapangan yaitu
tenaga kerja, material, jasa subkontraktor 45-50%.
Pada estimasi biaya pembelian material dan peralatan diperlukan penentuan spesifikasi
material, dan mencari sumber-sumber material, menentukan supplier /pemasok dan
menentukan pilihan dari beberapa alternatif sampai dengan tata cara pembayaran material
dan peralatan termasuk ongkos pengiriman dan pembongkaran, garansi atau jaminan
pengiriman, jangka waktu pembayaran.
( Frederick, 1997 )
Pada penentuan estimasi biaya untuk material perlu di pertimbangkan pengaruh
terhadap faktor kuantitas dan faktor waktu.faktor kuantitas dari setiap jenis material dapat
diperoleh penghematan dari segi biaya. Demikian juga pertimbangan terhadap faktor
waktu saat pemasaran sampai saat penerimaan material di lokasi proyek. Biaya untuk
peralatan bias berupa biaya penyewaan ataupun biaya pembelian perlatan konstruksi yang
digunakan sebagai sarana untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi seperti truck, cerane,
fork - lift, grader, scraper dan sebagainya.
Biaya tenga kerja meliputi tenaga kerja dilapangan, sedangkan tenaga ahli dibidang
konstruksi termasuk biaya overhead lapangan dan merupakan biaya tidak langsung.
Identifikasi biaya tenga kerja / jam orang merupakan pejabaran dan kajian yang
mendalam merupakan faktor yang amat penting dalam menentukan perkiraan biaya
konstruksi. Juga aspek lain seperti aspek produktivitas tenaga kerja, tingkatan gaji,
keahlian dan lain-lain.
Dalam penentuan estimasi biaya proyek dikenal biaya tidak langsung yang
umumnya disebut biaya overhead yang terdiri dari biaya overhead lapangan dan overhead
kantor. Overhead lapangan adalah termasuk semua biaya untuk operasi dari semua
aktivitas pekerjaan dilapangan yang tidak termasuk didalam biaya langsung. Biaya tidak
langsung dilapangan ( overhead lapangan ) berkisar antara 8-12% dari total biaya
kontruksi , sedangkan biaya overhead kantor adalah 3 – 5% dari total proyek ( Ritz, 1994
).
Beberapa bagian utama dari biaya overhead lapangan antara lain adalah:
1. Biaya pengadaan bangunan sementara dan berbagai fasilitas proyek seperti pagar,
gudang, direksi kit, jalan masuk, kantor, drainase, perumahan sementara untuk tenaga
kerja.
2. Gaji karyawan dan stap dilapangan.
3. Keamanan dan keselamatan lokasi proyek.
4. Sistem utilitas kebutuhan proyek seperti air, listrik, telepon.
5. Pengaturan material dan gudang.
6. Transportasi dan perlengkapan konstruksi seperti lift, cerane, truck.
7. Perumahan tenaga kerja.
8. Alat komunikasi dan pelayanan.
9. Biaya laboratorium, pengujian lapangan, biaya pengawasan.
10. Dewatering (pemompaan) air tanah dan sebagainya.
11. Biaya overhead kantor meliputi antara lain:
12. Gaji karyawan dan staf kantor
13. Peralatan dan kebutuhan kantor, sewa kantor, pemasaran, reklame.
14. Sistem utilitas kantor air, listrik, telepon.
15. Asuransi, pembayaran bunga pinjaman bank.
16. Pengurusan ijin dan pajak PPN , PPh.
17. Sumbangan / pungutan.
18. Biaya perjalanan dinas dan akumudasi dan lain – lain.