bab ii landasan teori a. 1. - digilib.uns.ac.id/persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan...

26
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi memiliki definisi yang berbeda-beda satu diantara yang lain. Menurut Jalaluddin Rakmat (2001: 51) menyatakan bahwa “Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman. Dengan kata lain persepsi mencakup penerimaan stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Bimo Walgito (2004: 88) mengemukakan bahwa ”Persepsi itu merupakan pengorganisasian, penginterprestasian, terhadap stimulus yang diindranya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang menyeluruh (intergrated) dalam diri individu”. Sementara Slameto (2003: 102) menyatakan bahwa: Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti yang dipergunakan oleh seseorang atau individu untuk memahami dunia sekitarnya yaitu dengan cara memahami, mengorganisasi dan menafsirkan suatu stimulus sehingga memungkinkan individu untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek, situasi atau peristiwa yang dapat mempengaruhi perilaku. 9

Upload: phungthuan

Post on 05-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi memiliki definisi yang berbeda-beda satu diantara yang lain.

Menurut Jalaluddin Rakmat (2001: 51) menyatakan bahwa “Persepsi adalah

proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga

meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup penafsiran objek, tanda dan orang

dari sudut pengalaman. Dengan kata lain persepsi mencakup penerimaan stimulus

yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan

membentuk sikap.

Bimo Walgito (2004: 88) mengemukakan bahwa ”Persepsi itu

merupakan pengorganisasian, penginterprestasian, terhadap stimulus yang

diindranya sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan respon yang

menyeluruh (intergrated) dalam diri individu”. Sementara Slameto (2003: 102)

menyatakan bahwa:

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti yang dipergunakan

oleh seseorang atau individu untuk memahami dunia sekitarnya yaitu dengan cara

memahami, mengorganisasi dan menafsirkan suatu stimulus sehingga

memungkinkan individu untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek, situasi

atau peristiwa yang dapat mempengaruhi perilaku.

9

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

10

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

Persepsi merupakan hal yang bersifat subjektif, yaitu melibatkan tafsiran

pribadi masing-masing individu, sehingga perlu diketahui faktor-faktor apa saja

yang berasal dari dalam individu atau dapat dikatakan faktor intern. Menurut

Bimo Walgito (2004: 68), faktor-faktor tersebut adalah:

1) Stimulus dan Respon Stimulus adalah bagian dari respon stimuli yang berhubungan

dengan kelakuan sedangkan respon adalah reaksi terhadap rangsang yang diterima oleh panca indera.

2) Perhatian Perhatian merupakan proses penyeleksian terhadap stimulus,

dengan demikian apa yang diperhatikan akan betul-betul disadari oleh individu.

3) Keadaan diri (Personality) Keadaan diri individu itu berupa pengalaman, latar belakang

individu, dan pendidikan. 4) Kebermaknaan (Meaningsful)

Kebermaknaan merupakan hasil dari proses pemahaman dari kesatuan stimulus dan respon, perhatian, keadaan diri (Personality) ataupun informasi yang diterima mengenai ketentuan-ketentuan yang ada.

5) Penilaian (Pengambil Keputusan) Penilaian berhubungan dengan pemberian kesan atau anggapan

sebagai respon yang integrated dalam diri individu.

Menurut Robbins (2001: 134), selain faktor yang berasal dari dalam

individu, ada faktor-faktor lainnya yang berasal dari luar individu atau faktor

ekstern, yaitu:

1) Faktor Objek Meliputi ukuran, intensitas dan kontras atau pertentangan.

Semakin besar ukuran objek tertentu, maka persepsi seseorang terhadap objek tersebut akan semakin jelas dan mudah dipahami. Kemudian jika intensitas objek yang dipersepsikan semakin sering ditunjukkan, maka objek tersebut semakin diperhatikan sehingga akan lebih mudah untuk dipersepsikan. Objek semakin bertentangan atau kontras dengan sekitarnya akan lebih menarik orang sehingga akan lebih mudah dipersepsikan oleh orang.

2) Faktor Situasi Adalah kondisi lingkungan dimana individu mempersepsikan

objek tertentu.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

11

Secara ringkas faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu individu

yang mengadakan persepsi, situasi dan objek yang dipersepsikan. Individu

dipengaruhi oleh faktor stimulus dan respon, perhatian, keadaan diri

(Personality), kebermaknaan (Meaningsful), dan penilaian (Pengambil

Keputusan).

c. Prinsip-Prinsip Dasar Persepsi

Setiap hal atau benda mempunyai karakteristik atau prinsip yang

mendasarinya. Slameto (2003: 103) mengungkapkan bahwa ”Lima prinsip

dasar persepsi, yaitu relative bukannya absolud, persepsi itu selektif, persepsi

itu mempunyai tatanan, persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan

penerima rangsangan dan persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh

berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama”.

Berikut ini diuraikan prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut:

1.) Persepsi itu relative bukannya absolud

Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala

sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Seseorang tidak dapat menyebut

secara persis berat suatu benda yang dilihatnya atau kecepatan sebuah

mobil yang sedang lewat, tetapi seseorang dapat secara relatif menerka

berat berbagai benda atau kecepatan mobil-mobil berdasarkan sifatnya

yang relatif, maka dampak dari suatu perubahan rangsangan dirasakan

lebih besar dari pada rangsangan yang datang kemudian, sehingga persepsi

seseorang dapat diprediksi berdasarakan persepsi orang tersebut

sebelumnya pada objek yang sama.

