bab ii landasan teori a. kajian teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/nartejo suprabowo_bab...

35
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai pengertian minat dan faktor- faktor yang dapat menumbuhkan minat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut. a. Pengertian Minat Istilah minat sering didengar dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam dunia pendidikan. Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila ia tertarik atau menyenangi sesuatu tersebut. Setiap individu mempunyai kecenderungan untuk menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara tertentu. Jika seseorang individu menemukan suatu objek dan menyenangi objek tersebut maka dikatakan individu tersebut menaruh minat terhadap objek tersebut. Minat adalah kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian, mencari, dan mengarahkan diri kepada suatu obyek tertentu yang diekspresikan melalui kesukaan terhadap suatu hal daripada hal lainnya dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi suatu aktivitas (Slameto:2010). Sementara itu, menurut Crow dan Crow (dalam Djaali 2008:121) minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Upload: vukhuong

Post on 30-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Minat

Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai pengertian minat dan faktor-

faktor yang dapat menumbuhkan minat. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut.

a. Pengertian Minat

Istilah minat sering didengar dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam

dunia pendidikan. Seseorang dikatakan berminat terhadap sesuatu bila ia tertarik

atau menyenangi sesuatu tersebut. Setiap individu mempunyai kecenderungan

untuk menghubungkan diri dengan lingkungan melalui cara-cara tertentu. Jika

seseorang individu menemukan suatu objek dan menyenangi objek tersebut maka

dikatakan individu tersebut menaruh minat terhadap objek tersebut.

Minat adalah kecenderungan seseorang untuk memberikan perhatian,

mencari, dan mengarahkan diri kepada suatu obyek tertentu yang diekspresikan

melalui kesukaan terhadap suatu hal daripada hal lainnya dan dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi suatu aktivitas (Slameto:2010).

Sementara itu, menurut Crow dan Crow (dalam Djaali 2008:121) minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi

atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh

kegiatan itu sendiri.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

9

Menurut Bigot (dalam Munawar 2003:17) seseorang dikatakan berminat

terhadap sesuatu bila individu itu memiliki dua unsur minat, yaitu perhatian dan

kesenangan. Seseorang dikatakan berminat apabila individu disertai adanya

perhatian, yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu

objek. Maka seseorang yang berminat pada suatu objek yang pasti perhatiannya

ditujukan pada objek kegiatan tersebut. Sementara itu, kesenangan adalah perasaan

senang terhadap suatu objek baik orang maupun benda akan menimbulkan minat

pada diri seseorang. Orang merasa tertarik kemudian pada gilirannya timbul

keinginan yang menghendaki agar objek tersebut menjadi miliknya. Dengan

demikian maka individu yang bersangkutan berusaha untuk memperhatikan objek

tersebut.

Unsur minat kemudian dipertegas oleh Jefkins (1996), minat merupakan

salah satu dari beberapa segi tingkah laku yang memiliki unsur seperti perhatian,

ketertarikan, keinginan, keyakinan, dan tindakan. Perhatian merupakan pemusatan

dari individu pada satu atau lebih objek yang menurut individu tersebut menarik;

rasa ketertarikan merupakan bentuk adanya perhatian seseorang mengenai segala

sesuatu yang berkaitan dengan objek tersebut; keinginan merupakan dorongan

untuk mengetahui secara lebih mendalam dan melakukan kegiatan yang berkaitan

dengan objek tersebut; keyakinan muncul setelah individu mempunyai informasi

yang cukup terhadap suatu objek sehingga merasa yakin bahwa hal yang

berhubungan dengan objek tersebut layak dilakukan dan akan memberikan

kepuasan; dan keyakinan yang cukup kuat pada individu untuk mengikuti apa yang

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

10

menjadi keinginannya, maka individu membuat suatu keputusan yang kemudian

diwujudkan melalui perilaku yang diharapkan.

Adanya minat terhadap suatu hal pada diri peserta didik memiliki peranan

yang cukup penting. Menurut Dikmenum (dalam Herliani 2009:42) minat dapat

digunakan untuk (a) mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk

pengarahan dalam pembelajaran; (b) mengetahui bakat dan minat peserta didik

yang sebenarnya; (c) sebagai pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual

peserta didik; (d) menggambarkan keadaan langsung di lapangan; (e)

mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat yang sama; (f) acuan dalam

menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang

tepat dalam penyampaian materi; (g) mengetahui tingkat minat peserta didik

terhadap pelajaran yang diberikan pendidik; (h) bahan petimbangan menentukan

program sekolah; dan (i) meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

b. Faktor-Faktor yang dapat Menumbuhkan Minat

Drever (dalam Herliani 2009:41), meninjau minat berdasarkan fungsi dan

strukturnya. Secara fungsional minat merupakan suatu jenis pengalaman perasaan

yang dianggap bermanfaat dan diasosiasikan dengan perhatian pada suatu objek

tertentu. Secara struktural minat merupakan suatu elemen dalam diri individu baik

bawaan maupun yang diperoleh lewat proses belajar, yang menyebabkan seseorang

merasa mendapatkan manfaat terhadap suatu objek tertentu atau merasa yang

berhubungan dengan objek atau pengetahuan.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

11

Ada beberapa faktor yang dapat menumbuhkan minat pada diri seseorang.

Menurut Drever (dalam Herliani, 2009;41-42) terdapat tiga faktor yang mendasari

timbulnya minat adalah sebagai berikut:

a) Faktor dorongan dalam. Dorongan dari individu itu sendiri menimbulkan

minat untuk melakukan tindakan tertentu untuk memenuhinya. Misalnya

dorongan makan, menimbulkan minat untuk mencari makanan.

b) Faktor motivasi sosial. Faktor ini merupakan faktor untuk melakukan suatu

aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungannya. Minat ini

merupakan semacam kompromi pihak individu dengan lingkungan

sosialnya. Misalnya minat belajar muncul karena ingin mendapatkan

penghargaan dari orangtua.

c) Faktor emosional. Emosi selalu menyertai seseorang saat berhubungan

dengan objek minat. Kesuksesan seseorang pada suatu aktivitas disebabkan

karena aktivitas tersebut menimbulkan perasaan senang atau puas,

sedangkan kegagalan menimbulkan perasaan tidak senang dan mengurangi

minat seseorang terhadap kegiatan tersebut.

Dalam menumbuhkan minat peserta didik dalam pembelajaran menyusun

pantun diperlukan beberapa tips. Menurut Soeharso (2009:42) untuk dapat

membangkitkan atau menumbuhkan minat menulis dapat dilakukan melalui tips

berikut:

a) Tidak semua orang suka menulis. Bagi orang yang sama sekali tidak suka

menulis atau membaca akan susah untuk dapat melahirkan suatu karya tulis.