2.) Persepsi itu selektif

Individu hanya memperhatikan rangsangan dari semua rangsangan

yang ada di sekelilingnya, rangsangan yang diterima akan tergantung pada

apa yang pernah dipelajarinya, apa yang pada suatu saat menarik perhatian

dan kearah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Individu

mempunyai keterbatasan untuk menerima rangsangan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

12

3.) Persepsi itu mempunyai tatanan

Individu menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan,

melainkan dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.

Apabila rangsangan yang datang tidak lengkap, maka akan dilengkapi

sendiri oleh penerima sehingga hubungan tersebut menjadi jelas.

4.) Persepsi di pengaruhi oleh harapan dan kesiapan dalam penerima

rangsang

Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana

yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang

dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi.

5.) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi

orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.

Persepsi yang dimiliki seseorang maupun suatu kelompok dapat

berbeda dengan orang lain atau kelompok lain, perbedaan ini disebabkan

adanya perbedaan-perbedaan masing-masing individu, perbedaan dalam

kepribadian, perbedaan latar belakang sosial ekonomi, tingkat pendidikan,

budaya dan adat individu tersebut dibesarkan, karena adat istiadat suatu

daerah akan berpengaruh pada cara berfikir individu yang berasal dari

daerah itu.

d. Proses Dan Langkah Terjadinya Persepsi

Bimo Walgito (2007: 54) dalam bukunya Pengantar Psikologi Umum

mengemukakan:

Proses terjadinya persepsi adalah objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai indera atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak. Proses ini dinamakan proses fisiologis. Kemudia terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi di dalam otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari proses persepsi adalah individu menyadari tentang apa yang diterimanya melalui alat indera atau reseptor

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

13

Menurut kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya

persepsi melalui tiga tahapan, yaitu: tahap pertama yang dinamakan tahap fisik

atau kealaman, tahap kedua yang disebut sebagai tahap fisiologis dan tahap ketiga

yaitu tahap psikologis yang merupakan proses terakhir yang menyadari apa yang

individu terima melalui otak.

Adapun langkah-langkah terjadinya persepsi dapat diungkapkan sebagai

berikut:

1) Persepsi dimulai dari menghimpun informasi yang masuk dari dunia luar

melalui panca indera

2) Begitu banyaknya informasi yang masuk melalui indera maka tidak semua

dapat di catat dan tidak dapat memuaskan pada semuanya sekaligus. Oleh

sebab itu harus menentukan pilihan atau harus menyeleksi mana yang menjadi

perhatian utamanya.

3) Pada langkah ini informasi diubah dari tidak lengkap kemudian dilengkapi

menjadi proses yang lebih aktif dan kreatif, terdapat usaha untuk menambah

terhadap apa yang diketahui dan dipercayai.

4) Setelah langkah mencampur dan menambah seleksi, maka capuran itu

diorganisir dan di koordinir menjadi bentuk-bentuk yang teratur

5) Arti dan bentuk yang teratur adalah usaha memberikan makna atau arti dari

bentuk yang teratur disebut tingkat menginterpretasi sehingga tercapai

pemahaman tentang pengertian pesan atau informasi dari yang telah

disampaikan. Artinya ide yang dapat diterima adalah apakah mempunyai

kesamaan antara ide yang dikirim dan semua itu tergantung oleh berbagai

faktor baik internal maupun eksternal. Hal itu karena keterbatasan-

keterbatasan, terutama dari individu yang bersangkutan.

Menurut uraian di atas disimpulkan bahwa hasil persepsi diperoleh

melalui beberapa tahapan yaitu menghimpun informasi, penyeleksian stimulus

atau informasi, dan menginterpretasi stimulus.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

14

e. Definisi Operasional Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

1. Stimulus dan Respon

Dalam psikologi menyatakan bahwa stimulus adalah bagian dari respon

stimuli yang berhubungan dengan kelakuan. Sedangkan dalam fisiologi, stimulus

adalah perubahan lingkungan internal atau eksternal yang dapat diketahui. Ketika

stimulis dimasukan kedalam reseptor sensoris, stimulus akan mempengaruhi

refleks melalui transduksi stimulus.

Wangmuba (2009: 5) menyatakan bahwa ”Respon adalah istilah yang

digunakan oleh psikologi untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang

diterima oleh panca indera”. Respon biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku

yang dimunculkan setelah dilakukan perangsangan. Teori Behaviorisme

menggunakan istilah respon yang dipasangkan dengan rangsang dalam

menjelaskan proses terbentuknya perilaku. Respon adalah perilaku yang muncul

dikarenakan adanya rangsang dari lingkungan. Jika rangsang dan respon

dipasangkan atau dikondisikan maka akan membentuk tingkah laku baru terhadap

rangsang yang dikondisikan.

Hubungan stimulus dan respon bersifat mekanistis, stimulus akan

berperan dalam menentukan respon. Namun tidak semua stimulus akan direspon

oleh individu, respon akan diberikan oleh individu terhadap stimulus yang ada

penyesuaian atau yang menarik perhatian individu. Dengan demikian dapat

dikemukakan bahwa semakin tinggi atau semakin menarik stimulus yang

diterima individu maka kemungkinan respon yang ditunjukkan juga semakin baik

dan sebaliknya jika stimulus yang diterima individu rendah atau kurang menarik

maka kemungkinan respon yang ditunjukkan juga kurang baik. Terkait dengan

sertifikasi, misalkan stimulus itu adalah pemberian tunjangan profesi sebesar gaji

pokok yang diterima. Kemungkinan ada sebagian guru yang menganggap

sertifikasi itu penting karena dapat meningkatkan penghasilan yang diterima

sehingga akan mengakibatkan persepsi yang baik. Sebagian guru ada yang

menganggap sertifikasi itu kurang penting karena beranggapan untuk

mendapatkan tambahan penghasilan harus mengikuti sertifikasi guru dengan

berbagai syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu dan itu memberatkan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

15

mereka, sehingga akan menyebabkan persepsi yang kurang baik terhadap

sertifikasi.