Oleh karena itu, untuk dapat menulis harus ada minat walaupun hanya sedikit.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

12

b) Harus dimulai walau terasa susah. Mengawali merupakan usaha yang paling

berat. Biasanya bila awal sudah berjalan semua akan mengalir dengan

sendirinya. tanamkan keyakinan bahwa semua yang bisa selalu diawali

dengan tidak bisa.

c) Tulis apa saja dalam buku catatan agar muncul ide dan gagasan. Selalu bawa

buku catatan untuk mencatat hal-hal penting, terutama data dan infornaasi,

atau apa saja yang spontan melintas di kepala. Dari sana biasanya akan timbul

ide atau gagasan suatu topik untuk tulisan.

d) Tumbuhkan ambisi dan semangat untuk menulis. Semangat harus

ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Tidak ada orang, lain yang, marnpu

membawa perubahan tanpa adanya semangat perubahan dari diri sendiri.

Tidak ada orang lain yang dapat membuat seseorang menjadi penulis tanpa

seseorang itu belajar sendiri untuk menjadi penulis.

e) Tidak takut mencoba dan tidak takut gagal. Kegagalan adalah keberhasilan

yang tertunda. Jangan takut gagal, coba dan coba lagi. Semua orang pasti

pernah mengalami kegagalan. Perbaikan setiap kali gagal harus dicoba. Justru

dari kegagalan orang dapat belajar dari kesalahan dan kelemahan.

2. Kemampuan Menulis Pantun

Dalam bagian ini dipaparkan mengenai pengertian hakikat kemampuan,

hakikat menulis, hakikat pantun dan langkah-langkah menulis pantun. Adapun

rinciannya adalah sebagai berikut.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

13

a. Hakikat Kemampuan

Kemampuan merupakan hal yang telah ada dalam diri kita sejak lahir.

Kemampuan yang ada pada diri manusia juga disebut dengan potensi. Potensi yang

ada dalam diri manusia sebenarnya bisa diasah. Para ahli menyampaikan pendapat

tentang kemampuan tetapi pada dasarnya memiliki arti yang sama.

Salah satunya adalah pendapat Chaplin (1997: 34) ability (kemampuan,

kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan)

untuk melakukan suatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan

bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik (Robbins 2000: 46).

Croff (dalam Moenir 2001:76) berpendapat bahwa kemampuan pada

hakikatnya menunjukan kecakapan seperti yang dimiliki seseorang untuk

menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sejalan dengan itu, Gibson

(1996:237) mengemukakan bahwa kemampuan menunjuk pada potensi seseorang

untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan berhubungan dengan

kemampuan fisik dan mental seseorang untuk melaksanakan pekerjaan.

Kemampuan ini akan tercermin dari sikap yang ditunjukkan dalam menyelesaikan

pekerjaannya.

Pendapat lain mengenai kemampuan dikemukakan oleh Thoha (2001:93) yang

menyatakan bahwa kemampuan merupakan salah satu unsur dalam kematangan

berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilanyang diperoleh dari pendidikan,

latihan, dan pengalaman.

Dengan demikian kemampuan pada masing-masing orang bisa berbeda-beda

sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Perbedaan

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

14

kemampuan itu ada yang karena bawaan sejak lahir ditakdirkan tidak sama antar

kemampuan yang dimiliki seseorang. Ada juga yang beranggapan bukan

disebabkan sejak lahir, melainkan karena perbedaan menyerap informasi yang ada,

bahkan ada yang menganggap perbedaan itu karena perpaduan antara keduanya.

Jika diamati lebih cermat, kemampuan seseorang terdiri dari beberapa unsur.

Hal ini seperti disampaikan oleh Moenir (2001:79) yang menyatakan bahwa

kemampuan mempunyai unsur-unsur yang saling berkaitan dan tidak dapat

dipisahkan, yaitu:

(1) Aspek fisik, aspek ini berkaitan dengan kondisi jasmani;

(2) Aspek intelegensia, aspek ini menggambarkan kemampuan berpikir dan

kemampuan merealisasikan gagasan atau ide-idenya. Aspek ini

mencakup ketrampilan dan kecerdasan;

(3) Aspek sikap mental, aspek ini menggambarkan tentang karakteristik dan

sikap seseorang dalam mengantisipasi lingkungannya pada suatu waktu

dan tempat tertentu.

Perpaduan dari ketiga unsur di atas akan memperlihatkan kemampuan yang

ada. Apabila seseorang memiliki ketiga unsur tersebut dengan baik; artinya

kondisi fisik, intelegensi, dan mentalnya baik, maka kemampuannya akan

semakin baik. Tetapi jika terdapat kelemahan pada salah satu unsur maka tentu

kemampuannya akan menjadi berkurang atau lebih rendah.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang.

Faktor-faktor tersebut bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Faktor luar

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

15

bersumber dari lingkungan alam dan sosial, sedangkan faktor dari dalam,

bersumber dari siswa itu sendiri.

Robbin (2000: 46-48) mengatakan bahwa kemampuan terdiri atas dua faktor,

yaitu, (a) kemampuan intelektual (intelectual ability), yaitu kemampuan

melakukan aktivitas secara mental, dan (b) kemampuan fisik (physical ability),

yaitu kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan

karakteristik fisik.

Keith Davis (dalam Mangkunegara 2000: 67) mengatakan secara psikologis

kemampuan terdiri atas kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality

(knowledge + skill), artinya karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan

sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

Kemampuan adalah sesuatu yang sifatnya dinamis, artinya kemampuan tidak

bersifat statis dan dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Untuk itu diperlukan

aktivitas tertentu yang dapat bermanfaat meningkatkan kemampuan kerja, yaitu

melalui pendidikan dan latihan. Hal ini seperti dikemukakan oleh Riyanto (2010)

bahwa teknik dari pada pengembangan karyawan dapat dilaksanakan melalui

pendidikan dan latihan. Pendidikan dan latihan dapat mengembangkan

kemampuan karyawan bukan saja untuk menangani pekerjaan mereka saat ini

tetapi juga pekerjaan mereka di masa yang akan datang.

Dengan demikian dapat disimpulkan, kemampuan (ability) adalah kecakapan

atau potensi menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau

merupakan hasil latihan atau praktik dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

16

yang diwujudkan melalui tindakannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan seseorang adalah dari dalam atau psikologis dan faktor dari luar

pengaruh lingkungan. Faktor psikologis meliputi minat, bakat, kesiapan,

sedangkan faktor dari luar meliputi metode, guru, teman, dan latar belakang.

b. Hakikat Menulis

Menurut Tarigan (2008:3), menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa

yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap

muka dengan orang lain. Selain sebagai alat komunikasi, menulis juga merupakan

keterampilan berbahasa yang produktif dan reseptif. Keterampilan menulis tidak

didapatkan secara alamiah, tetapi melalui proses belajar dan berlatih. Melengkapi

pendapai tersebut, Nurudin (4:2010) mengungkapkan bahwa menulis adalah

segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami.

Menulis pantun termasuk dalam kegiatan menulis kreatif. Disebut sebagai

menulis kreatif karena untuk melahirkan karyanya penulis menggunakan pikiran-

pikiran kreatifnya sehingga terciptalah karya yang indah yang mengemban tujuan

penulis. Hal ini didukung oeleh pendapat Kusmayadi (2009:35) menulis pantun

adalah proses kreatif, yaitu menciptakan sesuatu yang semula tidak ada menjadi

ada.

Menurut Trianto (dalam Ripai 2012:151) menulis kreatif merupakan kegiatan

yang bersifat apresiatif dan ekspresif. Apresiatif maksudnya melalui kegiatan

menulis orang dapat mengenali, menyenangi, menikmati, dan mungkin

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

17

menciptakan kembali secara kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks

kreatif karya orang lain dengan caranya sendiri. Ekspresif dalam arti bahwa penulis

dimungkinkan mengekspresikan atau mengungkapkan berbagai pengalaman atau

berbagai hal yang terdapat dalam dirinya untuk dikomunikasikan kepada orang lain

melalui tulisan sebagai sesuatu yang bermakna.

Menulis kreatif pada hakikatnya adalah menafsirkan kehidupan. Melalui

karyanya penulis ingin mengomunikasikan sesuatu kepada pembaca. Karya kreatif

merupakan interpretasi yang dilakukan penulis terhadap kehidupan, yang

kemudian dituangkan melalui medium bahasa yang dipilih oleh masing-masing

penulis.

Sebelum melakukan kegiatan menyusun teks secara tertulis, seorang penulis

dituntut untuk tegas dan jelas dalam menentukan tujuan menyusun teks secara

tertulis. Hal tersebut sangat penting dilakukan karena menjadi titik awal atau titik

tolak dalam seluruh kegiatan penyusunan teks tertulis tersebut.

Menurut Tarigan (2008: 24) tujuan menyusun teks secara tertulis, yaitu untuk

memberitahukan atau mengajar (wacana informatif); meyakinkan atau mendesak

(wacana persuasif); mengibur, menyenangkan, atau mengandung nilai estetis

(wacana kesastraan), dan mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat (wacana

ekspresif).

Sama halnya dengan kegiatan lain, menulis juga mempunyai manfaat-manfaat

positif. Tentu saja manfaat tersebut berbeda-bada antara satu orang dengan yang

lain bergantung tujuan orang tersebut menulis, target yang ingin dicapai dan sejauh

mana usaha yang dilakukan.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

18

Manfaat menulis kreatif menurut Pennebeker (dalam Hernowo 2004:5255)

antara lain, (1) menjernihkan pikiran, (2) mengatasi trauma, (3) membantu

mendapatkan dan mengigat informasi baru, (4) membantu memecahkan masalah,

dan (5) menulis bebas membantu dalam proses menulis. Pendapat ini

mengisyaratkan banyak manfaat yang diperoleh dengan menulis kreatif terutama

dari segi psikologis seperti menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, dan mampu

membantu memecahkan masalah.

Selain manfaat-manfaat tersebut, dalam bukunya The Power of Creative

Writing, Bernard Pearcy (dalam Nurudin 2010:19) mengungkapkan beberapa

manfaat menulis kreatif. Manfaat-manfaat tersebut antara lain, (1) sarana

mengungkapkan diri, (2) sarana pemahaman, (3) membantu mengembangkan

kepuasan pribadi, kebanggaan, prasaan harga diri, (4) meningkatkan kesadaran

dan penyerapan terhadap lingkungan, (5) mengembangkan suatu pemahaman

tentang dan kemampuan menggunakan bahasa.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi menyusun teks

diantaranya dapat membantu peserta didik berpikir kritis, memecahkan masalah

yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, pendorong kemauan dan

kemampuan mengumpulkan informasi, pengembangan daya inisiatif dan

kreativitas, dan menumbuhkan keberanian.

Proses menulis tidak dapat dilakukan secara instan. Menulis membutuhkan

proses. Menulis akan relatif lebih mudah apabila mengikuti tahapan-tahapan yang

ditentukan. Tahapan menulis 4P menurut Yunus (2015: 28) adalah sebagai berikut

ini.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

19

(1) Tahap pikir. Tahap ini perlu memikirkan apa topik yang akan ditulis, bahan

tulisan, cara membuat tulisan menarik, waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tulisan, bukan memulai tulisan. Pikirkan segala hal yang perlu

disiapkan untuk menulis.

(2) Tahap praktik. Tahap untuk praktik menuangkan ide dan gagasan ke dalam

bentuk tulisan. Gunakan gaya bahasa sendiri, alur isi tulisan yang disajikan,

tata tulis yang digunakan. Praktik menulis bertumpu pada implementasi ide,

gagasan, dan perasaan menjadi tulisan yang sesungguhnya.

(3) Tahap penyuntingan. Tahap untuk membaca kembali tulisan yang sudah

dibuat dan melakukan revisi atas tulisan agar menjadi lebih memadai dan

menarik. Penyuntingan dapat dilakukan dengan mengurangi atau menambah

isi tulisan sesuai dengan tujuan menulis di samping mengoreksi tata tulis,

ejaan, dan pemilihan kata yang tepat.

(4) Tahap publikasi. Tahap akhir aktivitas menulis yang fokus pada upaya untuk

mempublikasikan atau menerbitkan tulisan yang sudah selesai dibuat.

Sedangkan Suparno dan Yunus (2009: 1.14-1.25) menjelaskan tahap-tahap

penulisan sebagai berikut:

(1) Tahap Prapenulisan. Tahap ini merupakan fase persiapan dalam menulis.

Pada fase prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih topik, menetapkan

tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan atau informasi yang diperlukan,

serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam bentuk kerangka karangan.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

20

(2) Tahap Penulisan. Tahap ini merupakan fase untuk mulai mengembangkan

butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan

memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.

Kerangka karangan yang telah dibuat dikembangkan menjadi awal karangan,

isi karangan dan akhir karangan.

(3) Tahap Pascapenulisan. Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan

penyempurnaan draft karangan yang telah dihasilkan. Kegiatan penyuntingan

dan perbaikan karangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut,

a) membaca keseluruhan karangan;

b) menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan

bila ada hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan;

c) melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.

Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa proses menulis

terbagi menjadi beberapa tahapan yakni prapenulisan, penulisan, pascapenulisan,

dan publikasi. Kegiatan yang dilakukan dalam menulis dimulai dari menentukan

topik, tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun dan mengembangkan ide, gagasan,

dan perasaan menjadi sebuah karangan utuh mulai awal sampai akhir, mengoreksi

dan merevisi karangan apabila terdapat kesalahan, kemudian menerbitkan tulisan

yang sudah selesai dibuat.

c. Hakikat Pantun

Pantun tergolong salah satu puisi lama asli Indonesia. Keaslian tersebut tampak

pada persebaran pantun di wilayah Indonesia dengan nama yang berbeda. Di

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

21

daerah Melayu biasa disebut dengan pantun, di Batak Mandailing disebut ende-

ende, di Jawa Tengah disebut parikan dan wawangsalan, di Jawa Timur disebut

lagu lodrug, dan di Sunda disebut paparikan (Muljana 1953:132 dan Supardo

1969:42). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan, tetapi sekarang dijumpai

juga pantun tertulis (Nursisto 2000:11). Pengaruh Melayu di dalam pantun juga

membedakannya dengan syair yang mendapat pengaruh Arab maupun gurindam

yang mendapat pengaruh India/Hindu (Semi 1988:149 serta Fatoni dan Fatimah

1986:58).

Kata pantun diambil dari bentuk basa krama bahasa Jawa, pari yang sama

dengan kata pari dalam bahasa Sansekerta paribhasya (peribahasa) yang artinya

susunan atau aturan (Semi 1988:146). Adapun Dr. Bransetter mencoba

menguraikan bahwa kata pantun berasal dari akar kata tun yang kemudian menjadi

tuntun yang artinya menyusun atau teratur. Dalam bahasa Tagalog, kata tersebut

menjadi tonton yang artinya berbicara menurut aturan tertentu. (Semi 1988:147).

Samidi (1962:89) menambahkan beberapa pendapat ahli tentang asal mula istilah

pantun. Menurut Pynappel dan Djajadiningrat, kata pantun berasal dari bahasa Jawa

paribasan yang berarti umpama atau ibarat. Ophuiysen, pantun sama dengan istilah

ende di dalam bahasa Mandailing yang berarti umpama atau ibarat. Mozasa

beranggapan bahwa kata pantun berasal dari kata tun yang artinya mengatur,

merangkai, dan menyusun. Adapun menurut Suseno (2008:43-44), pantun berasal

dari akar kata tun yang berarti arah, pelihara, dan bimbing, seperti yang

ditunjukkan oleh kata tuntun dan tunjuk.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

22

Natia (2008: 72) berpendapat bahwa pantun berarti ibarat, seperti, umpama,

laksana. Sementara Semi (dalam Ganie 2015: 9) mendefinisikan pantun adalah

genre/jenis puisi yang berasal dari tradisi linguistik bahasa Indonesia. Sugiarto

(2015: 5) menyatakan bahwa pantun merupakan gubahan yang diuntai atau diikat

oleh ikatan-ikatan tertentu.

Meminjam istilah Suseno (2010:179), pantun adalah jiwa Melayu. Budaya

Melayu memiliki pengaruh yang besar di Indonesia. Bahasa Melayu merupakan

cikal bakal bahasa Indonesia. Karena dipengaruhi oleh budaya Melayu, pantun pun

mencerminkan karakter masyarakat Melayu. Dengan demikian, pantun juga

mencerminkan karakter masyarakat Indonesia.

Pantun mencerminkan karakter Melayu yang sangat santun dalam

berkomunikasi demi tidak menyinggung lawan bicara. Dari segi estetik, pantun

menunjukkan keindahan rangkaian kata-kata yang diucapkan dengan irama

tertentu. Irama tersebut dapat merangsang sensitivitas sehingga bisa menyadarkan

penikmatnya terhadap indahnya kehidupan. Dari segi moralitas, pantun berisi

norma-norma kehidupan. Pantun bisa berguna bagi semua umur karena berisi

norma-norma moral panduan hidup. Dari sisi linguistik, pantun membantu

penuturnya merangkaikan kata-kata dengan irama tertentu dan memiliki makna. Di

dalam pantun terkandung logika. Dengan kata lain, pantun mengajarkan kecerdasan

tertentu bagi penuturnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pantun adalah puisi

lama asli Indonesia (termasuk dalam sastra lisan dan sastra tertulis) yang dapat

dijadikan ibarat, sarana untuk menyampaikan petunjuk, tuntunan, atau bimbingan.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

23

Struktur pantun dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian

bawah. Bagian atas pantun/separuh bait di awal pantun disebut sampiran sedangkan

bagian bawah pantun/separuh bait di akhir pantun disebut isi atau maksud pantun

(Muljana 1953:125). Sampiran memuat hal-hal yang berkaitan dengan alam. Lebih

luas lagi, sampiran juga berisi gambaran tentang hal-hal konkret dan pengalaman.

Adapun isi atau maksud memuat tujuan dari pantun tersebut (Agni 2009:6).

Keberadaan sampiran dan isi juga menjadi pembeda pantun dengan puisi lama yang

lain seperti syair dan mantra.

Ada berbagai pendapat tentang keterkaitan makna antara sampiran dan

isi. Amir Hamzah (dalam Semi 1988:147) berpendapat bahwa sampiran memuat

pikiran dan perasaan yang memiliki kaitan makna dengan bagian isi. bagian

sampiran tidak sekadar dibuat sebagai pembentuk bunyi yang akan diikuti oleh

bagian isi pantun, tetapi keduanya diciptakan dalam suatu kesatuan berpikir.

Pendapat ini disangkal oleh Ophuysen (dalam Supardo 1951:18).

Menurut Ophuysen, hubungan antara sampiran dan isi bukanlah hubungan makna,

melainkan hubungan bunyi. Keduanya saling mengisi dalam kesamaan rima.

Pantun merupakan gubahan yang diuntai atau diikat oleh ikatan-ikatan tertentu.

Ikatan-ikatan inilah yang merupakan ciri khas yang mudah dikenali

(Sugiarto 2009:12). Pantun yang dikembangkan di dalam penelitian ini adalah

pantun yang sampiran dan isinya memiliki keterkaitan bunyi tanpa keterkaitan

makna.

Hoykas (dalam Sugiarto 2009: 7) berpendapat bahwa pantun yang baik

memiliki hubungan yang tersembunyi pada sampiran dan isi. Sedangkan pada

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

24

pantun yang kurang baik hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan

persamaan bunyi.