2. Perhatian

Perhatian merupakan proses penyeleksian terhadap stimulus, dengan

demikian apa yang diperhatikan akan betul-betul disadari oleh individu. Jika

perhatian kepada stimulus semakin tinggi maka respon juga akan semakin baik

dan sebaliknya jika perhatian kepada stimulus rendah maka respon juga akan

kurang baik. Terkait dengan penelitian ini, kemungkinan ada guru yang lebih

memberikan perhatian terhadap stimulus sebab sertifikasi ini dipandang

memberikan pengaruh positif terhadap profesi mereka sehingga memungkinkan

persepsi mereka terhadap sertifikasi akan baik, yaitu dengan cara mempersiapkan

syarat-syarat sertifikasi yang dapat guru penuhi terlebih dahulu. Sedangkan

kemungkinan terdapat guru yang kurang memberikan perhatian terhadap

stimulus. Hal ini disebabkan karena ketentuan dalam uji sertifikasi dipandang

kurang menguntungkan sebagian guru sekolah dasar sehingga memungkinkan

persepsi mereka terhadap sertifikasi kurang baik, yaitu dengan ditetapkannya

syarat kualifikasi akademik minimal S-1 atau D-4 karena sebagaian besar guru

sekolah dasar adalah lulusan Diploma (D-1 dan D-2) atau karena usia yang sudah

mendekati pensiun.

3. Keadaan diri (Personality)

Persepsi itu tidak hanya ditentukan oleh stimulus tetapi juga akan

ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan diri orang yang mempersepsi. Terkait

dengan sertifikasi, keadaan diri individu itu bisa berupa pengalaman (Masa

Kerja) dan pendidikan (Kualifikasi Pendidikan). Guru sekolah dasar yang

memiliki pengalaman kerja yang cukup, usia yang mendekati pensiun, cenderung

belum memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-4 padahal kualifikasi akademik

S-1 atau D-4 merupakan ketentuan mutlak yang harus dipenuhi untuk lulus uji

sertifikasi maka dimungkinkan guru tersebut akan menganggap sertifikasi itu

kurang penting, sedangkan kecenderungan guru yang memiliki pengalaman kerja

yang minim, usia yang masih muda cenderung memiliki kualifikasi akademik S-1

atau D-4 kemungkinan akan menganggap sertifikasi itu penting.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

16

4. Kebermaknaan (Meaningsful)

Persepsi guru terhadap sertifikasi timbul sebagai hasil proses pemaknaan

atau pemahaman dari kesatuan stimulus, perhatian, keadaan diri (Personality)

ataupun informasi yang diterima mengenai ketentuan-ketentuan sertifikasi

sehingga yang dimaksud kebermaknaan disini apakah sertifikasi itu bermakna

atau tidak bermakna bagi guru. Kemungkinan ada guru yang menganggap

sertifikasi itu bermakna atau bermanfaat karena dengan sertifikasi seorang guru

bisa mendapat tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok yang dapat

meningkatkan kesejahteraan guru sehingga persepsi terhadap sertifikasi itu akan

baik dan sebaliknya kemungkinan ada guru yang menganggap sertifikasi kurang

bermakna karena untuk mendapat tunjangan profesi saja harus mengikuti

sertifikasi sehingga kemungkinan persepsi guru tersebut terhadap sertifikasi juga

kurang baik.

5. Penilaian (Pengambil Keputusan)

Penilaian berhubungan dengan pemberian kesan atau anggapan sebagai

respon yang menyeluruh (integrated) dalam diri individu. Penilaian ini

dipengaruhi oleh perhatian terhadap stimulus, keadaan diri (Personality) serta

interpretasi dalam proses kebermaknaan. Dengan adanya penilaian akan

berdampak pada pengambilan sebuah keputusan. Berdasarkan uraian di atas

maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemungkinan ada guru yang memiliki

persepsi yang baik terhadap sertifikasi sehingga mereka akan mengikuti program

sertifikasi, sedangkan ada guru yang memiliki persepsi yang kurang baik

terhadap sertifikasi yang menyebabkan mereka enggan untuk mengikuti program

ini.

6. Objek

Objek yang menjadi kajian penelitian adalah sertifikasi guru yang

ditetapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Objek meliputi ukuran,

intensitas dan kontras atau pertentangan, Semakin besar ukuran objek tertentu,

maka persepsi seseorang terhadap objek tersebut akan semakin jelas dan mudah

dipahami. Terkait dengan sertifikasi guru, ukuran objek disini adalah penilaian

orang terhadap dampak guru yang telah disertifikasi dan yang belum disertifikasi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

17

yaitu guru yang telah tersertifikasi maka kesejahteraannya akan lebih baik

daripada guru yang belum tersertifikasi sesuai dengan UU RI No. 14 tahun 2005

pasal 16 yang menyebutkan bahwa “Guru yang memiliki sertifikat pendidik

memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta

dibayar pemerintah”. Dengan adanya undang-undang tersebut jelas dijelaskan

bahwa guru yang telah sertifikasi akan mendapatkan tunjangan profesi yang

dapat meningkatkan kesejahteraan guru.

Jika intensitas objek yang dipersepsikan semakin sering ditunjukkan,

maka objek tersebut semakin diperhatikan sehingga akan lebih mudah untuk

dipersepsikan. Dalam dunia pendidikan saat ini, Sertifikasi guru merupakan suatu

kebijakan yang akan membawa dampak terhadap peningkatan kesejahteraan yang

lebih baik bagi guru-guru yang telah tersertifikasi. Jadi perhatian guru terhadap

sertifikasi guru akan menjadi lebih besar sehinga akan lebih mudah

dipersepsikan.

Suatu objek yang semakin bertentangan atau kontras dengan sekitarnya

akan lebih menarik orang sehingga akan lebih mudah dipersepsikan oleh orang.

Dengan adanya sertifikasi guru membuka peluang pro dan kontra di antara

profesi yang lain menyangkut peningkatan kesejahteraan. Sehingga menimbulkan

kecemburuan sosial bagi tiap-tiap profesi.

7. Situasi

Situasi merupakan kondisi lingkungan dan keadaan di mana individu

mempersepsikan objek. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah

dan keluarga. Untuk lingkungan masyarakat tidak begitu dibahas karena sebagian

masyarakat yang tidak begitu paham dengan sertifikasi guru, yang mereka tahu

adalah semua guru akan mendapatkan kenaikan gaji padahal kenyataan tidak

demikian.

2. Sertifikasi Guru

a. Pengertian Sertifikasi

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

18

sertifikat pendidik untuk guru yang telah memenuhi standar kompetensi guru.

Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada

guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sertifikasi adalah prosedur yang

digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu

produk, proses atau jasa telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan (Mulyasa,

2007: 34).

Sertifikat pendidik adalah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan

tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas

guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.(Suyatno, 2008: 2).

Jurnal National Commission on Education Services (NCES) yang telah dikutip

oleh Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Standar Kompetensi dan Sertifikasi

Guru (2007: 34) menyatakan “Certification is a procedure whereby the state

evaluates and reviews a teacher candidate’s credential and provides him or her a

license to teach”. Artinya sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan

apakah seorang guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.

Berdasarkan rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa sertifikasi guru

merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki

kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada suatu pendidikan

tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga

sertifikasi. Oleh karena itu, proses sertifikasi di pandang sebagai bagian esensial

dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi sesuai kompetensi yang telah di

tetapkan dalam sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik.

Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru yang memenuhi

standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang

pendidikan tertentu.

b. Tujuan Sertifikasi Guru

Menurut Mulyasa (2007) mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru

adalah:

(1)Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (2) melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan, (3) membantu dan melindungi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

19

lembaga penyelenggara pendidikan, dengan menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap pelamar yang kompeten, (4) membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (5) memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa tujuan

sertifikasi guru adalah (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas

sebagai agen pembelajaran, (2) meningkatkan profesionalisme guru, (3)

meningkatkan proses dan hasil pendidikan, (4) mempercepat terwujudnya tujuan

pendidikan nasional.

Ibrahim Bafadal (2003: 53-54) menyatakan “Program sertifikasi

bertujuan untuk menciptakan tenaga guru dan kependidikan yang lebih berkualitas

sehingga kemampuan guru dapat meningkat dan memiliki standar kualifikasi”.

Atau dengan kata lain target akhir sertifikasi ini sebagai berikut :

1) Tersedianya tenaga guru terdidik atau terlatih yang memiliki standar

kualifikasi dan kompetensi.

2) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga guru

Berdasarkan rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

sertifikasi sebagai salah satu upaya peningkatan mutu atau kualifikasi kompetensi

dan kesejahteraan guru yang berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran

guru serta meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan secara berkelanjutan.

c. Manfaat Sertifikasi Guru

Menurut Ditjen PMPTK (2007: 2) mengungkapkan bahwa manfaat dari

sertifikasi yaitu :

1) Melindungi profesi guru dari praktek-praktek yang tidak berkompeten, yang dapat merusak profesi citra guru.

2) Melindungi masyarakat dari praktek-praktek pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.

3) Meningkatkan kesejahteraan guru.

Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007: 35-36) mengemukakan bahwa

sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut:

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

20

1) Pengawasan Mutu a) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan

seperangkat kompetensi yang bersifat unik. b) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk

mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan. c) Peningkatan profesionalisme mekanisme seleksi, baik pada waktu

awal masuk organisasi profesi maupun mengembangkan karier selanjutnya.

d) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

2) Penjaminan Mutu a) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi

terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap organisasi profesi beserta anggotanya dan sebaliknya organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi para pelanggan atau pengguna.

b) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para pelanggan atau penguna yang ingin mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.

Mulyasa (2007: 191-194) mengemukakan “Standar sertifikasi guru, uji

kompetensi sertifikasi guru baik secara teoritis maupun praktis memiliki manfaat

yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan”. Pentingnya uji

kompetensi dalam standar sertifikasi guru antara lain dapat dikemukakan berikut

ini:

1) Sebagai Alat Untuk Mengembangkan Standar Kompetensi Guru

Uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengembangkan standar

kompetensi guru yaitu kemampuan rata-rata guru, aspek mana yang perlu

ditingkatkan, dan siapa guru yang perlu mendapat pembinaan secara

berkesinambungan (continue), serta siapa yang telah mencapai standar

kemampuan minimal.