Ciri lain yang membedakan pantun dengan puisi lama yang lain adalah

kelengkapan informasi yang disampaikan. Di dalam pantun, informasi yang

disampaikan selesai dalam satu bait. Hal ini dapat dipahami karena pantun semula

disampaikan secara lisan. Ketika satu bait pantun selesai, pantun tersebut dibalas

oleh lawan bicara dengan informasi yang berbeda.Pantun tidak dapat dipakai untuk

bercerita karena pantun dalam sebait sudah memuat “cerita” yang lengkap. Berbeda

dengan syair yang tiap-tiap baitnya masih memiliki keterkaitan informasi. Syair

dapat dibuat berpuluh-puluh bait sesuai panjang pendeknya cerita yang dibuat

(Supardo 1969:56 serta Fatoni dan Fatimah 1986:58).

Sugiarto (2015: 5) mengemukakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai

berikut.

(1) Setiap untai (bait) terdiri atas empat larik (baris).

(2) Banyaknya suku kata tiap baris sama atau hampir sama, biasanya terdiri atas

8-12 suku kata.

(3) Pola sajak akhirnya ab-ab.

(4) Baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan

keempat disebut isi pantun (makna, tujuan, dan tema pantun). Baris sampiran

mengandung tenaga pengimbau bagi pendengar untuk segera mendengar atau

membaca baris isi.

Sedangkan Ganie (2015: 22) mengemukakan ciri-ciri pantun biasa

antara lain sebagai berikut.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

25

(1) Setiap baris dibentuk dengan jumlah kata antara 4-6 atau 8-12 kata (kovensi

pola baris),

(2) Setiap bait dibentuk dengan jumlah baris sebanyak 4 baris (konvensi pola

bait),

(3) Kata-kata di baris 1-2 (sampiran) mempunyai hubungan fonetis dengan

katakata yang ada di larik 3-4(isi),

(4) Formula persajakannya merujuk kepada pola sajak akhir a/b/a/b.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pantun memiliki

ciri-ciri (a) satu bait pantun terdiri atas 4 baris, (b) jumlah kata tiap baris berkisar

antara 4-6 kata, (c) jumlah suku kata tiap baris berkisar antara 8-12 suku kata, (d)

baris pertama dan kedua disebut sampiran sedangkan baris ketiga dan keempat

disebut isi. Keduanya memiliki hubungan fonetis, dan (e) pola sajak pantun

berakhiran a/b/a/b.

Terdapat beberapa macam dasar pengelompokan pantun. Berdasarkan

bentuknya, Rizal (2010:16-20) mengelompokkan pantun menjadi pantun biasa,

karmina, talibun, dan pantun berkait. Pendapat tersebut didukung oleh Supardo

(1969:47) dan Samidi (1962:97). Pendapat tersebut beralasan pada keberadaan

sampiran dan isi di dalam puisi-puisi lama tersebut. Selain itu, keempat puisi lama

tersebut juga memuat informasi yang lengkap di dalam satu bait. Ciri-ciri keempat

jenis pantun tersebut disajikan di dalam tabel berikut.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

26

Tabel 1 Klasifikasi Pantun Berdasarkan Bentuknya

Jenis Pantun Ciri-ciri

Pantun Biasa a. Setiap bait terdiri atas empat baris

b. Setiap baris terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata

c. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran sedangkan

baris ketiga dan keempat adalah isi

d. Umumnya bersajak/berima ab-ab

Karmina/

pantun kilat

Apabila dituliskan dalam empat baris sebait:

a. tiap barisnya terdiri atas 4 sampai dengan 5 suku kata

b. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris

ketiga dan keempat merupakan isi

c. Bersajak a-b-a-b

Apabila dituliskan dalam dua baris sebait:

a Tiap-tiap barisnya terdiri atas 8 sampai dengan 10 suku

kata.

b Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua

merupakan isi.

c Bersajak a-a

Talibun a. Setiap bait terdiri atas lebih dari 4 baris tetapi selalu genap

jumlahnya (6, 8, 10 dst)

b. Setiap baris terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata

c. Separuh bait yang pertama merupakan sampiran dan separuh

bait kedua merupakan isi

d. Bersajak abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya

Pantun

berkait

a. Setiap bait terdiri atas 4 baris

b. Setiap baris terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata

c. Bersajak ab-ab

d. Baris kedua pada bait pertama menjadi baris pertama pada

bait kedua.

e. Baris keempat pada bait pertama menjadi baris ketiga pada

bait kedua

Berdasarkan isi atau temanya, pantun dibedakan menjadi lima macam.

Pantun-pantun tersebut meliputi pantun anak-anak, pantun remaja/dewasa, pantun

orang tua, pantun teka-teki, dan pantun jenaka (Sugiarto 2009:14).

Pantun anak-anak menggambarkan perasaan anak-anak (Fatoni dan

Fatimah 1986:53). Pantun dunia anak-anak yang biasanya berisi rasa senang dan

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

27

sedih. Oleh karena itu, jenis pantun anak dibedakan menjadi pantun bersuka cita

dan pantun berduka cita (Sugiarto 2009:14).

Pantun remaja/dewasa berisi kehidupan remaja/dewasa. Tema cinta sangat

dominan dalam pantun remaja/dewasa. Oleh karena itu, H.C. Klinkert menyebut

pantun sebagai minnezangen (lagu cinta kasih). Pantun remaja/dewasa dibedakan

menjadi pantun dagang atau pantun nasib, pantun perkenalan, pantun

berkasihkasihan, pantun berceraian, dan pantun beriba hati (Sugiarto 2009:14).

Pantun orang tua berisi pendidikan, ajaran agama, dan petuah hidup

(Supardo 1969:49). Pantun orang tua terdiri atas pantun nasihat, pantun adat, pantun

agama, pantun budi, pantun kepahlawanan, pantun kias, dan pantun peribahasa

(Sugiarto 2009:15).

Pantun teka-teki merupakan pantun yang digunakan oleh seluruh lapisan

masyarakat. Di dalam pantun teka-teki terdapat sebuah pertanyaan (teka-teki) yang

harus dipecahkan oleh lawan bicara. Jawaban atas teka-teki tersebut disampaikan

dalam bentuk pantun (Surana dalam Susanti 2009:20).

Pantun jenaka merupakan pantun yang digunakan para pemuda untuk

bersenda gurau.Pantun ini biasanya berisi lelucon atau cerita-cerita yang bersifat

ringan (Fatoni dan Fatimah 1986:55).