2) Untuk Pengelompokkan Guru

Hasil uji kompetensi guru dapat digunakan untuk mengelompokkan dan

menentukan mana guru yang profesional yang berhak menerima tunjangan

profesional, tunjangan jabatan dan penghargaan profesi serta guru yang tidak

profesional tidak berhak menerimanya.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

21

3) Setiap Bahan Acuan Dalam Pengembangan Kurikulum

Keberhasilan pendidikan tercermin dalam kualitas pembelajaran, dan

keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini harus dijadikan

acuan oleh lembaga pendidikan yang mempersiapkan calon guru karena

keberhasilan tersebut terletak pada berbagai komponen dalam proses

pendidikan dilembaga pendidikan.

4) Merupakan Alat Pembinaan Guru

Adanya syarat menjadi kriteria calon guru, maka akan terdapat

pedoman para administrator dalam memilih, menyeleksi dan menempatkan

guru sesuai dengan karakteristik serta jenjang sekolah.

5) Mendorong Kegiatan dan Hasil Belajar

Kegiatan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik sebagian besar

ditentukan oleh guru. Oleh karena itu, uji kompetensi dalam standar sertifikasi

guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal.

Berdasar rumusan di atas dapat disimpulkan bahwa sertifikasi

bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih mengacu kepada

pengawasan dan penjaminan mutu tenaga pendidik.

d. Prinsip Sertifikasi Guru

Setiap hal atau benda mempunyai karakteristik atau prinsip yang

mendasarinya. Ditjen PMPTK (2007: 4-5) mengungkapkan bahwa “Lima prinsip

dasar sertifikasi guru, yaitu dilaksanakan secara objektif, transparan dan

akuntabel, berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui

peningkatan guru dan kesejahteraan guru,dilaksanakan sesuai dengan peraturan

dan perundang-undangan, dilaksanakan secara terencana dan sistematis, dan

jumlah peserta sertifikasi guru di tetapkan oleh pemerintah”.

Berikut ini diuraikan prinsip-prinsip sertifikasi tersebut sebagai berikut:

1) Dilaksanakan secara objektif, transparan dan akuntabel

Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikasi pendidik

yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan

nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

22

memberikan peluang informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel

merupakan proses sertifikasi secara administratit, financial dan akademik.

2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan

guru dan kesejahteraan guru.

Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu

guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah

lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji

pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

guru. Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan

dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia

secara berkelanjutan.

3) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi

amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahnu 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.

Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru

kompetensi guru mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi

paedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sedangkan standar

kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru.

5) Jumlah peserta sertifikasi guru di tetapkan oleh pemerintah

Jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi tahunnya di

tetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang di tetapkan pemerintah

tersebut, maka di susunlah quota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing

provinsi dan kabupaten atau kota.

Menurut uraian di atas disimpulkan bahwa sertifikasi dilaksanakan

sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas

pendidik dan kesejahteraan pendidik dengan didasarkan atas keobjektifan,

transparansi, terencana, dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

23

e. Pelaksanaan Sertifikasi Guru

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen pasal 11 ayat (2) dinyatakan “Sertifikasi pendidik

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga

kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah“. Dengan

demikian sertifikasi guru diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan

Nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun

2007 tentang Sertifikasi Guru Dalan Jabatan. Oleh karena itu, persyaratan

perguruan tinggi negeri maupun swasta yang dapat melaksanakan sertifikasi guru

yaitu (1) memiliki program studi pengadaan tenaga kependidikan yang

terakreditasi sesuai peraturan yang berlaku, (2) ditetapkan oleh menteri

pendidikan nasional (Ditjen PMPTK, 2007: 4-5).

Penilaian guru peserta sertifikasi dilakukan oleh asesor yang telah

ditetapkan dan diseleksi oleh perguruan tinggi penyelengaraan sertifikasi,

sedangkan yang menetapkan asesor adalah rektor perguruan tinggi yang ditunjuk

sebagai pelaksanaan sertifikasi. Tugas asesor adalah menilai kompetensi guru

sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan (Ditjen PMPTK, 2007:

5). Contoh bentuk lembar penilaian sertifikasi untuk asesor selengkapnya dapat

dilihat dalam lampiran 23. Kriteria asesor yang ditetapkan oleh Departemen

Pendidikan Nasional dikutib Suyatno (2008: 8-9) yaitu:

1) WNI yang berstatus sebagai dosen, widyaiswara, instruktur/guru senior, atau pengawas di lingkungan Dinas Penddidikan yang bersertifikasi pendidik.

2) Sehat jasmani dan rohani, sehingga mampu melaksanakan tugas sertifikasi guru.

3) Memiliki komitmen dan sanggup melaksanakan sertifikasi guru secara objektif.

4) Berpendidikan minimal S-2 (ada unsur kependidikan). 5) Berpengalaman mengajar, melatih, atau membimbing guru atau

calon guru dalam rentang 5 (lima) tahun terakhir dalam bidang.

Menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sertifikasi

guru adalah perguruan tinggi negeri dan swasta yang memiliki program

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

24

pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan di tetapkan oleh Menteri

Pendidikan Nasional, sedangkan yang berhak memberikan penilaian adalah asesor

yang telah di tetapkan dan diseleksi oleh perguruan tinggi penyelenggara

sertifikasi.

f. Persyaratan Peserta Sertifikasi Guru

Menurut Permendiknas Nomor 18 tahun 2007, persyaratan utama peserta

sertifikasi bagi guru adalah guru yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana

Strata Satu (S-1) atau Diploma Empat (D-4). Selain itu, peserta sertifikasi tiap

tahun dibatasi oleh quota karena jumlah guru yang memenuhi persyaratan

kualifikasi akademik lebih besar daripada quota. Oleh karena itu, Dinas

Pendidikan Provinsi atau Dinas Kabupaten/Kota dalam menetapkan peserta

sertifikasi juga mempertimbangkan kriteria penetapan peserta. Penentuan guru

calon peserta sertifikasi menggunakan sistem rangking bukan berdasarkan seleksi

melalui tes. Masnur Muslich (2007: 19) menyatakan bahwa “Kriteria penyusunan

rangking penetapan peserta yaitu: masa kerja atau pengalaman mengajar, usia,

pangkat/golongan, beban mengajar, jabatan atau tugas tambahan, dan prestasi

kerja”. Kriteria tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Masa kerja atau pengalaman mengajar

Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai guru baik

sebagai PNS maupun non PNS.

2) Usia

Usia yang dihitung adalah usia kronologis, diperinci sampai dengan bulan

supaya dapat terlihat perbedaannya.

3) Pangkat/golongan

Kriteria ini khusus untuk guru PNS saja. Pangkat atau golongan adalah

pangkat/golongan yang sedang di duduki guru saat ini.

4) Beban mengajar

Beban mengajar adalah jumlah jam mengajar per minggu yang dilakukan oleh

guru saat di daftarkan sebagai pesrta sertifikasi guru.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

25

5) Jabatan atau tugas tambahan

Jabatan atau tugas tambahan adalah jabatan atau tugas tambahan yang

disandang oleh guru saat yang bersangkutan di usulkan mengikuti sertifikasi

guru. Tugas tambahan tersebut adalah sebagai kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, ketua program/jurusan dan lain-lain

6) Prestasi kerja

Prestasi kerja yang dimaksudkan disini adalah prestasi yang pernah diraih

guru seperti meraih predikat sebagai guru teladan, guru berprestasi, guru

berdedikasi, disiplin, dedikasi, dan loyalitas, pembimbinga teman sejawat,

pembimbingan siswa sampai mendapatkan penghargaan baik tingkat

kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun internasional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peserta uji

sertifikasi di tetapkan oleh pemerintah dengan memperhatikan ketentuan uji

sertifikasi yang harus dipenuhi seorang guru.

g. Prosedur Sertifikasi Guru

Ditjen PMPTK (2007: 13-15) menyatakan bahwa “Mekanisme

pelaksanaan sertifikasi guru ada tiga yaitu melalui portofolio bagi guru,

pendidikan profesi bagi calon guru, dan pendidikan dan lanjutan profesi guru

(PLPG).

Berikut ini diuraikan mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru:

1) Melalui penilaian portofolio bagi guru

Sertifikasi guru dilaksanakan melalui penilaian portofolio. Penilaian

portopolio tersebut merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru

dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:

a) Kualifikasi akademik

Yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan

guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2 atau S-3)

maupun non gelar (D-4), baik di dalam maupun di luar negeri. Bukti fisik

yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikasi

diploma.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

26

b) Pendidikan dan pelatihan

Yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan

pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan kompetensi

dalam melaksanakan tugas sebagai tugas sebagai pendidik, baik pada

tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun

internasional. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam,

atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.

c) Pengalaman mengajar

Yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik

pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga

yang berwenang (dapat dari pemerintah, atau kelompok masyarakat

penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa

surat keputusan/surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

d) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan

dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling

tidak memuat perumusan tujuan/kompetensi, pemilihan dan

pengorganisasian materi, pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario

pembelajaran, dan penilain proses dan hasil belajar. Bukti fisik dari sub

komponen ini berupa dokumen perencanaan pembelajaran

(RP/RPP/SP/RPI) yang diketahui disahkan oleh atasan.

e) Penilaian dari atasan dan pengawas

Yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan

pembelajaran individual. Kegiatan ini mencakup tahapan pra pembelajaran

(pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan

materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber belajar,

evaluasi, penggunaan bahasa), dan penutup (refleksi, rangkuman, dan

tinda lanjut). Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaian

oleh kepala sekolah atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran

yang dikelola oleh guru.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

27

f) Prestasi akademik

Yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan

bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia

penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional,

maupun internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik

(juara lomba atau penemuan karya monumental di bidang pendidikan atau

non kependidikan), pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti,

tutor), dan pembimbingan siswa kegiaitan extra kurikuler (pramuka,

drumband, madding, karya ilmiah remaja (KIR), dan lain-lain). Bukti fisik

yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan atau

sertifikat yang dikeluarkan berupa surat penghargaan, surat keterangan

atau sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga/panitia penyelenggara.

g) Karya pengembangan profesi

Yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil

pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru. Komponen ini meliputi

buku yang dipublikasikan pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, atau

nasional. Artikel yang dimuat dalam media jurnal/majalah/bulletin yang

tidak terakreditasi, terakreditasi, dan internasional, menjadi reviewer buku,

penulis soal EBTANAS/UN, modul/buku cetak lokal (kabupaten/kota)

yang minimal mencakup materi pembelajaran selama 1 (satu) semester,

media/alat pembelajaran dalam bidangnya, laporan penelitian tindakan

kelas (individu/kelompok) dan karya seni patung, rupa, tari, lukis, sastra,

dan lain-lain). Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat keterangan dari

pejabat yang berwenang tentang hasil karya tersebut.

h) Keikutsertaan dalam forum ilmiah

Yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dengan

bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,

nasional, atau internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai

peserta. Bukti fisik yang dilampirkan berupak makalah dan

sertifikasi/piagam bagi nara sumber, dan sertifikat/piagam bagi peserta.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