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis pantun dibedakan

berdasarkan bentuk dan berdasarkan isi. Berdasarkan bentuk, pantun dibedakan

menjadi empat jenis, yaitu (1) pantun biasa, (2) karmina atau pantun kilat, (3)

talibun, dan (4) pantun berkait. Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi lima

jenis, meliputi (1) pantun anak-anak, (2) pantun remaja/dewasa, (3) pantun orang

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

28

tua, (4) pantun jenaka, dan (5) pantun teka-teki. Jenis pantun yang dikaji di dalam

penelitian ini adalah pantun biasa yang terdiri atas pantun anak, pantun nasihat,

pantun jenaka, dan pantun teka-teki.

d. Langkah-Langkah Menulis Pantun

Pada hakikatnya menulis adaah suatu kegiatan yang digunakan untuk

menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, atau informasi secara tertulis

menggunakan bahasa sebagai medianya. Menulis pantun adalah kegiatan yang

dilakukan untuk menuangkan gagasan atau perasaan dalam karya sastra lama yang

terdiri atas sampiran dan isi dengan berpedoman pada syarat-syarat pantun yang

telah ditentukan. Orang yang belum terbiasa menulis pantun akan mengalami

kesulitan sehingga perlu adanya cara atau teknik agar pembelajaran menulis pantun

dapat dilakukan dengan mudah.

Secara garis besar, Sugiarto (2013:8) membagi langkah-langkah menulis

pantun menjadi tiga. Pertama, menentukan tema. Tema tersebut berkaitan dengan

jenis pantun yang akan ditulis. Kedua, mengumpulkan kosakata yang berkaitan

dengan tema yang telah ditentukan. Disadari atau tidak, setiap jenis dan tema

tertentu dalam sebuah pantun akan memiliki kecenderungan untuk menggunakan

kata-kata tertentu. Ketiga, teknis penulisan.

Teknis penulisan terdiri atas lima tahap: mencari kata terakhir isi yang seusai

dengan tema, membuat kalimat dengan kata-kata tersebut sesuai dengan aturan

pantun, mencari kata terakhir pada sampiran, membuat kalimat dengan kata-kata

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

29

tersebut sesuai dengan aturan pantun, serta memeriksa kembali pantun yang sudah

dibuat.

Pendapat tersebut sejalan dengan Wiyanto. Menurut Wiyanto (2005:1214)

menulis pantun supaya mudah dilakukan dengan cara membuat isi terlebih dahulu

baru membuat sampiran. Isi pantun dirangkai menjadi dua kalimat dan diletakkan

dalam baris ketiga dan keempat. Setelah itu, barulah dicari sampiran yang sesuai.

Sampiran biasanya berkaitan dengan alam, misalnya binatang, buah-buahan,

bunga-bungaan, peristiwa-peristiwa alam, dan sebagainya. Sampiran juga dapat

dikaitkan dengan pengalaman ataupun lingkungan sekitar. Seperti halnya isi

pantun, baris pertama dan baris kedua pada sampiran pun hendaknya memiliki

keterkaitan. Dengan cara demikian, pantun dapat dibuat dengan mudah dan tepat.

Sugiarto (2015: 5) membagi langkah-langkah menulis pantun menjadi tiga: (a)

menentukan tema; (b) mengumpulkan kosakata yang berkaitan dengan tema yang

telah kita tentukan; (c) teknis penulisan. Tema pantun akan berkaitan dengan jenis

pantun yang akan ditulis. Oleh karena itu perlu sekali untuk mengingat

pengelompokan pantun berdasarkan isinya.

Sama halnya dengan Ganie (2015: 48-49) yang membagi langkah menulis

pantun adalah sebagai berikut.

(1) Merangkai kosa kata di baris 3-4 (isi).

(2) Mencari kosa kata untuk ditempatkan di akhir baris pertama dan kedua

(3) Dianjurkan memilih kosakata yang sama suku katanya. Hasil pemilihan

kosakata yang demikian dinilai kreatif dibandingkan dengan sekadar

menempatkan kosakaat yang sama huruf terakhirnya saja.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

30

(4) Mencari kosa kata yang dapat dirangkai dengan kata yang ditemukan pada

langkah kedua.

(5) Pemilihan suku kata minimal sama huruf akhir katanya.

(6) Pantun dikatakan baik jika memenuhi syarat minimal yaitu kosa kata di baris

pertama dan ketiga serta kedua dan keempat bersajak akhir sama.

3. Metode Mind mapping

Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

suatu maksud.( Surahmad, 1980: 75) Makin baik metode akan makin efektif pula

pencapaian tujuannya. Metode tidak lain dari rencana keseluruhan dalam

menyajikan materi bahasa secra teratur.

Adapun yang dimaksud pembelajaran Menurut Gagne, Briggs, dan Wagner

(dalam Winataputra 2008) adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada peserta didik. Sedangkan menurut

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud metode

pembelajaran adalah cara atau jalan yang ditempuh oleh guru untuk menyampaikan

materi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Metode pembelajaran banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode

pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing, tidak

menggunakan satu macam metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

31

metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar

mengajar.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran

menyusun pantun, yakni metode mind mapping atau peta pikiran. Menurut

Sulistyana (2011:77), metode mind mapping merupakan cara yang mudah

merangkum suatu pelajaran yang memiliki suatu topik dengan cara membuat peta

pikiran, berbentuk diagram pohon, menuliskan tema atau topik di tengah kertas

kemudian menuliskan kata-kata kunci pada cabang-cabang tema tersebut. Kata

kunci merupakan kata-kata tertentu atau kata-kata inti. Melalui kata-kata kunci

yang dipilih seperti diagram atau cabang-cabang pohon, informasi mudah diterima

otak. Cara termudah membuat mind mapping adalah memberikan prinsip dasar kata

kunci.

Metode mind mapping adalah aktivitas pemetaan proses menulis. Dalam teori

creative writing teknik mind mapping dapat diterapkan dalam proses kreatif

menulis para penulis/pengarang, khususnya pada fase pengolahan ide. Dalam fase

ini, penulis/pengarang dapat menjabarkan idenya dengan metode mind mapping

untuk membentuk elemen-elemen tulisannya (Pranoto, 2011:115).

Peta pikiran (mind map) bisa digunakan untuk membantu penulisan esai

atau tugas-tugas yang berkaitan dengan konsep (Huda 2013:307). Konsep tersebut

kemudian dipetakan secara lebih rinci untuk mempermudah pemahaman tentang

materi yang dipelajari.

Peta pikiran (peta konsep) menurut Trianto (2007:160) dilakukan dengan

membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide-ide penting

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

32

atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Peta-peta konsep tersebut

membentuk hierarkhi dari konsep yang umum dan berurutan ke yang khusus.

Teknik pemetaan pikiran memungkinkan otak menggunakan semua gambar

dan asosiasinya dalam pola radikal dan jaringan sebagaimana otak dirancang seperti

yang secara internal selalu digunakan otak, dan anda perlu membiasakan diri

kembali. Teknik mind mapping merupakan cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak. Teknik pemetaan

pikiran adalah cara mencatat kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan”

pikiran-pikiran kita. Teknik pemetaan pikiran bisa dibandingkan dengan peta kota.