28

i) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial

Yaitu pengalaman guru menjadi pengurus organisasi kependidikan,

organisasi sosial atau mendapat tugas tambahan. Pengurus organisasi di

bidang kependidikan antara lain: pengurus Forum Komunikasi Kepala

Sekolah (FKKS), Forum Kelompok Kerja Guru (FKKG), Musyawarah

Guru Mata Pelajaran (MGMP), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia

(ISPI), Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI), Asosiasi

Bimbingan dan konseling Indonesia (ABKIN), dan Ikatan Sarjana

Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI), dan Persatuan Guru Republik

Indonesia (PGRI). Pengurus organisasi sosial anatar lain: ketua RT, ketua

RW, ketua LMD/BPD, dan pembina kegiatan keagamaan. Mendapat tugas

tambahan antara lain: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua jurusan,

kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala studio, kepala klinik

rehabilitasi, dan lain-lain. Bukti fisik yang dilampirkan adalah surat

keputusan atau surat keterangan dari pihak yang berwenang.

j) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

Yaitu pernghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan

dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria

kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis), kualitatif (komitmen, etos

kerja), dan relevan (dalam bidang/rumpun bidang), baik pada tingkat

kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun internasional. Bukti fisik yang

dilampirkan berupa fotokopi sertifikat, piagam, atau surat keterangan

(Ditjen PMPTK, 2007: 4-7).

Guru yang memiliki nilai portofolio di atas batas minimal (850)

dinyatakan lulus penilaian portofolio dan berhak menerima sertifikat pendidik.

Namun, guru yang hasil penilaian portofolionya memperoleh nilai kurang sedikit

dari batas minimal diberi kesempatan untuk melengkapi portofolio. Setelah

lengkap guru dinyatakan lulus dan berhak menerima sertifikat pendidik.

Fungsi portofolio dalam sertifikasi guru adalah untuk menilai kompetensi

guru dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai agen pembelajaran.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

29

Kompetensi paedagogik dinilai melalui dokumen kualifikasi akademik,

pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan

pembelajaran. Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dinilai melalui

dokumen penilaian dari atasan dan pengawas. Kompetensi profesional dinilai

melalui dokumen kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman

mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan prestasi akademik

(Ditjen PMPTK, 2003: 3). Selain fungsi di atas, portofolio juga berfungsi sebagai:

a) Wahana guru untuk menampilkan dan/atau membuktikan untuk kerjaannya yang meliputi produktivitas, kualitas, dan relevansi melalui karya-karya utama dan pendukung.

b) Informasi atau data dalam memberikan pertimbangan tingkat kelayakan kompetensi seorang guru, bila dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

c) Dasar menentukan kelulusan seorang guru yang mengikuti sertifikasi (layak mendapatkan sertifikasi pendidikan atau belum).

d) Dasar memberikan rekomendasi bagi peserta yang belum lulus untuk menentukan kegiatan lanjutan sebagai representasi kegiatan pembinaan dan pemberdayaan guru (Ditjen PMPTK, 2007: 3).

2) Melalui pendidikan profesi bagi calon guru

Diberlakukan bagi guru yang memperoleh nilai jauh di bawah batas

minimal lulus wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang

akan dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh menteri

pendidikan nasional. Pada akhir diklat profesi guru, dilaksanakan ujian dengan

materi uji menckaup empat kompetensi guru yaitu kompetensi paedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Bagi

guru yang lulus ujian berhak menerima sertifikat pendidik, dan guru yang

belum lulus diberi kesempatan untuk mengulang materi diklat yang belum

lulus sebanyak dua kali kesempatan.

3) Melalui pendidikan dan lanjutan profesi guru (PLPG)

Menurut Ditjen Dikti (2007: 4-7) dalam rambu-rambu pelaksanaan

pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG), dinyatakan bahwa PLPG

diberlakukan bagi guru peserta sertifikasi yang belum lulus pada penilaian

portofolio dan direkomendasikan untuk mengikuti PLPG oleh rayon LPTK

penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan di Kabupaten/Kota.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

30

Pelaksanaan PLPG ini dengan membentuk rombongan belajar yang

diupayakan satu bidang mapel/keahlian atau jika dari segi jumlah tidak

memungkinkan dapat dilakukan berdasarkan rumpun. Penyelenggaraan PLPG

ini diselenggarakan dengan bobot 90 jam pertemuan dengan alokasi 30 jam

pertemuan teori dan 60 jam pertemuan praktek. Pelaksanaan PLPG ini diakhiri

dengan ujian yang mencakup ujian tulis dan ujian kinerja (praktek

pembelajaran bagi guru kelas/bidang studi).

Ujian tulis dalam PLPG mencakup kompetensi profesional dan

kompetensi paedagogik, sedangkan ujian kinerja mencakup kompetensi

profesional, kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi

sosial. Peserta yang lulus mendapat sertifikat pendidik, sedangkan yang tidak

lulus diberi kesempatan untuk mengikuti ujian ulang yang dilaksanakan LPTK

penyelenggara sebanyak-banyaknya dua kali dengan tenggang waktu

sekurang-kurangnya dua minggu sejak tanggal pengumuman. Peserta yang

telah mengikuti ujian ulang sebanyak dua kali namun masih belum lulus maka

diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan atau Kandepag kabupaten/kota.

Secara umum menurut Suyatno (2008) prosedur pelaksanaan sertifikasi guru

disajikan pada gambar berikut ini:

Sertifikat Pendidik

Guru dalam jabatan S1/D4

Penilaian portofolio

Kegiatan melengkapi portofolio

Dinas Pendidikan

DIKLAT PROFESI GURU

Pelaksanaan diklat

Ujian

Ujian ulang

Lulus

Tidak lulus

Gambar 1. Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

Lulus

tidak lulus Lulus

tidak lulus

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

31

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa prosedur sertifikasi meliputi

hal-hal sebagai berikut :

1) Guru peserta sertifikasi menyusun dokumen portofolio dengan mengacu pada

panduan penyusunan perangkat sertifikasi bagi guru dalam jabatan.

2) Dokumen portofolio yang telah disusun, diserahkan kepada dinas pendidikan

kabupaten/kota untuk diteruskan kepada LPTK induk untuk dinilai oleh

asesor di rayon tersebut.

3) Hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi, bila mencapai skor minimal

kelulusan dan dinyatakan lulus akan memperoleh sertifikat pendidik.

4) Hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi yang belum mencapai skor

minimal kelulusan, Rayon LPTK akan merekomendasikan kepada peserta

dengan alternative sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan untuk melengkapi kekurangan dokumen

portofolio

b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru (Diklat Profesi Guru

atau DPG) yang diakhiri dengan ujian.

c. Materi DPG mencakup 4 (empat) kompetensi yakni kepribadian,

paedagogok, profesional dan sosial.

5) Pelaksanaan DPG di atur oleh LPTK penyelenggara dengan memperhatikan

skor hasil penilaian portofolio dan rambu-rambu yang ditetapkan oleh

Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).

a. Peserta DPG yang lulus ujian akan memperoleh sertifikasi pendidik.

b. Peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujian ulang

sebanyak dua kali, dengan tenggang waktu sekurang-kurangnya dua

minggu. Apabila tidak lulus peserta diserahkan kembali ke Dinas

Pendidikan kabupaten/kota.

6) Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu lulusan maka rambu-rambu

mekanisme, materi, dan sistem ujian DPG dikembangkan oleh Konsorsium

Sertifikasi Guru (Ditjen PMPTK, 2007:4).

Berdasarkan rumusan di atas maka disimpulkan bahwa pelaksanaan

sertifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian portofolio dan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

32

pendidikan profesi. Penilaian portofolio merupakan bentuk penilaian terhadap

kumpulan dokumen, sedangkan pendidikan profesi diberlakukan bagi guru yang

memperoleh nilai jauh di bawah minimal lulus.

B. Penelitian yang Relevan

1. Tri Winarsih. Persepsi Guru terhadap Undang-Undang Republik Indonesia

Nomer 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Studi Kasus pada SMK

Negeri 6 Surakarta Tahun 2006/2007). Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitiannya membahas

tentang profesi guru terkait dengan profesionalisme guru dan program

sertifikasi guru. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa guru SMK N 6

memiliki persepsi yang baik terhadap Undang-Undang tersebut, karena

Undang-Undang tersebut merupakan suatu upaya untuk melakukan

peningkatan kualitas profesi guru sekaligus sebagai upaya peningkatan

kesejahteraan bagi guru.

2. Lina Dewi Susilowati. Perbedaan Persepsi Guru terhadap Sertifikasi Ditinjau

dari Guru Senior dan Guru Junior Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan

Sawangan Kabupaten Magelang. Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Univesitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitiannya membahas

tentang ada tidaknya perbedaan persepsi guru yang signifikan terhadap

sertifikasi antara guru senior dengan guru junior sekolah dasar se-Kecamatan

Sawangan Kabupaten Magelang. Hasil penelitian ini adalah tidak ada

perbedaan persepsi guru yang signifikan terhadap sertifikasi antara guru senior

dan guru junior se-Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang.

C. Kerangka Pemikiran

”Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan

pesan” (Jalaluddin Rakhmat, 2001: 51). Persepsi mencakup kemampuan untuk

mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,

berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

33

rangsangan (Winkel 1996: 249). Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu

reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan atau stimulus dan

perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada. Persepsi satu orang dengan

orang yang lainnya berbeda sebagai bukti keunikan manusia. Perbedaan persepsi

tersebut dipengaruhi oleh faktor pribadi seseorang dan faktor dari luar, sehingga

walaupun objek yang dipersepsi sama hasilnya dapat berbeda-beda. Guru sekolah

dasar memiliki persepsi yang bebeda-beda terhadap sertifikasi guru. Sertifikasi

guru merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah

memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada suatu

pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi.

Persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang

diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak kemudian

diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian

dihasilkan persepsi. Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan stimulus,

pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah

diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk

sikap. Stimulus yang berkaitan dengan sertifikasi guru dapat berupa peningkatan

kesejahteraan guru yang lebih baik yang diwujudkan dalam pemberian tunjangan

dan kenaikan gaji sebesar satu kali gaji pokok.

Kemudian setelah adanya stimulus, akan ditafsirkan melalui respon guru

terhadap sertifikasi guru yang dipengaruhi oleh faktor perhatian, keadaan diri,

kebermaknaan, objek, situasi dan penilaian diri. Sehingga akan membentuk suatu

persepsi yang akan menentukan cara guru sekolah dasar berperilaku terhadap

suatu objek dalam hal ini adalah sertifikasi.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. 1. - digilib.uns.ac.id/Persepsi...proses pemberian arti terhadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Jadi persepsi mencakup

34

Untuk memperjelas keterangan di atas, berikut ini skema kerangka

pemikiran yang akan mempermudah dalam memahaminya.

Stimulus dan Respon

Penilaian atau Pengambilan Keputusan

Keadaan Diri (Personality)

Kebermaknaan (Meaningsful)

Perhatian

Persepsi Guru

Program

Sertifikasi Guru

Situasi

Objek

Gambar 2. Kerangka Pemikiran