Bagian tengah pemetaan pikiran sama halnya dengan pusat kota dan mewakili

gagasan terpenting; jalan-jalan protokol yang memancar keluar dari pusat kota

merupakan pikiran-pikiran utama dalam proses berpikir, jalan-jalan atau cabang-

cabang sekunder merupakan pikiran sekunder (Buzan 2013:4).

Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah

akan memetakan pikiran-pikiran. Mind mapping juga merupakan peta rute yang

memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran,

dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti mengingat

informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada menggunakan

metode mencatat tradisional. Selain itu mind mapping adalah sistem penyimpanan,

penarikan data dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa dalam otak

manusia yang menakjubkan.

Mind mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual dan

grafis yang akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

33

kembali informasi yang telah dipelajari. Mind mapping adalah satu metode

mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind mapping memadukan

dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang.

Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang

untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis

maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya

memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pemetaan pikiran

(mind mapping) merupakan metode mencatat kreatif imajinatif dengan citra visual

dan prasarana grafis lainnya untuk memetakan pikiran sehingga dapat membentuk

kesan.

Pada penerapan metode mind mapping memiliki beberapa kelebihan dan

kekurangan. Buzan (2013:110) mengemukakan beberapa manfaat atau kelebihan

pemetaan pikiran (mind map), diantaranya sebagai berikut: (1) meningkatkan

kecepatan berpikir, (2) memberi kelenturan yang tak terbatas, (3) menjelajah jauh

dari pemikiran tempat ide-ide orisinal menunggu.

Selain memiliki kelebihan, metode pemetaan pikiran juga mempunyai

kekurangan. Kekurangan metode ini adalah apabila terdapat peserta didik yang

tidak menyukai menggambar dan mewarnai, maka mereka cenderung akan merasa

bosan (Muhibullah, 2011:31).

Buzan (2009:14) menerangkan bahwa untuk dalam menerapkan metode mind

mapping diperlukan sarana dan prasarana, diantaranya: kertas kosong tak bergaris,

pena dan pensil warna, otak dan imajinasi. Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

34

membuat mind mapping membutuhkan imajinasi atau pemikiran. Adapun cara

pembuatan mind mapping adalah sebagai berikut:

a) Mulailah dari tengah kertas kosong.

b) Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama.

c) Gunakan berbagai warna.

d) Hubungan cabang-cabang utama ke gambar pusat.

e) Buatlah garis hubung yang melengkung.

f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.

g) Gunakan gambar.

Metode mind mapping dapat bermanfaat secara optimal bila dilaksanakan

dengan tepat. Buzan (2013) mengungkapkan sejumlah aturan yang harus diikuti

agar metode tersebut dapat memberikan manfaat secara optimal. Berikut

penjabarannya.

a) Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3

dengan orientasi horizontal (landscape). Central topic diletakkan di tengah-

tengah kertas dan sedapat mungkin berupa image dengan minimal 3 warna.

b) Garis: lebih tebal untuk BOIs (Basic Ordering Ideas) dan selanjutnya

semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung

(tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata

atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.

c) Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis.

Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar

huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

35

d) Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, tabel dan

ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau

memungkinkan gunakan image yang 3 dimensi agar lebih menarik lagi.

e) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5-6 warna. Warna berbeda

untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.

f) Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di

tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke

segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2-7 buah yang disusun sesuai

dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.

Gambar 1

Contoh Aplikasi Mind mapping

Menurut Buzan (2010:15) Langkah dalam membuat mind mapping sebagai

berikut :

a) Mind mapping dibuat dengan menulis topiknya di bagian tengah, yang sisi

panjangnya diletakkan mendatar. Memulai dari tengah memberi kebebasan

kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan

dirinya dengan lebih bebas dan alami.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

36

b) Mind mapping dibuat dengan gambar atau foto untuk ide sentral. Sebuah

gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.

Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus,

membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak.

c) Mind mapping dibuat dengan menggunakan warna karena warna sama

menariknya dengan gambar.Warna membuat mind mapping lebih hidup,

menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.

d) Mind mapping dibuat dengan menghubungkan cabang-cabang utama ke

gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat

satu dan dua, dan seterusnya. Otak senang mengaitkan dua, tiga, atau empat

hal sekaligus. Bila kita hubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah

mengerti dan mengingat.

e) Mind mapping dibuat dengan garis hubung yang melengkung, bukan garis

lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. Apabila menghubungkan

cabang-cabang tersebut, akan lebih mudah dimengerti dan diingat.

Penghubung cabang-cabang utama akan menciptakan dan menetapkan

struktur dasar atau arsitektur pikiran. Ini serupa dengan cara pohon

mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari batang utama.

f) Mind mapping menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci

tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind mapping.

Setiap kata tunggal atau gambar adalah pengganda, menghasilkan sederet

asosiasi, hubungannya sendiri, dan memicu ide dan pikiran baru. Kalimat atau

ungkapan cenderung menghambat efek pemicu ini. Mind mapping yang

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

37

memiliki lebih banyak kata kunci seperti tangan yang semua sendi jarinya

bekerja.

g) Mind mapping dibuat dengan menggunakan gambar sentral karena setiap

gambar bermakna seribu kata. Apabila kita memiliki 10 gambar di dalam

mind mapping, mind mapping kita sudah setara dengan 10.000 kata catatan.

Sedangkan langkah-langkah persiapan membuat peta pikiran menurut Huda

(2013:307) sebagai berikut.

a) Mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kuncikata kunci

dari ceramah tersebut.

b) Menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai

poin/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran.

c) Membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang

topik tersebut.

d) Merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan

memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas.

e) Menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada

satu lembar saja.

f) Menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahanpermasalahan

yang terkait dengan topik bahasan.

g) Mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian.

4. Penerapan Metode Mind mapping dalam Pembelajaran Menylis Pantun

Keterampilan menulis tidak dapat lepas dari membaca sesuai dengan

pernyataan Kuncoro (2009:5) semakin sering membaca juga dapat semakin

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

38

meningkatkan pengetahuan, menemukan inspirasi/ide menulis dan rasa percaya diri

untuk menulis. Oleh karena itu, penulis pun harus memiliki kegemaran membaca

untuk menambah pengetahuannya.

Parera dan Tasai (1996:27) menjelaskan bahwa pembelajaran menulis

merupakan pembelajaran keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk

tertulis. Seseorang dituntut kreatifitasnya dalam menulis karena ia harus

menggunakan seluruh indera dan menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Keterampilan menyusun yang merupakan salah satu bentuk keterampilan menulis

pun membutuhkan keahlian yang serupa dengan menulis.

Sehubungan dengan hal tersebut, berikut langkah-langkah pembelajaran

keterampilan menulis pantun dengan metode peta pikiran (mind map).

a) Pemodelan pantun.

Pemodelan pantun artinya sebelum peserta didik melaksanakan pembelajaran,

peserta didik akan diberikan pantun untuk mengenal pantun. Pantun yang

diberikan akan membantu peserta didik untuk memahami pengertian, ciri-ciri

dan struktur pantun.

b) Penerapan metode pembelajaran peta pikiran (mind map) untuk menulis

pantun.

Metode pembelajaran peta pikiran (mind map) digunakan untuk membantu

peserta didik memahami unsur-unsur pantun dengan cara yang menyenangkan.

Penerapannya dilakukan dalam pembelajaran menulis pantun pada tahapan

menulis pantun.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

39

c) Pembimbingan penulisan pantun melalui dengan metode pembelajaran peta

pikiran (mind map).

Pembimbingan ini dilakukan oleh guru kepada peserta didik dengn tujuan

memberikan pemahaman dan menjawab kesulitan-kesulitan dalam

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Pada tahap pembimbingan ini

peserta didik bebas bertanya apa saja kepada guru tentang hal-hal yang belum

dipahami dari pembelajaran menyusun pantun menggunakan metode peta

pikiran (mind map).

d) Evaluasi penyusunan pantun menggunakan metode pembelajaran mind

mapping.

Setelah proses pembelajaran terlaksana, dilakukan evaluasi untuk mengukur

kemampuan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menulis pantun.

Evaluasi diberikan kepada seluruh peserta didik sebagai alat ukur tercapainya

kompetensi pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran menyusun pantun dengan metode peta pikiran

(mind map) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2: Langkah-langkah pembelajaran menulis pantun denga metode mind

mapping

Kegiatan Aspek Langkah-Langkah Pembelajaran

Awal Persiapan

Peralatan

Pendukung

1. Persiapan bahan ajar menulis pantun.

2. Persiapan alat dan media pembelajaran.

3. Pengondisian kelas agar peserta didik siap mengikuti

pembelajaran.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

40

Pemberian

Apersepsi

1. Apersepsi dengan cara menunjukkan sebuah pantun

kepada peserta didik.

2. Penjelasan tujuan pembelajaran menulis pantun pada

peserta didik.

3. Penjelasan manfaat pembelajaran menulis pantun pada

peserta didik.

4. Pemberian motivasi agar peserta didik semangat untuk

mengikuti pembelajaran menulis pantun.

Inti Penyampai

an Materi

1. Memperlihatkan contoh pantun pada peserta didik.

2. Tanya jawab tentang topik pantun, ciri-ciri pantun,

struktur pantun, langkah-langkah menulis pantun, dan

metode peta pikiran (mind map) antara guru dan peserta

didik

3. Penjelasan hal-hal penting pada pantun dan alur

pelaksanaan pembelajaran menulis pantun dengan

metode peta pikiran (mind map) pada peserta didik

Penggunaa

n Metode

Pembelajar

an

1. Peserta didik menerima lembar kerja berupa satu lembar

kertas yang berisikan foto.

2. Peserta didik mengamati foto kemudian mulai membuat

rangkaian kata dengan cara membuat peta kata

berdasarkan foto tersebut.

3. Merangkai kata-kata menjadi isi pantun dari peta kata

yang sudah dibuat.

4. Merangkai kata-kata menjadi peta sampiran dari peta

kata yang sudah dibuat, dengan memperhatikan

keterkaitan isi dan sampiran serta sajak akhir pada tiap

baris.

5. Menggabungkan bagian sampiran dan isi pantun.

6. Merevisi hasil pantun yang telah dibuat.

Pemberian

Evaluasi

1. Maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil

menulis pantun oleh peserta didik.

2. Pemberian komentar pada peserta didik yang maju.

3. Pemberian simpulan tentang hal-hal penting pada

pantun, topik pantun, menulis pantun pada peserta didik

Akhir Penguatan

dan

Penutup

1. Tanya jawab perihal materi yang belum dipahami antara

peserta didik dan guru

2. Menyimpulkan pembelajaran pada hari itu oleh peserta

didik dan guru.

3. Melakukan refleksi pembelajaran pada hari itu oleh

peserta didik dan guru.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

41

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran menulis pantun merupakan salah satu materi bahasa Indonesia

pada kelas VII yang dianggap kurang menarik bagi siswa. Sementara itu, masih

banyak guru yang kurang optimal dalam memberikan pembelajaran tersebut.

Akibatnya, hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran menulis pantun harus

ditingkatkan.

Untuk mengatasi segala permasalahan peserta didik dalam pembelajaran

menulis pantun, maka diperlukan strategi yang tepat. Ada berbagai cara yang dapat

digunakan untuk mendukung pengoptimalan pembelajaran menulis pantun.

Misalnya dengan penggunaan media yang menarik, melakukan aktifitas yang

meningkatkan minat peserta didik ataupun menggunakan metode pembelajaran

yang tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat

dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran menulis pantun yaitu metode

mind mapping. Dalam metode mind mapping peserta didik dikuatkan pada cara

menghadapi persoalan dengan langkah penyelesaian yang sistematis, yaitu

memahami masalah, menulis rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa

kembali. Metode tersebut mengarahkan peserta didik untuk membuat pemetaan

terhadap ide-ide barunya, dan kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuat

pantun. Berdasarkan uraian tersebut,kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan melalui skema berikut ini.

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. a.repository.ump.ac.id/2232/3/NARTEJO SUPRABOWO_BAB II.pdf · 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Minat Dalam bagian ini akan

42

Bagan 1: Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan rumusan yang menyatakan harapan adanya hubungan

tertentu antara dua fakta atau lebih (Ismawati 2003:31). Hipotesis dari penelitian

eksperimen ini sebagai berikut.

H1 : Tidak ada perbedaan minat dan keterampilan menulis pantun dengan metode

mind mapping.

H0 : Ada perbedaan minat dan keterampilan menulis pantun dengan metode mind

mapping.

Banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam pembelajaran

menulis pantun.

Minat peserta didik dalam

pembelajaran menyusun pantun

masih rendah

Pembelajaran menyusun pantun

dengan metode mind mapping

Keefektifan metode mind mapping dalam

mengatasi permasalahan dan minat peserta

didik dalam menulis pantun

Pengaruh Penggunaan Metode..., Nartejo Suprabowo, Program Pascasarjana UMP, 2017